dokumen strategi - ilo. · pdf filemelalui pendanaan pembangunan dan ... penutup terdapat...

36

Upload: letram

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DOKUMEN STRATEGIPENGENTASAN KEMISKINAN

POVERTY REDUCTIONSTRATEGY PAPER (PRSP)

Ini adalah panduan bagi SerikatBuruh/Pekerja untuk berpartisipasidalam konsultasi PRSP.Materi dalam panduan inidiadaptasi dari sumber penerbitanInternational Confederation ofFree Trade Unions (ICFTU).ILO mengucapkan terima kasihatas kerjasama ICFTU.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 3

BAB IPENDAHULUAN

Lebih dari setengah abad terakhir, lembaga donorinternasional khususnya Bank Dunia (World Bank) danDana Moneter Internasional (International MoneteryFund, IMF) merupakankekuatan utama yang mengarahkanekonomi global. Didukung oleh negara-negara maju danmengelola dana ratusan miliar dollar AS, Bank Dunia dan IMFamat berpengaruh menentukan kebijakan ekonomi domestikmaupun internasional. Melalui pendanaan pembangunan danberagam utang, Bank Dunia dan IMF mempengaruhipemerintahan negara-negara berkembang, tanpa ada kewajibantransparansi terhadap pemerintah atau rakyat negaraberkembang.

Hampir sepanjang keberadaan mereka, Bank Dunia dan IMFbekerja di belakang layar dalam mengarahkan kebijakanekonomi negara berkembang. Mereka memberikan bantuankeuangan dan pembangunan bersyarat melalui ProgramPenyesuaian Struktural (Structural AdjustmentProgams, SAP) untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.Tetapi, berbagai ukuran dalam pertumbuhan ekonomi,termasuk yang tercantum dalam Program PenyesuaianStruktural, seperti perampingan birokrasi, privatisasi, danderegulasi aturan perburuhan berdampak buruk padakehidupan kaum miskin dan buruh/pekerja pria maupunperempuan. Progam Penyesuaian Struktural juga gagalmendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi danmemperkecil Gugatan dan kritik terhadap kebijakan dan pro-gram lembaga-lembaga keuangan internasional mulai meningkatsejak sepuluh tahun terakhir. Koalisi berbagai kelompok dansektor masyarakat, termasuk serikat buruh/serikat pekerja,mulai menekan Bank Dunia dan IMF agar meninjau kembalistruktur dan kegiatan tradisional mereka dan mulai menjalankanprogram secara Dalam upaya merespon kritik terhadapnya,pada bulan September 1999 Bank Dunia dan IMF meluncurkansebuah kerangka kerja baru dalam mengelola pinjaman dan

4

program penguranganutang. Dokumen StrategiPenanggulangan Kemiskinan (Poverty ReductionStrategy Papers, PRSP) menjadi landasan bagi seluruh pro-gram pinjaman untuk 80 persen negara-negara termiskin.

PRSP diperuntukkan bagi pemerintah negara miskin danberkembang, disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah negaradebitur berdasarkan masukan dari masyarakat sipil dan arahandari Bank Dunia dan IMF. PRSP dirancang untuk:

- Mengukur angka kemiskinan di suatu negara.

- Menetapkan target dan tujuan program pengentasanjumlah penduduk miskin.

- Menyusun program kebijakan dan bantuan/ utang yangdibutuhkan.

Menurut lembaga donor, PRSP harus menjamin bahwakebijakan makroekonomi, struktural dansosial negarapengusulnya searah dengan upaya penanggulangan kemiskinandan pembangunan sosial. Yang terpenting adalah PRSPmensyaratkan agar penyusunannya melibatkan kekuatanmasyarakat sipil, termasuk buruh/pekerja dan Serikat Buruh/Serikat Pekerja (SB/SP). Hal ini paling tidak merupakanbentuk pengakuan terhadap hak rakyat untuk ikut menentukankeputusan ekonomi yang mempengaruhi kepentingan mereka.

Harus diakui PRSP memiliki beberapa kelemahan. PRSPtidak akan secara otomatis mengubah seluruh kebijakan BankDunia dan IMF. Kita tahu, meski partisipasi publik danpengentasan jumlah penduduk miskin menjadi prioritas, lembagadonor belum secara nyata mengubah kondisi makroekonomisyang memperburuk tingkat kemiskinan seperti yangdiperjuangkan oleh SB/SP dan kekuatan masyarakat sipil.Pemerintah negara berkembang diminta merumuskan programpenanggulangan kemiskinan, tapi pelaksanaannya bergantungpada utang yang syaratsyaratnya justru memperburukkemiskinan. Jadi tarik-menarik antara kepentingan

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 5

mengentaskan dan memelihara stabilitas ekonomi makromenciptakan ketegangan yang belum ditemukan jalan keluarnya.

Terlepas dari keterbatasan proses PRSP, OrganisasiBuruh International (International LaborOrganization, ILO) bersama kalangan SP/SB internasionalmendorong SP/SB di negara anggotanya terlibat dalamkonsultasi PRSP. Alasannya sebagai berikut:

1. Buruh/pekerja dan SP/SB pada dasarnya berhak menjadibagian dari proses pengambilan keputusan ekonomi dinegara masing-masing. Meski memiliki kelemahan,proses konsultasi PRSP menyediakan forum yangmenjamin hak tersebut.

2. Tidak ada yang mampu mewakili kepentingan buruh/pekerja atau SP/SB sebaik mereka sendiri.

3. SP/SB dapat meyakinkan pemerintah bahwapenghormatan atas hak dasar buruh/pekerja, tempatkerja yang layak, dan lingkungan kerja yang memenuhistandar harus menjadi faktor kunci dalam merumuskanstrategi penanggulangan kemiskinan nasional.

4. SP/SB dapat membantu mengurangi kemiskinan dankesenjangan kaya-miskin. Strategi SP/SB yang terbuktimampu mengangkat anggotanya dari kemiskinan(melalui kenaikan upah, perbaikian lingkungan kerja, danpeningkatan keamanan dan keselamatan kerja) harusmenjadi masukan bagi kebijakan pemerintah soalpenanggulangan kemiskinan.

5. Banyak kebijakan pemerintah yang berasal dari desakandari IMF dan Bank Dunia, misalnya skema privatisasidan reformasi sistem pensiun, berdampak langsung parapekerja dan serikat pekerja secara umum.

6. SP/SB memahami benar pentingnya upaya mengaitkanisu keadilan sosial dengan keadilan ekonomi.Pemahaman tersebut bisa menjembatani kebijakan

6

ekonomi yang senjang dengan terwujudnya keadilan danpenanggulangan kemiskinan.

7. Barangkali SP/SB belum memiliki kemampuan dansumber daya memadai untuk mengusungkampanyePRSP yang intensif. Tetapi, mereka tetap harus terlibatsejauh yang mereka mampu. Jika SP/SB menolak terlibatsama sekali dalam konsultasi PRSP, proses tersebutjustru akan semakin mengingkari hak-hak buruh/pekerja.

