diversitas lumut epifit di tiga perkebunan teh jawa barat · perkebunan teh gunung mas, nirmala,...

14
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Sampel lumut diambil pada tiga lokasi perkebunan teh di Jawa Barat yaitu Gunung Mas di Cisarua, Bogor (06 o 42’LS dan 106 o 56’BT), Nirmala di dekat kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi (06 o 51’LS dan 106 o 38’BT), dan Rancabali di dekat kawasan Gunung Patuha, Bandung Selatan (07 o 09’LS dan 107 o 24’BT) (Gambar 1). Elevasi dan kondisi iklim (kisaran kelembapan, kisaran suhu harian, dan rata-rata curah hujan per tahun) di tiga lokasi perkebunan tersebut disajikan pada Tabel 1. Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel lumut di tiga perkebunan teh Jawa Barat: Gunung Mas (A), Nirmala (B), dan Rancabali (C). Tabel 1 Elevasi, kisaran kelembapan, kisaran suhu, dan rata-rata curah hujan di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali Sumber Informasi: 1) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Bogor 2) http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tnhalimun.html Lokasi Perkebunan Teh Elevasi Tempat (m dpl) Kisaran Kelembapan R Relatif (%) Kisaran Suhu ( o C) Rata-rata Curah Hujan (mm/th) Gunung Mas 1) 600 74 - 89.5 18-25 2500-4000 Nirmala 2) 1150 38 - 80 19-30 4000-6000 Rancabali 1) 1628 75 - 93 7-27 1807-3962 = Lokasi pengambilan sampel A B C

Upload: ledan

Post on 09-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Sampel lumut diambil pada tiga lokasi perkebunan teh di Jawa Barat yaitu

Gunung Mas di Cisarua, Bogor (06o42’LS dan 106o56’BT), Nirmala di dekat

kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi (06o51’LS

dan 106o38’BT), dan Rancabali di dekat kawasan Gunung Patuha, Bandung

Selatan (07o09’LS dan 107o24’BT) (Gambar 1). Elevasi dan kondisi iklim

(kisaran kelembapan, kisaran suhu harian, dan rata-rata curah hujan per tahun) di

tiga lokasi perkebunan tersebut disajikan pada Tabel 1.

Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel lumut di tiga perkebunan teh Jawa Barat: Gunung Mas (A), Nirmala (B), dan Rancabali (C). Tabel 1 Elevasi, kisaran kelembapan, kisaran suhu, dan rata-rata curah hujan di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali

Sumber Informasi: 1)Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Bogor 2)http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tnhalimun.html

Lokasi Perkebunan Teh

Elevasi Tempat (m dpl)

Kisaran Kelembapan

R Relatif (%)

Kisaran Suhu (o C)

Rata-rata Curah Hujan (mm/th)

Gunung Mas 1) 600 74 - 89.5 18-25 2500-4000 Nirmala 2) 1150 38 - 80 19-30 4000-6000 Rancabali 1) 1628 75 - 93 7-27 1807-3962

= Lokasi pengambilan sampel

A B

C

9

Pengambilan Sampel Lumut Pengambilan sampel lumut dilakukan dengan metode transek dan petak

contoh menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) dengan modifikasi. Di

setiap lokasi perkebunan teh dibuat tiga plot penelitian masing-masing berukuran

30 m x 20 m, jarak antar plot minimal 500 m. Pada setiap plot dibuat tiga transek,

jarak antar transek 5 m. Pada setiap transek ditentukan 5 sampel tanaman teh,

satu sama lain berjarak 5 m. Di setiap plot ada 15 sampel tanaman teh sehingga di

setiap lokasi perkebunan ada 45 sampel tanaman teh (Gambar 2). Dicatat dan

diperkirakan persentase penutupan oleh setiap jenis lumut dan penutupan oleh

total lumut pada setiap sampel tanaman teh. Selain itu, jenis-jenis lumut yang

ditemukan diambil untuk dibuat spesimen herbarium (Gambar 3) dan

diidentifikasi lebih lanjut di laboratorium (Gambar 4). Sebagai data pendukung

dicatat pula diameter tajuk tanaman teh, persentase penutupan batang dan cabang

primer tanaman teh oleh epifit selain lumut (liken dan tumbuhan paku).

= tanaman teh

Gambar 2 Skema plot dan penentuan sampel tanaman teh dalam setiap plot di perkebunan teh.

