-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
1/27
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
2/27
ETIKA PROFESI dan
PROFESIONALISME
di Bidang PSIKIATRI
Sasanto Wibisono
Surabaya, 31 Oktober 2013
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
3/27
Pernyataan
Nama : Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K)
Jabatan : Gurubesar (Penugasan Kembali) FKUI
Kedudukan di Organisasi PDSKJI:
Ketua Majelis Kehormatan dan Etika
Profesi PDSKJI
Dalam presesentasi Plenary Lecture ini tidak ada
kepentingan atau pamrih pribadi yang terkait dengan
materi presentasi.
Judul presentasi ditentukan oleh Panitia Konas PDSKJI
Tidak ada honor khusus atau sponsor terkait materi, hanya
honor standard pembicara plenary lecture bila ada.
31 Okt 2013 3Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
4/27
31 Okt 2013 Sasanto Wibisono 4
Pendahuluan
Tema Kongres Nasional VII PDSKJI: Ethics,Profressionalism and Unity.
Merefleksikan visi filosofis organisasi profesi Psikiatri.
Etika Profesi dan Profesionalisme merupakan dua halyang tak terpisahkan
Profesionalisme - refleksi dedikasi terhadap tujuanprofesi, sedangkan etika profesi lebih terkait dengan
aspek moral dariprofessional conduct. Unity- kekuatan organisasi profesi - etika profesi dan
profesionalisme sebagai pilar utamanya.
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
5/27
Pendahuluan
Memperhatikan tema Kongres, ulasan kali ini lebihtertuju pada kenyataan kondisi di lapangan.
Pembahasan filosofis/normatif mengenai etika profesisering dikemukakan, namun pelanggaran etika profesidan ketidak-pedulian menjaga profesionalisme tetapmakin marak.
Nampaknya bahasa filosofis/normatif kurang dapatdipahami, atau pura-pura tidak paham, tidakmembekas. Bahasan kali ini difokuskan padakenyataan saat ini
31 Okt 2013 5Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
6/27
Profesionalisme (professionalism)
Profesionalisme refleksi loyalitas kepada tujuanprofesi, tidak harus dalam bentuk fanatisme.
Bila seseorang sudah masuk organisasi profesi, danmenggunakan identitas profesi, dia harus menjaga
martabat profesi demi integritas/dignityprofesi.
Bila mau mengutamakan kepentingan pribadi ataupraktek diluar kompetensi psikiatri, pakailah identitaslain yang sesuai, jangan mencederai nama psikiatri.
Setiap profesi yang bermartabat memiliki bataskompetensi dan code of professional conductyangharus dipatuhi.
31 Okt 2013 6Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
7/27
Profesionalisme
Professional image (pencerminan citra diri psikiater).
Professional identity(percaya diri mengembanidentitas psikiater).
Professional dignity(harga diri, kehormatan, bangga
dalam berprofesi bukan kesombongan). Professional integrity(keberadaan yang solid dan
terhormat merupakan kekuatan professi integritas).
Professional ethics (dituangkan dalam kode etik
profesi - rambu-rambu dalam berkiprah) Professional conduct(di refleksikan dalam kiprah dan
tanggung-jawab profesi)
31 Okt 2013 7Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
8/27
Profesionalisme
Bilaprofessional image sebagai psikiater saja belummantap, bagaimana akan dapat mengangkatidentitas dirinya sebagai psikiater dan menjagaidentitas dan integritas psikiatri?
Kita harus bangga berprofesi sebagai psikiater, bilatidak, jangan menggunakan identitas ini.
Bersembunyi atau berlindung dibalik nama lain,
apapun alasannya (misalnya karena takut akanstigma, atau ragu akan kemampuan profesionalnyasendiri), hanya menunjukkan kurang percaya diri.
31 Okt 2013 8Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
9/27
Etika Profesi Psikiatri
Ethics moral principles, moral values, moral codes,terkait dengan profesi.
