bab iv pemecahan masalah 4.1 metodologi...

32
29 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Koperasi adalah badan usaha yang memiliki peran ganda karena selain mencari profit juga berusaha untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Identifikasi awal dari masalah manajemen SDM dalam koperasi didapatkan dari pengamatan secara tidak langsung dan langsung. Secara langsung dengan melihat efek yang diakibatkannya yaitu kinerja koperasi yang kurang optimal. Sehingga walaupun pemerintah mendukung gerakan koperasi tetapi koperasi tetap tidak mampu bersaing dengan badan usaha lainnya. Pengamatan tidak langsung dengan melihat gejala umum yang terjadi di koperasikoperasi Indonesia. Hipotesis awal dari tidak optimalnya kinerja koperasi yaitu tidak berjalannya fungsifungsi MSDM dengan baik. Untuk menguji hipotesis itu maka dilakukan identifikasi untuk memetakan kondisi MSDM. Aspekaspek yang diidentifikasi didasarkan dari fungsifungsi MSDM dan uji komparatif dari koperasi. Dari fungsi dan studi komparatif tersebut dibuatlah 5 dimensi sebagai alat untuk mengukur sejauh mana penerapan fungsifungsi MSDM koperasi. Untuk menjaga keobjektifan dari hasil identifikasi maka sebagai standar perbandingan diambil dari perpaduan konsep manajemen koperasi dan studi komparatif koperasi XYZ yang merupakan koperasi yang dinilai sukses. Studi komparatif ini dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan berdiskusi dengan salah satu pengurus di koperasi XYZ. Aspekaspek yang dimunculkan adalah aspek yang merupakan standardisasi koperasi yang maju dan mampu bersaing dalam dunia bisnis dengan tetap menjaga identitasnya sebagai koperasi. Dalam mengidentifikasi koperasi ABC terlebih dahulu dilakukan wawancara untuk mengangkat masalah yang berkaitan dengan MSDM dan kemudian dilakukan

Upload: hakien

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

29

BAB IV  

PEMECAHAN MASALAH 

 

4.1   METODOLOGI  PEMECAHAN MASALAH 

Koperasi  adalah  badan  usaha  yang memiliki  peran  ganda  karena  selain mencari 

profit juga berusaha untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Identifikasi awal dari  

masalah manajemen  SDM    dalam  koperasi  didapatkan    dari  pengamatan  secara 

tidak  langsung  dan  langsung.  Secara  langsung  dengan  melihat    efek  yang 

diakibatkannya   yaitu   kinerja koperasi yang kurang optimal. Sehingga walaupun 

pemerintah  mendukung  gerakan  koperasi  tetapi  koperasi  tetap  tidak  mampu 

bersaing dengan badan usaha lainnya.  Pengamatan tidak langsung dengan melihat  

gejala umum yang terjadi di koperasi‐koperasi Indonesia. Hipotesis awal dari tidak 

optimalnya  kinerja  koperasi  yaitu  tidak  berjalannya  fungsi‐fungsi MSDM  dengan 

baik. Untuk menguji  hipotesis  itu maka  dilakukan  identifikasi  untuk memetakan 

kondisi  MSDM.  Aspek‐aspek  yang  diidentifikasi    didasarkan  dari  fungsi‐fungsi 

MSDM dan uji komparatif dari koperasi. Dari fungsi dan studi komparatif tersebut 

dibuatlah  5 dimensi  sebagai  alat untuk mengukur  sejauh mana penerapan  fungsi‐

fungsi MSDM koperasi.   

 

Untuk  menjaga  keobjektifan    dari  hasil  identifikasi  maka  sebagai  standar 

perbandingan  diambil  dari  perpaduan  konsep  manajemen  koperasi  dan  studi 

komparatif  koperasi  XYZ  yang  merupakan  koperasi  yang  dinilai  sukses.    Studi 

komparatif  ini  dilakukan  dengan  pengumpulan  data  sekunder  dan  berdiskusi  

dengan  salah  satu  pengurus  di  koperasi  XYZ.  Aspek‐aspek  yang  dimunculkan 

adalah  aspek  yang  merupakan  standardisasi  koperasi  yang  maju  dan  mampu 

bersaing dalam dunia bisnis dengan tetap menjaga identitasnya sebagai koperasi.   

 

Dalam mengidentifikasi koperasi ABC  terlebih dahulu dilakukan wawancara untuk 

mengangkat  masalah  yang  berkaitan  dengan  MSDM  dan  kemudian  dilakukan 

Page 2: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 30

penyebaran  kuesioner.  Pengambilan  sample  dilakukan  secara  stratufikasi  dimana 

sample dibagi menjadi  4  stratifikasi beradasarkan  tugas dan wewenangnya dalam 

koperasi. Output dari identifikasi ini adalah kondisi MSDM dari koperasi ABC dan 

juga melihat apakah terjadi gap antara pengurus dan non pengurus.   

 

 

4.1.1 Model Konseptual  

Manajemen  Sumber Daya Manusia membahas mengenai  peranan manusia  dalam 

mewujudkan  tujuan  organisasi yang optimal.   Untuk menilai  sejauh mana kinerja 

dan efektivitas dari MSDM koperasi digunakan perpaduan antara teori manajemen 

koperasi  dan    studi  komparatif.  Koperasi  ABC  yang  diidentifikasi  dibandingkan 

terhadap koperasi XYZ dan  juga  teori MSDM koperasi.   Aspek‐aspek yang diukur 

dalam identifikasi MSDM ini didasarkan  dari fungsi‐fungsi MSDM. 

 

Fungsi MSDM dalam sebuah organisasi koperasi dimulai dari kegiatan perencanaan 

(planning)  sampai  dengan  pemisahan  (separation)  Dibawah  ini  adalah  11  fungsi 

MSDM koperasi secara umum yaitu: 

1. Perencanaan  (human  resources planning) adalah merencanakan kepengurusan 

koperasi secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan dan  tujuan 

koperasi.   Dari perencanaan  inilah  terlihat  seperti  apa  skenario  atau desain 

awal pendirian Koperasi ini  dapat dipahami oleh anggota dan pengurus. 

2. Pengorganisasian  (organizing)  adalah kegiatan untuk mengorganisasi  semua 

pengurus dan anggota dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, 

delegasi, wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.   

3. Pengarahan  (directing)  adalah  kegiatan mengarahkan  anggota  agar  terlibat 

dalam kegaiatan koperasi dan   bekerjasama, dengan demikian muncul  rasa 

memiliki dan tanggung jawab bersama.    

Page 3: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  31

4. Pengendalian  (controlling)  adalah  kegiatan  mengendalikan  anggota  agar 

mentaati  kesepakan  bersama  yang  telah  ditetapkan  dalam  rapat  anggota. 

Sehingga aktifitas yang dikerjakan sesuai dengan syarat dan  prosedur.  

5. Pengadaaan  (procurement)  adalah  proses  penarikan,  seleksi,  penempatan, 

orientasi dan  induksi untuk mendapatkan pengelola yang sesuai. Dalam hal 

ini biasanya proses pengangkatan manajer sebagai ujung tombak koperasi. 

6. Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, 

teoritis, konseptual dan moral melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan 

dan pelatihan ini merupakan stressing dari koperasi. 

7. Kompensasi  (compensation)  adalah pemberian  balas  jasa  langsung dan  tidak 

langsung.  Pemberian  kompensasi  dalam  koperasi  diwujudkan  melalui 

kemudahan dan peningkatan volume peminjaman dan juga pembagian SHU. 

8. Pengintegrasian    (integration)  adalah  kegiatan  untuk  mempersatukan 

kepentingan koperasi dan  anggota,  agar  tercipta kerjasama yang  serasi dan 

saling menguntungkan. Untuk melihat efektifitas dari integrasi ini kita harys 

melihat  sejauh mana koperasi dapat memenuhi kebutuhab anggotanya naik 

materi maupun non materi. Pengintegrasian merupakan hal yang sulit dalam 

MSDM karena memepersatukan dua kepentingan yang seringkali berbeda.  

