dokter gigi keluarga

28
DOKTER GIGI KELUARGA 1. Pendahuluan Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama,dan memandang individu – individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes No.1415/Menkes/SK/X/2005). Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarganya, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. Penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sehingga dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut. Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni: a. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang diderita oleh masyarakat. 1

Upload: budi-kusumah

Post on 27-Dec-2015

158 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dokter Gigi Keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: Dokter Gigi Keluarga

DOKTER GIGI KELUARGA

1. Pendahuluan

Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai

sasaran utama,dan memandang individu – individu baik yang sakit maupun sehat

sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes

No.1415/Menkes/SK/X/2005).

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarganya, ia tidak hanya

memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit

keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi

penderita atau keluarganya.

Penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga diharapkan dapat

meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Sehingga dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut.

Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan,

yakni:

a. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat

prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal

yang diderita oleh masyarakat.

b. Pendekatan pragmatis, yaitu identifikasi kesadaran masyarakat yang ingin bebas

dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan untuk

datang ke pelayanan kesehatan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah

gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh 

pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas

kesehatan.

c. Pendekatan politis yaitu identifikasi masalah yang diukur atas dasar

pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-

tokoh masyarakat).

1

Page 2: Dokter Gigi Keluarga

1. Identifikasi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut

Seorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah

kesehatan dengan beberapa pendekatan. Terdapat 3 cara pendekatan yang dilakukan

untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, yaitu:

1. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan prevalensi dan

insidensi dari karies gigi dan tingkat kebutuhan perawatan penyakit periodontal yang

dilakukan dengan mengamati data sekunder berupa laporan angka kesakitan di BP Gigi.

2. Pendekatan Pragmatis yaitu identifikasi yang berupa gambaran upaya masyarakat untuk

memperoleh  pengobatan dalam hal ini yang telah dilakukan adalah mengamati jumlah

kunjungan pasien pada buku register BP Gigi.

3. Pendekatan Politis. Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar

pendapat  orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh

masyarakat) dalam hal ini yang telah dilakukan adalah opini dan partisipasi masyarakat

dalam penanggulangan masalah kesgilut.

a. Survey yang dipakai

Survey yang dilakukan adalah untuk menangani permasalahan kesehatan gigi

dan mulut di poli gigi Puskesmas Wirobrajan. Data berisi tentang kunjungan pasien

setiap bulan di poli gigi Puskesmas Wirobrajan bulan juni sampai juli 2013 dan jumlah

penduduk di setiap kelurahan. Adapun data tersebut diatas adalah sebagai berikut:

Demografi

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan tahun 2011 tercatat

29.225 jiwa. Berikut ini adalah data-data kependudukan Kecamatan Wirobrajan yang

bersumber dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun

2011 :

2

Page 3: Dokter Gigi Keluarga

Tabel 1. Data Jumlah Jiwa

Wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan 2011

No Desa Jumlah Jiwa

1. Pakuncen 11.196

2. Patangpuluhan 7.955

3. Wirobrajan 10.074

Jumlah 29.225

Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun 2011

Tabel 2. Data Penyakit Gigi di Poli Gigi Puskesmas Wirobrajan pada bulan juni 2013

No PELAYANAN Rata-rata kunjungan

1 Penyakit gigi dan jaringan mulut 105

2 Penyakit gusi dan jaringan periodontal 60

3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 125

4 Kelainan dentofasial 40

5 Karies kasus baru 39

6 Pericoronitis 9

7 Impaksi 8

8 Persistensi 25

9 Missing teeth 83

10 Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya 4

Dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Wirobrajan terlihat bahwa kunjungan

pasien dengan diagnosa penyakit gusi dan jaringan periodontal adalah kunjungan yang paling

banyak yaitu 125 pasien, dan penyakit gigi dan rongga mulut lainnya dengan angka

kunjungan paling kecil yaitu 4 pasien.

3

Page 4: Dokter Gigi Keluarga

4. Menetapkan Prioritas Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, ditetapkan satu prioritas masalah.

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode matrik yang secara umum

dibedakan 3 macam:

5. Pentingnya masalah , Ukuran pentingnya masalah antara lain :

( P ) : besarnya masalah : prevalence

( S ) : akibat yg ditimbulkan masalah : severity

(RI) : kenaikan besarnya masalah :rate of increase

( DU) : derajat keinginan masalah yang tak terpenuhi : degree of unmeet need

( SB ) : keuntungan sosial karena selesainya masalah : social benefit

( PB) : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah : public concern

( PC) : suasana politik : political climate

2. Kelayakan teknologi ( T )

Technical feasibiliy ≥ makin prioritas menunjuk penguasaan iptek yang sesuai

6. Sumber daya yang tersedia ( R )

Resources availability tenaga (man),dana (money), sarana (material)

Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1-5

yang artinya : nilai 1 (sangat tidak penting ) sampai dengan 5 (sangat penting).

