1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan
dan kesatuan. Sedangkan sasaran program yang diterapkan Departemen Kelautan dan
Perikanan (DKP) pada tahun 2004 di antaranya adalah tercapainya produksi perikanan
sebesar 6.67 juta ton (penangkapan 5.12 juta ton, dan budidaya 1.55 juta ton).
Apabila diperhatikan, keragaman ekspor hasil perikanan, di mana pada tahun
2000 nilai ekspor 1.7 milyar dollar, maka untuk dapat mewujudkan ekspor sebesar 5.0
milyar dollar tahun 2004 perlu pertumbuhan ekspor sekitar 27.8 persen setiap tahunnya.
Untuk memenuhi target tersebut, yaitu kenaikan ekspor sekitar 2.6 kali lipat dalam
kurun empat tahun, memerlukan langkah besar secara simultan yang dilandasi dengan
penentuan komoditi unggulan, perencanaan yang mantap, fasilitasi dan monitoring
pelaksanaan yang ketat.
Dari sisi penawaran (supply side) Indonesia mempunyai peluang besar untuk
menjadi negara yang mempunyai industri kelautan dan perikanan yang besar di masa
yang akan datang. Negara kita, yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia mempunyai 17508 pulau, garis pantai sepanjang 81000 km dan luas lautan
sekitar 5.8 juta km2.
Potensi sumber daya ikan dan biota Indonesia sekitar 55.7 juta tonltahun, yang
terdiri dari potensi lestari sumber daya ikan laut sekitar 6.2 juta tonltahun, budidaya laut
sekitar 46.7 juta ton, perairan umum (darat) 0.8 juta ton, dan budidaya tambak sekitar
satu juta ton, budidaya air tawar satu juta ton.
http://www.mb.ipb.ac.id
Saat ini Indonesia baru mencapai peringkat ke - 8 dalam volume produksi ikan
(peringkat ke - 5 untuk udang, peringkat ke - 2 untuk tuna); dan peringkat ke - 9 untuk
nilai ekspor ikan (peringkat ke - 4 untuk udang, dan peringkat ke - 1 untuk tuna).
Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan pasar komoditi perikanan di
dalam negeri adalah masalah teknis dan masalah rantai pemasaran. Ikan dan produk
perikanan merupakan komoditi yang sangat mudah busuk, sehingga menuntut cara
penanganan dan pengolahan yang cepat dan tepat agar mutu dan kesegarannya tetap
prima.
Akan tetapi, sebagian besar ikan ditangkap dari perairan yang cukup jauh dari
tempat pendaratan atau lokasi konsumen. Padahal sebagian besar nelayan adalah
nelayan tradisional dengan keterbatasan modal, skala usaha, ketrampilan maupun
peralatan. Akibatnya, sebagian besar hasil tangkapan tidak di - es atau tidak ditangani
dengan baik, sehingga pada waktu didaratkan mutunya sudah sangat merosot atau
bahkan sebenarnya tidak cocok lagi untuk dikonsumsi.
Di Indonesia terdapat cukup banyak perusahaan pengolah hasil perikanan, dalam
penulisan ini dipilih PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. yang berada di
Jakarta sebagai tempat penelitian.
1.1.1 Profil Perseroan.
PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. adalah perseroan
pengolah hasil-hail perikanan, yang didirikan di Jakarta pada tanggal 02
Oktober 1973. Kegiatan usaha Perseroan adalah di bidang perikanan laut,
meliputi mengambil, mengelola, menjual serta menjalankan usaha - usaha
dibidang perdagangan hasil perikanan laut. Sejak beroperasi tahun 1983 di
Kendari - Sulawesi Tenggara, Perseroan berperan sebagai inti mengandalkan
hasil tangkapan ikan lbahan baku) dari nelavan-nelavan kecil vnnv Aiknnrdinir
http://www.mb.ipb.ac.id
oleh Perseroan sebagai plasma. Pabrik Perseroan di Kendari juga memiliki
beberapa fasilitas pendukung yang telah siap untuk menampung hasil tangkapan
ikan dari nelayan. Adapun fasilitas pendukungnya berupa galangan kapal yang
dipergunakan untuk membangun kapal dan memperbaiki kapal nelayan yang
rusak, bengkel bubut, pabrik es dengan kapasitas 150 MTihari dan kapal - kapal
pengangkut sebanyak * 70 kapal yang siap untuk menjemput ikan hasil
tangkapan nelayan-nelayan. Untuk pabrik Perseroan yang berlokasi di Jakarta,
Perseroan telah bekerja sama dengan lebih dari 200 kapal armada nasional untuk
penangkapan ikan dasar dan ikan tuna yang daerah operasional mulai dari
Sabang sampai Merauke. Untuk menyerap hasil tangkapan ikan tersebut,
Perseroan mendirikan pos - pos pembelian di sepanjang pulau Jawa dan pulau
Sumatera mulai dari pelabuhan ikan di Muara Baru, Muara Angke, Eretan,
Batang, Juana, Gresik, Probolinggo, Cilacap, Pelabuhan Ratu, Lampung,
Bengkulu dan Padang.
Saat ini Perseroan merupakan salah satu perseroan pengolahan yang
terbesar di Indonesia untuk produk - produkfrozenfish dimana untuk pangsa
ekspor frozen fish fillet di tahun 1998, Perseroan mempunyai pangsa pasar
sebesar 69.69% dan untuk lobster frozen sebesar 71.43% (Sumber : Biro Pusat
Statistik 1998), sedang untuk produk fish fillet kakap merah Perseroan
menguasai 70% pangsa pasar di Amerika dan 50% di Jepang.