9. Pemeliharaan    (maintenance)  adalah  kegiatan  untuk  memelihara  atau 

meningkatkan  kondisi  fisik,  mental,  dan  loyalitas  kartawan.  Pemeliharaan 

yang  baik  dilakukan  dengan  program  kesejahtraaan  yang  berdasrkan 

kebutuhan sebagian besar anggotanya.  

10. Kedisiplinan (discipline) merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci 

terwujudnya  tujuan. Kedisiplinan  ini mengukur  sejauh mana  pegurus  dan 

anggota mentaati kebijakan organisasi 

11. Pemberhentian.  (separation)  adalah  putusnya  keanggotaaan  koperasi. 

Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan sendiri atau diberhentikan oleh 

forum karena alasan‐alasan tertentu. 

 

Page 4: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 32

11 fungsi diatas terdiri dari berbagai aspek, kriteria dan program yang dapat diukur 

efektivitasnya. Dari aspek‐aspek tersebut, mulai dari aspek pemahaman anggota dan 

pengurus terhadap tujuan organisasi (planning) sampai dengan aspek pemberlakuan 

sangsi  (separation)  semuanya  dikumpulkan  dan  dirangkum  kemudian 

disederhanakan menjadi 5 dimensi. Kelima dimensi itu adalah:   

1. Dimensi Arah dan sasaran,  dimensi ini mengukur sejauh mana SDM koperasi 

memahami  arah  dan  sasaran  dari  koperasi.  Dengan  demikian  kita  bisa 

melihat apakah mereka memiliki  tujuan bersama atau tujuan sepihak.  

2. Dimensi Kondisi Organisasi,   pemilihan  jenis organisasi apakah  telah sesuai 

dengan  jenis  usahanya,  koperasi  single  purpose  akan  berbeda  dengan 

organisasi multipurpose.  Kondisi  organisasi  disini  lebih menekankan  pada 

pembagian  tugas dan pemberdayaan SDM. 

3. Dimensi Kondisi  sistem pengelolaan  SDM, pengelolaan  SDM menyinggung 

bagaimana sifat koperasi  , konsistensi dalam menjalankan sistem   dan peran 

dari manajer sebagai ujung tombak. 

4. Dimensi Budaya,   melihat  apakah  beriklim  kekeluargaan  atau  individualis, 

keputusan  didasarkan  atas  kepentingan  sepihak  atau  bersama  dan  juga 

melihat iklim sportivitas didalam koperasi. 

5. Dimensi  Integrasi,  melihat  apakah  ada  irisan  antara  kebutuhan  koperasi 

sebagai  organisasi  dan  kebutuhan  pengurus  dan  anggota  sebagai  individu. 

Disini kita melihat keseimbangan antara hak dan kewajiban.   

 

Kelima  dimensi  diatas  yang  akan  mewakili  dalam  pemetaan  dan  pengukuran 

performasi MSDM  didalam  sebuah  koperasi.  Selanjutnya  5  dimensi  inilah  yang 

digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi MSDM koperasi ABC ini. 

 

Dari  teori MSDM  koperasi  yang  ada  dan  studi  komparatif  dengan  koperasi  XYZ 

maka strandardisasi kriteria koperasi adalah sebagai berikut:  

Page 5: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  33

Dimensi  Arah  dan  Sasaran:  pengurus  dan  anggota  mengetahui  visi  misi  dari 

koperasi 

Dimensi  Kondisi  Organisasi:  semakin  beragam  fungsi  koperasi    maka  semakin 

besarlah kekuasaaan dan wewenang  yang akan melekat dalam manajemen. Karena 

manajemen  dituntut  untuk  mengembangkan  sistem  yang  dapat  meredam 

kemungkinan terjadinya konflik.    

Dimensi  Pengelolaan  SDM:    pengelola  dapat  berperan  dengan  baik  untuk 

mengembangkan kegiatan baik yang bersifat profit maupun non profit 

Dimensi Budaya :  idealnya beriklim kekeluargaan dan memilki tujuan bersama  

Dimensi  Integrasi:   dimensi  integrasi  adalah  aspek yang  terpenting dalam  sebuah 

koperasi. Dimensi integrasi ini dapat dilihat berdasarkan kesesuaian partisipasi yang 

terdiri dari 3 aspek yaitu: 

1. anggota  ”berpartisipasi  dalam  memberikan  kontribusi  atau menggerakkan 

sumber‐sumber dayanya 

2. anggota  ”berpartisipasi  dalam  pengambilan  keputusan  (perencanaan, 

pelaksanaan dan evaluasi) 

3. anggota berpartisipasi/berbagi keuntungan 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 34

 

4.1.2 BAGAN ALIR PEMECAHAN MASALAH 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4. 1 Bagan Alir  

 

Inisiasi  masalah  dimulai  dengan  melihat  adanya    kemungkinan  ketidakefektifan 

kinerja MSDM koperasi‐koperasi di Indonesia,   baik secara langsung ataupun tidak 

langsung. Identifikasi MSDM untuk Koperasi dapat dibilang belum memilki standar 

Inisiasi Audit Penentuan masalah

Desain riset

Pengambilan Sampel

Hipotesis Awal SDM

Verifikasi

Informasi Hasil Audit

Pengumpulan data

Sekunder Primer

In ter nal

Ex ter nal

Kualitatif Kuantitatif

Wawancara Observasi Survei

Studi Komparatif

Page 7: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  35

yang  baku  sehingga  untuk  mengangkat  masalah  yang  dirasakan  relevan  dalam 

koperasi diawali dengan observasi dan wawancara informal ke beberapa koperasi di 

sekitar  Bandung  dan  juga  kajian  literature  mengenai  identifikasi  MSDM  dan 

manajemen koperasi. Hal inlah yang menjadi dasar dalam pengembangan riset. Dari 

sekian banyak  aspek MSDM,   dalam  format  identifikasi  ini digunakan  5   dimensi 

yang erat kaitannya dengan MSDM didalam koperasi.  

 

Identifikasi  MSDM  Koperasi  kemudian  dilanjutkan  dengan  meninjau  objek 

penelitian.  .Data‐data  sekunder  yang  telah  tersedia  mulai  dikumpulkan  dan 

dianalisa.  Hasilnya  kemudian  menjadi  dasar  bagi  persiapan  observasi  MSDM 

Koperasi.  Kemudian  dilakukan  wawancara  informal  dengan  Ketua  dan Manajer 

mengenai MSDM Koperasi. Wawancara ini bertujuan untuk lebih menggali masalah 

MSDM  yang  dirasakan,  selain  itu  juga  dilakukan  wawancara  dengan  beberapa 

anggota yang dipilih secara random.  

 

Hasil yang diperoleh kemudian disusun menjadi hipotesis awal mengenai kondisi 

MSDM  Koperasi  secara  umum.  Hasil  yang  diperoleh  dianalisa  dengan 

membandingkan  terhadap  model  ideal  koperasi  Indonesia  yang  maju  dengan  

melakukan uji komparatif. 

 

Metode pengumpulan data dilakukan dengan  observasi, wawancara   dan  survey. 

Dimana metode pengambilan sample dilakukan menurut stratifikasi.   Hipotesis dari 

hasil  sementara  ini akan diverifikasi kepada pengurus  seperti Ketua Koperasi dan 

manager. Diharapkan pengurus dan anggota memberikan feed back untuk perbaikan 

proses  dan  interpretasi  hasil  identifikasi  sementara.. Dengan  adanya    feedback  ini 

maka identifikasi MSDM ini selesai. 

 

 

 

Page 8: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 36

 

4.2 PENGUMPULAN DATA 

 

4.2.1 Metode Pengumpulan Data 

 

Jumlah  sample  menggunakan  pendekatan  nonstatistik  dimana  penentuan  besar 

sample  didasarkan  pada  ukuran  sample  riset‐riset  sejenis  untuk  skala  regional. 

Ukuran  sampel  yang  diambil  untuk  skala  regional  ini  biasanya  200  sampai  1000 

sampel  (Malhota,  1996).  Jadi  untuk  riset  SDM  ini menggunakan  jumlah minimal 

yaitu 200.   

