(diterima tanggal 23 oktober 2017; disetujui tanggal 29

11
175 KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM BUKU AJAR TEMATIK KELAS SATU SEKOLAH DASAR (The Uneffecetive Sentences found in Grade One Theme Textbook at Elementary School) Lismelinda Balai Bahasa Sumatra Barat Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang, 25162 Pos-el: [email protected] (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29 November 2017) Abstract The purpose of this paper is to describe the uneffective sentences found in the textbooks for grade one at elementary school. This paper uses qualitative descriptive method. Based on the results of the discussion there is an error in writing effective sentences in the textbook. The errors include sentence writing errors that are inconsistent with the grammatical features of effective sentences and dictical features of effective sentences. The non-programmatics contained in the sentences of the first theme textbook for grade one of elementary school are morphologically and non-programmatically syntactic. While the error that does not fit with the dictical feature of the effective sentence is the error of diction usage. Such errors include imprecision of diction and uncommon diction. Keywords: effective sentences, grammatical features, and dictical features. Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dalam buku ajar tema 1 kelas satu sekolah dasar. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pembahasan terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat efektif dalam buku ajar tersebut. Kesalahan itu meliputi kesalahan penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan ciri gramatikal kalimat efektif dan ciri diktis kalimat efektif. Ketidakgramatikalan yang terdapat dalam kalimat pada buku ajar tema 1 kelas satu sekolah dasar adalah ketidakgramtikalan secara morfologis dan ketidakgramatikalan secara sintaksis. Sedangkan kesalahan yang tidak sesuai dengan ciri diktis kalimat efektif adalah kesalahan penggunaan diksi. Kesalahan tersebut meliputi ketidaktepatan diksi dan ketidaklaziman diksi. Kata kunci: kalimat efektif, ciri gramatikal, dan ciri diktis. SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

175

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMATDALAM BUKU AJAR TEMATIK KELAS SATU SEKOLAH DASAR(The Uneffecetive Sentences found in Grade One Theme Textbook at

Elementary School)

LismelindaBalai Bahasa Sumatra Barat

Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang, 25162Pos-el: [email protected]

(Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29 November 2017)

AbstractThe purpose of this paper is to describe the uneffective sentences found in the textbooks forgrade one at elementary school. This paper uses qualitative descriptive method. Based on theresults of the discussion there is an error in writing effective sentences in the textbook. Theerrors include sentence writing errors that are inconsistent with the grammatical features ofeffective sentences and dictical features of effective sentences. The non-programmaticscontained in the sentences of the first theme textbook for grade one of elementary school aremorphologically and non-programmatically syntactic. While the error that does not fit withthe dictical feature of the effective sentence is the error of diction usage. Such errors includeimprecision of diction and uncommon diction.Keywords: effective sentences, grammatical features, and dictical features.

AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dalam buku ajartema 1 kelas satu sekolah dasar. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkanhasil pembahasan terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat efektif dalam buku ajar tersebut.Kesalahan itu meliputi kesalahan penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan ciri gramatikal kalimatefektif dan ciri diktis kalimat efektif. Ketidakgramatikalan yang terdapat dalam kalimat pada bukuajar tema 1 kelas satu sekolah dasar adalah ketidakgramtikalan secara morfologis danketidakgramatikalan secara sintaksis. Sedangkan kesalahan yang tidak sesuai dengan ciri diktiskalimat efektif adalah kesalahan penggunaan diksi. Kesalahan tersebut meliputi ketidaktepatan diksidan ketidaklaziman diksi.Kata kunci: kalimat efektif, ciri gramatikal, dan ciri diktis.

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM175

Page 2: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

176

1. PendahuluanKedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara menempatkan bahasa Indonesiasebagai bahasa pengantar resmi di lembagapendidikan. Dalam hal ini, bahasa Indonesiadipakai sebagai bahasa pengantar, mulai daritaman kanak-kanak sampai dengan perguruantinggi. Sehubungan dengan itu, untukmemperlancar kegiatan belajar mengajar,materi pelajaran yang terdapat dalam buku ajarharus menggunakan bahasa Indonesia yangbaik dan benar.

Kelancaran proses belajar mengajarsangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaranadalah kurikulum, pengajar, dan buku ajar. Jadi,salah satu sarana penunjang dalam kelancaranpembelajaran adalah penggunaan buku ajar.Seorang guru harus pintar memilih buku ajaryang digunakan. Pemilihan buku ajarseharusnya tidak hanya memperhatikan materipelajaran yang terdapat dalam buku tersebut,tetapi juga penggunaan bahasanya.

Kelas 1 sekolah dasar merupakan pintugerbang bagi siswa memasuki dunia pendidikanformal. Pada umumnya, siswa kelas satusekolah dasar, kemampuan mengingatnyasangat terbatas (https://www.gurusukses.com/mengajar-membaca-di-kelas-i-sd). Olehsebab itu, penggunaan bahasa dalam buku ajarharus diperhatikan agar siswa tidak hanyapandai membaca tetapi juga dapat memahamiisi bacaan yang dibacanya.

