KATA PENGANTAR
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 i
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2018
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
KATA PENGANTAR
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provins Riau Tahun 2018 dapat diselesaikan.
Laporan ini memuat kinerja tahun anggaran 2018 dengan mengacu kepada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam
laporan kinerja ini, segala upaya pencapaian kinerja, kami uraikan baik mencakup
keberhasilan maupun hambatan selama tahun anggaran 2018. Kami sangat
menyadari bahwa akuntabilitas dan kredibilitas Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
tidak hanya ditentukan oleh pencapaian-pencapaian dalam laporan ini, karenanya
kami terus berupaya untuk meningkatkan kinerja agar sasaran dan tujuan dalam
pelaksanaan program KKBPK di Provinsi Riau dapat dicapai secara optimal.
Penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan
bantuan tenaga sehingga laporan kinerja ini selesai tepat pada waktunya dan kepada
seluruh jajaran Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang telah menunjukkan dedikasi
yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan tanggungjawab
masing-masing. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita
bersama, semoga bermanfaat bagi pegawai di lingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau, keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Akhirnya kami mengharapkan saran dan masukkan dari pembaca laporan
akuntabilitas kinerja ini, dapat disampaikan kepada kami untuk menjadi bahan
penyempurnaan laporan akuntabilitas kinerja pada tahun berikutnya.
Pekanbaru, Januari 2019
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau,
Drs. Agus P. Proklamasi, M.M.
NIP 19610817 198503 1 006
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dinamika pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) terutama di Provinsi Riau berhubungan erat dengan tingginya
laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. Tercatat bahwa laju
pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau adalah sebesar 3,59 persen lebih tingi dari
rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk nasional yang hanya 1,49 persen (Sensus
Penduduk 2010). Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini setidaknya dipengaruhi
oleh 2 (dua) faktor yang dominan yaitu fertilitas dan migrasi.
Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Riau berdasarkan Survei Kinerja
Akuntabilitas Program (SKAP) KKBPK Tahun 2018 sebesar 2,71 anak per wanita
usia subur. Capaian ini menunjukkan TFR stagnan mengingat hasil SDKI tahun
2017 berada pada angka yang sama. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Provinsi
Riau juga memicu migran berdatangan di Provinsi ini. Alhasil dengan TFR yang
masih tinggi dan juga migrasi masuk yang terus berlangsung menjadikan Laju
Pertumbuhan Penduduk tinggi.
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang diberikan mandat oleh Undang-Undang
(UU) 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan melaksanakan program
KKBPK di Provinsi Riau, telah berupaya melakukan berbagai cara untuk
mensukseskan pelaksanaan Program KKBPK melalui koordinasi dengan dinas
terkait di lingkungan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) serta
menguatkan dan mengembangkan mitra kerja yang terkait dengan pembangunan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Dinamika yang terjadi di era otonomi daerah, terakhir ditandai dengan terbitnya
undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, memberi harapan
baru terhadap keberhasilan program KKBPK. Berdasarkan pasal 12 ayat (2) huruf h
dan lampiran huruf (N) Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, semakin tegas bahwa pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana
adalah urusan Pemerintah wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yang
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 iii
menjadi urusan Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten dan
Kota. Sejalan dengan itu telah terjadi pula perubahan nomenklatur kelembagaan
program KKBPK di daerah, dari semula berbentuk badan atau kantor, menjadi
Dinas yang sudah mengakomodir urusan pengendalian penduduk.
Tahun 2018 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau memiliki sasaran (Indikator Kinerja
Utama/Sasaran Strategis) terhadap Program KKBPK 6 (enam) dengan realisasi
sebagai berikut:
1. 2 (dua) indikator kinerja sasaran mencapai di atas 100%;
2. 3 (tiga) indikator kinerja sasaran capaiannya berkisar antara 70% - 99,9%;
3. 1 (satu) indikator kinerja sasaran capaiannya berkisar antara 0% - 69,9%.
Untuk 6 (enam) sasaran program yang tercantum dalam Kontrak Kinerja Provinsi
tahun 2018, dapat dicapai dengan realisasi sebagai berikut:
1. 2 (dua) indikator kinerja sasaran mencapai 100% atau lebih;
2. 2 (dua) indikator kinerja sasaran mencapai 70%-99,9%;
3. 2 (dua) indikator kinerja sasaran capaiannya berkisar antara 30%- 69,9%.
Sedangkan ada 9 (Sembilan) indikator strategis diluar Renstra, dapat dicapai
dengan realisasi sebagai berikut :
1. 2 (dua) indikator kinerja sasaran mencapai 100% atau lebih;
2. 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran mencapai 70%-99,9%;
Dari 21 indikator sasaran terdapat 6 sasaran yang tercapai dan 15 indikator sasaran
tidak memenuhi sasaran. Hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut;
a. Pemakaian konntrasepsi dari Pasangan Usia Subur (PUS) yang juga stagnan
atau justru turun dan juga dimungkinkan pemakaian kontasepsi oleh PUS
kurang tepat semisal pemakaian kontrasepsi oleh pasangan pada kelompok umur
yang sudah tua, sudah punya anak banyak;
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 iv
b. Kurang optimalnya pelayanan di kantong-kantong unmet need sehingga PUS
terus melahirkan. Hal ini disebabkan karena akses pelayanan, budaya,
kepercayaan tertentu masyarakat dan akses pelayanan yang masih terbatas;
c. Penurunan CPR ini dimungkinkan oleh banyaknya pemakai kontraasepsi yang
drop out serta melonjaknya pasangan usia subur yang tidak/belum ber-KB;
d. Adanya rasionalisasi PA berdasarkan hasil rapat telaah program KKBPK
semester I tahun 2018. Rasionalisasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan data
Susenas 2015, SDKI 2017, Pendataan Keluarga 2015 dan tren laporan
FI/DAL/13 periode sebelumnya;
e. Rendahnya pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai metode
kontrasepsi, sulitnya menjangkau akses pelayanan KB dan kurangnya sebaran
tenaga medis yang memiliki kompetensi pelayanan KB MKJP;
f. Belum meratanya pengetahuan remaja tentang usia ideal menikah terutama di
daerah-daerah terpencil, pedalaman dan pedesaan;
g. Masih terbatasnya jangkauan sosialisasi baik secara langsung maupun melalui
berbagai media. Sosialisasi juga masih terbatas pada level provinsi dan sebagian
kabupaten/kota dan belum menjangkau semua keluarga yang ada di Provinsi
Riau;
h. Kurangnya KIE tentang alat/cara kontrasepsi yang diterima baik melalui media
maupun secara langsung;
i. Kabupaten Indragiri Hilir tidak membentuk satu pun Kampung KB sesuai
dengan penetapan KKP di masing-masing kabupaten/kota sebagai hasil
Keputusan Bersama di Rakorda KKBPK Provinsi Riau Tahun 2018;
j. Adanya orang tua yang tidak mengikuti pertemuan dan juga daerah yang sulit
terjangkau;
k. Belum adanya penilaian maturitas SPIP oleh BPKP;
l. Besarnya anggaran belanja pegawai tidak sebanding dengan kebutuhan belanja
pegawai tahun 2018, rendahnya realisasi pada output Pengawasan intern yang
efektif efisien terhadap pengelolaan program KKBPK, rendahnya realisasi
anggaran pada output Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK, rendahnya
realisasi pada output Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas
pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan, Rendahnya realiasai
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 v
pada output Penggerakkan stakeholder, mitra kerja, serta perubahan sikap dan
perilaku masyarakat, rendahnya realisasi pada output Peningkatan Penggerakan
KB MKJP, rendahnya realisasi pada output Pemenuhan Ketersediaan Alkon,
Rendahnya realisasi pada output Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan
Program KKBPK oleh PKB/PLKB dan PPKBD/Sub PPKBD; dan
m. Pengurusan status penggunaan (PSP) BMN yang ditetapkan oleh Kementrian
keuangan relatif lama.
Keberhasilan ini dicapai berkat kerja keras Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
bersama lintas sektor dan mitra kerja, dalam memperbaiki kinerja dengan
melaksanakan rekomendasi dari tim penilai atas Laporan Kinerja BKKBN tahun
2018 di samping berbagai upaya-upaya lain, yaitu:
1. Melakukan monitoring dan evaluasi atas akuntabilitas kinerja secara berkala
sebagai dasar penyusunan kebijakan dan strategi operasional di masa-masa
berikutnya;
2. Mensukseskan pelaksanaan program Kampung KB dengan berhasil membentuk
305 (empat ratus lima puluh lima) kampung KB sampai dengan tahun 2018.
Berikut ini adalah tabel pencapaian Indikator Kinerja Utama/Indikator
Kinerja Sasaran Strategis dan Sasaran Program tahun 2018:
Tabel x.1
Capaian Kinerja TA 2018
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
DAN INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
SASARAN REALISASI (%)
A. SASARAN STRATEGIS
1 Menurunnya angka kelahiran total
(TFR)
2,61 2,71 96,30
2 Meningkatnya prevelensi kontrasepsi
modern (mCPR)
54,34 52,20 96.06
3 Menurunnya tingkat putus pakai
kontrasepsi
25,00 22,30 112,10
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (Unmet need)
11,50 16,20 70,90
5 Meningkatnya perserta KB aktif yang
menggunakan MKJP
18.92 22,19 117,30
6 Meningkatnya peserta KB Aktif
Tambahan
22.634 7.191 31,70
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 vi
B. SASARAN PROGRAM
7 Menurunnya Angka kelahiran
pada remaja (ASFR 15-19
tahun)
22 22 100
8 Menurunnya kehamilan tidak
diinginkan dari PUS (15-49
tahun)
8,02 19,60 40,90
9 Meningkatnya median Usia
Kawin Pertama
21,30 21,20 99,50
10 Meningkatnya pengetahuan
keluarga tentang
kependudukan
50,30 49,00 97,40
11 11. Meningkatnya pengetahuan PUS tentang
alat/cara kontrasepsi)
49,30 10,80 21,90
12 Meningkatnya pemanfaatan
analisis dampak kependudukan
sebagai pendukung kebijakan
pembangunan berwawasan
kependudukan
20,00 21,00 105
C. INDIKATOR STRATEGIS LAIN DI LUAR RENSTRA
13 Meningkatnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan
reproduksi
58,00 58,10 100,20
14 Terbentuknya Kampung KB 153 136 88.87
15 Meningkatnya pengelolaan
Kampung KB melalui
Kelompok Kerja (POKJA)
Kampung KB
25,00 49.00 196.00
16 Meningkatnya pengetahuan
orang tua tentang pengasuhan
anak
10,17 9,25 90,95
17 Meningkatnya akuntabilitas
kinerja program dan anggaran
Maturitas SPIP 2
(Skor:2,7)
Belum ada
hasil
penilaian
-
18 Meningkatnya pencapaian
kinerja
≥ 90 88.87 98,74
19 Meningkatnya pencapaian
output
≥ 95 93,38 98,29
20 Meningkatnya penyerapan
anggaran
≥ 95 72,87 76,70
21 Telaksananya Penetapan BMN
Berdasarkan Status
Penggunaannya.
100 96,33 96,33
Sumber: diolah dari berbagai sumber
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 vii
Penyerapan anggaran di Perwakilan BKKBN Provinsi Riau berdasarkan program
yang ada disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel x.2
Realisasi Anggaran TA 2018
Output
Anggaran
Pagu Realisasi Persentase
(Rp.) (Rp.) ( % )
Dukungan manajemen pengelolaan Program
KKBPK di Provinsi 4.755.576.000 4.425.082.535 93,05%
Layanan Perkantoran 44.692.449.000 35.189.132.458 78,74%
Pengawasan intern yang efektif efisien
terhadap pengelolaan program KKBPK 130.000.000 71.472.583 54,98%
Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK
di provinsi 2.791.868.000 2.060.806.250 73,81%
Penelitian dan pengembangan Program
KKBPK di provinsi 1.130.000.000 1.111.999.500 98,41%
Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan
pemerintah dengan pemerintah daerah dalam
rangka pengendalian kuantitas penduduk
1.730.800.000 1.609.067.010 92,97%
Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai
dengan standar pelayanan
5.151.350.000 3.398.977.145 65,98%
Pembinaan Pembangunan keluarga di
seluruh tingkatan wilayah 2.876.600.000 2.630.354.400 91,44%
Penggerakkan stakeholder, mitra kerja, serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat,
berdasarkan data dan informasi yang
berbasis IT dalam Program KKBPK
6.531.565.000 4.512.649.909 69,09%
Peningkatan Penggarakan KB MKJP 6.895.200.000 2.380.147.500 34,52%
Pemenuhan Ketersediaan Alkon 12.215.380.000 7.948.732.008 65,07%
Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar
1000 HPK 717.000.000 676.563.800 94,36%
Peningkatan Promosi dan Penguatan
Keluarga Yang Memiliki Lansia dan Lansia
Melalui BKL
340.500.000 315.895.000 92,77%
Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan
Program KKBPK oleh PKB/PLKB dan
PPKBD/Sub PPKBD
5.505.000.000 3.011.400.000 54,70%
Peningkatan Pembinaan Program KKBPK
bagi POKJA Kampung KB 1.530.000.000 1.335.399.500 87,28%
Total 96.993.288.000 70.677.679.598 72,87%
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 viii
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari pagu anggaran yang tersedia sebesar
Rp 96.993.288.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 70.677.679.598,00 atau 72,87%.
Terdapat beberapa kegiatan yang sisa anggarannya cukup besar, yaitu:
a. Pada Output Layanan Perkantoran rendahnya serapan anggaran disebabkan
besarnya anggaran belanja pegawai tidak sebanding dengan kebutuhan belanja
pegawai tahun 2018;
b. Rendahnya realisasi anggaran pada output Pendidikan dan pelatihan Program
KKBPK di provinsi disebabkan karena adanya kegiatan Pelatihan Strategi
Konseling Berimbang Keluarga Berencana (SKB KB) yang tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan target karena adanya arahan dari BKKBN Pusat
bahwa kegiatan tersebut dibatasi pelaksanaannya hanya untuk 2 (dua) angkatan
dari target 6 (enam) angkatan;
c. Rendahnya realisasi pada output Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan
disebabkan oleh rendahnya serapan/klaim anggaran pencabutan implant dan
ayoman kegagalan;
d. Rendahnya realisasi pada output Penggerakkan Stakeholder, mitra kerja, serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat, berdasarkan data dan informasi yang
berbasis IT dalam Program KKBPK disebabkan oleh kegiatan pencetakan
output Pendataan Keluarga (PK) yang tidak dilaksanakan karena rendahnya
cakupan pendataan, kegiatan rapat koordinasi tingkat desa dan tingkat
kecamatan tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena kurangnya petugas
lapangan yang membina desa;
e. Rendahnya realisasi pada output Peningkatan Penggerakan KB MKJP
disebabkan oleh terhambatnya penyaluran akibat temuan BPK TA 2017 dan
rendahnya tingkat klaim yang diajukan oleh faskes akibat rumitnya persyaratan
klaim;
f. Rendahnya realisasi pada output Pemenuhan Ketersediaan Alkon disebabkan
oleh perbedaan perhitungan kebutuhan alkon tahun 2018 antara BKKBN Pusat
dengan perhitungan Perwakilan BKKBN provinsi Riau; dan
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 ix
g. Rendahnya realisasi pada output Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan
Program KKBPK oleh PKB/PLKB dan PPKBD/Sub PPKBD disebabkan oleh
kurang nya tenaga petugas lapangan yang membina desa.
Sebagai langkah antisipatif terhadap permasalahan yang terjadi, maka Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau di tahun-tahun berikutnya perlu menempuh beberapa upaya
sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi intensif dengan dinas pengelola program KKBPK di
kabupaten/kota untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang alokasi
anggarannya tersedia di DIPA Perwakilan BKKBN provinsi Riau;
2. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan Advokasi dan KIE di semua
tingkatan wilayah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
program KKBPK bersinergi dengan kegiatan-kegiatan antar bidang.
Memaksimalkan anggaran advokasi dan KIE dengan memperbanyak jumlah
media dan frekuensi yang digunakan untuk mensosialisasikan program KKBPK;
3. Dengan telah dialihkannya Penyuluh KKBPK menjadi pegawai BKKBN serta
dengan diberlakukannya e-visum, maka lebih memudahkan BKKBN dan OPD
KB kabupaten/kota untuk memantau dan mengevaluasi kinerja Penyuluh
KKBPK di lapangan sehingga diharapkan kinerja petugas lapangan KB lebih
meningkat;
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan program
KKBPK agar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan;
5. Meningkatkan pelaksanaan anggaran yang mencakup pada ketaatan terhadap
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketepatan waktu
pelaksanaan sesuai alokasi jadwal kegiatan yang telah ditetapkan;
6. Mempercepat proses pengadaan aset/BMN di awal tahun anggaran dan segera
mengajukan dokumen Penetapan Status Penggunaan BMN ke Kementrian
Keuangan;
7. Melakukan kerjasama dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau untuk melakukan
penilaian maturitas SPIP; dan
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 x
8. Melakukan advokasi kepada stakeholder/pemerintah di seluruh kabupaten/kota
se provinsi Riau untuk meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan program
KKBPK agar semakin kuat, baik dari segi personil maupun dukungan anggaran.
DAFTAR ISI
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
IKHTISAR EKSEKUTIF
i
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
xii
xiv
xv
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tugas Pokok dan Fungsi serta Kewenangan 3
1.3 Struktur Organisasi 7
1.4 Kekuatan, Kendala, Tantangan dan Peluang 11
1.5 Maksud dan Tujuan LAKIP 15
1.6 Sistematika Pembahasan 16
BAB II PERENCANAAN KINERJA 19
2.1 Visi 20
2.2 Misi 20
2.3 Filosofi 21
2.4 Nilai – Nilai 21
2.5 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Program 25
2.5.1 Tujuan 25
2.5.2 Sasaran 27
2.5.3 Strategi Program 27
2.5.4 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran 31
2.6 Proses Penyusunan Rencana Kinerja 32
2.7 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 33
2.7.1 Sasaran Tahun 2018 33
2.7.2 Program Tahun 2018 40
DAFTAR ISI
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 xii
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42
3.1 Langkah Perbaikan Tahun 2018 42
3.2 Capaian Kinerja Organisasi 43
3.2.1 Capaian Sasaran Strategis 44
3.2.2 Capaian Kinerja Program 63
3.2.3 Indikator Strategis Di Luar Renstra 80
3.3 Langkah-Langkah Antisipatif 102
BAB IV PENUTUP 105
LAMPIRAN – LAMPIRAN
- Perjanjian Kinerja (Kontrak Kinerja Provinsi) 2018
- Form Rencana Strategis
- Perjanjian Kinerja (PPM) Kabupaten/Kota 2018
- Laporan Kampung KB Riau 2018
DAFTAR GAMBAR
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 xiv
DAFTAR TABEL
Tabel x.1 Capaian Kinerja TA 2018 v
Tabel x.2 Realisasi Anggaran TA 2018 vii
Tabel 2.1 Sasaran Tahun 2018 34
Tabel 3.1 Sasaran dan Realisasi Capaian Program KKBPK 43
Tabel 3.2 Data Kelompok UPPKS 48
Tabel 3.3 Jumlah PPKS 49
Tabel 3.4 Pelayanan Gerak Muyan 53
Tabel 3.5 Realisasi Dana Penggerakan KB MKJP 58
Tabel 3.6 Jumlah Kelompok BKL Paripurna 59
Tabel 3.7 Jumlah Kelompok BKR 64
Tabel 3.8 Jumlah PIK R/M 67
Tabel 3.9 Rumah Dataku di Kampung KB 78
Tabel 3.10 Rekapitulasi Jumlah Kampung KB 83
Tabel 3.11 Kepemilikan Pokja di Kampung KB 84
Tabel 3.12 Jumlah Kelompok BKB HI 92
Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
Tahun 2018 99
DAFTAR GAMBAR
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Perbandingan Total Fertility Rate 45
Grafik 3.2 Perbandingan Contraceptive Prevalence Rate 46
Grafik 3.3 Perbandingan Unmet Need 52
Grafik 3.4 Persentase Jumlah PA MKJP
56
Grafik 3.5 Jumlah PA Tambahan 62
Grafik 3.6 Capaian Indikator Sasaran Strategis Tahun 2018
dibandingkan dengan Target RPJM 2015-2019 63
Grafik 3.7 ASFR (15-19 Tahun) Tahun 2018 65
Grafik 3.8 Persentase Kehamilan Tidak Diinginkan dari PUS (15-49
Tahun) tahun 2018 66
Grafik 3.9 Median UKP 66
Grafik 3.10 Persentase Pengetahuan Keluarga Tentang Isu
Kependudukan 75
Grafik 3.11 Persentase Pengetahun PUS Tentang Alat/Cara Kontrasepsi 77
Grafik 3.12 Rumah DataKu di Kampung KB 79
Grafik 3.13 Indeks Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi 81
Grafik 3.14 Jumlah Kampung KB 84
Grafik 3.15 Persentase Pokja Kampung KB 85
Grafik 3.16 Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Pengasuhan
Anak 94
Grafik 3.17 Perbandingan Capaian Kinerja 96
Grafik 3.18 Perbandingan Capaian Output 98
Grafik 3.19 Perbandingan Pagu Dan Reallisasi Anggaran Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau Tahun 2016-2018 (angka dalam
ribuan)
101
Grafik 3.20 Tren Realisasi Anggaran 102
DAFTAR GAMBAR
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi
Riau 2016
8
Gambar 2.1 Sasaran 2016 yang ditandatangani oleh Kepala
BKKBN RI dan Kepala Perwakillan BKKBN
Provinsi Riau
35
Gambar 2.2 Penandatanganan komitmen pencapaian kinerja 37
Gambar 3.1 Persentase Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran 95
Gambar 3.2 Pencapaian Output 97
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perwujudan pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, adalah dengan
ditetapkannya TAP MPR RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah serta Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Penjabaran dan tindak lanjut dari ketetapan MPR RI dan Undang-
Undang tersebut, maka telah diterbitkan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap pimpinan
Instansi Pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
yang dipimpinnya. Dalam pelaksanaannya, Inpres ini dilengkapi dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
BKKBN sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan negara, tak
terkecuali berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya dalam mengelola segala sumber daya yang dimiliki guna
mencapai misi dan tujuan organisasi untuk melaksanakan tugas Pembangunan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional ( RPJPN ) Tahun 2005-2025 mengamanatkan bahwa :
1. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan pada
peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang
terjangkau, bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil dan
berkualitas;
2. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju persebaran
penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah
dengan memperhatikan keragaman etnis dan budaya serta pembangunan
berkelanjutan; dan
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 2
3. Sistem administrasi kependudukan diarahkan untuk mendukung
perencanaan dan pelaksanaann pembangunan di tingkat nasional dan
daerah serta mendorong terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan
sosial. Kebijakan Pembangunan Kependudukan diarahkan untuk mencapai
kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang pada periode tahun 2015-2019.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 s/d
2025 dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang tertera pada RPJMN 2015-2019
Buku I dan yang akan menjadi fokus dalam pelaksanaan Program
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunaan keluarga selama lima
tahun adalah:
1. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN);
2. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai Kesehatan Reproduksi dan
penyiapan kehidupan berkeluarga;
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan Reproduksi di
kabupaten/kota;
4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak dan
perawatan lanjut usia;
5. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan
kependudukan dan keluarga berencana di kabupaten/kota;
6. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu; dan
7. Memperkuat pelatihan dan pengembangan Program KKBPK.
Dalam agenda pembangunan manusia dan masyarakat, BKKBN berperan di
dalam Pembangunan KKBPK, sehingga seluruh sasaran dan indikator kinerja
diarahkan untuk mendukung agenda prioritas pembangunan KKBPK. Dalam
Indikator kinerja sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Riau tahun
2015-2019 dinyatakan bahwa RKP tahun 2018 menurunkan TFR dari 2,9
menjadi 2,61 dengan CPR 54,34.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 3
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak dipenuhi (unmet need) diturunkan
dari 11,8 menjadi 11,50. Selain itu, angka kelahiran pada remaja (ASFR) usia
15-19 tahun diturunkan dari 36 menjadi 22, dan persentase kehamilan yang
tidak diinginkan dari WUS diturunkan dari 9,0 menjadi 8.02.
1.2 TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang
kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat)
Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu: Pengendalian
Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, sedangkan
urusan pengelolaan penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan
Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan
pusat.
BKKBN merupakan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Kesehatan RI. BKKBN mempunyai tugas melaksanakan pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana (tercantum pada Peraturan
Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana sebagaimana telah diubah dengan Perpres RI Nomor 3 Tahun 2013
Pasal 43). Undang-Undang No 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga akan menjadi dasar untuk menyusun Grand
Design Pembangunan Kependudukan dalam rangka mewujudkan penduduk
yang berkualitas, sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta
Tanah Air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai iptek serta
memiliki etos kerja tinggi dan disiplin.
Di dalam Undang-undang tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, dinyatakan bahwa penduduk harus menjadi titik
sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk
menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan penduduk dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 4
sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu
diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu:1)
penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek
pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir
partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran
sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk
menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam
pembangunan. Hal ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas”.
Menurut Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2010 tentang BKKBN dijelaskan
bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
BKKBN menyelenggarakan fungsi: (Pasal 3)
a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
b. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana.
d. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
f. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
BKKBN juga menyelenggarakan fungsi: (Pasal 45)
a. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN.
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN.
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 5
e. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Secara garis besar, Pembangunan Kependudukan meliputi 5 (lima) aspek
penting, yaitu : Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk, laju
pertumbuhan penduduk, serta persebaran penduduk; Kedua berkenaan dengan
kualitas penduduk yang berkaitan dengan status kesehatan dan angka
kematian, tingkat pendidikan dan angka kemiskinan; Ketiga adalah mobilitas
penduduk, seperti tingkat migrasi yang mempengaruhi persebaran penduduk
antar wilayah, baik antar pulau maupun antara perkotaan dan pedesaan;
Keempat adalah data dan informasi penduduk; Kelima adalah penyerasian
kebijakan kependudukan.
Kelembagaan BKKBN kemudian dikukuhkan melalui Perpres Nomor 62
Tahun 2010, dan menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan. Sedangkan di tingkat Provinsi,
kelembagaan penyelenggaraan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau mengacu
kepada Perka BKKBN no. 82 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan BKKBN Provinsi. Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
diamanatkan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan KB. Dalam melaksanakan tugasnya,
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan KB di Provinsi Riau;
2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria (NSPK) di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
KB di Kabupaten/Kota se Provinsi Riau;
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan KB di Provinsi Riau;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan KB di Provinsi Riau;
5. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan KB di Provinsi Riau; dan
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 6
6. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan KB di Provinsi Riau.
Selain fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Perwakilan BKKBN Provinsi
Riau juga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan KB di Provinsi Riau;
b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau;
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau; dan
e. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan KB ke Kantor Pusat BKKBN.
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dipimpin oleh seorang Kepala Badan, yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
Adapun kewenangan yang dimiliki oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
adalah:
1. Penyusunan rencana operasional program di tingkat Provinsi;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
khususnya di Provinsi Riau;
3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian ibu, bayi dan anak;
4. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
5. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera; dan
b. Pelaksanaan pedoman pengembangan kualitas keluarga.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 7
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Untuk melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya, susunan organisasi dan tata
kerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau sebagaimana yang ditetapkan dalam
Keputusan Kepala BKKBN No.82/Per/B5/2011 tanggal 9 Mei 2011 adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 9
Adapun penjabaran tugas masing-masing Eselon III beserta Bagian/Bidang yang
dibawahinya yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 10
Sumber Daya
Penataan SDM Aparatur di BKKBN telah mengacu pada Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan ketentuan reformasi birokrasi.
BKKBN telah melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia secara profesional
dimana fungsi-fungsi SDM dari perencanaan, analisis jabatan, rekruitmen,
manajemen karir saling terintegrasi. Kebijakan dalam upaya pencapaian program
antara lain peningkatan kompetensi dan kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang profesional dan kompeten serta pelayanan administrasi kepegawaian
yang optimal.
Aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi berkewajiban
mempertanggungjawabkan kinerjanya. Pada tahun 2018, pengelolaan SDM yang
dilaksanakan sebagai upaya untuk mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
BKKBN adalah sebagai berikut:
1. Pemberlakuan sistem merit melalui kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur ataupun kondisi kecacatan;
2. Melaksanakan internalisasi budaya kerja CETAK TEGAS (cerdas, tangguh,
kerjasama, integritas dan ikhlas) yaitu proses menanamkan dan
menumbuhkembangkan nilai atau budaya kerja menjadi bagian diri pegawai
ASN di lingkungan BKKBN;
3. Penyediaan profil kompetensi SDM pegawai yang komprehensif dan terkini
diwujudkan dengan melaksanakan asesmen terhadap seluruh pegawai yang
dapat digunakan sebagai bahan pembahasan peningkatan karir pegawai.
Sampai dengan akhir tahun 2018, jumlah SDM pada Perwakilan BKKBN Provinsi
Riau adalah sebanyak 267 pegawai, terdiri dari 85 orang pegawai kantor dan 182
orang Penyuluh Keluarga Berencana (PKB).
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 11
1.4 KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN TANTANGAN/
HAMBATAN
1.4.1 Kekuatan
Penyelenggaraan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga telah memberikan dampak positif dalam
mengemban tugas mengendalikan kelahiran dan pertumbuhan penduduk
sebagai langkah awal untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumber
daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Keberhasilan tersebut
tidak terlepas dari kekuatan yang dimiliki program KKBPK dalam
melaksanakan kegiatannya. Kekuatan yang dimiliki adalah :
a. Pengesahan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, maka BKKBN diberi
mandat untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan melaksanakan
program KKBPK.
b. Adanya jaringan kelembagaan program KKBPK sampai tingkat lini
lapangan. Dukungan dan partisipasi masyarakat untuk penyelenggaraan
program KKBPK merupakan jaringan kerjasama yang langsung
melibatkan masyarakat sebagai pelaksana program KKBPK seperti
PPKBD, sub PPKBD serta kader KB yang secara aktif membangun
kerjasama dengan petugas lapangan KB (PLKB/PKB).
c. Tersedianya data mikro keluarga sebagai hasil pendataan keluarga yang
digunakan sebagai peta kerja petugas dan operasional program di
lapangan serta dimanfaatkan oleh sektor-sektor lain untuk program
intervensi, khususnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan karena
merupakan satu-satunya data mikro keluarga terlengkap.
d. Dukungan komitmen Internasional. Adanya dan disetujuinya oleh
Pemerintah Indonesia berbagai komitmen dan kesepakatan internasional
seperti ICPD Kairo tahun 1994 dan MDG’s tahun 2000, yang
memberikan dasar kerjasama upaya global untuk meningkatkan kualitas
dan hak-hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi, keluarga berencana, pendidikan, kesetaraan gender,
peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 12
1.4.2 Kelemahan
Situasi dan kondisi kependudukan di Riau merupakan fenomena yang
memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama. Salah satu upaya
untuk menangani masalah tersebut adalah dengan mengendalikan jumlah
penduduk dan meningkatkan kualitas Program KKBPK di Provinsi Riau.
Pembangunan di bidang KB telah menunjukkan hasil yang semakin
menggembirakan, namun secara umum situasi dan kondisi kependudukan
saat ini masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
Upaya-upaya yang telah membuahkan hasil yang sangat signifikan tersebut
terus dilakukan hingga tahun 2018. Bahkan di beberapa kesempatan
dilakukan pula seminar/workshop, Rapat Kerja Daerah dalam rangka
menyatukan persepsi tentang penting dan peran dari program KKBPK,
menyongsong pembangunan manusia yang berkualitas sebagaimana
dicanangkan oleh Gubernur Provinsi Riau melalui program pemberantasan
Kebodohan, Kemiskinan dan pembangunan Infrastruktur (K2I). Pelaksanaan
Program KKBPK Provinsi Riau mengalami beberapa kendala seperti :
a. Jumlah penduduk yang cukup besar di Provinsi Riau dan
penyebarannya tidak merata.
b. Dampak otonomi daerah terhadap perkembangan Program KKBPK
mengakibatkan penafsiran yang kurang tepat terhadap Program KKBPK
sebagai suatu investasi membangun kualitas sumber daya manusia dan
pembangunan ekonomi, oleh sebagian pemerintah daerah
Kabupaten/Kota. Kelembagaan KKBPK yang bervariasi di setiap
Kabupaten/Kota, tingkat mutasi personil pengelola program KKBPK
yang tinggi, kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk Program
KKBPK, dan berkurangnya tenaga PLKB/PKB di tingkat kecamatan dan
desa, jelas-jelas mempengaruhi kinerja program selama era
desentralisasi.
1.4.3 Peluang
Dalam melaksanakan Program KKBPK, banyak peluang-peluang yang dapat
dimanfaatkan antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 13
a. Adanya dukungan komitmen politis dari pemerintah termasuk lembaga
legislatif, mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah yang telah
memberikan perhatian, dorongan dan dukungan dalam melanjutkan
pengelolaan dan pelaksanaan Program KKBPK
b. Perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang mendukung upaya
mewujudkan keluarga kecil berkualitas, serta menekankan kembali peran
dan fungsi keluarga dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk dan
keluarga melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan, status kesehatan
serta pendapatan keluarga. Sikap dan prilaku masyarakat yang kondusif
ini memberikan peluang bagi upaya-upaya pemerintah dan masyarakat
untuk memberdayakan keluarga dan meningkatkan kesejahteraannya,
terutama dalam memberikan peran dan kedudukan perempuan sebagai
mitra sejajar kaum pria dalam segala aspek kehidupan baik sosial,
politik, ekonomi maupun budaya.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam
pengembangan metode kontrasepsi memberikan peluang bagi upaya-
upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan KB.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga memberikan peluang
mempermudah penyediaan dan akses data dan informasi, pengembangan
jaringan komunikasi dan pemanfaatannya, termasuk penyediaan data
mikro keluarga berskala nasional. Di samping itu, pengembangan
teknologi tepat guna yang mampu menyediakan alat-alat produksi bagi
peningkatan usaha ekonomi produktif keluarga, dan upaya peningkatan
kualitas ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat memberikan
manfaat besar untuk mengolah potensi sumber daya alam yang tersedia
di wilayahnya.
d. Diakuinya keberhasilan Program KKBPK Indonesia di berbagai fórum
internasional yang ditandai dengan berbagai penghargaan dari lembaga
internasional, serta ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu “center of
excellence” dibidang Kependudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keuarga, diharapkan dapat memberi peluang terjadinya
pertukaran informasi secara timbal balik, serta terjalinnya kerjasama
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 14
teknis diberbagai bidang, terutama dalam bidang pelatihan untuk
peningkatan Program KKBPK.
e. Terbitnya Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
di mana salah satu amanatnya mengembalikan kedudukan Penyuluh KB
dari statusnya sebagai pegawai pemerintah daerah kembali sebagai
Pegawai BKKBN (meskipun hingga akhir 2018 belum terealisasi karena
masih ada keterbatasan anggaran), membuka ruang bagi BKKBN untuk
memperkuat pelaksanaan program KKBPK di lini lapangan melalui
optimalisasi peran dan fungsi Penyuluh KB sebagai garda terdepan
pelaksanaan program ini.
1.4.4 Tantangan/Hambatan
Disamping kekuatan dan kendala yang dihadapi, Program KKBPK Provinsi
Riau, masih akan menghadapi berbagai tantangan, antara lain :
a. Jumlah penduduk Provinsi Riau yang mencapai 6,5 juta jiwa (BPS Riau
Tahun 2017) dengan TFR 2,9 (SDKI 2017), CPR 50,7% (SDKI 2017),
unmet need 11,3% (SDKI 2017), merupakan indikasi bahwa
pertumbuhan penduduk masih tinggi dan tingkat kebutuhan pelayanan
KB yang tidak terpenuhi juga masih tinggi. Selain itu fakta lain juga
menunjukkan bahwa tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi, jumlah
penduduk usia lanjut yang semakin meningkat, pendidikan dan tingkat
gizi yang rendah, serta kepadatan dan persebaran penduduk yang belum
selaras dengan daya dukung lingkungan, merupakan tantangan yang
masih dihadapi dalam Program KKBPK ke depan.
b. Upaya memberikan pelayanan program KKBPK, dalam situasi
demokratisasi dan tuntutan hak asasi di satu sisi, serta di sisi lain krisis
ekonomi yang berkepanjangan yang mempengaruhi daya beli
masyarakat dan dukungan pemerintah, terutama dalam memenuhi
penyediaan alat/obat kontrasepsi, memberikan tantangan pada upaya
untuk menjamin kelangsungan kesertaan KB, khususnya pada kelompok
sasaran KB yang tidak mampu secara ekonomi, agar terhindar dari
“putus pakai”, serta upaya menjangkau mereka yang menginginkan
pelayanan KB tetapi belum dapat terlayani (unmet need).
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 15
c. Keterbatasan penyediaan dana, sarana dan prasarana bagi pelaksanaan
operasional Program KKBPK di tingkat Kabupaten/Kota dan daerah-
daerah yang sulit dijangkau. Keterbatasan tersebut sangat dirasakan
terutama bagi daerah kabupaten/kota pengembangan/pemekaran baru
yang belum memiliki sarana kantor, perlengkapan dan peralatan, sarana
movilitas dan lain-lain. Di samping itu masih ada daerah yang sulit
dijangkau yang memerlukan bantuan khusus, sehingga daerah yang sulit
dijangkau tersebut dapat menggunakan dana sesuai dengan prioritas
kebutuhannya secara lebih efektif.
d. Seiring dengan berkembangnya pengaruh globalisasi dan informasi
dewasa ini, serta tumbuhnya nilai-nilai baru dalam pelaksanaan
demokrasi dan penegakan hak-hak azasi manusia, menumbuhkan pula
tantangan upaya dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang
semakin berkualitas, dan meningkatkan perhatian terhadap pemenuhan
dan hak-hak reproduksi dan hak azasi manusia. Di sisi lain, semakin
derasnya arus informasi dan globalisasi berdampak pula terhadap
masuknya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai luhur budaya
bangsa, yang akan mengancam kesejahteraan keluarga, seperti
penggunaan narkoba di kalangan remaja.
Tantangan besar dalam pembangunan keluarga adalah menumbuhkan
institusi keluarga ini sebagai wahana pembinaan identitas karakter
bangsa yang mampu mempertahankan nilai-nilai luhur keluarga dan
budaya bangsa.
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018
disusun untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut menginstruksikan kepada
semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang
utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 16
Esensi dari sistem AKIP bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Riau adalah perwujudan
dari implementasi sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian ini
merupakan infrastruktur bagi manajemen Perwakilan BKKBN Provinsi Riau untuk
memastikan bahwa visi, misi, dan tujuan strategis BKKBN dapat dipenuhi melalui
implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras.
Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana
Strategis yang mendefinisikan visi, misi, dan tujuan/sasaran strategis BKKBN.
Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan
dalam rangka pemenuhan visi, misi, dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem
pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian
kinerja BKKBN yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan
program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan
kepada stakeholders dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP).
Proses penyusunan LAKIP ini berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki 2 (dua)
fungsi utama, yakni:
Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau untuk menyampaikan pertanggung jawaban kinerja kepada seluruh
stakeholders (Presiden, DPRD, dan Masyarakat).
Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian
kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau sebagai upaya untuk memperbaiki
kinerja di masa mendatang.
Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan
penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah sebagaimana
yang dimaksudkan Inpres No.7 Tahun 1999.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan Akuntabiltas Kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018 ini
menjelaskan pencapaian kinerja instansi selama tahun 2018 sebagai tolak ukur
keberhasilan organisasi. Laporan ini disajikan dengan memaparkan program dan
kegiatan yang bersifat strategis. Pengertian strategis di sini dimaksudkan program
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 17
dan kegiatan yang mempunyai bobot yang menentukan dalam kaitannya dengan
tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Capaian kinerja individual per program dan kegiatan sesuai data yang tersedia
terbatas pada indikator input, output, dan outcome.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau selama tahun 2018. Capaian kinerja
(performance results) tahun 2018 tersebut diperbandingkan dengan Rencana
Kinerja (performance plan) tahun 2018 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa datang.
Adapun uraian singkat masing-masing Bab pada penyajian LAKIP Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas mengenai latar belakang, tugas pokok dan
fungsi serta kewenangan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Provinsi Riau, maksud dan tujuan penyusunan, serta sistematika
pembahasan LAKIP.
Bab II Perencanaan Kinerja
Menjelaskan perencanaaan strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
untuk periode 2015 s.d 2019 yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, dan
strategi pencapaian sasaran tahun 2018 serta target kinerja untuk tahun 2018.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan pencapaian kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran
strategis untuk tahun 2018. Dalam Bab ini diuraikan mengenai pengukuran
kinerja, analisa capaian kinerja, evaluasi kinerja serta hambatan/kendala
pencapaian kinerja.
Bab IV Penutup
Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018 dan menguraikan saran yang
diperlukan guna perbaikan kinerja di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 18
Sementara itu, dalam kaitannya dengan era desentralisasi program pembangunan
nasional, maka sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
yang kemudian direvisi terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah, terjadi beberapa perubahan terkait kewenangan
pengelolaan Program KKBPK. Namun selama era desentralisasi pelaksanaan
Program KKBPK di Kabupaten/Kota sampai menjelang akhir tahun 2018 ini, masih
diwarnai dengan bervariasinya bentuk kelembagaan Program KKBPK di daerah.