Sample dibagi menjadi 4 stratifikasi hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah ada 

perbedaan  persepsi  diantara masing‐masing  kelompok  tersebut,  ke  ‐4  stratifikasi 

tersebut adalah seperti dibawah ini: 

1. Pengurus  inti  (ketua, bendahara, sekretaris, dan manajer),  ini adalah sebagai 

motor penggerak koperasi. 

2. Kepala Seksi,  (seksi simpan pinjam, seksi retail dan seksi pendanaan) seksi ini 

memiliki tim‐tim dalam menjalankan tugas‐tugasnya  

3. Anggota Aktif, aktif  dalam kegiatan koperasi  

4. Anggota Pasif, hanya sebatas menabung  

 

Tabel 4.1 Stratifikasi Responden 

  Total  Sample  % sample 

Pengurus Inti  4  4  100% 

Kepala Seksi  15  15   100% 

Anggota Aktif  344  150  43.6% 

Anggota Pasif  54  54  100% 

 

 

Sesuai dengan  tabel  4.1 di  atas,  jumlah  responden yang  akan menjadi  subjek dari 

identifikasi ini adalah 200 orang, terdiri atas 4 orang pengurus inti, 15 orang kepala 

Page 9: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  37

seksi beserta  timnya, 215 orang anggota aktif dan 54 orang anggota pasif sehingga 

semuanya  berjumlah  200  orang.  Jumlah  ini  adalah  jumlah  minimal  yang 

disyaratkan, yaitu 200 responden 

 

4.2.2 Cara Penilaian 

Identifikasi  ini menggunakan  kuesioner  dengan  skala  ordinal,  nilainya    berkisar 

antara  1  sampai  dengan  5.    Nilai  1‐2  menunjukan  rendahnya  kinerja  MSDM 

koperasi,  sementara  4‐5  menunjukan  tingginya  kinerja  koperasi.  Untuk 

penilaiannnya  digunakan modus  dan median.  Kurva  distribusi membantu  untuk 

lebih mendetailkan gambaran dari dimensi‐dimensi tersebut.  

 

 

4.3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 

 

4.3.1    UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS 

  Sebelum  alat  ukur  digunakan,  terlebih  dahulu  harus  di  uji  kelayakannya. 

Caranya  dengan  menyebarkan  kuesioner  sebanyak  250  kepada  pengurus  dan 

anggota koperasi. 

Pengujian validitas dan  reliabilitas dilakukan dengan menggunakan 200  responen, 

karena  dengan  jumlah  minimal  200  responden  ini  maka  skor  (nilai)  akan  lebih 

mendekati  kurva  normal.  Asumsi  kurva  normal  ini  sangat  diperlukan  di  dalam 

perhitungan statistik (Singarimbun, 1989).   

 

4.2.1 Uji Validitas 

  Uji validitas yaitu  cara untuk menunjukkan  sampai  sejauh mana  suatu  alat 

pengukur  itu mengukur apa yang  ingin diukur.  Jadi dapat dikatakan  jika semakin 

tinggi validitas suatu alat validitas suatu alat ukur maka alat ukur tersebut semakin 

menunjukkan apa yang seharusnya diukur.  

Page 10: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 38

  Uji  validitas  dilakukan  terhadap  item  pertanyaan  yang  mengukur  gaya 

kepemimpinan,  kepuasan  kerja  dan  motivasi  kerja.  Sebuah  item  mempunyai 

validitas  yang  tinggi  bila  item  tersebut  mempunyai  dukungan  yang  kuat  atau 

mempunyai korelasi yang tinggi terhadap total score. Uji validitas pada penelitian ini 

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product moment pearson. Nilai korelasi 

(r)  yang  didapat  dibandingkan  dengan  nilai  r  tabel.  Pada  penelitian  ini  tingkat 

signifikansi  yang  digunkana  adalah  0.05  dan  sampel  yang  diteliti  sebanyak,  200 

sehingga nilai r  tabel 0.165  (Singarimbun, 1989). Variabel yang valid yaitu variabel 

yang mempunyai nilai korelasi (r) lebih besar dari r tabel. Dari hasil perhitungan uji 

validitas  dihasilkan  bahwa  semua  variabel  penelitian  mempunyai  nilai  korelasi 

(r hitung ) lebih besar dari r tabel , dengan demikian semua variabel yang diteliti valid.  

 

 

4.2.2 Uji Reliabilitas 

Reliabilitas  adalah  indeks  yang  menunjukkan  sejauh  mana  suatu  alat 

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila  suatu alat pengukur dapat 

dipakai  dua  kali  untuk mengukur  gejala  yang  sama  dan  hasil  pengukuran  yang 

diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Ancok, 1989; dalam 

diktat  ITB).  Perhitungan  uji  reliabelitas  ini  menggunakan  teknik  pengukuran 

pertanyaaan ber ulang 

  Bila  nilai  koefisien Alpha Cronbach  <  0.60, maka dapat dikatakan  reliabilitas 

dari  alat  ukur  memiliki  performansi  yang  buruk.  Jika  koefisien  Alpha  Cronbach 

diantara 0.60 sampai 0.80 (0.60 ≤ X ≤ 0.80), maka dapat dikatakan reliabilitas dari alat 

ukur memiliki performansi yang masih dapat diterima. Jika nilai koefisien koefisien 

Alpha  Cronbach  >  0.80, maka  dapat  dikatakan  reliabilitas  dari  alat  ukur memiliki 

performansi yang bagus (Sekaran, 1992).  

  Dari  Tabel   Hasil Uji Reliabel didapat  bahwa  nilai  korelasi  semua  variabel 

dinyatakan  reliabel karena berada di atas  0.60, artinya performansi dari kuesioner 

masih dapat diterima dan dapat digunakan sebagai alat ukur. 

Page 11: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  39

   

4.3.1 Hasil Observasi dan Wawancara 

Observasi  dilakukan  secara  intens  dengan  dua  tahap,  tahap  pertama  bertujuan 

mengekeplore  masalah  MSDM  didalam  koperasi  dan  tahap  kedua  lebih  kerah 

pandangan  pengurus    mengenai  masalah‐masalah  MSDM  yang  dihadapi  yang 

disistematiskan  menjadi  5  dimensi  MSDM  .  Berikut  hasil    observasi  dan 

wawancaranya:  

 

Wawancara 

Arah dan Sasaran 

Koperasi  didirikan  oleh  beberapa  orang,  sebagian  sampai  saat  ini masih menjadi 

pengurusnya. Skenario awal  dari pendirian koperasi ini adalah sebagai upaya untuk 

membantu  usaha‐usaha  kecil.  Kemudian  berkembang    dengan memperluas  area 

usahanya  bahkan  koperasi  sendiri memiliki  bisnis  inti diluar  simpan pinjam  atau 

pendanaan.  Skenario  awal  simpan  pinjam  dan  pendanaan mengalami modifikasi, 

yaitu  tidak  sebatas membantu  usaha  kecil  dan memberi  pinjaman  saja  tapi  juga 

mengembangkan  usaha  kecil  menjadi  usaha  menengah.      Contoh  konkrit  yang 

pernah  dilakukan  oleh  koperasi ABC  ini  adalah membantu  penjual  baso  keliling  

dengan menyediakan tempat yang lebih besar dan strategis di daerah perkotaan dan 

ternyata  omsetnya  naik  berlipat‐lipat  . Hal  seperti  ini  tentu membutuhkan  dana 

yang  jumlahnya  tidak  kecil  sehingga  skalanyapun  berubah  dari  mikro  menjadi 

menengah.   

