5 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Makanan Khas
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia hal. 503, Khas adalah
(kepunyaan) tersendiri, teristimewa, tidak umum. Sedangkan Makanan adalah
bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk
hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi (Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas), Sehingga makanan khas dapat didefinisikan sebagai bahan
yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang (kepunyaan) tersendiri, teristimewa,
dan tidak umum.
2.2. UKM
Menurut UU no. 20 tahun 2008 usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus rupiah).
Ada beberapa kelemahan pada perusahan kecil tradisional menurut
Weston, 1986), yaitu :
1. Orang tersebut (key man) mungkin tidak memiliki sepenuhnya
kemampuan manajerial yang dibutuhkan.
2. Perusahaan kecil yang dijalankan oleh satu orang, system pengendaliannya
cenderung bersifat informal, langsung dan pribadi.
6 Universitas Kristen Petra
3. Pemilik sibuk dengan operasi dari hari ke hari, maka perencanaan masa
depan jadi terbengkalai. (Perusahaan cenderung bereaksi terhadap
perubahan yang ada bukan menciptakan perubahan)
4. Pemilik jarang memiliki pendidikan dan pengalaman manajerial yang
dibutuhkan.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
undang-undang No. 20 tahun 2008.
Berikut adalah criteria dari usaha menengah menurut Undang-Undang No. 20
tahun 2008 :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan
kunatitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan
usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per
tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp
600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) badang
usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah
tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang
dan jasa)
7 Universitas Kristen Petra
Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang
disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas.
Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah
entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
2.3. Kewirausahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Menurut (Alma,2007) beberapa
definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko
atau ketidakpastian
b. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat
produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
8 Universitas Kristen Petra
c. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan
dan pengawasan
d. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru
atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3)
membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan
baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru
pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep
inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan
kombinasi sumber daya.
e. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
f. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
g. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
h. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari
9 Universitas Kristen Petra
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
resiko atau ketidakpastian.
i. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
j. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).
Jadi dari uraian diatas dapat ditarik suatu pemikiran bahwa kewirausahaan
adalah kemampuan dalam melihat atau menilai kesempatan di peluang bisnis serta
kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan yang beresiko
tinggi. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang
yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.
2.4. Wirausahawan
Zimmerere dan Scarborough (2008, p.163), mendefinisikan wirausahawan
adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-
sumberdaya yang diperlukan sehingga sumber-sumberdaya itu bisa
dikapitalisasikan. Seorang wirausahawan merubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya
dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu,
seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi
manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan
ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi
10 Universitas Kristen Petra
manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta
yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi
tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.
Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta
dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak
digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya.
Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada
saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta
mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,
terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak
salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau
individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk
hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta
yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk
menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar
lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan
wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang
diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata
wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun
personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002, p.48)
Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur,
Winardi)
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
11 Universitas Kristen Petra
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)
Jenis Kewirausahaan antara lain sebagai berikut: (Williamson, 1961)
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-
transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan
peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal
tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk
melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut
akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di
banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang
disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut
sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
(1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
(2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
12 Universitas Kristen Petra
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
(3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang
telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi
(4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong
positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996, p.3) proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh
berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti
pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor
tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan
pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar.
Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu,
seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran,
aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi
kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan
keluarga (Suryana, 2001, p.34).
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil adalah sebagai berikut:(Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap
13 Universitas Kristen Petra
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik dibanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang
merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak.
i. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk
dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a. Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari
usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai
dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut
cenderung akan
b. Membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha
sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu
panjang ke depan
14 Universitas Kristen Petra
c. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang
jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini
untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha
untuk dapat
d. Melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan
masih juga belum dapat diperoleh.
e. Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk
meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh.
Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha,
tetapi Tuhan-lah yang menentukan” dengan demikian berdoa merupakan
salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
f. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain
dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan.
Dan & Bradstreet business Credit Service (1993, p.1) mengemukakan 10
kompetensi yang harus dimiliki yaitu :
a. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
b. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan
pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
c. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.
d. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
15 Universitas Kristen Petra
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu,
cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
e. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola
keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
f. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
g. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
h. Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
i. Knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing.
j. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.
Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan
terhadap pesaing.
k. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman
yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007, p.137 – 139)
2.5 Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan Keuangan adalah menggunakan dana perusahaan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. Kegiatan pengelolaan
keuangan antara lain perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan. (Organisasi.org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia)
Survei yang dilakukan oleh National Federation of Independent Business
menemukan bahwa 67% dari pemilik perusahaan kecil mengatakan bahwa mereka
kadang mengalami masalah dalam mengelola arus kas. Sebanyak 19% dari para
pengusaha melaporkan arus kas sebagai masalah yang terus menerus muncul.
16 Universitas Kristen Petra
Satu-satunya cara untuk menghindar dari kondisi sulit yang dapat menghancurkan
bisnis ini adalah menggunakan prinsip-prinsip manajemen kas.
Kreditor, karyawan, dan pemberi pinjaman berharap untuk dibayar tepat pada
waktunya dan kas merupakan medium pertukaran yang diperlukan. Namun
demikian, beberapa perusahaan menyimpan kas dalam jumlah yang berlebihan
untuk menutupi pengeluaran tak terduga yang mungkin saja timbul. Uang yang
tidak dimanfaatkan ini punya potensi untuk menciptakan pendapatan yang
diabaikan pemiliknya, dan hal ini tentu saja menghambat pertumbuhan
perusahaan dan menekan profitabilitasnya. Menginvestasikan dana ini, meskipun
dalam jangka pendek, dapat menambah pendapatan perusahaan. Manajemen kas
yang tepat memungkinkan pemilik untuk secara memadai menutup kebutuhan kas
perusahaan, menghindari penyimpanan saldo kas yang terlalu besar yang tidak
perlu, dan meningkatkan kapasitas untuk menghasilkan uang dari steiap sen yang
dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, Ada beberapa dimensi dalam
pengelolaan keuangan , antara lain yaitu :
2.5.1. Sistem Keuangan
Sistem Keuangan dalam pengelolaan keuangan diterapkan dalam berbagai
bentuk perusahaan adalah sebagai berikut:
2.5.1.1 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangaan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola dan
dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua
resiko dan aktivitas perusahaan. Tidak ada pemisahan modal antara kekayaan
pribadi dan kekayaan perusahaan.
A. Ciri dan Sifat Perusahaan Perseorangan :
a. Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
b. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
c. Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
d. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
e. sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
17 Universitas Kristen Petra
f. Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan
penghasilan yang lebih besar
g. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
h. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
B. Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Perseorangan
Kelebihan :
1. Pemilik bebas mengambil keputusan
2. Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
3. Rahasia perus ahaan terjamin
4. Pemilik lebih giat berusaha
Kekurangan :
1. Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
2. Sumber keuangan perus ahaan terbatas
3. Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
4. Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan
manajemen
5. Menjadi kompleks
2.5.1.2 Firma
Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh seseorang atau lebih dengan
bersama untuk melaksanak an usaha, umumnya dibentuk oleh orang-orang
yang memiliki Keahlian sama atau seprofesi dengan tanggungjawab masing-
masing anggota tidak terbatas, laba ataupun kerugian akan ditanggung
bersama.
A. Ciri dan Sifat Firma :
1. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib
melunasi dengan harta pribadi.
2. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
3. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin
anggota yang lainnya.
4. Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
5. Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
18 Universitas Kristen Petra
6. Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
7. Mudah memperoleh kredit usaha
B. Kelebihan dan Kekurangan Firma
Kelebihan :
1. Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja
diantara para anggota
2. Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Ak ta atau tidak memerlukan
Akta Pendirian
3. Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi
Kekurangan:
1. Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
2. Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung
bersama anggota lainnya
3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
2.5.1.3 Perseroan Komanditer (CV)
Bentuk badan usaha CV adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT
yang paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan
usahanya di Indonesia. Namun tidak semua bidang usaha dapat dijalankan
Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat adanya beberapa bidang usaha
tertentu yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan oleh badan
usaha Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Komanditer adalah bentuk
perjanjian kerjasama berusaha bers ama antara 2 (dua) orang atau dengan Akta
Otentik sebagai Akta Pendirian yang dibuat dihadapan notaris yang
berwenang. Para pendiri perseroan komanditer terdiri dari Persero aktif dan
Persero Pasif yang membedakan adalah tanggungjawabnya dalam perseroan.