Etika Profesi dan profesionalisme di bidang psikiatrimerupakan hal universal, tidak mengenal batas wilayahhukum, ditambah hal-hal khusus terkait budaya.
Prosedur hukum berbagai negara berbeda, namunesensi ethics & professionalism umumnya sama.
Etika Profesi di bidang Psikiatri mengacu kepada KodeEtik Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiatri)Indonesia (secara normatif sudah digariskan dengan
jelas, tinggal pelaksanaan secara bertanggung-jawab).
31 Okt 2013 9Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
10/27
Etika Profesi Psikiatri
Sebagai dokter/psikiater, anggota PDSKJI seharusnyamampu untuk memahami dan meng-amalkan Kode
Etik Profesi Psikiatri, kecuali memang mempunyai
itikad yang tidak benar.
Pelanggaran etika profesi dan perilaku yang tidak
professional umumnya berlatar belakang kepentingan
pribadi/pamrih, bukan kepentingan profesi.
Dampak pelanggaran etika profesi merugikan dan
membahayakan pasien/masyarakat, mencemarkan/
merusak integritas profesi, dan professional dignity.
31 Okt 2013 10Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
11/27
Etika Profesi Psikiatri
Pelanggaran etika profesi, umumnya bukan karenatidak paham, lebih sering pura-pura tidak paham.
Bila benar tidak memahami etika yang dimaksud,berarti tidak mampu ber-empati dan secara intelektual
tidak kompeten sebagai dokter/psikiater.
Apalagi bila dengan sengaja menjerumuskan temansejawat seprofesi untuk melakukan pelanggaran etik/mencederai profesionalisme yang sama.
Akhirnya kembali kepada nurani masing-masing,kepedulian terhadap integritas/kehormatan profesi,kepentingan pasien dan orang banyak.
31 Okt 2013 11Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
12/27
Dilema pelanggaran etika profesi
Seringkali kita dalam posisi dilematis menghadapipelanggaran etika profesi (pelanggaranprofessionalconduct), karena tidak adanya sangsi yang tegas.
Pelanggaran etik tidak sama dan tidak selalu terkaitdengan pelanggaran hukum formal.
Ada kalanya dokter terpaksa melakukan hal-hal yangmelanggar kode/etik dan hukum, demi kepentingan
pasien. Hal demikian memerlukan pertimbangankhusus, meskipun mengandung risiko secara pribadi.
Kita semua barangkali pernah melanggar etik.
31 Okt 2013 12Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
13/27
Dilema pelanggaran etika profesi
Pasien berhak mengetahui tentang penyakitnya dan
segala hal yang akan dilakukan pada dirinya.
Adakalanya hal tersebut terpaksa dilanggar:
pengobatan (pasien psikotik) tanpa persetujuanpasien; pengobatan/perawatan yang dipaksakan.
Aspek medico-legal bidang psikiatri memang cukup
rumit. Misalnya: hal terkait surat keterangan sakit,keterangan perawatan /berobat, keterangan
kompetensi pasien terkait peng-ampuan, dsb.
31 Okt 2013 13Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
14/27
Berbagai Pelanggaran Etika profesidan Professional conduct
Pelanggaranprofessional conduct meliputi aspek
yang sangat luas (dalam cara pemeriksaan psikiatrik
dan pemeriksaan tambahan, penegakan diagnosis
dan pengobatan, pemberian informasi dan informedconsent, peresepan yang menyalahi prosedur
standar, memanipulasi/membohongi pasien, dsb).
Cara pemeriksaan psikiatrik yang tidak professional,
tidak empatik, formalitas saja, tanpa memberikesempatan dialog pada pasien/keluarga, dll.
31 Okt 2013 14Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
15/27
Berbagai Pelanggaran Etika Profesi danProfessional Conduct
Pemeriksaan/pengobatan tambahan tanpa indikasiyang jelas hanya untuk tujuan/kepentingan lain.
