dokter gigi keluarga
DESCRIPTION
Dokter Gigi KeluargaTRANSCRIPT
DOKTER GIGI KELUARGA
1. Pendahuluan
Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai
sasaran utama,dan memandang individu – individu baik yang sakit maupun sehat
sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes
No.1415/Menkes/SK/X/2005).
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarganya, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya.
Penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga diharapkan dapat
meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Sehingga dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut.
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan,
yakni:
a. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat
prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal
yang diderita oleh masyarakat.
b. Pendekatan pragmatis, yaitu identifikasi kesadaran masyarakat yang ingin bebas
dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan untuk
datang ke pelayanan kesehatan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah
gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh
pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas
kesehatan.
c. Pendekatan politis yaitu identifikasi masalah yang diukur atas dasar
pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-
tokoh masyarakat).
1
1. Identifikasi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Seorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan beberapa pendekatan. Terdapat 3 cara pendekatan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, yaitu:
1. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan prevalensi dan
insidensi dari karies gigi dan tingkat kebutuhan perawatan penyakit periodontal yang
dilakukan dengan mengamati data sekunder berupa laporan angka kesakitan di BP Gigi.
2. Pendekatan Pragmatis yaitu identifikasi yang berupa gambaran upaya masyarakat untuk
memperoleh pengobatan dalam hal ini yang telah dilakukan adalah mengamati jumlah
kunjungan pasien pada buku register BP Gigi.
3. Pendekatan Politis. Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar
pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh
masyarakat) dalam hal ini yang telah dilakukan adalah opini dan partisipasi masyarakat
dalam penanggulangan masalah kesgilut.
a. Survey yang dipakai
Survey yang dilakukan adalah untuk menangani permasalahan kesehatan gigi
dan mulut di poli gigi Puskesmas Wirobrajan. Data berisi tentang kunjungan pasien
setiap bulan di poli gigi Puskesmas Wirobrajan bulan juni sampai juli 2013 dan jumlah
penduduk di setiap kelurahan. Adapun data tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan tahun 2011 tercatat
29.225 jiwa. Berikut ini adalah data-data kependudukan Kecamatan Wirobrajan yang
bersumber dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun
2011 :
2
Tabel 1. Data Jumlah Jiwa
Wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan 2011
No Desa Jumlah Jiwa
1. Pakuncen 11.196
2. Patangpuluhan 7.955
3. Wirobrajan 10.074
Jumlah 29.225
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun 2011
Tabel 2. Data Penyakit Gigi di Poli Gigi Puskesmas Wirobrajan pada bulan juni 2013
No PELAYANAN Rata-rata kunjungan
1 Penyakit gigi dan jaringan mulut 105
2 Penyakit gusi dan jaringan periodontal 60
3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 125
4 Kelainan dentofasial 40
5 Karies kasus baru 39
6 Pericoronitis 9
7 Impaksi 8
8 Persistensi 25
9 Missing teeth 83
10 Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya 4
Dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Wirobrajan terlihat bahwa kunjungan
pasien dengan diagnosa penyakit gusi dan jaringan periodontal adalah kunjungan yang paling
banyak yaitu 125 pasien, dan penyakit gigi dan rongga mulut lainnya dengan angka
kunjungan paling kecil yaitu 4 pasien.
3
4. Menetapkan Prioritas Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, ditetapkan satu prioritas masalah.
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode matrik yang secara umum
dibedakan 3 macam:
5. Pentingnya masalah , Ukuran pentingnya masalah antara lain :
( P ) : besarnya masalah : prevalence
( S ) : akibat yg ditimbulkan masalah : severity
(RI) : kenaikan besarnya masalah :rate of increase
( DU) : derajat keinginan masalah yang tak terpenuhi : degree of unmeet need
( SB ) : keuntungan sosial karena selesainya masalah : social benefit
( PB) : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah : public concern
( PC) : suasana politik : political climate
2. Kelayakan teknologi ( T )
Technical feasibiliy ≥ makin prioritas menunjuk penguasaan iptek yang sesuai
6. Sumber daya yang tersedia ( R )
Resources availability tenaga (man),dana (money), sarana (material)
Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1-5
yang artinya : nilai 1 (sangat tidak penting ) sampai dengan 5 (sangat penting).
