Transcript
  • 30

    BAB 3

    INTI PENELITIAN

    3.1 Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk

    Sejarah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk., berawal dengan

    dimulainya penambangan batubara di Tanjung Enim pada Tahun 1919. Saat itu tambang

    batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem penambangan

    terbuka atau open pit mining. Tambang bawah tanah atau underground mining di

    Tanjung Enim mulai dilakukam tahun 1923 sampai tahun 1940-an. Pada tahun 1938,

    produksi untuk kepentingan komersial mulai dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di

    tambang Air Laya untuk batubara jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk

    batubara jenis semi-antrasit.

    Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh tambang

    Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950 pemerintah

    menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA)

    Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA berubah status menjadi Perusahaan

    Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang seterusnya

    disebut PTBA. Pendirian PTBA berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 42 Tahun

    1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1, yang telah diubah dengan Akta

    Notaris Nomor 5 tanggal 6 Maret 1984 dan Nomor 51 tanggal 29 Mei 1985 dari Notaris

    yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri

  • 31

    Kehakiman dalam surat Keputusan Nomor C2-7553-HT.01.04.TH85 Tanggal 28

    November 1985 seta diumumkan dalam Berita Negara Nomor 33 tambahan Nomor 550

    tanggal 25 April 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

    perubahan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Nomor 57 tanggal 15 Desember 2006

    dari Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH; Notaris pengganti Imas Fatima, SH.

    Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

    Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor W7-HT.01.04-5158 Tanggal 19 Desember

    2006 setta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tanggal 9

    Februari 2007 Tambahan Nomor 146.

    Pada akhir 2002, PTBA mulai menjadi periusahaan publik dan sahamnya mulai

    tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan kode PTBA

    Tujuan Perseroan berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu berusaha

    dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian terutama pertambangan batubara

    dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas

    Perseroan menjalankan kegiatan usaha-usaha sebagai berikut:

    Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan

    perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara

    Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara

    Memperdagangkan hasil produksi hasil sendiri maupun pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri

  • 32

    Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait

    pertambangan batubara dan hasil olahannya.

    Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR secara formal

    diberlakukan sejak tahun 2007 dengan terbitnya undang-undang No.40 mengenai

    perseroan terbatas, tetapi sesungguhnya PTBA sebagai perusahaan yang mengelola

    sumber daya alam dalam hal ini batubara sudah menjalankan kegiatan-kegiatan yang

    merupakan implementasi dari CSR sejak berjalannya kegiatan penambangan oleh

    pemerintah indonesia, dimulai dari tahun 40an. Ini kami lihat dari bangunan-bangunan,

    infrastruktur yang dibuat oleh pemerintah itu memang diperuntukkan bagi masyarakat,

    seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian jalan, jembatan yang dibangun memang

    diperuntukkan untuk masyarakat sekitar tambang.

    3.1.1 Visi, Misi dan Strategi Perusahaan

    Visi

    Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.

    Misi

    Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang

    saham

    Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat dan pelestarian lingkungan

  • 33

    Strategi

    Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang

    ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan

    enam langkah strategi:

    1. Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara

    2. Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1

    3. Restrukturisasi korporasi

    4. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia

    (SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan

    kinerja

    5. Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja (performance-

    based reward)

    6. Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan

  • 34

    3.1.2 Struktur Organisasi

    Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis efisien

    dan efektif dengan perkembangan industri sekaligus menunjang

    pertumbuhan kinerja yang optimal.

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

    3.1.3 Kegiatan Usaha

    Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan

    Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan

    galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam

    peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-

    prinsip Perseroan Terbatas.

    DIREKTURUTAMA

    SEKRETARISPERUSAHAAN

    CORPORATECOMMUNICATION

    SENIOR

    MANAGERKEMITRAANDANBINALINGKUNGAN

    ASISTENMANAJERKEMITRAAN

    ASISTENMANAJERBINALINGKUNGAN

    CORPORATECOMMUNICATION

    JUNIOR

  • 35

    Perseroan menjalankan kegiatan usaha sebagai berikut:

    Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan

    perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.

    Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara.

    Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha diatas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam

    maupun luar negeri.

    Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.

    Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.

    Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.

    3.1.4 Sumber Daya dan Cadangan Batubara

    Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah KP untuk

    tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66,414 hektar. Wilayah

    tersebut meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera

    Selatan, yang terdiri atas

    Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 hektar Muara tiga besar (DU.1426/SUMSEL): 3300 hektar Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4500 hektar

  • 36

    Banko Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2.423 hektar Banko Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22.937 hektar Hunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari

    (KW.DP.016.03.04): 24.751 hektar

    Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 hektar Sedangkan wilayah KP untuk tambang batubara Ombilin seluas

    3.950 hektar meliputi:

    Sigalut (KW.99FEPO22): 2.950 hektar Sijunjung (KW00/P0256): 1.000 hektar.

