KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAITAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
NOTA KESEPAKATAN ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAIDENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
NOMOR : 1 0 1 /2 4 8 /BAPPEDANOMOR : 172 / 18 /PB -D P R D /2017TANGGAL : 08 NOVEMBER 2017
TENTANG
KEBIJAKAN UMUMANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018
Yang b e rta n d a tan g an di baw ah ini:1. a. Nam a
J a b a ta n A lam at K antor
b. N am a J a b a ta n A lam at K antor
YUDAS SABAGGALET.B upati K epulauan M entawai J l. Raya T uapeja t KM 5 T uapejat KORTANIUS SABELEAKE.W akil B upati K epulauan M entawai J l. Raya T uapeja t KM 5 T uapejat
B ertindak se lak u d an a ta s n am a P em erin tah K abupaten K epulauan M entawai, se lan ju tn y a d iseb u t sebagai PIHAK PERTAMA.
2. a. Nam aJ a b a ta n A lam at K antor
b. N am a J a b a ta n A lam at K antor
c. Nam a J a b a ta n A lam at K antor
: YOSEP, A.Md.: K etua DPRD K abupaten K epulauan M entawai : J l. Raya T uapeja t KM 4 T uapejat : JAKOP SAGURUK, S. E.: Wakil K etua DPRD K epulauan M entawai : JL Raya T uapeja t KM 4 T uapejat : NIKANOR SAGURUK, S.T h., M.Si.: Wakil K etua DPRD K epulauan M entawai : J l. Raya T uapeja t KM 4 T uapejat
Sebagai P im pinan DPRD bertin d ak se laku d an a ta s n am a Dewan Perw akilan R akyat D aerah (DPRD) K abupaten K epulauan M entawai, se lan ju tnya d iseb u t sebagai PIHAK KEDUA.
D engan ini m en y a tak an bahw a dalam rangka p e n y u su n an Anggaran P endapatan d an B elanja D aerah (APBD) d iperlukan K ebijakan U m um APBD yang d isepaka ti b e rsam a a n ta ra DPRD dengan Pem erin tah D aerah u n tu k se lan ju tnya d ijad ikan sebagai d a sa r p en y u su n an Prioritas dan Plafon A nggaran S em en ta ra APBD T ahun A nggaran 2018.
B erdasarkan hal te rse b u t di a ta s , p a ra p ihak sep ak a t te rh ad ap Kebijakan Um um APBD K abupaten K epulauan M entawai yang m eliputi a su m si- a sum si d a sa r da lam p e n y u su n an R ancangan A nggaran P endapatan dan B elanja D aerah (RAPBD) T ahun A nggaran 2018. K ebijakan pendapa tan , belanja d an pem biayaan d aerah m enjadi d a sa r dalam p e n y u su n an Prioritas dan Plafon A nggaran S em en ta ra d an RAPBD T ahun A nggaran 2018.
Secara lengkap K ebijakan U m um APBD K abupaten K epulauan M entawai T ahun A nggaran 2018 d isu su n dalam lam piran yang m enjadi sa tu k e sa tu an yang tidak te rp isa h k an dengan Nota K esepakatan ini.
D em ikian Nota K esepakatan ini d ib u a t u n tu k d ijad ikan d a sa r dalam p en y u su n an Prio ritas d an Plafon A nggaran S em en tara (PPAS) T ahun A nggaran 2018.
T uapejat, November 2017
PEMERINTAHPIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
selaku,PIHAK KEDUA
NIKANOR SAGURUK. S.Th., M.Si. WAKIL KETUA
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018 DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI
Nota Kesepakatan ........................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD ....................................... 2
1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD ............................. 3
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ......................................... 6
2.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah ........................................................... 6
2.1.1 Kondisi Ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................... 6
2.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi .................................................. 6
2.1.1.2 Pendapatan Per Kapita ................................................... 8
2.1.1.3 Inflasi ............................................................................. 9
2.2 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ....................................................... 10
BAB III ASUMSI–ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) ...... 12
3.1 Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ............................................... 12
3.2 Asumsi-Asumsi Lainnya ...................................................................... 13
BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN DAERAH ........................................................ 14
4.1 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah .................... 15
4.1.1 Pendapatan Daerah .................................................................... 15
4.1.2 Belanja Daerah .......................................................................... 16
4.1.3 Pembiayaan Daerah ................................................................... 17
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 21
1
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENDAHULUAN
1
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki dengan tujuan untuk meningkatan
kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan
kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pelayanan publik, berdaya
saing, tentunya dalam upaya membangun manusia seutuhnya.