Booklet pendek ini disusun untuk membantu aktivis SP/SBmenggali informasi tentang konsep PRSP dan cara-caraberpartisipasi di dalam konsultasi PRSP. Bab II menjelaskandengan terperinci kerangka kerja PRSP dan proseskonsultasinya, selain menjelaskan unsur-unsur khas PRSP yangharus diperhatikan oleh SP/SB. Bab III memaparkan tempat dimana serikat buruh bisa memperoleh informasi lanjutan danmembangun jaringan. Bab IV menawarkan rencana kerja yangbisa dijalankan SP/SB untuk mempersiapkan konsultasi-konsultasi dan cara berpartisipassi secara efektif. Di bagianpenutup terdapat lampiran yang memuat rangkuman istilah-istilah penting.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 7

BAB IIPROSES DAN ISI PRSP

Bank Dunia dan IMF menetapkan bahwa negara-negarapenghutang berpendapatan rendah akan menjadi sasaran pro-gram penghapusan utang luar negeri yang bernama PrakarsaHIPC (HIPC Initiative). HIPC adalah Heavily IndebtedPoor Countries atau kelompok negara penghutangberpendapatan rendah. Untuk mendapatkan penghapusan utangpermanen dari lembaga donor, pemerintah negara miskin harusmelengkapi PRSP dan melaksanakannya Kurang lebih 40 negarayang baru mendapatkan utang berbunga rendah dari IMF(melalui PGRF) dan dari Bank Dunia (melalui IDA) harusmenyerahkan PRSP lebih dulu. Berikut ini berbagai jenis pogrambantuan yang menggunakan kerangka penanggulangankemiskinan yang ditawarkan Bank Dunia dan IMF yangpemberiannya dipengaruhi oleh PRSP.

I. KERANGKA KERJA PRSPMelalui pendekatan penanggulangan kemiskinan yang baru,

seluruh strategi dan programpemberian/penghapusan utangoleh IMF dan Bank Dunia menjadi bergantung pada PRSP yangdiusulkan pemerintah negara debitur. PRSP akan digunakanuntuk menentukan Prakarsa HIPC (Heavily IndebtedPoor Countries) adalah program IMF dan Bank Dunia yangmelibatkan perjanjian bilateral dan multilateral antarnegakreditur untuk memberi utang baru untuk mengentaskankemiskinan di negara miskin yang utangnya sangat FasilitasPenanggulangan Kemiskinan (Poverty ReductionGrowth Facility) adalah pinjaman berbungan rendah yangdiberikan oleh IMF untuk negara-negara yang sangat miskin.Program ini menggantikan ESAF (Enhanced StructuralAdjustment Facility) meski syarat-syarat pemberian dankriteria Structural Adjustment untuk PGRF kerap samaAsosiasi Pembangunan Internasional (International

8

Development Association, IDA) merupakan programandalan Bank Dunia yang menyediakan pinjaman jangka panjangberbunga rendah untuk negara-negara termiskin di kawasandunia ketiga. Sekarang, 78 menerima bantuan IDA.

Strategy Asistensi Negara Anggota (CountryAssistant Strategy, CAS) adalah “rencana bisnis” BankDunia untuk pembangunan negara anggotanya. Berisi strategiyang digunakan oleh Bank Dunia untuk melakukan asistensidan pengawasan di negara anggota untuk programpenanggulangan kemiskinan Agar bantuan yang sedang berjalantidak terputus karena menunggu PRSP, Bank Dunia dan IMFmengizinkan pemerintah membuat PRSP Sementara (In-terim PRSP, disingkat dengan I-PRSP).

Fungsinya sama dengan PRSP, yakni sebagai dasar pemberiandan penghapusan utang, tapi berlaku hingga PRSP selesai disusun.PRSP Interim lebih singkat dan boleh disusun tanpamelibatkan kalangan masyarakat sipil. Dalam PRSP Interimdicantumkan situasi kemiskinan, rencana dan jadwal penyusunanPRSP, dan kerangka kerja untuk program ekonomi makrojangka menengah.

Pelaksanaan PRSP diharapkan berdampak pada perbaikankondisi utang luar negeri secara struktural. Hal ini sebagianbergantung pada kemampuan SP/SB dan masyarakat sipil lainuntukmempengaruhi pembuatan PRSP dan niat baik pemerintahuntuk membuat PRSP yang memihak masyarakat miskin, meskiharus mengabaikan kebijakan propasar yang oleh lembagadonor diyakini sebagai cara penting mendorong pertumbuhanekonomi. Masih harus kita tunggu, apakah lembaga donorbersedia menerima usulan dalam PRSP untuk memperbaharuisyarat reformasi struktural secara substansial atau tidak.

II. PROSES PARTISIPATIFMenurut lembaga donor, pemerintah negara debitur harus

membuat PRSP dengan melibatkan masyarakat sipil (misalnyaserikat buruh/pekerja, LSM, sektor swasta, akademis). IMF danBank Dunia tidak memberi persyaratan khusus bagaimanapartisipasi ini dilakukan. Bahkan IMF dan Bank Dunia tidak

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 9

mewajibkan pemerintah memasukkan masukan dari luarpemerintah.

Meski demikian IMF dan Bank Dunia telah menyiapkanBuku Panduan PRSP (PRSP Sourcebook) yang berisipanduan cara-cara yang dapat diikuti oleh pemerintah danmasyarakat sipil. Dalam buku panduan ini dinyatakan SP/SBmerupakan salah satu unsur sah yang boleh terlibat dalampembuatan PRSP. Buku panduan ini ditulis dalam beberapabahasa dan dapat diperoleh di website http://www1.worldbank.org/prsp. SP/SB harus merujuk buku panduanini jika ingin berperan dalam konsultasi PRSP dan berhadapandengan IMF dan Bank Dunia.

Saat ini, hanya sedikit negara yang berhasil menyusun PRSPdan tidak semuanya melibatkan SP/SB dalam prosespenyusunannya. Pengalaman banyak negara dalam menyusunPRSP memang berbeda-beda. Namun secara umum dapatdisimpulkan bahwa selama ini pembuatan PRSP mengandungbeberapa kelemahan berikut:

Organisasi masyarakat sipil kesulitan mendapatkan informasiyang terbaru dan lengkap tentang PRSP, baik dari pemerintahmaupun lembaga donor.

Dalam konsultasi, proses partisipasi berjalan semu karenamasukan dari kalangan masyarakat sipil jarang sekali dimasukkandalam rancangan akhir PRSP. Contoh partisipasi yang bagusadalah di Uganda. Tahun 1997 rencana aksi penanggulangankemiskinan (Poverty Eradication Action Plan) disusunbersama oleh pemerintah dan masyarakat sipil, meski sayangnyaSP/SB tidak dilibatkan.

Penyusunan PRSP sering terburu-buru karena pemerintahingin secepatnya mendapatkan utang baru. Akibatnya kualitasPRSP rendah dan partisipasi masyarakat sipil diabaikan.

Namun, ada tanda-tanda IMF dan Bank Dunia mulaimemberi batas waktu yang longgar untuk menjaga kualitas PRSP.Kondisi makroekonomi tradisional dan parameter fiskal masihmenekankan biaya-biaya kriteria penanggulangan kemiskinanriil yang ditentukan tanpa masukan masyarakat sipil. Meski tahubahwa PRSP disusun tanpa partisipasi masyarakat sipil yang

10

memadai, Bank Dunia dan IMF tidak pernah menolak usulanPRSP dari pemerintah.

Di sisi lain, ada pula masukan positif dari keterlibatankelompok masyarakat sipil. Jaringan Eropa untuk Utangdan Pembangunan (European Debt and DevelopmentService) melaporkan, umumnya konsultasi PRSP menghasilkanpartisipasi masyarakat sipil yang lebih terorganisir dan lebihdidengarkan pemerintah. Di Malawi, organisasi masyarakat sipilberhasil melobi pemerintah dan lembaga donor untukmemperpanjang waktu pembahasan PRSP agar partisipasi warganegara semakin luas. Di Uganda, SP/SB yang tadinya tidakdilibatkan dalam konsultasi PRSP menuntut dilibatkan dalampelaksanan, pengawasan, dan revisi PRSP di periode berikutnya.Tuntutan itu akhirnya disetujui pemerintah Uganda.