Persero Aktif yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan
termasuk bertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya. Persero
Pasif yaitu orang yang hanya bertanggung jawab sebatas uang yang disetor
saja kedalam perusahaan tanpa melibatkan harta dan kekayaan peribadinya.
19 Universitas Kristen Petra
A. Ciri dan Sifat CV :
a. Sulit untuk menarik modal yang telah disetor
b. Modal besar karena didirikan banyak pihak
c. Mudah mendapatkan kridit pinjaman
d. Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada
yang pasif tinggal menunggu keuntungan
e. Relatif mudah untuk didirikan
f. Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
B. Kelebihan dan Kekurangan CV
Kelebihan :
1. Kemampuan manajemen lebih besar
2. Proses pendirianya relatif mudah
3. Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar
4. Mudah memperoleh kredit
Kekurangan :
1. Sebagian sekutu yang menjadi Persero Aktif memiliki tanggung tidak
terbatas
2. Sulit menarik kembali modal
3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
2.5.1.4 Perseroan Terbatas (PT)
Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer
dalam bisnis dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di
Indonesia dalam menjalankan kegiatan usaha diberbagai bidang. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bentuk PT
ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik
modal dalam berusaha.
Sama halnya dengan CV pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 (dua)
orang atau lebih, karena sistem hukum di Indonesia menganggap dasar dari
perseroan terbatas adalah suatu perjanjian maka pemegang saham dari
perseroan terbatas pun minimal haruslah berjumlah 2 (dua) orang, dengan
jumlah modal dasar minimum Rp. 50.000.000,-, sedangkan untuk bidang
20 Universitas Kristen Petra
usaha tertentu jumlah modal dapat berbeda seperti yang ditentukan serta
berlaku aturan khusus yang mengatur tentang bidang usaha tersebut.
A. Jenis Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :
PT-Non Fasilitas Umum atau PT. Biasa
PT-Fasilitas PMA
PT-Fasilitas PMDN
PT-Persero BUMN
PT-Perbankan
PT-Lembaga Keuangan Non Perbankan
PT-Us aha Khusus
Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :
Perseroan Terbatas dalam rangka rangka Penanaman Modal Asing (PT-PMA)
Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-
PMDN)
Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PT-SWASTA NASIONAL)
PT-Perseron BUMN,Perseroan Terbatas yang telah go public (PT-Go Public)
yaitu perseroan yang sebagian modalnya telah dimiliki Publik dengan jalan
membeli saham lewat pasar modal (Capital Market) melalui bursa-bursa
saham
B. Ciri dan Sifat PT :
a. Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
b. Modal dan ukuran perusahaan besar
c. Kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
d. Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
e. Kepemilikan mudah berpindah tangan
f. Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
g. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk
dividen
h. Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
i. Sulit untuk membubarkan PT
j. Pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
21 Universitas Kristen Petra
Walaupun populer dalam kegiatan bisnis bentuk PT pun memiliki kebaikan
dan keburukan antara lain :
C. Kelebihan dan Kekurangan PT
Kelebihan :
1. Pemeganga Saham bertanggung Jawab terhadap hutang-hutang
perusahaan
2. Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan
mengeluarkan saham baru
3. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
4. Terdapat efisiensi pengelolaan sumber dana dan efisiensi pimpinan,
karena pimpinan dapat diganti sewaktu-waktu melalui Rapat Umum
Pemegang Saham
5. Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada
pemilik atau pemegang saham
6. Diatur dengan jelas oleh undang-undang Perseroan Terbatas serta
peraturan lain yang mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan.
Kekurangan :
1. Merupakan sunjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima
pemegang saham akan dikenakan pajak
2. Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus
dilaporkan kepada pemegang saham
3. Proses pendiriannya membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang
lebih besar dari CV
4. Proses Pembubaran, perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan
Pengambilalihan Perseroan membutuhkan waktu dan biaya serta
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2.5.2. Buku Catatan Keuangan
2.5.2.1 Laporan Keuangan
Menurut (Weston & Copeland, 1992) Laporan keuangan berisi
informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat
22 Universitas Kristen Petra
memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan
datang. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan
perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca
menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Selain diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan
laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih
lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja,
laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus kas), laporan sebab-
sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar
lainnya.
2.5.2.2 Keuangan
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi (Ridwan S,
2003). Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan
instrumen yang terlibat dengan uang.
