· web viewinternational conventions international arbitraton unusur- unsur ini lah yang...

26
Hukum Internasional Kasus Larangan terbang untuk Garuda dari UE Pemasaran Global Fanji Lesmana (054179) Ilvan Gunawan (054168) Tan Edvan (053605) Erwin Windu (054334)

Upload: hoangkien

Post on 04-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Hukum InternasionalKasus

Larangan terbang untuk Garuda dari UE

Pemasaran GlobalFanji Lesmana (054179)Ilvan Gunawan (054168)

Tan Edvan (053605)Erwin Windu (054334)

Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia 2008

Page 2: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.WbPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat

terselesaikan. Laporan ini berjudul Hukum internasional kasus larangan

terbang garuda indonesia. Adapun maksud penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi salah satu tugas Pemasaran pariwisata global.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Meskipun demikian penulis berharap semoga laporan ini

dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada

umumnya. Penuis mengharapkan saran dan masukan untuk dijadikan

sebagai bekal bagi penulis dimasa yang akan datang.

Disamping itu penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai

pihak penulisan laporan ini tidak mungkin terselesaikan. Dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya.

Penulis juga meminta maaf yang sebesar-besarnya bila ada

kesalahan dalam penulisan, penyusunan dan kata-kata yang digunakan

dalam makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Maret 2008

Penyusun

Page 3: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Daftar Isi

Kata pengantar i

Daftar isi ii

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

Bab II Tinjauna Pustaka,Landasan Teori 3

Bab III Analysis Kasus 7

Bab IV Kesimpulan dan saran 15

4.1 Kesimpulan 15

4.2 Saran 15

Daftar Pustaka

Page 4: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Bab IPendahuluan

1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan percepatan globalisasi yang menciptakan berbagai

macam inovasi-inovasi yang sangat mencengangkan dan sangat membantu

manusia. Inovasi-inovasi tersebut membantu perekonomian di seluruh negaran.

Sektor transportasi pun terkena damapak tersebut, berbagai macam inovasi

muncul baik untuk transportasi darat, air, udara. Transportasi darat merupakan

transportasi yang sangat digemari oleh banyak masyarakat, inovasi-inovasi yang

terjadi seperti Bus, Mobil, Motor dan kereta api, bahkan kereta listrik sedangkan

sarana transportasi air kita mengenal berbagai macam kapal laut dari mulai boat

sampai kapal pesiar mewah, sedangkan untuk sarana transportasi udara kita

mengenal kapal terbang yang mempunyai berbagai macam jenisnya.

Sarana transportasi udara ini sangat membantu dan memudahkan manusia

untuk mempersingkat waktu bahkan dapat menjangkau daerah yang tidak dapat di

jangkau oleh transportasi lainnya. Transportasi udara menjadi indstri yang sangat

menggiurkan bagi para pebisnis karena pada jaman sekarang trasportasi udara ini

menjadi tren di masyrakat dunia.

Kemajuan sarana trasportasi ini menjalar di semuah negara baik negara maju

sampai negara tertinggal. Di berbagai nedara industri ini berkembang sangat pesat.

Di indonesiapun industri ini bekembang sangat pesat dan di respon dengan baik

oleh dan mempunyai pasar yang sangat menjanjikan bahkan persaingan industri

traspirtasi udara ini sangat ketat. Banyak maskapai penerbangan menerapkan

strategi harga yang sangat menarik masyarakat banyak, maskapai mematok harga

yang sangat murah. Secara logika pengurangan harga ini harus di barengi dengan

sara lain yang di kurangi agar dapat menekan cost. Tetapi perumpaman ini banyak

ditepis oleh para maskapai penerbangan. Mereka tetap meyakini bahwa mereka

tidak melakukan hal demikian. tetpai pada kenyataanya banyak maskapai

penerbangan yang mengurangi service yang harusnya di berikan bahkan faktor

keselamatan yang sudah menjadi harga mati masih ditawar-tawar. Terbukti dengan

banyaknya kecelakaan peawat yang banyak menerpa maskapai Indonesia beberapa

tahun ini.