Dari data sekunder yang didapat , maka berikut disajikan analisis masalah

kesehatan gigi dan mulut:

4

Page 5: Dokter Gigi Keluarga

Tabel 3. Teknik Kriteria Matrik Penetapan Prioritas Masalah

No Daftar masalah INDIKATOR T R Jumlah

P S RI DU SB PB PC

1. Penyakit gigi dan

jaringan mulut

3 3 4 2 3 3 2 3 3 180

2. Penyakit gusi dan

jaringan periodontal

4 4 4 3 4 3 2 3 3 216

3. Penyakit pulpa dan

jaringan periapikal

4 5 4 3 4 3 2 3 3 225

4. Kelainan dentofasial 4 3 2 2 3 2 2 2 2 72

5. Karies kasus baru 3 3 2 2 3 2 2 2 2 68

6. Pericoronitis 2 3 2 2 3 2 2 2 2 64

7. Impaksi 2 2 3 2 2 2 2 2 2 60

8. Persistensi 3 2 2 2 3 2 1 2 2 60

9. Missing theeth 4 3 3 3 4 3 3 3 3 207

10. Penyakit gigi dan rongga

mulut lainnya

2 2 2 2 2 2 2 2 2 58

 

Dari matrik penetapan masalah diatas didapatkan bahwa masalah yang

menjadi prioritas adalah banyaknya masyarakat yang menderita penyakit pulpa dan

jaringan periapikal, sehingga prioritas masalah tersebut dapat digunakan sebagai

acuan untuk merencanakan praktek dokter gigi keluarga.

A. Problem Solving

Dilihat dari masalah yang telah diprioritaskan, maka perlu dilakukan penetapan

pemecahan masalah, dengan menyusun alternatif jalan keluar untuk masalah yang

5

Page 6: Dokter Gigi Keluarga

muncul kemudian membuat prioritas untuk macam-macam pemecahan masalah yang

didapatkan.

Menetapkan prioritas jalan keluar – solution priority

Tabel 4. Alternatif jalan keluar dari prioritas masalah kesehatan gigi

No Daftar masalah Penyebab Alternatif Jalan keluar

1 Penyakit pulpa dan

jaringan periapikal

1. Infeksi Bakteri

2. Karies

3. Trauma gigi

4. Pulpitis

1. Pemberian Antibiotik

2. Pembersihan jaringan

karies Tumpat

3. Memberikan perawatan pada

gigi fraktur.

4. Memberikan perawatan pulpa

(PSA)

Tabel di atas menunjukkan prioritas masalah yang dipilih adalah kelainan penyakit

pulpa dan jaringan periapikal. Penyebabnya adalah infeksi bakteri, karies dan pulpitis.

Untuk menjalankan alternatif pemecahan masalah yang telah disusun, maka perlu

menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar mengingat

kemampuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi bersifat terbatas. Penentuan prioritas

jalan keluar menggunakan jangkauan dari 1-5 yang artinya nilai 1 (sangat tidak penting)

sampai dengan 5 (sangat penting).

Dalam menetapkan prioritas jalan keluar dapat dilakukan dengan perhitungan

yaitu dengan cara membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai C. Jalan keluar

dengan nilai P tertingi adalah prioritas jalan keluar yang dipilih.

a. M = Magnitude yaitu besarnya masalah yang dapat diatasi. Makin besar masalah yang

dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.

b. I = Importancy yaitu pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah yang dihadapi

dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah. Makin langgeng selesainya

masalah, makin penting jalan keluar.

6

Page 7: Dokter Gigi Keluarga

c. V = Vunerability yaitu sensitivitas jalan keluar dikaitkan dengan kecepatan jalan

keluar mengatasi masalah senstitif jalan keluar.

d. C = Cost yaitu biaya yang diperlukan untuk jalan keluar. Makin besar biaya makin

tidak efisien jalan keluar.

