resep dan makanan khas daerah

of 22 /22
PAPER PANGAN LOKAL DAERAH JAWA TIMUR (BLITAR, BOJONEGORO dan KEDIRI) Oleh: Fatmalika F H 12-1049 Septain Yalayudha 12-1060 Yunita Anin 12-1062 Niko Pandhu 12-1080 Bella Martha 12-1092 Dodik Amirudin 12-1093

Author: paul-coleman

Post on 30-Dec-2015

175 views

Category:

Documents


8 download

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resep dan Makanan Khas Daerah

TRANSCRIPT

PAPERPANGAN LOKAL DAERAH JAWA TIMUR (BLITAR, BOJONEGORO dan KEDIRI)

Oleh: Fatmalika F H 12-1049Septain Yalayudha

12-1060Yunita Anin

12-1062Niko Pandhu

12-1080Bella Martha

12-1092Dodik Amirudin

12-1093JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL DAERAH (KEDIRI, BLITAR, BOJONEGORO)

1. KEDIRIKabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak komoditas unggulan. Meskipun luas wilayah Kabupaten Kediri hanya sekitar 5% dari luas keseluruhan Provinsi Jawa Timur. Terletak di antara dua gunung, yakni Gunung Kelud dan Gunung Wilis. Kabupaten Kediri berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun dan Ponorogo di sebelah barat, Kabupaten Malang di sebelah timur, Kabupaten Blitar dan Tulungagung di bagian selatan, serta Daerah Jombang di sisi sebelah utara. Kediri tentunya memiliki sektor pertanian,dikenal sebagai salah satu lumbung padi bagi Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Kediri memiliki komoditas pertanian yang di dominasi oleh produk tanaman pangan. Misalnya saja seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Untuk komoditi padi, tersebar di beberapa kecamatan seperti Pare, Kecamatan Purwasari, Kepung, Plosoklaten, dan Kandangan. Untuk komoditas jagung banyak ditemukan di Kecamatan Pare dan Pagu. Daerah penghasil tanaman ubi kayu dan ubi jalar, terdapat di Kecamatan Mojo, dan Kecamatan Semen. Untuk produsen kacang tanah yang paling besar terdapat di Kecamatan Kras dan disusul oleh Kecamatan Banyakan. Selain itu, produktivitas tanaman sayur dan buah-buahan di Kabupaten Kediri juga menunjukan perkembangan yang cukup bagus. Beberapa komoditi sayuran yang cukup potensial antara lain cabe/lombok, tomat, kacang panjang serta bawang merah. Beberapa daerah penghasil sayuran tersebut adalah Kecamatan Kandat, Puncu, Wates, Pare, dan Kepung. Sedangkan untuk potensi buah-buahan yang mulai dikembangkan masyarakat Kediri yakni jenis semangka, nanas, mangga podang, belimbing, durian dan sawo. Daerah-daerah penghasil komoditi buah-buahan di atas antara lain Kecamatan Kandat, Kunjang, Puncu, Grogol, Mojo, Banyakan dan Kepung. Dan potensi perkebunan, di Kabupaten Kediri juga memiliki produk komoditas yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Misalnya saja seperti tanaman tebu yang banyak diproduksi di Kecamatan Wates, produksi kelapa yang terdapat di Kecamatan Grogol, kapuk randu yang terdapat di Kecamatan Kandangan, tembakau di Kecamatan Purwoasri dan Papar, kopi di Kecamatan Kepung, jambu mete yang tersebar di Kecamatan Plosoklaten, serta beberapa produk komoditas lainnya yang dikembangkan melalui perkebunan rakyat, seperti misalnya perkebunan lada, cengkeh, kopi robusta, tebu, jambu mete, kenanga, dan kakao yang tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Kediri.

a. Gethuk Pisang

Gethuk pisang atau dalam bahasa jawa lebih dikenal dengan gethuk gedang adalah salah satu makanan khas dari kota Kediri Jawa Timur. Olahan dari pisang ini rasanya manis legit dan dibungkus dengan daun pisang mirip lontong. Diversifikasi pangan dari bahan baku pisang ini mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat Kediri karena memang dengan adanya produk gethuk pisang ini menarik masyarakat untuk mengonsumsi pisang karena pisang memiliki kandungan vitamin yang kompleks dan sebagian besar kandungan zat mikro essensial seperti vitamin A, B , C , E, dan K sehingga adanya inovasi pengolahan pangan berbahan baku komoditi pisang sebagai komoditi lokalnya bermanfaat menambah variasi pangan daerah Kediri, meningkatkan gizi dan zat mikro essential yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, meminimalkan krisi pangan daerah serta meningkatkan ketahanan pangan daerah. Diversifikasi pangan ini memiliki proses pembuatan yang sederhana sehingga mudah untuk dibuat, dengan bahan-bahan antara lain:

