1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PKn ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) DENGAN METODE CERAMAH
PADA SISWA KELAS X MAN MUARA LABUH
Skripsi
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (SI) Di
Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Oleh :
MAISARAH ZULSAFNI
00444/2008
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2
3
4
5
ABSTRAK
Maisarah Zulsafni, 2008/00444. Perbedaan Hasil Belajar PKn antara Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah Pada
Siswa Kelas X MAN Muara Labuh.
Pembimbing : 1. Dr. Hj. Maria Montessori, M.Ed, M.Si
2. Drs. H. Akmal, SH. M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar PKn antara model Pembeajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan
Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajara 2012/2013,
sedangkan sampel penelitian adalah X-1 sebagai kelas eksperimen dan X-2
sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling.
Insrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar diberikan pada
kedua kelas sampel dengan soal yang sama di akhir pembelajaran atau KD I dan
KD II. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari analisis data dengan
uji t, memiliki kriteria jika thitung > ttabel maka hipotesis diterima dan sebaliknya.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terlihat bahwa pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Games Tournamen (TGT), kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Rata-rata
hasil belajar siswa kelas eksperimen pada KD I sebesar 80,1667 dan pada KD II
81,6667, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa pada KD I
73,6667 dan pada KD II sebesar 75,1667. Pengujian hipotesis menunjukan bahwa
pada KD I nilai thitung = 2,359 > ttabel = 1,70 pada α 0,05. Dan pada KD II nilai
thitung = 2.243 > ttabel = 1,70 pada α 0,05 sehingga H1 diterima. Berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode ceramah.
i
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul: “Perbedaan Hasil Belajar PKn antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah pada Siswa Kelas X
MAN Muara Labuh”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Ilmu Sosial Politik, Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Padang.
Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan
bantuan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Maria Montessori, M.Ed, M.Si, sebagai pembimbing I dan
sebagai penasehat akademik (PA), yang telah mengarahkan dan membimbing
peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan. Serta telah menyediakan waktu,
tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Akmal, SH, M.Si, sebagai pembimbing II, yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
7
3. Bapak Drs. Suryanef, M.Si, Bapak Drs. M. Fachri Andan, M.Si, Ph.D dan
Ibu Dr. Isnarmi, M.Pd, MA sebagai Tim Penguji.
4. Bapak Ketua Jurusan, yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar dan administrasi Jurusan Ilmu Sosial Politik
yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Jasrul, S.Pd, selaku Kepala MAN Muara Labuh.
7. Ibu Firna Oktavia, S.Pd, yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
eksperimen dikelas yang menjadi tanggung jawab beliau.
8. Ayah, Ibu, dan Adik-adik yang dengan bantuan segenap cinta telah
memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
Semoga bantuan, bimbingan, dan arahan serta dorongan yang telah
diberikan kepada peneliti mendapat pahala dan balasan dari Allah SWT. Amin
Peneliti telah menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya namun jika
masih terdapat kekurangan, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Padang, April 2013
Peneliti
iii
8
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
C. Batasan Masalah..................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
G. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 10
H. Kelemahan Penelitian............................................................................. 11
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................................... 12
1. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 12
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT .......................................... 16
3. Metode Ceramah ................................................................................... 20
4. Hasil Belajar .......................................................................................... 24
B. Kerangka Konseptual ............................................................................. 27
iv
9
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian ........................................... 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 30
C. Variabel Penelitian ................................................................................ 31
D. Jenis,Sumber,Teknik dan Alat Pengumpul Data .................................. 32
E. Prosedur Penelitian................................................................................. 37
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 41
G. Defenisi Operassional ............................................................................ 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum....................................................................................... 46
B. Temuan Khusus ...................................................................................... 50
C. Pembahasan ............................................................................................ 71
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 79
B. Saran ...................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai-nilai Rata-rata Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn Kelas X
MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/ 2013 5 ..................................... 5
2. Perbandingan Keunggulan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) ................................................................. 22
3. Perbandingan Kelemahan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) ................................................................. 23
4. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 29
5. Distribusi Jumlah Siswa dan Nilai-nilai Rata-rata Ulangan Haria PKn
Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ........................... 30
6. Ringkasan Validitas Soal Uji Coba ................................................................ 34
7. Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 38
8. Pimpinan MAN Muara Labuh ....................................................................... 46
9. Jumlah Guru dan Pegawai MAN Muara Labuh............................................. 50
10. Jumlah Siswa MAN Muara Labuh ................................................................ 50
11. Analisis Soal Uji Coba ................................................................................... 51
12. Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-Rata Hasil Post-Test KD I Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................................... 55
13. Persentase Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ................................................ 56
14. Persentase Post-Tes KD I Kelas Kontrol ....................................................... 58
15. Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-Rata Hasil Post-Test KD II
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................ 60
16. Persentase Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ................................................ 61
17. Persentase Post-Tes KD II Kelas Kontrol ...................................................... 63
18. Output SPSS dari Uji Normalitas KD I ......................................................... 65
vi
11
19. Output SPSS dari Uji Homogenitas KD I ...................................................... 66
20. Output SPSS dari Uji Normalitas KD II ........................................................ 67
21. Output SPSS dari Uji Homogenitas KD II .................................................... 68
22. Output SPSS dari Uji Hipotesis Post-test KD I ............................................ 69
23. Output SPSS dari Uji Hipotesis Post-test KD II ........................................... 70
vii
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ............................................................................. ....... 28
2. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ..................... 57
3. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I Kelas Kontrol ........................... 59
4. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II Kelas Eksperimen ................... 62
5. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II Kelas Kontrol .......................... 64
viii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas eksperimen ......................... ....... 84
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................... ....... 118
3. Materi Ajar ............................................................................................. ....... 127
4. Lembaran Diskusi siswa ........................................................................ ....... 142
5. Soal Tournament .................................................................................... ....... 145
6. Lembar Jawaban Soal Tournamen ......................................................... ....... 150
7. Kisi-kisi Soal Uji Coba .......................................................................... ....... 154
8. Soal Uji Coba ......................................................................................... ....... 156
9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...................................................................... 164
10. Uji Validitas ........................................................................................... ....... 165
11. Uji Reabilitas ......................................................................................... ....... 167
12. Distribusi Jawaban Soal Uji Coba ......................................................... ....... 168
13. Anlisis Indeks Kesukaran, Daya Beda Dan Validitas Tes Soal
Uji Coba ................................................................................................. ....... 169
14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ..................................... ....... 171
15. Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba .................................................. ....... 172
16. Soal Post-Tes KD I ................................................................................ ....... 173
17. Soal Post-Tes KD II ............................................................................... ....... 177
18. Kunci Jawaban Post-Tes KD I dan KD II .............................................. ....... 181
19. Nilai Post-Tes KD I dan KD II Kelas Eksperimen ................................ ....... 182
20. Nilai Post-Tes KD I dan KD II Kelas Kontrol ....................................... ....... 183
ix
14
21. Uji Normalitas Post-test KD I ................................................................ ....... 184
22. Uji Normalitas Post-test KD II .............................................................. ....... 185
23. Uji Homogenitas Post-test KD I ............................................................ ....... 186
24. Uji Homogenitas Post-test KD II ........................................................... ....... 187
25. Uji Hipotesis (Uji t) Post-test KD I ........................................................ ....... 188
26. Uji Hipotesis (Uji t) Post-test KD II ...................................................... ....... 189
27. Tabel r .................................................................................................... ....... 190
28. Tabel t .................................................................................................... ....... 191
29. Output SPSS Olahan Data Post-Test KD I dan KD II ........................... ....... 192
30. Surat Izin Penelitian Dari FIS Untuk Kesbangpol Dan Limnas ................... 201
31. Surat Izin Penelitian Dari FIS Untuk Kemenag Solok Selatan ...................... 202
32. Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Dan Limnas ...................................... 203
33. Surat Izin Penelitian Dari Kemenag Solok Selatan ....................................... 204
34. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di MAN
Muara Labuh .......................................................................................... ....... 205
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari harapan.
Beragam masalah muncul dari berbagai sisi. Upaya peningkatan mutu
pendidikan sudah dilakukan dengan berbagai cara. Tapi dalam peningkatan
mutu pendidikan bukanlah perkara sederhana dan mudah. Banyak tantangan
dan hambatan ditemukan, misalnya keadaan linkungan sekolah kurang
memadai, waktu dan cara belajar siswa yang kurang tepat, serta cara
penyampaian materi oleh guru kurang sesuai dengan keadaan siswa. Hal ini
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan mutu pendidikan masih jauh dari
harapan. Semua faktor tersebut perlu pula mendapat perhatian, sekaligus ikut
diperbaiki satu dan lainnya.
Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan terus ditingkatkan baik
dalam pembenahan kurikulum maupun maupun kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak akan berhasil apabila tenaga pengajar
atau guru tidak dilibatkan. Usman (2006:9) menyatakan bahwa proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan
dan kompetensi guru. Oleh karena itu, guru dituntut dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajar, sehingga mutu pendidikan
semakin meningkat.
Menyadari akan pentingnya pendidikan pemerintah Republik
Indonesia telah menetapkan tujuan pendidikan Nasional yang dinyatakan
1
2
dalam Undan-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta perdapat bangsa yang yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangasa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa pada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhalak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi waraga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas secara
efektif ditentukan oleh: unsur-unsur tenaga kependidikan yang profesional,
sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang relevan, serta
serangkaian kegiatan dari tenaga pendidik kepada siswa yang diberikan baik
disekolah maupun diluar sekolah (Slameto: 1995:52).
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas,
maka guru disekolah merupakan salah satu pihak yang memegang peranan
penting untuk mengarahkan dan menjadikan siswa memiliki pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang memadai. Berkenaan dengan hal ini, maka guru
sebagai tenaga pendidik, mesti memiliki kompetensi profesional dibidangnya.
Keadaan seperti ini pada akhirnya diharapkan guru dapat menggali potensi
siswa kearah yang optimal mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Peranan guru yang paling utama dan menonjol yakni sebagai
fasilitator yang berfungsi untuk menciptakan interaksi antara guru dengan
siswa atau sebaliknya yang lebih intensif (Semiawan, 1985). Dalam proses
belajar seyogyanya guru mencari berbagai upaya, teknik, dan strategi yang
3
dapat mendorong naiknya hasil belajar anak kearah yang optimal dari peserta
didik yang dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya tidak muncul
dengan sendirinya, tetapi merupakan kombinasi dari faktor siswa dan guru
yang membelajarkannya.
Belajar seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat
dan menghafal. Bagi siswa untuk bisa mengerti dan dapat menerapkan ilmu
pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan
menemukan ide-ide. Tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi
pada siswa, tetapi mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan
sangat berguna tertanam kuat dalam pikiran siswa. Guru sebagai orang yang
terlibat secara langsung dalam pembelajaran hendaknya dapat mengupayakan
banyak hal diantaranya adalah penggunaan motode pembelajaran yang tepat,
menyenangkan, membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong siswa
membangun pengetahuannya sendiri. Guru memotivasi siswa dengan
berbagai tipe dan pengetahuan, berpikir kritis sehingga diharapkan terciptalah
siswa yang aktif dan kreatif.
Rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya karena pembelajaran yang cenderung teoritis, materi yang terlalu
padat dan pembelajaran yang singkat, kemampuan guru yang masih rendah,
penggunaan metode atau media yang kurang tepat dan tidak mencapai sasaran
serta materi pelajaran yang kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata,
akibatnya siswa sulit memahami materi yang diberikan guru.
4
Dari beberapa faktor di atas, fakta yang banyak ditemukan di lapangan
adalah kurangnya variasi guru dalam mengajar. Masih banyak guru yang
belum mampu memainkan peranan yang sesuai dengan kebutuhan siswa pada
proses pembelajaran pada kurikulum pendidikan sekarang. Dimana dalam
kurikulum sekarang murid dituntut lebih aktif dan guru hanya sebagi
motivator. Tapi pada saat sekarang ini banyak guru yang masih memberikan
materi pembelajaran yang memakai metode yang konvesional seperti metode
ceramah yang hanya mengandalkan daya ingat siswa atau seberapa besar
tingkat penghafalan siswa terhadap suatu materi. Guru menyampaikan materi
pelajaran dan siswa duduk diam dengan mencatat dan menghafal, sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa yang
akhirnya menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan tidak kritis dalam
berfikir. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan timbulnya rasa bosan dan
jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penulis di MAN Muara Labuh, peneliti
menemukan beberapa masalah diantaranya. Pertama, adanya ketidakaktifan
siswa dalam proses pembelajaran karena dalam proses pembelajaran dikelas
masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan Guru
menyampaikan materi pelajaran dan siswa duduk diam dengan mencatat dan
menghafal, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik
perhatian siswa yang akhirnya menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan
tidak kritis dalam berfikir.. Kedua, kurangnya motivasi siswa terhadap
pelajaran. Ketiga, kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan.
5
Keempat, nilai rata-rata ulangan harian siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM 75).
Tabel 1
Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Pkn Kelas
X Siswa MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013.
No Kelas Nilai rata-rata KKM
1 X-1 64,66 75
2 X-2 65,50 75
3 X-3 68,83 75
4 X-4 70,16 75
Sumber: Guru PKn MAN Muara Labuh
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa belum ada kelas yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). Dalam upaya
meningkatkan hasil belajar PKn siswa, maka seorang guru harus dapat
memilih strategi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa. Penerapan
metode yang tepat tentunya dapat menjadikan siswa belajar aktif dalam
proses belajar mengajar serta cepat tanggap atas pertanyaan yang diberikan
guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
perlu dipilih bentuk pembelajaran yang dapat merangsang dan meningkatkan
aktivitas belajar siswa, sehingga dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar.
Salah satunya model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan
membangkitkan semangat belajar siswa yang saat ini berkembang adalah
model pembelajaran Kooperatif (Cooperative).
Model pembelajaran kooperatif dianggap mampu meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa bisanya saling memberikan masukan
6
kepada teman-temannya, bisa menuangkan ide-idenya, melatih kekompakan
dan kerja sama yang tinggi. Sebagai mana Lie, 2002 (dalam Weda, 2009:
189) berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran oleh
rekan sebaya melalui pembelajaran kooperatif ternyata lebih efektif dari pada
pembelajaran oleh pengajar.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe diantaranya
adalah Student Teams-achievement Division (STAD), Teams Games
Tournament (TGT), Jigsau, Cooperative Integrated and Composition (CIRC),
dan Team Accelerated Insrusion (TAI) Salfin,(2009) dalm penelitian ini
medel yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperative tipe
Teams Games Tournamen (TGT). TGT adalah salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapakan, melibatkan seluruh siswa
dalam proses pembeljaran, adanya peran siswa sebagai tutor sebaya,
mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan
mengandung reinforcement. Aktifitas belajar dengan permaianan yang
dirancang dalam TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhakan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar (KTI PTK, 2009).
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
mempunyai keunggulan yaitu setiap anggota kelompok memperoleh tugas,
siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial, mendorong siswa
untuk menghargai pendapat orang lain, meningkatkan kemampuan akademik
siswa, melatih keberanian siswa untuk berbicara didepan kelas, melatih siswa
7
bersaing secara sehat, meningkatkan rasa persaudaraan, menumbuhkan rasa
percaya diri menyelesaikan soal-soal dalam pembelajaran, melatih siswa
bekerja sama dan dapat memotivasi siswa untuk bertanggung jawab terhadap
dirinya dan kelompoknya sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan siswa
dan guru.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fitria siska (2009)
dalam judul “Pengaruh Pemberian Tugas Meringkas yang Disertai Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Tipe Teams Games
Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA
Negeri 5 Padang”. Dalam penelitiannya menemukan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil
belajar memberikan hasil positif.
Sedangkan metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan
guru seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Guru sangat jarang
mengombinasikan strategi-strategi pembelajaran. Disamping itu, guru juga
jarang menuntut siswa untuk melakukan berbagai kegiatan/tugas padahal
dengan adanya kegiatan/tugas yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung menjadikan siswa kurang aktif kesulitan dalam menguasai
pelajaran. Dalam proses diskusi, siswa yang aktif hanya siswa yang pintar
saja, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah cenderung diam dan
kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam proses tanya jawab, jumlah
siswa yang bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dipahami
atau siswa yang menjawab pertanyaan guru masih sangat terbatas. Siswa
8
bersikap hanya menerima saja dan hanya mengandalkan informasi yang
diberikan guru. Siswa terlihat kurang yakin untuk mengemukakan ide atau
pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka mengenai materi yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menggadakan
penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar PKn Antara Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan
Metode Ceramah Pada Siswa Kelas X MAN Muara Labuh”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan beberapa hal yang diungkapkan dalam latar belakang
masalah, maka masalah yang diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya tingkat keaktifan dalam proses pembelajaran.
2. Kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran.
3. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan dalam proses
belajar mengajar.
4. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
5. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM 75).
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka
penulus membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Model pelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan
metode ceramah dalam proses pembelajaran.
9
2. Hasil belajar yang dinilai adalah kemampuan kognitif siswa yang
tercermin dari hasil tes yang dilakukan pada akhir penelitian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara Labuh dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT)?
2. Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara Labuh dengan
menggunakan metode ceramah?
3. Apakah terdapat pebedaan hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara
Labuh antara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui Perbedaan hasil
belajar PKn menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Geams Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah pada Siswa Kelas X
MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013”.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa dengan
model pembelajaran cooperatif tipe Temas Games Tournament (TGT).
10
b. Sebagai pijakan untuk pengembangan penelitian-penelitian yang
menggunakan model pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan proses
pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tuornament (TGT).
b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu
alternatif dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
c. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian diharapkan dapat
memporeleh pengalaman langsung mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
G. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah maka
peneliti membuat suatu hipotesis sebagai berikut:
1. H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournamen (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode
ceramah pada siswa kelas X MAN Muara Labuh.
2. H1 = terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournamen (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode
ceramah pada siswa kelas X MAN Muara Labuh.
11
H. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan diantaranya adalah:
1. Beberapa hal dalam pelaksanaan penelitian belum terkontrol dengan baik
seperti pelaksanaan pembelajaran terhadap kelas kontrol.
2. Belum menunjukan kerakteristik yang teridentifikasi dengan baik jika
dibandingkan dengan penelitian yang sejenis.
3. Belum mengeksplorasi perbedaan dalam kedua metode pembelajaran
secara mendalam.
4. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan langsung pada keles eksperimen dan
kelas konrtol dilaksanakan langsung oleh peneliti.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu tim. Kooperatif dalam
belajar adalah bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain
dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai
tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa kooperatif menyangkut pengelompokkan yang di dalamnya
siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang
umumnya terdiri dari 4-5 orang (Ibrahim, 2000:20).
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (1996) dalam Trianto
(2007:42), “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Selanjutnya Lie (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif atau pembelajaran bergotong royong adalah system pengajaran
yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dalam sistem ini guru
bertindak sebagai fasilisator.
Roestiyah (2001:15) memberikan pengertian bahwa pembelajaran
kooperatif sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil,
yang diorganisir untuk kepentingan belajar dan keberhasilan kelompok dan
menuntut kegiatan kooperatif dari berbagai individu tersebut. Slavin (2009)
12
13
menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan sosial melalui keterlibatan siswa
dalam pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberadaan kelompok yang
berbeda dari segi budaya, jenis kelamin dan kemampuan akademiknya.
Dengan demikian guru harus tetap berupaya agar anggota kelompok selalu
bervariasi.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan selain untuk mencapai hasil
belajar akademik, juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
yang sulit. Pada pengembangan pembelajaran kooperatif telah ditunjukkan
bahwa struktur penghargaan telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
hasil belajar akademik dan perubahan norma berhubungan dengan hasil
belajar.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan kerja sama dan
berkolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimilikinya di dalam
masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada orang dewasa yang sebagian
besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain
dimana masyarakat secara budaya semakin beragam.
Johnson & Johnson dalam Lie (2002:17) mengemukakan sistem
pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar
kelompok yang terstruktur, dan ada lima unsur pokok yang termasuk dalam
struktur tersebut, yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja
kelompok;
14
a. Saling ketergantungan positif, yaitu hubungan timbal balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok
di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula
atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, guru perlu
merancang sturktur atau tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap
siswa untuk belajar, mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam
penguasaan dan kemampuan memahami pelajaran. Kondisi seperti ini
memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan secara positif
pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajarai dan menyelesaikan
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap
anggota kelompok untuk bekerja sama.
b. Tanggung jawab perseorangan, yaitu adanya tanggung jawab pribadi
dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu
temannya, karena tujuan coopertive learning adalah menjadikan seiap
anggota kelompoknya menjadi yang terbaik.
c. Interaksi tatap muka, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa
tanpa ada perantara. Tidak adanya penonjolan individu dan yang ada
hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa
yang ditingkatkan oleh adanya saling berhubungan timbal balik yang
bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan
pengajaran.
d. Komunikasi antar anggota, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi yang
baik antara siswa dalam kelompoknya. Sebelum para siswa mendapat
tugas secara berkelompok, idealnya mereka sudah mendapat pembinaan
tentang keterampilan berkomunikasi yang baik. Karena kemampuan
berkomunikasi di antara siswa tidaklah seragam, masing-masing
memunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam hal menyimak,
memahami, dan mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipahaminya.
Ada kalanya siswa perlu diberi tahu secara eksplisit mengenai cara-cara
berkomuniaksi secara efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat
orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.
e. Evaluasi proses kelompok, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam menilai proses kerja sama secara efektif. Karena itu guru
selayaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan pada setiap kali ada
kerja kelompok, melainkan dapat diadakan selang beberapa waktu setelah
beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif.
Dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif menyangkut teknik
pengelompokkan di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar
bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang
(Ibrahim, dkk, 2001). Pengelompokkan heterogenitas (kemacamragaman)
15
merupakan ciri-ciri yang menojol dalam metode pembelajaran kooperatif.
Kelompok heteronitas bisa dibentuk dengan memperhatikan gender, latar
belakang agama, sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.
Peningkatan hasil belajar terjadi tidak bergantung pada usia, mata
pelajaran, atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti
pemecahan masalah, berfikir kritis, dan pembelajaran konseptual meningkat
secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi kooperatif. Siswa lebih
memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi
selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif dari pada mereka
bekerja secara individual atau kempetisi. Jadi materi yang dipelajari siswa
akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama (Ibrahim, dkk, 2001:16).
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Bruce dan Marsha (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166) adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah rasional.
b. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam kegiatan
belajar.
c. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok merasa
menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya.
d. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota
kelompok dalam memecahkan masalah kelompok.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim
(2001:16) adalah sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
”sehidup sepenanggungan bersama.”
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti mereka miliki sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
16
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dari beberapa pendapat di atas, menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan metode yang menempatkan siswa belajar dalam
kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan atau
jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran kooperatif
harus menekankan antara lain: kerjasama dalam kelompok untuk mencapai
tujuan yang sama, menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi,
berani bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
(TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) pada mulanya dirancang pertama kali oleh Johns Hopkins lalu
dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Model pembelajaran
ini sama seperti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) juga membagi siswa dalam teams belajar yang
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja,
jenis kelamin, dan suku (heterogen). Bedanya dengan STAD adalah kuis
diganti dengan tournament sehingga anggota lain dapat menambah point bagi
teamsnya.
17
Menurut Harnadi, 2009 komponen utama dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yaitu: Penyajian kelas,
Team, Games Tournament, Dan Team Recognize (penghargaan kelompok).
Menurut Mazjun (2009) dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dilakukan Taurnament untuk menambah skor
perolehan teams setelah pelaksanaan diskusi, antar kelompok untuk
bertanding dalam permainan edukatif (Educative Games). Jadi, guru harus
mempersiapkan suatu permainan yang bersifat mendidik yang dimainkan
siswa setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa
memainkan permainan dengan anggota-angota kelompok lain untuk
memperoleh tambahan point bagi teams mereka.
Menurut Slavin (2008) komponen-komponen model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:
a. Persentasi kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa
harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan
menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.
c. Games
Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian
kelas dan belajar kelompok. Games tersebut dimainkan di atas meja
dengan, yang masing-masing mewakili teams yang berbeda. Kebanyakan
games hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar
18
yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus
menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut.
Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling
menantang jawaban masing-masing.
d. Turnament
Turnament adalah sebuah struktur dimana games berlangsung. Biasanya
berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan
presentasi di kelas dan teams telah melaksanakan kerja kelompok terhadap
lembar kegiatan. Pada turnament yang pertama, guru menunjuk siswa
untuk berada pada meja tournament, siswa berprestasi tinggi sebelumnya
pada meja satu, siswa berikutnya pada meja kedua dan seterusnya.
Kompetisi seimbang ini, seperti halnya skor kemajuan individual dalam
STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya
berkonstribusi secara maksimal terhadap skor mereka jika mereka
melakukannya dengan baik.
e. Team Rcognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumpulkan kelompok yang menang, masing-masing
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan ”super team” jika rata-
rata skor 45 atau lebih, ”great team” apabila rata-rata 40-45 dan ”Good
Team” apabila rata-ratanya 30-40.
Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunanakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) adalah
sebagai berikut:
1) Guru memerikan penjelasan materi secara ringkas.
2) Guru membagi siswa atas kelompok 5-6 orang yang dipilih secara
heterogen.
3) Guru memberikan lembaran diskusi pada kelompok untuk membimbing
siswa dalam kegiatan diskusi.
4) Siswa melakukan kegiatan dikusi dalam kelompok nya (team) masing-
masing.
5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil
diskusinya didepan kelas, dan siswa lainnya menggapi hasil yang
dipresentasikan oleh kelompok tersebut.
19
6) Guru menjelaskan sintak dalam Games Tournament peraturan dan
hadiahnya.
7) Guru mempersiapkan meja tournament
8) Kemudian guru mempersiapkan siapa-siapa yang akan bertanding di
meja tournament dimana satu meja diwakili 1 orang satu kelompok,
dan di atas meja sudah tersedia kartu soal
9) Kemudian setiap perwakilan kelompok yang berada di meja tournament
dipersilahkan untuk mengambil kartu soal yang sudah diacak.
10) Selanjutnya siswa memberitahu nomor kartu yang didapatkannya dan
guru mengatur posisi siswa diurutkan berdsarkan nomor soal dri
urutan terkecil yang didapatkan dan searah putaran jarum jam, siswa
yang mendapatkan nomor urut paling kecil yang memjadi wajib jawab
pertama soal dibacakan oleh guru, jika siswa yang wajib jawab tidak
bisa menjwab soal maka dilempar pada teman yang di sebelah
kanannya dan begitu juga seterusnya.
11) Siswa yang mampu menjawab benar mendapatkan poin 40 jika
mampu menjawab sebagian mendapat 20 poin dan dicatat oleh
anggota teamnya dilembaran rangkuman team.
12) Setelah pertandingan selesai dicari rata-rata setiap team apabila team
mendapatkan skor rata-rata 30-40 mendapatkan julukan Good Team,
40-45 mendapatkan julukan Great Team dan skor rata-rata 45 lebih
mendapatkan julukan super team.
20
13) Kelompok yang mengumpulkan rata-rata skor sesuai kriteria diberi
penghargaan berupa piagam dan hadiah (bonus) dan diumumkan
didepan kelas,.
3. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi
pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas,
memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala
rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa (Wiryohandoyo dkk,
1998:32).