Namun sebagai amanat Undang-Undang 23 tahun 2014, terjadi perubahan
kelembagaan pengelolaan program KKBPK di daerah dan sudah ditetapkan melalui
Peraturan Daerah/Peraturan Bupati. Khusus di Provinsi Riau, sampai dengan akhir
tahun 2018 telah terbentuk kelembagaan KKBPK yang dikukuhkan dalam Peraturan
Daerah (Perda) di 12 Kabupaten/Kota (100%). Meski telah berbentuk Dinas, namun
kelembagaan KKBPK di beberapa Kabupaten/Kota masih menyatu dengan fungsi
lain seperti Pemberdayaan Perempuan/ Perlindungan Anak/ Dinas Sosial.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 19
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sebagai acuan pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK), BKKBN menyusun perencanaan strategis yang merupakan suatu
rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan arah kebijakan dan
strategi pembangunan serta mengelola sumber daya guna mencapai tujuan. Renstra
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun secara sistematis dan berkelanjutan dengan memperhitungkan Kekuatan, Kelemahan,
Kesempatan dan Ancaman yang ada.
Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2015-2019 berisi tentang sasaran,
strategi, kebijakan program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan
bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas dan
fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 3
tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, penyusunan Renstra BKKBN 2015-
2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun
2007.
Mengingat dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian cepat, khususnya
berkenaan dengan adanya ketentuan baru dalam pemrograman dan penganggaran
berdasarkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mengamanatkan penerapan penganggaran berbasis kinerja, anggaran terpadu, dan kerangka
pengeluaran jangka menengah, maka Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun
2015-2019 mengacu pada ketiga pendekatan tersebut. Selanjutnya, terkait dengan perubahan
kewenangan pemerintah sebagaimana tercantum dalam lampiran Undang-undang Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Perwakilan BKKBN telah melakukan beberapa
penyesuaian pada struktur program dan kegiatan sesuai dengan arahan BKKBN Pusat di
dalam Renstra Tahun 2015 - 2019.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 20
2.1 VISI
Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dan bersifat
praktis, realistis untuk dicapai, memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi
yang kuat bagi pegawai BKKBN untuk mewujudkannya. Selaras dengan gerakan
reformasi birokrasi yang mengarahkan semua instansi pemerintah kepada
percepatan perubahan, BKKBN menyikapinya dengan menetapkan visi baru, yaitu:
”Menjadi Lembaga yang Handal dan Dipercaya dalam Mewujudkan Penduduk
Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”
Kondisi ini akan mampu dicapai apabila BKKBN menjadi instansi pemerintah yang
melaksanakan percepatan reformasi birokrasi sehingga dapat menyajikan data dan
informasi Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembagunan Keluaraga yang
bisa dipertanggung jawabkan.
2.2 MISI
Misi suatu organisasi pada hakekatnya adalah merupakan tujuan mengapa
organisasi itu dibentuk. Sejak awal BKKBN dibangun untuk mengemban tugas
membangun keluarga Indonesia sebagai keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Untuk itu, maka misi yang diemban oleh BKKBN tidak lain adalah:
1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga
4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten
Misi tersebut dilakukan melalui : penyerasian kebijakan pengendalian penduduk,
penetapan parameter penduduk, peningkatan penyediaan dan kualitas analisis data
dan informasi, pengendalian penduduk dalam pembangunan kependudukan dan
keluarga berencana serta mendorong para pemangku kepentingan dan mitra kerja
untuk menyelenggarakan pembangunan keluarga berencana dalam rangka
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, pemenuhan hak-hak reproduksi,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 21
2.3 FILOSOFI
Dalam mengelola Program KKBPK, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional menginginkan pembangunan yang menyeluruh sehingga BKKBN
menetapkan:
”Menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam Keluarga Berencana”
sebagai filosofi yang merupakan cara pandang dan kunci keberhasilan dalam
mewujudkan visi dan misi yang hendak dicapai.
2.4 NILAI-NILAI
Dalam mengelola Program KKBPK untuk mewujudkan Visi dan Misi, BKKBN
menggunakan nilai-nilai berikut yang mewarnai gerak pembangunan Program
KKBPK :
“C E T A K T E G A S”
(Cerdas, Tangguh, Kerjasama, Integritas, dan Ikhlas)
Nilai- nilai ini diharapkan menjadi darah daging bagi pegawai BKKBN dalam
melaksanakan tugas sebagai abdi masyarakat dalam rangka mensukseskan program
KKBPK dan menyongsong reformasi birokrasi dan revolusi mental yang
dicanangkan oleh pemerintahan yang baru.
Penjabaran dari nilai-nilai tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
CERDAS: “Mampu bertindak optimal secara efektif dan efisien dalam
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi”.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 22
TANGGUH: “Adalah suatu perilaku memiliki semangat pantang menyerah untuk
mencapai tujuan”
KERJASAMA : “Perilaku untuk membangun jejaring dengan prinsip kesetaraan
dan saling menguntungkan, percaya, sinergis serta menghargai melalui komunikasi
yg kondusif untuk mencapai tujuan bersama.”
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 23
INTEGRITAS: “Adalah suatu perilaku untuk berbuat jujur, terbuka dan konsisten
antara pikiran, perkataan dan perbuatan.”
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 24
Mengutip tuisan Mochtar Lubis, dalam bukunya Manusia Indonesia: Sebuah
Pertanggung Jawab, (1977) ada beberapa sifa negatif Sifat Manusia Indonesia :
1. Munafik/hipokrit
2. Enggan bertanggung jawab
3. Berjiwa feodal
4. Masih percaya takhyul
5. Artistik
6. Watak yang lemah
7. Boros
8. Lebih suka tidak bekerja keras
9. Tukang menggerutu
10. Cepat cemburu dan dengki
11. Sok
12. Tukang tiru/plagiat
BKKBN Sebagai instansi Pemerintah yang juga berupaya mensukseskan gerakan
Nasional Revolusi Mental, menggalakkan perubahan mental negatif manusia
Indonesia menjadi mental positif dengan kiat-kiat berikut :
1. Mental penakut menjadi mental pemberani
2. Mental pecundang menjadi mental pemenang
3. Mental tempe menjadi mental baja
4. Mental egois menjadi mental sosial
5. Mental bengis menjadi mental humanis
6. Mental maling menjadi mental dermawan
7. Mental korup menjadi mental bersih
8. Mental bebek menjadi mental rajawali
9. Mental pelit menjadi mental murah hati
10. Mental pengemis menjadi mental pejuang
11. Mental peniru menjadi mental pelopor
12. Mental pengikut menjadi mental pemimpin
13. Mental sombong menjadi mental rendah hati
14. Mental bos menjadi mental pelayan
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 25
IKHLAS : “Adalah suatu perilaku tulus dan sungguh-sungguh dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab.”
2.5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PROGRAM
2.5.1 TUJUAN
Adapun tujuan yang akan dicapai Perwakilan BKKBN Provinsi Riau adalah
memberikan kontribusi dalam pencapaian Program KKBPK tahun 2018
dengan cara:
a. Menguatnya akses pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas,
terutama dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan.
Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan KR yang merata
dan berkualitas dengan menetapkan standar kualitas fasilitas kesehatan
KB (pelayanan KB, mekanisme pembiayaan, pengembangan SDM,
menjamin ketersediaan sarana prasarana pelayanan kontrasepsi dan
persebaran klinik pelayanan KB di setiap wilayah, serta manajemen
ketersediaan dan distribusi logistik alokon); pengembangan operasional
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi dengan
SJSN Kesehatan; peningkatan kualitas alat dan obat kontrasepsi
produksi dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian ber- KB; serta
penyediaan dan distribusi sarana dan prasarana serta alat dan obat
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 26
kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan yang melayani
KB (RS, Klinik utama, Puskesmas, Praktek Dokter, Klinik Pratama, RS
Daerah Pratama, praktek bidan/perawat yang tidak memiliki dokter di
kecamatan), jejaring pelayanan KB (Bidan Praktek Swasta, Dokter
Praktek Swasta, Puskesmas Pembantu, Poli Klinik Desa, Pos Kesehatan
Desa) dan pendayagunaan fasilitas kesehatan untuk KB dan KR, yaitu
persebaran fasilitas kesehatan KB yang berkualitas dan merata, baik
pelayanan KB statis di wilayah yang terjangkau, maupun pelayanan KB
mobile (bergerak) di wilayah khusus/sulit, untuk mengurangi
kesenjangan pelayanan KB.
b. Meningkatnya pembinaan peserta KB, baik menggunakan MKJP
maupun Non-MKJP dengan memperhatikan efektivitas dan kelayakan
medis hak reproduksinya (rasional, efektif dan efisien), dan peningkatan
penanganan KB pasca persalinan, pasca keguguran, serta penanganan
komplikasi dan efek samping penggunaan kontrasepsi.
c. Meningkatnya pemahaman remaja mengenai Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi dalam penyiapan kehidupan dalam berkeluarga,
melalui; pengembangan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan
terpadu, antar sektor dan antara pusat-daerah, tentang KIE dan
konseling kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan orangtua,
teman sebaya, tokoh agama (toga)/tokoh masyarakat (toma)/ tokoh adat
(toda), sekolah, dan dengan memperhatikan perubahan paradigma
masyarakat akan pemahaman nilai-nilai pernikahan, dan penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja untuk mengurangi aborsi;
peningkatan pengetahuan Kesehatan Reproduksi (Kespro) remaja dalam
pendidikan, yaitu peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan
kuantitas kegiatan kelompok remaja tentang pengetahuan Kespro bagi
remaja dan mahasiswa (pusat informasi dan konseling kesehatan
reproduksi remaja PIK-KRR) dengan mendorong remaja untuk
mempunyai kegiatan yang positif dalam meningkatkan status kesehatan,
pendidikan, jiwa kepemimpinan, serta dalam penyiapan kehidupan
berkeluarga.
d. Menguatnya tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidang Keluarga
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 27
Berencana untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan efektivitas
program KKBPK
2.5.2 SASARAN
Sebagaimana dicantumkan di dalam Renstra BKKBN periode 2015-2019,
sasaran yang harus dicapai oleh BKKBN pada tahun 2018 sebanyak 6
(enam) sasaran strategis, yaitu :
1. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun);
2. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi moderen (mCPR);
3. Menurunnya persentase angka ketidakberlangsungan pemakaian
(tingkat putus pakai) kontrasepsi;
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need);
5. Meningkatnya persentase peserta KB Aktif MKJP; dan
6. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif tambahan.
Ke-6 (enam) sasaran strategis BKKBN 2015-2019 secara langsung terkait
dengan tujuan utama BKKBN; sasaran strategis nomor 1, 2, 3 dan 4 terkait
secara langsung dengan tujuan utama “a” Menguatkan akses pelayanan KB
dan KR yang merata dan berkualitas dan berbagai rincian di dalamnya.
Sasaran strategis nomor 5 dan 6 terkait secara langsung dengan tujuan utama
“b” Peningkatan pembinaan peserta KB, baik menggunakan MKJP maupun
Non-MKJP.
2.5.3 STRATEGI PROGRAM
Pada tahun 2018 ada beberapa rumusan dalam pelaksanaan program
KKBPK diantaranya :
1. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan
berkualitas di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional melalui :
a. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang merata dan
berkualitas, baik antar-sektor maupun antara pusat dan daerah,
utamanya dalam sistem jaminan kesehatan nasional dengan menata
fasilitas pelayanan KB (ketersediaan dan persebaran klinik pelayanan
KB di setiap wilayah, serta manajemen penjaminan ketersediaan dan
distribusi logistik alokon);
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 28
b. Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang
memadai di setiap faskes KB;
c. Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah
perkotaan, dan pelayanan KB secara mobile di wilayah sulit; dan
d. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB
(PLKB) dan tenaga medis pelayanan KB (dokter bidan), serta
penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung
penggerakan dan penyuluhan KB.
e. Penguatan konsep kemandirian ber-KB melalui peningkatan kualitas
alat dan obat kontrasepsi produksi dalam negeri untuk meningkatkan
kemandirian, pengembangan Advokasi dan KIE KB Mandiri serta
pengembangan dalam kemandirian mengikuti SJSN Kesehatan.
2. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai Kesehatan
Reproduksi dan Penyiapan kehidupan berkeluarga melalui :
a. Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu,
antar sektor dan antara pusat-daerah, tentang KIE dan konseling
kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan orangtua, teman
sebaya, toga/toma, sekolah dengan memperhatikan perubahan
paradigma masyarakat akan pemahaman nilai-nilai pernikahan dan
penanganan kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja untuk
mengurangi aborsi;
b. Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja (PIK R/M) dengan mendorong remaja untuk
mempunyai kegiatan yang positif dengan meningkatkan status
kesehatan, memperoleh pendidikan, dan meningkatkan jiwa
kepemimpinan;
c. Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan kelompok
Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wahana untuk meningkatkan
kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada anak-anak remaja
mereka; dan
d. Peningkatan jumlah dan kompetensi/kapasitas SDM kader/penyuluh
dalam memberikan KIE dan konseling kepada remaja dan orangtua,
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 29
serta penguatan lembaga dengan mengembangkan intervensi bersifat
lintas sektor (forum koordinasi antara pemerintah dan LSM).
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan
Reproduksi di Kabupaten / Kota, melalui:
a. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi advokasi-KIE
tentang KB dan kespro yang sinergi antar sektor dan antara propinsi
dan Kabupaten/Kota yang lebih efektif dan efisien dalam rangka
mendukung SJSN Kesehatan
b. Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan tentang KB dan Kespro oleh
aparatur dengan melibatkan masyarakat dan keluarga, serta
penguatan kepasitas tenaga lapangan KB dan bidan dengan
memperhatikan sasaran target masyarakat sesuai dengan karakteristik
sosial, budaya, dan ekonomi;
c. Peningkatan komitmen lintas sektor dan pimpinan daerah tentang
pemahaman pentingnya KB dan kesehatan reproduksi;
d. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keluarga
berencana dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.
4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
dan perawatan usia lanjut, melalui :
a. Mengharmonisasikan dan mengusulkan amandemen peraturan
perundangan agar lebih mendukung pelaksanaan program KB
(Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 agar selaras dengan Undang-
undang Nomor 52 Tahun 2009; Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan);
b. Penguatan dan pelibatan sektor yang terkait dalam rangka penyusunan
rancangan peraturan pemerintah dari Undang-undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga;
c. Peningkatan kapasitas SDM SKPD KB dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, dan monev KB, serta peningkatan kapasitas SDM
pelaksana KB (tenaga lapangan, kader, tenaga medis) secara berkala
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 30
dan menyeluruh dalam hal advokasi, KIE, dan konseling KB dan
kespro;
d. Melakukan sosialisasi dan pembentukan lembaga KB di kab / kota
serta pengembangan kemitraan operasional KB didukung dengan
panduan teknis yang jelas.
5. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas
kelembagaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga di propinsi dan Kabupaten/ Kota, yang
dilakukan melalui strategi:
a. Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunan
kependudukan yang holistik;
b. Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang
pembangunan kependudukan dan keluarga berencana;
c. Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para
perencana pembangunan;
d. Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah,
serta setelah ditetapkannya Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009
dan UU No. 23 tahun 2014;
e. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi dan materi yang
relevan tentang pemahaman orangtua mengenai pentingnya keluarga
dan pengasuhan tumbuh kembang anak, melalui pendidikan,
penyuluhan, pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan
perkembangan anak dengan melibatkan tenaga lapangan, kader, dan
masyarakat;
f. Penyuluhan tentang pemahaman keluarga/orangtua mengenai
pentingnya keluarga dalam peran dan fungsi tribina (BKB,
BKR,BKL), serta penguatan 8 fungsi keluarga (agama, sosial, cinta
kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan
lingkungan); dan
g. Peningkatan kapasitas tenaga lapangan dan kader serta kelembagaan
pembinaan keluarga dalam hal penyuluhan tentang pemahaman fungsi
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 31
keluarga dan peningkatan kerjasama lintas sektor dalam upaya
meningkatkan fungsi dan peran keluarga.
6. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu , melalui:
a. penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu;
b. peningkatan cakupan registrasi vital dan pengembangan registrasi
vital terpadu;
c. peningkatan diseminasi, aksesibilitas dan pemanfaatan data dan
informasi kependudukan terutama sensus dan survei bagi seluruh
pihak, termasuk swasta dan akademisi;
d. peningkatan diseminasi, aksesibilitas dan pemanfaatan data dan
informasi kependudukan yang bersumber dari registrasi penduduk;
e. peningkatan koordinasi, termasuk fasilitasi seluruh instansi dalam
pemanfaatan data dan informasi kependudukanuntuk perencanaan dan
evaluasi kebijakan pembangunan; dan
f. peningkatan kapasitas SDM data dan informasi kependudukan.
7. Memperkuat Pelatihan dan Pengembangan Program KKBPK
melalui:
a. penguatan pengembangan Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga;
b. penyediaan hasil pengembangan Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga;
c. peningkatan kerjasama penelitian dengan universitas terkait
pengembangan Program KKBPK pendidikan dan pelatihan SDM
Aparatur Kependudukan dan KB; dan
d. pengembangan pendidikan dan pelatihan Program KKBPK;
2.5.4 CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
Untuk melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan, maka
disusunlah strategi sebagai berikut :
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 32
a. Melakukan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk guna
mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dengan
menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk, pemanfaatan parameter
kependudukan, serta melakukan analisis dampak kependudukan;
b. Melakukan pembinaan dan peningkatan kesertaan ber KB mandiri
melalui advokasi dan KIE;
c. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan
keluarga (BKB, BKR, BKL), pembinaan remaja dalam menyiapkan
kehidupan berkeluarga dan peningkatan pendapatan keluarga melalui
UPPKS;
d. Melaksanakan promosi dan penggerakan masyarakat guna meningkatkan
komitmen pemangku kepentingan, dan meningkatkan peran serta mitra
kerja;
e. Menyediakan dan menyebarluaskan data dan informasi kependudukan dan
KB yang akurat dan terpercaya;
f. Meningkatkan kapasitas SDM serta penelitian dan pengembangan program
KKBPK; dan
g. Meningkatkan kualitas manajemen dan kapasitas kelembagaan serta
meningkatkan pembiayaan dan pengelolaan keuangan secara efektif dan
efisien.
2.6 PROSES PENYUSUNAN RENCANA KINERJA
Proses penyusunan rencana kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018
meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Penetapan Sasaran
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau mengidentifikasikan sasaran-sasaran
strategis yang ingin dicapai di tahun 2018. Untuk setiap sasaran strategis
yang ada diidentifikasikan indikator kinerja yang akan dijadikan tolak ukur
keberhasilan pencapaian sasaran. Sasaran-sasaran strategis beserta indikator
kinerjanya ini diambil langsung dari dokumen rencana strategis yang telah
ada.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 33
2. Penetapan Program
Berdasarkan informasi yang tercantum dalam Formulir Rencana Strategis,
diidentifikasi program-program yang akan dilaksanakan pada tahun 2018
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3. Penetapan Kegiatan
Untuk masing-masing program yang akan dilaksanakan, Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau menetapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar
sasaran strategis yang telah ditetapkan dapat dipenuhi dalam tahun yang
bersangkutan. Pada tahap ini diidentifikasi indikator kinerja untuk setiap
kegiatan.
4. Penetapan Target Kinerja
Sebagai bentuk komitmen organisasi, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
menetapkan target kinerja (kuantitatif) untuk seluruh indikator kinerja, baik
untuk tingkat sasaran strategis (IKU) maupun untuk tingkat kegiatan.
2.7 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Untuk tahun 2018, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau diberikan target oleh
BKKBN Pusat 6 (enam) sasaran strategis, 6 (enam) sasaran program, dan 9
(sembilan) indikator strategis di luar Renstra, sebagaimana tercantum dalam
lampiran I Lakip ini, yang telah ditandatangani oleh Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau dan Kepala BKKBN Pusat dalam bentuk Kontrak Kinerja Provinsi
(KKP).
