49
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah DTM dari berbagai metode
pengolahan yang tercantum pada bab 3. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini,
maka akan dilakukan analisis dengan metode komparasi dari setiap DTM di bawah
ini.
4.1 Hasil
Data terestris yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peta topografi (Gambar
4.1 Peta Topografi Terestris). Gambar 4.2 menampilkan overlay peta terestris dengan
orthofoto.
Gambar 4.1 Peta Terestris
50
Gambar 4.2 Overlay Peta Terestris dengan Orthofoto
4.1.1 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)
Gambar 4.3 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)
Gambar 4.3 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 4B yang diperoleh
melalui proses filtering dengan SMRF. DTM fotogrametri ini memiliki rentang
ketinggian antara 60 m sampai dengan 80 m.
51
4.1.2 DTM Fotogrametri 4B (Filtering dengan slope-based)
Gambar 4.4 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering slope-based)
Gambar 4.4 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 4B yang diperoleh
melalui proses filtering dengan slope-based. DTM fotogrametri ini memiliki rentang
ketinggian antara 60 m sampai dengan 82.5 m.
4.1.3 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan SMRF)
Gambar 4.5 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan SMRF)
Gambar 4.5 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 12B yang
diperoleh melalui proses filtering dengan SMRF. DTM fotogrametri ini memiliki
rentang ketinggian antara 60 m sampai dengan 80 m.
52
4.1.4 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan slope-based)
Gambar 4.6 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan slope-based)
Gambar 4.6 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 12B yang
diperoleh melalui proses filtering dengan slope-based. DTM fotogrametri ini
memiliki rentang ketinggian antara 60 m sampai dengan 82.5 m.
4.1.5 DTM Fotogrametri LPS
Gambar 4.7 DTM Fotogrametri LPS
Gambar 4.7 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri yang diperoleh dari
pengolahan menggunakan LPS. DTM fotogrametri ini memiliki rentang ketinggian
antara 60 m sampai dengan 81.2 m.
53
4.1.6 DTM Terestris
Gambar 4.8 DTM Terestris
Gambar 4.8 menampilkan hasil berupa DTM terestris. DTM terestris ini memiliki
rentang ketinggian antara 58.5 m sampai dengan 79.3 m
4.2 Analisis
Ketelitian planimetrik (σhor) dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13:
σ2
hor = σ2
gch + σ2at + σ
2plt + σ
2kar = 0.106 meter
Untuk skala peta 1:1000 dengan probabilitas 90% (1.645σ) ketelitian yang diperoleh
adalah 0.304 meter (Hakim & Mertotaroeno). Berdasarkan pengertian tersebut, maka
orthofoto yang dihasilkan pada penelitian ini memenuhi skala 1:1000.
Analisis dilakukan menggunakan metode komparasi dengan menjadikan DTM
terestris sebagai referensi. Komparasi dilakukan untuk koordinat horizontal (X, Y)
dan koordinat vertikal (Z). Komparasi koordinat vertikal dilakukan untuk DTM
fotogrametri Agisoft 4B (filtering SMRF) dengan DTM fotogrametri Agisoft 4B
(filtering slope-based), DTM fotogrametri Agisoft 4B (filtering SMRF) dengan DTM
terestris, DTM fotogrametri Agisoft 4B (filtering slope-based) dengan DTM terestris,
DTM fotogrametri Agisoft 12B (filtering SMRF) dengan DTM terestris, DTM
fotogrametri Agisoft 12B (filtering slope-based) dengan DTM terestris, dan DTM
fotogrametri LPS dengan DTM terestris.
54
4.2.1 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)
dengan DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan slope-based)
Gambar 4.9 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B Filtering SMRF dengan Filtering slope-based
Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian
antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM fotogrametri yang
difilterisasi slope-based memiliki rentang -1.9 meter sampai dengan 13.2 meter. Area
yang memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan
warna biru. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang besar
divisualisasikan dengan warna merah. Dapat dilihat pada Gambar 4.9 bahwa hampir
keseluruhan komparasi DTM berwarna biru dan tidak terlihat visualisasi warna
merah. Area komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter).
Area semacam hutan kecil dengan pepohonan memiliki perbedaan tinggi yang
menengah (± 5 meter), yang divisualisasikan dengan warna kehijauan.
Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-
rata dari selisih Z DTM 4B SMRF dan DTM 4B slope-based adalah sebesar 0.882 m
dengan selisih Z maksimum 13.188 m dan selisih Z minimum -1.922 m.
