Download - 140Plus Metode Active Learning
1. Bertukar Tempat
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan membahas
gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa
bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat secara aktif.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya akan
berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang saran.]
2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-hal
berikut ini:
a. Nilai-nilai yang mereka anut
b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.
c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan
d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas
e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan berkeliling di
sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing dan
merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus didasarkan pada
keinginan untuk memiliki nilal, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau fakta
tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus berlangsung
timbal-balik. Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran sesering mungkin.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi pengalaman
tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya. (Misalnya, "Saya
bertukar catatan dengan Sally, yang isinya menjelaskan bahwa dia pemah mengunjungi
Eropa Timur. Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena saya memiliki leluhur dari
Hungaria dan Ukraina.")
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya bertukar catatan, dan
suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat terbuka (misalnya
papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan perbedaannya.
2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian teman sekelas,
bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam sejumlah cara dan untuk
ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya semangat tim dan memungkinkan
adanya gerakan flslk semenjak awal pelajaran.
PROSEDUR
1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase: Carilah
seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi dan/atau isi kelas. Gunakan
sebagian dari penggalan kalimat awal Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukal _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotlvasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memlliki usul yang balk untuk _____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak menginginkan_____
2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah berikut ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian buru adalah orang,
bukan binatang. Bila saya katakan "mulai," berkelilinglah ke seputar ruangan kelas untuk
mencari siswa yang cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang kalian pegang.
Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu pernyataan yang cocok,
sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu pernyataan. Bila kalian sudah menemukan
yang cocok, tulislah nama depan teman kalian itu.
3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk menghentikan perburuan
dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada .siswa yang selesai
paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah masing-masing butir pernyataan semua
siswa. Perintahkan siswa untuk melakukan diskusi singkat tentang beberapa butir yang
mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik pelajaran.
VARIASI
1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan cukup waktu bagi semua siswa
untuk menyelesalkan perburuan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa banyak
kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap siswa.
3. Resume Kelompok
URAIAN SINGKAT
Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu. Resume kelompok
merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau
melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya sudah saling mengenal. Aktivitas
ini bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan dengan materi pelajaran yang anda
ajarkan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6 siswa.
2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka dan merupakan
pengalaman yang luar biasa.
3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber daya kelas
adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin perlu menunjukkan tugas atau
kontrak imajiner yang akan ditawarkan kepada kelas.)
4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk menunjukkan resume mereka.
Resume ini harus mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok secara
keseluruhan, data-data berikut ini bisa disertakan di dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan resume dan memaparkan semua
sumberdaya dalam keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang bisa dibuat oleh
kelompok dalam pelajaran tulis-menulis bisnis:
VARIASI
1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar resume yang telah
dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang mesti dikumpulkan
2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang anda sediakan,
bukannya memlnta siswa menyusun resume sendiri.
4. Prediksi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih rnengenal satu sama lain.
Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik.
PROSEDUR
1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang relatif kurang akrab
satu sama lain).
2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi bagaimana masing-
masing siswa di dalam kelompok mereka akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah
anda siapkan. Berikut ini adalah alternatif pertanyaannya:
1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?
2. Apa keglatan favoritmu di kala senggang?
3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak keberapa?
5. Di manakah kamu dibesarkan?
6. Seperti apakah kamu waktu kecil?
Penulis Resume Kita [Todd, Pat, Shawna, Eli]
TUJUANMenginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional dan keterampilan penyuntingan.
KUALIFIKASI 8 tahun dalam bursa tenaga kerja Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun Pengetahuan tentang:
Kesesuaian subyek/verbaVerba aktif dan pasifPartisip pelengkapPenggunaan koma Penggunaan huruf besar Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan
Memiliki 2 unit computer Akrab dengan Word Perfect dan Microsoft Word Memiliki hobi memasak, mandi surya. berdansa, dan berbelanja
7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi tergantung pada siswa di
dalam kelas pelajaran anda.
3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu orang sebagai
"subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok untuk sedetail mungkin dalam
memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka untuk tidak takut dalam melakukan
prediksi secara blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan "subyek" untuk tidak
memberikan indikasi tentang ketepatan prediksi yang dilakukan terhadap dirinya. Ketika
siswa yang lain sudah menyelesaikan prediksi mereka tentang si "subyek". si "subyek"
kemudian harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang dirinya.
4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi sasaran prediksi.
VARIASI
1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat prediksi tentang
pendapat dan keyakinan (bukannya informasi faktual) masing-masing. Sebagai contoh,
tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting untuk dimliki oleh seorang teman?
2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi satu. untuk menjawab pertanyaan itu
segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja—
tentang sesama siswa—yang "mengejutkan" mereka (berdasarkan kesan pertama).
5. Iklan Televisi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa yang telah mengenal satu sama
lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6 orang.
2. Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan tv tiga puluh detik yang
menawarkan rnata pelajaran— menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka (atau
bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi pelajaran ini, dan
sebagainya.
3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia, Hidup Menjadi
Lebih Baik") dan media visual (misalnya, produk kimia terkenal).
4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar ikian saja sudah
cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu boleh-boleh saja.
5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan ikiannya, diskusikan karakteristik
dari beberapa ikian yang belakangan sedang terkenal untuk menyemarakkan kegiatan
(misalnya, gunakan karakter terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan, daya tarik
seksual).
6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativltas semua siswa.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat ikian media cetak, bukannya
ikian TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar membuat iklan
dengan menggunakan kamera video.
2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau sekolah mereka,
bukannya mata pelajaran.
6. Teman yang Kita Miliki
URAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan membantu siswa lebih
mengenal satu sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat menyenangkan.
PROSEDUR
1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan pengenalan bag
siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:
Bulan kelahiran
Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi semisal, puisi, drama. ilmu
pengetahuan, atau kornputer)
Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu, atau restoran cepat saji).
Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
Wama sepatu.
Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini pada persoalan aktual
(misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus bersifat menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung dengan mata
pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:
Penulis favorit
Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang terkait dengan topik
pelajaran anda).
Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau konsep yang terkait
dengan topik pelajaran anda)
2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi bebas.
3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat mungkin
orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh, siswa yang
kidal dan yang tidak kidal akan dipisah menjadi dua kelompok, atau, mereka yang setuju
dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka yang tidak setuju. Jika kategorinya
berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari ulang tahun siswa), perintahkan
siswa untuk berkumpul dengan mereka yang bulan kelahirannya sama, yang dengan
demikian akan membentuk beberapa kelompok.
4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka untuk berjabat
tangan dengan "teman yang mereka memiki". Perintahkan semua untuk mengamati kira-
kira berapa banyak orang dalam masing-masing kelompok.
5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa terus bergerak dari
satu kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing. Diskusikan
keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang
berbeda dari mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa
menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang warnanya berbeda dengan
mereka. (Bilamana terdapat jumlah yang tidak sama dalam kategori yang berbeda, ijinkan
lebih dari satu orang dari satu kelompok untuk membentuk regu dengan seorang siswa dari
kelompok lain.)
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.
7. Benar-benar Kian Mengenal
URAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk berjumpa dengan
sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di mana pasangan
siswa bisa benar-benar mengenal.
PROSEDUR
1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk memasangkan
siswa bisa mencakup:
Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang berbeda
Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman yang berbeda.
2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling berkenalan dan
mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka berjalan-jalan
bersama, minum kopi atau soda bersama, atau jika mungkin, untuk saling mengunjungi.
3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk saling
mewawancarai.
4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-pasangan itu tugas
untuk kerjakan bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal mempelajari materi
pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas untuk memberikan Mitra Belajar" him 25).
5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk menjadi kemitraan
belajar jangka-panjang.
VARIASI
1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.
2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing kepada seluruh
siswa di kelas.
8. “Benteng Pertahanan”
URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan menciptakan tim-
tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama, mengerjakan proyek, dan terlibat
dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam rencana anda, ada
baiknya melakukan semacam kegiatan pembentukan tim awal untuk memastikan awal
yang baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi bahan
pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.
PROSEDUR
1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika memiliki ukuran
berbeda dalam masing-masing tumpukan).
2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif mungkin dengan
membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari kartu indeks. Melipat
dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk
melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk merencanakan penarikan mundur mereka
sebelum mulai rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa menggambari kartu dan
menghiasi bentengnya bila mereka pandang cocok.
3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak atau
membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman keberhasilan.
4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur penarikan mundur
melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar anggota tim menunjukkan
karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk
tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan membuat kondisi yang menyebabkan
siswa saling Bersaing menbandingkan karya masing-masing.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun mouumen tim. Desaklah
mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan secara estetika.
2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk memikirkan
kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-tindakan apa
sajakah yang agak membantu dan kurang membantn yang kita lakukan sebagai tim
dan sebagai individu ketika bekerjasama?
9. Mengakrabkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu untuk
menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa waktu dari
pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah cara untuk
melakukannya.
PROSEDUR
1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang menurut anda
berharga untuk meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali sebelum
memulai pelajaran hari ini.
2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:
Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang menarik
menurut kalian?
Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang distimulasi
oleh pelajaran kita yang lalu?
Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama mengikuti mata
pelajaran ini?
Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang dapat
mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh terhadap
pelajaran hari ini?
Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal "Saya
merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")
(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya sub kelompok
atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk Mendapatkan
Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)
4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.
VARIASI
1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.
2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup dalam
pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling mereka suka
untuk ditinjau kembali dalam kelas.
10. Hembusan Angin Kencang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan untuk
bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim yang baik dan
memungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sama lain.
PROSEDUR
1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk pada salah satu
kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.
2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya. mereka
harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.
3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah _____ dan
ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang yang . . ." Pilihlah ending yang
lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal "menyukai es krim coklat."
4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri dan berpindah
ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda menempati salah satu
kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan kursi untuk
duduk dan akan menggantikan anda sebagai orang yang berdiri di tengah-tengah.
5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu menyelesaikan
kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____ dan ANGIN
KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..." dengan menambahkan ending
yang baru. Ending ini bisa bernada canda (misalnya., "yang tidur dengan keremangan
malam") atau serius (misalnya. "yang khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah
pusat"),
6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.
VARIASI
1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa. Sertakan
materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih menyukai Macintosh
ketimbang IBM") atau ketimbang pengalaman kerja atau pengalaman hidup siswa ("yang
merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang membikin stres").
10
10
2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa. bukannya satu
orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih ending yang tepat untuk
kalimat yang dilontarkan.
11. Penyusun Aturan lasar Kelas
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk menetapkan
aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses
pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka
tetapkan.
PROSEDUR
1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai dengan
jumlah siswa di kelas).
2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu untuk
berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel siswa dalam
waktu yang tersedia. Perintahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan berikut ini kepada
anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu membantu atau tidak membantu yang
kamu jumpai di kelas ini?" (Sediakan sejumlah contoh jawaban untuk mengarahkan
jawaban yang dikehendaki.).
3. Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara untuk
melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki, cantumkan temuan-
temuan itu pada papan tulis.)
4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang dikehendaki
oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-ungkapan yang
terkumpul dari siswa. Namun demikian, bukan tidak mungkin untuk menganalisa temuan-
temuan itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan dan kemudian menggabungkan
daftar-daftar itu.
VARIASI
1. Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar. Perintahkan
siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-butir berikut ini boleh jadi
cocok untuk daftar anda:
Menghormati kerahasiaan
Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau tim kecil.
Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.
11
11
Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang mereka bicarakan
tanpa menginterupsinya.
Tidak merendahkan atau mencemooh.
Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan pendapat orang lain.
Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.
Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
Bersiap mengikuti pelajaran.
Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya pelajaran.
Menghargai perbedaan pendapat.
Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.
2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar partisipasi
mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal pada daftar
akhlr. Mulitvoting merupakan metoda untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya.
Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir sesuai yang ia inginkan; setengah dari
butir-butir yang paling banyak dipilih akan tetap berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa
diulang sesering yang dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar hingga
setengahnya.).
Strategi Penilaian Sederhana
Strategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan upaya
pembentukan tim. Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari kelas anda sembari
melibatkan siswa semenjak awal. Beberapa di antara strategi itu memunginkan anda untuk
menilai hal-hal tertentu tentang siswa, sedangkan sebagian lain cukup berguna untuk
memberi anda gambaran umum. Strategi penilaian sederhana ini terutama berguna ketika
anda tidak memliki kesempatan untuk mempelajari karakteristik siswa anda sebelum saat
dimulainya pelajaran. Strategi-strategi itu juga bisa digunakan untuk memperkuat
informasi yang anda kumpulkan sebelum dimulainya pemberian materi pelajaran.
12. Pertanyaan Penilaian
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan pada saat
bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain dan bekerjasama.
12
12
PROSEDUR
1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa siswa anda.
Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal berikut ini:
Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
Sikap mereka terhadap materi pelajaran
Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran".
Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
Latarbelakang mereka
Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban yang konkret. Hindari
pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah dari____ yang berikut ini yang
kalian ketahui?" Bukannya pertanyaan "Apa yang kalian ketahui tentang___?"
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang (kuartet)
(tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa satu dari masing-
masing pertanyaan penilaian. Mintalah dia untuk mewawancarai siswa lain dalani
kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya.
3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi
pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah menjadi kelompok-
kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan mendapatkan pertanyaan yang sama.
4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan
mengikhtisarkannya. Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk melaporkan kepada
seluruh siswa apa yang telah mereka pelajari satu sama lain.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.
2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan perintahkan
mereka untuk mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila anda menangani kelas
dengan jumlah siswa yang besar.)
13. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang mereka
dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang mengundang partisipasi
13
13
melalui penulisan, bukannya pembicaraan.
PROSEDUR
1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama tidak. perlu
dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya: "Bagaimana perbedaan
Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan
membuat karya tulis?"
3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-
masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus membacanya dan memberi
tanda centang pada kartu itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang
dihadapi siswa yang membacanya
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus
meninjau semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali pertanyaan yang menerima
banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada masing-masing pertanyaan ini
dengan (a) memberlkan jawaban yang langsung dan singkat; (b) menunda pertanyaan
hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa untuk saat ini anda belum
mampu menjawab pertanyaan atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi, jika
memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela. sekalipun
pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang dapat
anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.
VARIASI
1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk membagikan kartu
ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan ikuti instruksi yang
sama. Atau. kumpulkan saja kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan mereka
mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada satu sampel pertanyaan.
2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks, perintahkan
siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka tentang mata pelajaran ini,
topik yang mereka harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan dasar untuk pertisipasi
kelas yang mesti mereka dipatuhi.
14
14
14. Penilaian Instan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk mengetahui siswa
anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai "secara instan" latar-belakang.
pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini bisa
berisi huruf A, B, atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S untuk pertanyaan benar-
salah, atau penilaian angka semisal 1 sampal 5. (Jika pembuatan kartu dirasa terlalu
menyita waktu, perintahkan siswa untuk membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).
2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh siswa dengan
salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu responder yang
dijelaskan tadi
Saya mengambil pelajaran ini karena
a. Diharuskan.
b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini
c. Sepertinya mudah.
Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran ini. Benar atau
salah?
Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di masa depan.
1________2________3________4________5
Sangat tidak Sangat
Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang pengetahuan, sikap, dan
pengalaman siswa.
3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab dengan
memegang kartu pilihan mereka.
4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah siswa untuk
mendiskusikan alasan pilihan mereka.
5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri ketika pilihan
mereka diumumkan.
2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik dengan
meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju dengan sebuah
15
15
jawaban.
15. Sampel Perwakilan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil untuk segera
memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda untuk menarik sampel
perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya dengan mewawancarai mereka di
depan kelas
PROSEDUR
1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun tugas ini
akan memakan banyak waktu.
2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah dengan
membentuk sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.
3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perintahkan agar anggota
pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa (siswa yang ditunjuk
untuk diberi tugas). Bila siswa itu mengangkat tangan, ajukan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui siswa Itu dan memahami harapan, ketrampllan, pengalaman, latarbelakang,
pendapatnya.
4. Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan relawan kedua
yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan pertama.
5. Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda yang
memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah diwawancarai sebelumnya.
VARIASI
1. Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan tiap
anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia diwawancarai. Bila
panel telah lengkap, ajukan pertanyaan panel secara keseluruhan tentang harapan,
ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang. pendapat mereka dan/atau perintahkan
siswa yang lain untuk juga mengajukan pertanyaan.
2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di pertemuan
berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan penggiliran
pertemuan agar anda bisa bertemu dengan semua siswa.
16
16
16. Persoalan Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti untuk
pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara belajar aktif. Aktivitas ini
memungkinkan diungkapkan dan didiskusikannya persoalan-persoalan tersebut secara
bebas tapi sopan.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan dengan
materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut ini:
Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti
Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman
Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.
Seberapa siapkah gurunya.
Akses terhadap materi bacaan.
Jadwal mata pelajaran.
2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan persoalan lain
dari siswa.
3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa untuk
memilih tiga atau empat persoalan umum yan palig umum dihadapi
4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan tiap
kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi. Perintahkan mereka
untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.
5. Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya untuk seluruh
kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang menurut mereka
bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan mereka.
2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok, buatlah
diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partislpasi
17
17
Kapanpun," pada halaman 22.)
Strategi Pelibatan Belajar Langsung
Cara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan menggunakan strategi-
strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran
guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk
berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka - atau jika "komputer"
mereka - tidak di"on"kan! Banyak guru yang membuat kesalahan dengan mengajar terlalu
awal - yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa
Strategi berikut ini akan mengoreksi kecenderungan ini.
17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang anda
ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan siswa
sembari melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas
dan dengan niateri pelajaran apapun.
PROSEDUR
1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan
anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-kategori berikut
ini:
Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnblvalen”?)
Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya. “Tes
psikologi baru absah jlka ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b) mengukur
apa yang memang hendak ia ukur.")
Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George Washington
Carver?")
Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa • diambil oleh seseorang
dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan diri untuk
mendapatkan hak pilih?").
Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori dasar dari
18
18
tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program computer”
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya tentang abad ke-20
dengari membagikan kuis berikut ini:
a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945, 1965,
1998.?
b. Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
c. Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang terjadi
dalam abad ke-20?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang
mereka bisa.
3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan, mencari
siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara menjawabnya.
Doronglah siswa untuk saling membantu.
4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah jawaban
yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa menjawabnya. Gunakan
informasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan topik-topik penting dalam mata
pelajaran anda.
VARlASI
1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan mereka untuk
menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang diajarkan.
Suruhlah mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang
mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka untuk menuilskan informasi baru
yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah kembali ke kelompok masing-
masing, bahaslah informasi yang berhasil dikumpulkan.
2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau gabungkan
pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.
18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang
URAIAN SINGKAT
19
19
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan
sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka. Pertukaran pendapat
ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas.
PROSEDUR
1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai diskusi
tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar-
salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:
Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak menyukainya,
kenapa?
Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan terbesar sepanjang
waktu?
Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20. Bagaimana kalian
membandingkannya dengan Shakespeare?
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok trio
tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan jelas trio yang di
sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi kelompok-kelompok trio itu secara keseluruhan bisa
berbentuk bundar atau persegi.
3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk
masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling ringan yang telah anda
susun untuk memulai pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio itu, Anjurkan agar tiap
siswa di dalam kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan.
4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing
masing kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke kelompok trio satu searah jarum jam.
Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua searah jarum
jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat duduknya karena ia
adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-
tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah
komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru.
5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan tingkat
kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda memulai babak baru.
6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki dan
waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama. Sebagai contoh,
pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap siswa akan bertemu dengan enam siswa
yang lain.
20
20
VARIASI
1. Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban dari
seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.
19. Kembali ke Tempat Semula
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik pada awal
pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam akuvitas yang
dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap mata pelajaran anda.
PROSEDUR
1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat
menggunakan dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa tanda untuk
menyediakan lebih banyak pilihan.
2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:
Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya, pengolahan
kata, penyimpanan data).
Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara kerja
mesin turbo?")
Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama (misalnya,
hukuman mati versus hukuman seumur hidup)
Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya, auditori,
visual, kinestetik)
Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya,
Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda (misalnya.
