Download - 3.21.30.Khairun
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 21- 30
21 - Volume 3, No. 2, Mei 2014
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
KESELAMATAN LALU LINTAS
DI JALAN TEUKU UMAR, KOTA BANDA ACEH
Khairun1, M. Isya
2, Renni Anggraini
2
1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil Bidang Manajemen Rekayasa Transportasi, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. Email : [email protected] 2)
Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. Email : [email protected]
Abstract: Along with the rapid development growth and increasing of economic activity in the Banda Aceh City, the volume of traffic to be more increased , irregular parking of vehicles and driver compliance rate against the traffic signs become lower. These things can cause a traffic accidents. To determine the causal factors of the accident, it is necessary to do an evaluation. This study aimed to evaluate the critical points of traffic accidents (blackspot) and knowing the perception of respondents about the factors that cause traffic accidents. The evaluation is done on roads in Banda Aceh namely Jalan Teuku Umar. The study was implemented by direct observation in the study location and distributing questionnaires to find out the perceptions of the respondents. Processing and analysis of data using qualitative descriptive analysis and data analysis of questionnaire results using a Likert scale. The study results showed that the blackspots at Jalan Teuku Umar is Simpang 3 PU, intersection in front of Suzuya Mall and intersection in front of SPBU Simpang Jam. From the results of a user questionnaire on Jalan Teuku Umar found that the dominant factor in the cause of traffic accidents is the human factor. Then followed by a road factor, vehicles factor and the environment factor.
Keywords : traffic safety, traffic accidents, perception of respondent
Abstrak: Seiring dengan pertumbuhan pembangunan yang cepat dan meningkatnya kegiatan
perekonomian di Kota Banda Aceh, volume lalu lintas menjadi lebih meningkat, kendaraan
parkir tidak beraturan dan tingkat kepatuhan pengendara terhadap rambu-rambu lalu lintas
semakin berkurang. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan, perlu dilakukan suatu
evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi titik-titik rawan kecelakaan lalu lintas
(blackspot) dan mengetahui persepsi responden mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Evaluasi dilakukan pada ruas jalan dalam Kota Banda Aceh yaitu Jalan
Teuku Umar. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lokasi penelitian dan membagikan kuesioner untuk mengetahui persepsi responden.
Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis data hasil
kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik
blackspot di Jalan Teuku Umar adalah Simpang 3 PU, persimpangan depan Suzuya Mall dan
persimpangan depan SPBU Simpang Jam. Dari hasil kuesioner user di Jalan Teuku Umar
didapatkan bahwa faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah faktor
manusia. Kemudian diikuti oleh faktor jalan, kendaraan dan lingkungan.
Kata Kunci : keselamatan lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, persepsi responden
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 22
PENDAHULUAN
Kota Banda Aceh merupakan Ibukota
Provinsi Aceh yang memiliki luas daerah 61,26 km2
dan terdiri dari 9 kecamatan dan 90 desa. (BPS
Kota Banda Aceh, 2011)
Seiring dengan pertumbuhan pembangunan
yang cepat dan meningkatnya kegiatan
perekonomian di Kota Banda Aceh, volume lalu
lintas menjadi lebih meningkat, kendaraan parkir
tidak beraturan dan tingkat kepatuhan pengendara
terhadap rambu-rambu lalu lintas semakin
berkurang. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya kecelakaan, perlu dilakukan suatu
evaluasi. Evaluasi dilakukan pada ruas jalan dalam
Kota Banda Aceh. Jalan tersebut adalah Jalan Teuku
Umar. Hal ini dikarenakan kedua jalan tersebut
merupakan jalan utama di Kota Banda Aceh dan
menjadi jalan akses langsung menuju arah luar kota.
Pada jalan tersebut, volume lalu lintas relatif tinggi
sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu
lintas.
Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengevaluasi titik-titik rawan kecelakaan lalu
lintas (blackspot) dan mengetahui persepsi
responden tentang faktor-faktor penyebab
terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan evaluasi dan acuan kebijakan oleh
Pemerintah Kota Banda Aceh dalam hal
penerapan fasilitas keselamatan lalu lintas di
Jalan Teuku Umar guna mengatasi masalah
keselamatan lalu lintas. Hal ini akan berguna
untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu
lintas dan korban jiwa. Dengan demikian akan
tercipta keselamatan dalam berlalu lintas di
jalan dalam Kota Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Sistematika dalam melakukan penelitian
ini adalah tahapan penelitian, sumber data,
proses pengumpulan data, proses pengolahan
data serta analisis-analisis untuk hasil penelitian.
Tahapan penelitian ini dimulai dengan
menentukan rumusan masalah yang akan diteliti,
dilanjutkan melakukan studi literatur yang memuat
teori-teori pendukung dan hasil kajian penelitian
terdahulu sehingga dapat disusun latar belakang
masalah dan rumusan masalah serta penetapan
tujuan penelitian ini. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data, yaitu data primer maupun dari
data sekunder.