1.1.2 Kegiatan.
Pada tahun 1999, Perseroan mengalami penurunan kinerja Perseroan.
Menumnnya volume penjualan ekspor yang disebabkan penurunan pemasokan
hasil perikanan laut karena adanya gejala alam La Nina dan kerusuhan sosial di
berbaeai daerah di Indonesia sehineea nelavan tidak melaut densan maksimal
http://www.mb.ipb.ac.id
serta adanya apresiasi mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. Sebagai
tindakan antisipasi, Perseroan telah mengimpor bahan baku ikan dari negara -
negara di luar negeri agar kinerja Perseroan dapat membaik. Selain itu untuk
menghadapi apresiasi mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika, Perseroan
telah melakukan forward sell sebagai salah satu cara untuk melakukan hedging.
Ternyata upaya - upaya yang telah dilakukan berhasil menekan laju penurunan
kinerja keuangan Perseroan.
Tingkat penjualan mengalami penurunan sebesar 37.32% dari tahun
sebelumnya tahun 1998 (dari Rp. 257.6 milyar menjadi Rp. 161.5 milyar).
Penurunan tingkat penjualan ini sebenarnya sudah diantisipasi dengan upaya
impor bahan baku ikan yang peningkatan nilainya cukup besar yakni
US$ 1 027 846 atau meningkat sebesar 145.93% dibanding dengan tahun 1998.
Penurunan tingkat penjualan ini hanya disebabkan oleh turunnya supply ikan
sedangkan permintaan produk ini masih sangat tinggi di luar negeri, sehingga
untuk di tahun - tahun mendatang, Perseroan sangat optimis tingkat penjualan
perseroan akan meningkat seiring dengan meningkatnya supply ikan. Disamping
perhatian pada usaha untuk meningkatkan pasokan ikan dan meningkatkan
penjualan, usaha penurunan biayapun menampakkan hasil yang cukup
menggembirakan. Gerakan penghematan biaya (cost saving) cukup efektif
dijalankan sehingga terlihat pada penurunan jumlah biaya usaha dan biaya
produksi dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini telah menambah
konhibusi dalam menghindari penurunan kinerja yang lebih jauh lagi, walaupun
laba.bersih penjualan mengalami penurunan sebesar 61.22% yaitu dari Rp. 12.9
milyar pada tahun 1998 menjadi Rp. 5 milyar pada tahun 1999. Namun
demikian Perseroan yakin ditahun - tahun mendatang akan terjadi peningkatan
laba bersih Perseroan seirine dengan meninekatnva tinekat nenil~nlnn 1
http://www.mb.ipb.ac.id
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam situasi gejolak kurs rupiah yang masih terus berlanjut PT. DSFI
melakukan persiapan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan bakunya, bekerja sama
baik secara langsung maupun melalui pengumpul untuk mendapatkan ikan.
Antisipasi dilakukan dalam penyiapan penampungan hasil pengadaan bahan
baku, baik dari hasil pembelian dalam negeri maupun pembelian import. Penampungan
berupa cold storage baik yang saat ini telah ada maupun cold storage yang sedang
dibangun.
Ikan maupun produk ikan merupakan barang yang mudah rusak sehingga
didalam mengolah maupun menyimpannya diperlukan penanganan yang baik mengenai
kebersihan, kesehatan dan kesegarannya. Kondisi kebersihan, kesehatan dan kesegaran
tersebut diupayakan antara lain dengan menyimpannya didalam cold storage.
Untuk menuntun pelaksanaan analisis keandalan sistim cold storage, maka
penelitian difokuskan sehingga dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan sebagai
berikut :
a. Bagaimana menjaga keandalan operasional sistim pendingin coldsforage
agar temperatur dapat dipertahankan sesuai ketentuan ?
b. Upaya - upaya apa yang seharusnya dilakukan dalam mengusahakan
agar sistim pendingin cold storage mempunyai keandalan operasional
selama daur hidupnya ?
c. Hal - ha1 apa yang menyebabkan terganggunya keandalan sistim
pendingin coldstorage ?
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang dihadapi pabrik pengolahan hasil perikanan dan
dalam rangka memanfaatkan potensi dan peluang yang ada, maka tesis ini difokuskan
http://www.mb.ipb.ac.id
pada analisis keandalan sistim cold storage dan kajian teknologi dalarn upaya
meningkatkan kinerja peneroan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi keandalan sistim wldstorage dengan analisis teknologi
yang telah diterapkan dalam pengolahan hasil perikanan.
b. Memberikan rekomendasi kepada PT. DSFI dalarn mempertahankan
serta meningkatkan keandalan sistim coldstorage.
1.5 Manfaat Peuelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menjadi rujukan bagi PT. DSFI dalam menentukan langkah - langkah
untuk mempertahankan dan meningkatkan keandalan sistim cold storage.
b. Menjadi rujukan bagi PT. DSFI dalam meningkatkan kinerjanya,
sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan misi perseroan.
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitiau
a. Ruang lingkup penelitian dilakukan pada lokasi PT. DSFI di Jakarta.
b. Keterbatasan penilaian terutama ditemui dalam membandingkan antara
kemampuan PT. DSFI dengan pengolah hasil perikanan lainnya,
sehingga tidak dapat dilakukan secara terinci.
http://www.mb.ipb.ac.id