Dari data sekunder yang didapat , maka berikut disajikan analisis masalah
kesehatan gigi dan mulut:
4
Tabel 3. Teknik Kriteria Matrik Penetapan Prioritas Masalah
No Daftar masalah INDIKATOR T R Jumlah
P S RI DU SB PB PC
1. Penyakit gigi dan
jaringan mulut
3 3 4 2 3 3 2 3 3 180
2. Penyakit gusi dan
jaringan periodontal
4 4 4 3 4 3 2 3 3 216
3. Penyakit pulpa dan
jaringan periapikal
4 5 4 3 4 3 2 3 3 225
4. Kelainan dentofasial 4 3 2 2 3 2 2 2 2 72
5. Karies kasus baru 3 3 2 2 3 2 2 2 2 68
6. Pericoronitis 2 3 2 2 3 2 2 2 2 64
7. Impaksi 2 2 3 2 2 2 2 2 2 60
8. Persistensi 3 2 2 2 3 2 1 2 2 60
9. Missing theeth 4 3 3 3 4 3 3 3 3 207
10. Penyakit gigi dan rongga
mulut lainnya
2 2 2 2 2 2 2 2 2 58
Dari matrik penetapan masalah diatas didapatkan bahwa masalah yang
menjadi prioritas adalah banyaknya masyarakat yang menderita penyakit pulpa dan
jaringan periapikal, sehingga prioritas masalah tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk merencanakan praktek dokter gigi keluarga.
A. Problem Solving
Dilihat dari masalah yang telah diprioritaskan, maka perlu dilakukan penetapan
pemecahan masalah, dengan menyusun alternatif jalan keluar untuk masalah yang
5
muncul kemudian membuat prioritas untuk macam-macam pemecahan masalah yang
didapatkan.
Menetapkan prioritas jalan keluar – solution priority
Tabel 4. Alternatif jalan keluar dari prioritas masalah kesehatan gigi
No Daftar masalah Penyebab Alternatif Jalan keluar
1 Penyakit pulpa dan
jaringan periapikal
1. Infeksi Bakteri
2. Karies
3. Trauma gigi
4. Pulpitis
1. Pemberian Antibiotik
2. Pembersihan jaringan
karies Tumpat
3. Memberikan perawatan pada
gigi fraktur.
4. Memberikan perawatan pulpa
(PSA)
Tabel di atas menunjukkan prioritas masalah yang dipilih adalah kelainan penyakit
pulpa dan jaringan periapikal. Penyebabnya adalah infeksi bakteri, karies dan pulpitis.
Untuk menjalankan alternatif pemecahan masalah yang telah disusun, maka perlu
menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar mengingat
kemampuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi bersifat terbatas. Penentuan prioritas
jalan keluar menggunakan jangkauan dari 1-5 yang artinya nilai 1 (sangat tidak penting)
sampai dengan 5 (sangat penting).
Dalam menetapkan prioritas jalan keluar dapat dilakukan dengan perhitungan
yaitu dengan cara membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai C. Jalan keluar
dengan nilai P tertingi adalah prioritas jalan keluar yang dipilih.
a. M = Magnitude yaitu besarnya masalah yang dapat diatasi. Makin besar masalah yang
dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
b. I = Importancy yaitu pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah yang dihadapi
dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah. Makin langgeng selesainya
masalah, makin penting jalan keluar.
6
c. V = Vunerability yaitu sensitivitas jalan keluar dikaitkan dengan kecepatan jalan
keluar mengatasi masalah senstitif jalan keluar.
d. C = Cost yaitu biaya yang diperlukan untuk jalan keluar. Makin besar biaya makin
tidak efisien jalan keluar.
