PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA GURU
DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN
SEPATAN-TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Siti Eva Shafiah
105018200735
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN GURU
DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN
SEPATAN-TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Siti Eva Shafiah
105018200735
Di bawah Bimbingan :
Drs. Syafril M.Pd.
NIP. 19460601 196705 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi judul “Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 16 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, 25 Juni 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Kependidikan Islam) Tanggal Tanda Tangan Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil ………… ……………… NIP. 19560530 198503 1 002 Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Drs. Mu’arif SAM, M.Pd ………… ……………… NIP : 19650717 199403 1 005 Penguji I Dra. Yefnelty Z, M.Pd …………. ……………… NIP : 19531101 198203 2 001 Penguji II Drs. Mu’arif SAM, M.Pd ………… ……………… NIP : 19650717 199403 1 005
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. DR. Dede Rosyada. M.A NIP : 19571005 198703 1 003
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Eva Shafiah
NIM : 105018200735
Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 13 Juni 1987
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Kependidikan Islam
Judul Skrpisi : Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam
Meningkatkan Disiplin Guru
Dosen Pembimbing : Drs. Syafril M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di UIN
Sayarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Mei 2010
Siti Eva Shafiah
iv
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan yang berjudul “PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN SEPATAN-TANGERANG”, yang disusun oleh SITI EVA SHAFIAH, NIM. 105018200735 Program Studi Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal …………….. 2010.
Dosen Pembimbing
Drs. Syafril M.Pd NIP. 19460601 196705 1 001
v
ABSTRAK
Siti Eva Shafiah, NIM 105018200735, Judul Skripsi: Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru. Masalah penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan Tangerang?
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan metode ini konsekuensinya bagi penulis adalah harus mampu menganalisis data yang terhimpun sehingga pada kesimpulan logis dan realistis. Metode ini penulis lakukan dengan cara pengumpulan data dengan teknik observasi, dokumentasi, wawancara dan angket.
Hasil peneliti menunujukan bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup dan disiplin kerja guru mendapatkan kategori masih kurang karena dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir di MTs Kamilul Awwabin.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepala sekolah hendaknya terus berusaha menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan dengan terus melakukan pembinaan dan bimbingan secara lebih efektif dan efesien, kepala sekolah dan para guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri dengan harapan semoga pendidikan generasi penerus bangsa akan semakin berkualitas pada masa yang akan datang.
Kata kunci : Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Disiplin Guru
vi
KATA PENGANTAR
ميحرلانمحرلاهللامسب Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga terlimpah kepada Nabi SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-
orang yang mengikuti jejaknya sampai akhir zaman. Alhamdulillahirabbil
’Alamiin, berkat pertolongan Allah SWT dan dengan izin serta kekuasaan-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang merupakan salah satu persyaratan
kelulusan studi Strata 1 (S1), Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
bimbingan, petunjuk dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Rusdy Zakaria M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Drs. Muarif SAM M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Drs. Syafril M.Pd, Pembimbing Skripsi, terima kasih yang tak terhingga
atas saran, kritikan dan masukannya yang telah mengarahkan dan
memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan.
5. Seluruh Dosen dan Staf Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan bantuan
dan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul
Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku kepala Tata Usaha dan dewan guru
beserta staf Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
vii
membantu penulis dalam memperoleh informasi dan data penelitian
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Apa dan Ibu (Muhammad Encep Komarudin dan Nurlaela) tercinta, yang
telah memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi, dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan
kuliah.
8. Kakak dan kakak ipar (Hilman Zaini-Fitri Prihatini, Siti Salamah-Dadang
Hermawan, Rosia Mariana-M.Wildan Syueb, Rahmat Irfani-Isma
Srihana, Harri Solehat-Hilda Rosida, Tri Anwari Sajid, Siti Afianti
Robiah) yang telah memberikan semangat, bantuan dan do’anya.
Keponakan-keponakan yang lucu (Muhammad Tijan Abdurrahman,
Muhammad Hufadz Gibran, Nadini Fatihah Rahmah, Siti Rhaina
Fahrunisa, Yazida Farah Lina, Putra Ridho Fasha, Muhammad Riza
Algifari, Ghaitsa Walida Umri) yang telah memberikan keceriaan.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan Kependidikan Islam Manajemen
Pendidikan A dan B 2005, Special to my best friend (Annisa Dzikri, Desy
Nurbaity, Sakinatunnajah, Ujang Syarif Hidayatullah, Khoirul Shaleh,
Rizki Mubarok, Rahmat Hidayat, Uni Zahra, Hikmah dan Solhah) yang
telah banyak membantu dan memberikan masukan yang berkenaan
dengan penulisan skripsi ini. Kehadiran kalian membuat warna dalam
hidup ini, semangat dan keceriaan kalian tidak akan pernah terlupakan.
10. Kepada teman-teman PPKT di Madrasah Tsanawiyah Soebono
Mantofani-Jombang (Anik, Jamal, Amin, Qory, Wati, Jalal, Fazha) yang
telah menemaniku dalam suka dan duka.
Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat mengembalikan
segalanya kepada Allah SWT untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin
Jakarta, 29 Mei 2010
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
UJI REFERENSI .......................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 5
1. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
2. Perumusan Masalah .............................................................. 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor ........................................... 7
1. Supervisi Pendidikan ............................................................. 7
a. Pengertian Supervisi Pendidikan ....................................... 7
b. Tujuan Supervisi Pendidikan ............................................ 9
c. Fungsi Supervisi Pendidikan ............................................. 10
d. Prinsip Supervisi Pendidikan ............................................ 11
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala sekolah Sebagai
Supervisor ......................................................................... 14
2. Jenis Supervisi Pendidikan ..................................................... 16
ix
a. Supervisi Manajerial .......................................................... 16
b. Supervisi Akademik .......................................................... 17
B. Disiplin Guru .............................................................................. 18
1. Pengertian Disiplin ................................................................ 18
2. Macam-macam Disiplin ........................................................ 19
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ......................................... 20
4. Supervisi dan Peningkatan Disiplin Guru ............................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25
C. Metode Penelitian ..................................................................... 26
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 26
E. Teknik Pengumpulan data ......................................................... 27
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 28
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................. 30
1. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 30
2. Teknik Analisis Data ........................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum .......................................................................... 33
1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin ..... 34
2. Data Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa ................. 34
3. Sarana dan Prasarana ............................................................... 37
B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................... 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55
LAMPIRAN ................................................................................................... 57
x
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel
1 Daftar penelitian
2 Kisi-kisi pedoman wawancara dengan kepala sekolah.
3 Kisi-Kisi instrumen kepala sekolah sebagai supervisor.
4 Kisi-kisi disiplin guru.
5 Nilai skor
6 Data guru dan karyawan madrasah kamilul awwabin.
7 Data siswa madrasah tsanawiyah kamilul awwabin.
8 Sarana dan prasarana.
9 Koordinasi semua usaha dan kegiatan sekolah.
10 Kepemimpinan kepala sekolah.
11 Perluasan pengalaman guru.
12 Peningkatan potensi guru.
13 Pemberian fasilitas.
14 Penilaian pada setiap kegiatan.
15 Analisa dalam kegiatan belajar mengajar.
16 Memberian pengetahuan dan keterampilan kepada guru.
17 Peningkatan kemampuan mengajar.
18 Diskusi kelompok/musyawarah.
19 Kunjungan kelas.
20 Pembicaraan individual.
21 Solusi dalam suatu masalah.
22 Pelatihan metode pembelajaran.
23 Ketepatan waktu ke sekolah.
24 Teguran indisiplin
25 Ijin mengajar.
xi
26 Tanda tangan daftar hadir.
27 Pembuatan satuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
28 Persiapan kelengkapan pembelajaran.
29 Tugas sebagai guru.
30 Tanggung jawab sebagai guru.
31 Pemeriksaan satuan pembelajaran.
32 Nilai rata-rata peran kepala sekolah sebagai supervise meningkatkan
disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran
1 Pedoman Observasi.
2 Pedoman Dokumentasi.
3 Pedoman Wawancara.
4 Angket.
5 Surat Pengajuan Proposal Skripsi.
6 Judul Pengajuan Proposal Skripsi.
7 Surat Bimbingan Skripsi.
8 Surat Pemohonan Izin Penelitian.
9 Surat Izin Observasi.
10 Surat Izin Wawancara.
11 Surat Perubahan Judul Skripsi.
12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.
13 Skor Keseluruhan Hasil Angket
14 Stuktur Organisasi.
15 Daftar Hadir Mengajar.
16 Uraian Tugas Guru.
17 Tata Tertib Guru dan Pegawai.
18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
xiii
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi
masyarakat. Sekolah mempunyai peran yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan
bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada kebudayaan
tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia.
Hal tersebut berkaitan erat kualitas pendidikan yang diberikan masyarakat
kepada peserta didik.