20 m

30 m

5 m

5 m

10

(a) (b)

Gambar 3 Sampel tanaman teh dengan jenis-jenis lumut epifit (a) dan sampel lumut yang dikoleksi sebagai spesimen herbarium (b).

Gambar 4 Alur identifikasi spesimen lumut di laboratorium.

IDENTIFIKASI

MIKROSKOP STEREO

MIKROSKOP BINOKULER

HASIL FOTO

HASIL FOTO

SPESIMEN HERBARIUM

NAMA JENIS

11

Identifikasi Sampel Lumut

Sampel lumut yang diambil dari perkebunan teh selanjutnya dibawa ke

laboratorium, diamati ciri-ciri spesifik gametofit maupun sporofit dari masing-

masing jenis dengan menggunakan mikroskop untuk keperluan identifikasi, dan

dilanjutkan dengan dokumentasi. Spesimen lumut yang dikoleksi dibuat

herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO) dan herbarium BIOTROP

(BIOT). Masing-masing koleksi lumut epifit diberi kode kolektor Akmal.

Identifikasi lumut hati dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi dalam

Yamada (1979), Zhu dan So (2001), Zhu dan Gradstein (2005), dan Gradstein

(2011). Identifikasi lumut sejati menggunakan kunci identifikasi menurut Bartram

(1939), Eddy (1988, 1990, 1996), dan Pollatwan (2008).

Analisis Data

Hasil identifikasi berupa nama jenis lumut epifit disusun dalam checklist

yang menunjukkan keanekaragaman jenis lumut epifit di tiga lokasi perkebunan

teh yang diteliti. Diversitas lumut epifit di setiap lokasi perkebunan teh

dibandingkan berdasarkan kekayaan jenis lumut. Kekayaan jenis lumut

ditunjukkan dari rata-rata jumlah jenis lumut per tanaman, rata-rata jumlah jenis

lumut per plot dan total jenis lumut per lokasi perkebunan. Perbedaan jumlah jenis

lumut per plot dan per tanaman teh di tiga lokasi perkebunan teh ditunjukkan dari

nilai rata-rata dan standar deviasi. Tingkat kemiripan komposisi jenis lumut epifit

antar perkebunan teh dibandingkan dengan indeks Sorensen (Rumus 1). Selain itu,

diversitas komunitas lumut epifit di tiga perkebunan teh juga dinyatakan

berdasarkan indeks Shannon (Rumus 2) yang dihitung berdasarkan kemelimpahan

proporsional jenis-jenis lumut penyusunnya. Dominansi jenis pada tiga

perkebunan teh ditunjukkan dengan indeks nilai penting (INP) (Rumus 3).

Selanjutnya dibandingkan jenis-jenis lumut yang kemelimpahannya relatif tinggi

(INP lebih dari 10%) dan jenis dominan (INP paling tinggi) di masing-masing

lokasi perkebunan. Kemelimpahan total lumut epifit di masing-masing lokasi

perkebunan ditunjukkan dari rata-rata persentase penutupan oleh total lumut

terhadap batang dan cabang primer tanaman teh.

12

Rumus 1

Indeks Sorensen (CS)

CS = 2 j/(a+b)

Keterangan :

CS = indeks similaritas Sorensen berdasarkan data

kualitatif

jN = ∑ jenis yang ada di dua lokasi (lokasi 1 dan 2)

a = ∑ jenis di lokasi 1

b = ∑ jenis di lokasi 2

Rumus 2

Indeks Shannon

H’ = - ∑ p i ln p i

Keterangan : p i = kemelimpahan proporsional jenis ke – i = n/N N = total jenis

n = jumlah jenis ke - i

Rumus 3

INP = {FR (%) + PR (%)}

Keterangan;

FR = Frekuensi Relatif

PR = Penutupan Relatif

(Magurran 1987)

HASIL

Checklist Lumut Epifit di Perkebunan Teh Jawa Barat: Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali

Total jenis lumut epifit yang diinventarisasi dari tiga perkebunan teh di Jawa

Barat (Gunung Mas, Nirmala, Rancabali) adalah 90 jenis yang termasuk dalam 48

marga dan 25 suku. Jumlah tersebut meliputi 42 jenis lumut hati (12 marga, 6 suku)

dan 48 jenis lumut sejati (36 marga, 19 suku). Daftar nama jenis lumut dan

persebarannya di tiga perkebunan teh tersebut disajikan pada Tabel 2. Suku dengan

keanekaragaman paling tinggi adalah Lejeuneaceae, dijumpai sebanyak 26 jenis di

ketiga perkebunan teh.