Agar aspirasinya didengarkan dalam konsultasi PRSP, SP/SB harus melibatkan diri lebih dini dan intensif. Untuk itu, SP/SB harus secara resmi menghubungi pemerintah untuk memintafotokopi rancangan PRSP dan seluruh dokumen dokumenlembaga donor tentang program dan utang yang sedang berjalan.Dokumen tersebut harus diperoleh secepatnya agar SP/SBmemiliki cukup waktu untuk meninjau, mengupas, danmenentukan sikap.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 11

TIPS UNTUK KONSULTASI EFEKTIF

Dalam Buku Panduan PRSP (PRSP Sourcebook)terdapatseperangkat tips praktis agar konsultasi SP/SB denganpemerintah berjalan efektif. Secara singkat, berikut tips yangbisa diikuti:

Tumbuhkan semangat kemitraan pemerintah denganmasyarakat

Rencanakan jadwal konsultasi sedemikian rupa sehinggatersedia cukup waktu untuk menyiapkan rujukan.

Pastikan bahwa aturan-aturan dasar konsultasi sudahjelas dan diterima sehingga harapan SP/SB danmasyarakat sipil tidak terlalu mengawang-awang danaspriasi mereka ditanggapi serius.

Pastikan kelompok masyarakat sipil yang terlibat berasaldari berbagai latar belakang.

Gunakan sumber rujukan informasi sebanyak mungkin.

Sediakan informasi selengkapnya lebih awal dalambahasa dan bentuk yang mudah dipahami.

Selama konsultasi gunakan fasilitator yangberpengalaman dan dihormati kedua pihak.

Berikan tanggapan terhadap berbagai masukan yangmuncul selama pembahasan secara teratur.

Tindaklanjuti setelah proses konsultasi selesai,khususnya bila ada peluang untuk menawarkankolaborasi.

Maksimalkan transparansi, sediakan dokumen yangrelevan sebanyak dan secepat mungkin

12

III. SUBSTANSI PRSP

PRSP menguraikan langkah pemerintah untuk memahamipersoalan kemiskinan dengan lebih baik dan tahap-tahap yangditempuh untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Sepertibiasa, lembaga donor menekankan bahwa syarat utama strategipenanggulangan kemiskinan adalah stabilitas fiskal, stabilitasmoneter, dan pertumbuhan ekonomi. Namun lembaga donorjuga menyatakan ingin melindungi kaum miskin dari dampakreformasi ekonomi makro. Lembaga donor ingin agar reformasiekonomi bermanfaat bagi semua sektor masyarakat.

YANG HARUS ADA DALAM PRSP:1. Diagnosis kemiskinan yang menyeluruh.

2. Prioritas kebijakan ekonomi makro, struktural, dan sosialyang jelas dan terjangkau.

3. Target yang realistis dan indikator yang jelas untukmemonitor pelaksanaannya.

4. Uraian mengenai proses partisipatif yang telah dijalankan.(sumber: Presentasi Bank Dunia/IMF tentang Latar Belakang PRSP)

Penjelasannya sebagai berikut:Diagnosis Kemiskinan: tujuannya menunjukkan bahwa

pemerintah mengerti tingkat dan akar kemiskinan danmemahami hambatan-hambatan untuk mengentaskannya. Di-agnosis kemiskinan merupakan hasil penelitian dan dimuat dibagian awal PRSP, memuat data statistik kemiskinan secaranasional dan di daerah. Juga memuat fakta dari sudut pandanggender dan etnis yang dinyatakan langsung oleh kelompokmiskin yang sebelumnya sudah disurvei oleh LSM advokasi. SP/SB harus menyatakan sudut pandang mereka terhadap aspekkemiskinan yang belum dicantumkan oleh pemerintah.

SP/SB dapat berpartisipasi langsung dalam riset/survei untukdiagnosis kemiskinan. Di sejumlah negara, Bank Duniamenjalankan program Analisis Kemiskinan Partisipatif(Participatory Poverty Analyses) melibatkan kaum miskindan organisasi masyarakat sipil lokal. Misalnya, SP/SB di Filipinadengan Bank Pembangunan Asia (ADB) bersama-sama meneliti

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 13

kemiskinan di kalangan buruh/pekerja dan dampak sektor for-mal dan SP/SB terhadap pendapatan buruh/pekerja. Hasilpenelitian dipakai sebagai rujukan ADB memberikan utang keFilipina. Partisipasi serupa juga dilakukan SP/SB di beberapanegara dan berhasil mempengaruhi kualitas diagnosis kemiskinandan strategi dalam PRSP.

Strategi: pemerintah harus menentukan besarnya biayadan prioritas berdasar pertimbangan untuk mengentaskankemiskinan dan mendorong pertumbuhan. Dalam menetapkanprioritas, pemerintah harus memperhatikan dampak daristrategi yang dipilih terhadap kelompok sosial yang rentan. SP/SB harus menunjukkan dampak yang mungkin terjadi dariprogrampenyesuaian struktural yang merugikan pekerja denganmenunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan. Pastikan bahwakebijakan sosial tidak dikesampingkan dalam PRSP.

PRSP Interim (sementara) yang diserahkan sebelum PRSPsebenarnya tersusun, selalu mencantumkan matrikskebijakan (policy matrix). Matriks kebijakan adalah tabellengkap yang merangkum program-program untukmengentaskan kemiskinan. Biasanya berisi kolom yang memuatkebijakan per sektor, tujuan kebijakan di setiap sektor, pro-gram konkret spesifik, jadwal, lembaga yang melaksanakan, danbiaya. SP/SB harus mempelajari matriks ini secepat mungkinuntuk melihat kalau-kalau ada program yang merugikankepentingananggotanya.

PRSP harus memuat tabel berisi tujuan, target, danindikator secara terperinci. Tabel-tabel tersebut menjelaskancara mengukur dampak strategi yang dijalankan dan menilaitingkat keberhasilannya. Misalnya, tujuan yang ditetapkan:memperbaiki tingkat pendidikan menengah atas. Indikatornya:jumlah siswa yang mendaftar sekolah dan rincian jeniskelaminnya. Targetnya: meningkatnya persentase siswa dansiswi dalam kurun waktu tertentu. Menurut pernyataan resmipejabat Bank Dunia, tujuan yang dipilih tidak lagi terikat padasyarat penyesuaian struktural seperti dulu. Prioritas akandiberikan kepada negara yang mencapai kemajuan tertinggidalam tujuan yang telah ditetapkan.

14

Uraian proses partisipasi. PRSP harus mencantumkanuraian jenis partisipasi seperti apa yang telah digunakan selamakonsultasi. Jika bagian ini tidak menggambarkan proses yangsesungguhnya terjadi, SP/SB harus berani menolak. Penolakanharus disampaikan ke lembaga donor, media massa, jaringanmasyarakat sipil nasional, dan organisasi buruh di tingkatinternasional sebelum rancangan final PRSP diajukan ke IMFdan Bank Dunia IMF dan Bank Dunia biasanya menganggapmasukan dari kalangan masyarakat sipil sebagai aspek pentingdalam menetapkan jumlah utang/penghapusan utang yang akandiberikan.

Mereka cukup terbuka terhadap masukan mengenai alokasianggaran pemerintah atau kebijakan ekonomi makro yangmelatarbelakanginya.

Banyak negara yang pemerintahnya menolak mendiskusikanmasalah anggaran dengan kalangan masyarakat sipil, misalnyajumlah anggaran pengetatan fiskal dan moneter, derajatdevaluasi mata uang, dan asumsi nilai tukar mata uang terhadapdollar AS. Pemerintah lebih memilih membahasnya langsungdengan IMF dan Bank Dunia. Langkah ini bertentangan dengankomitmen lembaga donor untuk bersikap transparan danmembuka partisipasi.

SP/SB harus benar-benar waspada terhadap pemerintahyang tidak menggunakan PRSP untuk mengkonsultasikan pro-gram yang bersentuhan langsung dengan isu kemiskinan, namuncenderung mengarahkan pembahasan pada isu ekonomi makroyang berakibat pada meningkatnya pengangguran dankemiskinan. Jika ini yang terjadi, konsultasi PRSP tidak lebihmerupakan polesan program penyesuaian struktural yang lama.SP/SB harus ngotot bahwa isu anggaran dan ekonomi makroharus dibahas karena berdampak serius pada kehidupan kaummiskin dan dunia pekerja.

