file · web viewseni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,...

53
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Sekolah Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi

Upload: buituyen

Post on 02-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead)

berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang

dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe”

menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain

melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an”

menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan

awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan

kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar

melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang

bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Jadi

kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar

mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.1

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau

memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama

dan terarah pada pencapaian tujuannya.2 .

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 874.

2 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h. 248

Page 2: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

12

Menurut Koontz O’Donnel kepemimpinan secara umum merupakan

pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan

penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi.3

Menurut Robbins kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan

seseorang untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian

tujuan kelompok tersebut. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar mereka mau berbuat dan

berprilaku sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.4

Menurut Pamudji yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk menggerakan dan mengarahkan orang-orang pada tujuan yang

dikehendaki oleh pemimpin. Sedangkan menurut George R. Terry menjelaskan

bahwa kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi orang lain untuk secara

sukarela mau berjuang mencapai tujuan-tujuan kelompok. Pengertian ini

mengandung makna bahwa dalam kepemimpinan terdapat dua aspek terpenting,

yaitu:5

1. Adanya usaha dari pemimpin untuk memengaruhi orang lain,

2. Tujuan-tujuan kelompok yang akan dicapai.

3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Cet. VII; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010). h. 103

4 Third Edition Elaine La Monica Rigolosi, Manajemen and leadership in nursing and health care. (LLC : Springer Publishing Company, 2012). h. 94

5 Daryanto, administrasi dan manajemen sekolah ,(Cet. I; jakarta: rineka cipta, 2013), h. 97-98

Page 3: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

13

Seiring dengan pengertian di atas, pemimpin adalah orang yang

mempunyai wewenang dan hak untuk memepengaruhi orang lain, sehingga

mereka berprilaku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut melalui

kepemimpinannya

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hakikat kepemimpinan

diantaranya:

a. Proses memengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada

pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi,

b. Seni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,

kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam

mencapai tujuan bersama.

c. Kemampuan untuk memengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan

tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

d. Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu.

e. Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.6

Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,

oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk

menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepepmimpinan adalah

kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti

6 Andang, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cet. I: Yogyakarta : Ar-rus Media, 2014), h 39

Page 4: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

14

keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin.

Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.7

Dari berbagai pandangan diatas mengenai kepemimpin maka penulis

menyimpulkan bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dan

kesiapan yang dimiliki seseorang sebagai pemimpin untuk dapat mempengaruhi,

mendorong, mengajak, menuntun, dan menggerakkan orang lain agar dapat

berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan yang tela ditentukan.

Kemampuan dan kesiapan tersebut mendorong kepada kita untuk

mengetahui tentang konsep-konsep kepemimpinan, agar pelaksanaan aktivitas

kepemimpinan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berikut penjelasan tentang

teori kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1) Teori sifat. Teori ini berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik khas di

antaranya fisik, mental, dan kepribadian yang dikaitkan dengan

keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut

pribadi dari para pemimpin. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa

beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan dianugrahi beberapa

ciri yang tidak dipunyai orang lain, seperti energi yang tiada habis-

habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa

dari seorang pemimpin, diantaranya karena pemimpin memiliki

inteligensi, kepribadian, dan karakteristik fisik.

7 Wahjosumidjo op, cit., h. 104

Page 5: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

15

2) Teori kepribadian perilaku. Pada akhir tahun 1940, para peneliti mulai

mengembangkan pemikiran bagaimana perilaku seseorang dapat

menentukan kefektifan kepemimpinan. Mereka menentukan sifat-sifat

mereka. Mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari

pengikut-pengikutnya. Telaah kepemimpinan yang dilakukan pada pusat

riset unuversitas of michigan, dengan sasaran mengalokasikan

karakteristik perilaku kepemimpinan yang tampaknya dikaitkan dengan

ukuran keefektifan kinerja. Melalui penelitiannya, dapat

mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang berbeda.

3) Teori kepemimpinan situasional. Suatu pendekatan terhadap

kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami

perilakunya, sifat-sifat bawaanya, dan situasi sebelum menggunakan suatu

gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mengsyaratkan pemimpin

untuk memiliki keterampilan-keterampilan teknik dalam perilaku manusia.

