file · web viewlebih-lebih pada masa mendatang. memang banyak manfaat yang dapat diraih...

36
MIKRO DAN KOMPONEN PILAN MENGAJAR OLEH : WAHYUDDIN R 072514023 SI IKAN TEKNIK ELEKTRONIKA ULTAS TEKNIK AS NEGERI MAKASSAR

Upload: doxuyen

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGAJARAN MIKRO DAN KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR

OLEH :

WAHYUDDIN R

072514023

SI

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2010

KATA PENGANTAR

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksut membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusianya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.

Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki olehmanusia dan tidak terdapat ada hewan.

Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia manusia akan membentuk peta tentang karektasistik manusia.peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi , metode, dan teknik, serta memilih orentasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi trnsaksional di dalam interaksiedukatif.

Gambaran tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah pendidik karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkandang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mengancam keutuhan eksentasi manusia.

 

Makassar, 10 Oktober 2010

  

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................DAFTAR ISI..............................................................................................BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................

C. Tujuan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Pengertian Microteaching..........................................................

B. Komponen Keterampilan Mengajar............................................

a) Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Dasar.........

b) Bertanya Lanjutan................................................................

c) Memberi Penguatan............................................................

d) Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

e) Menjelaskan Pelajaran (Penyajian Bahan)..........................

f) Membuka dan Menutup Pelajaran.......................................

g) Mengelola Kelas..................................................................

h) Membimbing Diskusi Kelompok Kecil..................................

i) Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan......................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................

B. Saran.......................................................................................

Daftar Pustaka.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengajaran perlu diperhatikan

dengan serius. Ia memerlukan kemampuan profesionalitas. Pengetahuan, sikap, dan

skill yang telah diperoleh melalui program pendidikan keguruan maupun re service

training perlu dikembangkan melalui pengalaman mengajar di sekolah atas bimbingan

Kepala Sekolah.

Mengajar di kelas dengan peserta didik ± 40 orang dalam alokasi waktu 40 menit

Satu pertemuan merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Hal ini memerlukan latihan

praktek di kelas. Bagi calon guru akan dirasakan lebih rumit lagi dan sulit. Sebab, dalam

latihan praktek mengajar ”for the students teacher has a two fold intention, that is pupils

learn while he learn to teach (Brown, 1975), sehingga dalam latihan praktek mengajar

yang langsung di kelas yang demikian kondisi yang dihadapinya itu, maka perhatian

calon guru dalam mengajar terutama akan tertuju pada “his pupils learn” dan akan

terabaikanlah tujuan utamanya “he learn to teach”. Bahkan jika praktikan mengalami

kekeliruan mengajar akan berakibat langsung pada sekian banyak peserta didik. Ini

merupakan satu kelemahan mendasar sifatnya, disamping masih terdapat kelemahan

lainnya.

Untuk mengatasi kelemahan yang mendasar tersebut dikembangkanlah

pengajaran (Micro Teaching) dalam kerangka pendidikan guru berdasarkan kompetensi

(PGBK). Sebenarnya, pengajaran mikro sebagai salah satu bagian dari program

pengalaman kerja lapangan (PPL) untuk menunjang PGBK itu.

Tahun 1971 pengajaran mikro mulai dikembangkan di negara-negara Asia

terutama Malaysia, Philipina, dan kemudian Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu

rekomendasi ”The Second Sub-Regional Workshop on Teacher Education”.

Kegiatan pendidikan bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata

mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Ilmu

pendidikan secara umum tidak begitu maju dibandingkan ilmu-ilmu sosial dan biologi

tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan sekedar study terapan berdasarkan hasil

yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial.

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan membahas tentang Interaksi Pembelajaran(microteaching), maka yang akan menjadi rumusan masalahnya kali ini yaitu :

a. Pengertian Pengajaran Mikro

b. Komponen Keterampilan Mengajar

c. Langkah-langkah pengajaran mikro.