Bahan bacaan yang terdapat dalam bukuajar harus memperhatikan penggunaan kalimatyang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Siswa kelas satu sekolah dasar masih memilikitingkat pemahaman yang sederhana. Olehsebab itu, kalimat yang digunakan juga haruskalimat sederhana dan efektif sehingga siswadapat memahami isi bacaan yang dibacanya.Dengan demikian, pesan yang ingindisampaikan dalam bacaan tersebut dapatditerima dengan baik oleh siswa. Sebaiknya,kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif,yaitu kalimat yang pendek atau tidak bertele-tele.

Dalam artikel ini akan dibahas masalah“Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku AjarTematik Kelas 1 Sekolah Dasar”. Buku ajaryang dijadikan objek penelitian adalah bukuDiriku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum13, Tema 1,Edisi Revisi, yang ditebitkan olehKementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia tahun 2016. Adapuntujuan penelitian adalah mendeskripsikanpenggunaan kalimat yang tidak efektif yangterdapat dalam buku ajar tema 1 kelas satusekolah dasar.

Penelitian tentang buku ajar tematik,khususnya buku ajar kelas satu sekolah dasarsudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya “Analisis Buku Ajar Kelas 1 SD/MITema Diriku Dalam Konsep Kurikulum 2013”,oleh Ika Wasilatul Nganiyah.” Analisiskesesuaian Materi Ajar Buku Siswa SD/MIKelas 1 Tema 1 Diriku”, oleh ArofidinaChurroh. “Analisis Buku Siswa Kelas I SDKurikulum 2013 dengan Tema Kegemaranku”,oleh Siti Anisah. Pada umumnya, penelitiantersebut membahas tentang isi atau materi yangterkandung dalam buku tematik. Dalam artikelini, penulis akan membahas penggunaan kalimatefektif yang terdapat dalam bacaan buku ajartema 1 kelas satu sekolah dasar.

Khoirawati menjelaskan dalam tulisannya(https://khoirawatidempo. wordpress.com /2012/03/13/tentang-buku-ajar/, banyak ahliyang mengemukakan batasan tentang buku ajar(paket, teks). Di antaranya, Hall-Quest (dalamTarigan, 1986: 11) mengatakan “buku ajaradalah rekaman pemikiran rasial yang disusunbuat maksud-maksud dan tujuan-tujuaninstruksional”. Lange (menyatakan “buku teks(ajar) adalah buku standar atau buku setiapcabang khusus studi dan terdiri dari dua tipe,yaitu buku pokok atau utama dan suplemenatau tambahan”. Lebih terperinci lagi Baconmengemukakan bahwa “buku teks (ajar) bukuyang dirancang buat penggunaan di kelas,dengan cermat disusun dan disiapkan oleh parapakar atau ahli dalam bidang itu dan dilengkapidengan sarana-sarana pengajaran yang sesuaidan serasi”. Buckingham mengutarakan bahwa

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM176

Page 3: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

177

“buku teks (ajar) adalah sarana belajar yangbisa digunakan di sekolah-sekolah dan diperguruan tinggi untuk menunjang suatuprogram  pengajaran dan pengertian moderndan yang umum dipahami”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa buku ajar merupakanbuku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yangmerupakan buku standar dan disusun oleh parapakar dalam bidang tertentu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional dilengkapidengan sarana pengajaran yang serasi danmudah dipahami oleh para pemakainya disekolah-sekolah sehingga menunjang suatuprogram pengajaran. Dalam kurikulum 2013,buku ajar yang dipakai adalah buku tematik.

Alwi, dkk. (2003:311) menjelaskanbahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulisan, yangmengungkapkan pikiran yang utuh. Dalamwujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tandatitik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!);sementara itu, di dalamnya disertakan pulaberbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Senada denganpenjelasan di atas, Widjono (2007:146) jugamenjelaskan bahwa kalimat adalah satuanbahasa terkecil yang merupakan kesatuanpikiran. Dalam bahasa lisan, kalimat diawali dandiakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasatulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiridengan tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya.

Selanjutnya, Chaer (2006:327)mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuanbahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat”yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuanbahasa yang disebut kalimat itu terdapat unsuratau bagian yang menjadi pokok pembicaraanyang lazim disebut dengan istilah subjek (S);unsur atau bagian yang menjadi “komentar”tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilahpredikat (P); unsur atau bagian yang merupakanpelengkap dari predikat, yang lazim disebutdengan istilah objek (O); dan unsur atau bagianyang merupakan “penjelasan” lebih lanjut

terhadap predikat dan subjek, yang lazimdisebut dengan istilah keterangan (K).

Dari beberapa pendapat di atas, dapatdisimpulkan bahwa pada hakikatnya kalimatadalah satuan bahasa terkecil yangmengungkapkan pikiran yang utuh, yang dalambahasa tulis dimulai dengan huruf kapital dandiakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atautanda tanya. Kalimat yang disajikan untuk siswakelas 1 sekolah dasar seharusnya adalahkalimat efektif. Hal ini sesuai dengan tingkatkemampuan mereka dalam memahami bacaan.Jika kalimatnya sulit, siswa akan memerlukanwaktu yang lama dalam membaca danmemahaminya.

Ketika anak berusia lima sampai enamtahun, mereka sudah menguasai hampir semuakaidah dasar gramatikal bahasanya (Chaer,2003:238). Dia sudah dapat membuat kalimatberita, kalimat tanya, dan sejumlah konstruksilain. Hanya dia masih mendapat kesulitan dalammembuat kalimat pasif. Bertolak dari pendapattersebut, maka siswa kelas satu sekolah dasarharus diberikan kalimat sederhana atau kalimatdasar.