Tujuan pendidikan pada umumnya menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat kemampuannya
secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi
sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Tujuan
pendidikan juga berfungsi untuk membentuk perkembangan, pola pikir dan
tingkah laku anak didalamnya.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab
secara keseluruhan administrasi sekolah, antara lain bidang personalia. Tanpa
personil yang profesional, program pendidikan yang dibangun di atas konsep-
konsep yang bagus dan dirancang dengan teliti pun dapat tidak berhasil.
Tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah sangat beragam. Seorang
kepala sekolah dituntut mampu membawa sekolah kecapaian tujuan pendidikan
secara mikro maupun makro yang telah ditentukan oleh pemerintah maupun
2
sekolah itu sendiri. Di samping itu kepala sekolah harus memiliki rencana ke
depan dan peran kepala sekolah sebagai seorang administrator, manajer,
leader, dan supervisor. Sebagai supervisor kepala sekolah membantu
mengembangkan potensi guru dan staf sekolah dalam bentuk belajar bersama
dalam mewujudkan program yang efektif. Dengan adanya supervisi, kepala
sekolah akan mampu mengontrol setiap kegiatan yang berlangsung di sekolah
baik dari kegiatan belajar mengajar, kedisiplinan kerja guru dan hal lain yang
menopang suksesnya penyelenggaraan pendidikan ditingkatan sekolah
khususnya sekolah yang ia pimpin. “Supervisi merupakan suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”1 Pembinaan ini
berdasarkan atas kerjasama antara pihak sekolah dengan kepala sekolah,
sebagaimana tercantum dalam tujuan supervisi itu sendiri yaitu pengembangan
disiplin guru dalam bekerja di sekolah.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu mengontrol disiplin guru
dalam melihat tugasnya, apabila terdapat kesalahan dalam proses belajar
mengajar, maka kepala sekolah segera memperbaikinya agar pembelajaran
dapat mencapai sasaran yang sudah ditentukan yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dengan demikian, seorang pendidik akan dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa baik aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Ketiga aspek itu merupakan sasaran evaluasi pendidikan
terhadap siswa dalam satu program (semester). Seorang pendidik mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa dalam proses belajar
mengajar. Dalam hal ini, seorang kepala sekolah sebagai seorang supervisor
diharapkan untuk mengontrol jalannya proses pembelajaran, agar tercipta
suasana kondusif sekaligus dapat mengkoordinasikan dan bekerjasama dengan
guru-guru dalam mendidik siswa di sekolah, sehingga akan muncul
kedisiplinan yang cukup tinggi pada setiap guru di sekolah tersebut. Seorang
kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya harus memiliki empat kompetensi
1 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. XIII, hlm. 76.
3
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi
dan kompetensi sosial. Adapun kompetensi supervisi yaitu:
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang
tepat: a. Mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru. b. Mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknik-
teknik supervisi yang tepat. c. Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara
lain pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas dan sebagainya.2
Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin merupakan sekolah menengah
pertama yang berada di bawah naungan Yayasan Kamilul Awwabin. Telah kita
ketahui bersama bahwa madrasah berbeda dengan sekolah umum, ini bisa
dilihat dari mata pelajaran yang ada di madrasah dan sekolah-sekolah umum.
Madrasah lebih menekankan pada aspek keagamaan sedangkan sekolah-
sekolah umum lebih banyak mata pelajaran yang bermuatan eksak dan sosial.
Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin dipimpin oleh H. M. Komarudin,
M.Pd, beliau adalah salah satu putra daerah yang concern terhadap dunia
pendidikan. Madrasah yang dipimpinnya berdiri kurang lebih 20 tahun yang
telah banyak menjadikan putra-putri bangsa yang berakhlakul karimah
sehingga ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis pernah menjadi pegawai piket selama satu bulan di Madrasah
Tsanawiyah Kamilul Awwabin. Berdasarkan hasil observasi, setiap tahun
pelajaran baru, Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin menerima kurang
lebih 300 siswa/i baru. Ini menunjukkan bahwa madrasah ini menjadi pilihan
orang tua untuk menyekolahkan anaknya di madrasah ini. Dengan banyaknya
minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, maka pihak sekolah atau
madrasah dituntut untuk lebih meningkatkan kualitasnya baik dari faktor
pembelajaran (kurikulum) yang nantinya akan bermuara pada kompetensi anak
didik dan faktor servis atau pelayanan yang diberikan kepada anak
2Akhmad Sudrajat, Kompetensi Kepala Sekolah, dari
http://akhmadsudrajat.wordptess.com/2008/01/29, 29 Januari 2008.
4
didik/masyarakat agar merasa nyaman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang kondusif tidak terlepas
dari faktor kerjasama semua pihak yang ada di sekolah tersebut. Guru selain
sebagai pengajar dan pendidik pun mempunyai tanggung jawab lain yaitu
membantu kepala sekolah agar proses pembelajaran di sekolah lebih baik lagi
dalam semua aspek.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepala sekolah MTs Kamilul
Awwabin sudah melakukan supervisi terhadap guru tetapi kontribusinya belum
terlalu berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini disebabkan olehantara lain:
(1) supervisi dianggap kegiatan formalitas yang harus dilakukan kepala
sekolah, (2) kegiatan supervisi untuk memenuhi syarat administrasi, (3)
banyaknya tugas yang dikerjakan kepala sekolah, (4) anggapan bahwa guru
yang masa tugasnya lama dianggap baik dalam mengajarnya, dan (5) kegiatan
supervisi dianggap hanya mencari kesalahan seorang guru.
Sebagai pengajar guru berfungsi merencanakan program pengajaran,
melaksanakan program pengajaran, dan mengevaluasi program pengajaran
yang telah dilaksanakan. Sebagai pendidik guru bertugas mendidik agar siswa
menjadi manusia dewasa yang berakhlak mulia, sedangkan sebagai pemimpin
guru dituntut mampu menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri, siswa,
maupun masyarakat. Begitu pentingnya peran guru, maka seorang guru harus
profesional dan menunjukkan kinerja yang baik untuk meningkatkan mutu
pelayanan pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
kecenderungan kinerja guru di MTs Kamilul Awwabin saat ini belum optimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah: kurangnya motivasi dari
pimpinan, sarana prasara guru yang masih kurang, dan kondisi lingkungan
kerja guru yang kurang kondusif, dan minimnya kesejahteraan. Dengan
demikian kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah dituntut
mampu mengendalikan dan meningkatkan kinerja guru dengan melaksanakan
pengelolaan manajemen secara profesional.
5
Proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin
berjalan dengan baik, namun terdapat pula hal-hal yang harus dievaluasi seperti
kedisiplinan guru dalam mengajar. Sebagaimana hasil observasi (pra
penelitian) yang penulis lakukan dengan kepala madrasah dan sebagian guru,
terdapat persepsi yang menyatakan bahwa guru kurang disiplin dalam
menjalankan tugasnya seperti kurang disiplin dalam mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan kurang disiplin waktu dalam mengajar tatkala
kepala sekolah tidak berada di sekolah atau tidak mengontrol kerja guru,
khususnya dalam hal terselenggaranya proses belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti kebenaran
persepsi tersebut dengan mengambil judul penelitian tentang “Peran Kepala
Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di
Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. Kurangnya disiplin guru dalam pembuatan Rencana Program Pembelajaran.
2. Kurangnya disiplin guru pada ketepatan waktu dalam mengajar.
3. Rendahnya peran kepala sekolah sebagai supervisor.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penulisan skripsi dalam penelitian ini, maka penulis
membatasi masalah pada:
a. Peran kepala sekolah, yang dimaksud dengan peran kepala sekolah dalam
penelitian ini adalah memberi pelayanan kepada guru agar dapat
membantu menggunakan seluruh kemampuannya dalam pelaksanaan
tugas, memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru, membantu guru
dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar.
6
b. Disiplin guru dibatasi pada disiplin guru dalam menjalankan tugasnya
yaitu disiplin mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
disiplin ketepaatan waktu dalam mengajar.
2. Perumusan Masalah
Berdasakan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peran kepala sekolah sebagai
supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di Madrasah Tsanawiyah
Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang.”
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi:
1. Bagi penulis : untuk menambah wawasan dan literatur mengenai kajian
peran kepala sekolah dan disiplin guru.
2. Bagi sekolah : dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk
meningkatkan disiplin guru
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
1. Supervisi Pendidikan
a. Pengertian Supervisi Pendidikan
Kata supervisi diadopsi dari bahasa Inggris ”Supervisi” yang berarti ”pengawasan/kepengawasan”. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Supervisi asal kata dari ”Super” yaitu atas, lebih dan ”Visi” yaitu lihat/penglihatan, pandangan. Sebagai supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi dan sebagainya.3
Supervisi merupakan bimbingan, pelayanan dan bantuan khususnya kepada
guru agar guru tersebut dapat meningkatkan keahliannya dan menghasilkan
murid yang berkualitas. Di bawah ini terdapat pengertian supervisi dari
berbagai ahli, yaitu:
a. Kimball Wiles, supervisi merupakan bantuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik dan merupakan kegiatan untuk
membantu dan melayani guru agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
lebih baik.
b. Gregorio, supervisi adalah proses peningkatan pengajaran, dengan jalan
bekerjasama dengan orang-orang yang bekerjasama dengan murid.
c. Thomas H Bringgs, supervisi berusaha meningkatkan hasil belajar murid
melalui gurunya.
d. H. Lucio dan McNall, supervisi merupakan bagian/aspek dari
administrasi, khususnya yang mengenai usaha peningkatan guru sampai
kepada taraf penampilan tertentu.
3Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Cet.I, hlm. 193-194.
8
e. G Eya dan A. Netzer, supervisi adalah tahapan/fase dalam administrasi
sekolah, terutama mengenai keberhasilan dalam usaha mencapai harapan/
tujuan tertentu dalam pengajaran.4
Menurut Piet A Sahertian, mengemukakan bahwa ”supervisi sekarang ini
pada umumnya kelihatan sebagai kepemimpinan yang mendorong dan
melibatkan semua staff sekolah dalam bentuk belajar bersama mewujudkan
program-program sekolah yang lebih efektif.”5 Menurut Ngalim Purwanto,
”supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang dituju
kepada perkembangan kapemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.”6 Menurut Hadari Nawawi
”Supervisi Pendidikan adalah pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk
membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau
personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan
efektifitas proses mengajar-belajar di sekolah.”7
Dari pengertian supervisi dari berbagai ahli merupakan bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar, proses pengajaran dan usaha
mencapai tujuan tertentu dalam melibatkan semua staf sekolah dalam bentuk
belajar bersama mewujudkan program sekolah yang lebih efektif. Supervisi
juga merupakan suatu usaha layanan dan bantuan berupa bimbingan dari
atasan kepada seluruh komponen sekolah, yaitu: guru, tata usaha dan siswa
yang langsung mempengaruhi ataupun tidak langsung terhadap kegiatan proses
belajar mengajar untuk mengembangkan kemampuan dan memperbaiki serta
meningkatkan PBM di sekolah. Adapun yang melaksanakan supervisi ini
disebut supervisor.
4M. Moh. Rifai, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1986), hlm. 125-126. 5Piet A Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hlm. 56. 6M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., hlm. 76. 7Hadari Nawawi, Adsministrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1989), Cet.VII, hlm.
104.
9
b. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Menurut Piet A.
Sahertian tujuan ”supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa.”8
”Menurut Wijono tujuan umum adalah untuk membentuk kepemimpinan
dalam menjamin kelangsungan dan ketetapan penyesuaian kembali dalam
program pendidikan yang berlangsung dari masa ke masa, dari tingkat ke
tingkat dalam suatu sistem dan dari pengalaman belajar yang satu ke tingkat
pengalaman belajar lain.”9
Menurut Yusak Burhanuddin, tujuan supervisi ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dilihat dari tujuan supervisi menurut Yusak burhanudin dapat dirinci menjadi:
1) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi belajar mengajar. 2) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan. 3) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil dan optimal.
4) Menilai keberhaslan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya. 5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,
kekurangan dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.10
Menurut Burhanuddin dalam bukunya Analisis Administrasi Manajemen
dan Kepenmimpinan Pendidikan, tujuan supervisi adalah: 1) Supervisi, dengan segala ikhtiarnya, berusaha mencari dan
mengembangkan metode-metode belajar menagajar. 2) Supervisi, diarahkan pada penciptaan iklim psikis lingkungan belajar
mengajar yang menyenangkan. 3) Supervisi mengkoordianasikan semua usaha pendidikan dan bahan-bahan
yang disediakan secara terus menerus.
8Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia), (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 19. 9Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan, 1989), hlm. 223. 10Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 100.
10
4) Supervisi akan mengarahkan kerja sama seluruh staf didalam memenuhi kebutuhan mereka maupun situasi yang dihadapi, memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bertumbuh dengan jalan melakukan perbaikan-perbaikan dan tindakan pencegahan terhadap kesulitan-kesulitan pengajaran yang muncul, serta memikul tanggung jawab yang baru.
5) Supervisi akan membantu, mengbangkitkan, memimpin dan mengembangkan daya kreatifitas yang ada.11
Berdasarkan uraian tersebut bahwa supervisi bertujuan menghasilkan
perubahan-perubahan tingkah laku para petugas sekolah, khususnya guru-guru
agar mereka mampu menjalankan tugasnya di sekolah sebagai tenaga
kependidikan yang profesional. Tujuan supervisi pendidikan merupakan
perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar, ini berarti bahwa tujuan
supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapai juga
membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di dalamnya
pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait dan supervisi bertujuan
membantu seluruh staf sekolah agar mereka mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
c. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian, fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane maupun Ayer (dalam Enecylopedia of Educational Research: Chester Harris, 1958: 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan. 12
Menurut Swearingen, ada delapan fungsi supervisi pendidikan, yaitu: 1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah. 2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. 3) Memperluas pengalaman guru. 4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif. 5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
11Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1994), Cet.I, hlm. 295. 12Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia)..., hlm. 21
11
6) Menganalisa situasi belajar dan mengajar. 7) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota/staff. 8) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru.13
Fungsi supervisi pendidikan sangat berperan sekali dalam memberikan
perbaikan secara positif dalam meningkatkan mutu pengajaran. Jika dipahami
dengan baik oleh supervisor maka diharapkan kegiatan supervisi yang
dilakukan sesuai dengan fungsi tersebut. Fungsi supervisi yang dilakukan
bukan untuk mencari kesalahan guru tapi membantu guru untuk membantu
meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A Sahertian, kepala sekolah harus melakukan prinsip-prinsip
supervisi. Adapun prinsip-prinsip yang harus dilakukan adalah:
1) Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti
angket, observasi, percakapan pribadi dan lain-lain.
c) Setiap kegiatan supervisi secara sistematis, berencana dan kontinu. 14
2) Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman
untuk mengembangkan tugasnya, tidak adanya tekanan bagi guru.
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa
kesejawatan.
13Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di
Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet.I, hlm. 72 14Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia)..., hlm. 20.
12
3) Prinsip kerja sama
Prinsip kerja sama ini guru dapat mengembangkan segala sesuatu dengan cara usaha bersama atau menurut istilah supervisi memberikan pendorongan, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh bersama.
4) Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya dan menjadi guru profesional jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bukan melalui cara-cara menakutkan.
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah selaku supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan atau memiliki pedoman bagi pelaksanaan tugasnya, maka dari itu kepala sekolah harus memiliki prinsip yaitu: 1) Prinsip Fundamental/Dasar
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasarkan sesuatu yang kokoh kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa Indonesia, pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, pancasila adalah prinsip fundamentalnya. Setiap supervisor pendidikan indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen. 15 Dengan prinsip fundamental tersebut kepala sekolah memiliki pedoman untuk menjadi panutan dan konsekuen.
2) Prinsip Praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor, maka dalam pelaksanaan sehari-sehari yang kepala sekolah lakukan berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
a) Prinsip positif merupakan pedomanan yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya. 1. Supervisi harus konstruktif dan kratif. 2. Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubunganprofesional, bukan
berdasarkan hubungan pribadi. 3. Supervisi hendaklah progresif, tekun, sabar, tabah dan tawakal. 4. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi untuk mencapai
tujuan. 5. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta
hubungan baik yang dinamik. 6. Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada menuju
sesuatu yang dicita-citakan. 7. Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.
15Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)…, hlm. 196-
198.
13
b) Prinsip negatif merupakan pedomanan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor dalam pelaksanaan supervisi. 1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada
orang-orang yang disupervisi. 2. Supervisi tidak boleh melakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, perkoan dan sebagainya. 3. Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih apa pun.
4. Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun.
5. Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter. 6. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan
bawahanya/ cita-cita muluk yang hampa. 7. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.16 Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan
pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang
menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa
diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi
harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan
objektivitas dalam pembinaaan dan pelaksanaan tugasnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain
melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan
simulasi pembelajaran.
1) Diskusi kelompok, Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga
16Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)…, hlm. 196-
198.
14
administrasi, untuk memecahkan berbagai masalah di sekolah, dalam
mencapai suatu keputusan. Banyak masalah yang dipecahkan dalam
diskusi kelompok, seperti peningkatan kemampuan tenaga kependidikan,
dan masalah hasil temuan kepala sekolah pada kegiatan observasi di
dalam atau di luar kelas.
2) Kunjungan kelas, Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah
sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara
langsung. Kunjungan kelas merupakan teknis yang sangat bermanfaat
untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan profesionalisme guru dalam melakukan tugas pokoknya
mengajar, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran,
serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran, serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta
didik dalam menagkap materi yang diajarkan.
3) Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling
yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memberikan konseling
kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun
masalah yang menyangkut profesionalisme guru.
4) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk
demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga
guru dapat menganalisa penampilan yang diamatinya sebagai
instrospeksi diri, walaupun sebenarnya tidak ada cara mengajar yang
paling baik. 17
Pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan harus disupervisi secara
periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak maka
kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk
membantu melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai
17E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), Cet.IX, hlm. 113-114.
