file · web viewpedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki,...

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan sekolah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah sering dipandang sebagai lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan anak. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan orang tua tidak sanggup lagi untuk mendidik anaknya tentang berbagai pengetahuan dan keterampilan tersebut, sehingga menyerahkan tugasnya itu kepada guru di sekolah. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati menyebutkan bahwa disebut sekolah bila mana dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang 1

Upload: duongquynh

Post on 01-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan sekolah mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah sering dipandang sebagai

lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga. Tidak semua

tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam

hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan yang diperlukan dalam

kehidupan anak.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan

orang tua tidak sanggup lagi untuk mendidik anaknya tentang berbagai pengetahuan

dan keterampilan tersebut, sehingga menyerahkan tugasnya itu kepada guru di

sekolah.

Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan

anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial

maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak

pendidikan, kepribadian dan kebiasaan yang dibawa masing-masing anak dari

lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati menyebutkan bahwa disebut sekolah bila mana

dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai

perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan

dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah

ditetapkan. Oleh sebab itu, maka dalam makalah ini akan dibahas lebih luas lagi

tentang lingkungan pendidikan sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pendidikan, pedagogik dan ilmu pendidikan?

2. Bagaimana karakteristik ilmu pendidikan?

3. Bagaimana teori korespondensi?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep pendidikan, pedagogik dan ilmu pendidikan.

2. Mengetahui karakteristik ilmu pendidikan.

3. Mengetahui teori korespondensi.

1

Page 2: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

D. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep pendidikan, pedagogik, dan ilmu

pendidikan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik ilmu pendidikan.

3. Mahasiswa dapat mengetahui teori korespondensi.

2

Page 3: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan, Pedagogik, dan Ilmu Pendidikan

Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki,

merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata

Yunani yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pembantu atau

pelayang yang kerjaannya mengantar-jemput anak majikannya pada zaman Yunani

Kuno dinamakan Paedagogos berasal dari kata “paedos”, yang berarti anak laki-laki,

dan “agogos” artinya saya mengantar, saya membimbing atau saya memimpin.

Jadi, pedagogy mengandung makna sebagai seorang anak yang pergi dan

pulang sekolah diantar, dibimbing dan dipimpin oleh seorang pembantu, bahkan

setelah di rumah pun anak-anak selalu dibawah pengawasan dan penjagaan para

pedagogos. Jelas bahwa pendidikan anak-anak Yunani Kuno pelaksanaannya sebagian

besar diserahkan pada paedagogos. Pada awalnya istilah paedagogos berkonotasi

rendah yakni seorang pelayan atau pembantu, namun istilah tersebut sekarang

digunakan untuk pekerjaan mulia yaitu pekerjaan mendidik anak. Pendidik atau ahli

didik yang mengantarkan, membimbing, dan memimpin anak agar tumbuh dan

berkembang menjadi manusia yang mandiri (dewasa) disebut Pedagoog.

Hoogveld (Belanda) menjelaskan bahwa pedagogik adalah ilmu yang

mempelajari masalah membimbing anak kearah tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu

secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Dengan demikian pedagogik tidak lain

adalah ilmu pendidikan anak.

Istilah pedagogik berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktek,

menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Dengan demikian

pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang bagaimana

kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagogy lebih menekankan pada

aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan membimbing anak.

B. Karakteristik Ilmu Pendidikan

1. Landasan Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan selalu erat kaitannya dengan eksistensi manusia yang

mempunyai tujuan hidup. Oleh karena itu ilmu pendidikan hanya akan berdiri

kokoh dan berkembang dengan pesat apabila berlandaskan agama,  pandangan

hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai yang

3

Page 4: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

bersumber dari agama merupakan landasan yang paling kuat, karena dengan

berlandaskan agama, maka norma-norma yang diemban oleh ilmu pendidikan

tidak mudah goyah dan tidak terlalu subyektif.