IV. YANG HARUS DIPERHATIKAN

Meski secara resmi pejabat-pejabat lembaga donormenegaskan PRSP harus dirancang sesuai kebutuhan negaraanggota (country driven), lembaga donor tetap memandang

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 15

reformasi struktural perlu dimasukkan ke dalam PRSP untukmenjaga stabilitas ekonomi dan tingkat pertumbuhan. Kriteriareformasi struktural harus diwaspadai karena dapat berdampakserius pada kehidupan SP/SB dan anggota. SP/SB harusmemperlajari kriteris reformasi struktural rancangan PRSPmaupun dokumen tentang program dan utang yang sedangberjalan. Kriteriakriteria reformasi struktural dapat dicari dibagian berjudul Reformasi Struktural (Structural Re-forms) atau Reformasi Sektor Publik (Public SectorReforms).

Berikut penjelasan singkat berbagai kebijakan reformasi yangpaling sering merugikan SP/SB dan penduduk miskin di negaraberkembang:

Privatisasi: terbukti dapat sangat merugikan pekerjaBUMN dan pemakai jasa pelayanan publik. Bank Dunia dan IMFmerekomendasikan agar pemerintah menjual aset BUMN ataumelibatkan swasta dalam pengelolaannya untuk mengurangibeban anggaran negara dan mengefisienkan BUMN. Sayangnya,meski target waktu dan nilai privatisasi dirumuskan dengan detil,keterlibatan SP/Sb dan aturan untuk menghindari monopolitidak diperhatikan. Akibatnya, privatisasi kerap kali diikuti PHKburuh/pekerja BUMN dan masyarakat kelas bawah tidak lagimenerima pelayanan publik dengan biaya murah. Setelahprivatisasi, pemilik baru biasanya tidak diwajibkan untukmenghormati kesepakatan SP/SB dengan manajemensebelumnya. Bahkan pemilik baru mungkin tidak mengakui SP/SB yang ada. Perusahaan swasta lebih mudah melanggar hukumdibanding pemerintah.

Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja (Labor MarketFexibility) reformasi kerap dilakukan untuk memperlemahperlindungan atas SP/SB secara sistematis. Kriteria yang palingumum dipakai dalam reformasi pasar tenaga kerja adalah untuk“memperkuat” daya saing dalam negeri dengan caramempertahankan upah minimum rendah, menghapus peraturantentang jaminan sosial (dengan dalih mengurangi biayapenerimaan dan pemecatan karyawan), membatasi hak untukmelakukan bargaining kolektif, dan menghapus aturan jam kerjadan kerja sambilan. Pengusaha seringkali memanfaatkan

16

reformasi pasar tenaga kerja untuk melanggar kesepakatan kerjabersama dan menghalang-halangi buruh masuk serikat.

Liberalisasi Perdagangan adalah bagian tak terpisahkandari program-program IMF dan Bank Dunia. Lembaga donormendorong pemerintah negara miskin untuk mengembangkanindustri berorientasi ekspor untuk mendorong pertumbuhanekonomi dan mengurangi tarif impor. Jika kebijakan iniberjalankan terlalu cepat tanpa program pengaman yang layak,pasar domestik dibanjiri barang impor yang sebelumnyadiproduksi di dalam negeri sehingga banyak buruh/pekerjakehilangan pekerjaan. Pengurangan tarif produk pertanianumumnya berdampak buruk pada buruh perempuan dipedesaan dan mengancam ketersediaan bahan pangan. Lebihlagi, atas desakan lembaga donor, banyak negara menerapkanzone bebas ekpor (Export Processing Zones) yangmenyediakan fasilitas pembebasan pajak dan kemudahan lainuntuk menarik inevstasi. Pemerintah kerap menjaga upah mini-mum di tingkat rendah dan membatasi kegiatan SP/SB di zonebebas ekspor dengan dalih demi investasi.

Liberalisasi dan Deregulasi Pasar Domestikseringkali melengkapi liberalisasi perdagangan. Bentuknya antaralain menghapuskan intervensi pemerintah dalam menetapkanharga, menghapus subsidi, menghilangkan peran pemerintahdalam pasar sebagai penjual maupun sebagai pembeli, danmelonggarkan aturan bisnis. Liberalisasi domestik dapat pulamerupakan bagian dari privatisasi yang berdampak pada naiknyaongkos pelayanan publik. Bahkan liberalisasi juga diberlakukanuntuk barang kebutuhan pokok seperti beras, jasa kesehatan,dan pendidikan. Kadang program jaring pengaman sosial dibuatuntuk melindungi konsumen kelas bawah, tapi pelaksanaannyakerap kali tanpa perencanaan matang, pembiayaan yangmemadai, dan administrasi yang tertib.

Reformasi Kepegawaian bertujuan mengurangi anggaragaji pegawai dan mengefektifkan sumber daya manusia yangada. Pada praktiknya, reformasi pegawai sipil adalah pemutusanhubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai negeri,pengurangan gaji pegawai dan penurunan kualitas pelayananumum. Reformasi kepegawaian dapat berarti pula perubahan

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 17

dari skema penggajian berdasarkan senioritas menjadipenggajian berdasarkan keahilan. Jika reformasi kepegawaiandijalankan, SP/SB harus terlibat dalam pelaksanaannya agarjumlah PHK dan dampak buruk lain dapat ditekan seminimalmungkin

Reformasi Pensiun biasanya dilakukan dengan priviatisasipenuh atau sebagian sistem pensiun sehingga pemerintah tidaklagi berperan sebagai penjamin dana pensiun. Dapat juga dalambentuk perubahan kriteria dan besarnya pensiun sehinggajumlah yang diterima oleh pensiunan menjadi lebih kecil.

V. MEMBANGUN ALTERNATIF

Lembaga donor mulai mendesak pemerintah di negaraanggotanya untuk memberlakukan reformasi yang didukungoleh SP/SB. Lembaga donor percaya bahwa kebijakan propasaradalah jalan terbaik mendorong pertumbuhan ekonomi danpertumbuhan ekonomi adalah jalan terbaik mengurangikemiskinan. Tetapi lembaga donor mengakui bahwa jaringpengaman sosial, investasi sumber daya manusia (pendidikan),kesetaraan gender, dan kebijakan prorakyat lain berperan pulamengurangi kemiskinan. Dulu kebijakan yang prorakyatmencakup alokasi lebih banyak anggaran untuk pendidikan dankesehatan, akses yang lebih mudah bagi kaum miskin ke kreditdan infrastruktur, dan penciptaan pemerintah yang bersihmelalui pemberantasan korupsi dan transparansi penyusunananggaran negara. Agar dapat mencegah kebijakan yangmerugikan, SP/SB harus mengajukan proposal berisi alternatifkebijakan dan mendesak dilibatkan dan diprioritaskan dalamkonsultasi PRSP.

Bagian paling penting dari strategi pengurangan kemiskinanyang memihak SP/SB adalah dicantumkannya komitmen untukmenghargai dan memnuhi Konvensi Dasar Perburuhan(Core Labor Standars) yang diakui secara internasional.Konvensi tersebut menjamin kebebasan berserikat, kebebasanmelakukan tawar-menawar kolektif, penghapusan segala bentukkerja paksa, penghapusan buruh anak, penghapusan diskriminasidi tempat kerja. Anggota ILO termasuk Indonesia telah

18

mengadopsi Deklarasi ILO tentang Prinsip dan HakDasar Di Tempat Kerja (Declaration on Fundamen-tal Principles and Rights at Work) tahun 1998.