2.7.1 SASARAN TAHUN 2018
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah menetapkan sasaran strategis di
dalam Rencana Strategis 2015-2019 sebanyak 6 (enam) indikator yang
kemudian menjadi Indikator Kinerja Utama. Di samping 6 indikator
tersebut, BKKBN pusat mengamanatkan sasaran strategis lainnya/IKU
yang tertuang di dalam Kontrak Kinerja Provinsi Tahun 2018 seperti
tercantum di bawah ini:
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 34
Tabel 2.1
Sasaran Tahun 2018
A
1 Menurunnya angka kelahiran total (TFR) 1 2,61
2 Meningkatnya prevelensi kontrasepsi modern
(mCPR)
2 54,34
3 Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi 3 25,00
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (Unmetneed)
4 11,50
5 Meningkatnya peserta KB Aktif yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)
5 18,92
6 Meningkatnya peserta KB Aktif 6 22.634
B
7 Menurunnya angka kelahiran pada remaja
(ASFR 15-19 tahun)
7 22
8 Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari PUS
(15-49 tahun)
8 8,02
9 Meningkatnya median usia kawin pertama 9 21,3
10 Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang
kependudukan
10 50,30
11 Meningkatnya pengetahuan PUS tentang
alat/cara kontrasepsi
11 49,30
12 Meningkatnya pemanfaatan analisis dampak
kependudukan sebagai pendukung kebijakan
pembangunan berwawasan kependudukan
12 20,00
C
13 Meningkatnya pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi
13 58,0
14 Terbentuknya Kampung KB 14 153
15 Meningkatnya pengelolaan Kampung KB melalui
Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
15 25,00
16 Meningkatnya pengetahuan orang tua tentang
pengasuhan anak
16 10,17
17 Meningkatnya akuntabilitas kinerja program dan
anggaran
17 2 ( Skor: 2,7)
18 Meningkatnya pencapaian kinerja 18 ≥ 90
19 Meningkatnya pencapaian output 19 ≥ 95
20 Meningkatnya penyerapan anggaran 20 ≥ 95
21 Terlaksananya penetapan BMN berdasarkan
status penggunaannya
21 100,00
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2018
Persentase pengetahuan keluarga tentang isu
kependudukan
SASARAN STRATEGIS
Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) per WUS
(15-49 tahun)
Persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern
contraceptive prevalence rate/mCPR)
Persentase penurunan angka ketidakberlangsungan
pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(unmet need)
Persentase Peserta KB Aktif MKJP
Jumlah peserta KB Aktif tambahan
SASARAN PROGRAM
Angka kelahiran pada remaja (ASFR 15-19 tahun)
Persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari PUS
(15-49 tahun)
Median usia kawin pertama wanita
Persentase pengetahuan PUS tentang alat/cara
kontrasepsi (semua alat/cara KB modern)
Persentase Kabupaten/Kota yang memanfaatkan
Analisis Dampak Kependudukan sebagai pendukung
kebijakan Pembangunan berwawasan kependudukan
INDIKATOR STRATEGIS DI LUAR RENSTRA
Indeks Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR)
Jumlah Kampung KB yang dicanangkan
Persentase Kampung KB yang telah memiliki
Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
Persentase Orang Tua Hebat yang memiliki baduta
terpapar 1000 Hari Pertama Kehidupan
Penilaian evaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
Persentase capaian kinerja
Persentase pencapaian output
Persentase penyerapan anggaran
Persentase BMN yang telah ditetapkan status
penggunanya
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 35
Gambar 2.1
Sasaran 2018 yang ditandatangani oleh Kepala BKKBN RI dan Kepala
Perwakillan BKKBN Provinsi Riau
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 36
Pernyataan Komitmen Pencapaian Kinerja
Target kinerja program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018 telah ditetapkan. Target
provinsi tersebut kemudian diuraikan kembali menjadi target Kabupaten/Kota berupa
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) berdasarkan lampiran keputusan Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau No. 605/HK.02.02/J.1/2018 tentang Kinerja
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun
2018, dan ditandatangani oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan Kepala
SKPD KB abupaten/kota. Penandatanganan target kabupaten/kota dilakukan pada
kegiatan Rapat Kerja Daerah Perwakilan BKKBN Provinsi Riau TA 2018.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 37
Gambar 2.2
Contoh PPM Kabupaten/Kota
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 38
Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Kinerja
Perwakilan BKKBN provinsi Riau telah melaksanakan monitoring dan evaluasi
pencapaian kinerja secara berkala (bulanan, semesteran dan tahunan) melalui
beberapa cara :
1. Laporan Umpan Balik Bulanan yang dibuat oleh Bidang Adpin Perwakilan
BKKBN provinsi Riau setiap bulan, yang memuat data dan informasi terkait
pencapaian kinerja terkait KKP, didistribusikan kepada seluruh bidang di
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan seluruh SKPD-KB kabupaten/kota se
provinsi Riau sebagai bahan evaluasi bagi seluruh bidang dan SKPD KB
kabupaten/kota untuk mengukur kinerja bulan-bulan sebelumnya dan
menentukan strategi operasional pelaksanaan program KKBPK untuk bulan-
bulan berikutnya.
2. Rapat Pengendalian Program (Radalgram) yang rutin dilaksanakan sebulan sekali
selama setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui capaian kinerja
setiap bulannya, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan
program dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3. Rapat telaah Program KKBPK di tingkat Provinsi dan juga di tingkat
kabupaten/kota dilaksanakan pada pertengahan tahun yang bertujuan untuk
memonitoring dan mengevaluasi hasil capaian program KKBPK semester
pertama serta menyusun rencana operasional semester kedua dengan terlebih
dahulu mengidentifikasi hambatan dan kendala yang terjadi pada semester
pertama. Kegiatan ini melibatkan seluruh mitra kerja yang terkait dengan
Program KKBPK baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 39
Dari hasil rapat telaah program KKBPK tengah tahun 2018 dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang ditemukan sepanjang semester I tahun 2018 serta
rencana operasional yang akan dilakukan di semester II yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pada semester II tahun 2018 perlu peningkatan akselerasi penggarapan
Program KKBPK disemua tingkatan yang dilakukan secara simultan
bersama mitra, lintas sektoral, swasta dan LSOM. Kita harapkan target
PPM dapat tercapai dengan meningkatnya jumlah peserta KB baru semester
kedua tahun 2018, dengan prioritas PUSMUPAR untuk ber KB dengan
menggunakan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang);
2. Peningkatan kualitas PLKB/PKB perlu dilakukan dalam rangka penggarapan
Program KKBPK di tingkat lini lapangan agar tujuan program dapat
tercapai;
3. Angka “Unmet Need“ KB Provinsi Riau yang masih tinggi yaitu berkisar
11,3 % (data SDKI tahun 2017) perlu kita turunkan dengan cara peningkatan
akses dan kualitas pelayanan KB khususnya Daerah Tertinggal, Perbatasan,
dan Kepulauan (DTPK) serta meningkatkan kompetensi provider dalam
memberikan pelayanan KB berkualitas;
4. Meningkatkan Advokasi dan KIE ke semua unsur terkait dalam upaya
penurunan Total Fertility Rate (TFR) Riau dari 2,9 menjadi 2,6 dan
meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dari 54,4 persen
menjadi 59,3 persen, sehingga pelaksanaan Program KKBPK di
kabupaten/kota mengacu kepada TFR rendah dan CPR tinggi;
5. Terbentuknya dan terlaksananya Program KKBPK di kampung KB di setiap
desa yang menjadi lokus prioritas nasional penurunan angka stunting yang
ada di kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2018;
6. Pelaksanaan Program Catur Bina (BKB, BKR, BKL, dan BEK) perlu
ditingkatkan terus-menerus dalam rangka peningkatan ketahanan keluarga
dan didukung oleh pemerintah daerah;
7. Pencatatan dan pelaporan di klinik KB dan Pengendalian Lapangan di semua
daerah di kabupaten/kota perlu ditingkatkan agar datanya lebih akurat dan
dilaporkan dengan tepat waktu. Selain itu, perlu ditunjuk petugas yang
bertanggung jawab terhadap pencatatan pelaporan tersebut serta
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 40
menyarankan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk tidak memutasi
petugas tersebut kecuali untuk keperluan promosi;
8. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi perlu dipromosikan
untuk menghindari 4 T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, Terlalu
Rapat);
9. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak, perlu disosialisasikan
Penyiapan Generasi Emas dan Media KIE penurunan angka stunting;
10. Pengembangan Program KKBPK harus didukung dengan dana desa dan
diharapkan kepada Kemendes, Kemendagri dan Kemenkeu dapat
megeluarkan payung hukum agar program KKBPK dapat menjadi prioritas
dalam pengelolaan dana desa; dan
11. Dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik tahun 2019 agar
dianggarkan untuk insentif pencari akseptor dan akseptor yang dilayani.
2.7.2 PROGRAM TAHUN 2018
Pada tahun 2018, sebagaimana diamanatkan di dalam rencana strategis 2015-2019
dan tertuang di dalam DIPA tahun anggaran 2018 sebesar Rp 96.993.288.000,00,
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau mengemban 4 (empat) program yaitu:
1. Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) Provinsi, yang sasarannya adalah terlaksananya Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga diseluruh
tingkatan wilayah di Provinsi Riau;
2. Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Serta Kerjasama
Internasional BKKBN yang sasarannya adalah terselenggaranya kegiatan
pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi Riau;
3. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, yang
sasarannya adalah terselenggaranya dukungan manajemen pengelolaan
program Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di
Provinsi Riau; dan
4. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN, yang
sasarannya adalah terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya
di provinsi Riau.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 41
Keseluruhan program dan dukungan anggarannya tersebut diarahkan untuk
mewujudkan sasaran strategis dan sasaran Program yang telah ditetapkan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 42
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini akan dibahas mengenai langkah perbaikan yang dilakukan di tahun 2018,
capaian, evaluasi, analisis kinerja serta akuntabilitas keuangan tahun 2018.
3.1 LANGKAH PERBAIKAN TAHUN 2018
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau terus-menerus melakukan perbaikan dan
penguatan akuntabilitas kinerja melalui peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja untuk mendukung keberhasilan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga. Adapun langkah-langkah perbaikan yang
telah dilakukan sebagai berikut :
1. Mengembangkan dan mengimplementasikan metode monitoring dan evaluasi
terhadap penetapan kinerja yang telah disepakati dan ditandatangani melalui
Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang dihadiri oleh SKPD KB
kabupaten/kota dan juga mengirimkan laporan umpan balik hasil laporan
pelayanan kontrasepsi (Pelkon) serta pengendalian lapangan (Dalap) kepada
pengelola program di tingkat provinsi maupun SKPD KB kabupaten/kota.
Selain pertemuan yang dilakukan oleh masing-masing bidang melalui rapat
bidang (rabid) dan rapat pimpinan (rapim) yang dilakukan oleh Pejabat Eselon
II provinsi serta jajaran pejabat eselon III, monitoring pengendalian
pencapaian program KKBPK juga dilakukan melalui pertemuan reviu program
KKBPK yang dilakukan tengah tahun berjalan dengan mengundang pengelola
program serta mitra kerja terkait lainnya;
2. Membentuk Tim Pembina Wilayah yang terdiri dari pajabat struktural dan
pejabat fungsional yang bertugas membimbing, memonitor dan melakukan
evaluasi berkala di setiap daerah binaan masing-masing di kabupaten/kota.
3. Melakukan penyempurnaan penyajian informasi capaian target kinerja dalam
LAKIP termasuk melakukan pembandingan target dengan realisasi 3 (tiga)
tahun terakhir.
4. Penyesuaian angka Peserta Aktif (PA) bulan September 2018 pada laporan
F/I/Dal online yang disesuaikan dengan angka berbagai survei (SDKI 2017,
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 43
Susenas 2015, Pendataan Keluarga 2015, Tren CPR pada laporan F/I/Dal
periode sebelumnya) agar menjadi basis data untuk program KKBPK.
3.2 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Berdasarkan Renstra dan KKP Perwakilan BKKBN Provinsi Riau tahun 2015-
2019 maka telah ditetapkan sasaran strategis dan sasaran kegiatan beserta
indikator kinerja kegiatan prioritas Perwakilan BKKBN Riau tahun 2015-2019
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sasaran dan Realisasi Capaian Program KKBPK
NO
INDIKATOR KINERJA
UTAMA DAN INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN REALISASI (%)
A. SASARAN STRATEGIS
1 Menurunnya angka kelahiran
total (TFR)
2,61 2,71 96,30
2 Meningkatnya prevelensi
kontrasepsi modern (mCPR)
54,34 52,20 96.06
3 Menurunnya tingkat putus
pakai kontrasepsi
25,00 22,3 112,10
4 Menurunnya kebutuhan ber-
KB yang tidak terpenuhi
(Unmet need)
11,50 16,2 70,90
5 Meningkatnya perserta KB
aktif yang menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)
18.92 22,19 117,30
6 Meningkatnya peserta KB
Aktif Tambahan
22.634 7.191 31,70
B. SASARAN PROGRAM
7 Menurunnya Angka kelahiran
pada remaja (ASFR 15-19
tahun)
22 22 100
8 Menurunnya kehamilan tidak
diinginkan dari PUS (15-49
tahun)
8,02 19,60 40,90
9 Meningkatnya Median usia
kawin pertama
21,30 21,20 99,50
10 Meningkatnya pengetahuan
keluarga tentang
kependudukan
50,30 49,00 97,40
11 12. Meningkatnya pengetahuan PUS tentang
alat/cara kontrasepsi)
49,30 10,80 21,90
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 44
12 Meningkatnya pemanfaatan
analisis dampak
kependudukan sebagai
pendukung kebijakan
pembangunan berwawasan
kependudukan
20,00 21,00 105
13 Meningkatnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan
reproduksi
58,00 58,10 100,20
14 Terbentuknya Kampung KB 153 136 88.87
15 Meningkatnya pengelolaan
Kampung KB melalui
Kelompok Kerja (POKJA)
Kampung KB
25,00 49.00 196.00
16 Meningkatnya pengetahuan
orang tua tentang pengasuhan
anak
10,17 9,25 90,95
17 Meningkatnya akuntabilitas
kinerja program dan anggaran
2 (Skor:2,7) Belum ada
hasil
penilaian
-
18 Meningkatnya pencapaian
kinerja
≥ 90 83.81 93,12
19 Meningkatnya pencapaian
output
≥ 95 81.74 86.04
20 Meningkatnya penyerapan
anggaran
≥ 95 73,01 88,60
21 Telaksananya Penetapan
BMN Berdasarkan Status
Penggunaannya.
100 96,33 96,33
Sumber: diolah dari berbagai sumber (SDKI 2017, Susenas 2015, SKAP 2018, Statistik
Rutin BKKBN, Kementrian Keuangan, Bappenas, dan lain-lain)
3.2.1. Capaian Sasaran Strategis
1. Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR)
Total Fertility Rate (TFR) merupakan salah satu indikator pencapaian
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) dan juga merupakan indikator kinerja sasaran strategis
sebagaimana yang tertera dalam Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Indikator penurunan angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49)
ditargetkan sebesar 2,61.
Berdasarkan data SKAP Tahun 2018 diketahui TFR Provinsi Riau sebesar
2,71 anak per wanita usia subur.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 45
Grafik 3.1
Perbandingan Total Fertility Rate Provinsi Riau
Tahun 2016- 2018
TFR di Provinsi Riau dalam kurun waktu 2012-2017 berada pada angka 2,9
(stagnan). Kondisi ini menunjukkan bahwa angka TFR di provinsi Riau
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih belum berhasil diturunkan.
Kondisi ini disebabkan oleh pemakaian konntrasepsi dari Pasangan Usia
Subur yang juga stagnan atau justru turun dan juga dimungkinkan
pemakaian kontasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) kurang tepat semisal
pemakian kontrasepsi oleh pasangan pada kelompok umur yang sudah tua,
sudah punya anak banyak.
Hal lain yang kemungkinan menyebabkan Total fertility Rate (TFR) ini
stagnan juga kurang gencarnya pelayanan di kantong-kantong unmet need
tidak terlayani sehingga mereka terus melahirkan. Hal ini disebabkan karena
kondisi geografis yang sulit dijangkau.
Meski demikian, berdasarkan hasil survei SKAP tahun 2018, TFR di
provinsi Riau berhasil diturunkan pada angka 2,71, mendekati target yang
ditetapkan yaitu 2,61.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 46
2. Meningkatnya Prevelensi Kontrasepsi Modern (mCPR)
Target mCPR Riau tahun 2018 ditetapkan sebesar 54,34%. Berdasarkan
hasil SKAP Tahun 2018 mCPR di Provinsi Riau adalah sebesar 52,20%. Itu
artinya pencapaian mCPR di Riau tecapai sebesar 96.06 dari target yang
telah ditetapkan.
Grafik 3.2
Perbandingan Contraceptive Prevalence Rate Provinsi Riau
Tahun 2016 - 2018
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir
capaian mCPR di Provinsi Riau justru mengalami penurunan. Pada tahun
2012 capaian mCPR adalah sebesar 54 persen turun menjadi 50,7 persen.
Penurunan mCPR ini dimungkinkan oleh banyaknya pemakai kontraasepsi
yang drop out serta melonjaknya pasangan usia subur yang tidak/belum
berKB.
Hal lain yang menyebabkan CPR turun ini juga berkemungkinan disebabkan
Pasangan Usia Subur (PUS) yang memakai kontrasepi modern yang
digunakan dalam perhitungan ini berpindah dengan memakai alat
kontrasepsi tradisional yang tidak masuk dalam perhitungan ini.
Namun berdasarkan survei SKAP tahun 2018 diketahui bahwa tingkat
mCPR tahun 2018 di provinsi Riau berada pada angka 52,2%.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 47
3. Menurunnya Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi
Tingkat pengetahuan masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi dinilai
akan berpengaruh terhadap efektivitas fungsi kontrasepsi sebagai pencegah
kehamilan. Akibatnya, banyak muncul kasus kehamilan tidak diinginkan.
Untuk mengantisipasi hal tesebut BKKBN ditugaskan untuk menekan angka
putus pakai dengan target 25,00 persen yang ditetapkan pada indikator
kinerja sasaran strategis, dari hasil SKAP tahun 2018 angka putus pakai
berhasil di tekan dengan capaian 22,3 persen. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk membina keberlangsungan berKB (sustainability) adalah
melalui poktan (kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, dan UPPKS), dan
mengarahkan masyarakat untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menurunkan
tingkat putus pakai kontrasepsi melalui kegiatan Poktan dan kegiatan
lainnya, sebagai berikut :
1. UPPKS
Target capaian sasaran program UPPKS yakni meningkatnya persentase
PUS anggota UPPKS yang ber KB dapat ditingkatkan mencapai 82,3
dari target 75 ( 109,7%). Capaian ini tak lepas dari kerjasama seluruh
unsur di lini lapangan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
khususnya anggota Kelompok UPPKS untuk mengikuti Program KB.
Pada tahun 2018 sasaran jumlah kelompok UPPKS adalah sebesar 338
berhasil dicapai sehingga meningkat menjadi 431 kelompok ( 127,5%).
Tercapainya target tersebut tak lepas dari dukungan dari mitra kerja
terkait, seperti OPD KB Kabupaten/Kota dan dukungan dari pemerintah
daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui
Kelompok UPPKS.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 48
Tabel 3.2
Data Kelompok UPPKS
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
KELOMPOK
UPPKS
1 Kampar 119
2 Indragiri Hulu 15
3 Bengkalis 9
4 Indragiri Hilir 55
5 Pelalawan 34
6 Rokan Hulu 9
7 Rokan Hilir 34
8 Siak 34
9 Kuantan Singingi 0
10 Kepulauan Meranti 86
11 Kota Pekanbaru 25
12 Kota Dumai 11
JUMLAH 431
Sumber : Data Dalap 2018
Upaya-upaya yang dilakukan terhadap kelompok UPPKS antara lain :
a. Fasilitasi Pameran dan Gelar Dagang Kelompok UPPKS
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka peringatan Hari
Keluarga Nasional (Harganas). Tahun 2018 Pameran dan Gelar Dagang
Kelompok UPPKS dilaksanakan di Manado. Sebagai bentuk perhatian dan
dukungan terhadap kelompok UPPKS, maka produk-produk UPPKS
Kabupaten/Kota dipamerkan pada gelar dagang tersebut.
b. Sosialisasi dan Promosi Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Terhadap Pengelola UPPKS dan KPS Tk Provinsi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggl 23 Oktober 2018 di Hotel Royal
Asnof Pekanbaru dengan dihadiri oleh Pengelola UPPKS Kabupaten/Kota
se-Provinsi Riau. Pada kegiatan tersebut dijelaskan mengenai bagaimana
cara pengelolaan UPPKS, pemilihan, pengolahan dan pengemasan produk
serta pemasaran produk agar laku dipasaran. Pada kegiatan ini juga
diserahkan ATTG (Alat Teknologi Tepat Guna) kepada kelompok UPPKS.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 49
2. PPKS
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dari tahun ke tahun
diharapkan selalu meningkat. Peningkatan PPKS di setiap tingkatan
wilayah ini diharapkan bukan hanya meningkat secara jumlahnya saja
namun juga secara kualitasnya.
