Download - 215256456 IMS Kandiloma Akuminata
TUGAS INDIVIDU
RESUME JURNAL PENYAKIT KUTIL PADA KELAMIN
(CANDILOMA AKUMINATA)
Disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir blok Elektif
“ Infeksi Menular Sekual”
Disusun Oleh :
Irna Meliya WatiNIM 09711215
Kelompok 6
Tutor : dr. Kuswati
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
RESUME JURNAL
Abstrak...................................................................................................1
Pendahuluan..........................................................................................2
Metode..................................................................................................2
Hasil.......................................................................................................4
Diskusi....................................................................................................6
Kesimpulan............................................................................................8
PEMBAHASAN KANDILOMA AKUMINATA
Definisi...................................................................................................9
Etiologi...................................................................................................9
Epidemiologi..........................................................................................11
Faktor Resiko..........................................................................................12
Patogenesis............................................................................................14
Manifestasi Klinik...................................................................................15
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik..........................................................18
Pemeriksaan Penunjang.........................................................................20
Terapi.....................................................................................................22
Pencegahan............................................................................................26
Komplikasi..............................................................................................28
Prognosis................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
ii
RESUME JOURNAL
DAMPAK DARI KUTIL PADA ALAT KELAMIN (CANDILOMA AQUMINATA): KEHILANGAN
KUALITAS HIDUP DAN BIAYA PENGOBATAN PADA DELAPAN KLINIK KESEHATAN
SEKSUAL DI INGGRIS
ABSTRAK
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan hilangnya atau menurunnya
kualitas hidup dan besarnya biaya pengobatan yang terkait dengan kasus kutil pada alat
kelamin yang dilihat dari beberapa (8 klinik) klinik kesehatan seksual.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Cross-
Sectional dengan kuesioner dan ulasan data dari setiap individu yang mengalami kasus
kutil di alat kelamin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan delapan klinik
kesehatan seksual di Inggris dan Irlandia Utara. Pasien yang mengalami kasus kutil
padaalat kelamin yang datang ke klinik akan diundang untuk berpartisipasi dan mengisi
kuesioner. didapatkan 895 peserta yang mengikuti penelitian ini. Sample terpisah
disediakan untuk proses ulasan kasus sebanyak yaitu 370 peserta yang diambil dari
pasien yang baru pertama kali datang ke klinik atau telah berulang datang pada bulan
april hingga juni 2007. Untuk menentukan Kualitas hidup diukur dengan menggunakan
kuesioner EQ-5D dan untuk menelusuri biaya perawatan dilakukan dari review catatan
kasus.
Hasil : hasil rata-rata indeks skore dari EQ-5D adalah 0,87 (95% CI 0.85 - 0.89). Rata-
rata disutility (ketidakbergunaan) dalah 0.056 (95% CI 0,038 - 0.074). Perkiraan untuk
hilang atau menurunnya kualitas hidup tiap tahunnya yang dihubungkan dengan episode
kutil pada kelamin didapatkan hasil 0.018 (95% CI 0.0079 - 0.031), nilai tersebut setara
dengan kehilangan 6.6 hari kehidupan yang sehat untuk setiap kali episode munculnya
kutil kelamin. Rata-rata beratnya beban biaya perawatan per episode adalah 94£
(Poundsterling) (95% CI 84-104), tidak termasuk biaya untuk screening infeksi menular
seksual.
1
Kesimpulan:Kutil pada alat kelamin (kandiloma akuminata) memiliki dampak besar bagi
layanan kesehatan dan bagi individu. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk evaluasi
ekonomi terhadap pemberian vaksinasi Human Pappilomavirus.
PENDAHULUAN
Vaksinasi Human paillomavirus (HPV)diprogramkan secara nasional di Negara
Inggri. Vaksinasi HPV dianjurkan untuk dilakukan secara rutin bagi gadis-gadis sekolah
yang berusia 12 - 13 tahun. Di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara menawarkan
program -program vaksinasi yang sama juga. Dua Vaksin yang berlisensi dan digunakan
di Inggris adalah bivalent (Cervarix) dan quadrivalent (Gardasil). Informasi tentang
dampak tentang kutil kelamin merupakan kunci untuk dapat menentukan hubungan dari
keefektifan biaya pada dua vaksin HPV yang tersedia, dimana kedua vaksin dapat
melindungi masyarakat dari serangan HPV 16 dan 18 yang dapat menyebabkan
mayoritas kasus kanker serviks sedangkan vaksin quadrivalent hanya menawarkan
perlindungan terhadap HPV 6 dan 11 yang menjadi penyebab kutil pada alat kelamin
(candiloma akuminata).
Dampak dari kutil kelamin pada pelayanan kesehatan sangat banyak, dimana pada
tahun 2009 didapatkan sekitar 125 000 orang yang didiagnosa mengalami kutil kelamin
di seluruh klinik kesehatan seksual di Inggris. Perawatan dasaryang dibutuhkan untuk
kasus tersebut terdiri dari perawatan ablasi, terapi farmasi yang dilakukan pasien di
rumah, atau kombinasi dari keduanya, dan kasus kutil pada alat kelamin juga
memerlukan perawatan berulang-ulang hinggalesi hilang dan prosentase dari orang
yang melakukan pengobatan secara berulang pada kasus kutil kelamin telah dilaporkan
sebanyak 10 % - 40 %. Selain itu banyak pula kasus yang harus dirujuk ke rumah sakit
untuk melakukan operasi untuk pengambilan kutil dikelamin tersebut. Penelitian ini
menggunakan studi multicentre untuk memberikan gambaran tentang penurunan
kualitas hidup dan besarnya biaya perawatan episode pada kasus kutil kelamin
(candiloma akuminata)yang digunakan sebagai kepedulian agar dapat digunakan dalam
evaluasi ekonomi lebih lanjut dari pemberian vaksin HPV.
METODE
Penelitian dilakukan dengan mengambilsampel dari 7 klinik kesehatan seksual di
Inggris (Birmingham, Cambridge, Harrogate, Homerton dan Mortimer Market Center di
2
London, Sheffield dan York) dan satu di Irlandia Utara (Belfast). Tempat pengambilan
sampleyang dipilih adalah klinik di daerah perkotaan dan semi-perkotaan dan memiliki
berbagai ukuran populasi pasien. Penelitianini dilakukan dalam dua bagian yaitu
menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi tentang kualitas hidup dan
waktu konsultasi, serta ulasan kasus yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai biaya pengobatan dan durasi episode perawatan.
Studi Kuesioner
pasien yang berusia 16 tahun atau lebih dengan diagnosis kutil kelamin
(kandiloma akuminata) yang datang ke klinik diminta untuk berpartisipasi dalam
penelitian dan setelah persetujuan didapatkan maka selanjutnya pasien melengkapi
kuesioner selama kunjungan klinik yang terdiri dari pertanyaan demografis, perilaku dan
pertanyaan tentang sejarah kutil kelamin yang dialami. Pengumpulan data berlangsung
antara Agustus 2009 dan Februari 2010. Pengambilan di setiap klinik dilakukan minimal
tiap 3 bulan. Kuesioner EQ-5 D adalah kuesioner yang pendek dan sebagai kuesioner
standar untuk mengukur kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup. EQ-5D
dapat menyatakan apakah mereka memiliki masalah yang ekstrim dalam lima dimensi
kesehatan yaitu mobilitas, kegiatan sehari-hari, perawatan diri, adanya rasa sakit atau
ketidaknyamanan dan kecemasan atau depresi. Kombinasi Jawaban dari kuesioner
tersebut akan dipetakan dan dapat menunjukan kondisi kesehatan dengan skor indeks
adalah 0 - 1 menurut preferensi bobot yang diterapkan dari populasi sampel secara
umum. EQ-5D juga mencakup visual analog skala (EQ-VAS), di mana responden diminta
untuk menilai kondisi kesehatan mereka saat itu dalam skala 0 - 100. Anggota staf akan
hadir untuk mencatat durasi konsultasi dan pengobatan. Peserta yang setuju melakukan
tindak lanjut (follow up) dikirim kuesioner kedua 2 minggu setelah mengunjungi dasar
mereka, baik dengan posting atau email.
