PAPER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
“Proses KTP hingga dimunculkan E-KTP”
LAFENIA MERTA TRI UTAMI
M0514030
Abstrak
KTP adalah Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP berubah sesuai periodenya sampai terbentuknya E-KTP. Dimana E-KTP merupakan identitas resmi ysng memiliki identifikasi yang akurat sehingga berlaku internasional. Paper ini bertujuan untuk menganalisis proses awal daripada KTP menjadi E-KTP. Dalam paper ini juga dipaparkan mengenai kelebihan, kekurangan serta kendala pelaksanaan E-KTP. Serta saran mengenai penyempurnaan E-KTP. Berdasarkan hasil pemaparan dapat disimpulkan bahwa sebenarnya KTP dari awal sampai munculnya E-KTP berisi hal yang sama, hanya terjadi perubahan di bagian tampilan, teknik penulisan yang digunakan, tanda tangan yang tertera pada KTP, serta teknologi yang digunakan seperti E-KTP yang menggunakan microchip.
Keyword : KTP, E-KTP
PENDAHULUAN
Sejarah KTP
Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP wajib
dimiliki bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin
Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun. Berikut penjelasan mengenai bentuk KTP dari
masa ke masa:
a. KTP waktu jaman Belanda
KTP jaman Belanda ini juga dinamakan sertifikat kependudukan. KTP ini dikeluarkan oleh
pejabat Hindia Belanda yang pada saat itu disebut Hoofd Van Plaatselijk atau kepala
pemerintah wilayah. Untuk bisa mendapatkan KTP ini diwajibkan untuk membayar biaya
sebesar 1,5 gulden atau setara dengan 9.700 rupiah. Ukuran KTP ini 15 x 10 cm.
b. KTP Jaman Jepang
Ketika Jepang menjajah Indonesia pemerintah Jepang saat itu merombak semua tatanan
pemerintah termasuk segala hal menyangkut administrasi kependudukan. Maka KTP juga ikut
mengalami perubahan. Kartu versi Nippon ini disebut pula KTP propaganda karena penduduk
yang memegang kartu ini secara tidak langsung menyatakan diri setia terhadap kepemimpinan
Jepang di seluruh wilayah Nusantara.
c. KTP di awal Kemerdekaan
Perubahan KTP juga terjadi saat Indonesia memasuki awal masa kemerdekaan. Setelah
merdeka KTP berubah menjadi Surat Tanda Kewarganegaraan Indonesia. KTP tersebut
dicetak diatas kertas. Berlaku sejak tahun 1945 sampai tahun 1977. Penulisan pada KTP ini
ada yang berupa ketikan dan ada pula yang ditulis sewajarnya dengan tulisan tangan.
d. KTP di periode 1967 – 1970
Perubahan KTP kembali dilakukan di periode tahun 1967 – 1970 dimana saat itu dilakukan
sedikit revisi. KTP ini hanya berlaku selama 3 tahun saja. Pada KTP ini tertera tanda tangan
Kepala Urusan Pendaftaran Penduduk sebagai bukti legalitas yang sah.
e. KTP periode 1970 – 1977
Jika desain KTP sebelumnya hanya berupa kertas, maka KTP ini sudah dilengkapi dengan
sampul berupa hardcover. Meski bentuknya berubah dari KTP sebelumnya tetapi isi dan
keterangan di KTP ini sama seperti KTP sebelumnya.
f. KTP Kuning
KTP Kuning digunakan dari tahun 1977 sampai akhir tahun 2002. KTP penduduk Jakarta
ditandatangani oleh Lurah sedangkan luar Jakarta ditandatangani oleh Pejabat Camat.
g. KTP 2002 – 2004
KTP tersebut tidak mengalami banyak perubahan dibanding KTP periode sebelumnya. Hanya
saja, lembaran data identitas pemilik berubah warna kuning. Sama dengan ketentuan
sebelumnya, KTP penduduk Jakarta ditandatangani oleh Lurah sedangkan luar Jakarta
ditandatangani oleh Pejabat Camat.
h. KTP darurat Aceh
Ketika Aceh memasuki masa Darurat Militer Aceh di tahun 2003, wilayah Aceh memiliki
desain KTP yang berbeda dari daerah Indonesia yang lain. KTP ini disebut juga dengan KTP
Merah Putih. KTP ini memang sedikit berbeda dari KTP sebelumnya dengan adanya lambang
Bendera Merah Putih dan Garuda. Pada bagian belakang selain pengesahan yang dilakukan
oleh Camat, KTP ini juga ditandatangani oleh Komandan Rayon Militer dan juga Kepala
Sektor Kepolisian. Pemakaian KTP ini berakhir seiring berakhirnya konflik di Aceh pada
tahun 2004.
i. KTP Nasional
KTP ini disebut KTP Nasional karena satu daerah dengan daerah lain tidak memiliki
perbedaan warna ataupun lambang. KTP ini berlaku sejak tahun 2004 hingga tahun 2010.
KTP ini dicetak dengan bahan dasar plastik. Pengawasan KTP ini dilakukan dari mulai pihak
RT/RW hingga jenjang diatasnya. KTP ini bisa dipakai di seluruh Indonesia.
j. E – KTP
KTP ini berlaku sejak 2011. Dari segi bentuk, KTP ini tidak mengalami banyak perubahan
dari versi sebelumnya. Namun, KTP ini dilengkapi dengan microchip sebagai tempat
penyimpanan data. KTP ini memiliki metode identifikasi yang akurat, sehingga berlaku
secara internasional.