Kecelakaan tersebut membuat pertanyaan besar dimanakah letak kesalahan

penerbangan Indonesia hal ini menguak bahwa banyak pihak yang terlibat dalam

kecelakaan penerbangan namun Human error lebih besar di bandingkan kesalahan

mesin. Sering terjadinya kecelakaan terbut memperburuk citra indonesia di mata

Page 5: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

dunia. Maka timbullah rasa ketidak nyamanan dan ketidak percayaan negara-negara

asing kepada maskapai penerbangan indonesia

Masalah di atas lah yang menyebabkan kelompok kami membahasa tentang

larangan terbang untuk Garuda Indonesia di kawasan uni Eropa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belang masalah di atas, maka dirumuskanlah masalah

pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana Teori Hukum Internasional

2. Bagaimana kasus yang terjadi kepada Garuda

3. Bagaimana Pemecahaan masalah

Page 6: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Bab IIKajian Pustaka, Landasan Teori

Hukum merupakan aturan-aturan yang dilaksanakan dalam rangka mengatur

tingkah laku individu dalam suatu masyarakat, hubungan diantara mereka, dan

hubungan dengan masyarakat secara keseluruhan. Secara garis besar, ada dua

macam sistem hukum internasional yaitu commom law dan code law (statute law

atau civil law). Common law yang dikembangkan di Inggris merupakan sistem hukum

yang didasarkan pada preseden, kebiasaan/konvensi masa lalu, dan interpretasi

terhadap hukum yang seharusnya diterapkan pada situasi tertentu. Sementara itu,

code law adalah sistem hukum yang didasarkan pada aturan-aturan legislatif yang

tertulis. Dalam code law, ada tiga macam hukum yang berlaku, yaitu hukum dagang

(commercial law), hukum perdata (civil law), dan hukum pidana (criminal law).

Tabel 1.1 Sistem Common Law versus code Law

COMMON LAW CODE LAW

Berlaku di negara-negara yang pernah menjadi koloni inggris atau berada di bawah pengaruh Inggris

Codes of conduct bersifat inklusif untuk semua kemungkinan aplikasi hukum

Hukum tidak tetulis mencakup semua kemungkinan situasi

Aturan disusun untuk aplikasi dagang, perdata, dan pidana

Kasus-kasus dipituskan atas dasar tradisi, praktik yang erlaku umum, dan interpretasi trhadap undang-undang

Hukum itu sendiri merupakan faktor kunci dalam memahami code law

Preseden sangat penting dalam memahami common law

Dalam sistem common law, hakim memiliki kewenangan yang sangat tinggi

untuk melakukan interpretasi sendiri terhadap hukum yang berklaku, sebaliknya

dalam code law, hakim tidak bebasa dalam menggunakan pertimbangan pribadinya

untuk menginterpretasikan hukum yang berlaku. Perbedaan lainnya muncul dalam

hal pengakuan terhadap Hak cipta industrial (industrial property rights) yang

mencakup merek dagang, logo, nama merek, proses produksi paten, dan managerial

know-how. Pada negara-negara common law, kepemilikan hak cipta didasarkan

pada praktik pemakaian, sedangkan di negara-negara code law kepemilikan

didasarkan pada registrasi atau pendaftaran nama maupun proses produksi yang

ingin dipatenkan.

Lebih lanjut, berbeda dengan code law yang memberikan sruktur administratif

tersendiri bagi hukum dagang, sedangkan common law tidak menganggap hukum

dagang sebagai identitas hukum. Perbedaan berikutnya mencakup definisi “acts of

God”. Dalam common law, acts of God hanya dibatasi pada bencana banjir, badai,

Page 7: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

gempa bumi, dan bencana alam lainnya, kecuali bila disepakati secara khusus dalam

kontrak. Sedangkan dalam code law, “unavoidable interference with performance”

(termasuk di dalamnya pemogokan kerja dan kerusuhan ) bisa dikategorikan pula

sebagai acts of God.

Apabila suatu produk telah melewati batas negara, maka produk itu terkena

dampak berbagai hukum yang berbeda. Dalam situasi ini, produsen yang

bersangkutan harus mematuhi segala macam peraturan dan persyaratan di negar

tujuan, walaupun sering dijumpai perlakuan diskriminatif terhadap bisnis dan produk

asing.

Dalam jurnal yang di tulis oleh WALTER STOFFEL Professor, University of

Fribourg menyatakan terdapat 3 unsur dalam hukum internasional yaitu:

1. National legislation

2. International conventions

3. International Arbitraton

Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di

atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak ada satu pengadilanpun yan dapat

menjadi patokan hukum tersebut, penyelesaian masalah menurut Walter Stoffel

harus berdasarkan hal-hal di atas tersebut.

