PENGERTIAN FIQIH SECARA KOMPREHENSIFDefinisi, Perbedaan, Hubungan Ilmu Fiqh, Ushul Dan Kaidah Fiqh
serta Kaitan Fiqh dengan Syariat dan Hukum Islam
MAKALAHDibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh Semester I
Tahun Akademik 2013-2014
Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen
Abdul Azis M.Hi
Oleh
KELOMPOK 1
Latifatus Sa’adah Yasin: 13220224
Maulidah Syar’iyyah : 13220183
Muhammad Zulhefni : 13220221
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
حيم الر حمن الر الله بسم
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian Fiqh secara Komprehensif
Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh, dengan
dosen pembimbing Bapak Abdul Azis M.Hi
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat
untuk pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Malang, 12 September 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
B. Objek Kajian Ilmu Fiqh...........................................................................................3
C. Tujuan ilmu Fiqh......................................................................................................4
D. Kedudukan Ilmu Fiqh dalam Islam..........................................................................4
E. Perbedaan dan Hubungan antara Ilmu Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaidh Fiqhiyah....5
a. Ilmu Fiqh..............................................................................................................5
b. Ushul Fiqh............................................................................................................5
c. Qawaidh fiqhiyah.................................................................................................6
F. Kaitan antara Fiqh, Syari’ah dan Hukum Islam.......................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang terkenal dengan komunitas islam
terbesar didunia meskipun bukan Negara islam, ibadah merupakan kegiatan yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan orang-orang islam. Untuk melakukan ibadah, orang
muslim harus tahu hukum-hukum ibadah tersebut yang termaktub dalam ilmu fiqh,
untuk itu disini penulis mencoba membahas sesuatu ilmu terkait dengan ilmu Fiqh,
ushul Fiqh dan qawaidh fiqhiyah yang bertujuan supaya kami para mahasiswa mampu
memiliki mindset Fiqh melalui pemahaman dari materi yang telah kami pelajari
walaupun belum begitu banyak yang kami dapat shingga bisa melahirkan perilaku
toleran dalam menyikapi keberagaman pendapat masyarakat.
Sebagaimana kita pahami, bahwa islam adalah agama yang membawa rahmat
bagi seluruh alam. Yang semua syariat (ajaran-ajaran) yang diberlakukan baik
mengenai keyaqinan (aqidah), budi pekerti (huluqiah), ibadah (ubudiah) dan berbagai
macam perilaku sosial (amaliah) mengacu kepada kemaslahatan seluruh makhluk baik
di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu tidak patut untuk kita meragukan akan
syariat (ajaran) tersebut. Pada saat ini, sering di perbincangkan oleh semua kalangan.
Baik dari kaum cendikiawan, pelajar, politikus, dan seluruh masyarakat awam terkait
masalah Fiqh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Ilmu Fiqh, objek kajian dan tujuan mempelajarinya?
2. Bagaimana kedudukan Ilmu Fiqh dalam Islam?
3. Apa perbedaan dan hubungan antara Ilmu fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaidh Fiqhiyah?
4. Apa kaitan antara Fiqh, Syariah dan Hukum Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Ilmu Fiqh, objek kajian dan tujuan mempelajarinya.
2. Untuk mengetahui kedudukan Ilmu Fiqh dalam Islam.
3. Untuk mengetahui perbedaan dan hubungan antara Ilmu Fiqh, Ushul Fiqh dan
Qawaidh Fiqhiyah.
4. Untuk mengetahui kaitan antara Fiqh, Syari’ah dan hukum Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Fiqh
Dilihat dari sudut bahasa, fiqh berasal dari kata faqaha yang berarti
memahami dan mengerti. Contohnya firman Allah pada surah al-Isra’ (17): 44.1
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun.
Dengan demikian, jika seseorang berkata: saya) فقهت paham),
maksudnya: ia mengerti tujuan perkataan seseorang. Akan tetapi, sebagian ulama
menjelaskan, mengerti atau paham yang dimaksud dalam kata fiqh (sebagai
bagian dari kata ushul fiqh), bukanlah sekedar paham terhadap hal-hal yang
dengan mudah dapat dimengerti,melainkan pemahaman yang mendalam. Oleh
karena itu, menurut pendapat ini, orang yang dapat memahami bahwa api itu
panas, harimau adalah binatang buas, belum dapat disebut sebagai faqih (orang
yang paham). Seorang faqih adalah orang yang memiliki seperangkat
pengetahuan dan keahlian untuk memahami hal-hal yang berkaitan
denganmasalah fiqh yang sulit.
