Download - 1. rpp full
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA N ... Bandung
MATA PELAJARAN : Kimia
KELAS/SEMESTER : XI/2
MATERI POKOK : Asam Basa
SUB MATERI POKOK : Perkembangan Teori Asam Basa
ALOKASI WAKTU : 4 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
2
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/ atau pH larutan
4.10 Mengajukan ide/ gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam / basa atau titrasi asam/basa.
C. Indikator
1.1.1 Menunjukkan sikap religius melalui pembiasaan salam dan doa dalam
kehidupan sehari-hari
2.1.1 Menunjukkan sikap komunikatif dalam pembelajaran mengenai teori asam
basa Arrhenius
2.1.2 Menunjukkan sikap ingin tahu dalam mengamati video reaksi gas NH3
dengan gas HCl.
2.1.3 Menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan soal-soal di LKS.
3.10.1. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Arrhenius
3.10.2. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Bronsted-Lowry.
3.10.3. Menganalisis asam-basa menurut Bronsted-Lowry melalui persamaan
reaksi.
3.10.4. Menentukan pasangan asam-basa konjugasi Bronsted-Lowry.
3.10.5. Menjelaskan sifat amfoter suatu senyawa berdasarkan teori asam-basa
Bronsted-Lowry.
3.10.6. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari teori asam-basa Bronsted-
Lowry.
3.10.7. Menganalisis spesi asam basa Lewis
3.10.8. Menjelaskan spesi asam basa Lewis
3
4.10.1 Terampil melakukan percobaan identifikasi asam basa berdasarkan konsep
Arrhenius
4.10.2 Terampil mengkomunikasikan kesimpulan asam basa berdasarkan hasil
percobaan Arrhenius
4.10.3 Mengemukakan kesimpulan mengenai asam-basa menurut Bronsted-Lowry.
4.10.4 Menyajikan hasil diskusi mengenai asam-basa menurut Bronsted-Lowry.
4.10.5 Mengemukakan kesimpulan dari reaksi asam basa Lewis
D. Tujuan Pembelajaran
Sikap
1.1.1.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap religius melalui pembiasaan
salam dan doa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran di kelas.
2.1.1.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap komunikatif dalam pembelajaran
mengenai teori asam basa Arrhenius melalui diskusi kelompok
2.1.2.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap ingin tahu dalam mengamati
video reaksi gas NH3 dengan gas HCl melalui diskusi kelompok
2.1.2.1 Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan soal-soal di
LKS melalui diskusi kelompok
Pengetahuan
3.10.1.1 Peserta didik mampu Menjelaskan pengertian asam-basa menurut
Arrhenius melalui praktikum
3.10.2.1 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian asam-basa menurut
Bronsted-Lowry melalui diskusi kelompok.
3.10.3.1 Peserta didik mampu menganalisis asam-basa menurut Bronsted-Lowry
melalui persamaan reaksi yang ada di LKS dengan diskusi kelompok
3.10.4.1 Peserta didik mampu menentukan pasangan asam-basa konjugasi menurut
Bronsted-Lowry melalui diskusi kelompok.
3.10.5.1 Peserta didik menjelaskan sifat amfoter suatu senyawa berdasarkan teori
asam-basa Bronsted-Lowry melalui diskusi kelompok.
3.10.6.1 Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari teori
asam-basa Bronsted-Lowry melalui diskusi kelompok.
4
3.10.7.1 Peserta didik mampu menganalisis spesi asam Lewis melalui diskusi
kelompok
3.10.8.1 Peserta didik mampu menganalisis spesi basa Lewis melalui diskusi
kelompok
3.10.9.1 Peserta didik mampu menjelaskan spesi asam Lewis melalui diskusi
kelompok
3.10.10.1 Peserta didik mampu menjelaskan spesi basa Lewis melalui diskusi
kelompok
Keterampilan
4.10.1.1 Peserta didik terampil melakukan percobaan identifikasi asam basa
berdasarkan konsep Arrhenius
4.10.2.1 Peserta didik Terampil mengkomunikasikan kesimpulan asam basa
berdasarkan hasil percobaan Arrhenius
4.10.3.1 Peserta didik terampil mengemukakan kesimpulan secara lisan mengenai
asam-basa menurut Bronsted-Lowry dari hasil diskusi
4.10.4.1 Peserta didik terampil menyajikan hasil diskusi mengenai asam-basa
menurut Bronsted-Lowry melalui presentasi.