"Hormatilah Ibu dan Ayahmu" versus "Hak Bertanya")
3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih salah
satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada pengolahan kata
ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan preferensi (kelebihsukaan) dengan
beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda pilihan mereka ditempelkan.
4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk mendiskusikan
alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih. Mintalah perwakilan dari
tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.
21
21
VARIASI
1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka untuk
memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan perwakilan dari
tiap kelompok preferensi.
2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi, membuat
ikian atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan preferensi
mereka.
20. Menyemarakkan Suasana Belajar
URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang santai dengan
meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran yang tengah
diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa berhumor ria, namunjuga berfilkir.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka yang menyenangkan
dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi yang diajarkan.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang secara gamblang
meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau persoalan penting
dalam materi yang anda ajarkan.
3. Contohnya antara lain:
Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam sekaligus paling
bobrok yang bisa kita bayangkan.
Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan matematis yang
paling tidak efisien
Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.
4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka. Beri tepuk tangan.
5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita dari latihan ini?"
VARIASI
1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pelajaran dengan kreasinya sendiri.
22
22
2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda ajarkan. Tambahkan humor
pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan siswa untuk memilih
jawaban yang menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.
21. Bertukar Pendapat
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam pelajaran yang
akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa untuk mendengarkan secara
cermat dan membuka diri terhadap bermacam pendapat.
PROSEDUR
1. Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan
nama mereka pada label dan mengenakannya.
2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri kepada siswa
lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi pendapat tentang
jawaban atas pertanyaan atau pernyataan provokatif yang memancing opini mereka tentang
persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"
Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."
3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar label nama
atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui siswa lain.
Perintahkan siswa, bukannya untuk memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat
dari siswa yang merupakan pasangan sebelumnya (yakni siswa yang label/tanda
pengenalnya ia kenakan sekarang.)
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan mencari
siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda pengenalnya la
kenakan sekarang.
5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.
Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya sendiri.
VARIASI
1. Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar pergaulan dengan
menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka sendiri, sebagai
ganti pertukaran pendapat tentang pertanyaan atau pernyataan provokatif.
2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa untuk
terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau pernyataan yang
23
23
anda berikan.
22. Benar atau Salah?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi keterlibatan tcrhadap pengajaran yang
anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim. pertukaran pendapat, dan
pembelajaran langsung.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran anda,
yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, pernyataan "Mariyuana
bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan pernyataan, "Alkohol merupakan obat
perangsang" adalah salah; Tuils tiap pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan
jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya
ganjil, pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)
2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi mereka
adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan mana yang salah.
Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara apapun yang mereka inginkan dalam
menyelesaikan tugas ini.
3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut. Beri
kesempatan munculnya pendapat minoritas.
4. Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara siswa
dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.
5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang positif
karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.
VARIASI
1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai pengamat.
Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja tim yang
berlangsung.
2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan tiap opini
pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah siswa agar berupaya
mencapai mufakat tentang reaksi mereka terhadap tiap opini. Mintalah mereka supaya
24
24
menghargai pendapat minoritas.
23. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran
URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui
tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas
PROSEDUR
1. Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari tentang - (diisi dengan
matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi dengan tujuan anda). Saya
berpegang pada tujuan ini dan akan berupaya keras mengerjakan hal-hal berikut ini:
Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui partisipasi
dalam kegiatan.
Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan menunggu
siapapun untuk memovasi saya.
Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan mendengarkan apa yang
harus mereka katakan dan menawarkan tanggapan positif.
Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya pelajari di luar kelas.
Tanda tangan Tanggal
2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu kita guna
menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang efektif.
3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka supaya
membacanya. Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan mata pelajaran
tanpa upaya dan komitmen mereka untuk belajar aktif. Perintahkan mereka untuk
mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan mau,menandatangani kontrak tertulis
itu.
4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus
mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada siswa apakah mereka
akan menandatanginya atau tidak.
VARIASI
1. Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam pelajaran ini.
Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.
Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko belajar.
Variasikan metoda mengajar anda.
25
25
Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.
Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.
Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
Sediakan instrumen visual.
2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan tentang
perilaku anda sebagai pengajar.
Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap Secara
Aktif
Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian sebelumnya merupakan "hidangan
pembuka" untuk kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan segera diperkenalkan
kepada anda merupakan "entri"-nya. Pendidikan di segala jenjang pada umumnya
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan. ketrampilan, dan sikap. Pembelajaran
kognitif (pengetahuan) mencakup pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini
tidak hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan
penerapannya pada situasi baru. Pembelajaran perilaku (ketrampilan) mencakup
pengembangan kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,
memecahkan masalah. dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif (sikap)
mencakup pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan preferensi. Siswa dilibatkan
dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka terhadap materi pelajaran.
Bagaimana pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa menimbulkan
segenap perbedaan pada diri mereka? Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?
Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan, dan sikap berlangsung melalui proses
penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari bukan sekadar
menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.
Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka
tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan guna'menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang
membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakni. Semua ini
terjadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka
untuk berfikir, bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan
menggunakan banyak strategi yang akan kita jumpai dalam bahasan ini. Bahasan ini dibagi
menjadi beberapa bagian:
KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru
26
26
lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk menyajikan informasi dan
gagasan yang melibatkan siswa secara metal.
MENSTIMULASI DISKUSI
Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan dialog dan debat tentang persoalan-
persoalan utama, dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan menjumpai sejumlah strategi
yang mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari siswa
PENGAJUAN PERTANYAAN
Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau mengajukan pertanyaan. Anda akan
menjumpai strategi-strategi yang memungkinkan siswa merumuskan pertanyaan yang
diajukan yang menjelaskan apa.yang telah anda ajarkan kepada mereka.
BELAJAR BERSAMA
Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang tugas belajar yang dikerjakan oleh
siswa dalam kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-strategi yang mendorong
kerjasama dan saling ketergantungan di antara siswa.
PENGAJARAN SESAMA SISWA
Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu sama lain.
BELAJAR SECARA MANDIRI
Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa secara individual dan
pribadi. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk rneningkatkan tanggungjawab siswa
dalam menerapkan cara belajar mereka sendiri.
PEMBELAJARAN AFEKTIF
Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami perasaan. nilai-nilai dan sikap
mereka. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi pemahaman diri dan
penjelasan nilai.
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari dan mempraktikkan – baik teknis
maupun non-teknis. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memacu perkembangan
ketrampilan awal dan penerapannya.
27
27
Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh
Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas penuh. Seperti
yang akan anda baca penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun bisa dijadikan
aktif dengan memanfaatkan berbagai macam tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara
untuk mengkritisi tayangan video dan penampilan pre-senter tamu. Terakhir, anda akan
menjumpai cara-cara baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit sehingga
siswa bisa memahaminya secara maksimal
24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin Mengetahui
URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan mendorong mereka untuk
memikirkan tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih cenderung mengingat suatu
pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika mereka
dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman kegiatan belajar satu kelas penuh.
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk menstimulasi keingintahuan tentang
mata pelajaran yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah merupakan per-
tanyaan yang menurut anda ada beberapa siswa yang mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak penghasilan?")
Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik untuk
mengawetkan mumi?")
Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)
Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House, berkisah
tentang apa?)
Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").
Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini? "Bagaimana
pemecahan atas masalah ini?").
2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum. Gunakan frase
semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".
3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua dugaan siswa.
Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."
4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak
anda ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi anda. Anda
perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian dibanding biasanya.
VARIASI
1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif membuat dugaan.
28
28
2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda ajarkan dan
mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap pengenalan ini dengan cara
seperti mengiklankan sebuah film yang akan segera ditayangkan.
25. Tim Pendengar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan jeli selama
berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan kelompok-
kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi pelajaran.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas berikut:
Tim Peran Tugas
1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-ceramah, ajukan
setidaknya dua pertanyaan tentang materi
yang dibahas.
2 Penyetuju Setelah pengajaran berbasis-ceramah,
katakan hal-hal mana yang mereka setujui (atau
dirasa membantu) dan jelaskan alasannya.
3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-ceramah, beri
komentar tentang hal mana yang tidak mereka
setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan
alasannya.
3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-ceramah, berilah
contoh dan materi atau pelajaran penerapan kusus.
2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan waktu bagi
tim untuk menyelesaikan - tugasnya.
3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya. Anda
mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda bayangkan.
VARIASI
1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk
mengikhtisarkan pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah tim untuk membuat
pertanyaan yang menguji pemahaman siswa tentang materi pelajaran.
29
29
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana jawabannya akan
ditemukan dalam penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk mendengarkan
dengan cermat guna mendapatkan jawabannya. Tim yang dapat menjawab sebagian besar
pertanyaan akan menang.
26. Membuat Catatan dengan Bimbingan
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar yang telah
dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan sewaktu anda
mengajar. Gerak fisik yang minimal seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa ketimbang
jika kita sekadar menyediakan buku pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk
membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di antaranya adalah mengisi
bagian-bagian yang kosong.
PROSEDUR
1. Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada
penyajian materi pelajaran anda.
2. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-bagian
di dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
3. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:
Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau definisinya
kosong. ________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________
Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat oleh
konsul
b. ________________________
c. Menerima duta besar luar negeri.
d. ________________________
Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan semisal rendahnya
________, tingginya________, dan________ kualitas pelayanan. Solusi manajemen
tradisional seringkali cenderung seperti________ ________, untuk
menghasilkan________ persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.
4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang sengaja mengosongkan
beberapa bagian kalimat untuk membantu mereka mendengarkan secara aktif terhadap apa
30
30
yang anda ajarkan.
VARIASI
1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang anda
ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan catatan.
Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari lembar catatan yang
beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk mengisi bagian yang kosong itu
tanpa melihat catatan.]
2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi beberapa bagian. Perintahkan
siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara, namun jangan
membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda
waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah.
27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh perhatian jika
anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin utamanya didiskusikan
sewaktu siswa bermain bingo.
PROSEDUR
1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin utama.
2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan. Tempatkan satu
poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang dari 9 poin utama,
kosongkanlah beberapa kotak.
3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama. namun
tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya sedikit
sekali kartu Bingo yang serupa.
31
31
4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip kartu yang
terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga perempat inci). Jelaskan
kepada siswa bahwa ketika anda tengah menyajikan materi dari poin ke poin, mereka
harus menempatkan satu titik pada kartu mereka untuk tiap poin yang anda bahas.
(Catatan: Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu titik.).
5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal secara
berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"
6. Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa mendapatkan Bingo
sebanyak yang mereka bisa.
VARIASI
1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam penyajian
materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu Bingo. Ketika istilah
atau nama tersebut untuk pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat menempatkan stiker
pada kotak yang sesuai.
2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan membahas
beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-ceramah anda.
Tunjukan hanya empat di antaranya pada salah satu kartu Bingo. Cobalah untuk membuat
beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan informasi yang berbeda pada tiap
kartu.
28. Pengajaran Sinergis
URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda ini memungkinkan
para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk
saling membandingkan catatan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda
ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah dibaca.
3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang materi
yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang sebelah.
4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan tentang
32
32
topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata pelajaran dan
sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.
5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka
mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.
VARIASI
1. Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi
pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat informasi
visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran dengan telinga
tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan tersebut usai, perintahkan tiap
kelompok untuk membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat dan dengar.
2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda ajarkan
kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang konsep atau
teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa
disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok dan perintahkan mereka untuk
membahas pelajaran secara bersama.
29. Pengajaran Terarah
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak
pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian
memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajaran terarah merupakan
seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan
anda untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum
memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep abstrak.
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan
pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki beberapa
kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu menjelaskan seberapa cerdasnya
seseorang?”
2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok untuk
membahas jawaban mereka.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah pendapat
mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa kategori
33
33
terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal "kemampuan
membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-tubuh.
4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa
untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan
yang memberi mformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran anda.
VARIASI
1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk mengkategorikan
gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda membandingkannya dengan konsep yang
ada di pikiran anda.
2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah gagasan-gagasan
mereka menjadi kategori yang berguna.
30. Menemui Pembicara Tamu
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu yang tidak
memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi pelajaran. Pada saat
bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar pelajaran
dengan cara yang unik dan mengambil peran aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.
PROSEDUR
1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda sebagai
pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat pemerintah setempat dapat
mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan tentang kewarganegaraan atau tata-negara.)
2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas ini
akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format tersebut.
pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan pembuka dan kemudian
bersiap menerima pertanyaan dari "pers."
3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan
bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka kesempatan
untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada pembicara.
VARIASI
1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam waktu
34
34
bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja di bagian
depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung agar bisa berbagi informasi
dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok akan diberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan pembicara tamu dengan mengajukan pertanyaan dalam suasana yang
lebih santai. Bagilah sesi pelajaran menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu
masing-masing babak sesuai dengan waktu yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada
umumnya, 10 atau 15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan kelompok kecil
untuk mengalihkan pertanyaan dari satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai
dengan beralihnya babak.
2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran anda
untuk menjadi pembicara "tamu."
31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami. betapapun
gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan. Satu cara untuk rnembantu
membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah dengan meniinta sejumlah
siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang anda jelaskan.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa
digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:
Penyusunan kalimat.
Menemukan persamaan.
Sirkulasi jantung
Arsitektur gotik
2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka untuk
mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah anda terangkan.
Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu prosedur atau
konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan siswa yang
memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar.
Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda ajarkan.
Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi setahap.
3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti
35
35
pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
VARIASI
1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut
menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .memperagakan konsep atau prosedur tanpa
arahan dari anda.
32. Yang Manakah Kelompok Saya?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa mempelajari materi
kognltif. Dengan menerapkan tayangan permainan lama dl televisi, siswa berkesempatan
untuk membahas materi yang baru saja diajarkan dan menguji satu sama lain untuk
memperkuat ingatan akan pelajaran anda.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:
Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."
Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."
Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich
Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"
Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2”.
3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim untuk memilih
satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.
4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara menjawabnya.
5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.
6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda pilih).
7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan kategorinya
(orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran mengajukan pertanyaan ya- atau -
tidak tentang tamu misteri hingga salah satu panelis dapat mengenali si tamu misterius itu.
8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka. Buatlah panel
baru untuk tiap tamu misteri.
36
36
VARIASI
1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu timnya jika dia
tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting. Sebagai contoh,
seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah orang terkenal yang
sedang menjadi bahan pembicaraan.
33. Menjadi Kritikus Tayangan Video
URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif. Siswa duduk di
kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini merupakan cara aktif untuk
menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton tayangan video.
PROSEDUR
1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.
2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka mengkritisi
apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor.
termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
3. Putarlah video.
4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."
5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan menggunakan semacam
sistern penlalan keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).
VARIASI
1. Buatlah panel pemirsa video.
2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah pendirian ketika
mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.
Mestimulasi Diskusi Kelas
37
37
Sering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun dihadapkan pada
kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani
berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran
berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan. Anda harus terlebih dahulu
rnembangkitkan minat! Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara yang telah
berhasil menstimulasi diskusi. Sebagian di antaranya bahkan akan menciptakan pertukaran
pendapat yang seru namun tertib antar siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar
setiap siswa bisa terlibat.
34. Debat Aktif
URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran dan
perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-tentangan
dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap
siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang berdebat.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial
yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma membuat berita, bukan
melaporkannya.")
2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro" kepada
satu kelompok dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim
debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat membuat tiga sub
kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang masing-masing terdiri dan empat
anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi pendapat yang
dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin akan mereka
diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk
memilih juru bicara.
4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok yang
dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan
dengan jumlah kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra. Posisikan siswa
yang lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh sebelumnya, susunannya akan
tampak seperti ini:
38
38
x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x
Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan pendapat mereka.
Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."
5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan
suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub kelompok
untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan.
Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru bicara, akan lebih baik bila
menggunakan orang baru.
6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-
hadapan, untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat berlanjut (pastikan untuk
menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan
catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga,
anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh
perwakilan tim debat mereka.
7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,
perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk
mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa yang
berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa
yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa
untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang
dikemukakan oleh kedua belah pihak.
VARIASI
1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa
untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut berdebat.
2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan. Lakukanlah
dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para pendebatnya.
39
39
35. Rapat Dewan Kota
URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menclptakan suasana yang
menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn diskusi.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran anda.
Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan mernberikan
infomasi latar belakang dan uraian singkat tentang beragam sudut pandang. Jika anda
menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat memperjelas topik atau problemanya.
2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri tentang
persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan bahwa anda akan
mengikuti format yang disebut "panggil pembicara berikutnya." Manakala seorang siswa
selesai berbicara, siswa itu harus melihat ke sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa
lain yang juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang mengangkat tangan).
3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang lain
mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda menghendaki
tetapkan batas waktu sampai pembicara mendapatkan giliran untuk berbicara. Arahkan
siswa untuk memanggil siswa lain yang belum pernah mendapat giliran sebelum memilih
siswa yang sudah mendapat giliran.
4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya..
VARIASI
1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk duduk di
sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti format "memanggil
pembicara berikutnya," dengan instruksi bahwa pembicara berikutnya harus memiliki
pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk berpindah ke sisi ruangan yang
berbeda jika pendapat mereka terpengaruhi oleh debat itu.
2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan para panelis
untuk mengemukakan pendapat mereka dan kemudian memanggil pembicara dari
kalangan pendengar.
36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap
40
40
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk lingkaran diskusi
dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar di sekeliling kelompok diskusi
(Lihat Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.)
Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara yang lebih menarik untuk membentuk diskusi
terbuka.
PROSEDUR
1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran anda.
Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai berikut:
Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan industri
swasta untuk mengatasi masalah ini?
Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak diharuskan. Putuskan
dalam urutan seperti apakah anda menghendaki didiskusikannya pertanyaan-pertanyaan
itu.
2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran memusat)
Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota kelompok 1 untuk
menempati kursi lingkar diskusi dan perintahkan anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk
di kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda untuk didiskusikan. Berikan
waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu orang siswa untuk memfasilitasi diskusi
atau bertindak sebagai fasilitator.
3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar dalam.
menggantikan anggota kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar. Tanyalah anggota
kelompok 2 apakah mereka hendak memberikan tanggapan singkat tentang diskusi
pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi kedua.
4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
5. Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa menjadi satu
kelompok besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas keseluruhan diskusi yang
telah berlangsung.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan penataan kursi
secara melingkar, buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga kelas menjadi panelis
untuk tiap pertanyaan diskusi. Para panelis bisa duduk di depan kelas menghadap kepada
41
41
siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan susunan kelas berbentuk U atau meja
konferensi (lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun Kelas," halaman 17), tunjuklah
kelompok sebelah sebagai kelompok panel.
2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintahkan tiap kelompok
berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.
37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan memberi siswa
kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi persoalan sembari tetap
bisa berpartisipasi aktif dengan seluruh siswa.
PROSEDUR
1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan persoalan
Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka. Sebutkan lima
pertanyaan untuk didiskusikan.
2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi panel.
Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.
3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok diskusi pada
tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.
4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggung
jawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain membuat catatan
dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.
Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi adalah
tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap rekayasa genetik?"
Pro
Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini, lantas mengapa
mesti menolaknya?
Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.
Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.
Kontra
Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
Kelainan genetik akan timbul.
Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka miliki.
42
42
5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang pertanyaan yang
masih ada.
VARIASI
1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti dengan diskusi
panel.
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.
38. Argumen dan Argumen Tandingan
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya serupa
dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan berlangsung lebih cepat.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.
2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat yang telah
anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen yang
mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk bekerja dengan rekan sebangku atau
dalam gugusan kelompok kecil.
3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa memiliki
kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung pendapatnya, beri
kesempatan untuk munculnya argumen lain atau argumen yang berseberangan dari
kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan cepat.
4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut pandangan anda
Sebagai guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.
VARIASI
1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa dari kelompok
yang berbeda dan perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi. Ini bisa dilakukan
secara serentak, dan dengan demikian setiap siswa terlibat dalam perdebatan dalam waktu
bersamaan.
2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka berhadapan satu sama
lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa itu melemparkan
suatu benda (misalnya bola atau benda semacamnya) kepada anggota dari pihak yang
berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang dilemparkan itu harus membantah
43
43
argumen dari siswa sebelumnya.