Menurut Nasution (2000:209) pembelajaran dengan ceramah memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bahan pelajaran tidak dirumuskan secara spesifik kedalam kekuatan yang
dapat diukur.
b. Bahan pelajaran diberikan kepada kelompok atau kelas secara keseluruhan
tanpa memperhatikan siswa secara individu.
c. Bahan pelajaran biasanya disajikan dalam bentuk ceramah, kuliah, tugas
tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru.
d. Berorientasi pada kegiatan guru dan mengutamakan kegiatan mengajar.
e. Siswa kebanyakan bersikap pasif mendengarkan uraian.
f. Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru.
g. Penguatan umumnya dilakukan setelah dilakukan ulangan atau ujian.
h. Keberhasilan umumnya dinilai guru secara subjektif.
i. Pengajar umumnya sebagai penyebar dan penyalur informasi utama.
j. Siswa biasanya mengikuti beberapa tes dan ulangan mengenai bahan yang
dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah rapor yang
diisikan.
Menurut Sagala (2003:201) bahwa metode ceramah adalah sebuah
bentuk interaksi melalui penerangan dan penulisan dari guru kepada peserta
didik. Meskipun metode ceramah ini sederhana dan mudah dilakukan namun
21
metode ini mempunyai kelemahan dan kelebihan. Suryosubroto (1997:166)
metode ceramah ini mempunyai kebaikan dan keburukan dalam
pelaksanaannya. Kebaikan dan keburukan metode ceramah antara lain:
a. Kebaikan metode ceramah
1) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas sebab guru semata-mata
berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu dengan jalan
menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan.
2) Organisasi kelas sederhana, dengan berceramah persiapan guru satu-
satunya adalah buku catatan dan bahan pelajaran, ada kemungkinan
sambil duduk dan berdiri.
b. Keburukan metode ceramah
1) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid-muridnya telah mengerti
materi yang diajarkan.
2) Murid sering kali memberikan pengertian lain dari hal yang dimaksud
guru, hal ini dapat disebabkan karena ceramah merupakan rangkaian
kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan abahwa metode ceramah
memiliki kebaikan antara lain guru dapat menguasai seluruh arah kelas
sehingga organisasi kelas menjadi sederhana karena dengan berceramah
persiapan guru adalah buku catatan dan bahan ajar. Namun selain kebaikan,
metode ceramah juga memiliki beberapa keburukan antara lain guru sukar
mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang
diajarkan dan metode ceramah juga menyebabkan anak didik menjadi pasif di
kelas.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah
1) Tahap persiapan: Mengorganisasikan isi pembelajaran yang akan
diceramahkan serta menciptakan kondisi belajar siswa.
22
2) Tahap awal ceramah guru menyajikan isi pembelajaran yang telah di
organisasikan sebelimnya. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada
siswa untuk menghubungkan materi yang telah diterimanya melalui tanya
jawab
3) Tahap akhir cerama: merupakan tahap kesimpulan ceramah dimana
menyuruh siswa untuk membuat kesimpulan pada catatan masing-masing.
Tabel 2
Perbandingan keunggulan antara model pembelajaran tipe
Teams Games Tournament ( TGT) dan Ceramah
Keunggulan
TGT (Teams Games Tournament) Metode Ceramah
1. Semua siswa memperoleh tugas
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling sharing ide-ide.
3. Meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok
4. Meningkatkan semangat kerja sama
siswa
5. Dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dan tingkatan kelas
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Penerimaan terhadap individu menjadi
lebih besar
8. Meningkatkan rasa kepekaan dan
menghargai pendapat orang lain
9. Meningkatkan rasa percaya diri
10. Mempunyai sertifikat dan bonus
1. Mudah dilaksanakan
2. Lebih ekonomis
3. Guru dapat menggunakan
pengalamannya dalam
pembelajaran
4. Dapat diikuti siswa dalam
jumlah besar.
5. Dapat mencakup sejumlah
besar materi pelajaran.
6. Dapat menguatkan bacaan
dan belajar siswa dari berbagai
sumber lain
7. Guru dapat menyajikan
pengetahuan yang tidak
ditentukan siswa dalam tugas
membaca atau dalam
pengalaman umum siswa
Sumber: Dibuat oleh penulis merujuk kepada Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif
Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Bandung: ALFABETA serta Lufri, dkk. 2007. Strategi
Pembelajaran Biologi (Teori, Praktik dan Penelitian). Padang: UNP
Press.
23
Tabel 3
Perbandingan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament ( TGT) dan Ceramah
Kelemahan
TGT (Teams Games Tournament) Metode Ceramah
1. Jika guru tidak bisa menghendel
siswanya dengan baik maka kelas
akan menjadi ramai dan terjadi
kegaduhan
2. Jika ditinjau dari sarana kelas
maka untuk membentuk
kelompok kesulitan mengatur
dan mengangkat tempat duduk.
Hal ini karena tempat duduknya
terlalu berdekatan
3. Guru dituntut bekerja lebih cepat
dalam menyelesaiakan tugas-
tugas yang berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan
antara lain koreksi pekerjaan
siswa, menentukan nilai
kelompok
4. Membutuhkan waktu yang lama
5. Membutuhkan biaya yang lebih
untuk mempersiapkan dan
melakukan pembelajaran tersebut
6. Guru harus mampu membagi
waktu yang seefektif dan
seefisien mungkin
1. Kegiatan pengajaran menjadi
verbalisme (pengertian kata-kata)
2. Tidak dapat mencakup berbagai
tipe belajar siswa
3. Membosankan bagi siswa bila
terlalu lama.
4. Sukar mendeteksi atau
mengontrol sejauh mana
pemahaman siswa.
5. Menyebabkan siswa pasif
6. Materi yang mudah juga ikut
diceramahkan.
7. Kurang menggairahkan belajar
siswa bila guru kurang cakap
berbicara.
8. Guru cenderung otoriter
9. Membuat siswa tergantung
kepada guru
Sumber: Dibuat oleh penulis merujuk kepada Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif
Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Bandung: ALFABETA serta Lufri, dkk. 2007. Strategi
Pembelajaran Biologi (Teori, Praktik dan Penelitian). Padang: UNP
Press.
24
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada
diri seseoarang . Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala
yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti
dari hasis yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan maupun yang
menyangkut dengan nilai sikap.
Penilaian sangat penting dalam sebuah pembelajaran. Suharsimi
Arikunto (2003:5) mengemukakan bahwa dengan dilakukan penilaian, maka
siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan guru. Guru melakukan suatu penilaian untuk menggambarkan hasil
belajar siswa. hal yang diperoleh ada dua macam kemungkinan yaitu (1) jika
siswa memperoleh hasil yang memuaskan, maka keapuasan itu ingin
diperolehnya lagi dalam kesempatan lain. Akibatnya siswa mempunyai
motivasi yang cukup besar lebih giat untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan. (2) jika siswa tidak puas deengan hasil yang dipetoleh , maka ia
akan berusaha supaya keadaan itu tidak terulang lagi, sehingga ia termotivasi
untuk belajar.
Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah melakukan
kegiatan belajar dan menjadi indikator keberhasilan seseorang dalam
mengikuti pembelajaran atau dapat juga dikatakan sebagai kemampuan yang
diperoleh siswa setelah belajar. Hal ini senada dengan Nana Sudjana
25
(2002:22) ” Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
seatelah ia meneraima pengalaman belajarnya”.
Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran. Untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami
materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan, digunakan penilaian hasil
belajar. Sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1987:3) ”Penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa” dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan pruses pembelajaran yang telah
dilakukan. hal ini untuk sesuai dengan pendapat Dimyati Mahmud (1989:25)
sebagai berikut:
Penilaian bertujuan untuk mengetahui efektif dan tidaknya proses
belajar, tepat atau tidaknya tujuan pengajarannya. Berapa tinggi
tingkat kesiapan siswa dan tepat atau tidaknya strategi belajar yang
digunakan.
Hasil belajar sebagai tolak ukur bias digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi dalam pelajaran, hasil
belajar ini diperlukan untuk melihat apakah seseorang seorang sudah
melakukan proses belajar. Hasil belajar juga merupakan tingkat keberhasilan
seseorang dalam mengikuti pelajaran yang dinyatakan dalam skor atau angka
yang diperoleh dari asil evaluasi.
Menurut Slameto (2003:54) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu:
26
1. Faktor intern memiliki tiga faktor yaitu
a. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan.
c. Faktor kelelahan, baik secara jasmani maupun rohani.
2. Faktor ekstern meliputi tiga faktor yaitu:
1. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat, masyarakat merupaan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat.
Melihat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor
yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor
ekstern, kedua faktor ini saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya. Dalam faktor intern yang sangat mempengaruhi hasil belajar adalah
minat dan motivasi dari siswa itu sendiri, sedangkan pada faktor ekstern yang
paling mempengarui adalah dilihat dari lungkungan sekolah yang terlihat
pada kualitas guru dan metode mengajar. kualitas guru berkaitan dengan
efektif atau tidaknya prosesbelajar mengajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran, karena hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan
pembelajaran.
Benjamin S. Bloom dalam Nana Sudjana (2002:22) membagi hasil
belajar dalam tiga ranah yaitu:
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam
aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
aplikasi.
27
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yaitu:
penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar, keterampilan, dan
kemampuan bertindak. Terdiri dari lima aspek yaitu gerakan refleksi,
ketepatan, gerakan keterampilan, kompleks, dan gerakan ekspresif.
Hasil belajar merupakan penilaian pendidikan yang bertujuan untuk
mengetahui adanya kemajuan setelah melakukan aktivitas belajar, dengan
adanya penilaian terhadap hasil belajar diharapkan siswa dapat termotivasi
untuk belajar lebih giat. Menurut Arikunto (2008:7) tujuan dilakukan
penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui siswa-siswa mana yang
berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berhasil menguasai bahan
pelajaran maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasi
baan serta mampu mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat
atau belum.
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka
berpikir (kerangka konseptual) adalah sebagai berikut:
28
Gambar 1: Skema Kerangka Konseptual
Siswa
Proses Pembelajaran
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Metode Ceramah
Model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
Hasil Belajar Hasil Belajar Perbedaan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Untuk memecahkan masalah yang dirumuskan di atas, maka desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011: 72). Adapun desain
eksperimen yang akan digunakan adalah Posttest Only Control Design. Dalam
desain n ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
purporsive. kelompok pertama diberi perlakuan (X) kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebet kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (Treatmen)
adalah ( O2:O2) (Sugiyono, 2011:76).
Table 4
Rancangan Posttest Only Control Design.
Kelompok Treatment Posttest
Experimntal group
X O1
Control Group - O2
Keterangan :
X : diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dalam proses pembelajaran.
T2 : diberi tes akhir
29
30
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN
Muara Labuh yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2012/2013 yang sudah
terkelompok menjadi 4 kelas atau kelompok belajar. Jumlah siswa pada
masing-masing kelas dapat dilihat dari Tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi jumlah siswa dan nilai rata-rata ulangan PKn
kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas Nilai rata-rata Jumlah siswa
1 X-1 64,66 30
2 X-2 65,50 30
3 X-3 68,83 30
4 X-4 70,16 30
Sumber: Guru Mata Pelajaran PKn MAN Muara Labuh
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas X semester 2
MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Sampel
adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk penelitian sedemikian
rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok
yang lebih besar pada mana orang itu terpilih (Sumanto, 1990: 23). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Sampel yang diambil sengaja diambil berdasarkan
karakteristik tertentu yaitu nilainya yang hampir sama antara kedua kelas
tersebut. Adapun langkah-langkah dalam penarikan sampel ini menurut
(Suryabrata, 2003: 104) adalah:
31
a. Merumuskan populasi
Berdasarkan hasil ulangan kelas X MAN Muara Labuh untuk mata
pelajaran PKn Tahun Pelajaran 2012/2013
b. Membuat daftar semua anggota itu dalam hal ini data nilai ulangan
peserta didik dimasukkan kedalam tabel (lihat tabel 3).
c. Mengambil 2 kelas yang memiliki nilai rata-rata UH yang mendekati
sama atau sepadan untuk dijadikan sampel yaitu kelas X-1 dan X-2.
d. Untuk menetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol , maka kedua
kelas diundi dengan menggunakan koin dan dilempar sehingga
didapatkan kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai
kelas kontrol.
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian maka ada dua variabel dalam penelitian.
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan
metode konvensional dalam pembelajaran.
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil
belajar PKn siswa setelah perlakuan diberikan.
32
D. Jenis, Sumber, Teknik dan Alat Pengupul Data
1. Jenis data
a. Data primer adalah data hasil belajar yang diperoleh setelah melakukan
tes akhir setelah penelitian.
b. Data sekunder adalah data yang diambil dari bagian tata usaha berupa
jumlah siswa kelas X serta rata-rata nilai Ulangan.
2. Sumber data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang
dipilih sebagai sampel.
3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
karena tes merupakan salah satu alat ukur pencapaian belajar. Menurut
Muhammmad Ali (1985:110) menyatakan bahwa “hasil belajar
berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu baik dalam
bidang studi maupun keterampilan hasil belajarnya”. Tes dilaksanakan
dan diberikan kepada siswa di akhir penelitian. Tes yang diberikan
sesuai dengan materi yang diberikan selama perlakuan berlangsung dan
dilakukan setelah KD berakhir. Dengan tujuan untuk melihat hasil dari
perlakuan yang diberikan selama proses kegiatan pembelajaran.
Agar instrumen menjadi alat ukur yang baik, maka perlu
membuat kisi-kisi soal uji coba, menyusun butir soal uji coba sesuai
33
dengan kisi-kisi yang telah dibuat, soal uji coba berupa soal objektif
yang berjumlah 50 dan melakukan uji coba soal. Uji coba soal tes
dilakukan pada XI.IA. Melalui uji coba soal dapat diketahui validitas
soal, reliabilitas soal, taraf kesukaran tiap soal, dan daya beda soal.
Setelah didapatkan validitas soal, reliabilitas soal, taraf kesukaran tiap
soal, dan daya beda soal, maka didapatkan soal yang akan digunakan
sebagai instrument penelitian.
a. Validitas Tes
Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur
apa yang hendak kita ukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
tes dianalisa dengan menggunakan validitas isi. Seiring dengan itu
validitas isi dari tes belajar dikatakan tinggi apabila butir-butir soal yang
dibuat sesuai dengan silabus.
Pengujian dilakukan dengan rumus teknik korelasi product
moment. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan bantuan
software SPSS 16.0. Untuk melihat apakah soal yang diuji coba valid
atau tidak, digunakan korelasi item (total korelasi). Jika nilai korelasi
item (total korelasi) > r tabel = 0,361, berarti soal yang diuji coba valid.
Dalam keadaan lainnya, soal yang diuji coba tidak valid. Dari 50 soal
yang diujicobakan, maka didapat soal yang valid adalah 40 soal. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10 dan tabel 6.
34
Tabel 6
Ringkasan Validitas Soal Uji Coba
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
1. Valid 2. 4. 5. 7. 12. 13. 15. 18. 19. 20.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
48. 49. 50.
40
2. Tidak Valid 1. 3. 6. 8. 9. 10. 11. 14. 16. 17. 10
b. Reliabilitas tes
Reliabilitas tes adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan kepada
subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika ia dapat memberikan
hasil yang tetap apabila diujicobakan berkali-kali, atau dengan kata lain tes
dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.
Untuk menguji reliabilitas tes, digunakan rumus Kuder dan Richardson
(K-R. 21). Suharsimi Arikunto (2006: 103) mengemukakan rumus sebagai
berikut:
r11=
1n
n
2
(1
tnS
MnM
dimana:
M = n
X dan S
2 =
N
N
XX
2
2
Keterangan :
r11= koefisien reliabilitas tes
n = jumlah butir soal
M = rata-rata skor tes
St = jumlah variasi skor total
35
N = jumlah pengikut tes
X = jumlah skor masing-masing siswa
Kriteria Tingkat Reliabilitas :
0,800 < r11 1,000 relibilitas sangat tinggi
0,600 < r11 0,799 relibilitas tinggi
0,400 < r11 0,599 relibilitas sedang
0,200 < r11 0,399 relibilitas rendah
0,000 < r11 0,199 relibilitas sangat rendah
Hasil analisis reabilitas tes adalah 0,927, berarti tingkat reabilitas
sangat tinggi. Tingkat reabilitas dapat dilihat pada lampiran 11.
c. Analisis butir soal
1) Indeks kesukaran
Untuk mengetahui indeks kesukaran dapat digunakan rumus
yang dinyatakan oleh Arikunto (2008: 208) yaitu:
JS
BP
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriterianya indeks kesukaranadalah :
P = 0,00 – 0,30 soal sukar
P = 0,31 – 0,70 soal sedang
P = 0,71 – 1,00 soal mudah
36
Soal yang digunakan adalah soal-soal dengan indeks kesukaran
soal 0,31 – 0,70 denganklasifikasi indeks kesukaran sedang.
2) Indeks pembeda item
Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai. Cara menghitung daya beda menurut Arikunto (2009:213)
sesuai dengan penelitian ini yang menggunakan kelompok sama besar
50% kelompok bawah. Seluruh kelompok tes dideretkan mulai dari
skor teratas sampai skor terbawah lalu dibagi dua. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung daya beda adalah:
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Keterangan:
D = daya beda
J = jumlah peserta tes
BA = jumlah peserta kelomok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Dengan kriteria daya beda:
D = 0,00-0,20 = sukar
D = 0,21-0,40 = sedang
D = 0,41-0,670 = mudah
D = 0,71-1,00 = baik
37
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang
diperoleh dari sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai
subjek adalah hasil belajar siswa. Sumber data penelitian ini yaitu siswa
kelas X-1 dan X-2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh data pada penelitian ini
terbagi atas tiga tahap dengan rincian sebagai berikut:
1. Tahap persiapan.
a. Melakukan observasi kesekolah
b. Meminta hasil rata-rata hasil belajar mata pelajaran PKn
c. Membuat proposal penelitian dan menetapkan jadwal penelitian
d. Mempersiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disusun berdasarkan program tahunan dan program semester serta
mendiskusikannya dengan guru bersangkutan
e. Mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran
f. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa soal (item tes)
g. Melakukan uji coba soal
h. Mempersiapkan tes
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran akan diberikan kepada kedua kelas sampel,
baik kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah pembelajaran yang
materinya sesuai dengan kurikulum. Perbedaannya adalah perlakuan yang
38
diberikan kepada kedua kelas sampel. Kelas eksperimen dilakukan proses
pembelajran dengan menggunaka model pembelajaran kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) sedangkan pada kelas kontrol proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Skenario kedua kelas
sampel dapat dinyatakan pada tabel 7.
Tabel 7
Skenario Pembelajaran pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tahap I (pertemuan I dan III)
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Pendahuluan
a. Berdoa dan absensi
b. Guru mengecek kesiapan siswa
c. Gussru mengecek kesiapan
ruangan
d. Guru menyebutkan tujuan
pembelajaran
e. Guru memberikan motivasi dan
apersepsi
1. Pendahuluan
a. Berdoa dan absensi
b. Guru mengecek kesiapan
siswa
c. Guru mengecek kesiapan
ruangan
d. Guru menyebutkan tujuan
pembelajaran
e. Guru memberikan motivasi
dan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan persoalan
mengenai materi yang dipelajari
kepada siswa
b. Guru menjelaskan materi kepada
siswa
c. Guru membagi siswa atas beberapa
kelompok/teams dimana tiap
kelompok terdiri dari 5 orang.
d. Guru memberikan lembar kegiatan
untuk didiskusikan siswa dalam
pelajaran
e. Guru memilih salah satu kelompok
secara acak dan menyuruh
kelompok tersebut untuk
mempersentasikan hasil diskusi
kelompok yang telah mereka
diskusikan.
f. Guru menyuruh kelompok lainnya
memberikan tanggapan atas hasil
persentasi kelompok yang telah
ditampilkan.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi
dengan metode cemah dan tanya
jawab
b. Guru menyampaikan materi
pelajaran tanpa memperhatikan
minat belajar siswa.
c. Guru memberi tugas kepada
siswa.
d. Guru menilai tugas siswa dan
mengembalikan tugas siswa.
39
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran
b. Guru memberikan tindak lanjut
mengenai materi yang telah
diajarkan
c. Memberikan pekerjaan rumah dan
tugas membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran
b. Guru memberikan tindak
lanjut mengenai materi yang
telah diajarkan
c. Memberikan pekerjaan rumah
dan tugas membaca materi
yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Tahap II (pertemuan II dan IV)
Kelas Eksperimen Kelas Control
1. Pendahuluan
a. Berdoa dan absensi
b. Guru mengecek kesiapan siswa
c. Guru mengecek kesiapan ruangan
d. Guru memberikan motivasi dan
mengulang materi minggu
sebelumnya
1. Pendahuluan
a. Berdoa dan absensi
b. Guru mengecek kesiapan siswa
c. Guru mengecek kesiapan
ruangan
d. Guru memberikan motivasi dan
mengulang materi minggu
sebelumnya
2. Kegiatan Inti
a. Guru menerangkan proses
pembelajaran selanjutnya mengenai
games tournament.
b. Guru pada awalnya mengadakan
Games. Games terdiri atas
pertanyaan-pertanyaan yang
dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari
penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan game hanya
berupa nomor-nomor pertanyaan
yang ditulis pada lembar yang sama
seorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan harus menjawab
pertanyaan sesuai nomor yang
tertera. Sebuah aturan tentang
penantang memperbolehkan para
pemain saling menantang jawaban
masing-masing.
c. Guru selanjutnya mengadakan
Turnament. Turnament adalah
struktur dimana game berlangsung,
2. Kegiatan inti
a. Guru menyampaikan materi
dengan metode cemah dan
tanya jawab
b. Guru menyampaikan materi
pelajaran tanpa
memperhatikan minat belajar
siswa.
c. Guru memberi tugas kepada
siswa.
d. Guru menilai tugas siswa dan
mengembalikan tugas siswa.
40
Siswa yang mewakili kelompoknya
memilih salah satu kartu dan
memberi jawaban (lebih kurang 2
menit). Apabila jawabannya benar,
maka kelompoknya mendapatkan
skor. Jika jawabannya salah maka
tidak mendapatkan skor dan
pertanyaan tersebut dilemparkan
pada kelompok lain. Tiap pertanyaan
bernilai 40. Bila jawaban benar
sebagian diberi skor 20.
d. Guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-
masing teams akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-
rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan.
e. Teams mendapat julukan “Super
Teams” jika rata-rata skor 45 atau
lebih, “Great Teams” apabila rata-
rata mencapai 40-45 dan “Good
Teams” apabila rata-ratanya 30-40.
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran
b. Guru memberikan tindak lanjut
msengenai materi yang telah
diajarkan
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
dan tugas membaca materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran
b. Guru memberikan tindak
lanjut mengenai materi yang
telah diajarkan
c. Guru memberikan pekerjaan
rumah dan tugas membaca
materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini dilakukan dengan cara pengadaan
evaluasi hasil belajar siswa. Pada awalnya diadakan tes akhir pada kedua
kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, guna mengetahui
hasil perlakuan yang diberikan, lalu dilakukan pengolah data hasil belajar
dari kedua kelas sampel tersebut, dan terakhir menarik kesimpulan dari
hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.
41
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Sebelum dilakukan
analisis data terhadap data hasil penelitian, maka perlu dilakukan beberapa uji.
Uji ini sering disebut sebagai uji persyaratan analisis, yaitu antara lain:
1. Uji Normalitas
Bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau
tidak. Untuk menguji normalitas digunakan Uji Liliefors (Syafril,2010:211)
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Urutkan data dari yang paling kecil sampai yang paling besar
b. Hitung Zi untuk setiap data dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
S
XXZi
Keterangan:
X : data yang dicari zi nya
X : nilai rata-rata sampel
S : simpangan baku
c. Hitung F(Zi) untuk setiap data yang sudah dibakukan tersebut (zi)
dengan mempedomani data distribusi normal baku dengan cara , yaitu :
Jika Zi mempunyai angka negatif maka lihat angka pada yang terletak
sejajar dengan angka Zi pada daftar, lalu hitung 0,5 dikurangi dengan
angka tersebut. Jika Zi memiliki angka positif maka lihat angka pada
daftar yang sejajar dengan angka Zi, lalu 0,5 ditambah dengan angka
tersebut.
42
d. Hitung S(Zi) untuk setiap data dengan cara membagi nomor urut
dengan jumlah data atau sampel. Dengan catatan jika dua buah data
mempunyai nilai yang sama, maka S (Zi) untuk kedua data tersebut
yaitu nomor urut terakhir data yang sama itu dibagi dengan jumlah
sampel (n).
e. S(Zi) mempunyai harga mutlak yaitu tidak ada tanda negatif.
f. Ambil angka yang paling besar dari selisih F(Zi)-S(Zi) dan bandingkan
dengan nilai tabel sesuai dengan jumlah data. Kalau harga F (zi) – S(zi)
lebih besar dari nilai pada tabel, maka berarti data tidak normal dan jika
harga F(zi) –S(zi) lebih kecil dari nilai tabel berarti data berdistribusi
normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak untuk mengujinya dilakukan
uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F
dengan rumus.
Keterangan
F = Varians kelompok data
S12
= varians hasil belajar kelas eksperimen
S22 = Varians hasil belajar kelas kontrol
3. Jika harga sudah didapat maka perbandingan F tersebut dengan F yang
terdapat dalam daftar distribusi F dengan taraf signifikan 5% dan dk
43
pembilang = N1− 1 dan dk penyebut = N2−1 bila harga F pada tabel. Berarti
kedua kelompok data mempunyai varians yang homongen dan jika harga F
yang didapat dari perhitungan lebih besar dari F pada tabel berarti kedua
kelompok data mempunyai varians yang tidak homongen Sudjana
(2005:249).
4. Uji Hipotesis (Uji t)
Setelah perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas, dapat
dilanjutkan dengan uji Hipotesis (t-tes). Untuk menentukan apakah terdapat
perbedaan hasil belajar PKn antara siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka pengujian data dilakukan dengan ujian t yaitu uji satu arah
dengan hipotesis statistic Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2 dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho, jika nilai sig. < α. µ1 adalah hasil belajar kelas
eksperimen dan µ2 adalah hasil belajar kelas kontrol. Untuk melakukan uji
hipotesis dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
11
21
11
nnS
xxt
S = Simpangan baku
2
11
21
2
2
2
2
2
112
nn
SnSnS
Keterangan :
X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen
X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol
S1 = Standar deviasi kelas eksperimen
S2 = Standar deviasi kelas kontrol
44
S = Standar deviasi gabungan
n1 = Jumlah siswa kelas ekperimen
n1 = Junlah siswa kelas kontrol.
G. Defenisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa lain
dalam tugas-tugas terstruktur, dalam hal ini guru bertindak sebagai
fasilitator. Berdasarkan beberapa pengertian ini, didapatkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berusaha
memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, disamping guru dan
sumber lainnya.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe games teamss Tournament ini sama
seperti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teamss Achievement
Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) juga membagi siswa dalam teams belajar yang
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerja, jenis kelamin, dan suku (heterogen). Bedanya dengan STAD
adalah kuis diganti dengan tournament sehingga anggota lain dapat
menambah point bagi teamsnya.
3. Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran
dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas, memimpin,
menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala rencana
pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa.
45
4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses
pembelajaran dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi, perubahan
tingkah-laku, dan perubahan sikap setelah mengalami proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Singkat MAN Muara Labuh
Sesuai dengan program pembangunan pemerintah Republik Indonesia
salah satunya adalah pembanguna dibidang mental, pritual dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, berkualitas, sehat jasmani dan
rohani, maka semenjak tahun 1982 masyarakat Muara Labuh telah berminat
dan sepakat untuk mendirikan satu madrasah, yaitu Madrasah Aliyah (MA).