Tabel 2 Checklist lumut epifit di perkebunan teh Gunung Mas (GM), Nirmala (NR), dan Rancabali (RB), Jawa Barat

Kelompok, Suku, Nama Jenis

GM NR RB Spesimen

Diperiksa

Lumut hati (Liverworts)

I Frullaniaceae

1 Frullania arecae (Spreng.) Gottsche - - v Akmal 88

2 Frullania gracilis (Reinw. et al.) Dum. - - v Akmal 97

3 Frullania grandistipula Lindenb. - - v Akmal 85

4 Frullania microauriculata Verd. - - v Akmal 87

5 Frullania riojaneirensis (Raddi) Angstr. v v v Akmal 10, 39, 84

6 Frullania sp. 1 - - v Akmal 96

7 Frullania sp. 2 - - v Akmal 100

II Lejeuneaceae

8 Acanthocoleus javanicus (Steph.) Kruijt v - v Akmal 7, 69

9 Cheilolejeunea decursiva (Sande Lac.) Schust. - v v Akmal 45, 103

10 Cheilolejeunea imbricata (Nees) S. Hatt. - - v Akmal 95

11 Cheilolejeunea trapezia(Nees) R. M. Schust. et Kachroo - v v Akmal 43, 86

12 Cheilolejeunea trifaria (Reinw. Blume et Nees) Mizut - v - Akmal 40

13 Cololejeunea angustiflora (Steph.) Mizut. - v - Akmal 44

14 Cololejeunea planissima (Mitt.) Abeyw. v - - Akmal 12

15 Lejeunea anisophylla Mont. v v v Akmal 1, 28, 70

16 Lejeunea cocoes Mitt. v v - Akmal 13, 46

17 Lejeunea discreta Lindenb. - - v Akmal 91

18 Lejeunea exilis (Reinw. et al.) Grolle v v v Akmal 11, 34, 92

14

Kelompok, Suku, Nama Jenis

GM NR RB Spesimen

Diperiksa

19 Lejeunea flava (Sw.) Nees v v v Akmal 2, 29, 73

20 Lejeunea fleischeri (Steph.) Mizut. - - v Akmal 81

21 Lejeunea micholitzii Mizut. - - v Akmal 89

22 Lejeunea obscura Mitt. v v v Akmal 4, 37, 90

23 Lejeunea propagulifera Gradst. v v - Akmal 8, 35

24 Lejeunea punctiformis Taylor v v v Akmal 9, 31, 83

25 Lejeunea sordida (Nees) Nees - v v Akmal 42, 102

26 Lejeunea sp. 1 - v v Akmal 38, 76

27 Lejeunea sp. 2 - v v Akmal 41, 82

28 Lejeunea sp. 3 - - v Akmal 93

29 Lejeunea sp. 4 - - v Akmal 99

30 Leucolejeunea xanthocarpa (Lehm. et Lindenb.) A. Evans - - v Akmal 104

31 Lopholejeunea eulopha (Taylor) Schiffn. v v v Akmal 6, 33, 75

32 Lopholejeunea subfusca (Nees) Schiffn. v v v Akmal 5, 32, 74

33 Thysananthus convolutus Lindenb. - v - Akmal 47

III Metzgeriaceae

34 Metzgeria sp. 1 v v v Akmal 3, 30, 71

35 Metzgeria sp. 2 - - v Akmal 80

36 Metzgeria sp. 3 - - v Akmal 77

IV Plagiochilaceae

37 Plagiochila javanica (Sw.) Dumort. - - v Akmal 101

38 Plagiochila junghuhniana Sande Lac. - v v Akmal 36, 78

V Radulaceae

39 Radula madagascariensis Gottsche - - v Akmal 72

40 Radula retroflexa Taylor - - v Akmal 79

41 Radula tjibodensis Goebel - - v Akmal 98

VI Belum diketahui (unknown)

42 Liverwort 1 Akmal 94

Lumut Sejati (Mosses)