39. Membaca Keras-keras
URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat membantu siswa
memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi diskusi. Strategi Ini agak
serupa dengan pelajaran mengkaji kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa
terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang padu.
PROSEDUR
1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri anda
untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.
2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan utama
yang hendak diajukan.
3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain. Tunjuklah
sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.
4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa bagian untuk
menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi contoh. Beri
kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa memperlihatkan minat terhadap
bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang dimuat dalam teks.
VARIASI
1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan
meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca siswa.
2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain, hentikan untuk
klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.
40.Pengadilan oleh Majelis Hakim
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi, jaksa
penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda yang baik
untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan secara efektif
mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang sebaliknya.
44
44
PROSEDUR
1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang berbeda
dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan kepada seseorang
atau kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang biasa yang moralnya
bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak memlliki
manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang menyimpang.
2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat
menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi meringankan,
jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim ketua, dan hakim anggota. Tiap
peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda bisa menetapkan sendiri jumlah
majelis hakimnya
3. Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung
dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada kerumitan masalahnya.
4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas berikut
ini: argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan singkat
panitera persidangan, dan argumen penutup.
5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar semua
siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa diberi tugas
untuk mendengarkan berbagai aspek kasus.
VARIASI
1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.
2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya oleh
hakim.
Pengajuan Pertanyaan
”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah ditanya seperti itu siswa justru diam.
Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka tidak berrninat
Sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang
sesung-guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap mengajukan pertanyaan. Strategi-
strategi yang berikut ini akan membantu anda mengubah keadaan seperti ini. Siswa akan
lebih tertantang untuk membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan untuk
memahami materi yang diajarkan
41. Belajar berawal dari Pertanyaan
URAIAN SINGKAT
45
45
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn kondisi aktif,
bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran seperti ini
adalah dengan menstimulir siswa untuk rnenyelidiki atau mempelajari sendiri materi
pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru. Strategi sederhana ini
menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana merupakan kunci belajar.
PROSEDUR
1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat
menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku pegangan.) Inti
dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di pihak
pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi luas namun tidak memiliki
rincian penjelas adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang melukiskan sejumlah
pengetahuan merupakan pilihan yang baik. Sebuah naskah yang terbuka bagi munculnya
bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang balk. Tujuan utamanya adalah memicu
keingintahuan.
2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya.
Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya memahami buku
pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka paharni dengan menandai dokumen
dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka pahami. Anjurkan siswa untuk
menyislpkan sebanyak mungkin tanda tanya sesual yang mereka kehendaki. Jika waktunya
memungkinkan, bentuklah pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat
siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk saling membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang menggambarkan
bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik dengan menunjukkan seorang
penerjun sirkus yang melompat dari galah sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama
pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan menentukan pertanyaannya (misalnya,
Kapankah pastinya energi potensial menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar
antara energi kinetik dan potensial?
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan siswa secara
keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini, dengan melakukan
upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
VARIASI
46
46
1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri materi
pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau beri mereka
pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya
bentuklah kelompok-kelompok belajar.
2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar secara
berpasangan.
42. Pertanyaan yang Disiapkan
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban atas
pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda pada
kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik, namun bagi siswa lain
(selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya melakukan sesi tanya-jawab.
PROSEDUR
1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah tiga
hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.
2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah isyarat yang
akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar pertanyaan itu diajukan.
Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan meliputi:
menggaruk-garuk hidung anda.
melepas kacamata anda.
menjentikkan jemari anda.
menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:
4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa yang akan mengajukan pertanyaan.
Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda mereka. pastikan
47
47
JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPABila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan "Apakah kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudian tanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaan berikut ini: Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu atau ucapkan dengan kata-kata
kamu sendiri.
bahwa mereka tidak mengungkapkan kepada siapapun bahwa mereka telah diberi
pertanyaan.
5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan berikan isyarat
pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah pertanyaan itu. dan
kemudian lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan berikutnya.
6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan
pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan adanya
beberapa siswa yang tunjuk jari.
VARIASI
1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat, transparansi OHP, atau buku
pegangan pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing pertanya dijawab.
Ungkapkan secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan diajukan.
2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang paling sedikit
memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap peran kurang bersahabat
43. Pertanyaan Pembalikan Peran
URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama berlangsungnya
pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan mendapatkan tanggapan
yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika anda bertanya, "Apakah ada pertanyaan?"
Dengan tehnik ini, anda membalik peran: Anda mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya
menjawab.
PROSEDUR
1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi pelajaran jika anda
yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya, Tolong anda jelaskan
lagi cara untuk________?”)
Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa bedanya ini
dengan______?”)
Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan? Bukankah hal
ini akan menimbulkan banyak kebingungan?”)
48
48
Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya. "Bisakah kalian
berikan contoh tentang_______?”)
Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan gagasan ini dalam kehidupan
nyata?
3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda akan "menjadi"
mereka, dan mereka bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan pertanyaan
4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk memancing mereka agar
membombardir dengan banyak jawaban.
5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan mendorong mereka
untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab. baliklah posisinya ketika
siswa telah puas dengan pertanyaan.
2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi media, yang
memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari RCTI" atau semacamnya, dan hujani
siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang, atau menjelek-jelekan materi
belajar yang dipertanyakan.
Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian tugas
belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan
keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan
belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian,
belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Bolehjadi terdapat partisipasi yang
tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang
sesungguhnya. Strategi-strategi berikut ini dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari
belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.
44. Pencarian Informasi
URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas mencari informasi
(biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab pertanyaan yang
diajukan kepada mereka. Metoda ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa
saja menjadi lebih menarik.
49
49
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari informasi yang bisa
ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa. Materi surnbernya
bisa mencakup:
Buku pegangan
Dokumen.
Buku teks.
Panduan referensi
Informasi yang diakses melalui komputer.
Artifak.
Peralatan "berat: (misalnya mesin)
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil. Kompetisi yang bersahabat
bisa diwujud untuk mendorong partipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna memperluas cakupan
pembelajaran.
VARIASI
1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan jawaban dan informasi
sumber yang tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa dijawab langsung
dengan mencari informasinya.
2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda semisal problema
kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka mencocokkan butir-
butir, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang
terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan dengan benar.
45. Kelompok Belajar
URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan
menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. Tugas yang
diberikan mesti jelas betul untuk memastikan bahwa sesi belajar yang dihasilkan akan
efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka sendiri.
PROSEDUR
50
50
1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik; naskah singkat; grafik
atau diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya dalam hati.
Kelompok belajar akan bekerja sangat baik bila materinya cukup menantang atau terbuka
bagi munculnya bermacam interpretasi.
2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk melaksanakan sesi
belajar mereka.
3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan menjelaskan
materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam ini:
Jelaskan isinya. .
Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan itu.
Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.
Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang yang bertentangan.
Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.
Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
a. Perhatikan keadaan.
b. Periksa ketidakresponsifannya
c. Carilah bantuan.
d. Bukalah saluran pernafasan.
e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.
f. Berikan napas bantuan dua kali.
g. Periksa denyut nadi.
h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya dewasa), dan kemudian
berikan nafas bantuan dua kali.
i. Ulangi tiga kali.
j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke langkah d.
Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau mempraktikannya?
Berikut ini adalah contoh yang lain:
51
51
Dasar-dasar Impresionisme
A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan menciptakan gambar tanpa
melibatkan perasaannya.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5
B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk yang bermandikan
cahaya dan atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian cahaya sebagai sumber
warna.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya menggambar dan
sebagaimana kita melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai fasilitator. pengatur waktu.
pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam Memilih Ketua Kelompok dan
Mengisi Tugas Lain," halaman 33).
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah satu atau beberapa
hal berikut ini:
Membahas materi secara bersama.
Beri siswa pertanyaan kuis.
Dapatkan pertanyaannya.balik
Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami materi.
Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji pemahaman mereka
VARIASI
1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila seluruh siswa sedang
dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya untuk kemudian
menjawab pertanyaan siswa, mengalukan pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan
52
52
naskahnya.
2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam kelompok belajar. Pasangkan
kelompok-kelompok belajar itu dan mintalah mereka untuk membandingkan catatan dan
membantu satu sama lain..
46. Pemilahan Kartu
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan konsep,
karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada
dl dalammnya dapat membantu menggairah-kan siswa yang merasa penat.
PROSEDUR
1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang cocok dengan satu
atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:
Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.
Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.
Gejala-gejala dari beragam penyaklt.
Informasi yang cocok dengan berbagai bagian resume kerja
Karakteristik dari berbagai logam.
Kata benda. kata kerja. kata keterangan, preposis
Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.
2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok
dengan yang sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya cebelumnya atau biarkan
siswa menemukannya sendiri)
3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarKan diri
kepada siswa lain.
4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran yang menurut anda
penting.
VARIASI
1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa
mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di
mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah
kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.
53
53
47. Turnamen Belajar
URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan-tim," yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan
kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran beragam fakta. konsep, dan ketrampilan.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa
tim memlliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda harus merata-ratakan
skor dari tiap tim.)
2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.
3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau penglngatan akan
materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendlri. misalnya pllihan
ganda, mengisi titik-tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam pelajaran komputer.
misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini untuk dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking : Kernampuan komputer untuk menjalankan lebih dari satu program secara
bersamaan.
Path : Lokasi file dalam cabang direktori.
Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang data atau printer bagi
komputerkomputer lain.
Attribute : Informasi tentang file.
4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu" dari
tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk
menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan
mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat
skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam tumamen. Kemudian
ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua." Perintahkan tim untuk sekali
lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan nntuk memberi
kesempatan tim untuk nienjalani sesi belajar antar masing-masing ronde.(Lamanya
54
54
tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan
beberapa jam.)
VARIASI
1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi mereka skor
minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar jawaban
kosong bisa dianggap 0 (nol).
2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen
48. Kekuatan Dua Orang
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari
sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan
pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya:
Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?
Apakah pengetahuan itu?
Apa "proses yang seharusnya" Itu?
Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer?
Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi sejumlah pasangan
dan perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.
4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki
tiap jawaban perseorangan.
5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan jawaban dari tiap
pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
VARIASI
1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan.
2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan tertentu. Bukannya
55
55
memerintahkan semua pasangan menjawab semua pertanyaan.
49. Kuis Tim
URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang mereka
pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat
mereka takut.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.
3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau
kurang dari itu.
4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah
siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk
memeriksa catatan mereka.
5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak dapat menjawab satu
pertanyaan, Tim C segera menjawabnya.
6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim C, dan mengulang proses
tersebut.
7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah
Tim B sebagai Pandu kuis.
8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah segmen ketiga dari pelajaran
anda. dan tunjuk Tim C sebagai pemandu kuis.
VARIASI
1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka memilih kapan
mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.
2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir
pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.
Pengajaran sesama siswa
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran haru benar-benar dikuasai ketika si
pembelajar mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama siswa memberi
siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi
narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara praktis
untuk mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas. Strategi ini juga memungkinkan
56
56
guru untuk memberi tambahan. bila dirasa perlu, pada pengajaran yang dilakukan oleh
siswa”.
50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok siswa yang
berbeda. Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia pelajari.
PROSEDUR
1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep atau pendekatan yang
berbeda. Topik Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran pendapat atau informasi
(Sebagai ganti debat). Berikut adalah beberapa contohnya:
Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).
Gagasan dari dua atau beberapa penults.
Tahap-tahap perkembangan anak.
Beragam cara untuk meningkatkan gisi.
Beragam sistern operasi untuk komputer.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang diberikan.
Pada umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw Berikan waktu yang
mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang
ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu kelompok dapat menyajikan sebuah buku
karya James Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat menyajikan buku karya Toni
Morrison.
3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk memilih juru bicara.
Undang tiap juru hicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain.
4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri kesempatan anggota
lain dari kelompok si juru bicara untuk member! tanggapan.
5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan
informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audiens.
Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan informasi yang dipertukarkan. Sebagai
contoh, seorang guru melakukan pembandingan antara dua negara sebagaimana disebutkan
dalam tugas, dengan menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi tugas mempelajari
Costa Rica (yang dikenal sebagai kota negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas
mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda perang saudara). Setelah maslng-
masing kelompok menyajikan budaya dan sejarah negara-negara tersebut, selanjutnya
57
57
dilakukan diskusi untuk menganalisa mengapa dua negara bertetangga itu memiliki
pengalaman yang sebegitu berbeda.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum memberikan
presentasi.
2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.
51. Belajar ala Permainan Jigsaw
URAIAN SINGKAT
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak
dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-kelompok, namun
ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi
belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus
diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan
dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau
ketrampilan yang padu.
PROSEDUR
1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa
sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan
siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara lain:
Modul berisi beberapa poin penting.
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.
Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek yang lain.
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil
berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas
yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi
tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok
empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3 kepada tiap kelompok.
Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca,
mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima. (Jika anda menghen-daki.
anda dapat membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu dan kemudian
menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling
berbagi pendapat.)
3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala jigsaw."
Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh
58
58
yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan
4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya
adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah
mempelajari segmen 1, segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan
urutannya.
4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah
mereka pelajari.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan
yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
VARIASI
1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada
pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif dari
pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan ketrampilan
yang telah mereka pelajari.
52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru Sendiri
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan
pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk
bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.
PROSEDUR
1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan
yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya., tugas
membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas. Dalam sebuah
pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru. dapat membuat landasan
untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson, The Lottery" dengan membagikan kartu
indeks dan meminta. siswa menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang
kisah tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian
dibagikan kembali kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:
a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?
b. Bagaimana ritual lotre bermula?
c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas lotere Itu?
2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada siswa. Perintahkan
siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan
pikirkan jawabannya.
3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan
memberikan jawabanya.
59
59
4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa
yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.
VARIASI
1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel responden. Baca
tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering mungkin.
2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasll pengamatan mereka tentang
materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap pendapat atau pengamatan tersebut
53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Strategi
ini menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang
sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan kepada
siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh topiknya:
Susunan paragraf yang efektif
Mekanisme pertahanan psikologis
Memecahkan teka-teki matematika
Penyebaran AIDS
Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling berkaitan.
3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik
mereka kepada slswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari cara , mengajar sistem
ceramah atau semacam pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan
pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa.
4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
Sediakan media visual.
Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)
Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-poin pengajaran.
Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis, sandiwara, imajinasi
mental, atau studi kasus.
Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.
Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam pelajaran soslologi
untuk menyusun presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat sub kelompok
dibentuk dan pilihlah format berikut untuk pengajaran sesama siswa:
Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta penuaan.
Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-aspek umum penuaan
60
60
(misalnya, radang sendi, berkurangnya pendengaran, penurunan daya lihat).
Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas menulis tentang
persepsi masyarakat mengenai penuaan.
Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan anak-anak yang
membicarakan transisi dengan orang tuanya.
Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku ini sebagai strategi pengajaran
5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya (bai di
dalam maupun di luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan
pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau
memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.
2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas membaca sebelum memulai
pelajaran mereka.
54. Studi Kasus Bikinan-Siswa
URAIAN SINGKAT
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik. Diskusi kasus
pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh konkret.
Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani
atau menghindari situasi semacam itu di masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini
memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka sendiri.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus
yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.
2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan
mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara niembacakannya.
Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mempelajari cara menulis resume.
Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan eksperimen ilmiah bisa didiskusikan
untuk mempelajari tentang prosedur ilmiah.
Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan bisa ditelaah untuk mempelajari
cara memberikan dukungan positif.
Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua dalam situasi konflik dengan seorang
anak bisa dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.
3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat situasi kasus
singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk
dipecahkan yang relevah dengan materi pelajaran di kelas.
61
61
Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru dapat memilih tiga
peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika Serikat menginteruensi negara lain. Guru
memberi tugas berupa satu. peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-
masing dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri Amerika.
Studi kasus ini antara lain:
1. Invasi Teluk Babi
2. Intervensi tentara di Vietnam
3. Penugasan tentara ke Somalia
Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang secara khusus memerinci
kejadian-kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk mengirimkan tentara AS ke luar
negeri. Pertanyaan-pertanyaan untuk dianalisis antara lain:
Apakah alasan utama intervensi AS?
Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?
Siapakah yang mengambil keputusan itu?
Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar negeri AS?
4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain.
Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi kasus.
VARIASI
1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus untuk
siswa lain. (Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas belajar yang baik.)
2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan kelompok dan perintahkan
mereka untuk bertukar studi kasus.
55. Pemberitaan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing minat mereka
terhadap topik pelajaran sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan pengajaran
sesama siswa ini juga akan menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa
diceritakan antarsiswa.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan berita, editorial, dan kartun yang
terkait dengan topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat meminta agar siswa
membawa berita koran atau majalah tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang
pemanasan global.
2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintahkan mereka untuk saling berbagi
penggalan berita dan pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.
62
62
3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan perintahkan perwakilan dari
tiap kelompok untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.
4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin penting yang akan anda
bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan diskusi.
VARIASI
1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan kembali kepada mereka
sebagai tindak an untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk menyerahkan
penggalan berita mereka sebelum pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat menyalinnya
dan mengirimkannya kepada semua siswa sebagai tugas bacaan.
2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar latihan sandiwara.
56. Poster
URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi Informasi
kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan
pertukaran gagasan antarmereka. Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang
memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang
tengah anda diskusikan dalam suasana santai.
PROSEDUR
1. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan topik pelajaran
umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.
2. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau papan buletin.
(Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan sendirinya
menunjukkan isinya; yakni, begitu melihatnya orang dengan mudah memahami
gagasannya tanpa perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun tertulis. Namun
demikian, siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi uraian lebih
rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
3. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa untuk
menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari ruangan untuk
mengamati dan mendiskusikan poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam pembahasan
tentang stress pada pelajaran kesehatan, topik-topik yang diberikan mencakup yang berikut
ini:
Penyebab stres
Gejala-gejala stres
Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang lain
Pereda stres
Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat tampilan poster yang
63
63
menunjukkan gambar-gambar berikut:
Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan
Orang meminum minimum beralcohol
Dua orang bertengkar
Orang sakit kepala
Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa
orang stres dapat menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.
4. Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan seluruh siswa untuk kembali
ke posisi semula dan mendiskusikan apa yang menurut mereka berharga pada kegiatan
tersebut.
VARIASI
1. Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau tiga, sebagai alternatif
dari penugas individual, terutama jika topiknya memiliki lingkup yang terbatas.
2. Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan beberapa siswa yang
memajang poster-poster tersebut Sebagai panelis.
Belajar Secara Mandiri
Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas
belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan
kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri
juga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang
mereka pelajari. Strategi yang berikut ini merupakan perpaduan tehnik-tehnik yang bisa
digunakan di dalam dan di luar kelas.
57. Imajinasi
URAIAN SINGKAT
Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif
sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga bisa berfungsi sebagai
papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak
membuat siswa kewalahan.
PROSEDUR
1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran ini
menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji visual dapat membantu upaya mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi yang akan
membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dan benak siswa. Gunakan musik latar,
lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.
3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka. Perintahkan siswa,
64
64
dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa
yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah wama, dan
rintik hujan.
4. Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan), berikanlah
sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:
Pengalaman masa depan
Suasana yang asing
Persoalan untuk dipecahkan
Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan
Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah wawancara kerja.
Siswa diberi pertanyaan berikut ini:
Apa yang kamu kenakan?
Jam berapakah sekarang?
Seperti apa sih kantor itu?
Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?
Di manakah posisi duduk si pewawancara?
Seperti apakah si pewawancara itu?
Apa yang kamu. rasakan?
Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?
Bagaimana kamu menjawabnya?
5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa
dapat membangun Imaji visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong
penggunaan semua indera, semisal;
Seperti apakah rupanya?
Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?
Apa yang kamu rasakan?
6. Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat Imaji mereka. Akhiri
latihan itu dengan perlahan.
7. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman
imaji mereka Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan
menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk enuliskan
apa yang mereka imajinasikan.
VARIASI
1. Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam situasi tertentu,
perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan benar-benar bertindak
berdasarkan apa yang mereka pikirkan.
2. Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya perintahkan
mereka untuk membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah keberhasilan.
65
65
58. Menulis Di Sini dan Saat Ini
URAIAN SINGKAT
Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang mereka
miliki. Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri adalah
dengan meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala kini (present tense) tentang
sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang).
PROSEDUR
1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya. Pengalaman itu bisa dari
masa lalu atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:
Persoalan sekarang.
Acara keluarga.
Hari pertama menjalani pekerjaan baru.
Penyajian materi.
Pengalaman dengan seorang teman.
Situasi belajar.
2. Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk tujuan penulisan
perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang balk untuk merenungkan sebuah
pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5 kembali atau mengalaminya untuk
pertama kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan dampak yang lebih
jelas dan lebih dramatis ketimbang menulis tentang sesuatu "di suatu tempat dan dahulu"
atau dalam waktu yang kelak akan datang.
3. Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi dan suasana hening.
4. Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense), tentang pengalaman
yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal pengalaman dan
menuliskan apa yang mereka dan orang lain alami dan rasakan, semisal, "Aku berdiri di
depan teman-teman sekelas untuk menyajikan materi. Aku benar-benar ingin terlihat
percaya diri. . ." perintahkan siswa untuk menulis sebanyak yang mereka suka tentang
kejadian yang berlangsung dan perasaan yang ditimbulkan.
5. Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa diburu waktu. Bila
sudah selesai, perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan mereka di sini dan
sekarang.
6. Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka ambil di masa
mendatang.
VARIASI
1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif, pertama-tama
lakukan latihan imajinasi mental atau laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan
topik yang anda tugaskan kepada mereka.
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka tulis. Salah satu
66
66
alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya
mereka yang sudah rampung. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan
untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.
59. Peta Pikiran
URIAN SINGKAT
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk
membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan
kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya antara lain:
Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa membuatkan gambaran
penanganannya.
Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.
Sebuah tugas yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh siswa.
2. Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna, gambar,
atau simbol. Salah satu contohnya adalah perjalanan ke toko grosir dimana seseorang
berbelanja berdasarkan peta pikiran yang mengkategorikan butir-butir yang diperlukan
sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu dapat dijumpai (misalnya, konter
produk susu, produk alami, dan makanan beku). Jelaskan bagaimana warna gambar, dan
simbol dalam peta pikiran anda meningkatkan seluruh kerja pikiran (versus pemikiran otak
kiri kanan). Perintahkan siswa untuk menyisipkan contoh sederhana dari kehidupan sehari-
hari mereka yang dapat mereka buatkan peta pikirannya.
3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda akan membantu siswa
menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk membuat
pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta mereka dengan membuat sentra
gambar yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya. Selanjutnya. doronglah
mereka agar memecah keseluruhannya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil dan
menggambarkan unsur-unsur ini di sekeliling peta (menggunakan warna dan grafis).
Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan gambar, dengan
menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu. mereka dapat memerincinya di dalam
pikiran mereka.
4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka. Sarankan
mereka untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.
5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka. Lakukan diskusi
tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.
VARIASI
67
67
1. Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai alternatif dari pembuatan peta
pikiran secara perseorangan.
2. Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.
60. Belajar Sekaligus Bertindak
URAIAN SINGKAT
Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami penerapan topik
dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas dalam situasi kehidupan
sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas menghadapkan mereka pada cara penemuan dan
memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dalam bertukar pendapat tentang penemuan
mereka dengan sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini adalah bahwa ia bisa
digunakan dengan mata pelajaran apapun.
PROSEDUR
1. Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah informasi pendukung
melalui pengajaran berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.
2. Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan untuk mengalami kejadian seputar
topik pelajaran untuk pertamakali dengan melakukan "kunjungan lapangan" menuju situasi
kehidupan sesungguhnya.
3. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga lima orang dan
perintahkan mereka untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal khusus yang
mesti mereka cari selama “kunjungan lapangan."
4. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir pertanyaan mereka dan
berbagi pendapat tentangnya dengan siswa lain.
5. Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun daftar umum untuk
digunakan oleh setiap siswa.
6. Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan mereka untuk mengunjungi
lokasi atau beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan untuk mewawancarai atau
mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau anda mungkin perlu membuat
penugasan khusus untuk menghindari duplikasi atau agar terfadi persebaran siswa secara
merata. Sebagai contoh. siswa dapat diminta untuk mengunjungi tempat-tempat usaha
semisal toko eceran, restoran cepat saji, hotel atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya
mengunjungi tempat-tempat usaha ini sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana
pelayanan terhadap mereka.
7. Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan memungkinkan untuk dilakukan
pembandingan dengan temuan sesama siswa.
Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan layanan konsumen:
68
68
Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan untuk melayani pelanggan?
Apakah karyawan itu tersenyum?
Apakah karyawan itu sopan dan ramah?
Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami persoalannya?
Apakah karyawan Itu menggunakan tehnik mendengarkan aktif? Beri contohnya.
Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?
Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan pengalaman Itu? Mengapa demikian,
atau mengapa tidak demikian?
5. Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain melalui sejumlah
metoda kreatif (misalnya, dengan drama atau peragaan singkat, wawancara bohong-
bohongan, diskusi panel atau permainan).
VARIASI
1. Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga siswa sebagai alternatif
dari pemberian tugas individual.
2. Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan atau
garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat membuat daftar mereka sendiri.
61. Jurnal Belajar
URAIAN SINGKAT
Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang telah
mereka jalani mereka akan terdorong untuk menyadari apa yang mereka alami dan mampu
mengungkapkan secara tertulis. Tehnik yang banyak digunakan dalam hal ini adalah jurnal
belajar, sebuah catatan reflektif atau diari yang dibuat oleh siswa dari hari ke hari.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti merupakan guru terbaik dan bahwa
sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari pelajaran apa
yang kita dapatkan dari pengalaman itu.
2. Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan pembelajaran mereka.
3. Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka
pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. Katakan pada mereka untuk
mencatat semua komentar itu sebagai catatan pribadi (tanpa khawatir dengan kesalahan eja
tata bahasa, dan tanda baca).
4. Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua kategori berikut ini:
Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui.
Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka.
Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka baca,
lihat dan kerjakan.
69
69
Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak merasakan
pengalaman belajar.
Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang hendak mereka kerjakan
sebagai hasil dari pengalaman belajar.
5. Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala agar siswa menjadi merasa
bertanggungjawab untuk menyimpannya dan agar anda dapat menerima umpan balik
tentang hasil belajar mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan kosong, siswa bisa disediakan formulir
terstruktur untuk menyusun entri jurnal mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran langsung, bukannya setelah selesai
pelajaran.
62. Kontrak Belajar
URAIAN SINGKAT
Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih permanen
ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun demikian, anda mesti memastikan
bahwa kesetujuan terhadap apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari haruslahjelas. Salah
satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan kontrak belajar.
PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia ingin pelajari sendiri.
2. Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui rencana belajar. Berikan waktu yang
banyak untuk riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.
3. Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup kategori-kategori berikut ini:
Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.
Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.
Kegiatan belajar yang akan dilakukan.
Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah tercapai.
Tanggal penyelesaian.
Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin mengerjakan
resumenya.
Topik: Mengungkapkan diri saya dengan baik secara tertulis.
Tujuan pembelajaran: Memilih format yang tepat.
70
70
Memadatkan empat halaman menjadi dua.
Menulis tujuan karier yang lebih jelas.
Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.
Memilih sampel yang saya suka dan mengomentarinya.
Menyiapkan tulisan berdasarkan kritikan guru.
Menulis ulang bila perlu.
Menyerahkan salinan kepada tiga siswa dan meminta komentar
mereka.
Menyiapkan resume akhir.
Tanggal penyelesaian: Dalam dua minggu.
4. Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan materi belajar yang ada
kepada siswa. lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.
VARIASI
1. Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak belajar individu.
2. Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik dan tujuan untuk
siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun demikian. berikan pilihan yang banyak
tentang cara mempelajari topik itu.
Belajar yang Efektif
Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap
mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang efektif. Sebagai
contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas dan tidak
yakin dengan diri sendiri ketika mereka menggunakan komputer? Strategi yang berikut ini
dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan, nilai-nilai, dan sikap yang
menyertai banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus mendesak siswa untuk mengenali
keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah mereka memiliki komitmen
terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.
63. Mengetahui yang Sebenarnya
URAIAN SINGKAT
Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan terhadap orang atau
situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara terbaik untuk mencapai tujuan ini
adalah dengan menciptakan aktivitas efektif yang menstimulasi keingintahuan tentang
seperti apa sebenarnya orang atau situasi yang kurang akrab tersebut.
71
71
PROSEDUR
1. Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin siswa mempelajarinya. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.
Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda dalam sejarah.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang berbeda.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau tantangan pelik.
2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di antara cara-cara untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:
Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh orang-orang dalam
situasi itu. Atau perintahkan mereka untuk menangani peralatan, perkakas, aksesoris,
atau barang-barang milik lainnya dari orang atau situasi itu atau dengan terlibat dalam
kegiatan tertentu yang biasa dilakukan orang itu.
Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan dengan memberi
mereka kacamata yang berlumuran noda pelembab, membawa kacang buncis dalam
keranjang, katun pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki bersepatu sandal.
Kemudian perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan kertas dan menuliskan
nama mereka, alamat dan nomor telepon, atau untuk berjalan-jalan ke luar ruang
kelas, membuka pintu, dan mencari-cari jalan.
Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan merespons sesuai peran
yang harus mereka mainkan.
Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah skenario yang tidak terlalu
asing bagi siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak begitu mereka kenal.
Sebagai contoh, anda dapat meminta seluruh siswa yang kidal untuk menggambarkan
seorang yang secara budaya berbeda dari siswa yang lain.
Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk mewawancarai anda dan
mencari tahu tentang pengalaman, pandangan dan perasaan anda. Sebagai contoh,
seorang guru sains (Kate Brooks) Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan drama
tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia (Galileo) hadapi. Musik jaman
renaisans dimainkan dan lilin dinyalakan di planetarium, sementara Galileo
mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama Itu berakhir dengan dihukumnya galileo
dan upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada akhir drama itu, siswa menulis
sebuah esai tentang persoalan etika yang dihadapi Galileo, memberikan pandangan
mereka tentang keputusan Galileo, dan menebak apa yang akan mereka lakukan.
3. Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi tersebut. Diskusikan pengalaman
sewaktu mengenakan sepatu orang lain. Perintahkan siswa untuk mengenali tantangan
yang dimunculkan oleh orang atau situasi yang tidak begitu mereka kenal.
VARIASI
1. Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi atau orang yang tidak
72
72
mereka kenal akrab.
2. Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan orang atau situasi yang
tidak mereka kenal akrab.
64.Pemeringkatan pada Papan Pengumuman
URAIAN SINGKAT
Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah. Ketika terdapat
nilal-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang anda ajar-kan, aktivitas ini
bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan diskusi.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga enam orang.
2. Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:
Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)
Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan kejahatan. harus
menjadi perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)
Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi dengan 1. Berkendara
secara 3 in 1. 2. .... dll)
Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1. Melegalkan
narkoba, 2. .... dll)
Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan. 2. .... dll)
Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe, 2……,dll)
Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan ada pada seorang
teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)
4. Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan mereka untuk menuliskan tiap butir
dalam daftar itu pada kertas terpisah.
5. Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub kelompok dapat memajang preferensi
urutan peringkat mereka. (kertas Bloknote boleh ditempelkan pada papan tulis.
whiteboard, atau pada kertas karton lebar.)
6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelompok yang kini dipajang.
VARIASI
1. Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya berbeda
73
73
dengan peringkat mereka.
3.
65. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang Bagaimana?
URAIAN SINGKAT
Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta siswa untuk
merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan menggali implikasinya.
Periode perenungan ini seringkali disebut sebagai pengolahan atau debriefing
(pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian kalangan pendidik kini menggunakan istilah
harvesting (pemanenan). Berikut adalah urutan tiga tahap untuk memanen pengalaman
yang kaya akan pembelajaran.
PROSEDUR
1. Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang anda ajarkan.
Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:
Permainan atau latihan simulasi
Kunjungan lapangan Tayangan Video
Proyek belajar praktik
Debat
Drama
Latihan imaji mental
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka selama
latihan tersebut:
Apa yang mereka lakukan?
Apa yang mereka amati? Pikirkan?
Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?
3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri, "Lantas, bagaimana?"
Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan itu?
Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?
Apa implikasi dari aktivitas itu?
Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa simulasi atau drama)
dengan dunia nyata?
4. Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan "Sekarang bagaimana? "
Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di masa mendatang?
Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian dapatkan?
Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan apa yang telah kalian
74
74
pelajari?
VARIASI
1. Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"
2. Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal (lihat strategi 61,
"Jurnal Belajar").
66. Penilaian-Diri secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata pelajaran
melalui penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk mengukur perasaan dan
keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi kelas.
PROSEDUR
1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada siswa untuk menilai sikap
dan perasaan mereka tentang pelajaran yang diberikan.
Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan berikut ini:
Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk bekerja dengan orang
lain.
Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan paling besar, berkat
kemampuan saya.
Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa khawatir akan terus-
menerus dievaluasi.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di rumah.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak bepergian.
Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi masyarakat.
Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu peningkatan kemampuan
saya.
2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja
dan kursi di satu sisi ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan
papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan
pernyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok
dengan sikap mereka terhadap pengetahuan seputar mata pelajaran. Tergantung pada mata
pelajarannya, angka 1 bisa berarti "Sangat Setuju" atau "Paham Betul." sedangkan angka 5
untuk "Sangat Tidak Setuju" atau Tidak Paham."
5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling
75
75
cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di
depan berbagai posisi. perintahkan beberapa siswa untuk saling menjelaskan alasan
mereka memilih posisi itu.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain. Perintahkan sembarang siswa yang ingin
mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya.
7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke
angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka.
8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari
pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya.
9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka
terhadap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang
mencerminkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka.
VARIASI
1. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu
memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak ke
bagian-bagian ruangan yang telah dinomori.
2. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual
(pribadi).
67. Peraga Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai dan sikap.
Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal yang mereka pandang sebagai
peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan dengan sebuah topik yang tengah dipelajari di
kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam orang, dan berikan
kepada tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.
1. Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan mereka kenali sebagai
perwakilan dari mata pelajaran yang tengah didiskusikan. Dalam pelajaran musik, sebagai
misal, mereka dapat memilih Elton John, Billy Joel, dan Stevie Wonder.
2. Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal, perintahkan mereka untuk membuat daftar
karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang mengkualifikasi mereka sebagai contoh
atau peraga peran untuk mata pelajaran yang tengah mereka diskusikan. Mereka mesti
mendaftar orang dan karakteristik pada kertas dan menempelkannya pada dinding.
76
76
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan membandingkan daftar mereka,
perintahkan tiap kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi pilihan mereka.
4. Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di kalangan siswa.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa untuk memilih
karakter fiksional.
2. Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang merupakan perwakilan
atau tokoh dari mata pelajaran yang didiskusikan.
Pengembangan Keterampilan
Salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di jaman sekarang adalah pemerolehan
keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan tehnis seperti
menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan non-tehnis semisal mendengarkan dengan
penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari
keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu
mempraktikannya secara efektif dan mendapat umpan balik yang berguna. Strategi-strategi
yang berikut ini merupakan cara-cara yang berbeda untuk mengembangkan ketrampilan.
Beberapa di antaranya cukup intens dan sebagian lagi menyenangkan. Bermacam
pemeranan ditampilkan secara khusus.
68. Formasi Regu Tembak
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk berbagai macam
tujuan, misalnya menguji dan memerankan suatu lakon. Format ini menampilkan pasangan
secara bergilir. Siswa mendapat peluang untuk merespon dengan cepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bertubi-tubi atau jems tantangan lain;
PROSEDUR
1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak." Berikut Ini adalah contohnya
bila yang menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:
Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.
Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada mereka.
77
77
Siswa dapat mengajar satu sama lain.
Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan pandangannya.
Siswa dapat mendiskusikan kutipan atau naskah Pendek.
2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi yang cukup untuk
seluruh siswa kelas.
3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga lima siswa pada
tiap sisi atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti gambar berikut:
4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan yang akan dia
mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan dengannya. Gunakan salah
satu dari yang berikut ini:
Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk di hadapanmu
pertanyaan ini:
"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")
Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu, "Apa
rumus untuk ____?")
Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di
hadapanmu pendapatnya tentang frase "Kamu tidak memiliki sesuatu yang banyak
membantu mewujudkan cita-citamu. )
Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya, perintahkan siswa yang
duduk di hadapanmu untuk memerankan seseorang yang harus menasehati kawannya
untuk tidak minum-minuman keras sambil mengemudi)
Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y duduk di hadapanmu untuk
mengajarkan kepadamu kapan menggunakan titik-dua dan titik-koma)
Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.
Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan tatapan mata yang
baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberikan satu dari kartu-kartu berikut ini
kepada anggota x dari tiap regu:
Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan pendapatnya tentang
presiden Indonesia yang sekarang.
Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang masa
kanak-kanaknya.
78
78
X X X X X X X X X X X X X X X X
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-ciri dan
keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang hobi dan
minatnya.
5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan bahwa
sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah satu kursi di sebelah kirinya di dalam
regunya. Jangan merotasi atau memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x untuk
"menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada siswa y yang duduk di hadapannya.
Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas yang anda berikan.
VARIASI
1. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.
2. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat untuk memberikan
tugas yang sama kepada tiap anggota regu. Dalam hal ini, siswa y akan diminta untuk
menjawab instruksi yang sama untuk tiap anggota regunya. Sebagai contoh, seorang siswa
dapat diminta untuk melakonkan situasi yang sama beberapa kali.
69. Pengamatan dan Pemberian Masukan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau sesi latihan
ketrampilan adalah dengan menunggu hingga pementasan selesai sebelum meminta
pemberian masukan. Prosedur ini memberi umpan balik yang sifatnya segera bagi si
pemeran. Ini juga menjadikan pengamat untuk tetap siap selama pementasan.
PROSEDUR
1. Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa memperagakan ketrampilan sedangkan
siswa yang lain menjadi pengamat.
2. Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang perilaku positif dan/atau negatif untuk
diperhatikan. Perintahkan mereka untuk memberi isyarat kepada pemain drama ketika
perilaku yang dikehendaki terjadi dengan isyarat yang berbeda bila perilaku yang tidak
dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa digunakan antara lain:
Mengangkat tangan
Meniup peluit
Menjentikkan jari
Tepuk tangan satu kali
79
79
Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya, dapat menggunakan
aktivitas ini untuk mempraktikkan tatabahasa. Guru menyiapkan 10 situasi yang berbeda
dan meminta partisipan pemeran drama untuk memilih salah satunya dari sebuah topi.
Sebelum pemeranan lakon dimulai, siswa memilih isyarat untuk menandakan penggunaan
tata bahasa yang tidak benar (menjentikkan jari) dan satu untuk dukungan positif
(melambaikan tangan). Pemeran lakon dua siswa memulai dialog dalam bahasa Spanyol.
Jika kemudian dijumpai kesalahan gramatika anggota, audiens dapat menjentikkan jari;
untuk memberikan umpan balik positif, mereka melambaikan tangan. Variasi untuk
menghindari interupsi terus-menerus adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit
dan memberikan penghargaan umum (jumlah jentikkan atau lambaian tangan) atau
penilaian langsung.
3. Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan umpan balik segera
kepada pemeran lakon mengenal pementasan mereka.
4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon yang terlibat dalam pemeragaan
ketrampilan. Cari tahu apakah masukan yang sifatnya segera itu membantu, ataukah justru
mengganggu mereka.
VARIASI
1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal (misalnya, meniup peluit)
untuk menghentikan aksi pemeran lakon dan mengajukan pertanyaan atau memberikan
umpanbalik yang lebih rinci kepada para pemeran lakon.
2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai ada yang
memberikan masukan selama perekaman. Perintahkan siswa untuk menonton rekaman itu
dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran ulang ulang.
70. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam pemeranan lakon.
Caranya adalah dengan menempatkan guru pada peran utama dan melibatkan siswa dalam
memberikan respons dan menetapkan arah skenarionya.
PROSEDUR
1. Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku yang dikehendaki, misalnya
mengatasi orang yang sedang sangat marah.
2. Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama dalam pemeranan lakon Itu.