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengertian pengajaran mikro.

b. Untuk mengetahui komponen keterampilan mengajar yang berkaitan dengan

pengajaran mikro.

c. Untuk mengetahui langkah-langkah pengajaran mikro.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Microteaching

Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit

dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar

yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka,

dengan memperkecil jumlah murid, waktu, bahan mengajar dan membatasi

keterampilan mengajar tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan

kelemahan pada diri calon guru secara akurat. J.Cooper & D.W. Allen ( 1971, h. I )

mengatakan bahwa Pengajaran mikro adalah studi tentang suatu situasi pengajaran

yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah tertentu, yakni selama empat atau sampai

dua puluh menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang.bentuk

pengajaran di sederhanakan, guru hanya memfokuskan diri hanya pada beberapa

aspek.pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya, hanya saja di

selenggarakan dalam bentuk mikro. membahas tentang pengertian pengajaran mikro,

sejarahnya, rasional, penggunaan pengajaran mikro dan efektivitas pengajaran mikro,

serta rangkuman penelitian.

Micro teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang sangat vital

bagi setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi tuntutan agar dapat

menempatkan kediriannya utuh dan professional di bidang keguruan. Mereka

beranggapan bahwa asal lulus pasti dapat mengajar, karena sudah belajar dan memiliki

banyak teori yang berkaitan dengan cara-cara mengajar.

Tetapi kenyataan banyak masalah yang yang timbul saling bertautan satu sama lain,

baik segi tempat, waktu praktik maupun aspek-aspek yang berasal dari diri mahasiswa

atau siswa praktikan. Latihan praktik mengajar yang dilakukan secara langsung dalam

real class room, akan banyak ditemukan permasalahan baru yang tidak mungkin dapat

dipecahkan secara cepat dan tepat pada saat di depan kelas juga.

Calon guru yang melakukan real class room teaching akan berdampak cukup

signifikan memenuhi maksud proses belajar mengajar. Dengan demikian, calon guru

harus langsung di depan kelas berhadapan dengan 30 siswa atau lebih, untuk

menyampaikan pesan atau misi satuan pelajaran yang padat dan kompleks, maka akan

dirasakan sebagai beban yang berat. Sebab pada hakikatnya ia sendiri baru belajar

untuk mengajar. Dilihat dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di

kembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963, dalam rangka menemukan

metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif.Dalam rangka mengembangkan

keterampilan mengajar, perbuatan mengajar yang kompleks itu dipecapecah menjadi

sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari. Disamping itu diteliti pula cara-cara

menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai pertanyaan-pertanya an

sebagai reinforcement.

Sistem pengajaran kelas telah mendudukkan guru pada satu tempat yang sangat

penting, karena guru yang memulai dan mengakhiri setiap interaksi belajar mengajar

yang diciptakannya. Berbagai peranan guru, dibutuhkan keterampilan dalam

pelaksanaan. Belajar merupakan usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk

menentukan tentang bagaimanakah mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi

belajar mengajar yang tidak dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru

dalam mengakumulasi dan mengaplikasikan segala pengetahuan keguruannya.

B. Komponen Keterampilan Mengajar

Macam-macam ketrampilan mengajar yang berkaitan dengan praktek

pengajaran mikro, menurut Allen and Ryan (1969) dalam bukunya ”Micro Teaching” ada

14 (komponen-komponen ketrampilan mengajar) :

1. Stimulus Variation

2. Set Induction

3. Closure

4. Silence and Non Verbal Cues

5. Reinforcement of Student Partisipation

6. Fluency in asking Question

7. Probing Questions

8. Higher Order Questions

9. Divergent Questions

10.Recognizing Attending Behavior

11. Illustrating and Use of Example

12.Lecturing

13.Planed Repetition

14.Completeness of Communication

Menurut Bahan Penataran Wawasan Kependidikan Guru Agama Islam

SMTP/SMTA 1985 yang diterbitkan Depdikbud RI, dijelaskan setidaknya ada 9

komponen ketrampilan mengajar yang dapat di observasi dalam pengajaran mikro :

1. Bertanya Dasar

2. Bertanya Lanjutan

3. Memberi Penguatan

4. Mengadakan Variasi Mengajar

5. Menjelaskan Pelajaran

6. Membuka dan Menutup Pelajaran

7. Mengelola Kelas

8. Membimbing Diskusi Kecil

9. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

a. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Pemahaman komponen serta penguasaan penggunaan oleh guru merupakan

faktor penting dalam usaha pencapaian tujuan penggunaan pertanyaan dalam kelas.