2. Objek Ilmu Pendidikan

Objek ilmu pendidikan seperti halnya objek ilmu pengetahuan pada umumnya

terdiri atas objek material dan objek formal. Objek material ilmu pendidikan

adalah manusia, karena itu pendidikan bertolak dari pandangan bahwa manusia

sebagai makhluk ciptaan Tuhan pada hakikatnya atau secara prinsipal berbeda

dengan kehidupan hewan, berbeda dengan tumbuhan dan berbeda dengan benda

mati. Manusia sebagai objek material ilmu pendidikan menurut H.D Sudjana

(2000) dapat diklarifikasikan berdasarkan: (1) pengelompokannya yaitu manusia

sebagai individu, sebagai kelompok, sebagai komunitas, dan manusia sebagai

masyarakat, (2) berdasarkan perkembangannya yaitu manusia pada masa dini

usia, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Objek material ilmu pendidikan

berdasarkan psikologi perkembangan membutuhkan pendidikan yang cocok

dengan tingkat perkembangan usia. Bagi anak-anak, pendidikan dikenal dengan

istilah pedagogi yang berarti ilmu dan seni mengajar anak-anak (knowles, 1977).

Bagi orang dewasa pendidikan dikenal dengan istilah andragogi yaitu ilmu dan

seni membantu orang dewasa belajar (Cross, 1982). Bagi lanjut usia, pendidikan

dikenal dengan gorogogi yaitu ilmu dan seni untuk membantu manusia lanjut usia

belajar. Dalam bahan belajar mandiri ini pembahasan ilmu pendidikan terutama

mempunyai fokus kajian pada pedogogi atau ilmu pendidikan anak.

3. Metode Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan sebagaimana ilmu-ilmu lain menggunakan metode penelitian

ilmiah, yakni prosedur yang menggunakan pola pikir dan pola kerja yang

sistematik untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan yang sah (valid) dan dapat

dipercaya (reliabel).

Metode penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode

kuantitatif, dan metode kualitatif, bahkan menggabungkan keduanya. Metode

penelitian mana yang digunakan, akan sangat bergantung pada masalah dan

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian itu sendiri.

Metode-metode penelitian yang dominan dalam pengembangan keilmuan dan

program pendidikan adalah survey, eksperimen, studi kasus, kaji tindak (action

research), dan penelitian masa depan (future research). Metode-metode tersebut

4

Page 5: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

penting sehingga ilmu pendidikan dapat mengimplementasikan fungsi

penggambaran (description), emnjelaskan (explanation), meramalkan

(prediction), dan pengendalian (control) terhadap fenomena dan gejala-gejala

pendidikan.

4. Isi Ilmu Pendidikan

a. Postulat

Postulat adalah pandangan mendasar yang kebenarannya diterima

tanpa pembuktian secara empiris sebagai contoh postulat dalam ilmu pendidikan

misalnya manusia adalah hewan berkawan, manusia adalah makhluk sosial.

Manusia adalah makhluk yang perlu dan dapat dididik serta dapat mendidik diri

sendiri.

b. Asumsi

Asumsi yaitu pendapat/pandangan yang didasarkan pada kerangka

berpikir tertentu, yang kebenaran pada umumnya diterima, namun masih perlu

diperiksa secara empiris. Asumsu dalam ilmu pendidikan misalnya kurikulum

adalah program pendidikan yang dikelola melalui tahap perumusan tujuan,

pengembangan program, implementasi program dan evaluasi program.

c. Konsep

Konsep adalah serangkaian pengertian atau pendapat yang konsisten,

yang dihasilkan dari pemikiran atau pengalaman.

d. Teori

Teori adalah kumpulan konsep-konsep yang tersusun secara sistematis

dalam bentuk struktur teoritis yang pada umumnya memberi penjelasan

mengapa sesuatu gejala atau peristiwa itu terjadi.

e. Generalisasi

Generalisasi yaitu kesimpulan umum yang ditarik berdasarkan

pengalaman-pengalaman khusus, biasanya sebagai kesimpulan yang diperoleh

dari penelitian ilmiah.

f. Hukum

Hukum yaitu pernyataan atau pendapat yang biasanya dinyatakan

dalam bentuk pernyataan if-then (jika maka) yang berlaku umum bagi

sekelompok gejala tertentu, sebagai hasil suatu generalisasi riset ilmiah.

