download implementasi uuu no. 33 tahun 2014 tentang jaminan

30
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama R.I. IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL Disampaikan Oleh: Drs. H. Muhammad Tambrin, M.M. Pd. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Pada Acara Temu Wicara dengan Perkosmi

Upload: truongnhan

Post on 12-Jan-2017

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Muqadimah

2

سفو ما ما يتاة أو دا ل أن ياكونا مامه إ اطعا اع ي طا ما عالا ر محا لا

ا أوحا إ أو لاحما حاققل لا أجد ف ما

ه رجس ن خنير فاا

Artinya:

“Katakanlah, tidaklah kujumpai dalam wahyu yang diberikan kepadaku sesuatu

yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali bangkai, darah

yang mengalir, atau daging babi, karena semua itu adalah najis”[QS al An’am:145].

إألصناام إخلنير وا إمليتاة وا ايعا إمخلر وا ما ب ر حا سولا را ن هللا وان »: مث قال عند ذكل« إ

ودا إ قااتالا هللا إليا

لوه ا هاا جا ما شوما ر ا حا ام ناه ( ١)هللاا ل وإ ثاما عوه فاأكا «مث با

“Sesungguhnya Allah dan rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi

dan patung”. Kemudian Nabi mengatakan, “Semoga Allah melaknat orang-orang

Yahudi tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka menjadikan lemak

bangkai sebagai minyak lantas menjualnya dan menikmati hasil penjualannya”

[HR Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdillah].

Latar Belakang

Butir pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang secara filosofis mencerminkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agama dan menjamin agar dapat beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Syariah Islam, memerintahkan umatnya agar dari segi makanan dan barang gunaan memakan atau menggunakan bahan-bahan yang baik, suci, dan bersih.

Di negara-negara muslim industri halal memberikan kontribusi untuk pengembangan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

3

Tim Penyusun Undang-Undang JPH

Sesuai dengan Surat Presiden Republik Indonesia Nomor R.09/Pres/01/2012, tanggal 10 Januari 2012 tentang Penunjukan Wakil untuk Membahas Rancangan Undang-Undang JPH, Presiden menugaskan Menteri Agama, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Hukum dan HAM untuk menjadi tim Panja Pemerintah dalam pembahasan Undang-Undang JPH.

Dalam perkembangannya di tahun 2012 tim Panja Pemerintah diperkuat oleh tim Kementerian Kesehatan sampai dengan Rancangan Undang-Undang JPH di paripurnakan.

4

5

6

Pengesahan Undang-Undang JPH

Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 25 September

2014 menyetujui Rancangan Undang-Undang

Jaminan Produk Halal (RUU JPH) menjadi Undang-

Undang.

Pada tanggal 17 Oktober 2014, Presiden RI Ke-6

Soesilo Bambang Yudhoyono mengesahkan RUU JPH

yang telah disetujui DPR RI tersebut menjadi

Undang-Undang.

Pada hari yang sama Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) Kabinet Indonesia Bersatu II, Amir

Syamsudin mengundangkannya menjadi Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan

Produk Halal. 7

Sifat Pengaturan

Sifat pengaturan sertifikasi halal adalah “wajib” (mandatory) bertahap dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang JPH diundangkan (Pasal 4 Undang-Undang JPH).

Sebelum kewajiban bersertifikat halal diberlakukan, maka jenis-jenis produk yang wajib bersertifikat halal diatur secara bertahap melalui Peraturan Pemerintah (Pasal 67 Undang-Undang JPH).

Produk segar asal hewan yang wajib bersertifikat halal sebagaimana telah diatur pada peraturan sebelumnya, maka sifat pengaturan sertifikasi halalnya adalah tetap “wajib” (mandatory).