Joseph W. Dellapenna menyebutkan dalam hukum internasional terdapat

Customary dimana kedua belah pihak yang melakukan kerjasama mebuat suatu

kesepakatan yang mengacu kepada peraturan yang dipegang oleh negara tersebut

dan mengacu juga terhadap internasional conventions, dalam jurnal International

Law’s Lessons for the Law of the Lakes.

Caroline Bradley dalam PRIVATE INTERNATIONAL LAW-MAKING FOR

THE FINANCIAL MARKETS menyatakan terdapat kontrak yang mengatur segala hal

yang berdasrkan peraturan-peraturan domestik negara tersebut dan di sepakati oleh

pihak-pihak yang terkait dalam kontrak tersebut di sebutkan hal yang harus di

tempuh kedua belah pihak dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Page 8: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Dalam rangka meminimumkan masalah-masalah hukum internasional, setiap

perusahaan global perlu menempuh beberapa stategi, diantaranya memahami dan

mempelajari hukum dagang di beberapa negara, mengapresiasi elemen-elemen

kontrak internasional yang baik, menetapkan arbitrasi,dan memahami secara cermat

setiap konvensi internasional yang berpengaruh pada bisnisnya (lihat Tabel 1.2)

Tabel 1.2 Strategi meminimasi masalah hukum internasioanl

STRATEGI URAIAN

1. Kesadaran dan pemahaman akan hukum dagang di berbagai negara

Aktivitas-aktivitas komersial yang mungkin dpengaruhi lingkungan hukum yang berbeda meliputi: distribisu, penetapan harga, promosi, pengembangan dan introduksi produk, serta product liaility.

2. Pemahaman secara mendalam atas elemen-elemen kontrak internasional yang baik

Menggunakan syarat-syarat kontrak yang tidak hanya terikat pada suatu budaya

Unit pengukuran dinyatakan dengan jelas

Menghindari kontrak-kontrak standar/domestik

Menentukan yurisdisi bilamana terjadi perselisihan

3. Penetapan arbitrasi Klausul arbitrasi mengikat semua pihak yang terlibat dalam kontrak untuk sepakat membawa perselisihanyang terjadi ke arbitrator sebelum melakukan tindakan hukum lainnya

Alasan-alasan menggunakan arbutrasi meliputi: biaya sistem hukum dan/atau pengadilan asing yang mahal, perusahaan asing bila saja dirugikan dalam sistem pengadilan negara lain, keputusan yang dibuat dalam satu negara sangat sulit diberlakukan atau dilaksanakan di negara lain, proses pengadilan sangat memakan waktu, dan resiko citra buruk bagi perusahaan

4. Pemahaman secara cermat atas konvensi-konvensi internasional

Telah ada kesepakatan internasional untuk membekukan dan mengkoordinasikan berbagai regulasi menyangkut bea cukai, pelabelan, karantina, unit pengukuran, dan pajak.

Konvensi internasional yang melindungi hak ciptaindustrial di pasar luar negeri harus selalu dicermati.

Page 9: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Dalam menjalankan bisnis berskala global, ada kalanya muncul masalah atau

kesulitan dalam berhubungan dengan orang dan atau perushaan di negar lain.

Konflik yang timbul bisa terjadi dengan pemerintah host country, perusahaan di host

country, atau MNC yang berasal dari negar lain (selain home country dan host

country). Ada empat alternatif cara pemecahan konflik tersebut, diantaranya:

1) Negosiasi Langsung

Pihak-pihak yang berselisih paham bernogosiasi langsung secara informal

atau bermusyawarah sendiri permasalahan diantara mereka.

2) Konsiliasi (Conciliation)

Konsoliasi merupakan kesepakan tidak mengikat antara pihak-pihak

bersengketa untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan jalan

meminta pihak ketiga guna menengahi perbedaaan-perbedaan yang terjadi.

3) Arbitrasi (Arbitration)

Arbitrasi merupakan proses penyelesaian suatu perselisihan/konflik dengan

menggunakan pihak ketiga yang netral sebagai “hakim atau wasit” untuk

mengambil keputusan yang dihormati oleh pihak0pihak yang bersengketa.

4) Proses Pengadilan (litigation)

Umumnya cara terakhir ini dihindari oleh pihak-pihak yang berkonflik karena

menghabiskan biaya besar dan memakan waktu lama.