Senada dengan Alwi, et.al., Putrayasa(2007:25), mengatakan bahwa kalimat dasaradalah kalimat yang mengandung hal-halberikut.(i) Terdiri atas satu kalusa.(ii) Unsur-unsurnya lengkap.(iii) Susunan unsur-unsurnya menurut urutan

yang paling umum, dan(iv) Tidak mengandung pertanyaan atau

pengingkaran.

Dengan kata lain, kalimat dasar identikdengan kalimat tunggal deklaratif afirmatif.Rober-Burton (1997); Chomsky (1985); Valindan Lapolla (1997) (dalam Putrayasa, 2007:25)mengatakan bahwa kalimat dasar terdiri atassebuah frasa benda (sebagai subjek) dansebuah frasa verba (sebagai predikat). Seiringdengan pernyataan ini, kalimat tunggal adalahkalimat yang terdiri atas satu klausa atau satukonstituen SP. Jadi, unsur inti kalimat tunggaladalah subjek dan predikat (Rusyana dan

Lismelinda: Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku Ajar Tematik Kelas Satu Sekolah Dasar

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM177

Page 4: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

178

Samsuri dalam Putrayasa, 2007:26). Hal ituberarti bahwa konstituen untuk tiap unsurkalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalahsatu atau merupakan satu kesatuan. Di sampingitu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka,seperti keterangan tempat, waktu, dan alat.Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selaludalam wujud yang pendek, tetapi juga dalamwujud yang panjang.

Menurut Chaer (2006:329), kalimatsederhana dibentuk dari sebuah klausa yangunsur-unsurnya berupa kata atau frasasederhana. Menurut strukturnya (adanyasubjek, predikat, objek, dan keterangan),sebuah kalimat sederhana dalam bahasaIndonesia memiliki pola:(1) Subjek + Predikat

Contoh: Ibuku tertawa.(2) Subjek + Predikat + Objek

Contoh: Ibu menjahit baju adik.(3) Subjek+Predikat+Objek + Keterangan

Contoh: Ibu menjagit baju adik semalam(4) Subjek + Predikat + Objek + Objek

Contoh: Ibu membelikan adik baju baru.

Sugono (1997:97) menerangkan bahwakalimat dasar adalah kalimat yang berisiinformasi pokok dalam struktur inti, belummengalami perubahan. Perubahan itu dapatberupa penambahan unsur, seperti penambahanketerangan kalimat ataupun keterangan subjek,predikat, objek, ataupun pelengkap. Perubahandapat juga berupa penukaran urutan unsur (S-P – P-S); atau berupa perubahan bentuk dariaktif ke pasif. Kalimat aktif adalah kalimat dasar,sedangkan kalimat pasif merupakan ubahan darikalimat aktif. Di samping itu, perubahan yangdimaksud itu termasuk peniadaan unsurtertentu, seperti kalimat yang terdiri atas subjeksaja, predikat saja, atau objek saja, bahkanketerangan saja, seperti terlihat di bawah ini.A: “Saudara mencari siapa?”B: “Guru bahasa Indonesia.”B: “Apakah sudah datang, Bu?”A: “Sudah.”

Menurut Widjono (2007:156), polakalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atassubjek (S) dan predikat (P). Pola kalimat dasarmempunyai ciri-ciri:(1) berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu

O, satu pel, satu K),(2) sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek

(S) dan satu predikat (P),(3) selalu diawali dengan subjek,(4) berbentuk kalimat aktif,(5) unsur tersebut ada yang berupa kata dan

ada yang berupa frasa, dan(6) dapat dikembangkan menjadi kalimat luas

dengan memperluas subjek, predikat,objek, atau keterangan.

Dari beberapa pendapat ahli tentangkalimat dasar atau kalimat sederhana di atasdapat disimpulkan bahwa kalimat dasar ataukalimat sederhana adalah kalimat yang terdiriatas satu klausa, sekurang-kurangnya terdiriatas subjek (S) dan predikat (P), berbentukkalimat aktif, dan selalu diawali dengan subjek.

Kalimat efektif adalah kalimat yangmemperlihatkan bahwa proses penyampaianoleh pembicara/penulis dan proses penerimaanoleh pendengar/ pembaca berlangsung dengansempurna sehingga isi atau maksud yangdisampaikan oleh pembicara/penulis tergambarlengkap dalam pikiran pendengar/pembaca.Pesan yang diterima oleh pendengar/pembacarelatif sama dengan yang dikehendaki olehpembicara/penulis. Menurut Markhamah, dkk.(2009:7), dalam menulis, penulis harusmemperhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnyasehingga orang yang membaca bisa memahamimaksud yang akan disampaikan.

Menurut Hikmat dan Solihati (2013:44),kalimat dikatakan efektif apabila berhasilmenyampaikan pesan, gagasan, perasaan,maupun pemberitahuan sesuai dengan maksudsi pembicara atau penulis. Hal senada jugadisampaikan oleh Syahroni, dkk. (2013:48),kalimat dikatakan efektif apabila berhasilmenyampaikan pesan, gagasan, perasaan,maupun pemberitahuan sesuai dengan maksudsi pembicara atau penulis. Untuk itu

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM178

Page 5: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

179

penyampaian harus memenuhi syarat sebagaikalimat yang baik, yaitu strukturnya benar,pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannyalogis, dan ejaannya pun harus benar.