4) Pendekatan terbaru dalam kepemimpinan. Pendekatan terbaru berdasarkan

penemuan para ahli abad ke-20 akhir-akhir ini, antara lain: (1) teori

atribusi kepemimpinan, yaitu teori yang menyatakan bahwa

kepemimpinan semata-mata suatu atribusi yang dibuat orang mengenai

individu-individu lain, (2) teori kepemimpinan kharismatik, yaitu teori

yang mengatakan bahwa para pengikut membuat atribusi/penghubungan

dari kemampuan pemimpin yang luar biasa bila mereka mengamati

perilaku-perilaku tertentu, (3) teori kepemimpinan transaksional, yaitu

teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan ini memelihara atau

Page 6: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

16

melanjutkan status quo, (4) kepemimpinan transformasional, yaitu

kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi, bertentangan

dengan kepemimpinan yang dirancang untuk melihat/status quo. Menurut

danim dan suparno kepemimpinan ini mengutamakan pemberian

kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam organisasi

untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur sehingga semua unsur

yang ada dalam organisasi bersedia tanpa paksaan, berpartisipasi secara

optimal dalam mencapai tujuan organisasi.8

Kemajuan sekolah sangat tergantung pada sosok pemimpinnya, yakni

kepala sekolah. Sebab kepala sekolahlah yang berada digarda depan untuk

menggerakan kegiatan dan menetapkan target sekolah. Keputusan-keputusan

penting yang berdampak besar bagi organisasi (sekolah) terlahir darinya. Maka,

ekstitensi dan fungsih kepala sekolah sangat penting untuk dikaji, dirumuskan,

dan dikembangkan guna memenuhi harapan publik akan terwujudnya lembaga

pendidikan yang berkualitas. Profesionalitas kepalah sekolah menjadi syarat

mutlak terwujudnya sekolah yang berdaya saing tinggi. Kalau kepalah sekolah

yang memimpin organisasi pasif, apatis, dan miskin ide, maka sekolah akan

mengalami kemundurn drastis oleh karena itu, jangan sekali-kali meremehkan

posisi kepala sekolah. Sebaik apapau sistem yang dibangun, kalau pemimpinnya

buruk, maka akan sulit melakukan perubahan signifikan dalam organisasi.

Terlebih jika pemimpin yang berfungsih sebagai penjaga gawang organisasi tidak

proaktif, bahkan sangat suka mempertahankan status quo dan menutup peluanag

8 Andang, op, cit., h. 41-43

Page 7: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

17

pembaharuan. Disinilah urgensinya mengembangkan kualitas kepala sekolah agar

mampu memimpin sekolah secara dinamis, kompetitif, dan produktif sesuai

tantangan zaman.9

Oleh karena itu sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai

kepemimpinan kepala sekolah maka terlebih dahulu penulis memaparkan

beberapa pendapat mengenai definisi kepala sekolah.

Menurut Sudarwan danim, kepala sekolah adalah guru yang mendapat

tugas tambahan sebagai kepala sekolah.10

Sementara itu menurut Daryanto, kepala sekolah adalah pemimpin pada

suatu lembaga satuan pendidikan. Kepala sekolah ialah pemimpin yang proses

kehadirannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau

ditetapkan oleh pemerintah.11

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas

untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar-

mengajar atau terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa

yang menerima pelajaran.12

9 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepalah Sekolah Profesional, (Cet. I: jogjakarta: DIVA press, 2012), h. 15-16

10 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan (Cet. II: Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 145

11 Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Cet. I: Yogyakarta: Gava Media, 2011), h. 136

12 Wahjosumidjo, op. cit h. 83

Page 8: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

18

Sedangkan menurut Hadari Nawawi, kepala sekolah adalah orang yang

memimpin suatu lembaga formal karena tugas dan berdasarkan surat

pengangkatan atau surat keputusan badan yang lebih tinggi.13

Adapun menurut Sri Damayanti, kepala sekolah berasal dari dua kata ,

yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau

pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga, sedangkan sekolah diartikan

sebagai sebuah tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum

kepala sekolah dapat diartikan sebagai pemimpin sekolah atau suatu lembaga

tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah seorang guru

yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada di

suatu sekolah, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai

tujuan bersama.14

Berdasarkan beberapa pendapat dari definisi kepala sekolah diatas, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah adalah pemimpin pada suatu

lembaga atau organisasi sekolah yang dipilih secara langsung oleh yayasan atau

ditetapkan oleh pemerintah sebagai tenaga funsional guru yang diberi tugas untuk

menyelenggarakan proses terjadinya belajar-mengajar guna mencapai tujuan

bersama. Karena keberhasilan sekolah adalah bagaimana keberhasilan peran dari

kepemimpinan kepala sekolah dalam menggerakan kehidupan sekolah mencapai

tujuan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai

berikut :

13 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mas Agung, 1989), h. 16

14 Jamal Ma’mur Asmani. op. cit. h. 17

Page 9: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

19

a) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan

penggerak kehidupan sekolah.

b) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsih mereka demi

keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.15

Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks

dan unik kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pejabat formal yaitu tugas dan tanggung jawab kepada atasan, terhadap sesama

rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan.