Dalam istilah syar’i Ilmu Fiqh dimaksudkan sebagai :2
ة فصيلي الت تها أدل من المكشب ة العملي ة رعي الش األحكام“Ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang
penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-
dalilnya yang terperinci dalam nash (alqur’an dan hadis).”
Ilmu Fiqh menurut syara’ adalah pengetahuan tentang hukum syari’ah
yang sebangsa perbuatan yang diambil dari dalil-nya secara detail. Atau
1 DR. H Abd. Rahman Dahlan,M.A., Uhsul Fiqh, (Jakarta : Sinar Grafika Offset 2010) hlm. 42 Prof. DR. H. Alauddin Koto, MA Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh (Jakarta : Rajawali 2004) hlm.2
2
kumpulan hukum-hukum syari’at yang sebangsa perbuatan yang diambil dari
dalil-dalilnya secara detail.
Adapun menurut Ibnu al-Hajib, sebagaimana yang dikutip Ibnu
Qudamah:3
باإلستدالل ة فصيلي الت تها أدل عن ة الفرعي ة العملي ة رعي الش باألحكام العلم“Pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan perbuatan
manusia yang bersifat parsial, yang berasal dari dalil-dalil yang spesifik, melalui
cara penelitian terhadap dalil.”
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan
ulama Islam, fiqh itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas,
dan memuat hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah dalil-
dalil Syar’i yang lain; setelah diformulasikan oleh para ulama dengan
mempergunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqh. Dengan demikian berarti bahwa fiqh
itu merupakan formulasi dari Al-Qur’an dan Sunnah yang berbentuk hukum
amaliyah yang akan diamalkan oleh umatnya. Hukum itu berbentuk amaliyah
yang akan diamalkan oleh setiap mukallaf yaitu orang yang sudah dibebani atau
diberi tanggung jawab melaksanakan ajaran syari’at Islam dengan tanda-tanda
seperti baligh, berakal, sadar dan sudah masuk Islam.
Hukum yang diatur dalam fiqh Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunat,
mubah, makruh dan haram; disamping itu ada pula dalam bentuk yang lain
seperti sah, batal, benar, salah, berpahala, berdosa dan sebagainya.
B. Objek Kajian Ilmu Fiqh
Objek pembahasan ilmu Fiqh adalah perbuatan orang mukallaf ditinjau
dari ketepatannya terhadap hukum syara’. Perbuatan tersebut dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar : ibadah (membahas masalah sholat,
puasa, haji), muamalah ( jual beli, sewa menyewa, gadai, perwakilan, ikrar, dan
wakaf), ‘uqubah (pembunuhan, tuduhan, pencurian). yang kesemuanya dilakukan
oleh mukallaf, demi mengetahui hukum syara’ atas perbuatan-perbuatan tersebut.
3 DR. H Abd. Rahman Dahlan,M.A., Uhsul Fiqh, (Jakarta : Sinar Grafika Offset 2010) hlm. 5
3
C. Tujuan ilmu Fiqh
Tujuan mempelajari ilmu Fiqh adalah menerapkan hukum syara’ pada
semua perbuatan dan ucapan manusia. Sehingga ilmu Fiqh menjadi rujukan bagi
seorang hakim dalam putusannya, seorang mufti dalam fatwanya dan seorang
mukallaf untuk mengetahui hukum syara’ atas ucapan dan perbuatanya.
Untuk memberikan pelajaran, pengetahuan, atau petunjuk tentang hukum
apa atau mana yang disuruh dan mana yang dilarang, mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh, serta menunjukkan cara melaksanakan suatu perintah dan
lainnya. Untuk mencari kepastian hukum bagi setiap masalah yang mereka
hadapi dan sekalipun tidak sampai ketingkat mujtahid, mereka akan beramal
secara taklid diharap bisa mencapai tingkat muttabi’, mengikuti pendapat para
ahli dengan mengetahui alasan-alasannya.
D. Kedudukan Ilmu Fiqh dalam Islam
Fiqh menempati posisi yang amat penting dalam pemikiran islam, sebab
fiqh merupakan hasil murni para intelektual muslim, ia bukan hasil adopsi apalagi
jiplakan dari hukum Romawi seperti yang dikatakan sebagian Orientalis tetapi
sepenuhnya bahwa ia berakar pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Karena sangat penting dan menonjolnya kedudukan fiqh dalam Islam. Jika
peradaban Islam bisa diungkapkan dengan salah satu produknya, maka kita akan
mengatakan dan menamakannya sebagai “peradaban Fiqh” sebagaimana Yunani
identik dengan “peradaban Filsafat” sebab filsafat merupak hasil pemikiran orang
Yunani. Bagi umat Islam, fiqh adalah perwujudan kehendak Allah terhadap
manusia yang berisi tentang perintah dan larangan, oleh sebab itu banyak peneliti
islam yang berkesimpulan bahwa tidak mungkin memahami islam dengan baik
dan sempurna tanpa pengetahuan komperhensif tenang Fiqh.