Pembangunan daerah yang baik didasarkan pada perencanaan yang
bertumpu pada penetapan prioritas pembangunan berbasiskan pada
kebutuhan masyarakat.
Kebijakan pembangunan tahunan yang didukung oleh
penganggaran dituangkan dalam Kebijakan Umum APBD (KUA), yang
merupakan implementasi dari RKPD, sebagai acuan dalam
penyusunan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
Secara teknis, sesuai ketentuan dalam Pasal 85 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENDAHULUAN
2
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dinyatakan bahwa rancangan
KUA memuat; kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan
APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah,
kebijakan pembiayaan daerah dan strategi pencapaiannya. Selanjutnya
dalam pasal 87 ayat (1) disebutkan bahwa rancangan KUA
disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) ditetapkan dengan Nota
Kesepakatan antara kepala daerah dengan DPRD, sehingga Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) akan menjadi dokumen yang secara politis
menjembatani Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2018 dengan penyusunan RAPBD
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun Anggaran 2018 sebagai
dokumen penganggaran daerah yang menggambarkan kondisi
keuangan daerah dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan
daerah.
1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Tujuan dari penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 adalah:
1. Memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan pada tahun 2018 agar berdayaguna dan
berhasilguna.
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENDAHULUAN
3
2. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif,
efisien, berkeadilan dan berkelanjutan dalam rangka
pelaksanaan pembangunan tahunan daerah.
3. Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam
memantapkan penyusunan perencanaan anggaran yang transparan
dan akuntabel.
4. Sebagai pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2018.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Dasar hukum penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENDAHULUAN
4
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2017;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENDAHULUAN
5
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2018;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 3 Tahun
2015 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2015-2035.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 47
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah.
1
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
6
BAB II
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah
2.1.1 Kondisi Ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai
Situasi ekonomi global yang mempengaruhi kondisi ekonomi
nasional tentunya memberikan dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi di daerah. Kondisi ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi
ekonomi nasional, begitu juga berbagai kebijakan nasional terutama
kebijakan transfer keuangan daerah sangat mempengaruhi pergerakan
pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal ini disebabkan oleh begitu
besarnya ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer
keuangan sebagai sumber pendapatan daerah.
2.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah dapat dicapai melalui suatu proses
pemerintah daerah mengelola sumber daya dengan melibatkan seluruh
stakeholder untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis
peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan
tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-
sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakat dan dengan
menggunakan sumber daya yang ada harus memperkirakan potensi
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
7
sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah.
Salah satu indikator untuk melihat perkembangan ekonomi
masyarakat adalah melalui laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu
wilayah/daerah bahkan nasional. Laju pertumbuhan ekonomi dapat
mengukur secara tepat, apakah perekonomian suatu daerah sedang
menyusut atau menguat.
Gambar 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi Sumatera Barat
dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012-2017
Ket: * = angka sementara
** = angka sangat sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik, (diolah)
Perkiraan kondisi ekonomi daerah masih relatif kondusif seiring
dengan perkembangan laju pertumbuhan nasional dan Propinsi
6.03
5.58
5.024.7
5.02
5.1
6.31
6.02
5.85
5.46
5.26
6.18
5.37
5.77
5.58
5.155.25
5.42
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
Nasional Sumatera Barat Kepulauan Mentawai
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
8
Sumatera Barat yang mengalami kenaikan tren positif. Tren kenaikan
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai
tampak pada kurun waktu 2015-2017, yaitu 5.25 persen pada tahun
2015 naik menjadi 5,42 persen pada tahun 2017. Pencapaian ini masih
berada dibawah pencapaian laju pertumbuhan ekonomi Propinsi
Sumatera Barat.
Pertumbuhan positif dengan tren kenaikan ini didorong oleh
kontribusi sektoral pertanian yang masih mendominasi PDRB
Kabupaten Kepulauan Mentawai sekitar 50 persen, begitu juga
pertumbuhan sektor lain seperti sektor perdagangan dan konstruksi
yang masing-masing lebih dari 10 persen.