Page 10: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Bab IIIAnalysis Kasus

Larngan terbang terhadap maskaip Indonesia di nilai sangat mengganggu

dan dapat menciptakan citra yang jelek untuk Indonesia, larangan terbang tersebut

menjadi polemik yang sangat krusial yang harus di carikan jalankeluarnya. Indonesia

National Air Carriers Association (INACA) mengemukakan, adanya kebijakan

larangan terbang bagi maskapai penerbangan Indonesia oleh Uni Eropa dinilai tidak

tepat dan harus dikritisi dan disikapi dengan mempertanyakan kembali sisi larangan

yang dikeluarkan Uni Eropa. Menurut Sekjen INACA Tengku Burhanudin ,"Kalau

memang Uni Eropa melihat bahwa perusahaan penerbangan Indonesia mempunyai

kelemahan dan kekurangan, tentunya tidak berupa keputusan sepihak tetapi

memberikan rekomendasi hal-hal yang harus diperbaiki dan dilengkapi," Larangan

penerbangan bagi maskapai Indonesia, disebutnya, harus dikritisi karena

kepentingan dari penerbangan bukan hanya kepentingan untuk Indonesia semata,

tetapi juga kepentingan dunia yang sudah diatur secara global. Dia juga menjelaskan

larangan terbang yang dikeluarkan Arab Saudi dan juga Korea bukan bentuk

larangan, tetapi keinginan pemerintah kedua negara itu untuk mendapatkan

klarifikasi atau penjelasan dari maskapai penerbangan Indonesia.

Dephub juga menyesalkan Uni Eropa yang telah melakukan tindakan sepihak

atas keputusan pelarangan terhadap perusahaan penerbangan Indonesia, yang

membuat citra negeri ini menjadi buruk.Menurut Budhi, keputusan yang dilakukan

UE, belum berdasarkan kenyataan langsung di lapangan, tetapi hanya berdasarkan

bentuk laporan dari berbagai pihak, seperti, International Civil Aviation Organitation

(ICAO) yang sebenarnya belum diperbaharui.

“Diharapkan nantinya, suatu putusan pelarangan, bukan hanya didasarkan

pada data administrasi atau surat-menyurat, tetapi pada realitas yang ada

berdasarkan hasil penilaian yang benar,” katanya.

Dari dialog yang dilakukan Dephub dengan UE, diketahui bahwa, keluarnya

keputusan larangan terbang itu, hanya berdasarkan laporan dari International Air

Transport Association (IATA) dan travel warning dari Australia, karena berbagai

kecelakaan yang terjadi di tanah air, setahun terakhir.

“Indonesia menentang tindakan seperti itu, karena merupakan tindakan

sepihak yang seharusnya didasarkan fakta dan audit yang telah dilakukan pada

regulator maupun perusahaan penerbangan, bukan hanya berdasarkan laporan di

atas kertas saja”.

Page 11: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Dia menegaskan, Indonesia yang merupakan anggota (ICAO), selama ini

sudah mengacu dan memenuhi standar keselamatan penerbangan, seperti yang

dikemukakan PM Australia, John Howard. Menurut dia, PM Australia sudah

menyampaikan bahwa selama ini pesawat-pesawat Garuda tidak bermasalah,

berdasarkan hasil Audit oleh Civil Aviation Safety Authorithy (CASA) yang telah dikaji

ulang.

“Diharapkan Uni Eropa melakukan hal yang sama, seperti Australia, karena

itu Dephub mengundang Afiation Safety Audit (ASA) Uni Eropa untuk melakukan

audit pada regulator dan airlines, baru membuat pernyataan seperti itu,” tegasnya.

Ia menyatakan sangat membuka peluang untuk berdialog, sehingga

diharapkan UE juga dapat turut serta bersama institusi internasional lainnya dalam

mengatasi masalah penerbangan di Indonesia.

Sebelumnya, menurut Suyitno, Presiden ICAO telah bertemu dengan

Presiden RI dan menyepakati pandangan dan bantuan ICAO yang diberikan kepada

Indonesia, antara lain dalam memfasilitasi dan mengkoordinir bantuan dari institusi

internasional sehingga fokus pada permasalahan penerbangan yang ada.

“Presiden sangat menyetujui saran ICAO, dengan memberikan komitmen dan

political will terhadap peningkatan keselamatan dan meminta Menteri Perhubungan

untuk menjalankan rencana strategis dengan sungguh-sungguh".

Dalam waktu 3 bulan ke depan UE diharapkan akan melakukan penilaian

yang adil dan benar seperti halnya Australia melakukan penilaian terhadap pesawat

Garuda Indonesia.

