1. program/kegiatan inovasi : e-catalogue...

27
DRAFT MASUKAN DITJEN BINFAR DAN ALKES PADA BUKU INOVASI DAN PRESTASI PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL 2009- 2014

Upload: buimien

Post on 07-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

DRAFT MASUKAN DITJEN BINFAR DAN ALKESPADA BUKU INOVASI DAN PRESTASI PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL

2009-2014

Page 2: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

DAFTAR ISI

1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE OBAT GENERIK............................3

2. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ALKES............................................5

3. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENDAMPINGAN USAHA JAMU GENDONG/USAHA JAMU RACIKAN.............................................................................6

4. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : REGALKES dan SSO-INSW....................................8

5. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : FORMULARIUM NASIONAL....................................9

6. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : KEMANDIRIAN BBO MELALUI FASILITASI PENGEMBANGAN BBO DAN BBOT SERTA PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT...........................................................................................................10

7. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PEMBINAAN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian).............................................13

8. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : KOMPENDIUM ALAT KESEHATAN (mohon masukan Dit. Prodis Alkes)..........................................................................................14

9. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : JAMINAN PEMELIHARAAN MUTU MELALUI SERTIFIKASI ISO 9001:2008........................................................................................16

10. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENINGKATAN AKSES OBAT MELALUI OBAT GENERIK........................................................................................................................18

11. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT NASIONAL..19

12. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENYEDIAAN VAKSIN DAN OBAT DARI INDUSTRI NASIONAL INDONESIA..............................................................................21

Page 3: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE OBAT GENERIK1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Oblik dan Perbekkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Industri farmasi

- Ditjen Binfar dan Alkes

- LKPP

- Dinas Kesehatan

- Rumah Sakit Pemerintah

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Sistem e-Catalog Obat Generik adalah sistem informasi elektronik yang memuat informasi seputar daftar nama obat, jenis, spesifikasi teknis, harga satuan terkecil, dan pabrik penyedia. Harga yang tercantum dalam e-Catalog adalah harga satuan terkecil, dimana sudah termasuk pajak dan biaya distribusi. Pengadaan obat generik yang sudah termuat dalam e-Catalog dilaksanakan melalui mekanisme e-Purchasing.

Sebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang harga satuan obat generik. Setelah melalui serangkaian proses evaluasi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, sebanyak 23 industri farmasi menjadi pemenang sejumlah item obat generik yaitu PT Afifarma, PT Bernofarm, PT Erela, PT Hexpharm Jaya, PT Holifarma, PT Indofarma, PT Kimia Farma, PT Lucas Djaja, PT Marin Liza Farmasi, PT Mersifarma, PT Novapharin, PT Novell Pharmaceutical, PT Phapros, PT Promedraharjo, PT Rama Emerald Multi, PT Sampharindo Perdana, PT Sejahtera Lestari Farma, PT Widatra Bhakti, PT Yarindo Farmatama, PT Darya Varia, PT Ifars, PT Phytokemindo Agung, dan PT Dexa Medica. Industri-industri tersebut telah menandatangani kontrak payung bersama dengan Kepala LKPP pada tanggal 12 April 2013 disaksikan oleh Dirjen Binfar dan Alkes. Dengan ditandatanganinya kontrak payung, maka hasil tersebut resmi dapat ditayangkan ke dalam e-catalog. Dalam e-catalog yang tersedia online dicantumkan spesifikasi barang/jasa dan harga yang ditawarkan oleh rekanan.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Senin malam tanggal 18 Maret 2013 di Menara Bidakara bertepatan dalam rangkaian kegiatan Pra Rakerkesnas tahun 2013

Page 4: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :

Pengadaan obat dengan menggunakan e-catalogue telah dilakukan sejak April 2013, mencakup 326 sediaan obat generik dengan melibatkan 29 industri farmasi. Sampai dengan bulan November 2013, terdapat 432 Dinas Kesehatan dan Rumas Sakit Pemerintah yang telah menggunakan e-cataloque dalam proses pengadaan obat dengan perkiraan penghematan anggaran 30%.