15
supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kesadaran tenaga
kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan
kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah perlu banyak kemampuan dan
pengalaman diantaranya sebagai pemimpin pendidikan ia harus menguasai
teori pendidikan, perkembangan dan proses-proses kepala sekolah berperan
pula untuk mengembangkan kemampuan staf sekolah. Ia senantiasa harus
bekerjasama dengan staf dalam memecahkan masalah maupun pembuatan
keputusan melalui hubungan tatap muka individual dan kelompok.
Menurut buku Pedoman Penyelenggara Administrasi Pendidikan di Sekolah, tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah:
1) Merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah.
2) Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.
3) Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dan giat. 4) Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru, murid, pegawai, kelas
sehingga tercapainya suasana kekeluargaan. 5) Melaksanakan hubungan, baik ke dalam maupun ke luar. 6) Menjaga adanya koordinasi antar seksi organisasi sekolah dan
sebagainya.18
Dari uraian di atas bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah,
maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pegendalian juga
merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
18Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di
Sekolah..., hlm. 73.
16
2. Jenis Supervisi Pendidikan
a. Supervisi Manajerial
Supervisi manajerial adalah berfokus pada pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain meliputi:
a. Manajemen kurikulum dan pembelajaran, b. Kesiswaan, c. Sarana dan prasarana, d. Ketenagaan, e. Keuangan, f. Hubungan sekolah dengan masyarakat, dan g. Layanan khusus.19 Supervisi manajerial berfokus pada suatu pengamatan yaitu aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung
terlaksananya pembelajaran dan agar lebih efektif.
Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus
juga dituntut melakukan pematauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan komponen, yaitu:
1) Standar isi 2) Standar kompetensi lulusan 3) Standar proses 4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5) Standar sarana dan prasarana 6) Standar pengelolaan 7) Standar pembiayaan 8) Standar penilaian.20
Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah
tersebut dapat terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional
pendidikan. Dalam konteks kehidupan internasional kegiatan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan nasional agar dapat
menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam persaingan internasional.
19 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, 2008, hlm. 8.
20 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.8.
17
b. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah “serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran.”21
Dengan demikian, pengertian supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya.
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok dalam pengertian supervisi akademik, yaitu:
1) Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.
2) Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut.
3) Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.22
Dari tiga konsep tersebut supervisi akademik harus mampu
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien.
21 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.9.
22 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.10.
18
B. Disiplin Guru
1. Pengertian Disiplin
Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru.
Tanpa adanya kedisiplinan yang besar di dalam setiap diri guru maka alam
kelabu akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran.
Menurut Subari pengertian disiplin mempunyai batasan-batasan, yaitu: a. Kreasi dan kesiapan kondisi pokok untuk bekerja. b. Kontrol diri sendiri... c. Melatih dan belajar tingkah laku yang dapat diterima. d. Sejumlah pengontrolan guru terhadap murid. e. Penurunan yang dipaksa. f. Pengontrolan dan pengarahan energi yang menghasilkan tingkah laku yang
produktif. 23
Batasan-batasan tersebut terlihat bahwa ada disiplin yang menekankan pada
tujuan, ada yang meninjaunya dari sudut katanya. Dari tujuan kedua dari
dirumuskan pengertian disiplin adalah melakukan suatu peraturan dengan
kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.
Menurut D. Sumarmo, ”disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.”24
Dalam buku Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, ”disiplin merupakan faktor yang esensial dalam menegembangkan potensi individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil dalam proses kelompok.”25Menurut Sondang P. Siagian, ”disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.”26Menurut T. Hani Handoko, ”disiplin merupakan kegiatan manajemen yang menjalankan standar-standar organisasional.”27
Pada tingkat individu, disiplin mempunyai tiga aspek, yaitu: pertama, pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma, yang menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada aturan, aturan, kriteria atau standar
23Subari, Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar), (Jakarta:
Bumi Aksara, 1994), hlm. 163-164 24D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998,
(PT. Sekala Jalmakarya, 1997), hlm. 20. 25Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), Cet.I, hlm. 126. 26Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara ,2008),
Cet.XV, hlm. 305. 27T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta:
BPFE, 2001), Cet.XV, hlm. 208.
19
yang merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan. Kedua, sikap mental yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. Ketiga, perilaku yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.28
Berdasarkan pengertian disiplin yang sudah dijelaskan maka dapat
disimpulkan, disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang
diupayakan oleh guru dalam melakukan tugasnya di sekolah yaitu mentaati
peraturan yang ada dengan senang hati, tanpa ada pelanggaran yang merugikan
baik secara langsung terhadap diri guru sendiri maupun sesama teman dan juga
terhadap sekolah.
2. Macam-macam Disiplin
Dalam buku Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, disiplin dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian terdidik.
b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya.
c. Displin liberal, adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.29
Menurut T. Hani Handoko dan Sondang P Siagian, disiplin memiliki dua
macam, yaitu: a. Disiplin preventif, adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong
para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin korektif, adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.30
Disiplin memiliki beberapa macam disiplin diantaranya disiplin yang
bersifat menekan dan mengawasi dan ada pula yang menciptakan situasi yang
memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya.
28D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah
1998…, hlm. 21. 29Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah…, hlm. 127. 30T. Hani Handoko, Manajemen Persoanlia dan Sumberdaya Manusia…, hlm. 208-209.
20
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat
berkaitan dengan profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau
dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu
menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak
secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan
menunjang keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani.
Menurut Moch.Uzer Usman terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
a. Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan IPTEK, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sehingga orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
c. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.31
”Guru dalam tugasnya mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah
berupa membimbing memberikan petunjuk, teladan, bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, kebenaran, kejujuran, sikap-sikap dan sifat-sifat yang baik dan terpuji dan sebagainya.” 32
Karena itulah guru harus bisa memahami isi jiwa, sifat mental, minat dan
kebutuhan setiap muridnya agar dia bisa memberikan bimbingan dan pelajaran
sebaik-baiknya serta sesuai terhadap sifat-sifat individual setiap anak.
Guru pada umumnya merupakan perintis pembangunan disegala bidang
kehidupan dalam masyarakat. Tugas dan tanggung jawab yang besar dan mulia
itu, perlulah guru berusaha memiliki sifat-sifat yang baik dan menyadari
disiplin kerja guru.
31Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), Cet.XXIII, hlm. 7. 32Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/ Kurikulum IKP Surabaya, Pengantar
Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.V, hlm.13.
21
Pengendalian proses pembelajaran peserta didik merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Ada beberpa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat menumbuhkan minat, yaitu sebagai berikut:
a. Mampu menjabarkan bahan pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian
b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
c. Menguasai berbagai cara mengajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik
d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya e. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesai
dengan kebutuhan f. Terampil menggunakan model dan metode pembelajaran g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik h. Memahami sikap dan karakteristik peserta didik i. Terampil menggunakan sumber-sumber belajar j. Terampil mengelola kelas.33
Kemampuan ini sangat menunjang sekali dalam meningkatkan kualitas
sekolah dan peserta didik agar lebih terampil dan memiliki sikap yang positif.
4. Supervisi dan Peningkatan Disiplin Kerja Guru
Dari penejelasan sebelumnya supervisi pendidikan didefinisikan sebagai
proses pemberian layanan bantuan kepada guru untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses
pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan adanya pelaksanaan supervisi
oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap
professional guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting
dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu
berpengaruh pada prilaku dan aktivitas keseharian guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi antara lain: 34
a. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.
33Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 28
34 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, hlm. 118.
22
Lingkungan dimana sekolah berada, apakah sekolah itu di kota besar, di kota
kecil, atau pelosok.
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak
jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau
sebaliknya.
c. Tingkatan dan jenis sekolah.
Setiap jenjang sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP,
SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat
supervisi tertentu.
d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
Hal ini dilihat dari guru-guru bagaimana kehidupan sosial ekonomi, hasrat
kemampuannya, dan sebagainya.
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang
terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika
kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang
diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya
kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala
kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya
untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepala sekolah sebagai
supervisor sangat perlu memperhatinkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan supervisi, hal ini untuk mengetahui bagamana pelaksanaan supervisi
yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik.
23
Selanjutnya dalam peningkatan disiplin kerja guru dapat juga dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah supervisi, hal ini diterapkan dalam rangka membina
disiplin kerja guru antara lain:35
a. Merumuskan standar, standar tingkah laku disiplin haruslah dirumuskan
oleh kepala sekolah sebagai Pembina, demikian juga standar disiplin
kerja. Dalam merumuskan standar tersebut, sangat baik manakala guru
diikutsertakan, sehingga guru akan merasa memiliki terhadap ketentuan-
ketentuan yang dikenakan kepada dirinya.
b. Mengadakan pengukuran, langkah selanjutanya pengawasan terhadap
didiplin kerja guru adalah mengadakan pengukuran. Yang dimaksud
pengukuran yaitu melihat secara nyata perilaku disiplin guru, dalam
pelaksanaanya bias menggunakan alat ukur yang lazim dipakai berupa tes
dan non tes.
c. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar, hasil pengukuran
disiplin kerja guru kemudian dibandingkan dengan standar. Jika
berdasarkan pengukuran guru mempunyai perilaku disiplin yang sama
atau lebih tinggi dari yang distandarkan, maka dapat dilakukan daur
ulang dengan menetapkan standar baru yang lebih tinggi. Sebaliknya,
kurang dari standar dilakukan perbaikan.
d. Mengadakan perbaikan, perbaikan terhadap disiplin guru terutama
dilakukan jika dalam perbandingan antara hasil pengukuran dengan
standar yang telah ditetapkan ditemukan minus. Kepala sekolah haruslah
mengadakan perbaikan meningkatkan disiplin berdasarkan kekurangan-
kekurangan yang ada.
