distribusi spasial lokasi pedagang kaki lima di

112
DISTRIBUSI SPASIAL LOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KELURAHAN SRAGEN KULON KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ganjar Utomo NIM. 3250405016 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Upload: doandung

Post on 22-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

i

DISTRIBUSI SPASIAL LOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI

KELURAHAN SRAGEN KULON KECAMATAN SRAGEN

KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ganjar Utomo

NIM. 3250405016

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada :

Hari : Senin

Tanggal : 10 Januari 2011

Pembimbing I

Dra. Puji Hardati, M.SiNIP. 195810041986032001

Pembimbing II

Rahma Hayati, S.Si.M.SiNIP. 197206241998032003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso M.Si.NIP. 196209041989011001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial Uiversitas Negeri Semarang pada :

Hari : 24 Januari 2011

Tanggal : Senin

Penguji Skripsi

Drs. Haryanto, M.Si

NIP. 196203151989011001

Pembimbing I

Dra. Puji Hardati, M.SiNIP. 195810041986032001

Pembimbing II

Rahma Hayati, S.Si.M.SiNIP. 197206241998032003

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M. Pd.NIP. 195108081980031003

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 24 Januari 2011

Ganjar utomoNIM. 3250405016

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika ada kemungkinan pada kita untuk gagal, maka ada kemungkinan padakita untuk berhasil. Berfokuslah pada hal-hal yang memberhasilkan, laluperhatikan apa yang terjadi.

Mario Teguh

Mengapa kita sering jatuh, karena kita dilatih untuk bangkit

Ganjar Utomo

PERSEMBAHANTanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT,

kupersembahkan karyaku ini kepada :

1. Keluargaku tercinta, Bapak Agus Rachman Dharma

dan Ibu Rahayu Setyarsih (alm) atas semua doa,

perhatian dan kasih sayang yang engkau berikan.

2. Semua keluarga besarku.

3. Praemurdia Ariti buat semua doa dan dukungannya.

4. Mbak Pipin terima kasih untuk motivasi dan

perhatiannya.

5. Teman geografi S1 angkatan 2005.

vi

PRAKATA

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah dan kemudahan, sehingga skripsi yang berjudul “Distribusi Spasial

Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen” ini dapat diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun dengan adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh pendidikan.

2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang atas ijin penelitian yang telah diberikan.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan, bimbingan dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Puji Hardati, M.Si, Dosen Pembimbing pertama yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dengan sabar selama proses penelitian berlangsung

hingga akhir penulisan skripsi.

5. Rahma Hayati, S.Si.M.Si, Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dengan sabar selama proses penelitian berlangsung

hingga akhir penulisan skripsi.

vii

6. Drs. Haryanto, M.Si, Dosen Penguji utama atas bantuan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Geografi, terima kasih untuk ilmu yang telah

diberikan selama masa perkuliahan.

8. Seluruh Karyawan Jurusan Geografi, untuk kerjasama dan bantuannya selama

empat tahun ini.

9. Keluarga Besarku, terima kasih untuk dukungan, kasih sayang, pengertian dan

perhatianmu.

10. Teman-teman Geografi angkatan 2005, kalian adalah keluargaku yang

membantu aku sampai terselesainya skripsi ini.

11. Theo, Hanung, Lele, Bowo, Aas, Ibnu Bayu, Jatu, Kendil terima kasih buat

jasa-jasa kalian.

12. Seluruh pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon atas informasi yang

telah diberikan oleh peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, terima kasih

untuk dukungan dan bantuannya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga

jasa baik mereka mendapatkan balasan yang berlipat dari-Nya. Akhirnya, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 24 Januari 2011

Ganjar utomo

viii

SARI

Ganjar Utomo. 2011. Distribusi Spasial Lokasi Pedagang Kaki Lima diKelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Skripsi, JurusanGeografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Distribusi Spasial Lokasi, Pedagang Kaki LimaFenomena munculnya pedagang kaki lima sering terjadi di beberapa kota

di Indonesia. Keadaan tersebut terkait dengan jumlah angkatan kerja yang tidaktertampung di sektor formal mengharuskan mereka terjun ke sektor informalpedagang kaki lima untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Kota Sragen yangmerupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah tidak lepas dari keberadaanpedagang kaki lima. Kelurahan Sragen Kulon salah satu wilayah KabupatenSragen yang dilewati jalan Solo-Ngawi merupakan daerah konsentrasi pedagangkaki lima. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persebaran lokasipedagang kaki lima, apa jenis dagangan pedagang kaki lima, berapa besarnyasumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga diwilayah Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui persebaran lokasi usaha pedagang kaki lima,mengetahui jenis dagangan pedagang kaki lima, mengetahui besarnya sumbanganpendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga di wilayahKelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di KelurahanSragen Kulon, yaitu sebanyak 53 orang. Penelitian ini termasuk penelitianpopulasi yaitu seluruh populasi merupakan sampel penelitian. Subyek daripenelitian ini adalah pedagang kaki lima. Variabel penelitian meliputi persebaranlokasi usaha pedagang kaki lima, jenis dagangan pedagang kaki lima, sumbanganpendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga. Data dikumpulkanmenggunakan metode angket dan dianalisa dengan menggunakan teknik analisisdeskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran pedagang kaki lima yangberada di Kelurahan Sragen Kulon membentuk pola memanjang mengikuti jalanutama kota Sragen. Lokasi pedagang kaki lima Kelurahan Sragen Kulon tersebardi delapan dukuh, Dukuh Beloran berjumlah 30 orang (56,6%), Dukuh Mojosari5 orang (9,43%), Dukuh Jetis 1orang (1,89%), Dukuh Mojomulyo 4 orang(7,55%), Dukuh Kuwungsari sebanyak 4 orang (7,55%), Dukuh Ringin Anom 1orang (1,89%), Dukuh Talangrejo sebanyak 6 orang sebanyak (11,32%), DukuhCantelkulon sebanyak 2 orang (3,77%). Jenis dagangan pedagang kaki lima diKelurahan Sragen Kulon di dominasi paling banyak jenis makanan dengan 39orang sebagai pedagang kaki lima jenis makanan (73,6%), diikuti jenis dagangannon makanan sebanyak 7 jenis (13,2%), jasa pelayanan sebanyak 7 jenis (13,2%).Sumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga rata-rata sebesar 68,68 % dari seluruh pendapatan keluarga yang mereka peroleh.