4.10.5.1 Peserta didik terampil mengemukakan kesimpulan dari reaksi asam basa
Lewis
E. MATERI AJAR
Kegiatan 1
Materi Prasyarat:
a. Asam-Basa
b. Reaksi ionisasi
Materi Inti :
Faktual
Dalam kehidupan sehari hari banyak senyawa yang kita konsumsi bersifat asam dan
bersifat basa. Senyawa asam basa secara organoleptik bisa dibedakan dengan cara
merasakannya dengan indra pengecap dimana senyawa asam memiliki rasa masam, dan
senyawa basa memiliki rasa pahit. Contoh konkritnya untuk senyawa asam adalah asam
cuka dan senyawa basa adalah kapur yang sering digunakan berbarengan dengan sirih.
5
Banyak lagi senyawa asam atau basa yang sering kita konsumsi dalam kehidupan sehari
hari
Gambar senyawa asam gambar senyawa basa
Konseptual
Teori Asam-Basa Arrhenius
Pada dasarnya air merupakan larutan netral, namun jika ada suatu senyawa yang terlarut
kedalamnya maka air bisa memiliki sifat asam atau basa. Orang pertama yang menyelidiki
hal ini adalah kimiawan asal Swedia yang bernama Svante Arrhenius. Pada tahun 1883 dia
mengajukan teori model asam basa Arrhenius. Model Arrhenius menyatakan asam adalah
senyawa yang memiliki hidrogen dan terionisasi dalam air menghasilkan ion H+ dalam
larutannya. Basa merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksida (OH) dan dalam
air terdissosiasi menghasilkan ion hidroksida (OH-)
Contoh asam menurut teori Arrhenius adalah senyawa HCl. Sesuai dengan konsep yang
telah kita pelajari bahwa HCl akan terionisasididalam pelarut air seperti ditunjukkan dalam
reaksi dibawah ini
HCl (g) H+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan terbentuknya ion H+ dalam larutannya, maka sifat larutan akan menjadi asam.
+
6
HCl H2O larutan HCl
Keterangan : = HCl = H+
= H2O = Cl-
Contoh Senyawa Asam Arhenius Reaksi Ionisasi dalam Air
HCl H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4 2H+(aq) + SO42-(aq)
CH3COOH CH3COO-(aq) + H+(aq)
HCN H+(aq) + CN-(aq)
Contoh basa menurut teori Arrhenius adalah senyawa NaOH. Senyawa NaOH akan terdissosiasi
dalam air menghasilkan ion OH-. Perhatikan reaksi dissosiasi senyawa NaOH dibawah ini.
NaOH (s) Na+ (aq) + OH- (aq)
Adanya ion OH- dalam larutan membuat sifat larutan menjadi basa.
+
Keterangan : = NaOH padat = Na+
= H2O = OH-
7
Contoh Senyawa Basa Arhenius Reaksi Ionisasi dalam Air
NaOH Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Al(OH)3 Al3+(aq) + OH-(aq)
Fe(OH)3 Fe3+(aq) + OH-(aq)
Kegiatan 2
Materi prasyarat :
- Teori Asam-Basa Arrhenius
Materi Inti :
- Teori Asam-Basa menurut Bronsted-Lowry
Menurut teori asam basa Arrhenius, asam didefinisikan sebagai zat yang dapat melepas
ion H+ dalam pelarut air, sedangkan basa adalah zat yang dapat melepas ion OH-.