Review (Ulasan) dari Catatan Kasus
Individu yang melakukan kunjungan ke klinik baik pertama ataupun berulang
pada bulan April hingga Juni 2007 dipilih untuk dilakukan peninjauan pada catatan
kasusnya. Rincian perawatan ditinjau dari setiap kunjungan dan dikumpulkan. Jumlah
biaya dilihat daribiaya layanan kesehatan termasuk biaya untuk staf dan perawatan.
Semua biaya yang dihitung dalam Poundsterling. Tidak ada diskon tarif yang diterapkan
3
untuk biaya pengobatan kutil kelamin pada 98%kasus.Pada penelitian ini penilaian
terhadap biaya juga dilakukan baik pada yang melakukan screening IMS ataupun yang
tidak melakukan screening IMS.
Penurunan Kualitas Hidup
Pada dasarnya, kualitas hidup diasumsikan tetap selama resep diberikan untuk
perawatan di rumah (28 hari)diterima pada kunjungan terakhir. Kualitas hidup juga
diasumsikan akan tetap konstan selama periode pemulihan, diperkirakan selama 14-42
hari, tergantung pada pengobatan. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa kualitas
hidup dapat dipengaruhi setelah pembersihan kutil, meskipun perkiraan durasi belum
disebitkan di literatur.
Besar Sampel dan Analisis Statistik
Target besar sampel adalah 230 yang dianggap dapat mencukupi untuk
mendeteksi perbedaan 0,04 pada indeks EQ-5D antara individu yang mengalami kutil
kelamin dengan populasi kontrol. Untuk meninjau catatan kasus, kami bertujuan untuk
meninjau 40 (20 laki-laki, 20 perempuan) kasus catatan dari tiap situs (klinik kesehatan).
Syarat pasien yang digunakan sebagai Sampel yang di setiap klinik adalah usia pasien 16
- 64 tahun yang datang ke klinik kesehatan seksual di Inggris pada tahun 2009 dengan
diagnosis kutil pada alat kelamin. Data durasi dan disutility diperoleh dari dua sumber
yang berbeda (catatan kasus retrospektif review dan survei kuesioner). Kami
menggabungkan dua set data untuk membangun dataset simulasi untuk memperkirakan
kerugian yang dapat menentukan kualitas hidup dan biaya pengobatan. Penyelesaian
kuesioner dianggap sebagai persetujuan untuk partisipasi dalam studi kuesioner. Proses
permintaan persetujuan dari pasien tidak harus dilakukan pada proses peninjauan
catatan kasus. Pengumpulan data dilakukan oleh tim klinis lokal yang mengirimkan
dataanonim kepada Koordinator Penelitian untuk dianalisis. Studi ini disetujui oleh South
Humber research ethics Committee
HASIL
Hasil dari Kuisioner
Penelitian dengan menggunakan Kuesioner pada 895 peserta. Mayoritas (65%)
peserta yang menghadiri dengan episode pertama kutil kelamin dan 42% dari peserta
yang menghadiri dengan episode pertama kutil sebelumnya telah datang ke dokter
4
umum untuk mencari nasihat atau perawatan. Waktu untuk terjadinya lesi terhitung
dalah 111 hari (tabel 3). Rata-rata bobot Skor indeks EQ-5D adalah 0,87, dan rata-rata
untuk EQ-VAS Skor adalah 77 (tabel 3). Rata-rata Disutility adalah 0.056. Disutility
(indikasi adanya penurunan kualitas hidup) menunjukan nilai yang lebih besar pada
wanita (0.063) daripada laki-laki (0.043) (P<0,0001). Tidak ada perbedaan yang signifikan
diamati antara episode pertama atau berulang, tetapi disutility berbeda dengan
kelompok usia (p = 0,0001), dengan penurunankualitas hidup lebih banyak terjadi pada
usia 16 - 19 tahun pada perempuan dan usia 35 – 44 tahun pada laki-laki. Mayoritas
yang paling banyak menyebabkan penurunan kualitas hidup dilihat dari EQ-5D adanya
rasa sakit dimana37% dari peserta menunjukkan mereka mempunyai masalah
kecemasan/depresi yang moderat hingga ekstrim dan 26% merasa tidaknyamanan. 437
dari 895 peserta setuju untuk tindak lanjut, dimana 142 (32%, 16% dari keseluruhan)
menyelesaikan kuesioner lanjutan (68 pria, 74 perempuan). Rata-rata dilakukan follow
up selama 31 hari. 87 peserta (61%) melaporkan bahwa mereka masih memiliki kutil
saat follow up, 20% (17/84) dari peserta yang masih memiliki kutil kelamin mengalami
perbaikan pada tes EQ-5D saat follow up, seperti halnya 32% (17/53) pada peserta yang
kutilnya telah dibersihkan.
Hasil dari peninjauan Catatan kasus
370 peserta yang dilakukan review catatan kasus (tabel 4). Pasien yang dilakukan
review rata-rata memiliki riwayat kunjungan 2,5 kunjungan per episode perawatan.
Rata-rata perawatan berlangsung selama rata-rata 36 hari (95% CI 27-46) (tabel 3).
Durasi dan jumlah kunjungan adalah sangat miring, dimana 55% pada laki-laki dan 45%
pada wanita yang hanya melakukan satu kali kunjungan. Rata-rata biaya perawatan per
episode atau perkunjungan adalah £94 (95% CI 84-104) tidak termasuk screning IMS
(tabel 3). Biaya perawatan non-laser mulai £86 hingga £137 (gambar 2) jika
menggunakan laser berarti biaya nya akan lebih £ 137. Biaya rata-rata per episode
perawatan bagi pasien yang menerima perawatan laser adalah £588.
QALY (Quality Adjusted Life Year)
Rata-rata dari keseluruhan sampel mengalami penurunan atau hilangnya QALY
dan berhubungan dengan terjadinya kutil kelamin khususnya pada usia 16 – 64 dimana
5
dalam analisis kasus didapatkan 0.018 yang setara dengan kehilangan/penurunan
kualitas hidup 6.6 hari /episode kejadian kutil kelaminnya (95% CI 2,9 - 11,3).
DISKUSI
dalam studi multicentre ini, diperkirakan bahwa peristiwa kutil kelamin berkaitan
dengan penurunan QALY yang setara dengan kehilangan 6.6 hari hidup sehat. Biaya
pengobatan untuk perawatan di sebuah klinik kesehatan seksual diperkirakan £94 (tidak
termasuk Screening IMS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kutil kelamin
memberikan dampak yang besar pada layanan kesehatan dan individu. Ini adalah studi
terbesar untuk menunjukan penurunan kualitas hidup yang terkait dengan kejadian kutil
kelamin dan memberikan penilaian yang paling rinci dari biaya pengobatan saat ini di
Inggris. Berbeda dengan beberapa studi sebelumnya, hasil penelitian ini didasarkan pada
tanggapan dari pasien secara langsung mengenai pengalamannya dengan penyakit kutil
kelamin. Penelitian Ini memilki beberapa keterbatasan :
1. studi kuesioner mungkin dapat menyebabkan bias karena data pada individu
yang tidak diundang ke studi, atau yang menolak untuk menjadi responden tidak
dicatat secara akurat dibeberapa tempat (klinik kesehatan)
2. Kedua, hal ini tidak mungkin untuk mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat
antara disutility dengan kejadian kutil kelamin.
Dalam penelitian ini memperkirakan juga bahwa dampak kualitas hidup
bergantung dari pengobatan dan pendapatan ekonominya. Winer et al melaporkan
bahwa lamanya penyakit kutil kelamin tersebut rata-rata kutil 5,9 bulan pada
sekelompok mahasiswa perempuan dibeberapa Universitas. Hal tersebut sebanding
dengan perkiraan lama penyakit yang kami ajukan yaitu sekitar 174 hari atau 5,7 bulan.
Dalam penelitian ini, dikumpulkan juga informasi mengenai lamanya kejadian kutil
kelamin sebelum pasien tersebut datang ke klinik, dimana informasi tersebut dapat
memperkirakan juga besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan sebelumnya
yaitu biaya yang dikeluarkan pasien sebelum pasien berobat ke klinik yang dilakukan
kerja sama dalam penelitian ini agar penelitian lebih akurat.