1) Pisang tua

2) Gula pasir

3) Garam

4) Pewarna makanan (food grade)

Gambar. 1.1 Gethuk Pisang

b. Tahu KuningTahu merupakan produk pangan yang sudah secara umum dikenal oleh semua lapisan masyarakat tetapi produk tahu yang beras dari Kediri lebih khas yaitu dengan warnanya yang kuning dan tekstur yang dimiliki lebih padat. Ciri khas yang dimiliki produk olahan berbahan baku kedelai ini telah dikenal masyarakat luas, dan merupakan salah satu makanan khas dari kota Kediri, juga merupakan diversifikasi pangan untuk menambah variasi pangan daerah serta untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Proses pembuatan tahu kuning ini sama dengan pembuatan tahu biasa. Warna dari tahu kuning ini disebabkan oleh penambahan pewarna alami yakni dari campuran air dan tumbukan kunyit. Kelebihan tahu kuning dibanding tahu biasa terdapat pada rasanya, dimana rasa tahu kuning ini lebih gurih dan baunya lebih harum. Bisa dimakan langsung atau dimasak lebih dulu. Proses pembuatannya juga masih terbilang tradisional dan sederhana, adapun bahan-bahan dan proses pembuatan yang digunakan antara lain :1) Kedelai

2) Asam cuka

3) Air

4) Kunyit (pewarna alami)

Gambar. 1.2 Tahu Kuning

c. Kerupuk Upil

Kerupuk upil merupakan salah satu makanan ringan yang sangat banyak ditemui di daerah Kediri yang merupakan asal mula produksi kerupuk ini, kerupuk upil begitu sederhana, baik dari bahan-bahan komposisinya, cara pembuatannya, maupun harganya. Pada awal dibuatnya, kerupuk ini dibuat dengan ukuran kecil-kecil, dan rasanya cenderung asin. Rasa asin inilah yang diidentikkan oleh anak-anak desa sebagai upil (kotoran hidung). Ada yang menarik dari produk ini yaitu cara penggorengannya menggunakan pasir (tanpa minyak), dari beberapa jurnal penelitian diketahui pasir karena pasir dalam bentuk curah (bulk) merupakan benda padat yang mempunyai sifat mudah mengalir menyerupai benda cair Mengingat besaran fisikdan termis yang ikut berpengaruh pada proses transfer panas pada penggorengan dengan pasir cukup komplek, Ada beberapa keuntungan apabila penggorengan dilakukan dengan menggunakan pasir. Keuntungan tersebut antara lain : 1) Produk tidak mengandung minyak goreng sehingga tidak mudah tengik

2) Pasir sebagai media penghantar panas mudah di dapat dan murah

3) Apabila produk yang digoreng adalah kerupuk,jika mengalami penurunan kerenyahan (melempem), mudah dilakukan rekondisi kerenyahannya dengan cara dijemur pada sinar matahariatau dipanaskanpada suhu yang tidakterlalutinggi(35C - 45C);

4) Mengurangi ketergantungan penggorengan menggunakan minyak gorengCara pembuatan dan bahan-bahan yang diperlukan sangat sederhana antaar lain:1) Tepung tapioka

2) Garam

3) Bawang Putih

4) Pasir (untuk menggoreng)