Adapun permintaan penjelasan dari pemerintah asing terhadap maskapai

penerbangan di Indonesia adalah suatu hal yang biasa, karena pesawat yang mau

terbang ke suatu negara akan menanyakan segala sesuatu yang menyangkut

keselamatan dan keamanan penumpang, seperti kondisi bandara, kondisi pesawat

dan kelengkapan keamanannya. Menurutnya, adanya larangan terbang ke Eropa

terhadap maskapai penerbangan Indonesia tidak akan mempengaruhi kondisi

perekonomian bagi maskapai penerbangan Indonesia , karena pada umumnya

maskapai penerbangan di Indonesia tidak pernah terbang ke Eropa. Namun, diakui

bahwa bentuk larangan itu akan mempengaruhi citra maskapai penerbangan

Indonesia, karena setidaknya konsumen akan menilai pesawat di Indonesia tidak

menjaga dan belum memprioritaskan keselamatan bagi penumpang. Selain itu, dia

juga tidak setuju dengan pandangan, bahwa adanya korelasi kecelakaan pesawat di

Indonesia dengan ketatnya persaingan pertumbuhan maskapai berupa tiket murah

yang menyebabkan mengesampingkan faktor keselamatan (savety) penumpang.

Page 12: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Karena pada dasarnya semua insan penerbangan dan seluruh maskapai

penerbangan sudah sepakat bahwa keselamatan adalah faktor yang harus

diperhatikan dan tidak menginginkan adanya kecelakaan dan masalah keselamatan

adalah faktor yang tidak bisa ditawar- tawar lagi.

Namun, ia turut menyesalkan dengan begitu pesatnya persaingan

perusahaan penerbangan di Indonesia dengan tidak diiringi upaya perbaikan sarana

dan prasarana dan terlebih lagi yang menyangkut regulasi tentang audit pesawat

yang seharusnya dilakukan pihak pemerintah melalui Departemen Perhubungan juga

selalu terjadi tawar-menawar, sehingga menjadikan regulasi tersebut tidak

diterapkan dengan tegas.

Banyaknya kecelakaan selama ini yang terjadi pada maskapai penerbangan

di dunia berdasarkan hasil survei yang dilakukan Boeing Internasional menunjukkan

bahwa kesalahan pilot adalah yang paling tinggi sebesar 45 persen dibandingkan

kesalahan mekanik atau mesin sebesar 7 persen.

“Dengan hasil survei ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia lebih

dominan dibalik kecelakaan pesawat terbang,” .

Sedangkan Kapten Stefanus sebagai Presiden Asosiasi Pilot Garuda

mengakui bahwa kecelakaan yang terjadi pada maskapai penerbangan memang

lebih dipengaruhi faktor pilot (human error) sebagai kesalahan manusia, akan tetapi

tidak menjadikan penghakiman bahwa pilot yang selalu bersalah. Sebab

bagaimanapun juga kecelakaan yang terjadi tidak hanya satu faktor tetapi ada

kalkulasi dari faktor lain yang menyebabkan keselamatan penumpang menjadi

taruhannya.

Sikap yang sama juga disampaikan Ketua Ikatan Teknisi Pesawat Wahyu

Supriantono yang menuturkan bahwa larangan Uni Eropa terhadap maskapai

penerbangan Indonesia harus disikapi dengan kritis.

Namun dirinya meragukan bahwa larangan itu untuk semua maskapai

penerbangan di Indonesia. “Larangan yang saya tahu hanya dimaksudkan terhadap

PK suatu pesawat atau registrasi pesawat dan ini adalah bagian dari urusan

pemerintah,”tandasnya. Sebagai teknisi dirinya menuturkan keberatan kalau ada

larangan terlebih apa yang dilakukan teknisi pesawat Indonesia baik dalam

perbaikan dan perawatan sama halnya dengan apa yang dilakukan negara maju dan

ini sudah diatur dalam ketentuan standar Internasional.

Dirjen Perhubungan Udara Dephub, Budhi M. Suyitno, mengatakan, dia

mengundang aviation Safety Audit (ASA) dari Uni Eropa (EU) untuk mengkaji ulang

penilaian terhadap regulator dan maskapai penerbangan Indonesia terkait larangan

terbang ke wilayah Eropa.

Page 13: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Dephub melalui departemen luar negeri, telah memanggil Duta Besar Uni

Eropa, Jean Breteche pada Jumat (6/7), untuk berdialog dengan Dirjen Perhubungan

Udara dan meminta UE menilai dan mengaudit regulator maupun perusahaan

penerbangan (airlines) Indonesia berdasarkan realitas.