Data primer diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di lokasi penelitian dan
pembagian kuesioner terhadap responden.
Responden yang digunakan adalah masyarakat
pengguna jalan (user). Kuesioner yang diajukan
kepada responden adalah mengenai faktor-
faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.
Data sekunder yang digunakan berupa
Peta Aceh, Peta Kota Banda Aceh, data
geometrik jalan serta data kecelakaan lalu lintas
tahun 2010-2012.
Berdasarkan rumus Slovin dengan nilai
tingkat kesalahan 10% dan volume lalu lintas
maka jumlah sampel responden yang
dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
23 - Volume 3, No. 2, Mei 2014
Tabel 1. Jumlah Responden
Langkah-langkah penelitian ini
selengkapnya dapat lihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan alir penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini diuraikan beberapa
teori yang mendukung penelitian yang dikutip dari
beberapa referensi yang ada kaitan dengan
penelitian.
Jalan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan, telah menetapkan
pengelompokan jalan menurut fungsi dan status.
Pengelompokan jalan menurut fungsinya dapat
dibedakan atas :
a. Jalan Arteri,
b. Jalan Kolektor,
c. Jalan Lokal, dan
d. Jalan Lingkungan.
Jalan menurut statusnya dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Jalan Nasional,
b. Jalan Provinsi,
c. Jalan Kabupaten,
d. Jalan Kota, dan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 24
e. Jalan Desa.
Tipe jalan perkotaan menurut MKJI 1997
adalah :
1. Jalan 2 lajur 1 arah (2/1),
2. Jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD),
3. Jalan 4 lajur 2 arah tak terbagi (4/2 UD),
4. Jalan 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 D), dan
5. Jalan 6 lajur 2 arah terbagi (6/2 D).
Volume Lalu Lintas
Menurut Morlok (1991), volume lalu
lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui
suatu titik/penampang melintang jalan pada satu
satuan waktu tertentu.
Dimana :
q = volume lalu lintas (kend/jam/lajur);
n = jumlah kendaraan yang melalui satu
penampang melintang jalan pada satu
lajur gerak, dalam interval waktu T;
T = interval waktu pengamatan.
Aksi Keselamatan Lalu Lintas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan pada tahun 2030, kecelakaan
lalu lintas menjadi penyebab kematian nomor 5
di dunia setelah penyakit jantung, stroke, paru-
paru dan infeksi saluran pernapasan. Pada bulan
Maret 2010, Majelis Umum PBB
mendeklarasikan Decade of Action (DoA) for
Road Safety 2011 - 2020. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan
dan mengurangi tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas jalan secara global
dengan meningkatkan kegiatan yang dijalankan
pada skala nasional, regional dan global.
Semangat deklarasi DoA sejalan dengan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yaitu menyusun Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan. (Departemen
Perhubungan, 2011)
Pemerintah Indonesia menyusun RUNK
Jalan (25 tahun) dan 10 tahun pertama RUNK
Jalan ditetapkan menjadi program Dekade Aksi
Keselamatan Jalan Republik Indonesia 2011-
2020.
Penyusunan RUNK Jalan bertujuan :
a. Memberikan panduan/pedoman bagi
pemangku kebijakan agar dapat
merencanakan dan melaksanakan
penanganan keselamatan jalan secara
terkoordinir dan selaras.
b. Dapat menjadi acuan bagi Pemerintah
Daerah untuk menjabarkan langkah-
langkah penanganan keselamatan jalan di
wilayahnya.
Ada 5 (lima) pilar yang terdapat dalam
Rencana Umum Nasional Keselamatan
(RUNK) Jalan, yaitu :
1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road
Safety Management),
2. Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road),
3. Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer
Vehicle),
4. Perilaku Pengguna Jalan (Safer People),
5. Perawatan Pasca Kecelakaan (Post
Crash).
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
25 - Volume 3, No. 2, Mei 2014
Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, setiap jalan yang
digunakan untuk lalu lintas umum wajib
dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa :
a. Rambu lalu lintas,
b. Marka jalan,
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas,
d. Alat penerangan jalan,
e. Alat pengendali dan pengaman
f. pengguna jalan,
g. Alat pengawasan dan pengamanan jalan,
h. Fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan
i. penyandang cacat, dan
j. Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas
k. dan angkutan jalan yang berada di jalan
l. dan di luar badan jalan.
Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu
lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda. Penyelenggara
jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki
jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas.
Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu
lintas digolongkan atas :
a. Kecelakaan lalu lintas ringan,
b. Kecelakaan lalu lintas sedang, dan
c. Kecelakaan lalu lintas berat.
d. Menurut Pedoman Penanganan Lokasi
Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Pd T-09-
2004-B) yang dikeluarkan Kementerian
Pekerjaan Umum, lokasi rawan
kecelakaan adalah suatu lokasi dimana
angka kecelakaan tinggi dengan kejadian
kecelakaan berulang dalam suatu ruang
dan rentang waktu yang relatif sama yang
diakibatkan oleh suatu penyebab tertentu.
Suatu lokasi dinyatakan sebagai rawan
kecelakaan lalu lintas apabila :
a. Memiliki angka kecelakaan yang tinggi.
b. Lokasi kejadian kecelakaan menumpuk.
c. Lokasi kecelakaan berupa persimpangan
atau segmen ruas jalan sepanjang 100 –
300 m untuk jalan perkotaan, ruas jalan
sepanjang 1 km untuk jalan antar kota.
d. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan
rentang waktu yang relatif sama.
e. Memiliki penyebab kecelakaan dengan
faktor yang spesifik.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari
unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Dalam setiap penelitian, populasi harus disebut
secara eksplisit, terkait dengan besarnya
anggota populasi dan wilayah penelitian.
Semakin besar sampel yang diambil akan
semakin representatif data yang diperoleh.
(Wardiyanto, 2006)
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 26
Menurut Nazir (2011), sampel adalah
bagian dari populasi. Survei sampel adalah
suatu prosedur dimana hanya sebagian dari
populasi saja yang diambil dan dipergunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari populasi.
Untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus Slovin sebagai berikut
(Riduan dan Akdon, 2007) :
Dimana :
n = jumlah sampel;
N = jumlah populasi;
d = presisi yang ditetapkan.
Teknik Sampling
Menurut Riduan dan Akdon (2007),
teknik sampling adalah suatu cara mengambil
sampel yang representatif dari populasi. Ada 2
(dua) macam teknik penarikan sampel yaitu
sampel probabilita (probability sampling) dan
sampel non probabilita (non-probability
sampling).
Riduan dan Akdon (2007) mengemuka
kan bahwa skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang terhadap
variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Setiap jawaban dihubungkan
dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor.
HASIL PEMBAHASAN
Titik-titik Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
(blackspot)
Lokasi penelitian dilakukan di Jalan
Teuku Umar, Banda Aceh. Berdasarkan data
kecelakaan lalu lintas tahun 2010–2012 yang
didapatkan dari Polresta Banda Aceh dan hasil
pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa
titik yang menjadi blackspot pada kedua jalan
tersebut. Blackspot di Jalan Teuku Umar
terletak di Simpang 3 PU, depan Terminal
Lama Seutui dan depan SPBU Simpang Jam.
1. Simpang 3 PU
Gambar 2. Simpang 3 PU, Banda Aceh
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, Simpang 3 PU termasuk titik rawan
kecelakaan. Hal ini berdasarkan beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut :
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
27 - Volume 3, No. 2, Mei 2014
Merupakan kawasan persimpangan yang
sangat padat, terutama pada jam puncak
sehingga berpotensi menyebabkan
kecelakaan lalu lintas.
Pengaturan lampu lalu lintas yang belum
optimal. Pada jam-jam atau kondisi
tertentu, lampu yang menyala hanya yang
berwarna kuning saja, hal ini berpotensi
menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Sikap para pengendara yang menerobos
lampu merah.
Marka jalan yang sudah tidak jelas.
Kendaraan yang parkir di badan jalan
yang dekat dengan traffic light.
2. Persimpangan Depan Suzuya Mall
Gambar 3. Persimpangan Depan Suzuya Mall,
Banda Aceh
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, persimpangan depan Suzuya Mall
termasuk titik rawan kecelakaan. Hal ini
berdasarkan beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut :
Pada badan jalan di depan toko dekat
dengan persimpangan sering terlihat
kendaraan yang parkir. Hal ini
menyebabkan kendaraan yang datang
dari arah Simpang Jam tidak dapat
melihat kendaraan yang keluar dari
persimpangan.
- Pada persimpangan tidak ada rambu
peringatan atau warning light untuk
berhati-hati.
- Marka jalan yang sudah tidak jelas.
- Merupakan kawasan persimpangan yang
sangat padat, terutama pada jam puncak
sehingga berpotensi menyebabkan
kecelakaan lalu lintas.
- Sikap para pengendara yang parkir secara
sembarangan.
- Sikap para pengendara yang mengendara
kendaraannya berlawanan dengan arah
lalu lintas.
3. Persimpangan Depan SPBU
Simpang Jam
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 28
Gambar 4. Persimpangan Depan SPBU Simpang
Jam, Banda Aceh
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, persimpangan depan SPBU Simpang
Jam termasuk titik rawan kecelakaan. Hal ini
berdasarkan beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut :
Merupakan kawasan yang sangat padat,
terutama pada jam puncak sehingga
berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu
lintas.