1. Tanggung jawab kepada atasan

Kepala sekolah mempunyai atasan yaitu atasan langsung dan atasan yang

lebih tinggi. Karena kedudukannya terikat kepada atasan/sebagai bawahan, maka

maka seorang kepala sekolah:

a. Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan;

b. Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan

tugas yang menjadi tanggung jawabnya;

c. Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala

sekolah dan atasan.

2. Tanggung jawab kepala sekolah kepada sesama rekan kepala sekolah atau

instansi terkait

a. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala

sekolah yang lain

15 Wahjosumidjo op. cit., h. 82

Page 10: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

20

b. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan

lingkungan baik dengan intansi terkait maupun tokoh-tokoh

masyarakat dan BP3.

3. Tugas dan tanggung jawab kepada bawahan

Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya

dengan para guru, staf dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah

pengikutan.16

Menurut Koontz kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus

mampu :

a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan

percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-

masing

b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa

serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan

dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan17

Kepemimpinan yang kuat mengisyaratkan kepada kepala sekolah agar

dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama dalam

mengembangkan kompetensi guru. Hal tersebut karena guru adalah orang yang

memiliki andil besar dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Menciptakan

16 Ibid., h. 87-88

17 Wahjosumidjo, op. cit., h. 105

Page 11: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

21

sekolah efektif bagi kepala sekolah berarti harus memanfaatkan dan

mengembangkan guru sebagai icon kemajuan pendidikan.18

Ada tiga peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal dikaitkan dengan

teori Harry Mintzberg yang dikutip oleh Wahjosumidjo tiga macam peranan

tersebut apabila dikaitkan atau diintegrasikan ke dalam status formal

kepemimpinan kepala sekolah, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Peranan hubungan antarperseorangan (interpersonal roles)

Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer, meliputi

figurehead, leadership,dan liason.

a) Figuarehead, berarti lambang. Dalam pengertian sebagai lambang kepala

sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah.

Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh sebab itu,

seorang kepala sekolah harus selalu dapat menjaga integritas diri agar

peranannya sebagai lambang tidak menodai nama baik sekolah.

b) Kepemimpinan (leadership), peranan sebagai pemimpin mencerminkan

tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakan seluruh sumbar daya

yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktifitasyang tinggi

dalam mencapai tujuan. Fungsih kepemimpinan ini amat penting sebab

disamping berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan

kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa sekaligus untuk meneliti

persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

18 Andang, op. cit., h. 164

Page 12: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

22

c) Penghubung (liason), dalam fungsih inikepala sekolah berperan menjadi

penghubung antarakepentingan sekolah dengan lingkungan di luar

sekolah. Sedang secara internal fungsih liason kepala sekolah menjadi alat

perantara antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan

kepentingan mereka. Tujuan liason adalah untuk memperoleh informasi

dari berbagai pihak untuk keberhasilan kepala sekolah.

2) Peranan informasional (informational roles)

Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan atau

meneruskan informasi kepada guru, staf, siswa, dan orang tua siswa. Dalam

fungsih informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai pusat urat syaraf

(nerve center) sekolah. Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagai pusat urat

syaraf, yaitu:

a) Sebagai monitor, kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap

lingkungan, yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang

berpengaruh terhadap penampilan sekolah, seperti gosip dan kabar angin

(hearsay).

b) Sebagai disseminator, kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebar

luaskan dan membagi-bagi informasi, kepada para guru, staf, siswa, dan

orang tua murid.

c) Spokesman, kepala sekolah menyebarkan (transmits) informasi kepada

lingkungan di luar yag dianggap perlu. Dalam fungsih ini kepala sekolah

berperan sebagai wakil resmi sekolah.

3) Sebagai pengambil keputusan (desicional roles).

Page 13: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

23

Peranan sebagai pengambil keputusan merupakan peranan paling penting

dari kedua macam peran yang lain, yaitu interpersonal dan informational roles.

Ada empat macam peran kepala sekolah sebagai pengambil keputusan, yaitu:

a) Entrepreneur, dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha utuk

memperbaiki penanmpilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran

program-program yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari

berbagai persoalan yang timbul dilingkungan sekolah.

b) Orang yang memerhatikan gangguan (disturbance-handler) gangguan

yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan kepala sekolah

yang tidak memerhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat kepala sekolah

yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat pengambilan keputusan

yang telah diambil.

c) Orang yang menyediakan segala sumber (a resource allocater), kepala

sekolah bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang akan

memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan. Sumber-

sumber yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dana, peralatan dan

berbagai kekayaan sekolah yang lain. Seorang kepala sekolah harus terus-

menerus meneliti dan menentukan bagaimana sumber-sumber tersebut

dapat diadakan dan dibagikan.

d) A negotiator roles, dalam fungsih ini kepala sekolah harus mampu

mengadakan pembicaraan dan musyawara dengan pihak luar. Untuk

menjalin dan memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah maupun untuk

dunia usaha. Dalam kerja sama ini meliputi penempatan lulusan,

Page 14: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

24

penyesuaian kurikulum, tempat praktik tenaga pengajar, dan sebagainya.