Kesungguhan jajaran Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Pemerintah menggunakan e-cataloque telah mendaptkan apresiasi dari LKPP berupa e-Procurement Award 2013.

10 Pemda dengan Transaksi

E-Purchasing Terbesar *)

Page 5: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

2. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ALKES1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen BUK

- LKPP

- Ditjen Binfar dan Alkes

- Produsen Alkes

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

E-Catalog merupakan sistem elektronik berbasis internet yang bernaung di bawah

LKPP dengan di dikung oleh Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Sistem e-Catalog alat kesehatan dimulai dari kerjasama antara Ditjen Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

melalui sistem e-Regalkes dan e-Planning. E-Regalkes sendiri berintegrasi dengan

Indonesia National Single Window (INSW) dengan sistem SSO (Single Sign On).

Perusahaan yang sudah mendapatkan nomor izin edar dari Kemnekes, kemudian bisa

mendaftakan produknya ke LKPP untuk selanjutnya masuk ke dalam e-catalog alat

kesehatan.

Launching 15 alat kesehatan pertama meliputi: Stationary X-RAY System, Hospital

Bed, Magnetic Resonance Imaging, Computed tomography System, Medical-Charge

Particle Radion Therapy System, Programmable Diagnostic Computer, IV Catheter,

Non Invasive Blood Pressure, Neonatal Incubator, Ultrasound Pulse Doppler, Surgical

Suture, Piston Syringe. Intravascular Administrasion Set, Multiple Auotoantibodies

Immunological Test System dan Surgeon Gloves.

Pada tahap berikutnya akan terus dilanjutkan lebih dari 100 jenis produk alat

kesehatan yang dibutuhkan di fasilitas pelayanan kesehatan. E-catalog alat kesehatan

ini memuat nama produk, jenis produk, spesifikasi teknis, janji layanan, harga dari

berbagai penyedia barang dan jasa; Nilai fungsi e-catalog dalam pengadaan barang

adalah transparan, akuntabel, efektif dan efisien.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Senin malam tanggal 15 April 2013 di Makasar bertepatan dalam rangkaian kegiatan Rakerkesnas Regional timur tahun 2013.

Page 6: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

3. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENDAMPINGAN USAHA JAMU GENDONG/USAHA JAMU RACIKAN

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

Page 7: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

(mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Pelaku UJR

- Pelaku UJG

- Dinas Kesehatan

- GP Jamu

- Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan OT Tawangmangu

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

(mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

(mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

(Mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

Page 8: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

4. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : REGALKES dan SSO-INSW1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Produsen Alkes dan PKRT

- Ditjen Binfar dan Alkes

- Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemenkes RI

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Kementerian Kesehatan, dalam hal ini unit yang terkait adalah Direktorat Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, meluncurkan sistem e-Regalkes atau

Registrasi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) secara

online untuk meningkatkan pelayanan publik khususnya pada pelayanan perizinan di

bidang alat kesehatan dan PKRT. Dengan sistem ini pemohon perizinan tidak perlu

datang di loket Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemenkes RI yang ada di Jakarta, karena

semua dokumen perizinan dapat disampaikan secara elektronik. Sistem ini sangat

efektif dan efisien bagi pemohon perizinan mengingat wilayah NKRI yang demikian

luasnya.

sistem e-Regalkes secara terintegrasi. Pengguna hanya perlu Login satu kali saja

maka selanjutnya dapat mengakses semua sistem.

Layanan publik yang dilayani dalam bidang alat kesehatan dan PKRT antara lain izin

penyalur alat kesehatan, izin produksi alat kesehatan dan PKRT, izin edar alat

kesehatan dan PKRT, dan pemberian Certificate of Free Sales (CFS).