Adapun perhitungan prioritas alternatif jalan keluar yang akan dipilih adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Tabel Prioritas Jalan Keluar
No Daftar Alternatif Jalan keluar Efektivitas Efisiensi Jumlah
M x I x V
C
M I V C
1 Pemberian Antibiotik 3 4 2 3 8
2 Pembersihan jaringan karies tumpat 4 4 3 3 16
3 Memberikan perawatan pada gigi fraktur 4 3 3 4 9
3 Memberikan perawatan pulpa (PSA) 4 3 3 3 12
Keterangan :
M : Magnitude (besarnya masalah yang diatasi)
I : Importancy (pentingnya kelanggengan hasil)
V : Vulnerability (sensitivitas masalah/ kemampuan melenyapkan masalah)
C : Cost (biaya)
Nilai : P (1-5)
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif pemecahan
masalah yang dapat diprioritaskan adalah pembersihan karies dan dilakukan
penumpatan gigi.
2. Penyusunan Program
A. Program Utama yang dipilih untuk problem solving
7
Berdasarkan analisa prioritas jalan keluar didapat cara penanggulangan
masalah kelainan penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang terdapat pada BPG
Puskesmas Wirobrajan secara garis besar adalah pembersihan karies dan dilakukan
penumpatan pada gigi yang mengalami karies .
A. Program yang berkaitan adalah :
Melakukan pemeriksaan lengkap atau odontogram kepada pasien baru yang
berkunjung di poli gigi, sebelum dilakukan tindakan .
B. Target
Target yang didapatkan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
C. Indikator yang ingin dicapai adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan wawasan
mengenai kesehatan gigi dan mulut, dilihat dari aspek kunjungan perbulan ke
praktek drg. Keluarga dan BP Puskesmas untuk upaya prevetif atau kuratif tanpa
adanya keluhan sakit dari masyarakat (Paradigma sehat).
B. Tahap Pengorganisasian dan Pelaksanaan
a. Pelaksana program
1. Dokter gigi menjadi penanggung jawab program terhadap pelaksanaan
program serta menyelesaikan hambatan yang dihadapi.
2. Perawat gigi bertugas membantu dokter gigi dalam pencatatan,
pemgumpulan data, penyuluhan dan pelatihan tentang kesehatan gigi dan
mulut.
b. Sasaran : pasien di poli gigi
c. Metode : Secara langsung
d. Tempat pelaksanaan : Di ruang poli gigi.
B. Pengawasan dan Evaluasi
Mengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis,
maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada
masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi
semua pihak supaya menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak sesuaian
segera dapat diketahui.
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh :
8
1. Pemerintah pusat
2. KKI
3. Pemerintah daerah
4. Organisasi profesi
C. Sistem Pembiayaan (Manage Care)
Manage Care adalah Sistem yang mengintegrasikan antara pembiayaan dan
pelayanan kesehatan yang tepat dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Kontrak dari dokter gigi atau rumah sakit maupun Puskesmas yang terpilih untuk
memberikan pelayanan komprehensif termasuk promosi dan prevensi kepada populasi
peserta, pembayaran kepada provider dengan sistem pembayaran prospektif termasuk
kapitasi, pembayaran premi PHPM telah ditentukan sebelumnya, adanya kendali
utilisasi dan mutu dimana dokter gigi, rumah sakit atau puskesmas telah menerima
kendali tersebut dalam kontrak, adanya insentif financial bagi pasien untuk
memanfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk dan adanya resiko financial dokter
gigi, rumah sakit ataupun Puskesmas. Konsep dokter gigi keluarga akan diterapkan di
wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan dengan jumlah penduduk 29.225 jiwa. Data
yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan juni-juli 2013.
Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelayanan adalah pelayanan dasar gigi
dan mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK dan RK), pencabutan gigi
permanen, pencabutan gigi decidui dan pengobatan pulpa gigi. Dengan total peserta
29.225 jiwa meliputi 3 wilayah yaitu Patangpuluhan, Wirobrajan, dan Pakuncen.