Adapun berbagai cara perbaikan dalam meningkatkan disiplin kerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat guru punya rasa aman dan hidup layak b. Menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan c. Membuat guru merasa diikutsertakan d. Memperlakukan guru secara wajar e. Membuat guru merasa mampu
35 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), hlm. 191.
24
f. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas sumbangan yang ia berikan g. Membuat guru merasa diikutsertakan dalam membuat kebijakan sekolah h. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mempertahankan self
respect.36
36 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia..., hlm. 195.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor di Madrasah Tsanawiyah Kamilul
Awwabin Sepatan-Tangerang.
2. Disiplin guru di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-
Tangerang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang yang
beralamat Jln. Raya Mauk Km. 11 Komplek Masjid Awwabin Sepatan-
Tangerang 15520. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober
2009 – April 2010.
Tabel 1
Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 Studi kepustakaan
2 Observasi
(pra penelitian)
3 Penyusunan
proposal
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April
4 Bimbingan bab 1,
2 dan 3
26
5 Penyusunan
instrument
penelitian
6 Penelitian
lapangan
(pengamatan)
7 Penyebaran
angket
8 Wawancara
9 Pengumpulan
data
10 Pengolahan data
11 Penyelesaian
C. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Dengan metode ini konsekuensinya bagi
penulis adalah harus mampu menganalisis data yang terhimpun sehingga pada
kesimpulan logis dan realistis.
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di MTs
Kamilul Awwabin dan menggunakan sampel jenuh artinya mengambil
penelitian pada seluruh guru MTs Kamilul Awwabin yang berjumlah 33 guru
dan adapun untuk kepala sekolah dilakukan penelitian dengan cara wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan
secara teliti dan mencatat secara sistematis. Dalam hal ini penulis pernah
menjadi guru piket selama satu bulan dan mengadakan pengamatan
27
dengan seksama terhadap pelaksanaan dan juga mengamati lingkungan
sekolah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan bukti atau keterangan seperti
gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Rencana
Pelaksanaan Program, rekapitulasi data kehadiran guru dan tata tertib guru.
3. Wawancara
Wawancara disebut juga dengan interview adalah sebuah dialog tanya
jawab yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau
data dari terwawancara. Dalam hal ini penulis pengadakan wawancara
dengan kepala sekolah yaitu berupa tentang supervisor meliputi (kegiatan
kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru), dan
disiplin guru meliputi (disiplin waktu dan disiplin pembuatan RPP),
hambatan dalam meningkatkan disiplin guru, solusi dalam menghadapi
hambatan disiplin guru.
Tabel 2
Kisi-kisi pedoman wawancara dengan kepala sekolah
No Indikator No.
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
1. a. Keadaan disiplin guru (disiplin
ketepatan waktu).
b. Disiplin pembuatan RPP
c. Kegiatan kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin guru.
d. Hambatan dalam meningkatkan
disiplin guru.
e. Solusi dalam menghadapi hambatan
disiplin guru.
1, 2
3
4
5
6
6
Jumlah Pertanyaan 6
28
Aspek tentang disiplin guru selain melalui daftar hadir dan pengamatan,
juga melalui angket tertutup yaitu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disediakan. Responden hanya memilih salah satu alternatif
jawaban. Angket ini disebarkan kepada seluruh guru di MTs Kamilul
Awwabin Sepatan-Tangerang.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah angket likert dan
dalam angket ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan
peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen penelitian di
bawah ini:
Tabel 3
Kisi-kisi angket
variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor
Dimensi Indikator No.
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
Peran Kepala
Sekolah
1.Manajerial
a. Mengkoordinasi semua
usaha sekolah.
b. Melengkapi kepemimpinan
sekolah.
c. Memperluas pengalaman
guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha
yang kreatif.
e. Memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada
setiap anggota staf.
1
2
3
4
5
5
29
2.Supervisor a. Memberikan fasilitas
dan penilaian terus
menerus.
b. Menganalisa situasi
belajar dan mengajar.
c. Membantu
meningkatkan
kemampuan mengajar
guru.
d. Diskusi kelompok.
e. Kunjungan kelas.
f. Pembicaraan individual.
g. Simulasi pembicaraan.
6, 7
8
9
10
11
12, 13
14
9
Jumlah Pertanyaan 14
Tabel 4
Kisi-kisi angket
variabel disiplin guru
Dimensi Indikator No.
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
1. Disiplin waktu. a. Kehadiran ke sekolah.
b. Teguran indisiplin waktu.
c. Izin bagi yang tidak hadir
dalam mengajar.
d. Menandatangani daftar
hadir.
15
16
17
18
4
2. Disiplin
pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
a. Membuat RPP pada setiap
mata pelajaran.
b. Mempersiapan kelengkapan
pembelajaran
19
20
5
30
Pembelajaran
(RPP).
c. Tugas sebagai guru.
d. Tanggung jawab sebagai
guru.
e. Melakukan pemeriksaan
pada pembuatan RPP.
21
22
23
Jumlah Pertanyaan 9
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah di serahkan oleh
para pengumpul data. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan
dikembalikan kepada penulis, kemudian penulis segera memeriksa satu-persatu
angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.
Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan
yang ada didaftar pertanyaan yang sudah diperiksa.
b. Tabulating
Yaitu membuat tabel-tabel atau kartu-kartu tabulasi untuk memasukan
jawaban-jawaban responden yang kemudian, dicari prosentasenya untuk
kemudian dianalisa.
c. Skoring
Data hasil penyebaran angket, sebelum dianalisis terlebih dahulu
dikuantifikasikan dengan skala likert.
Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Variabel penelitian yang diukur dengan skala likert ini dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument ini, memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negatif).1
1 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 72
31
Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat
dalam angka butir jawaban yang terdapat dalam angket mempunyai empat
alternatif jawaban positif, yaitu:
Jawaban (sangat sering) dengan skor = 5
Jawaban (sering) dengan skor = 4
Jawaban (cukup sering) dengan skor = 3
Jawaban (kadang-kadang) dengan skor = 2
Jawaban (tidak pernah) dengan skor = 1
Adapun alternatif jawaban negatif adalah:
Jawaban (sangat sering) dengan skor = 1
Jawaban (sering) dengan skor = 2
Jawaban (cukup sering) dengan skor = 3
Jawaban (kadang-kadang) dengan skor = 4
Jawaban (tidak pernah) dengan skor = 5
2. Teknik Analisis Data
Untuk mengelola data dari hasil penelitian, maka penulis menggunakan
teknik analisis data. Berdasarkan jenis data yang terkumpul, maka teknik yang
digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan teknik distribusi
frekuensi relatif.
Tabel distribusi frekuensi relatif, dinamakan juga tabel persentase sebab frekuensi yang disajikan bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Teknik deskripsi persentase data menggunakan dengan rumus:
p = f x 100% N Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) p = Angka persentase 2
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2005), Cet. XV, hlm. 43.
32
Sedangkan untuk menyimpulkan peran kepala sekolah sebagai supervisor
dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-
Tangerang penulis menggunakan statistik deskriptif yakni melalui mean (rata-
rata) yang didapatkan melalui rumus persentase sebagai berikut:
M = NS x 100% NH
Keterangan:
M = Mean
NS = Nilai Skor
NH = Nilai Harapan
Sedangkan untuk menentukan kategori atas skor yang telah diperoleh
mengenai peran kepala sekolah dalam disiplin guru dalam meningkatkan
disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 5
Nilai skor
No Interval Skor Kategori
1 81-100% Sangat Baik
2 61-80% Baik
3 41-60% Cukup
4 21-40% Kurang
5 0-20% Sangat Kurang
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin
1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin
Pondok Pesantren Awwabin di bawah naungan Yayasan Kamilul Awwabin
adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang berorientasi pada doktrin
Ahlussunah Waljama’ah dengan berpedoman kepada Kitabullah dan Sunnah
Rasul yang memandang sangat perlu akan pendidikan .
Sejak didirikan tahun 1976 ( Pontren tahun 1976, Madrasah Diniyah tahun
1986, Madrasah Tsanawiyah 1976) oleh KH. Sanusi (Alm) Bin KH. Jasin
(Alm) dan sekarang dipimpin oleh putera Bapak KH. M. Komarudin, M.Pd.