Markhamah, dkk. (2009:8) menjelaskanbahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapatdipahami dengan mudah, cepat, tepat, dan tidakmenimbulkan salah pengertian. Kalimat efektifmemiliki ciri gramatikal dan ciri diktis (pilihankata). Ciri gramatikal adalah ciri yang harusdipenuhi oleh pemakai bahasa dalam kaitandengan ketatabahasaan. Ciri ini dapat dilihatdari bidang morfologis (ciri morfologis) danbidang sintaksis (ciri sintaksis). Ciri gramatikalmorfologis ciri yang sesuai dengan kaidahmorfologis, misalnya ciri yang berkaitan denganpenggunaan bentuk kata. Ciri gramatikalsintaksis adalah cirri gramatikal yang berkenaandengan kaidah sintaksis. Kaidah sintaksisbertalian dengan struktur kata dalam kalimat,tanda baca, dan ejaan. Perbedaankegramatikalan secara sintaksis dengankegramatikalan secara morfologis adalahbahwa dalam ketidakgramatikalan secarasintaksis tidak terdapat kata yang salah atautidak tepat secara morfologis. Semua katasecara morfologis sudah tepat. Akan tetapi,terdapat urutan atau kaidah sintaksis yangdilanggar/tidak terpenuhi.

Selanjutnya, Markhamah, dkk. (2009:12)juga menjelaskan tentang ciri diktis kalimatefektif. Ciri diktis kalimat efektif adalah cirikalimat efektif yang berkaitan dengan pemilihankata. Kata yang dirangkai menjadi suatu kalimatmerupakan kata-kata yang: (1) tepatbentuknya, (2) seksama (sesuai), dan (3) lazim.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan metode deskriptif. Penelitian deskriptifkualitatif bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, atau meringkas berbagai kondisi,situasi, fenomena, atau berbagai variabelpenelitian menurut kejadian sebagaimanaadanya yang dapat diwawancara, diobservasi,serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter (Bungin,2008:48-49).Dalam penelitian ini data diperoleh dari bacaanyang terdapat dalam buku ajar tersebut.

Surakhmad (1982:39) mengatakanbahwa metode deskriptif adalah metode yangdilakukan dengan jalan mengumpulkan,menyusun, menganalisis, danmenginterpretasikan data. Jadi, data yangdiperoleh akan dideskripsikan untuk menjawabpertanyaan penelitian.

Teknik analisis data dalam penelitian iniakan berpedoman pada pendapat Krippendorf(1993:63-74). Adapun langkah-langkah yangditempuh adalah (1) pembentukan data, (2)reduksi data, (3) penarikan inferensi, dan (4)analisis.

2. PembahasanKalimat dikatakan efektif apabila berhasil

menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,maupun pemberitahuan sesuai dengan maksudsi pembicara atau penulis. Selain itu kalimatefektif harus mudah dipahami secara cepat dantepat. Dalam artikel ini pembahasan tentangkalimat efektif, difokuskan padaketakgramatikalan morfologis dan sintaksis,serta ketakefektifan kalimat yang dilihat dari ciridiktis kalimat efektif.

2.1 Ciri Gramatikal Kalimat Efektif2.1.1 Ketakgramatikalan Morfologis

dalam Buku Ajar Tematik KelasSatu Sekolah Dasar

Berikut ini adalah beberapa kalimat yangterdapat dalam buku ajar tema 1 kelas satusekolah dasar yang merupakan kalimat yangtidak efektif. Ketidakefektifan kalimat tersebutberkaitan dengan ketidakgramatikalanmorfologis.

(1) Mereka bermain “Cerita Teman”.Mereka ikuti aba-aba Siti. (T1: 10)

Kalimat (a) tidak efektif karena kalimattersebut tidak gramatikal secara morfologis.Kata ikuti termasuk kata yang tidak baku. Katayang baku adalah mengikuti. Hilangnya afiksmeN- menyebabkan kalimat tersebut tidakgramatikal. Kalimat yang benar adalah sepertiberikut.

Lismelinda: Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku Ajar Tematik Kelas Satu Sekolah Dasar

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM179

Page 6: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

180

(1a) Mereka bermain “Cerita Teman”.Mereka mengikuti aba-aba Siti.

(2) Memindah saputangan berkeliling. (T1:10)

Kalimat (2) juga tidak efektif karena tidakgramatikal secara morfologis.Ketidakgramatikalan kalimat tersebut terdapatpada kata memindah. Kata memindahmerupakan kata yang tidak baku. Hilangnyasufiks –kan pada kata tersebut menyebabkankalimat tersebut tidak enak dibaca karena tidakgramatikal. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(2a) Memindahkan saputangan berkeliling.