Tabel 3.3
Jumlah PPKS
NO PROV/KAB/KOTA JUMLAH
1 Propinsi Riau 1
2 Indragiri Hulu 3
3 Rokan Hulu 1
4 Kampar 15
5 Pelalawan 3
6 Kota Pekanbaru 2
7 Indragiri Hilir 1
8 Kuantan Singigi 2
9 Perguruan Tinggi 1
JUMLAH 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 50
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah PPKS di Provinsi
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Sasaran yang diharapkan pada tahun 2018 adalah terbentuknya Pusat
Pelayanan Keluarga Sejahtera sebanyak 47 PPKS tetapi baru dapat
dicapai sebanyak 29 PPKS, (61,7%). Hal ini disebabkan masih
kurangnya pemahaman dari OPD KB Kabupaten/Kota tentang
pentingnya keberadaan PPKS sebagai pusat informasi program KKBPK
bagi masyarakat. Selain itu Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat
lapangan dalam mengembangkan PPKS juga terbatas seperti keberadaan
tenaga konselor, serta keterbatasan biaya operasionalnya. Oleh karena itu
perlu kerja keras untuk mensosialisasikan PPKS ke Kabupaten/Kota agar
target ditahun mendatang dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatan selama 2018 yang dilakukan bidang KS-PK dalam
meningkatkan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) ini antara
lain adalah:
1. Melakukan sosialisasi pembentukan PPKS Perguruan Tinggi yakni
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Selain melakukan sosialisasi di Kabupaten/Kota, terobosan yang
dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Riau adalah melakukan
sosialisasi PPKS di Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kepedulian Perguruan Tinggi terhadap Program
KKBPK.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 51
2. Orientasi PPKS di Perguruan Tinggi (Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau)
Sebagai bentuk keseriusan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau untuk
membentuk PPKS di Universitas Islam Negeri Sultan Kasim Riau,
diadakan orientasi bagi pengurus PPKS Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau pada tangal 18 Desember 2018 dengan
menghadirkan Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan
BKKBN RI. Pada kegiatan tersebut ditandatangani nota kesepakatan
(MOU) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dengan Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau tentang pembentukan PPKS
di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 52
4. Menurunnya Kebutuhan Ber-KB Yang Tidak Terpenuhi (Unmet need)
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) didefinisikan
sebagai persentase wanita dengan status kawin yang terdiri dari tidak ingin
anak lagi (TIAL), ingin anak tunda (IAT) dan hamil. Pada tahun 2018
ditetapkan indikator kinerja sasaran strategis untuk penurunan kebutuhan
ber-KB yang tidak terpenuhi, yaitu sebesar 11,50 persen. Sementara hasil
SKAP tahun 2018 diketahui angka unmeetneed di Provinsi Riau sebesar 16,2
persen.
Grafik 3.3
Perbandingan unmet need provinsi Riau
Tahun 2016 - 2018
Tidak tercapaianya target dalam upaya penurunan unmet need disebabkan
oleh beberapa hal antara lain adalah pertama, banyaknya daerah yang tidak
terjangkau oleh akses pelayanan karena masih banyak daerah yang tidak
memiliki fasilitas kesehatan yang melayani KB, kedua, rendahnya
pemahaman masyarakat mengenai efek samping dari pemakaian alat
koontrasepsi, ketiga, unmetneed yang disebabkan oleh keyakinan atau
kepercayaan dan ajaran yang berkembang di masyarakat dan juga oleh
larangan suami atau pasangan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 53
Beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan angka unmetneed adalah :
a. Gerak Muyan
Pemanfaatan layanan KB bergerak dengan bus Pelayanan (Gerak
Muyan) Sepanjang Tahun 2018 juga diarahkan di daerah galciltas guna
menekan unmetneed bagi masyarakat yang tidak terlayani dengan alasan
tidak tersedianya fasilitas pelayanan atau fasiltas pelayanan jauh di tahun
2018 telah dilaksanakan kegiatan sebanyak 26 Gerak seperti terlihat pada
tabel di bawah:
Tabel 3.4
Pelayanan (Gerak Muyan)
N
O
LOKASI
PELAYANAN
KAB/KOTA HASIL
PELAYANAN
IMPLAN
T IUD
1 Kelurahan Air Dingin Kec.
Bukit Raya Pekanbaru PEKANBARU 79 29
2
Desa Karya Bhakti Kec.
Kampar Kiri Tengah Kab.
Kampar
KAMPAR 88 21
3 Desa Sei. Geringging Kec.
Sentajo Raya Kab. Kuansing KUANSING 25 11
4 Pustu Kec. Kulim Kota
Pekanbaru PEKANBARU 38 11
5
Kampung KB Kel. Air Dingin
Kec. Tenayan Raya Kota
Pekanbaru
PEKANBARU 35 13
6
Kantor Desa Kijang Makmur
Kec. Tapung Hilir Kab.
Kampar
KAMPAR 92 31
7 Pustu Kel. Sri Meranti Kec.
Rumbai Kota Pekanbaru PEKANBARU 20 3
8 Kampung KB Dwikora Kota
Pekanbaru PEKANBARU 5 9
9 GOR Tualang Kec. Tualang
Kab. Siak SIAK 47 23
10 Desa Danau Baru Kec. Rengat
Barat INDRAGIRI HULU 67 21
11 Desa Bukit Lingkar Kec.
Batang Cenaku INDRAGIRI HULU 95 20
12 Bandara Tuanku Tambusai
Rokan Hulu ROKAN HULU 230 35
13
Lapangan Bola Lubuk Ogung
Kec. Bandar Sei. Kijang Kab.
Pelalawan
PELALAWAN 10 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 54
14
Desa Kampung Besar
Seberang Kec. Rengat Kab.
Indragiri Hulu
INDRAGIRI HULU 10 5
15
Aula Kantor Camat Kampar
Kiri Jl. Raya Lipat Kain Kel.
Lipat Kain Kec. Kampar Kiri
Kab. Kampar
KAMPAR 7 9
16 Lapangan Batre - R Kota
Pekanbaru PEKANBARU 39 23
17 Okura Pekanbaru PEKANBARU 9 6
18 Kantor Camat Pangkalan
Lesung Kab. Pelalawan PELALAWAN 82 10
19 Desa Lubuk Sakai Kec,
Kampar Kiri Tengah KAMPAR 138 34
20 Desa Sungai Jering Kec.
Singingi Kab. Kuansing KUANSING 40 3
21 Desa Langsat Hulu Kec.
Sentajo Raya Kab. Kuansing KUANSING 44 5
22 Kantor Camat Pangkalan
Lesung Kab. Pelalawan PELALAWAN 82 10
23 Dumai DUMAI 6 23
24 Puskesmas Bangun Purba
Barat INDRAGIRI HULU 17 40
25 Desa Pasir Utama Kec.
Bangun Purba ROKAN HULU 50 15
26
Balai Penyuluhan Kelurahan
Pematang Reba, Kecamatan
Rengat Barat
INDRAGIRI HULU 50 10
TOTAL
1.405
431
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 55
5. Meningkatnya Perserta KB Aktif Yang Menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yaitu persentase KB
Aktif MKJP tahun 2018 ditargetkan sebesar 18,92 %. Berdasarkan Laporan
Pengendalian Lapangan bulan Desember Tahun 2018, diketahui bahwa
angka PA KB MKJP adalah sebanyak 147.991 akseptor. Dari angka ini
dapat diketahui capaian persentase KB aktif MKJP adalah sebesar 22.19%.
Capaian ini sudah melampaui dari sasaran yang ditetapkan.
Namun apabila dibandingkan dengan capaian PA KB MKJP Tahun 2017
(190.988) mengalami penurunan sebesar 42.997. Hal ini dikarenakan
beberapa hal berikut ini :
Ada ketidakwajaran pencapaian PA KB MKJP antara Tahun 2016
dibandingkan dengan Tahun 2017 di mana terdapat tambahan PA
MKJP sebanyak 60.343, sedangkan PB MKJP Tahun 2017 sebesar
31.466.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 56
Kesepakatan pada rapat penelaahan program KKBPK Tengah tahun
2018, dilakukan penyesuaian PA terhadap PUS berdasarkan survey
SDKI, Susenas, dan PK 2015.
Grafik 3.4
Persentase Jumlah PA MKJP
a. Optimalisasi penggarapan KB MKJP
Optimalisasi dilakukan dengan terus mensosialisasikan kebijakan,
Strategi Dan Materi Informasi Bidang KB sampai dengan Kab/Kota,
Sosialisasi standarisasi pelayanan KB dan sosialisasi tim jaga mutu agar
pengetahuan masyarakat mengenai KB MKJP dapat ditingkatkan serta
pelaksanaan pelayanan KB dilakukan sesuai standar operasional prosedur.
Sosialisasi dilakukan melalui fasilitas kesehatan KB baik pemerintah
maupun swasta, Petugas Lapangan KB, dan IMP.
Bebeberapa kegiatan telah dilakukan untuk mensosialisasikan KB MKJP,
antara lain :
- Temu Kerja Penguatan Pelayanan KB Jalur Swasta Di Klinik
Pratama Dan DPS Melalui PKFI Dan ASKLIN Serta Orientasi
Standarisasi Peningkatan Kompetensi Pelayanan KB Bagi Ibi
Cabang Kab/Kota Dan P2KP Tingkat Provinsi Riau Tahun 2018,
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 – 25 Juli 2018 di Hotel
Grand Central Pekanbaru yang dihadiri oleh Dinas Dalduk dan KB
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 57
Kota Pekanbaru, DPS Kota Pekanbaru, Klinik Pratama Kota
Pekanbaru, BPJS Cab. Kota Pekanbaru, PD IBI Provinsi Riau PC IBI
Kota Pekanbaru, PKBRS Kota Pekanbaru
- Pertemuan Sehari Penguatan Penggerakan Pelayanan KB Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Bagi Pengelola Program KB
Se-Kota Pekanbaru Tahun 2018. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 19 November 2018 di Hotel Premier Pekanbaru yang
dihadiri oleh Dinas Dalduk dan KB Kota Pekanbaru, PKB/PLKB
Kota Pekanbaru, FKTP dan FKRTL Kota Pekanbaru yang
teregistrasi SR BKKBN (K/0/KB).
- Penguatan Pelayanan KB Bersama Mitra Terkait Provinsi Riau
Tahun 2018. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21-23
November 2018 di Hotel labersa Kabupaten Kampar yang dihadiri
oleh OPD KB Kab/Kota se-Provinsi Riau, dan mitra kerja terkait
Tingkat Provinsi Riau.
- Forum Koordinasi Kemitraan Dalam Penggarapan KB-KR di
DTPK, Miskot, Dan Sasaran Khusus serta Analisis Evaluasi hasil
penggarapan KB di Wilayah dan Sasaran Khusus Tahun 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25-27 November 2018 di
hotel Grand Central Pekanbaru yang dihadiri oleh OPD KB
Kab/Kota, Motivator KB Pria, dan Mitra Kerja terkait tingkat
Provinsi Riau.
- Seminar Sehari Hari AIDS Sedunia Tingkat Provinsi Riau Tahun
2018. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 17 Desember 2018 di Hotel
Pangeran Pekanbaru yang dihadiri oleh OPD KB Kota Pekanbaru,
Kader Poktan se-Kota Pekanbaru.
- Workshop Kespro bagi pengelola KB Tingkat Provinsi Riau tahun
2018. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 18-20 desember 2018 di
Hotel Premier Pekanbaru yang dihadiri oleh OPD KB Kab/Kota dan
PKBRS se- provinsi Riau.
b. Penyediaan Materi Kespro guna mendukung penggunaan kontrasepsi
jangka panjang di Faskes dan Poktan yang terdiri dari :
- Buku PERKA KB PP dan PK
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 58
- Lembar Balik Promosi dan Konseling Kespro
- Buku Materi Aman Ber-KB
- Poster dan Leaflet Kespro
- Buku materi Kespro bagi BKB,
- Buku pedoman Promosi dan konseling bagi PIK R
- Roll banner Kespro
- Lembar Balik KB PP dan PK
- Buku Materi lansia
- Brosur HIV-AIDS
c. Dukungan Dana Penggerakan KB MKJP TA 2018
Penggerakan Pelayanan KB adalah rangkaian kegiatan untuk pemantapan
calon peserta/peserta KB agar bersedia menggunakan KB MKJP sampai
dengan digerakkan ke tempat pelayanan KB dan Calon peserta/peserta
KB menggunakan salah satu KB MKJP, dukungan dana ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesertaan KB MKJP.
Tabel 3.5
Realisasi Dana Penggerakan KB MKJP
NO KABUPATEN/KOTA TOTAL
1 KAMPAR 315 47,050,000 1,264 188,925,000 164 24,450,000 54 32,400,000 7 4,200,000 297,025,000
2 INDRAGIRI HULU 106 15,900,000 550 82,500,000 86 12,900,000 - - 13 7,800,000 119,100,000
3 BENGKALIS 129 19,350,000 273 40,950,000 121 18,150,000 82 49,200,000 10 6,000,000 133,650,000
4 INDRAGIRI HILIR 50 7,500,000 329 49,350,000 133 19,950,000 25 15,000,000 0 - 91,800,000
5 PELALAWAN 385 57,750,000 1,275 191,250,000 48 7,200,000 - - 11 6,600,000 262,800,000
6 ROKAN HULU 178 26,700,000 1,426 210,150,000 86 12,900,000 - - 2 1,200,000 250,950,000
7 ROKAN HILIR 21 3,150,000 894 134,100,000 131 19,650,000 149 89,400,000 0 - 246,300,000
8 SIAK 151 22,650,000 148 22,200,000 18 2,700,000 107 64,200,000 0 - 111,750,000
9 KUANTAN SINGINGI 53 7,950,000 289 43,350,000 92 13,800,000 21 12,600,000 0 - 77,700,000
10 KEPULUAN MERANTI 116 17,400,000 373 55,950,000 103 15,450,000 148 88,800,000 0 - 177,600,000
11 PEKANBARU 782 107,650,000 951 113,575,000 227 34,050,000 503 301,647,500 4 2,400,000 559,322,500
12 DUMAI 127 19,050,000 509 76,350,000 91 13,650,000 119 71,400,000 0 - 180,450,000
2,413 352,100,000 8,281 1,208,650,000 1,300 194,850,000 1,208 724,647,500 47 28,200,000 2,508,447,500 TOTAL
REKAPITULASI REALISASI PENGGERAKAN PELAYANAN KB MKJP SE-PROVINSI RIAU
PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2018
IUD IMPLAN PENC.IMPLAN MOW MOP
Sumber : Bidang KB-KR
d. Bina Keluarga Lansia
Target Persentase PUS anggota BKL Paripurna yang berKB adalah
sebesar 75%, angka ini telah berhasil dicapai sebesar 78,4% (104,5%).
Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari peran OPD KB Kab/Kota,
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 59
PLKB, mitra kerja terkait dan kader BKL dalam mensosialisasikan
pentingnya program KB bagi anggota BKL.
Diharapkan ke depan PUS yang menjadi BKL paripurna semakin
meningkat yang ikut berKB. Kesadaran PUS yang menjadi anggota BKL
paripurna yang berKB perlu dipupuk sehingga hal ini memungkinkan
atau bisa mengurangi angka drop out serta bisa meningkatkan capaian
peserta KB dimana Provinsi Riau masih mengalami berbagai macam
kendala dalam meningkatkan capaian CPRnya dan juga menurunkan
angka TFRnya.
Target jumlah kelompok BKL Paripurna sebanyak 240 kelompok. Dari
target tersebut, telah tercapai sebanyak 505 kelompok. Target ini berarti
terealisasikan sebesar 210,4%.
Tabel 3.6
Jumlah Kelompok BKL Paripurna
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK
BKL
1 Kampar 111
2 Indragiri Hulu 24
3 Bengkalis 40
4 Indragiri Hilir 74
5 Pelalawan 48
6 Rokan Hulu 13
7 Rokan Hilir 16
8 Siak 46
9 Kuantan Singingi 0
10 Kepulauan Meranti 95
11 Kota Pekanbaru 24
12 Kota Dumai 14
JUMLAH 505
Sumber : data Dallap 2018
Tercapainya target ini adalah berkat kerjasama semua mitra yang
berperan dalam mengembangkan jumlah kelompok BKL Paripurna antara
lain OPDKB, PLKB/PKB, kader, organisasi kemasyarakatan yang peduli
terhadap lansia dan masyarakat sendiri. Selain itu, beberapa OPD KB
memberikan dukungan anggaran untuk pembinaan dan pelatihan kader
Poktan. Diharapkan dengan semakin banyaknya kelompok BKL ini maka
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 60
semakin terperhatikan lansia-lansia yang ada di keluarga di Riau. Selain
itu juga semakin berdaya para lansia dan keluarga yang memiliki lansia di
Provinsi Riau.
Target persentase jumlah anggota BKL paripurna yang hadir pada
pertemuan sebesar 70 persen, dan telah dicapai sebesar 72,6% (103,7%).
Hal ini juga merupakan bukti nyata bahwa semakin meningkatnya
pemahaman dan kepedulian masyarakat khususnya keluarga yang
memiliki Lansia dan Lansia itu sendiri untuk hadir pada pertemuan BKL
yang membahas bagaimana memberdayakan Lansia agar menjadi Lansia
yang tangguh (sehat, produktif, aktif dan mandiri).
Kepedulian pemerintah baik pusat atau daerah dalam mendorong anggota
BKL paripurna yang hadir pada pertemuan membuktikan bahwa program
BKL ini semakin diterima masyarakat luas sehingga pertemuan-
pertemuan yang dilaksanakan pada kelompok ini selalu dinantikan oleh
para anggotanya.
Keberhasilan iini tak lepas dari masuknya Sasaran Kegiatan Bina
Keluarga Lansia (BKL) yang dijadikan proyek Proyek Prioritas Nasional
(Pro-PN) yaitu tentang Peningkatan Promosi dan Penguatan Keluarga
Lansia dan Lansia melalui BKL.
Adapun kegiatan Proyek Prioritas Nasional (Pro-PN) tentang Peningkatan
Promosi dan Penguatan Keluarga Lansia dan Lansia melalui BKL antara
lain:
1) Pengembangan dan penyediaan Materi KIE Yang Telah
Dikembangkan Sesuai dengan Kearifan Lokal
Dalam rangka menunjang pencapaian target pada Program BKL,
dilakukan penyediaan materi KIE sesuai dengan kearifan lokal berupa
Poster, Roll Banner dan BKL Kit.
2) Sosialisasi Media KIE Yang Telah Dikembangkan Sesuai Dengan
Kearifan Lokal
Kegiatan Proyek Prioritas Nasional Peningkatan Promosi dan
Penguatan Keluarga Lansia dan Lansia melalui BKL sudah terlaksana
di 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau antara lain:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 61
- Kabupaten Kampar
- Kota Pekanbaru
- Kabupaten Siak
- Kabupaten Rokan Hilir
- Kabupaten Pelalawan
- Kabupaten Indragiri Hulu
Dalam rangka menyukseskan Program Pembangunan Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga terutama pada aspek
Ketahanan Lansia maka Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah
membentuk Center of Excellence (COE) Bina Keluarga Lansia yang
berlokasi di kampung KB Kelurahan Air Dingin Kota Pekanbaru. Coe
BKL ini diharapkan dapat menjadi percontohan kelompok BKL di
Provinsi Riau.
e. Promosi Program KKBPK melalui pendidikan dan pelatihan.
Tahun 2018 ada beberapa Pelatihan yang diharapkan bisa mendukung
KIE melalui tenaga lini lapangan dan mitra yang telah dilatih terkait
program KKBPK diantaranya adalah :
- Pelatihan Teknis Program KKBPK bagi Toga / Toma sebanyak 2
(dua) angkatan
- Pelatihan Teknis Program KKBPK bagi PLKB Non PNS satu
angkatan sebanyak 30 orang
- Pelatihan Teknis Program KKBPK bagi Babinsa 2 (dua) angkatan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 62
- Pelatihan Peningkatan Kompetensi Managerial dan Sosiokultural
bagi PLKB / PKB 2 angkatan
- Pelatihan Pengelolaan Program KKBPK Bagi Tim KB Desa 2
angkatan
- Pelatihan Strategi Konseling Berimbang Keluarga Berencana (SKB –
KB) 2 (dua Angktan)
6. Meningkatnya Peserta KB Aktif Tambahan
Tahun 2018 peserta KB aktif tambahan ditargetkan bertambah sebanyak
22.634 akseptor. Jumlah Peserta KB Aktif sampai dengan Desember 2017
adalah sebesar 735.830 akseptor, sedangkan pencapaian PA KB aktif
sampai dengan Desember 2018 sebesar 737.439 akseptor, di mana terdapat
peningkatan PA KB Aktif Tahun 2018 sebesar 1.609 akseptor atau 7% dari
sasaran yang ditetapkan.