Tugas siswa adalah membantu anda mengatasi situasi.
80
80
3. Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai orang lain dalam situasi itu
(misalnya, orang yang sedang marah). Berikan kepada siswa itu naskah pembuka untuk
dibaca guna membantu dia memahami perannya. Mulailah pemeranan tersebut, namun
hentikan pada beberapa selang waktu dan perintahkan siswa untuk memberikan umpan
balik dan arahan seiring berjalannya skenario. Jangan ragu-ragu untuk meminta siswa
memberikan panduan khusus untuk anda gunakan. Sebagai contoh, pada poin tertentu.
tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti saya katakan?" Dengarkan saran mereka dan
kemudian cobalah.
4. Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda tentang cara mengatasi situasi.
Ini akan memberi mereka praktik keterampilan sementara anda melakukan pemeranan
aktual bagi mereka.
VARIASI
1. Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa untuk melatih kawannya
(Sebagai alternatif dari melatih gurunya).
2. Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan dengan siswa tentang cara
lain untuk merespons poin tertentu dalam situasi itu.
71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa
URAIANSINGKAT
Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan tiga siswa yang
berbeda dalam situasi pemeranan lakon yang sama. Tehnik ini menunjukkan pengaruh dari
variasi gaya individual terhadap akibat dari situasi itu.
PROSEDUR
1. Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar pemeranan lakon (jika perlu) dengan
sebuah situasi semisal siswa yang memprotes nilainya kepada seorang guru.
2. Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.
3. Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam pemeranan lakon.
Tugaskan satu siswa untuk tetap menjadi karakter standar (misalnya, seorang guru) dan
instruksikan tiga siswa yang lain bahwa mereka akan memainkan peran yang lainnya
(misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.
4. Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan memutuskan pada
urutan mana ereka akan berpartisipasi. Bila sudah siap, siswa yang pertama kembali
memasuki ruangan dan memulai peranan lakon dengan dua siswa lainnya.
5. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua untuk memasuki
ruangan dan mengulang situasi yang sama. Siswa pertama kini dan dapat tetap tinggal
81
81
dalam ruangan. Setelah tiga menit dengan siswa kedua, lanjutkan dengan siswa ketiga
dengan ulang skenario itu.
6. Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan dan membedakan gaya
dan kpf siswa relawan dengan mengidentifikasi tehnik-tehnik mana yang efektif dan
dengan mencatat bagian man saja yang perlu diperbaiki.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi tiga kelompok.
Berikan satu dari tiga pemeran lakon kepada tiap kelompok. Perintahkan tiap kelompok
untuk menentukan siswa yang akan memberi mereka umpan balik pendukung. Gunakan
prosedur ini ketika anda merasa perlu mengurangi kemungkinan adanya rasa malu karena
dilakukannya pembandingan antar para pemeran lakon secara terbuka.
2. Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian dan ikuti prosedur
penggiliran dari pemeranan lakon rangkap tiga. Siswa selanjutnya kembah ke posisi
semula untuk membandingkan dan membedakan ketiga gaya pemeranan lakon tersebut.
72. Mengilir Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi tiap siswa untuk
mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon tentang situasi kehidupan nyata.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga siswa, yang tersebar
di ruang kelas, dengan celah yang seluas mungkin antar ketiganya.
2. Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario kehidupan nyata yang
membahas topik yang telah anda diskusikan.
3. Setelah masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar yang terpisah, satu
anggota tim dari tiap kelompok menyampaikan skenario itu kepada kelompok selanjutnya
dan sudah disediakan ketika anggota kelompok membaca skenario untuk mengklarifikasi
atau memberikan informasi tambahan bilamana perlu. Siswa kemudian kembali ke
kelompok aslinya.
4. Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk mempraktikan
peran primemya (yakni sebagai orang tua), peran sekundernya (sebagai anak) dan
pengamat.
5. Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon, dengan 5 hingga 10 menit
pemerian umpan balik dari pengamat. Andalah yang menentukan panjang tiap babak
sesuai dengan waktu yang tersedia, topik yang dibahas, dan tingkat kemampuan siswa.
82
82
6. Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada pengidentifikasian apa yang
dilakukan dengan baik oleh pemain primer dalam menggunakan konsep ketrampilan yang
dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk memperbaikinya.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis skenarionya sendiri anda
dapat mempersiapkan skenarionya.
2. Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang mengidentifikasi ketrampilan dan tehnik-
tehnik khusus yang mesti ia cermati.
73. Memperagakan Caranya
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan,
ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan alternatif
yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau membuat
siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat skenario mereka sendiri dan
menentukan bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru
saja di bahas di kelas.
PROSEDUR
1. Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa situasi
umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang baru saja
dibahas.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang diperlukan
untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa.
3. Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario tertentu
yang mengbarkan situasi umum.
4. Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan keterpilan
itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.
5. Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang lain.
Beri kesempatan adanya pemberian masukan setelah masing-masing pemeragaan selesai
dilakukan.
VARIASI
1. Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk
83
83
keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan penasihat.
2. Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub kelompok
tertentu.
74. Pemeragaan Tanpa Bicara
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan prosedur setahap-
demi-setahap. Dengan memperagakan sebuah prosedur tanpa banyak bicara, anda
mendorong siswa untuk cermat secara mental.
PROSEDUR
1. Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa mempelajarinya. Prosedur-
prosedurnya antara lain mencakup yang berikut ini:
Menggunakan aplikasi komputer
Menggunakan peralatan laboratorium
Menjalankan mesin
Memberikan pertolongan pertama
Memecahkan soal matematika
Mencari materi rujukan
Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain
Memperbaiki peralatan
Menerapkan prosedur akuntansi
2. Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda memperagakan seluruh prosedur. Lakukan
saja, dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar tentang apa dan mengapa anda
melakukan hal itu. Beri mereka gambaran seklias tentang seluruh tugas. Jangan berharap
untuk melakukan pengulangan. Sampai di sini, anda baru mewujudkan kesiapan siswa
untuk meipelajari
3. Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari prosedur itu, sekali lagi
dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar. Perintahkan pasangan untuk
mendiskusikan apa yang mereka amati peragaan anda. (Mengatakan kepada siswa apa
yang anda lakukan justru akan menurunkan kewaspadaan atau kecermatan mental mereka)
Tunjuklah seorang siswa untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa mengalami
kesulitan. peragakanlah kembali. Hargaliah pengamatan yang benar.
4. Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama dari prosedur itu. Bila
mereka sudah menguasai bagian ini. lakukan pemeragaan bagian berikutnya dari prosedur
itu tanpa bicara. diikuti dengan praktik berpasangan.
84
84
5. Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan seluruh prosedur tanpa
bantuan.
VARIASI
1. Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba prosedur itu sebelum
pemeragaan. Beri kesempatan mereka untuk menduga dan maklumilah mereka jika terjadi
kesalahan. Dengan melakukan hal ini, anda akan segera menjadikan siswa terlibat secara
menjadikan siswa terlibat cecara mental. Selanjutnya, perintahkan mereka untuk
mencermati apa yang anda peragakan.
2. Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih cepat dibanding yang
lain, rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."
75. Pasangan dalam Praktik – Pengulangan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan atau
prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukan bahwa kedua pasangan
dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.
PROSEDUR
1. Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai. Buatlah
pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau pemeraga dan (2)
pemeriksa.
2. Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara mengerjakan
ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan dan/atau
pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan memberikan pelatihan bila diperlukan.
3. Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau
prosedur lain untuk dikerjakan.
4. Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.
VARIASI
1. Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif dari beberapa prosedur
yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan perintahkan
pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya lengkap.
2. Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan
kelompok.
*Tehnik ini didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W. Johnson, Roger T.
Johnson, dan Karl A. Smith.
85
85
76. Pemberi Peran
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang pekerjaannya mereka
pelajari. Siswa diberikan tugas praktik nyata dengan terlebih dahulu diberi sedikit
instruksi, dan belajar "dengan mengerjakan."
PROSEDUR
1. Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah beberapa contohnya:
Saya adalah walikota
Pelancong (ke negara lain)
Penyunting
Sejarawan
Ilmuwan
Pelamar kerja
Pemilik usaha
Peneliti
Wartawan
2. Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas yang bisa diberikan
pada peran itu. Sebagai contoh, seorang walikota dapat diminta untuk mengajukan
program kerja kepada dewan kota.
3. Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka alokasi waktu untuk
menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan untuk membantu dalam mengerjakan
tugas itu.
4. Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan tugas itu.
VARIASI
1. Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan pelatihan dari rekan
karyawan yang dapat bertindak selaku narasumber bagi mereka.
2. Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa dukungan dari pasangannya.
77. Para Bola
86
86
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja. Cara ini
menempatkan siswa dalam situasi sulit yang harus mereka jelaskan cara mengatasinya.
PROSEDUR
1. Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari oleh siswa. Contoh-
contohnya meliputi:
Memimpin pertemuan
Memberikan tugas kepada kaiyawan
Mendapatkan tugas dari manajer
Membuat presentasi
Memberikan laporan kepada manajer
Berbicara kepada pelanggan
2. Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau memerankan lakon dalam
situasi tertentu. Pastikan untuk menjelaskan situasinya secara rinci.
3. Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang mengrahkan mereka untuk melemparkan
bola kepada siswa lawan. Sebutlah beberapa tindakan yang bisa diambil untuk memberi
kesulitan kepada relawan dalam mengatasi situasi itu. Jangan memperlihatkan instruksi
“lemar-bola" itu kepada siswa relawan. Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara, kerja
pelamar bisa saja diminta untuk mengungkapkan informasimasi pribadinya (yang mana hal
ini tidak dibenarkan) Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi permintaan itu.
4. Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk tangan atas
usahanya. Diskusikan cara-cara untuk mengatasi kejadian-kejadian yang tak terduga
dengan seluruh siswa.
5. Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada mereka.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri untuk diarahkan kepada
relawan.
2. Sebagai alternatif dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh anda cara menangkap
"lemparan-bola" dari siswa.
78. Kelompok Penasehat
URAIAN SINGKAT
87
87
Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama berlangsungnya pelajaran
multisesi. Acapkali, guru meminta umpanbalik siswa setelah pelajaran selesai, dan ini
tentunya terlalu terlambat untuk melakukan penyesuaian.
PROSEDUR
1. Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan balik dari siswa.
2. Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan anda. Katakan kepada
mereka bahwa tugas mereka adalah meminta tanggapan dari siswa lain sebelum waktu
pertemuan.
3. Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:
Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?
Bagian mana yang belum jelas?
Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan lebih baik?
Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?
Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?
Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara berikutnya?
Apa yang tidak begitu kalian inginkan?
Apa yang kalian ingin lanjutkan?
VARIASI
1. Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda rencanakan untuk
digunakan selama pelajaran. Mintalah tanggapan.
2. Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya survei reaksi pasca-
pertemuan atau survei lisan mengenal tanggapan siswa.
BAGAIMANA MENJADI BELAJAR
TIDAK TERLUPAKAN
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang studi.
Mereka mungkin beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat menjejalkan lebih
banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi yang niasih dalam agenda mereka.
Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan, karena
adakalanya guru hanya sekadar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Memaksakan diri
untuk mengajar hingga batas akhir seringkali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak
tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan
belajar bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman. Bila kita menyediakan waktu
88
88
untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya
pengingatan.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan komputer, mencari
informasi, memecahkan masalah. dan menyusun konsep namun, anda lupa menyimpan hasil
pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda akan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil
pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.
Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk menikmatinya.
Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk
mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang
telah kita bicarakan tentang "hidangan pembuka" dan "entri" dari kegiatan belajar aktif,
sekarang yang akan kita bahas adalah "hidangan penutup."
Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan penutup mata
pelajaran yang bermakna dan, barangkali, tak terlupakan. Di bagian ini kami akan
mernbahasnya dalam empat kategori.
1. Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan kemampuan
mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai strategi peninjauan kembali yang menarik
bagi siswa dan membantu "menyimpan" pembelajaran yang telah mereka terima.
2. Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai apa
yang kini mereka ketahui, apa yang kini dapat mereka kerjakan, dan sikap apa yang
sekarang mereka pegang. Anda akan menjumpai strategi penilaian yang membantu siswa
mengevaluasi kemajuan mereka.
3. Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal
yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati strategi perencanaan masa depan yang
menghadapkan siswa pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka tidak berhenti di ruang
kelas.
4. Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa mengenang
pengalaman mereka bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi mereka. Anda akan
mendapati strategi-strategi yang membantu menghadirkan bagian penutup pelajaran yang
memungkinkan siswa untuk mengucapkan perpisahan.
Strategi Peninjauan Kembali
Salah satu cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat dalam pikiran
adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari.
Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran
ketimbang materi yang tidak. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk
memiklrkan kembali infonnasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam
otak.
89
89
Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung peninjauan kembali.
Selain menjadi aktif, strategi ini menjadikan peninjauan kembali sebagai aktivitas yang
menyenangkan.
79. Pencocokan Kartu Indeks
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara
ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada
temanya.
PROSEDUR
1. Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di
kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.
2. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
3. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar
tercampur aduk.
4. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan.
Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian mendapatkan kartu
jawabannya.
5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan,
perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama. (Katakan
pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu
mereka).
6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap pasangan untuk
memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan
mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.
VARIASI
1. Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang dihilangkan untuk
dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu— misalnya, "Presiden
merupakan _____ angkatan bersenjata. (panglima tertinggi).
2. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa kemungkinan
jawabannya—misalnya, "Apa sajakah cara-cara untuk meredam konflik?" Cocokkan
kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap
pasangan memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkan
beberapa jawaban dari siswa lain.
90
90
80. Peninjauan-Ulang Topik
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah dipelajari dalam tiap
topik atau unit matapelajaran. Ini merupakan cara yang bagus untuk membantu siswa
meninjau-ulang materi yang telah anda bahas.
PROSEDUR
1. Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah anda bahas. Jelaskan
bahwa anda ingin mengetahui apa yang mereka ingat tentang topik-topik itu dan apa saja
yang telah mereka lupakan. Usahakan agar suasananya tetap santal agar mereka tidak
merasa terancam oleh aktivitas itu.
2. Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah dibahas dan hal-hal
lain yang rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan semisal:
Mengacu kepada hal apakah topik ini?
Mengapa topik ini penting?
Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam topik ini?
Nilal-nilai apakah yang kalian dapatkan dari ini ?
Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.
Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara bergurau. atau
salahkan diri anda karena tak bisa menjadikan topik itu sebagai sesuatu yang tak
terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan itu secara kronologis hingga anda
menyinggung semua materi yang pernah dibahas(atau lakukan selama waktu anda
mencukupi).
Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai dengan yang anda
kehendaki.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh, perintahkan pasangan
atau sub-sub kelompok untuk saling berdiskusi.
2. Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan mereka untuk berkumpul
di sekeliling sebuah daftar topik pelajaran pada papan tulis dan melakukan peninjauan
ulang atas materi yang sudah dibahas. Agar tidak terkesan bahwa peninjauan-ulang itu
merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan sewaktu prosesnya sedang
berlangsung. Ini akan mem-berdayakan siswa untuk menggunakan waktu secara tepat.
81. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban
URAIAN SINGKAT
91
91
Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauaan
kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
PROSEDUR
1. Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:
Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang _______________
Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang _______________
3. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk memilih "pertanyaan
paling relevan untuk diajukan" dan "pertanyaan paling menarik untuk dijawab" dari kartu
anggota kelompok mereka.
4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan" yang ia
pilih. Pastikan apakaha ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru
harus menjawabnya.
5. Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.
Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk berbagi jawaban dengan siswa yang lain.
VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan
yang dapat mereka jawab.
2. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada sub-sub kelompok.
Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa jawaban yang menurut
mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari
82. Teka-teki Silang
URAIAN SINGKAT
Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan mengundang minat
dan Partisipasi siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara perseorangan atau kelompok.
PROSEDUR
1. Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama penting
yang terkait dengan matapelajaran yang telah anda ajarkan.
2. Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan sebanyak mungkin unsur
pelajaran. (Catatan: Jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki silang tentang apa yang
terkandung dalam pelajaran, sertakan unsur-unsur yang bersifat menghibur, yang tidak
mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai selingan)
3. Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan jenis yang berikut
92
92
ini:
Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah reliabilitas")
Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")
Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)
Lawan kata ("lawan kata demokrasi")
4. Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun kelompok.
5. Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu atau tim yang paling
banyak memiliki jawaban benar.
VARIASI
1. Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-teki silang tersebut.
2. Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang merupakan kunci dari
pelajaran. Tuliskan dalam kotak mendatar. Gunakan kata yang menunjukkan unsur-unsur
lain dalam pelatihan dan cocokan secara menurun agar membentuk kata kunci.
83. Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV— Jawaban diberikan terlebih
dahulu, dan tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar Format
Ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..
PROSEDUR
1. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa
kategori umum ini
Konsep atau Gagasan
Fakta
Ketrampilan
Nama
Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran bahasa Perancis
mungkin melibatk topik semisal, buton, angka. dan wama.
2. Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per kategori. Sebagai
contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam temperatur ruangan"
bisa dicocokan dengan pertanyaan "Minuman Rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki
jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalam tiap kategori, namun kita harus
menyusun pertanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
93
93
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.
Umumkan kategorinya dan nilal poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah papan
permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu penjawab
untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam tingkat
ketrampilan atau pengetahuan.
5. Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa mengacungkan kartu
penjawab dan memberikanjawabannya. Kapten tim harus berun-ding dengan tim
sebelum memberikan jawaban.
Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim
mereka.
Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertanggungjawab mencermati pertanyaan
mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada
papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yang sulit dijawab oleh siswa.
Anda bisa kembali kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:
Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan kesempatan untuk
menjawab.
Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.
Jika jawaban yang diberikan benar, nilal untuk kategorinya akan diberikan. Jika
jawaban tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi. Dan tim lain berkesempatan
untuk menjawab.
Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena akan menguasai papan perrnainan.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk
mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi
dengan anggota tim sebelum menjawab.
2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan
84. Bowling Kampus
94
94
URAIAN SINGKAT
Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi ini
memungkinkan guru untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai materi, dan
bertugas menguatkan, menjelaskan, dan mengikhtisarkan poin-poin utamanya.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang. Perintahkan
tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga, perusahaan, kendaraan bermotor, dll)
yang mereka wakili.
2. Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu mereka untuk
menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan.
Format permainannya sama seperti lempar koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah
pertanyaan, anggota tim boleh menunjukkan keinginannya untuk menjawab.
3. Jelaskan aturan berikut ini:
Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.
Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai diajukan jika
kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera setelah kali melakukan interupsi
pembacaan pertanyaan itu dihentikan.
Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar.
Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa mengambil alih
untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh pertanyaan jika tim lain
menginterupsi pembacaan pertanyaan)
4. Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan pemenangnya.
5. Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas atau yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut.
VARIASI
1. Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah pertanyaan kepada
tiap tim.
2. Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya pengetahuan. gunakan
permainan itu untuk menguji apakah siswa dapat mempraktikkan sebuah ketrampilan
dengan benar.
85. Ikhtisar Siswa
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa yang telah
95
95
mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Ini merupakan cara yang
baik untuk mendorong siswa merekapitulasi apa yang telah mereka pelajari dengan cara
mereka sendiri.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan ikhtisar pelajaran itu
berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.
3. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri tentang mata pelajaran
yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk membuat uraian singkat, peta pemikiran,
atau instrumen lain yang akan memungkinkan mereka menyampaikan ikhtisar kepada
siswa lain.
Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan mereka:
Apa topik utama yang telah kita bahas?
Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran hari ini?
Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang kalian dapatkan darinya?
Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?
4. Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri tepuk tangan atas usaha
mereka.
VARIASI
1. Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk mengisi rincian dari
hal-hal yang telah dibahas.
2. Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka supaya menggunakan
irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah perintahkan mereka untuk membuat
lagu rap berisi ikhtisar pelajaran.
86. Tinjauan Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format permainan Bingo.
PROSEDUR
1. Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran anda yang bisa
dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:
Angka penyebut yang paling sedikit
96
96
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum Hamurabi
Byte
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan urutan
Skizofrenia
Klausa pengendalian
Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa conotohnya:
Feud
Copernicus
Caesar
Blake
Roosovelt
Marco Polo
Joan Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Cuirie
Chaucer
Russel
Ailey
2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan dengan huruf B-I-N-G-
O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip sesuai dengan kartu Bingo
biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5X5 (celah tengah
"Kosong.")
3. Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki
angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah
deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal). siswa tersebut boleh meneriakkan
"Bingo." Permainan dapat diteruskan hingga ke25 celah tersebut terisi.
VARIASI
97
97
1. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan
Bingo.
2. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan istilah utama (plus sel
"kosong" di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa yakin bahwa
salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa
menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.
87. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares
URAIAN SINGKAT
Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah propuler
“Hollywood Squares."
PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang terkait dengan
mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda, benar/ salah. atau isian.
2. Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa pertanyaan dari
anda sendiri.
3. Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan dalam Hollywood
Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa untuk duduk di lantai di
depan kursi, tiga duduk di kursi dan tiga lagi berdiri di belakangnya.
4. Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan tanda X tercetak di satu sisi
dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka bila pertanyaannya berhasil dijawab.
5. Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan memilih anggota dari
"celebrity square" untuk menjawab pertanyaan permainan.
6. Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab dengan "setuju" atau
"tidak setuju”' kepada tanggapan panel manakala mereka membentuk tic-tac-toc.
7. Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang menyatakan "setuju" di
satu sisi dan "tidak setuju" di sisi lain untuk diberikan kepada kontestan untuk membantu
mereka dalam membuat keputusan.
VARIASI
1. Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.
2. Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc kepada satu sama lain,
berdasarkan kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan tinjauan anda.
Penilaian Sendiri
Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan waktu untuk
98
98
melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang sekarang saya yakini?
Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu diperbaiki? Menyediakan waktu untuk
penilaian diri memberi siswa kesempatan untuk mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari
pelajaran. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara terstruktur untuk
meningkatkan jenis penlialan diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang
memberi makna bagi pengalaman siswa
88. Mempertimbangkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi pelajaran adalah
dengan meminta siswa mengemukakan pandangan mereka tentang topik pelajaran
semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Ada
beberapa cara untuk melakukan bentuk pertimbangan kembali ini.
PROSEDUR
1. Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa untuk mengungkapkan
pendapat mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh, tanyakanlah tentang:
Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)
Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)
Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____ (misalnya aktor yang
lebih baik)
Gunakan salah satu dari format berlkut:
Diskusi kelompok
Kuesioner
Debat pembuka
Pernyataan tertulis
2. Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali mengemukakan pendapat
mereka.
3. Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama ataukah sudah berubah.
VARIASI
1. Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.
2. Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menuliskan situasi saat ini
di mana mereka tidak begitu terampil atau tahu banyak sebagaimana mereka nantinya
(setelah mengikuti pelajaran). Akhirilah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta
siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana mereka akan mengatasi situasi secara lebih
efektif di waktu mendatang.
99
99
89. Keuntungan dari Investasi Anda
URAIAN SINGKAT
Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan mendapatkan manfaat
dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan mereka dalam posisi "memiliki" harapan
terhadap apa yang mereka pelajari, bukan hanya sekadar mengikuti pelajaran.
PROSEDUR
1. Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang bisa mereka dapatkan
dari pelajaran.
Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar mereka atas
pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang menurut mereka
sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa mereka
gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.
2. Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca pernyataan awal mereka dan
mempertimbangkan nilai-nilai apa yang selama ini mereka dapatkan dari pelajaran
tersebut.
3. Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran, perintahkan siswa untuk
menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada manfaatnya jika ditinjau
dari apa yang menjadi harapan mereka pada awal pelajaran.
4. Mintalah umpan balik dari siswa.
VARIASI
1. Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat mencocokkannya dengan
mudah selama berlangsungnya pelajaran.
2. Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan apa yang mereka
dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Sebagai contoh, seorang siswa
yang merasa bahwa pelajaran yang ia ikuti memiliki manfaat mungkin akan
mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan sebesar 75 persen dari investasi
100
100
mereka.
90. Galeri Belajar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang telah siswa pelajari
selama ini.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.
2. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh pada
anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi mencakup yang berikut
ini:
Pengetahuan baru
Ketrampilan baru
Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya pemrograman)
Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)
Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa Jerman)
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada kertas lebar berisi hasil
"pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk memberi judul atau menamai daftar itu
"Hal-hal Yang Kita Dapatkan."
3. Tempelkan daftar tersebut pada dinding.
4. Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan agar tiap siswa
memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga dia dapatkan pada daftar selain
dari daftarnya sendiri.
5. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum didapatkan. Jelaskan
sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak diduga-duga.
VARIASI
1. Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa untuk
membuat daftarnya sendiri.
2. Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil pembelajaran'.
perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi gagasan atau saran
yang diberikan selama pelajaran yang menurut siswa layak untuk diingat untuk diterapkan
di kemudian hari.
101
101
91.Penilaian-Diri secara Fisik
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri Aktif." Dengan menggunakannya
pada akhir pelajaran siswa dapat menilai seberapa banyak yang mereka pelajari atau
mengubah pendirian yang dia punyai sebelum mengikuti pelajaran.
PROSEDUR .
1. Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada siswa. Contohnya
meliputi:
Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti pelajaran ini.
Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________
Saya mempelajari informasi dan konsep baru
2. Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa untuk berdiri di
bagian belakang ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau dengan menempelkan
skala angka itu di dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada siswa. Setelah
mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di depan angka skala
penilaian yang paling cocok dengan penilaian-dirinya. Gunakan skala yang berikut ini:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat di dalam ruangan itu
yang paling cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan siswa untuk menilai diri
mereka secara realistis. Kemukakan bahwa beberapa faktor dapat menciptakan sedikit
perubahan atau samasekali tidak, Faktor-faktor itu meliputi tingkat pengetahuan atau
ketrampilan sebelumnya. kebutuhan akan latlhan atau waktu yang lebih banyak, dan
sebagainya.
5. Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, perintahkan siswa untuk berbagi alasan
mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi kejujuran mereka.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintahkan setiap siswa yang ingin
102
102
mengubah posisi angka mereka pada skala tersebut untuk melakukannya.
VARIASI
1. Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri sebagai alternatif dari
pemberian latihan secara terbuka.
2. Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak yang setuju dengan
tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus fisik," memaksa siswa untuk
mendiskusikan satu sama lain aoa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka
mengalami perbahan manakala mereka menempatkan diri pada anak posisi yang mereka
kehendaki pada garis lurus fisik tersebut.
92. Mozaik Penilaian
URAIAN SINGKAT
Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang memungkinkan siswa
menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.
PROSEDUR
1. Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau isolasi) bagi siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan apa yang telah
mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang mereka alami setelah mengikuti
pelajaran.
3. Buatlah saran-saran berikut:
Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan pandangan. ketrampilan,
atau pengetahuan kalian.
Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja yang telah kalian
capai.
Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut dan untuk memberi tambahan
penjelasan gambar versi kalian sendiri.
Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk mengunjungi hasil-
hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang dipajang.
VARIASI
1. Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan
2. Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk membuat “perisai” atau
“rompi tentara” yang ditempeli stiker berisi hal-hal yang mereka capai.
103
103
Perencanaan Masa Depan
Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif, siswa biasanya akan
bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif benar-benar terukur oleh
cara menjawab pertanyaan itu—yakni, bagaimana hal-hal yang telah dipelajari di kelas
mempengaruhi apa yang akan dilakukan siswa di masa mendatang. Strategi-strategi yang
berikut ini dirancang untuk mendukung perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya
merupakan teknik yang cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas.
Sebagian lain memerlukan lebih banyak waktu dan komitmen namun akan membuahkan
hasil yang lebih balk.
93. Tetaplah Belajar
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara untuk terus mempelajari mata
pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
1. Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya karena pelajaran telah
berakhir.
2. Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk terus belajar secara
mandiri.
3. Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar berisi gagasan mereka
sendiri untuk "terus mempelajari."
4. Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk mencetuskan gagasan.
Berikut adalah beberapa saran umum:
Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata pelajaran.
Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.
Buatlah daftar bacaan masa mendatang.
Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama pelajaran.
Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.
Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang telah kalian pelajri
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan perintahkan tiap sub
kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.
104
104
VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan mereka untuk
memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi mereka.
2. Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka beberapa minggu
setelah pelajaran berakhir.
94. Stiker yang Sangat Lengket
URAIAN SINGKAT
Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat pengingat, yang
mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Mereka mesti
menempelkannya pada bagian-bagian yang permukaannya rata (kulkas, pintu, meja dsb).
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan pada mobil yang
isinya mengiklankan sebagai berikut:
Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan dasar dari semua ilmu
pengetahuan"
Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk memandu
mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")
Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca dulu materinya
sebelum kau membacanya secara serius")
Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan saya?")
2. Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas mungkin.
Perintahkan mereka untuk merumuskan kemungkinkan sebelum menentukan pilihan.
Doronglah mereka untuk mendapatkan reaksi siswa lain atas gagasan mereka. Mereka bisa
mencontoh tulisan pada stiker yang sudah terkenal. misalnya "Berani Berbuat, Berani
_____," atau slogan iklan misalnya Tidak ada _____''yang mampu menandinginya.”
3. Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif mungkin.
4. Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa pulang stiker mereka
untuk dipajang di tempat yang menurut mereka cocok.
VARIASI
1. Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa pulang.
2. Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu indeks. Kumpulan
105
105
kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok. Perintahkan tiap siswa untuk
memilih tiga ide dari siswa lain yang cocok dengan mereka.
95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan komitmen terhadap
penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga merupakan cara yang
balk untuk membantu siswa mengingat pelajaran yang telah lama berlalu.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka dapatkan dari
pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar campuran.
2. Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.
3. Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang mengindikasikan apa yang
mereka (secara pribadi) telah atau terus pelajari dari mata pelajaran dengan cara mereka
sendiri. Sarankan agar mereka memulal surat dengan kata-kata "Dengan ini saya tetap kan
bahwa."
4. Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan mereka untuk
memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan kemudian amplopnya
dilem.
5. Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang menyebutkan kapan
mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka sendiri. Janjikan untuk mengirim surat
itu, kepada siswa bila mereka memintanya.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke alamat sendiri,
sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain, yang menunjukkan keputusan dan
permintaaan dukungan mereka.
2. Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya adalah ikhtisar pokok-
pokok pelajaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
Sarankan beberapa cara untuk terus mempelajari mata pelajaran
96. Kuesioner Lanjutan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pelajaran
106
106
setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai cara untuk tetap berhubungan
dengan siswa.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka kuesioner lanjutan satu
bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1) membantu mereka mengevaluasi
apa yang telah mereka pelajari dan seberapa bagus capaian mereka dan (2) memberi anda
umpan balik
2. Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan mereka sendlri.
Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner itu kapan saja mereka meng-hendaki.
3. Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran berikut ini:
Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.
Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling mudahlah yang
lebih dahulu diisi. Gunakan format semisal cheklist. skala penilaian, kalimat tak
lengkap, dan esai pendek.
Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa yang sekarang
mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.
Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya kepada anda tentang persoalan dan
cara penerapannya.
Berikut adalah contohnya:
Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi Asertif," siswa diberikan
kuesioner lanjutan seperti misal:
Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan untuk menerapkan
ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya janjikan, saya mengirimi kalian
kuesioner ini guna. membantu kalion meninjau ulang dan menilai kemampuan kalian
untuk memantapkan diri dalam mencapai tujuan kalian. Dengan mengirimkan kembali
kuesioner ini kepada. saya, kalian juga akan membantu saya mengevaluasi pengaruh dari
pelayanan yang saya ajarkan. Terima kasih!
1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan kesulitannya menurut
kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5 (amat sangat sulit).
_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.
_______Memulal percakapan.
_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.
_______Bersikap menyakinkan.
_______Menghadapi orang yang sangat sulit.
107
107
2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki dalam situasi berikut ini:
Berbicara dengan lawan jenis _____ _____ _____
Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _____ _____ _____
Meminta kenaikan gaji _____ _____ _____
Berbicara dalam kelompok _____ _____ _____
Menolak tawaran sales _____ _____ _____
Mengembalikan makanan di sebuah restoran _____ _____ _____
3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana Italian bertindak secara tegas:
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan menyesalinya
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:
______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____
______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.
VARIASI
1. Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.
2. Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via telepon atau secara
empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya banyak.
97. Berpegang Erat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius untuk
menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir pelajaran. Formulir itu berisi
pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka berencana menerapkan apa yang telah
mereka pelajari atau untuk terus mempelajari lebih banyak tentang mata pelajaran yang
108
108
telah mereka ikuti. Berikut adalah formulir sampelnya.
Formulir Perencanaan Masa Depan
Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan katakan kapan dan
bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan secara rinci.
A. Situasi _______________________________________________________
_____________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _________________________________
_____________________________________________________________
B. Situasi _______________________________________________________
_____________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _________________________________
_____________________________________________________________
Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari (sisipkan nama
pelajaran):
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar perencanaan masa depan
mereka akan dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat minggu. Pada selang waktu
sebelum itu, mereka dikirimi instruksi lanjutan berikut ini:
Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan huruf A di dekat
rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan. Tempatkan huruf B di samping
rencana-rencana yang tengah kalian kerjakan penerapannya. Tempatkan huruf C di dekat
rencana-rencana yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan kendala apa saja yang
menghalangi penerapan rencana kalian.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan seorang yang bisa
109
109
memberi saran. Sarankan agar mereka secara bersama menyusun rencana Itu untuk
membantu siswa agar "tetap menjadikannya pegangan."
2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah daftar sebelum pelajaran
dimulai.
Ucapan Perpisahan
Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini terjadijika
siswa ainbll bagian dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu mengucap-kan perpisahan
satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan mereka atas dukungan dan dorongan
yang diberikan satu sama lain selama mengikuti pelajaran. Ada banyak cara untuk
membantu menyemarakkan suasana perpisahan ini. Strategi-strategi yang berikut Ini
cukup baik untuk diterapkan;
98. Papan Scrabble Perpisahan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul bersama pada akhir
pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka alami bersama. Ini dilakukan dengan
membuat papan scrabble raksasa.
PROSEDUR
1. Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan. Gabungkan kata-kata
di dalam judul jika ada lebih dari satu kata. Sebagai contoh, "Sejarah Kuno" menjadi
sejarah kuno.
2. Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat kata-kata dengan sistem
scrabble, dengan menggunakan judul yang dipajang sebagai pangkal katanya.
Pertimbangkan cara-cara pembentukan kata berikut ini:
Secara mendatar atau menurun
Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa saja yang sudah
tersedia.
Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh menggabungkan dua kata
haru ada spasi antara keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang benar.
3. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-kata kunci sebanyak
yang mereka bias yang berkaitan dengan mata pelajaran atau pengalaman belajar yang
telah mereka jalani.
4. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian siswa melakukan
pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.
110
110
5. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung kata-kata dan berikan
tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas catatan visual yang menarik yang berisi
pengalaman mereka
VARIASI
1. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan untuk aktivitas ini,
bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing membuat papan Scrabble.
Tampilkan hasilnya bersama dan hitunglah jumlah total kata-kata yang dihasilkan oleh
seluruh siswa.
2. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pelajaran secara menurun dan meminta
siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau kata benda yang mereka
kaitkan dengan judul itu dan berawal dari masing-masing huruf dalam judul tersebut
99. Menjalin Hubungan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan sebuah pelajaran
yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa telah memiliki
hubungan erat satu sama lain.
PROSEDUR
1. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian harfiah maupun
simbolis.
2. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Mulailah prosesnya
dengan menyatakan secara singkat apa yang anda alami selama memberikan pelajaran.
3. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada seorang siswa di sisi
lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut untuk menyatakan secara singkat apa
yang dia alami sebagai hasil dari keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian
perintahkan siswa itu untuk memegang benang dan melemparkan bundelannya kepada
siswa lain.
4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan, berbagi pemikiran,
dan melemparkan benang, terus memegang bagian yang menyakitkan dirinya. Formasi
yang dihasilkan adalah sebuah jaring benang yang mengkaitkan setiap anggota kelompok.
Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:
Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.
Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini
Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.
Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang telah saya pelajari.
111
111
Kita semua adalah kelompok besar!
5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa program ini bermula sebagai
pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan belajar satu sama lain.
6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati datang secara individual,
memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada siswa atas minat, gagasan,
waktu dan usaha mereka.
VARIASI
1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya kepada siswa yang
mengulurkan benang kepadanya.
2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan sebuah bola atau
benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola, kemudian dia boleh
mengungkapkan ucapan perpisahan.
100. Foto Bersama
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa sembari mengenang
seluruh teman sekelas.
PROSEDUR
1. Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama. Sebaiknya dibuatlah
minimal tiga deret siswa—deret pertama jongkok di lantai, deret kedua duduk di kursi, dan
deret ketiga berdiri di belakang kursi. Ketika anda akan mengambil gambar, ucapkanlah
kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa kegiatan belajar aktif sangat bergantung pada
dukungan dan keterlibatan siswa. Ucapkan terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan
mereka demi keberhasilan pelajaran.
2. Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan kelompok dan menjadi
"fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk sekadar nadir dan melihat gambar
terakhir seluruh teman sekelas.)
3. Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap siswa untuk berbagi
pendapat terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan kelompok untuk memberi tepuk
tangan kepada siswa itu atas kontribusinya bagi kelas.
4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu foto berisi seluruh
anggota kelas.
VARIASI
1. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau beberapa inti pelajaran.
2. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama, perintahkan siswa untuk
112
112
menulis pendapat akhir pada selembar kertas dan menempelkannya di dinding.
101."Ujian Akhir"
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang berlangsung
dalam kelas.
PROSEDUR
1. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya "ujian akhir".
Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.
2. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara urut banyaknya
aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini, kemukakan bahwa ini
merupakan tantangan yang menyenangkan yang tidak akan dinilai).
3. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan belajar yang
merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan sampai daftar urutan
kegiatan itu benar.
4. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa untuk mengenang
pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-saat menyenangkan, saat bekerjasama,
dan berbagi pendapat.
5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan semacam suasana
perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.
VARIASI
1. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai diskusi mengenang
seluruh kegiatan kelas.
2. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan pada "saat-saat untuk
dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata ini. Ini dapat menciptakan
kenangan yang penuh tawa dan nostalgia bagi seluruh kelas.
102. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pandekatan
pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
113
113
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam
situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut
Ibrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain
seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education
(Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan
Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis
masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran
berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih
yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari
banyak mata pelajaran.
114
114
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik
untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan
mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer
(Ibrahim & Nur, 2000:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain
(paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan
itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
115
115
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.
Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah
keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi,
klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek
nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk
menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak
sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat
diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing
dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang
kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
116
116
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses
berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang
jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada
keadaan yang tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-
besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang
dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti
pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti
bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks.
Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir
tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu
juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses
yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda dengan proses yang kita
gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan
ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan
nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat
tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan
proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan
kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat
mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis
masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan
belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana
yang diperankan oleh orang dewasa.
117
117
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga
secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental
dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena
tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar
yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan
mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap
masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan
tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.
3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
118
118
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan
dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam
pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen dalam pengajaran
berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan
peranan siswa yang aktif.
119
119
Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur
dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran
adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar
menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.
103. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi
oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak melakukan percobaan, hanya
melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar di
mana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses
misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat
melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang
dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru selama
pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu
memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan kompor
untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas, dengan
demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda ata alat seperti
bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan
kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila
siswa melakukan sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara
menggunakan sesuatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk memotong kain.
120
120
Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan seautu alat atau
perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara
yang terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek.
Misalnya cara memasak roti yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya
tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang
berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu, agar
demonstasi itu berhasil.
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila
perlu, dan siswa bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk
mengamati dengan baik dan tertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil,
dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar
di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat
terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila
pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.
Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya.
Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman
121
121
langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita
masih melihat juga kelemahan teknik ini ialah Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan
yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh
seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses
belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa.
Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan berlangsung
terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya memuaskan. Dalam
demonstasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang
dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu menyertai
dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga mampu mengatasi
teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery
adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur
membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan
sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila
dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri) itu,
sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi situasi
student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara
mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar
sendiri.
122
122
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan,
serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat
kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengankemampuannya masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar
saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu
diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat
bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja, kurang
memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
123
123
105. Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan
teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi
oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah
(scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti keberanaran dari teori
sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan
bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan, pengalaman
serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu.