Berdasar uraian diatas penulis memberikan kesimpulan pedagang kakilima di Kelurahan Sragen Kulon sebagian besar berada di Dukuh Beloransebanyak 30 orang (56,6%). Hal ini terjadi karena lokasi Beloran yang dekat

ix

dengan pusat pemerintahan dan perekonomian. Jenis dagangan yang dijualdidominasi oleh jenis dagangan makanan yaitu sebanyak 32 orang (73,6%),Sumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga sebesar68,68 %. Rata-rata pendapatan pedagang kaki lima perbulan adalah Rp1.166.000,00, oleh karena itu peneliti memberikan saran, Pedagang kaki limamasih harus diberikan penyuluhan dan pengarahan tentang tempat-tempat yangdiperbolehkan untuk berdagang supaya tidak mengganggu ketertiban.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v

PRAKATA........................................................................................................... vi

SARI .................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1

B. Permasalahan...............................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

E. Penegasan Istilah .........................................................................................7

F. Sistematika Skripsi ......................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Distribusi Spasial Lokasi...........................................................................10

B. Teori-teori Dalam Menentukan Lokasi .....................................................12

C. Pedagang Kaki Lima .................................................................................15

1. Pengertian Pedagang Kaki Lima ........................................................15

2. Karakteristik Pedagang Kaki Lima ....................................................17

3. Penggolongan Pedagang Kaki Lima ..................................................19

4. Sumbangan Pedagang Kaki Lima Terhadap Pendapatan Keluarga ...20

5. Penelitian Pedagang Kaki Lima Yang Pernah Dilakukan..................22

xi

D. Pendapatan Keluarga .................................................................................25

1. Pengertian Pendapatan .......................................................................25

2. Penggolongan Pendapatan..................................................................25

3. Pendapatan Keluarga..........................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................28

B. Lokasi Penelitian .......................................................................................29

C. Variabel Penelitian ....................................................................................29

D. Jenis Data...................................................................................................31

E. Metode Pengumpulan Data .......................................................................32

F. Tehnik Analisis Data .................................................................................33

G. Langkah-langkah Penelitian ......................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..........................................................................................36

B. Pembahasan ...............................................................................................74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................78

B. Saran ..........................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN ...................................................................................................... 82

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian Pedagang Kaki Lima Yang Pernah Dilakukan ........................... 24

2. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Sragen Kulon tahun 2008 ................... 41

3. Sarana Transportasi di Kelurahan Sragen Kulon tahun 2008...................... 42

4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2008 .................................................... 44

5. Komposisi Penduduk Umur 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat

Pendidikan di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2008 ................................. 45

6. Komposisi Penduduk Umur 10 Tahun Ke Atas Menurut Mata

Pencaharian di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2008................................. 46

7. Jumlah dan Persebaran PKL di Kabupaten Sragen ..................................... 48

8. Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 .................................................................................................. 51

9. Persebaran Relatif PKL di Kelurahan Sragen Kulon................................... 52

10. Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 Menurut Jalan .......................................................................... 52

11. Pedagang Kaki Lima Menurut Tempat Menurut Tempat Berdagang di

Kelurahan Sragen Kulon tahun 2010........................................................... 54

12. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 .................................................................................................. 57

13. Pedagang Kaki Lima Menurut Tempat Sarana Fisik Berdagang di

Kelurahan Sragen Kulon tahun 2010.......................................................... 58

14. Pedagang Kaki Lima Menurut Tempat Menurut Waktu Berdagang di

Kelurahan Sragen Kulon tahun 2010........................................................... 59

15. Jenis Pekerjaan Pokok dan Sampingan Pedagang Kaki Lima di

Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010 ......................................................... 60

16. Jenis Pekerjaan Suami/ Istri Pedagang Kaki Lima di Kelurahan

Sragen Kulon Tahun 2010 ........................................................................... 61

17. Pendapatan Pokok Pedagang Kaki Lima Setiap Hari di Kelurahan

Sragen Kulon Tahun 2010 .......................................................................... 62

xiii

18. Pendapatan Sampingan Pedagang Kaki Lima Setiap Hari

di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010 ..................................................... 63

19. Pendapatan Suami/ Istri Pedagang Kaki Lima Setiap Hari

di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010 ..................................................... 63

20. Pendapatan Keluarga Pedagang Kaki Lima Setiap Hari di Kelurahan

Sragen Kulon Tahun 2010 ........................................................................... 64

21. Umur Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010 ...... 66

22. Jenis Kelamin Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 ................................................................................................. 67

23. Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 .................................................................................................. 68

24. Status Perkawinan Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 .................................................................................................. 69

25. Daerah Asal Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 ................................................................................................ 71

26. Lama Usaha Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 ................................................................................................ 72

27. Jumlah Anak dan Tanggungan Pedagang Kaki Lima

di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010 ..................................................... 72

28. Jumlah Anak Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010 yang Bersekolah ...................................................................... 73

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Administrasi Kelurahan Sragen Kulon .................................................. 38

2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Sragen Kulon ........................................ 40

3. Peta Jumlah Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Sragen............................... 49

4. Peta Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima ............................................... 55

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian .................................................................................... 83

2. Koordinat UTM Lokasi Pedagang Kaki Lima............................................. 87

3. Data Hasil Penelitian Identitas Pedagang Kaki Lima.................................. 88

4. Data Hasil Penelitian Jenis dagangan dan Lokasi Pedagang Kaki Lima..... 90

5. Data Hasil Penelitian Pendapatan Keluarga ................................................ 91

6. Status Kepemilikan Rumah Tangga Pedagang Kaki Lima.......................... 93

7. Surat Ijin Penelitian...................................................................................... 94

8. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian............................................................... 95

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia ialah Negara agraris yaitu Negara yang

menggantungkan sektor pertanian sebagai kekuatan dalam bidang ekonomi.

Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Indonesia yang bermata

pencaharian sebagai petani. Pada tahun 1994 sebanyak 63,66 persen penduduk

indonesia terserap dalam sektor ini untuk menggantungkan kondisi

ekonominya (Anoraga, 2004:44). Akan tetapi kondisi sekarang ini sektor

pertanian tidak dapat lagi diandalkan karena semakin menyempitnya lahan

pertanian. Menurut Direktur Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan

Departemen Pertanian Jafar Hasnah dalam kurun waktu 3 tahun lahan

pertanian seluas 610.596 ha yang ada di negeri ini telah banyak digunakan

atau dibangun pabrik maupun perumahan-perumahan dan serta makin

meningkatnya pembangunan fasilitas umum yang ada semakin banyak seperti

halnya gedung bioskop, rumah sakit, maupun pusat perbelanjaan yang ada

pada saat ini (Kompas, 17 Mei 2004).

Lapangan kerja di sektor formal umumnya menjadi prioritas penduduk

dalam menggantungkan kebutuhan hidupnya, namun karena terbatasnya skill

dan tingkat pendidikan yang rendah membuat masyarakat sulit untuk bersaing

di bidang formal (Prajanto, 2009:34).

1

2

Menurut Wakil Presiden Indonesia Boediono, rata-rata laju

pertumbuhan penduduk selama satu dasawarsa terakhir ini sebesar 1,14

persen, fakta ini akan mempunyai implikasi luas bagi program-program

pembangunan. Sebab, perkembangan kuantitatif tidak seimbang dengan

perkembangan kualitatif, pertumbuhan penduduk tidak sesuai dengan

pertumbuhan lapangan kerja yang ada (Koran Tempo, 21 Juli 2010).

Semakin sulitnya memperoleh pekerjaan di dalam sektor formal yang

menuntut adanya keahlian atau ketrampilan yang lebih membuat daya saing

dalam memperoleh pekerjaan semakin ketat serta bertambahnya angkatan

kerja yang meningkat tiap tahunnya mempersempit peluang kerja yang ada

(Daldjoeni, 2003:225). Untuk itu masyarakat beralih pada sektor lain dalam

menggantungkan kondisi ekonominya, yaitu sektor informal. Salah satunya

adalah sebagai pedagang kaki lima karena sektor ini tidak memerlukan

keahlian khusus, modal kecil, tidak hanya bergantung pada faktor alam dan

tentunya tidak memerlukan lahan yang luas. Pedagang kaki lima merupakan

salah satu alternatif untuk mengurangi angka pengangguran, karena pedagang

kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan, dari sekian banyak

penganggur (Alma, 2004:119).

Fenomena munculnya pedagang kaki lima sering terjadi di beberapa

kota di Indonesia. Hal ini terjadi karena sektor formal yang tidak mampu

menampung jumlah angkatan kerja, sehingga banyak yang beralih ke sektor

informal pedagang kaki lima. Di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati,

Kota Semarang sektor ini mampu menampung 1453 angkatan kerja untuk

3

menjadi pedagang kaki lima (Astriyanto, 2010 : 34), sedangkan di Kabupaten

Sukoharjo khususnya di Alun-alun kota, sektor ini mampu menampung 68

angkatan kerja (Prajanto, 2009 : 25).

Kelurahan Sragen Kulon berada di sepanjang jalur utama Solo-

Surabaya merupakan tempat yang strategis. Lokasi yang strategis ini

merupakan salah satu potensi bagi perkembangan usaha pedagang kaki lima,

karena keberadaan pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon dapat

memberikan layanan bagi pengguna jalur utama tersebut, baik yang bersifat

lokal maupun interlokal.

Perkembangan usaha pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon

didukung oleh berkembangnya pembangunan fisik yang terjadi di wilayah ini,

seperti pembangunan kantor-kantor pemerintahan, bank, pusat perbelanjaan,

sehingga pedagang kaki lima dapat menyediakan layanan bagi pegawai atau

karyawan dengan berjualan makanan, minuman dan sebagainya. Disamping

itu penggunaan lahan di wilayah Kelurahan Sragen Kulon yang seluruhnya

berupa pemukiman penduduk juga mendukung keberadaan pedagang kaki

lima, karena selain karyawan atau pegawai kantoran pedagang kaki lima juga

dapat melayani penduduk setempat di Kelurahan ini. Perkembangan usaha

pedagang kaki lima juga makin bertambah jumlahnya sebab untuk memasuki

sektor ini sangatlah mudah, karena menjadi pedagang kaki lima tidaklah harus

memiliki ketrampilan khusus atau lebih dan berpendidikan tinggi, hal inilah

yang menjadikan penduduk yang tidak terserap dalam sektor formal memilih

menjadi pedagang kaki lima sebagai mata pencahariannya. Kegiatan sebagai

4

usaha pedagang kaki lima ini tentunya dapat memberikan sumbangan

pendapatan keluarga bagi penduduk di Kelurahan Sragen Kulon. Besarnya

sumbangan yang diberikan oleh seseorang tergantung pada besarnya

pendapatan yang diperoleh.

Pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon tersebar di beberapa

tempat. Mereka berjualan di tempat yang dianggap strategis dan menghasilkan

keuntungan. Para pedagang ini ada yang berjualan tanpa mengindahkan

peraturan daerah yang terkait, sehingga tampak sebagai pemandangan yang

kumuh, kotor dan mengurangi nilai estetika kota. Untuk itu perlu adanya

identifikasi terhadap keberadaan lokasi pedagang kaki lima yang dimana

nantinya hasil identifikasi tersebut untuk mengetahui sebaran lokasi pedagang

kaki lima yang diwujudkan dalam bentuk peta, sehingga dapat digunakan

sebagai pedoman untuk pemerintah daerah yang terkait dalam menentukan

kebijakan dalam upaya penataan lokasi pedagang kaki lima atau relokasi,

sehingga keberadaan pedagang kaki lima yang tadinya mengurangi keindahan

kota dapat dimanfaatkan sebagai penghias kota dan dapat dimanfaatkan

sebagai obyek wisata apabila ditata dengan baik.

Berdasarkan dari latar belakang di atas tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Distribusi Spasial Lokasi Pedagang Kaki

Lima di Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen“.

5

B. Permasalahan

Dengan melihat latar belakang penelitian seperti di atas, maka

penelitian ini ingin mengungkapkan secara mendalam tentang pedagang kaki

lima yang membuka lokasi usahanya di wilayah Kelurahan Sragen Kulon

Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Untuk menjelaskan arah yang menjadi

fokus dalam penelitian ini, maka dirumuskan permasalahan penelitian tersebut

kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana persebaran lokasi usaha pedagang kaki lima di wilayah

Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen ?