Komponen-komponen tersebut meliputi:

1) Pengungkapan Pertanyaan Secara Jelas dan Singkat

Agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka

pertanyaan yang diberikan harus jelas dan singkat, serta penyusunan kata-kata dalam

pertanyaan pun harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa.

2) Pemberian Acuan

Pemberian acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan

dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan memberikan acuan

memungkinkan siswa memakai serta mengolah informasi untuk menemukan jawaban

dari pertanyaan dan tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada pokok bahasan

yang sedang dibicarakan.

3) Pemusatan

Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu: pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Penggunaannya pun tergantung

pada tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi yang hendak ditanyakan.

4) Pemindahan Giliran

Pertanyaan yang diberikan oleh guru tidak harus dijawab oleh seorang siswa.

Misal : mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada siswa seluruh kelas, kemudian

memilih beberapa siswa untuk menjawab dengan cara menyebut nama siswa atau

menunjuk siswa.

5) Penyebaran

Pemberian pertanyaan secara acak oleh guru, diharapkan agar setiap siswa

mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada penyebaran,

beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliran untuk menjawab kepada siswa

yang berbeda pula.

6) Pemberian Waktu Berpikir

Setelah memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan waktu beberapa detik

untuk berfikir. Teknik memberikan waktu berfikir ini sangat perlu agar siswa mendapat

kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.

7) Pemberian Tuntunan

Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah tau tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru, hendaknya guru memberikan tuntunan kepada

siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.

Pemberian tuntunan dapat dilakukan dengan cara :

- mengungkapkan sekali lagi pertanyaan

- mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana

- mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan

pertanyaan.

b. Bertanya Lanjutan

1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

Pertanyaan yang diberikan guru dapat mengundang proses mental yang

berbeda, ada yang menuntut proses mental yang rendah dan ada pula yang menuntut

proses mental yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pertanyaan yang diberikan oleh guru

hendaknya dapat mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.

Tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

2) Kesimpulan

Pengaturan urutan pertanyaan diberikan bertujuan untuk mengembangkan

tingkat kognitif dari sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks. Misal:

pertama guru memberikan pertanyaan pemahaman, setelah itu pertanyaan penerapan,

analisis, sintesis, dan diakhiri dengan evaluasi.

3) Menggunakan Pertanyaan Pelacak

Jika jawaban yang diberikan siswa dianggap benar oleh guru, tetapi masih dapat

ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan

pelacak, dengan teknik-teknik sebagai berikut:

Klarifikasi Meminta siswa memberikan alasan Meminta kesepakatan pandangan Meminta ketepatan jawaban Meminta jawaban yang lebih relevan Meminta contoh Meminta jawaban yang lebih kompleks.

4) Peningkatan Terjadinya Interaksi

Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan ;ebih bertanggung jawab atas

kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan perannya

sebagai penanya sentral. Untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh. Cara pertama,

guru mencegah pertanyaannya dijawab oleh seorang siswa, tetapi siswa-siswa diberi

kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman terdekatnya.

Cara kedua, jika siswa mengajukan pertanyaan, guru itu tidak segera menjawab

pertanyaan tersebut, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa

untuk didiskusikan.

c. Memberi Penguatan

Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu

dipahami dan dikuasai, antara lain:

1) Penguatan verbal

Penguatan verbal yaitu komentar yang berupa kata-kata pujian, dukungan,

pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan

penampilan siswa.

2) Penguatan non-verbal

-- Penguatan berupa mimik dan gerakan badan

Penguatan ini berupa mimik dan gerakan-gerakan badan seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari dan tepukan tangan.

-- Penguatan dengan cara mendekati

Yaitu berupa mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pekerjaannya, tingkah laku atau penampilan siswa.

-- Penguatan dengan sentuhan

Penguatan yang demikian dapat berupa menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa yang menang pertandingan.

-- Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan

Yaitu dengan memberikan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang disenangi siswa.

-- Penguatan berupa simbol atau benda

Penguatan jenis ini dapat berupa komentar tertulis pada buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik, lencana.

-- Penguatan tak penuh

d. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

1) Variasi dalam gaya mengajar guru

Setiap guru, dalam mengajar tentu memiliki variasi yang berbeda-beda

seperti :

- Penggunaan variasi suara, yaitu perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, atau yang lainnya.