2.1.1.2 Pendapatan Per Kapita
Pertumbuhan ekonomi yang mengalami kenaikan akan
berdampak pada kenaikan pendapatan perkapita suatu daerah dan
menjadi salah satu indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan rata-rata
penduduk suatu daerah.
Seiring dengan perkembangan positif pertumbuhan ekonomi
tahun 2016 dan proyeksi tahun 2017, pendapatan per kapita juga
mengalami tren kenaikan dalam kurun waktu 2012-2017.
Perkembangan pencapaian pendapatan per kapita Kepulauan
Mentawai masih berada di bawah pencapaian pendapatan per kapita
nasional.
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
9
Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2012-2017
Ket: * = angka sementara
** = angka sangat sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik, (diolah)
2.1.1.3 Inflasi
Inflasi menunjukkan keadaan kenaikan harga barang secara
umum dan terus menerus yang disebabkan berbagai faktor.
Perkembangan inflasi dapat menunjukkan kondisi ekonomi suatu
daerah, inflasi yang tinggi dapat berefek negatif pada perkembangan
ekonomi daerah karena akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
Inflasi yang baik adalah inflasi yang terjaga pada kisaran kurang dari 2
digit (<10).
Kondisi perkembangan inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
hingga tahun 2017 diproyeksikan mengalami penurunan hingga tahun
2017 inflasi Kepulauan Mentawai mencapai 6,5 persen. Inflasi
Kabupaten Kepulauan Mentawai masih berada di atas pencapaian
inflasi nasional dan Propinsi Sumatera Barat. Masih tingginya inflasi
35.11
38.25
41.8143.6
47.96
51.86
26.3
29.00
32.634.41
37.65
41.17
30.12
32.37
35.83
39.68
43.50
48.01
26
31
36
41
46
51
2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
Nasional Sumatera Barat Kepulauan Mentawai
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
10
Kepulauan Mentawai salah satunya dikarenakan oleh biaya distribusi
barang dan jasa yang tinggi, namun inflasi Kepulauan Mentawai masih
dikatakan normal jarena masih berada kurang dari 10 persen.
Gambar 2.3 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2012-2017
Ket: * = angka sementara ** = angka sangat sementara Sumber: Badan Pusat Statistik, (diolah)
2.2 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan dari hasil
analisa kondisi ekonomi baik eksternal maupun internal, tentunya juga
harus sejalan dengan arah kebijakan pembangunan ekonomi
pemerintah pusat dan Propinsi Sumatera Barat. Proses perencanaan
menjadi bagian terpenting dalam menyusun arah kebijakan ekonomi
daerah yang selanjutnya akan mempengaruhi proses penganggaran.
Kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai
tahun 2018 diarahkan pada memantapkan pembangunan
infrastruktur untuk pembangunan ekonomi yang berkualitas
4.3
8.388.36
3.353.02
1.67
4.16
10.87
11.9
1.08
4.89
3.82
4.90
5.927.18
6.71 6.676.50
1
3
5
7
9
11
2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
Nasional Sumatera Barat Kab. Kepulauan Mentawai
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
11
dimaksudkan agar ketersediaan infrastruktur mampu menggerakkan
roda pembangunan ekonomi masyarakat. Infrastruktur yang sudah
tersedia baik dari segi kualitas dan kuantitas akan berdampak pada
pertama sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian, perikanan,
perdagangan berupa mobilisasi komoditi masyarakat, sektor pariwisata
(meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan), mendorong investasi
(memperkecil biaya produksi), kedua sosial, yaitu terbukanya akses
masyarakat dalam menikmati dunia pendidikan dan kesehatan. Secara
agregat dampak yang dihasilkan dari ketersediaan infrastruktur adalah
peningkatan ekonomi masyarakat Mentawai.
1
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
ASUMSI–ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
12
BAB III
ASUMSI–ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
3.1 Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD
Menetapkan asumsi makro kebijakan pembanguan daerah
tentunya harus hati-hati, terukur dan rasional. Asumsi makro
pembangunan daerah yang memperhatikan keadaan eksternal dan
internal daerah baik di tingkat pemerintah pusat maupun di
pemerintah daerah.