Menegakkan diagnosis tanpa melalui standar
pemeriksaan psikiatris yang benar (misalnya: informasipihak ke 3 yang unreliable; hanya atas dasar hasil tespsikometri; penafsiran dari pencitraan yang tidak valid-- bahkan dengan biaya tambahan tersendiri).
Diagnosis yang ditegakkan dengan cara yang tidakbenar dipakai sebagai dasar pemberian terapi.
31 Okt 2013 15Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
16/27
Berbagai Pelanggaran Etika Profesidan Professional Conduct
Membohongi pasien dengan diagnosis dan terapifiktif; contoh: pasien dengan gangguan psikiatrik kronisyang sudah menjalani pengobatan lama, dikatakandarahnya sudah keracunan obat dan harus di detox
dulu sebelum di obati lanjut (bukan drug abuse)bahkan ada yang dirawat inap dan diberi infus yangtidak jelas.
Marah bila ada pasien yang minta izin menemui
sejawat lain untuk second opinion (apalagi tidak mintaizin).
Hal-hal pelanggaran etika lain yang terkait hubunganantar teman sejawat.
31 Okt 2013 16Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
17/27
Pelanggaran Etika Profesi danProfessional Conduct
Pengobatan/peresepan yang tidak profesional, tidaksesuai aturan:
Pengobatan non-medis psikiatris diterapkan sebagaipengobatan utama di institusi/RS Jiwa.
Pemberian obat-obat ekstra diluar indikasi utama tanpamemberi penjelasan yang benar pada pasien.
Penulisan resep obat yang melanggar prosedur, memakaikode tanpa menuliskan komposisi obat, merupakan
pelanggaran serious yang membahayakan pasien. Informasi dan informed consent diberikan secara tidak
benar, apalagi bila disertai kebohongan.
31 Okt 2013 17Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
18/27
Pelanggaran/Abuse Etika Profesi danProfesionalisme
Aktif membuat publikasi, memberi ceramah atauberbagai cara informasi/pendidikan kesehatan jiwamasyarakat, adalah hal yang sangat baik.
Namun jelas akan berbeda mana yang benar-benarpendekatan edukatif dan yang promosi terselubung,yang mengutamakan kepentingan pribadi, pamrih,dsb.
Berbagai cara promosi diri secara langsung maupuntidak, baik melalui media masa, promosi keliling, dll.,dapat merupakan hal yang tidak etis.
31 Okt 2013 18Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
19/27
Pelanggaran/Abuse Etika Profesi danProfesionalisme
Mempromosikan/mengajarkankan kompetensi profesisecara tidak benar (i.e.: mengajarkan pemeriksaanpsikometri melampaui indikasi yang benar, tanpa ujivalidasi dan tanpa akreditasi Kolegium Psikiatri),
Memprovokasikan sebagai alat diagnostik maupunsebagai instrumen untuk seleksi kesehatan jiwa(sangat tidak profesional).
Pendidikan suatu kompetensi profesi yang dilakukanoleh lembaga pendidkan terakreditasi saja harusmemenuhi syarat, apalagi bila dilakukan oleh individuatau lembaga tak terakreditasi.
31 Okt 2013 19Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
20/27
Mengapa melakukan pelanggaranEtika Profesi?
Umumnya pelanggaran etika profesi adalah demikepentingan pribadi, bukan loyalitas terhadap profesi.
Banyak pelaku pelanggaran memiliki kemampuan(bukan etika profesi) yang baik, yang sekiranya dapat
menjalankan kiprah profesional dengan baik, akanbermanfaat bagi profesi maupun dirinya sendiri.
Ada yang melakukan pelanggaran etik karena kurangpercaya dengan kemampuan profesionalnya sendiri,
dan mencari alternatif jalan pintas. Banyak juga yang tidak sabar dengan ambisi personal
baik dari segi finansiil maupun dari mengejar status.
31 Okt 2013 20Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
21/27
Kepedulian vs. Pemanfaatan
Mencari rejeki/keuntungan adalah hak masing-masingorang, namun bila hal tersebut terkait dengan profesi,seharusnya mengacu pada Kode Etik Profesi.