I Brachytheciaceae

43 Eurhynchium celebicum E. B. Bartram v - v Akmal 15, 120

II Bryaceae

44 Brachymenium nepalense Hook. v v v Akmal 19, 48, 106

45 Bryum capillare Hedw. v - v Akmal 18, 121

46 Schoenobryum concavifolium (Griff.) Gangulee - - v Akmal 113

III Calymperaceae

47 Mitthyridium obtusifolium (Lindb.) Robinson v v v Akmal 24, 60, 140

48 Syrrhopodon parasiticus (Sw. ex Bird.) Paris - v v Akmal 52, 131

15

Kelompok, Suku, Nama Jenis

GM NR RB Spesimen

Diperiksa

IV Dicranaceae

49 Bryohumbertia walkeri (Mitt.) Frahm. - - v Akmal 136

50 Campylopus crispifolius E. B. Bartram - - v Akmal 135

51 Campylopus micholitzii MÜll. Hal.ex M. Fleisch. - v - Akmal 63

52 Campylopus zollingerianus (MÜll. Hal.) Bosch et Sande Lac. - v v Akmal 58, 118

53 Dicranoloma braunii (MÜll. Hal.) Paris - - v Akmal 137

V Entodontaceae

54 Entodon sp. v - - Akmal 23

VI Fissidentaceae

55 Fissidens papillosus Sande Lac. - - v Akmal 142

56 Fissidens braunii (C. MÜll.) Dozy et Molk. v - v Akmal 26, 127

57 Fissidens sp. 1 - - v Akmal 119

VII Hookeriaceae

58 Actynodontium ascendensSchwägr. v v - Akmal 16, 49

59 A. rhapidostegum (MÜll. Hal.) Bosch. et Sande Lac. v v v Akmal 21, 53, 132

60 Chaetomitrium orthorrhynchum (Dozy et Molk.) - - v Akmal 112

61 Daltonia armata E.B. Bartram - v - Akmal 50

VIII Hypnaceae

62 Ectropothecium cf. dealbatum (Reinw. et Hornsch.) A. Jaeger - - v Akmal 105

IX Leucobryaceae

63 Leucobryum javense (Brid. ex Schwägr.) Mitt. - v - Akmal 67

64 Octoblepharum albidum Hedw. - v - Akmal 57

X Meteoriaceae

65 Aerobryopsis longissima (Dozy et Molk.) M. Fleisch. v v v Akmal 17, 56, 108

66 Barbella rufifolioides (Broth.) Broth. - - v Akmal 124

67 Floribundaria floribunda (Dozy et Molk.) M. Fleisch. - v v Akmal 65, 117

68 Meteorium miquelianum (MÜll. Hal.) M. Fleisch. - v v Akmal 54, 110

69 Papillaria crocea (Hampe) A. Jaeger v - - Akmal 20

XI Neckeriaceae

70 Homaliodendron flabellatum (Sm.) M. Fleisch. - - v Akmal 129

XII Orthotrichaceae

71 Macromitrium orthostichum Nees ex Schwägr. - - v Akmal 126

XIII Pterobryaceae

72 Endotrichella elegans (Dozy et Molk.) M. Fleisch. - v v Akmal 62, 115

XIV Racopilaceae

73 Racopilum schmidii (MÜll. Hal.) Mitt. v - v Akmal 22, 109

74 Racopilum spectabile Reinw. et Hornsch. - - v Akmal 141

16

Kelompok, Suku, Nama Jenis

GM NR RB Spesimen

Diperiksa

XV Sematophyllaceae

75 Acroporium sigmatodontium (MÜll. Hal.) M. Fleisch. - v v Akmal 61, 139

76 Gammiella rugosaTixier - v v Akmal 66, 122

77 Isocladiella sp. v - - Akmal 27

78 Meiothecium hamatum (MÜll. Hal.) Broth. - v v Akmal 59, 133

79 Meiothecium jagorii (MÜll. Hal.) Broth. - v - Akmal 55

80 Meiothecium microcarpum (Hook.) Mitt. v v v Akmal 25, 51, 114

81 Sematophyllum tristiculum (Mitt.) Fleisch. v v - Akmal 14, 64

XVI Thuidiaceae

82 Claopodium nervosum M. Fleisch. - - v Akmal 107

XVII Belum diketahui (unknown)

83 Moss sp. 1 - v v Akmal 68, 130

84 Moss sp. 2 - - v Akmal 123

85 Moss sp. 3 - - v Akmal 111

86 Moss sp. 4 - - v Akmal 116

87 Moss sp. 5 - - v Akmal 138

88 Moss sp. 6 - - v Akmal 125

89 Moss sp. 7 - - v Akmal 134

90 Moss sp. 8 - - v Akmal 128

Diversitas Lumut Epifit di Tiga Perkebunan Teh pada Elevasi Berbeda Kekayaan Jenis. Perbandingan kekayaan jenis lumut epifit pada tiga

perkebunan teh di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 5a. Di Gunung Mas

ditemukan 27 jenis, terdiri atas 13 jenis lumut hati dan 14 jenis lumut sejati.