Alhamdulillah pada tanggal 03 Desember 1983 diresmikannya (MAN)
Madrasah Aliyah Negeri tersebut dengan status Negeri, NSS 311130203008
atau 3110812022001 dengan luas tanah 14002m dan luas bangunan 2168m
status tanah hak milik nomor sertifikat 03.08.11.4.00002 dengan alamat Jalan
Raya Koto Baru Muara Labuh – Padang Aro, dengan berkat Allah SWT dan
partisipasi yang tinggi serta kerja sama yang baik antara masyarakat dan
pemerintah setempat.
Adapun yang memimpin Madrasah Aliyah Negeri Muara Labuh dari
tahun 1983- sekarang dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Pemimpin MAN Muara Labuh
No NAMA TAHUN
1. Mahadis Sulaiman 1983-1984
2. Hanafi Salim 1984-1984
3. Drs. Nasrul Rahmi 1984-1984
4. Drs. Yurnalis 1994-1998
5. Drs. Januar 1998-2007
6. H. Ilyas Yatim S.Ag 2007-2011
7. Jasrul S.Pd 2011-Sekarang
Sumber: Tata Usaha MAN Muara Labuh
46
47
2. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : MAN Muara Labuh
b. S t a t u s / Akreditasi : Negeri / C
c. Waktu Belajar : Pagi
d. No.Tgl.Penegerian : 106/2 Desember 1982 diresmikan 3 September
1983
e. N S S : 311130203008 / 311081202001
f. Nomor Kode Anggaran : 309182
g. Luas Tanah : 14.022 m 2
h. Luas Bangunan : 2168 m 2
i. Status Tanah : Hak Milik
j. Nomor Sertifikat : 03.08.11.4.00002
k. A l a m a t
Jalan : Jl.Raya Koto Baru Muara Labuh – Padang Aro
Negeri : Koto Baru
Kecamatan : Sungai Pagu
No.Telp/Faximile : (0755) – 70122
Nomor Kode Post : 27376
l. Kepala Sekolah
Nama : JASRUL,S.Pd
NIP : 19680316 199403 1 006
Pangkat/Golongan : Pembina (IV/A)
Tgl.mulai bertugas : 01 September 2011
48
3. Visi dan Misi, MAN Muara Labuh
a. Visi MAN Muara Labuh
Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetensi dan santun
dalam budipekerti.
b. Misi MAN Muara Labuh
1) Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga peserta didik
berkembang secara maksimal.
2) Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuh kembangkan
kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan terampil dalam
memecahkan masalah.
3) Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga peserta didik dapat
berkembang secara maksimal.
c. Menumbuh kembangkan lingkungan dan prilaku religius sehingga peserta
didik dapat mengarahkan, menghayati dan mengamalkan nilai agama secra
nyata.
d. Menumbuhkembangkan prilaku terjadi dalam pembuatan dalam
pembuatan nyata sehingga peserta didik menjadi teladan bagi teman dan
masyarakat.
4. Sarana dan Prasarana MAN Muara Labuh
a. Bangunan yang ada di MAN Muara Labuh adalah :
No Bangunan Jumlah
1.
2.
3.
4.
Laboratorium IPA
Laboratorium Komputer
Ruangan kepala sekolah
Ruangan tata usaha
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
49
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
Perpustakaan
Mushalla
WC siswa
Ruangan majelis guru
WC Guru
WC Kepala Sekolah
Ruang UKS
Ruang BK
Rumah penjaga sekolah
Ruang belajar
1 unit
1 unit
5 unit
1 unit
2 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
10 unit
b. Administrasi MAN Mura Labuh
Untuk mencapai keberhasilan yang telah direncanakan di MAN Muara
Labuh ini ada lembaga Administrasi yang mengatur keluar masuknya
surat-menyurat dan hal-hal yang lain:
1) Surat-menyurat
Seperti adanya surat keluar dan surat dinas dan surat pribadi.
2) Administrasi siswa
a) Buku non paket yang berisi biodata siswa.
b) Buku mutasi siswa.
c) buku kehadiran siswa.
3) Administrasi Guru.
a. Program penunjang
b. Analisis mata pelajaran
4) Administrasi proses belaja-mengajar (PBM)
b. Kalender pendidikan
c. Jadwal pelajaran
50
5. Guru dan Pegawai Tata Usaha MAN Muara Labuh
Tabel 9
Jumlah Guru dan Pegawai MAN Muara Labuh
No. PNS HONORER JUMLAH
1. Guru 19 11 21
2. Pegawai 3 4 7
Sumber : Tata Usaha MAN Muara Labuh
6. Siswa MAN Muara Labuh Tahun Ajaran 2012/2013
Siswa adalah faktor utama status sekolah yang merupakan objek yang
akan dikembangkan dan di didik. Jumlah siswa MAN Muara Labuh adalah
sebagai berikut:
Tabel 10
Jumlah Siswa MAN Muara Labuh
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 X (Sepuluh) 44 46 90
2 XI (Sebelas) 32 34 66
3 XII (Dua belas) 30 40 70
Jumlah 106 120 226
Sumber : Tata Usaha MAN Muara Labuh
B. Temuan Khusus
Penelitian ini dimulai dengan menyusun rencana pembelajaran untuk
kedua kelas sampel. Adapun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan
dapat dilihat pada lampiran 1. Selanjutnya penelitian ini dilanjutkan dengan
merancang soal-soal yang akan dijadikan instrumen penelitian dengan
melihat kisi-kisi soal seperti terlampir pada lampiran 6. Soal tersebut
kemudian diujicobakan pada kedua kelas sampel dengan jumlah soal 50 buah.
Ujicoba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat validitas,
realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal yang nantinya digunakan
untuk post-test.
51
Setelah dilakukan ujicoba tes sebanyak 50 butir soal di XI-IA, lalu
dianalis dengan menggunakan Program SPSS for windows, maka 10 butir
soal objektif dibuang karena memiliki validitas rendah, tingkat kesukaran
mudah, tidak realibilitas dan mempunyai daya beda yang jelek. Dengan
alasan itu maka jumlah yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 40 butir soal objektif untuk lebih jelas nya lihat pada tabel 9.
Tabel 11
Analisis Soal Uji Coba
No Soal
Soal Yang dipakai 2. 4. 5. 7. 12. 13. 15. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
49. 50.
Soal Yang dibuang 1. 3. 6. 8. 9. 10. 11. 14. 16. 17.
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas sampel yaitu X-1 kelas
eksperimen dan X-2 kelas kontrol, penelitian ini terdiri dari 2 Kompetensi
Dasar (KD) berlangsung 6 kali pertemuan. Perlakuan yang diberikan pada
kedua kelas sampel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan metode
ceramah pada kelas kontrol
a. Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Saat melakukan penelitian ini pada proses pembelajaran dengan
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Pertama peneliti menjelaskan kepada siswa
bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model TGT , yaitu
52
pembelajaran dengan diskusi kelompok dan dilanjutkan dengan
permainan di meja tournament, yang nantinya mendapatkan poin setiap
pertanyaan yang terjawab, kemudian poin dijumlahkan sehingga peneliti
dapat mengatahui sejauh mana pemahan siswa terhadap materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
Setelah proses pembelajaran berlangsung peneliti mengatur
bagaimana jalannya tournament sesuai dengan langkah-langkah metode
TGT, dan membagi siswa dalam 6 kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 5 orang siswa yang meliki tingkat kemampuan yang berbeda-
beda. Dalam pembagian kelompok peneliti mengalami kesulitan dalam
mengelompokan siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Sebelum diskusi dimulai peneliti membagikan lembaran diskusi yang
harus didiskusikan dalam kelompok. Saat pelaksanaan diskusi siswa
terlihat sangat aktif dimana siswa saling memberi ide sehingga tercipta
kerja sama antara siswa dalam menjawab pertanyaan yang ada pada
lembaran diskusi.
Dengan adanya pemberian poin disetiap jawaban dari pertanyaan
yang dijawab di saat tournament, serta pada akhir tournament pada
kelompok yang mendapatkan rata-rata sesuai dengan kategori yang sudah
ditentukan akan mendapat penghargaan berupa piagam serta hadiah sesuai
dengan tingkat pengkategorian pada penghargaan. Jadi dengan demikian
setiap siswa pada kelompok tampak termotivasi untuk mampu mejawab
pertanyaan di saat tournament. Saat tournament berlangsung setiap siswa
53
bergiliran dalam mewakili kelompok untuk menjawaban pertanyaan di
meja tournament, pada saat tournament sebagian besar siswa mampu
menjawab pertanyaan yang didapat oleh kelompok tersebut.
Hasil dari tournament KD I dan KD II terlihat ada pebedaan, pada
KD I kelompok yang mendapatkan kategori Super Team sebanyak dua
kelompok, dengan rata-rata kelompok satu 56 dan kelompok dua 48 dan 1
kelompok dengan tegori Good Team yaitu kelompok 4. Hal tersebut
dikerenakan soal lemparan dari kelompok 3,5 dan 6. Pada KD II terdapat
perbedaan hasil dari tournament, yang mana hasil tournament tersebut
yang mendapatkan kategori Super Team dengan rata-rata 48, dan kategori
Good Team terdapat dua kelompok yaitu kelompok 2 dan kelompok 6. Hal
ini disebabkan karena penglaman pada tournament pada KD I sehingga
siswa semakin berusaha untuk mampu menjawab pertanyaan, sehungga
sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyan dengan benar
akibatnya pertanyaan lemparan berkurang, dan skor yang diperoleh tidak
jauh berbeda dibandikan dengan skor tournament KD I.
b. Proses Pembelajaran Dengan menggunakan Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi
pembelajaran dengan jalan ceramah, dimana guru berada didepan kelas
menentukan isi dan jalan pembelajaran serta mentrasfer segala rencana
pembelajaran yang menurutnya baik untuk siswa. Dalam melaksanakan
pelembelajaran dengan metode ceramah peneliti banyak mengalami
kesulitan dalam menyampaikan materi. Sebab seseorang guru yang
54
menggunakan metode ceramah harus dapat mengusai kondisi kelas dan
berwawasan luas sehingga dalam proses pembelajaran tidak cepat
membuat siswa bosan.
Saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang memperhatikan
guru dalam menjelaskan materi, hal ini terlihat dari banyaknya siswa
memilih untuk berbicara dengan temannya dibandingkan dengan siswa
yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran. Proses
pembelajaran pada penilitian ini dengan menggunakan metode ceramah
terlihat siswa hanya merima materi yang disampaikan oleh guru, dengan
hal tersebut guru sulit untuk mengetahui siswa yang paham terhadap matri
yang dijelaskan. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi,
kemudian memberikan pertanyaan pada siswa, siswa hanya sebagian kecil
yang mau mengemukakan pendapatnya serta siswa yang mengemukan
pendapat tersebut hanya didominasi oleh orang yang sama. Jadi dapat
disimpulkan dalam pelaksanakan pembelajaran guru harus dapat
menguasai kelas dan memilki wawasan yang luas sehingga terciptalah
proses belajaran yang ada umpan balik dari siswa sehingga terjadi
interaksi antara siswa dan guru dengan baik.
2. Post-Test
a. Post-Tes KD I (Mendeskripsikan Hubungan Dasar Negara
Dengan Konstitusi)
Setelah diberikan perlakuan dan selesainya pembelajaran pada KD I
pada kedua kelas sampel maka dilakukan post-test. Berdasarkan hasil
perhitungan sampel diperoleh data dari 30 orang siswa untuk di analisis.
55
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for
windows. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik dasar, klasifikasi skor
masing-masing variable dan histogram:
Nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 12
Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-rata Hasil Post-test KD I
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Nila post-test kelas
Eksperimen
Nila post-test kelas
Kontol
Mean 80.1667 73.6667
Median 82,5 75
Mode 85 75
Std. Deviation 10.54411 12.02966
Variance 111.178 144.713
Range 40 50
Minimum 55 40
Maximum 95 90
Sum 2405 2210
Sumber : Hasil olahan data SPSS
1). Hasil Belajar KD I Kelas Eksperimen
Data hasil belajar kelas eksperimen didapat dari rata-rata nilai
hasil post-tes KD I kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dari
analisis statistik dasar didapat rata-rata sebesar 80,1667, nilai tengah
sebesar 82,5, nilai yang sering muncul 85, standart deviasi sebesar
10,54411, Varian sebesar 111,178 nilai terendah adalah 55 dan nilai
nilai tertinggi 95.
56
Tabel 13
Persentase Hasil Belajar Post-Test KD I Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi Persentase
55 2 6.7 %
65 2 6.7 %
70 2 6.7 %
75 4 13.3 %
80 5 16.7 %
85 7 23.3 %
90 6 20 %
95 2 6.7 %
Total 30 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas eksperimen
terdapat 80% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM
(75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 4
orang siswa (13,3% ), nilai 80 sebanyak 5 orang siswa (16,7%), nilai 85
sebanyak 7 orang (23,3%), nilai 90 sebanyak 6 orang (20%), nilai 95
sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas 20% atau siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa yang memperoleh 55
sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70
sebanyak 2 orang (6,7%). Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95
dan nilai terendah adalah 55.
57
Gambar 2.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes kelas Eksperimen
2). Hasil Belajar KD I Kelas Kontrol
Data hasil belajar kelas kontrol didapat dari rata-rata nilai hasil
post-tes KD I kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
metode ceramah. Dari analisis statistik dasar didapat rata-rata 73,6667,
nilai tengahnya sebesar 75, nilai yang sering muncul 75, standart deviasi
sebesar 12,02966, Varian sebesar 144,713 nilai terendah 40 dan nilai dan
nilai tertinggi adalah 90.
58
Tabel 14
Persentase Hasil Belajar Post-Test KD I Kelas Kontrol
Nilai Frekuensi Persentase
40 1 3.3 %
55 4 13.3 %
65 2 6.7 %
70 3 10%
75 8 26.7 %
80 4 13.3 %
85 6 20.0 %
90 2 6.7 %
Total 30 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat
66,7% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa
tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 8 orang siswa
(26,7% ), nilai 80 sebanyak 4 orang siswa (13,3%), nilai 85 sebanyak 6
orang (20%), nilai 90 sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas
33,3% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa
yang memperoleh 40, sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 55 sebanyak 2
orang (13,3%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 3
orang (10%) Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai
terendah adalah 40.
59
Gambar 3.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I kelas Kontrol
Perbedaan standar deviasi dan koefisen varians antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan penyebaran skor hasil
post-test. Dimana semakin kecil standar deviasi dan koefisen varians
maka semakin merata penyebaran skor soal. Jadi berdasarkan hasil post-
test di atas kelas eksperimen lebih merata skornya dibandingkan dengan
kelas kontrol.
b. Post-Tes KD II (Menganalisis Subtansi Kostitusi Negara).
Setelah diberikan perlakuan dan selesainya pembelajaran pada KD
II pada kedua kelas sampel maka dilakukan post-test. Berdasarkan hasil
perhitungan sampel diperoleh data dari 30 orang siswa untuk di analisis.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for
60
windows. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik dasar, klasifikasi skor
masing-masing variabel dan histogram:
Nilai post-test KD II kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 15
Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-rata Hasil Post-test
KD II Kelas Eksperimen dan Rata-rata Kelas Kontrol
Statistik Nila post-test kelas
Eksperimen
Nila post-test kelas
Kontol
Mean 81.6667 75.1667
Median 85 77.5
Mode 85 80
Std. Deviation 9.67875 11.55820
Variance 93.678 133.592
Range 35 45
Minimum 60 45
Maximum 95 90
Sum 2450 2255
Sumber : Hasil olahan data SPSS
1). Hasil Belajar KD II Kelas Eksperimen
Data hasil belajar kelas eksperimen didapat dari rata-rata nilai
hasil post-tes kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
cooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dari analisis statistik
dasar dapat diketahui rata-rata sebesar 81,6667, nilai tengah sebesar 85,
nilai yang sering muncul 85, standart deviasi sebesar 9,67875, Varian
sebesar 93,678 nilai nilai terendah 60 dan nilai nilai tertinggi adalah 95.
61
Tabel 16
Persentase Hasil Belajar Post-Test KD II Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi Persentase
60 2 6.7 %
65 2 6.7 %
70 1 3.3 %
75 3 10 %
80 4 13.3 %
85 9 30 %
90 7 23.3 %
95 2 6.7 %
Total 30 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas eksperimen
terdapat 83,3% siswa yang tunta satau memperoleh nilai di atas KKM
(75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 3
orang siswa (10% ), nilai 80 sebanyak 4 orang siswa (13,3%), nilai 85
sebanyak 9 orang (30%), nilai 90 sebanyak 7 orang (23,3%), nilai 95
sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas 30% atau siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM, siswa yang memperoleh 60 sebanyak
2 orang (6,7%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 1
orang (3,3%). Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai
terendah adalah 60.
62
Gambar 4.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II kelas Eksperimen
2). Hasil Belajar KD II Kelas Kontrol.
Data hasil belajar kelas kontrol didapat dari rata-rata nilai hasil
post-tes KD II kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Dari
analisis statistik dasar didapat rata-rata 75.1667, nilai tengah 77.5, nilai
yang sering muncul 80, standart deviasi sebesar 11.55820, Varian
sebesar 133.592 nilai nilai terendah 45 dan nilai nilai tertinggi adalah 90.
63
Tabel 17
Persentase Hasil Belajar Post-Test KD II Kelas Konrlol
Nilai Frekuensi Persentase
45 1 3.3 %
50 1 3.3 %
55 1 3.3 %
60 1 3.3 %
65 2 6.7 %
70 4 13.3 %
75 5 16.7 %
80 6 20 %
85 6 20 %
90 3 10%
Total 30 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat
66,7% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa
tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 5 orang siswa
(16,7 %), nilai 80 sebanyak 6 orang siswa (20%), nilai 85 sebanyak 6
orang (20%), nilai 90 sebanyak 3 orang (10%). Siswa yang tidak tuntas
33,3% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa
yang memperoleh 45, sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 50 sebanyak 1
orang (3,3%), nilai 60 sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 65 sebanyak 2
orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 5 orang, Maka nilai tertinggi yang
diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 45.
64
Gambar 5.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II kelas Eksperimen
Perbedaan standar deviasi dan koefisen varians antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan penyebaran skor hasil
post-test. Dimana semakin kecil standar deviasi dan koefisen varians
maka semakin merata penyebaran skor soal. Jadi berdasarkan hasil post-
test di atas kelas eksperimen lebih merata skornya dibandingkan dengan
kelas kontrol.
c. Uji Persyaratan Analisis
1. Data Hasil Belajar KD I
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dengan maksud untuk melihat apakah kedua
kelas yang digunakan untuk penelitian (kelas eksperimen dan kelas
konterol) terdisribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas data
65
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dengan menggunakan
uji kolmogorov smirnov yaitu uji kenormalan secara non parametrik
dengan SPSS. Dari uji normalitas pada kedua kelas sampel didapatkan
nilai sig pada taraf 0,05 jika nilai sig > sig α (0,05) maka data
terdistribusi normal seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 18
Output SPSS dari Uji Normalitas Post-Test KD I
Hasil Post-
Tes Kelas
Eksperimen
Hasil Post-
Tes Kelas
Kontrol
N 30 30
Normal Parametersa Mean 80.1667 73.6667
Std. Deviation 10.54411 12.02966
Kolmogorov-Smirnov Z .968 1.155
Asymp. Sig. (2-tailed) .306 .139
a. Test distribution is Normal.
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai Sig. untuk kelas
eksperimen adalah 0,306 dan untuk kelas kontrol adalah 0,139.
Kriteria uji normalitas adalah jika nilai Sig > α (0,05) maka data
terdistribusi normal. Jadi untuk kelas eksperimen diperoleh 0,306 >
0,05 dan untuk kelas kontrol diperoleh 0,139> 0,05 , maka dapat
disimpulkan bahwa populasi berasal dari data sampel yang
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas
sampel (kelas ksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian
homogen atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji tes of
66
homogeneity of variances dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 19
Output SPSS dari Uji Homogenitas Post-Test KD I
Kelas Sampel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kelas Eksperimen 0, 959 6 22 0,475
Kelas Kontrol 1,718 7 22 0,084
Dari di atas dapat dilihat Hasil perhitungan homogenitas nilai
sig. = 0,475 untuk kelas eksperimen dan sebesar 0,084 untuk kelas
kontrol, untuk keduanya yang lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05)
jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang
mempunyai varian yang sama atau data bersifat homogen.
2. Data Hasil Belajar KD II
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dengan maksud untuk melihat apakah kedua kelas
yang digunakan untuk penelitian (kelas eksperimen dan kelas konterol)
terdisribusi dengan normal atau tidak Uji normalitas data dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol diolah dengan menggunakan uji kolmogorov
smirnov yaitu uji kenormalan secara non parametrik dengan SPSS. Dari uji
normalitas pada kedua kelas sampel didapatkan nilai sig pada taraf 0,05
jika nilai sig > sig α (0,05) maka data terdistribusi normal seperti terlihat
pada tabel berikut ini.
67
Tabel 20
Output SPSS dari Uji Normalitas Post-Test KD II
Hasil Post-
Tes Kelas
Eksperimen
Hasil Post-
Tes Kelas
Kontrol
N 30 30
Normal Parametersa Mean 81.667 75.1667
Std. Deviation 9.67875 11.55820
Kolmogorov-Smirnov Z 1.286 .888
Asymp. Sig. (2-tailed) .073 .410
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai Sig. untuk kelas
eksperimen adalah 0,073 dan untuk kelas kontrol adalah 0,410. Kriteria
uji normalitas adalah jika nilai Asymp Sig > α (0,05) maka data
terdistribusi normal. Jadi untuk kelas eksperimen diperoleh 0,073 >
0,05 dan untuk kelas eksperimen diperoleh 0,410> 0,05 , maka dapat
disimpulkan bahwa populasi berasal dari data sampel yang berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas
sampel (kelas ksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian homogen
atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji tes of homogeneity of
variances dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
68
Tabel 21
Output SPSS dari Uji Homogenitas Post-Test KD II
Kelas Sampel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kelas Eksperimen 1,354 5 20 0,283
Kelas Kontrol 2,045 6 22 0,066
Dari di atas dapat dilihat Hasil perhitungan homogenitas nilai sig.
0,283 untuk kelas eksperimen dan sebesar 0,066 untuk kelas kontrol,
untuk keduanya yang lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05) jadi dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai
varian yang sama atau data bersifat homogen.
c. Uji Hipotesis (t-test)
1) Uji Hipotesis (t-test) Post-test KD I
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
terdapat atau tidak perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode ceramah, yang dilihat dari hasil post-test KD I setelah diketahui
kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen
baru diuji hipotes. Uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS
16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table di bawah ini.
69
Tabel 22
Output SPSS dari Hasil Uji Hipotesis Post Test KD I
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Eks_1 -
Ktl_1 6.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 29 .025
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung = 2,359 dan ttabel = 1,70
dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena t-
hitung > ttabel (2,359 > 1,70) dan nilai sig. (0,025 < 0,05) maka H0 ditolak
dan H1 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan adanya
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimenl dan kelas kontrol.
maka juga dapat juga diartikan pembelajaran dikelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) relatif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah.
2) Uji Hipotesis (t-test) Post-test KD II
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
terdapat atau tidak perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode ceramah, yang dilihat dari hasil post-test KD II setelah
70
diketahui kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang
homogen baru diuji hipotes. Uji t dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Tabel 23
Output SPSS dari Hasil Uji Hipotesis Post Test KD II
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Eks_2
-
Ktl_2
6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 29 .033
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung = 2.243 dan ttabel = 1,70
dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena t-
hitung > ttabel (2.243 > 1,70) dan nilai sig. (0,033 < 0,05) maka H0
ditolak dan H1 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. maka dapat juga diartikan pembelajaran dikelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT) relatif lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol yang menggunakan metode ceramah.
71
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis data post-
tes KD I dan KD II, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil
penelitian tersebut. Dari uji hipotesis (uji t) dari kedua Post-tes tesebut,
diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa melalui
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode
ceramah pada proses pembelajaran PKn di kelas X MAN Muara Labuh.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap nilai post-testS KD I dan KD II,
dimana rata-rata nilai post-test yang diperoleh untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol terdapat perbedaan.
Dari uji t pada nilai post-tes KD I terlihat bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan. Terbukti secara statistik diperoleh thitung = 2,359 dan ttabel = 1,70
dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena thitung >
ttabel (2,359 > 1,70) dan nilai sig. (0,025 < 0,05) maka Ho ditolak dan H1
diterima. Artinya pada nilai post-test KD I terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis dapat
diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) dengan metode ceramah pada mata pelajaran PKn kelas X MAN Muara
Labuh dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikan α = 0,05 atau taraf
kepercayaan 95%.
Pada nilai post-tes KD II dari uji t terlihat bahwa juga terdapat perbedaan
yang signifikan. Terbukti secara statistik diperoleh nilai nilai thitung = 2.243 dan
72
ttabel = 1,70 dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena
thitung > ttabel (2.243 > 1,70) dan nilai sig. (0,033 < 0,05) maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya pada nilai post-tes KD II juga terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian
hipotesis dapat diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan metode ceramah pada mata pelajaran PKn kelas X
MAN Muara Labuh dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikan α =
0,05 atau taraf kepercayaan 95%.
Perbedaaan hasil belajar ini disebabkan karena pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) siswa belajar secara bersama-sama sehingga siswa merasa
saling membutuhkan, hubungan saling membutuhkan ini yang disebut juga
dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif
memungkinkan sesama siswa untuk saling memberi motivasi untuk meraih
hasil belajar optimal. Selain itu siswa yang tergabung dalam kelompok belajar
tidak hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap
paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam proses pembelajaran, tetapi
setiap siswa berperan aktif dan menguasai pokok bahasan. Setiap siswa merasa
bertanggungjawabkan dalam tournament.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah
keterampilan sosial, jadi siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya dituntut
menguasai materi saja tetapi dalam proses pembelajaran siswa mampu
berinteraksi dengan sesama, memeliki rasa hormat, tenggang rasa, tidak
73
mendominasi orang lain dan sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin
hubungan antar pribadi. Dengan terjalinnya hubungan antar pribadi dalam
kelompok berjalan dengan harmonis maka tujuan belajar juga mudah tercapai.
Salah satu tujuan belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan, untuk mengetahui hasil belajar guru melakukan evaluasi pada
siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Dengan penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap
pelajaran serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar yang dilakukan
guru. Hal ini sesuai dengan unsur-unsur dasar pembelajaran koopertatif yang
membedakan dengan pembelajaran kelompok biasa, yang dikemukakan oleh
Lie (2002: 31) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan,
meliputi:
1. Saling ketergantungan positif.
2. Tanggung jawab perseorangan.
3. Tatap muka.
4. Komunikasi antar anggota.
5. Evaluasi proses kelompok.
Tugas guru dalam pembelajaran kelompok salah satunya adalah memberi
tugas atau masalah pada siswa, setelah itu siswa harus mampu menyelesaikan
tugas baik secara individu maupun kelompok. Dengan adanya tuntutan ini
siswa saling bekerjasama, mencurahkan ide atau gagasan dan mengembangkan
kemampuan masing-masing untuk dapat memecahkan masalah tersebut secara
individu maupun kelompok.
74
Dalam diskusi kelompok ada salah satu siswa yang bertugas sebagai
ketua kelompok, dengan adanya ketua kelompok kerja kelompok dalam
berduskusi lebih terkoordinir sehingga kegiatan belajar berjalan lancar.