    Perseroan juga memegang hak KP di lokasi Peranap Indragiri

    Hulu Riau (KW.96PPO289) seluas 17.100 hektar

    Merujuk pada hasil taksiran sumber daya(resources assesment)

    pihak indpenden yaitu International Mining Consultant (IMC) pada

    December 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan

    mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh wilayah KP Perseroan.

    Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum

    termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten

    Lahat yang sedang bersengketa. Apabila termasuk cadangan tertambang

    pada wilayah KP tersebut, maka jumlah cadangan tertambang mencapai

    lebih dari 2,0 miliar ton.

  • 37

    3.1.5 Produk Batubara

    Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara, yang

    dibedakan berdasarkan kualitas bahan yang terkandung yang ada di

    dalamnya.

    Tabel 3.1 Produk Batubara

    3.1.6 Lokasi Operasi Perseroan

  • 38

    Gambar 3.2 Lokasi Operasi Perseroan

    3.1.7 Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi

    Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi

    berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagui

    para pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak

    perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target

    produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan

    berbagai produk derivatif batubara.

    Tabel 3.2 Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi

  • 39

    3.2 Prosedur yang Berlaku

    3.2.1 Tujuan Corporate Communication

    Bagian Corporate communication PT. Tambang Batubara Bukit

    Asam (Persero) Tbk terbagi menjadi dua ruang lingkup pekerjaan:

    1. Corporate communication dalam lingkup media relation; yang

    memiliki beberapa tugas:

    a) Membangun dan mempertahankan hubungan baik dan

    saling bermanfaat dengan media.

    b) Memberikan informasi atau publisitas kepada media

    mengenai tujuan dan program yang akan diselenggarakan

    oleh Corporate communication.

    c) Menciptakan berita dan peristiwa yang bernilai berita

    untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan

    perhatian publik.

    2. Corporate communication dalam lingkup CSR (Corporate

    social responsibility), yang memiliki beberapa tugas sebagai

    berikut:

    a) Sebagai seorang PR disebuah perusahaan harus memiliki

    kepekaan terhadap kejadian atau peristiwa sosial yang ada

    di lingkungan sekitar.

  • 40

    b) Menyusun program sosial dan bekerjasama dengan

    organisasi sosial untuk menyalurkan bantuan kepada

    orang-orang yang membutuhkan.

    Salah satu bagian yang mengurusi hubungan baik secara internal

    dan eksternal agar dapat menciptakan citra positif dari segala macam

    publik. Dari segi internal, seorang PR disini memiliki hubungan yang

    sangat strategis karena seorang humas berada tepat di tengah manajemen

    sebuah perusahaan yang menjembatani antara pimpinan dan karyawan

    lainnya. Bila dilihat dari segi eksternal, seorang PR bertanggung jawab

    terhadap pencitraan publikasi yang terbentuk di masyarakat atau di media

    massa.

    Biro Humas dan pemberitaan mempunyai tugas

    menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat dan keprotokolan.

    Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Humas dan Keprotokolan

    mempunyai fungsi :

    1. Menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat;

    2. Menyelenggarakan kegitan keprotokolan;

    Biro humas dan keprotokolan terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

    1. Bagian Hubungan Masyarakat;

    2. Bagian Coorporate Comunication;

    3. Bagian Sekretaris Perusahaan;

  • 41

    Bagian hubungan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

    kegiatan hubungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya bagian

    hubungan masyarakat mempunyai fungsi :

    1. Memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai Bukit

    Asam Jakarta Tbk.

    2. Mengatur penyaluran kunjungan delegasi masyarakat yang

    menyampaikan permasalahannya ke Tambang Batubara Bukit

    Asam Tbk.

    Bagian Protokol, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

    keprotokolan dan mempunyai fungsi :

    1. Mengurus dan mengatur upacara Bukit Asam Jakarta.

    2. Mengurus dan mengatur tamu Bukit Asam Jakarta

    3.2.2 Fungsi Corporate Communication

    PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk sangat

    memahami bahwa media massa merupakan perpanjangan tangan publik

    untuk mendapatkan informasi yang bebas dan komprehensif, termasuk

    informasi yang berkaitan dengan kinerja dan kebijakan suatu korporasi.

    Fungsi corporate communication adalah memberikan informasi yang

    transparan, lengkap dan jelas kepada publik. Keterbukaan dan komunikasi

    BTEL dengan para stakeholder telah lama dibangun termasuk membina

    hubungan baik dengan komunitas media.