Sebagai contoh, gas HCl dan NH3 dalam pelarut air. Akan tetapi, pada kenyataannya
reaksi ini juga dapat terjadi dalam pelarut bukan air maupun tanpa pelarut sama sekali.
Perhatikan gambar reaksi antara gas ammonia (NH3) dan gas hidrogen klorida (HCl).
Kedua larutan ini pekat, sehingga saat kita membuka tutup botolnya kedua larutan akan
berdifusi membentuk gas. Ternyata gas NH3 dan gas HCl dapat bereaksi membentuk
NH4Cl seperti asap putih. Lalu, bagaimana hal ini dapat dijelaskan?
Gambar: NH3(g) dan HCl(g) dapat bereaksi tanpa pelarut
8
Asam
konjug
asi
Ba
sa
ko
njuga
si
Pasangan asam-basa konjugasi
Pada tahun 1923, seorang ahli dari Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan
Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekerja sendiri-sendiri, tetapi dalam waktu yang
bersamaan mengembangkan konsep asam-basa yang sekarang kita kenal dengan teori
asam basa Bronted-Lowry. Teori ini dapat menjelaskan fenomena tersebut diatas.
Persamaan umumnya:
Setiap kali asam berlaku sebagai pendonor proton sekaligus akan membentuk basa
konjugasi, yaitu basa pasangan yang berasal dari asam Bronsted-Lowry. Sebaliknya,
setiap kali basa berlaku sebagai penerima proton sekaligus membentuk asam konjugat.
Ini dinamakan pasangan asam basa konjugasi.
Contoh:
1. HCl(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Jadi, pasangan asam basa konjugasinya : - HCl dengan Cl-
- H2O dengan H3O+
A
sa
m
Basa Asam
konjug
asi
Ba
sa
ko
njuga
si Pasangan asam-basa konjugasi
Asam Basa Asam
konjugasi
Basa
Konjugasi
A
sa
m
ko
nju
gas
i
B
asa
Kon
juga
si
Asam adalah pemberi proton (H+)
Basa adalah penerima proton (H+)
9
A
sa
m
Basa Basa
konjugasi
Pasangan asam basa
konjugasi
Asam
2. HCl(g) + NH3(g) NH4+(aq) + Cl-(aq)
Jadi, pasangan asam basa konjugasinya:- HCl dengan Cl-
- NH3 dengan NH4+
Suatu zat dapat bertindak sebagai asam Bronsted-Lowry sekaligus sebagai basa
Bronsted-Lowry. Zat seperti ini disebut mempunyai sifat amfoter. Contohnya HCO3-,
HClO4, H2O dan lainnya.
HCO3-(aq) + OH-(aq) H2O(l) + CO3
2-(aq)
HCO3-(aq) + H3O
+(aq) H2O(l) + H2CO3(aq)
Pada reaksi pertama, ion HCO3- bertindak sebagai asam karena mendonorkan proton
kepada ion OH-. Sedangkan pada reaksi kedua, ion HCO3- sebagai basa karena menerima
proton dari molekul H3O+.
Keunggulan teori asam-basa Bronsted dan Lowry
- Dapat memperluas daftar asam/basa yaitu mencakup ion positif, ion negatif dan
molekul netral
- Dapat diperluas untuk pelarut-pelarut selain air dan reaksi yang terjadi dalam fasa
gas atau padat.
- Dapat menjelaskan mengapa suatu spesi bersifat amfoter.
Kelemahan teori asam-basa Bronsted-Lowry
- Tidak bisa menjelaskan reaksi asam-basa melibatkan senyawa tanpa proton (H+)
-
Asam
konjugasi
Asam
Asam
Basa
Basa
10
Konsep asam-basa menurut Bronsted-Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di
dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan tanpa proton (H+). Oleh sebab itu
muncullah teori asam basa Lewis yang mampu menjelaskan reaksi asam basa tanpa
melibatkan proton, misalnya reaksi antara senyawa PCl3 dan BH3.
Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam-basa,
sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis. Menurut konsep tersebut yang
dimaksud dengan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan
elektron sedangkan basa Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan
elektron
Perhatikan reaksi antara PCl3 dengan BH3 berikut ini :
Cl H Cl H
P Cl + B H Cl P B H
Cl H Cl H
Basa Asam Ikatan kovalen koordinasi
PCl3 bereaksi dengan BH3 melalui penggunaan pasangan elektron mandiri yang
dimilikinya untuk membentuk ikatan koordinasi dengan orbital kosong pada boron.
Pada reaksi ini, BH3 bertindak sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan
elektron mandiri milik posfor. Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada
teori Bronsted-Lowry, BH3 tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya.
Sedangkan basa menurut Lewis adalah pendonor pasangan elektron, pada contoh reaksi
atas PCl3 bertindak sebagai Basa Lewis karena mendonorkan pasangan elektronnya ke
BH3 untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
F. STRATEGI PEMBELAJARAN
a. Pendekatan : Sainstifik (5M)
b. Metode : eksperimen, diskusi
c. Model : inquiry terbimbing
G. ALAT/MEDIA/BAHAN AJAR
a. Alat : LCD, Laptop
11
b. Media : LKS penuntun eksperimen asam basa menurut arrhenius, Media PPT
mengenai asam basa menurut arhenius.
c. Bahan :
1. Buku paket kimia
Chang, Raymond.2001.Kimia Dasar “Konsep Konsep Inti”.Jakarta:PT
erlangga.
H. LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan 1 (2x45 menit)
RINCIAN KEGIATAN WAKTU
Pendahuluan
a. Siswa berdiri dan menyampaikan salam, guru membalasnya dan
mempersilakan siswa duduk kemudian mendata kehadiran siswa.
b. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi
“Pernahkah anda mengkonsumsi cuka? Bagaimana rasanya?
Termasuk senyawa apakah cuka itu?”
c. Siswa diberi penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
d. Siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan
e. Siswa diberi LKS penuntun praktikum asam basa menurut Arrhenius
20 Menit
Kegiatan Inti
Sub materi : teori asam basa arhennius
a. Mengamati
Siswa membaca fenomena yang ada dalam LKS yang sebelumnya
sudah dibagikan
b. Menanya
Dari bacaan yang dibagikan, siswa merumuskan masalah dari
fenomena tersebut. Pertanyaan yang diharapkan adalah
“Apa yang disebut senyawa asam dan senyawa basa itu?”
c. Pengumpulan data
1. Siswa memperhatikan demonstrasi penentuan asam atau basa
oleh lakmus sebagai pra lab sebelum eksperimen dimulai.
60 menit
12
2. Siswa mengisi hasil kegiatan pra lab di LKS yang dibagikan
sebelumnya secara berkelompok
3. Siswa melakukan eksperimen cara kerja 1, mengecek sifat asam
atau basa bahan tanpa melarutkan zat tersebut dalam air.
4. Siswa menuliskan pengamatannya pada tabel yang sudah tersedia
dalam LKS
5. Siswa melanjutkan melakukan eksperimen cara kerja 2,
mengecek sifat asam dan basa zat setelah dilarutkan dalam air
6. Siswa menuliskan pengamatannya pada tabel yang sudah tersedia
di LKS.
7. Siswa menuliskan hasil pengamatan di papan tulis untuk di
diskusikan lebih lanjut
8. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan mengenai hasil
praktikum yang ada di LKS
9. Sambil proses diskusi siswa bertanya kepada guru mengenai hal
hal yang kurang dimengerti siswa. Guru menggunakan media
untuk memperjelas penjelasan mengenai pertanyaan siswa.
d. Mengasosiasi
Dari pertanyaan yang di ajukan dalam LKS, Siswa dengan
berdiskusi menyimpulkan konsep asam-basa menurut Arrhenius.
e. Mengkomunikasikan
Siswa mengkomunikasikan hasil eksperimen di depan kelas.