Sikap para pengendara yang menerobos
langsung dari SPBU tanpa menghiraukan
kendaraan yang melaju dari arah simpang
3 PU.
Jarak pandang pengendara dari arah
Simpang 3 PU menjadi terhalang oleh
kendaraan yang masuk ke SPBU.
Kendaraan yang parkir di dekat belokan
di depan SPBU.
Analisis Persepsi Responden terhadap Faktor-
faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu
Lintas
Karakteristik responden dikategorikan
berdasarkan jenis kelamin, usia dan jenis
pekerjaan. Kuesioner dibagikan kepada
masyarakat pengguna jalan di Jalan Teuku
Umar, Banda Aceh. Jawaban kuesioner
responden menggunakan skala Likert.
Setiap jawaban yang terdapat pada
kuesioner dihubungkan dengan bentuk
pernyataan atau dukungan sikap responden.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu diberi skor, sangat setuju (SS)
diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, ragu-ragu
(R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2
dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.
Dari hasil kuesioner responden dapat
diketahui bahwa sebagian besar masyarakat
pengguna jalan setuju bahwa manusia
merupakan faktor penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas terutama di jalan
perkotaan, kemudian diikuti oleh faktor jalan,
kendaraan dan lingkungan. Hal ini
mengindikasikan bahwa faktor paling dominan
penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan perkotaan adalah faktor perilaku manusia,
yaitu seperti kurangnya kesadaran pengemudi
dalam mematuhi peraturan lalu lintas,
menerobos lampu merah, sering tidak
menggunakan helm dan memarkirkan
kendaraan dengan sembarangan.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil
kuesioner responden di Jalan Teuku Umar dapat
dilihat pada Tabel 2.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
29 - Volume 3, No. 2, Mei 2014
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden di Jalan Teuku Umar
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu :
a. Pada Jalan Teuku Umar, Banda Aceh
terdapat 3 (tiga) blackspot yaitu Simpang
3 PU, persimpangan depan Suzuya Mall
dan persimpangan depan SPBU Simpang
Jam.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 30
b. Persepsi responden yaitu masyarakat
pengguna jalan terhadap faktor-faktor
penyebab terjadinya kecelakaan lalu
lintas sangat bervariasi. Pada Jalan Teuku
Umar, sebagian besar responden setuju
bahwa manusia merupakan faktor
dominan penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Kemudian diikuti oleh faktor
kendaraan, faktor jalan dan faktor
lingkungan. Hal ini mengindikasikan
bahwa faktor paling dominan penyebab
terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan
perkotaan adalah faktor perilaku manusia.
Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan
dari hasil penelitian dan pembahasan antara
lain :
a. Perlu dilakukan kerjasama dan koordinasi
yang lebih erat antara pihak-pihak yang
berkompeten dalam masalah keselamatan
lalu lintas guna mencegah dan
mengurangi kecelakaan lalu lintas yang
terjadi.
b. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih
ketat pada proses penerbitan Surat Izin
Mengemudi (SIM).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Armo, ATD, Subarto & Jehosua, J 2012, Analisis
Kecelakaan pada Ruas Jalan Aki Balak di
Kota Tarakan, Prosiding pada FSTPT,
Bekasi.
BPS Kota Banda Aceh 2011, Banda Aceh dalam
Angka 2011, Banda Aceh.
(www.bandaacehkota.go.id/images/dokum
en/BDA%202011.pdf, diakses pada 12
Mei 2013)
Direktorat Jenderal Bina Marga 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga 2004, Pedoman
Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan
Lalu Lintas (Pd T-09-2004-B),
Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2011,
Dekade Aksi Keselamatan Jalan,
Departemen Perhubungan, Jakarta
(http://hubdat.dephub.go.id/spesial-
konten/dokumen-publikasi/umum/1148-
dekade-aksi-keselamatan-jalan-2011-
2020-republik-indonesia/ download,
diakses pada 30 Mei 2013)
Junaidi 2007, Audit Keselamatan Jalan terhadap
Aspek Kondisi Geometrik (Studi Kasus
pada Jalan Banda Aceh – Seulimum),
Tesis, Darussalam, Banda Aceh.
Morlok, E. K 1991, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi, Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Nazir, M 2011, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia
Indonesia, Bogor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan.
Riduan dan Akdon 2007, Rumus dan Data dalam
Analisis Statistika, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Setijowarno, D & Frazila, R.B 2001, Pengantar
Sistem Transportasi, Penerbit Unika
Soegijapranata, Semarang.
Syamsul, A 2008, Keselamatan Jalan pada Bagian
Jalan yang paling Rawan di Kawasan
Kota Banda Aceh, Skripsi,Darussalam,
Banda Aceh.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2004 tentang Jalan.
Wardiyanto 2006, Metode Penelitian dan
Pariwisata, Penerbit CV Andi Offset,
Yogyakarta.