Dirjen Perhubungan Udara sangat menyayangkan surat larangan terbang

yang terlambat disampaikan, karena baru tiba setelah keluarnya pemberitaan dari

berbagai media asing. “Seharusnya surat pelarangan itu sudah diterima Dephub,

sebelum ada pemberitaan di media asing,” katanya.

Penyelesaian Masalah yang telah di lakukan Departemen Perhubungan akan berupaya meyakinkan lembaga

penerbangan internasional Uni Eropa melalui usaha peningkatan penerbangan

nasional, terkait dengan pelarangan terhadap semua maskapai penerbangan

nasional untuk melakukan rute penerbangan ke Eropa. Dirjen Perhubungan Udara,

Budhi Mulyawan Suyitno, melalui siaran persnya, yang disampaikan Kepala Pusat

Komunikasi Publik, Bambang S Ervan, di Jakarta, Jumat (29/6), mengatakan,

pelarangan tersebut tidak didukung dengan penilaian yang objektif. Sebelumnya,

Dirjen Perhubungan Udara sudah menjelaskan melalui forum European Commision

(EC) di Brussel, Belgia, mengenai perkembangan terakhir usaha-usaha yang

dilakukan Departemen Perhubungan, namun upaya untuk mendapatkan slot bicara

secara langsung di depan forum EC pada 25 Juni belum berhasil. Indonesia,

menurutnya, baru diberikan kesempatan berbicara langsung di depan EC Assembly

pada Oktober 2007. Sambil menunggu kesempatan berbicara di forum EC, pihaknya

akan terus memperbaiki dan membuktikan citra penerbangan nasional di mata dunia,

melalui usaha yang keras dan konsisten juga transparan untuk menjalankan Road

Map To Safety, Security And Services Through Compliances (3s+1C). Pelarangan

tersebut, menurut Dirjen Perhubungan Udara, belum berdampak langsung terhadap

maskapai penerbangan Indonesia, karena saat ini tidak ada maskapai nasional yang

beroperasi ke Eropa. Selain itu pihaknya, akan terus melakukan pengawasan secara

terus menerus berupa audit, Ramp Inspection, enroute inspection, surveillance,

evaluasi compliance regulasi melalui pengklasifikasian operator dan bandara.

Departemen Perhubungan juga tengah meyakinkan dunia internasional akan

komitmen Indonesia, antara lain melalui Strategic Summit on Aviation safety dan

penandatanganan Aviation Safety Commitment yang dilakukan antara Menteri

Perhubungan dengan Presiden International Civil Aviation Organitation (ICAO).

Selain itu, untuk meningkatkan citra nasional, pihaknya tengah berupaya meyakinkan

dukungan International Safety Study Group (ISSG), menjaga komunikasi dengan

European Commission, ICAO, FAA, serta Authority lain termasuk badan-badan

Page 14: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

internasional serta terus melakukan lobi melalui jaringan internasional. Bambang S

Ervan, mengatakan, saat ini Dirjen Perhubungan Udara, Budhi Mulyawan Suyitno,

tengah berada di Antalya, Turki, dalam rangka pertemuan para Dirjen Perhubungan

Udara Negara Developing Eight (D-8). Dalam kesempatan tersebut Dirjen

Perhubungan Udara juga menjelaskan usaha peningkatan dunia penerbangan

nasional khususnya yang menyangkut (3S+1C). Suyitno berharap, maskapai

penerbangan nasional tidak menanggapi hal ini secara emosional, tetapi

membuktikan bahwa keselamatan penerbangan merupakan acuan utama insan

penerbangan Indonesia.

Pemerintah Indonesia meyakinkan otoritas Uni Eropa bahwa pemerintah

Indonesia tengah serius meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan

sipil pasca larangan terbang maskapai Indonesia ke berbagai negara Eropa.

“Saya sampaikan kepada beliau (Presiden Uni Eropa-red) bahwa Indonesia

tengah melakukan upaya untuk meningkatkan sistem regulasi, kemanan dan

keselamatan penerbangan serta kami serius untuk melaporkannya kepada Uni

Eropa,” kata Presiden Yudhoyono usai melakukan pertemuan dengan Presiden Uni

Eropa, Jose Manuel Barosso di Istana Merdeka,

Presiden menginginkan agar Komisi Eropa mencabut larangan terbang

maskapai Indonesia ke negara-negara Eropa karena adanya catatan kemajuan

menyangkut keselamatan dan kemanan penerbangan.