Bin KH Sanusi (Alm) telah banyak menghasilkan insan-insan yang berkualitas
dan mampu meneruskan perjuangan dalam rangka memerangi kebodohan serta
menjadikan manusia yang kamil, Mu’min yang ka’afah berbudaya sehingga
berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Dengan fasilitas yang diberikan oleh Yayasan Kamilul Awwabin, seperti
Pondok Pesantren baik putra maupun putri, madrasah yang dimulai dari
madrasah diniyah, madrasah tsanawiyah dan dengan sistem pendidikan salafi
dan Nasional, dipandang mampu memberikan kontribusi yang sangat baik
dalam upaya mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kebodohan
bagi masyarakat luas.
a. Visi
Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin merupakan lembaga
pendidikan murah yang unggul dalam mutu lulusan, sukses dalam
pembinaan, kreatif dalam pemberdayaan, serta responsif terhadap
pembaharuan, agar tercipta manusia Indonesia yang berilmu,
berketerampilan dan berahlak mulia.
b. Misi
1) Membantu masyarakat tidak mampu dalam memperoleh pendidikan
yang berkualitas.
34
2) Membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
melalui unit–unit sekolah yang bermutu.
2. Data Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa
Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin KH. M. Komarudin
menyelesaikan pendidikan terakhir Strata 2 di Muhammadiyah Prof Dr.
Hamka pada Fakultas pendidikan, konsentrasi evaluasi pendidikan. Beliau
menjabat sebagai kepala sekolah mulai dari berdirinya MTs Kamilul Awwabin
tahun 1987 sampai sekarang. Guru di MTs Kamilul Awwabin berjumlah 33
orang dan 5 karyawan, jenis kelamin laki-laki berjumlah 23 dan perempuan
16. Latar belakang pendidikan tertinggi yang dimiliki oleh guru S1 berjumlah
21 guru, sedangkan D3 berjumlah 1 guru dan 1 karyawan, D2 berjumlah 10
guru dan 1 karyawan, SLTA berjumlah 2 guru, sedangkan MTs berjumlah 1
karyawan dan SD berjumlah 1 karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 6
Data guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin
pada tahun ajaran 2009-2010
Alamat dan Pendidikan Terakhir Jabatan/mengajar TMT PN/GB/
No Nama L/P TTL Nomor Telepon Jenjang Mata Pelajaran HN/SW
1 H.M.Komarudin,M.Pd L Tangerang, 13-11-1949
Sepatan / 59370021 S 2 KAMAD 1987 PN
2 A.Patoni L Tangerang, 27-07-1959
Sepatan / 085214872042 SLTA Aqidah.A/Qurdits 1986 HN
3 Abidin, S.Pd.i L Tangerang, 12-04-1968
Cadas / 085235029258 S1 SKI 1988 HN
4 Saepul Badri,S.Ag L Tangerang, 21-11-1971 Buaran jati S 1 B.Indo 1996 HN
5 Muhayar,S.Ag L Tangerang, 10-11-1972
Sepatan / 02170052986 S 1 B.Inggris 1998 HN
6 Samsul Bahri,S.Ag L Tangerang, 07-01-1965
Pisangan / 085219894748 S 1 IPS Terpadu 1997 HN
7 Masturoh,S.Ag P Cikampek, 15-081968
Mekarjaya / 081314844052 S 1 BTQ/Piq 1997 HN
8 Basuni, S.Pd.i L Tangerang, 02-01-1969
Bolang / 085213431860 D 2 Fiqih 1997 HN
9 Siti Romlah,S.Ag P Tangerang, 22-10-1976
Sepatan / 085214056835 S 1 B.Indonesia/qurdits 2000 PN
10 Susi Elvawati,Ama P Palembang, 18-09-1977
Sukadiri / 085885903798 D 2 Fisika/kimia 1999 HN
35
11 H.A.Nahrawi,S.Pd.i L Tangerang, 07-10-1979
Pisangan / 08176007179 S 1 Fiqih 2003 HN
12 Anharudin,S.Ag L Bugel, 06-05-1966 Bugel S 1 B.Arab 1993 PNS
DIKNAS
13 Raftati, S.Ag P Balun, 11-03-1970
Beji / 085219068831 S 1 SKI/biologi 2000 HN
14 Saprudi,S.Pd L Tangerang, 16-02-1977 Sarakan S 1 B.Inggris 2004 HN
15 Taslimah, S.Pd.i P Tangerang, 21-06-1983
Sepatan / 02193570587 S 1 P.Ibadah/KTK 1998 HN
16 Jaojah,Ama P Tangerang, 14-04-1977 Jatiwaringin D 2 PPKN 1998 HN
17 Siti Halimah,S,Ag P Tangerang, 05-06-1977
Sasakmauk / (021) 59371087 S 1 B.Arab 2000 HN
18 Indi Supriyati,ST P Lamongan, 22-06-1966
Tomang Baru / 71442164 S 1 Fisika 2002 HN
19 Abdul Basit,S.Ag L Tangerang, 22-03-1977
Tegalkunir / 081806372086 S 1 IPS Terpadu 2002 HN
20 Roni, S.Pd.i L Mauk, 10-08-1982 Jatiwaringin S1 Penjas + TIK 2002 HN
21 Bambang .S, S.Pd.I L Tangerang, 08-08-1983 Jatiwaringin D 2 Penjas 2003 HN
22 Aswati, Ama P Tangerang, 12-05-1985
Pisangan / 085215764729 D 2 KTK 2003 HN
23 Rohimah, Ama P Jakarta, 08-08-1967
Sepatan Pondok Jaya D 2 A. Akhlak 2008 HN
24 Intan. Nsd, Se P Tanjung
Balai, 12-03-1983
Sepatan Pondok Jaya D3 MTK 2008 HN
25 Nuralinah, Ama P Palembang, 02-03-1984
Kosambi / 081383697600 D 2 PKn 2003 HN
26 Nurhama, Ama L Tangerang, 24-02-1980 Tegal Angus D 2 Al-qur'an Hadits 2009 HN
27 Ningsih Haryani, S.Hum P Palembang,
27-03-1983 Sepatan S1 IPS Terpadu 2006 HN
28 Azis Alanshori, Ama L Jakarta, 25-08-1984 Kampung Oja D 2 Matematika 2007 HN
29 Yoyoh , Ama P Tangerang, 10-09-1986 Mekarjaya D 2 KTK 2003 HN
30 Saepul Hidayat, S.Pd L Tangerang, 07-01-1965
Pisangan / 085219894748 S 1 IPS Terpadu 1997 HN
31 Kardi, Am. Pd L Tangerang, 11-10-1968
Beji / 0852919068831 S 1 Biologi 1986 HN
32 H. Buhori Muslim, S.Pdi L Tangerang,
01-01-1967 Sepatan / 59371779 S 1 B.Arab/P.Ibadah 1997 HN
33 M. Ridwan, Ama L Tangerang, 25-12-1987
Mekar Kondang / 085213612712 S1 KALIGRAFI 2007 HN
34 Endang Kusnadi, Ama L Tangerang, 11-12-1984 Mekarjaya SLTA Penjas 2007 HN
35 Munan, S. Pdi L Tangerang, 10-04-1967
Sarakan / 081316776825 S 1 Kepala TU 1988 HN
36 Titin, Ama P Tangerang, 17-05-1975
Sepatan / 085880434601 D 2 TU 2007 HN
37 Lilis, S.Kom P Tangerang, 15-06-1983
Pisangan / 085692182419 D 3 TU 2007 HN
38 Kajar L 45 TH Sarakan SD Karyawan 2007 HN
39 Rosidi L 37 TH Sepatan MTS Karyawan 206 HN
36
Tabel 7
Data siswa Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin
pada tahun ajaran 2009-2010
Kelas Jumlah
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
1.1 22 15
1.2 13 28
1.3 18 22
1.4 18 19
1.5 17 23
1.6 19 21
Jumlah 107 128
2.1 16 17
2.2 15 16
2.3 15 12
2.4 12 14
Jumlah 58 59
3.1 18 23
3,2 10 24
3.3 16 18
3.4 16 18
3.5 17 19
Jumlah 77 84
Jumlah
Keseluruhan242 271
TOTAL 513 SISWA
Jumlah keseluruhan siswa di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin pada
tahun 2009-2010 dengan jumlah 513 siswa, jumlah siswa pada tahun ini
meningkat dibandingkan dengan jumlah keseluruhan siswa pada tahun 2008-
37
2009. pada tingkat kelulusan di Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah 98%
dilihat dari data kelulusan Ujian Nasional pada tahun 2008-2009 dan pada
tingkat ekonomi siswa di MTs Kamilul Awwabin cukup rendah secara umum
memiliki mata pencaharian sebagai petani, pekerja serabutan, pencari kayu
bakar dan sebagian kecil sebagai pedagang, pegawai negeri sipil serta tenaga
pendidik honorer.