- Pemusatan perhatian, yaitu dengan ucapan-ucapan yang menekan agar siswa dapat berfokus pada materi yang sedang dipelajari. Cara ini biasanya diikuti dengan menunjukkan gambar pada papan tulis atau dinding.

- Kesenyapan, artinya perubahan keadaan atau situasi pada saat guru sedang menerangkan sesuatu.

- Mengadakan kontakpandang, artinya pada saat guru menerangkan, hendaknyapandangan guru harus menjelajahi seluruh kelas. Sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat berlangsung.

- Gerakan badan dan mimik.

- Pergantian posisi guru dalam kelas.

2) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran

Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat

digolongkan menjadi tiga yaitu yang dapat didengar, yang dapat dilihat, dan yang dapat

diraba, dibau (dicium) atau dimanipulasi.

Pertukaran penggunaan dari jenis yang satu ke jenis yang lain atau dari

bermacam alat/bahan dalam komponen mengharuskan anak menyesuaikan alat

inderanya sehingga lebih dapat mempertinggi tingkat perhatian siswa. Karena besar

kemungkinan tiap anak mempunyai kemampuan berbeda dalam menggunakan alat

inderanya untuk belajar, maka pendekatan multi indera ini akan dapat memenuhi selera

anak yang berbeda tersebut.

Bahan dan alat yang baru juga dapat menambah rasa ingin tahu siswa. Yang

amat penting lagi adalah bahwa alat media dan bahan yang kaya dan beragam serta

relevan dngan tujuan pengajaran dapat merangsang pikiran dan hasil belajar yang

bermakna dan lebih bertahan lama sebagai berikut.

Variasi alat/yang dapat dilihat

Variasi alat/bahan yang dapat didengar

Variasi alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

e. Menjelaskan Pelajaran (Penyajian Bahan)

Komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :

Menganalisis dan merencanakan.

Menyajikan

1. Merencanakan

a. Yang berhubungan dengan isi pesan (materi) hal ini mencakup :

1. Menganalisis secara keseluruhan. Hal ini termasuk mengidentifikasi unsur

apa yang akan dihubungkan (dikaitkan) dalam penjelasan itu.

2. Menentukan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan

itu misalnya unsur yang satu berbeda atau bertentangan dengan yang lain.

Contoh : kecepatan angin yang berbeda pada bagian atas dan bawah sayap

pesawat terbang menyebabkan pesawat dapat terangkat naik.

3. Menggunakan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan

hubungan yang telah ditentukan.

b. Yang berhubungan dengan penerima pesan (siswa)

Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan,

yaitu kepada siapa penjelasan itu disajikan agar memahami dengan baik, serta

kesiapan sipenerima, sehubungan dengan itu ada 3 pertanyaan yang harus

membimbing seseorang untuk merencanakan suatu penjelasan.

1. Apakah penjelasan itu cukup relevan dengan pertanyaan yang diajukan siswa atau dengan situasi yang kelihatannya membingungkan mereka.

2. Apakah penjelasan itu memadai yakni mudah diserap siswa melalui apa yang telah diketahui.

3. Apakah penjelasan itu cocok dengan khazanah pengetahuan anak pada waktu itu.

2. Menyajikan suatu penjelasan

Penjelasan atau penyajian dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatika

komponen :

Kejelasan

Penggunaan ilustrasi dan contoh

Pemberian tekanan

Balikan

f. Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Membuka Pelajaran

Pada awal pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran.

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi : menarik perhatian siswa,

menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan. Komponen-komponen

dan aspek-aspek itu adalah :

a. Menarik perhatian siswa

- Gaya mengajar guru

- Menggunakan alat-alat bantu mengajar

- Pola interaksi yang bervariasi

b. Menimbulkan motivasi

Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara

hati-hati hal yang menjadi perhatian siswa hingga akan menimbulkan

motivasi dengan adanya motivasi itu proses belajar mengajar menjadi

dipermudah. Ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi

c. Memberi acuan (structuring)

Usaha untuk dapat dilakukan guru adalah:

1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan

batas-batas tugas yang hendak dikerjakan oleh siswa agar mereka

memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi

pelajaran yang akan dipelajari.

2. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan

Pada permulaan atau pada saat-saat tertentu selama penyajian

pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi

pelajaran jika guru dapat memberi saran-saran tentang langkah-

langkah kegiatan yang akan dilakukan.

3. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

Misalnya mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal untuk dari

sufat-sifat tentang suatu konsep, disamping hal-hal positif siswa perlu

diingatkan untuk hal-hal negatif.

4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Dengan mengajukan pertanyaansebelum memulai menjelaskan materi

pelajaran akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi palajaran

yang akan dipelajari.

d. Membuat kaitan

Usaha guru untuk membuat kaitan terhadap materi yang akan disampaikan,

contohnya yaitu :

1. Membuat kaitan aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal

siswa.

2. Guru membandingkan atau mempertimbangkan pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang telah diketahui.

3. Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum

menyajikan bahan secara terperinci.

2. Menutup pelajaran

Menjelang akhir suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan guru

harus melakukan kegiatan penutup pelajaran agar siswa memperoleh gambaran

yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran. Adapun caranya sebagai berikut:

- Meninjau kembali

Ada 2 cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu:.

a. merangkum inti pelajaran

b. membuat ringkasan.

- Mengevaluasi

Salah satu upaya mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang

utuh tentang konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal

kegiatan tertentu adalah kegiatan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat

meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan

tugas-tugas.

g. Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas terbagi dalam 2 jenis keterampilan utama, yaitu

1. Keterampilan yang behubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi

belajar yang optimal

1. Menunjukkan sikap tanggap

Tingkah laku guru yang tampak kepada siswa bahkan guru sadar serta tanggap

terhadap perhatian mereka tidak acuh terhadap kegiatan kelas. Kesan

ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut:

a. memandang secara seksama

b. gerak mendekati

c. memberikan pertanyaan

d. memberikan reaksi teradap gangguan dan ketakacuhan siswa.

2. Membagi perhatian

Dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Visual

Dalam hal ini guru mengalihkan pandangannya dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain sedemikian rupa sehingga ia mengadakan suatu kontak pandang yang singkat terhadap sekelompok siswa secara individu. Hal ini menunjukkan perhatian guru terhadap sekelompok siswa atau seseorang siswa tertentu.

b. Verbal

Guru dapat memberi komentar singkat terhadap aktivitas seorang

siswa yang dilihatnya atau yang dilaporkan oleh siswa tersebut.

3. Memusatkan perhatian kelompok

Dapat dilakukan dengan cara:

a. Menyiagakan siswa memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas

dengan menciptakan suatu situasi yang menarik perhatian, sebelum guru

menyampaikan topik pelajaran.

b. Menuntut tanggung jawab siswa sehubungan dengan tugasnya dan

tanggung jawabnya.

4. Memberikan petunjuk yang jelas

Apa yang disampaikan guru harus jelas dan singkat kepada siswa baik

untuk seluruh kelas, kelompok maupun perorangan.

5. Menegur

Teguran verbal guru yang efektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. Tegas dan jelas tertuju pada siswa yang mengganggu serta kepada

tingkah lakunya yang harus dhentikan.

b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan / mengandung

penghinaan.

c. Menghindari ocehan /ejekan guru, lebih-lebih berkepanjangan.

d. Guru dan siswa dapat membuat aturan-aturan/prosedur tertentu sebagai

bagian dari pada kegiatan operasional di kelas untuk disepakati bersama,

sehingga teguran akan bersifat mengingatkan.

6. Memberi peringatan

Dalam hal ini guru dapat menggunakan 2 macam cara sebagai berikut:

a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu

yaitu dengan jalan ”menangkap” siswa tersebut ketika ia sedang

melakukan tingkah laku yang wajar yang menunjukkan keterlibatannya

dalam tugas dan juga berusaha ”menangkap” pelaku yang tidak wajar

kemudian menegurnya.

b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa

lain yang bertingkah laku wajar . Dengan demikian akan menjadi

contoh dan teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka

mengganggu.

