dk2p1

6
TRANSFUSI DARAH Indikasi Secara garis besar Indikasi Tranfusi darah adalah : a. Untuk mengembalikan dan mempertahankan suatu volume peredaran darah yang normal, misalnya pada anemia karena perdarahan, trauma bedah, atau luka bakar luas. b. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, misalnya pada anemia, trombositopenia, hipotrombinemia, dan lain- lain. Keadaan yang memerlukan Tranfusi darah : a. Anemia karena perdarahan, biasanya digunakan batas Hb 7-8 g/dL. Bila telah turun hingga 4,5 g/dL, maka penderita tersebut telah sampai kepada fase yang membahayakan dan tranfusi harus dilakukan secara hati-hati. b. Anemia haemolitik, biasanya kadar Hb dipertahankan hingga penderita dapat mengatasinya sendiri. Umumnya digunakan patokan 5g/dL. Hal ini dipertimbangkan untuk menghindari terlalu seringnya tranfusi darah dilakukan. c. Anemia aplastik d. Leukimia dan anemia refrekter e. Anemia karena sepsis Prinsip Prosedur pelaksanaan tranfusi darah Banyak laporan mengenai kesalahan tatalaksana tranfusi, misalnya kesalahan pemberian darah milik pasien lain. Untuk menghindari berbagai kesalahan, maka perlu diperhatikan : a. Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun tulisan b. Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir permintaan darah c. Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan suhu harus diperiksa sebelumnya, serta diulang secara rutin. d. Observasi ketat, terutama pada 15menit pertama setelah tranfusi darah dimulai. Sebaiknya 1unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam tergantung status kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat kemungkinan proliferasi bakteri pada suhu kamar. 1,2 Pemeriksaan yang berhubungan dengan transfusi darah Untuk mengetahui jenis pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum transfusi dan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi setelah transfusi, haruslah diketahui beberapa unsur yang ada di dalam darah yang akan ditransfusikan.Unsur penting yang harus diketahui karena mempunyai unsur antigenik adalah: 2,3 1. Eritrosit Untuk eritrosit, diperlukan pemeriksaan penggolongan darah menggunakan sistem ABO, Rhesus (Rh), MNS dan P, Kell, Lutheran, Duffy, Kidd, Lewis, dan lain-lain.

Upload: aprindodonatus

Post on 29-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

judulnya itu pertanyaan diskusi kelompok pemicu 1,, kasusnya mengenai anemia. jadi kita disuruh pelajari lah anemia beserta dasar2 hematologi, hahahah

TRANSCRIPT

TRANSFUSI DARAHIndikasiSecara garis besar Indikasi Tranfusi darah adalah :1. Untuk mengembalikan dan mempertahankan suatu volume peredaran darah yang normal, misalnya pada anemia karena perdarahan, trauma bedah, atau luka bakar luas.1. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, misalnya pada anemia, trombositopenia, hipotrombinemia, dan lain-lain.Keadaan yang memerlukan Tranfusi darah :1. Anemia karena perdarahan, biasanya digunakan batas Hb 7-8 g/dL. Bila telah turun hingga 4,5 g/dL, maka penderita tersebut telah sampai kepada fase yang membahayakan dan tranfusi harus dilakukan secara hati-hati.1. Anemia haemolitik, biasanya kadar Hb dipertahankan hingga penderita dapat mengatasinya sendiri. Umumnya digunakan patokan 5g/dL. Hal ini dipertimbangkan untuk menghindari terlalu seringnya tranfusi darah dilakukan.1. Anemia aplastik1. Leukimia dan anemia refrekter1. Anemia karena sepsisPrinsipProsedur pelaksanaan tranfusi darahBanyak laporan mengenai kesalahan tatalaksana tranfusi, misalnya kesalahan pemberian darah milik pasien lain. Untuk menghindari berbagai kesalahan, maka perlu diperhatikan :1. Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun tulisan 1. Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir permintaan darah1. Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan suhu harus diperiksa sebelumnya, serta diulang secara rutin.1. Observasi ketat, terutama pada 15menit pertama setelah tranfusi darah dimulai. Sebaiknya 1unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam tergantung status kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat kemungkinan proliferasi bakteri pada suhu kamar.1,2Pemeriksaan yang berhubungan dengan transfusi darahUntuk mengetahui jenis pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum transfusi dan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi setelah transfusi, haruslah diketahui beberapa unsur yang ada di dalam darah yang akan ditransfusikan.Unsur penting yang harus diketahui karena mempunyai unsur antigenik adalah:2,31. EritrositUntuk eritrosit, diperlukan pemeriksaan penggolongan darah menggunakan sistem ABO, Rhesus (Rh), MNS dan P, Kell, Lutheran, Duffy, Kidd, Lewis, dan lain-lain.2. Leukosit dan trombositWalaupun sifat antigenik pada leukosit dan trombosit relatif lemah, tetapi saat ini menjadi penting sekali di bidang transplantasi organ, karena bersifat antigen jaringan.3. SerumSifat antigeniknya lemah, tetapi kadang dapat menimbulkan reaksi transfusi. Transfusi darah yang ideal haruslah mempunyai sifat antigeni darah donor yang cocok seluruhnya terhadap antigen resipien. Hal ini sangat sulit dalam pelaksanaannya. Untuk keperluan praktis, umumnya secara rutin dilakukan pengujian sebagai berikut:a) Golongan darah donor dan resipien dalam sistem ABO dan Rhesus, untuk menentukan antigen eritrosit. Menentukan golongan Rhesus dilakukan dengan meneteskan complete anti D pada eritrosit yang diperiksa (lihat tabel 5.1).5