Fungsih negosiator akan lebih banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah

kejuruan, khususnya dengan pihak usaha dan industri.19

Demikian juga halnya dengan peran kepemimpinan kepala sekolah

sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar

pengelolaan pendidikan, di mana dalam bidang kepemimpinan, kinerja kepala

sekolah dirinci sebagai berikut.

1. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;

2. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;

3. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan

sekolah/madrasah;

4. Membuat recana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk

pelaksanaan peningkatan mutu;

5. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran

sekolah/madrasah;

6. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting

sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan

keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;

7. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua

peserta didik dan masyarakat;

19 Wahjosumidjo, op. cit., h. 90-92

Page 15: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

25

8. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga

kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas

prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;

9. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;

10. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan

kurikulum;

11. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan

hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;

12. Meningkatkan mutu pendidikan;

13. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberi kepadanya;

14. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi

pembelajaranyang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh

komunitas sekolah/madrasah;

15. Membantu membina dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah

dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik

dan pertumbuhan profesi para guru dan tenaga kependidikan;

16. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya

sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,

sehat, efisien, dan efektif;

17. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan

komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan

komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;

Page 16: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

26

18. Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.

Dari 18 aspek kepemimpinan kepala sekolah seperti dikemukakan di atas

tampak bahwa hampir semuanya menunjukan apa yang harus dikerjakan oleh

kepala sekolah dalam memerankan sebagai pemimpin, di mana di dalamnya aspek

manajerial/manajemen lebih mendapat penekanan sehingga apabila hal tersebut

dapat terlaksana, maka hanya akan membuat organisasi sekolah berjalan dalam

siklus rutin, meskipun demikian bagaimana kepala sekolah mengerjakan atau

melaksanakan peran tersebut akan ditentukan oleh kemampuan atau kompetensi

yang dimiliki oleh masing-masing kepala sekolah, sehingga fariasi kinerja kepala

sekolah akan tetap terlihat dalam aktualisasi pelaksanaan peran dan tugas yang

dilaksanakan kepala sekolah, bukan karena apa yang dikerjakannya tapi oleh

bagaimana dikerjakanya.20

B. Peran Kepala Sekolah

Setelah kita memahami definisi, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah

maka penulis akan menguraikan peran kepala sekolah hal ini untuk lebih

menyesuaikan dengan judul tulisan peran kepala sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru pendidikan agama islam di SDN 1 Bunong Kecamatan Bintauna.

20 Uhar Suharsaputra. Administrasi Pendidikan, (Cet. II; Bandung: Refika Aditama, 2013), h. 156-157

Page 17: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

27

Konsep kepemimpinan kepala sekolah tidak bisa dilepaskan dari konsep

kepemimpinan secara umum. Secara formal kegiatan kepemimpinan kepala

sekolah harus diselenggrarakan oleh seseoarang yang menduduki jabatan tertentu

yang dilingkunagnnya terdapat sejumlah orang yang harus bekerjasama untuk

mencapai satu tujuan. Dalam sub-bab ini penulis mencoba menjabarkan tentang

peran dan tugas kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,

hal ini karena kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung

jawab penuh terhadap seluruh kegiatan-kegiatan di sekolah, terutama kegiatan

mengatur proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Adapun peran dan

tugas kepala sekolah yaitu sebagai berikut:

1. Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas:

membimbing guru, karyawan, siswa, mengembangkan staf, mengikuti

perkembangan iptek dan menjadi contoh dalam proses pembelajaran.

2. Dalam perannya sebagai manajer, kepala sekolah bertugas: menyusun

program, menyusun perngorganisasian sekolah, menggerakkan staf,

mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.

3. Sebagai administrator kepala sekolah bertugas: mengelola

administrasi, KBM dan BK, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana

dan prasarana, persuratan dan urusan rumah tangga sekolah.

4. Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas menyusun program

supervisi pendidikan, memanfaatkan hasil supervisi.

Page 18: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

28

5. Sebagai pemimpin kepala sekolah bertugas menyusun dan

mensosialisasikan visi dan misi suatu program sekolah, mengambil

keputusan, melakukan komunikasi.