(3) Ajak teman barumu berlatih bersama.Mencari huruf penyusun nama.(T1: 31)

Kalimat (3) termasuk kalimat yang tidakefektif. Penggunaan kata penyusun padakalimat tersebut menyebabkan kalimat itu tidakefektif secara gramatikal. Berdasarkan KBBI“penyusun berarti orang yang bertugasmenyusun atau alat yang digunakan untukmenyusun”. Jadi penggunaan afiks pe- padakata susun dalam kalimat itu tidak tepat.Seharusnya, afiks yang digunakan adalahmeN-sehingga menjadi kata menyusun. Perhatikankalimat perbaikan berikut.(3a)Ajak teman barumu berlatih bersama.

Mencari huruf untuk menyusun nama.

(4) Kita harus ikut aturan bermain. (T1: 44)

Kalimat (4) termasuk kalimat yang tidakefektif karena tidak gramatikal.Ketidakgramatikalan kalimat tersebutdisebabkan oleh penggunaan afiks ber- padakata bermain. Penggunaan awalan itumenyebabkan kalimat itu mempunyai dua buahpredikat, yaitu ikut dan bermain. Sebaiknyaawalan pada kata tersebut dibuang saja.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(4a) Kita harus ikut aturan main.

2.1.2Ketakgramatikalan Sintaksis dalamBuku Ajar Tematik Kelas SatuSekolah DasarPada umumnya, kalimat yang terdapat

dalam bacaan dalam buku ajar tema 1 kelassekolah dasar adalah kalimat tunggal. Secarasintaksis terdapat beberapa kesalahan dalampembentukan kalimat tersebut. Berikut iniadalah beberapa kesalahan yang terdapatdalam pembentukan kalimat tersebut.

(5) Saat kita pulang sekolah.Ucapkan salam kepada guru dan teman-teman.Besok bertemu lagi dengan mereka.Sampai di rumah, mengetuk pintu.Memberi salam kepada orang tua. (T1: 18)

Kalimat (5) termasuk kalimat yang tidakefektif karena tidak gramatikal secara sintaksis.Sebuah kalimat terdiri atas subjek, predikat,objek, dan keterangan. Kalimat tunggal bukanberarti kalimat yang pendek. Akan tetapi,sebuah kalimat tunggal setidaknya mengandungunsur subjek dan predikat. Kalimat yangpertama pada data tersebut, “Saat kita pulangsekolah.” hanya berupa unsur keterangan saja.Jadi, bagian ini bukanlah sebuah kalimat yangdapat berdiri sendiri. Sebaiknya, bagian kalimatini digabungkan dengan kalimat berikutnya.

Selain itu, pada data (5) juga terdapatkalimat-kalimat yang tidak ada subjeknya.Subjek merupakan unsur penting dalam sebuahkalimat. Kalimat itu adalahBesok bertemu lagidengan mereka. Sampai di rumah, mengetukpintu. Memberi salam kepada orang tua.Kalau dipahami lebih saksama, akan terasa adabagian yang hilang dalam kalimat-kalimat itu.Bagian yang hilang itu adalah subjek. Hal inilahyang menyebabkan kalimat itu tidak gramatikalsecara sintaksis. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(5a) Saat kita pulang sekolah, ucapkan salam

kepada guru dan teman-temanmu.Besok, kamu akan bertemu lagi denganmereka.

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM180

Page 7: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

181

Sampai di rumah, kamu mengetuk pintu.Kemudian, kamu memberi salam kepadaorang tua.

(6) Tubuh kita memiliki bagian-bagian.Ada kepala, tangan, dan kaki.(T1: 38)

Kalimat (6) juga termasuk kalimat yangtidak efektif karena tidak gramatikal secarasintaksis. Ketidakgramatikalan tersebutdisebabkan oleh hilangnya unsur subjek padakalimat yang kedua, yaitu Ada kepala, tangan,dan kaki. Kalimat ini bukanlah sebuah kalimatyang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yangutuh. Siswa kelas satu sekolah dasar lebihmudah memahami kalimat yang pendek. Akantetapi, jangan hanya mengutamakan kalimatpendek saja, unsur-unsur pembentuk kalimatsebagai kalimat yang utuh juga harusdiperhatikan. Hilangnya salah satu unsur pentingdalam kalimat akan menyebabkan kalimat itutidak efektif. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(6a) Tubuh kita memiliki bagian-bagian.

Bagian-bagian tubuh itu ada kepala,tangan, dan kaki.

(7) Tubuh dapat bergerak.Bergerak ke kiri dan ke kananDitekuk ke depan, berdiri tegak. (T1: 41)

Seperti halnya kalimat (6), kalimat (7)juga tidak efektif karena tidak gramatikal secarasintaksis. Subjek merupakan unsur pentingdalam sebuah kalimat. Hilangnya unsur tersebutmembuat kalimat menjadi tidak lengkap. Padadata (7), kalimat kedua dan ketiga, (Bergerakke kiri dan ke kanan. Ditekuk ke depan,berdiri tegak) tidak terdapat unsur subjek. Jikadibaca dan dipahami akan terasa ada bagianyang hilang dalam kalimat tersebut. Perhatikankalimat perbaikan berikut.(7a) Tubuh dapat bergerak.

Tubuh dapat bergerak ke kiri dan kekanan.

Tubuh juga dapat ditekuk ke depan laluberdiri tegak.