2. Apa jenis dagangan pedagang kaki lima di wilayah Kelurahan Sragen

Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen ?

3. Berapa besarnya sumbangan pedagang kaki lima terhadap pendapatan

keluarga di wilayah Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui persebaran lokasi usaha pedagang kaki lima di wilayah

Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

2. Mengetahui jenis dagangan pedagang kaki lima wilayah Kelurahan Sragen

Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

3. Mengetahui besarnya sumbangan pedagang kaki lima terhadap pendapatan

6

keluarga di wilayah Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat menambah ilmu

pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi para pembaca dan pihak yang

memerlukan informasi tentang pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen

Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

2. Manfaat Bagi Pembangunan

Dari penelitian ini diharapkan akan menambah atau memberikan sumbangan

yang positif bagi pembangunan daerah, karena dengan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijakan

dalam bidang perdagangan oleh pemerintah daerah agar penetapan

lokasi untuk kawasan pedagang kaki lima dapat dilakukan secara tepat.

b. Diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang keberadaan

lokasi pedagang kaki lima di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah terutama

pemerintah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

7

3. Manfaat Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi penulis.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah diperlukan untuk memahami penulisan ini supaya

tidak terjadi penyimpangan arti dan dapat menjadi satu kesatuan utuh. Berikut

penegasan istilah dalam penelitian ini.

1. Distribusi

Penyaluran atau pembagian kepada beberapa orang atau ke

beberapa tempat (Depdiknas, 2008 : 360).

2. Spasial

Berkenaan dengan ruang atau tempat (Depdiknas, 2008 : 1499).

3. Lokasi

Letak atau tempat (Depdiknas, 2008 : 941).

4. Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan

usaha dengan maksud memperoleh penghasilan yang sah, dilakukan secara

tidak tetap, dengan kemampuan terbatas, berlokasi di tempat atau pusat-

pusat konsumen, tidak memliki izin usaha (Alma, 2004 : 120).

5. Distribusi Spasial Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Berdasar pengertian istilah diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

yang dimaksud distribusi spasial pedagang kaki lima dalam penelitian ini

8

adalah Persebaran pedagang kaki lima pada suatu wilayah menurut kondisi

fisik, sosial di Kelurahan Sragen Kulon.

F. Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan laporan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian

yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian ini berisi tentang judul skripsi, abstrak, pengesahan, motto,

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.

2. Bagian Isi

Bagian ini mencakup lima bab yang terdiri sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi gambaran keseluruhan isi skripsi yaitu

latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan istilah serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini merupakan kajian pustaka yang membahas

teori-teori yang sesuai dengan permasalahan skripsi ini.

BAB III Metode penelitian

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, variabel penelitian,

teknik pengumpulan data, diagram alir penelitian, penyusunan

instrumen, informan dan metode analisis data.

9

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Pada bab ini berisi deskripsi dan hasil penelitian.

BAB V Penutup

Pada bab ini berisi simpulan dan saran penelitian.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran

yang turut mendukung skripsi.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini di jelaskan mengenai penjabaran tentang distribusi spasial

lokasi, pedagang kaki lima dan pendapatan keluarga. Semua penjabaran tersebut

sesuai dengan teori-teori yang sudah dijelaskan. Untuk lebih jelasnya peneliti akan

menjabarkan satu per satu teori yang berhubungan dengan distribusi spasial atau

persebaran, pedagang kaki lima dan pendapatan keluarga.

A. Distribusi Spasial Lokasi Dalam Geografi

Menurut Depdiknas (2008:360) distribusi mempunyai arti

penyaluran atau pembagian kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat,

sedangkan kata spasial berasal dari bahasa Inggris yaitu space yang berarti

ruang atau tempat. Dalam bahasa Indonesia kata spasial memiliki makna

berkenaan dengan ruang atau tempat (Depdiknas, 2008:1499) dan lokasi

sendiri mempunyai arti letak atau tempat (Depdiknas, 2008:941). Studi

geografi menelaah benda, gejala dan masalah kehidupan dalam ruang (space)

yang menyangkut lokasi, penyebaran dan interaksinya (interaksi keruangan)

satu sama lain. Dalam hal ini yang dimaksud dengan ruang tidak lain adalah

bagian permukaan bumi yang meliputi daratan (litosfer), air (hidrosfer) dan

lapisan udara (atmosfer). Wujud ruang di permukaan bumi berbentuk tiga

dimensi, bentangannya berupa daratan dan perairan sedangkan kearah vertikal

berupa lapisan udara. Dalam ruang inilah berlokasinya benda-benda dan

11

gejala yang berinteraksi satu sama lain (Sumaatmadja, 1988:13). Dari

pengertian berbagai sumber tersebut peneliti menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan distribusi spasial lokasi adalah persebaran lokasi yang

menekankan keberadaannya pada ruang. Keberadaannya dalam ruang yang

dimaksud dalam penelitian disini adalah bagaimana pola persebaran lokasi,

dimana lokasi persebaran pedagang kaki lima berada dalam suatu ruang.

Geografi mempunyai berbagai pendekatan dalam mendekati atau

menghampiri masalah geografi. Dalam mendekati dan menganalisis gejala

permasalahan atau fenomena kajian geografi dapat digunakan pendekatan

keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan wilayah (Bintarto dan

Surastopo, 1978: 12). Pendekatan geografi yang berkaitan dalam

penyelesaian permasalahan ini adalah pendekatan keruangan. Pendekatan

keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang

menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Keberadaan ruang dalam

geografi dapat dipandang dalam struktur ruang (spatial structure), pola ruang

(spatial pattern) dan proses (spatial process). Adapun elemen elemen dalam

ruang dapat disimpulkan dalam tiga bentuk utama yaitu kenampakan titik

(point features), kenampakan garis(line features) dan kenampakan bidang

(areal features) (http://hestyborneo.blogspot.com). Dalam analisa keruangan

ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point data) dan

data bidang (areal data). Yang digolongkan dalam data titik disini adalah

data keberadaan lokasi pedagang kaki lima dan penggunaan lahan (Bintarto

dan Surastopo, 1978: 13).

12

B. Teori-teori Dalam Menentukan Lokasi

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)

kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-

sumber potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap

keberadaan berbagai macam usaha kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.