Adapun perhitungan prioritas alternatif jalan keluar yang akan dipilih adalah sebagai

berikut:

Tabel 5. Tabel Prioritas Jalan Keluar

No Daftar Alternatif Jalan keluar Efektivitas Efisiensi Jumlah

M x I x V

C

M I V C

1 Pemberian Antibiotik 3 4 2 3 8

2 Pembersihan jaringan karies tumpat 4 4 3 3 16

3 Memberikan perawatan pada gigi fraktur 4 3 3 4 9

3 Memberikan perawatan pulpa (PSA) 4 3 3 3 12

Keterangan :

M : Magnitude (besarnya masalah yang diatasi)

I : Importancy (pentingnya kelanggengan hasil)

V : Vulnerability (sensitivitas masalah/ kemampuan melenyapkan masalah)

C : Cost (biaya)

Nilai : P (1-5)

Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif pemecahan

masalah yang dapat diprioritaskan adalah pembersihan karies dan dilakukan

penumpatan gigi.

2. Penyusunan Program

A. Program Utama yang dipilih untuk problem solving

7

Page 8: Dokter Gigi Keluarga

Berdasarkan analisa prioritas jalan keluar didapat cara penanggulangan

masalah kelainan penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang terdapat pada BPG

Puskesmas Wirobrajan secara garis besar adalah pembersihan karies dan dilakukan

penumpatan pada gigi yang mengalami karies .

A. Program yang berkaitan adalah :

Melakukan pemeriksaan lengkap atau odontogram kepada pasien baru yang

berkunjung di poli gigi, sebelum dilakukan tindakan .

B. Target

Target yang didapatkan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat

tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut

C. Indikator yang ingin dicapai adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan wawasan

mengenai kesehatan gigi dan mulut, dilihat dari aspek kunjungan perbulan ke

praktek drg. Keluarga dan BP Puskesmas untuk upaya prevetif atau kuratif tanpa

adanya keluhan sakit dari masyarakat (Paradigma sehat).

B. Tahap Pengorganisasian dan Pelaksanaan

a. Pelaksana program

1. Dokter gigi menjadi penanggung jawab program terhadap pelaksanaan

program serta menyelesaikan hambatan yang dihadapi.

2. Perawat gigi bertugas membantu dokter gigi dalam pencatatan,

pemgumpulan data, penyuluhan dan pelatihan tentang kesehatan gigi dan

mulut.

b. Sasaran : pasien di poli gigi

c. Metode : Secara langsung

d. Tempat pelaksanaan : Di ruang poli gigi.

B. Pengawasan dan Evaluasi

Mengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis,

maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada

masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi

semua pihak supaya menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak sesuaian

segera dapat diketahui.

Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh :

8

Page 9: Dokter Gigi Keluarga

1. Pemerintah pusat

2. KKI

3. Pemerintah daerah

4. Organisasi profesi

C. Sistem Pembiayaan (Manage Care)

Manage Care adalah Sistem yang mengintegrasikan antara pembiayaan dan

pelayanan kesehatan yang tepat dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Kontrak dari dokter gigi atau rumah sakit maupun Puskesmas yang terpilih untuk

memberikan pelayanan komprehensif termasuk promosi dan prevensi kepada populasi

peserta, pembayaran kepada provider dengan sistem pembayaran prospektif termasuk

kapitasi, pembayaran premi PHPM telah ditentukan sebelumnya, adanya kendali

utilisasi dan mutu dimana dokter gigi, rumah sakit atau puskesmas telah menerima

kendali tersebut dalam kontrak, adanya insentif financial bagi pasien untuk

memanfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk dan adanya resiko financial dokter

gigi, rumah sakit ataupun Puskesmas. Konsep dokter gigi keluarga akan diterapkan di

wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan dengan jumlah penduduk 29.225 jiwa. Data

yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan juni-juli 2013.

Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelayanan adalah pelayanan dasar gigi

dan mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK dan RK), pencabutan gigi

permanen, pencabutan gigi decidui dan pengobatan pulpa gigi. Dengan total peserta

29.225 jiwa meliputi 3 wilayah yaitu Patangpuluhan, Wirobrajan, dan Pakuncen.