Mencantumkan prinsip-prinsip konvensi dasar ILO akanmembantu menjamin reformasi berpihak pada kepentinganburuh/pekerja. Dalam mengembangkan alternatif kebijakan,proposal yang inovatif dapat dirumuskan dengan bantuan darikelompok masyarakat sipil atau aktivis sosial lain, termasukkalangan akademisi, badan-badan PBB, bahkan mungkin sajapejabat pemerintah yang bersimpati dengan perjuangan buruh/pekerja. Boleh jadi pemerintah, IMF dan Bank Dunia tidak akanmenerima begitu saja proposal alternatif SP/SB. Namun, mini-mal tunjukkanlah bahwa SP/SB mampu memberi sumbanganpositif dan bekerjasama dengan komponen masyarakat sipil lainuntuk membangun alternatif cara merangsang pertumbuhanekonomi dan mengentaskan kemiskinan.

VI. FINALISASI DAN PENGESAHAN

Pemerintah dianggap telah menyelesaikan jika proseskonsultasi dengan kalangan masyarakat sipil telah dianggapmemadai. Ketika pemerintah menyatakan PRSP sudah selesai,maka PRSP akan dikirim ke Dewan Eksekutif (Executive Boards)IMF dan Bank Dunia untuk disetujui. Tim KelayakanGabungan (Joint Staff Assesment) bentukan IMF dan BankDunia lalu menilai kelayakan PRSP dan memberi masukan keDewan Eksekutif apakah PRSP yang diajukan pemerintah layakdisetujui atau tidak.

Sayangnya, dalam juklaknya, anggota tim kelayakan hanyaberwenang melaporkan jalan proses partisipasi, tidakberwenang memberikan penilaian terhadap kualitas prosespartisipasi masyarakat sipil dalam konsultasi PRSP. Artinya,Dewan Eksekutif tidak punya pegangan untuk menilai jalannyapartisipasi sehingga tidak mungkin menolak PRSP dengan dalihproses partisipasi tidak memadai, kecuali ada tekanan publikterhadap Bank Dunia dan IMF. Untuk itulah, sangat pentingbagi SP/SB untuk menyebarluaskan informasi jalannya konsultasiPRSP ke jaringan internasional agar tekanan bisa dilakukansecara internasional.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 19

Jika PRSP sudah diajukan ke Dewan Eksekutif Bank Duniadan IMF, maka PRSP akan segera disebarluaskan ke publik danbantuan akan diberikan. Bantuan berupa utang dan programyang sedang berjalan jika perlu akan direvisi untuk disesuaikandengan program-program baru yang diusulkan dalam PRSP.

VI. PELAKSANAAN DANPENGAWASAN

Pemerintah bertanggungjawab merumuskan tujuan yangjelas dan hasil yang diharapkan dari PRSP dan dengan cermatmengukur kemajuan yang diraih dalam kurun waktu tertentu.SP/SB harus mendesak untuk dilibatkan dalam pengawasan,mulai dari tahap perumusan tujuan, pengumpulan dan analisisdata, hingga penyebarluasannya ke masyarakat dan lembagadonor. SP/SB dapat pula berperan dalam proses pelaksanaannya.Kini telah ada beberapa LSM yang bergerak di bidang advokasikaum miskin sebagai bagian dari proses PRSP. Serikat buruh/pekerja dapat terlibat misalnya dengan menyediakan magang(job training) bagi anggotanya, memperbaiki kondisikeselamatan dan kesehatan kerja, mengawasi agar kepentinganpekerja perempuan, penyandang cacat dan kelompok khususlain terlindungi, penyediakan pendidikan dan training untukkelompok-kelompok sektor informal berkenaan denganpelayanan publik, hingga merumuskan alternatif terhadapprivatisasi dan pemutusan hubungan kerja di untuk pekerjasektor publik. Keterlibatan serikat buruh/pekerja dalam halsemacam ini tidak memerlukan izin pemerintah jadi relatif lebihmudah dijalankan.

Untuk tetap mendapatkan utang luar negeri dari IMF danBank Dunia, pemerintah diwajibkan membuat laporantahunan (Annual Progress Report) dari pelaksanaan PRSP.Berdasarkan laporan ini pemerintah diperbolehkanmemperbaharui PRSP sesuai perkembangan kondisi ekonomimakro dan faktor lain. Laporan tahunan diserahkan ke IMF danBank Dunia untuk disetujui bersama-sama dengan laporan daritim gabungan kedua lembaga donor tersebut.

20

Pemerintah harus membuat PRSP baru per tiga tahun untukdisetujui Dewan Eksekutif. Sebagai pelengkap, SP/SB dapatmenyerahkan laporan terpisah berisi evaluasi mereka ataspelaksanaan PRSP, dampaknya terhadap buruh/pekerja, dan hal-hal yang dinilai perlu diperbarahui.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 21

BAB IIISUMBER RUJUKAN UNTUK SP/PB

Bekerjasama dengan jaringan dan partner merupakan halterpenting yang harus dilakukan oleh SP/SB agar agenda-agendaperubahan sosial yang diperjuangkan SP/SB dapat dicapai seluasmungkin. SP/SB yang ingin terlibat dalam konsultasi PRSPdisarankan melakukan pertukaran informasi, bergabung ataumembentuk koalisi antarserikat, atau bergabung danmemperkuat koalisi LSM yang terlbat dalam konsultasi PRSP.Misalnya, LSM lokal dan asing dapat saling membagi informasimengenai proses konsultasi PRSP di negaranya, strukturlembaga domor internasional dan kebijakannya di negaratersebut, dan kritik-kritik yang berkembang di negara tersebutterhadap lembaga donor. SB/SP dapat pula memperolehinformasi sebanyak-banyaknya dari internet. Berikut adalahpihak-pihak yang dapat diajak bekerjasama atau dimintaiinformasi.

Pejabat Pemerintah

Sumber pertama yang dapat dimintai keterangan mengenaiproses pembahasan PRSP di suatu negara adalah pejabatberwenang yang terkait. SP/SB juga harus bekerjasama dengananggota DPR, pemerintah daerah, kalangan parlemen yangbersimpatik, untuk mendesak pemerintah bersikap transparandalam menyiapkan PRSP.

Staf Lembaga Donor Asing

Kantor perwakilan lembaga donor asing, seperti IMF, BankDunia, Bank Pembangunan Asia, Bank Pembangunan Afrika,Bank Pembangunan Inter-Amerika, dan Bank Eropa untukRekonstruksi dan Pembangunan dapat menunjukkan kepadaSP/SB siapa atau lembaga mana di pemerintahan yang berwenangdalam menyusun PRSP. Staf dari lembaga donor asing juga dapatmenyediakan bantuan khusus tentang cara terlibat dalamkonsultasi PRSP. SP/SB juga harus mencari tahu kapan dan di

22

mana diadakan seminar dan workshop tentang PRSP olehlembaga donor. Jika staf IMF, Bank Dunia, dan BankPembangunan Asia ternyata tidak merespon keinginan SP/SB,maka Kantor Pusat ICFTU di Washington AS dapat dihubungi.

ICFTU di Washington bisa memprotes sikap staf lokallembaga donor yang tidak responsif ke atasannya di Washing-ton. Sfaf lokal Bank Dunia, IMF dan ABD di negara perwakilanseharusnya juga bersedia memberi informasi mengenai proyek-proyek dan program utang yang sedang berjalan di negaratersebut.

Sebagian dari informasi mengenai program bantuan danproyek-proyek yang sedang berjalan dapat dilihat di website,namun sayangnya sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris.SP/SB harus mengetahui jumlah dan jenis utang-utang sertaproyek-proyek bantuan lembaga donor yang sedang berjalandi negaranya. Dengan demikian, SB/SP mampu mengusulkanproyek/jenis bantuan mana yang harus diteruskan, dihentikanatau diubah.

IMF dan Bank Dunia juga menyediakan informasi mengenaiPRSP secara umum, yang menjelaskan sikap Bank Dunia danIMF terhadap bagaimana seharusnya PRSP berfungsi.