Lokasi berbagai kegiatan rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian,

pertambangan, sekolah, dan tempat ibadah tidaklah asal saja atau acak berada

di lokasi tersebut, melainkan menunjukan pola dan susunan yang dapat

diselidiki dan dapat dimengerti (Tarigan, 2005: 122). Adapun teori lokasi

usaha menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Teori lokasi usaha menurut Von Thunen

Von Thunen memutuskan penentuan daerah lokasi untuk berbagai

jenis pertanian. Jenis pertanian yang dapat diusahakan ditentukan oleh

harga penjualan, biaya produksi dan biaya antar lokasi pertanian dan

daerah perkotaan. Setiap keuntungan yang ingin dicapai oleh petani yang

bersangkutan tergantung dari ketiga variabel tersebut yang dapat

dinyatakan dalam model K= N - ( P + A) dimana K adalah keuntungan, N

adalah imbalan yang diterima petani dan dihitung atas dasar satuan

tertentu (misalnya hektar), P adalah biaya produksi dihitung atas dasar

sama dengan N dan A adalah besarnya biaya angkutan (Von Thunen

dalam Prasetyo, 2003: 37).

13

2. Teori Lokasi usaha menurut Weber

Teori penentuan lokasi usaha dengan biaya minimum pertama kali

dikemukakan oleh Weber. Jika Von Thunen dikenal dengan teori lokasi

kegiatan pertanian, maka weber menganalisis lokasi kegiatan industri.

Teori Weber mendasarkan bahwa keputusan pemilihan lokasi industri

didasarkan atas prinsip minimalisasi biaya, karena pada waktu itu yang

berkembang adalah industri manufaktur, maka Weber menyatakan bahwa

lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga

kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Menurut Weber, ada

3 faktor lokasi pokok yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi

usaha yaitu (1) bahan mentah, (2) tenaga kerja, (3) pasar bagi produk yang

dihasilkan. Karena lokasi yang ideal jarang terdapat, lantas faktor yang

paling menentukan berdirinya pabrik itu, orientasi khusus ke bahan

mentah, tenaga kerja, pasar (Daldjoeni, 2003: 168).

3. Teori lokasi pendekatan pasar Losch

Losch dalam bukunya Economics of location terbitan 1954

mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah

konsumen yang digarapnya. Makin jauh dari pasar, konsumen makin

enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat

penjualan (pasar) semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang

menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar.

Atas dasar pandangan ini, Losch cenderung menyarankan agar lokasi

produksi berada di pasar (Tarigan, 2005: 145).

14

4. Teori lokasi usaha menurut Both, Terry dan Rawstron

Berbeda dengan Von Thunen, Weber dan Losch, penentuan lokasi

usaha menurut Both, Terry dan Rawstron cenderung lebih lengkap dalam

mengungkap faktor-faktor penentu lokasi, artinya masih banyak faktor-

faktor penentu keputusan lokasi usaha yaitu pasar, bahan mentah, tenaga

kerja, bahan mentah, tenaga kerja, fasilitas transportasi (jalan dan alat

transportasi), sumber energy (listrik, batubara, dll), air, tempat

pembuangan limbah, ketersediaan dan kedekatan dengan lembaga

keuangan, tingkat pendidikan dan budaya masyarakat setempat serta

besarnya pajak ditempat tersebut. Setiap faktor kemudian dirangking

menurut tingkat kepentingannya sesuai dengan jenis usaha yang akan

dilokasikan. Setelah itu dilakukan identifikasi tempat-tempat yang

memenuhi syarat sebagai lokasi berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Selanjutnya dari berbagai alternatif tempat tersebut akan dipilih salah satu

skor di tiap-tiap tempat terhadap faktor lokasi tersebut. Keputusan

penentuan lokasinya adalah mengambil tempat yang mempunyai skor

terbesar yang dipilh sebagi lokasi (Both, Terry dan Rawstron dalam

Prasetyo, 2003: 34).

5. Teori Pemilihan Lokasi Secara Komprehensif

Tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan dimana

lokasi suatu kegiatan produksi itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan

lokasi suatu industry secara komprehensif, diperlukan gabungan dari

15

berbagai pengetahuan dan disiplin ilmu. Apabila hendak membangun atau

mengembangkan sebuah usaha baru pada lokasi tertentu, pengusaha harus

melakukan apa yang dinamakan studi kelayakan finansial. Dalam

melakukan sebuah studi kelayakan finansial, selain melakukan hitungan

atas data masa kini, harus pula dibuat berbagai proyeksi yang hasilnya

turut menentukan hasil perhitungan akhir. Selain melakukan perhitungan

studi kelayakan finansial, atas dasar ketetapan pemerintah ataupun

keinginan para pemberi dana (bank), pengusaha juga harus melakukan

studi kelayakan ekonomi dan studi dampak lingkungan. Hal ini untuk

melihat bahwa proyek itu tidak hanya memberi keuntungan kepada

pengusahanya tetapi juga memberi manfaat yang lebih besar dibanding

kerugian yang ditimbulkannya kepada ekonomi nasional dan kepada

lingkungan (Tarigan, 2005: 150).

C. Pedagang Kaki Lima

Untuk memberikan gambaran mengenai pedagang kaki lima, berikut

ini akan disajikan mengenai pengertian PKL, karakteristik PKL,

penggolongan PKL, sumbangan PKL terhadap pendapatan keluarga.

1. Pengertian Pedagang Kaki Lima

P e da ga n g k a k i lim a a d a la h pe da ga n g ya n g m e la k u ka n u sa ha

a ta u ke g ia ta n n ya , ya itu be rju a la n d i ka k i lim a a ta u tro toa r ya n g da h u lu

be ru k u ra n le ba r k u ra n g da ri lim a k a k i, da n b iasan ya m e n ga m b il te m p a t

16

ata u lo ka si d i da e ra h -dae ra h k e ra m a ia n u m u m se p e rti d i de p a n

pe rto k o a n , p asa r, se k o la ha n , ge d u n g b io sk o p , d a n la in -la in

(N u rh a nafian sya h , 1 9 9 4 : 6 ). Sedangkan Alma (2004 :120) memberikan

pengertian lain tentang pedagang kaki lima, yaitu setiap orang yang

melakukan kegiatan usaha dengan maksud memperoleh penghasilan yang

sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan kemampuan terbatas, berlokasi di

tempat atau pusat-pusat konsumen, tidak memliki izin usaha;

D e f in is i lain tentang pengertian pedagang kaki lima menurut

Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 11 tahun 2000 yang tertera

pada pasal 1 tentang pengaturan dan pembinaan pedagang kaki lima

adalah pedagang yang didalam usahanya mempergunakan sarana yang

mudah dibongkar pasang/dipindahkan serta mempergunakan bagian

jalan/trotoar, dan tempat-tempat untuk kepentingan umum yang bukan

diperuntukkan tempat usaha atau tempat lain yang bukan miliknya.