 

Pendiri  koperasi mencoba menjelaskan  tujuan  awal  KSU  ABC  ini,  yaitu menjadi 

koperasi  yang mampu  bersaing. Mampu  bersaing  disini  berarti menjadi  koperasi 

modern yang mampu menunjukan nilai‐nilai kompetitif  sebagaimana perusahaan‐

perusahaan swasta.  Namun demikian tujuan awal dari pendiri koperasi ini berjalan 

ditempat,  karena  faktanya  sistem  pengelolaaan    yang  dibangun  belum mengarah 

kesana.    Namun  demikian  pengurus  mengharapkan  muncul  rasa  memiliki  dan 

Page 12: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 40

tanggungjawab bersama terhadap koperasi.  Sehingga pengurus dan anggota dapat 

mewujufkan visi koperasi secara simultan.  

 

Kondisi Organisasi 

Koperasi  memperjuangkan  kepentingan  bersama,  bukan  kepentingan  pengurus. 

Pengurus  mengharapkan  adanya  pemberdayaan  dari  para  anggotanya  sehingga 

proses pengembangan usaha dari   koperasi   dapat diwujudkan. Namun demikian 

dalam kepengurusan koperasi sendiri terasa adanya ketimpangan dalam pembagian 

tugas. Sentral dari  tugas  terasa menumpuk di pengurus  inti, dengan  jumlah yang 

sedikit  mereka  melakukan  berbagai  aktivitas  yang  sangat  padat  mulai  dari 

pengumpulan dana, administrasi, pendaftaran anggota, pemrosesan simpan pinjam, 

pendanaaan,  ekspansi  kegiatan  usaha  dan  acara‐acara  atau  event  untuk  promosi 

keanggotaan koperasi sebagai langkah pembangunan image.  Karena padatnya tugas 

seringkali  pengurus mendelegasikannya  kepada  anggota,  akan  tetapi  delegasi  ini 

seringkali  tidak  berjalan  dengan  baik.        Anggota  dinilai  kurang  proaktif  oleh 

pengurus sehingga sulit untuk diberi tanggungjawab atau tugas dalam koperasi ini 

apalagi  tugas‐tugas  yang  strategis.  Sehingga  semuanya  selalu  mengandalkan 

pengurus.  

 

Kondisi Sistem Pengelolaan SDM 

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka, syaratnya tidak begitu berat, cukup dengan 

mempunyai  KTP,  berumur  ditas  18  tahun,  dan  lebih  baik  jika  memilki  usaha. 

Persyaratan  anggota  akan  semakin mudah  jika mempunyai  usaha  yang  berkaitan 

dengan  usaha  koperasi  dan  diutamakan  yang  bertempat  tinggal  di  lingkungan 

wilayah kerja koperasi. Anggota diwajibkan membayar  iuran wajib rutin perbulan. 

Anggota  yang  tidak membayar  iuran  wajib  selama  3  bulan  berturut‐turut maka 

keanggotaannya bisa dicabut.  

Sistem  pengelolaan  SDM  disana  lebih  kearah  edukasi,  yaitu  dengan memberikan 

wawasan  untuk menambah  kemampuan manajemen  kepada    para  anggota  agar 

Page 13: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  41

lebih mampu mengembangkan usahanya. Edukasi yang diberikan bisa berasal dari 

manajer dan penyuluhan dari dinas koperasi.  

 

Budaya 

Koperasi dibangun atas dasar rasa kekeluargaan oleh karena budaya yang dibangun 

adalah prinsip saling memberi dan menerima  (take and   give) bukan  take and  leave 

dengan memanfaatkan  salah  satu pihak. Tapi pengertian  asas kekeluargaan disini 

mengalami  penyimpangan  karena  faktanya  cukup  banyak  kredit  macet  yang 

dibiarkan begitu saja tanpa ada pertanggungjawaban dengan alasan untuk menjaga 

asas kekeluargaaan.  

Pengurus selalu mengundang anggota dalam setiap pertemuan atau rapat. Namun 

demikian menurut  pengurus  anggota  dirasakan  kurang  aktif  dalam memberikan 

masukan didalam rapat. Padahal pengurus mengharapkan anggotanya untuk selalu 

proaktif.  

Dalam  pendanaan  usaha‐usaha  kecil  seringkali ditemukan  jenis usaha  yang  sama 

dari  para  mitra/anggota  koperasi,  hal  ini  seringkali  menimbulkan  konflik  atau 

kompetisi yang kurang sehat diantara sesama anggota koperasi..Bahkan tidak jarang 

salah satu pihak mengundurkan diri sebagai anggota koperasi. 

 

Integrasi 

Setiap anggota memilki hak dan kewajiban yang sama, dan anggota mendapatkan 

haknya  sesuai dengan kewajibannya. Seringkali anggota menuntut hak yang  lebih 

tinggi  daripada  kewajibannya  dengan  memanfaatkan  koperasi  tapi  melupakan 

kewajibannya untuk berpartisipasi, baginya koperasi    tidak  lebih dari BPR namun 

dengan  suku  bunga  yang  lebih  rendah.    Hal  inilah  yang  menghambat  sistem 

kemitraan  bagi  hasil  di  Koperasi  ABC  ini,  begitulah  menurut  pengakuan  dan 

penjelasan dari manajernya. 

Dilain  pihak  menurut  salah  satu  anggota,  sistem  kemitraan  koperasi  KSU  yang 

dibangun dengan  sistem bagi hasil,  seringkali diterjemahkan oleh anggota  lainnya 

Page 14: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 42

sebagai ’lintah darat dengan baju koperasi’  itulah pengakuannya. Alasannya karena 

mengambil alih kepemilikan usaha si kecil, sehingga anggota lebih memilih produk 

simpan pinjam daripada pendanaan.  

Pembagian  SHU  di  KSU  ABC menggunakan mekanisme  yang  dinamakan  point 

saham  dimana  variabelnya  terdiri  atas  absensi,  transaksi  pembelian  di  ’toko 

koperasi’ , dan jumlah simpanan sukarela. Sebagain besar tidak mempermasalahkan 

sistem point saham ini.  Sistem poin saham ini dinilai cukup adil baik oleh pengurus 

maupun anggota.  

 

4.3.2 Kesimpulan Sementara 

Keinginan dari pengurus untuk mewujudkan kebersamaaan nampaknya belum bisa 

diterapkan.  Karena  intrepretasi  anggota  yang  berbeda  dengan  pengurus,  atau 

mungkin  juga  disebabkan  karena  pengurus  sebenarnya  belum  mampu 

mengembangkan  sistem  yang  cocok  untuk  keadaaan  anggotanya.  Disini  terasa 

muncul gap antara pengurus dan anggota, akan  tetapi sejauhmana kondisi MSDM 

sebenarnya  didalam  koperasi  baru  dapat  dilihat  setelah  dilakukan  proses 

identifikasi. Hasil  identifikasi melalui  kuesioner  ini  kemudian  akan disinkronisasi 

dengan  hasil  identifikasi melalui wawancara. Dengan  demikian  diharapkan  akan 

memberikan pandangan  objektif mengenai  kondisi MSDM didalam  koperasi ABC 

ini.  

 

 

4.3.3 Hasil 

 

Untuk menguji hipotesis awal yang telah disusun maka dilakukan pengambilan data 

secara  kuantitatif    sebagai  feeback  dan  juga  untuk melihat  apakah  ada  perbedaan 

antara  jenjang  yang  ada  (pengurus  dan  non  pengurus).  Secara  lengkap  dan 

menyeluruh hasil dari masing‐masing responden ditampilkan pada lampiran A. 