Penelitian sebelumnya mengenai biaya pengobatan kutil kelamin telah
melaporkan berbagai macam biaya untuk tiap kejadian kutil kelamin tersebut. Dimana di
setiap studi terdapat perbedaan baik secara metodologi penelitiannnya, pengaturan
6
klinik kesehatannya ataupunpola pengobatannya. Misalnya, di Inggris, Brownet al
melaporkan biaya yang dikeluarkan pada seseorang yang mendetita penyakit kutil
kelamin adalah rata-rata£ 170 (harga pada tahun 2003) dimana penelitian tersebut
menentukan metode pengobatan dari data klinis. Dee et al melaporkan biaya rata-rata
untuk pengobatan kutil kelamin adalah £ 287 (harga pada tahun 2007 harga di Irlandia),
Langley et al melaporkan biayanya adalah£ 117 untuk pria dan £ 104 bagi perempuan
yang diteliti dengan peninjauan catatan kasus yang dilakukan pada tahun 2000. Di
beberapa Negara, Biaya pengobatan untuk penyakit kutil kelamin (kandiloma
akuminata) per kejadian adalah sebagai berikut :
1. Kanada £ 120 (harga pada tahun 2006)
2. Australia £ 158 untuk pria dan £ 243 untuk wanita (harga pada tahun 2009
harga)
3. USA £ 276 (harga pada tahun 2002 )
4. Prancis £ 293 (harga pada tahun 2005 harga)
5. Irlandia 287 (harga pada tahun 2007 ).
Estimasi nilai dari penelitian ini mengenai disutility dan kehilangan QALY
didapatkan hasil yang tidak terlalu tinggi dibandingkan 2 penelitian sebelumnya yang
menggunakan kuisioner EQ-5D juga. Studi di Inggris ini menunjukan disutility pada orang
yang terkena kutil pada alat kelamin pada usia 18 – 25 tahun adalah 0,05 untuk pria dan
0.11 untuk perempuan. Sedangkan penelitian di Kanada (disutility 0.08 - 0.23 dan
penurunan QALY yang setara dengan 9 - 40 hari kehilangan hidup sehat per kejadian
kutil kelamin. perbedaan dalam distribusi usia pada populasi sample dan metode
mungkin yang mempengaruhi hasil perkiraan QALY dan disutility pada penelitian ini
yang lebih rendah.
Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti yang sama, dimana
didapatkan hasil bahwa penurunan QALY pada wanita muda lebih sering terjadi genital
wart dibanding laki-laki muda usia 16 – 19 tahun namun perbedaannya tidak telalu
signifikan. Perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan karena perbedaan pandangan
mengenai aib antar laki-laki dan perempuan.
Hasil penelitian ini didasarkan pada rinci biaya pada setiap waktu setiap
pemeriksaan dan adanya sumber daya tambahan atau tidak untuk kondisi tertentu.
Pembayaran klinik di Inggris yang sesuai dengan kesepakatan adalah £ 133 per
7
kunjungan pertama jika ditangani oleh satu tenaga profesional, £ 171 per kunjungan
pertama jika multi-professional dan£ 101 per kunjungan tindak lanjut. Pembayaran tarif
untuk setiap kejadian kutil kelamin akan dijumlahkan dimana hasilnya melebihi dari
estimasi biaya yang kita perkirakan (lebih mahal).
Penelitian ini memberikan informasi mengenai dampak penyakit kutil kelamin
(kandiloma akuminata) terhadapkualitas hidup pasiendan besarnya biaya terhadap
sumber daya yang digunakan untuk merawat mereka.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini disimpulkan terjadinya disulity dan penurunan kualitas hidup
pada pasien yang mengalami penyakit kulit kelamin (kandiloma akuminata) khususnya
lebih banyak mengenai wanita karena pandangan mengenai terjadinya aib pada wanita
lebih menjadi stresor yang berat dibandingkan bagi laki-laki. Selain itu, pada penderita
kutil kelamin juga berdampak pada beratnya biaya pengobatan dan perawatan yang
harus dikeluarkan dimana setiap kunjungan ke klinik kesehatan mereka harus membayar
£ 94 yang belum termasuk terapi laser dan screening penyakit infeksi menular yang
lainnya. Penelitian mengenai evalusi ekonomi sangat bermanfaat untuk menentukan
kebijakan pemerintah. Saran yang diberikan dalam penelitian ini untuk penelitian yang
akan datang agar penelitian lebih akurat adalah diharapkan dapat mengevalusi dari segi
ekonomi mengenai keefektifan biaya untuk vaksin HPV yang bivalen dibandingkan
dengan HPV yang quadrivalen di Inggris.
8
PEMBAHASAN
CANDILOMA AKUMINATA (KUTIL KELAMIN)
A. DEFINISI
Candiloma akuiminata atau kutil pada alat kelamin adalah penyakit infeksi
menular seksual yang mengenai kulit dan mukosa akibat infeksi oleh Human
Papillomavirus (HPV) tipe tertentu, dimana ditandai dengan adanya proliferasi sel
epidermis secara benigna atau fibroepiteloma. Kandiloma juga biasa disebut
sebagai tumor yang menyerupai jengger ayam pada alat kelamin. Pertumbuhan dari
tumor tersebut jinak dan superfisial terutama mengenai bagian alat genitalia
(Aprilianingrum, 2006).
Nama lain (sinonim) dari kandiloma akuminata adalah kutil kelamin, kuril
kemaluan, kutil genital, genital warts, veruka akuminata, veneral wart, dan jengger
ayam (Rosfanty, 2009).
Penularan dari kandiloma akuminata yaitu dari hubungan seksual, oral seks,
atau perabaan pada alat kelamin dengan tangan atau benda yang terkontaminasi
dengan HPV dan adanya trauma pada kulit (Sehgal, 2010;Aprilianingrum, 2006).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit kandiloma akuminata adalah Virus DNA golongan
papovirus yaitu HPV (Human Papillomavirus). HPV memiliki 100 tipe dimana tipe
yang dapat menyebabkan kandiloma akuminata adalah HPV tipe 6,11,30, 42,43, 44,
45, 51, 54,55,70. Dari beberapa tipe tersebut yang paling sering menimbulkan lesi
dengan pertumbuhan (jengger ayam) adalah tipe 6 dan 11 (Sehgal, 2010).
Virus HPV terdapat 2 sub family yaitu family polyomavirinae dan
papilomavirinae. Morfologi dari virus HPV sub family papillomavirinae adalah
berbentuk ikosahedral nukleocapsid. Tanpa selubung non-envelop, ukuran 55 nm,
bentuk bulat, DNA untai ganda, jaringan sasaran merupakan epitel permukaan dan
potensial untuk menjadi onkogenik dalam inang secara alamiah. Perbedaannya
dengan sub family polyomavirinae adalah virus tersebut lebih banyak menyerang
organ dalam dan tidak berpotensi sebagai onkogenik. Genom dari virus papilloma
pada dasarnya dibagi 2 bagian, yaitu bagian yang mengatur sintesis protein awal
9
(Early protein) disebut gen E dan gen yang mengatur sintesis protein
penyususnstruktur virus (late protein) disebut gen L. Diantara gen E, gen E6 dan gen
E7 dianggap yang paling bertanggung jawab terhadap transformasi sel (Jewetz,
1995).
KATEGORI GEN GEN FUNGSI
Early gen E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
Replikasi virus
Modulasi transkripsi dan replikasi
Tidak diketahui
Produksi virus yang infeksisus
Transformis properties
Onkoprotein; berinteraksi dengan P53
Onkoprotein; interaksi dengan pRb
Tidak diketahui
Late gen L1
L2
Kapsid protein mayor
Kapsid protein minor
Jika virus bergabung dengan genom host, virus HPV tidak merusak atau
mematikan sel namun mengubah sifat sel menjadi tumor atau kanker (keganasan).
Papillomavirus menyerang epitel gepeng pada kulit dan mukosa, dan biasanya tipe
virus penyerang berbeda dari tipe virus yang menyerang mukosa. Daerah
transformasi antara mukosa kolumner dan gepeng dileher rahim (serviks), hidung,
laring dan batas perlukaan mukosa merupakan daerah yang peka terhadap infeksi.
Sifat dari papilllomavirus virus adalah tahan terhadap terhadap panas dan
pengeringan sehingga infeksi dapat terjadi walaupun tanpa adanya kontak langsung
(Syahrurachman,1994).