Tabel 6. Data jumlah kunjungan puskesmas pada bulan juni :

No Perawatan yang diberikan jumlah

1 Ekstraksi gigi sulung 31

2 Ekstraksi gigi tetap 42

3 Tambal gigi tetap 36

4 Tambal gigi sementara 60

9

Page 10: Dokter Gigi Keluarga

Perhitungan utilisasi setiap perawatan perbulan untuk PPK 1 adalah:

a. Jumlah kasus ekstraksi gigi sulung = 31

Utilisasi 31 / 29.225 x 100% = 0,0011

b. Jumlah kasus ekstraksi gigi tetap = 42

Utilisasi 42 / 29.225 x 100% = 0,0014

c. Jumlah tambalan gigi tetap = 36

Utilisasi 36 / 29.225 x 100% = 0,0012

d. Jumlah tambalan gigi sementara= 60

Utilisasi 60 / 29.225 x 100% = 0,002

Perhitungan biaya

Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medik

(Jasa medis =

Tabel 7. Sistem Pembiayaan Dokter Gigi Keluarga (Manage Care)

No. Jenis Pelayanan UTILISASI

(%)

UNIT COST

(Rp)

KAPITASI

1 Ekstraksi gigi sulung 0,0011 9.500 10,07703

2 Ekstraksi gigi tetap 0,0014 13.000 18,68269

3 Tambal gigi tetap 0,0012 38.000 46,80916

4 Tambal gigi sementara 0,002 13.500 27,71604

PPK I 103,28492

Berdasarkan perhitungan kapitasi di atas dengan pelayanan PPK 1 maka

didapatkan jumlah kapitasi yang setiap bulan harus dibayarkan bapel kepada dokter

gigi untuk mencover peserta jaminan kesehatan sosial di wilayah kerjanya adalah

sebesar Rp. 103,284 per peserta perbulan. Dokter gigi keluarga mencover sejumlah

10

Page 11: Dokter Gigi Keluarga

29.225 penduduk. Dengan jumlah penduduk sebesar 29.225 jiwa maka bapel harus

membayar kapitasi sebesar Rp. 103,284 x 29.225 jiwa= Rp. 88.214.929

Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Fixed Cost

Adalah biaya yang bersifat tetap tidak dipengaruhi oleh biaya volume atau

produksi.

a. Fixed Cost

Tabel 8. Fixed Cost

No

Keterangan Th Jumlah Satuan

1. Sewa gedung 1 8.000.000 4.629

2. Meja Kursi tunggu pasien

4 1.000.000 217

3. Meja kursi pendaftaran 4 1.000.000 144

4. Meja kursi dokter 4 1.000.000 144

5. Kompresor4 2.000.000 289,35

6. Selang kompresor 4 200.000 28,93

7. Dental chair lengkap 5 60.000.000 6944

8. Lemari penyimpanan berkas dan penyimpanan alat

5 700.000 81

9. Emergency kit 1 150.000 86

10. Perbaikan alat 1 2.000.000 1157

11. Pasang air 5 1.000.000 115

12. Pasang listrik 5 1.000.000 115

13. Pasang telpon 5 700.000 81

14. Lampu ruangan 1 400.000 231

11

Page 12: Dokter Gigi Keluarga

15. Lampu emargency 1 150.000 86

16. Komputer 3 4.000.000 771

17. Pembelian Tv 3 1.000.000 192

18. Pembelian Ac 3 3.000.000 578

19. DVD player 2 300.000 86

20. Pembelian dispenser 3 200.000 38

21. Pembelian sterilisator 5 1.000.000 115

22. Pembelian tensi meter 5 450.000 52

23. Continuing education 1 2.000.000 1157

24. Intra oral camera 4 3.000.000 434

25. Tabung Oksigen 1 500.000 289

26. Timbangan 1 100.000 57

27. Set toilet 5 700.000 81

28. Pembelian barang interior (Pot bunga, lukisan, poster)

1 500.000 289

Jumlah 18.487,28

Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Semi Variabel Cost.

b. Semivariabel Cost

Tabel 9. Semi variabel Cost

No. Keterangan Bln Jumlah Satuan

1ATK 1 200.000 1388,8

2 Listrik 1 400.000 2777,7

3 Air 1 300.000 2083,3

4 Telpon 1 200.000 1388,8

5 Gaji Perawat gigi 1 1.500.000 10416,6

6Gaji Bag. Administrasi 1 800.000 5555,5

7 Gaji cleaning service 1 600.000 4166,6

12

Page 13: Dokter Gigi Keluarga

27.777,4

c. Variabel Cost

1) Penambalan sederhana (SIK)