M e n u ru t Keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian

Republik Indonesia Nomor: 23/MPP/Kep/1/1998, Pedagang Kaki Lima

adalah perorangan yang melakukan penjualan barang-barang dengan

menggunakan bagian jalan/trotoar dan tempat-tempat untuk

kepentingan umum serta tempat lain yang bukan miliknya.

P e d a g a n g kaki lima sangat popular di Negara kita. Kepopuleran

pedagang kaki lima ini bisa berdampak positif maupun negatif. Dampak

positifnya secara pasti di sektor ini pasti dapat menyerap lapangan

pekerjaan dari sekian banyak penganggur. Para penganggur ini

17

mencoba berkreasi, berwirausaha, dengan modal sendiri ataupun tanpa

modal. Pedagang kaki lima sangat membantu konsumen, mudah

mendapat barang, harga yang murah, servis cepat, sambil lewat di kaki

lima, dapat membeli oleh-oleh buat keluarganya di rumah. Sedang

dampak negatifnya adalah pedagang kaki lima tidak menghiraukan tata

tertib, keamanan, kebersihan, dan kebisingan. Dimana ada pedagang

kaki lima, disana pasti timbul kesemrawutan, bising dan banyak sampah

(Alma, 2004 : 119).

2. Karakteristik dan Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima bermula tumbuh dan berkembang dari adanya

krisis moneter yang melanda secara berkepanjangan yang menimpa

Indonesia pada tahun sekitar 1998 dimana salah satunya mengakibatkan

terpuruknya kegiatan ekonomi. Kebutuhan untuk tetap bertahan hidup,

serta sulitnya menembus sektor formal, menuntut masyarakat dengan

modal dan kemampuan terbatas untuk menjadi pedagang kaki lima (Surya,

2006 : 33).

Salah satu karakteristik sektor informal adalah cenderung

menggunakan sumber daya lokal dan tidak memiliki ijin resmi sehingga

keberadaan usaha sektor informal sangat beraneka ragam dan berkembang

karena untuk memasuki usaha ini relatif mudah dan sederhana. Adapun

usaha-usaha sektor informal adalah seperti pedagang kaki lima, pedagang

eceran, pedagang keliling dan lain-lain (Herlianto, 1986 : 133).

18

Menurut Simanjuntak (1989 : 44) karakteristik pedagang kaki lima

dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Aktivitas usaha yang relatif sederhana dan tidak memiliki sistem kerja

sama yang rumit dan pembagian kerja yang fleksibel.

2. Skala usaha relatif kecil dengan modal usaha, modal kerja dan

pendapatan yang umumnya relatif kecil.

3. Aktivitasnya tidak memiliki ijin usaha.

Pedagang kaki lima mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berbeda

dari sektor informal. Ciri-ciri pedagang kaki lima menurut Alma

(2004:121) adalah: (1) kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik, (2)

tidak memiliki surat ijin usaha, (3) tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik

ditinjau dari tempat usaha maupun jam kerja, (4) bergerombol di trotoar,

atau tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat di mana banyak orang ramai,

(5) menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang

berlari mendekati konsumen. Sedangkan m en u ru t Abidin (1989 : 57)

pe da ga n g ka k i lim a m e m p u n ya i c iri-c iri ya itu seb a ga i be rik u t.

1. Kelompok ini merupakan pedagang yang terkadang juga menjadi

produsen sekaligus, misalnya pedagang makanan dan minuman yang

dimasak sendiri.

2. Perkataan pedagang kaki lima memberikan konotasi bahwa mereka

umumnya menjajakan barang-barang dagangannya pada gelaran tikar

atau pinggir-pinggir jalan, atau di muka toko yang dianggap strategis.

3. Pedagang kaki lima biasanya menjual barang eceran.

19

4. Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil bahkan tidak jarang

mereka merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan

sekedar komisi sebagai imbalan jerih payah.

5. Pada umumnya pedagang kaki lima merupakan kelompok marginal

bahkan adapula yang tergolong kelompok submarginal.

6. Pada umumnya kualitas barang yang diperdagangkan oleh para

pedagang kaki lima mengkhususkan diri dalam penjualan barang-

barang cacat sedikit dengan harga yang lebih murah.

7. Omset penjualan pedagang kaki lima ini umumnya tidak besar.

8. Para pembeli umumnya merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.

9. Kasus dimana pedagang kaki lima berhasil secara ekonomis sehingga

akhirnya dapat menaiki tangga dalam jenjang hirarki pedagang sukses

agak langka atau jarang terjadi.

10. Barang yang ditawarkan pedagang kaki lima biasanya tidak standar

dan “shifting” jenis barang yang diperdagangkan seringkali terjadi.

11. Tawar menawar antara penjual dan pembeli merupakan relasi diri

yang khusus usaha perdagangan para pedagang kaki lima.

12. Terdapat jiwa kewiraswastaan yang kuat.

3. Penggolongan Pedagang Kaki Lima

Menurut McGee dan Yeung dalam Surya (2006:34) mengatakan

bahwa pedagang kaki lima dapat dibedakan berdasar jenis dagangan yang

mereka jual. Jenis dagangan pedagang kaki lima sangat dipengaruhi oleh

aktivitas yang ada disekitar kawasan dimana pedagang kaki lima tersebut

20

beraktivitas. Sebagai contoh di kawasan perdagangan, maka jenis

dagangannya beranekaragam seperti makanan atau minuman, kelontong,

pakaian dan lain-lain. Adapun jenis dagangan yang dijual oleh pedagang

kaki lima secara umum oleh McGee dan Yeung dapat dibagi menjadi:

1. B ahan m en ta h m aka n an d an m a kanan se te n ga h jad i (Unprocessed

and semiprocessed foods) T erm a s u k pada jen is d agangan in i ada lah

b a h an m e n ta h m ak an a n sep erti d ag in g , b u ah d a n sa y uran . S e la in itu

juga da p a t be rupa ba ran g -b a ra n g se ten ga h ja d i se pe rti be ras.