2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang

optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang

berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial

untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

h. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Ada 6 keterampilan yang harus dimiliki guru, yaitu:

1. Memusatkan perhatian

Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu

berusaha memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Tidak

tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh penyimpangan topik. Cara yang

dapat dilakukan :

a. Merumuskan tujuan pada awal diskusi serta mengenalkan topik.

b.Menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakan kembali bila terjadi

penyimpangan.

c. Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan yang

menyimpang daridiskusi dari tujuannya atau masalah khusus yang sedang

dibicarakan apabila hal itu terjadi, guru segera mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa dan

mengembalikan siswa untuk mempertimbangkan pengarahan dari

pertanyaan hingga diskusi kembali kearah semula.

d. Merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu sebelum

melanjutkan dengan masalah berikutnya. Rangkuman ini dibuat dengan

memanfaatkan gagasan siswa, misalnya;

1. mengakui gagasan siswa dengan jalan mengulang bagian penting

yang diucapkan

2. memodifikasi gagasan tersebut dengan cara menguraikannya

3. menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan

4. membandingkan gagasan siswa dengan gagasan yang telah

diucapkan sebelumnya

5. merangkum hal-hal yang telah diuraikan siswa baik secara

perorangan.

2. Memperjelas masalah urunan pendapat

Selama diskusi berlangsung, sering terjadi penyampaian ide yang kurang

jelas, hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok. Untuk menghindari hal itu,

guru haruslah memperjelas penyampaian ide tersebut. Memperjelas dapat

dilakukan dengancara:

Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas

Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

membantu mereka memperjelas ataupun mengembangkan ide tersebut

Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau

contoh yang sesuai, hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih

jelas.

3. Menganalisis pandangan siswa

Didalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat diantara anggota

kelompok., hingga guru diharapkan mampu menganalisis alasan perbedaan

tersebut.

a. Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat

b. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati

4. Meningkatkan urunan siswa

Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan urunan pikiran, yaitu:

a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berfikir karena

pertanyaan tersebut merupakan tantangan bagi ide atau kepercayaan.

b. Memberikan contoh baik verbal maupun nonverbal yang sesuai pada saat

yang tepat.

c. Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang

perbedaan pendapat.

d. Memberi dukungan terhadap urunan siswa dengan jalan mendengarkan

dengan penuh perhatian, memberi komentar yang positif/mimik yang

memberikan dorongan serta sikap yang bersahabat.

e. Memberi waktu yang cukup untuk berfikir tanpa diganggu dengan komentar

guru.

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Agar hasil diskusi dapat dikatakan hasil kelompok serta agar setiap anggota

kelompok merasa terlibat mendapatkan kepuasan dalam diskusi tersebut

kesempatan berpartisipasi perlu sebarkan.Dengan demikian guru memiliki

keterampilan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para siswa dalam

berpartisipasi.

Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara

berikut:

a. Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan

mengarahkan pertanyaan secara bijak

b. Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak, dengan memberi giliran

pada siswa yang pendiam terlebih dahulu

c. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan

d. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi

antar siswa-siswa dapat ditingkatkan

e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi dengan mengambil

salah satu pendapat/jalan tengah yang dianggap sesuai oleh guru, apabila

diskusi menemui jalan buntu.

6. Menutup diskusi

Ketrampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi.

i. Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan

Ada 4 komponen ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran

kelompok kecil dan perorangan. Keempat ketrampilan tersebut adalah mengadakan

pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan

belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Adapun strategi untuk mencapai keterampilan pengembalian kondisi belajar yang

optimal adalah:

1. Modifikasi tingkah laku

Langkah-langkah dalam mengorganisir pendekatan modifikasi tingkah laku:

a. Memerinci secara tepat tingkah laku yangmenimbulkan masalah berupa

gangguan, atau tidak terlibat dalam tugas.

b. Memilih suatu norma atau tolak ukur yang realistik untuk tingkah laku yang

akan menjadi tujuan dalam program remedial yang akan dilaksanakan.

c. Guru dapat bekerja sama dengan rekan sekerja untuk mengorganisir suatu

pengamatan untuk mengukur perubahan dari tingkah laku tersebut.

d. Guru memilih dengan teliti tingka laku yang akan diteliti dan diperbaiki setelah

dipertimbangkan untuk mudh diubah.

e. Guru memiliki berbagai cara yang khas dan pola pengaturan yang siap untuk

digunakan dalam meningkatkan tingkah laku yang diinginkan.

f. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat berupa bekerja keras dengan

bahan yang siap dipakai dapat belajar sendiri dengan jadwal harian yang

disiapkan sendiri.