SP/SB dapat mendapatkan informasinya di http://www1.worldbank.org/prsp atau menghubungi staf lokal, re-gional, dan staf di kantor IMF dan Bank Dunia di Wasihngton.

Organisasi SP/SB InternationalSejak 1994 ICFTU dan Sekretariat Perburuhan

Internasional (ITS) memiliki kantor bersama di Washington.Tujuannya, mengawasi kegiatan Bank Dunia dan IMF yangbermarkas besar di kota itu. ICFTU/ITS Washington bertugasmemonitor kegiatan kedua lembaga donor itu dan mewakilikepentingan gerakan serikat buruh/pekerja internasional.Markas ICFTU/ITS di Washington secara berkala mengirimkanemail berisi berita dan analisis kegiatan lembaga donor yangterkait dengan kepentingan SP/SB. Melalui email dikirimkan pulaanalisis dan usulan pernyataan sikap ICFTU/ITS). Untukmendapatkan kiriman email secara teratur, hubungi Perwakilan

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 23

ICFTU/ITS Washington, Peter Bavkis melalui email:[email protected]

Selain itu, kantor di Washington tersebut sudah diberitanggungjawab untuk mengkoordinasikan keterlibatan SP/SBdalam pembahasan PRSP di level internasional. Dengandemikian, ICFTU/ITS Washington bertugas memberi informasidan nasihat mengenai penyusunan dan pelaksanaan PRSP padaafiliasinya di seluruh dunia. Jika diminta, ICFTU/ITS Washing-ton juga bisa bertindak sebagai afiliasi ayang mewakili SP/PB keBank Dunia/IMF untuk pertanyaan, keluhan, atau usulan khususberkaitan dengan proses penyusunan PRSP di negara SP/SB ituberada. SP/SB juga dapat menghubungi kantor perwakilanICFTU pusat dan regional Asia Pasifik yang berkedudukan diSingapura.

Berikut alamatnya:ICFTUBeulovard du Roi Albert II, bte IB-1210 Brussels BelgiaTelp 32-2-224 02 11Fax 32-2-201 58 15 – 203 07 56Email: [email protected]: http://www.icftu.orgSekretaris Jenderal: Guy Ryder

ICFTU Asia dan Pacific Regional Organization (APRO)Trade Union House 4th Floor73 Bras Basah RoadSingapore 189556Republic of SingaporeTelp 65 222.6294Fax 65 221.7380Email: [email protected]: http://www.icftu-apro.orgSekretaris Jenderal: Noriyuki Suzuki

24

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Banyak LSM yang bergerak di bidang pembangunan globaldan menyoroti keberadaan lembaga donor internasional. LSMtersebut dapat membantu atau bekerjasama dengan SP/SBdalam menekan pemerintah, IMF, dan Bank Dunia. Modelkerjasama seperti banyak yang berhasil di tingkat internasional,misalnya LSM Oxfam dan SAPRIN (Structural AdjustmentParticipatory Review International Network). Di Indonesia jugabanyak LSM yang ahli dan berpengalaman menangani isu-isukeberadaan lembaga donor asing. SP/SB juga harus bersediabekerjasama dengan LSM yang tidak bergerak di bidangperburuhan. Selalu ada kesamaan tujuan yang bisa dicarisehingga keduanya bisa saling membantu. Misalnya dengan LSMmasyarakat adat, perempuan, organisasi petani, konsorsiumkaum miskin, bahkan dengan organisasi keagamaan. Membentukkoalisi dengan berbagai kelompok yang beragam latarbelakangnya akan memperkuat posisi tawar SP/SB. Selain itu,koalisi kekuatan sipil dari beragam latar belakang akan membuatargumentasi yang disampaikan kepada pemerintah makinlengkap dan kuat.

Organisasi Internasional

Ada beberapa organisasi internasional, terutama badan-badan PBB, yang dapat memberikan informasi atau bahkanmelakukan intervensi demi kepentingan SP/SB. Lembagatersebut antara lain Program Pembangunan PBB (UnitedNation Development Program), Konferensi PBB untukPerdagangan dan Pembangunan (United Natioan Conferenceon Trade and Development) dan yang terpenting ILO yangberkepentingan langsung dengan PRSP. Lembaga PBB umumnyalebih responsif terhadap kepentingan masyarakat di negaraberkembang karena lembaga PBB lebih demokratis danmenguasai isu sosial dibandingkan IMF dan Bank Dunia.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 25

AGENDA “PEKERJAAN YANG LAYAK”DAN PARTISIPASI ILO

Direktur Jenderal ILO telah mengumumkan dukungan ILOterhadap program PRSP dan mendorong seluruh unit SP/SB tingkatnasional untuk memberi masukan mengenai proses konsultasinya.Kontribusi ILO berdasarkan premis bahwa agenda Pekerjaan yangLayak (Decent Work Agenda) harus menjadi cara utama untukmemaksimalkan hasil program penanggulangan kemiskinan melaluistrategi berskala regional yang terkoordinasi.

Agenda Pekerjaan yang Layak memiliki empat pilar:

1. Mempromosikan dan mewujudkan standar, prinsip dasar danhak-hak di tempat kerja.

2. Membuka kesempatan lebih besar kepada pria dan perempuanuntuk mendapat perlindungan atas pekerjaan yang aman danlayak.

3. Memperluas perlindungan sosial dan efektivitasnya untuksemua pekerja.

4. Memperkuat dialog sosial.

Secara khusus, ILO percaya bahwa dialog sosial merupakan halpenting untuk mendorong prinsip partisipatif dalam konsultasi PRSPdan untuk membantu tersusunnya PRSP di tingkat nasional. Untukmemformalkan dukungan, ILO menjalankan proyek percontohankhusus di lima negara (Kamboja, Honduras, Mali, Nepal, danTanzania). Proyek ini bertujuan menunjukkan manfaat agenda“Pekerjaan yang Layak” bagi partisipasi SP/SB dalam konsultasi PRSP.

SP/SB yang membutuhkan informasi atau bantuan lebih jauhmengenai agenda partisipasi dalam konsultasi PRSP silakanmenghubungi:

1. Perwakilan Khusus ILO untuk PRSP yakni Samir Radwan, SeniorPolicy Advisor on Employment, telp: 14122-7996464 faks: 14122-7996867 atau email: [email protected].

2. Kantor Perwakilan ILO Indonesia di Jl.MH Thamrin 14 Jakarta10010, telp: 62 21 3141308

26

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 27

BAB IVBERPARTISIPASI DALAM PRSP

Jika serikat buruh/pekerja sudah mengenal proses dankerangka kerja PRSP, serta sudah tahu ke mana harus mencariinformasi dan bantuan mengenai PRSP, maka serikat buruh/pekerja dapat melangkah ke tahap selanjutnya. Mereka bisamulai merencanakan sejauh mana mereka akan terlibat dalamproses PRSP di Indonesia.

Berikut ini beberapa langkah yang dianjurkan bagi serikatburuh/pekerja ketika ingin mulai terlibat

MENYUSUN RENCANA KERJAPARTISIPASI

Tahap Pertama: Mengkaji Status PRSP

Apakah pemerintah sudah menjadwalkan pembuatan PRSP?Jika iya, kapan?

Jika pembuatan PRSP sudah dimulai, dapatkan rancanganPRSP terbaru dan cari

Apa saja LSM dan organisasi masyarakat sipil yang terlibatdalam konsultasi PRSP?

Bagaimana pandangan mereka mengenai PRSP yang sedangdisusun?

Tahap Kedua: Persiapan untuk Partisipasi yang Efektif

Hubungi lembaga pemerintah yang berwenang dan jelaskanniat SB/SP ingin berpartisipasi dalam konsultasi PRSP. Mintasemua dokumen yang relevan, jadwal pertemuan danperumusan PRSP. Kirimkan fotokopi surat-menyurat denganinstansi berwenang ke Kantor ICFTU/ITS di Washington dankantor perwakilan regional IMF dan Bank Dunia Hubungiperwakilan IMF dan Bank Dunia, beritahu bahwa SP/SB ingindilibatkan dalam konsultasi PRSP dan membutuhkan dokumenyang relevan.