Asumsi makro di tingkat nasional yang menjadi tolok ukur daerah
dalam memproyeksikan indikator perekonomian di daerah adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Indonesia, 2018
Indikator 2017
2018 APBN-P Outlook
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,1-5,3 5,1 5,2-5,6
Inflasi (%) 4 4 2,5-4,5
Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) 5,3 5,3 4,8-5,6
Nilai Tukar (Rp/US$) 13.300 13.300 13.300 - 13.500
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
50 45 45-60
Lifting Minyak (ribu barel per hari) 815 815 771-815
Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
1.150 1.150 1.190 - 1.230
Sumber: Kementerian Keuangan RI
Selaras dengan arah kebijakan Pemerintah Pusat, Kondisi
perekonomian Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2018
diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
ASUMSI–ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
13
searah dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa asumsi
makro sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan
daerah, antara lain:
Tabel 3.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018
Indikator 2017 2018
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.42 5.5
PDRB berdasarkan ADHB (juta rupiah) 4.210.462,1 4.365.231,2
PDRB berdasarkan ADHK (juta rupiah) 2.730.826,7 2.871.226,7
Pendapatan Per Kapita (juta rupiah) 44,8 46,8
Inflasi (%) 6,5 6,0
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 12.206 12.000
Tingkat Pengangguran 1,10 1,0
3.2 Asumsi-Asumsi Lainnya
Beberapa asumsi lain yang digunakan sebagai indikator penentu
arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai
antara lain:
1. Tidak adanya kejadian luar biasa seperti bencana alam, cuaca
buruk berkepanjangan, wabah penyakit.
2. Pengalokasian anggaran untuk program kerja prioritas satuan kerja
(money follow program priority).
3. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, alokasi anggaran
fungsi pendidikan sebesar 20 persen dari belanja daerah, alokasi
anggaran urusan kesehatan sebesar 10 persen, belanja modal
sebesar 30 persen.
4. Menjaga kondusifitas keamanan dengan baik, sehingga aktivitas
sosial ekonomi dapat berjalan dengan baik.
1
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
14
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Pemerintah dalam melaksanakan otonomi daerah yang luas, nyata
dan bertanggungjawab memerlukan dana yang cukup dan terus
meningkat sesuai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat,
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Dana tersebut diperoleh
melalui kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri yang
didukung oleh perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai
sumber pembiayaan. Oleh karena itu, keuangan daerah merupakan
tolak ukur bagi penentuan kapasitas dalam menyelenggarakan tugas-
tugas otonomi, di samping tolak ukur lain seperti kemampuan sumber
daya alam, kondisi demografi, potensi daerah, serta partisipasi
masyarakat.
Penyusunan anggaran tahun 2018 secara umum disusun secara
rasional dengan memperhatikan kondisi keuangan daerah dan skala
prioritas pembangunan Daerah, dalam hal ini belanja daerah tidak
akan melampaui kemampuan pendapatan dan pembiayaan daerah.
Prinsip dalam pengelolaan keuangan maka pendapatan daerah
diproyeksikan pada besaran pendapatan yang optimis tercapai,
sedangkan pada sisi belanja adalah merupakan batas tertinggi yang
dapat dibelanjakan.
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
15
4.1 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah
4.1.1 Pendapatan Daerah
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan penguatan
kapasitas fiskal daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan yang
lebih besar untuk mewujudkan kemandirian keuangan melalui
desentralisasi fiskal yang diatur dengan peraturan perundang-
undangan.
Kemandirian keuangan daerah menjadi sangat penting, baik dari
sisi pendapatan (revenue), maupun dari sisi pengeluaran (expenditure)
agar pemerintah daerah memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk
mendesain dan melaksanakan program/kegiatan yang bersifat
stimulan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sesuai dengan
aspirasi dan karakteristik masyarakat.