Kode Etik Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater)
Indonesia yang telah ditetapkan di Manado tanggal 4Nopember 2009, memuat pasal-pasal yang cukup jelas.Psikiater seharusnya tidak sulit memahaminya.
Kode Etik Profesi hanya memberikan pedoman umum
dalam menjalankan profesi. Etika profesi jauh lebihluas dari yang tertulis. Disitu kita melihat derajatprofesionalisme seseorang dalam menjalankan profesi.
31 Okt 2013 21Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
22/27
Profesioinalisme - perlu sikap positifdalamprofessional conduct
Sikap/perlakuan terhadap pasien yang sopan danempatik, manusiawi dan menjaga dignity.
Penatalaksanaan terbaik yang sesuai kemampuanpasien/keluarga, bukan terbaik bagi kepentingandokter, atau kepentingan lain.
Kerahasiaan pasien, merupakan hal yang kompleks dibidang psikiatri. Pembuatan surat keterangan sakit,keterangan berobat jalan/inap, harus berhati-hati
karena dapat disalah-gunakan oleh pihak lain, apalagiketerangan yang lebih spesifik mengenai diagnosis,terapi, prognosis dan kemampuan fungsional.
31 Okt 2013 22Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
23/27
Profesioinalisme - perlu sikap positifdalamprofessional conduct
Psikiater dalam memeriksa pasien diajarkan untukmelakukan penilaian terhadap kemampuan uji dayanilai pasien (a.l.: RTA, discriminative judgement,discriminative insightdan daya nilai sosial).
Seringkali kita lupa untuk menilai kemampuan ujidaya nilai kita sendiri.
Harus dipahami bahwa pelanggaran ethics tidak
harus merupakan pelanggaran hukum formal, dansebaliknya.
31 Okt 2013 23Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
24/27
31 Okt 2013 Sasanto Wibisono 24
Wawasan Profesionalisme
Banyaknya sentuhan tumpang tindih bidang psikiatridengan berbagai bidang ilmu lain, seharusnya memberikesempatan wawasan yang luas. Namun bila kurang bijak,dapat mendorong terjadinya penyimpangan dari bataskeprofesian.
Kecenderungan ini bertambah bila kita tidak cukuppercaya diri dalam kompetensi profesi kita sendiri.
Tumpang-tindih adalah wajar dan baik (dilihat dari
kacamata ilmuwan) khususnya untuk peningkatankerjasama menuju kemajuan ilmu/pelayanan. Namunlebih penting bagi klinikus untuk mengenal bataskompetensi sendiri dan menghargai domain profesi lain.
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
25/27
Penutup
Profesionalisme - refleksi dedikasi terhadap tujuanprofesi. Etika profesi lebih terkaitprofessional conduct.Unity sebagai kekuatan organisasi profesi, perludukungan etika profesi dan profesionalisme sebagai
pilar utama.
Berhubung pelanggaran etika profesi & pelecehanprofesionalisme saat ini telah membahayakanintegritas, dignity dan kehormatan profesi, makapembahasan etika profesi dan profesionalisme kali inilebih difokuskan pada kenyataan di lapangan, danbukan penjelasan normatif mengenai kode etik profesi.
31 Okt 2013 25Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
26/27
Penutup
Kode Etik Profesi sudah cukup jelas. Mereka yangsemena-mena melanggar ethics dan tidak menegakkanprofesionalisme, merupakan individu-individu yangegosentris dan egoistis, tidak peduli terhadap
kepentingan pasien, profesi, organisasi profesi dan ke-setiakawanan sejawat (esprit de corps).
Marilah kita bersama-sama menegakkan integritasprofesi/profesionalisme, dengan tidak melibatkan diri
dalam pelanggaran etik dan merusak profesionalisme.
___________
31 Okt 2013 26Sasanto Wibisono
-
5/28/2018 2. Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Spkj (k) - Etika Profesi Dan Profesionalisme 2013 v2
27/27
31 Okt 2013 Sasanto Wibisono 27