6. Sebagai pembaru kepala sekolah bertugas mencari dan melakukan

pembaharuan dalam berbagai aspek, mendorong guru, staf dan orang

tua untuk memahami dan memberikan dukungan terhadap

pembaharuan yang di tawarkan.

7. Sebagai pembangkit minat (motivator) kepala sekolah bertugas

menyihir lingkungan kerja, suasana kerja, membangun prinsip

penghargaan dan hukuman (reward and punishment) yang sistemik.21

Selanjutnya, untuk lingkungan pendidikan dasar dan

menengah, Husaini Usman menyebutkan tujuh peran kepala

sekolah yang di kenal dengan akronim EMASLIM (educator,

manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan

motivator).22

Berikut uraian ringkas dari ketujuh peran kepala sekolah yang disebutkan

diatas:

a. Kepala Sekolah sebagai Educator

21 Daryanto, op. cit.., h. 111

22 Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2006) h. 302.

Page 19: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

29

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan, dan

guru merupakan pelaksana, serta pengembang utama kurikulum di sekolah.

Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap

pengembangan kurikulum serta kegiatan belajar-mengajar di sekolahnya, tentu

saja, akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki guru-gurunya

sekaligus akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru

dapat secara terus-menerus meningkatkan kompetensi mereka, sehingga kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.23

b. Kepala sekolah sebagai Manajer

Kepala Sekolah sebagai manajer mempunyai 4 tugas

penting, yaitu menyusun program sekolah, menyusun organisasi

kepegawaian di sekolah, menggerakkan staf (guru dan

karyawan), dan mengoptimalkan sumber daya sekolah.24 Menurut

buku “Pedoman Administrasi dan Supervisi” disebutkan tugas dan tanggung

jawab kepala sekolah sebagai manajer adalah :

1) Menguasai garis-garis besar program pengajaran.

2) Bersama-sama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun

kegiatan.

3) Menyusun jadwal pelajaran.

4) Mengkoordinasi kegiatan penyusunan model satuan pelajaran.

23 Jamal Ma’mur Asmani, op. cit. h..3724

Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu. (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 83.

Page 20: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

30

5) Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat-

syarat dan norma-norma penilaian.

6) Mencatat dan melaporkan hasil-hasil kemajuan kepada instansi atasan

(Kanwil Dinas P dan K).

7) Melaksanakan penerimaan murid baru berdasarkan ketentuan dari

Dep. P dan K.

8) Mengatur kegiatan program Bimbingan Penyuluhan.

9) Meneliti dan mencatat kehadiran murid.

10) Mengatur program-program ke-kurikuler seperti UKS, kepramukaan

dan sebagainya.

11) Merencanakan pembagian tugas guru.

12) Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan tingkat dan mutasi

guru.

13) Mengatur usaha-usaha kesejahteraan personal sekolah.

14) Memelihara pencatatan buku sekolah.

15) Merencanakan, mengembangkan dan memelihara alat pelajaran

peraga.

16) Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah.

17) Memelihara perlengkapan sekolah.

18) Mengatur dan bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan

sekolah.

19) Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan

masyarakat.

Page 21: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

31

20) Memelihara dan mengatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah.25

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, maka untuk

tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak terlepas dari faktor biaya.

Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi

guru, tentunya, akan mempengaruhi tingkat kompetensi para gurunya. Oleh

karena itu, kepala sekolah seyogianya dapat mengalokasikan anggaran yang

memadai bagi upaya peningkatan kompetensi para guru.26

d. Kepala sekolah sebagai Supervisor

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,

secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi. Dalam

kedudukan sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam rangka melancarkan proses belajar

mengajar. Karena guru mempunyai peran penting dalam membantu

perkembangan peserta didik, maka kemampuan-kemampuan yang telah

dicanangkan di dalam UU No. 14 tentang Guru dan Dosen, mutlak harus dikuasai

oleh guru. Ketidakmampuan yang dimiliki oleh guru, maka peran serta kepala

sekolah sebagai supervisor pengajaran menjadi penting dalam pemecahan masalah

bagi guru.27

25 Suryosubroto Manajemen Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ), h. 183-184.

26 Jamal Ma’mur Asmani. Op. Cit. h.38

27 Imam Musbikin, Menjadi Kepala Sekolah Yang Hebat, (Panam Tampan Pekanbaru Riau : Zanafa Publishing, 2013 ), h. 1

Page 22: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

32

e. Kepala sekolah sebagai Leader

Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah seperti apakah yang dapat

menumbuh kembangkan kreativitas sekaligus mendorong peningkatan

kompetensi guru ? Dalam teori kepemimpinan, setidaknya kita mengenal dua

gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan

kompetensi guru, seorang Kepala Sekolah dapat menerapkan kedua gaya

kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel sesuai dengan kondisi serta

kebutuhan yang ada. Kendati demikian, sepertinya menarik untuk

mempertimbangkan hasil studi yang dilakukan oleh Bambang Budi Wiyono

terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru sekolah dasar di bantul. Dalam

penelitian tersebut terungkap bahwa etos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin

oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.