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang
rasa, sikap sopan, memberi ide dan saling bekerjasama dalam belajar sangat
membantu siswa dalam belajar. Siswa tidak hanya memikirkan diri sendiri saja
tetapi juga memikirkan temannya, sehingga tercipta saling bekerjasama antar
siswa dalam proses belajar.
Dengan adanya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap
kelompok tertanam pada setiap siswa, sehingga setiap siswa yang tergabung
dalam kelompok belajar tidak hanya bergantung pada salah satu anggota
kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam
pelaksanaan diskusi kelompok, tetapi setiap siswa berperan aktif menguasai
pokok bahasan yang didiskusikan dalam kelompok. Karena nilai kelompok
berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap
anggota kelompok memberi kontribusi positif demi kemajuan kelompok.
Hal ini sesuai dengan Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Bruce
dan Marsha (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166) adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah rasional.
2. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam
kegiatan belajar.
3. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok
merasa menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya.
4. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota
kelompok dalam memecahkan masalah kelompok.
75
Sesuai yang dikemukakan Slavin model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
dan mengandung unsur permainan, medel pembelajaran ini memungkinkan
siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sama, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Anggota kelompok saling memberikan jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang ada pada lembaran diskusi yang diberikan oleh guru untuk
memahami materi tersebut, setelah selesai diskusi siswa akan bertanding
dimeja tournament mengumpulkan poin untuk kelompoknya masing-masing.
Dari pendapat tersebut dapat digambarkan bahwa dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournamet (TGT) siwa saling mengajar, saling mengarahkan, saling memberi
dan menerima dari pengetahuan yang didapat dalam proses pembelajaran
Dengan berbagi pengetahuan diantara sesama siswa, siswa mampu menguasai
pelajaran dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Semakin besar
keterkaitan siswa dalam pembelajaran, semakin besar motivasi mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar maka semakin tinggi pula
hasil belajar yang diperoleh.
Dengan demikian dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teaams Games Tournament (TGT) ini masing-
masing individu dan kelompok harus bekerja sama dan mampu menjawab
pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru karena poin-poin yang dikumpulkan
76
sangat menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
Sedangkan dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah, pembelajaran lebih terpusat pada guru.
Sehingga siswa cenderung pasif dan hanya menerima materi yang diberikan
guru. Hal ini membuat siswa tidak bisa mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya, dan tidak bisa menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang
materi tersebut sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru sebagai
informator. Serta kurangnya berpartisipasi dalam pembelajaran, interaksi yang
terjadi dalam proses belajar mengajar pada umumnya berlangsung satu arah,
yaitu guru ke siswa, sedangkan interaksi antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya dalam pembelajaran sangat rendah. Hal ini menimbulkan belajar
menjadi monoton dan siswa kurang terlibat secara aktif, akibatnya siswa cepat
bosan, kurang serius sehingga materi dirasakan sulit. Kondisi seperti ini
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Seperti yang dijelaskan dalam Nana Sudjana (2004:39) menyatakan
bahwa “Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh lingkungan”.
Menurut Dimyati dan Mudjino (2009: 256), menjelaskan hasil belajar
merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar
siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindakan mengajar dan
evaluasi. Bagi siswa hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-
cara belajar lebih lanjut.
77
Untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi:
(a) faktor jasmaniah terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh. (b) faktor
psikologis terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan. (c) faktor kelelahan, baik secara jasmani maupun rohani. Sedangkan
faktor ekstern meliputi tiga faktor yaitu: (a) faktor keluarga, siswa yang belajar
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. (b) faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
(c) faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan
siswa dalam masyarakat (Slameto, 2003:54). Perbedaan yang terlihat dalam
penelitian ini adalah disebabkan oleh pendekatan (metode pembelajaran) yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan maka penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memberikan
hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan dengan penerapan metode
ceramah. Karena model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tornament
(TGT) mempunyai keistimewaan diantaranya, setiap anggota kelompok
memperoleh tugas, siswa dilatih mengembangkan ketelampilan sosial,
78
mendorong siswa untuk menghargai pendapat orang lain, dapat meningkatkan
kemampuan akademik siswa, melatih keberanian siswa untuk berbicara
didepan kelas, melatih siswa bersaing secara sehat, meningkatkan rasa
persaudaraan, menumbuhkan rasa percaya diri menyelesaikan soal-soal dalam
pembelajaran, melatih siswa bekerja sama dan dapat memotivasi siswa untuk
bertanggung jawab terhadap dirinya dan kelompok, sehingga terjadi interaksi
antara siswa dengan siswa dan guru, serta dalam TGT ini kelompok yang
mendapatkan piagam dan hadiah, yang mendapatkan rata-rata poin 30-40
mendapatkan piagam dengan julukan “Good Team” 40-45 “Great Team” 45
atau lebih “Super Team” . Sedangkan pada pembelajaran yang menggunakn
metode ceramah hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru sehingga
ilmu yang mereka peroleh hanya sebatas apa yang diterangkan oleh guru saja.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan jalan keluar dari salah
satu permasalahan rendahnya hasil belajar PKn. Bila biasanya guru mata
pelajaran PKn selalu menggunakan model pembelajaran monoton dan tidak
bervariasi maka sebaiknya memperhatikan model pembelajaran yang lain, dan
salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar PKn antara
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan
metode ceramah pada Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
2. Hasil post-test KD I pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terdapat
80% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah adalah 55 dan rata-rata yang
diperoleh 80,1667. Dan hasil post-test KD II pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) terdapat 83,3% siswa yang tuntas atau memperoleh
nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai
terendah adalah 60 dan rata-rata yang diperoleh sebesar 81,667.
3. Hasil post-test KD I pada kelas kontrol dengan menggunakan metode
ceramah terdapat 66% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas
KKM, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 40
dan rata-rata yang diperoleh sebesar 73,667. Dan hasil post-test KD II
pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah terdapat 66,7%
siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang
79
80
diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 45 dan rata-rata yang
diperoleh sebesar 75,1667.
4. Uji t pada nilai post-tes KD I menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan, terbukti secara statistik diperoleh nilai thitung = 2,359 > t-
tabel = 1,70 pada α 0,05. Dan uji t pada nilai post-tes KD II juga
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, terbukti secara
statistik diperoleh nilai nilai thitung = 2.243 > ttabel = 1,70 pada α 0,05.
Dengan kata lain, terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan yang menggunakan metode ceramah.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh peniliti mengemukakan beberapa
saran yang sekiranya dapat memberikan masukan guna peningkatan hasil
belajar PKn yaitu :
1. Kepada guru PKn disarankan untuk menerapkan model pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan hendaknya dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan
hasil belajar PKn yang maksimal.
2. Diharapkan kepada pihak sekolah dan pihak yang terkait dengan
pendidikan untuk dapat meningkatkan kemampuan metode pembelajaran
yang efektif terhadap siswa, agar siswa mampu bersaing didunia
pendidikan.
81
3. Kepada peneliti lainya agar bisa melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai strategi pembelajaran model Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) untuk dapat diterapkan pada sekolah lain dengan
pokok materi yang berbeda.
82
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fitria Siska. 2009. Pengaruh Pembagian Tugas Meringkas yang Desertai Model
Pembelajaran Kooperatif (cooperatif Learning) Tipe Teams Games Tournament
(TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang.
Skripsi. Padang. FMIPA UNP.
Heru Harnadi. 2009. Metode Team Games Tournament (TGT).
http://heru.metode.pembelajaran.com/2009/03/02.html. Diakses tanggal
26 Juli 2012. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
KTI PTK. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif TGT ( Teams Games Tournament).
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html. Diakses tanggal 26 Juli
2012.
Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo.
Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.
Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi (Teori, Praktek dan Pepenelitian).
Padang: UNP Press.
Made Weda. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara.
Mazjun. 2009. Model Pembelajarn Kooperatif http://mazjun.student.fkip. uns.ac.
id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif/. Diakses tanggal 14 Juli 2012.
Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Robert E. Slavin 2009. Cooperative Learning.Bandung: Nusa Media.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala,Syaiful.2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
83
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: PT.
Mahasatya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
_________. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Budaya. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Undang-undang 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
User Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. REMAJA Rosda
Karya.
84
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
I. IDENTITAS
Nama Sekolah : MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/II
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menganalisis hubungan dasar negara
dengan konstitusi
4.1 Mendeskripsikan
hubungan dasar negara
dengan konstitusi
III. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara
2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah
negara.
85
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dasar negara
3. Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4. Siswa Mampu menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan
konstitusi di sebuah negara.
V. URAIAN MATERI
1. Pengertian dasar negara konstitusi negara
Dasar negara
Political philosophi merupakan sikap hidup, pandangan hidup,atau
sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahanya. Polytical
philosohi adalah filsafat sebagai pandangan hidup dari suatu bangsa dan
negara. Filsafat negara adalah pancasila. Ini diatur dalam pembukaan
UUD 1945 alinea ke-4
2. Pengertian konstitusi negara
Konstitusi negara
Dalam perkembanganya konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Dalam arti luas yaitu: konstitusi berarti keeluruhan dari ketentun-
ketentuan dasar atau hukum dasar
2. Dalam arti sempit /terbatas yaitu:konstitusi berarti piagam dasar atau
UUD,yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara
3. Tujuan dan nilai konstitusi
a. Tujuan konstitusi:
1. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan
politik
2. Melepaskan kontrol kekuasaan penguasa
86
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya
b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi:
1. Nilai normatif
2. Nilai semantik
3. Nilai nominal
4. Keterkaitan dasarnegara dengan konstitusi
VI. MODEL PEMBELAJARAN: Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan 1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya
Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan
menjaga perhatian
siswa selama proses
pembelajaran dengan
cara mengajukan
pertanyaan pada siswa
mengenai apa
pengertian dasar
negara dan kostitusi
dan
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
87
b. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru memberikan
pengantar materi
mengenai pengertian
dasar negara dan
pengertian konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru melaksanakan
persentasi kelas yaitu
menjelaskan materi
pembelajaran dengan
memggunakan
pembelajaran
langsung yang
dipimpin oleh guru.
b. Guru membentuk
team terdiri dari 5
orang perkelompok
yang dipilih secara
heterogen.
c. Guru memberikan
lembaran diskusi
untuk membimbing
siswa dalam kegiatan
diskusi.
60’ Kesungguhan
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja
keras,
mandiri,
demokrati
s, rasa
ingin
tahu,
semangat
kebangsaa
n, cinta
tanah air,
mengharg
ai
prestasi,
bersahaba
t, cinta
damai,
gemar
membaca,
peduli
lingkunga
n, peduli
sosial,
88
d. Guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan
lembaran diskusi
dengan anggota
kelompoknya.
e. Guru memintak salah
satu kelompok untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
didepan kelas.
f. Guru menyuruh siswa
lain untuk menanggapi
hasil yang
dipresentasikan oleh
kelompok tersebut.
g. Guru menambahkan
hasil jawaban yang
telah dijawab oleh
siswa.
Konfirmasi
a. Menyimpulkan
tentang hal-hal yang
belum diketahui
b. menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
diketahui
tanggung
jawab,
Mandiri
3 Kegiatan penutup
a. Evaluasi tanya jawab
b. Guru memberi tugas
kepada siswa untuk
melengkapi catatan
15 Pengendalian
diri
89
mengenai materi yang
telah di pelajari.
c. Guru mengingatkan
pada siswa untuk
mempelajari materi
berikutnya dan
menjelaskan bahwa
pada pertemuan besok
akan diadakan
tournament.
Pertemuan 2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya
Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
c. Memberikan salam
pada siswa
d. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
e. Apersepsi
Guru mengulas
pembelajaran minggu
lalu
f. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan
60’ Kesungguhan
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
90
eksplorasi:
a. Guru menyuruh siswa
tenang dan
memperhatikan
pembelajaran dengan
baik.
b. Menjelaskan sekilas
mengenai tujuan dan
nilai konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru menjelaskan
sintak dalam games
tournament, peraturan
dan hadiahnya.
b. Guru menyuruh siswa
duduk dalam teamnya.
c. Guru menyuruh siswa
mempersiapkan diri
untuk melaksanakan
games tournament.
d. Guru mengadakan
games. games terdiri
atas pertanyaan-
pertanyaan yang
dirancang untuk
menguji pengetahuan
yang didapat siswa
dari penyajian kelas
dan belajar kelompok.
Kebanyakan games
hanya berupa nomor-
nomor pertanyaan
yang ditulis pada
lembar yang sama,
seorang siswa
mengambil sebuah
kartu bernomor dan
harus menjawab
pertanyaan sesuai
toleransi,
disiplin,
kerja
keras,
mandiri,
demokrat
is, rasa
ingin
tahu,
semangat
kebangsa
an, cinta
tanah air,
mengharg
ai
prestasi,
bersahaba
t, cinta
damai,
gemar
membaca
, peduli
lingkunga
n, peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
91
nomor yang tertera.
Sebuah aturan tentang
penantang
memperbolehkan para
pemain saling
menantang jawaban
masing-masing.
e. Guru membagi siswa
membagi siswa dalam
meja tournament.
Tournament adalah
stuktur dimana games
berlangsung, siswa
yang mewakili
kelompoknya memilih
salah satu kartu dan
member jawaban
(lebih kurang dua
menit). apabila
jawaban nya benar
maka kelompoknya
mendapatkan skor.
Jika jawabannya slah
maka tidak mendapat
skor, dan pertanyaan
tersebut dilempar pada
kelompok lain. Tiap
pertanyaan bernilai 40.
Bila jawaban benar
sebagian di skor 20.
f. Guru kemudian
mengumumkan
kelompok yang
menang, masing-
masing team akan
mendapatkan
penghargaan atau
hadiah apabila rata-rata
skor memenuhi kriteria
92
yang ditentukan.
g. Team mendapat
julukan “Super Team”
jika rata-rata skor 45
atau lebih, “Great
Team” apabila rata-
rata mencapai 40-45
dan “Good team”
apabila rata-ratanya
30-40.
3 Kegiatan penutup
a. Guru membimbing
siswa membuat
rangkuman.
b. Guru memberi tugas
pada siswa untuk
membuat ringkasan
mengenai materi
selanjutnya.
c. Guru mengingatkan
siswa bahwa
pertemuan berikutnya
Post-Tes
15’ Pengendalian
diri
VII. SUMBER BELAJARAN
1) Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X.
Erlangga: Jakarta
2) Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X.
Erlangga: Jakarta
3) Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII. PENILAIAN TINDAK LANJUT
1) Penilaian Kognitif
2) Penilaian Afektif
93
Padang, 18 Desember 2012
Mengetahui
Kepala MAN Muara Labuh Guru Mata Pelajaran
JASRUL S.Pd Maisarah Zulsafni
NIP: 19680316 199403 1 006 BP/NIM: 00444/2008
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
I. IDENTITAS
Nama Sekolah : MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/II
Peretemuan : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Menganalisis hubungan dasar negara
dengan konstitusi
4.2 Menganalisis subtansi
konstitusi negara
III. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu
3. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
95
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu
3. Siswa enganalisis substansi konstitusi Indonesia
V. URAIAN MATERI
1. unsur-unsur konstitusi negara
a. konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
b. konstitusi sebagai piagam yang menjamin HAM warganegara,sekaligus
menetukan batasan-batasan hak dan kewajiban warga negara dan aat-
alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis atau kerangka bangunan manusia
2. klasifikasi kostitusi
a. menurut C.F Strong
1) konstitusi tertulis dan tidak tertulis
2) konstitusi yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu dan yang
tidak didokumentaikan
b. menurut K.C Wheare
1) konstitusi tertulis tidak tertulis
2) konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid
3) konstitusi derajat tinggi an konstitusi bukan derajat tinggi
4) konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
96
5) konstitusi sistem pemerintahan presidential dan konstitusi sistem
pemerintahaan parlementer
3. Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945
VI. MODEL PEMBELAJARAN: Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan 3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya
Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan
menjaga perhatian
siswa selama proses
pembelajaran dengan
cara mengajukan
pertanyaan pada siswa
mengenai apa unsur-
unsur sebuah
konstitusi dan
b. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
2 Kegiatan inti 60’ Kesungguhan
Disiplin
Religius,
97
Eksplorasi
Guru memberikan
pengantar materi
mengenai pengertian
dasar negara dan
pengertian konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru melaksanakan
persentasi kelas yaitu
menjelaskan materi
pembelajaran dengan
memggunakan
pembelajaran
langsung yang
dipimpin oleh guru.
b. Guru membentuk
team terdiri dari 5
orang perkelompok
yang dipilih secara
heterogen.
c. Guru memberikan
lembaran diskusi
untuk membimbing
siswa dalam kegiatan
diskusi.
d. Guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan
lembaran diskusi
dengan anggota
kelompoknya.
Uji diri jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja
keras,
mandiri,
demokrat
is, rasa
ingin
tahu,
semangat
kebangsa
an, cinta
tanah air,
mengharg
ai
prestasi,
bersahaba
t, cinta
damai,
gemar
membaca
, peduli
lingkunga
n, peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
98
e. Guru memintak salah
satu kelompok untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
didepan kelas.
f. Guru menyuruh siswa
lain untuk
menanggapi hasil
yang dipresentasikan
oleh kelompok
tersebut.
g. Guru menambahkan
hasil jawaban yang
telah dijawab oleh
siswa.
Konfirmasi
a. Menyimpulkan
tentang hal-hal yang
belum diketahui
b. menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
diketahui
3 Kegiatan penutup
a. Evaluasi tanya jawab
b. Guru memberi tugas
kepada siswa untuk
melengkapi catatan
mengenai materi yang
telah di pelajari.
c. Guru mengingatkan
pada siswa untuk
15 Pengendalian
diri
99
mempelajari materi
berikutnya dan
menjelaskan bahwa
pada pertemuan besok
akan diadakan
tournament.
Pertemuan 4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya
Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Guru mengulas
pembelajaran minggu
lalu
b. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a. Guru menyuruh siswa
tenang dan
memperhatikan
pembelajarandengan
baik.
60’ Kesungguhan
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja
keras,
100
b. Menjelaskan sekilas
mengenai unsur-unsur
konstitusi negara dan
Klasifikasi konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru melaksanakan
persentasi kelas yaitu
menjelaskan materi
pembelajaran dengan
memggunakan
pembelajaran langsung
yang dipimpin oleh
guru.
b. Guru membentu team
terdiri dari 5 orang
perkelompok yang
dipilih secara
heterogen.
c. Guru memberikan
lembaran diskusi untuk
membimbing siswa
dalam kegiatan diskusi.
d. Guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan
lembaran diskusi
dengan anggota
kelompoknya.
e. Guru memintak salah
satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil
mandiri,
demokrat
is, rasa
ingin
tahu,
semangat
kebangsa
an, cinta
tanah air,
mengharg
ai
prestasi,
bersahaba
t, cinta
damai,
gemar
membaca
, peduli
lingkunga
n, peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
101
diskusinya didepan
kelas.
f. Guru menyuruh siswa
lain untuk menanggapi
hasil yang
dipresentasikan oleh
kelompok tersebut.
g. Guru menambahkan
hasil jawaban yang
telah dijawab oleh
siswa.
h. Guru menjelaskan
sintak dalam games
tournament, peraturan
dan hadiahnya.
i. Guru menyuruh siswa
duduk dalam teamnya.
j. Guru menyuruh siswa
mempersiapkan diri
untuk melaksanakan
games tournament.
k. Guru mengadakan
games. games terdiri
atas pertanyaan-
pertanyaan yang
dirancang untuk
menguji pengetahuan
yang didapat siswa dari
penyajian kelas dan
belajar kelompok.
Kebanyakan games
102
hanya berupa nomor-
nomor pertanyaan yang
ditulis pada lembar
yang sama, seorang
siswa mengambil
sebuah kartu bernomor
dan harus menjawab
pertanyaan sesuai
nomor yang tertera.
Sebuah aturan tentang
penantang
memperbolehkan para
pemain saling
menantang jawaban
masing-masing.
l. Guru membagi siswa
membagi siswa dalam
meja tournament.
Tournament adalah
stuktur dimana games
berlangsung, siswa
yang mewakili
kelompoknya memilih
salah satu kartu dan
member jawaban (lebih
kurang dua menit).
apabila jawaban nya
benar maka
kelompoknya
mendapatkan skor. Jika
jawabannya slah maka
103
tidak mendapat skor,
dan pertanyaan tersebut
dilempar pada
kelompok lain. Tiap
pertanyaan bernilai 40.
Bila jawaban benar
sebagian di skor 20
m. Guru kemudian
mengumumkan
kelompok yang
menang, masing-
masing team akan
mendapatkan
penghargaan atau
hadiah apabila rata-rata
skor memenuhi kriteria
yang ditentukan.
n. Team mendapat julukan
“Super Team” jika
rata-rata skor 45 atau
lebih, “Great Team”
apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan
“Good team” apabila
rata-ratanya 30-40.
3 Kegiatan penutup
a. Guru membimbing
siswa membuat
rangkuman.
b. Guru member tugas
pada siswa untuk
membuat ringkasan
15’ Pengendalian
diri
104
mengenai materi
selanjutnya.
c. Guru mengingatkan
siswa pertemuan
berikutnya Post-tes
VII. SUMBER BELAJARAN
1. Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X.
Erlangga: Jakarta
2. Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X.
Erlangga: Jakarta
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII. PENILAIAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
Padang, 18 Desember 2012
Mengetahui
Kepala MAN Muara Labuh Guru Mata Pelajaran
JASRUL S.Pd Maisarah Zulsafni
NIP: 19680316 199403 1 006 BP/NIM: 00444/2008
105
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
I. IDENTITAS
Nama Sekolah : MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/II
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menganalisis hubungan dasar negara
dengan konstitusi
4.1 Mendeskripsikan
hubungan dasar negara
dengan konstitusi
III. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara
2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di
sebuah negara.
106
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dasar negara
3. Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4. Siswa Mampu menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan
konstitusi di sebuah negara.
V. URAIAN MATERI
1. Pengertian dasar negara konstitusi negara
Dasar negara
Political philosophi merupakan sikap hidup, pandangan hidup,atau
sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahanya. Polytical
philosohi adalah filsafat sebagai pandangan hidup dari suatu bangsa dan
negara. Filsafat negara adalah pancasila. Ini diatur dalam pembukaan
UUD 1945 alinea ke-4
2. Pengertian konstitusi negara
Konstitusi negara
Dalam perkembanganya konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu:
a. Dalam arti luas yaitu: konstitusi berarti keeluruhan dari ketentun-
ketentuan dasar atau hukum dasar
b. Dalam arti sempit /terbatas yaitu:konstitusi berarti piagam dasar atau
UUD,yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan
dasar negara
3. Tujuan dan nilai konstitusi
a. Tujuan konstitusi:
1. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik
2. Melepaskan kontrol kekuasaan penguasa
107
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya
b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi:
1. Nilai normatif
2. Nilai semantik
3. Nilai nominal
4. Keterkaitan dasarnegara dengan konstitusi
VI. MODEL PEMBELAJARAN: Ceramah
Pertemuan 1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan
menjaga perhatian
siswa selama proses
pembelajaran dengan
cara mengajukan
pertanyaan pada siswa
mengenai apa
pengertian dasar
negara dan kostitusi
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
108
b. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menyuruh siswa
untuk membaca
materi
b. Guru menyampaikan
materi pelajaran
pengertian dasar
negara dan pengertian
konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru memberikan
tugas kepada siswa
dengan menyuruh
mencatat materi yang
telah diajarkan
Konfirmasi
a. Menyimpulkan
tentang hal-hal yang
belum diketahui
b. Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
diketahui.
60’ Kesungguha
n
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis,
rasa ingin
tahu,
semangat
kebangsaan
, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat,
cinta
damai,
gemar
membaca,
peduli
lingkungan,
peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
3 Kegiatan penutup
a. Evaluasi tanya jawab
b. Guru memberi tugas
kepada siswa untuk
melengkapi catatan
mengenai materi yang
telah di pelajari.
c. Guru menutup
pelajaran dengan
membaca hamdallah
15 Pengendalia
n diri
109
Pertemuan 2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya
Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
Guru mengulas
pembelajaran minggu
lalu
a. Guru menyampaikan
tujuan Pembelajaran
yang akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a. Guru menyurug siswa
tenang dan
memperhatikan
pembelajaran dengan
baik.
b. Menjelaskan sekilas
mengenai tujuan dan
nilai kostitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru memberikan
tugas kepada siswa
dengan menyuruh
mencatat materi yang
telah diajarkan
Konfirmasi
a. Menyimpulkan
tentang hal-hal yang
60’ Kesungguhan
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja
keras,
mandiri,
demokrati
s, rasa
ingin
tahu,
semangat
kebangsaa
n, cinta
tanah air,
mengharg
ai
prestasi,
bersahaba
t, cinta
damai,
gemar
110
belum diketahui
b. Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
diketahui.
membaca,
peduli
lingkunga
n, peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
3 Kegiatan penutup
a. Guru membimbing
siswa membuat
rangkuman.
b. Guru member tugas
pada siswa untuk
membuat ringkasan
mengenai materi
selanjutnya.
d. Guru mengingatkan
siswa bahwa
pertemuan berikutnya
post-test
15’ Pengendalian
diri
VII. SUMBER BELAJARAN
1. Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X.
Erlangga: Jakarta
2. Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X.
Erlangga: Jakarta
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII. PENILAIAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
111
Padang, 18 Desember 2012
Mengetahui
Kepala MAN Muara Labuh Guru Mata Pelajaran
JASRUL S.Pd Maisarah Zulsafni
NIP: 19680316 199403 1 006 BP/NIM: 00444/2008
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
I. IDENTITAS
Nama Sekolah : MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/II
Peretemuan : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menganalisis hubungan dasar negara
dengan konstitusi
4.2 Menganalisis subtansi
konstitusi negara
III. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu
3. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
113
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara
tertentu
3. Siswa enganalisis substansi konstitusi Indonesia
V. URAIAN MATERI
1. unsur-unsur konstitusi negara
a. konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
b. konstitusi sebagai piagam yang menjamin HAM warganegara,sekaligus
menetukan batasan-batasan hak dan kewajiban warga negara dan aat-
alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis atau kerangka bangunan manusia
2. klasifikasi kostitusi
a. menurut C.F Strong
1) konstitusi tertulis dan tidak tertulis
2) konstitusi yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu dan yang
tidak didokumentaikan
b. menurut K.C Wheare
1) konstitusi tertulis tidak tertulis
2) konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid
3) konstitusi derajat tinggi an konstitusi bukan derajat tinggi
4) konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
114
5) konstitusi sistem pemerintahan presidential dan konstitusi sistem
pemerintahaan parlementer
3. Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945
VI. MODEL PEMBELAJARAN: Ceramah
Pertuan 3
Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Pendahuluan
a. Memberikan salam pada siswa
b. Mengabsen dan mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan menjaga
perhatian siswa selama proses
pembelajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan pada siswa
mengenai apa unsur-unsur kostitusi
b. Guru menyampaikan tujuan
Pembelajaran yang akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menyuruh siswa untuk
membaca materi
b. Guru menyampaikan materi unsur-
unsur konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru memberikan tugas kepada
siswa dengan menyuruh mencatat
60’ Kesungguhan
Disiplin
Uji diri
115
materi yang telah diajarkan
Konfirmasi
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang
belum diketahui.