  • 42

    Bagian Corporate Communication memanfaatkan berbagai media

    untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat termasuk media

    media cetak dan elektronik. Selain itu informasi juga tersedia dan

    diperbarui secara terus menerus di situs perusahaan www.ptba.co.id

    mengingat media online kini semakin menunjukkan eksistensinya sebagai

    media acuan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini,

    kedepannya BTEL akan mengintensifkan pemanfaatan sarana ini.

    Perseroan juga selalu melakukan pelaporan dan keterbukaan atas

    setiap informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek

    perseroan atau keputusan investasi dari para investor kepada bapepam,

    bursa, investor serta masyarakat. Sebagai perusahaan publik yang

    terdaftar resmi di Bursa Efek Indonesia, PT.Tambang Batubara Bukit

    Asam (Persero) Tbk berupaya untuk menjalankan segala ketentuan yang

    berlaku sebagai bentuk tanggung jawab kami mengikuti tata kelola

    perusahaan yang baik dan benar.

    Selain komunikasi dengan pihak eksternal, Divisi Corporate

    Communication dan Divisi Sumberdaya Manusia bekerja sama

    menjalankan komunikasi internal yang efektif. Informasi yang

    menyangkut kebijakan maupun upaya komersial yang dikomunikasikan

    keluar juga diberikan pada Divisi Sumber Daya Manusia untuk

    disebarluaskan pada seluruh karyawan. Komunikasi internal terutama

    dijalankan melalui sarana komunikasi sarana komunikasi intranet,

    running text, situs maupun majalah internal atau buletin.

  • 43

    3.3 Metodologi Penelitian

    Sifat penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, secara

    harfiah, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat

    gambaran (deskripsi) mengenai kejadian yang bersifat interpretatif atau menggunakan

    penafsiran secara sistematis.

    Ciri lain metode deskriptif-kualitatif ialah menitik beratkan pada observasi dan

    suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak

    sebagai pengamat.

    Metode deskriptif-kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz,

    Wrightsman, dan Cook (dalam Rakhmat, 2002) sebagai penelitian insightmulating ,

    yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani dan diarahkan oleh teori. Penelitiannya

    terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru

    ditemukan.hipotesis tidak datang sebelum penelitian, tetapi baru muncul dalam

    penelitian (diadaptasi dari Rakhmat. 2002: 25-26), kendati Rakhmat menyebutnya tetap

    metode deskriptif, penulis lebih cenderung menyebut metode ini adalah metode

    deskriptif-kualitatif karena dari uraian deskriptifnya, terlihat pula nuansa kualitatif walau

    peneliti tidak sepenuhnya menjadi instrumen kunci penelitian, seperti halnya dalam

    penelitian kualitatif) (Ardianto, Elvinaro, 2010:l60)

    Tujuan penelitian deskriptif yaitu:

    1. Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang menganalisis

    gejala yang ada.

    2. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan

    justifikasi keadaaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.

    3. Untuk membuat komparansi dan evaluasi.

  • 44

    4. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam

    menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka

    untuk kepentingan pembutan rencana dan pengambilan keputusan dimasa

    depan.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendukung keperluan dan memudahkan menganalisis mekanisme

    kegiatan CSR perusahaan tambang batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk, disini

    penulis membutuhkan data-data yang dapat mendukung, baik yang berasal dari dalam

    maupun dari luar perusahaaan. Data penelitian kualitatif pada umumnya berupa

    informasi kategori substansi yang sulit dinumerasikan. Oleh karena itu dalam melakukan

    pengumpulan data penulis melakukan tiga macam pendekatan, yaitu antara lain:

    3.4.1 Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)

    Wawancara mendalam (intensive/depth interview) adalah teknik

    mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung

    dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

    (Ardianto, Elvinaro, 2010:178)

    Pada penelitian kali ini peneliti melakukan In-Depth Interview

    atau wawancara mendalam kepada beberapa narasumber yang ada pada

    tempat dilakukannya penelitian untuk menyelesaikan proses penulisan

    skripsinya. Unit observasi yang akan di wawancarai dan diteliti oleh

    peneliti adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan

    Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengolahan citra supaya

  • 45

    mendapatkan citra positif dikalangan masyarakat. Penulis melakukan

    wawancara dengan 4 informan, yaitu :

    1. Asmara Karma : Corporate Communication Senior .

    2. Hasbi Alhamdy : Asisten Manajer Bina Lingkungan

    3. Nur Aini : Masyarakat Tanjung Enim, Sumatera Selatan

    (Kepala Sekolah SDN 16 Tanjung Enim)

    4. W.J Manurung : Masyarakat Tanjung Enim, Sumatera Selatan

    (Pembuat Siring di Tanjung Enim)

    Alasan penulis mengambil keempat orang tersebut sebagai

    informan dan sebagai unit penelitian adalah karena dalam kegiatan CSR

    dilakukan dan di awasi oleh Corporate Communication dan Satuan Kerja

    Bina Lingkungan. Selain itu peneliti juga memerlukan informasi dari

    masyarakat apakah kegiatan CSR telah berjalan dengan baik dan

    mendapat respon positif dari masyarakat.

    Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak

    mempunyai kontrol atas respon informan. Artinya informan bebas

    memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak

    ada yang disembunyikan. Wawancara ini dilakukan dengan maksud

    memberikan kebebasan kepada peneliti untuk mengajukan pertanyaan-

    pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh bedasarkan nara sumber,

  • 46

    maka akan didapat hasil data yang terperinci dan juga mendalam untuk

    kemudian dapat dianalisa.

    Dalam melakukan teknik wawancara penulis memilih orang yang

    terjun langsung dalam kegiatan Corporate Social Responsibility PT Bukit

    Asam (Persero), Tbk disebut sebagai key informasi (nara sumber).

    Dengan demikian dalam penelitian kualitatif peranan nara sumber yang

    sangat penting, sebab data akan banyak didapat dan digali dari orang-rang

    tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti,

    mempunyai keahlian dan berkaitan langsung dengan program CSR yang

    telah berjalan dan ini artinya, seorang nara sumber dalam penelitian

    haruslah orang yang mempunyai kredibilitas dan kompetensi untuk

    memberikan informasi yang terkait dengan program CSR.

    3.4.2 Observasi Lapangan

    Observasi lapangan atau pengamatan lapang (field observation)

    adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan

    pancaindra yang dimiliki. Selain dengan membaca koran, mendengarkan

    radio, menonton televisi atau berbicara dengan orang lain, kegiatan

    observasi (lapangan, penelitian) merupakan salah satu kegiatan untuk

    memahami lingkungan. Namun, tidak semua observasi bisa disebut

    sebagai suatu metode penelitian karena metode pengumpulan data melalui

    observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi

    kegiatan pengumpulan data. (Kriyantono, 2006: 10)

    Selama tiga bulan, penulis melakukan observasi secara langsung.

    Selama observasi penulis mengamati bagaimana kegiatan CSR memiliki

  • 47

    peran penting dalam meningkatkan citra positif perusahaan batubara PT

    Bukit Asam (Persero) Tbk terhadap masyarakat.

    3.4.3 Dokumentasi

    Seorang peneliti juga memperoleh data-data sebagai pelengkap

    guna untuk melancarkan proses penelitian. Data yang didapat adalah

    berupa Laporan Keberlanjutan 2009 Sustainability Report.

    Data yang diperoleh mulai dari observasi, wawancara dan

    dokumentasi kemudian diolah dan dianalisa dengan pendekatan deskriptif

    kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah data yang

    berbentuk kata, kalimat dan narasi.

    3.5 Permasalahan yang ada

    Dalam penelitian ini permasalahannya terletak pada bagaimana seorang Public

    Relations menjalankan fungsinya dalam mengolah citra perusahaan Tambang Batubara

    melalui kegiatan Corporate Social Responsibility. Dimana seperti yang kita ketahui

    bahwa perusahaan tambang batubara tidak lepas dari gunjingan masyarakat, karena

    usaha tambang batubara ini banyak sekali menggunakan serta melakukan eksploitasi

    besar-besaran terhadap sumber daya alam yang ada serta lahan-lahan yang terdapat pada

    wilayah-wilayah di Indonesia.

    Kegiatan CSR ini di laksanakan untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan

    terhadap masyarakat sekitar tambang. Serta menunjukkan bahwa perusahaan tambang

    batubara PT Bukit Asam (Persero), Tbk ini tidak hanya sekedar mencari keuntungan dari

    sumber daya alam tersebut, akan tetapi juga mencoba mensejahterakan masyarakat

    sekitar tambang.

  • 48

    3.6 Alternatif Pemecahan Masalah

    Dalam metode analisis data, pertama-tama penulis menganalisis proses kegiatan

    CSR yang telah dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Kedua, melakukan analisis

    mengenai citra perusahaan PTBA sebelum dan setelah kegiatan CSR ini dilaksanakan.

    Dalam melakukan analisis Ketiga, penulis melakukan analisis mengenai program CSR

    apalagi yang akan dijalankan untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan citra

    positif perusahaan. Keempat, setelah melakukan analisis maka akan didapat hasil

    penelitian dan kesimpulan yang menjawab masalah pokok penelitian.


Top Related