Tabel 6. Data jumlah kunjungan puskesmas pada bulan juni :
No Perawatan yang diberikan jumlah
1 Ekstraksi gigi sulung 31
2 Ekstraksi gigi tetap 42
3 Tambal gigi tetap 36
4 Tambal gigi sementara 60
9
Perhitungan utilisasi setiap perawatan perbulan untuk PPK 1 adalah:
a. Jumlah kasus ekstraksi gigi sulung = 31
Utilisasi 31 / 29.225 x 100% = 0,0011
b. Jumlah kasus ekstraksi gigi tetap = 42
Utilisasi 42 / 29.225 x 100% = 0,0014
c. Jumlah tambalan gigi tetap = 36
Utilisasi 36 / 29.225 x 100% = 0,0012
d. Jumlah tambalan gigi sementara= 60
Utilisasi 60 / 29.225 x 100% = 0,002
Perhitungan biaya
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medik
(Jasa medis =
Tabel 7. Sistem Pembiayaan Dokter Gigi Keluarga (Manage Care)
No. Jenis Pelayanan UTILISASI
(%)
UNIT COST
(Rp)
KAPITASI
1 Ekstraksi gigi sulung 0,0011 9.500 10,07703
2 Ekstraksi gigi tetap 0,0014 13.000 18,68269
3 Tambal gigi tetap 0,0012 38.000 46,80916
4 Tambal gigi sementara 0,002 13.500 27,71604
PPK I 103,28492
Berdasarkan perhitungan kapitasi di atas dengan pelayanan PPK 1 maka
didapatkan jumlah kapitasi yang setiap bulan harus dibayarkan bapel kepada dokter
gigi untuk mencover peserta jaminan kesehatan sosial di wilayah kerjanya adalah
sebesar Rp. 103,284 per peserta perbulan. Dokter gigi keluarga mencover sejumlah
10
29.225 penduduk. Dengan jumlah penduduk sebesar 29.225 jiwa maka bapel harus
membayar kapitasi sebesar Rp. 103,284 x 29.225 jiwa= Rp. 88.214.929
Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Fixed Cost
Adalah biaya yang bersifat tetap tidak dipengaruhi oleh biaya volume atau
produksi.
a. Fixed Cost
Tabel 8. Fixed Cost
No
Keterangan Th Jumlah Satuan
1. Sewa gedung 1 8.000.000 4.629
2. Meja Kursi tunggu pasien
4 1.000.000 217
3. Meja kursi pendaftaran 4 1.000.000 144
4. Meja kursi dokter 4 1.000.000 144
5. Kompresor4 2.000.000 289,35
6. Selang kompresor 4 200.000 28,93
7. Dental chair lengkap 5 60.000.000 6944
8. Lemari penyimpanan berkas dan penyimpanan alat
5 700.000 81
9. Emergency kit 1 150.000 86
10. Perbaikan alat 1 2.000.000 1157
11. Pasang air 5 1.000.000 115
12. Pasang listrik 5 1.000.000 115
13. Pasang telpon 5 700.000 81
14. Lampu ruangan 1 400.000 231
11
15. Lampu emargency 1 150.000 86
16. Komputer 3 4.000.000 771
17. Pembelian Tv 3 1.000.000 192
18. Pembelian Ac 3 3.000.000 578
19. DVD player 2 300.000 86
20. Pembelian dispenser 3 200.000 38
21. Pembelian sterilisator 5 1.000.000 115
22. Pembelian tensi meter 5 450.000 52
23. Continuing education 1 2.000.000 1157
24. Intra oral camera 4 3.000.000 434
25. Tabung Oksigen 1 500.000 289
26. Timbangan 1 100.000 57
27. Set toilet 5 700.000 81
28. Pembelian barang interior (Pot bunga, lukisan, poster)
1 500.000 289
Jumlah 18.487,28
Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Semi Variabel Cost.