Grafik 3.5
Jumlah PA Tambahan
Target belum tercapai disebabkan ada rasionalisasi PA berdasarkan hasil
rapat telaah program KKBPK semester I tahun 2018. Rasionalisasi
dilakukan untuk menyesuaikan dengan data Susenas 2015, SDKI 2017,
Pendataan Keluarga 2015 dan tren laporan FI/DAL/13 periode sebelumnya.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 63
Berikut ini adalah perbandingan capaian indikator sasaran strategis tahun
2018 jika dibandingkan dengan target pada akhir RPJMN 2015-2019 yang
tertuang di dalam dokumen Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
2015-2019:
Grafik 3.6
Capaian Indikator Sasaran Strategis Tahun 2018
dibandingkan dengan Target RPJMN 2015-2019
Dari grafik di atas terlihat bahwa satu indikator yakni PA MKJP sudah berada di
atas target RPJMN 2015-2019, sementara lima lainnya masih diupayakan untuk
dicapai sampai dengan berakhirnya masa RPJMN 2015-2019 pada tahun ini.
3.2.2 Capaian Kinerja Program
7. Menurunnya Angka Kelahiran Pada Remaja (ASFR 15-19 Tahun)
Age Spesific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun merupakan indikator
fertilitas yang menilai angka kelahiran pada remaja perempuan usia 15-19
tahun pada tahun tertentu per 1.000 perempuan. Indikator kinerja sasaran
strategis untuk penurunan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19) tahun 2018 ditetapkan sebesar 22 /1000. Jumlah kelahiran
pada wanita usia ini menjadi isu penting dikarenakan hal ini berhubungan
dengan angka kematian ibu yang melahirkan dibawah usia 18 tahun.
Capaian ASFR 15-19 tahun berdasarkan hasil SKAP 2018 adalah sebesar 22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 64
anak per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa
program pendewasaan usia perkawinan pada posisi yang benar (on the
track). Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan terkait penurunan angka
kelahiran pada remaja adalah melalui program :
a. Bina Keluarga Remaja
Target persentase PUS anggota BKR yang berKB sebesar 75% telah
berhasil dicapai sebesar 80,3% (107,1%). Keberhasilan ini juga tidak
terlepas dari peran OPD KB, PKB/PLKB dan kader BKR sebagai ujung
tombak dilapangan untuk mensosialisasikan pentingnya program KB
kepada anggota BKR.
Dari target jumlah kelompok BKR sebanyak 296 kelompok, telah
berhasil dicapai menjadi 443 kelompok atau sebesar 149,7 %.
Tabel 3.7
Jumlah Kelompok BKR tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK
BKR
1 Kampar 89
2 Indragiri Hulu 29
3 Bengkalis 20
4 Indragiri Hilir 74
5 Pelalawan 42
6 Rokan Hulu 13
7 Rokan Hilir 16
8 Siak 35
9 Kuantan Singingi 0
10 Kepulauan Meranti 94
11 Kota Pekanbaru 17
12 Kota Dumai 14
JUMLAH 443
Sumber : Data Dalap 2018
Dari target Persentase Jumlah Anggota BKR yang Hadir pada Pertemuan
sebesar 70% telah berhasil dicapai sebesar 72,5% (103,6 %). Hal ini
membuktikan bahwa semakin pedulinya keluarga yang memiliki remaja
yang menjadi anggota BKR untuk mengikuti pertemuan BKR yang
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 65
diadakan untuk membahas permasalahan remaja, sehingga remaja
remaja di Provinsi Riau diharapkan menjadi Generasi Berencana yang
kelak mampu melaksanakan pendidikan, karir dan pernikahan terencana
serta terhindar dari 3 permasalahan remaja yakni nikah dini, seks pra
nikah dan Napza.
Grafik 3.7
ASFR (15-19 Tahun) Tahun 2018
8. Menurunnya Presentase Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Dari PUS
(15-49) Tahun
Salah satu tujuan program KB adalah menurunkan presentase kehamilan
yang tidak diinginkan dari PUS (15-49) Tahun. Pada tahun 2018 targetnya
adalah sebesar 8.02 %. Berdasarkan data Survei Kinerja Akuntailitas
Program diketahui bahwa pada tahun 2018 masih terdapat kehamilan yang
tidak diinginkan dari PUS (15-49) tahun sebesar 19,6%. Angka ini
meningkat jika dibandingkan pada tahun 2017 yaitu sebesar 12.1%.
Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai metode kontrasepsi, sulitnya
menjangkau akses pelayanan KB dan kurangnya sebaran tenaga medis yang
memiliki kompetensi pelayanan KB MKJP.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 66
Grafik 3.8
Persentase Kehamilan Tidak Diinginkan dari PUS (15-49 Tahun) tahun 2018
9. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama
Salah satu faktor yang signifikan dalam penurunan Angka Fertilitas Total
(TFR) di Indonesia adalah Meningkatkan Median Usia Kawin Pertama.
Target untuk Riau pada tahun 2018 adalah sebesar 21.30 dan tercapai
sebesar 21,3 tahun. Jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya 21
tahun maka angka ini mengalami peningkatan 0,3 % persen. Jika
dibandingkan dengan target capaian yang harus dicapai yaitu sebesar 21,2
tahun maka target ini mencapai angka 99,5 %.
Tidak tercapainya target ini dikarenakan belum meratanya pengetahuan
remaja tentang usia ideal menikah terutama di daerah-daerah terpencil,
pedalaman dan pedesaan.
Grafik 3.9
Median UKP
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 67
Keberhasilan meningkatkan median kawin pertama ini ditunjang dengan
beberapa kegiatan antara lain adalah:
a. Pembinaan PIK R/M di Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pembinaan PIK Remaja telah terlaksana selama tahun 2018 di 12
kabupaten/kota. Data PIK R/M di provinsi Riau adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Jumlah PIK R/M
No Kab/Kota PIK R/M
Jalur Pendidikan
PIK R/M
Jalur Masyarakat
1 Kampar 42 5
2 Indragiri Hulu 15 2
3 Bengkalis 39 1
4 Indragiri Hilir 30 8
5 Pelalawan 46 3
6 RokanHulu 35 1
7 RokanHilir 22 2
8 Siak 40 5
9 KuantanSingingi 23 3
10 KepulauanMeranti 22 5
11 Kota Pekanbaru 67 8
12 Kota Dumai 35 2
Total 416 45
b. Temu Kerja Forum GenRe
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah membentuk Forum GenRe
Tingkat Provinsi tahun 2018. Saat ini sudah berjalan 2 tahun. Forum
GenRe telah malaksanakan bebarapa kegiatan diantaranya menginisiasi
pembentukan Forum GenRe di kabupaten/kota. Forum GenRe
kabupaten/kota yang sudah terbentuk adalah:
Forum GenRe Kabupaten Kampar
Forum GenRe Kabupaten Indragiri Hilir
Forum GenRe Kota Pekanbaru
Forum GenRe Kabupaten Kepulauan Meranti
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 68
Forum GenRe Kabupaten Pelalawan
Forum GenRe Kabupaten Bengkalis
Forum GenRe Kota Dumai
Forum GenRe Kabupaten Rokan Hulu
Forum GenRe Kabupaten Kuantan SIngingi
Forum GenRe Kabupaten Indragiri Hulu
c. Kegiatan SAKA Kencana
Penyebaran informasi GenRe tidak hanya kepada kalangan
pelajar/mahasiwa saja tetapi dilaksanakan juga di organisasi –organisasi
lainnya. Seperti Gerekan Pramuka. Didalam gerakan pramuka dikenal
dengan SAKA Kencana (Satuan Karga Keluarga Berencana). Jenis
kegiatannya berupa Orientasi Teknis dan Kemah bakti Saka Kencana.
d. Penilaian Kelompok Kegiatan 2018
Dalam rangka meningkatkan pengelolaan Program GenRe di tingkat
kabupaten/kota maka perlu diberikan apresiasi kepada pengurus dan
Pengelola Kelompok Kegiatan. Pencapaian bidang KS – PK tahun 2018:
Juara I Nasional Kelompok BKR Sahabat Setia Kabupaten Rokan
Hulu;
Juara I Nasional Duta GenRe Putra atas nama Fauzan Hawari PIK
44 Remaja Jalur Pendidikan, SMAN 1 Bangkinang, Kab. Kampar
Juara II Nasional BKB Ceria Desa Giri Sako, Kabupaten Kuantan
SIngingi;
Juara III Nasional PPKS Kampar Kiri Timur Kabupaten Kampar
10. Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang kependudukan
Isu kependudukan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan
di Indonesia, oleh karenanya pengetahuan tentang isu kependudukan
menjadi hal yang harus diketahui oleh masyarakat dan keluarga di Indonesia,
BKKBN pusat mentargetkan pengetahuan Keluarga tentang isu
kependudukan adalah sebesar 50,30 persen. Namun dari hasil Survei Kinerja
Akuntabilitas Program (SKAP) tahun 2018 hanya 49.00 persen keluarga
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 69
yang mengetahui tentang isu-isu kependudukan atau sebesar 97,40 persen
dari target yang ditetapkan.
Kurang optimalnya capaian target tentang pengetahuan keluarga mengenai
isu kependudukan karena masih terbatasnya jangkauan sosialisasi baik
secara langsung maupun melalui berbagai media. Sosialisasi juga masih
terbatas pada level provinsi dan sebagian Kabupaten/Kota dan belum
menjangkau semua keluarga yang ada di Provinsi Riau.
Perwakilan BKKBN provinsi Riau dalam upaya mengoptimalkan keluarga
yang mengetaui isu kependudukan, maka telah melakukan berbagai upaya
melalui beberapa program diantaranya:
a. Sosialisasi Pendidikan Kependudukan melalui berbagai jalur pendidikan.
Kegiatan sosialisasi sudah dilakukan mengenai pentingnya pendidikan
kependudukan antara lain :
1) Melalui Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Riau.
Sebagai tindak lanjut dari kerjasama BKKBN dan Universitas Riau,
maka dilakukan Sosialisasi Pendidikan Kependudukan melalui
mahasiswa KKN dengan membentuk 10 Kelompok KKN Tematik di
10 Kabupaten. Sasaran dari sosialisasi ini adalah para mahasiswa
tersebut dan tentunya diharapkan mereka dapat menyebarluaskan
informasi pendidikan kependudukan dan isu-isu kependudukan
terkini ke masyarakat selama mereka mengikuti KKN di desa
tersebut. Output dari kegiatan ini juga terbentuknya pojok
kependudukan di setiap desa tempat dilaksanakannya KKN ini.
(Foto: Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 70
2) Pembentukan Pojok Kependudukan di Fakultas Ekonomi
Universitas Riau. Pembentukan pojok kependudukan ini menyasar
para dosen, mahasiswa dan tenaga non kependidikan di perguruan
tinggi. Pojok Kependudukan ini diisi dengan buku-buku yang
bertemakan kependudukan dan fasilitas teknologi informasi berupa
komputer, printer serta meja komputer.
(Foto: Pojok Kependudukan di Universitas Riau)
3) Pembentukan dan sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan.
Pembentukan dan sosialisasi ini dilakukan untuk tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan juga tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Kabupaten/kota
yang sudah dibentuk dan disosialisasikan mengenai Sekolah Siaga
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 71
Kependudukan adalah di kabupaten Bengkalis, kota Dumai, kota
Pekanbaru dan juga kabupaten Rokan Hulu.
(Peresmian SSK di Kota Dumai oleh Walikota Dumai)
4) Melakukan kegiatan kerjasama dengan Pusat Studi Kependudukan
dan Peranan Wanita Universitas Riau mengenai pengembangan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 72
model solusi strategik dampak kependudukan program KKBPK
yaitu pengembangan model solusi strategik dampak kependudukan
dengan berbasis Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Kecamatan
Rupat Utara Kabupaten Bengkalis.
(Sosialisasi Hasil Kajian Dampak Kependudukan di Kec. Rupat Utara)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 73
(Hasil kajian dan Policy Brief)
5) Melakukan Kerjasama dengan Koalisi Kependudukan Provinsi Riau
mengenai kajian dampak kependudukan dengan tema “Potret
Migrasi Penduduk di Sekitar Taman Nasional Tesso Nilo
Kabupaten Pelalawan”
.
6) Memfasilitasi penyusunan Grand Design Pembangunan
Kependudukan di Tingkat Kabupaten/Kota. Melanjutkan
Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan di tingkat
Provinsi Riau yang sudah tersusun, hingga pada tahun 2018 sudah
tersusun 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Pelalawan,
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 74
Kota Dumai, Kabupaten Indrigiri Hulu, Kabupaten Rokan Hulu,
Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru.
(Contoh Grand Design)
7) Melakukan MoU kerjasama Pendidikan Kependudukan dengan
berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Provinsi
Riau dan juga organisasi masyarakat yang lainnya. MoU yang sudah
terbentuk antara lain adalah dengan Universitas Islam Riau,
Universitas Riau, Universitas Lancang Kuning, STIKES Hang
Tuah, Ikatan Konselor Indonesia Provinsi Riau, Pusat Guru
Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau dan Dinas Pendidikan
Provinsi Riau.
8) Melakukan sosialiasi pembangunan berwawasan kependudukan di
tingkat Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Koalisi Kependudukan
Provinsi Riau, IPADI Provinsi Riau, Fapsedu Provinsi Riau dan
juga para pakar kependudukan lainnya.
9) Menyelenggarakan olimpiade kependudukan dengan 3 (tiga) jenis
lomba antara lain lomba karya tulis ilmiah, lomba nge-rap
kependudukan dan lomba pidato kependudukan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 75
10) Memfasilitas kegiatan kemitraan kependudukan baik dengan IPADI
Provinsi Riau, Koalisi Kependudukan Provinsi Riau, Fapsedu dan
juga Koalisi Muda Kependudukan (KMK) di Provinsi Riau.
11) Menyusun Parameter Kependudukan tingkat Provinsi Riau yang
berisi mengenai data-data yang berkaitan dengan Program
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) tingkat Provinsi Riau.
(Buku Parameter Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga )
Rekomendasi : diharapkan sosialisasi tentang pengetahuan
masyarakat tentang isu kependudukan dapat menjangkau pada
seluruh tingkatan wilayah dan meningkatkan peran kabupaten/kota
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang isu
kependudukan.
Grafik 3.10
Persentase Pengetahuan Keluarga Tentang Isu Kependudukan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 76
11. Meningkatnya pengetahuan PUS tentang alat/cara kontrasepsi
Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap program KKBPK khususnya
pengetahuan tentang metode alat kontrasepsi (semua alat/caraKB modern)
dilakukan melalui Penguatan advokasi dan pencitraan program KKBPK
melalui media, mitra kerja dan kegiatan momentum; Peningkatan promosi
dan KIE program KKBPK melalui berbagai media; dan peningkatan
promosi dan KIE program KKBPK melalui petugas dan tenaga lini
lapangan. Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan Advokasi dan KIE
program KKBPK di provinsi Riau ditandai dengan meningkatnya persentase
pengetahuan PUS tentang metode alat kontrasepsi (semua alat/cara KB
modern) sebanyak 49,30%. Namun berdasarkan hasil SKAP 2018, target
yang tercapai hanya 10.80 % PUS mengetahui tentang alat kontrasepsi atau
hanya 21,90 persen dari KKP (Kontrak Kinerja Provinsi).
Rendahnya pengetahuan PUS tentang cara/alat kontrasepsi disebabkan oleh
kurangnya KIE yang diterima baik melalui media maupun secara langsung.
Secara garis besar ada beberapa isu strategis Advokasi dan KIE program
KKBPK antara lain:
- Masih lemahnya komitmen dan dukungan para pemangku kepentingan
(stakeholder) terhadap program KKBPK;
- Masih tingginya jumlah anak yang diinginkan dari setiap keluarga;
sekitar 2,7 – 2,9 anak (pelembagaan dua anak melalui Advokasi dan KIE
masih belum berjalan maksimal);
- Masih terjadinya kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang
Program KKBPK baik antar provinsi, antara wilayah pedesaan-
perkotaan maupun antar tingkat pendidikan dan pengeluaran keluarga;
- Muatan dan pesan dalam Advokasi dan KIE masih perlu untuk terus
dikembangkan;dan
- Terbatasnya jumlah tenaga penyuluh KB, sangat berdampak terhadap
frekuensi kegiatan KIE di lini lapangan sehingga perannya dalam
konseling KB belum maksimal.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 77
Grafik 3.11
Persentase Pengetahun PUS Tentang Alat/Cara Kontrasepsi
12. Meningkatnya Kabupaten/Kota Yang Memanfaatkan Analisis Dampak
Kependudukan Sebagai Pendukung Kebijakan Pembangunan
Berwawasan Kependudukan
Berdasarkan surat PlT Deputi Pengendalian Penduduk nomor:
1318/I/PD.404/D4/2018 tentang indikator kenerja bidang pengendalian
penduduk tahun 2018 disebutkan bahwa Indikator Kinerja Bidang
Kependudukan dalam Kontrak Kinerja Program (KKP) Perwakilan BKKBN
Provinsi Tahun 2018 yaitu: Sasaran: meningkatnya pemanfaatan analisis
dampak kependudukan sebagai pendukung kebijakan pembangunan
berwawasan kependudukan dengan indikator kinerja persentase
kabupaten/kota yang memanfaatkan analisis dampak kependudukan sebagai
pendukung kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan dengan
target 20 persen diukur dengan persentase rumah dataku yang sudah
dibentuk di Kabupaten/Kota. Berdasarkan data yang diperoleh dari
www.kampungkb.bkkbn.go.id telah terbentuk rumah dataku di Provinsi Riau
sebanyak 21 persen. Ini berarti bahwa capaian pemanfaatan analisis dampak
kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan Berwawasan
Kependudukan yang diukur dengan capaian terbentuknya rumah dataku
adalah sebesar 105 persen. Adapun pencapaian rumah dataku per
kabupaten/kota di provinsi Riau adalah sebagai berikut:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 78
Tabel 3.9
Rumah Dataku di Kampung KB
No Kab/Kota Kepemilikan Rumah Dataku
Ada % Tidak % Belum Isi % Jumlah
1 Kampar 7 17 23 56 11 27 41
2 Indragiri Hulu 5 17 5 17 20 67 30
3 Bengkalis 0 0 7 26 20 74 27
4 Indragiri Hilir 0 0 1 5 19 95 20
5 Pelalawan 2 8 7 28 16 64 25
6 Rokan Hulu 0 0 36 100 0 0 36
7 Rokan Hilir 8 28 4 14 17 59 29
8 Siak 8 32 3 12 14 56 25
9 Kuantan Singingi 0 0 5 17 25 83 30
10 Kepulauan Meranti 26 100 0 0 0 0 26
11 Pekanbaru 3 25 5 42 4 33 12
12 Dumai 7 100 0 0 0 0 7
Jumlah 66 21 96 31 146 47 308
Sumber data: www.kampungkb.bkkbn.go.id
Tercapainya target Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) pemanfaatan analisis
dampak kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan
Berwawasan Kependudukan yang diukur dengan terbentuknya rumah dataku
di Kampung KB sebesar 105 persen dari target ini didukung dengan
beberapa kegiatan antara lain adalah:
1. Forum internalisasi Masukan Kebijakan Kepada Pemerintah Daerah.
Kegiatan ini diarahkan untuk mengadvokasi pentingnya data
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
terutama data-data yang ada di Kampung KB untuk kemudian dijadikan
acuan pembentukan rumah dataku di Kampung KB.
2. Fasilitasi Program Pengendalian Penduduk. Kegiatan ini dilakukan
dalam upaya untuk terus memfasilitasi program-program pengendalian
penduduk khususnya pembentukan umah dataku di kampung KB.
Dari 21 persen rumah dataku yang sudah terbentuk masih perlu dilakukan
peningkatan terhadap kualias data dan juga update data agar memperoleh
informasi terbarukan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 79
.
(Peresmian Rumah Dataku di Kampung KB Dwikora )
Grafik 3.12
Rumah DataKu di Kampung KB
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 80
3.2.3 Indikator Strategis di Luar Renstra
13. Meningkatnya Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi
menjadi salah satu target indikator strategis di luar renstra pada tahun
2018 ini. Pada tahun 2016 di target kan sebanyak 45,8 % remaja di Riau
terpapar informasi tentang kespro. Dan pada tahun 2018 diharapkan
dapat meningkatkan jumlah remaja secara persentase sebanyak 58% dan
tercapai 58,10 % (SKAP, 2018). Adapun beberapa kegiatan penunjang
dalam tercapainya target ini adalah:
Peringatan Hari Remaja Internasional
Dalam rangka mempromosikan Program GenRe berbagai kegiatan
yang ramah remaja dilaksanakan salah satunya peringatan hari
remaja internasional yang jatuh pada hari minggu tanggal 12 Agustus
2018. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat mendukung
tercapainya target yang diharapkan terhadap persentase remaja yang
mengetahui tentang menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
Ajang Kreatifitas Remaja dan Pemilihan Duta GenRe
Mempromosikan Program GenRe dengan ajang kreatifitas remaja
dan pemilihan Duta GenRe Tk. Propinsi Riau yang dilaksanakan di
Gedung Engku Kelana Pemda Kabupaten Inhil pada tanggal 16 – 18
April 2018. Yang diikuti oleh perwakilan dari masing-masing
Kabupaten/Kota berjumlah kurang lebih 350 orang. Kegiatan ini
dapat mendukung tercapainya target yang diharapkan terhadap
persentase remaja yang mengetahui tentang menjaga Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR).