28

Minta PRSP Interim yang diusulkan pemerintah (jika ada),dokumen terbaru mengenai strategi pemberian utang, danrancangan PRSP ke lembaga berwenang, perwakilan lembagadonor atau websitenya (jika ada dokumen yang tidak bolehdipublikasikan, minimal Identifikasi semua masalah, hal-hal yangperlu dikritisi dan penting bagi buruh/pekerja tapi belum dibahasdalam rancangan PRSP.

Teliti dan siapkan kemungkinan usulan alternatif.Berkomunikasi dengan SP/SB lain, LSM, kalangan akademis,

media massa, dan anggota DPR dan pejabat pemerintah yangbersimpati dengan kepentingan buruh/pekerja

Ikuti workshop mengenai PRSP atau seminar lain yangdiselenggarakan oleh Bank Dunia

Tahap Ketiga: Berpartisipasi Secara Aktif

Presentasikan dengan jelas dan terperinci ide-ide SP/SBdengan dukungan data yang kuat. Akan lebih baik jika penjelasandan bukti-bukti dibuat secara tertulis. Minta agar pejabatpemerintah menanggapi masukan dari SP/SB.

Tindaklanjuti secara tertulis semua janji/ajakan pejabatpemerintah atau staf lembaga donor untuk menyediakaninformasi atau mengadakan pertemuan untuk berbagi informasi.

Terus informasikan kepada IMF, Bank Dunia dan ICFTUsetiap perkembangan terbaru dari proses pembahasanrancangan PRSP. Kalau perlu, lampirkan isi rancangan-rancanganyang sudah disetujui dan yang masih diperdebatkan.

Minta bantuan kepada IMF atau Bank Dunia jika SP/SBmendapat masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh pejabatpemerintah dalam proses konsultasi ini.

Jika memerlukan bantuan lebih lanjut, hubungi ICFTU/ITSWashington atau perwakilan Asia Pasific (APRO, Asia Pasificand Regional Organization). Afiliasi SB/SP di negara donor dapatmeminta perwakilan negara mereka di lembaga donor untukbersedia terlibat lebih jauh.

Simpan semua surat masuk dan keluar, serta catatan jalannyakonsultasi dengan pemerintah.

Minta fotokopi rancangan final PRSP sebelum diajukan olehpemerintah ke lembaga donor untuk pengesahan.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 29

Tahap Keempat: Pengesahan

Jika ide-ide dari SB/SP tidak dimasukkan dalam rancanganfinal PRSP dengan memadai, atau partisipasi SP/SB dalamkonsultasi tersebut kurang berhasil, laporkan ke IMF, BankDunia, dan ICFTU. Sampaikan ide-ide SB/SP yang tidakdimasukkan dalam rancangan final PRSP sebelum disahkan.

Jika SP/SB yakin rancangan PRSP seharusnya jangan disetujuilebih dulu, ajukan sebanyak mungkin bukti (berkas surat-menyurat, catatan rapat, artikel/berita di media massa) untukmendukung alasan. Bekerjasamalah dengan jaringan dalam danluar negeri untuk mengadvokasi posisi SP/SB dan lobi pejabatpemerintah yang mendukung, IMF, Bank Dunia, untukmendukung desakan agar PRSP ditunda persetujuannya.

Jika ternyata Bank Dunia dan IMF memutuskan untukmenyetujui rancangan PRSP yang diajukan pemerintah dan tidakmenghiraukan keberatan SP/SB, maka segera catat bagian manasaja dari program PRSP yang harus dimonitor dengan ketatdan segera cari peluang untuk merevisinya di masa mendatang.

Tahap Kelima: Pelaksanaan dan Penutup

Jika SP/SB punya kemampuan, cari tahu cara terlibat dalampelaksanaan program penyaluran utang dan pelaksanaan PRSP.

Selidiki dan simpulkan apakah program-program lanjutandari IMF dan Bank Dunia sesuai dengan strategi PRSP

Daftar seluruh organisasi (ICFTU, ILO, LSM), kalanganakademis, dan media massa untuk membantu memonitorpelaksanaan PRSP

Publikasikan keberatan/masukan dari SP/SB mengenaiketidakkonsistenan penyaluran utang-utang dari lembaga do-nor atau dampak negatif dari program-program lembaga do-nor, terutama ke ILO, IMF, Bank Dunia, dan ICFTU.

Sampaikan keberatan/masukan dari SP/SB ke pemerintahketika Laporan Tahunan dipersiapkan dan ketika PRSP akanperbaharui setiap tiga tahun.

30

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 31

BAB VKESIMPULAN

Selama dua tahun terakhir, kritik dan tekanan dari berbagaikelompok masyarakat dari berbagai belahan dunia telahmemaksa IMF dan Bank Dunia secara serius mereformasikebijakan dan prosedur yang diterapkan. Gerakan SP/SBinternasional merupakan bagian penting dari aspirasi yangmendesak lembaga donor agar lebih transparan dan mengakuikegagalan mereka mengentaskan kemiskinan selama lima puluhtahun mereka bekerja.

ICFTU/ITS (International Trade Secretariat,Sekretariat Perburuhan Internasional) menerimakomitmen dari IMF dan Bank Dunia yang menyatakan bahwamereka akan lebih melibatkan kalangan masyarakat sipil dalamupaya menyusun strategi mengentaskan kemiskinan. Meskidemikian, ICFTU/ITS sadar, apakah komitmen IMF dan BankDunia tersebut akan diterjemahkan dalam kebijakan yangkonkret atau hanya sekadar komitmen politis saja semata-matabergantung pada kepada SP/SB untuk menindaklanjuti.

Kerangka kerja PRSP menawarkan kesempatan yang langkabagi SP/SB di negara berkembang untuk mempengaruhi arahpembangunan di negara mereka. IMF, Bank Dunia, danpemerintah mungkin saja masih menganut kebijakan yangditentang SP/SB. Artinya, masih banyak yang harusdiperjuangkan agar arah kebijakan pembangunan lebih memihakburuh/pekerja. Kerangka kerja PRSP saja tidak cukup kuat untukmemecahkan persoalan ini. Akan tetapi sudah jelas bahwa PRSPmerupakan pintu masuk bagi SP/SB untuk terlibat dalam prosespengambilan keputusan atas kebijakan pembangunan. PRSP jugamerupakan cara agar SP/SB didengar pendapatnya olehpemerintah.

32

Daftar Istilah

Laporan Tahunan (Annual Progress Report): diserahkanoleh pemerintah per tahun setelah pelaksanaan PRSP. Berisiperkembangan yang sudah diraih dalam programpenanggulangan kemiskinan dan reformasi yang dijalankan.Dalam laporan tahunan juga dimungkinkan adanya revisiatau perubahan materi PRSP sesuai perkembangan ekonomimakro atau lingkungan.

Reformasi Kepegawaian (Civil Service Reform): salahsatu komponen standar dalam skema reformasi kebijakanyang direkomendasikan oleh lembaga donor. Bertujuanmengurangi beban anggaran untuk gaji pegawai negerisehingga menciptakan efisiensi. Bentuknya seringkali berupapengurangan massal terhadap pegawai negeri,restrukturisasi skema gaji untuk memperkecil gaji pegawai,dan perubahan sistem penggajian dari yang berbasissenioritas menjadi berbasis keahlian.

Organisasi Masyarakat Sipil (Civil SocietyOrganization): perwakilan kelompok-kelompok dariberagam sektor dalam masyarakat termasuk serikat buruh/serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat (LSM),kalangan akademis, sektor korporasi, dan sebagainya.Kerangka kerja PRSP mensyaratkan pemerintah negaradebitur untuk melibatkan masyarakat sipil dalam menyusundan menjalankannya.