(8) Beni menceritakan pengalamannya.Cerita tentang bagian tubuh yangboleh disentuh orang lain.(T1: 59)

Dalam buku ajar tema 1 kelas satu sekolahdasar, banyak terdapat kalimat yang tidakmemiliki subjek. Kalimat (8) juga merupakancontoh kalimat yang tidak memiliki subjek.Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimatyang saling terkait. Setiap kalimat harusmerupakan kalimat yang utuh. Maksudnya,kalimat tersebut memiliki unsur-unsur pentingpembentuk kalimat, bukan bagian sebuahkalimat. Jika diperhatikaan secara cermat,kalimat kedua pada data (8) tidak memilikisubjek. Hilangnya unsur subjek tersebutmenyebabkan kalimat itu tidak efektif. Perhtikankalimat perbaikan berikut.(8a) Beni menceritakan pengalamannya.

Beni bercerita tentang bagian tubuh yangboleh disentuh orang lain.

(9) Siti mandi pakai sabun.Mencuci rambut pakai sampoMenggosok gigi pakai sikat gigi dan pastagigi. (T1: 87)

Pada data (9) juga terdapat bagian kalimatyang hilang sehingga kalimat tersebut tidakefektif. Kalimat itu tidak gramatikal secarasintaksis karena hilangnya unsur subjek. Padakalimat kedua dan ketiga, tidak jelas siapa yangmencuci rambut dan siapa yang menggosok gigi.Walaupun sebenarnya kalimat itu mengacu padakalimat sebelumnya. Akan tetapi, kalimattersebut sudah terpisah dari kalimat sebelumnyaatau berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat.Seharusnya, kalimat itu tetap menggunakansubjek untuk menandakan bahwa kalimat ituadalah kalimat utuh atau lengkap. Hal tersebutbertujuan agar tidak terjadi salah pemahamanpada siswa. Unsur subjek pada kalimat yang

Lismelinda: Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku Ajar Tematik Kelas Satu Sekolah Dasar

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM181

Page 8: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

182

mengacu pada kalimat sebelumnya dapat jugamenggunakan kata ganti, seperti ia, dia,mereka, kita. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(9a) Siti mandi pakai sabun.

Siti mencuci rambut pakai sampo.Ia menggosok gigi pakai sikat gigi danpasta gigi.

(10) Ini hari pertama Siti bersekolah. (T1: 2)

Kalimat (10) termasuk kalimat yang tidakefektif karena tidak gramatikal secara sintaksis.Ketidakgramatikalan itu disebabkan hilangnyasalah satu unsur kalimat. Seharusnya dalamkalimat itu ditambahkan unsur adalah yangberfungsi sebagai penegas. Kata ini berfungsisebagai kata penunjuk. Jika diperhatikankalimat tersebut tidak jelas apa yangditunjukkan oleh kata ini tersebut. Perhatikankalimat perbaikan berikut.(10a) Hari ini adalah hari pertama Siti

bersekolah.

(11) Saat kita pulang sekolah.Ucapkan salam kepada guru dan teman-teman. (T1: 18)

Kalimat (11) juga termasuk kalimat yangtidak efektif. Data tersebut terdiri atas duakalimat. Jika analisis kalimat itu atas unsur-unsurnya, maka kedua kalimat itu termasukkalimat yang tidak sempurna. KalimatSaat kitapulang sekolah hanya menempati unsurketerangan yaitu keterangan waktu, sedangkansubjek dan predikat tidak ada. Demikian jugadengan kalimat yang kedua, Ucapkan salamkepada guru dan teman-teman. tidak adaunsur subjeknya. Seharusnya kedua kalimat itudigabungkan menjadi satu kalimat. Perhatikankalimat perbaikan berikut.(11a). Saat pulang sekolah, ucapkan salam

kepada guru dan teman-temanmu.

(10) Berhati-hatilah.Agar kamu tidak keliru. (T1: 44)

Seperti halnya kalimat (11), kalimat (12)juga termasuk kalimat yang tidak efektif karenakesalahan struktur. Data tersebut terdiri atasdua kalimat yang tidak lengkap secara sintaksis.Pada kalimat yang pertama, Berhati-hatilahtidak ada subjeknya, sedangkan pada kalimatkedua Agar kamu tidak keliru hanya terdapatketerangan tujuan saja.

Seharusnya kedua kalimat itu digabungkansehingga menjadi satu kalimat yang utuh.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(12a)Berhati-hatilah agar kamu tidak keliru.(12b)Berhati-hatilah kamu agar tidak keliru.

(13) Hari ini Ibu guru bercerita.Ada seorang anak sakit gigi.(T1:110)

Kalimat (13) termasuk kalimat yang tidakefektif karena tidak gramatikal secara sintaksis.Ketidakgramatikalan tersebut disebabkan olehhilangnya salah satu unsur pembentuk kalimat.Kalimat yang pertama, Hari ini Ibu gurubercerita semua unsur kalimat sudah lengkap,tetapi penggunaan tanda baca tidak lengkap.Pada kalimat itu, anak kalimat mendahuluiinduk kalimat. Seharusnya, setelah anak kalimatmenggunakan tanda koma, Hari ini, Ibu gurubercerita.