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

(mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

Page 9: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

(Mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

5. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : FORMULARIUM NASIONAL1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Pelayanan Kefarmasian)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- Puskesmas

- RS

- Perhimpunan Spesialis Ilmu Kedokteran

- Farmakolog

- Akademisi

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Dalam rangka persiapan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Formularium Nasional (Fornas).

Formularium ini merupakan daftar obat yang memiliki bukti ilmiah terkini mengenai

khasiat, keamanan, dan terjangkau, serta digunakan sebagai acuan untuk penulisan

resep dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk persiapan JKN 1 Januari

2014, disiapkan e-catalogue Fornas sehingga seluruh fasilitas pemberi pelayanan

kesehatan (PPK) dapat lebih mudah dalam menyediakan obat-obatan yang

dibutuhkan.

Page 10: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

Penyusunan Fornas dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

yang terkait, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas dan RS), perhimpunan

spesialis ilmu kedokteran, farmakolog, akademisi, dan pemerintah. Dengan demikian,

Fornas diharapkan menjadi daftar yang komprehensif bagi panduan pelayanan obat di

sistem JKN.

Fornas wajib menjadi acuan bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang tercakup

dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Obat yang ada dalam Formularium

Nasional dijamin pembiayaannya oleh BPJS. Obat yang ada dalam Formularium

Nasional diupayakan untuk diproduksi dan terdistribusi secara merata di seluruh

Indonesia. Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Fornas dapat

digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan persetujuan Komite Medik dan

Kepala/Direktur Rumah Sakit. Penambahan dan atau pengurangan daftar obat yang

tercantum dalam Fornas ditetapkan oleh Menkes setelah mendapatkan rekomendasi

Komnas Fornas. Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menerima pasien rujuk

balik dari fasyankes tingkat dua, menerima informasi dan saran-saran dari fasyankes

tingkat dua. Berdasarkan saran tersebut, fasyankes tingkat pertama menyusun

rencana tindak lanjut pelayanan untuk pasien rujuk balik.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Pada tanggal 19 September 2013 , melalui diterbitkannya SK Menkes No. 328/MENKES/SK/VIII/2013.

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :

(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)Formularium Nasional mencakup 29 kelas terapi, 90 sub kelas terapi, dan 519 item

obat/zat aktif dalam 923 kekuatan/bentuk sediaan.

(Mohon masukan Dit. Pelayanan Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

6. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : KEMANDIRIAN BBO MELALUI FASILITASI PENGEMBANGAN BBO DAN BBOT SERTA PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

Page 11: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- Perguruan Tinggi

- BPPT

- LIPI

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

MoU Penelitian dan Pengembangan Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat

Tradisional disusun sebagai salah satu upaya pengembangan bahan baku obat dalam

negeri melalui penelitian di bidang bahan baku obat yang berorientasi pada

kebutuhan; peningkatan kemampuan IPTEK; serta peningkatan produksi bahan kimia

sederhana dan bioteknologi. Adapun tahapan yang telah dilakukan pada penyusunan

MoU dan PKS ini adalah dimulai dari pembentukan tim reviewer, edaran proposal

kegiatan ke perguruan tinggi negeri, dan lembaga riset/penelitian, inventarisasi dan

penilaian proposal penelitian yang masuk oleh tim reviewer, penyusunan dan

pembahasan draft MoU, konsultasi dengan LKPP dan Biro Keuangan dalam

memutuskan proses pelaksanaan swakelola, kemudian circulating draft MoU dan

PKS. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Tim Reviewer maka diputuskan 13

proposal yang layak untuk difasilitasi yang berasal dari beberapa perguruan tinggi dan

institusi yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera

Utara, Universitas Gajah Mada, Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung,

BPPT, dan LIPI.

Pasar obat tradisional di Indonesia tahun ke tahun mengalami pertumbuhan dan

diperkirakan mencapai angka 20 trilyun rupiah di tahun 2015. Dilihat dari potensi pasar

ini, terlihat bahwa jamu dan obat tradisional sangat penting untuk dikembangkan.