Dalam teknologi pendidikan misalnya kita temukan hukum akibat (law of

5

Page 6: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

effect), hukum latihan (law of exercise) dan hukum kesiapan (law of

readiness) Thom dike (1913).

g. Prinsip

Prinsip yaitu hukum dalam bentuk pendapat yang berlaku umum bagi

sekelompok gejala tertentu, namun tidak selalu berbentuk pernyataan jika

maka (if-then). Prinsip dapat pula dihasilkan dari pemikiran mendalam tanpa

pengujian melalui riset kuantitatif, misalnya prinsip among Ki Hajar

Dewantara, Prinsip belajar sepanjang hayat dari Paul Lengrand.

h. Model

Model adalah suatu bentuk teori atau serangkaian teori, hukum prinsip

yang menggambarkan atau memberi penjelasan tentang suatu sistem kegiatan

sampai pada panduan kegunaannya yang terdapat dalam suatu cabang ilmu,

misalnya model mengajar ekspositori, model mengajar pemrosesan informasi

dari Bruce Joice, model mengajar terprogram dan model mengajar discovery

inquiry atau misalnya model cara belajar siswa aktif dan lain sebagainya.

5. Fungsi Ilmu Pendidikan

Seperti juga ilmu-ilmu lain, pemdidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki

fungsi menjelaskan, memprediksi dan mengontrol gejala atau fenomena

pendidikan. Dalam melaksanakan fungsinya memberi penjelasan tentang

fenomena pendidikan yang secara deduktif misalnya ilmu pendidikan

menjelaskan bahwa anak manusia mempunyai berbagai potensi yang masih

tersembunyi. Anak manusia memiliki kemampuan untuk berkembang, maka

dijelaskan pula bahwa anak manusia dapat belajar secara efektif.

Fungsi prediksi dari ilmu pendidikan misalnya suatu hasil tes (SPMB) dapat

memperkirakan kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Perguruan

Tinggi.

6. Cabang-cabang Ilmu Pendidikan

Ada beberapa klasifikasi tentang cabang-cabang ilmu pendidikan. M.J.

Langeveld (1952) menyebutnya sebagai ilmu mendidik, yang cabang-cabangnya

diklasifikasi sebagai berikut:

a. Ilmu Mendidik Teoritis yang terdiri atas:

1) Ilmu mendidik sistem

2) Sejarah Pendidikan

6

Page 7: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

3) Ilmu Perbandingan Pendidikan

b. Ilmu Mendidik Praktis, yang meliputi:

1) Didaktik/metodik

2) Pendidikan Keluarga

3) Pendidikan gereja (lembaga keagamaan)

Redja Mudyahardjo (1998:49) membedakan cabang-cabang ilmu

pendidikan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Ilmu Pendidikan terdiri atas:

1. Ilmu pendidikan Makro:

a. Ilmu Pendidikan Administratif

b. Ilmu Pendidikan Komparatif

c. Ilmju Pendidikan Historis, dan

d. Ilmu Pendidikan Kependudukan

2. Ilmu Pendidikan Mikro;

a. Ilmu Mendidik umum:

1) Pedagodik Teoritis

2) Ilmu Pendidikan Psikologis

3) Ilmu Pendidikan Sosiologis

4) Ilmu Pendidikan Ekonomik

b. Ilmu Mendidik khusus:

1) Ilmu Persekolahan

a) Ilmu Administratif Sekolah

b) Ilmu Administrasi Kelas

c) Ilmu Kegiatan Pendidikan Sekolah:

(1) Ilmu Bimbingan

(2) Ilmu Pengajaran (Didik/Metodik)

(3) Ilmu Kepelatihan

2) Ilmu Pendidikan Luar Sekolah:

a) Pedagogik Keluarga

b) Pedagogik Taman Kanak-Kanak

c) Ilmu Pendidika Masyarakat (Andragogi)

3) Orthopedagogik:

a) Orthopedagogik Fisik

b) Orthopedagogik Mental

7

Page 8: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

Menurut Madjid Noor (2000) dalam arti luas ilmu pendidikan meliputi segi-

segi filsafat, seni, ilmu, teknologi, dan agama.