Kebijakan pendapatan daerah diarahkan pada optimalisasi
penerimaan pendapatan daerah melalui intensifikasi penerimaan pajak
dan retribusi daerah, peningkatan pelayanan dan kepatuhan wajib
pajak melalui perbaikan regulasi, administrasi serta akuntabilitas dan
dukungan fiskal dari provinsi dan pusat serta swasta. Upaya
peningkatan pendapatan daerah harus mengedepankan pertimbangan
aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
Adapun Realisasi dan proyeksi pendapatan daerah yang meliputi
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah adalah sebagai berikut:
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
16
Tabel 4.1 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015-2019
No Uraian
Jumlah (Juta Rupiah)
Realisasi Tahun 2015
Realisasi Tahun 2016
Tahun Berjalan
2017
Proyeksi /Target pada Tahun 2018*
Proyeksi /Target pada Tahun 2019*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.1 Pendapatan asli daerah 42.784,854 42.690,104 52.842,958 41.948,18 52.842
1.1.1 Pajak daerah 1.914,098 2.522,887 3.920 2.528,06 3.920
1.1.2 Retribusi daerah 3.221,894 4.475,774 7.525,976 4.476,77 7.525
1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
16.053,664 16.458,524 19,215 16.459 19.215
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
21.595,196 19.233,155 22.181,981 18.484,83 22.181,981
1.2 Dana perimbangan 677.556,905 787.055,445 753.360,204 798.151,49 753.360,20
1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak
24.750,522 27.452,345 21.246,752 16.488,45 21.246,752
1.2.2 Dana alokasi umum 546.798,618 597.919,262 597.919,262 610.939,92 597.919,262
1.2.3 Dana alokasi khusus 106.007,765 161.683,838 134.194,190 170.723,12 134.194,190
1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
108.628,304 80.313,148 115.491,602 74.431,38 135.788,20
1.3.1 Hibah 57.131,101 20.000 - 0,00 -
1.3.2 Dana darurat - - - - -
1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya
24.349,161 27.038,837 27.059,251 29.164,49 27.059,251
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
12.185,771 - 46.812,952 0,00 46.812,952
1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya
- - - -
1.3.6 Dana Alokasi Desa 14.962,271 33.274,311 41.619,399 45.266,90 51.916
JUMLAH PENDAPATAN 828.970,064 910.058,937 921.694,764 914.531,05 931.990,388
Ket: * = angka masih sementara Sumber: Badan Keuangan Daerah
4.1.2 Belanja Daerah
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja
daerah Tahun 2018 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan
dengan memperhatikan prestasi kerja setiap perangkat daerah dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pada tahun 2018 sejalan
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
17
dengan prinsip pengelolaan keuangan nasional, pemerintah daerah
merubah prinsip dari yang menggunakan prinsip money follow function,
karena manfaatnya tidak jelas, menjadi money follow programme
dengan memperhatikan prioritas pembangunan sesuai permasalahan
serta situasi dan kondisi masyarakat, artinya program dan kegiatan
strategis yang memang menjadi prioritaslah yang mendapatkan
anggaran.
Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan belanja
pegawai, pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), belanja
bagi hasil, belanja bantuan keuangan, tidak berbanding lurus dengan
peningkatan pendapatan daerah. Hal ini berdampak pada kemampuan
riil keuangan daerah yang cenderung semakin menurun. Oleh karena
itu, kebijakan belanja daerah diarahkan pada:
1. Pengelolaan keuangan daerah tentunya harus dikelola dengan
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efesien,
ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperkatikan azas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk
masyarakat.
2. Pengalokasian belanja daerah memegang prinsip money follow
program priority bukan money follow function dan berorientasi hasil,
sehingga dalam pelaksanaannya dapat langsung dirasakan oleh
masyarakat.
3. Belanja daerah diprioritaskan untuk membiayai urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan yaitu urusan wajib dan
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
18
pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
4. Belanja daerah diprioritaskan pada pos belanja yang wajib untuk
dibayarkan, seperti belanja pegawai, belanja subsidi, belanja hibah,
beanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan serta belanja
barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun berkenaan.
5. Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai program
infrastruktur daerah (30 persen), bidang pendidikan (20 persen),
kesehatan (10 persen), pengembangan wilayah, penciptaan
lapangan kerja, peningkatan SDM guna mendukung ekonomi
kerakyatan dan pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk
penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan.