Kegiatan penutup
a. Evaluasi tanya jawab
b. Guru memberi tugas kepada siswa
untuk melengkapi catatan mengenai
materi yang telah di pelajari.
c. Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah
15 Pengendalian
diri
Pertemuan 4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Aspek Lifeskill
yang
dikembangkan
Nilai
Bidaya Dan
Karakter
Bangsa
1 Pendahuluan
a. Memberikan salam
pada siswa
b. Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
Apersepsi
a. Guru mengulas
pembelajaran
minggu lalu
b. Guru
menyampaikan
tujuan
Pembelajaran yang
akan dicapai
15’ Disiplin
Kerja sama
Keterampilan
116
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a. Guru menyuruh siswa
tenang dan
memperhatikan
pembelajarandengan
baik.
b. Menjelaskan sekilas
Klasifikasi konstitusi
Elaborasi
Dalam kegitan elaborasi
a. Guru memberikan tugas
kepada siswa dengan
menyuruh mencatat
materi yang telah
diajarkan
Konfirmasi
a. Menyimpulkan tentang
hal-hal yang belum
diketahui
b. Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
diketahui.
60’ Kesungguha
n
Disiplin
Uji diri
Religius,
jujur,
toleransi,
disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis,
rasa ingin
tahu,
semangat
kebangsaan
, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat,
cinta
damai,
gemar
membaca,
peduli
lingkungan,
peduli
sosial,
tanggung
jawab,
Mandiri
3 Kegiatan penutup
a. Guru membimbing
siswa membuat
rangkuman.
b. Guru member tugas
pada siswa untuk
membuat ringkasan
mengenai materi
selanjutnya.
c. Guru mengingatkan
siswa bahwa pertemuan
berikutnya Post-test
20’ Pengendalian
diri
117
VII. SUMBER BELAJARAN
1. Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X.
Erlangga: Jakarta
2. Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X.
Erlangga: Jakarta
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII. PENILAIAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
Padang, 18 Desember 2012
Mengetahui
Kepala MAN Muara Labuh Guru Mata Pelajaran
JASRUL S.Pd Maisarah Zulsafni
NIP: 19680316 199403 1 006 BP/NIM: 00444/2008
118
Lampiran 3
MATERI AJAR
Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
1. Dasar Negara
a. Pengertian dasar Negara
Dasar negara ialah suatu norma tertinggi yang merupakan sumber bagi
pembentukan tata hukum dan peraturan perundangan di suatu negara. Istilah
dasar negara mempunyai persamaan arti dengan istilah-istilah yang ada di
Negara-negara lain, seperti philosophische grondslag (Belanda), ideology
(Inggris), dan weltanschauung (Jerman). Ketiga istilah tersebut
mendefinisikan bahwa dasar negara adalah suatu ajaran yang didapatkan dari
hasil pemikiran yang mendalam mengenai kehidupan dunia, termasuk di
dalamnya kehidupan bernegara, yang dijadikan sebagai acuan dasar untuk
mengatur, memelihara, dan mengembangkan kehidupan bersama di dalam
suatu negara.
Di Indonesia, istilah-istilah dasar negara diterjemahkan sebagai ideologi.
Adapun menurut Ensiklopedia Indonesia, kata dasar memiliki arti “asal yang
pertama”. Jika dikaitkan dengan kata negara, maka menjadi dasar Negara
yang bermakna suatu ajaran/pedoman untuk mengatur kehidupan dalam
konteks penyelenggaraan ketatanegaraan suatu negara yang mencakup
berbagai aspek kehidupan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna suatu dasar
negara ialah sama dengan ideologi negara dan sama dengan dasar filsafat
kenegaraan atau pandangan dasar kenegaraan.
b. Fungsi dasar negara
Setiap negara atau setiap bangsa di dunia ini menginginkan suatu
keadaan nyang ideal atau seimbang bagi setiap aspek (bidang) kehidupan.
Untuk itu, dasar negara atau ideologi negara memiliki fungsi sebagai berikut.
119
1) Dasar untuk berdirinya kedaulatan Negara
Setiap negara yang akan berdiri dan berdaulat harus memenuhi persyaratan
konstitutif dan persyaratan deklaratif. Salah satu pernyataan yang paling
mendasar yang akan dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara adalah dasar negara.
2) Dasar kegiatan dalam penyelenggaraan negara.
Para penyelenggara negara di dalam mewujudkan segala cita-cita dan tujuan
nasional harus berdasarkan pada dasar negara, yaitu di dalam melaksanakan
segala kegiatan ketatanegaraan.
3) Dasar dan sumber hukum nasional.
Kedudukan dasar negara dalam suatu negara sangat penting karena
merupakan suatu norma dasar bagi negara yang besangkutan, selain menjadi
sumber bagi perundangan negara serta norma tertinggi dalam suatu negara
sehingga semua kegiatan negara harus berdasarkan pada hukum yang
berlaku.
4) Dasar bagi hubungan antarwarga negara.
Semua aktivitas warga negara harus didasarkan pada dasar negara. Dengan
demikian,kebebasan individu tidak merusak semangat kerja sama antara
warga begitu pula sebaliknya, kerja sama antarwarga tidak boleh merusak
kebebasan individu.
c. Berbagai macam dasar negara
Setiap bangsa memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi
oleh berbagai hal, seperti sejarah perkembangan bangsa, kebudayaan, dan keadaan
sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lahirlah banyak konsep dasar negara atau
ideologi. Macam-macam dasar Negara atau ideologi terkenal di dunia sebagai
berikut.
120
1) Sosialisme,
merupakan ideologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan
dalam menjalani hidup. Dalam sosialisme, persamaan adalah merupakan
konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu kemiskinan.
2) Liberalisme,
merupakan ideologi yang berpaham kebebasan, yaitu adanya pengakuan
hak-hak individual yang harus dilindungi dari campur tangan negara dan
badan-badan yang lain. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas
dan rasional. Pemerintahan harus didasarkan pada persetujuan rakyat.
3) Marxisme-komunisme,
merupakan salah satu jenis sosialisme yang mengajarkan tentang teori
pertentangan kelas. Dalam konsep marxisme, negara hendaknya dipimpin
dan lebih mengutamakan kelas pekerja (buruh) atau diktaktor proletariat.
Marxisme berawal dari konsep-konsep politik, ekonomi, dan sosial Karl
Marx dan selanjutnya diteruskan oleh Lenin, Stalin, dan Mao Tze Tung
(Mao Zedong) menjadi paham komunisme. Menurut ajaran ini, suatu
tujuan dapat dicapai dengan cara menghalalkan semua jalan. Komunisme
cenderung meniadakan arti Tuhan karena berdasarkan pada materialism
sehingga paham ini menindas kebebasan dalam beragama dan kebebasan
individual. Menurut Budiardjo (1980), nilai-nilai yang terkandung di
dalam komunisme adalah
a) monoisme, yaitu suatu prinsip yang menolak keberadaan
golongangolongan (strata) dalam suatu masyarakat;
b) kekerasan dianggap sebagai cara atau alat yang sah untuk mencapai
suatu tujuan (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan),
c) semua alat negara (polisi, tentara, birokrasi, media massa, intelektual,
dan perundang-undangan) dipergunakan untuk mewujudkan tujuan
komunisme.
4) Fasisme,
suatu bentuk dari kediktatoran yang dapat dipersamakan dengan
otoritarian. Di dalamnya terdapat unsure-unsur kekerasan dan hal-hal
121
lain yang bersifat mengerikan (pembantaian, diskriminasi ras, ekspansi
ke negara lain, penghilangan hak-hak asasi manusia, dan masih banyak
lainnya), terutama dalam hal pengabaian hak-hak asasi warga negara.
Fasisme ini menitikberatkan pada pola khusus aksi dan sangat
tergantung pada pemimpin yang kharismatik.
5) Fundamentalisme,
merupakan ideologi untuk menetapkan agama tertentu sebagai suatu
sistem politik dalam negara. Sebagai contoh, Afganistan pada masa
pemerintahan Taliban dan Iran sekarang setelah Revolusi Islam Iran).
Negara-negara ini menerapkan hukum Islam secara keras kepada warga
negaranya.
d. Dasar negara Republik Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang sesuai dengan nilai- nilai
budaya, sosial, dan nasionalisme bangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
negara adalah Pancasila. Pancasila bukanlah suatu dasar Negara (ideologi) yang
diambil dari luar Indonesia, akan tetapi digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa
Indonesia sendiri. Adapun nilai-nilai atau asas yang terkandung di dalam
Pancasila adalah
1) asas gotong royong,
artinya bekerja bersama-sama untuk kepentingan bersama dan hasilnya
dinikmati bersama;
2) asas kekeluargaan,
berarti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap hak dan
kewajiban anggota masyarakat;
3) asas musyawarah
dalam menentukan keputusan yang menyangkut orang banyak atau rakyat;
4) asas keseimbangan dan keselarasan,
berarti adanya keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani,
keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan masyarakat, serta
keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan alam sekitarnya;
122
5) asas Bhinneka Tunggal Ika,
yaitu adanya toleransi kehidupan antara suku-suku bangsa yang berbeda
dan antarumat beragama;
6) asas kebersamaan hidup,
artinya seseorang tidak dapat hidup seorang diri, melainkan harus hidup
dengan orang lain secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi asas
kekeluargaan dan gotong royong.
Menurut ajaran dalam Pancasila, manusia dipandang sebagai makhluk
Tuhan yang bersifat makhluk pribadi dan makhluk sosial, keduanya haruslah
seimbang dan selaras. Dalam pelaksanaan demokrasi, yang diutamakan adalah
musyawarah untuk mufakat. Adapun sistem perekonomian yang dianut adalah
ekonomi kerakyatan dengan tujuan utama untuk kesehjateraan rakyat.
Pancasila sebagai dasar merupakan suatu prinsip pengarahan (guiding
principle) yang dijadikan dasar, tujuan, dan arah di dalam menyelenggarakan dan
mengembangkan kelangsungan kehidupan bernegara dan berbangsa. Dari segi
tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar Negara berkedudukan
sebagai norma objektif dan norma tertinggi serta menjadi sumber dari segala
sumber hukum. Ini dituangkan dalam ketetapan MPR, yaitu TAP. MPRS No.
XX/MPRS/1988. Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan filsafat
hidup bangsa Indonesia yang memiliki makna bahwa setiap aspek kehidupan
bernegara dan berbangsa harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan.
Peran Pancasila sebagai dasar negara, antara lain, sebagai berikut.
1) Mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku
bangsa dan memelihara kerukunan antarumat beragama.
2) Mengarahkan dan membimbing kepada cita-cita dan tujuan bangsa.
3) Memberikan motivasi dan mengembangkan serta memelihara identitas
diri bangsa Indonesia.
4) Memberikan pandangan terhadap kenyataan yang ada terhadap
perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.
123
Kedudukan dan fungsi Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia sebagai
berikut.
1) Dasar negara,
merupakan sumber hukum dasar nasional seperti yang tercantum pada
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Sebagai dasar negara, Pancasila
memiliki pengertian sebagai cita-cita hukum bangsa Indonesia dan cita-
cita moral bangsa Indonesia.
2) Kepribadian bangsa Indonesia,
merupakan tatanan kehidupan seluruh bangsa Indonesia yang secara
menyeluruh terpola pada nilai yang dimiliki dan diyakini kebenarannya
oleh bangsa Indonesia. Pancasila memberikan corak yang khas bagi
bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa lain.
3) Pandangan hidup,
merupakan pemersatu bangsa dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagian lahir dan batin dalam bangsa Indonesia yang memiliki
keanegaraman suku bangsa.
4) Perjanjian luhur bangsa Indonesia,
merupakan perjanjian antarrakyat Indonesia menjelang proklamasi
kemerdekaan dan telah mampu membuktikan kebenarannya dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
2. Konstitusi Negara
a. Pengertian konstitusi
Konstitusi secara literal berasal dari istilah dalam bahasa Prancis, yaitu
constituer yang berarti “membentuk”. Penggunaan istilah konstitusi secara
ketatanegaraan memiliki arti pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan suatu negara. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal
dengan sebutan gronwet yang berarti undang – undang dasar.
Pengertian konstitusi dalam praktik tidak dapat dirumuskan secara pasti
karena setiap ahli merumuskan dengan cara pandangnya masing-masing. Ada
124
yang menyamakan istilah konstitusi dengan undang-undang dasar, tetapi juga ada
yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar. Berikut
beberapa pengertian konstitusi.
1) K.C. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaran suatu negara yang berupa
suatu kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur dalam pemerintahan
negara (dalam Bagir Manan: 2001).
2) Sri Soemantri
Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan Negara dan
sendi-sendi sistem pemerintahan negara (dalam Kaelan: 2002).
3) Herman Heller (dalam Kaelan: 2002) Membagi pengertian konstitusi menjadi
tiga.
a) Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
b) Konstitusi yang bersifat yuridis, yaitu konstitusi merupakan kesatuan
kaidah yang hidup di dalam masyarakat.
c) Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam
suatu naskah sebagai undang-undang.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
dua pengertian konstitusi, yaitu
1) dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasartidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
diselenggarakan di dalam suatu negara;
2) dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.
b. Kedudukan konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara
sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa
untuk mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara
125
negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Sebagai hukum dasar
Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai penyelengara
negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan
kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan
pemerintahan.
2) Sebagai hukum tertinggi
Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap
peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan
demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus
sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi.
c. Isi konstitusi
Konstitusi suatu negara pada umumnya memuat atau berisi tentang halhal
berikut.
1) Gagasan politik, moral, dan keagamaan, serta perjuangan bangsa. Contohnya,
pernyataan Konstitusi Jepang 1947 dan Pembukaan UUD Republik Indonesia
1945.
2) Ketentuan organisasi negara, memuat ketentuan-ketentuan mengenai
pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
maupun dengan badan-badan negara yang lain.
3) Ketentuan hak-hak asasi manusia, memuat aturan-aturan yang menjamin dan
melindungi hak-hak asasi manusia bagi warga negara pada Negara yang
bersangkutan.
4) Ketentuan prosedur mengubah undang-undang dasar, memuat aturanaturan
mengenai prosedur dan syarat dalam mengubah konstitusi pada negara yang
bersangkutan.
5) Ada kalanya konstitusi memuat larangan mengenai mengubah sifat-sifat
tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terulangnya hal-hal yang telah di atasi dan tidak dikehendaki lagi, seperti
timbulnya seorang diktator. Sebagai contoh, UUD Negara Jerman melarang
126
untuk mengubah sifat federalisme yang sudah ditetapkan dalam UUD sebab
bila menjadi negara kesatuan, dikuatirkan akan muncul seorang Hitler yang
baru.
d. Pembentukan konstitusi
Pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar pada setiap negara
berbeda-beda. Ada yang sengaja dibentuk, ada yang secara revolusi,
pemberian dari penguasa, maupun dengan cara evolusi.
1) Konstitusi yang pembentukannya sengaja dibentuk berarti pembuatan UUD
dilakukan setelah negara tersebut berdiri.
2) Konstitusi yang pembentukannya secara revolusi berarti pemerintahan yang
baru terbentuk dari hasil revolusi membuat UUD setelah mendapat
persetujuan rakyat atau dengan cara permusyawaratan.
3) Konstitusi yang pembentukannya secara pemberian dari penguasa, dalam
misalnya, seorang raja memberikan UUD kepada rakyatnya atau jika seorang
raja mendapat tekanan dan khawatir akan timbul revolusi sehingga dibuatlah
UUD yang dapat membatasi kekuasaan raja.
4) Konstitusi yang pembentukannya secara evolusi berarti pembuatan UUD
didasarkan pada adanya perubahan-perubahan secara perlahan-lahan sehingga
UUD yang lama menjadi tidak berlaku lagi.
3. Tujuan Konstitusi dan Nilai Konstitusi
a. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat
menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan
yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme
adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan)
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.
Negara-negara Asia dan Afrika pada dasarnya menerima konstitusionalisme,
seperti Filipina dan Indonesia yang memiliki UUD sebagai suatu dokumen yang
127
bermakna khas dan juga merupakan salah satu atribut yang melambangkan
kemerdekaannya. Adapun negara-negara yang menganut ajaran (paham)
komunisme pada umumnya menolak konstitusionalisme disebabkan negara
berfungsi ganda, yaitu
1) mencerminkan kemenangan-kemenangan yang sudah dicapai dalam
perjuangan ke arah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan
pencatatan formal, dan
2) UUD memberikan kerangka dan dasar hukum untuk mengupayakan
terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan (masyarakat tanpa kelas).
Tujuan konstitusi
1. Membagi kekuasaan dalam negara.
2. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan pemerintah agar tidak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
3. Memberikan dasar hokum untuk perubahan masyarakat kearah yang
dicita-citakan.
4. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya.
Tujuan konstitusi adalah juga tata tertib terkait dengan:
a) berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara
bekerjanya,
b) hubungan antar lembaga negara,
c) hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat) dan
d) adanya jaminan hak-hak asasi manusia serta
e) hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman.
Tolok ukur tepat atau tidaknya tujuan konstitusi itu dapat dicapai tidak
terletak pada banyak atau sedikitnya jumlah pasal yang ada dalam konstitusi yang
bersangkutan. Banyak praktek di banyak negara bahwa di luar konstitusi tertulis
timbul berbagai lembaga-lembaga negara yang tidak kurang pentingnya dibanding
yang tertera dalam konstitusi dan bahkan hak asasi manusia yang tidak atau
128
kurang diatur dalam konstitusi justru mendapat perlindungan lebih baik dari yang
telah termuat dalam konstitusi itu sendiri. Dengan demikian banyak negara yang
memiliki konstitusi tertulis terdapat aturan-aturan di luar konstitusi yang sifat dan
kekuatannya sama dengan pasal-pasal dalam konstitusi. Aturan-aturan di luar
konstitusi seperti itu banyak termuat dalam undang-undang atau bersumber/
bedasar pada adat kebiasaan setempat.
Menurut C.f. Strong konstitusi bertujuan untuk membatasi kewenang-
wenangan tindakan pemerintah dalam rangka menjamin hak-hak yang diperintah
dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
Adapun tujuan konstitusi secara umum adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap penguasaan
politik.
b. Melepaskan Kontrol kekuasaan dari Penguasa.
c. Memberikan batasan-batasan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya.
b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi
1. Nilai normatif.
Artinya suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi tersebut tidak hanya berlaku dalam arti hukum atau
legal, tetapi juga merupakan suatu kenyataan (realitas), dalam arti
sepenuhnya diberlakukan secara efektif. Contoh: Konstitusi di Amerika
serikat mengatur tentang adanya tiga kekuasaan dalam Negara yaitu:
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Masing-masing lembaga kekuasaan
mempunyai membuat undang-undang, kecuali ada delegasi khusus (dari
congres).
2. Nilai nominal.
Artinya konstitusi menurut hukum memang berlaku tetapi dalam
kenyataan ( praktiknya) tidak dilaksanakan secara sempurna karena ada
pasal-pasal yang tidak dijalankan. Contoh: Konstitusi Amerika serikat
dalam Amandemen Ke-14 tentang kewarganegaraan dan perwakilan,
ternyata tidak berlaku secara sempurna untuk seluruh Amerika serikat
129
3. Nilai semantik.
Konstitusi itu berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja. Dalam
mobilisasinya kekuasaan, penguasa mengunakan konstitusi sebagai alat
untuk melaksanakan kekuasaan politik. Konstitusi ditafsirakan sesuai
dengan keinginan penguasa. Pada masa orde lama atau orde baru Undang-
undang Dasar 1945 dilaksanakan secara sematik, artinya dilaksanakan
sesuai dengan keinginan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya.
5. Keterkaitan Dasar Negara Dengan Konstitusi
keterkaitan antar dasar Negara dan konstitusi adalah bahwa dasar Negara
merupakan staats fundamental norm (pokok kaidah Negara yang fundamental)
atau staatsidee (gagasan tentang kenegaraan) yang menjadi jiwa tertip hukum dan
selanjutnya di wujudkan didalam UUD dan peraturan –peraturan lain yang lebih
rendah.hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Drs Notonagoro, S.H.,
bahwapokok kaidah Negara yang fundamental merupakan sumber dari UUD dan
peraturan perundangan lainnya.
Dasar negara menjadi sumber bagi pembentuk konstitusi.isi dari norma
hukum di bawah dasar Negara tidak boleh bertentangan dengan norma dasar.isi
norma tersebut bertujuan untuk mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar
Negara karena dasar Negara merupakan cita-cita hukum dari Negara.Adapun
konstitusi merupakan usaha untuk melaksanakan dasar Negara.Dasar Negara dan
konstitusi merupakan satu-kesatuan utuh sehingga melaksanakan konstitusi berarti
melaksanakan dasar Negara.
Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita
hukum.dasar Negara mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Regulatif, yaitu sebagai tolok ukur untuk menguji apakah noma hukum
yang berlaku di bawah dasar Negara tersebut bertentangan atau tidak dan
bersifat adil atau tidak.
b. Konstitutif,yaitu sebagai pembentuk hukum sehingga tampa adanya dasar
Negara tersebut maka norma hukum di bawahnya akn kehilangan
maknanya sebagai hukum.
130
Secara yuridis formal, Pancasila merupakan dasar filsafat Negara yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945, hal ini mengandung konsekuensi bahwa
setiap aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dan bersumber pada nilai-nilai
pancasila. Termasuk juga semua peraturan perendangan, pemerintaha ,
penyelenggaraan kekuasaan, sistem demokrasi, serta aspek-aspek
penyelenggaraan lainnya.
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang merupakan norma
tertinggi. Sebagai dasar negara, Pancasila dapat disebut norma dasar, norma
pertama, norma fundamental negara, atau pokok kaidah negara yang fundamental
dan cita hukum yang menjadi sumber pembentukan konstitusi.
Konstitusi yang merupakan norma hukum di bawah dasar negara
bersumber dan berdasar pada dasar negara ini, meliputi hukum dasar tertulis, yaitu
undang undang dasar, serta hukum dasar tidak tertulis, yaitu konvensi. Penjelasan
atau penjabaran (perwujudan) dasar negara ke dalam aturan hukum yang
pertamatama dilakukan melalui konstitusi.
Hubungan dasar negara Pancasila dengan konstitusi UUD 1945 dapat
dilihat pada Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945. Pembukaan
UUD 1945 yang menunjukkan suasana kebatinan negara memuat asas kerohanian
negara, asas politik negara, asas tujuan negara, dan dasar hukum pada
undangundang dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut.
a. Pokok pikiran persatuan yang merupakan perwujudan dari sila ketiga Pancasila,
yaitu Persatuan Indonesia, memiliki pengertian bahwa Negara melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Jadi, negara
mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan. Dengan demikian,
negara menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia.
b. Pokok pikiran keadilan sosial yang merupakan perwujudan dari sila kelima
Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memiliki
pengertian bahwa negara bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat dalam rangka mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat,
adil, dan makmur dengan memajukan kesejahteraan umum.
131
c. Pokok pikiran kedaulatan rakyat yang merupakan perwujuan dari sila keempat
Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, memiliki pengertian Negara berkedaulatan
rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Oleh
karena itu, negara memiliki sistem pemerintahan demokrasi Pancasila.
d. Pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, serta sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, mengandung pengertian negara menjunjung tinggi
semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memilihara budi
pekerti yang luhur dan teguh dalam memegang cita-cita moral rakyat yang
luhur.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan perwujudan dari sila-sila dalam Pancasila selanjutnya dijabarkan atau
dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 melalui pasal-pasalnya.
a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan pokok pikiran yang
keempat, dijabarkan dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2), serta amendemen kedua
UUD 1945 Pasal 28E ayat (1) dan Pasal 28I ayat (1).
b. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab yang merupakan pokok
pikiran yang keempat, dijabarkan dalam Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28,
Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 34.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia yang merupakan pokok pikiran yang pertama,
dijabarkan dalam Pasal 1 ayat (1); Pasal 18, 18A, dan 18B; Pasal 35b; Pasal
36A, 36B, 36C, dan 36D.
d. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan yang merupakan pokok pikiran yang ketiga,
dijabarkan dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 25.
e. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan
pokok pikiran kedua, dijabarkan dalam Pasal 33 dan 34
132
6. Unsur-Unsur Sebuah konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu
konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah
prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat
undang-undang di negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat
dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur
yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan;
2) konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa
konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat
undang-undang pada negara yang bersangkutan.
c. Klasifasi, unsur-unsur, dan sifat konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.
1) Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan)
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta
menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi
tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.
2) Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang
ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara.
Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi. Unsur-unsur
yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman (dalam
Farida Indrati Suprapto) adalah
1) konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan
perjanjian dari kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah;
2) konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan
penentu hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;
3) konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka
pembangunan pemerintah.
133
7. Ciri Sebuah konstitusi bagi Negara Tertentu
a. Konstitusi di Indonesia
Sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang, Di Indonesia telah
berlaku tiga macam Undang-Undang Dasar dalam empat periode, yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949, yaitu
UUD1945 yang terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan dan 2
autran tambahan.
2. Periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950, yaitu
UUD RIS yang terdiri dari 6 bab, 197 pasal, beberapa bagian
3. Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, yaitu UUDS tahun1950
terdiri dari 6 bab, 146 pasal, beberapa bagian
4. Peirode 5 Juli 1959 samapai sekarang, yaitu UUD 1945
Khususnya untuk periode ke empat berlaku UUD 1945 dengan
pembagian,
a. UUD 1945 yang belum di Amandemen.
b. UUD 1945 yang sudah di Amandemen sampai saat ini telah
diberlakukan empat kali amandemen, yaitu tahun 1999, 1000,
1001 dan tahun 1002.
8. Substansi Konstitusi Negara
1. Subtansi Konstitusi Secara umum
Sebagai aturanpokok Negara, konstitusi Negara berisi aturan-aturan
mendasar dan mengatur hal-hal penting dalam penyelenggaraan bernegara. Aturan
dasar tersebut pada hakikatnya merupakan implementasi atau penuangan norma-
norma dalam dasar Negara, secara umum konstitusi-konstitusi yang ada didunia
ini memuat beberapa hal berikut.
a. pernyataan memngenai Gagasan_Gagasan Politik,Moral dan Keagamaan.
pada umumnya pernyataan mengenai gagasan-gagasan politik, moral,
keagamaan yang menjadi jiwa dan konstitusi. Sehingga sebagian besar dari
134
konstitusi memuat pernyataan pengakuan terhadap tuhadan pernyataan
bahwa keadilan, kebebasan persamaan, serta kebahagian/kesejahteraan
umum, dan sebagiannya akan dijamin melalui konstitusi.
b. Ketentuan Mengenai Struktur Organisasi Negara. Sudah kita ketahui
bahwa salah satu fungsi dari konstitusi adalah sebagai pembatas kekuasaan
penguasa. Oleh karena itu, konstitusi memuat ketentuan-ketentuan
mengenai pembagian kekuasaan Negara baik antara badan legislatif,
eksekutif, yudikatif, maupun badan-badan Negara lainnya.
c. Ketentuan mengenai prlindungan Hak-Hak Asasi Manusia. pada umumnya
konstitusi juaga memuat ketentuan-ketentuan yang menjamin dan
melindungi hak-hak asasi manusiabwarga negaranya.
d. Ketentuan Mengenai Prosedur Mengubah Undang-Undang Dasar . dalam
konstitusi, pada umumnya dicantumkanpada ketentuan mengenai syarat
dan prosedur mengubah konstitusi tersebut. Hal ini penting agar konstitusi
dapat menyesuaikan perkembangan zaman.
e. Larangan Mengubah Sifat Tertentu Dari Undang-Undang Dasar. Pada
beberapa konstitusi memuat adanya larangan mengubah bagian tertentu
dari konstitusi yang bersangkutan. Pada umumnya hal ini terjadi karena
pra penyusun konstitusi ingin mencegah terulang nya kembali masalah
yang baru saja di atasi , contohnya munculnya seoarang diktator dan
sebagainya.
Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian pembukaan atau mukadimah, (preambule) dan bagian pasal-pasal.
Namun tidak semua Negara mencantumkan bagian pembukaan dalam
konstitusinya misalnya konstitusi uastralia, Malaysia, Singapura. Adapun
yang mencantumkann pembukaan dalam konstitusinya diantara lain adalah
Amerika Serikat, Argentina, India, dan Indonesia.
Konstitusi atau hukum dasar dapat pula dibedakan antara hukum dasar
tertulis (written constitucion ), yaitu UUD dan hukum dasar tidak tertulis
(unwritten constitution) yaitu konvensi. salah satu contoh konvensi yang
135
berlaku di Indonesia adalh pelaksanaan pidato kenegaraan presiden
menjelang peringatan proklamasi 17 Agustus.
2. Substansi Konstitusi Negara Indonesia
Subtansi memiliki makna kata inti atau sifat pokok. inti atau sifat pokok
dari UUD 1945 adalah Pancasila dengan nilai-nilai yang dikandungnya yang
menjadi dasaryuridis bagi pelaksanaan dan kelangsungan Negara Republik
Indonesia.
Rumusan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum
dalam pembukaaan UUD 1945, terutama alenia IV sedangkan pembukaan UUD
1945 secara ilmiah merupakan pokok kaidah Negara yang fundamental. dengan
kata lain subtansi konstitusi Negara Indonesia adalah naska yang merulakaan
kerrangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan Negara Indonesia dan
menentukan pokok-pokok kerja tersebut berdasarkan pancasila.
Menurut Prof. Sri Sumantri disamping subtansi konstitusi Negara secara
umum konstitusi juga harus memuat hal-hal sebagai berikut.
a. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lalu.
b. Pandangan tokoh-tokoh bangsa / pembentuk Negara yang hendak
mewujudkan untuk waktu sekarang / waktu yang akan datang
(Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang digali oleh The Founding
Father)
c. sesuatu keinginan bagaimana perkembangan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
d. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketata negaraan suatu bangsa.
Konstitusi Negara kita adalah UUd 1945 yang berada dalam kelompok
yang berada dalam kelompok stats ground gesedt atau aturan dasar/pokok Negara.
Selain UUD 1945, yang termasuk dalam stats ground gesedt adalah konvensi.
Adapun hal-hal yang dimuat dalam UUD 1945, antara lain sebagai berikut
a. Hal-hal yang bersifat umum, seperti aturan mengenaikekuasaan dalam
Negara dan identitas-identitas Negara.
136
b. Hal-hal yang berkaitan dengan lembag-lembaga Negara baik itu
hubungan antarlembaga Negara,fungsi,tugas,hak, maupun
kewenangan.
c. Hal-hal yang menyangkut hubungan antara Negara dan warga Negara ,
yaitu hak dan kewajiban Negara terhadap warganya ataupun hak dan
kewajiban warga Negara terhadap Negara .
d. Konsepsi atau cita-cita Negara dalam berbagai aspek kehidupan.
Misalnya aspek pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, sosial,
pertahanan,dan budaya.
e. Hal mengenai perubahan Undang-Undang dasar.
f. Ketentuan peralihan dan transisi.
Aturaan-aturan itu masih bersifat umumdan secara garis besar, untuk
itulah maka aturan-aturan ini selanjutnya dijabarkan lebih lanjut pada peraturan
perundangan di bawahnya.
Dalam konstitusi Indonesia diatur mengenai mekanisme pelaksanaan
demokrasi Pancasila. Dijelaskan pula bahwasanya Indonesia menganut paham
konstitusionalisme, yaitu yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4
yaitu “. . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu undang-
undang dasar. . . .”. Konstitusionalme adalah gagasan bahwa pemerintahan
merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama
rakyat tetapi dikenakan beberapa pembatasan agar kekuasaan itu tidak disalah
gunkan oleh mereka yng memerintah. gagasan konstitusionalisme ini dicerminkan
dalam konstitusi (UUD). Undang-undang dasar mempunyai fungsi khusus yang
merupakan manifestasi dari hukum tertinggi yang harus ditaati rakyatdan juga
penyelenggara pemerintahan. UUD yang memuat gagasan konstitusionalisme
berbicarakan dua hal berikut.
a. Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan penyelenggaraan
pemerintahan.
b. Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga Negara.
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Adapun ciri-ciri
konstitusi sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.
137
a. Presiden memunyai kedudukan sebagai kepala Negara sekaligus
sebagai kepala pemerintahan.
b. Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi
dipilih oleh rakyat.
c. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislative.
d. Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan
tidak dapat memerintaahkan diadakan pemilu.
Lembaga kenegaraan di Indonesia yang diatur dalam UUD terdiri dari
lembaga eksekutif, yaitu berada di tangan presiden dibantu oleh seorang wakil
presiden dan para mentri dalam sebuah cabinet lembaga legislatif. yaitu MPR
yang berdiri dari DPR dan DPD, serta lembaga yudikatif yang terdiri dari
mahkamah agung, mahkamah konstitusi, lembaga peradilan yang ada di bawah
Mahkamah Agung beserta komisi yudisial. Selain itu, juga ada lembaga lain
seperti BPK (Badan Pemerksa Keuangan).
3. Subtansi Konstitusi Negara Liberal
Konstitusi dalam Negara-negara liberal angat menjanjikan kebebasan dan
hak asasi warga Negara. hal tersebut sesuai dengan pandangan liberalism yang
dianutnya. Kekuasaan dan tindakan pemerintahan dibatasi sedemikian rupa
sehingga kekuasaan pemerinta tidak sewenang-wenang, dan hak warga Negara
akan terjamin serta terlindungi. Gagasan seperti ini dinamakan konstitusialisme.
Konstitusi liberal banyak dianut oleh Negara-negara barat seperti
AmerikaSerikat, Inggris, Prancis, dan Negara-negara di Eropa barat. Salah satu
contoh Negara yang akan kita bahas adalah Inggris sebagai salah satu Negara
yang berkonstitusi liberal.
a. Sifat konstitusi inggris.
Konstitusi Inggris bersifat: tidak tertulis (konvensi), bersifat luwes,
(fleksibel)/ mudah diadakan perubahan, dan tidak ada pengaman
khusus.
138
b. Sumber Konstitusi Inggris
Sumber konstitusi inggris meliputi: statuta–statuta yang disahkan
diparlemen, kebiasaan parlemen, keputusan pengadilan dan konvensi
konstitusi.
c. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Parlementer.
Inggris menganut sistem pemerintahan demokrasi parlementer sebagai
bentuk sistem pemerintahan yang diidelkan dengan liberalisme.
Pemerintahan Negara inggris dikenal sebagai induknya parlementaria
(mother of parlemen). Pada sistem pemerintahan parlementer,
kedaulatan berada ditangan rakyatmelalui parlemen (Parlement
soverignitiy),
d. Lembaga Kenegaraan
1.) Badan Eksekutif (White-Hall)
Badan eksekutif inggris terdiri dari raja/ratu yang tidak
dapat diganggu gugat (simbolis), adapun kekuasaan sesungguhnya
ada pada perdana mentri selaku pemegang kekuasaan eksekutif
adalah sebagai berikut.
a). Memimpin partai mayoritas
b). Memimpin cabinet yang anggotanya yang telah dipilihnya
sendiri.
c). Menjadi penghubung raja/atau ratu.
d). Membimbing majelis rendah.
Perdana menteri sewaktu-waktudapat mengadakan pemilu baru
sebelum jabatan parlemen (5 tahun) berakhir. Meskipun secara
penuh yang membubarkan dan menginstruksikan diadakan pemilu
baru adalah raja/ratu sebagai pemegang tahta kerajaan atas saran
dari perdana mentri. Kedudukan raja atau ratu sebagai pemegang
tahta kerajaan hanya berfungsi dalam aspek pemerintahan yang
bersifat serimonial (Keupacaraan). Inggris merupakan Negara
kesatuan ( Unitari state ) dan juga kerajaan (united kingdom) yang
139
perdana mentrinya memiki jabatan dan kedudukan yang kuat
terhadap parlemen.
2.) Badan Legislatif
Tugas pokok/peran parlemen dalam sistem pemerintahan di inggris
adalah sebagai berikut.
a). Mengawasipelaksanaan undang-undang
b). Menilai rekan-rekan separtai yang duduk dalam kabinet.
c). Menyatakan gasan-gagasan politik.
d). Mempersiapkan bidang legislasi atas dasar kebijakan mentri.
e). Memaparkan argumentasi-argumentasi politik kepada para
pemilih.
Badan legislative atau parlemen inggris terdiri dari dua
kamar yaitu haose of commons (majelis rendah) dan Hause of
Lord. Anggota parlemen diiisi oleh partai yang menang dalam
pemilu, sedangkan majelis tinggi anggotanya turun temurun dan
dapat mengubah ataupun mengajukan undang-undang.
Di Inggris kedudukan parlemen kuat, hal ini dikarenakan
keanggotaan parlemen di isi oleh partai yang menang dalam
pemilu, dan juga perdana mentri berasal dari kalangan mereka
selamakepercaan masih diberikan. Di Inggris juga terdapat sebuah
konvensi yang mengatur bahwa mentri harus diambil dari
keanggotaan badan legislative dengan tidak melepaskan jabatannya
di legislative agar tercipta hubungan yang erat anatara badan
legislative dengan badan eksekutif guna memperlancar jalannya
program pemerintahan.
4. Subtansi Negara Komunis
Gagasan konstitusialisme sebagai mana terdapat di Negara-negara liberal
(Barat) tidak dikenal di Negara-negara komunis. Sesuai dengan pandangan bahwa
seluruh aparatur Negara –negara liberal tidak dikenal di Negara komuis. Sesuai
dengan pandangan bahwa seluruh aparatur Negara serta aktifitas pemerintahan
140
ditujukan bagi terbentuknya masyarakat komunis maka kaum komunis menolak
gagasan konstitusialisme, Negara komunis menolak konstitusi atau UUD yang
tentu saja tidak memuat prinsip konstitusialisme.
Konstitusi (UUD) di Negara komunis mempunyai fungsi ganda sebagai
berikut.
a. Mencerminkan kemenangan yang berhasil dicapai dalam perjuangan
kearah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan cataan formal
dan legal dari kemajuan ang telah dicapai.
b. Memberikan kerangka atau dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap-tahap perkembangan menuju masyarakat
komunis.
Dalam rangka mewujudkan terciptanya masyarakat komunis inilah Negara
dipakai sebagai alat atau sarana. Dengan demikian, Negara memiliki kekuasaan
besar untuk mengusai segala aspek kehidupan dan mengendalikan warga. Isi UUD
komunis adalah sebagai berikut.
a. UUD member kekuasaan yang bersal pada penguasa (Negara) untuk
menyelenggarakan segenap aspek kehidupan bernegara.
b. UUD membatasi dan menekan hak-hak warga negaraa.
Dalam Negara komunis, demokrasi yang terbentuk bukan demokrasi
konstitusional, demokrasi yang yang paham komunis. Negara yang terbentuk
adalah Negara totaliter. Negara-negara sekarang ini tidak banyak lagi, sejak
Runtuhnya Ui Soviet, Negara-negara yang sebelumnya berpaham komunis
berupaya mengubah diri menjadi Negara demokrasi, Negara komunis yang masih
ada ialah Cina, Kuba, dan Vietnam.
Slah satu contoh Negara yang kita bahas adalah Cina.
a. Makanisme Konstitusional Demokrasi Rakyat (Versi Komunis)
Menurut paham komunis, demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus
demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Di Cina pembuat
keputusan tertinggi adalah partai komunis Cina (PKC). Pembentukan
keputusan dilakukan melalui komite-komite p[artai dalam siding tertutup
sehingga di cina tidak ada proseslegislasi secara terbuka, dan undang-
141
undang public yang diumumkan relative sedikit. Adapun keputusan-
keputusan yang banyak dibuat adalah pernyataan umum tentang kebijakan
mauoun dokrin.
b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan
1). Eksekutif
Pemegang kekuasaan eksekutif di Cina adalah organ
Administratiutama (Dewan Negara) yang terdiri dari pedana mentri,
waki-wakil perdana mentri, serta kepala-kepala dari semua kementrian
maupun komisi.
Lembaga Eksekutif bertugas untuk:
a. Mengatur dan mengendalikan seluruh struktur administrative serta
penyelenggaraan pemerintah Cinabersama-sama dengan badan
tertinggi Partai Komunis Cina.
b. Menerjemahkan keputusan-keputusan prtai dalam kebijakann
Negara dan menjadikannya sebagai lembaga yang paling kuat
diantara berbagai lembaga yang dibentuk oleh konstitusi.
2). Legislatif
Pemegang kekuasaan legislative di Cina adalah Kongres Rakyat Cina
(KRC) mereka bersidang setahun sekali dan anggotanya dipilih setiap
empat tahun.
3) Yudikatif
Pemegang kekuasaan tertinggi yudikatif di Cina meliputi sebagai
berikut.
a). Kejaksaan adalah kekuasaan yang bebas, termasuk dalam hal
penyidikan, penun tutan serta pengawasan secara umum
terhadapsemua organ Negara, termasuk pengadilan.
b). Pengadilan rakyat adalah Pengadilan rakyat bertanggung jawab
kepada kongres rakyat disetiap tingkatan.
Kekuasaan yudikatif di Cina dijalankan secara kaku dan bertingkat
oleh pengadilan rakyat.
142
Lampiran 4
LEMBARAN DISKUSI SISWA
Mata pelajran : Pendidikan kewarganegaraan
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan konstitusi
dalam berbagai aspek kehidupan
Kopetensi dasar : 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan
konstitusi
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dasar
Negara
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian
konstitusi negara.
Lembaran Kegiatan Siswa:
1. Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat memiliki dasar Negara.
Keberadaan dasar Negara menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Jelaskanlah pengertian dasar Negara, fungsi dasar Negara,
macam-macam dasar Negara, dan dasar Negara Indonesia.
2. Pengertian konstitusi dalam praktik tidak dapat dirumuskan secara pasti
karena setiap ahli merumuskannya secara pandabgan masing-masing. ada
yang menyamakannya istilah konstitusi dengan undang-undang dasar,
tetapi ada juga yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang
dasar. Jelaskanlah pengertian konstitusi dan jelaskan kedudukan
konstitusi.
143
LEMBARAN DISKUSI SISWA
Mata pelajran : Pendidikan kewarganegaraan
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan konstitusi
dalam berbagai aspek kehidupan
Kopetensi dasar : 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan
konstitusi
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
2. Siswa mampu menyimpulkan keterkaitan dasar Negara
dengan konstitusi di sebuah Negara.
Lembaran Kegiatan Siswa:
1. konstitusi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu konstitusi tertulis
dan konstitusi tidak tertulis, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan
konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis?
2. Sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu konstitusi yang
bersifat kaku (riged), dan konstitusi yang bersifat supel (Flexible).
jelaskanlah apa yang dimaksud dengan konstitusi yang bersifat kaku
(riged), dan konstitusi yang bersifat supel (Flexible)?
3. Jelaskanlah tujuan konstitusi secara umum.
4. Ada tiga nilai yang terkandung dalam konstitusi yaitu nilai Normatif, nilai
nominal, dan nilai semantik. jelaskanlah arti dari nilai nomoinal dan nilai
semantik.
5. Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita
hukum.dasar Negara mempunyai fungsi sebagai Regulatif dan Konstitutif,
Jelaskanlah apa yang dimaksud regulatif dan konstitutif?
144
LEMBARAN DISKUSI SISWA
Mata pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan
konstitusi dalam berbagai aspek kehidupan
Kopetensi dasar : 4.2 Menganalisis subtansi konstitusi Negara
Tujuan pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi
bagi Negara tertentu.
3.Siswa mampu menganalisis subtansi konstitusi
Indonesia
Lembaran Kegiatan Siswa:
1. Jelaskan hal-hal penting atau subtansi yang ada dalam sebuah konstitusi.
2. Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua yaitu . . . .
3. Apa inti atau sifat pokok dari UUD 1945?
4. Jelaskan subtansi konstitusi Negara Indonesia
5. Apa saja hal-hal yang termuat dalam konstutusi menurut Prof. Sri
Sumantri
6. Apa saja hal-hal yang dimuat dalam UUD 1945 selaku konstitusi NKRI
7. Dalam konstitusi Indonesia diatur mekanisme pelaksanaan demokrasi
pancasila. Indonesia menganut paham konstitusionalisme, yaitu seperti
yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 Alinea 4. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan konstitusionalisme.
8. Apa ciri-ciri konstitusionalisme.
9. Apa saja lembaga-lembaga Negara dalam sistem ketata negaraan
Indonesia menurut UUD 1945
10. Jelaskan beberapa konstitusi yang menjadi pedoman penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia semenjak kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini, beserta sistematikanya.
11. Jelaskan sifat, sumber konstitusi inggris, dan mekanisme konstitusional
demokrasi parlementer serta lembaga kenegaraan nya.
12. apa fungsi konstitusi (UUD) di Negara komunis
13. Apa ciri-ciri UUD komunis
14. Jelaskan lembaga-lembaga kenegaraan cina
145
Lampiran 5
SOAL TOURNAMENT
1. Apakah pengertian dasar Negara?
2. Sebutkan empat fungsi Negara…..
3. Idiologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan dalam
menjalani hidup.Hai ini Merupakan pengertian dari …
4. Idiologi yang berpaham kebebasan, yaitu pengakuan hak-hak individual
yang harus di lindungi dari campur tangan Negara dan badan-badan yang
lain.Hal ini Merupakan pengertian dari…
5. suatu bentuk dari kediktatoran yang dapat dipersamakan otoritarian.
didalamnya terdapat unsur-unsur kekerasan dalam hal-hal lain yang
bersifat mengerikan (pembantaian, diskriminasi ras, ekspansi ke Negara
lain,penghilangan hak-hak asasi manusia,dan masih banyak lain
nya),terutama dalam hal pengabaian hak-hak asasi warga Negara.fasisme
ini menitikberatkan padapola khusus aksi dan sangat tergantung pada
pemimpin yang kharismatik. Hal ini merupakan pengertian dari …
6. Ideologi untuk menetapkan agama tertentu sebagai suatu sistem politik
dalam Negara. Hal ini merupakan pengertian dari …
7. Apa yang di maksud asas gotongroyong?
8. Apa yang di maksud asas kekeluargaan?
9. Apa yang di maksud asas musyawarah ?
10. Apa yang di maksud asas keseimbangan dan keselarasan ?
11. Apa yang di maksud asas Bhinneka tungal Ika ?
12. Apa yang di maksud asas kebersamaan hidup ?
13. Sebutkan kedudukan dan fungsi pancasila bagi bangsa dan Negara
Indonesia?
14. Merupakan pemersatu bangsa dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin dalam bangsa Indonesia yang memiliki
keanekaragaman suku bangsa. Adalah fungsi pancasila sebagai …..
15. Keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi
hukum tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
146
diselenggarakan didalam suatu Negara. Hal ini Merupakan pengertian
Konstitusi dalam arti…..
16. Suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
bersifat pokok dari ketatanegaraan suatu Negara. Hal ini Merupakan
pengertian konstitusi dalam arti ….
17. Sebutkan dua kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketata negaraan ….
18. Konstitusi memuat aturan pokok mengenai penyelenggaraan Negara, yaitu
badan-badan atau lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan
kekuasaan serta prosedur kekuasaan tersebut pada badan-badan
pemerintah. ini Merupakan kedudukan konstitusi sebagai …..
19. Konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-
peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu Negara. ini Merupakan
kedudukan konstitusi sebagai …
20. Konstitusi dapat dibedakan jadi dua macam yaitu ….
21. Apa yang dimaksud dengan konstitusi tertulis?
22. Apa yang dimaksud dengan dengan konstitusi tidak tertulis?
23. Hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur
membuat undang-undang pada Negara yang bersangkutan. Merupakan
konstitusi yang bersifat ….
24. Konstitusi yang memiliki cirri khusus antara lain mempunyai kedudukan
dan derajat yang lebih tinggi daripada peraturan perundang-undangan lain
dan hanya dapat diubah dengan cara khusus atau istimewa atau dengan
persyaratan yang berat. adalah konstitusi yang bersifat ….
25. Konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur
yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada Negara yang
bersangkutan. Merupakan konstitusi yang bersifat …
26. Sebutkan ciri-ciri khusus konstitusi yang bersifat Supel (fleksibel) …
27. Apa tujuan konstitusi secara umum ….
28. Kostitusi sucara umum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya hanya
sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk
147
melaksanakan kekuasaan politik. hal ini mengandung arti bahwa konstitusi
tersebut bernialai …
29. Konstitusi menurut hukum memang berlaku tetapi dalam kenyataannya
(praktiknya) tidak dilaksanakan secara sempurna karena ada pasal yang
tidak dijalankan.Hal ini mengandung arti bahwa konstitusi tersebut
bernilai ….
30. Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita
hukum.dasar Negara mempunyai fungsi ….
148
SOAL TOURNAMENT
1. Sebutkan hal-hal penting atau subtansi yang ada dalam sebuah konstitusi . . .
2. Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua yaitu . . . .
3. Apa inti atau sifat pokok dari UUD 1945?
4. Jelaskan subtansi konstitusi Negara Indonesia
5. Konstitusi juga harus memuat hal-hal sebagai berikut.
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lalu
b. Pandangan tokoh-tokoh bangsa/pembentuk Negara hendak diwujudkan
untuk waktu sekarang/waktu yang akan datang
c. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan suatu bangsa
Hal tersebut merupakan pendapat . . . .
6. Sebutkan 3 (tiga) Hal yang dimuat dalam UUD 1945 selaku konstitusi
NKRI
7. Pada alenia berapa dinyatakan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menganut
paham konstitusionalisme
8. apa yang dimaksud dengan konstitusionalisme . . .
9. Apa ciri-ciri konstitusionalisme
10. Apa saja lembaga-lembaga Negara dalam sistem ketata negaraan
Indonesia menurut UUD 1945
11. Konstitusi Indonesia pertama kali yaitu UUD 1945, Pada tahap ini
pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan terbagi dalam dua periode yaitu
….
12. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 sistem pemerintahan
Indonesia adalah . . . .
13. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 bentuk negara Indonesia
adalah . . . .
14. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 bentuk Pemerintahan
Indonesia adalah . . . .
15. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 Sistem perintah
Indonesia adalah . . . .
149
16. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 bentuk perintah
Indonesia adalah . . . .
17. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 bentuk perintahan
Indonesia adalah . . . .
18. a. Pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea
b. Batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Bab, 37 pasal, serta 4 pasal aturan
peralihan dan 2 pasal tambahan
c. Penjelasan resi UUD 1945
19. Hal di atas merupakan sistematika dari . . . .
20. Konstitusi RIS berlaku pada . . . .
21. Pada masa kontitusi RIS bentuk Negara Indonesia adalah . . . .
22. Pada masa kontitusi RIS sistem pemerintahan Indonesia adalah . . . .
23. Pada masa kontitusi RIS bentuk pemerintahan Indonesia adalah . . . .
24. Undand-Undang Dasar Sementara berlaku pada . . . .
25. Pada masa Konstitusi Undand-Undang Dasar Sementara sistem
pemerintahan Indonesia adalah . . . .
26. Sebutkan sifat konstitusi Inggris . . . .
27. Sebutkan sumber konstitusi inggris . . . .
28. Sebutkan lembaga kenegaraan Inggris . . .
29. Perhatikan hal berikut
a. Mencerminkan kemenangan yang berhasil dicapai dalam perjuangan
kearah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan catatan formal
dan legal dari kemajuan yang telah dicapai
b. Memberi kerangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap-tahap perkembangan menuju masyarakat
komunis.
30. Hal tersebut merupakan fungsi konstitusi di Negara . . . .
a. Sebutkan cirri-ciri UUD komunis
b. Sebutkan Lembaga-lemabaga kenegaraan di Cina
150
Lampiran 6
LEMBARAN JAWABAN SOAL TOURNAMENT
1. Dasar negara ialah suatu norma tertinggi yang merupakan sumber bagi
pembentukan tata hukum dan peraturan perundangan di suatu negara.
2. 1) Dasar untuk berdirinya kedaulatan negara.
2) Dasar kegiatan dalam penyelenggaraan negara.
3) Dasar dan sumber hukum nasional.
4) Dasar bagi hubungan antarwarga negara.
3. Sosialisme
4. Liberalisme
5. Fasisme
6. Fundamentalisme
7. artinya bekerja bersama-sama untuk kepentingan bersama dan hasilnya
dinikmati bersama;
8. berarti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap hak dan
kewajiban anggota masyarakat;
9. dalam menentukan keputusan yang menyangkut orang banyak atau rakyat;
10. berarti adanya keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani,
keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan masyarakat, serta
keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan alam sekitarnya;
11. yaitu adanya toleransi kehidupan antara suku-suku bangsa yang berbeda
dan antarumat beragama;
12. artinya seseorang tidak dapat hidup seorang diri, melainkan harus hidup
dengan orang lain secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi asas
kekeluargaan dan gotong royong.
13. a. Dasar negara,
b. Kepribadian bangsa Indonesia
c. Pandangan hidup
d. Perjanjian luhur bangsa Indonesia
14. Pandangan hidup
15. Dalam arti luas
151
16. dalam arti sempit
17. 1) Sebagai hukum dasar
2) Sebagai hukum tertinggi
18. Sebagai hukum dasar
19. Sebagai hukum tertinggi
20. a. Konstitusi tertulis
b. Konstitusi tidak tertulis
21. Yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-
tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja
dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal
dengan sebutan undang-undang dasar.
22. Merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis
ini dikenal dengan sebutan konvensi.
23. konstitusi yang bersifat kaku (rigid)
24. konstitusi yang bersifat kaku (rigid)
25. sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur
yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan.
26. Ciri-ciri khusus dari konstitusi yang bersifat supel (flexible) adalah elastis,
diumumkan, dan diubah dengan cara yang sama dengan undang- undang.
27. Secara umum konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta
dapat menjamin hak-hak warga negara.
28. Nilai semantik
29. Nilai nominal.
30. a. Regulatif
b. Konstitutif
152
LEMBARAN JAWABAN SOAL TORNAMENT
1. a. Pernyataan mengenai Gagasan-gagasan politik, moral, dan keagamaan
b. Ketentuan mengenai Struktur organisasi Negara
c. Ketentuan memgenai hak-hak asasi manusia
d. Ketentuan mengenai prosedur mengubah Undang-Undang
e. Larangan mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar
2. a). Bagian pembukaan atau mukadimah
b). Bagian pasal-pasal
3. Inti atau sifat pokok dari UUD 1945 adalah Pancasila sebagai dasar yuridis
bagi pelaksanaan dan kelangsungan Negara republik Indonesia.