Dalam islam fiqh mempunyai dua fungsi, pertama sebagai hukum positif
dan kedua sebagai standar moral. Yang dimaksud sebagai hokum positif disina
adalah bahwa fiqh berfungsi seperi hokum-hukum positif lain dlam mengatur
kehidupan manusia.sedangkan hukum fiqh sebagai standar moral adalah fiqh
mengatur bagaimana tatacara berhubungan, baik secara vertikal maupun
horizontal. Disinilah letak titik perbadaan antara hukum yang dipakai islam dan
hukum yang dikembangkan di dunia barat.
4
E. Perbedaan dan Hubungan antara Ilmu Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaidh
Fiqhiyah
a. Ilmu Fiqh
Telah kita ketahui sebelumnya, kata fiqh (fikih dalam bahasa Indonesia)
secara etimologi berarti paham, pengertian, dan pengetahuan. Fiqh secara
terminologi adalah hukum syara’ yang bersifat praktis (amalia) yang diperoleh
dari dalil-dalil yang terperinci. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Abdul Karim bin ‘Ali bin Muhammad An-Namlah :4
من المأخوذة ة العملي ة رعي الش باألحكام العلم في يبحث هو الفقه
ة فصيلي الت تها .أدل
Kalau fiqh dihubungkan dengan perkataan ilmu sehingga menjadi ilmu
fiqh ilmu. Ilmu fiqh adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan
norma dasar dan ketentuan yang terdapat dalam al-qur’an dan sunnah Nabi
Muhammada SAW. Yang direkam dalam kitab-kitab hadits. Dari pengertian
diatas menunjukan antara fiqh dan syari’ah memiliki mempunyai hubungan yang
sangat erat, yaitu dapat dibedakan tetapi tidak dapat dicaipisahkan. Kedua istilah
dimaksud, yaitu
1. Syariat Islam;
2. Fikih Islam.
Di dalam kepustakaan hukum islam berbahasa ingris, syariat islam
diterjemahkan dengan Islamic Law, sedangkan fikih islam diterjemahkan dengan
istilah Islamic Jurisprudance. Antara syariah dan fiqh, terdpat perbedaan, yang
apabila tidak dipahami dapat menimbulkan kerancuan yang dapat menimbulkan
sikap salah kaprah terhadap fiqh.
Fiqih merupakan hasil intelektual fuqoha dan kebenaranya bersifat
relative, sedangkan syariah diturunkan oleh Allah, kebenaranya bersifat mutlak.
b. Ushul Fiqh
Menurut Abdul Karim bin ‘Ali bin Muhammad An-Namlah dalam
kitabnya Al-Jami’ li masa-il ushul Al fiqh wa tathbiqatiha, secara etimologi ushul 4 Maktabah Syamilah Abdul Karim bin ‘Ali bin Muhammad An-Namlah, Al-Jami’ li masa-il ushul Al fiqh wa tathbiqatiha (Riyadh : Maktabah Ar-Rusyd, 2000) hlm. 12
5
fiqh berasal dari dua kata yaitu ushul dan fiqh. Kata ushul berarti sesuatu yang
berada dibawahnya atau asas. Sedangkan fiqh berarti paham.
Adapun secara terminologi, ushul fiqh berarti pengetahuan tentang dalil
fiqh secara global, cara memproses dalil itu dan membahas tentang kriteria
seorang mustafid. Singkatnya, Ushul fiqih adalah kaidah-kaidah yang digunakan
sebagai alat untuk merumuskan hukum-hukum syara’ dari dalil-dalilnya.
Ushul fiqh adalah dalil fiqh yang bersifat global (garis
besar).contoh :perintah (amar) yang muthlaq itu menunjukan makna wajib ;
larangan (nahyi) yang mutlaq itu menunjukan makna haram ; perbuatan Nabi
SAW , Ijma’ dan qiyas yang mutlhaq iyu dapat di j`dikan hujjah (argumentasi
atau hukum islam)
Tidak lepas dari kandungan pengertian Ushul Fiqh sebagai rangkaian dari
dua buah kata tersebut, para ulama ahli Ushul Fiqh memberi pengertian sebagai
nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu syari'ah. Misalnya Abdul Wahhab Khallaf
memberi pengertian Ilmu Ushul Fiqh
Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu Zahrah bahwa
Ilmu Ushul Fiqh adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh
imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa
nash-nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi
'illat (alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta
kemaslahatan-kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'. Oleh karena itu Ilmu
Ushul Fiqh juga dikatakan "Kumpulan kaidah-kaidah yang menjelaskan kepada
faqih (ahli hukum Islam) cara-cara mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-dalil
syara'."