Aksi GenRe di Car Free Day
Dalam menyebarkan informasi tentang Generasi Berencana maka
perlu dilakukan dari bebagai jalur diantara nya Jalur Pendidikan
(SMP, SMA sederajat dan PT) , Jalur Masyarakat (organisasi
pemuda, Saka Kencana Komunitas, Dll). Hal ini dilaksanakan guna
mendukung tercapainya target yang menjadi indicator keberhasil
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 81
yaitu persentasi pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja.
Grafik 3.13
Indeks Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
14. Terbentuknya Kampung KB
Sebagai salah satu kegiatan unggulan BKKBN Pusat dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2018, pembentukan Kampung masih menjadi
target prioritas di Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Pada tahun 2018,
target yang ditetapkan oleh BKKBN Pusat kepada Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau adalah sebanyak 153 Kampung KB. Dengan
memprioritaskan pada Desa Sangat Tertinggal yang datanya diperoleh
dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
TransMigrasi Republik Indonesia, beserta Desa Stunting yang datanya
diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sebagai tindak lanjut Pembentukan Kampung KB, BKKBN Pusat
membuat target Pembentukan POKJA Kampung KB di setiap Kampung
KB yang telah dibentuk diseluruh Provinsi. Hal ini dilakukan dalam
rangka mewujudkan visi misi dari Pembentukan Kampung KB itu
sendiri. Pembentukan POKJA Kampung KB sendiri adalah sebagai
wadah Kordinasi dan Peningkatan Peran Serta Lintas Sektor dalam
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 82
rangka peningkatan Kesejahteraan bagi Masyarakat Kampung KB.
Dengan visi misi inilah target Pembentukan POKJA Kampung KB oleh
BKKBN Pusat dijadikan Target Perwakilan BKKBN seluruh Provinsi,
dimana untuk Perwakilan BKKBN Provinsi Riau sendiri target yang
ditetapkan adalah sebanyak 25% dari total Kampung KB yang telah
dibentuk atau sama dengan 81 POKJA Kampung KB dari Target Total
321 Kampung KB yang harus terbentuk di Provinsi Riau dari tahun 2016
hingga tahun 2018.
Dengan 153 Kampung KB yang menjadi target Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau, anggaran untuk pembentukan Kampung KB adalah
sebesar Rp. 1.514.700.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Empat Belas Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah).
Hingga Desember 2018, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah
membentuk 136 Kampung KB di 9 Kabupaten atau 88.89% dari target
yang telah ditetapkan oleh BKKBN Pusat (Tabel Laporan Kampung KB
Provinsi Riau Tahun 2018). Pembentukan Kampung KB di tahun 2018
ini telah merealisasikan Rp. 1.325.137.000 (Satu Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Lima Juta Seratus Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah) atau 87,49%
dari anggaran yang ditetapkan pada tahun 2018.
Tidak tercapainya target yang telah ditetapkan ini disebabkan pada tahun
2018, Kabupaten Indragiri Hilir tidak membentuk satu pun Kampung
KB sesuai dengan penetapan KKP di masing-masing kabupaten/kota
sebagai hasil Keputusan Bersama di Rakorda KKBPK Provinsi Riau
Tahun 2018. Berdasarkan evaluasi dan keterangan dari OPD KB
kabupaten Indragiri Hilir, alasannya sampai saat ini, Indragiri Hilir
memiliki 20 kecamatan dan 20 Kampung KB, sedangkan untuk
pembinaan di Kampung KB belum maksimal dikarenakan jumlah PKB
hanya 9 orang. Selain itu wilayah geografis yang sebagian besar perairan
dan transportasi air yang sulit dan mahal menyebabkan pembinaan
Kampung KB dan serapan dana operasional tidak optimal.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 83
Tabel 3.10
Rekapitulasi Jumlah Kampung KB
Kab/Kota
2016 2017 2018
Target Realisasi % Target
Real
isasi % Target Realisasi %
Kampar 1 1 100% 20 20
100
% 17 17 100%
Indragiri Hulu 1 1 100% 13 13
100
% 15 15 100%
Bengkalis 1 1 100% 10 10
100
% 16 16 100%
Indragiri Hilir 1 1 100% 19 19
100
% 17 0 0%
Pelalawan 1 1 100% 11 11
100
% 13 13 100%
Rokan Hulu 1 1 100% 15 15
100
% 17 17 100%
Rokan Hilir 1 1 100% 17 17
100
% 15 15 100%
Siak 1 1 100% 13 13
100
% 10 10 100%
Kuantan
Singingi 1 1 100% 14 14
100
% 16 16 100%
Kepulauan
Meranti 1 1 100% 8 8
100
% 17 17 100%
Pekanbaru 1 1 100% 11 11
100
% 0 0 0%
Dumai 1 2 200% 5 5
100
% 0 0 0%
TOTAL 12 13 15 153 136 89%
Sumber: Bidang Adpin
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 84
Grafik 3.14
Jumlah Kampung KB
15. Meningkatnya Pengelolaan Kampung KB Melalui Kelompok Kerja
(POKJA) Kampung KB
Dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau telah membentuk 305 Kampung KB di seluruh
Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. Dari 305 Kampung KB yang telah
dibentuk, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau berhasil membentuk
POKJA Kampung KB di 149 Kampung KB di seluruh Kabupaten/Kota
se-Provinsi Riau. (Tabel Laporan Kepemilikan POKJA Kampung KB
Provinsi Riau Tahun 2018) atau sama dengan 49% dari Total Kampung
KB yang telah dibentuk di Provinsi Riau.
Tabel 3.11
Kepemilikan Pokja di Kampung KB
NO KAB/ KOTA
2018
KAMPUNG
KB TARGET REALISASI PERSENTASE
1 Kampar 38 25% 26 68%
2 Indragiri Hulu 29 25% 7 24%
3 Bengkalis 27 25% 7 26%
4 Indragiri Hilir 20 25% 1 5%
5 Pelalawan 25 25% 9 36%
6 Rokan Hulu 33 25% 33 100%
7 Rokan Hilir 33 25% 11 33%
8 Siak 24 25% 11 46%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 85
9 Kuantan Singingi 31 25% 3 10%
10
Kepulauan
Meranti 26 25% 26 100%
11 Pekanbaru 12 25% 8 67%
12 Dumai 7 25% 7 100%
TOTAL 305 25% 149 49%
Sumber: Bdang Adpin
Grafik 3.15
Persentase Pokja Kampung KB
Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) sebagai
kordinator Pelaksanaan Pembentukan Kampung KB dan Pembentukan
POKJA Kampung KB di Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, melalui
Sub Bidang yang ada telah merealisasikan beberapa kegiatan untuk
mensukseskan pembentukan Kampung KB dan POKJA Kampung KB
tahun 2018.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Sub Bidang yang di Bidang
Adpin guna adalah sebagai berikut:
1) Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan
(Hubalila)
a. Adanya Kegiatan Pertemuan Pengintegrasian Kemitraan dengan
Pemangku Kepentingan di Daerah dalam Rangka Mendukung
Kampung KB di Provinsi. Kegiatan ini dilakukan di Hotel Grand
Central Pekanbaru dengan mengundang Kepala Dinas dari
seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau;
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 86
b. Dilaksanakannya Kegiatan Rapat Tekhnis Pelaksanaan Kampung
KB dan Penggerakan Mekanisme Operasional Lini Lapangan di
Hotel Grand Central Pekanbaru. Kegiatanini juga dilakukan
dengan mengundang Kepala Dinas dari seluruh Kabupaten/Kota
se-Provinsi Riau;
c. Terlaksananya Jambore/ Orientasi Program KKBPK bagi
PPKBD/ Sub PPKBD (Kader) di seluruh Kabupaten/ Kota se-
Provinsi Riau. Dimana kegiatan ini dilaksanakan di salah satu
Kampung KB yang telah dibentuk maupun yang akan di bentuk
di masing-masing Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau;
d. Dilakukannya Pembinaan Penyuluh KKBPK di setiap
Kabupaten/Kota sebagai upaya meningkatnya peran serta
Penyuluh KKBPK dalam upaya melakukan advokasi untuk
Pembentukan Kampung KB;
e. Adanya Dukungan Penggerakan Pembinaan KKBPK bagi Mitra
Kerja di setiap Tingkatan Wilayah. Dimana dukungan ini dapat
dipergunakan dalam rangak sosialisasi Pembentukan Kampung
KB dan POKJA Kampung KB itu sendiri. Pada tahun 2018
seluruh Kabupate/Kota se-Provinsi Riau telah mengajukan Klaim
Dana Penggerakan tersebut;
f. Adanya Kegiatan Fasilitasi dan Monitoring Pelaksanaan Lini
Lapangan dan Pembentukan Kampung KB di seluruh Kabupaten/
Kota se Provinsi Riau. Dimana kegiatan ini bertujuan
berkordinasi dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD)
Kabupaten/Kota dalam rangka Pembentukan Kampung KB dan
POKJA Kampung KB;
2) Sub Bidang Data dan Informasi (DATIN)
g. Melaksanakan acara Review (Telaah Program) Tingkat Provinsi
yang diadakan di Hotel Grand Central Pekanbaru. Hal ini
dilakukan dalam rangka melakukan Monitoring dan Evaluasi
Program semester I dalam Pencapaian KKP Kabupaten/Kota se-
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 87
Provinsi Riau. Dan salah satu target yang dievaluasi adalah
Target Kampung KB dan POKJA Kampung KB itu sendiri;
h. Melakukan Orientasi SIGA di 12 Kabupaten/Kota. Dimana
kegiatan ini mengundang peserta dengan mengutamakan Faskes
yang berasal dari Kampung KB baik yang sudah terbentuk
maupun yang akan dibentuk;
i. Menyiapkan materi RADALGRAM (Rapat Pengendalian
Program) selama 12 bulan. Dimana materi yang dibuat
berdasarkan KKP Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, yang
didalamnya ada Target Pembentukan Kampung KB dan
Pembentukan POKJA Kampung KB;
j. Pembuatan Umpan Balik Perwakilan BKKBN Provinsi selama
12 bulan. Dimana materi yang dibuat berdasarkan KKP
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, yang didalamnya ada Target
Pembentukan Kampung KB dan Pembentukan POKJA Kampung
KB;
3) Sub Bidang Advokasi dan KIE (AKIE)
k. Terlaksananya Kegiatan Iklan Bulanan KIE Program KKBPK di
4 (Empat) Media Cetak Lokal, yaitu Riau Pos, Haluan Riau,
Tribun Pekanbaru dan Metro Riau. Dimana materi yang
digunakan selalu berganti. Dan salah satu materi Iklan KIE
Program KKBPK itu adalah Kampung KB;
l. Terlaksananya Iklan Bulanan KIE Program KKBPK di 5 (Lima)
Radio Lokal, yaitu: RRI, Barabas, El Jhon, Smart FM dan
Mentari Indra. Dan salah satu materi Iklan KIE Program KKBPK
itu adalah Kampung KB;
m. Sosialisai POKJA ADVOKASI Program KKBPK Tingkat
Provinsi. Dimana kegiatan ini mengundang peserta seluruh
Kepala Dinas dan Perwakilan Mitra Kerja dari seluruh
Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. Dan dalam pertemuan ini tetap
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 88
salah satu materi yang ditampilkan adalah Advokasi Kampung
KB dan POKJA Kampung KB;
n. Pengembangan dan KIE Below the Line tentang keseluruhan
program KKBPK (seluruh bidang) tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sebagai sarana informasi KKBPK, sesuai dengan
perkembangan program yang membutuhkan strategi baru di lini
bawah atau “below the line”. Salah satunya adalah mencetak
materi Kampung KB;
o. Menjadi Peserta Aktif dalam Pameran Hari Keluarga Nasional
tahun 2018 dan Pameran Riau Expo tahun 2018. Dimana dalam
pameran ini, tetap berisikan materi Kampung KB yang telah
dibentuk diseluruh Kabupaten/Kota se Provinsi Riau;
16. Meningkatnya Pengetahuan Orang Tua Tentang Pengasuhan Anak
Pada tahun anggaran 2018, BKKBN Provinsi Riau mendapat target
meningkatnya pengetahuan orang tua tentang pengasuhan anak adalah
sebesar 10,17 %, sementara menurut data SKAP tercapai sebesar 9,25%.
Untuk target ini dapat tercapai sebesar 90,95 %, tidak tercapai 100 %.
Hal ini disebabkan karena adanya beberapa orangtua Baduta yang tidak
hadir dalam kegiatan Sosialisasi 1000 HPK dikarenakan lokasi
penyuluhan yang jauh dan akses ke tempat penyuluhan sangat sulit.
Diketahui beberapa dari 10 Desa stunting tersebut merupakan daerah
yang sulit, terisolir dan rawan banjir. Selain hal tersebut kesadaran para
orang tua untuk terhadap pentingnya 1000 HPK juga masih kurang.
Sesuai dengan instruksi BKKBN Pusat, kegiatan sosialisasi ini tidak
hanya dilakukan di 10 desa sasaran yang menjadi penggarapan
penurunan stunting, tetapi juga dilakukan di semua desa di Kabupaten
sasaran Stunting. Dibantu oleh OPD KB Kabupaten Rokan Hulu,
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau telah melaksanakan kegiatan Proyek
Prioritas Nasional (Pro-PN) Promosi dan KIE 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dalam rangka penurunan stunting. Adapun kegiatan
yang sudah dilaksanakan adalah :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 89
a. Rapat Koordinasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Rokan
Hulu
Pada tanggaL 13 Maret 2018 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi
Penanggulangan Stunting di Kabupaten Rokan Hulu bertempat di
Kantor Bupati Kabupaten Rokan Hulu. Rapat dipimpin oleh Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan Bapak Bupati Kabupaten
Rokan Hulu. Peserta yang hadir terdiri dari OPD KB Kab. Rokan
Hulu, Mitra kerja tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yakni dari
Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, PUPR, Himpaudi, Kepala Desa,
PPKBD dari 10 Desa Stunting. Dari hasil rapat disepakati bahwa
mitra kerja baik tingkat Provinsi dan Kabupaten Rokan Hulu akan
bersama sama melakukan intervensi penanggulangan penurunan
stunting di 10 desa yang menjadi lokus penurunan Stunting.
b. Penyediaan Materi KIE Yang Telah Dikembangkan Sesuai dengan
Kearifan Lokal
Untuk menunjang target yang harus dicapai yakni persentase keluarga
Baduta terpapar 1000 HPK, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
melakukan penyediaan materi KIE promosi 1000 Hari Pertama
Kehidupan berupa Poster, Baliho, Roll Banner, Stiker, Kaos dan Tas.
c. Sosialisasi Media KIE 1000 Hari Pertama Kehidupan Yang Telah
Dikembangkan Sesuai Dengan Kearifan Lokal
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 90
Sosialisasi media KIE 1000 HPK sudah dilaksanakan di 10 desa lokus
penggarapan Stunting yakni di :
1. Desa Menaming 6. Desa Rambah Samo
2. Desa Suka Maju 7. Desa Marga Mulya
3. Desa Tambusai Timur 8. Desa Teluk Aur
4. Desa Kepenuhan Hilir 9. Desa Bangun Purba Barat
5. Desa Ulak Patian 10. Desa Kepayang
Salah satu faktor siginifikan untuk meningkatkan Peserta KB aktif (PA)
adalah keikutsertaan anggota Poktan menjadi peserta KB. Target
Persentase PUS Anggota BKB HI yang ber KB tahun 2018 sebesar 75%
telah berhasil dicapai sebesar 81,5% (108,7%). Keberhasilan ini karena
kerja keras Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan jajarannya, OPD KB
di tingkat kabupaten/kota serta mitra kerja terkait dalam
mensosialiasikan pentingnya program Keluarga Berencana pada Poktan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 91
khususnya pada kelompok BKB HI. Selain hal tersebut keberhasilan
mencapai target ini juga dikarenakan karena semakin sadarnya Pasangan
Usia Subur untuk mengikuti program pemerintah dengan ikut BerKB
melalui slogan “Dua Anak Cukup”. Pasangan Usia Subur (PUS) di
menjadi anggota BKB-HI ikut berKB juga semakin menyadari
pentingnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
Inovasi yang dilakukan terkait program BKB HI adalah :
a. Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan Program BKB HI sampai
ke tingkat Desa/Kelurahan
b. Membentuk kelompok BKB Ayah Hebat
Sebagai salah satu terobosan baru, Perwakilan BKKBN membentuk
kelompok BKB Ayah Hebat, dimana pada umumnya kelompok BKB
terdiri dari para ibu, tetapi pada kelompok BKB Ayah Hebat
kadernya terdiri dari para ayah dengan harapan dapat meningkatkan
kepedulian para ayah dalam pengasuhan dan dapat merubah mindset
para ayah yang beranggapan KB bukanlah urusan perempuan saja,
tetapi juga urusan para ayah/pria.
c. Sosialisasi Program BKB HI Bagi Mahasiswa KKN Tematik
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik adalah suatu bentuk
pendidikan dengan cara memberikan pengalaman empiris kepada
mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat. Melalui Program
KKN Tematik BKB HI, mahasiswa dilibatkan untuk
mensosialisasikan Program BKB HI di tengah masyarakat.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 92
Bekerjasama dengan Stikes Hang Tuah Pekanbaru, Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau telah melaksanakan sosialisasi program BKB
HI bagi Mahaiswa Stikes Hang Tuah Pekanbaru yang akan
melaksanakan KKN Tematik sebanyak 222 orang mahasiswa.
Diharapkan mahasiswa ini nantinya dapat mensosialisasikan
pentingnya program BKB HI kepada masyarakat.
Target Sasaran Program BKB HI tahun 2018 sebanyak 409 kelompok
berhasil dicapai menjadi 751 kelompok atau sebesar 183,6 %. Berikut
data jumlah kelompok BKB HI tahun 2018:
Tabel 3.12
Jumlah Kelompok BKB HI
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK
BKB
1 Kampar 157
2 Indragiri Hulu 48
3 Bengkalis 40
4 Indragiri Hilir 83
5 Pelalawan 103
6 Rokan Hulu 53
7 Rokan Hilir 21
8 Siak 95
9 Kuantan Singingi 0
10 Kepulauan Meranti 95
11 Kota Pekanbaru 41
12 Kota Dumai 15
JUMLAH 751
Sumber data : Dallap 2018
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 93
Dari data tersebut, harapan kita tidak saja kelompok ini meningkat secara
kuantitas tetapi juga meningkat secara kualitas dengan melakukan
pembinaan berkelanjutan baik dari dari Provinsi dan dari
Kabupaten/Kota.
Keberhasilan meningkatkan jumlah kelompok BKB ini atas fasilitasi
perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang terus menerus mendorong OPD
KB kabupaten/kota untuk melakukan pembentukan pembinaan
kelompok BKB ini. Selain hal tersebut peran kader di lini lapangan dan
juga peran PLKB/PKB dalam mensukseskan target ini juga amat
dirasakan dampaknya terhadap pencapaian cakupan BKB ini. Petunjuk
teknis dalam pembentukan BKB ini juga sudah dipahami oleh OPDKB
dan mitra kerja terkait sehingga jumlah BKB ini juga semakin
meningkat.
Target jumlah anggota BKB HI yang hadir dalam pertemuan sebesar
70%, telah berhasil dicapai sebesar 70,3% (100,4%). Hal ini
membuktikan semakin pedulinya orangtua yang memiliki Balita yang
menjadi anggota BKB hadir pada pertemuan BKB untuk mendapatkan
pengetahuan tentang tumbuh kembang Balita dan pola pengasuhan yang
baik. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari peran mitra kerja
yakni OPD KB kabupaten/kota, PKB/PLKB dan kader di lini lapangan
yang terus menerus mensosialisasikan program BKB HI.
Namun demikian masih ada kendala yang dihadapi di lapangan antara
lain: minimnya sarana dan prasarana dalam kelompok BKB-HI,
rendahnya dana operasional, kurangnya pembinaan dari pihak-pihak
terkait serta rendahnya biaya operasional.
Target persentase PUS anggota BKR yang berKB sebesar 75% telah
berhasil dicapai sebesar 80,3% (107,1%). Keberhasilan ini juga tidak
terlepas dari peran OPD KB, PKB/PLKB dan kader BKR sebagai ujung
tombak dilapangan untuk mensosialisasikan pentingnya program KB
kepada anggota BKR.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 94
Grafik 3.16
Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Pengasuhan Anak
17. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Program Dan Anggaran
Untuk tahun 2018, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau ditargetkan
mencapai tingkat maturitas SPIP sebesar 2,7. Maturitas SPIP Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau untuk tahun 2018 belum dinilai oleh BPKP,
sehingga belum dapat disimpulkan tingkat maturitasnya. Meski
demikian, berdasarkan pemantauan penyelenggaraan SPIP yang
dilakukan oleh Inspektorat Utama pada bulan Desember 2018 lalu, di
mana total skor hasil pemantauan tahapan persiapan, penyelenggaraan,
dan kebijakan internal penyelenggaraan SPIP pada Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau adalah 73,261 dari skala skor 0,000-100,000 (salah satu
provinsi dengan hasil pemantauan terbaik).