2.5.2.3 Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Astuti, 2004), analisis laporan keuangan adalah segala
sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk
membuat keputusan bisnis dan investasi. Analisis laporan keuangan
mencakup :
1. Pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama
2. Evaluasi kecenderungan posisi keuangan sepanjang waktu
23 Universitas Kristen Petra
2.5.2.4 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan
keuangan bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-
kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat
berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini
merupakan catatan histories dari peristiwa yang telah terjadi dimasa
lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu
terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan
keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
Prinsip dan kebiasaan di dalam akutansi, data yang dicatat
didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang
merupakan prinsip-prinsip akutansi yang lazim, di dalam akutansi juga
digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-
konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain : bahwa perusahaan
akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern, konsep ini
menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya
bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai
untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau
harga pada terjadinya peristiwa itu. Jadi jumlah uang yang tercantum
dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan
akutansi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang
sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan tersbut
tergantung oleh akuntan atau pihak manajemen perusahaan yang
bersangkutan missal dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung
pendapat pribadi manajement serta berdasar pengalaman masa lalu.
(Ilmumanajemen.Wordpress.com/2008)
24 Universitas Kristen Petra
2.5.2.5 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang
dalam Prinsip akutansi Indonesia, 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka
memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi
mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akutansi
yang dianut perusahaan.
2.5.2.6 Keterbatasan Laporan Keuangan
Keterbatasan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final,
karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam
pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah
dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
2. Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai
buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar
sekarang maupun nilai gantinya.
25 Universitas Kristen Petra
3. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih
memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang
disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost”
(yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul
jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham
berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok
historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (ikatan akutansi
Indonesia, Jakarta 1974, p.14).
4. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi
ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera
diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan
bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai
2.5.2.7 Dasar Laporan Keuangan
Menurut (Astuti, 2004) Dasar-dasar Laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan Laba Rugi, adalah laporan yang mengikhtiarkan pendapatan
dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu yang umumnya
setiap kuartal atau setiap tahun. Jadi laporan laba-rugi melaporkan
operasi perusahaan selama periode tertentu, dan untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian manajemen biasanya meramalkan laporan
ini secara bulanan kemudian membandingkan hasil aktual dengan
laporan yang dianggarkan.
2. Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu
tertentu. Sisi kiri neraca menunjukan aktiva perusahaan, sedangkan sisi
kanan neraca menunjukan kewajiban dan ekuitas atau klain terhadap
aktiva tersebut.
26 Universitas Kristen Petra
3. Laporan Laba Ditahan, adalah laporan bagian laba perusahaan yang telah
disimpan dan tidak dibayarkan sebagai dividen. Laporan laba ditahan ini
bersifat kumulatif dari tahun ke tahun.
2.5.2.8 Kas
Kas meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang
dimiliki perusahaan serta elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan
dengan kas. Syarat suatu elemen dapat dipersamakan dengan kas adalah:
a. Dapat diterima setiap saat sebagai alat pembayaran khususnya di
dalam lingkungan bisnis
b. Dapat disetorkan sebagai atau ke dalam rekening giro dibank setiap
saat sesuai dengan nilai nominalnya.
Elemen yang termasuk dalam kas meliputi:
1. Kas pada perusahaan (cash on hand)
Terdiri dari:
a. Uang tunai meliputi uang ligam dan kertas yang dimiliki perusahaan
b. Check yang diterima sebagai alat pembayaran dari pihak lain tetapi
oleh perusahaan belum diuangkan atau disetor sebagai rekening giro
dibank.
c. Elemen-elemen lain nya yang dapat dipersamakan dengan
kas,misalnya: pos wesel, bukti kiriman uang yang belum di
uangkan,bank draft,money order dan sebagainya.
2. Kas di bank (cash in bank)
Kas dibank adalah semua saldo rekening giro bank yang dimiliki
perusahaan dan dapat digunakan setiap saat sebagai alat pembayaran
dengan menggunakan check atau permintaan transfer uang. Didalam
praktek seringkali ada elemen yang tidak merupakan kas tetapi
dimasukan sebagai elemen kas, sehingga elemen tersebut perlu
dipisahkan dengan kas. Elemen-elemen yang tidak termasuk kas
misalnya:
27 Universitas Kristen Petra
3. Kas bon
Kas bon atau uang muka intern adalah merupakan bukti pengambilan
uang kas yang dilakukan oleh petugas perusahaan untuk melakukan
pembayaran kepada pihak luar yang jumlahnya belum dapat dipastikan
dan bukti-bukti pendukung nya baru piperoleh jika sudah dibayar. Bukti
kas bon tidak dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan tidak
dapat disetorkan kedalam rekening giro perusahaan di bank, maka kas
bon bukan merupakan elemen kas.