Cabang-cabang ilmu pendidikan meliputi:

Ilmu pendidikan teoritis, yang mencakup:

a. Ilmu Pendidikan Sistematis (mensistematiskan konsep-konsep dan teori-teori yang

dikembangkan oleh seluruh cabang ilmu pendidikan; mencakup pedagogik

teoritis/sistematis menurut Konsep Langeveld; juga mencakup theoritis of

education yang ditemukan di universitas-universitas di Amerika; redja

Muhdyarahardjo menyebutnya Filsafat ilmu Pendidikan).

b. Filsafat Pendidikan

c. Sejarah Pendidikan

d. Pebandingan Pendidikan (termasuk Ausland Pedagogik)

Ilmu Mendidik Praktis:

a. Seni Mendidik

b. Bimbingan dan Penyuluhan (termasuk mental health)

c. Pengembangan kurikulum/Pengajaran (meliputi Didaktik/Metodik, metodologi

pengajaran, model-model mengajar, teori kurikulum)

d. Pedagogik (Konsep Langeveld, meliputi pendidikan TK,SD, dan SLTP,

Pendidikan/bimbingan anak di keluarga dan lembaga-lembaga keagamaan),

Bimbingan Penyuluhan.

e. Andragogi (Pendidikan luar Sekolah, Pendidikan Masyarakat)

f. Gerogogi

g. Orthopedagogik (Fisik dan Mental)

h. Pendidikan Agama

i. Pendidikan Kepribadian/Watak/Akhlak

j. Pendidikan Intelektual

k. Pendidikan Jasmani

l. Pendidikan Kesehatan

m. Pendidikan Wira-usaha

n. Pendidikan menurut Bidang Studi berhubung dengan mata-mata pelajaran di

sekolah menengah seperti Pendidikan IPA, Pendidikan Matematika, Pendidikan

IPS, Pendidikan Bahasa, dsb.

8

Page 9: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

o. Ilmu Pendidikan yang dikembangkan dengan bekerja sama dengan ilmu lain atau

sebagai hasil pengkajian ilmu lain mengenai masalah-masalah pendidikan, seperti:

1) Economic of education

2) Educational administration / manajemen (termasuk administrasi/pengelolaan

sekolah/kelas)

3) Psychology of education

4) Sociology of education

5) Technology of education

6) Educational researh and statistics

7) Social psychologi of education

8) Antrhropology of education

9) Sex education

10) Population education

11) Educational planning

12) Educational evaluation

13) Techniques of evaluation

14) Politics of education

15) Dsb sesuai dengan perkembangan ilmu/teknologi/seni

C. Teori Korespondensi (Correspondence Theory)

Menurut teori korespondensi, kebenaran merupakan persesuaian antara fakta

dan situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran

dengan situasi lingkungannya. Teori Korespondensi (The Correspondence Theory of

Thruth) memandang bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang

sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia

adalah Jakarta”. Teori Koherensi/Konsistensi (The Consistence/Coherence Theory of

Truth) memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan

pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui

sebagai benar.

Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran

korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah

benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau

objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar

jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.

Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan

9

Page 10: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.

Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal, sehingga

dapat digolongkan ke dalam teori kebenaran tradisional karena Aristoteles sejak awal

(sebelum abad Modern) mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan

kenyataan yang diketahuinya.Dua kesukaran utama yang didapatkan dari teori

korespondensi adalah: Pertama, teori korespondensi memberikan gambaran yang

menyesatkan dan yang terlalu sederhana mengenai bagaimana kita menentukan suatu

kebenaran atau kekeliruan dari suatu pernyataan. Bahkan seseorang dapat menolak

pernyataan sebagai sesuatu yang benar didasarkan dari suatu latar belakang

kepercayaannya masing-masing. Kedua, teori korespondensi bekerja dengan idea,

“bahwa dalam mengukur suatu kebenaran kita harus melihat setiap pernyataan satu-

per-satu, apakah pernyataan tersebut berhubungan dengan realitasnya atau tidak.”

Lalu bagaimana jika kita tidak mengetahui realitasnya? Bagaimanapun hal itu sulit

untuk dilakukan. Ketiga, Kelemahan teori kebenaran korespondensi ialah munculnya

kekhilafan karena kurang cermatnya penginderaan, atau indera tidak normal lagi. Di

samping itu teori kebenaran korespondensi tidak berlaku pada objek/bidang

nonempiris atau objek yang tidak dapat diinderai. Kebenaran dalam ilmu adalah

kebenaran yang sifatnya objektif, ia harus didukung oleh fakta-fakta yang berupa

kenyataan dalam pembentukan objektivanya. Kebenaran yang benar-benar lepas dari

kenyataan subjek.

10

Page 11: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh peserta didik untuk

memperoleh pengalaman belajar, selain itu melalui pendidikan juga bisa membuat

anak yang tadinya belum bisa menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu dsb. Untuk

menunjang berjalannya pendidikan maka diperlukan ilmu mendidik yang benar dan

sesuai dengan jati diri bangsa indonesia agar dapat mencaoai tujuan pendidikan yang

sebenarnya. Ilmu mendidik disebut juga pedagodik. Pedagogik memiliki karakteristik

yang meliputi landasan ilmu pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, isi

ilmu pendidikan, fungsi pendidikan, cabang-cabang pendidikan

B. Saran

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan maka seorang guru atau pendidik

perlu memahami tentang ilmu mendidik atau pedagogik agar guru dalam melakukan

proses kegiatan belajar mengajar tidak ganya mengajar tapi juga mendidik anak agar

mempunyai karakteristik yang baik.

11

Page 12: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

Daftar Pustaka

Baharuddin, Salam. 2002. Pengantar Pedagogik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Uyoh, Sadulloh. 2006. Pedagogik. Bandung: UPI Press.

http://defaultride.wordpress.com/2010/06/28/teori-teori-kebenaran-korespondensi-koherensi-pragmatik-struktural-paradigmatik-dan-performatik/

http://www.beritasatu.com/pendidikan/144143-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih-

rendah.html

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/10/masalah-pendidikan-di-indonesia-dan-solusinya-

615212.html

http://gurupintar.ut.ac.id/component/content/article/177-masalah-pendidikan-di-

indonesia.html

http://www.sahabatyatim.org/artikel/7-penyebab-kualitas-pendidikan-di-indonesia-rendah/

http://harringtonmath.com/wp-content/uploads/2013/11/Content-knowledge-for-teachers.pdf

https://www.sensepublishers.com/media/1219-understanding-and-developing-science-teachers-pedagogical-content-knowledge.pdf

http://www.sii.soe.umich.edu/documents/pck%20final%20report%20revised

%20BR100901.pdf

http://people.ucsc.edu/~ktellez/shulman.pdf

12

Page 13: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

Lampiran

CONTENT KNOWLEDGE FOR TEACHING: WHAT MAKES IT SPECIAL?

Deborah Loewenberg Ball, Mark Hoover Thames, and Geoffrey Phelps

General pedagogical knowledge, with special reference to those broad principles and

strategies of classroom management and organization that appear to transcend subject

matter.

Terjemahan: Pengetahuan pedagogik umum meliputi prinsip-prinsip dan strategi manajemen

kelas serta pengorganisasian suatu objek.

Penjelasan: Pengertahuan pedagogik secara umum membahas atau mepelajari tentang prinsip

dan strategi dalam pengaturan kelas serta mengorganisasikan siswanya.