4. Subtansi konstitusi Negara Indonesia adalah naskah yang merupakan
kerangka dan tugas-tugas dari badan-badan perintahan Negara Indonesia
dan menentukan pokok-pokok kerja tersebut berdasarkan pancasila
5. Prof. Sri Sumantri
6. Tiga dari enam berikut
a. Hal-hal yang bersifat umum
b. Hal-hal yang terkait dengan lembag-lembaga Negara
c. Hal-hal yang menyangkut hubungan antara Negara dan warga Negara
d. Konsepsi atau cita-cita Negara dalam berbagai aspek kehidupan
e. Hal mengenai perubahan undang-undang dasar
f. Ketentuan peralihan dan transisi
7. Alinea 4
8. Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintahan merupakan suatu
kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi
dikenakan beberapa pembatasan agar kekuasaan itu tidak disalah gunakan
oleh mereka yang memerintah.
9. ciri-ciri konstitusionalisme
a. Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan penyelenggaraan
pemerintahan.
b. Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga negara
153
10. Lembaga-lembaga kenegaraan Indonesia menurut UUD 1945
a. Eksekutif
b. Legislatif
c. Yudikatif
11. 1). Periode 18 Agustus 1945-14 November 1945
2). Periode 14 November 1945-27 Desember 1949
12. Sistem pemerintahan adalah Kabinet presidensial
13. Bentuk Negara adalah Negara kesatuan
14. Adalah Republik
15. Adalah Kabinet parlementer
16. Adalah Republik
17. Adalah Negara kesatuan
18. Sistematika UUD 1945
19. Berlaku pada 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
20. Adalah Negara Federasi/serikat
21. Parlementer
22. Republik
23. 17 Agustus 1950-5 juli 1955
24. Parlementer
25. Tidak tertulis (kovensi), luwes (feksibel)/ mudah diadakan perubahan dan
tidak ada badan pengaman khusus
26. Statuta-statuta yang disahkan parlemen, kebiasaan parlemen, keputusan
pengadilan, dan konvensi konstitusi
27. 1). Badan eksekutif
2). Badan legislatif
28. Komunis
29. a). UUD member kekusaan yang besar padaa penguasa (Negara) untuk
menyelenggarakan segenap aspek kehidupan bernegara.
b). UUD membatasi dan menekan hak-hak warga negara
30. 1). Eksekutif
2). Legislatif
3). Yudikatif
154
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Satuan Pendidikan : MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/2
N
o
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pelajaran Jumlah No Soal Kunci
4
4. Menganalisis
hubungan
dasar negara
dengan
konstitusi
4.1 Mendeskrips-
ikan hubungan
dasar negara
dengan konstitusi
Mendeskripsikan
pengertian dasar
negara
Mendeskripsikan
pengertian
konstitusi negara
Menguraikan
tujuan dan nilai
konstitusi
Menyimpulkan
keterkaitan dasar
negara dengan
konstitusi di
sebuah negara
1. Pengertian Dasar
Negara
2. Pengertian
Konstitusi
Negara
3. Tujuan dan Nilai
konstitusi
4. Keterkaitan Dasar
negara dan
8
9
8
5
1.2.9.16.17.20.31.43
3.8.10.12.13.18.22.36.
46.
6.7.11.14.29.32.33.34
19.21.23.38.39.
C.B.B.B.D.E.B.
C.
B.B.A.B.C.E.B.
E.
E.C.D.E.C.B.E.
A.
C.D.E.D.B.
155
konstitusi
4.2 Menganalisis
substansi
konstitusi negara
Menguraikan
unsur sebuah
konstitusi
Menyimpulkan
ciri sebuah
konstitusi bagi
negara tertentu
Menganalisis
substansi
konstitusi
Indonesia
1. Muatan konstitusi
negara
2. Klasifikasi
konstitusi di
Indonesia
3. Implementasi
dasar negara ke
dalam konstitusi
atau UUD 1945
9
7
4
4,15.26.27.28.30.35.
42.49.
5.24.37.40.41.48.50.
25.44.45.47.
C.B.D.B.E.B.B.
A.D.
D.B.B.E.C.A.E.
B.B.A.B
156
Lampiran 8
SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester : X/I
Petunjuk umum:
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian.
2. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya.
4. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau
jumlah soal yang kurang dll.
5. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah.
6. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas.
Petunjuk khusus:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu
huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban.
1. Perwujudan :Pancasila sebagai
dasar Negara dalam kehidupan
kenegaraan nampak dalam . . . .
a. sikap dan perilaku anggota
masyarakat
b. adat istiadat dan kebiasaan
masyarakat
c. peraturan perundang-undangan
d. system sosial yang berbeda
e. pandangan hidup dan
kepribadian bangsa
2. Pedoman dasar dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan
ketatanegaraan Negara dalam
berbagai bidang kehidupan yang
meliputi politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan
merupakan pengertian . . . .
a. Negara
b. Dasar Negara
c. Konstitusi
d. Konvensi
e. Traktat
3. Konstitusi bertujuan untuk
membatasi ke sewenang-
wenangan tindakan pemerintah
dalam merumusskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat
pernyataan tersebut dikemukakan
oleh . . . .
a. Astin Riyanto
b. C.F. Strong
c. Maurice Haurio
d. Bagirman Marian
e. Mariam Budiarjo
4. Negara kesatuan republik
Indonesia adalah Negara yang
berdasarkan pancasila. hal ini
dapat disimpulkan dari…
a. Supersemar 11 Maret 1961
b. Pembukaan UUD 1945 alinea I
c. Pembukaan UUD 1945 alinea
IV
d. Dekrit presiden
e. Batang Tubuh UUD 1945
5. Bentuk pemerintah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
adalah…
a. serikat
b. kesatuan
c. demokrasi
d. republik
e. monarki
157
6. Tujuan konstitusi adalah untuk
menjaga keseimbangan antara
keteriban (de orde), kekuasaan
(het gezag), dan kebebasan.
Pernyataan tersebut di umumkan
oleh ….
a. Bagir manan
b. C.F. Srong
c. K.C. Wheare
d. Karl Loewenstein
e. Maurice Haurio
7. Konstitusi yang hanya dapat
dirubah jika dengan menggunakan
proses khusus adalah konstitusi
yang bersifat …
a. permanen
b. umum
c. rigid
d. fleksibel
e. tertulis
8. Keseluruhan aturan dan
ketentuan yang menggambarkan
system ketatanegaraan suatu
negara merupakan pengertian
dari. . . . .
a. konstitusi dalam arti sempit
b. konstitusi dalam arti luas
c. konstitusi dalam arti
menengah
d. konstitusi dalam arti umum
e. konstitusi dalam arti tertentu
9. Pancasila sebagai Dasar Negara
mengandunng arti bahwa
Pancasila merupakan…..
a. Dasar diproklamasikannya
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Landasan didirikannya
bangunan yang bernama
bangsa Indonesia.
c. Dasar untuk mengatur
penyelenggaraan
ketatanegaraan Indonesia.
d. Nilai dasar yang
membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain.
e. Nilai dasar yang mampu
menggerakan bangsa
Indonesia untuk tumbuh.
10. Menurut Herman Heller,
konstitusi mencerminkan
kehidupan politik dalam
masyarakat sebagai suatu
kenyataan , tetapi belum dalam
bentuk hikum hal ini merupakan
pengertian…
a. Konstitusi sebagai pengertian
sosial politik
b. Konstitusi sebagai pengertian
hukum
c. Konstitusi sebagai suatu
peraturan hukum
d. Konstitusi sebagai pengertian
sosial budaya
e. Konstitusi sebagai pengertian
politik
11. Konstitusi yang bersifat regit
atau kaku dicirikan oleh isinya
yang memuat hal-hal…
a. Pokok
b. Penting
c. Dasar
d. Pokok dan penting
e. Rumit
12. Istilah konstitusi dalam bahasa
inggris adalah …
a. constitution d. constituin
b. constium e. couscecoen
c. constion
13. Konstitusi dalam pengertian
sempit adalah …
a. Pancasila
b. UUD
c. UU organic
d. Konvensi/Kebiasaan
158
e. Peraturan perundan-undangan
lainnya
14. Berikut ini yang termasuk fungsi
konstitusi dalam Negara
adalah…
a. Putusan badan pengadilan
b. Sebuah konvensi
c. Undang-Undang Dasar
d. Keputusan politik tertinggi
e. Membagi kekuasaan dalam
negara
15. Yang bukan menjadi isi
konstitusi adalah. . . .
a. sifat, bentuk gegara dan
bentuk pemerintahan
b. identitas Negara
c. jaminan hak-hak asasi
manusia
d. dasar filsafat suatu Negara
e. ketentuan organisasi,
wewenang, cara
pembentukan, kedudukan
lembaga Negara
16. Setiap warga Negara memiliki
hak dan kewajiban untuk turut
berpartisipasi dalam upaya
mencapai tujuan Negara. Untuk
menggunakan hak serta
kewajibannya tersebut warga
Negara harus berpedoman pada
dasar Negara yaitu sebagai ….
a. Dasar berdiri dan tegaknya
Negara.
b. Dasar partisipasi warga
Negara.
c. Dasar kegiatan
penyelenggaraan Negara.
d. Dasar pergaulan antar Warga
Negara.
e. Dasar pemersatu bangsa
Indonesia.
17. Pancasila sebagai dasar Negara
sering disebut sebagai dasar
falsafah Negara atau dikenal
dengan istilah . . . .
a. Staatside
b. Rechtsidee
c. Formal gezed
d. Philosofische gronslag
e. Staats fundamental norm
18. Ahli yang berpendapat bahwa
konstitusi tidak sama dengan
UUD yaitu…
a. Federik Hegel
b. Struycken
c. Herman Heller
d. Lasalle
e. Oliver Cromwell
19. Hubungan antara Dasar Negara
denagan konstitusi adalah…
a. Konstitusi merupakan sumber
bagi dasar Negara
b. Dasar Negara merupakan
penjabaran konstitusi
c. Konstitusi merupakan
penjabaran dari dasar Negara
d. Dasar Negara sama dengan
konstitusi
e. Dasar Negara tidak sama
dengan konstitusi
20. Dasar Negara Indonesia
disahkan pada tanggal…..
a. 1 Juni 1945
b. 10 Juli 1945
c. 17 Juli 1945
d. 17 Agustus 1945
e. 18 Agustus 1945
21. Reformasi yang terjadi di
Indonesia hendaknya tidak
membentur sendi-sendi
fundamental Negara. Yang
dimaksud sendi-sendi
fundamental bangsa dan Negara
Indonesia adalah…
a. Pembukaan UUD 1945
159
b. Sumber tertib hukum
c. UUD 1945
d. Pancasila
e. Konstitusi Negara
22. Pengertian konstitusi dalam
ketatanegaraan Negara
Indonesia sama dengan…..
a. Undang-Undang
b. Peraturan pemerintah
c. Keputusan presiden
d. Peraturan tidak tertulis
e. UUD 1945
23. Pancasila merupakan ciri khas
yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa,
pernyataan tersebut merupakan
fungsi pancasila sebagai…..
a. Dasar Negara
b. Pandangan hidup bangsa
c. Jiwa dan kepribadian
d. Perjanjian luhur bangsa
Indonesia
e. Kepribadian bangsa
Indonesia
24. Pada saat Negara Indonesia
berbebtuk serikat, konstitusi yang
digunakan adalah. . . .
a. UUD 1945
b. Konstitusi RIS 1949
c. UUDS 1945
d. UUD 1945 hasil amandemen
25. Contoh Negara yang wewenang
untuk mengubah atau
membatalkan atau konsitusi
UUD berada ditangan parlemen
adalah…
a. Indonesia
b. Inggris
c. Prancis
d. Jerman
e. Amerika Serikat
26. Pada umumnya konstitusi berisi
ketentuan tentang…
a. Pembagian kekuasaan
b. Dasar negara pancasila
c. Perlindungan hak asasi
manusia
d. Jawaban A dan C benar
e. Semua jawaban benar
27. Paham yang menghendaki
adanya pembatasan kekuasaan
pemerintah melalui hukum
dasaryang tertulis disebut…
a. Absolutisme
b. Konstitusionalisme
c. Negara hukum
d. Positifisme
e. Rule of Law
28. Yang bukan merupakan
ketentuan-ketentuan yang harus
dimuat dalm Undang-Undang
Dasar menurut Mariam
Budiharjo adalah…
a. Organisasi Negara
b. Hak asasi manusia
c. Prosedur pengubah UUD
d. Memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari
UUD
e. Organisasi pemerintah
29. Untuk mengetahui bahea
konstitusi tersebut bersifat regid
atau flexible yaitu melalui…
a. Cara penerapan dan
keluwesannya
b. Badan pembentuk dan produr
perubahannya
c. Prosedur perubahan dan
tingkat keluwesannya
d. Pembukaan dan batang
tubuhnya
e. Dasar-dasar dan tujuannya
160
30. Konstitusi memuat suatu
peraturan pokok (Fundamental)
mengenai soko guru atau sendi-
sendi pertama untuk menegakan
bangunan besar bernama
Negara. pernyataan ini
merupakan subtansi konstitusi
Negara menurut…
a. A.A Struycken
b. Wirjono Projodikoro
c. Mariam Budiharjo
d. G.S Diponolo
e. Herman heller
31. Menurut Prof. Dr. Drs.
Notonagaro, S.H., Pancasila
sebagai dasar
negarabmempunyai kedudukan
yang istimewa dalam hidup
kenegaraan dan hukum bagi
bangsa Indonesia, yaitu sebagai .
. . .
a. Hukum positif
b. Pokok kaidah Negara yang
Fundamental
c. Hukum dasar
d. Hukum tertinggi
e. Norma hukum
32. Konstitusi Amerika serikat
dalam amandemen ke-14 tentang
kewarganegaraan dan
perwakilan ternyata tidak
berlaku secara sempurna untuk
seluruh Amerika Serikat
sehingga dapat dikatakan bahwa
konstitusi tersebut bernilai . . . .
a. Normatif
b. Nominal
c. Semantik
d. Formal
e. Material
33. Konstitusi secara umum tetap
berlaku, tetapi dalam
kenyataannya hany sekedar
untuk member bentuk dari
tempat yang telah ada dan untuk
melaksanakan kekuasaan politik.
Hal ini mengandung arti bahwa
konstitusi tersebut bernilai .. ..
a. Formal
b. Material
c. Nomonal
d. Fungsional
e. Semantik
34. Konstitusi yang memilki ciri-ciri
khusus antara lain elastis,
diumumkan, dan diubah dengan
cara yang sama seperti Undang-
undang adalah . . . .
a. Konstitusi regid
b. Konstitusi tertulis
c. Konstitusi fleksibel
d. Konstitusi derajat tinggi
e. Konsritusi tidak berderajat
tinggi
35. Secara umum konstitusi memuat
beberapa hal berikut, Kecuali ....
a. Perlindungan HAM
b. Hubungan Luar negeri
c. Struktur organisasi indonesia
d. Prosedur mengubah Undang-
Unadang
e. Gagasan politik, Moral dan
keagamaan
36. Konstitusi Negara Republik
Indonesia adalah . . . .
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Keputusan presiden
d. Undang-Undang
e. Peraturan pemerintah
37. Perbedaan bentuk negara
kesatuan dengan Negara serikat
terletak pada ..
a. jabatan kepala negara
b. system pemerintahan
161
c. jumlah undang-undang dasar
yang dimiliki
d. hak untuk mengatur daerahnya
e. kedaulatan keluar dipegang
oleh pemerintah pusat
38. Hubungan antara dasar Negara
dengan konsitusi adalah . . . .
a. Tidak ada hubungan antar
dasar Negara dengan
konstitusi
b. Dasar Negara sama dengan
konstitusi
c. Dasar Negara merupakan
penjabaran konstitusi
d. Dasar nega merupakan
sumber bagi konstitusi dan
konstitusi merupakan
penjabaaran dari dasar
Negara
e. Konstitusi merupakan sumber
dasar Negaradan dasar
Negara merupakan
penjabaran Konstitusi
39. Menurut Hamid S. Attamimi
dasar Negara memiliki dua
fungsi, salah satunya adalah
sebagai pembentuk hukum
sehingga tanpa adanya dasar
Negara tersebut maka norma
hukum di bawahnya akan
kehilangan maknanya sebagai
hukum. Fungsi tersebut
dinamakan fungsi . . . .
a. Regulatif d. Yuridis
b. Konstitutif e. Sosiologis
c. Politis
40. Sistem pemerintahan yang
diberlakukan pada saat Indonesia
merupakan UUDS 1950 sebagai
konstitusi adalah . . . .
a. Kesatuan d. Serikat
b. Republik e. Parlemenrer
c. Presidensial
41. Kontitusi RIS berlaku pada . . . .
a. 17 Agustus 1950-5 Juli 1959
b. 5 Juli 1959-11 Maret 1968
c. 27 desember 1949-17
Agustus 1950
d. 18 Agustus 1945-27
desember 1949
e. 18 Agustus 1945-14
November 1949
42. Perhatikan pernyataan berikut!
1) UUD memberi kekuasaan
yang besar pada penguasa
(Negara) untuk
menyelenggarakan segenap
aspek kehidupan Negara.
2) Isi UUD adalah membatasi
kekuasaan Negara dan
menyelenggarakan
pemerintahan.
3) Isi UUD member jaminan
kebebasan dan hak asasi
warga Negara.
4) UUD membatasi dan
menekan hak warga Negara
Bedasarkan pernyataan tersebut,
yang merupakan cirri-ciri UUD
komonis adalah…
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 2 dan 3 e. 3 dan 4
c. 1 dan 4
43. Berikut ini yang bukan
merupakan fungsi dasar Negara
adalah . . . .
a. Dasar aspirasi politik
b. Dasar partisipasi warga
Negara
c. Dasar berdiri dan tegaknya
Negara
d. Dasar dan sumber hukum
nasional
e. Dasar kegiatan
penyelenggaraan Negara
162
44. Konstutusi secara hirarkis
memiliki kedudukan lebih tinggi
(superior) Terhadap aturan-
aturan lainnya. sehingga aturan-
aturan lain yang dibuat oleh
pembentuk undang-undang harus
sesuai dan tidak bertentangan
dengan apa yang telah diatur
dalam konstitusi. Pernyataan
tersebut menunjukkan kedudukan
konstitusi sebagai . . . .
a. Hukum dasar
b. Hukum tertinggi
c. Cita-cita hukum
d. Norma pertama
e. Norma dasar
45. Bagian dari UUD 1945 yang
termasuk Staats fundamental
norm adalah . . . .
a. Pembukaan d.Aturan
tambahan
b. Batang Tubuh
c. Pasal-pasal
d. Aturan tambahan
e. Aturan peralihan
46. Menurut Herman Heller
pengertian konstitusi dibagi
menjadi tiga. Salah satunya
adalah konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik
di dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan, sehingga
mengandung pengertian . . . .
a. Politik
b. Yuridis
c. Sosiologis
d. Politik yuridis
e. Politik sosiologis
47. Menurut Carl Schmitt, konstitusi
merupakan norm der normen,
yaitu . . . .
a. Norma yang berada di bawah
hukum dasar
b. Norma dasar yang menjadi
sumber bagi norma-norma
lainnya yang berlaku
c. Sumber dari segala sumber
hukum
d. Hukum tertinggi yang
menjadi dasar Negara
e. Norma yang tidak menjadi
dasar hukum
48. Konstitusi bertujuan untuk
membatasi kesewenang
wenangan tindakan pemerintah
dalam merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat
pernyataan tersebut dikemukakan
oleh . . . .
a. Astin Riyanto
b. C.F. Strong
c. Maurice Haurio
d. Bagirman Marian
e. Mariam Budiarjo
49. Konstitusi memuat ketentuan
mengenai pembagian kekuasaan
Negara baik antara badan
legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, maupun badan-badan
Negara lainnya. sehingga dapat
dikatakan bahwa salah satu
subtansi konstitusi secara umum
adalah memuat tentang . . . .
a. Gagasan politik, moral, dan
keagamaan
b. Ketentuan mengenai
perlindungan HAM
c. Perosedur perubahan
konstitusi
d. Ketentuan mengenai struktur
organisasi Negara
e. Larangan megubah sifat
tertentu dari konstitusi
50. Berikut ini yang merupakan ciri-
ciri konstitusi sistem
pemerintahan presidensial adalah
. . . .
163
a. Presiden dapat membubarkan
legislatif
b. Lembaga legislatif dapat
memerintahkan diadakannya
pemilu
c. Perdana mentri bersama
kabinet bertanggung jawab
kepada parlemen
d. Para anggota kabinet bisa
seluruhnya/ sebagian adalah
anggota parlemen
e. Presiden tidak termasuk
pemegang kekuasaan
legislatif
164
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. C
2. B
3. A
4. C
5. D
6. E
7. C
8. B
9. B
10. A
11. D
12. A
13. B
14. E
15. B
16. B
17. D
18. C
19. C
20. E
21. D
22. E
23. E
24. B
25. B
26. D
27. B
28. E
29. C
30. B
31. B
32. B
33. E
34. C
35. B
36. B
37. B
38. D
39. B
40. E
41. C
42. A
43. A
44. D
45. A
46. E
47. B
48. A
49. D
50. E
165
Lampiran 10
Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 28.53 129.706 .268 .927
item2 28.37 127.620 .482 .925
item3 28.47 132.395 .036 .929
item4 28.37 127.137 .527 .925
item5 28.30 129.183 .365 .926
item6 28.27 132.685 .020 .929
item7 28.40 125.214 .694 .924
item8 28.47 129.775 .265 .927
item9 28.23 130.737 .233 .927
item10 28.53 129.706 .268 .927
item11 28.53 131.982 .071 .929
item12 28.40 125.214 .694 .924
item13 28.30 129.183 .360 .926
item14 28.60 130.317 .217 .928
item15 28.50 127.914 .427 .926
item16 28.30 135.597 -.261 .931
item17 28.27 132.616 .027 .929
item18 28.40 127.766 .457 .926
item19 28.53 127.913 .426 .926
item20 28.53 126.809 .524 .925
item21 28.50 127.914 .427 .926
item22 28.53 126.809 .524 .925
item23 28.53 126.809 .524 .925
item24 28.53 127.913 .426 .926
item25 28.53 126.809 .524 .925
item26 28.37 127.895 .456 .926
item27 28.53 127.913 .426 .926
166
item28 28.53 125.637 .629 .924
item29 28.37 127.895 .456 .926
item30 28.37 127.895 .456 .926
item31 28.53 125.637 .629 .924
item32 28.40 125.972 .623 .924
item33 28.53 126.809 .524 .925
item34 28.53 126.809 .524 .925
item35 28.40 126.593 .565 .925
item36 28.47 128.120 .411 .926
item37 28.53 126.809 .524 .925
item38 28.53 125.637 .629 .924
item39 28.40 125.972 .623 .924
item40 28.50 128.052 .414 .926
item41 28.53 126.809 .524 .925
item42 28.50 127.776 .439 .926
item43 28.53 125.637 .629 .924
item44 28.40 125.972 .623 .924
item45 28.37 127.826 .462 .926
item46 28.53 126.809 .524 .925
item47 28.50 127.776 .439 .926
item48 28.40 128.662 .375 .926
item49 28.53 126.809 .524 .925
item50 28.40 125.972 .623 .924
167
Lamiran 11
Uji Realiabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 50
168
Lampiran 12
ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
KUNCI C B A C D E C B B A D A B B B B B C C E D E E B B D B E C B B B E C B B E D B E C A A D A E B A D E
SISWA
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 46 2116
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 2025
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 2025
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 1849
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 1849
6 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 1600
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 37 1369
8 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 37 1369
9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 35 1225
10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 35 1225
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 34 1156
12 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 34 1156
13 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 33 1089
14 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 33 1089
15 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 32 1024
JUMLAH 9 12 8 12 13 10 13 9 13 9 7 14 13 7 12 9 11 12 10 9 12 11 11 10 11 13 10 10 13 13 10 12 9 9 13 11 9 10 12 10 9 10 10 12 13 9 10 11 9 12 572 22166
16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 31 961
17 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 24 576
18 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 22 484
19 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 22 484
20 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 22 484
21 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 20 400
22 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 19 361
23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 19 361
24 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361
25 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 19 361
26 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 19 361
27 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 324
28 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 17 289
29 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 17 289
30 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 15 225
JUMLAH 6 7 8 7 8 12 5 7 10 6 7 4 8 5 4 12 11 6 4 5 4 3 3 4 3 6 4 4 6 6 4 6 5 5 5 5 5 4 6 5 5 5 4 6 6 5 5 7 5 6 302 6260
NOMOR BUTIR SOAL(X)
Y Y2
KELOMPOK ATAS
KELOMPOK BAWAH
169
Lampiran 13
ANALISIS INDEKS KESUKARAN, DAYA BEDA & VALIDITAS TES
SOAL UJI COBA
No
Item BA BB B
P D Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 9 6 15 0.50 Sedang 0.20 Sukar Buang
2 12 7 19 0.63 Sedang 0.33 Sedang Pakai
3 8 8 16 0.53 Sedang 0.00 Sukar Buang
4 12 7 19 0.63 Sedang 0.33 Sedang Pakai
5 13 8 21 0.70 Sedang 0.33 Sedang Pakai
6 10 12 22 0.73 Mudah -0.13 Tidak Baik Buang
7 13 5 18 0.60 Sedang 0.53 Mudah Pakai
8 9 7 16 0.53 Sedang 0.13 Sukar Buang
9 13 10 23 0.77 Mudah 0.20 Sukar Buang
10 9 6 15 0.50 Sedang 0.20 Sukar Buang
11 7 7 14 0.47 Sedang 0.00 Sukar Buang
12 14 4 18 0.60 Sedang 0.67 Mudah Pakai
13 13 8 21 0.70 Sedang 0.33 Sedang Pakai
14 7 5 12 0.40 Sedang 0.13 Sukar Buang
15 12 4 16 0.53 Sedang 0.53 Sedang Pakai
16 9 12 21 0.70 Sedang -0.20 Tidak Baik Buang
17 11 11 22 0.73 Mudah 0.00 Sukar Buang
18 12 6 18 0.60 Sedang 0.40 Sedang Pakai
19 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
20 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
21 12 4 16 0.53 Sedang 0.53 Mudah Pakai
22 11 3 14 0.47 Sedang 0.53 Mudah Pakai
23 11 3 14 0.47 Sedang 0.53 Mudah Pakai
24 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
25 11 3 14 0.47 Sedang 0.53 Mudah Pakai
26 13 6 19 0.63 Sedang 0.47 Mudah Pakai
27 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
28 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
29 13 6 19 0.63 Sedang 0.47 Mudah Pakai
30 13 6 19 0.63 Sedang 0.47 Mudah Pakai
31 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
32 12 6 18 0.60 Sedang 0.40 Sedang Pakai
33 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
34 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
35 13 5 18 0.60 Sedang 0.53 Mudah Pakai
170
36 11 5 16 0.53 Sedang 0.40 Sedang Pakai
37 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
38 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
39 12 6 18 0.60 Sedang 0.40 Sedang Pakai
40 10 5 15 0.50 Sedang 0.33 Sedang Pakai
41 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
42 10 5 15 0.50 Sedang 0.33 Sedang Pakai
43 10 4 14 0.47 Sedang 0.40 Sedang Pakai
44 12 6 18 0.60 Sedang 0.40 Sedang Pakai
45 13 6 19 0.63 Sedang 0.47 Mudah Pakai
46 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
47 10 5 15 0.50 Sedang 0.33 Sedang Pakai
48 11 7 18 0.60 Sedang 0.27 Sedang Pakai
49 9 5 14 0.47 Sedang 0.27 Sedang Pakai
50 12 6 18 0.60 Sedang 0.40 Sedang Pakai
171
Lampiran 14
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Uji Coba
Rumus :
Untuk soal no 1, B = 15 dan JS = 30
Maka 5,030
15
JS
BP
Karena P = 0,5, maka tingkat kesukaran soal no 1 adalah sedang.