Kalimat yang kedua, Ada seorang anaksakit gigi. termasuk kalimat yang tidaklengkap. Pada data tersebut, kalimat itu berdirisendiri sebagai kalimat sedangkan itu bukanlahkalimat yang lengkap. Jika dipahami dandihubungkan dengan kalimat sebelumnya, makaterdapat makna yang ambigu. Makna yangpertama, ibu guru bercerita tentang seoranganak yang sakit gigi. Sedangkan makna yangkedua, ibu guru bercerita lalu ada seorang anak(siswa) yang sakit gigi. Perbedaan maknatersebut terjadi kerena kesalahan strukturkalimat. Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(13a) Hari ini, Ibu guru bercerita tentang

seorang anak yang sakit gigi.(13b) Hari ini, Ibu guru bercerita lalu ada

seorang anak yang sakit gigi.

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM182

Page 9: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

183

2.2 Ciri Diktis Kalimat EfektifCiri diktis adalah ciri kalimat efektif yang

berkaitan dengan pemilihan kata. Untukmenyusun sebuah kalimat efektif kata yangdipilih hendaknya (1) tepat, (2) saksama(sesuai), (3) lazim. Ketepatan bentukberhubungan dengan kebakuan penulisan dankebakuan pemakaian. Kesesuaian berhubungandengan logika dan letaknya dalam strukturkalimat. Adapun kelaziman berhubungandengan kebiasaan pemakaian kata dalambahasa Indonesia. Berikut ini adalah analisisbeberapa kalimat dalam buku tema 1 kelas satusekolah dasar yang tidak tepat diksinya.

(14) Memindah saputangan berkeliling.(T1: 10)

Kalimat (14) merupakan kalimat yangtidak efektif karena ada diksi yang tidak tepatpenggunaannya, yaitu kata memindah. Katamemindah merupakan kata yang tidak baku.Kata memindah dalam KBBI (edisi kelima,2017) berarti “menular”. Sedangkanmemindahkan berarti “menempatkan ketempat lain”. Jadi kata yang tepat untuk kalimattersebut adalah memindahkan. Perhatikankalimat perbaikan berikut.(14a) Memindahkan saputangan berkeliling.

(15) Ajak teman barumu berlatih bersama.Mencari huruf penyusun nama. (T1: 31)

Penggunaan katapenyusun dalam kalimat(15) tidak tepat sehingga menjadikan kalimatitu tidak efektif. Dalam KBBI (2017)penyusunberarti orang yang menyusun. Kalau dicermatimaksud kalimat tersebut adalah mencari hurufuntuk menyusun nama. Jadi kata yang tepatadalah kata menyusun. Di samping itu,seharusnya kalimat itu digabungkan menjadisatu kalimat atau kalimat yang kedua dilengkapidengan dengan unsur subjek dan predikat.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(15a) Ajak teman barumu berlatih bersama.

Ajak mereka mencari huruf untukmenyusun nama.

(15b) Ajak teman barumu berlatih bersama,mencari huruf untuk menyusun nama.

(16) Dengarkan ucapan gurumu.Tirukan nama bagian-bagian tubuh darigambar ini. (T1:39)

Penggunaan kata tirukan pada kalimatdata (16) tidak tepat dan tidak sesuai denganlogika. Kata tirukan berasal dari kata tiruyang berarti “melakukan sesuatu seperti yangdiperbuat orang lain”. Jadi, dengan adanya katatirukan dalam kalimat itu menjadikan maknaatau maksud kalimat tersebut tidak jelas. Kalaudipahami, maksud kalimat itu adalah siswameniru ucapan guru menyebutkan nama bagian-bagian tubuh yang terdapat dalam gambar.Seharusnya kalimat itu digabungkan menjadisatu dengan beberapa perbaikan letak danpenggunaan kata. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(16a) Dengarkan ucapan gurumu tentang nama

bagian-bagian tubuh pada gambar inilalu tirukan.

(16b) Dengarkan dan tirukan ucapan gurumutentang nama bagian-bagian tubuh darigambar ini.

(17) Ceritakan guna anggota tubuhmu padateman. (T1: 45)

Penggunaan katagunadalam kalimat (17)kurang tepat. Penggunaan kata tersebutberhubungan nilai rasa kalimat yang berkaitandengan kelaziman. Penggunaan kata tersebutmejadikan kalimat itu agak kasar. Sebaiknya,kata yang digunakan adalah kegunaan.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(17a) Ceritakan kegunaan anggota tubuh pada

temanmu.

(18) Beni bermain bersama teman.Beni bermain kartu bilangan.(T1: 65)

Kalimat (18) terdiri atas dua buah kalimatyang berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh.

Lismelinda: Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku Ajar Tematik Kelas Satu Sekolah Dasar

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM183

Page 10: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

184

Secara sintaksis kalimat itu sudah lengkap. Akantetapi, pada kalimat itu terdapat penggunaankata yang tidak tepat, yaitu kata Beni. KataBeni pada kalimat kedua, yang berfungsisebagai subjek tidak tepat. Dalam kalimatpertama, Beni bermain bersama temansubjeknya adalah Beni. Seharusnya padakalimat kedua, subjek kalimat bukan Beni,tetapi Beni dan temannya atau dengan kataganti mereka. Perhatikan kalimat perbaikanberikut.(18a) Beni bermain bersama teman.

Mereka bermain kartu bilangan.