 

Page 15: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  43

Hasil  pengolahan  kuesioner  menurut  penilaian  anggota  disajikan  dalam  bentuk 

tabel seperti dibawah ini: 

4.2 Tabel MSDM Koperasi  (Anggota) 

DIMENSI No PERNYATAAN skor modus median validitasA 1 visi misi 464 3 3 0.912Arah & Sasaran 2 peran anggota 439 3 3 0.922B 3 efektifitas struktur organisasi 441 4 3 0.779Kondisi 4 pembagian tugas 380 2 3 0.854Organisasi 5 pemberdayaan 360 2 2 0.713

6 sifat keanggotaan terbuka 585 4 4 0.370C 7 peran manajer 471 4 4 0.430Pengelolaan 8 program karier anggota 432 3 3 0.403SDM 9 manfaat penyuluhan 349 2 2 0.455

10 penerapan disiplin 361 2 3 0.37711 penggunaan teknologi 349 2 2 0.35412 tidak ada diskriminasi 399 2 3 0.71713 support dari pengurus 496 4 4 0.58614 komunikasi pengurus dan anggota 397 2 3 0.82815 keterlibatan anggota 379 2 3 0.83716 kepentingan anggota 389 2 3 0.715

D 17 nilai sportivitas dalam kompetisi 387 2 3 0.727Budaya 18 rasa percaya diantara anggota 357 2 2 0.647

19 keterbukaan pengurus 521 4 4 0.71120 sistem pengembangan diri 432 3 3 0.32221 kepentingan koperasi adalah yang utama 395 2 3 0.71522 motivasi dan harapan 560 4 4 0.43223 partisipasi dalam koperasi 522 4 4 0.413

Integrasi 24 pemenuhan kebutuhan 394 2 3 0.586E 25 pembagian SHU 460 4 4 0.664

26 loyalitas anggota 525 4 4 0.532  

Secara  umum  tabel  diatas  menunjukan  bahwa  hampir  semua  aspek  yang 

berhubungan dengan hak‐hak anggota mempunyai nilai yang rendah.  

Dimensi Kondisi Organisasi memperlihatkan bahwa sebagian besar anggota menilai 

struktur  organisasinya  telah  bagus  tetapi  pembagian    tugas  dan  pemberdayaan 

anggotanya tidak berjalan dengan baik.     Anggota melihat bahwa kinerja pengurus 

belum optimal dan tidak bisa  melakukan pembagian tugas dengan jelas.  

 

Anggota  merasakan  peranan  manajer  sebagai  ujung  tombak,  karena  manajer 

memang  melayani  anggota  hampir  setiap  harinya.  Dilain  pihak  dalam  hal 

peningkatan  kualitas  SDM  terlihat  bahwa manfaat  penyuluhan  dirasakan  kurang 

oleh anggota ditambah  lagi   dengan  tidak  jelasnya program karier dan kurangnya 

Page 16: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 44

penerapan disiplin membuat pengelolaaan SDM  dengan efisien menjadi sulit untuk 

diterapkan.  

Dalam  segi  budaya  asas  yang  dibangun  lebih  kearah  koperasi  pengurus,  hal  ini 

terlihat  dengan  adanya  gejala‐gejala  seperti  diskriminasi  yang  dirasakan  oleh 

anggota  dalam  penyaluran  dana  dan  kurang  berhasilnya  pengurus  untuk 

menumbuhkan rasa percaya diantara anggota. Namun hal  ini bisa  jadi merupakan 

pandangan  subjektif  dari mayoritas  anggota,  karena  bobot  kepentingan  koperasi 

yang  rendah  dimata  anggota. Hal  tersebut menunjukan  bahwa menurut  anggota 

kepentingan  koperasi  atau  kepentingan  bersama  adalah  nomor  dua  setelah 

kepentingan pribadi.  

 

 Dari segi  integrasi menunjukan bahwa walaupun pembagian SHU  telah dirasakan 

cukup adil namun kebutuhan anggota belum bisa terpenuhi. Anggota koperasi tidak 

begitu menginginkan  pembagian SHU, hal ini bisa disebabkan karena mereka lebih 

menginginkan kebutuhan lainnya seperti pinjaman atau pendanaan usaha daripada 

SHU. 

 

Sementara  hasil  identifikasi menurut pandangan pengurus koperasi dapat dilihat 

seperti tabel berikut: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  45

Tabel 4.3 MSDM Koperasi  (Pengurus) 

 

Dimensi No Pertanyaan skor modus median validitasA 1 visi misi 93 4 4 0.906Arah & Sasaran 2 peran anggota 89 4 4 0.945B 3 efektifitas struktur organisasi 74 4 4 0.795Kondisi 4 pembagian tugas 70 3 3 0.607Organisasi 5 pemberdayaan 52 2 2 0.761

6 sifat keanggotaan 97 5 5 0.507C 7 peran manajer 62 5 4 0.471Pengelolaan 8 program karier anggota 77 4 4 0.395SDM 9 manfaat penyuluhan 54 2 2 0.701

10 penerapan disiplin 59 2 3 0.37411 penggunaan teknologi 52 2 2 0.44812 tidak ada diskriminasi 90 4 4 0.47313 support dari pengurus 88 4 4 0.66214 komunikasi pengurus dan anggota 86 4 4 0.59715 keterlibatan anggota 91 3 2 0.75916 kepentingan anggota 87 4 4 0.835

D 17 nilai sportivitas dalam kompetisi 78 3 4 0.524Budaya 18 rasa percaya diantara anggota 69 3 3 0.452

19 keterbukaan pengurus 90 4 4 0.63720 sistem pengembangan diri 77 4 4 0.52521 kepentingan koperasi adalah yang utama 88 5 4 0.43522 motivasi dan harapan 85 4 4 0.56223 partisipasi dalam koperasi 78 4 4 0.592

Integrasi 24 pemenuhan kebutuhan 85 4 4 0.700E 25 pembagian SHU 83 5 5 0.448

26 loyalitas anggota 90 3 3 0.591 ` 

 

Secara umum  tabel diatas menunjukan nilai yang baik, cukup kontras peniliannya 

dengan pandangan menurut anggota.  

 

Dimensi  Kondisi  Organisasi  memperlihatkan  bahwa  sebagian  besar  pengurus 

menilai  struktur  organisasinya  dan  pembagian    tugasnya  cukup  jelas  namun 

pemberdayaan yang belum berjalan dengan baik.   

 

Pengurus  merasakan  peran  manajer  sebagai  ujung  tombak,  karena  mungkin 

dianggap sebagai pihak yang  lebih profesional. Manfaat penyuluhan kurang  terasa 

manfaatnya.  Pengurus  telah mengembangkan    program  karier  namun  kurangnya 

Page 18: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 46

penerapan  disiplin  dan  penggunaan  teknologi  akan membuat  pengelolaaan  SDM  

menjadi sulit untuk diterapkan.  

 

Pengurus  telah mecoba  untuk membangun  budaya  kebersamaan  dalam  koperasi. 

Namun  pengurus  sendiri  merasa  mereka  belum  mampu  untuk  menumbuhkan 

kepercayaan  diantara  sesama  anggota. Objektivitas  pernyataan  pengurus    terlihat 

dari bobot prioritas koperasi sebagai prioritas utama.  

 

Dalam  segi  integrasi  menunjukan  bahwa  pengurus  merasa  kebutuhannya  telah 

terpenuhi oleh koperasi.  Tetapi loyalitas anggota dinilai meragukan oleh pengurus 

atau mungkin    tidak  sepadan dengan pemenuhan kebutuhan yang  telah diberikan 

oleh koperasi.  

 

Adapun peniliaian secara  umum dan perbandingan penilaian antara pengurus dan 

anggota dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:

 

 

 

Page 19: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  47

Tabel 4.4 MSDM Koperasi Umum 

Dimensi No Pertanyaan skor modus median validitasA 1 visi misi 464 3 3 0.912Arah & Sasaran 2 peran anggota 439 3 3 0.922B 3 efektifitas struktur organisasi 441 4 3 0.779Kondisi 4 pembagian tugas 380 2 3 0.854Organisasi 5 pemberdayaan 360 2 2 0.713

6 sifat keanggotaan terbuka 585 4 4 0.321C 7 peran manajer 471 4 4 0.331Pengelolaan 8 program karier anggota 432 3 3 0.334SDM 9 manfaat penyuluhan 349 2 2 0.475

10 penerapan disiplin 361 2 3 0.37211 penggunaan teknologi 349 2 2 0.37212 tidak ada diskriminasi 399 2 3 0.73313 support dari pengurus 496 4 4 0.42014 komunikasi pengurus dan anggota 397 2 3 0.81515 keterlibatan anggota 379 2 3 0.83216 kepentingan anggota 389 2 3 0.731