2. Mengadakan supervisi proses lanjut berupa interaksi guru dan siswa. Inetraksi

tersebut dapat berupa:

a. Memberi pelajaran atau bimbingan tambahan kepadasiswa

b. melibatkan diri sebagai peserta dengan hak dan kewajiban sama dengan

siswa

c. Memimpin diskusi bila perlu

d. Bertindak sebagai katalisator (penghubung) untuk meningkatkan kemampuan

siswa.

3. Mengadakan supervisi perpaduan memusatkan perhatian kepada penilian

pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam upaya

pemantapan hasil skhir siswa dari kegiatan belajar.

Ada 4 komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran

kelompok kecil dan perorangan. Komponen tersebut dapat diuraikan secara rinci

sebagai berikut:

a. Keterampilanmengadakan pendekatan secara pribadi

Siswa merasa yakin guru akan siap mendengarkan segala pendapatnya dan

akan membantunya. Siswa merasa benar-benar diperhatikan oleh guru. Suasanan

dapat diciptakan dengan cara:

c. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam

kelompok kecil maupun perorangan.

d. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa

e. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.

f. Membangun hubungan saling mempercayai.

g. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk

mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa.

h. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.

i. Berusaha mengendalikan situasi.

b. Keterampilan mengorganisasi

Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Memberikan orientasi umum, tentang tujuan tugas atau masalah yang akan

dipecahkan sebelum kelompok mengerjakan berbagai kegiatan yang telah

ditetapkan.

2. Memvariasikan kegiatan

3. Membentuk kelompok yang tepat

4. Mengkoordinasikan kegiatan

5. Membagi-bagikan perhatian

6. Mengakhiri kegiatan.

c. Keterampilan membimbing dan memudahkan pelajaran

Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa

mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut:

1. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk kuantitas dankualitas. Karena

pada dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi siswa.

2. Mengembangkan supervisi proses awal yaitu yang mencakup sikap tanggap

guru terhadap siswa secara perorangan maupun keseluruhan yang

memungkinkan guru melihat atau mengetahui apakah segalanya berjalan

dengan baik.

d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Keterampilan ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kurikulum

terutama pengembangannya. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup:

1. Membantu siswa menetapkan tujan pelajaran yang dapat dilakukan dengan

diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik yang mampu

menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria

keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu serta kondsi belajar.

3. Bertindak/berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini dapat

dilakukan dengan berinteraksi aktif.

4. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini berbeda

dari cara penialaian tradisional yang pada umumnya dilakukan guru sendiri.

Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi kesempatan kepada siswa

untuk memperbaikinya, sekaligus pencerminan kerjasama guru dalam situasi

pendidikan yang manusiawi.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKomponen keterampilan bertanya dasar meliputi:

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.b. Pemberian acuan.c. Pemusatan.d. Pemindahan giliran.e. Penyebaran.f. Pemberian.g. Pemberian tuntunan.

Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut meliputi:a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.b. Pengaturan urutan pertanyaan.c. Menggunakan pertanyaan pelacak.

Komponen-komponen penguatan meliputi:a. Penguatan verbal.b. Penguatan non verbal.

Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi meliputi:a. Variasi dalam gaya menghafal guru.b. Variasi dalam penguatan media dan bahan pengajaran.

Komponen keterampilan menjelaskan meliputi:a. Merencanakan.b. Menyajikan suatu penjelasan.c. Pemberian tekanan.d. Balikan.

Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pertanyaan meliputi:a. Membuka pelajaran : menimbulkan motivasi; memberi acuan; membuat

kaitan.b. Menutup pelajaran : meninjau kembali; mengevaluasi.

B. Saran

Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menguasai komponen keterampilan mengajar yang berkaitan dengan pengajaran mikro., menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.

DAFTAR PUSTAKAJoni, T. Raka. 1984. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta: Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Memberi Penguatan. Jakarta: Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Jakarta:

Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil. Jakarta:

Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Mengadakan Variasi. Jakarta: Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. Jakarta:

Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Menjelaskan. Jakarta: Depdikbud.

Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rangka Cipta.