Tabel 10. Variabel Cost Penambalan Sederhana

No Nama BarangJumlah Pasien

Harga (Rp) Per-Pasien

11 Sarung Tangan 50 30,000 600

22 Masker 100 25,000 250

33 Kapas 300 20,000 67

44 Alkohol 100 25,000 250

55 Alat Diagnosa 1000 200,000 200

6 Bengkok 2000 100,000 50

77 Bur Preparasi 10 30,000 3000

88 Bur Finishing 10 30,000 3000

99 Alat Tumpat 500 500,000 1000

1010 Cavity Cleanser 100 300,000 3000

1111 Vaseline 200 95,000 475

1212 SIK 50 400,000 8000

1313 Dentin Conditioner 100 95,000 950

1414 Paper Pad 100 50,000 500

1515 CelemekCelemek 5050 40,00040,000 800

1616 Tissu Tissu 200

1717Selang suction dan gelas kumur

100 50,000 500

Total 22.842

13

Page 14: Dokter Gigi Keluarga

Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis

=18.487,28 + 27.777,4+ 22.842+ jasa medis

= 69.106,68 + jasa medis

50 % total biaya = 69.106,68

Total biaya = 98.723,82 = Rp. 99.000,-

2) Penambalan sederhana (Resin Komposit)

Tabel 11. Variabel Cost Penambalan RK

No Nama Barang Jml pasien Harga Harga satuan1 Sarung Tangan 50 30,000 6002 Masker 100 25,000 2503 Kapas 300 20,000 674 Alkohol 100 25,000 2505 Cotton Roll 100 30,000 3006 Inst. Tambal 1000 800,000 8007 Bur set 100 200,000 2.0008 Bahan komposit 50 400,000 8.0009 Cavity Cleanser 500 300.000 60010 Microbrush 100 80.000 80011 Etsa 50 200.000 4.00012 Bonding agent 80 675.000 8.45013 Artikulating Paper 50 30.000 60014 Prisma Glos 65 350.000 5.38515 Finishing bur 100 200.000 2.00016 Celluloid strips 100 150.000 1.50017 Suction- disposable 100 60.000 60018 Light curing 2000 3.000.000 1.500

19Low speed and high speed 1000 2.000.000 2.000

20 Inst. Diagnosa 1000 750.000 75021 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200

22 Tissue 200 20.000 100

23 Gelas kumur 50 7000 140

JUMLAH 40.892

Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis

= 18.487,28 + 27.777,4+40.892+ jasa medis

14

Page 15: Dokter Gigi Keluarga

= 87.156,68+ jasa medis

70 % total biaya = 87.156,68

Total biaya = 124.509,54= Rp.125.000,-

3) Pencabutan sederhana gigi dewasa

Tabel 12. Variabel Cost Pencabutan Gigi Dewasa

No Nama Barang Jml pasien

Harga Per-pasien

1 Sarung Tangan 50 30.000 800

2 Masker 100 25.000 250

3 Kapas 300 20.000 67

4 Alkohol 150 30.000 200

5 Inst. Diagnosa 1000 750.000 750

6 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200

7 Gelas kumur 50 7000 140

8 Tissue 100 20.000 200

9 Alat ekstraksi 2500 5.000.000 2000

10 Bein 2500 3.000.000 1200

11 Providon iodine 100 25.000 250

12 Spuit 100 150.000 1500

13 Larutan anastesi 30 180.000 6000

14 Spongostan 50 250.000 5000

    Jumlah 18.557

Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis

= 18.487,28 + 27.777,4+18.557+ jasa medis

= 64.821,68+ jasa medis

70 % total biaya = 64.821,68

Total biaya = 92.602,4 = Rp.93.000,-

15

Page 16: Dokter Gigi Keluarga

4). Pencabutan sederhana gigi anak

Tabel 13. Variabel Cost Pencabutan Gigi Anak

No Nama Barang Jml pasien

Harga Per-pasien

1 Sarung Tangan 50 30.000 800

2 Masker 100 25.000 250

3 Kapas 300 20.000 67

4 Alkohol 150 30.000 200

5 Inst. Diagnosa 1000 750.000 750

6 Bengkok +Nampan 1500 300.000 200

7 Gelas kumur 50 7000 140

8 Tissue 100 20.000 200

10 CE 250 80.000 320

11 Providon iodine 100 25.000 250

12 Alat ekstraksi 2500 5.000.000 2000

        Jumlah 5177

Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis

= 18.487,28 + 27.777,4+5177+ jasa medis

= 51.441,68+ jasa medis

70 % total biaya = 51.441,68

Total biaya = 73.488,11= Rp.74.000,-

16

Page 17: Dokter Gigi Keluarga

Tabel 14. Perhitungan kapitasi adalah sebagai berikut :