2 . M a kanan sia p sa ji (Prepared food )

T erm as u k da la m je n is d a ga n g a n in i be ru pa m ak ana n a tau

m in u m an y ang te lah d im asa k dan lang su n g d isa jik an d ite m pa t

m au p u n d ib a w a p u lang . P e n y e baran fis ik P K L in i b ia sa n y a

ce n de rung m e n ge lom p o k d a n h o m o g e n den gan ke lo m p ok m ereka .

3. N o n m akanan (Non foods)

Jen is ba ra n g da ga n ga n ya ng tida k be ru pa m aka na n . C o n to hn ya

ada la h m ula i da ri te k stil sam pa i de n ga n o ba t -o b a tan .

4. Ja sa pe layanan (Services)

Ja sa pe layanan y an g d ip e rdaga ng kan ada lah jasa pero ran gan ,

seperti tuka n g m em b u a t kunc i, tu k an g m e m bu a t p igu ra , repara si

ja m dan lain -la in .

4. Sumbangan Pedagang Kaki Lima Terhadap Pendapatan Keluarga

Sumbangan merupakan persamaan dari kontribusi, yaitu

mempunyai andil atau mempunyai sumbangan (D e p d ik na s, 2 0 0 8 : 8 0 6 ).

21

S u m b a n ga n ya itu se sua tu ya n g b e ru p a p ik ira n , ide , te n a ga , m a te ria l, d a n

ke ua n ga n ya n g d ib e rika n ke pa d a p ih a k la in de n ga n tu jua n u n tu k

m e rin ga n ka n b e ba n y an g d ita n g gu n g (D e p d ik n as, 2 0 0 8 : 1 1 0 1 ).

S u m b a n ga n pe d a ga n g ka k i lim a te rha da p pe n da pa ta n ke lua rga d a p a t

d ia rtika n , se be ra p a b esa rka h a n d il pe n d a pa ta n pe da ga n g ka k i lim a

te rha da p pe n d a pa ta n k e lu a rga de n ga n tu jua n m erin ga n ka n be b a n ya n g

d ita n g gu n g k e lua rga .

K e m a k m u ra n masyarakat sangat ditentukan oleh besarnya tingkat

pendapatan dan konsumsi dari masyarakat itu sendiri. Biasanya pendapatan

yang rendah dapat menyebabkan orang atau masyarakat tersebut berada

dalam garis kemiskinan. Dalam keluarga yang makmur dapat ditentukan

dengan pendapatan keluarga yang lebih tinggi. Semakin besar pendapatan

yang diterima semakin tercukupi kebutuhan ekonominya.

P e ra na n pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan

keluarga diwujudkan dalam presentase yaitu dengan membagi pendapatan

pedagang kaki lima dari hasil berdagang kaki lima dengan jumlah

keseluruhan pendapatan keluarga pedagang kaki lima dikalikan 100% ,

sehingga ditemukan hasil sumbangan pendapatan pedagang kaki lima

terhadap keluarga dalam presentase. Cara untuk mengetahui besar

kontribusi pendapatan keluarga adalah sebagai berikut.

a. Mencari terlebih dahulu pendapatan pedagang kaki lima dengan cara

menjumlahkan pendapatan pokok dari berdagang kaki lima dan

pendapatan sampingan selain menjadi pedagang kaki lima.

22

b. Setelah diketahui pendapatan pedagang kaki lima seperti diatas,

kemudian mencari pendapatan keluarga dengan cara menjumlahkan

seluruh pendapatan anggota keluarga (suami/ istri, dan anak) yang

bekerja baik pendapatan pokok maupun sampingan. Setelah itu,

membagi pendapatan pedagang kaki lima dengan seluruh pendapatan

anggota keluarga (suami/ istri, dan anak) yang bekerja baik pendapatan

pokok maupun sampingan, Maka ditemukan besar sumbangan

pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga.

c. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rumus Sumbangan Pendapatan

Pedagang Kaki Lima (SPKL), sebagai berikut.

Dimana SPKL adalah Sumbangan Pendapatan Pedagang Kaki Lima

(Sari, 2008:33)

5. Hasil Penelitian Pedagang Kaki Lima Yang Pernah Dilakukan

Penelitian tentang pedagang kaki lima yang pernah dilakukan

sebelumnya, yang di lihat mulai dari judul penelitian, tujuan, metode dan

hasil penelitian digunakan peneliti untuk memperluas kajian pustaka.

Mengenai penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya di sajikan pada

Tabel 1.

Penelitian yang dilakukan (Surya, 2006:76) di Semarang untuk

menemukenali karakteristik berlokasi di kawasan sekitar rumah sakit

dr.Karyadi. Peneliti membagi pedagang kaki lima berdasar jenis dagangan

yaitu pedagang kaki lima dengan jenis buah-buahan, pedagang kaki lima

23

dengan jenis makanan, pedagang kaki lima dengan jenis non makanan,

pedagang kaki lima dengan jenis jasa pelayanan melalui pengamatan

lapangan wawancara dan persebaran angket. Dari analisa data dapat

diperoleh hasil bahwa lokasi yang paling diminati pedagang kaki lima

adalah di jalan dr.Karyadi dan didominasi oleh jenis makanan.

Joko Prajanto melakukan penelitian pada tahun 2009 tentang faktor

yang mempengaruhi pendapatan dan profil pedagang kaki lima di

Kecamatan Sukoharjo. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa status

pedagang kaki lima sebagian besar sudah berumah tangga dan sebagian

besar berpendidikan SLTA. Adapun pendapatan pedagang kaki lima

sangat dipengaruhi oleh modal, pendidikan, jumlah tenaga kerja (Prajanto,

2009:87).

Penelitian yang dilakukan oleh (Astriyanto, 2010:72) di Sekaran

Kecamatan Gunungpati Kabupaten Semarang adalah mengetahui dan

menganalisis kondisi infrastruktur, lingkungan bisnis dan tenaga kerja.