c. Qawaidh fiqhiyah
Kaidah-kaidah fiqh adalah kaidah-kaidah yang disimpulkan secara
general dari materi fiqh dan kemudian digunakan pula untuk menentukan hukum
dari kasus-kasus baru yang timbul, yang tidak jelas hukumna di nash. Adapun
manfaatnya adalah memberi kemudahan di dalam menemukan hukum-hukum
untuk kasus-kasus hukum yang baru dan tidak jelas nashnya dan memungkinkan
menghubungkannya dengan materi-materi fiqh yang lain yang tersebar di
berbagai kitab fiqh serta memudahkan di dalam memberikan kepastian hukum.
6
Dari uraian singkat di atas dapat diketahui bahwa perbedaan antara ketiga
ilmu di atas adalah dari segi pembahasan dan tujuan ketiga jenis ilmu tersebut.
Secara singkat, ilmu fiqh berkenaan dengan produk hukum yang telah di lahirkan
oleh mujtahid, ushul fiqh berkenaan dengan tata cara dalam melahirkan sebuah
pruduk hukum , adapun qawaidh fiqhiyah berkenaan dengan kaidah yang
mengakomodir cabang-cabang dalam ilmu fiqh yang memiliki kesamaan.
Sedangkan hubungan antara ketiganya adalah satu sama yang lain saling
berkaitan. Kalau kita ibaratkan sebuah makanan maka yang dinamakan fiqh
adalah hasil atau makanan yang sudah jadi, ushul fiqh adalah tata cara untuk
membuat makanan tersebut, adapun kaidah fiqh adalah klasifikasi atau
pembidangan antar makanan yang sejenis.
F. Kaitan antara Fiqh, Syari’ah dan Hukum Islam.
Di Indonesia, kata syari’ah sering disebut pula dengan nama hukum
Islam, yang bermakna, “ketetapan Allah dan Rasul-Nya, atau ketetapan perintah
Allah dan Rasul-Nya baik untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau meninggalkan
larangan dan menerangkan kebolehan mengerjakan atau meninggalkan”. Dalam
pengertian Ushul Fiqh, Hukum Islam adalah ; “Seperangkat peraturan
berdasarkan wahyu Allah dan Rasul-Nya tentang tingkah laku manusia mukallaf
yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua yang beragama”.5
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa yang dinamakan syariah
memiliki cakupan yang lebih luas yang sifatnya global jika dibandingkan
pembahasan fiqh sebagaimana kita ketahui, fiqh membahas suatu secara
terperinci. Dari syariah yang bersifat global tersebut kemudian dengan ushul fiqh
lahirlah yang namanya ilmu fiqh.
Fiqh adalah dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya
menemukan hukum Allah. Sedangkan syari’ah adalah ketentuan yang ditetapkan
allah tentang tingkah laku manusia di dunia dan akhirat.
Ketentuan Allah itu terbatas dalam firman dan penjelasannya melalui
lisan Nabi Muhammad saw. Semua tindakan manusia didunia dalam mencapai
kehidupan yang baik itu harus tunduk kepada kehemdak Allah dan rosul-nya.
5 Ahmad Rajafi Sahran, M.Hi., Pengertian Fiqh, Syariah dan Hukum Islam http://ahmadrajafi.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-fiqh-syari%E2%80%99ah-dan-hukum-islam diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 09.00 WIB
7
Untuk mengetahui keseluruhan apa yang dikehendaki Allah tentang tingkah
manusia itu, harus ada pemahaman mendalam tenang syari’ah, sehingga secara
‘amaliyah, syari’ah dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi bagaimanapun
juga. Hasil pemahaman itu dituangkan dalam bentuk ketentuan yang terinci.
Ketentuan terinci tingkah laku mukallaf yang diramu dan diformulasikan sebagai
hasil pemahaman terhadap syari’ah itu disebut fiqih
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan tentang hukum syari’ah yang sebangsa perbuatan yang
diambil dari dalil-nya secara detail. Atau kumpulan hukum-hukum syari’at yang
sebangsa perbuatan yang diambil dari dalil-dalilnya secara detail, yang objek
pembahasannya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar : ibadah,
muamalah, dan ‘uqubah. Yang bertujuan untuk menerapkan hukum syara’ pada
semua perbuatan dan ucapan manusia, memberi pelajaran, pengetahuan, atau
petunjuk tentang hukum, mencari kepastian hukum bagi setiap masalah yang
mereka hadapi.