Apapun orientasi dari suatu kepemimpinan, kepemimpinan seseorang

sangat berkaitan dengan kepribadiaan. Dan, kepribadiaan Kepala Sekolah sebagai

pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab,

berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, serta

teladan.28

f. Kepala sekolah sebagai Innovator

Sebagai innovator kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif

yang tidak terjebak dalam rutinitas. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki

28 Jamal Ma’mur Asmani. Op. Cit. h. 39-40

Page 23: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

33

kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik), dan

kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan.

g. Kepala sekolah sebagai Motivator

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu memberi dorongan,

sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional.

Kemampuan tersebut meliputi; kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),

kemampuan mengatur suasana belajar, dan kemampuan memberi keputusan

kepada warga sekolah.29

C. Gaya dan Tipe-tipe Kepemimpinan

Kepala sekolah dalam menjalankan peran dan tugas sebagai pemimpin

disekolah, dalam melakukan aktivitas-aktivitas kepemimpinannya akan terlihat

gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan pola pemimpin tersebut. gaya

kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi

para pengikutnya.

Menurut Thoha, gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku

orang lain seperti yang ia lihat.30

Untuk memahami gaya kepemimpinan, setidaknya dapat dikaji dari empat

pendekatan utama yaitu Pendekatan menurut pengaruh kewibawaan, pendekatan

sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan kontigensi.29 Ibid., h. 35

30 Daryanto, op. cit., h. 103

Page 24: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

34

1. Pendekatan menurut pengaruh kewibawaan, menurut pendekatan ini,

dikatakan bahwa keberhasilan pemimpin dipandang dari segi sumber

terjadinya sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan

cara yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut

kepada bawahan.31

2. Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang

berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan

pusat kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang

mengandung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu32.

3. Pendekatan perilaku menekankan pentingnya perilaku yang dapat diamati

atau yang dilakukan oleh para pemimpin dari sifat-sifat pribadi atau sumber

kewibawaan yang dimilikinya.

4. Pendekatan kontigensi menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan

situasi,33

Adapun gaya kepemimpinan tersebut antara lain sebagai berikut;

a. Gaya pemimpin yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas. Seorang

pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi menggunakan gaya

kepemimpinan yang didasarkan hanya pada bagaimana pelaksanaan tugas

organisasi dapat diselesaikan.

31 Wahjosumidjo, op. cit., h. 20

32 Daryanto, op. cit., h. 104

33 Ibid.

Page 25: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

35

b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

Seorang pemimpin dalam mencapai tujuan organisasinya menggunakan gaya

kepemimpinan yang didasarkan pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

Semakin baik hubungan kerja sama yang dilakukan, baik secara internal

maupun secara eksternal maka semakin efektif tujuan organisasi yang

dicapai.

c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai.

Seorang pemimpin dalam mencapai tujuan organisasinya menggunakan gaya

kepemimpinan yang didasrkan pada kepentingan hasil yang dicapai.

Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut, terbentuk perilaku kepemimpinan

yang terwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe

kepemimpinan.

a. Tipe kepemimpinan otoriter. Tipe ini menempatkan kekuasaan di tangan satu

orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas

anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah bahkan

kehendak pemimpin.

b. Tipe kepemimpinan kendali bebas. Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe

kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol.

Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang

yang dipimpinnya dalam mengambil keputusan atau melakukan kegiatan.

Pemimpin hanya mengfungsihkan dirinya sebagai penasihat.

Page 26: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

36

c. Tipe kepemimpinan demokratis. Tipe ini menempatkan manusia sebagai

faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan

musyawara, yang diwujudkan dalam setiap jenjang dan di dalam unit masing-

masing.34

Dengan memerhatikan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa dalam

melakukan peran dan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin dengan

menggunakan gaya dan tipe kepemimpinan tertentu mempunyai karakteristik

tersendiri sesuai dengan sifat, kebiasaan, dan situasi sehingga dengan gaya dan

tipenya kepala sekolah dapat mengarahkan, memerintakan guru, staf dan siswa

unyuk mencapai tujuan dari sekolah atau organisasi tersebut.