D 17 nilai sportivitas dalam kompetisi 387 2 3 0.718Budaya 18 rasa percaya diantara anggota 357 2 2 0.659

19 keterbukaan pengurus 521 4 4 0.41320 sistem pengembangan diri 432 3 3 0.28021 kepentingan koperasi adalah yang utama 395 2 3 0.73122 motivasi dan harapan 560 4 4 0.43223 partisipasi dalam koperasi 522 4 4 0.413

Integrasi 24 pemenuhan kebutuhan 394 2 3 0.586E 25 pembagian SHU 460 4 4 0.664

26 loyalitas anggota 525 4 4 0.532

Tabel 4.5 Gap pengurus dan anggota 

modus median modus medianA 1 visi misi 93 4 4 3 3Arah & Sasaran 2 peranan pengurus 89 4 4 3 3B 1 desain struktur organisasi 74 4 4 4 3Kondisi 2 pembagian tugas 70 3 3 2 2Organisasi 3 pemberdayaan 52 2 2 2 2

1 sifat keanggotaan 97 5 5 4 4C 2 peran manajer 62 5 4 4 4Pengelolaan 3 program karier anggota 77 4 4 3 3SDM 4 manfaat penyuluhan 54 2 2 2 2

5 penerapan disiplin 59 2 3 2 36 penggunaan teknologi 52 2 2 2 21 tidak ada diskriminasi 90 4 4 2 22 support dari pengurus 88 4 4 2 23 komunikasi pengurus dan anggota 86 4 4 2 34 keterlibatan anggota 91 3 2 2 25 kepentingan anggota 87 4 4 2 2

D 6 nilai sportivitas dalam kompetisi 78 3 4 2 3Budaya 7 rasa percaya diantara anggota 69 3 3 2 2

8 keterbukaan pengurus 90 4 4 2 39 sistem pengembangan diri 77 4 4 3 310 kepentingan koperasi adalah yang utama 88 5 4 2 21 motivasi dan harapan 85 4 4 4 42 partisipasi dalam koperasi 78 4 4 4 4

Integrasi 3 pemenuhan kebutuhan 85 4 4 2 2E 4 pembagian SHU 83 5 5 4 4

5 loyalitas anggota 90 3 3 4 4

Dimensi skorpengurus anggota

PertanyaanNo

Page 20: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 48

Dari  tabel    4.5  terlihat  terdapat  gap  yang  cukup  besar  antara  pengurus  dan  non 

pengurus. Penilaian pengurus berbeda dengan penilaian anggota dari mulai dimensi 

arah sasaran sampai dengan dimensi integrasi. 

 

Dimensi  arah  sasaran  pengurus  menjawab  setuju  sementara  anggota  cenderung 

menjawab ragu‐ragu.  Perbedaan persepsi ini dapat  menghambat gerakan koperasi 

itu  sendiri.  Karena  dimensi  ini  menunjukan  bahwa  masing‐masing  pihak 

mempunyai  tujuan yang berbeda atau pengurus gagal untuk mengkomunikasikan 

arah  dan  sasarannya  kepada  anggota.  Faktor  penyebab munculnya  gap  ini  dapat 

dilihat dari keterkaitan dengan dimensi yang lain.  

 

Dimensi   kondisi organisasi  , dari dimensi ini terlihat bahwa baik anggota maupun 

pengurus  melihat  susunan  struktur  yang  dibuat  sudah  cukup  baik,  akan  tetapi 

kinerja  dan  pemberdayaaan  dinilai  kurang  .    Sehingga masih  banyak  pembagian 

tugas yang belum jelas dan upaya untuk memanfaatkan sumber daya internal –pun 

masih dinilai kurang.  

 

Dimensi pengelolaan SDM,  sifat keanggotaan yang terbuka, tidak adanya program 

karier,  dan  kurangnya  manfaat  dari  penyuluhan  menunjukan  tumpulnya  fungsi 

MSDM  dalam  hal  perencanaan  dan  pemeliharaan.  Dan  sepertinya  tugas‐tugas 

koperasi  sangat  dipercayakan  kepada  manajer,  sementara  upaya  bersama  dari 

pengurus dan anggota sepertinya belum menunjukan kontribusi yang signifikan.  

 

Budaya  koperasi  yang  seharusnya  dibangun  atas    asas  kebersamaan  dan 

kekeluargaaan   menjadi  asas  pemanfaatan. Hal  ini  terlihat  dari  jawaban  anggota 

yang menilai kepentingan koperasi bukan sebagai tujuan utama atau tujuan bersama 

tetapi  sebagai  tujuan  sekunder, dimana  tujuan  primernya mungkin  adalah  tujuan 

pribadi seperti mendapatkan pinjaman untuk kepentingan pribadi semata. Sehingga 

Page 21: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  49

keberlangsungan  dan  profitabilitas  koperasi  bagi  anggota    hanya menjadi  tujuan 

sekunder. Tapi  hal  ini dapat menjadi  alasan  yang  rasional    jika  koperasi  tersebut 

memang  tidak  memperjuangkan    kepentingan  anggota  sehingga  bagi  anggota 

koperasi  ini  lebih kearah koperasi pengurus. Terlihat dari  jawaban dimensi budaya  

D5,  sebagian  besar  anggota  (57%)  menilai  koperasi  tidak  memperjuangkan 

kepentingan anggota.     

 

Dimensi integrasi, pada dasarnya baik pengurus maupun anggota memiliki motivasi 

dan harapan  yang  tinggi  ketika masuk  koperasi. Akan  tetapi  terlihat muncul  gap 

mengenai  aspek  pemenuhan  kebutuhan.  Aspek  ini  menunjukan  kemungkinan 

adanya diskriminasi antara pengurus dan anggota. Akan tetapi loyalitas anggotapun 

dipertanyakan oleh pengurus.  

Jika dilakukan sinkronisasi antara hasil wawancara dan pengolahan kuesioner diatas 

dapat disimpulkan hal‐hal sebagai berikut ini:   

 

Arah dan Sasaran (Dimensi A) 

 

Dimensi A

0

1020

30

40

5060

70

80

1 2

 Gambar 4.2 Distribusi Dimensi A

 

Tidak setuju

Ragu-ragu

setuju

Sangat setuju

Page 22: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 50

Misi awal dari koperasi ini adalah untuk membantu usaha‐usaha kecil.  Jadi sifatnya 

adalah pemerataaan, dalam arti usaha‐usaha kecil menjadi priotitas untuk dibantu. 

Akan tetapi dalam perkembangannya tujuan tersebut mengalami perubahan sedikit 

demi sedikit, dimana usaha‐usaha kecil tersebut tidak hanya didanai saja akan tetapi 

dibantu  untuk menjadi  usaha  yang  lebih  besar  skalanya.  Perubahan  inilah  yang 

mempengaruhi  konsistensi  tujuan  koperasi  karena  berubahnya  prioritas  dari 

pendanaan. Jika sebelumnya pendanaan tersebar secara cukup merata untuk semua 

anggota koperasi maka  sekarang pendanaan adalah untuk  segelintir anggota yang 

usahanya  akan dikembangkan  skalanya dari  kecil menjadi menengah.   Hal  inilah 

yang  menyebabkan  timbulnya  keraguan  pada  sebagian  besar  anggota  koperasi 

terutama yang  merasa kebutuhan pendanaannya belum terpenuhi .  

 

Namun demikian jika kita melihat  tujuan awal KSU ABC ini adalah untuk menjadi 

koperasi  yang mampu  bersaing. Maka  koperasi  harus memilki  usaha  yang  dapat 

diandalkan. Pengembangan usaha mikro menjadi usaha berskala menengah adalah 

upaya untuk meningkatkan daya saing. Tentu saja usaha mikro yang berpotensi  saja 

yang akan dikembangkan oleh koperasi.   

 

Dari hal‐hal  terbut diatas menunjukan bahwa pengurus dan anggota memilki cara 

pandang  yang  berbeda  mengenai  cara  untuk  mencapai  sasaran  koperasi.  Dan 

penguruspun  kurang  mampu  untuk  mengkomunikasikan  arah  dan  sasarannya 

kepada anggota.  