9

Sertifikat Halal

1. Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu Produk yang diterbitkan BPJPH berdasarkan Surat Keputusan Penetapan Halal Produk yang dikeluarkan oleh MUI;

2. Permohonan Sertifikat Halal diajukan Pelaku Usaha secara tertulis kepada BPJPH;

3. Pelaku Usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal wajib mencantumkan Label Halal pada produknya;

4. Sertifikat Halal berlaku selama 4 (empat) tahun sejak diterbitkan oleh BPJPH, kecuali terdapat perubahan komposisi Bahan;

10

Usulan Tahapan Proses Kewajiban Sertifikasi Halal

Menindaklanjuti amanat Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang JPH, maka

sebelum kewajiban sertifikasi halal bagi seluruh produk yang beredar

dan diperdagangkan diberlakukan di Indonesia pada tahun 2019,

pemerintah menetapkan jenis produk wajib bersertifikat halal secara

bertahap sejak 1 November 2016, yaitu:

1. Tahun pertama: produk makanan dan minuman

2. Tahun kedua: produk kosmetik, produk kimiawi, produk rekayasa

genetik, dan barang gunaan

3. Tahun ketiga: produk obat dan biologi

Tahapan tersebut merupakan usulan Kementerian Agama dalam draf

Peraturan Pemerintah Pelaksana Undang-Undang JPH, yang nantinya

akan dibahas lebih lanjut dan diputuskan bersama oleh Tim Antar

Kementerian (Perdagangan, Perindustrian, Kesehatan, Pertanian,

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Hukum

dan HAM).

11

Ketentuan Sebelum BPJPH Dibentuk

1. Sebelum BPJPH dibentuk, pengajuan permohonan atau

perpanjangan Sertifikat Halal dilakukan sesuai dengan

tata cara memperoleh Sertifikat Halal yang berlaku

sebelum Undang-Undang JPH diundangkan (Pasal 59);

2. MUI tetap menjalankan tugasnya di bidang Sertifikasi

Halal sampai dengan BPJPH dibentuk (Pasal 60);

3. LPPOM MUI melaksanakan tugas pemeriksaan dan/atau

pengujian produk sampai terbentuknya LPH berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pelaksana Undang-Undang JPH; dan

4. Produk yang telah disertifikasi halal MUI tetap berlaku

sertifikatnya sampai habis masa waktunya.

12

Pengaturan lebih lanjut atas Undang-Undang JPH

1 • Peraturan Presiden tentang Organisasi dan Tata Kerja

BPJPH---Telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama

2

• Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksana JPH dan Pembiayaan Sertifikasi Halal dan Pembiayaan Sertifikasi Halal---Dalam tahap pembahasan dengan tim antar kementerian

3 • Peraturan Menteri mengenai hal-hal teknis terkait

penyelenggaraan JPH---Dalam tahap penyusunan di tim internal Kementerian Agama

13

Pengaturan lebih lanjut atas Undang-Undang JPH

1. Kerja sama BPJPH dengan Kementerian dan/atau lembaga terkait, LPH, dan MUI

2. Ketentuan lebih lanjut dari LPH 3. Lokasi, tempat, dan alat proses produk halal

(PPH) 4. Biaya sertifikasi halal 5. Kerja sama internasional di bidang JPH 6. Tata cara registrasi sertifikat halal 7. Pengawasan JPH 8. Tahapan jenis-jenis produk wajib bersertifikat

halal

Peraturan Pemerintah

14

Pengaturan lebih lanjut atas Undang-Undang JPH

Peraturan Menteri

1. Sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan Proses Produk Halal (PPH)

2. Sanksi administratif atas pelanggaran pengusaha pemilik sertifikat halal

3. Penyelia halal 4. Tata cara pengajuan sertifikasi halal 5. Tata cara penetapan LPH 6. Ketentuan label halal 7. Sanksi administratif atas pelanggaran pencantuman label halal 8. Ketentuan pembaruan sertifikat halal 9. Pengelolaan keuangan BPJPH 10.Sanksi administratif atas pelanggaran registrasi sertifikat halal 11. Peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan

15

Pasar Halal Dunia

Berdasarkan Laporan State of the Global Islamic Economy tahun 2013 yang

di publikasikan oleh Thomson Reuters dan bekerja sama dengan Dinar

Standard, diperoleh peringkat negara dengan konsumen produk halal

terbanyak sebagai berikut:

a. Konsumen produk pangan halal: Indonesia ($ 190 milyar), Turki ($168

milyar), Pakistan ($108 milyar), dan Iran ($97 milyar).

b. Konsumen produk pakaian dan fashion muslim: Turki ($39,3 milyar),

PEA ($22.5 milyar), Indonesia ($18,8 milyar), dan Iran ($17,1 milyar).

c. Konsumen produk pariwisata halal: Arab Saudi ($17,8 milyar), Iran

($14,3 milyar), PEA ($11,2 milyar), Qatar ($7,8 milyar), Kuwait ($7,7

milyar), dan Indonesia ($7,5 milyar).

d. Media halal dan rekreasi: Turki ($30,3 milyar), Indonesia ($9,4 milyar),

Amerika ($9,1 milyar), Iran ($9 milyar), dan Perancis ($8,4 milyar).

e. Konsumen produk farmasi: Turki ($8,9 milyar), Arab Saudi ($5,9 milyar),

Indonesia ($4,9 milyar), dan Iran ($3,7 milyar).

f. Konsumen produk kosmetik: PEA ($4,9 milyar), Turki ($4,4 milyar), dan

India ($3,5 milyar)

16

Pasar Halal Dunia

Negara dengan penghasil produk halal terbanyak sebagai

berikut:

a. Negara penghasil produk pangan halal: Malaysia, PEA, dan

Australia

b. Negara penghasil produk pakaian dan fashion muslim: PEA,

Cina, dan Italia

c. Negara penghasil produk pariwisata halal: Malaysia, PEA, dan

Singapura

d. Negara penghasil media halal dan rekreasi: Singapura, PEA, dan

Amerika

e. Negara penghasil produk farmasi dan kosmetik halal: Malaysia,

Mesir, dan Singapura.

Belanja kosmetik halal dunia mencapai $46 milyar di tahun

2013 dan diperkirakan mencapai $73 milyar di tahun 2019.

17

18

19

Peringkat Negara Penghasil Produk Halal Menurut Global Islamic Economy Indicator (GIEI)

No Negara Nilai GIEI Pangan

Halal

Keuangan

Syariah

Travel Fashion Media &

Rekreasi

Farmasi &

Kosmetik

1 Malaysia 111.5 81.4 162.2 101.4 20.5 52.7 57.4

2 PEA 71.6 70.5 80.9 65.0 29.7 80.4 46.9

3 Bahrain 64.8 46.0 94.7 47.8 11.0 43.9 37.2

4 Oman 50.0 56.0 55.6 31.8 12.6 36.6 38.2

5 Arab Saudi 46.6 54.3 48.7 36.3 13.4 33.9 40.6

6 Qatar 44.3 56.5 41.6 41.3 10.3 42.4 32.6

7 Kuwait 42.4 50.0 44.6 28.5 10.2 37.1 28.8

8 Jordan 41.3 54.6 36.1 43.3 15.1 26.8 43.9

9 Pakistan 36.8 43.5 37.7 22.3 19.8 10.4 50.9

10 Indonesia 33.8 36.3 36.1 35.5 19.4 9.1 41.3

11 Brunei 33.3 41.1 30.8 29.0 6.4 36.2 43.5

12 Sudan 32.3 40.4 32.8 19.8 12.3 11.0 30.4

13 Singapura 32.2 46.0 12.0 56.2 24.5 90.7 53.0

14 Turki 30.4 44.5 17.5 49.7 27.6 30.8 31.7

15 Australia 27.5 56.7 6.0 23.2 12.8 40.5 21.3

20

Pasar Halal Dunia

Populasi muslim dunia diperkirakan meningkat dari

1,7 milyar di tahun 2014 menjadi 2,2 milyar di tahun

2030. Sesuai dengan hasil riset Pew Research Center

yang menyatakan bahwa populasi muslim dunia

tumbuh dua kali lipat dari populasi non muslim dunia

lebih dari 2 dekade ke depan, dengan perbandingan

tingkat pertumbuhan rata-rata 1,5% muslim : 0,7%

non muslim.

Dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata

sekitar 1,80% (± 117.000.000) per tahun, maka

prospek pengembangan pasar produk halal dunia

menjadi sangat potensial.

21

Perkembangan Pasar Halal Dunia

Seiring dengan perkembangan pasar halal dunia, maka tumbuh berbagai investasi halal dunia,

seperti:

a.Brasil Food Company (BFC) yang menjadi suplier produk halal Brasil ke pasar global

b.The Saudi Arabian Food Group Almunajem, produsen produk pangan beku asal unggas

c.MoU antara Brahim’s holdings Bhd dengan perusahaan pangan di Mekah Arab Saudi

d.Fundacion Agropolis de Cordoba Spanyol, penghasil produk pangan halal di Spanyol yang

bekerja sama dengan JAKIM Malaysia

e.Lulu Hypermarket, yang khusus menjual produk halal lebih dari 110 merk dari berbagai

negara

f. Jepang mulai masuk ke pasar halal dunia dengan mengekspor produk pangan dan pariwisata

halal, yang didukung oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Ajinomoto, Asahi Beverage,

Kewpie, dan Umakane

g.Kellog membangun Perusahaan halal di Malaysia senilai RM425m

h.Meksiko mulai mengembangkan industri halal bekerja sama dengan JAKIM Malaysia

i. Burger King berencana mengekspor roti halal sari Afrika Selatan

j. The Halal Guys, New York bekerja sama dengan Fransmart untuk membuka outlet The Halal

Guys yang menyediakan pangan halal di jaringan Fransmart Los Angeles, Kanada, dan wilayah

pantai Timur

k.PrimaBaguz Sdn.Bhd, perusahaan Malaysia yang memproduksi produk halal berbahan baku

daging untuk disalurkan di supermarket, restoran, hotel, resort, dan perusahaan jasa pangan.

22

Regulasi Halal Dunia

Regulasi yang mengatur produk halal antara lain:

a.Perencanaan Dubai sebagai kota internasional yang menjadi pusat produk halal.

b.Label Halal Nasional oleh pemerintah PEA melalui ESMA (The Emirates

Standardisation and Metrology Authority), adanya label halal nasional ini

menyebabkan produk halal dari luar PEA wajib melakukan registrasi dan

memperoleh pengakuan halal ESMA sebelum dapat dijual dan diedarkan di

wilayah PEA

c.JAKIM Malaysia, membuka penelitian halal pusat yang bekerja sama dengan

Technology Park Malaysia

d.Regulasi Halal Kanada untuk labeling, pengepakan, dan periklanan

e.Pembiayaan sertifikasi halal gratis bagi UMKM yang bekerja sama dengan

Kementerian, Pemerintah Daerah, dan MUI/LPPOM MUI

f.Penyusunan standar halal Eropa

g.Tersertifikasi halalnya Starbucks Indonesia oleh MUI

h. Seluruh anggota parlemen di Inggris menyetujui untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut atas penyembelihan hewan khususnya sapi dan domba yang sesuai

dengan syariah Islam

23

Regulasi Halal Dunia

The Standards and Metrology Institute Institute for Islamic Countries (SMIIC) yang dibentuk pada Mei 2010 dengan tujuan menciptakan mekanisme harmonisasi standar, skema akreditasi, dan skema sertifikasi antar negara anggota OKI; mewujudkan kesetaraan kompetensi di bidang metrologi dan penilaian kesesuaian antar negara OKI; dan mengembangkan saling pengakuan sertifikat antar anggota SMIIC untuk meningkatkan volume perdagangan intra – OKI.