Pengembangan BBOT ini mutlak dilaksanakan karena memang kebutuhan obat

tradisional dalam negeri sangat besar. Konsumsi obat tradisional di Indonesia sangat

tinggi. Kedepannya diharapkan P4TO ini dapat terus berkembang sehingga nilai

tambah dari obat tradisional di Indonesia dapat terus meningkat dan kemandirian

bahan baku obat tradisional di Indonesia dapat tercapai dengan baik. Pengembangan

P4TO dilakukan dengan memperhatikan: 1) Pengetahuan teknis mengenai alur proses

pengolahan tanaman obat di fasilitas P4TO; 2) Pemilihan Tumbuhan Untuk

Pengembangan Jamu dan Fitofarmaka; 3) Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat;

4) Quality Control Produk Obat Tradisional; 5) Pemenuhan CPOTB Bagi Usaha di

Bidang Obat Tradisional; dan 6) Teknologi Ekstraksi Tanaman Obat.

Page 12: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Pada tanggal 9 September 2013 di hotel Puri Denpasar, Jakarta telah disepakati MoU dan Perjanjian Kerja Sama. Selain itu, pada tanggal 19-21 September 2013 di Pekalongan, Jawa Tengah

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

Sampai dengan tahun 2013, telah dilakukan pengembangan bahan baku obat dalam

negeri sebagai berikut:

1) Ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata)2) Ekstrak herba sambiloto terfraksinasi3) Ekstrak pegagan (Centella asiatica)4) Ekstrak pegagan terfraksinasi5) Ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri)6) Ekstrak herba meniran terfraksinasi7) Ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza)8) Ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale)9) Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga)10) Difruktosa anhidrida III11) Pati ter-pregelatinasi12) Fraksi bioaktif kayu manis (Cinamomum burmani)13) Fraksi bioaktif bungur (Lagerstroemia speciosa)14) Fraksi bioaktif mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)15) Fraksi bioaktif cacing tanah (Lumbricus rubellus)16) Ekstrak terstandar Legundi (Vitex trifolia)17) Ekstrak terstandar Paliasa (Kleinhovia hospita linn.)18) Eksipien karagenan dari Rumput Laut (Eucheuma cottoni) mutu pharmaceutical

grade

Page 13: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

19) Ekstrak Rumput Laut20) Ekstrak terstandar daun Salam21) Ekstrak terstandar daun Sirsak22) Tetrasiklin (teknologi produksi)23) Albumin (teknologi produksi)24) Ekstrak terstandar Pegagan (Centella asiatica L.)25) Fraksi triterpen Pegagan26) Isolat Pegagan (asiatikosida)27) Isolat Pegagan (asam madekasat)28) Isolat Pegagan (asam asiatat)29) Ekstrak terstandar Ganoderma lucidum30) 2-metoksi-isobutilisonitril (MIBI)31) Amilum Jagung Pulut ter-pragelatinasi hidrolisis enzimatik-fosforilasi32) Ekstrak terstandar kulit buah Manggis (Garcinia mangostana L.)33) Ekstrak terstandar herba Tapak Dara (Catharanthus roseus)34) Ekstrak terstandar umbi Bawang Putih (Allium sativum)35) Ekstrak terstandar pugun tano (Curangga fel-terrae)36) Ekstrak terstandar daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)37) Ekstrak terstandar herba Sidaguri (Sida rhombifolia)38) Ekstrak terstandar biji buah Kedaung (Parkia timoriana)39) Biji Mahoni (Swietenia mahagoni(L) Jacq.)

(Mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

7. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PEMBINAAN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

Kegiatan Pembinaan MJAS bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keamanan pangan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Gerakan Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu dan Bergizi, yang dicanangkan Wapres Budiono pada awal 2011.