b. Semivariabel Cost
Tabel 9. Semi variabel Cost
No. Keterangan Bln Jumlah Satuan
1ATK 1 200.000 1388,8
2 Listrik 1 400.000 2777,7
3 Air 1 300.000 2083,3
4 Telpon 1 200.000 1388,8
5 Gaji Perawat gigi 1 1.500.000 10416,6
6Gaji Bag. Administrasi 1 800.000 5555,5
7 Gaji cleaning service 1 600.000 4166,6
12
27.777,4
c. Variabel Cost
1) Penambalan sederhana (SIK)
Tabel 10. Variabel Cost Penambalan Sederhana
No Nama BarangJumlah Pasien
Harga (Rp) Per-Pasien
11 Sarung Tangan 50 30,000 600
22 Masker 100 25,000 250
33 Kapas 300 20,000 67
44 Alkohol 100 25,000 250
55 Alat Diagnosa 1000 200,000 200
6 Bengkok 2000 100,000 50
77 Bur Preparasi 10 30,000 3000
88 Bur Finishing 10 30,000 3000
99 Alat Tumpat 500 500,000 1000
1010 Cavity Cleanser 100 300,000 3000
1111 Vaseline 200 95,000 475
1212 SIK 50 400,000 8000
1313 Dentin Conditioner 100 95,000 950
1414 Paper Pad 100 50,000 500
1515 CelemekCelemek 5050 40,00040,000 800
1616 Tissu Tissu 200
1717Selang suction dan gelas kumur
100 50,000 500
Total 22.842
13
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis
=18.487,28 + 27.777,4+ 22.842+ jasa medis
= 69.106,68 + jasa medis
50 % total biaya = 69.106,68
Total biaya = 98.723,82 = Rp. 99.000,-
2) Penambalan sederhana (Resin Komposit)
Tabel 11. Variabel Cost Penambalan RK
No Nama Barang Jml pasien Harga Harga satuan1 Sarung Tangan 50 30,000 6002 Masker 100 25,000 2503 Kapas 300 20,000 674 Alkohol 100 25,000 2505 Cotton Roll 100 30,000 3006 Inst. Tambal 1000 800,000 8007 Bur set 100 200,000 2.0008 Bahan komposit 50 400,000 8.0009 Cavity Cleanser 500 300.000 60010 Microbrush 100 80.000 80011 Etsa 50 200.000 4.00012 Bonding agent 80 675.000 8.45013 Artikulating Paper 50 30.000 60014 Prisma Glos 65 350.000 5.38515 Finishing bur 100 200.000 2.00016 Celluloid strips 100 150.000 1.50017 Suction- disposable 100 60.000 60018 Light curing 2000 3.000.000 1.500
19Low speed and high speed 1000 2.000.000 2.000
20 Inst. Diagnosa 1000 750.000 75021 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200
22 Tissue 200 20.000 100
23 Gelas kumur 50 7000 140
JUMLAH 40.892
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis
= 18.487,28 + 27.777,4+40.892+ jasa medis
14
= 87.156,68+ jasa medis
70 % total biaya = 87.156,68
Total biaya = 124.509,54= Rp.125.000,-
3) Pencabutan sederhana gigi dewasa
Tabel 12. Variabel Cost Pencabutan Gigi Dewasa
No Nama Barang Jml pasien
Harga Per-pasien
1 Sarung Tangan 50 30.000 800
2 Masker 100 25.000 250
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 150 30.000 200
5 Inst. Diagnosa 1000 750.000 750
6 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200
7 Gelas kumur 50 7000 140
8 Tissue 100 20.000 200
9 Alat ekstraksi 2500 5.000.000 2000
10 Bein 2500 3.000.000 1200
11 Providon iodine 100 25.000 250
12 Spuit 100 150.000 1500
13 Larutan anastesi 30 180.000 6000
14 Spongostan 50 250.000 5000
Jumlah 18.557
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis
= 18.487,28 + 27.777,4+18.557+ jasa medis
= 64.821,68+ jasa medis
70 % total biaya = 64.821,68
Total biaya = 92.602,4 = Rp.93.000,-
15
4). Pencabutan sederhana gigi anak
Tabel 13. Variabel Cost Pencabutan Gigi Anak
No Nama Barang Jml pasien
Harga Per-pasien
1 Sarung Tangan 50 30.000 800
2 Masker 100 25.000 250
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 150 30.000 200
5 Inst. Diagnosa 1000 750.000 750
6 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200
7 Gelas kumur 50 7000 140
8 Tissue 100 20.000 200
10 CE 250 80.000 320
11 Providon iodine 100 25.000 250
12 Alat ekstraksi 2500 5.000.000 2000
Jumlah 5177
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis
= 18.487,28 + 27.777,4+5177+ jasa medis
= 51.441,68+ jasa medis
70 % total biaya = 51.441,68
Total biaya = 73.488,11= Rp.74.000,-
16
Tabel 14. Perhitungan kapitasi adalah sebagai berikut :
No. Jenis Pelayanan Utilisasi (%) Unit Cost (Rp) Kapitasi1 Penambalan sederhana
(SIK)0,0020 99.000 198
2 Penambalan sederhana (RK)
0,0012 125.000 150
3 Pencabutan sederhana gigi dewasa
0,0014
93.000 130,2
4 Pencabutan sederhana gigi anak
0,0010
74.000 74
Total 552,2
Dari perhitungan kapitasi diatas dengan pelayanan PPK I maka didapatkan
yang setiap bulan harus dibayarkan Bapel kepada dokter gigi keluarga adalah Rp
552,2 per peserta perbulan., dibulatkan menjadi Rp 600. Jumlah penduduk dari 29.225
jiwa, maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp. 600 x 2500 jiwa = Rp
1.500.000
Pada Bapel seperti Jamkesos tidak ada profit, margin dan administrasi, karena
Jamkesos merupakan badan sosial non profit.