D. Kinerja Guru

Teori kinerja yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah teori

Gibson. Menurut teori ini: “ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi

perilaku kinerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel organisasi, dan

variabel psikologis”.

1. Variabel individu dikelompokkan pada subvariabel kemampuan dan

keterampilan, latar belakang dan demografis. Subvariabel kemampuan dan

keterampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku dan

kinerja. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan kompetensi

34 Andang, op. cit., h. 44

Page 27: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

37

kerja yang dimiliki seseorang. Terdapat lima jenis kompetensi yaitu:

pertama, knowledge, adalah ilmu yang dimiliki individu dalam bidang

pekerjaan atau area tertentu; kedua, skill, adalah kemampuan untuk unjuk

kinerja fisik ataupun mental; ketiga, self concep, adalah sikap individu,

nilai-nilai yang dianut citra diri; keempat, traits, adalah karakteristik fisik

dan respons yang konsisten atas situasi atau informasi tertentu; kelima,

motives, adalah pemikiran atau niat dasar konstan dan mendorong individu

untuk bertindak atu berperilaku tertentu.

2. Variabel psikologis terdiri dari subvariabel persepsi, sikap, kepribadian,

belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga,

tingkat sosial pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.

Variabel psikologis seperti persepsi sikap, kepribadian, dan belajar

merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur.

3. Variabel organisasin, individu dan demografis berhubungan satu sama lain

dan saling pengaruh-memengaruhi. Gabungan variabel individu,

organisasi, dan psikologis sangat menentukan bagaimana seseorang

mengaktualisasikan diri.35

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja memiliki arti tentang

sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja36 kinerja

merupakan terjemahan dari kata “performance”(job performance). Secara

etimologis performance berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan 35 Supardi, Kinerja Guru,(Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2013) h. 31-32

36 Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka., 2002) h. 156

Page 28: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

38

atu melaksanakan, sedang kata performance berarti The act of performing;

execution.37 Kata performance memberi tiga arti yaitu;

a. prestasi. Seperti dalam konteks atau kalimat “high performance car”

atau “mobil yang sangat cepat”.

b. Pertunjukan. Seperti pertujukan tari-tarian rakyat

c. Pelaksanaan tugas, seperti dalam konteks atau kalimat,”in

performance his/her duties”.38

Menurut Fremont, Kast dan Rosenzweig yang diterjemahkan oleh M.

Yasin, menyatakan bahwa kinerja adalah proses kerja seseorang individu untuk

mencapai tujuan yang relevan.39

Menurut Dachniel menyatakan bahwa kinerja berarti kemauan dan

kemampuan melakukan suatu pekerjaan. Artinya, kinerja merupakan semangat,

intensitas, kemauan serta kemampuan seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan. Dalam kata kinerja juga terkandung makna profesionalitas, sebab

dalam mewujudkan kinerja, keterampilan seseorang dalam bidang yang ia

kerjakan sangat menentukan.40 Selanjutnya, Tuckman mendefinisikan bahwa

37 Uhar Suharsaputra op. cit. h. 166

38 Supardi, op. cit. h. 45

39 Afnibar, Memahami Profesi dan Kinerja Guru,(Jakarta : The Minang Foundatioan, 2005), h. 21

40 M. Dachniel Kamars, Kurikulum Untuk Abad 21 dalam Model Pengelolaan dan Penelitian Kurikulum. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994) h. 10

Page 29: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

39

kinerja (performance) digunakan untuk menandai manifestasi pengetahuan,

pemahaman, ide, konsep, keterampilan dan sebagainya yang dapat diamati.41

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang

telah ditetapkan. Dari pengertian di atas kinerja diartikan sebagai prestasi,

menunjukan suatu kegiatan atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang telah

dibebankan.42

Dari beberapa pengertian tentang kinerja di atas jika dimasukan kedalam

konsep kinerja guru maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja merupakan

kegiatan atau kemampuan kerja atau prestasi kerja yang dilakukan seorang guru

untuk menyelesaikan tugasnya demi mencapai tujuan yang ditentukan.

Sedangkan ditinjau dari pandangan Islam, makna kinerja memiliki arti

kesungguhan dan kemauan dalam melaksanakan tugas, dalam Q.S. At-Taubah

9/105 dijelaskan :

Terjemahan:

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

41 Tuckman, Conducting Educational Research, (New York : Harcourt Brace Javanovich, INC, 1978) h. 123

42 Supardi, op. cit. h. 45

Page 30: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

40

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.43

Selanjutnya, yang berkaitan dengan kinerja guru telah dijelaskan dalam

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen;

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.44

Dari pengertian di atas tampak bahwa guru mempunyai tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik. Dengan demikian peran guru sangat dominan dalam

membentuk peserta didik menjadi manusia yang berkualitas. Apapun tujuan-

tujuan dan putusan kebijakan sebenarnya dilaksanakan dalam situasi belajar

mengajar di kelas.