“Kemajuan ini harus terus ditingkatkan di masa mendatang dan pemerintah

Indonesia meminta Barosso agar mempercepat pencabutan larangan terbang itu,"

ujarnya.

Presiden menyatakan, Indonesia menginginkan adanya akselerasi proses

penyelesaian yang lebih baik agar terjadi normalisasi kerjasama di bidang

penerbangan sipil yang menguntungakan kedua belah pihak.

“Saya senang bahwa presiden Uni Eropa mempunyai komitmen dalam hal ini

dan agar normalisasi dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” katanya.

Kepala negara juga menegaskan bahwa perbaikan tingkat keselematan

penerBangan bukan semata-mata hanya larangan dari UE, tetapi stastitik

pertumbuhan transportasi udara di Indonesia saat ini cukup tinggi sehingga

diperlukan standar keselamatan yang menjamin kepastian seluruh pengguna jasa

penerbangan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Jusman S. Djamal menyebutkan tiga

kemajuan penerbangan Indonesia yang dicatat oleh UE secara teknis, yaitu sudah

adanya strategi dan langkah perbaikan penerbangan, dimulainya restrukturisasi

Page 15: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

kapabilatas pengawasan dan tambahan anggaran dari pemerintah Indonesia kepada

otoritas penerbangan, dalam hal ini Ditjen Hubud Dephub.

“Jika melihat kemajuan itu, Barosso secara personal akan mempercepat

prosedur pencabutan larangan terbang, disamping itu kerjasama teknis dua otoritas

RI-UE harus dibina sebaik mungkin dengan kemujuan yang dicapai,” kata Menhub.

Garuda Indonesia menyampaikan penghargaan kepada President ICAO,

Roberto Kobeh Gonzales, yang telah berkenan mengunjungi Garuda Maintenance

Facility Aero Asia (GMF-AA) setelah menghadiri “Strategic Summit on Aviation

Safety” di Bali pada 2 – 3 Juli 2007 .

President ICAO, Roberto Kobeh Gonzales, dalam kunjungannya ke GMF-AA,

menyatakan, pihaknya melihat bahwa seluruh unsur di Indonesia mempunyai

komitmen yang sama dalam rangka meningkatkan keselamatan.

Bahkan setelah berkunjung dan bertemu dengan Presiden Republik

Indonesia, ia yakin bahwa Indonesia dapat meningkatkan kualitas keselamatan.

Karenanya, ia mengemukakan dalam meningkatkan keselamatan harus ada

koordinasi antara international authority dan lokal authority dan operator.

Untuk itu, ia meyakini Garuda sebagai maskapai nasional Indonesia dapat

berperan dalam meningkatkan keselamatan.

Sementara Kepala Komunikasi dan Informatika Garuda Indonesia, Pujobroto,

mengemukakan kunjungan President ICAO ke GMF-AA ini tentu mempunyai makna

penting, antara lain jika dikaitkan dengan perkembangan peningkatan aspek

keselamatan penerbangan nasional yang dilaksanakan pemerintah Indonesia.

“Melalui kunjungan President ICAO ke GMF-AA ini serta berbagai langkah

strategis lainnya yang dilaksanakan pemerintah dan berbagai unsur dalam industri

penerbangan nasional dalam menjalin komunikasi dengan para mitranya, maka

kiranya dapat memberikan hasil yang positif berkaitan dengan rencana EU yang

akan memberlakukan larangan terbang bagi maskapai Indonesia ke kawasan

Eropa,” katanya.

Dalam rangka membantu pemerintah menghadapi rencana larangan EU

tersebut, Garuda akan mengintensifkan komunikasi atau diplomasi dengan

organisasi maupun lembaga internasional, dimana Garuda menjadi anggotanya

(misalnya IATA, AAPA) serta dengan airlines yang menjadi mitra code-share Garuda

dan airlines yang sama-sama menjadi anggota IATA atau AAPA.

Ia menjelaskan, Garuda selama ini tidak melayani penerbangan ke Eropa

sejak Oktober 2004 yang lalu, karena semata-mata pertimbangan bisnis. Selama ini

rute ke Eropa dilayani Garuda melalui code-share dengan Malaysian Airlines,

dimana, Malaysia Airlines bertindak sebagai “operating party” (perusahaan

Page 16: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

penerbangan yang mengoperasikan pesawatnya, sedangkan Garuda menjual

seatnya).