124
124
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang harus
dikontrol dengan ketat.
- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan
sebagainya.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu
memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam menghadapi
segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang belum pasti
kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan
kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan
mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan
bimbingan guru.
125
125
3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori, sehigga akan
mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
106. Pengajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting
dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atu
pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur
pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu
bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi
lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir …. Untuk diri mereka sendiri, meneladani
seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam
proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan dapat
diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi sederet silinder
dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk menggelindingkan
silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan itu dilakukan dengan benar,
siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn menentuan kecepatan silinder
tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan. Pembelajaran dengan
inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutan
pekerjaannya hingga mereka menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan
kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan. Pembelajaran dengan
inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk
melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar
memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena
mereka harus selalu menganalisa dan menangani informasi.
126
126
Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang mengikuti
metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna. Inkuiri
adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri melibatkan observasi dan
pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi, pembentukan model dan pengujian
model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan keunggulan
dan kelamahan metode-metodenya sendiri.
Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat menajukan suatu
pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyelidiki sendiri dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak hanya satu jawaban
yang benar).
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan melakukan ikuiri
dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses melakukan inkuiri para ilmuwan
memberikan kontribusi pada tubuh informasi yang bersifat kolektif yang kita sebut
pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman
menjadi ilmuwan. Mereka belajar lebih banyak lagi ketimbang hanya konsep dan fakta,
mereka mempelajari berbagi proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan
aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih bagaimana memecahkan
maslah, membuat keputusan, dan memperoleh ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan
siswa dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama
dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa
harus memainkan dan memfungsikan talentanya masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa
melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan
melibatkan IPA dan matematika, ilmu sosial, bahasa, seni, dan teknik.
127
127
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-hasil
temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka bekerja dan mengajar satu sama
lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya – siapa mereka, apa yang
mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan
memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses pencarian
ilmu oleh siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak bertanya atau
berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya, dan terlalu banyak
menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian, proses
belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam proses inkuiri, siswa dituntut untuk
bertanggung jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada
pribadi siswa, akan menemukan kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal yng
baik yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa
dalam proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajara siswa-
siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya (Questioning); (3)
Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data (Data Gathering); dan
Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi sampai langkah
pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi dasar pemunculan berbagai
pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar
dan diperoleh melalui suatu siklus pembuatan prediksi, perumusan hipotesis,
pengembangan cara-cara pengujian hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan
teori dan model-model konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri
menciptakan berbagai kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa
bekerja. Guru dapat memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi belajar yang tepat
dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.
128
128
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus berpikir
kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika siswa belajar berpikir
kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses-proses sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita tahu?” atau “Apa
buktinya?”
b. Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
c. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa
teori yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang
kita miliki sejuh nini.
d. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
e. Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau
prediksi.
f. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang
diambil dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang
diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar berpikir kritis bergantung pada
penataan suasana kelas yang mendorong penerimaan pandangan divergen (berbeda) dan
diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga lebih menekankan pada pemberian alasan atau
pandangan daripada hanya memberikan jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir kritis
paling baik dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa. Tujuan
pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang
mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka
sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang dpat
digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau argument,
memahami periklanan, dan sebagainya.
129
129
(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit
diverifikasi (diuji kebenarannya).
(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang tidak
relevan.
(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.
(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.
(5) Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
(6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.
(7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
(8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
(9) Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
(10) Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas bukan
merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra yang dapat
dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani informasi untuk mengevaluasi
apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama dalam mengajarkan berpikir
kritis kepada siswa adalah membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan
tiap-tiap strategi berpikir kritis itu, tetapi juga menyampaikan kapan tiap-tiap strategi
berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.
Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Konsep berpikir
kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi. Inteligensi bukan sesuatu yang
hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu yang semata-mata pembawaan genetis
secara lahiriah. Howard Gardaner (1983) menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah.
“Intelligence is the ability to solve problems or to create products that are valued between
one or more cultural settings” (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan
dari konteks di mana manusia itu hidup dan berkembang.
130
130
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang atau
berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan yng
dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar (pena, computer, kegiatan-
kegiatan fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak melalui panca indera. Dengan
menggunakan kriteria khusus untuk mengidentifikasi konsep inteleigenais, Gardaner
mengusulkan delapan jenis inteligenwsi, yakni: linguistic, logical-mathematic, musical,
spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-personal, dan naturalist. Jenis pekerjan dan
aktivitas yang dapat dikembangkan untuk kedelapan jenis inteligensi ini dpat dicontohkan
sebagai beikut: (1) linguistic: wartawan, reporter, politikus, atu penulis; (2) logis-
mathematis; ahli fisika, neurology, atau insinyur; (3) spasial: pelukis, interior decorator,
atau pemain tennis; (4) bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf, pembalap, atau petinju;
(5) musik: pengarang lagu, penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal: hakim,
saleperson, atau guru; (7) intrapersonal: biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu
jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli kebun binatang, atau ahli pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk mengajar
dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi tersebut. “Hundred,
perhaps thousands, of classrooms around the world rely today on Gardaner’s theory of
multiple intelligences to help students realize their latent potential” (Johnson, 2002:141).
Apakah kelas berfokus pada siswa yang kurang mampu atau kelas yang siswa-siswanya
berbakat, para pendidik melihat manfaat mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk
mencapai berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas dengan asumsi
bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang memungkikan
mereka menghubungkan makna dengan konteks. “CTL’s component work together to
provide this rich environment, offering students many opportunities to ignite the eight
multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru CTL menyadari dan menghargai bahwa
setiap anak memiliki derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan bahwa CTL
sebagai suatu system holistic berhubungan dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap
anak pada lingkungan belajar.
131
131
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
Logika-matematikaPeka terhadap pola, keterampilan dan
sistematika.
Linguistic/ilmu bahasa Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
MusikKemapuan menghasilkan dan menghargai
ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara
Spatial/jarak
Kemampuan untuk melakukan transformasi
mengenai persepsi awal seseorang dan
kemampuan mengkreasi kembali aspek-
aspek pengalaman visual seseorang.
Bodily-kinesthetic/fisik-
kinestetik
Kemampuan mengontrol gerak tubuh
seseorangdan kemampuan menangani
objek secara terampil.
Inter personal/antar-pribadi
Kemampuan untuk menjawab atu
memberikan reaksi secara tepat berbagai
suasana batin, temperamen, motivasi dan
keinginanorang lain.
Intapersonal/antar-pribadi
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri,
kemampuan mendiskriminasikan berbagi
perasaan seseorang, dan kemampuan
menarik kesimpulan untuk menuntun
tingkah laku seseorang
Naturalist/alamiah
Mengamati, mengalami dan
mengorganisasikan berbagai pola dalam
lingkungan alamiah
Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru menjadikan siswa
mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin sejak dari
awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya guru membantu siswa agar
mereka tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk
mengikuti minat alamiah mereka. Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan
sendiri msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di dalam kelompoknya, bukan
mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan mendapat
keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan “melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar
mendengarkan ceramah atau penjelasan guru.
132
132
Guru dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan bantuan
gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan. Jika siswa
tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk mencoba sendiri
memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan pemecahannya. Guru juga harus
memperhatikan sikap siswa terhadap belajar. Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus
merangsang keingintahuan siswa, meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak
serelevan mungkin bagi siswa. Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan
pendekatan inkuiri: (1) doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara
guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan dan permainan
yang bervariasi; (3) berikan kesempatan kepada siswa untuk memuaskan keingintahuan
mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan-gagasan yang tidak berhubungan
langsung dengan pelajaran yang diberikan; dan (4) gunakan sejumlah contoh yang kontras
atau perlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang
terkait.
107. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para
siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau
memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti
pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai
berikut.
1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor
sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
133
133
2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Apakah
yang dimaksud angin?”, sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah
“Mengapa makhluk hidup membutuhkan udara?”.
3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
108. Metode pembelajaran penemuan konsep
Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001) didefinisikan
suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa segala tingkatan umur
mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu model
pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif.
Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali dengan
pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan Cochareila dalam
Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan model yang
menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan konsep-
konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil (1972) yang
mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang menemukan pengaruh variabel-
variabel terhadap proses belajar konsep.
134
134
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik, dengan
menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya, sebagai misal untuk
konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang dogosokkan dengan kain wol akan
bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda menerima elektron dari benda lain atau
terjadi perpindahan elektron dari kain wol menuju ke batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa diharapkan dapat
menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep tersebut, sehingga pada
akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri dari konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:
Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai dengan
memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru
menampilkan contoh positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap konsep
disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan konsep. Pada
penelitian ini konsep yang dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh
positif batang plastik yang digosokkan dengan kain woll akan bermuatan
negatif.
Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis hipotesa)
Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang nama suatu
konsep, membandingkan karakteristik dari contoh positif dan negatif listrik
statik, maka siswa diminta untuk menuliskan hipotesis tentang listrik statik,
guru memberikan contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian
menganalisis hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa
hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa kemudian menguji hipotesis
tersebut lewat contoh dan non-contoh sehingga deperoleh satu hipotesis
yang benar.
135
135
Phase III : Clouser (Penutup)
Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi sifat-
sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta
karakteristiknya.
Phase IV : Application (Aplikasi)
Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep tentang
listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari mereka sendiri.
Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan
dapat:
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi pelajaran itu apakan
cocok dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan
konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang akan
memberikan gambaran secara efektif dari suatu konsep.
c. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid
secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan berfikir
b. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan
memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.
136
136
109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam
proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja
(Suryabrata, 1997: 1972). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk
menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan
untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik
mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran
yang ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai
ilmuwan, tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan
dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi metode
pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan
terbimbing dengan demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik
pengajar maupun pesertra didik.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan
salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe (dalam Hariyono, 2001:
3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan
karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model in tidak sepenuhnya diserahkan
pada siswa, namum guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan
terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak langsung (Indirect
Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran.
Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode pembelajaran penemuan
terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan
pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan
eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang
diharapkan.
137
137
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi
fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar atau siswa
yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan metode
pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-benar mempersiapkan diri dengan
baik. Baik dalam tiap hal pemahaman konsep-konsep yang akan diajarkan maupun
memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut
berjalan. Dengan kata lain guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan cermat,
Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 18).
Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode pembelajaran penemuan
terbimbing adalah:
a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah diterapkan
pada situasi baru.
b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa memecahkan
masalaha tanpa pertolongan orang lain.
c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima
saja.
d. Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing menurut Ruseffendi
(dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan metode
pembelajaran penemuan terbimbing.
b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat berdiri
sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan metode lain misal ekspositori,
ceramah, dan lain sebagainya).
138
138
Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001: 25), dapat
ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model Arends
No Fase-fase Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan,
mengelompokkan dan
menjelaskan prosedur
discovery
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta guru
menjelaskan aturan dalam metode
pembelajaran dengan penemuan
terbimbing
2 Guru menyampaikan suatu
masalah
Guru mejelaskan masalah secara
sederhana
3 Siswa memperoleh data
eksperimen
Guru mengulangi pertanyaan pada
siswa tentang masalah dengan
mengarahkan siswa untuk mendapat
informsi yang membantu proses
inquiry dan penemuan
4 Siswa membuat hipotesis dan
penjelasan
Guru membantu siswa dlam membuat
prediksi dan mempersiapkan
penjelasan masalah
5 Analisis proses peneman Guru membimbing siswa berfikir
tentang proses intelektual dn proses
penemuan dan menghubungkan
dengan pelajaran lain.
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran penemuan
terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.
110. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang digunakan guru
untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta memecahkan persoalan-persoalan.
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang ilmiah. Artinya, mengikuti kaidah
keilmuan, seperti yang dilakukan dalam penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, dalam
memecahkan masalah tidak dilakukan dengan trial and error (coba-coba), melainkan
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
139
139
1. Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian membatasi masalah.
2. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi masalah yang
diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan berdasarkan data dari lapangan.
3. Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi, keterangan, dan
barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data, dapat
dilakukn dengan wawancara, angket, studi dokumentasi, dan sebagainya.
4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan, ternyata sesuai
dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau dapat dikatakan benar.
Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak sesuai, berarti hipotesis titolak atau
tidak benar.
5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat dihasilkan
kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan pemikiran untuk
memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk meningkatkan apa yang sudah
dicapai.
111. Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya. Meskipun
memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode struktural menekankan pada
strukur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.
Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi
alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang
ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan
para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengankat tangan dan ditunjuk oleh
guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki
tujuan umum (goal) untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur
yang tujuannya untuk mengajarkan keterampilan sosial.
140
140
112. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu Indeks
1. Uraian Singkat
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran.
Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis
kepada temannya.
2. Prosedur
a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan
di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah
jumlah siswa.
b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing pertanyaan
itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar
tercampuraduk.
d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan
mencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain
mendapatkan kartu jawabannya.
e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk
pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk
bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain
apa yang ada di kartu mereka).
f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan
untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras
pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawaban.
3. Variasi
a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang dihilangkan untuk
dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu misalnya,
“Perubahan wujud dari berudu mejadi katak disebut _________.”
141
141
c. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan makanan pada
hewan?”. Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan
jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan kuis kepada
kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkann beberapa jawaban dari
siswa lain.
113. Pengajaran terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak
pengetahuan siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan mereka dan kemudian
memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajarann terarah merupakan
selingan yangmengasyikkan di sela-sela cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan
untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum
memaparkan apa yang akan diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep yang abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa
dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau kelompok untuk
membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat masing-masing dan catatlah pendapat
mereka. Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka menjadi beberapa kategori
yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda/
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa
untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah
gagasan yangmemberi iformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran.
142
142
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada idi pikran anda.
b. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
103. 114. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pandekatan
pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam
situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut
Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti
Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan
berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered
Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis
masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran
berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan ikuiri.
143
143
5. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih
yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari
banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik
untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan
mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer
(Ibrahim & Nur, 200:5-7).
144
144
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain
(paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan
itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.
Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah
keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi,
klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek
nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk
menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
145
145
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak
sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat
diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing
dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang
kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses
berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang
jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada
keadaan yang tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-
besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang
dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti
pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti
bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks.
Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir
tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu
juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.
146
146
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika
berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir
yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan
menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan
yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun
juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan
untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan
pengajaran berbasis masalah.
c. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis
masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan
belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana
yang diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga
secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental
dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena
tersebut.
d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar
yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan
mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap
masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan
tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.
147
147
7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
148
148
8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan
dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam
pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen dalam pengajaran
berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan
peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran
yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di
sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.
Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.
115. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan
Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah
siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format
permainan Bingo.
2. Prosedur
a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa
dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut
adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
149
149
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-
N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu
Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah
tengah “Kosong.”)
c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki
angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi
celah tersebut.
d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,
horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan
dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
150
150
3. Variasi
a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan
Bingo.
b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama
(plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa
yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut,
dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar
siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik
termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas
bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri
dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen
suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu
kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk
menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan
masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan
tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk
menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas
outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas
atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam
perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
151
151
1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap
terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan
melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah
mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas.
Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa
mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan
pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan
menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar
bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian
pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru
menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan
waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di kertas atau
bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa
yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa”
sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara
seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu
kepada siswa.
2. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya
tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap
terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan
menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan cara
tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang
telibat.
152
152
Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia
menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri. Pilihan
kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis tugas
yang sama dari hari ke hari.
3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan
untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang
menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-tugas
yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai
pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki
tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu
yang menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan
pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
4. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan
untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif
yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan
mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan
pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru
menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja
untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum menangani
siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru
hendaknya berada dalam kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan
berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas
menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan
mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.
153
153
117. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut
metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode
mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah
cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat
karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-
contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti
dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan
dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan
dengan kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
154
154
3. Kelemahan Metode Ceramah
a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan saja.
c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan
tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga
berperan dalam metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah gru. Karena pelaksanaan metode
ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh
kegiatan belajra mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian
besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
155
155
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama
digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan
belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan
mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa
efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman
dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali
apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah
fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam
ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru
sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) agau mereka termotivasi
untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah
menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan
mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru
katakan.
156
156
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah
siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan
selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh
siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
118. Metode Pembelajaran Kooperatif Model GI (Group
Investigation)
Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam
tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan mulai
dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
1. Para siswa memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik dan mengkategorikan
saran-saran.
2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok mempelajari topik pilihan mereka.
3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan heterogen.
4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan memudahkan organisasi.
Tahap 2. Merencanakan tugas belajar
Para siswa menyusun rencana bersama.
157
157
Tahap 3. Melakukan penyelidikan
1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan mengambil
kesimpulan.
2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap upaya kelompok.
3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan klarifikasi.
Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir
a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan proyek mereka.
b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan.
c. Perwakilan kelompok membentuk bagian pengendali untuk
mengkoordinasikan rencana penyajian.
Tahap 5. Menyajikan laporan akhir
1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.
2. Pendengar menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria yang ditentukan
sebelumnya oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6. Evaluasi
1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang telah dilakukan, dan
pengalaman afektifnya.
2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar siswa.
3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota tim membaca
pasal yang berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok ahli tersebut kembali lagi
ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang sudah dipelajarinya kepada
anggota tim lain.
158
158
Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal, dan skor kuis
menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya didasarkan pada
peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada di tim dengan skor tertinggi berhak
mendapat sertifikat atau penghargaan lain. Jadi para siswa dimotivasi untuk mempelajari
bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat
membantu anggota kelompok lainnya.
120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim
dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk
menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain
dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada
guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja
kelompok.
121. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student
Teams Achievement Division)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai berikut:
1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan
lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik
kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar
belakang etnis yang berbeda.
2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran
berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah
untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
159
159
3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka
boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian
menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok
atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya
dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya.
Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari
materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong
satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan
siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan
dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin
akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja
sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya
atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah,
sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa
untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-
keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok
mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya
mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk
melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan
suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.
160
160
122. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted
Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan
kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang
dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap
siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit
5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai
keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan
memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui
skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa
temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh
semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang
memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
161
161
123. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS (Thinking
Aloud Pair Problem Solving)
Sehubungan dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994: 5)
menambahkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud Pair
Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan permasalahan yang mereka jumpai
secara berpasangan, dengan satu anggota pasangan berfungsi sebagai pemecah
permasalahan dan yang lainnya sebagai pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan
semua pemikiran dan mereka saat mereka mencari sebuah solusi, pendengar mendorong
rekan mereka untuk tetap untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau petunjuk
jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8) memberikan saran
dalam membentuk kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:
1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa
Saat siswa bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi dan biasanya
bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan perdebatan, dan dalam tim yang
berisi lima orang atau lebih akan menjadi sulit untuk mempertahankan keterlibatan
setiap orang dalam proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.
2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen
Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang semuannya lemah
akan tampak nyata tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang memiliki
anggota dengan kemapuan kuat juga tidak disarankan.
3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang banyak
jumlahnya.
Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan kontribusinya
seringkali dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki kelompok berjenis
kelamin campuran, dan para siswa perempuan akhirnya mengambil peran pasif dalam
interaksi kelompok.
162
162
4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok sendiri
Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota kelompoknya.
5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.
Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam kelompok yaitu: (1)
koordinator (mengorganisir tugas ke dalam sub tugas, mengalokasikan tanggungjawab,
mempertahankan kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2) pemeriksa (memonitor
kedua solusi dan pemahaman tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3) perekam
(melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi kelompok yang lahir), dan (4) skeptis
(menyarankan berbagai kemungkinan alternativ, menghindari kelompok melompat
pada kesimpulan terlalu awal).
6. Mempertimbangkan hal positif yang saling bergantung
Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran unik untuk
berperan serta di salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan dengan baik jika
semua anggota melakukan tugas mereka.