b) Cross matchSetelah golongan darah ditentukan, kemudian dilakukan cross match dari darah donor dan resipien yang bersangkutan. Ada dua macam cross match, yaitu major cross match (serum resipien ditetesi eritrosit donor), dan minor cross match (serum donor ditetesi eritrosit resipien). Cross match yang lengkap haruslah dalam tiga medium, yaitu:0. NaCl Fisiologis0. Enzim (metode enzim)0. Serum Coombs (metode Coombs tidak langsung)Semua pemeriksaan harus dilakukan dalam tabung serologis dan setiap hasil yang negatif harus dipastikan secara mikroskopis. Untuk pemeriksaan yang lengkap tersebut diperlukan waktu 2 jam. Dalam keadaan darurat dapat dikerjakan cross match dalam NaCl fisiologis pada gelas obyek. Bahayanya adalah tidak dapat ditentukan adanya incomplete antibody dalam darah resipien atau donor, sehingga risiko reaksi transfusi makin besar.9,7c) Pemeriksaan lain terhadap infeksi. Misalnya lues, malaria, hepatitis, dan HIV

Keterangan: ALT = Alanine Transaminase; HAV, HBV, HCV = Virus hepatitis A, Virus hepatitis B, Virus hepatitis C; HTLV = Human T-cell lymphotropic virus; RPR = rapid plasma reagin; VDRL = pemeriksaan sifilis.DAFTAR PUSTAKA:1. Sudarmanto B, Mudrik T, AG Sumantri, Transfusi Darah dan Transplantasi dalam Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak, 2005, Jakarta, Balai Penerbit IDAI, halaman: 217-2252. Hoffbrand, A.V. Kapita selekta Hematologi; oleh A.V Hoffbrand dan J.E. Pettit; alih bahasa, Iyan Darmawan. Ed-2.Jakarta:EGC 1996.3. Palang Merah Indonesia. Pelayanan Transfusi Darah, 2002 .

MEDIKOLEGALKarakteristikDalam hubungan dokter-pasien meliputi karakteristik masing-masing ditinjau dari kewajiban-kewajiban dan hak-hak sebagai berikut:1. Doktera) KewajibanLeenen membagi kewajiban-kewajiban dokter dalam tiga kelompok, yaitu:1) Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara lege artis.2) Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien yang bersumber dari hak-hak asasi dalam bidang kesehatan.3) Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi social pemeliharaan kesehatan.b) Hak1) Hak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi medis.2) Hak menolak melakukan tindakan medis yang tidak dapat dipertanggung jawabkannya secara professional.3) Hak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan hati nuraninya.4) Hak untuk memilih pasien.5) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien apabila kerja sama sudah tidak dimungkinkan lagi.6) Hak atas privacy7) Hak atas itikad baik dari pasien dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penyakitnya.8) Hak atas suatu fair play.9) Hak untuk membela diri.10) Hak untuk menerima honorarium.11) Hak untuk menolak memberikan kesaksian mengenai pasiennya di pengadilan.2. Pasiena) KewajibanPasien atau keluarganya memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan untuk kesembuhannya dan sebagai imbangan dari hak-hak yang diperolehnya. Kewajiban tersebut bias dikelompokan menjadi kewajiban terhadap:1) Dokter: Memberikan informasi, berupa anamnesis mengenai keluhan utama, keluhan tambahan, dan riwayat penyakit. Juga kerjasama pasien dperlukan pada waktu dokter melakukan pemeriksaan fisik misalnya apabila timbul perasaan tertentu sewaktu diperiksa, pasien harus memberitahu dokternya. Dengan demikian dokter bias lebih tepat menegakkan diagnosis penyakitnya. Mengikuti petunjuk atau nasihat untuk mempercepat proses penyembuhan. Memberikan honorarium.2) Rumah sakit: Mentaati peraturan RS yang pada dasarnya dibuat dalam rangka menunjang upaya penyembuhan pasien-pasien yang dirawat. Melunasi biaya perawatan.b) Hak1) Hak untuk memperoleh informasi.2) Hak untuk memberikan persetujuan.3) Hak atas rahasia kedokteran.4) Hak untuk memilih dokter.5) Hak untuk memilih sarana kesehatan.6) Hak untuk menolak pengobatan/perawatan.7) Hak untuk menolak tindakan medis tertentu.8) Hak untuk menghentikan pengobatan atau perawatan.9) Hak atas second opinion.10) Hak inzage rekam medis.11) Hak beribadat menurut agama dan keyakinnannya.SUMBER:Wiradharma, Danny dan Hartati, Sri Dionisia. Penuntun Kuliah: Hukum Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto, 2010.