Perhitungan soal no 2 sampai 50 digunakan rumus yang sama seperti data hasil
perhitungan yang didapat pada tabel analisis soal uji coba.
JS
BP
172
Lampiran 15
Perhitungan Daya Beda Soal Tes Uji Coba
Rumus :
PBPAJB
BB
JA
BAD
Untuk soal no 1, BA = 9 dan BB = 6, JA = 15 dan JB = 15
Maka 2,04,06,015
6
15
9
JB
BB
JA
BAD
Indek daya beda soal no 1 adalah 0,2. Ini berarti daya bedanya adalah
sukar. Untuk perhitungan soal no 2 sampai no 50 digunakan rumus dan
perhitungan yang sama. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel analisis soal
uji coba.
173
Lampiran 16
SOAL POST-TES KD I
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester : X/II
Petunjuk umum:
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian.
2. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya.
4. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau
jumlah soal yang kurang dll.
5. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah.
6. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas.
Petunjuk khusus:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu
huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban.
1. Pedoman dasar dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan
ketatanegaraan Negara dalam
berbagai bidang kehidupan yang
meliputi politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan
keamanan merupakan pengertian
. . . .
a. Negara
b. Dasar Negara
c. Konstitusi
d. Konvensi
e. Traktat
2. Menurut Prof. Dr. Drs.
Notonagaro, S.H., Pancasila
sebagai dasar
negarabmempunyai kedudukan
yang istimewa dalam hidup
kenegaraan dan hukum bagi
bangsa Indonesia, yaitu sebagai .
. . . .
a. Hukum positif
b. Pokok kaidah Negara yang
Fundamental
c. Hukum dasar
d. Hukum tertinggi
e. Norma hukum
3. Istilah konstitusi dalam bahasa
inggris adalah ….
a. constitution
b. constium
c. constion
d. constituin
e. couscecoen
4. Konstitusi dalam pengertian
sempit adalah ….
a. Pancasila
b. UUD
c. UU organic
d. Konvensi/Kebiasaan
e. Peraturan perundan-undangan
lainnya
5. Ahli yang berpendapat bahwa
konstitusi tidak sama dengan
UUD yaitu…
a. Federik Hegel
b. Struycken
c. Herman Heller
d. Lasalle
e. Oliver Cromwell
174
6. Hubungan antara Dasar Negara
denagan konstitusi adalah….
a. Konstitusi merupakan sumber
bagi dasar Negara
b. Dasar Negara merupakan
penjabaran konstitusi
c. Konstitusi merupakan
penjabaran dari dasar Negara
d. Dasar Negara sama dengan
konstitusi
e. Dasar Negara tidak sama
dengan konstitusi
7. Dasar Negara Indonesia
disahkan pada tanggal…..
a. 1 Juni 1945
b. 10 Juli 1945
c. 17 Juli 1945
d. 17 Agustus 1945
e. 18 Agustus 1945
8. Reformasi yang terjadi di
Indonesia hendaknya tidak
membentur sendi-sendi
fundamental Negara. Yang
dimaksud sendi-sendi
fundamental bangsa dan Negara
Indonesia adalah…
a. Pembukaan UUD 1945
b. Sumber tertib hukum
c. UUD 1945
d. Pancasila
e. Konstitusi Negara
9. Pengertian konstitusi dalam
ketatanegaraan Negara Indonesia
sama dengan…..
a. Undang-Undang
b. Peraturan pemerintah
c. Keputusan presiden
d. Peraturan tidak tertulis
e. UUD 1945
10. Pancasila merupakan ciri khas
yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa,
pernyataan tersebut merupakan
fungsi pancasila sebagai…..
a. Dasar Negara
b. Pandangan hidup bangsa
c. Jiwa dan kepribadian
d. Perjanjian luhur bangsa
Indonesia
e. Kepribadian bangsa
Indonesia
11. Untuk mengetahui bahea
konstitusi tersebut bersifat
regid atau flexible yaitu
melalui….
a. Cara penerapan dan
keluwesannya
b. Badan pembentuk dan produr
perubahannya
c. Prosedur perubahan dan
tingkat keluwesannya
d. Pembukaan dan batang
tubuhnya
e. Dasar-dasar dan tujuannya
12. Konstutusi secara hirarkis
memiliki kedudukan lebih
tinggi (superior) Terhadap
aturan-aturan lainnya. sehingga
aturan-aturan lain yang dibuat
oleh pembentuk undang-
undang harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan apa yang
telah diatur dalam konstitusi.
Pernyataan tersebut
menunjukkan kedudukan
konstitusi sebagai . . . .
a. Hukum dasar
b. Hukum tertinggi
c. Cita-cita hukum
d. Norma pertama
e. Norma dasar
13. Konstitusi Amerika serikat
dalam amandemen ke-14
tentang kewarganegaraan dan
perwakilan ternyata tidak
berlaku secara sempurna
175
untuk seluruh Amerika
Serikat sehingga dapat
dikatakan bahwa konstitusi
tersebut bernilai . . . .
a. Normatif
b. Nominal
c. Semantik
d. Formal
e. Material
14. Konstitusi secara umum tetap
berlaku, tetapi dalam
kenyataannya hany sekedar
untuk member bentuk dari
tempat yang telah ada dan
untuk melaksanakan kekuasaan
politik. Hal ini mengandung
arti bahwa konstitusi tersebut
bernilai .. ..
a. Formal
b. Material
c. Nomonal
d. Fungsional
e. Semantik
15. Konstitusi yang memilki ciri-
ciri khusus antara lain elastis,
diumumkan, dan diubah
dengan cara yang sama
seperti Undang-undang
adalah . . . .
a. Konstitusi regid
b. Konstitusi tertulis
c. Konstitusi fleksibel
d. Konstitusi derajat tinggi
e. Konsritusi tidak berderajat
tinggi
16. Konstitusi Negara Republik
Indonesia adalah . . . .
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Keputusan presiden
d. Undang-Undang
e. Peraturan pemerintah
17. Hubungan antara dasar Negara
dengan konsitusi adalah . . . .
a. Tidak ada hubungan antar
dasar Negara dengan
konstitusi
b. Dasar Negara sama dengan
konstitusi
c. Dasar Negara merupakan
penjabaran konstitusi
d. Dasar nega merupakan
sumber bagi konstitusi dan
konstitusi merupakan
penjabaaran dari dasar
Negara
e. Konstitusi merupakan
sumber dasar Negaradan
dasar Negara merupakan
penjabaran Konstitusi
18. Menurut Hamid S. Attamimi
dasar Negara memiliki dua
fungsi, salah satunya adalah
sebagai pembentuk hukum
sehingga tanpa adanya dasar
Negara tersebut maka norma
hukum di bawahnya akan
kehilangan maknanya sebagai
hukum. Fungsi tersebut
dinamakan fungsi . . . .
a. Regulatif
b. Konstitutif
c. Politis
d. couscecoen
e. Sosiologis
19. Berikut ini yang bukan
merupakan fungsi dasar
Negara adalah . . . .
a. Dasar aspirasi politik
b. Dasar partisipasi warga
Negara
c. Dasar berdiri dan tegaknya
Negara
d. Dasar dan sumber hukum
nasional
176
e. Dasar kegiatan
penyelenggaraan Negara
20. Menurut Herman Heller
pengertian konstitusi dibagi
menjadi tiga. Salah satunya
adalah konstitusi yang
mencerminkan kehidupan
politik di dalam masyarakat
sebagai suatu kenyataan,
sehingga mengandung
pengertian . . . .
a. Politik
b. Yuridis
c. Sosiologis
d. Politik yuridis
e. Politik sosiologis
177
Lampiran 17
SOAL POST-TES KD II
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester : X/II
Petunjuk umum:
7. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian.
8. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban.
9. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya.
10. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau
jumlah soal yang kurang dll.
11. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah.
12. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas.
Petunjuk khusus:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu
huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban.
1. Indonesia adalah Negara yang
berdasarkan pancasila. hal ini
dapat disimpulkan dari….
a. Supersemar 11 Maret 1961
b. Pembukaan UUD 1945 alinea I
c. Pembukaan UUD 1945 alinea
IV
d. Dekrit presiden
e. Batang Tubuh UUD 1945
2. Bentuk pemerintah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
adalah….
a. serikat d. republik
b. kesatuan e. monarki
c. demokrasi
3. Yang bukan menjadi isi konstitusi
adalah. . . .
a. sifat, bentuk gegara dan
bentuk pemerintahan
b. identitas Negara
c. jaminan hak-hak asasi
manusia
d. dasar filsafat suatu Negara
e. ketentuan organisasi,
wewenang, cara
pembentukan, kedudukan
lembaga Negara
4. Pada umumnya konstitusi berisi
ketentuan tentang…
a. Pembagian kekuasaan
b. Dasar negara pancasila
c. Perlindungan hak asasi
manusia
d. Jawaban A dan C benar
e. Semua jawaban benar
5. Paham yang menghendaki
adanya pembatasan kekuasaan
pemerintah melalui hukum
dasaryang tertulis disebut….
a. Absolutisme
b. Konstitusionalisme
c. Negara hukum
d. Positifisme
e. Rule of Law
6. Yang bukan merupakan
ketentuan-ketentuan yang harus
dimuat dalm Undang-Undang
Dasar menurut Mariam
Budiharjo adalah….
a. Organisasi Negara
b. Hak asasi manusia
c. Prosedur pengubah UUD
178
d. Memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari
UUD
e. Organisasi pemerintah
7. Konstitusi memuat suatu
peraturan pokok (Fundamental)
mengenai soko guru atau sendi-
sendi pertama untuk menegakan
bangunan besar bernama
Negara. pernyataan ini
merupakan subtansi konstitusi
Negara menurut…
a. A.A Struycken
b. Wirjono Projodikoro
c. Mariam Budiharjo
d. G.S Diponolo
e. Herman heller
8. Secara umum konstitusi memuat
beberapa hal berikut, Kecuali ....
a. Perlindungan HAM
b. Hubungan Luar negeri
c. Struktur organisasi indonesia
d. Prosedur mengubah Undang-
Unadang
e. Gagasan politik, Moral dan
keagamaan
9. Perhatikan pernyataan berikut!
1) UUD memberi kekuasaan
yang besar pada penguasa
(Negara) untuk
menyelenggarakan segenap
aspek kehidupan Negara.
2) Isi UUD adalah membatasi
kekuasaan Negara dan
menyelenggarakan
pemerintahan.
3) Isi UUD member jaminan
kebebasan dan hak asasi
warga Negara.
4) UUD membatasi dan
menekan hak warga Negara
Bedasarkan pernyataan tersebut,
yang merupakan cirri-ciri UUD
komonis adalah…
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 2 dan 3 e. 3 dan 4
c. 1 dan 4
10. Konstitusi memuat ketentuan
mengenai pembagian kekuasaan
Negara baik antara badan
legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, maupun badan-badan
Negara lainnya. sehingga dapat
dikatakan bahwa salah satu
subtansi konstitusi secara umum
adalah memuat tentang . . . .
a. Gagasan politik, moral, dan
keagamaan
b. Ketentuan mengenai
perlindungan HAM
c. Perosedur perubahan
konstitusi
d. Ketentuan mengenai struktur
organisasi Negara
e. Larangan megubah sifat
tertentu dari konstitusi
11. Pada saat Negara Indonesia
berbebtuk serikat, konstitusi
yang digunakan adalah. . . .
a. UUD 1945
b. Konstitusi RIS 1949
c. UUDS 1945
d. UUD 1945 hasil amandemen
12. Perbedaan bentuk negara
kesatuan dengan Negara
serikat terletak pada ….
a. jabatan kepala negara
b. system pemerintahan
c. jumlah undang-undang
dasar yang dimiliki
d. hak untuk mengatur
daerahnya
e. kedaulatan keluar dipegang
oleh pemerintah pusat
179
13. Sistem pemerintahan yang
diberlakukan pada saat
Indonesia merupakan UUDS
1950 sebagai konstitusi adalah
. . . .
a. Kesatuan
b. Republik
c. Presidensial
d. Serikat
e. Parlementer
14. Kontitusi RIS berlaku pada . . .
.
a. 17 Agustus 1950-5 Juli
1959
b. 5 Juli 1959-11 Maret 1968
c. 27 desember 1949-17
Agustus 1950
d. 18 Agustus 1945-27
desember 1949
e. 18 Agustus 1945-14
November 1949
15. Konstitusi bertujuan untuk
membatasi kesewenang
wenangan tindakan pemerintah
dalam merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang
berdaulat pernyataan tersebut
dikemukakan oleh . . . .
a. Astin Riyanto
b. C.F. Strong
c. Maurice Haurio
d. Bagirman Marian
e. Mariam Budiarjo
16. Berikut ini yang merupakan
ciri-ciri konstitusi sistem
pemerintahan presidensial
adalah . . . .
a. Presiden dapat membubarkan
legislative
b. Lembaga legislatif dapat
memerintahkan diadakannya
pemilu
c. Perdana mentri bersama
kabinet bertanggung jawab
kepada parlemen
d. Para anggota kabinet bisa
seluruhnya/ sebagian adalah
anggota parlemen
e. Presiden tidak termasuk
pemegang kekuasaan legislatif
17. Contoh Negara yang
wewenang untuk mengubah
atau membatalkan atau
konsitusi UUD berada ditangan
parlemen adalah…
a. Indonesia
b. Inggris
c. Prancis
d. Jerman
e. Amerika Serikat
18. Konstutusi secara hirarkis
memiliki kedudukan lebih
tinggi (superior) Terhadap
aturan-aturan lainnya. sehingga
aturan-aturan lain yang dibuat
oleh pembentuk undang-
undang harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan apa yang
telah diatur dalam konstitusi.
Pernyataan tersebut
menunjukkan kedudukan
konstitusi sebagai . . . .
a. Hukum dasar
b. Hukum tertinggi
c. Cita-cita hukum
d. Norma pertama
e. Norma dasar
19. Bagian dari UUD 1945 yang
termasuk Staats fundamental
norm adalah . . . .
a. Pembukaan
b. Batang Tubuh
c. Pasal-pasal
d. Aturan tambahan
e. Aturan peralihan
180
20. Menurut Carl Schmitt,
konstitusi merupakan norm der
normen, yaitu . . . .
a. Norma yang berada di
bawah hukum dasar
b. Norma dasar yang menjadi
sumber bagi norma-norma
lainnya yang berlaku
c. Sumber dari segala sumber
hukum
d. Hukum tertinggi yang
menjadi dasar Negar
e. Norma yang tidak menjadi
dasar hukum
181
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN POST-TEST
Post-Test KD I Post-Test KD II
1. B
2. B
3. A
4. B
5. C
6. C
7. E
8. D
9. E
10. E
11. C
12. B
13. B
14. E
15. C
16. B
17. D
18. B
19. A
20. E
1. C
2. D
3. B
4. D
5. B
6. E
7. B
8. B
9. A
10. D
11. B
12. B
13. E
14. C
15. A
16. E
17. B
18. B
19. A
20. B
182
Lampiran 19
NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
No Nama Siswa KD I KD II
Skor Nilai Skor Nilai
1 Ali Amran 16 80 15 75
2 Amri usmi 13 65 14 70
3 Anggi Setiawan 17 85 13 65
4 Ayuni Kemala Sari 18 90 17 85
5 Diki Pernando Putra 14 70 18 90
6 Febri yon antoni p. 17 85 17 85
7 Fitra Febriani 16 80 16 80
8 Lisa Rahmawinda 17 85 19 95
9 M. Syafri 19 95 18 90
10 Meri Andani 17 85 16 80
11 M. Fauzi 16 80 17 85
12 M. Ihsan 11 55 16 80
13 M. Idris 19 95 19 95
14 Mido Fitriadi 18 90 18 90
15 Miki Ananda Putri 16 80 18 90
16 Nela Rama Winda 17 85 17 85
17 Nurdian Hasanah 17 85 17 85
18 Parnila Wati 18 90 17 85
19 Rifal Zani Pratama 18 90 18 90
20 Rio Agusri Andika 17 85 17 85
21 Rosi Yunita 14 70 12 60
22 Rusdi Harianto 15 75 15 75
23 Sepra Andika 16 80 15 75
24 Sinta Hasanah 15 75 13 65
25 Suci Awliya R. 18 90 18 90
26 Supriadi Al Akbar 13 65 17 85
27 Taufik Hidayat 15 75 16 80
28 Try Setiono 11 55 12 60
29 Ulfi Radiah 18 90 18 90
30 Widia Pratika Putri 15 75 17 85
Jumlah 481 2405 490 2450
Rata 16.03333 80.16667 16.333333 81.666667
183
Lampiran 20
NILAI POST-TES KELAS KONTROL
No Nama siswa KD I KD II
Skor Nilai Skor Nilai
1 Afdhal Ahmad 15 75 16 80
2 Alfiyah Putri L. 11 55 15 75
3 Bismi Qodri Arifa 17 85 17 85
4 Debi Marsa Putra 15 75 11 55
5 Deki Sarianto 15 75 14 70
6 Dia Yuliana 17 85 18 90
7 Diah Fauzana 15 75 15 75
8 Deni Wahyu Lianda 8 40 9 45
9 Gusmaniar 15 75 14 70
10 Hasni Fitrawati 16 80 18 90
11 Hendri Gunawan 13 65 13 65
12 Ilham Dafit 17 85 17 85
13 Idra Yuniansah 14 70 14 70
14 Iradatul Hasanah 18 90 17 85
15 Jeni Irwansyah 17 85 17 85
16 Khairul Umbri 11 55 10 50
17 Muhamat Amin 16 80 16 80
18 Muhammad Aidil 13 65 13 65
19 Nofri Mayoga 18 90 16 80
20 Novita Mayang L. 17 85 17 85
21 Ofbendri 14 70 15 75
22 Rahmad Azwar 17 85 16 80
23 Rani Irma Rahmadila 15 75 14 70
24 Rian Delfitra 11 55 12 60
25 Ratna Junita 16 80 17 85
26 Rendi Eka Putra 14 70 18 90
27 Runi Zulgustina P. 16 80 15 75
28 Sasrianti Oktafia 15 75 16 80
29 Sri Wahyuni 15 75 16 80
30 Wahyuni Eka Putri 11 55 15 75
Jumlah 442 2210 451 2255
Rata-rt 14.733 73.667 15.033 75.167
184
Lampiran 21
Uji Normalitas KD I
Hasil Post-
Tes Kelas
Eksperimen
Hasil Post-
Tes Kelas
Kontrol
N 30 30
Normal Parametersa Mean 80.1667 73.6667
Std. Deviation 10.54411 12.02966
Kolmogorov-Smirnov Z .968 1.155
Asymp. Sig. (2-tailed) .306 .139
a. Test distribution is Normal.
185
Lampiran 22
Uji Normalitas KD II
Hasil Post-
Tes Kelas
Eksperimen
Hasil Post-
Tes Kelas
Kontrol
N 30 30
Normal Parametersa Mean 81.6667 75.1667
Std. Deviation 9.67875 11.55820
Kolmogorov-Smirnov Z 1.286 .888
Asymp. Sig. (2-tailed) .073 .410
a. Test distribution is Normal.
186
Lampiran 23
Uji Homogenitas Post-Test KD I
Kelas Sampel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kelas Eksperimen 0, 959 6 22 0,475
Kelas Kontrol 2,718 7 22 0,084
187
Lampiran 24
Uji Homogenitas Post-Test KD II
Kelas Sampel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kelas Eksperimen 1,354 5 20 0,283
Kelas Kontrol 3,405 6 22 0,061
188
Lampiran 25
Uji Hipotesis Post Test KD I
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Eks_
1 -
Ktl_
1
6.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 29 .025
189
Lampiran 26
Uji Hipotesis Post Test KD II
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Eks_2
-
Ktl_2
6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 29 .033
190
Lampiran 27
TABEL
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
191
Lampiran 28
Nilai Persentil Untuk Distribusi T
Υ t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1 2 3 4
63,66 9,92 5,84 4,60
31,82 6,96 4,54 3,75
12,71 4,30 3,18 2,78
6,31 2,92 2,35 2,13
3,08 1,89 1,64 1,53
1,376 1,961 0,978 0,941
1,000 0,816 0,765 0,741
0,727 0,617 0,584 0,569
0,325 0,289 0,277 0,271
0,158 0,142 0,137 0,134
5 6 7 8 9
4,03 3,71 3,50 3,36 3,25
3,36 2,14 3,00 2,90 2,82
2,57 2,45 2,36 2,31 2,26
2,02 1,94 1,90 1,86 1,83
1,48 1,44 1,42 1,40 1,38
0,920 0,906 0,896 0,889 0,883
0,727 0,718 0,711 0,706 0,703
0,559 0,553 0,549 0,546 0,543
0,267 0,265 0,263 0,262 0,261
0,132 0,131 0,130 0,130 0,129
10 11 12 13 14
3,17 3,11 3,06 3,01 2,98
2,76 2,72 2,68 2,65 2,62
2,23 2,20 2,18 2,16 2,14
1,81 1,80 1,78 1,77 1,76
1,37 1,36 1,36 1,35 1,34
0,879 0,876 0,873 0,870 0,868
0,700 0,697 0,695 0,694 0,692
0,542 0,540 0,539 0,538 0,537
0,260 0,260 0,259 0,259 0,258
0,129 0,129 0,128 0,128 0,128
15 16 17 18 19
2,95 2,92 2,90 2,88 2,86
2,60 2,58 2,57 2,55 2,54
2,13 2,12 2,11 2,10 2,09
1,75 1,75 1,74 1,73 1,73
1,34 1,34 1,33 1,33 1,33
0,866 0,865 0,864 0,862 0,861
0,691 0,690 0,689 0,688 0,688
0,536 0,535 0,534 0,534 0,533
0,258 0,258 0,257 0,257 0,257
0,128 0,128 0,128 0,127 0,127
20 21 22 23 24
2,84 2,83 2,82 2,81 2,80
2,53 2,52 2,51 2,50 2,49
2,09 2,08 2,07 2,07 2,06
1,72 1,72 1,72 1,71 1,71
1,32 1,32 1,32 1,32 1,32
0,860 0,859 0,858 0,858 0,857
0,687 0,686 0,686 0,685 0,685
0,533 0,532 0,532 0,532 0,531
0,257 0,257 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
25 26 27 28 29
2,79 2,78 2,77 2,76 2,76
2,48 2,48 2,47 2,47 2,46
2,06 2,06 2,05 2,05 2,04
1,71 1,71 1,70 1,70 1,70
1,32 1,32 1,31 1,31 1,31
0,856 0,856 0,855 0,855 0,854
0,684 0,684 0,684 0,683 0,683
0,531 0,531 0,531 0,530 0,530
0,256 0,256 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
30 40 60
120
2,75 2,70 2,66 2,62 2,58
2,46 2,42 2,39 2,36 2,33
2,04 2,02 2,00 1,98 1,96
1,70 1,68 1,67 1,66 1,645
1,31 1,30 1,30 1,29 1,28
0,854 0,853 0,848 0,845 0,842
0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
0,530 0,529 0,527 0,526 0,524
0,256 0,255 0,254 0,254 0,253
0,127 0,126 0,126 0,126 0,126
Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher,
R. A. dan Yates, FTable III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh.
Nilai Persentil
Untuk Distribusi t
υ = dk
(Bilangan Dalam
Badan Daftar
Menyatakan tp)
192
Lampiran 29
OUTPUT SPSS DARI OLAHAN DATA POST-TEST KD I dan KD II
Frequencies
Statistics
Eks_1 Eks_2 Ktl_1 Ktl_2
N Valid 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0
Mean 80.1667 81.6667 73.6667 75.1667
Median 82.5000 85.0000 75.0000 77.5000
Mode 85.00 85.00 75.00 80.00a
Std. Deviation 10.54411 9.67875 12.02966 11.55820
Variance 111.178 93.678 144.713 133.592
Range 40.00 35.00 50.00 45.00
Minimum 55.00 60.00 40.00 45.00
Maximum 95.00 95.00 90.00 90.00
Sum 2405.00 2450.00 2210.00 2255.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Eks_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 55 2 6.7 6.7 6.7
65 2 6.7 6.7 13.3
70 2 6.7 6.7 20.0
75 4 13.3 13.3 33.3
80 5 16.7 16.7 50.0
85 7 23.3 23.3 73.3
90 6 20.0 20.0 93.3
95 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
193
Eks_2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 2 6.7 6.7 6.7
65 2 6.7 6.7 13.3
70 1 3.3 3.3 16.7
75 3 10.0 10.0 26.7
80 4 13.3 13.3 40.0
85 9 30.0 30.0 70.0
90 7 23.3 23.3 93.3
95 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Ktl_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 3.3 3.3 3.3
55 4 13.3 13.3 16.7
65 2 6.7 6.7 23.3
70 3 10.0 10.0 33.3
75 8 26.7 26.7 60.0
80 4 13.3 13.3 73.3
85 6 20.0 20.0 93.3
90 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
194
Ktl_2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
45 1 3.3 3.3 3.3
50 1 3.3 3.3 6.7
55 1 3.3 3.3 10.0
60 1 3.3 3.3 13.3
65 2 6.7 6.7 20.0
70 4 13.3 13.3 33.3
75 5 16.7 16.7 50.0
80 6 20.0 20.0 70.0
85 6 20.0 20.0 90.0
90 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Histogram
195
196
Uji Normalitas
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eks_1 Eks_2 Ktl_1 Ktl_2
N 30 30 30 30
Normal
Parametersa
Mean 80.1667 81.6667 73.6667 75.1667
Std.
Deviation 10.54411 9.67875 12.02966 11.55820
Most Extreme
Differences
Absolute .177 .235 .211 .162
Positive .109 .128 .106 .100
Negative -.177 -.235 -.211 -.162
Kolmogorov-Smirnov Z .968 1.286 1.155 .888
Asymp. Sig. (2-tailed) .306 .073 .139 .410
a. Test distribution is Normal.
197
Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Post-Test KD I
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Eks_1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.959 6 22 .475
ANOVA
Eks_1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 501.250 7 71.607 .579 .766
Within
Groups 2722.917 22 123.769
Total 3224.167 29
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Kelas_Kontrol1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.718 7 22 .084
ANOVA
Kelas_Kontrol1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 626.726 7 89.532 .552 .786
Within Groups 3569.940 22 162.270
Total 4196.667 29
198
b. Uji Homogenitas Post-Test KD II
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Eks_2
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.354 5 20 .283
ANOVA
Eks_2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 912.500 9 101.389 1.124 .391
Within
Groups 1804.167 20 90.208
Total 2716.667 29
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Kelas_Kontrol2
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.405 6 22 .066
ANOVA
Kelas_Kontrol2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 974.266 7 139.181 1.056 .423
Within Groups 2899.901 22 131.814
Total 3874.167 29
199
Uji Hipotesis (T-Test)
a. Uji Hipotesis (T-Test) KD I
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pai
r 1
Eks_1 80.1667 30 10.54411 1.92508
Ktl_1 73.6667 30 12.02966 2.19630
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pai
r 1
Eks_1 & Ktl_1 30 .111 .561
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Eks
_1
-
Ktl
_1
6.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 29 .025
b. Uji Hipotesis (T-Test) KD II
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair
1
Eks_2 81.6667 30 9.67875 1.76709
Ktl_2 75.1667 30 11.55820 2.11023
200
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair
1
Eks_2 & Ktl_2 30 -.110 .561
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Eks_2
-
Ktl_2
6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 29 .033
201
202
203
204
205