(19) Mari kita belajar membaca.Membaca anggota tubuh. (T1: 68)

Kalimat (19) termasuk kalimat yang tidakefektif karena tidak saksama. Kalimat yangkedua tidak saksama atau tidak sesuai dalampemilihan kata. Kesaksamaan berhubungandengan logika kalimat. Kedua kalimat itu bisadigabungkan menjadi satu kalimat atau bisajuga dua kalimat, tetapi kalimat yang keduaditambahkan kata tentang dan juga subjeknya.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(19a) Mari kita belajar membaca.

Kita membaca tentang anggota tubuh.(19b) Mari kita belajar membaca tentang

anggota tubuh.

(20) Ibu Lani mengepel halaman rumah. (T1:141)

Kalimat (20) termasuk kalimat yang tidakefektif karena terdapat pilihan kata yang tidaklazim, yaitu kata mengepel. BerdasarkanKBBI (2017)mengepel berarti “membersihkan(mengeringkan lantai dengan kain pel”.Biasanya yang dipel adalah lantai rumah, bukanhalaman rumah. Kata yang lazim digunakanadalah membersihkan atau menyapu.Perhatikan kalimat perbaikan berikut.(20a) Ibu Lani menyapu (membersihkan)

halaman rumah.

3. SimpulanMasalah kebahasaan merupakan hal

penting yang harus diperhatikan dalampemilihan buku ajar yang akan digunakan dalampembelajaran. Sehubungan dengan hal itu,sebaiknya bahasa yang terdapat dalam bukuajar kelas satu sekolah dasar menggunakankalimat efektif. Dalam buku ajar tema 1 kelassatu sekolah dasar, berdasarkan hasilpembahasan terdapat kesalahan dalampenulisan kalimat efektif. Kesalahan tersebutadalah ketidakgramatikalan dan kesalahandiksi. Ketidakgramatikalan kalimat efektif yangterdapat dalam buku itu adalahketidakgramatikalan secara morfologis danketidakgramatikalan secara sintaksis.Ketidakgramatikalan secara morfologis adalahjika terdapat kata yang salah atau tidak tepatsecara morfologis, misalnya penggunaan katamemindah yang seharusnya adalahmemindahkan, sedangkan ketiakgramatikalansecara sintaksis adalah semua kata secaramorfologis sudah tepat, tetapi terdapat urutanatau kaidah sintaksis yang dilanggar/tidakterpenuhi, seperti kalimat yang tidak ada subjekatau kesalahan struktur kalimat. Kesalahan diksiyang terdapat dalam buku tema 1 kelas satusekolah dasar adalah ketidaktepatan pilihankata dan ketidaklaziman penggunaan kata dalamkalimat. Penggunaan bahasa harus menjadiperhatian penting dalam pemilihan buku ajar agarpembelajaran dapat berjalan lancar danmemperoleh hasil yang maksimal.

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan,. et. al. 2003. Tata Bahasa BakuBahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi PenelitianKuantitatif. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: KajianTeoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 14 Nomor 2 Edisi Desember 2017 (175—185)

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM184

Page 11: (Diterima tanggal 23 Oktober 2017; Disetujui tanggal 29

185

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa PraktisBahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta.

Churroh, Arofidina. “Analisis kesesuaian MateriAjar Buku Siswa SD/MI Kelas 1 Tema 1Diriku”.http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/31609.

Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. BahasaIndonesia. Jakarta: Grasindo.

Indonesia, Kementerian Pendidikan danKebudayaan. 2016. Diriku/ Tema 1,Edisi Revisi. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

Khoirawati. “Buku Ajar”. https://khoirawatidempo.wordpress.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar/

Krippendorff, Klaus. 1993. Analisis Isi:Pengantar Teori dan Metodologi.Jakarta: Citra Niaga Rajawali Pres.

Markhamah, dkk.. 2009. Analisis Kesalahandan Kesantunan Berbahasa. Surakarta:Muhammadiyah University Press.

“Mengajar Membaca di Kelas I SD”. https://www.gurusukses.com/mengajar-membaca-di-kelas-i-sd.

Putrayasa, Ida bagus. 2007. Analisis Kalimat:Fungsi, Kategori dan Peran. Bandung:Refika Aditama.

Siti Anisah. “Analisis Buku Siswa Kelas I SDKurikulum 2013 Dengan Tema.Kegemaranku”. http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/31554

Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesiadengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

Surakhmad, Winarno. 1982. PengantarPenelitian Ilmiah: Dasar MetodeTeknik. Bandung: Tarsito.

Syahroni, Ngalimun, dkk. 2013. BahasaIndonesia di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia.2017. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Kelima. Jakarta: Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa.

Wasilatul Ngainiyah, Ika. “Analisis Buku AjarKelas I SD/MI Tema Diriku DalamKonsep Kurikulum 2013”. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1627/2/

Widjono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia: MataKuliah Pengembangan Kepribadian diPerguruan Tinggi. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia.

Daftar lambang/simbolDalam pembahasan artikel ditampilkan contoh-contoh kesalahan. Setelah contoh terdapat (T1:10). (T1) artinya buku Tema 1, (10) artinyahalaman 10. Jadi, (T1:10) artinya Buku Tema1 halama 10.

Lismelinda: Ketidakefektifan Kalimat dalam Buku Ajar Tematik Kelas Satu Sekolah Dasar

SET DES 17.pmd 3/8/2018, 4:09 PM185