Siklus hidup dari virus HPV harus dilakukan di dalam genom host karena virus
membutuhkan inang yang sesuai untuk perkembangannya. Saat HPV melekat
dengan sel host, maka HPV akan masuk ke dalam sitoplasma host dan berlanjut ke
inti sel (nukleus)dari sel host. Saat HPV menuju inti sel, maka virus HPV akan
memotong DNA dari dari sel host dan menggabungkan DNA nya (DNA HPV) dengan
DNA host. DNA virus akan membentuk protein dengan bantuan sel host yaitu Early
Protein (E1 – E8) dan Late Protein (L1 – L2). Early protein berfungsi sebagai
10
pembentuk DNA virus yang baru (replikasi DNA virus) dan membuat sifat sel
menjadi onkogenik dimana Early protein akan membentuk enzim timidin kinase dan
DNA polimerase yang akan membantu replikasi virus. Late protein akan
menstimulasi mRNA host untuk melakukan transkripsi dan membentuk protein
baru untuk membentuk selubung virus seperti matrik dan kapsul. Matriks dan
kapsul yang telah terbentuk akan menyelubungi DNA virus yang baru terbentuk
juga sehingga munculah virus HPV yang baru. Virus HPV tidak merusak sel tapi
mengganggu proses proliferasi dan diferensiasi sel sehingga menyebabkan sel yang
terinfeksi menjadi tumor atau kanker.
C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit kandiloma akuminata atau kutil kelamin masih sangat banyak
ditemukan didunia ini dan dampak dari kutil kelamin pun sangat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang. Pada tahun 2009 didapatkan sekitar 125 000 orang yang
didiagnosa mengalami kutil kelamin di seluruh klinik kesehatan seksual di Inggris
dan terdapat 10% – 40% kasus kandiloma akuminata diinggris harus melakukan
pengobatan secara berulang akibat kemunculan kembali kutil di alat kelamin
(Woodhallet al, 2011).
Prevalensi kejadian kandiloma akuminata di setiap negara pasti berbeda-beda
karna tergantung dari kebiasaan praktek seksual dan pelayanan kesehatannya. Di
AS, kasus baru Kandiloma akuminata menyerang 5,5 – 6,2 juta penduduk AS setiap
tahunnya dimana pada tahun 2005 sebanyak 20 juta penduduk AS terinfeksi
kandiloma akuminata dan 80 juta penduduk telah mengalami kandiloma akuminata
sebelumnya. Terjadinya kandiloma akuminata juga paling banyak terjadi pada
wanita dibandingkan laki-laki. prevalensi kandiloma akuminata pada wanita di
Belgia sebesar 11%, di AS sebesar 20% yang ditelusuri dari mahasiswa putri, di Italia
36% dan prevalensi kandiloma akuminata pada tahanan wanita di Spanyol
sebesar46% pada tahanan wanita. Kejadian terbesar kandiloma akuminata adalah
pada para PSK sehingga PSK merupakan resiko tinggi untuk terkena penyakit
kandiloma akuminata.Prevalensi tertinggi KA adalah pada PSK,Prevalensi Kandiloma
Akuminata pada PSK telah ditelusuri pada beberapa negara seperti diMeksiko
kejadian kandiloma akuminata pada PSK sebesar 43%, di Jepang 48% dan di Calcuta
11
(India) sebesar 63%. Nilai-nilai tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan
prevalensi pada wanita-wanita bukan PSK (Aprilianingrum, 2006).
Di Negara kita yaitu negara Indonesia, kejadian (prevalensi) kandiloma
akuminata pada perempuan yang datang ke klinik KB dan klinik pendidikan sebesar
5 – 19%. Sedangkan prevalensi kandiloma akuminata pada klinik IMS sebsesar 27 %.
Di Propinsi Jawa Tengah, tercatat 17 kasus kandiloma akuminata dari 2.329 kasus
IMS dan di Kota Semarang, kejadian kasus kandiloama akuminata pada tahun 2003
terdata sebesar 6,8% dari total kasus IMS 73 kasus, tahun 2004 sebesar 8,6% dari
total kasus IMS sebanyak 151 kasus) dan bulan Januari – Agustus tahun 2005 kasus
kandiloma akuminata meningkat 8,6% menjafi 12,2% dari toal kasus IMS sebanyak
131 kasus (Aprilianingrum, 2006).
Menurut penelitian yang dilakukan Muslimin dkk (2011) di RS. Akademis Jaury
Makasar, didapatkan hasil penderita kandiloma akuminata berdasarkan kelompok
usia, terbanyak pada kelompok umur 16-30 tahun sebanyak 5 orang (55,56%),
kelompok umur 31-45 sebanyak 3 orang (33,33%), dan kelompok umur 46-60 tahun
1 orang(11,11%) dari total pasien 9 orang.
D. FAKTOR RESIKO
Terdapat beberapa golongan yang menjadi faktor resiko untuk terjadinya infeksi
kandiloma akuminata, golongan tersebut adalah rata-rata golongan yang memiliki
kebiasaan seksual yang tidak sehat dan life style yang buruk sehingga memudahkan
segala infeksi menyerang tubuhnya yang salah satunya bisa terserang virus
penyebab kandiloma akuminata. Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya
infeksi kandiloma akuminata adalah sebagai berikut :
1. Faktor dari agen penyakit, dimana semakin sering melakukan kontak dengan
orang yang telah terinfeksi maka terjadinya kandiloma akuminata juga akan
semakin cepat karena faktor virulensi dari virus HPV sangat mempengaruhi
terjadinya penyakit tersebut.
2. Wanita PSK (Pekerja Seks Komersial), kejadian kandiloma akuminata meningkat
10 kali lebih besar pada wanita PSK karena wanita PSk akan berganti-ganti
pasangan terus menerus dan kebanyakan pelanggannya juga tidak memakai
alat pengaman sehingga penularan sangat mudah terjadi
12
3. Orang yang sering berganti-ganti pasangan untuk berhubungan seksual/partner
seks
4. Riwayat penyakit IMS sebelumnya seperti gonore ,klamidia, sifilis, dan lainnya.
Riwayat adanya infeksi menular seksual sebelumnya mempermudah terjadinya
infeksi HPV karena dengan adanya riwayat infeksi IMS sebelumnya maka ada
kemungkinan masih ada kuman-kuman yang dorman di dalam tubuh dan saat
HPV masuk maka kuman-kuman tersebut saling bekerjasama untuk melawan
pertahanan tubuh manusia
5. Adanya riwayat penyakit Non-IMS yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh/imunosupresif
6. Adanya HIV yang positif. HIV merupakan virus yang yang dapat menyerang
sistem pertahan tubuh khususnya menyerang CD-4. Penurunan daya tahan
tubuh akan mempermudah terjadinya infeksi kandiloma akuminata. Daya tahan
tubuh dikatakan menurun jika kadar kadar CD-4 < 200/mikro liter.
7. Status gizi yang rendah. Status gizi mempengaruhi terbentuknya kualitas dari
sel-sel tubuh dan daya tahan tubuh, sehingga jika gizi baik makan daya tahan
tubuh juga baik serta perbaikan pada sel-sel yang rusak ditubuh lebih cepat
8. Sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah, dimana rendahnya
pendidikan dan ekonomi mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku
seksual seseorang (Aprilianingrum, 2006)
Semakin banyak faktor-faktor resiko terjadi pada seseorang maka akan semakin
cepat terjadinya infeksi kandiloma akuminata pada seseorang tersebut. oleh karena
itu, himbauan untuk seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kesehatannya dan
bagi seseorang yang telah melakukan hubungan seksual khususnya dengan
multipatner harus selalu memeriksakan keadaannya secara dini dengan screening
penyakit IMS di klinik-klinik terdekat agar tidak menularkan ke individu lainnya.