D. Pengawasan dan Evaluasi
Dalam rangka terselenggaranya kedokteran yang bermutu dan melindungi
masyarakat yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang praktek kedokteran, perlu dilakukan pembinaan terhadap dokter gigi yang
melakukan praktik kedokteran gigi. Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk:
17
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter gigi.
2) Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter gigi.
3) Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.
Mengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis,
maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada
masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi
semua pihak supaya tetap menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak
sesuaian segera dapat diketahui. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh:
1) Pemerintah Pusat
2) Konsil Kedokteran Indonesia
3) Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Propinsi, Dinak Kesehatan Kabupaten/Kota)
4) Organisasi Profesi
Tata cara pembinaan dan pengawasan:
1) Secara reguler dilakukan pemantauan melalui laporan 3 bulan sekali oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, 6 bulan sekali Dinas Kesehatan Propinsi, 1 tahun sekali
oleh Pusat.
2) Hasil pemantauan dibahas dalam pertemuan periodik sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali.
3) Menindaklanjuti keluhan klien/pelanggan atau masyarakat.
4) Memberikan peringatan lisan atau tertulis bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan syarat perizinan dan prinsip dokter gigi keluarga.
Melakukan pemantauan teguran atau usulan perbaikan yang telah diberikan kepada dokter gigi keluarga.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola
oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran.
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu :
1. PBI (Penerim Bantuan Iuran) jaminan kesehatan
2. Bukan PBI jaminan kesehatan
18
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui
peraturan pemerintah serta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu (cacat
total tetap merupakan kecacatan fisik dan/atau mental yang mengakibatkan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan).
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:
1.Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
2.Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
3.Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan sebagai berikut:
1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :
a. PBI Jaminan Kesehatan
b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan
dan anggota keluarganya
c. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota
keluarganya
d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan
Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya
e. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya
2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS
Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
Manfaat yang diperoleh oleh peserta dan keluarganya yaitu setiap peserta
berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan
perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis
yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas
manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran
iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi dan
ambulans.
Pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan
mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektivitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. Penerapan sistem kendali
mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan
19
standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan
sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap iuaran kesehatan peserta.
Ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan BPJS.
Ketentuan baru menyertai penyelenggaraan BPJS yaitu dibatasinya praktik
dokter dan bidan. Pembatasan praktik tenaga medis tersebut muncul karena saat
pemberlakuan BPJS nanti sekaligus didirikan klinik BPJS, dengan adanya klinik BPJS
itu, masyarakat bisa berobat secara cuma-cuma. Sebab, mereka sudah ditalangi
asuransi yang preminya dibayar pemerintah. Setiap klinik BPJS akan memperoleh
uang pertanggungan dengan nilai sesuai jumlah masyarakat yang mereka jangkau.
Persebaran klinik BPJS diharapkan bisa mengurangi atau membatasi praktik umum
dokter. Pasien akan lebih memilih ke klinik BPJS daripada ke praktik dokter. Dampak
bagi bidan, bidan wajib menginduk ke klinik BPJS terdekat. Dengan begitu,
masyarakat yang memanfaatkan jasa bidan tetap gratis karena biayanya sudah di-
cover BPJS. Teknisnya nanti pasien bisa minta dirujuk oleh dokter klinik BPJS ke
bidan.
20