Construction and analysis of an instrument to assess aspect of teachers’ pedagogical

content knowledge concering primary science

Thilo Kleickmann, Kornelia Moller, ang Angela Jonen

2005

Within the domain of teachers’ personal professional knowledge

(Bromme,1997;Shulman,1987), the focus of this investigation lies on teachers’ pedagogical

content knowledge as it regards teaching scientific subject matters in primary school,

especially the teachers’ conceptions of teaching and learning.

Terjemahan: Dalam bidang pengetahuan profesional personal guru berfokus pada konten

pengetahuan pedagogi karena menganggap pengetahuan pemberian materi di

sekolah khususnya pada guru berkonsep mengajar dan belajar.

Penjelasan: Pada bidang pengetahuan profesional seorang guru meliputi komponen

pengetahuan pedagogi karena pemberian sebuah materi di dalam kelas harus

memilki suatu konsep be4lajar mengajar yang baik.

13

Page 14: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

TEACHERS'P EDAGOGICALC ONTENT KNOWLEDGE OF STUDENTS'

PROBLEM SOLVING IN ELEMENTARY ARITHMETIC THOMAS P. CARPENTER,

University of Wisconsin ELIZABETH FENNEMA, University of Wisconsin PENELOPE L.

PETERSON, Michigan State University DEBORAH A. CAREY, University of Wisconsin

1988

Much of the recent research on children's thinking and problem solving has focused on

performance in specific, semantically rich content domains. This research has generated

detailed descriptions of children's knowledge and problem-solving processes that can serve

as a basis for analyzing teachers' pedagogical content knowledge. In particular, work on

students' learn-ing of addition and subtraction concepts has provided an explicit framework

for analyzing problems and the processes children use to solve them. This analysis served as

the basis of the examination of teachers' knowledge.

Terjemahan: Banyak penelitian baru pada anak-anak mengenai pemecahan masalah yang

telah difokuskan pada tampilan secara spesifik di konten bagian semantik

seperti penelitian ini telah mengahasilkan deskripsi rinci pengetahuan anak-

anak dan proses pemecahan masalah yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk

menganalisis, guru berpengetahuan konten pedagogi. Secara khusus bekerja

pada siswa, belajar penjumlahan dan pengurangan adalah konsep telah

menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk menganalisis masalah dan

proses anak-anak menggunakan untuk menyelesaikannya. Analisis ini beperan

sebagai dasar pemeriksaan pengetahuan guru.

Penjelasan: Penelitian pada anak-anak yang difokuskan secara spesifik pada konten semantik

yang mengahasilkan deskripsi rinci pengetahuan anak-anak dan proses

pemecahan masalah yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk menganalisis

merupakan salah satu konten pengetahuan pedagogi yang dimiliki guru serta

berperan dalam pemeriksaan pengetahuan guru dalam pelaksanakan tugasnya

ketika menemui suatu masalah.

14

Page 15: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

knowledge and teaching foundation of of the reform

lee s. Shulman

1987

Pedagogical content knowledge, that special amalgam of content and pedagogy that is

uniquely the province of teachers, their own special form of professional understanding

Terjemahan: Konten pengetahuan pedagogik, bahwa konten khusus amalgam dan pedagogi

adalah kekhususan bidang, kespesialan yang dimilki merupakan pemahaman

profesional.

Penjelasan: Pengetahaun pedagogik memiliki konten-konten khusus yang dapat dipelajari

mengenai suatu bidang tertentu untuk mendapatkan pemahaman profesionalitas.