Fiqh menempati posisi yang amat penting dalam pemikiran islam, sebab
fiqh merupakan hasil murni para intelektual muslim, ia bukan hasil adopsi apalagi
jiplakan dari hukum Romawi seperti yang dikatakan sebagian Orientalis tetapi
sepenuhnya bahwa ia berakar pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Karena sangat penting dan menonjolnya kedudukan fiqh dalam Islam.
Perbedaan antara ketiga ilmu di atas adalah dari segi pembahasan dan
tujuan ketiga jenis ilmu tersebut. Secara singkat, ilmu fiqh berkenaan dengan
produk hukum yang telah di lahirkan oleh mujtahid, ushul fiqh berkenaan dengan
tata cara dalam melahirkan sebuah pruduk hukum , adapun qawaidh fiqhiyah
berkenaan dengan kaidah yang mengakomodir cabang-cabang dalam ilmu fiqh
yang memiliki kesamaan.
Hubungan antara ketiganya adalah satu sama yang lain saling berkaitan.
Kalau kita ibaratkan sebuah makanan maka yang dinamakan fiqh adalah hasil
atau makanan yang sudah jadi, ushul fiqh adalah tata cara untuk membuat
makanan tersebut, adapun kaidah fiqh adalah klasifikasi atau pembidangan antar
makanan yang sejenis.
Fiqh adalah dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya
menemukan hukum Allah. Syari’ah adalah ketentuan yang ditetapkan allah
tentang tingkah laku manusia di dunia dan akhirat. Ketentuan Allah itu terbatas
dalam firman dan penjelasannya melalui lisan Nabi Muhammad saw. Semua
tindakan manusia didunia dalam mencapai kehidupan yang baik itu harus tunduk
9
kepada kehemdak Allah dan rosul-nya. Untuk mengetahui keseluruhan apa yang
dikehendaki Allah tentang tingkah manusia itu, harus ada pemahaman mendalam
tenang syari’ah, sehingga secara ‘amaliyah, syari’ah dapat diterapkan dalam
kondisi dan situasi bagaimanapun juga. Hasil pemahaman itu dituangkan dalam
bentuk ketentuan yang terinci. Ketentuan terinci tingkah laku mukallaf yang
diramu dan diformulasikan sebagai hasil pemahaman terhadap syari’ah itu
disebut fiqih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Maktabah Syamilah
Abdul Karim bin ‘Ali bin Muhammad An-Namlah, Al-Jami’ li masa-il ushul Al fiqh wa
tathbiqatiha, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, 2000.
Az-Zarqa’, Musthafa Ahmad Dr., Al Madkhal Al Fiqhi Al ‘Am, (Damaskus : Al Adib,
1967-1968)
Dahlan, Abd. Rahman DR. H, M.A., Uhsul Fiqh, Sinar Grafika Offset, Jakarta, cetakan I
2010
Khallaf, Abdul Wahhab Prof. DR., Ilmu Ushul Fikih, Pustaka Amani, Jakarta, 2003.
Koto, Alauddin Prof. DR. H, MA. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Rajawali Pers, Jakarta,
2004.
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/fiqih/ilmu-fiqih/117/ diakses pada tanggal 12
September 2013 pukul 08.00 WIB
http://ekisart.wordpress.com/2008/10/20/pengertian-fiqh/ diakses pada tanggal 12
September 2013 pukul 08.00 WIB
http://alawiyahblog2.blogspot.com/2012/09/definisi-ushul-fiqh-menurut-para-ahli.html
diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 08.00 WIB
http://pustakafirdausy.blogspot.com/2012/12/kaidah-kaidah-fiqh-yang-muttafaq-
alaih.html diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.00 WIB
http://ilmu-rasul.blogspot.com/2012/08/pelajaran-1-kedudukan-fiqih-dalam-islam.html
diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 08.00 WIB
http://bebaskoro.blogspot.com/2013/04/kedudukan-fiqh-dalam-islam-serta.html diakses
pada tanggal 12 September 2013 pukul 07.00 WIB
http://pondokmodernar-rosyid.blogspot.com/2012/03/kedududukan-fiqih-dalam-
pemikiran-islam.html diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 08.00 WIB
http://ahmadrajafi.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-fiqh-syari%E2%80%99ah-dan-
hukum-islam/ diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 08.00 WIB
11