PENUTUP
1. Siswa diberi latihan soal
2. Siswa diberi tugas mandiri untuk memperkuat pemahaman terhadap
konsep yang sudah di pelajari
3. Siswa diberi tahu pelajaran berikutnya yang akan di pelajari adala
teori asam basa bronsted lowry
10 Menit
13
Kegiatan 2
Tahap
Kegiatan Rincian Kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiata
n Awal
Sub materi teori asam basa Bronsted Lowry dan Lewis
a. Pendahuluan
- Peserta didik menjawab salam pembuka yang
diucapkan oleh guru.
- Peserta didik dipimpin guru berdoa sebelum memulai
proses pembelajaran
- Peserta didik menginformasikan temannya yang tidak
hadir
b. Apersepsi :
- Siswa diajukan pertanyaan apersepsi sebelum
memasuki kegiatan inti pembelajaran mengenai teori
asam-basa Arrhenius
Guru: Coba kalian sebutkan asam-basa menurut
Arrhenius!”
Siswa: menyebutkan macam-macam asam dan basa
.
c. Motivasi
- Peserta didik mendengarkan motivasi mengenai teori
asam-basa .
Guru:Bagaimana dengan senyawa NH3, termasuk
asam atau basa?
Guru:Faktanya NH3 itu termasuk basa,
bagaimanakah menjelaskan hal ini? bisakah
dijelaskan dengan teori Arrhenius?
d. Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai melalui tayangan slide.
“Slide ini berisi tujuan pembelajaran yang diharapkan
20 menit
14
bisa kita capai. Untuk itu, silakan duduk secara
berkelompok untuk mempelajari materi kali ini”.
e. Peserta didik mengatur kelompoknya secara heterogen
sesuai arahan guru
f. Peserta didik mengambil LKS untuk dikerjakan secara
berkelompok
Kegiatan
Inti
Mengamati 1
- Peserta didik mengamati vidio reaksi HCl dengan NH3
dalam bentuk gas
Menanya 1
- Peserta didik merumuskan rumusan masalah dari
berbagai pertanyaan yang muncul (dalam bentuk
pertanyaan).
Mengapa NH3 dan HCl dapat menghasilkan NH4Cl
dalam pelarut bukan air dan tanpa pelarut?
Mengumpulkan Data 1
- Peserta didik memperkirakan jawaban sementara dari
masalah yang telah dirumuskan secara tertulis dalam
LKS.
“Ada teori selain Arrhenius yang dapat menjelaskan reaksi
asam dan basa yang terjadi dalam pelarut bukan air dan
tanpa pelarut,”
a. Peserta didik menganalisis persamaan reaksi HCl dengan
NH3 dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan
secara dalam LKS dengan berdiskusi.
b. Peserta didik menjelaskan pengertian asam dan basa
menurut Bronsted-Lowry dari hasil analisis persamaan
reaksi HCl dengan NH3 serta menentukan pasangan
asam-basa konjugasi.
c. Peserta didik menjelaskan sifat amfoter dari air (H2O)
60 menit
15
berdasarkan persamaan reaksinya di LKS. Kemudian dari
hasil diskusi dapat menjelaskan keunggulan teori
Bronsted-Lowry dibandingkan teori Arrhenius.
d. Peserta didik menjelaskan kelemahan dari teori Bronsted-
Lowry berdasarkan fakta.
Mengasosiasi 1
- Peserta didik membuat kesimpulan mengenai teori
asam-basa menurut Bronsted-lowry dari hasil diskusi
kelompok.
Mengkomunikasi 1
- Peserta didik menyajikan hasil jawaban dari
persamaan reaksinya di papan tulis lengkap dengan
keterangannya.