Kualitas Pendidikan di Indonesia Masih Rendah

Penulis: DHO

2013

Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, akan melemahkan daya saing

Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean 2015. Sebenarnya kualitas SDM di

Indonesia sudah cukup bagus. Oleh sebab itu, kunci untuk meningkatkan daya saing

Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan terobosan terbaru dalam

sektor pendidikan yaitu tinggal bagaimana cara pemerintah dan Perguruan Tinggi mengasah

SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi

sudah kuat, maka Indonesia akan mencetak SDM terbaik setiap tahunnya. Selain itu,

pemerintah juga akan meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan, baik itu di sekolah-

sekolah maupun perguruan tinggi, dimana kurikulum tersebut harus mengikuti perkembangan

dunia. Program wajib belajar sembilan tahun terus dipertahankan karena setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan.

15

Page 16: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya

Elni Handayani

2013

Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan

“manusia robot” karena pendidikan yang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain

tidak seimbang yaitu antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa

(afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi.

Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau

menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah

pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta

didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa.

Secara garis besar ada dua solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu:

1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang

berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat

berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di

Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme

(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan

tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung

dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas

guru dan prestasi siswa yaitu dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk

meningkatkan kualitas guru, meningkatkan kualitas dan kuantitas materi

pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan

sebagainya.

16

Page 17: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

Masalah Pendidikan di Indonesia

Penulis: Muliani 2014

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.

Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas

siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan

aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita

kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata

alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar

bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang

tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib

belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah

sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah,

tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak

hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas

Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Kondisi ideal dalam

bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA

tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Sekolah-sekolah gratis di Indonesia

seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum

yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit.

Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi

bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada

kompetisi di era global.

17

Page 18: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

7 Penyebab Kualitas Pendidikan di Indonesia Rendah

penulis: Dede Fauzan, AMd (Guru SMKN 1 Pandeglang dan SMKN 10 Pandeglang)

2012

1. Pembelajaran hanya pada buku paket

Di indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP.

Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru.

Namun adakah yang berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah? Tidak,

karena pembelajaran di sekolah sejak zaman dulu masih memakai kurikulum buku

paket. Sejak era 60-70an, pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan

sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam

buku paketlah yang menjadi acuan dan guru tidak mencari sumber referensi lain.

2. Mengajar Satu Arah

Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu

metode berceramah satu arah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal,

tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit. Metode ceramah menjadi metode

terbanyak yang dipakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar

dikuasai sebagain besar guru. Pernahkah guru mengajak anak berkeliling sekolahnya

untuk belajar ? Pernahkah guru membawa siswanya melakukan percobaan di alam

lingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung

datang di kelas untuk menjelaskan profesinya?

3. Kurangnya Sarana Belajar

Sebenarnya, perhatian pemerintah itu sudah cukup, namun masih kurang

cukup. Masih banyak sarana belajar di beberapa sekolah khususnya daerah, tertinggal

jauh dibandingkan sarana belajar di sekolah-sekolah yang berada di kota.

4. Aturan yang Mengikat

Ini tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah

seharusnya memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya.

5. Guru tak Menanamkan Diskusi Dua Arah

Lihatlah pembelajaran di ruang kelas. Sepertinya sudah diseragamkan. Anak

duduk rapi, tangan dilipat di meja, mendengarkan guru menjelaskan. seolah-olah

Anak “Dipaksa” mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang,

belum lagi ada sekolah yang menerapkan Full Days. Anak diajarkan cara menyimak

dan mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak disentuh.

Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan, untuk mendengarkan

18

Page 19: file · Web viewPedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik

guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak dibiasakan bertanya,

akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, guru meminta anak untuk

bertanya. Heninglah suasana kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.

6. Metode Pertanyaan Terbuka tak Dipakai

Contoh negara yang menggunakan pertanyaan terbuka adalah Finlandia.

Dalam setiap ujian, siwa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Guru

Indonesia belum siap menerapkan ini karena masih kesulitan membuat soal terbuka.

7. Budaya Mencontek

Siswa menyontek itu biasa terjadi. Tapi apakah kita tahu kalau “guru juga

menyontek” ? Ini lebih parah. Lihatlah tes-tes yang diikuti guru, tes pegawai negeri

yang diikuti guru, menyontek telah menjadi budaya sendiri.

19