Gambar 1.3 Kerupuk Upil

2. BLITARKabupaten Blitar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini berada di Kota Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar. kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri. Bagian selatan Kabupaten Blitar yang dipisahkan oleh Sungai Brantas dikenal sebagai penghasil kaolin dan dilintasi oleh Pegunungan Kapur Selatan, Keadaan tanah di daerah Blitar yang kebanyakan berupa tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan, bersifat masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut regosol yang dapat dimanfaatkan untuk menanam padi, tebu, tembakau dan sayur mayur. Selain hijaunya persawahan yang kini mendominasi pemandangan alam di daerah Kabupaten Blitar, ditanam pula tanaman tembakau di daerah ini. Tembakau ini mulai ditanam sejak Belanda berhasil menguasai daerah ini sekitar abad ke-17. Bahkan kemajuan ekonomi Blitar pernah ditentukan dengan keberhasilan atau kegagalan produksi tembakau. Sungai yang mengalir dari timur ke barat membagi Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Bagian selatan Kabupaten Blitar (sering disebut Blitar Selatan) kebanyakan tanahnya berjenis grumusol. Tanah semacam ini hanya produktif bila dimanfaatkan untuk menanam ketela pohon, jagung dan jati. Ada beberapa diverifikasi pangan yang etrdapat di Kabupaten Blitar dengan berbasis pangan lokal, diantaranya :a. Opak GambirOpak gambir merupakan makanan ringan yang biasanya digunakan sebagai oleh-oleh dari daerah Blitar khususnya, opak gambir memiliki rasa yang ernyah dan gurih dan makanan ringan ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas tetapi produksinya mash lingkup Kabupate Blitar. Opak gambir terbuat dari proses pembuatan yang sederhana dan bahan-bahan yang sederhana pula, diantaranya:1) Tepung Terigu

4) Kayu manis

6) Telur2) Gula

5) Santan

7) Tepung beras3) Wijen

Gambar 2.1 Opak Gambir

b. Wajik Klethik

Wajik klethik memiliki kenampakkan dan packaging yang unik dan lebih menarik daripada makanan yang lain karena dibungkus oleh klobot. Wajik klethik memiliki tekstur kenyal, lembut, lengket dan berwarna coklat. Dan makanan ini sudah banyak digemari oleh masyarakat luar sehingga dijadikan makanan oleh-oleh daerah Blitar, dikarenakan juga karena harganya yang murah dan rasanya yang enak. Adapun proses pembuatannya dan bahan-bahan yang digunakan antaar lain:1) Beras Ketan2) Gula

3) Air

4) Parutan kelapa muda

5) Daun jeruk purut

Gambar. 2.2. Wajik Klethik

c.Olahan buah Belimbing

Buah belimbing yang sangat melimpah di tanah Blitar membuat masyarakat mempunyai inovasi dan kreatifitas untuk melakukan diversifikasi dengan mengolah Belimbing menjadi beraneka macam makanan dan minuman yang menarik konsumen tanpa mengurangi kandungan gizi atau vitamin didalamnya. Salah satu olahan buah Belimbing yaitu Dodol Belimbing. Proses pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan antara lain:

Bahan:

1) Belimbing

2) Gula pasir

3) Santan

4) Tepung beras ketan

5) Air

Gambar. 2.3 Dodol Belimbingd. Tiwul Instan

Tiwul memang sudah tidak asing ditelinga masyarakat Jawa khususnya Jawa Timur, karena makanan tradisional berbasis komoditi lokal yaitu singkong merupakan makanan turun-temurun tetapi seiring dengan meningkatnya teknologi pangan, makanan tiwul ini jarang di jamah atau dijadikan sebagai makanan pengganti karbohidrat seperti nasi. Tiwul berbahan baku singkong yang dibuat menjadi gaplek terlebih dahulu dengan mengeringkan irisan singkong kemudian diolah menjadi tiwul. Tetapi saat ini tepatnya di daerah Gunung Kidul-Blitar sudah dikembangkan makanan tradisional Tiwul menjadi Tiwul Instan yang memiliki kelebihan antara lain:

1. Mudah dikonsumsi

1. Menarik konsumen untuk mengonsumsi tiwul instan

2. Daya simpan lebih lama

3. Adanya penambahan kacang hijau sebagai pelengkap gizi

4. Membantu ketahanan pangan Indonesia

5. Menambah variasi pangan.Proses pembuatan Tiwul lumayan sederhana dan tradisional dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan juga antara lain:

1) Gaplek

2) Air

3) Kacang Hijau

4) Gula Merah

Gambar. 2.4 Tiwul Instan

Dikukus 3. BOJONEGOROKabupaten Bojonegoro yang terletak di antara 11225 BT sampai dengan 11209BT dan 659 LS sampai dengan 737LS mempunyai luas wilayah lebih dari 2000 km2 dengan 81,29 persen dari luas wilayah Kabupaten Bojonegoro berada pada ketinggian 25 m atau lebih dan yang lainnya berada pada ketinggian 25 m. Banyak komoditi yang ada didalam sektor pertanian Bojonegoro seperti jagung, singkong dan umbi-umbi lainnya seperti talas dan porang, berbagai sayuran, dan buah-buahan seperti pisang Raja. Dari beberapa komoditi lokal ini ada beberapa macam pengolahan yang merupakan diversifikasi berbasis pangan lokal seperti Ledre dengan bahan baku Pisang Raja. Sebagai berikut produk olahan dari Bojonegoro.a. Ledre

Ledre terbuat dari pisang raja. Kecamatan Padangan merupakan produsen ledre terbesar di Bojonegoro, terletak 25 Km arah barat Kota Bojonegoro. Disana terdapat 110 unit usaha yang kebanyakan merupakan industri rumah tangga. Di beberapa tempat, kue ini sering disebut kue semprong. Ledre terbuat dengan proses yang cukup sederhana dan bahan-bahan yang sering digunakan sebagai bahan pembuat kue tradisional lainya, antara lain:1) Tepung ketan

2) Kelapa muda diparut agak kasar

3) Pisang Raja

4) Air

5) Garam

6) Gula

7) Vanili

Gambar.3.1 Ledre

b. Rengginang SingkongSingkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Diversifikasi produk olahan lokal di bojonegoro ini diolah menjadi salah satu panganan yaitu rengginang singkong. Rengginang merupakan makanan ringan yang sebenarnya sudah dikenal oleh masyarakat luas tetapi yang mayoritas dikenal adalah rengginang beras pada umumnya dan yang membuat beda antara rengginang lain dnegan rengginang khas Bojonegoro adalah bahan baku yang digunakannya yaitu singkong. Proses pembutananya terbilang sederhana dan bahan-bahan yang diguankan mudah didapat dan sederhana, antara lain:

1) Singkong2) Air3) Garam

4) Gula

5) Penyedap

Gambar. 3.2. Rengginang Singkong

Pisang dibersihkan

Padatkan adonan dan bungkus menggunakan daun pisang

Tumbuk pisang dan campurkan gula dan garam

Angkat pisang dan kupas

Kukus pisang hingga matang

Bersihkan kedelai

Dipotong-potong

Direbus dengan larutan kunyit selama 10 menit

Rendam kedelai 4 jam

Diamkan hingga mengeras

Giling Kedelai

Endapan sari kedelai dicetak

Rebus kedelai

Campurkan asam cuka dan diamkan hingga mengendap

Saring Kedelai dengan kain kassa

Tepung, garam, dan bawang putih

Digoreng dengan pasir sebagai pengganti minyak

Dijemur

Diiris-iris

Dikukus hingga matang

Dicampur dan diuleni hingga kalis

Jika matang, angkat dan gulung selagi matang

Tuangkan adonan dalam cetakan

Masukan telur dan aduk rata

Masukan wijen, aduk rata

Campurkan Tepung beras, tepung terigu, gula, kayu manis dan santan

Dibungkus menggunakan klobot

Dipotong-potong

Diamkan sebentar hingga dingin

Setelah kalir dan terlihat berminyak, angkat .

Masukkan ketan dan aduk hingga mengental

Masak gula pasir, santan, daun jeruk purut. Hingga mengental dan larut

Belimbing dihaluskan

Di kemas

Dodol dipotong-potong

Jika warna sudah coklat dan lengket, angkat dan diamkan

Masukkan belimbing dan aduk rata hingga kalis

Campurkan santan, tepung beras ketan, dan gula pasir dan aduk hingga rata

Gaplek direndam 2 malam dan dicuci

Digiling hingga halus

Didinginkan dan dikemas

Ditambahkan Kacang hijau dan gula merah

Dikukus sampai masak

Dijemur setengah kering

Dibuat butiran dan diayak

Goreng dengan mentega

Ratakan dan tambahkan gula

Campurkan dengan pisang

Masukan tepung ketan dan aduk hingga kental

Masukkan parutan kelapa

Rebus Gula, garam dan vanili

Singkong dikupas dan dibersihkan

Dijemur hingga kering dan digoreng

Dicetak dalam cetakan

Mencampur dengan garam dan penyedap

Hasil endapan di press

Diamkan aci selama 4 jam hingga mengendap

Hasil parutan diambil acinya

Singkong diparut