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- BPOM

- Dit. Bina Gizi

- Dit. Penyehatan Lingkungan

Page 14: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

- Pengelola Sekolah

- Tenaga Puskesmas

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Sosialisasi dilakukan pada pengelola sekolah dan tenaga Puskesmas, sehingga

diharapkan penyebaran informasi lebih cepat dan luas cakupannya. Total petugas

yang sudah dilatih adalah sebanyak 2.710 pengelola dan petugas kesehatan dengan

rincian 1.355 pengelola dan 1.355 petugas kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terkoordinir dengan lintas program dan

sektor terkait, yaitu Dit. Bina Gizi, Dit. Penyehatan Lingkungan, dan Badan POM

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Pembinaan Makanan Jajanan Anak Sekolah dilakukan di 25 Provinsi se-Indonesia sejak tahun 2012

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

(Mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

8. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : KOMPENDIUM ALAT KESEHATAN (mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

Page 15: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

(mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- ... (mohon masukan Dit. Prodis Alkes)

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Kompendium Alat Kesehatan merupakan kumpulan informasi tentang alat kesehatan

yang disajikan secara komprehensif. Informasi tersebut meliputi: 1) Kategori alat

kesehatan (elektromedik, non elektromedik, diagnostik/in-vitro); 2) Ilustrasi/gambar

alkes; 3) Tujuan penggunaan; 4) Deskripsi alkes; 5) Spesifikasi dasar alkes; 6) Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya; serta 7) Resiko yang mungkin terjadi

akibat penggunaan alkes.

Kompendium alat kesehatan digunakan sebagai acuan bagi pelayanan kesehatan

dalam menentukan pembelian alkes yang cost-effective sesuai mutunya. Selain itu,

kompendium tersebut juga digunakan sebagai panduan pada Health Technology

Assessment (HTA) dan pada penyusunan e-catalogue alkes dalam pengendalian

harga alkes.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

………………………

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

Page 16: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

(Mohon masukan Dit. Prodis Alkes tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

9. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : JAMINAN PEMELIHARAAN MUTU MELALUI SERTIFIKASI ISO 9001:2008

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- BSI Group Indonesia

- PT. Global Certification Indonesia

Page 17: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Sertifikasi ISO 9001:2008 menunjukkan diterapkannya pemeliharaan mutu pelayanan

yang diberikan, baik terhadap pelanggan eksternal maupun internal unit kerja.

Sertifikasi tersebut dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Identifikasi proses bisnis unit kerja, termasuk jenis pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan

b) Pelatihan pengenalan sistem manajemen mutu, termasuk pembentukan

manajemen organisasi pemastian mutu

c) Pelatihan pelaksanaan pemeliharaan dan pemastian tercapainya target mutu,

terutama audit internal

d) Penyusunan dokumentasi pemeliharaan dan pemastian mutu

e) Audit internal

f) Pelaksanaan audit oleh lembaga sertifikasi

Sistem manajemen ISO 9001:2008 dalam rangka pelayanan publik berupa perizinan

di bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian dimaksudkan untuk menjamin mutu

baik proses maupun output perizinan produksi dan distribusi kefarmasian, sehingga

dapat dicapai manfaat antara lain meningkatnya kepercayaan pelanggan, tercapainya

ketepatan waktu proses perizinan, meningkatnya image positif unit pelayanan publik,

serta meningkatnya motivasi, serta kinerja aparatur birokrasi perizinan. Sertifikasi

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dilakukan melalui PT. Global Certification

Indonesia yang mewakili Global Certification Limited yang berkantor pusat di Inggris.