Kekayaan jenis lumut epifit di Nirmala hampir 1.5 kali lipat dari Gunung Mas,

meliputi 20 jenis lumut hati dan 20 jenis lumut sejati. Perkebunan teh Rancabali

memiliki kekayaan jenis paling tinggi (hampir 3 kali lipat kekayaan jenis di Gunung

Mas), meliputi 36 jenis lumut hati dan 38 jenis lumut sejati.

Rata-rata jumlah jenis lumut epifit per plot dan rata-rata jumlah jenis lumut

epifit per tanaman teh di Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali menunjukkan hasil

yang sebanding dengan total jenis di tiga perkebunan tersebut. Rata-rata jumlah jenis

lumut epifit per plot dan per tanaman teh paling tinggi dijumpai di Rancabali, dan

paling rendah di Gunung Mas (Gambar 5b). Rata-rata 53 jenis lumut epifit per plot

17

dan 15 jenis per tanaman teh ditemukan di Rancabali, sedangkan di Gunung Mas

hanya dijumpai rata-rata 19 jenis lumut epifit per plot dan 7 jenis per tanaman teh.

Gambar 5 Total jenis lumut di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali (a), rata-rata jumlah jenis lumut per tanaman dan rata-rata jumlah jenis lumut per plot (b) di masing-masing perkebunan teh.

Kesamaan Komposisi Jenis. Beberapa jenis lumut epifit dijumpai hanya di

satu lokasi perkebunan saja, jenis lainnya dijumpai di dua, atau tiga perkebunan teh

sekaligus. Berdasarkan indeks similaritas Sorensen (ISS), komposisi jenis lumut

epifit di Gunung Mas lebih mirip dengan komposisi jenis lumut epifit di Nirmala

(54%) dibandingkan dengan komposisi jenis lumut yang terdapat di Rancabali (38%).

Kemiripan komposisi jenis antara lumut epifit di Nirmala dan Rancabali sebesar 51%

(Gambar 6).

(b)

Jumlah jenis Jumlah jenis

(a)

18

Gambar 6 Total jumlah jenis lumut epifit dan indeks similaritas Sorensen (ISS) pada dua perkebunan teh yang dibandingkan: Gunung Mas (GM) vs. Nirmala (NR), Gunung Mas vs. Rancabali (RB), dan Nirmala vs Rancabali.

Diversitas Komunitas Lumut Berdasarkan Indeks Shannon. Berdasarkan

indeks diversitas Shannon (H’), komunitas lumut epifit yang ada di tiga lokasi

perkebunan teh menunjukkan diversitas terendah terdapat di Gunung Mas (H’=2.67),

diikuti oleh Nirmala (H’= 3.19), dan yang tertinggi terdapat di Rancabali (H’=3.82).

Dominansi Jenis. Dominansi jenis lumut epifit ditunjukkan oleh frekuensi

kehadiran masing-masing jenis lumut epifit dan persentase penutupannya pada

semua tanaman teh yang diamati. Nilai dominansi tersebut ditunjukkan oleh indeks

nilai penting (INP). Kebanyakan jenis-jenis lumut yang dijumpai memiliki INP

kurang dari 10%. Pada ketiga perkebunan hanya ada empat jenis lumut sejati dan

lima jenis lumut hati dengan INP lebih dari 10%. Daftar jenis lumut hati dan lumut

sejati epifit dengan INP lebih dari 10% ditunjukkan pada Tabel 3.

ISS = 0.51

ISS = 0.38

ISS = 0.54

Jumlah jenis

Tabel 3 Daftar jenis lumut sejati dan lumut hati dengan indeks nilai penting (INP) lebih dari 10 % di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali

Keterangan: FR= Frekuensi Relatif, PR= Penutupan Relatif, INP= Indeks Nilai Penting.