Bentuk-bentuk buku catatan keuangan dalam Pengelolaan Keuangan :
A. Buku Besar
Buku Besar/Ledger adalah kumpulan semua akun yang digunakan dalam
system informasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ragam industri
mempengaruhi jumlah akun yang digunakan. Buku besar digunakan untuk
mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu perkiraan tertentu
yang disebabkan oleh adanya transaksi keuangan. Salah satu contoh
bentuk buku besar :
Bentuk T
Bentuk T adalah buku besar berbentuk huruf T. Buku besar ini merupakan
buku besar yang paling sederhana dan paling banyak digunakan, biasaya
untuk keperluan analisis transaksi dan keperluan menjelaskan mekanisme
penggunaan akun dalam pelajaran akuntansi.
Contoh bentuk buku besar T adalah sebagai berikut:
B. Jurnal-jurnal dalam Akuntansi
Dalam akuntansi, Jurnal adalah suatu buku dimana transaksi-transaksi bisnis
dicatat secara kronologis pada prosedur pembukuan sebelum dimasukkan ke
dalam buku besar. Secara umum, jurnal akuntansi dapat dibagi dua, yaitu:
28 Universitas Kristen Petra
• Jurnal khusus. Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara
spesifik berdasarkan jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal
khusus yang sering dipergunakan adalah
a. Jurnal penjualan ( semua penjualan secara kredit)
b. Jurnal penerimaan kas (semua penerimaan kas secara tunai)
c. Jurnal Pengeluaran kas ( semua pengeluaran kas secara tunai)
d. Jurnal pembelian ( semua pembelian kas secara kredit)
• Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak
masuk dalam jurnal khusus.
C. Siklus Akuntansi
Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat
menghasilkan laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian
transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh seperti membagi transaksi
yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas,
penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian.
Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa
sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu
transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah
melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal
yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau kejadiannya. sumber-
sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti kertas-
kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain
sebagainya. Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti
jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal
pengeluaran kas dan jurnal umum.Setelah transaksi dimasukkan ke
dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan
29 Universitas Kristen Petra
jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam
buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir
adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan
laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba,
laporan modal dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi
pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan
dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi
manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi
perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.
2.5.3 Sumber Pembiayaan Keuangan
2.5.3.1 Bentuk-bentuk Pembiayaan
a. Biaya Modal
Untuk memulai suatu bisnis dibutuhkan factor produksi modal. Factor
produksi modal merupakan sumberdaya paling fleksibel karena dengan
factor produksi modal dapat diperoleh sumberdaya lain, misalnya
dengan modal atau dana yang cukup dapat dibeli mesin-mesin produksi,
bangunan, bahan baku, SDM. Menurut (Dewi, 2004), biaya modal atau
cost capital adalah biaya untuk pemakaian sejumlah modal untuk suatu
usaha. Menurut (Weston&Copeland,1992), modal didefinisikan sebagai
aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Jadi modal
merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan, dikurangi kewajiban lancer yang
digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Modal (capital) merupakan
factor produksi yang dibutuhkan dan seperti factor-faktor produksi
lainnya, factor modal mempunyai biaya. Ada beberapa alasan mengapa
perlu mengetahui besarnya biaya modal dari modal yaitu sebagai
berikut :
30 Universitas Kristen Petra
• Untuk memaksimumkan nilai perusahaan, manajer harus
meminimumkan biaya dari semua masukan termasuk modal. Agar
dapat meminimumkan biaya modal, kita harus terlebih dahulu dapat
mengukur modal itu sendiri.
• Manajer keuangan memerlukan estimasi dari biaya modal agar dapat
mengambil keputusan tepat bagi rencana investasi jangka
panjangnya.