Sementara itu tugas dan kewajiban guru menurut Undang-undang No. 14

tahun 2005 pasal 20 adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,

4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika,

5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.45 43 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 184.

44 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Surabaya: Kesindo Utama, 2006), h. 59

45 Ibid, h. 66

Page 31: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

41

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

tugas pembelajaran dimadrasah dan bertanggung jawab atas peserta didik dibawah

bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. oleh karena

itu, kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukan

kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di madrasah serta

menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau

selama melakukan aktifitas pembelajaran.46

Dapat disimpulkan bahwa seorang guru sangatlah dibutuhkan

keberadaannya dalam proses belajar mengajar, termasuk disini kinerja guru dalam

proses belajar mengajar, sehingga dapat berpengaruh dalam aktivitas belajar

siswa. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik

yang baik. Maka untuk menilai dan memahami kinerja guru tidak terlepas dari

peserta didik sebagai subjek didik dan hasil dari pencapaian pembelajaran yang

dicapai oleh peserta didik.

Guru yang memiliki kinerja yang baik mampu merencanakan

pembelajaran dengan baik, dan menilai hasil belajar siswa. kemampuan

merencanakan pembelajaran meliputi tuju hal, yaitu:

a) Memahami tujuan pembelajaran, mengidentifikasikan topik-topik

pembelajaran, dan menetapkan tujuan umum untuk setiap topik

pembelajaran.

b) Mengenal karakteristik utama peserta didik.

46 Supardi, op. cit. h. 54

Page 32: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

42

c) Membuat tujuan pembelajaran menjadi spesifik dalam bentuk tingkah

laku peserta didik sehingga memungkinkan untuk pengukuran secara

langsung.

d) Mengenali subjek dan isi setiap materi hingga mendukung bagi

pencapaian tujuan.

e) Mengembangkan alat ukur awal guna untuk mengetahui latar belakang

peserta didik serta pengetahuannya mengenai topik yang diajarkan.

f) Menjaring kegiatan-kegiatan pembelajaran beserta sumber-sumbernya

hingga peserta didik dapat mencapai tujuan.

g) Menggerakan layanan-layanan yang mampu mendukung (dana,alat)

dan mengembangkan alat-alat evaluasi.47

Penilaian hasil belajar siswa dilakukan secara berkesinambungan,

penilaian tersebut meliputi kegiatan.

1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya membuat

rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian

yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian yang sesuai dengan

bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.

4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan dan /atau bentuk lain yang

diperlukan.

47 Ibid. h 59-60

Page 33: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

43

5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan

kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai

balikan/komentar yang mendidik.

7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester pada

pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar

peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.

9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan agama islam

dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan kewarganegaraan

sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan

keperibadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik atau kurang

baik.48

Kemampuan akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan

pekerjaan jika ada kesesuaian dengan jenis pekerjaanya, demikian juga dengan

halnnya persepsi, konsep diri, nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan

kepribadian. Semua itu akan berpengaruh terhadap dorongan (motivasi) seseorang

dalam melaksanakan pekerjaannya.49

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain sebagai berikut:

a. Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja)

48 Ibid h. 66-67

49 Uhar Suharsaputra op. cit. h. 170

Page 34: file · Web viewSeni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama

44

b. Pendidikan

c. Keterampilan

d. Manajemen kepemimpinan

e. Tingkat penghasilan

f. Gaji dan kesehatan

g. Jaminan sosial

h. Iklim kerja

i. Sarana prasarana

j. Teknologi

k. Kesempatan berprestasi50

Masalah-masalah tersebut merupakan hal yang mempengaruhi kinerja

guru terutama guru PAI yang di bahas pada penelitian ini. Sebagai pendidik,

justeru amanah kinerja dalam melaksanakan tugasnya lebih terfokus pada

internalisasi nilai yang berada dalam makna tugas mendidik. Label Pendidikan

Agama Islam memberikan gambaran bahwa tugasnya bukan hanya sekedar

mentransformasikan ilmu kepada para peserta didik, tetapi juga harus berusaha

memberikan srtategi pemaknaan dari materi pembalajaran yang ia laksanakan,

sehingga pendidikan Agama Islam yang sayarat dengan pendidikan nilai tidak

hanya sekedar berada dalam level keilmuan peserta didik saja, tetapi menjadi

identititas dalam kehidupan sehari-hari.

50 Supardi, op. cit. h. 19