18. Meningkatnya pencapaian kinerja
Pada tahun anggaran 2018, BKKBN Pusat memasukkan persentase
capaian kinerja pelaksanaan anggaran sebagai salah satu sasaran
program. Capaian kinerja pelaksanaan anggaran akan dimanfaatkan oleh
pemerintah melalui kementerian keuangan sebagai bahan masukan
penyusunan kebijakan tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan laporan
Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SmArt) Kementerian
Keuangan, persentase capaian kinerja pelaksanaan anggaran Perwakilan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 95
BKKBN provinsi Riau sebesar 89,14 dan belum mencapai target yang
ditetapkan oleh BKKBN Pusat melalui KKP tahun 2018 sebesar ≥ 90%.
Gambar 3.1
Persentase Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Hasil pencapaian kinerja merupakan gabungan dari capaian beberapa
indikator meliputi Realisasi Anggaran, Konsistensi Rencana Penarikan
Dana (RPD) Awal, Konsistensi RPD Akhir, Capaian Keluaran Kegiatan
dan Efisiensi. Capaian persentase Realisasi Anggaran (72,87%) dan
Konsistensi RPD Awal (69,12%) menyebabkan capaian kinerja secara
kumulatif menjadi tidak optimal.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 96
Grafik 3.17
Perbandingan Capaian Kinerja
19. Meningkatnya pencapaian output
Pada tahun 2018, perwakilan BKKBN provinsi Riau oleh BKKBN Pusat
diberikan target persentase capaian output sebesar ≥ 95%. Berdasarkan
laporan Smart, untuk tahun 2018 perwakilan BKKBN provinsi Riau
mampu mencapai angka 93,38% atau 98,2% dari target yang telah
ditetapkan BKKBN Pusat. Target pencapaian output tidak tercapai
disebabkan beberapa capaian indikator output tidak maksimal seperti:
a. Capaian jumlah Penggerakan Pelayanan KB MKJP (output
3331.076) sebesar 35,17%. Salah satu penyebabnya yaitu terjadi
penundaan pencairan anggaran penggerakan selama beberapa bulan,
karena ada perubahan Juknis Penggerakan Pelayanan KB MKJP
sebagai tindaklanjut temuan BPK-RI. Juknis baru yang terbit
memperketat persyaratan pengklaiman dana tersebut sehingga
mengurangi minat faskes untuk melakukan klaim dana Penggerakan
Pelayanan KB MKJP;
b. Jumlah Penggerakan Pelayanan KB MKJP (output 3331.079) hanya
mencapai 35,17. Kondisi ini sama dengan kondisi yang telah
dijelaskan di poin a;
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 97
c. Jumlah Penggerakan Pelayanan KB dan KR di wilayah DTPK,
wilayah Miskin Perkotaan dan Sasaran Khusus hanya mencapai
80,55%. Target ini sulit dicapai karena jumlah anggaran yang
tersedia di dalam DIPA hanya untuk 13 frekwensi dengan realisasi
sebanyak 29 frekwensi;
d. Persentase Desa Miskin Yang Memiliki Kampung KB mencapai
89,50. Target pembentukan Kampung KB tahun 2018 tidak tercapai
disebabkan Kabupaten Indragiri Hilir tidak membentuk satu pun
Kampung KB sesuai dengan penetapan KKP di masing-masing
kabupaten/kota sebagai hasil Keputusan Bersama di Rakorda
KKBPK Provinsi Riau Tahun 2018. Berdasarkan evaluasi dan
keterangan dari OPD KB kabupaten Indragiri Hilir, alasannya sampai
saat ini, Indragiri Hilir memiliki 20 kecamatan dan 20 Kampung KB,
sedangkan untuk pembinaan di Kampung KB belum maksimal
dikarenakan jumlah PKB hanya 9 orang. Selain itu wilayah geografis
yang sebagian besar perairan dan transportasi air yang sulit dan
mahal menyebabkan pembinaan Kampung KB dan serapan dana
operasional tidak optimal.;
Gambar 3.2
Pencapaian Output
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 98
Grafik 3.18
Perbandingan Capaian Output
20. Meningkatnya penyerapan anggaran
Serapan anggaran di Perwakilan BKKBN provinsi Riau tahun anggaran
2018 mencapai Rp70.677.679.598,00 atau 72,87 % dari anggaran senilai
Rp 96.993.288.000,00. Dari target yang diberikan BKKBN pusat kepada
perwakilan BKKBN Provinsi Riau sebesar 95%, baru tercapai sebesar
72,87%.
Untuk mencapai berbagai sasaran yang telah ditetapkan, Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau mendapat dukungan dana dari APBN Tahun
2018. Pada DIPA, pagu anggaran satker Perwakilan BKKBN Provinsi
Riau sebesar Rp. 96.993.288.000,00 Jika dibandingkan dengan pagu
2017 sebesar Rp. 48.283.806.000,00, maka pagu Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 50,22%.
Kenaikan sebagian besar disebabkan peralihan status kepegawaian 188
orang PKB/PLKB dari pegawai pemda menjadi pegawai BKKBN.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 99
Tabel 3.13
Realisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018
Output
Anggaran
Pagu
Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp.) (Rp.) ( % )
Dukungan manajemen pengelolaan Program
KKBPK di Provinsi 4.755.576.000 4.425.082.535 93,05%
Layanan Perkantoran 44.692.449.000 35.189.132.458 78,74%
Pengawasan intern yang efektif efisien
terhadap pengelolaan program KKBPK 130.000.000 71.472.583 54,98%
Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK di
provinsi 2.791.868.000 2.060.806.250 73,81%
Penelitian dan pengembangan Program
KKBPK di provinsi 1.130.000.000 1.111.999.500 98,41%
Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan
pemerintah dengan pemerintah daerah dalam
rangka pengendalian kuantitas penduduk
1.730.800.000 1.609.067.010 92,97%
Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai
dengan standar pelayanan
5.151.350.000 3.398.977.145 65,98%
Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh
tingkatan wilayah 2.876.600.000 2.630.354.400 91,44%
Penggerakkan stakeholder, mitra kerja, serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat,
berdasarkan data dan informasi yang berbasis
IT dalam Program KKBPK
6.531.565.000 4.512.649.909 69,09%
Peningkatan Penggarakan KB MKJP 6.895.200.000 2.380.147.500 34,52%
Pemenuhan Ketersediaan Alkon 12.215.380.000 7.948.732.008 65,07%
Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar
1000 HPK 717.000.000 676.563.800 94,36%
Peningkatan Promosi dan Penguatan Keluarga
Yang Memiliki Lansia dan Lansia Melalui
BKL
340.500.000 315.895.000 92,77%
Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan
Program KKBPK oleh PKB/PLKB dan
PPKBD/Sub PPKBD
5.505.000.000 3.011.400.000 54,70%
Peningkatan Pembinaan Program KKBPK
bagi POKJA Kampung KB 1.530.000.000 1.335.399.500 87,28%
Total 96.993.288.000 70.677.679.598 72,87%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari pagu anggaran yang
tersedia sebesar Rp 96.993.288.000,00 yang dapat terealisasi hingga
berakhirnya tahun anggaran 2018 adalah sebesar Rp 70.677.679.598,00
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 100
atau 72.87%. Terdapat beberapa kegiatan yang sisa anggarannya cukup
besar, yaitu:
a. Pada Output Layanan Perkantoran, serapan anggaran tidak optimal
disebabkan alokasi belanja pegawai tidak sebanding dengan
kebutuhan belanja pegawai tahun 2018.
b. Realisasi anggaran pada output Pendidikan dan pelatihan Program
KKBPK di provinsi tidak optimal disebabkan karena adanya
kegiatan Pelatihan Strategi Konseling Berimbang Keluarga
Berencana (SKB KB) yang tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan
target karena adanya arahan dari BKKBN Pusat bahwa kegiatan
tersebut dibatasi pelaksanaannya hanya untuk 2 (dua) angkatan dari
target 6 (enam) angkatan.
c. Realisasi pada output Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan
tidak optimal disebabkan adanya arahan dari Kedeputian KB-KR
BKKBN Pusat untuk menunda pencairan anggaran penggerakan,
sambil menunggu perubahan Juknis Penggerakan Pelayanan KB
MKJP dari BKKBN Pusat, sebagai tindaklanjut temuan BPK-RI.
Juknis baru yang kemudian terbit, memperketat persyaratan
pengklaiman dana tersebut sehingga mengurangi minat OPD/faskes
kabupaten/kota untuk melakukan klaim pencabutan implant dan
ayoman kegagalan;
d. Realiasasi pada output Penggerakkan stakeholder, mitra kerja, serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat, berdasarkan data dan
informasi yang berbasis IT dalam Program KKBPK rendah
disebabkan oleh kegiatan pencetakan output PK yang tidak
dilaksanakan karena rendahnya cakupan pendataan; kegiatan rapat
koordinasi tingkat desa dan tingkat kecamatan tidak dapat
dilaksanakan secara optimal karena kurangnya petugas lapangan
yang membina desa.
e. Realisasi pada output Peningkatan Penggerakan KB MKJP tidak
optimal disebabkan adanya arahan dari Kedeputian KB-KR BKKBN
Pusat untuk menunda pencairan anggaran penggerakan, sambil
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 101
menunggu perubahan Juknis Penggerakan Pelayanan KB MKJP dari
BKKBN Pusat, sebagai tindaklanjut temuan BPK-RI. Juknis baru
yang kemudian terbit, memperketat persyaratan pengklaiman dana
tersebut sehingga mengurangi minat faskes untuk melakukan klaim
dana Penggerakan Pelayanan KB MKJP.
f. Realisasi pada output Pemenuhan Ketersediaan Alkon tidak optimal
disebabkan perbedaan perhitungan kebutuhan alkon tahun 2018
antara BKKBN Pusat dengan perhitungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau.
g. Realisasi pada output Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan
Program KKBPK oleh PKB/PLKB dan PPKBD/Sub PPKBD tidak
optimal disebabkan kekurangan petugas lapangan yang membina
desa.
Perbandingan pagu anggaran dan realisasinya selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut dapat digambarkan sebagai berikut sebagai berikut:
Grafik 3.19
Perbandingan Pagu Dan Reallisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
Tahun 2016-2018 (angka dalam ribuan)
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
90.000.000
100.000.000
2016 2017 2018
33.887.909
48.283.805
96.993.288
31.621.741
40.647.877
70.812.320
PAGU
REALISASI
73,01%
84.19% 93,3%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 102
Grafik 3.20
Tren Realisasi Anggaran
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pagu anggaran Perwakilan
BKKBN Provinsi Riau selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan,
namun secara persentase realiasasi anggaran terjadi penurunan.
21. Terlaksananya penetapan BMN berdasarkan status
penggunaannya
Target Penetapan Status Pengguna tahun 2018 adalah 100% sebesar Rp.
48.033.889.121,-. Sementara Realisasi aset yang sudah di lakukan
pengurusan Penetapan Status Pengguna adalah sebesar Rp.
46.271.438.062,-. Sisa aset yang belum di Penetapan Status Pengguna
kan sebanyak Rp. 1.762.451.059 sebagaian besar adalah pengadaan
peralatan dan mesin TA. 2018.
3.3 LANGKAH ANTISIPATIF
Sebagai langkah antisipatif terhadap permasalahan yang terjadi, maka
Perwakilan BKKBN di tahun-tahun berikutnya perlu menempuh beberapa upaya
seperti:
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan Advokasi dan KIE di
semua tingkatan wilayah dan kelompok sasaran agar pengetahuan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 103
masyarakat di semua lapisan tentang program KKBPK dapat lebih
ditingkatkan. Realisasi anggaran advokasi KIE harus dimaksimalkan dengan
memperbanyak jumlah media yang digunakan dan menambah frekwensi
tayangan untuk mensosialisasikan program KKBPK. Kegiatan pada semua
bidang, terutama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat harus
melibatkan bidang Adpin untuk membantu penyebaran media KIE;
2. Meningkatkan kerjasama dengan OPD KB kabupaten/kota dan mitra kerja
lainnya untuk melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah dengan angka
unmetneed tinggi sehingga penggarapan pelayanan KB lebih tepat sasaran;
3. Melakukan verifikasi dan validasi data peserta KB Aktif (PA) dengan
memanfaatkan hasil pendataan keluarga 2015 dan metode lainnya sehingga
penyajian PA pada laporan F/I/DALAP dapat lebih akurat;
4. Dengan resminya PKB menjadi pegawai BKKBN serta dengan
diberlakukannya e-visum, maka lebih memudahkan BKKBN untuk
memantau dan mengevaluasi kinerja PKB di lapangan sehingga diharapkan
kinerja petugas lapangan KB lebih meningkat. Kinerja PKB akan dipantau
dan dievaluasi secara berkala sehingga keberadaan PKB di lini lapangan
memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian sasaran program
KKBPK di kabupaten/kota;
5. Lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan agar
dapat mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang dikaitkan dengan upaya
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Selain itu perlu lebih
meningkatkan disiplin anggaran yang mencakup pada ketaatan terhadap
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketepatan
waktu pelaksanaan sesuai alokasi jadwal kegiatan yang telah ditetapkan
sehingga penyerapan anggaran dapat lebih optimal. Untuk mengoptimalkan
penyerapan anggaran dana penggerakan pembinaan KKBPK dan
Mekanisme Operasional dalam penguatan pelayanan dasar masyarakat,
maka akan dilakukan perbaikan sistem pembiayaan;
6. Untuk mengatasi kekurangan SDM untuk melaksanakan kegiatan, maka
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau akan berupaya melibatkan seluruh mitra
kerja yang ada untuk membantu pelaksanaan kegiatan dan anggaran. Selain
itu, untuk mengatasi terus berkurangnya pegawai akibat pensiun setiap
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 104
tahunnya, maka Perwakilan BKKBN akan mengusulkan penambahan
pegawai ke BKKBN pusat sesuai dengan analisa jabatan; dan
7. Mempercepat proses pengadaan aset/BMN di awal tahun anggaran dan
segera mengajukan dokumen Penetapan Status Penggunaan BMN ke
Kementrian Keuangan;
8. Melakukan kerjasama dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau untuk
melakukan penilaian maturitas SPIP; dan
9. Melakukan advokasi kepada stakeholder/pemerintah di seluruh
Kabupaten/Kota se Provinsi Riau untuk meningkatkan dukungan terhadap
pelaksanaan program KKBPK agar semakin kuat, baik dari segi personil
maupun dukungan anggaran.
10. Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pengelola program ditingkat
kabupaten/kota dan lapangan, maka perlu dilakukan peningkatan frekuensi
pelatihan dan orientasi program KKBPK.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 105
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Tahun 2018 ini
dibuat sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas Perwakilan BKKBN Provinsi Riau
kepada pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sebagaimana yang
telah diamanatkan Undang-Undang 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Pelaksanaan Program KKBPK di Provinsi Riau secara umum menunjukkan hasil yang
baik, ditandai dengan tercapainya beberapa target indikator BKKBN Pusat untuk
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau tahun 2018. Indikator pencapaian target 100% atau
lebih adalah menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi, meningkatnya peserta KB
aktif Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), meningkatnya pemanfaatan analisis
dampak kependudukan sebagai pendukung kebijakan pembangunan berwawasan
kependudukan, meningkatnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, dan
meningkatnya pengelolaan Kampung KB melalui Kelompok Kerja (POKJA) Kampung
KB.
Meski demikian, berbagai masalah dan kendala tetap perlu menjadi perhatian serius dari
seluruh pengelola program KKBPK, baik Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Tidak dapat dipungkiri dalam era desentralisasi saat ini, Program KKBPK di Provinsi
Riau menghadapi tantangan yang berat, terutama disebabkan bervariasinya komitmen
pemerintah daerah terhadap pelaksanaan program KKBPK di Kabupaten/Kota, baik
dalam aspek regulasi maupun dukungan anggaran. Relatif seringnya terjadi pergantian
personil pengelola program KKBPK, berkurangnya jumlah penyuluh KB setiap
tahunnya, merupakan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program KKBPK di
provinsi Riau. Selain itu beberapa indikator kinerja juga masih belum dicapai secara
optimal seperti : masih stagnannya angka TFR diangka 2,9, masih tingginya angka
unmetneed dan persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari PUS, masih rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan, persentase PUS yang memiliki
Pengetahuan dan Pemahaman tentang Semua Jenis Kontrasepsi Modern yang masih
jauh dari target yang telah ditetapkan, serta belum optimalnya penyerapan anggaran.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 106
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN serta dalam menghadapi
berbagai tantangan yang berat tersebut, sangat diperlukan dukungan yang kuat dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Riau serta Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
bentuk komitmen dan dukungan nyata dalam bentuk sumber-daya guna memperkuat
operasional program pada tingkat lapangan.
Berbagai upaya telah dilakukan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau guna melaksanakan
kegiatan dan program yang telah ditetapkan, meskipun target yang direncanakan dalam
indikator outcome belum sepenuhnya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk dapat lebih meningkatkan kinerja aparat Perwakilan BKKBN Provinsi Riau di
tahun-tahun mendatang perlu ditempuh beberapa upaya yang lebih terarah, guna
mengantisipasi kendala dan hambatan yang dapat berpengaruh terhadap kinerja
Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Upaya-upaya tersebut adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi intensif dengan dinas pengelola program KKBPK di
daerah untuk mendukung pelaksanaan kegiatan BKKBN di kabupaten/kota yang
alokasi anggarannya tersedia di DIPA Perwakilan BKKBN Provinsi Riau ;
b. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan Advokasi dan KIE di semua
tingkatan wilayah agar pengetahuan masyarakat tentang program KKBPK dapat
lebih ditingkatkan dengan mensinergikan kegiatan-kegiatan antar bidang.
Realisasi anggaran advokasi KIE harus dimaksimalkan dengan memperbanyak
jumlah media dan frekwensi yang digunakan untuk mensosialisasikan program
KKBPK;
c. Dengan resminya PKB/PLKB menjadi pegawai BKKBN serta dengan
diberlakukannya e-visum, maka lebih memudahkan BKKBN untuk memantau
dan mengevaluasi kinerja PKB/PLKB di lapangan sehingga diharapkan kinerja
petugas lapangan KB lebih meningkat;
d. Lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan agar dapat
mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang dikaitkan dengan upaya
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan;
e. Lebih meningkatkan disiplin anggaran yang mencakup pada ketaatan terhadap
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketepatan waktu
pelaksanaan sesuai alokasi jadwal kegiatan yang telah ditetapkan;
f. Melakukan advokasi kepada stakeholder/pemerintah di seluruh Kabupaten/Kota
se Provinsi Riau untuk meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan program
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau 2018 107
KKBPK agar semakin kuat, baik dari segi personil maupun dukungan anggaran;
dan
g. Memaksimalkan penggunaan anggaran advokasi dan KIE dalam hal penyebaran
informasi KKBPK
Terakhir, kami sangat mengharapkan dukungan segenap pihak terhadap pelaksanaan
Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di Provinsi
Riau pada khususnya sehingga Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pemangunan Keluarga dapat meningkat kembali dan meraih sukses seperti era yang
lampau dan memberikan kontribusi yang nyata bagi kesejahteraan dan pembangunan
berkelanjutan di Indonesia.
LAPORAN KAMPUNG KB RIAU 2018
KODE NAMA KABUPATEN
2016 2017 2018
PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN KP KB 2017
KECAMATAN DESA KECAMATAN DESA (%)
1401 Kampar 21 1 20 20 100% 17
1402 Indragiri Hulu 14 1 13 13 100% 15
1403 Bengkalis 8 1 10 10 100% 16
1404 Indragiri Hilir 20 1 19 19 100%
1405 Pelalawan 12 1 11 11 100% 13
1406 Rokan Hulu 16 1 15 15 100% 17
1407 Rokan Hilir 15 1 17 17 100% 15
1408 Siak 14 1 13 13 100% 10
1409 Kuantan Singingi 15 1 14 14 100% 16
1410 Kepulauan Meranti 9 1 8 8 100% 17
1471 Kota Pekanbaru 12 1 11 11 100%
1472 Kota Dumai 7 2 5 5 100%
JUMLAH 163 13 156 156 100% 136
Penambahan jumlah Kecamatan pada tahun 2017
-Kab Bengkalis = 3 Kecamatan
-kab Rokan Hilir = 3 Kecamatan