Aturan Dasar Perburuhan (Core Labor Standards):seperangkat aturan mengenai hak-hak buruh/pekerja yangdiakui secara internasional dan terangkum dalam DeklarasiILO tentang Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-hak di TempatKerja. Aturan tersebut mencakup kebebasan berserikat danbernegosiasi secara kolektif, penghapusan kerja paksa,penghapusan buruh/pekerja anak, dan penghilangandiskriminasi upah.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 33

Strategi Asistensi Negara Anggota (CountryAssistance Strategy): adalah “perencanaan bisnis” BankDunia untuk membantu pembangunan di negara anggota.Rencana ini menguraikan jenis dan metode bantuan untukprogram penanggulangan kemiskinan melalui pinjamansektoral dan struktural. Strategi asistensi memuat analisissejauh mana pemerintah negara anggota menghormatikonvensi-konvensi dasar ILO tentang hak-hak buruh/pekerja.

Deregulasi: lembaga keuangan internasional mendesakpemerintah negara-negara debitur untuk mengurangiintervensi terhadap mekanisme pasar. Deregulasi umumnyaberbentuk liberalisasi pasar, termasuk mengurangi subsididan kendali atas harga barang dan jasa, melonggarkankebijakan terhadap sektor swasta, komoditas penting, danpelayanan umum.

Direktur Eksekutif: perwakilan IMF dan Bank Dunia dinegara-negara anggota yang melengkapi komposisi DewanEksekutif kedua lembaga. Bertemu dua minggu sekalimembahas aktivitas lembaga, seperti penyediaan utang danpenjaminan, kebijakan-kebijakan baru, dan anggaranadministratif, Strategi Asistensi Negara Anggota, sertakeputusan menyangkut keuangan dan pemberian utang.

Zona Ekspor (Export Processing Zone): kawasan yangditentukan oleh pemerintah sebagai zona yang menyediakanpembebasan pajak atau insentif investasi lain dalam upayamenarik investasi asing khususnya dari sektor industriekspor. Dampaknya, di kawasan ini hak-hak buruh/pekerjadan serikat buruh/pekerja sering dibatasi atau dikurangisebagai cara menarik investor.

Negara Pengutang Besar Berpendapatan rendah(Heavily Indebted Poor Countries): Bank Dunia danIMF merancang program untuk mengurangi utang luarnegeri yang ditanggung negara-negara sangat miskin yangjumlah utangnya sangat besar. Program tersebut berupa

34

kesepakatan antarnegara kreditor untuk menyediakanbantuan keuangan khusus (di luar mekanisme utang umum)agar negara-negara tersebut mampu mengelola utangnya.

PRSP Interim: PRSP versi awal/singkat yang dapat diusulkanoleh pemerintah negara debitor sebelum PRSP yang lengkaptersusun. Versi awal ini diajukan terlebih dulu untukmenghindari keterlambatan pengucuran atau penghapusanutang. PRSP Interim menjadi rujukan bagi Bank Dunia atauIMF dalam pemberian bantuan sampai PRSP. Dalammenyusun PRSP Interim pemerintah boleh tidakberkonsultasi dengan kalangan masyarakat sipil.

Asosiasi Pembangunan Internasional (InternationalDeveloping Association): lembaga di bawah Bank Duniayang khusus memberikan utang jangka panjang berbungarendah ke negaranegara sangat miskin di dunia ketiga. Kini,sekitar 78 negara menerima bantuan dari IDA.

Lembaga Donor Internasional (IFI’s): istilah bersama yangdigunakan bagi kelompok lembaga donor internasional yangmeliputi IMF dan bank pembangunan multilateral (BankDunia, Bank Pembangunan Afrika, Bank Pembangunan Asia,Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa, dan BankPembangunan Inter-Amerika).

Evaluasi Kelayakan Bersama (Joint Staff Assessment):Laporan yang dibuat bersama-sama oleh staf IMF dan BankDunia tentang kelayakan I-PRSP atau PRSP. Laporan timgabungan ini berfungsi sebagai rujukan Dewan EksekutifBank Dunia dalam memutuskan layak tidaknya negara yangbersangkutan mendapatkan utang baru atau pemotonganutang lama.

Fleksibilitas Tenaga Kerja (Labor Market Flexibility):Lembaga donor umumnya mendorong pemerintahmemposisikan pasar tenaga kerja sebagai insentif investasi.Caranya melalui reformasi kebijakan yang mengatur hak-hak buruh/pekerja, misalnya memberlakukan undangundangyang lebih membatasi kebebasan berorganisasi dan

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan 35

bernegosiasi kolektif serta menekan upah minimum.

Matriks Kebijakan: Tabel lengkap yang merangkum kebijakanyang akan dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuanyang tertuang dalam PRSP.

Fasilitas Pertumbuhan untuk PenanggulanganKemiskinan (Poverty Reduction Growth Facility):pinjaman berbungan rendah yang diberikan oleh IMF untuknegara-negara yang sangat miskin. Program inimenggantikan ESAF (Enhanced Structural Adjustment Fa-cility) meski syaratsyarat pemberian dan ukuran-ukuranreformasi struktural (Structural Adjustment) di dalamnyahampir sama dengan di ESAF.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Pov-erty Reduction Strategy Paper) Dokumen yangdisusun oleh pemerintah negara debitur denganberkonsultasi ke kalangan masyarakat sipil. PRSP menjadiacuan pemberian bantuan Bank Dunia dan IMF, termasukbantuan berupa pengurangan utang melalui jalur InisiatifHIPC.

Privatisasi: Bank Dunia dan IMF mendorong pemerintahnegara debitur untuk menjual aset-aset Badan Usaha MilikNegara (BUMN) atau melibatkan swasta dalampengelolaannya. Privatisasi bertujuan menekan pembiayaanpublik, mengefisienkan kinerja lembaga bisnis milik negara,dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Privatisasi kerapdilakukan terlampau cepat tanpa memperhatikan dampakuntuk pemenuhan hak-hak pekerja dan mengabaikan hakkaum miskin untuk mendapatkan akses ke pelayanan umumyang terjangkau.

Program Penyesuaian Struktural (StructuralAdjustment Program): Program ini menjadi syaratpenerimaan bantuan dari IMF dan Bank Dunia. Terdiri darisejumlah paket reformasi kebijakan yang dirancang untukmenempatkan ekonomi suatu negara ke dalam jalur pasarbebas sesuai teori ekonomi neoliberal. Reformasi yang

36

dituntut umumnya mencakup langkah stabilisasi ekonomimakro melalui devaluasi mata uang, pengetatan monetermelalui peningkatan tingkat suku bunga dan indikatorantiinflasi lain, pemotongan belanja negara dan subsidi,liberalisasi perdagangan dan investasi, privatisasi danderegulasi.

Liberalisasi Perdagangan: pengurangan atau penghapusantarif barang impor, disusul dengan optimalisasi industriekspor. Lazimnya, liberalisasi diikuti dengan deregulasi untukmengurangi keterlibatan pemerintah di sektor swasta,penerapan hukum kekayaan intelektual dan pembayaranpaten untuk perusahaan multinasional.

Ongkos Pengguna Jasa (User Fees): ongkos yang harusditanggung pengguna jasa. Lembaga donor mendorongpemerintah negara debitur untuk mempertinggi ongkospelayanan umum, termasuk biaya pendidikan dasar dankesehatan, untuk menghemat anggaran. Dampaknya,kemampuan penduduk miskin mengakses pendidikan dasardan kesehatan berkurang. Amerika Serikat menerapkanhukum yang melarang direktur eksekutif dari AS di lembagadonor menyetujui utang ke pemerintah yang menerapkankebijakan menaikkan ongkos pelayanan umum.