7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu
Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes individu, selain itu
dalam peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan atau mejelaskan hasil regu itu.
8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi mereka
Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan, kesulitan apa
yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan untuk membuat semua
hal bekerja lebih baik.
9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi efektif
Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur arahan yang
akan menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya kerja kelompok dan untuk
membantu pengembangan dari keterampilan hubungan antar pribadi yang menopang
di dalam pembentukan regu dan prestasi.
163
163
10. Menyediakan bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.
Kelompok yang mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan pengajar untuk
mendiskusikan kemungkinan pemecahan masalah.
11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk
Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para siswa memperluas daftar literatur
pendekatan pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan membantu mereka
mengembangkan keterampilan kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan dan
tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika para siswa mempunyai cukup waktu untuk
mengembangkan suatu dinamika kelompok, persaingan dan menanggulangi berbagai
kesulitan dalam bekerja bersama-sama.
124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari
Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi
perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Metode Think-
Pair-Share memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling
bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian
pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta
kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan
oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share
daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question
and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait
dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai
jawaban atau isu tersebut.
164
164
2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama
periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan
atau penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya
guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta pasangan-pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai
apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru
berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat
atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan
kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang
dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap
siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit
5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai
keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan
memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui
skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa
temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh
semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang
memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampau
165
165
125. Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan dan
Mendapatkan Jawaban
1. Uraian Singkat
Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauan
kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
2. Prosedur
a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa.
b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.
- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan tentang __________.
- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan tentang __________.
1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih “pertanyaan
paling relevan untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik untuk dijawab” dari
kartu anggota kelompok mereka.
2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk diajukan” yang ia
pilih. Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru
harus menjawabnya.
5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.
Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk berbagai jawaban dengan siswa yang
lain.
7. Variasi
a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa
pertanyaan yang dapat mereka jawab.
c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepadasub-sub
kelompok untuk memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut mereka
membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari.
166
166
126. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada
Materi Pelajaran
1. Uraian Singkat
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV – jawaban diberikan terlebih
dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang cocok atau benar.
Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.
2. Prosedur
d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari
beberapa kategori umum ini:
- Konsep atau gagasan
- Fakta
- Keterampilan
- Nama
b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur berwarna ini
biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias dicocokan dengan
pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah
pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap kategori,namun kita harus menyusun
petanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.
Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah apana
permaina sampel.
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu
penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam
tingkat keterampilan atau pengetahuan.
167
167
5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa mengacungkan
kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus merundingan
dengan tim sebelum memberikan jawaban.
- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim
mereka.
Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab mencermati
pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri tanda
silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit
dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan kesempatan
untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.
- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan diberikan.
Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi, dan tim lain
berkesemapatan untuk menjawab.
- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan
permainan.
6. Variasi
a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim
untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh
berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.
168
168
127. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan
Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah
siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format
permainan Bingo.
2. Prosedur
e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa
dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut
adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
169
169
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-
N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu
Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah
tengah “Kosong.”)
g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki
angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi
celah tersebut.
h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,
horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan
dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
170
170
3. Variasi
c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan
Bingo.
d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama
(plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa
yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut,
dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
128. Pengajaran Terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak
pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian
memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.metode pengajaran terarah merupakan
selingan yang mengasyikan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan
guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelu
memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa
dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban, semisal “Bagaimana kamu menjelaskan seberapa
cerdanya seseorang?”
b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah pendapat
mereka. Jika memungkinkan, seleksi jawaban mereka menjadi beberapa kategori
terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal
“kemampuan membuat mesin” pada kategori kecerdasan kinestetika-tubuh.
171
171
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa
untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah
gagasan yang memberi informasi tambahan bagi poin pembelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum guru
membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.
c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak guru.
Cermati bagaimana siswa dan guru secara bersama-sama bisa memilah-milah
gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
129. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut
metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode
mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat
karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-
contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti
dengan teliti oleh siswa.
172
172
2. Kebaikan Metode Ceramah
f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.
g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan
dengan baik.
h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan sehemat mungkin.
i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan
dengan kecepatan belajar siswa.
j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak
mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga
berperan dalam metode ceramah yaitu;
e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
173
173
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan
metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung
sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru.
d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama
digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan
belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan
mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa
efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman
dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali
apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah
fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam
ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru
sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi
untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
174
174
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah
menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan
mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru
katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah
siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan
selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh
siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
175
175
130. Pengajaran Autentik
Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa
untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata. Siswa sering kali
mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah mereka dapatkan di
sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-keterampilan itu lebih
diajarkan dalam konteks (situasi yang ada hubungannya dengan) sekolah ketimbang
konteks kehidupan nyata.
Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik), sehingga tidak
bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan tugas-tugas
ini denga apa yang telah mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk belajar
memecahkan masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan
nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan yang terdapat dalam
konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kemungkinan pemecahannya, memilih suatu
pemecahan, melaksanakan pemecahana atas masalah mereka. Dengan begitu, siswa akan
belajar menerapkan keterampilan akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung,
menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan nyata.
131. Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara mengajar,
dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah,
atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang
ditentukan pula oleh guru.
176
176
Robert L. Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian kerja kelompok
sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk
kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar
siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:
1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan
kelomok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan alat-alat
itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat
yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu gilirannya.
2. Kemampuan belajar siswa
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai di dalam
bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah. Dengan adanya
perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut
kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai
kemampunnya.
3. Minat Khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan: hal mana yang satu
pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang
minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka
dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
4. Memperbesar partisipasi siswa.
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa
jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam jam pelajaran yang
sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap murid dalam
kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh
akan tetap pasif saja. Karena itulah bila berkelompok, dan diberikan tugas yang sama
pada masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta
melaksanakan dan memecahkannya.
177
177
5. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan,
maka perlu tugas membahas masing-masing persoalan pada kelompok, sesuai dengan
jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok
harus membahas tugas yang diberikan. Itu.
6. Kerja sama yang efektif.
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,
menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga
mencapai suatu tujuan bersama pula.
Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu? Keuntungannya ialah:
i. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
ii. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
vi. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang
lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai
tujuan bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.
vii. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
178
178
viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
ix. Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan
siswa memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Keja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu ± 15
menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus yang terdapat
pada sesuatu masalah. Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan sesuatu
pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk
beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas
masalah itu dalam waktu yang singkat.
b. Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari,
satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas
yang harus diselesaikan siswa. Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di
dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu kelompok lain sesuai dengan
minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:
b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat, umpamanya:
masalah koperasi, lingkungan sehat, pembuangan sampah dan lain
sebagainya. Masalah itu dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan
dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada di dalam masyarakat tersebut.
179
179
b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat. Misalnya: penerangan tentang makanan sehat, penggunaan
metode mengajar yang lebih efisien, menggalakkan KB dan sebagainya. Jadi
dengan kerja kelompok di sini siswa dapat menerapkan teori yang dipelajari
di sekolah ke dalam praktek hidup sehari-hari, di samping dapat
menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta tenagannya bagi masyarakat
sekitarnya.
b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok memberi pengalaman
kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership, seperti membuat
rencana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan,
memecahkan masalah/menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama.
b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi
atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu masalah di dalam
waktu relatif singkat.
c. Kerja Kelompok Campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan
kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan
untuk bekerja sessuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang
pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain.
Kelompok siswa yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam
waktu yang sesuai dengan kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu
mencapai sasaran, guru perlu memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan
tugas atau kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap
kelompok, kemudian setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap
kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Akhirnya
guru harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus
dilakukan, dan apa yang diharapkan dari mereka masing-masing.
180
180
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
x. Menjelaskan tugas kepada siswa.
xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
xii. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat
laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.
xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu
memberi saran/pertanyaan.
xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja
kelompok.
132. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut
metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode
mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat
karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-
contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti
dengan teliti oleh siswa.
181
181
2. Kebaikan Metode Ceramah
k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.
l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan
dengan baik.
m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan sehemat mungkin.
n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan
dengan kecepatan belajar siswa.
o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak
mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga
berperan dalam metode ceramah yaitu;
i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
182
182
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan
metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung
sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru.
g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama
digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan
belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan
mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa
efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman
dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali
apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah
fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam
ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru
sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi
untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
183
183
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah
menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan
mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru
katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah
siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan
selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh
siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
133. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh
guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru,
kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin
masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara
untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat
singkat.
184
184
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang dipikirkan para
siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang
mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh
mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu komentar atau
evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar
atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan melatih merumuskan
pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu
dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani
mengemukakan pendapatnya.
Teknik brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan sepeti:
Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan oleh guru.
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
Terjadi persaingan yang sehat.
Anak merasa bebas dan gembira.
Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah:
Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
Anak yang kurang selalu ketinggalan.
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
185
185
134. Model Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari
Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui
metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari atau enam
siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam
bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan
akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk
saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu desebut
“kelompok pakar” (expert group). Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam
kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota
lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan
pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual
mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin. Individu atau
tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.
135. Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim
dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk
menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain
dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada
guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja
kelompok.
186
186
136. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa
dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau
memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti
pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai
berikut:
1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor
sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Di mana
letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum
adalah “Mengapa Diponegoro memberontak kepada pemerintah Belanda?”.
3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
137. Pemberian Balikan
Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23) mengemukakan
tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang hasil
kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan Corno, 1985: 162-
173).
187
187
b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik sampai sejauh
mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Dawdan
Gage, 1967: 181-188).
c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa jauh ia talah
memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan yang diberikan guru
kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).
d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam hal
memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran
(Measn, dkk, 1978: 373-387).
e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan suatu
topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang waktu
tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-372).
f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa belajar, yaitu
memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau
latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-295).
g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa yang
digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam mengerjakan tes atau
latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau latihan
menjawab soal-soal itu benar atau salah (Hill, 1980).
h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan siswa akan
mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta komentar yang diberikan oleh
guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan dengan maksud agar
memudahkan siswa dalam memperbaikinya.
i. Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa setalah ia
memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru setelah melakukan
proses pembelajaran sesuai denga program yang dirancang oleh guru (Skodmore,
dkk. 1979: 89).
188
188
Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam pembelajaran, secara
teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru kepada siswa baik
secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari hasil dalam
mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti program pembelajaran yang
dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa terangsang atau termotivasi untuk
berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara pemberian balikan, sebagia berikut:
a. Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru kepada
siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada jawaban
yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah tanpa
memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar atau
salah.
b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi guru
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja
siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda benar
(B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang
salah dan sekaligus memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan
petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki
kekurangannya dan kesalahannya yang telah diperbuatnya.
189
189
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban yang
salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat membantu siswa
memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol maupun
secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan siswa untuk
memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat berpengaruh
positif terhadap peningkatan perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari guru
kepada siswa tentang kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-kesalahannya
terhadap hasil kerjanya dalam menjawab tes atau latihan setelah selesai mengikuti
eksperimen dalam pembelajaran, yang pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi
minimal tiga kemungkinan pada diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat menjadikan siswa
apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong semangat belajar. Hal
demikian tergantung kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang guru dalam
memberikan balikan. Cara pemberi balikan dapat bersifat positif dan dapat negative.
(Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993: 27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud informasi atau
pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang
diperbuat oleh siswa, baik yang lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban siswa
hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya balikan yang bersifat membangun, harus
merupakan balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi atau pemberitahuan yang
disampaikan guru kepada siswa harus mampu memberikan dorongan atau motivasi
berhasil yang dapat membangkitkan semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk
lebih giat berusaha belajar memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-
kesalahannya yang telah diperbuatnya.
190
190
Karenanya informasi atau pemberitahuan itu harus dilaksanakan dengan seksama,
bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami siswa, sehingga siswa
tergerak jiwanya untuk berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya pemberian
balikan yang bersifat negative adalah balikan yang bersifat destruktif atau balikan
yang bersifat merusak yaitu informasi atau pemberitahuan guru kepada siswa terhadap
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya yang disampaikan dengan nada
kecaman, cemoohan, penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa emosional guru
dengan marah-marah. Tindakan yang demikian dapat menimbulkan:
- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap pelajaran yang
diberikan oleh guru.
- Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa menjadi tidak mau
belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Guru yang bijaksana
adalah guru yang selalu menggunakan akal budinya untuk memberikan balikan
yang bersifat konstruktif, dan selalu menghindari pemberian balikan yang bersifat
destruktif atau balikan yang bersifat merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan harus mampu mendorong siswa
untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan belajarnya.
138. Model Team Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan
kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang
dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap
siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B
mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari
membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah
menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
191
191
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan
memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui
skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa
temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh
semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang
memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
139. Pengajaran Berbasis Tugas/Proyek
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar
siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik
termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas
bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri
dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen
suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu
kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk
menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan
masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan
tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk
menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas
outentik/asli yang sebenarnya.
192
192
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas
atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam
perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap
terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan
melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah
mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas.
Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa
mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan
pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan
menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar
bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian
pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru
menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan
waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di kertas atau
bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa
yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa”
sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara
seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu
kepada siswa.
193
193
6. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya
tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap
terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan
menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan cara
tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang
telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan
multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.
Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat
jenis tugas yang sama dari hari ke hari.
7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan
untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang
menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-tugas
yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai
pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki
tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu
yang menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan
pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
8. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan
untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif
yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan
mengembalikan tugas dengan umpan balik.
194
194
Pad saat beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk
berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka memahami
tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam kelompok-kelompok
tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri.
Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi
pekerjaan yang dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.
140. Metode Penampilan
Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan praktik oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat
oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati
siswa.
Metode ini dipergunakan pengajar harus:
1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama siswa berpraktik
2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan praktik di mulai untuk keselamatan siswa yang
digunakan.
Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:
1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang
3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya
4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja
5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara dekat selama praktik
6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:
1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.
2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus
menerus.
3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah
siswa.
195
195
141. ARISAN
Media : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk
menulis soal
Langkah – langkah :
1. Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen
2. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan dalam
gelas
3. Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa
yang memegang kartu jawaban
4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan
5. Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok
merupakan penjumlahan point dari para anggotanya
6. Dan seterusnya
142. LE NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K
Langkah - langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
4. Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
143.PICTURE AND PICTURE
Langkah - langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian
5. Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut
7. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
8. Kesimpulan
196
196
144.COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengihtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah – langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya. Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan
materi lainnya.
5. Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti
diatas
6. Kesimpulan
145.KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Numbered Head
Together)
Langkah – langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai
3. Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor
tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan
bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka.
5. Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6. Kesimpulan
146.ARTIKULASI
Langkah – langkah :
1. Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
5. Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya.
Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan
197
197
147.MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah – langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaliknya permasalhan yang
mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai kensep
yang diberikan guru.
148.MAKE A MATCH (Mencari pasangan)
Langkah – langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review,
sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
6. Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan
9.
149.DEBATE
Langkah – langkah :
1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan satu lainya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membacakan materiyang kan didebatkan oleh kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu
ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan jawabannya
4. Sementara siswa menyampaikan gagasanya guru menulis ide-ide dari setiap pembicaraan dipapan tulis.
Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan /rangkuman yang mengacu pada
topik yang ingin dicapai.
198
198
150. ROLE PLAYING
Langkah – langkah :
1. Guru menyusun sekenario yang ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dua hari sebelum KBM
3. Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran
5. Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati sekenario
yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk dibahas
8. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
151. TALKING STIK
Langkah – langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangganya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa
yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup
152. BERTUKAR PASANGAN
Langkah – langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangan atau siswa menunjukkannya)
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3. Setelah selesai pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing – masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan
mengkukuhkan jawaban mereka
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
199
199
153. SNOWBALL THROWLING
Langkah – langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian menjelaskan materi
yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing – masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama lebih
kurang 5 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Guru memberikan kesimpulan
8. Evaluasi
9. Penutup
154. STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah – langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta
konsep maupun yang lainnya
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup
155. COURSE REVIEW HORAY
Langkah – langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi
angka sesuai dengan seler masing – masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan guru
dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan kalu salah diisi tanda (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak
horay....atau yel – yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan horay yang diperoleh
8. Penutup
200
200
156. EXPLICIT INSTRUCTION (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah – langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Membrikan latihan untuk latihan lanjutan
157. COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CICRC) (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
Langkah – langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajran
3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap
wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
158. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (Lingkaran Kecil Lingkaran Besar)
Langkah – langlah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap kedalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Petukaran informasi ini bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam ditemapat, sementara siswa yang berada dilingkaran besar
bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Sehingga masing – masing siswa mendapat pasangan baru
5. Sekarang giliran siswa di lingkaran besar yang membagikan informasi. Demikian seterusnya
159. TEBAK KATA
Media : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri – ciri atau kata-kata lainya yang mengarah pada jawaban
(istilah) pada kartu yang ingin ditebak
Buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menuliskan kata/istilah yang mau ditebak(kartu ini dilipat dan ditempelkan pada
dahi/diselipkan ditelinga)
201
201
Langkah – langkah :
1. Jelaskan materi lebih kurang 45 menit
2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang
siswa lainya diberi kartu 5x2 yang isinya tidak boleh dibaca(dilipat) kemudian ditempelkan didahi atau
diselipkan ditelinga
4. Sementara siswa yang membawa kartu ukuran 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalmnya
sementara pasanganya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10x10cm. Jawaban yang tepat bila sesuai
dengan isi kartu yang ditempel didahi
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu) maka padangan itu boleh duduk. Apabila belum tepat
pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah dengan kata – kata lain asal jangan langsung memberi
jawaban
6. Dan seterusnya
7. Contoh kartu :
8. Perusahaan ini tanggung jawabnya tidak terbatas
9. Dimiliki oleh satu orang
10. Struktur organisasinya tidak resmi
11. Bila untung dimiliki/diambil sendiri
Contoh :
Nah, siapakah aku ?
Jawaban : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
160. WORD SQURE
Media : Membuat kotak sesuai keperluan
Buat soal sesuai dengan materi
Langkah – langkah :
1. Sampaikan materi sesuai kompetensi
2. Bagikan lembar jawaban sesuai contoh
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Contoh :
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara...................
2. .................digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ...........saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut......................
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut nilai..........................
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan uang asing disebut.....................
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai.........................
8. Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif..........
9. Perintah seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut....................
202
202
161. SCRAMBLE
Media : Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah – langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai TPK
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Contoh :
Susunlah huruf – huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci(Jawaban) dari pernyataan kolom A
NO A B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan
cara.........
Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.........
Uang........saat ini banyak dipalsukan
Nilai bahan pembuat uang disebut nilai..........
Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa
disebut nilai.......
Nilai perbandingan nilai uang dalam negeri dengan mata uang
asing disebut.......
Nilai yang tertulis pada uang uang disebut..........
Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan
jual/beli disebut motif.................
Perintah tetulis dari seseorang yang mempunyai rekening di
bank untuk membayar sejumlah uang disebut.................
TARREB/............
GANU/...............
TRASEK/..............
KISTRIANI/..........
LIRI/..................
SRUK/.................
MINALON/...............
SAKSITRAN/............
KEC/.................
162. TAKE AND GIVE
Media : Kartu ukuran 10x15 cm sejumlah peserta, tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu
lainnya, materi sesuai TPK)
Kartu kontrol sejumlah siswa, contoh : Nama siswa sub materi, Nama yang diberi, dst
Langkah – langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai TPK
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta. Tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk
dipelajari(dihapal) lebih kurang 15 menit
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu
masing – masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta mampu memberi dan menerima materi masing – masing
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan
203
203
163. CONCEPT SENTENCE
Langkah – langkah :
1. Guru menyampaikan tujuan
2. Guru menyajikan materi secukupnya
3. Guru membentuk kelompok yag anggotanya 4 orang secara heterogen
4. Menyajikan kata ”KUNCI” sesuai materi TPK yang disajikan
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat
6. Hasil diskusi kelompok, disiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
7. Kesimpulan
204
204