Gunung Mas Nirmala Rancabali No FR PR INP FR PR INP FR PR INP (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Lumut Sejati 1 Sematophyllum tristiculum 13.2 21.3 34.5 0.4 0.3 0.7 - - - 2 Eurhynchium celebicum 12.6 17.3 29.9 - - - 0.6 1.2 1.8 3 Actinodontium ascendens 8.9 3.6 12.5 7.2 11.2 18.6 - - - 4 Brachymenium nepalense 0.7 1.2 1.9 7.0 11.8 18.7 3.3 4.9 8.2 Lumut Hati 1 Lejeunea anisophylla 9.8 24.5 34.2 8.8 22.3 31.1 12.4 5.8 18.2 2 Metzgeria sp. 1 10.4 2.3 12.7 7.0 4.0 11.0 6.1 6.2 12.3 3 Lejeunea flava 11.0 12.2 23.2 8.0 14.7 22.7 4.0 4.2 8.2 4 Acanthocoleus javanicus 2.8 0.9 3.7 - - - 16.4 4.6 21.0 5 Radula madagascariensis - - - - - - 8.1 4.0 12.1

19

20

Di Rancabali empat jenis lumut dengan INP di atas 10% merupakan lumut

hati, tidak ada jenis lumut sejati yang memiliki INP lebih dari 10%. Jenis lumut

dominan di Rancabali adalah Acanthocoleus javanicus dengan INP 21%. Jenis lumut

tersebut dijumpai juga di Gunung Mas tetapi sangat jarang dan sedikit (frekuensi

relatif 2.8%, penutupan relatif 0.9%, INP 3.7%). Acanthocoleus javanicus tidak

dijumpai di Nirmala. Lumut hati Radula madagascariensis sering dijumpai di

Rancabali (frekuensi relatif 8.1 %, penutupan relatif 4.0 %, INP 12.1%), tetapi tidak

dijumpai di dua perkebunan teh lainnya.

Jenis lumut epifit dominan di Nirmala adalah Lejeunea anisophylla dengan

INP lebih dari 30%. Jenis lain yang memiliki nilai INP lebih dari 10% di Nirmala

adalah lumut hati Lejeunea flava dan Metzgeria sp.1, lumut sejati Actinodontium

ascendens dan Brachymenium nepalense. Jenis terakhir juga dijumpai di dua

perkebunan teh lainnya tetapi dengan INP kurang dari 10%. Actinodontium

ascendens juga sering dijumpai di Gunung Mas tetapi tidak dijumpai di Rancabali.

Lumut sejati Sematophyllum tristiculum dengan INP 34.5% dominan di

Gunung Mas. Jenis ini sangat jarang dijumpai di Nirmala dan tidak ditemukan di

Rancabali. Lumut sejati Eurhynchium celebicum (dengan INP 29.9% di Gunung

Mas), tidak dijumpai di Nirmala dan sangat jarang ditemukan di Rancabali. Empat

jenis lainnya dengan INP lebih dari 10% di Nirmala adalah A. ascendens, L.

anisophylla, L. flava, dan Metzgeria sp.1.

Kemelimpahan Total Lumut dan Diameter Tajuk Tanaman Teh.

Kemelimpahan total lumut epifit ditunjukkan dari persentase penutupan lumut

terhadap substrat yang tersedia (batang dan cabang primer tanaman teh).

Kemelimpahan total lumut terendah dijumpai di Nirmala, meningkat di Gunung Mas,

dan tertinggi di Rancabali (Gambar 7). Penutupan oleh lumut rata-rata lebih dari 80%

pada tanaman teh di Rancabali, sedangkan pada tanaman teh di Nirmala penutupan

oleh lumut kurang dari 70%. Berbeda dengan penutupan oleh lumut, penutupan

tanaman teh oleh liken dan tumbuhan paku rendah (5% dan 3%) di Rancabali,

meningkat di Gunung Mas (10% dan 5%) dan di Nirmala (11% dan 4%).

21

Gambar 7 Rata-rata persentase penutupan oleh total lumut ( ), liken ( ), dan tumbuhan paku ( ), terhadap batang dan cabang primer tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran diameter tajuk tanaman teh yang

diambil lumutnya, karena diduga luas tajuk tanaman teh dapat mempengaruhi

kemelimpahan lumut pada tanaman teh tersebut. Rata-rata diameter tajuk tanaman

teh paling rendah dijumpai di Nirmala (111.5 cm). sedangkan paling tinggi (rata-rata

158.7 cm) dijumpai di Rancabali (Gambar 8).

Gambar 8 Rata-rata diameter tajuk sampel tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.

126 111

158

%

cm2