5. Sarana dan Prasarana
Agar program Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin tersebut dapat
terlaksana dengan baik sekolah ini memiliki fasilitas–fasilitas pendukung
sebagai berikut:
Tabel 8
Sarana dan prasarana
o
Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Masjid 1
2 Ruang Kelas 15
3 Ruang Lab Komputer 1
4 Ruang Lab Bahasa 1
5 Ruang Guru/kantor 1
6 Ruang Administrasi 1
7 Ruang BK 1
8 Ruang UKS 1
7 Lapangan 1
8 Perpustakaan 1
9 WC 8
10 Kantin 1
Sarana dan prasarana di MTs Kamilul Awwabin dalam keadaan baik namun
ada beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik yaitu kantin.
38
B. Deskripsi dan Analisis Data
Dari angket yang penulis sebarkan kepada responden yang dilakukan di
MTs Kamilul Awwabin, setelah diperiksa dan diteliti tidak ada yang hilang,
cacat ataupun rusak, maka hasilnya dapat dideskripsi dan dianalisis di dalam
tabel-tabel, sebagai berikut:
1. Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Tabel 9
Koordinasi usaha sekolah
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 10 30,3%
B Sering 8 24,2%
C Cukup Sering 8 24,2%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 3 9,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
sangat sering 30,3%, yang menjawab sering 24,2%, yang menjawab cukup
sering 24,2%, yang menjawab kadang-kadang 12,1% dan yang menjawab tidak
pernah 9,0%. Dengan menjawab responden tersebut kita dapat mengetahui
bahwa kepala sekolah sangat sering melakukan koordinasi semua usaha
sekolah dalam bidang apapun guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
tersebut.
Tabel 10
Kepemimpinan kepala sekolah
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 7 21,2%
B Sering 10 30,3%
39
C Cukup Sering 9 27,3%
D Kadang-kadang 3 9,0%
E Tidak Pernah 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
sering melakukan 30,3%, menjawab cukup sering melakukan 27,3%,
menjawab sangat sering melakukan 21,2%, menjawab tidak pernah melakukan
12,1% dan menjawab kadang-kadang melakukan 9.0%. Dapat dilihat bahwa
kepala sekolah sering melakukan kepemimpinan dengan baik.
Tabel 11
Perluasan pengalaman guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 12 36,4%
D Kadang-kadang 5 15,2%
E Tidak Pernah 3 9,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
cukup sering memberikan 36,4%, menjawab sering memberikan 21,2%, sangat
sering memberikan 18,2%, menjawab kadang-kadang memberikan 15,2% dan
menjawab tidak pernah memberikan 9,0%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah
cukup sering memberikan pengalaman baru kepada guru dengan melalui
pengalaman baru maka guru dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan
pengalaman baru.
40
Tabel 12
Peningkatan potensi guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 5 15,2%
B Sering 8 24,2%
C Cukup Sering 15 45,5%
D Kadang-kadang 1 3,0%
E Tidak Pernah 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering memberikan 45,5%, menjawab sering memberikan 24,2%,
menjawab sangat sering memberikan 15,2%, menjawab tidak pernah
memberikan 12,1% dan menjawab kadang-kadang memberikan 3,0%. Dapat
dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering memberikan tempat untuk
meningkatkan potensi guru dalam bidang apapun agar guru dapat
mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya dalam bidang pendidikan.
Tabel 13
Pemberian fasilitas sekolah
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 8 24,2%
B Sering 10 30,3%
C Cukup Sering 7 21,2%
D Kadang-kadang 6 18,2%
E Tidak Pernah 2 6,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
sering memberikan 30,3%, menjawab sangat sering memberikan 24,2%,
menjawab cukup sering memberikan 21,2%, menjawab kadang-kadang 18,2%
41
dan menjawab tidak pernah 6,0%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah sering
memberikan fasilitas yang baik kepada guru agar dapat memenuhi kebutuhan.
Tabel 14
Penilaian pada setiap kegiatan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 8 24,2%
C Cukup Sering 14 42,4%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 1 3,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering melakukan 42,4%, menjawab sering melakukan 24,2%,
menjawab sangat sering melakukan 18,2%, menjawab Kadang-kadang
melakukan 12,1% dan menjawab tidak pernah melakukan 3,0%. Dapat dilihat
bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan penilaian pada setiap kegiatan
yang diadakan di sekolah untuk menjadi koreksi bagi guru agar kegiatan
tersebut menjadi lebih baik.
Tabel 15
Analisa dalam kegiatan belajar mengajar
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 9 27,3%
B Sering 4 12,1%
C Cukup Sering 10 30,3%
D Kadang-kadang 6 18,2%
E Tidak Pernah 4 12,1%
Jumlah 33 100%
42
Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering melakukan 30,3%, yang menjawab sangat sering melakukan
27,3%, yang menjawab kadang-kadang melakukan 18,2%, yang menjawab
sering melakukan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah melakukan 12,1%.
Dapat dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan analisa dalam
kegiatan belajar mengajar agar guru tersebut lebih semangat dan termotivasi
dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 16
Pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 11 33,3%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 9 27,3%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 2 6,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
sangat sering memberikan 33,3%, yang menjawab cukup sering memberikan
27,3%, yang menjawab sering melakukan 21,2%, yang menjawab kadang-
kadang memberikan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah 6,0%. Dapat
dilihat bahwa kepala sekolah sangat sering memberikan pengetahuan dan
keterampilan bagi guru agar lebih kreatif dan pengetahuan luas.
Tabel 17
Peningkatan kemampuan mengajar
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 9 27,3%
C Cukup Sering 12 36,4%
43
D Kadang-kadang 5 15,2%
E Tidak Pernah 1 3,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering membantu 36,4%, menjawab sering membantu 27,3%, menjawab
sangat sering membantu 18,2%, menjawab kadang-kadang membantu 15,2%
dan menjawab tidak pernah membantu 3,0%. Dapat dilihat kepala sekolah
dalam meningkatkan kemampuan dalam mengajar cukup sering membantu,
agar guru tersebut dapat mengajar sesuai dengan skill yang dimilikinya dan
tidak monoton dalam proses pembelajaran.
Tabel 18
Diskusi kelompok/musyawarah
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 5 15,2%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 17 51,5%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering melakukan 51,5 %, yang menjawab sering melakukan 21,2%,
yang menjawab sangat sering melakukan 15,2% dan yang menjawab kadang-
kadang melakukan 12,1%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering
melakukan diskusi kelompok/musyawarah agar setiap permasalahan yang
sedang dihadapi dipecahkan besama-sama dan tidak sepihak.
44
Tabel 19
Kunjungan kelas
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 12 36,4%
C Cukup Sering 10 30,3%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 1 3,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
sering melakukan 36,4%, yang menjawab cukup sering melakukan 30,3%,
yang menjawab sangat sering melakukan 18,2%, yang menjawab kadang-
kadang melakukan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah melakukan 3,0%.
Dengan melihat jawaban responden tersebut maka dapat mengetahui bahwa
kepala sekolah sering melakukan tugasnya sebagai supervisor dengan baik
yaitu mengunjungi kelas, sehingga semua guru mendapatkan pelayanan dan
bimbingan dari kepala sekolah guna meningkatkan mutu mengajar mereka.
Tabel 20
Pembicaraan individual
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 8 24,2%
B Sering 14 42,4%
C Cukup Sering 5 15,2%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 2 6,0%
Jumlah 33 100%
45
Berdasarkan tabel 20 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
sering melakukan 42,4%, yang menjawab sangat sering melakukan 24,2%,
yang menjawab cukup sering melakukan 15,2%, yang menjawab kadang-
kadang melakukan 12,1% dan tidak pernah melakukan 6,0%. Dapat dilihat dari
hasil jawaban responden bahwa kepala sekolah sering melakukan pembicaraan
individual agar guru tersebut merasa dihargai oleh kepala sekolah.
Tabel 21
Solusi dalam suatu masalah
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 8 24,2%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 11 33,3%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah 3 9,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 21 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
cukup sering memberikan 33,3%, menjawab sangat sering memberikan 24,2%,
menjawab sering memberikan 21,2%, menjawab kadang-kadang memberikan
12,1% dan menjawab tidak pernah memberikan 9,0%. Dapat dilihat dari
jawaban responden bahwa kepala sekolah sangat cukup sering memberikan
solusi pada setiap permasalahan yang sedang dihadapi guna menjadi lebih baik
dan belajar dari permasalahan yang ada.
Tabel 22
Pelatihan metode pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 4 12,1%
46
C Cukup Sering 13 39,4%
D Kadang-kadang 8 24,2%
E Tidak Pernah 2 6,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering memberikan 39,4%, menjawab sangat sering memberikan 18,2%,
menjawab sering memberikan 12,1%, menjawab kadang-kadang memberikan
24,2% dan menjawab tidak pernah memberikan 6,0%. Dengan melihat jawaban
guru tersebut dapat mengetahui bahwa kepala sekolah cukup sering
memberikan pelatihan motede pembelajar kepada guru.