Page 23: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  51

Kondisi Organisasi (Dimensi B) 

Dimensi B

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3

 Gambar 4.3 Distribusi Dimensi B

 

Roda  kegiatan  koperasi  dijalankan  oleh  pengurus,  dengan  demikian  pengurus 

memegang  peranan  yang  penting  sebagi  motor  penggerak  koperasi.    Pengurus  

melakukan berbagai kegiatan organisasi yang sangat padat mulai dari perencanaan 

sampai  pelaksanaaan.    Koperasi  berbeda  dengan  perusahaan,  dimana  didalam 

koperasi harus ada kepemilikan bersama, sehingga anggota dituntut untuk proaktif 

dalam menjalankan  aktivitasnya    tidak  seperti diperusahaan yang menunggu dan 

melaksanakan perintah. 

 

Akan  tetapi  anggota menilai  pembagian  tugas  dan  pemberdayaaan  belum  dapat 

dilaksanakan dengan baik, hal  ini menunjukan bahwa pembagian  tugasnya belum 

efektif.  Selain  itu  juga  dalam  kepengurusan  koperasi  sendiri  terasa  adanya 

ketimpangan dalam pembagian tugas yang menumpuk di pengurus  inti sementara 

seksi‐seksi dan  tim‐tim dibawahnya dirasakan kurang  tanggap dalam menjalankan 

tugasnya. Kekurang  tanggapan dari  seksi dan  kurangnya pemberdayaan  bisa  jadi 

diakibatkan  oleh  ketidakjelasan  dalam  pembagian  tugas  hal  ini  ditunjukan  oleh 

adanya  korelasi  positif  antara  2  aspek  tersebut.    Hal‐hal  seperti    ini  tentu  saka 

mengurangi kinerja organisasi koperasi tersebut. 

 

Tidak setuju

Ragu-ragu

setuju

Sangat setuju

Page 24: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 52

Adanya gap kondisi organisasi ini menunjukan langkah atau cara pembagian tugas 

yang  kurang  pada  tempatnya.  Dalam  hal  ini  penempatan  orang  di  posisi  yang 

kurang  tepat  sehingga  keberadaannya  dalam  menjalankan  tugas  dan  fungsinya 

antara ’ada dan tiada’. Hal ini bisa disebabkan karena pengurus kurang memahami 

potensi  internalnya  sendiri  atau  juga  karena  keterbatasan  SDM.  Sehingga  proses 

delegasi  selalu mengalami  kegagalan  karena  kurangnya  proses  pembelajaran  dari 

para  anggotanya.  Dengan  demikian  tidak  heran  jika  semua  kegiatan  selalu 

mengandalkan  pengurus  karena  anggota  belum  siap  menjalankan  tugas‐tugas 

koperasi apalagi yang bersifat strategis.  

Kondisi Sistem Pengelolaan SDM (Dimensi C) 

Dimensi C

0102030405060708090

1 2 3 4 5 6

 

 

Gambar 4,4 Distriusi Dimensi C

 

Pengelolaan  koperasi  tidak  bisa  mengandalkan  dari  program  penyuluhan  dinas 

koperasi  saja. Kurang  bermanfaatnya  penyuluhan dari dinas diperparah  lagi  oleh 

kurangnya  kejelasan  program  karier  dalam  kperasi,  dikhawatirkan  akan 

mengurangi  motivasi    anggota.    Padahal  sebenarnya  pengembangan  sistem 

seharusnya menjadi upaya mandiri  bagi  koperasi   untuk mengembangkan  sistem 

yang sesuai dan memilki daya saing. (Sunarto,2004)   

Tidak setuju

Ragu-ragu

setuju

Sangat setuju

Page 25: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  53

 

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka sehingga menimbulkan banyak keberagaman 

hal  ini  bisa menjadi  salah  satu  faktor  yang membuat pengelolaaan  SDM  koperasi 

menjadi  lebih  rumit. Berbeda dengan perusahaan yang mengadakan proses seleksi 

yang  ketat  bagi  para  calon  karyawannya. Keanggotaan  koperasi  yang  terbuka  ini 

ibarat pedang bermata dua,  jika upaya pengelolaan  tidak dapat dilakukan dengan 

baik maka akan menjadi boomerang bagi koperasi itu sendiri.  

 

Dalam hal pengelolaan  ternyata anggota  lebih percaya kepada manajer(pihak  luar) 

daripada kepada pengurus (pihak dalam). Dengan demikian pada Koperasi ABC ini, 

manajer  memegang  peranan  yang  penting  dan  sebenarnya  lebih  tepat  untuk 

memberikan  program‐program  pelatihan(edukasi)  kepada  para  anggota.  Sehingga 

pengembangan  program  pelatihan  secara  mandiri  memungkinkan  untuk 

dilaksanakan  dengan memanfaatkan  peranan manajer  ini  dan  tentu  dibantu  juga 

oleh pengurus.   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 54

Budaya(Dimensi D) 

Dimensi D

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

 Gambar 4,5 Distriusi Dimensi D

 

Seperti  telah  dikemukakan  pada  dimensi  arah  sasaran  bahwa  terjadi  pergeseran 

tujuan  awal  koperasi.  Sehingga  pendanaan  lebih  ditujukan  untuk  meningkatkan 

skala  usaha  dari  mikro  menjadi  menengah,  sehingga  sasaranya  bukan  lagi 

pemerataan  tetapi menjadi   peningkatan keuntungan koperasi. Pergeseran  ini yang 

menyebarkan  keragu‐raguan  pada  para  anggotanya  dan  diperkuat  oleh  tabel 

distribusi  diatas  yang  menunjukan  diskriminasi  pendanaan  (D1)  ini  sangat 

dirasakan oleh anggota 

 

Komunikasi  antar  anggota  dan  pengurus  tidak  terjalin  secara  harmonis  tetapi 

terkesan  berjalan  masing‐masing.    Ada  beberapa  faktor  yang  bisa  menjadi 

penyebabnya  diantaranya  perbedaan  latar  belakang  pendidikan  yang  cukup  jauh 

antara  anggota  dan  pengurus.  Pengurus  sebagai  kaum  intelek  di  koperasi 

tampaknya  kurang  bisa mengkomunikasikan  pesannya  kepada  anggota  koperasi, 

hal seperti ini dapat memicu kesalahpahaman. 

 

Tidak setuju

Ragu-ragu

setuju

Sangat setuju

Page 27: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  55

Menurut para  anggotannya  koperasi  ini  lebih  kearah  koperasi  pengurus.   Hal  ini 

bisa terjadi karena pada perjalannnya, koperasi mulai memilih dan memilah mitra‐

mitra usahanya sehingga terjadi  ’pengkerucutan’  jumlah mitra usaha yang didanai. 

Jika pengkerucutan dimaksudkan untuk menambah daya  saing koperasi maka hal 

tersebut merupakan  hal  yang  sah‐sah  saja  untuk  dilakukan. Akan  tetapi  anggota 

melihatnya  dari  sisi  yang  lain  yang  lebih  kearah  personal,  hal  ini  terlihat  dari 

jawaban  item  (D10)  dimana  kepentingan  anggota  sebagai  individu  lebih  penting 

daripada kepentingan koperasi  itu sendiri. Cara pandang seperti  inilah yang dapat 

mengikis semangat kebersamaan didalam koperasi.  

   

Koperasi dibangun atas dasar asas kekeluargaan tapi faktanya cukup banyak kredit 

macet  yang  dibiarkan  begitu  saja  tanpa  ada  pertanggungjawaban  dengan  alasan 

untuk menjaga asas kekeluargaaan. Ditambah lagi konflik atau kompetisi yang tidak 

sehat    yang  terjadi  dalam  pendanaan  usaha‐usaha  kecil  yang  sejenis  bidang 

usahanya.    Asas  kekeluargaan  pada  koperasi  ini  belum  dibangun  atas  asas 

sportivitas tapi tapi masih bersifat emosionalitas.  