13
E. PATOGENESIS
Sel target dari papillomavirus adalah sel epitel gepeng (pipih) dan membran
mukosa. Penularan virus papillomavirus diawali dari adanya kontak langsung baik
secara seksual, persalinan atau kontaminasi pada kulit dan mukosa yang mengalami
abrasi atau lesi sehingga virus tersebut masuk ke dalam sel host di bagian basal dan
mengalami inokulasi dan infeksi tetap laten di dalam sel tersebut. Dengan
terjadinya diferensiasi sel menjadi keratosit matang, kepekaan sel akhirnya berubah
dan memungkinkan virus berkembang secara vegetatif sehingga infeksi menjadi
produktif. Papilomavirus (tipe 6 dan 11) aktif bereplikasi di sel yang sedang aktif
melakukan pembentukan keratin. Sel yang telah terinfeksi dengan virus akan
bermigrasi dari sel basal menuju ke bagian stratum spinosum (prickel cells). Virus
akan bereplikasi dalam sel tersebut dan memproduksi early protein (yang sangat
berpengaruh adalah E2, E6, E7, dan E5 . protein E6yang memiliki kemampuan untuk
mendegenerasikan P53 yang berguna untuk mengendalikan apoptosis sel dan DNA
repair. Karena P53 diserang oleh E6 sehingga P53 (Tumor Suppressor Protein) rusak
dan membuat apoptosis sel dan DNA repair akan terganggu membuat sel terus
bereplikasi tanpa adanya pengendalian. Selain dari E6, virus juga memilikiprotein E7
yang membuat sifat onkogenik pada virus papilloma tersebut karena E7 merusak
ikatan pRb (Retinoblastoma Gene Products) dengan E2F-1 sehingga E2F-1 bebas
dan protein tersebut digunakan untuk transkripsi dan replikasi gen virus untuk
memperbanyak diri. Sedangkan untuk protein E5 berguna mengaktivasi protein
kinase yang akan menginduksi aktivitas mitogen agar respon pertumbuhan dan
diferensiasi sel host meningkat (Jewetz, 1995; Syahrurachman, 1994).
Dengan diproduksinya protein-protein tersebut maka proliferasi sel akan
semakin meningkat dan diferensiasi sel (proses pematangan sel yang lebih spesifik
dan fungsional) terhambat yang menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali
karena tidak ada apoptosis dan sintesis keratin akan berlebihan (karena virus
menginfeksi sel yang sedang aktif membentuk keratin dan mematangkan keratin)
yang dapat membuat stratum korneum menebal (Hiperplasi sel) dan terbentuklah
kutil (Syahrurachman, 1994).
Karena integrasi gen virus dengan kromosom host maka terdapat kemungkinan
sel yang terinfeksi tersebut berubah dari sel normal menjadi sel karsinoma. Selain
14
dari infeksi papilloma, menurut penelitian ada pula faktor-faktor tambahan (co-
faktor) yang dapat mempengaruhi sel normal berubah menjadi sel karsinoma. Co-
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebiasaan merokok dan konsumsi karsinogen kimia lainnya
2. Pemaparan terhadap radiasi sinar gelombang pendek
3. Faktor pertumbuhan dan hormon steroid
4. Infeksi setempat yang mengubah ekspresi gen sel dan virus
5. Reaksi radang sel yang berkepanjangan (Syahrurachman, 1994).
F. MENIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi kandiloma akuminata adalah antara 1 – 8 bulan, tapi rata-rata
ditemukan selama 2 – 3 bulan setelah terinfeksi HPV. Prdileksi dari kandiloma
akuminata adalah pada tempat yang sering mengalami trauma, dan daerah lipatan
pada alat genital eksterna. Pada pria tempat yang sering terkena kandiloma
akuminata adalah pada sulcus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna,
preputium, korpus dan pangkal penis. Sedangkan pada wanita, tempat yang sering
terinfeksi kandiloma akuminata adalah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia
mayor, labia minor, leher rahim (serviks) terkadang pada porsi uteri. Kandiloma
akuminata juga dapat mengenai sekeliling anus terutama pada laki-laki
homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual lewat anus (Rosfanty,
2009; Aprilianingrum, 2006).
Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita kandiloma akuminata
adalah sebagai berikut (Rosfanty, 2006; Aprilianingrum, 2006) :
1. Gejala Awal
Muncul benjolan atau lecet dialat kelamin atau sekiarnya
Sakit di alat kelamin
kemerahan di alat kelamin
Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
Demam ringan – berat
Skema Patogenesis HPV (Human Pappilomavirus)
15
Virus masuk lewat abrasi ke lapisan basal lalu mengadakan inokulasi (masa laten)
Virus berkembang di sel host yang sedang membentuk keratin dan mengeluarkan protein E
Sel host mengalami diferensiasi menjadi keratin sehingga menginduksi virus untuk berkembang
Virus juga membuat sel membentuk keratin yang berlebihan dan terjadi penebalan keratin distratum korneum
Apoptosis terhambat sehingga Proliferasi sel meningkat tapi tidak memiliki fungsi dam sel-sel baru yang terbentuk tidak diperlukan
Terbentuklah kutil
E6 yang menghancurkan P53E7 yang merusakan ikatan pRbE5 merespon peningkatan pertumbuhan selE2 untuk replikasi
Terbentuk virus baru yg infeksius
16
2. Muncul bintil-bintil kecil berwarna abu-abu, merah muda atau agak
kemerahan pada daerah alat kelamin dan sekitarnya. Bintil tersebut tumbuh
secara cepat dan bertambah banyak, dimana akan sangat mengganggu
3. Bintil-bintil yang muncul akan berkembang dan ada beberapa yang saling
berdekatan sehingga hampir menyerupai gambaran bunga kol
4. Mucul gejala Panas di sekitar alat kelamin
5. Nyeri, perdarahan dan rasa tidak nyaman dirasakan saat melakukan
hubungan seksual.
6. Kutil lunak dan tidak nyeri
Dilihat dari segi bentuk tanda-tanda klinisnya, kandiloma akuminata di bagi
menjadi 3 yaitu :
1. Bentuk akuminata
Sering ditemukan di daerah lipatan-lipatan yang lembab. Pada bentuk
akuminata ini, akan terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan
berjonjot seperti jari. Kutil berbentuk kecil (berdiameter 1 – 2 mm), namun
dapat berkembang menjadi lebih besar dan banyak. Jika berkembang dalam
jumlah yang cukup banyak bisa menyerupai bunga kol dengan warna yang
merah pink atau keabuan
2. Bentuk papul
Tanda pada bentuk ini adalah ditemukannya kelainan pada kulit kelamin
berupa papul dengan permukaan halus dan licin, multipel
dan menyebar secara diskret. Sering muncul pada daerah yang mengalami
keratinisasi sempurna seperti batang penis, vulva bagian lateral, perianal
dan perineum
3. Bentuk datar (flat)
Berbentuk bintil sangat kecil yang jarang bisa dilihat dengan mata
telanjang. Untuk dapat mendiagnosisnya diperlukan larutan asam asetat
yang dioleskan pada daerah yang dicurigai terdapat bintil kandiloma
akuminata yang selanjutnya diperiksa dengan miksoskop khusus
(colposcope).
17
Selain ketiga bentuk diatas, pada kandiloma akuminata dapat juga dijumpai
bentuk lain yang telah diketahui berhubungan dengan keganasan genital akibat
tidak mendapat terapi yang adekuat, yaitu :
1. Giant Condyloma Buschke-Lowenstein
Bentuk ini diklasifikasikan juga sebagai karsinoma sel skuamosa dengan
keganasan derajat rendah. Hubungan yang terkait antara kandiloma
akuminata dengan karsinoma sel skuamosa dengan keganasan derajat
rendah dengan ditemukannya HPV tipe 6 dan tipe 11. Gambarannya adalah
adanya kandiloma yang besar, bersifat invasi lokal dan tidak bermetastasis.
Secara histologi, giant kandiloma memang sama seperti kandiloma
akuminata namun giant kandiloma biasanya lebih besar dan refrakter
terhadap pengobatan
2. Papulasi Bowenoid
Gambaran klinis dari papulosis bowenoid berupa papul likenoid yang
berwarna coklat kemerahan, ditemukan juga lesi yang berbentuk makula
eritematosa dan lesi mirip leukoplakia dimana lesi tersebut biasanya
multipel dan kadang berpigmentasi. Perbedaaan papulosis bowenoid
dengan kandiloma akuminata adalah biasanya papulosis bowenoid
permukaan lesinya lebih halus dan hanya sedikit papilomatosanya. Untuk
gambaran histopatologginya mirip dengan bowen dengan inti yang
berkelompok, sel raksasa diskretorik dan sebagian mikotik atipik. Papulosis
bowenoid juga jarang menyebabkan keganasan dan dapat beregresi
spontan (Aprilianingrum, 2006).
G. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Dalam penegakan diagnosis, hal yang pertama harus dilakukan adalah
melakukan anamnesis secara sistematis, dimana anamnesis dilakukan sebelum
pemeriksaan fisik dan penunjang agar membantu menegakan diagnosis dan
menggali riwayat-riwayat penyakit terdahulunya. Dalam penegakan diagnosis,
anamnesis menyumbang 80% apabila dilakukan dengan baik. Selanjutnya setelah
melakukan anamnesis baru dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang
untuk mendukung diagnosis kerja.
18
Pada kasus IMS, pelaksanaan anamnesis memang sedikit sensitif dan harus
ditanyakan secara baik-baik kepada pasien. Yang harus ditanyakan dalam
anamnesis pada kasus IMS meliputi :
1. Keluhan utama atau keluhan yang paling mengganggu
2. Keluhan tambahan
3. Riwayat perjalanan penyakit
4. Kontak seksual pada akhir-akhir ini, minimal sebulan terakhir
5. Tanyakan banyaknya partner seksnya
6. Jenis kelamin mitra seks (homoseksual atau heteroseksual)
7. Cara hubungan seksual (untuk mengetahui adanya oral seks atau anal seks,
karena keadaan tersebut mempengaruhi juga predileksi pada penyakit )
8. Adanya penggunaan kondom saat berhubungan seksual atau tidak
9. Riwayat penyakit IMS sebelumnya juga perlu digali
10. Riwayat transfusi darah
11. Riwayat pengobatan dan efek pengobatannya
12. Untuk pasien perempuan gali juga riwayat menstruasi terakhir dan metode
kontrasepsi yang digunakan.
Pada kasus kandiloma akuminata biasanya pasien didapatkan adanya hubungan
seksual yang multipatner, karena kandiloma akuminata didapatkan dari hubungan
seksual walaupun selain dari hubungan seksual dapat pula disebabkan oleh
transfusi darah atau pemakaian jarum suntik yang telah terkontaminasi namun
keadaan tersebut jarang terjadi ( Rosfanty, 2009).
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan papul-papul kecil berbentuk seperti
kembang kol atau jengger ayam dan dapat pula ditemukan plak datar. Lesi
berwarna pink, merah, dan coklat. Letak papul dapat menyendiri (soliter),
menyebar atau berkumpul membentuk massa yang besar dan biasanya pada orang
dengan imunokompremise massa dapat sangat besar.
Jika infeksi pada lapisan mukosa, lesi biasanya non-keratin yang tempat
predileksi tersering adalah di alat genital, mulut dan rektal. Sedangkan, pada infeksi
di kulit lesi yang terbentuk biasanya lesi dengan keratin terutama mengenai kulit
dan tangan.
19
Tempat predileksi kandiloma akuminata pada laki-laki adalah di frenulum,
korona gland penis, preputium, batang penis dan scrotum. Untuk perempuan
tempat predileksinya adalah labia, klitoris, periuretra, perineum, vagina dan serviks
(lesi datar). Jika terjadi pada homoseksual maka predileksi adalah di lubang anal,
perianal dan orofaring. Pada kandiloma akuminata yang terjadi Dianal atau rektum
dapat pula digunakan Anoscopy untuk membantu melihat kutil di dalam anal
(Fitzpatricks, 2005).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penegakan diagnosis pada kandiloma akuminata sebenarnya sudah dapat
ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara inspeksi dan
palpasi,namun pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan indikasi sebagi
berikut :
1. Diagnosis masih meragukan
2. Lesi tidak membaik dengan standar terapi
3. Penyakit bertambah berat selama terapi
4. Lesi atipikal
5. Pasien mengalami penurunan imun
6. Kutil mengalami pigmentasi, mengeras, terfiksasi, berdarah atau mengalami
ulserasi (Sehgal, 2010).
Pada keadaan-keadaan tersebut, pemeriksaan penunjang dapat segera
dilakukan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
20
1. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan biopsi jaringan lalu dilakukan
pemeriksaan secara mikroskopis dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Pada
pemeriksaan dari biopsi kutil tersebut dapat ditemukan:
Parakeratosis
Hyperkeratosis
Papilomatosis
Achantosis, yaitu penebalan epidermis akibat hiperplasi atau hipertrofi.
Akan membentuk peninggian sel yang cenderung dari radial ke pusat
lesi
Vakuola sel dengan basofilik nuclei yang kecil yang dikelilingi oleh clear
halo dan sitoplasma yang pucat. Keadaan tersebut dinamakan
koilocytes. Koilocytes ditemukan pada bagian atas stratum granulosum
dan sel-sel tersebut tidak memiliki granul keratohyaline
kutil yang datar dan tidak ditemukan papillomatosis dan parakeratosis
juga sering ditemukan pada kasus-kasus kutil genital
Pada kutil anogenital ditandai dengan adanya acanthosis dan rete
ridges yang menampilkan adanya pseudoepithelimatous hyperplasi
2. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
mengoleskan asam asetat 3% – 5% yang dioleskan pada kulit atau mukosa yang
dicurigai. Jika terjadi perubahan warna menjadi putih maka menandakan
adanya pertumbuhan sel yang abnormal atau lesi pra kanker, tetapi jika warna
tetap maka sel normal.
Menurut CDC 2010, pemeriksaan IVA tidak spesifik untuk mendeteksi
infeksi HPV dan sudah tidak dianjurkan lagi untuk screening HPV, dimana yang
lebih dianjurkan untuk screening infeksi HPV adalah pemeriksaan Pap-Smear.
3. Pemeriksaan DNA HPV
Pemeriksaan DNA HPV dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Hybridisasi asam nukleat untuk mengidentifikasi DNA atau RNA yang
spesifik
21
Pemotongan DNA menggunakan enzim restriksi endonuklease (enzim
R-1)
Menggandakan DNA (DNA kloning)
Polimerase Chain Reaction (PCR), yaitu mengidentifikasi secara spesifik
GEN HPV.
Pemeriksaan DNA HPV menurut CDC 2010 sudah tidak dianjurkan untuk
pemeriksaan infeksi HPV karena selain biayanya mahal, hasil dari pemeriksaan
ini tidak dapat mengubah kondisi manajemen klinis
4. Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan serologi dilakukan untuk membedakan dengan kandiloma lata
pada sifilis. Pemeriksaan ini juga tidak dianjurkan karena kandiloma lata dan
kandiloma akuminata dapat dibedakan dari gejala klinis. Kadiloma lata terjadi
diawali dengan ulkus sedangkan kandiloma akuminata tidak didahului dengan
adanya gejala ulkus pada alat genital (CDC dan Sehgal, 2010).
I. TERAPI
Alasan utama pengobatan pada penyakit kandiloma akuminata atau kutil
kelamin adalah untuk memperbaiki gejala dan menghilangkan keprihatinan akibat
terganggunya kosmetik. Pada beberapa pasien kutil kelamin dapat sembuh
spontan, namun ada juga yang menetap dan bertambah besar. Keadaan tersbut
terjadi tergantung dari status imun pasien karena pada pasien yang mengalami
imunokompremise biasanya kutil tidak dapat hilang spontan dan jenis kutilnya
besar dibanding orang yang yang tidak mengalami imunokompremise. Terapi untuk
kutil kelamin atau kandiloma akuminata yang tersedia saat ini cenderung hanya
untuk mengurangi gejala dan menghilangkan kutil yang terbentuk bukan untuk
memberantas infektivitas HPV. Sehingga gejala tersebut dapat muncul atau kambuh
berulang kali namun tidak ada pembuktian bahwa munculnya kutil kelamin atau
pengobatan berhubungan dengan terjadinya kanker serviks.
Pemilihan obat dipengaruhi oleh ukuran kutil, jumlah kutil, letak kutil, keinginan
pasien, biaya pengobatan, kenyamanan, efek samping dan pengalaman dari yang
memberi. Respon pengobatan kandiloma akuminata dipengaruhi oleh ada tidaknya
imunosupresi dan kepatuhan dalam pemberian obat, semakin pasien patuh dan
22
tidak mengalami imunosupresi maka respons pengobatan akan semakin baik. Untuk
kutil yang berada digenital biasanya respons terjadi setelah 3 bulan pengobatan.