2. Variabel Disiplin Guru
Tabel 23
Kehadiran guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 5 15,2%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 15 45,5%
D Kadang-kadang 6 18,2%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 23 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
cukup sering hadir 45,5%, yang menjawab sering hadir 21,2%, yang menjawab
kadang-kadang 18,2% dan yang menjawab sangat sering hadir 15,2%. Dengan
melihat jawaban responden tersebut maka dapat diketahui bahwa guru cukup
sering hadir tepat waktu ke sekolah maka dari itu guru tersebut melaksanakan
kewajibannya dengan baik, diperkuat dari hasil wawancara bahwa disiplin
kehadiran guru dari dulu hingga sekarang berjalan dengan baik.
47
Tabel 24
Teguran Indisiplin
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering - -
B Sering - -
C Cukup Sering 9 27,3%
D Kadang-kadang 11 33,3%
E Tidak Pernah 13 39,4%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab tidak
pernah 39,4%, menjawab kadang-kadang 33,3% dan menjawab cukup sering
27,3%. Dapat dilihat dari jawaban responden di atas bahwa guru tidak pernah
mendapat teguran bila terlambat hadir ke sekolah karena selalu hadir tepat
waktu untuk menunjukkan kepada siswa bahwa disiplin waktu sangat penting.
Tabel 25
Izin mengajar
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 6 18,2%
B Sering 12 36,4%
C Cukup Sering 15 45,5%
D Kadang-kadang - -
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering 45,5%, yang menjawab sering 36,4% dan yang menjawab sangat
sering 18,2%. Dapat dilihat dari hasil jawaban responden bahwa guru cukup
sering ijin bila tidak mengajar, hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah yaitu jika ada guru yang tidak hadir dikarenakan sakit dan
48
memberikan surat izin dari dokter untuk sekolah dan tidak ada alasan tidak
hadir.
Tabel 26
Tanda tangan daftar hadir
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 17 51,5%
B Sering 11 33,5%
C Cukup Sering 5 15,2%
D Kadang-kadang - -
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 26 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
sangat sering 51,5%, sering 33,5% dan cukup sering 15,2%. Dari hasil di atas
bahwa guru sangat sering menandatangani daftar hadir untuk mengetahui
kehadiran guru dan keaktifan guru, hal ini diperkuat dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah bahwa guru harus mengisi daftar hadir dan ada petugas
untuk mengecek agenda kehadiran dan mengecek kehadiran guru di kelas.
Tabel 27
Pembuatan satuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 7 21,2%
B Sering 9 27,3%
C Cukup Sering 14 42,4%
D Kadang-kadang 3 9,0%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
49
Berdasarkan tabel 27 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering membuat 42,4%, sering membuat 27,3%, sangat sering membuat
21,2% dan kadang-kadang membuat 9,0%. Dapat dilihat dari hasil jawaban
respon bahwa guru cukup sering membuat satuan pembelajaran pada setiap
mata pelajaran agar dapat mengetahui materi apa yang ingin diajarkan kepada
peserta didik dan agar lebih terencana.
Tabel 28
Persiapan kelengkapan pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 8 24,2%
B Sering 7 21,2%
C Cukup Sering 14 42,4%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 28 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
cukup sering mempersiapkan 42,4%, sangat sering mempersiapkan 24,2%,
sering mempersiapkan 21,2% dan kadang-kadang mempersiapkan 12,1%.
Dengan melihat jawaban responden tersebut dapat mengetahui bahwa guru
cukup sering mempersiapkan kelengkapan pembelajaran agar proses
pembelajaran tidak monoton dan lebih aktif
Tabel 29
Tugas sebagai guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 9 27,3%
B Sering 10 30,3%
C Cukup Sering 12 36,4%
50
D Kadang-kadang 2 6,0%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 29 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
cukup sering melakukan 36,4%, sering melakukan 30,3% dan sangat sering
melakukan 27,3%. Dengan jawaban responden di atas bahwa guru cukup
sering melakukan tugas sebagai guru agar menjadi guru tauladan.
Tabel 30
Tanggung jawab sebagai guru
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 8 24,2%
B Sering 10 30,3%
C Cukup Sering 11 33,3%
D Kadang-kadang 4 12,1%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 30 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering melakukan 33,3%, menjawab sering melakukan 30,3%,
menjawab sangat sering melakukan 24,2% dan menjawab kadang-kadang
melakukan 12,1%. Dapat dilihat dari jawaban responden di atas bahwa guru
cukup sering melakukan tanggung jawab sebagai gutu.
Tabel 31
Pemeriksaan satuan pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
A Sangat Sering 7 21,2%
B Sering 9 27,3%
51
C Cukup Sering 14 42,4%
D Kadang-kadang 2 6,0%
E Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel 31 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab
cukup sering 42,4%, yang menjawab sering 27,3%, yang menjawab sangat
sering 21,2% dan yang menjawab kadang-kadang 6,0%. Dengan melihat
jawaban guru dapat mengetahui bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan
pemeriksaan satuan pembelajaran agar kepala sekolah mengetahui kesulitan
guru dalam proses pembelajaran dan sebagai tolok ukur untuk mengetahui
kemampuan guru dalam proses pembelajaran, hal ini diperkuat dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah bahwa RPP di kumpulkan setiap minggu
sebelum guru memasuki kelas dan dikumpulkan dibagian kurikulum dan
ditandatangani oleh kepala sekolah.
Sedangkan nilai rata-rata variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor,
nilai rata-rata variabel disiplin guru dan nilai rata-rata keseluruhan angket
peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di
MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang, yaitu sebagai berikut:
Tabel 32
Nilai rata-rata keseluruhan angket
peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin
guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang
Variabel Skor NH NS NS x 100% NH
Katagori
Peran kepala sekolah
sebagai supervisor 979 14x5 = 70 979 = 29,67
33 42,53% Cukup
Disiplin guru 593 9x5 = 45 593 = 17,97 33
39,93% Kurang
Jumlah 1572 23x5 = 115 1572 = 47,64 33
41,43% Cukup
52
Data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan angket peran
kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs
Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup dengan
nilai rata-rata 41,43%, yaitu dengan variabel peran kepala sekolah sebagai
supervisor dengan nilai rata-rata 42,53% yang berarti cukup dan variabel
disiplin guru dengan nilai rata-rata 39,93% yang berarti kurang. Dari hasil
observasi bahawa variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat
dikatakan cukup karena kepala sekolah cukup menjalankan sebagai supervisor
yaitu membantu guru dalam meningkatkan disiplin guru dan meningkatkan
efektifitas proses belajar mengajar di sekolah, namun variabel disiplin guru
dikatakan kurang jika dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir guru di
MTs Kamilul Awwabin (lampiran 15).
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil angket yang disebarkan kepada seluruh guru di MTs Kamilul
Awwabin nilai rata-rata keseluruhan angket peran kepala sekolah sebagai
supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin
Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup. Dari hasil observasi bahwa
peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat di katakan cukup karena kepala
sekolah cukup baik menjalankan tugasnya sebagai supervisor yaitu memberi
pelayanan kepada guru agar dapat membantu menggunakan seluruh
kemampuannya dalam pelaksanaan tugas, memberi bimbingan yang bijaksana
terhadap guru, membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar,
membantu guru dalam meningkatkan disiplin guru dan meningkatkan
efektifitas proses belajar mengajar di sekolah, namun pada disiplin guru
dikatakan kurang dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir guru di MTs
Kamilul Awwabin.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka saran-saran
yang dapat penulis berikan, yaitu:
1. Selaku supervisor, kepala sekolah hendaknya terus berusaha menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan supervisi yang telah
54
dilaksanakan dengan terus melakukan pembinaan dan bimbingan secara
lebih efektif dan efesien.
2. Agar guru lebih mempertahankan disiplin baik disiplin waktu maupun
disiplin pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
mempertahankan kualitas yang sudah dimiliki olehnya.
3. Kepala sekolah dan para guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan
kemampuan diri dengan harapan semoga pendidikan generasi penerus
bangsa akan semakin berkualitas pada masa yang akan datang. Karena
apabila para pendidiknya berkualitas maka anak didiknya akan lebih
berkualitas lagi.
55
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1994.
Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, 2008,
Gunawan, Ary H, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 1996.
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, BPFE, Cet. XV, 2001.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995.
Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. IX, 2007.
Nawawi, Hadari, Adsministrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, Cet. VII, 1989.
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. XIII, 2004.
Rifai, M. Moh, Administrasi Pendidikan, Bandung, Jemmars, 1986.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1991.
Sahertian, Piet A, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. I, 1994.
, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia), Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Sahertian, Piet A dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
56
Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XV, 2008.
Soemarmo, D, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, PT. Sekala Jalmakarya, 1997.
Subari, Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaiakan Situasi Mengajar), Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cet. XV, 2005.
Sudrajat, Akhmad, Kompetensi Kepala Sekolah, dari http://akhmadsudrajat.wordptess.com/2008/01/29, 29 Januari 2008.
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/Kurikulum IKP Surabaya, Pengantar Didaktik Metdik Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. V, 1993.
Uno, Hamzah B, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Uzer Usman, Moch, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, Cet. XXIII, 2009.
Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1989.