.   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 56

Integrasi  (Dimensi E) 

Dimensi E

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5

 Gambar 4. 6 Distriusi Dimensi E

 

Setiap anggota memilki hak dan kewajiban yang sama, dan anggota mendapatkan 

haknya  sesuai  dengan  kewajibannya.  Anggota  lebih  memilih  produk  pinjaman 

karena menurut mereka hal  tersebut  lebih menguntungkan bagi anggota daripada 

menggunakan sistem bagihasil.   Selain  itu  juga  sistem bagi hasil  lambat  laun akan 

mengambil alih kepemiliikan. Bagi anggota koperasi idealnya berfungsi  seperti BPR 

namun dengan suku bunga yang lebih rendah dan tanpa jaminan.   

 

Dilain  pihak  untuk menjaga  keberlangsungan  dan  nilai‐nilai  kompetitif    koperasi 

maka sistem kemitraan koperasi KSU harus dibangun dengan kokoh (Sunarto, 2004). 

Melihat hal  tersebut maka dapat disimpulkan bahwa di  koperasi ABC belum  ada 

irisan dan kesatuan kebutuhan antara koperasi sebagai instansi dan anggota sebagai 

bagian  dari  koperasi.    Profit  bagi  koperasi  bisa  dioptimalkan melalui  sistem  bagi 

hasil  lain  halnya  menurut  kacamata  anggota,  profit  dapat  dioptimalkan  dengan 

menekan  suku  bunga  dengan  demikian  beban  modalnya  menjai  lebih  rendah 

(reducing cost of capital).  

 

Tidak setuju

Ragu-ragu

setuju

Sangat setuju

Page 29: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  57

Pembagian  SHU  di  KSU  ABC menggunakan mekanisme  yang  dinamakan  point 

saham yang terdiri dari beberapa variabel.  Sistem poin saham ini dinilai cukup adil 

baik  oleh  pengurus  maupun  anggota.  Akan  tetapi  SHU  ini  bukan  menjadi 

kebutuhan yang mendesak bagi anggotanya.  

 

Secara  umum  gap  antara  pengurus  dan  anggota  dapat  dilihat  seperti  poligon 

dibawah ini: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar  4. 7   Poligon Gap pengurus dan anggota 

 

 

 

 

 

0

1

2

3

4

5A

PENGURUSANGGOTA

B

CD

E

Page 30: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 58

4.3 Studi Komparatif 

 

Dibawah  ini adalah kondisi manajemen  sumber daya manusia koperasi XYZ yang 

didapat  dari  berbagai  sumber    seperti majalah,  internet  dan  pendapat  para  ahli 

koperasi. 

 

4.6 Tabel studi komparatif 

Dimensi  Koperasi ABC  Koperasi  XYZ 

Arah dan Sasaran  Belum memiliki tujuan yang spesifik    

Memiliki tujuan bersama yang sudah spesifik 

Kondisi Organisasi  Pembagian tugas belum efektif, pemberdayaan yang masih minim    

Fungsi strategis telah berjalan dengan baik, pemberdayaan yang cukup optimal sesuai perannya masing‐masing 

Pengelolaan SDM  Outsourcing belum dimanfaatkan dengan baik, posisi tawar kperasi masih lemah, program pelatihan kurang berkembang   

Pemanfaatan outsourcing, komputerisasi, koperasi memiki posisi tawar yang kuat,  program pelatihan, penerapan disiplin 

Budaya  Asas ‘pemanfaatan’, usaha yang heterogen     

Asas kekeluargaaan, usaha yang saling mendukung dengan pola cluster 

Integrasi  irisan kebutuhan yang kecil antara koperasi dan anggota    

Sinergisasi antara anggota dan pengurus 

 

 

Tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar‐besarnya, melainkan melayani 

kebutuhan  bersama  dan wadah  partisipasi  pelaku  ekonomi  skala  kecil.  Koperasi 

Page 31: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

  59

dibangun dengan asas kekeluargaan dan sistem usaha mikro yang berfungsi sebagai 

ʺpintu masukʺ (entry point) ke dunia usaha, yang lebih luas (Raharjo;2005). Koperasi 

XYZ  sejak  awal  telah  mempunyai  tujuan  bersama  yang  spesifik..  Kejelasan  dari 

tujuan  ini  penting  untuk menjaga  aktivitas  koperasi  agar  tetap  pada  koridornya 

Kesamaan  dalam  tujuan  ini  membuat  koperasi  XYZ  mampu  mengoptimalkan 

sumber  daya  yang  ada.  Usaha  mikro  yang  ada  saling  bergabung  untuk  lebih 

memantapkan barisan, langkah ini secara signifikan mampu menambah daya saing 

koperasi.  Ibarat  sebuah  gelombang    resonansi  yang  saling menguatkan.  Berbeda 

dengan koperasi ABC yang  sejak awal  tujuannya bersifat umum  sehingga dengan 

berbagai keterbatasan sumber daya yang ada koperasi mengalami berbagai masalah 

intern.     Sehingga  tujuannya saling bertabrakan antara satu sama  lain bukan saling 

menguatkan malah saling melemahkan. 

 

Struktur  organisasi  koperasi  XYZ  bersifat  fungsional.  Optimalisai  dari 

pemberdayaan  anggota  pada  koperasi  XYZ  memang  belum  diukur,  akan  tetapi 

fungsi‐fungsi  strategis  pada  organisasi  telah  berjalan  dengan  baik.  Dan  anggota 

memiliki  kesadaran  berperan  dalam  koperasi  karena memilki  kesamaan  langkah 

dengan koperasi. Berbeda dengan koperasi ABC yang  sering  terjadi konflik antara 

pengurus inti dan kepala seksi maupun dengan anggota.  

 

Koperasi  XYZ menggunakan  pendekatan  yang  cenderung  top  down  kepada  para 

anggotanya.  Disini  peran manajer menjadi  penting  sebagai  ujung  tombak  untuk 

mengarahkan  program  koperasi.  Kondisi  anggota  yang  relatif  homogen  dalam 

lingkup usahanya semakin memudahkan langkah koperasi dalam mencapai tujuan. 

Selain  itu  koperasi  XYZ  terbukti  telah mampu menjadikan  usaha mikro menjadi 

pintu masuk menuju usaha yang lebih besar bahkan mendunia. Koperasi ABC  juga 

menggunakan pendekatan  top down akan  tetapi penerimaan dari anggotanya  tidak 

sesuai dengan yang diharapkan. Hal  ini dapat disebabkan karena koperasi dinilai 

Page 32: BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 METODOLOGI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-firdausmyu-27132-5... · masalah manajemen SDM dalam ... dibuatlah 5 dimensi sebagai alat

PEMECAHAN MASALAH 

 60

belum  mampu  memberikan  pintu  masuk  bagi  para  anggotanya  sehingga  posisi 

tawarnya dimata anggota masih lemah. 

 

Budaya  kekeluargaan  koperasi  dikembangkan  dengan  membangun  kesesuaian 

partisipasi  yang  terdiri  dari  3  aspek  yaitu  sumber‐sumber  daya,  pengambilan 

keputusan dan manfaat ( Sunarto;2004). Koperasi XYZ adalah koperasi yang sudah 

bersifat  terbuka,  pemanfaatan  sumber  daya  terutama  keuangan  telah  dilakukan 

secara optimal  dan anggota tetap memiliki peran yang dominan dalam menentukan 

keputusan. Hal  tersebut merupakan  indikasi  telah  terbentuknya  budaya  koperasi 

yang lebih maju dengan tetap menjaga ciri‐ciri koperasi itu sendiri.     

 

Sejak awal aktivitas usaha anggota telah beririsan dengan bentuk kegiatan koperasi 

XYZ,  hal  seperti  ini  lebih  memudahkan  proses  integrasi  dalam  koperasi.  Dilain 

pihak pembagian SHU dilakukan setiap tahun sebagaimana halnya dividen. Bentuk 

koperasi  yang  terbuka menjadi  tantangan  tersendiri  bagi  koperasi  untuk menjaga 

ciri khas koperasinya dalam pembagian dividen atau SHU.