Sistem manajemen ISO 9001:2008 juga telah diraih oleh Sekretariat Ditjen, dalam

rangka memberikan pelayanan dukungan manajerial dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya. Sertifikasi ini menunjukkan komitmen seluruh komponen Sekretariat Ditjen

untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan terkait, selalu melakukan perbaikan

berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sertifikat ISO diberikan

oleh BSI Group Indonesia, perwakilan The British Standards Institution (BSI) yang

merupakan salah satu lembaga sertifikasi independen tertua dan terbesar di dunia.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

Tanggal 11 Januari 2013 di Kantor Kemenkes RI Jakarta

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

Page 18: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

(Mohon masukan Dit. Prodis Kefarmasian tentang hasil/keberhasilan kegiatan ini. Uraian disertai dengan data, foto maupun tabel)

10. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENINGKATAN AKSES OBAT MELALUI OBAT GENERIK

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes, Dit. Pelayanan Kefarmasian, dan Dit. Prodis Kefarmasian)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- … (mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes, Dit. Pelayanan Kefarmasian, dan Dit. Prodis Kefarmasian)

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Akses terhadap obat dipengaruhi oleh 4 hal, yaitu: 1) Penggunaan obat yang rasional;

2) Harga obat yang terjangkau; 3) Pendanaan yang berkelanjutan; dan 4) Sistem

kesehatan serta sistem penyediaan obat yang dapat diandalkan. Melalui obat generik,

perbaikan akses terhadap obat dapat dicapai karena mendorong terjangkaunya harga

obat dan berlanjutnya pendanaan. Sehubungan dengan hal tersebut, telah diterbitkan

Permenkes RI No. HK.02.02/Menkes /068/2010 tentang Kewajiban Menggunakan

Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.

Page 19: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

Peningkatan akses melalui obat generik dapat diperoleh karena penetapan harga obat

tahun 2013 yang melibatkan penawaran produsen dengan sistem e-catalogue obat.

Dengan menggunakan sistem tersebut, harga obat yang ditetapkan telah memenuhi

unsur keekonomian sehingga menjamin tersedianya produk tersebut di pasar. Hal ini

memperbaiki sistem penetapan harga obat generik sebelumnya yang hanya

mendasarkan pada rekomendasi tim ahli.

Obat generik dapat mendorong efisiensi pemanfaatan belanja kesehatan, sehingga

mendorong keberlanjutan pendanaan. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi

peningkatan akses terhadap obat.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes, Dit. Pelayanan Kefarmasian, dan Dit. Prodis Kefarmasian)

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

2010 2011 2012 20130

20

40

60

80

100

64.45

82 82.8 85.49

Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Mohon masukan data tentang pengendalian harga obat generik (Dit. Obat Publik dan Perbekkes), data tentang pasar obat generik (Dit. Prois Kefarmasian)

11. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT NASIONAL

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

Page 20: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

- IFK

- Dinas Kesehatan

- Puskesmas

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Obat dan vaksin adalah komoditi kesehatan yang menjadi salah satu kebutuhan dasar

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan merupakan barang publik

yang perlu dijamin ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan.

Ketersediaan obat dan vaksin didukung oleh industri farmasi, yang berjumlah 239 dan

95,4% berlokasi di pulau Jawa yang tersebar di Provinsi Banten (13), Jakarta (50),

Jawa Barat (94), Jawa Tengah (23), DI. Yogyakarta (2) dan Jawa Timur (46).

Tingkat ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota mencerminkan tingkat

ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar dimana hasil pengadaan buffer

stock Kabupaten/Kota serta pengadaan obat dan perbekkes melalui DAK dikelola oleh

Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota dan dipergunakan untuk

kepentingan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas (PKM).