• Berbagai macam keputusan lain yang berkaitan dengan biaya modal
seperti keputusan leasing, keputusan modal kerja, dan lain-lain.
b. Biaya Hutang
adalah biaya yang masih harus dibayar yang masih harus dibayar
adalah hutang jangka pendek perusahaan yang timbul karena
perusahaan telah menerima jasa dari pihak lain, akan tetapi sampai
tanggal neraca balas jasanya belum dilunasi atau diberikan oleh
perusahaan.
Elemen hutang biaya:
1. Hutang gaji
2. Hutang biaya sewa
3. Hutang biaya kredit
2.5.3.2 Jenis-jenis Kredit
a. Jangka Waktu Kredit
Kreteria kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
1. Kredit jangka pendek
Kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun.
Misalnya untuk membiayai modal kerja, pembiayaan musiman.
2. Kredit jangka panjang
Kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya
adalah kredit investasi
b. Sifat Penggunaan Dana
1. Revolving
31 Universitas Kristen Petra
Pada kredit revolving pinjaman yang telah dilunasi masih dapat
ditarik kembali maka sifat pemakaian dana jenis kredit ini adalah “
naik-turun” sesuai dengan kebutuhan debitur.
Ciri dari kredit Revolving adalah :
a. Debitur diberi suatu plafond/limit kredit tertentu dan plafon
tersebut merupakan jumlah dana maksimum yang dapat
ditarik
b. Kebutuhan dana tergantung dari cash flow (arus kas)
c. Umumnya termasuk kredit jangka panjang (minimum 1
tahun) dan dapat diperpanjang
d. Penarikan dapat juga bertahap atau sekaligus demikian juga
pelunasannya
2. Non Revolving
Kredit tidak dapat ditarik secara berulang-ulang jika sudah
dilunasi.
Ciri-ciri kredit non revolving adalah :
1. Penarikan dana dapat dilakukan secara langsung dan
sekaligus.atau secara bertahap sesuai perjanjian(umumnya
penarikan dilakukan secara sekaligus)
2. Pelunasan pinjaman dapat dilakukan secara bertahap atau
sekaligus sesuai perjanjian.
3. Debitur tidak dapat menarik dana yang telah dilunasi
dengan demikina outstanding pinjaman akan terus menurun
4. Dari sudut jangka waktunya kredit ini merupakan kredit
jangka pendek atau jangka panjang.
c. Tujuan Penggunaan Dana
Kreteria kredit penggunaan dana dapat dibagi menjadi :
1. Kredit modal kerja (working capital loan):
Kredit modal kerja ( working capital loan) kredit yang
diberikan untuk membiayai kegiatan usahanya atau perputaran
modal misalnnya pemberian barang dagangan dan lainnya.
Sifat penggunaan dana dapat revolving dan non revolving.jenis
32 Universitas Kristen Petra
kreditnya pinjaman aksiet (dl) ,PRK (OD) bisa juga term loan
(TL) . Umumnya jangka waktu kredit kurang atau sama dengan
satu tahun.
2. Kredit investasi (investment Loan)
Kredit yang diberikan utnuk pembiayai pembelian aktiva tetap
(misalnya tanah,banguan, mesin,.kendaraan) untuk
pemproduksi barang dan jasa utama yang diperlukan guna
relokasi, ekspansi,modernisasi,usaha ataun pendirtian usaha
baru. Sifat penggunaan dana non revolving, jenis kredit TL. TL
dengan grace periode atau kentraction loan dan umunya jangka
waktu kredit lkebih dari saru tahun.
3. Kredit konsumsi ( consumer loan )
Kredit yang diberkan bank untuk membiaya pembeluan barang,
yang tujuannya tidak untuk usaha tetapi untuk penmakain
pribadi, sifat menggunaan dananya non revolving dan jenis
kredit pada umumnya term loan, KPR, car loan.
33 Universitas Kristen Petra
2.6 Kerangka Berpikir
Pengelolaan keuangan
Profil Bisnis Indikator PK Profil Pengusaha
1. Jenis kelamin
2. Status
Perkawinan
3. Jenjang
Pendidikan
4. Kelompok usia
1. Sistem Keuangan
2. Buku Catatan
Keuangan
3. Sumber
Pembiayaan
Keuangan
1. Bentuk Usaha
2. Status dan
Tempat usaha
3. Nama Usaha
4. Lokasi Usaha
5. Nama Makanan
Khas