No. Jenis Pelayanan Utilisasi (%) Unit Cost (Rp) Kapitasi1 Penambalan sederhana

(SIK)0,0020 99.000 198

2 Penambalan sederhana (RK)

0,0012 125.000 150

3 Pencabutan sederhana gigi dewasa

0,0014

93.000 130,2

4 Pencabutan sederhana gigi anak

0,0010

74.000 74

Total 552,2

Dari perhitungan kapitasi diatas dengan pelayanan PPK I maka didapatkan

yang setiap bulan harus dibayarkan Bapel kepada dokter gigi keluarga adalah Rp

552,2 per peserta perbulan., dibulatkan menjadi Rp 600. Jumlah penduduk dari 29.225

jiwa, maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp. 600 x 2500 jiwa = Rp

1.500.000

Pada Bapel seperti Jamkesos tidak ada profit, margin dan administrasi, karena

Jamkesos merupakan badan sosial non profit.

D. Pengawasan dan Evaluasi

Dalam rangka terselenggaranya kedokteran yang bermutu dan melindungi

masyarakat yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang praktek kedokteran, perlu dilakukan pembinaan terhadap dokter gigi yang

melakukan praktik kedokteran gigi. Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk:

17

Page 18: Dokter Gigi Keluarga

1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter gigi.

2) Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter gigi.

3) Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.

Mengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis,

maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada

masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi

semua pihak supaya tetap menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak

sesuaian segera dapat diketahui. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh:

1) Pemerintah Pusat

2) Konsil Kedokteran Indonesia

3) Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Propinsi, Dinak Kesehatan Kabupaten/Kota)

4) Organisasi Profesi

Tata cara pembinaan dan pengawasan:

1) Secara reguler dilakukan pemantauan melalui laporan 3 bulan sekali oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota, 6 bulan sekali Dinas Kesehatan Propinsi, 1 tahun sekali

oleh Pusat.

2) Hasil pemantauan dibahas dalam pertemuan periodik sekurang-kurangnya 1 tahun

sekali.

3) Menindaklanjuti keluhan klien/pelanggan atau masyarakat.

4) Memberikan peringatan lisan atau tertulis bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai

dengan syarat perizinan dan prinsip dokter gigi keluarga.

Melakukan pemantauan teguran atau usulan perbaikan yang telah diberikan kepada dokter gigi keluarga.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan.

Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola

oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di

Indonesia dan telah membayar iuran.

Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu :

1. PBI (Penerim Bantuan Iuran) jaminan kesehatan

2. Bukan PBI jaminan kesehatan

18

Page 19: Dokter Gigi Keluarga

Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui

peraturan pemerintah serta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu (cacat

total tetap merupakan kecacatan fisik dan/atau mental yang mengakibatkan

ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan).

Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:

1.Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya

2.Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya

3.Bukan pekerja dan anggota keluarganya

Pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan sebagai berikut:

1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :

a. PBI Jaminan Kesehatan

b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan

dan anggota keluarganya

c. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota

keluarganya

d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan

Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya

e. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero)

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya

2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS

Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Manfaat yang diperoleh oleh peserta dan keluarganya yaitu setiap peserta

berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan

perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis

yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas

manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran

iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi dan

ambulans.

Pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan

mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektivitas tindakan,

kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. Penerapan sistem kendali

mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan

19

Page 20: Dokter Gigi Keluarga

standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan

sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap iuaran kesehatan peserta.

Ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan

sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan BPJS.

Ketentuan baru menyertai penyelenggaraan BPJS yaitu dibatasinya praktik

dokter dan bidan. Pembatasan praktik tenaga medis tersebut muncul karena saat

pemberlakuan BPJS nanti sekaligus didirikan klinik BPJS, dengan adanya klinik BPJS

itu, masyarakat bisa berobat secara cuma-cuma. Sebab, mereka sudah ditalangi

asuransi yang preminya dibayar pemerintah. Setiap klinik BPJS akan memperoleh

uang pertanggungan dengan nilai sesuai jumlah masyarakat yang mereka jangkau.

Persebaran klinik BPJS diharapkan bisa mengurangi atau membatasi praktik umum

dokter. Pasien akan lebih memilih ke klinik BPJS daripada ke praktik dokter. Dampak

bagi bidan, bidan wajib menginduk ke klinik BPJS terdekat. Dengan begitu,

masyarakat yang memanfaatkan jasa bidan tetap gratis karena biayanya sudah di-

cover BPJS. Teknisnya nanti pasien bisa minta dirujuk oleh dokter klinik BPJS ke

bidan.

20