“Namun, Garuda merencanakan untuk menerbangi kembali rute ke Eropa

pada 2008,” ujar Pujobroto.

Sementara itu, sebagai anggota organisasi penerbangan internasional

(IATA), saat ini Garuda juga dalam proses untuk mendapatkan sertifikat IOSA (IATA

Operational Safety Audit).

Proses audit sudah mulai dilaksanakan pada September 2006 dan saat ini

dalam tahap akhir audit, sehingga diharapkan dapat diselesaikan pada Agustus

2007.

Selain itu, berkaitan dengan rencana larangan Garuda terbang ke EU, sejauh

ini tidak berdampak terhadap kegiatan penerbangan domestik, mengingat saat ini

sedang berlangsung periode liburan sekolah. Sedangkan di sektor internasional

sementara ini belum terlalu terpengaruh.

Berdasarkan laporan kantor cabang Garuda di Tokyo setelah bersama-sama

dengan Atase Perhubungan RI di Tokyo menghadap ke Departemen Transportasi

Jepang, pada 4 Juli 2007, Departemen Transportasi Jepang menyatakan, sejauh ini

pemerintah Jepang tidak akan mengikuti sikap EU, karena Jepang akan

mendasarkan policy-nya pada keputusan yang ditetapkan oleh ICAO.

“Sementara itu juga, Perdana Menteri Australia John Howard mendukung

agar Garuda terus terbang ke Australia, karena pihaknya telah melakukan audit

terhadap Garuda, sehingga tidak ada alasan untuk mengikuti keputusan EU,”

demikian Pujobroto.

Permasalah ini termasuk kedalam hukum internasional dimana dalam hukum

internasional tedapat unsur hukum internasional yaitu Customary dimana secara

singkat dijelaskan bahwa unsur ini adalah cara yang di ambil oleh kedua belah pihak

untuk duduk berdiskusi dalam mencari jalan keluar. cara yang di ambil pihak

Indonesia sudah sangat benar untuk mengupayakan diskusi langsung, dan terus

mensertifikasi dan mencari bantuan dari organisasi penerbangan yang ada. menurut

data di atas bahwa pihak UE pun dapat bekerja sama dengan pihak indonesia.

Terbukti bahwa pihak UE menarik kembali keputusaannya tentang larangan garuda

di kawasan UE. Cara yang ditempuh ini memangtepat terbukti dari kepada kebijakan

jepang dan australia yang tidak kenadampak dari larangan terbang dari unieropa ini.

Jepang tetap memperbolehkan garuda terbang ke Jepang sedangakan Australia

merubah pandangannya setelah melihat secara langsung. Hal ini untuk membuktikan

bahwa keputusan yang di ambil oleh UE adalah salah.

Page 17: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Bab IVKesimpulan Dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dari Analisi kasus di atas menurut kelompok kami terjadi kesalahan informasi

yang di terima oleh UE selain itu juga terlihat kelemahan Indonesia dalam hal

berdiploma. Kesalahan informasi tersebut di karenakan pengelolan dan pengawasan

dari pemberintah kurang begitu profisonal sehingga data yang dikumpulkan tidak

otentik. Cara yang dilakukan Indonesia dan Garuda sudah benar dengan memuat

bukti-bukti yang benar dan berupya terus untuk berdiskui secara langsung dan terus

berupaya menguatkan dan memulihkan ciyra indonesia.

4.2 Saran

Menurut kelompok kami pemberintah lebih baik membuat badan pengawasan

untuk pesawat ini dengan catatan lembaga ini harus independen (tidak ada tekanan

dari mana-mana) dan profesional sehingga di harapkan mereka dapat memantayu

industri ini dengan baik sehinga tidak ada lagi kesalah pahaman data

Page 18: · Web viewInternational conventions International Arbitraton Unusur- unsur ini lah yang mendasari terjadinya hukum internasional unsur di atas disepakati oleh semua pihak tetapi tidak

Daftar Pustaka

Caroline Bradley,(2005), PRIVATE INTERNATIONAL LAW-MAKING FOR THE

FINANCIAL MARKETS journal, University of Miami School of Law

Walter Stoffel, PRIVATE INTERNATIONAL LAW Journal, University of Fribourg,

Switzerland

Joseph W. Dellapenna, (2007), International Law’s Lessons for the Law of the Lakes

Journal, Villanova University School of Law,