SMIIC memiliki 7 (tujuh) Technical Committees, yang meliputi bidang Halal Food, Halal Cosmetic, Service Site, Renewable Energy, Tourism and Related Services, Agriculture Process, Transportation, dengan 3 standar yang menjadi acuan yaitu: OIC/SMIIC I: General Guidelines on Halal Food, OIC/SMIIC 2: Guidelines for Bodies Providing Halal Certification, OIC/SMIIC 3: Guidelines for Halal Accreditation Body Accreditating Halal Certification Bodies

24

Regulasi Halal Dunia

Halal dalam Perspektif TBT WTO

Sudut pandang Legitimate Objective dalam Perjanjian TBT, Standar Internasional Halal

menjamin perlindungan terhadap keamanan, kesehatan atau keselamatan manusia serta

pelestarian lingkungan hidup.

Perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan hewan karena menerapkan prinsip

animal welfare (dari sudut pemotongan hewan/slaughtering).

Mencegah praktek yang menyesatkan (deceptive practices) serta mendorong pelaku usaha

untuk memperdagangkan produk sesuai dengan ketentuan syariah serta trustworty yang

tinggi.

Perlindungan terhadap public moral bagi negara muslim di dunia (Indonesia termasuk dalam

negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia).

Standar Internasional Halal menjamin mutu suatu produk termasuk label dan pengemasan

(dari bahan baku sampai produk akhir).

Standar Internasional Halal dijadikan sebagai referensi yang kuat dalam penyusunan regulasi

teknis.

Standar Internasional Halal diadopsi menjadi standar nasional memberikan kontribusi dan

nilai tambah ekonomi bagi perdagangan barang dan Jasa (Jasa wisata dll).

Akses pasar lebih mudah dan terbuka (penetrate the mainstream market and gain access to

global consumers) karena sudah ada keseragaman standar.

25

DATA SERTIFIKASI HALAL LPPOM MUI

27

Tahun JUMLAH

PERUSAHAAN

JUMLAH SERTIFIKAT

HALAL

JUMLAH PRODUK

2010 692 750 27121

2011 623 650 26413

2012 626 653 19830

2013 913 1092 34634

2014 961 1313 40631

2015 6213 6850 77405

Total 10028 11308 226034

Sumber: Data Produk Tersertifikasi Halal LPPOM MUI

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

28

Tahun PRODUK

OBAT

PRODUK

KOSMETIK

PRODUK SUPLEMEN

MAKANAN

PRODUK MAKANAN

& MINUMAN

TOTAL

2010 5899 9310 989 14412 30610

2011 4688 23563 808 16348 45407

2012 8269 19780 591 12891 41531

2013 8269 28661 987 15149 53066

2014 7068 36642 865 15396 59971

Sumber: Laporan Tahunan BPOM Tahun 2014

DATA PRODUK PANGAN, OBAT-OBATAN, DAN KOSMETIKA YANG MEMPEROLEH IZIN EDAR BPOM

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM 29

PERSENTASE PRODUK YANG MEMPEROLEH IZIN EDAR DAN PRODUK BERSERTIFIKAT HALAL

Tahun JUMLAH PRODUK

YANG BEREDAR

(DATA BPOM)

JUMLAH PRODUK

BERSERTIFIKAT HALAL

(DATA LPPOM MUI)

PERSENTASE

2010 30610 27121 88,60%

2011 45407 26413 58,17%

2012 41531 19830 47,74%

2013 53066 34634 65,27%

2014 59971 40631 67,75%

Total 230585 148,629 64,46%

Total persentase produk bersertifikat halal sejak tahun 2010 s.d. 2014 adalah 64,46% sehingga produk obat, kosmetika, suplemen makanan dan makanan minuman yang beredar dan belum bersertifikat halal tahun 2011 s.d. 2014 sebesar 35,54%