(sub materi teori asam basa Lewis)
Mengamati 2
Siswa mengamati fenomena perkembangan konsep asam
basa, yang dimulai dari Arrhenius, konsep Arrhenius
memiliki keterbatasan dalam menjelaskan konsep reaksi
yang dilarutkan bukan air, maka Bronsted Lowry mampu
menjelaskan konsep asam basa dari reaksi tanpa melibatkan
pelarut air, tetapi konsep asam basa Bronsted Lowry
mengalami keterbatasan dalam menjelaskan reaksi asam
basa tanpa melibatkan proton (H+) atau yang memiliki
pasangan elektron bebas. Maka pada tahun 1932 ahli kimia
GN Lewis mengemukakan konsep asam basa yang baru.
Menanya 2
Siswa merumuskan masalah berdasarkan data yang
diamati. Pertanyaan yang diharapkan dari siswa :
16
“Pak bagaimana Lewis menjelaskan konsep asam
basanya ?
Mengumpulkan data 2
Siswa diberikan beberapa reaksi asam basa tanpa
melibatkan transfer proton (H+) kemudian siswa
menganalisis reaksi-reaksi asam basa tersebut
Mengasosiasi 2
a. Siswa menuliskan konfigurasi elektron dari masing-
masing unsur penyusun senyawa BH3 dan PCl3
b. Siswa membuat struktur Lewis dari senyawa BH3 dan
PCl3
c. Siswa menentukan senyawa mana yang memiliki
pasangan elektron bebas dari struktur lewis yang dibuat
d. Siswa menuliskan reaksi antara BH3 dan PCl3
e. Siswa menggambarkan struktur Lewis dari senyawa
yang terbentuk dari reaksi antara BH3 dan PCl3
f. Siswa menentukan jenis ikatan yang terbentuk antara
BH3 dengan PCl3
g. Siswa menuliskan konfigurasi elektron dari masing-
masing unsur penyusun senyawa NH3 dan AlF3
h. Siswa menentukan spesi asam atau basa dari senyawa
NH3 dan AlF3
i. Siswa menuliskan reaksi antara NH3 dengan AlF3
j. Siswa menggambarkan struktur Lewis dari senyawa
yang terbentuk dari reaksi antara NH3 dan AlF3
k. Siswa menentukan jenis ikatan yang terbentuk antara
NH3 dengan AlF3
Mengkomunikasikan 2
Siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi
kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
17
ada di LKS
Guru secara acak meminta salah satu siswa dari masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang “asam
basa Lewis”.
Setelah perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan jawabannya, guru memberi penguatan
atau memberikan kesimpulan yang jelas dari pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS, agar tidak ada miskonsepsi,
melengkapi jawaban yang kurang lengkap, dan memberi
kesimpulan dengan jawaban yang benar.
Setelah perwakilan dari masing-masing kelompok selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain boleh
bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti terkait
materi yang dipresentasikan.
** Pada saat guru membimbing diskusi kelompok, guru
sambil menilai :
Rasa komunikatif dalam proses pembelajaran dalam
menjawab LKS
Ingin tahu siswa dalam kelompok
Sikap jujur dalam menjawab pertanyaan di LKS
Penutup - Peserta didik mendengarkan penguatan yang
diberikan oleh guru mengenai perkembangan teori
asam-basa
- Peserta didk mengerjakan evaluasi yang diberikan
oleh guru.
- Peserta didik diberi tugas mandiri (PR) untuk
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan
perkembangan teori asam-basa
10 menit
18
- Peserta didik diinformasikan rencana kegiatan
pembelajaran yang akan datang mengenai konsep
pH.
- Peserta didik dipimpin guru mengucap Hamdallah
sesudah proses pembelajaran
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Tujuan Evaluasi
a. Mengetahui kemampuan pengetahuan siswa dalam pemahaman materi Asam
Basa
b. Mengetahui keaktifan dan sikap siswa selama proses pembelajaran di kelas
2. Jenis Evaluasi
a. Penilaian pengetahuan
Jawaban siswa dalam mengerjakan soal latihan dan soal dalam LKS.
Bentuk evaluasi : Pilihan Berganda
(instrument terlampir)
b. Penilaian Keterampilan
(instrument terlampir)
c. Penilaian Sikap
(instrument terlampir)