Dalam rangka menjamin ketersediaan obat secara nasional, dibangun sistem logistik

pengelolaan obat dan perbekkes di setiap tingkat pemerintahan. Di tingkat pusat,

sistem pengelolaan dilakukan di Instalasi Farmasi Pusat. Di tingkat provinsi, sistem

tersebut dijalankan oleh Instalasi Farmasi Provinsi (baik di berupa unit bawah seksi

Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi maupun berupa Unit Pelaksana Teknis Dinas

tersendiri). Dan di tingkat Kabupaten/Kota, sistem tersebut dilakukan oleh Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota. Seluruh sistem logistik tersebut dilakukan dengan

pendekatan one gate policy, sehingga pemantauan dan pengendalian logistik dapat

terlaksana dengan baik.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)

Page 21: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130

20

40

60

80

100

120

70.91 69.7478.02 82 85 92.85 96.93

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

2010 2011 2012 20130

20

40

60

80

100

32.8

71 71.6379.48

Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai Standar

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

12. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : PENYEDIAAN VAKSIN DAN OBAT DARI INDUSTRI NASIONAL INDONESIA

1. Dasar/alasan kegiatan inovasi dilaksanakan :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

2. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inovasi :

- Ditjen Binfar dan Alkes

- IFK

- Dinas Kesehatan

3. Uraian singkat tentang proses pelaksanaan kegiatan inovasi :

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan anggaran

untuk pembiayaan pengadaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin dengan

mekanisme perhitungan kebutuhan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin secara

bottom-up yakni dengan memperhitungkan cakupan ketersediaan obat, perbekalan

kesehatan dan vaksin terhadap jumlah penduduk miskin dan seluruh penduduk

berdasarkan data Badan Pusat Statistik dengan nilai obat perkapita yang digunakan.

Rencana Kebutuhan Obat (RKO) disusun untuk mendapatkan data kebutuhan obat

mulai dari tingkat kabupaten/kota yang direkapitulasi di tingkat provinsi dan

diteruskan ke tingkat Pemerintah Pusat.

Page 22: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

Pada tahun 2012, diketahui 70% dari seluruh pasar produk farmasi Indonesia

dengan total Rp. 44 triliun dikuasai oleh industri farmasi nasional, dengan

pertumbuhan 12-13% setiap tahun. Berdasarkan angka tersebut, maka penyediaan

obat yang dilakukan oleh pemerintah (melalui APBN, APBD, Dana Alokasi Khusus

Subbid Pelayanan Kefarmasian, dll) mempunyai kontribusi yang cukup besar

terhadap pasar farmasi nasional.

4. Waktu dan lokasi pelaksanaan inovasi :

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

5. Uraian singkat tentang hasil/keberhasilan kegiatan inovasi :(didukung dengan data sebelum dan sesudah inovasi, dalam bentuk table/grafik dan foto-foto)Jenis obat yang disediakan melalui Penyediaan Vaksin dan Obat Program adalah

sebagai berikut:

1. Vaksin Reguler

2. Vaksin Haji

3. Obat AIDS dan PMS

4. Obat TB Paru

5. Obat Filariasis

6. Obat Gizi

7. Obat Malaria

8. Obat P2M

9. Obat & Vaksin Flu Burung dan VAR

10. Vaksin Influenza

11. Obat dan Perbekkes Haji + Obat Emergency

12. Obat Kesehatan Ibu

13. Obat Kesehatan Anak

14. Obat Buffer Stock Pusat

15. Vaksin Umrah

16. Obat Buffer Bencana/KLB

17. Obat Operasi Surya Baskara Jaya (Sail Morotai)

18. Vaksin Meningitis Haji dan Umrah

19. Vaksin Influenza

20. Obat Jamaah

21. Reagen NAT untuk UTD/RS

22. Obat Anti Psikosis

23. Reagent Screening Darah

24. Obat Poliklinik Depkes

25. Obat Buffer Stock Provinsi

Page 23: 1. PROGRAM/KEGIATAN INOVASI : E-CATALOGUE ...binfar.depkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Draft... · Web viewSebanyak 26 industri farmasi berpartisipasi dalam proses lelang

2010 2011 2012 2013 -

400,000,000,000

800,000,000,000

1,200,000,000,000

1,600,000,000,000

80.00

90.00

100.00

Alokasi-Realisasi Penyediaan Obat 2010-2013

ALOKASIREALISASI

(mohon masukan Dit. Obat Publik dan Perbekkes)

* * *