Pengobatan dalam penanganan kutil kelamin ada yang dapat diterapkan oleh
pasien sendiri dan ada pula yang dilakukan dengan bantuan dokter. Pasien lebih
banyak memilih terapi yang diterpakan oleh sendiri karena dianggap lebih mudah
dah lebih fleksibel digunakan. Regimen yang direkomendasikan menurut CDC 2010
adalah sebagai berikut :
Di aplikasikan oleh pasien langsung Di aplikasikan sesuai perintah Dokter
Podofilox 0.5% solution or gel. 2x1 selama 3 hariAtauImiquimod 5% Cream 1x1 seminggu 3 kali selama 16 minggu (di pakai di malam saat mau tidur)AtauSinecatechins 15% ointment
Cryotherapy dengan liquid nitrogen atau cryoprobe. Diulang tiap 1 – 2 minggu AtauPodophyllin resin 10%–25% yang digabungkan dengan tincture of benzoin AtauTrichloroacetic acid (TCA) atau Bichloroacetic acid (BCA) 80%–90% AtauPengambilan dengan cara operasi yang bisa dilakukan dengan tangential scissor excision, tangential shave excision, curettage, atau dengan electrosurgery.
1. Podofilox
Merupakan obat antimitotik dimana bekerja dengan cara merusak
jaringan bintil atau kutil.Obat ini memiliki keuntungan yaitu murah, mudah
digunakan, dan aman. Cara penggunaannya yaitu bisa menggunakan kapas atau
dengan jari dan mengoleskan ke area kutil. Pengolesan tidak boleh melebihi 10
cm dan penggunaan perhari dibatasi sebanyak 0,5%. Agar pemberian lebih
akurat, dokter dianjurkan untuk menjelaskan cara pemakaiannya atau
memberikan contoh dalam pemberiannya. Pemberiannya adalah 2 kali 1 selama
3 hari dan tetap di follow-up4 hari setelah terapi.Efek samping obat ini adalah
muncul iritasi lokal atau nyeri yang ringan sampai sedang.
2. Imiquimod
Imiquimod adalah obat topikal yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh dengan menstimulsi produksi interferon dan sitokin. Terapi digunakan
dengan cara mengoleskan kebagian kutil 1 kali setiap akan tidur, 3 kali dalam
seminggu dan dilakukan selama 16 minggu. Setelah 6 – 10 jam pemberian obat
23
lalu area yang diolesi tersebut dicuci dengan air dan sabun. Efek samping yang
srig dijumpai adalah inflamasi lokal berupa kemerahan, erosi/ulkus, indurasi
dan vesikel. Adapula efeksamping berupa hipopigmentasi tapi jarang terjadi.
Imiquimod dapat melemahkan perlindungan dari kondom atau diafragma
vagina.
3. Sinecatechins
Sinecatechin salep adalah ekstrak teh hijau dengan produk aktif
(catechin). Di digunakan tiga kali sehari (0,5 cm pada tiap kutil) dengan
menggunakan jari untuk memastikan bahwa jaringan yang lunak juga ikut
terolesi . Obat ini tidak boleh dipakai lebih dari 16 minggu dan tidak boleh
dicuci setelah digunakan. Selama pengobatan jangan melakukan hubungan
Seksual (alat kelamin, dubur, atau oral). Efek samping yang paling sering dari
sinecatechins 15% adalah eritema, pruritis / rasa terbakar, nyeri, ulserasi,
edema, indurasi, dan ruam vesikuler. Obat ini dapat melemahkan perlindungan
kondom dan diafragma. Obat ini tidak dianjurkan untuk orang yang terinfeksi
HIV, orang immunocompromised, atau orang-orang dengan herpes genital klinis
karena keamanan dan kemanjuran terapi dalam pengaturan ini belum
ditetapkan. Keamanan sinecatechins selama kehamilan juga tidak diketahui.
4. Cryotherapi
Cryotherapy menghancurkan kutil dengan cara menginduksi sitolisis
dengan cara pengaturan suhu (suhu dingin, Dengan membekukan sel). Dokter
dan Penyedia layanan kesehatan harus dilatih dalam penggunaannya agar
terjadi terapi yang tepa. terapi yang berlebihan dapat mengakibatkan
komplikasi atau tingkat keberhasilannya menjadi rendah. Efeksamping adalah
adanya rasa sakit setelah pemberian nitrogen cair dan diikuti gejala adanya
nekrosis dan kadang-kadang melepuh. Anestesi lokal (topikal atau injeksi) dapat
diberikan untuk sebelum terapi jika kutil yang muncul di banyak tempat atau
jika area kutil besar.
5. Phodophyllin
Phodophyllin resin 10% -25% harus berikan ke setiap kutil dan dibiarkan kering
udara sebelum menggunakan pakaian. Pabila obat tersebut mengenai pakaian
dan menyabar kekulit lain yang sehat maka akan menyebabkan iritasi lokal.
24
Perawatan dapat diulang tiap minggu jika diperlukan. Untuk menghindari
kemungkinan komplikasi yang terkait dengan penyerapan sistemik dan
toksisitas, dua pedoman yang harus diikuti:
a. aplikasi harus dibatasi <0,5 mL podophyllin atau daerah <10 cm utuk tiap
kutil
b. Pada daerah yang diberi pengobatan tidak boleh mengandung lesi terbuka
atau luka.
Setelah 1-4 jam pemberian obat, maka obat harus dicuci hingga bersih untuk
mengurangi iritasi lokal. Keamanan podophyllin selama kehamilan belum
ditetapkan.
6. Tricloroacetic acid (TCA) atau Bichloroacetic acid (BCA)
TCA dan BCA adalah agen yang dapat merusak kutil dengan
mengkoagulasi protein kimia. Solusio TCA memiliki viskositas rendah
dibandingkan dengan air dan dapat menyebar dengan cepat sehingga jika
diberikan secara berlebihan akan dapat merusak jaringan yang didekatnya.
Pengobatan dengan cara dioleskan pada tiap kutil harus lalu dibiarkan kering
dulu sebelum pasien beraktifitas. Efek sampingnya adalah nyeri berat dimana
dapat dinetralkan dengan sabun atau natrium bikarbonat. Jika jumlah asam
yang diberikan berlebihan pada daerah yang akan diobat maka harus dibedaki
dengan bedak, natrium bikarbonat (yaitu, baking soda), atau preparat sabun
cair untuk menghilangkan asam yang tidak bereaksi agar tidak menyebabkan
iritasi lokal. Perawatan ini dapat diulang setiap minggu, jika perlu.
7. Operasi
Setelah anestesi lokal, kutil kelamin dihancurkan dengan elektrocautery,
dalam hal ini tidak ada hemostasis tambahan yang diperlukan. Perawatan harus
dilakukan setelah terapi ini untuk mengontrol kedalaman elektrocautery dan
mencegah munculnya jaringan parut. Selain dengan elektrocautery, kutil dapat
dihilangkan juga dengan eksisi tangensial dengan gunting halus atau pisau
bedah, laser, dan kuretase. Terapi bedah paling bermanfaat bagi pasien yang
memiliki kutil kelamin yang banyak dan besar. Karbon dioksida laser dan
pembedahan keduanya mungkin berguna dalam pengelolaan kutil yang luas
25
atau kutil intrauteral, terutama bagi orang-orang yang tidak merespon
pengobatan lain.
Karena semua perawatan yang tersedia memiliki kelemahan, beberapa klinik
menggunakan terapi kombinasi. Data mengenai keberhasilan atau risiko terjadinya
komplikasi yang terkait dengan penggunaan kombinasi belum ada data yang akurat.
Terdapat pula pilihan obat alternatif dimana jika pengobatan utama mengalami
efek samping yang berat, maka dapat digunakan pengobatan alternatif sebagai
berikut (CDC, 2010) :
Kutil di serviks Kutil di vagina
Wanita dengan kutil di serviks harus
dievaluasi dengan biopsi dan
pemeriksaan histopatologi lalu dan
dirujuk ke spesialis
Cryotherapy dengan nitrogen cair.
Namun penggunaan cryoprobe dalam
vagina tidak dianjurkan karena risiko
perforasi vagina dan pembentukan
fistula.
Atau
TCA atau BCA 80% -90% yang duberikan
padapada kutil. Dilakukan tiap minggu
jika diperlukan.