Adapun realisasi dan proyeksi/target belanja daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015-2019
No Uraian
Jumlah (Juta Rupiah)
Realisasi Tahun 2015
Realisasi Tahun 2016
Tahun Berjalan
2017
Proyeksi /Target pada Tahun 2018*
Proyeksi /Target pada Tahun 2019*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2.1 Belanja Tidak Langsung
303.483,697 375.666,563 366.932,677 382.210,6 345.955,34
2.1.1 Belanja pegawai 224.247,845 247.268,458 248.366,475 272.938,56 272.273,205
2.1.2 Belanja bunga - - - - -
2.1.3 Belanja subsidi - - - 4.000 4.000
2.1.4 Belanja hibah 4.663,626 30.089,995 8.070,400 6.000 5.000
2.1.5 Belanja bantuan sosial 307,3 291 312 1.000 400
2.1.6
Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa*
838,880 1.365,530 1.149,597 1.365,53 1.365,530
2.1.7 Belanja Bantuan 73.456,044 96.650,980 104.034,204 96.594,50 61.916,601
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
19
No Uraian
Jumlah (Juta Rupiah)
Realisasi Tahun 2015
Realisasi Tahun 2016
Tahun Berjalan
2017
Proyeksi /Target pada Tahun 2018*
Proyeksi /Target pada Tahun 2019*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa*
2.1.8 Belanja tidak terduga - - 1.000 1.000 1.000
A JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
303.483,697 375.666,563 366.932,677 382.210,6 345.955,340
2.2 Belanja Langsung 536.667,800 615.159,489 870.367,436 713.627,93 849.652,078
2.2.1 Belanja pegawai 86.860,669 102.675,940 132.749,612 119.164,42 132.659,753
2.2.2 Belanja barang dan jasa
198.324,861 234.630,525 299.669,427 254.365,86 322.943,348
2.2.3 Belanja modal 251.482,269 277.853,023 437.948,396 340.097,64 394.048,977
B JUMLAH BELANJA LANGSUNG
536.667,800 615.159,489 870.367,436 713.627,93 849.652,078
C TOTAL JUMLAH BELANJA
840.151,497 990.826,053 1.237.300,113 1.095.838,53 1.195.607,42
Ket: * = angka masih sementara Sumber: Badan Keuangan Daerah
4.1.3 Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang
dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah. Jika pendapatan daerah lebih kecil daripada belanja
daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang defisit, dan harus
ditutupi dengan penerimaan daerah. Sebaliknya, jika pendapatan
daerah lebih besar daripada belanja daerah, maka terjadi transaksi
keuangan yang surplus, dan harus digunakan untuk pengeluaran
daerah. Oleh karena itu, pembiayaan daerah terdiri penerimaan daerah
dan pengeluaran daerah.
Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan pada optimalisasi
anggaran yang berasal sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
20
daerah, revitalisasi regulasi dana kebijakan pemerintah daerah yang
mengatur penyertaan modal daerah, meningkatkan disiplin anggaran
agar pelaksanaan APBD tepat waktu dan tertib azas.
Tabel 4.3 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015-2019
No Uraian
Jumlah (Juta Rupiah)
Realisasi Tahun 2015
Realisasi Tahun 2016
Tahun Berjalan
2017
Proyeksi /Target pada Tahun 2018*
Proyeksi /Target pada Tahun 2019*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3 Pembiayaan
3.1 Pembiayaan Penerimaan Daerah
201.611,472 188.430,038 345.350,855 201.307,47 -
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
201.611,472 188.430,038 345.350,855 201.307,47 -
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - -
3.1.3 Hail Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
- - - - -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
- - - - -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah - - - - -
3.1.7 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir
- - - - -
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
201.611,472 188.430,038 253.004,663 201.307,47 -
3.2 Pembiayaan Pengeluaran Daerah
2.000 - - -
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
2.000 4.000 4.000 20.000 -
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - - - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - -
3.2.5 Pembayaran Kegiatan Lanjutan Tahun Anggaran Sebelumnya
- - 29.745,505 -
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
2.000 - 29.745,505 - -
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 199.611,47 188.430,038 315.605,35 181.307,47 -
Ket: * = angka masih sementara Sumber: Badan Keuangan Daerah
1
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN TAHUN 2018
PENUTUP
21
BAB V
PENUTUP
Demikianlah Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi
pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) dan RAPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun Anggaran
2018.
Tuapejat, 2017
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
YOSEP, A.Md
KETUA
PEMERINTAH
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
YUDAS SABAGGALET
BUPATI
Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Kepulauan Mentawai
Jl. Raya-Tuapejat KM. 4 Telp. (0759)320050, 320053, 320211 Fax. (0759) 320211Mentawai-Sumatera Barat
E-mail: [email protected]