PEMBAHASAN
Kelebihan dan kekurangan dari E – KTP
a. Kelebihan E – KTP
- Tidak akan ada lagi penduduk yang memiliki lebih dari 1 (satu) KTP walaupun
berganti nama ataupun pidah ke daerah lain. Maksutnya disini adalah jika seseorang
telah memiliki E-KTP atau telah melakukan perekaman data E-KTP di Kota Kendari
selanjutnya pindah ke Kabupaten Muna untuk melakukan perekaman juga, maka E-
KTP yang akan dimiliki hanya di kota Kendari dan tidak akan pernah mendapatkan
E-KTP di daerah lainnya.
- Mempermudah identifikasi seseorang. Salah satu contoh adalah seseorang yang
mengalami kecelakaan dan tidak dapat dikenali lagi begitu juga E-KTP yang dimiliki
orang tersebut tidak ditemukan. Hanya dengan sidik jari yang bersangkutan dapat
diketahui siapa orang tersebut dan dari mana asalnya.
- Melindungi kreditur dan mencegah korupsi. Maksutnya disini, jika seseorang
memiliki hutang kepada orang lain atau bank, karena mungkin tidak dapat dilunasi
dan akhirnya melarikan diri. Walaupun begitu, orang tersebut dapat diketahui dimana
keberadaannya atau pasti kembali ke asalnya karena orang tersebut tidak pernah
memiliki E-KTP ditempat lain. Sedangkan untuk mencegah korupsi, seorang koruptor
tidak dapat lari ke luar negeri sebab penerbitan paspor akan berdasarkan pada data E-
KTP dan tidak dapat menggunakan paspor orang lain atau menggunakan nama orang
lain.
b. Kekurangan E – KTP
- Tidak terintegrasi dengan layanan publik lainnya, sehingga tetap dipakai seperti KTP
konvensional.
- Tidak ada alat yang tersedia di Kelurahan, sehingga kalau ada kerusakan atau salah
tulis, warga harus menunggu berbulan-bulan bahkan ujung-ujungnya diganti dengan
KTP konvensional.
- Tidak bisa digunakan untuk transaksi di perbankan
- Ditakutkan pengambilan data kependudukan sehingga mengancam pribadi bahkan
bangsa dan negara.
Kendala E-KTP
- Terdapat kesalahan data penduduk. Dalam proses perekaman data E-KTP, seorang
operator akan mengkonfirmasi kepada penduduk yang bersangkutan apakah datanya
sudah benar atau belum dan selanjutnya proses perekaman dilanjutkan. Akan tetapi
karena banyaknya penduduk yang melakukan perekaman data sehingga operator lupa
menanyakan kembali data penduduk tersebut benar atau tidak ataupun lupa
menyunting data tersebut. Maka data penduduk yang bersangkutan menjadi tidak
sesuai dengan yang sebenarnya.
- E – KTP yang sudah dicetak tidak diaktivasi. Perlu diketahui bahwa E-KTP yang
telah dicetak harus diaktivasi ditempat dimana melakukan perekaman data. Proses
aktivasi ini untuk melihat apakah data penduduk yang bersangkutan valid atau
invalid. Validitas data penduduk dapat dibuktikan dengan sidik jari sebab jika yang
melakukan sidik jari bukan pemilik yang sebenarnya maka E-KTP tidak akan dapat
diaktivasi. Kenyataan di lapangan ada beberapa masyarakat yang E-KTP nya tidak
diaktivasi atau tidak aktif.
- Data E-KTP benar tetapi foto pemilik tidak sesuai, E-KTP tetap dibagikan.
- NIK Penduduk tidak sesuai dengan struktur NIK yang sebenarnya.
- E-KTP saat dibaca Card Reader menggunakan aplikasi versi lama tidak terbaca ,
namun saat menggunakan aplikasi terbaru yakni aplikasi Benroller 3.0, E-KTP dapat
dibaca oleh Card Reader dan E-KTP dapat diaktivasi.
Saran penyempurnaan atau pengembangan
Saran penyempurnaan atau pengembangan E-KTP yaitu
- Tersedia alat untuk pembuatan E-KTP di setiap kelurahan sehingga jika terjadi
kesalahan atau kerusakan dapat diatasi dengan cepat dan tidak menunggu berbulan-
bulan
- Memberikan himbauan kepada penduduk agar melakukan aktivasi E-KTP, dimana
dapat diketahui bahwa data penduduk tersebut benar atau tidak.
- Perekaman data penduduk dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kesalahan data
- E-KTP seharusnya dapat dibaca oleh Card Reader dengan aplikasi versi lama
maupun baru sehingga jika dibaca oleh Card Reader pada bank maka dapat terbaca.
Daftar Pustaka
Anonim.2012. Sudah tau belum gimana penampakan KTP jaman dulu.
http://kingvintage.blogspot.co.id/2015/12/sudah-tau-belum-gimana-penampakan-ktp-jaman-
dulu.html, diakses pada hari Kamis tanggal 15 September 2016 pukul 21.14 WIB
Anonim. 2012. KTP Elektronik (EKTP), Keunggulan Dan Permasalahannya.
http://www.naskah.net/2012/12/e-ktp.html, diakses pada hari Kamis tanggal 15 September
2016 pukul 18.22 WIB
Anonim. 2013. Inilah 7 kelemahan e-KTP.http://majalahict.com/berita-931-inilah-7-
kelemahan-ektp.html, diakses pada hari Minggu tanggal 17 September 2016 pukul 21.14
WIB