Kutil di meatus uretra Kutil di anus
Cryotherapy dengan nitrogen cair
atau
Podophyllin 10% -25% di kombinasi
dengan senyawa benzoin. diulang setiap
minggu, jika perlu.
Cryotherapy dengan nitrogen cair
atau
TCA atau BCA 80% -90% diterapkan pada
kutil. Perawatan ini dapat diulang setiap
minggu, jika perlu
Atau
Pengangkatan kutil dengan operasi
J. PENCEGAHAN
Pada masyarakat umum, pencegahan untuk menghindari terjadinya penyakit
kandiloma akuminata adalah sebagai berikut :
1. A (Abtinence)
26
Abtinence atau penghindaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
menghindari hubungan seksual yang tidak sehat seperti hubungan seksual
secara anal dan oral khususnya bagi para homoseksual. Selain itu,
penghindaran hubungan seksual juga dilakukan selama pengobatan sedang
berlangsung
2. B (Be Faithfull)
Kesetiaan merupakan kunci utama agar tidak terjadi penularan secara
seksual sehingga dianjurkan bagi masyarakat untuk selalu setia pada
pasangannya jangan berganti-ganti pasangan untuk berhubungan seksual
karena dengan berganti-ganti pasangan akan menyebabkan penularan penyakit
yang lebih besar
Bagi para pekerja seks komersial (PSK) maka yang dianjurkan untuk mencegah
kandiloma akuminata adalah sebagai berikut :
1. C (Condom)
Pemakaian kondom dapat mengurangi penularan penyakit dari
hubungan seksual walaupun sebenarnya tidak dapat melindungi secara
menyeluruh dari infeksi kandiloma akuminata karena mungkin saja mitra
seks memiliki kandiloma akuminata selain di alat genital melainkan dikulit
sehingga dengan kontak antar kulit dapat pula menular.
2. Memilih pelanggan yang telah dikhitan
Menurut beberapa penelitian, seseorang laki-laki yang telah dikhitan
memiliki proteksi yang lebih besar bagi mitra seks wanitanya sebesar 0,37.
Namun, keadaan ini tidak mendukung sepenuhnya untuk menghindari
infeksi kandiloama akuminata
3. Deteksi dini pap-smear
Tes pap-smear baik untuk dilakukan tiap 3 tahun sekali yang dimulai
saat hubungan seksual pertama kali. Dengan pemeriksaan pap-smear maka
dapat diidentifikasi setiap perubahan sel yang yang tidak normal.
Pemeriksaan pap-smear juga daat dilakukan pula pada masyarakat umum
4. Peningkatan higienitas seseorang
Kebersihan alat genital sangatlah diperlukan dan kebersihan untuk tiap
benda yang kontak dengan alat genital harus selalu diperhatikan karena
27
virus HPV dapat juga menginfeksi dari kontak langsung benda yang
terkontaminasi
5. Vaksin HPV
Upaya pencegahan yang saat ini sedang dikembangkan adalah vaksin
untuk KA. Vaksin ini dikembangkan dari virus HPV tipe 16 dan18. Namun,
sejauh mana tingkat efektifitas vaksin HPV dalam mencegah KA belum
diketahui dengan jelas (Aprilianingrum, 2006).
K. KOMPLIKASI
Kandiloma akuminata merupakan salah satu infeksu menular seksual yang
memiliki komplikasi yang berbahaya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kanker serviks
Menurut penelitian Moscicki (2001) mengatakan bahwa infeksi kandiloma
akuminata yang lama meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks diman
resiko tertinggi terjadinya kanker serviks adalah jika infeksi kandiloma
akuminata telah terjadi selama 1 – 2 tahun. Kanker serviks merupakan penyakit
kenker yang mematikan dan menduduki urutan kedua penyebab Kematian
pada wanita di Amerika Serikat.
2. Kanker genital lain
Kandiloma akuminata juga dapat menginduksi terbentuknya kanker genital
lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis
3. Infeksi HIV
Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi HIV
4. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
Kandiloma akuminata yang tidak mendapatkan terapi akan terus
berkembang selama masa kehamilan dan perkembangan tersebut akan
menyebabkan sulitnya prosespersalinan karena dinding vagina tertutupi oleh
kandiloma akuminata yang tubuh disekitarnya. Seorang ibu yang hamil dengan
infeksi kandiloma akuminata dapat terjadi penurunkan sistemkekebalan tubuh,
sehinggadapat terjadi transmisi penularan kandiloma akuminta ke janinsecara
28
transvertikal. Kejadian kandiloma akuminata yang sering pada bayi adalah pada
tenggorokan (Aprilianingrum, 2006).
Selain dari komplikasi yang disebutkan diatas, kandiloma akuminata juga
memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap kehidupan. Kulitas hidup
pada penderita kandiloma akuminata dikatakan pada penelitian Woodhal et al
(2011) mengalami penurunan dimana pengukuran kualitas hidup yang dilakukan
dengan kuesioner EQ-5D didapatkan hasil rata-rata indeks skore adalah 0,87 (95%
CI 0.85 - 0.89). Rata-rata disutility (ketidakbergunaan) dalah 0.056 (95% CI 0,038 -
0.074). nilai tersebut setara dengan kehilangan 6.6 hari kehidupan yang sehat untuk
setiap kali episode munculnya kutil kelamin.pada penderita kutil kelamin juga
dikatakan pada penelitian tersebut selain berdampak pada kualitas hidup tapi
memiliki dampak pada beratnya biaya pengobatan dan perawatan yang harus
dikeluarkan dimana penelitian yang dilakukan di Inggris ini mengungkapkan setiap
kunjungan ke klinik kesehatan mereka harus membayar £ 94 yang setara dengan
Rp.1.337.244 ( 1 pounsterling = 14.226 rupiah ) yang belum termasuk terapi laser
dan screening penyakit infeksi menular yang lainnya.
5. PROGNOSIS
Ada beberapa kasus Kandiloma akuminata yang dapat sembuh spontan namun
kadang – kadang dapat kambuh setelah pengobatan karena adanya infeksi ulang
atau timbulnya penyakit yang masih laten.Kasus kandiloma akuminata juga ada
yang dapat menjadi keganasan. Keadaan tersebut tergantung pada sistem imun
dari tiap individu.
29
DAFTAR PUSTAKA
A, Kimberly., Workowski., et al. 2010. Sexually Transmitted Disease Guidelines 2010.
Departemen of Health and Human Services Center and Prevention, CDC.
Aprilianingrum, Farida., 2006. Faktor Resiko kandiloma Akuminata pada Pekerja Seks
Komersial (Studi Kasus Pada PSK Resosialisasi Argorejo Kota Semarang, Tesis,
Program Pasca Sarjana, Universitas Diponogoro.
Jawetz,E., Melnick,J.,et al. 1995. Mikrobiologi Kedokteran (20 ed). Nugroho.E dan
Maulany,R.F., 1995 (Alih Bahasa), EGC, Jakarta.
Moscicki A, Hills N, Shiboski S. Risk for Incident Human Papillomavirus Infection and Low
Grade Squamous Intraepithelial Lesion Development in Young Females. J Am Med
Assc. 2001; vol 285;no 23.
Muslimin,T.D., dkk. Profil Penderita kandiloam Akuminata di RS Akademis Jaury Makasar
Study Retrospektif Periode Oktober 2010- September 2011, Disertasi, Bagian Ilmu
Kesehatan kulit dan Kelamin, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanudin.
Rosfanty., 2009. Kandiloma Akuminata.
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/03/kondiloma-akuminata.html
Sehgal, Virendra.N., 2010. Sexually Transmitted Disease (5 ed). Jaypee Brother medical
Publishers, New delhi.
Syahrurachman,A., dkk. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara, Jakarta.
Wolff, Klause., Johnson,R.A., 2005 . Fitzpatrick’s Color Atlas andSynopsis OF
ClinicalDermatology . Mc Graw Hill, New York.
Woodhall,S.C., Jit,M., Soldan,K., Kinghorn,G., Gilson,R., Nathan,M., J D Ross,J.D.,
Lacey,C.J.N., 2011. The impact of genital warts: loss of quality of life and cost of
treatment in eight sexual health clinics in the UK. Sex Transm Infect2011;87:458-
463.
30