55
4.2.2 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)
dengan DTM Terestris
Gambar 4.10 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering SMRF) dengan DTM Terestris
Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian
antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM terestris memiliki
rentang -4.5 meter sampai dengan 5 meter. Area yang memiliki perbedaan tinggi
yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna kekuningan pada Gambar 4.10,
adalah area yang relatif datar dan homogen ketinggiannya yaitu persawahan. Area
komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Sementara
area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan dengan warna
merah, adalah area semacam hutan kecil dengan pepohonan atau semak-semak.
Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-
rata dari selisih Z DTM 4B SMRF dan DTM Terestris adalah sebesar 0.870 m
dengan selisih Z maksimum 5.51 m dan selisih Z minimum -4.55 m. RMSE sebesar
1.315 m.
Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12
titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11.
56
Gambar 4.11 Sketsa Persebaran Titik Sampel
Perbedaan koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Gambar 4.11.
Tabel 4.1 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT Z SELISIH
Z
AREA KLASIFIKASI
SMRF TERESTRIS
A 70.994 70.994 0.000 1 Lapangan Sumur
B 70.97 70.977 -0.007 1 Lapangan Sumur
C 70.964 70.944 0.020 1 Lapangan Sumur
D 68.415 68.428 -0.013 2 Petak Sawah
E 69.066 68.957 0.109 2 Petak Sawah
F 68.168 68.161 0.007 2 Petak Sawah
G 73.989 74.01 -0.021 3 Petak Sawah
H 74.928 74.750 0.178 3 Petak Sawah
I 74.706 74.564 0.142 3 Petak Sawah
J 65.685 65.579 0.106 4 Petak Sawah
K 65.793 65.719 0.074 4 Petak Sawah
L 66.14 66.073 0.067 4 Petak Sawah
Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM Terestris
sebesar 0.062 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM
Terestris sebesar 0.085. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang
digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan
57
pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan
kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.
4.2.3 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan slope-based)
dengan DTM Terestris
Gambar 4.12 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering slope-based) dengan DTM Terestris
Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.12 dapat dilihat rentang perbedaan
ketinggian antara DTM fotogrametri yang difiltering slope-based dengan DTM
terestris memiliki rentang -15 meter sampai dengan 3.5 meter. Area yang memiliki
perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna oranye
kecoklatan. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar
divisualisasikan dengan warna biru (± 10 sampai dengan – 15 meter). Hampir semua
area di komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna kecoklatan. Hal ini
menunjukkan, secara umum DTM fotogrametri yang difiltering slope-based dengan
DTM terestris memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga
memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi
yang lebih besar adalah area di pinggir DTM.
Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari
selisih Z DTM 4B slope-based dan DTM Terestris adalah sebesar 0.640 m dengan
selisih Z maksimum 3.542 m dan selisih Z minimum -15.03 m. RMSE sebesar 0.971
m.
58
Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12
sampel titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11.
Perbedaan koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 4B (slope-based) dan DTM Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT Z SELISIH
Z
AREA KLASIFIKASI
SLOPE-
BASED TERESTRIS
A 70.994 70.994 0.000 1 Lapangan Sumur
B 70.970 70.977 -0.007 1 Lapangan Sumur
C 70.964 70.944 0.020 1 Lapangan Sumur
D 68.415 68.428 -0.013 2 Petak Sawah
E 69.066 68.957 0.109 2 Petak Sawah
F 68.168 68.161 0.007 2 Petak Sawah
G 73.988 74.01 -0.022 3 Petak Sawah
H 74.894 74.750 0.144 3 Petak Sawah
I 75.133 74.564 0.569 3 Petak Sawah
J 65.685 65.579 0.106 4 Petak Sawah
K 65.793 65.719 0.074 4 Petak Sawah
L 66.140 66.073 0.067 4 Petak Sawah
Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (Slope-based) dan DTM Terestris sebesar
0.094 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (Slope-based) dan DTM Terestris
sebesar 0.178 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang
digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan
pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan
kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.
59
4.2.4 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering SMRF) dengan
DTM Terestris
Gambar 4.13 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering SMRF) dengan DTM Terestris
Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian
antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM terestris memiliki
rentang -2.0 meter sampai dengan 5.5 meter. Area yang memiliki perbedaan tinggi
yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau pada Gambar 4.13,
adalah area yang relatif datar dan homogen ketinggiannya yaitu persawahan. Area
komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Sementara
area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan dengan warna
merah, adalah area semacam hutan kecil dengan pepohonan atau semak-semak.
Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari
selisih Z DTM 12 B SMRF dan DTM Terestris adalah sebesar 0.861 m dengan
selisih Z maksimum 5.537 m dan selisih Z minimum -2.334 m. RMSE sebesar 1.333
m.
Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12
titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan
koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.3.
60
Tabel 4.3 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 12B (SMRF) dan DTM Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT Z SELISIH
Z
AREA KLASIFIKASI
SMRF TERESTRIS
A 70.977 70.994 -0.017 1 Lapangan Sumur
B 70.938 70.977 -0.039 1 Lapangan Sumur
C 70.891 70.944 -0.053 1 Lapangan Sumur
D 68.391 68.428 -0.037 2 Petak Sawah
E 68.65 68.957 -0.307 2 Petak Sawah
F 68.142 68.161 -0.019 2 Petak Sawah
G 74.017 74.01 0.007 3 Petak Sawah
H 74.996 74.750 -0.246 3 Petak Sawah
I 74.339 74.564 0.225 3 Petak Sawah
J 66.108 65.579 0.529 4 Petak Sawah
K 65.613 65.719 -0.106 4 Petak Sawah
L 65.957 66.073 -0.116 4 Petak Sawah
Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (SMRF) dan DTM Terestris sebesar
0.142 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (SMRF) dan DTM Terestris sebesar
0.207 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang digunakan
berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan pepohonan.
Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan untuk
identifikasi titik di orthofoto.
4.2.5 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering slope-based)
dengan DTM Terestris
Gambar 4.14 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering slope-based) dengan DTM Terestris
61
Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.14 dapat dilihat rentang perbedaan
ketinggian antara DTM fotogrametri yang difilterisasi slope-based dengan DTM
terestris memiliki rentang -2.5 meter sampai dengan 15 meter. Area yang memiliki
perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau.
Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan
dengan warna merah (± 10 sampai dengan – 15 meter). Hampir semua area di
komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna hijau. Hal ini menunjukkan,
secara umum DTM fotogrametri yang difilterisasi slope-based dengan DTM terestris
memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga memiliki perbedaan
tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi yang lebih besar adalah
area di pinggir DTM.
Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari
selisih Z DTM 12 B slope-based dan DTM Terestris adalah sebesar 0.573 m dengan
selisih Z maksimum 15.133 m dan selisih Z minimum -3.616 m. RMSE sebesar
0.943 m.
Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12
titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan
koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 12B (slope-based) dan DTM Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT Z SELISIH
Z
AREA KLASIFIKASI
SLOPE-
BASED TERESTRIS
A 70.990 70.994 -0.004 1 Lapangan Sumur
B 70.960 70.977 -0.017 1 Lapangan Sumur
C 70.896 70.944 -0.048 1 Lapangan Sumur
D 68.391 68.428 -0.037 2 Petak Sawah
E 68.919 68.957 -0.038 2 Petak Sawah
F 68.105 68.161 -0.056 2 Petak Sawah
G 74.214 74.01 0.204 3 Petak Sawah
H 74.735 74.750 0.015 3 Petak Sawah
I 74.942 74.564 -0.378 3 Petak Sawah
62
J 65.917 65.579 0.338 4 Petak Sawah
K 65.964 65.719 0.245 4 Petak Sawah
L 66.099 66.073 0.026 4 Petak Sawah
Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (slope-based) dan DTM Terestris sebesar
0.117 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (slope-based) dan DTM Terestris
sebesar 0.175 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang
digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan
pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan
kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.
4.2.6 Komparasi DTM Fotogrametri LPS dengan DTM Terestris
Gambar 4.15 Komparasi DTM Fotogrametri LPS dengan DTM Terestris
Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.15 dapat dilihat rentang perbedaan
ketinggian antara DTM fotogrametri hasil pengolahan LPS dengan DTM terestris
memiliki rentang -6.5 meter sampai dengan 12.3 meter. Area yang memiliki
perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau
kekuningan. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar
divisualisasikan dengan warna merah (± 7.5 sampai dengan – 12.3 meter). Hampir
semua area di komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna hijau. Hal ini
menunjukkan, secara umum DTM fotogrametri hasil pengolahan LPS dengan DTM
terestris memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga memiliki
perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi yang lebih
besar adalah area di pinggir DTM.
63
Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-
rata dari selisih Z DTM LPS dan DTM Terestris adalah sebesar 0.428 m dengan
selisih Z maksimum 12.332 m dan selisih Z minimum -6.844 m. RMSE sebesar
0.699 m.
Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12
titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan
koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Koordinat Z DTM LPS dan DTM Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT Z SELISIH
Z
AREA KLASIFIKASI
LPS TERESTRIS
A 71.217 70.994 0.223 1 Lapangan Sumur
B 71.134 70.977 0.157 1 Lapangan Sumur
C 71.080 70.944 0.136 1 Lapangan Sumur
D 68.621 68.428 0.193 2 Petak Sawah
E 69.096 68.957 0.139 2 Petak Sawah
F 68.458 68.161 0.297 2 Petak Sawah
G 73.588 74.01 -0.422 3 Petak Sawah
H 74.546 74.750 0.204 3 Petak Sawah
I 74.344 74.564 0.220 3 Petak Sawah
J 65.545 65.579 -0.034 4 Petak Sawah
K 65.748 65.719 0.029 4 Petak Sawah
L 66.068 66.073 -0.005 4 Petak Sawah
Rata-rata selisih Z dari DTM LPS dan DTM Terestris sebesar 0.172 meter. RMSE
dari DTM LPS dan DTM Terestris sebesar 0.206 meter. Selisih Z yang kecil ini
dapat terjadi karena titik sampel yang digunakan berada di area terbuka dan tidak ada
noise seperti bangunan dan pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan
mempertimbangkan kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.
64
4.2.7 Komparasi Planimetrik Orthofoto dan Peta Terestris
Komparasi dilakukan dengan mengambil koordinat dari 12 sampel titik. Persebaran
sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan koordinat dari titik
sampel dicantumkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perbandingan Koordinat Planimetrik Orthofoto dan Terestris
NAMA
TITIK
KOORDINAT
ORTHOFOTO
KOORDINAT TERESTRIS SELISIH
JARAK
(m)
AREA KLASIFIKASI
X (m) Y (m) X (m) Y (m)
A 571947.726 9196530.119 571948.463 9196528.974 1.362 1 Lapangan Sumur
B 571955.637 9196524.468 571955.473 9196522.915 1.562 1 Lapangan Sumur
C 571953.743 9196540.423 571955.114 9196539.562 1.619 1 Lapangan Sumur
D 571870.988 9196495.080 571870.777 9196495.263 0.279 2 Petak Sawah
E 571859.396 9196476.699 571859.656 9196477.075 0.457 2 Petak Sawah
F 571880.830 9196486.331 571880.924 9196486.492 0.186 2 Petak Sawah
G 571771.729 9196737.078 571771.342 9196736.742 0.513 3 Petak Sawah
H 571747.626 9196719.343 571746.924 9196719.124 0.735 3 Petak Sawah
I 571762.192 9196731.189 571763.026 9196731.321 0.844 3 Petak Sawah
J 572138.445 9196556.602 572137.893 9196556.103 0.744 4 Petak Sawah
K 572126.467 9196545.933 572126.609 9196546.523 0.607 4 Petak Sawah
L 572119.442 9196553.971 572119.736 9196554.140 0.339 4 Petak Sawah
Berikut ditampilkan overlay orthofoto dengan peta terestris yang memperlihatkan
galat jarak antar titik sampel. Titik sampel tersebar dalam 4 wilayah.
65
Gambar 4.16 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik A, B, C)
Dapat dilihat pada Gambar 4.16 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di
peta terestris (didefinisikan sebagai A, B, C) dengan titik sampel di orthofoto
(didefinisikan sebagai A1, B1, C1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena
perbedaan waktu pengukuran terestris dan pemotretan udara. Pemotretan udara
dilakukan pada bulan Mei 2013. Sedangkan, pengukuran terestris dilakukan bulan
Februari 2013 pada saat sumur masih aktif. Saat pengukuran terestris, terdapat objek-
objek seperti container yang menyebabkan pengukuran tidak dapat dilakukan
langsung pada objek di Gambar 4.16 sehingga terjadi perbedaan titik detail dari
objek.
66
Gambar 4.17 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik D, E, F)
Dapat dilihat pada Gambar 4.17 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di
peta terestris (didefinisikan sebagai D, E, F) dengan titik sampel di orthofoto
(didefinisikan sebagai D1, E1, F1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pematang
sawah pada peta terestris digambarkan sebagai garis sehingga terjadi perbedaan
pendefinisian pojokan petak sawah.
67
Gambar 4.18 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik G, H, I)
Dapat dilihat pada Gambar 4.18 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di
peta terestris (didefinisikan sebagai G1, H1, I1) dengan titik sampel di orthofoto
(didefinisikan sebagai G, H, I). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pematang
sawah digambarkan di peta terestris sebagai garis, sehingga terjadi perbedaan
interpretasi pojokan petak sawah. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa terjadi
kesalahan penarikan garis batas petak sawah pada peta terestris.
68
Gambar 4.19 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik J, K, L)
Dapat dilihat pada Gambar 4.19 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di
peta terestris (didefinisikan sebagai J, K, L) dengan titik sampel di orthofoto
(didefinisikan sebagai J1, K1, L1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pada peta
terestris batas antar petak digambarkan dengan lebih dari satu garis (lurus dan
lengkung), sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi untuk
pendefinisian pojokan petak sawah.