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa kondisi infrastruktur menuju

lokasi usaha adalah bagus, tingkat keamanan 75 persen sudah aman, dan

pemakaian tenaga kerja sudah tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 1 berikut ini.

24

Tabel 1. Beberapa Penelitian Pedagang Kaki Lima LainnyaNama dan Tahun Tema Penelitian Tujuan Metode Hasil Penelitian

Joko PrajantoTugas Akhir (2009)

Analisis profil dan persebaranpedagang kaki lima diKecamatan Sukoharjo

1. Analisis profil demografi sosialekonomi

2. Mengetahui faktor yangmempengaruhi pendapatan

Populasi: pedagang kaki lima di alun-alun sukoharjo Sampel:menggunakan total sampling area, 68sampelVariabel: sosial demografi, sosialekonomi, jenis kegiatan usaha.Analisis data: tabulasi silang danstatistik

1. Sosial demografi danekonomi: sebagian besarberstatus kawin danberpendidikan SLTA,modal rata-rataRp.466.435,-

2. Pendapatan pedagangkaki lima dipengaruhioleh modal, pendidikan,jumlah tenaga kerja

Octora Lintang SuryaSkripsi (2006)

Kajian karakteristik berlokasipedagang kaki lima dikawasan sekitar fasilitaskesehatan (studi kasus dirumah sakit dr.KaryadiSemarang)

Menemukenali karakteristikberlokasi di kawasan sekitarrumah sakit dr.Karyadi

Populasi: pedagang kaki lima disekitar RS dr.Karyadi. Sampelmenggunakan proportional stratifiedrandom sampling, 48 sampel.Variabel:sosial demografi, sosialekonomi, pola penyebaran pkl, jenisbarang dagangan. Analisis data:deskripsi dan kuantitatif

1. Lokasi yang diminati pkladalah di jalan dr.Karyadidan tempat yang diminatiadalah trotoar.

2. Jenis dagangan didominasi oleh jenismakanan

Teguh Astriyantoskripsi (2010)

Analisis lokasi usahapedagang kaki lima di desasekaran KecamatanGunungpati Kota Semarang

1. Mengetahui profil usahapedagang kaki lima di desasekaran Kecamatan GunungpatiKota Semarang

2. Mengetahui dan menganalisiskondisi tnfrastruktur,lingkungan bisnis dan tenagakerja

Populasi: pkl yang ada di desasekaran, 1453. Sampel: proporsionalarea random sampling,94 sampel.Variabel: kondisi tnfrastruktur,lingkungan bisnis dan tenaga kerja. .Analisis data: deskripsi dan deskriptifpresentatif

1. Menjadi pkl 0-5 th 67.2 %2. Status kepemilikan milik

sendiri 71,28%3. Kondisi jalan ke lokasi

usaha bagus4. Tingkat keamanan 75%

aman

25

D. Pendapatan Keluarga

Dalam bekerja, pendapatan merupakan hal yang sangat penting.

Semakin besar pendapatan yang diterima semakin tercukupi kebutuhan

ekonominya. Peneliti mencari pentingnya kontribusi pendapatan untuk

keluarga. Oleh karena itu, akan dijelaskan mengenai pengertian pendapatan,

penggolongan pendapatan dan sumbangan pendapatan keluarga.

1. Pengertian pendapatan

Setiap orang bekerja mengharapkan adanya imbalan atau upah dari

orang yang memberikan pekerjaan tersebut, upah kerja yang diterima oleh

seorang pekerja ditentukan beberapa faktor seperti status pekerjaan, tingkat

keahlian, ketrampilan dan jumlah jam kerja. Pendapatan seseorang individu

dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu

negara (Sukirno dalam Ine, 2004: 13).

Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang

merupakan balas jasa faktor-faktor produksi (Kaslan, 1990 : 236).

Sedangkan menurut Saedah (1990 : 3) pendapatan adalah segala

penerimaan keluarga baik berupa uang maupun barang dari pihak atau dari

hasil penjualan yang dapat dinilai dengan sejumlah uang.

2. Penggolongan Pendapatan

Berdasarkan penggolongannya, pendapatan dapat dibedakan

menjadi tiga, diantarannya yaitu: 1) golongan pendapatan tinggi adalah jika

26

pendapatan rata-rata lebih dari Rp 950.000,00 per bulan, 2) golongan

pendapatan menengah adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp

550.000,00-Rp 950.000,00 per bulan, 3) golongan pendapatan rendah adalah

jika pendapatan kurang dari Rp 550.000,00 per bulan (BPS, 2003: 25).

Menurut Biro Pusat Statistik (1999: 10), pendapatan yang diterima

seseorang tidak hanya berupa uang tapi dapat berupa barang atau lainnya.

Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya

sebagai balas jasa, misalnya dari majikan, pendapatan bersih dari usaha

sendiri dan pekerja bebas, dan pendapatan dari penjualan barang yang

dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi seperti modal tanah, uang

pensiunan dan jaminan sosial. Pendapatan berupa barang merupakan

segala penghasilan yang diterima dengan harga pasar sekalipun tidak

diimbangi ataupun disertai transaksi uang yang menikmati barang dan jasa

tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pembelian

barang dengan harga subsidi ataupun reduksi dari majikan merupakan

pendapatan berupa barang.

Kebutuhan hidup yang besar memungkinkan membutuhkan

penghasilan/ pendapatan yang tinggi. Menurut Soegiman dalam Suratmi

(1999: 28) tingkat pendapatan rendah senilai 240 kg beras per orang

setahun, dan tingkat pendapatan tinggi senilai 360 kg beras perorang

pertahun. Pendapatan keluarga diwujudkan dalam bentuk uang atau barang

yang dihitung dengan rupiah.

27

Penduduk melakukan mobilitas karena pendapatan yang diperoleh

di daerah tujuan lebih tinggi dari pada pendapatan yang diperoleh di

daerah asal. Tekanan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan di daerah asal

akan menjadi pendorong penduduk untuk mencari pekerjaan di tempat lain

yang menghasilkan pendapatan lebih tinggi dari pada pendapatan yang

diperoleh di daerah asal (Mantra dalam Giyarsih, 1999: 143).

3. Pendapatan Keluarga

Biro Pusat Statistik (2002 : 3) pendapatan adalah hasil yang berupa

uang atau barang yang diterimakan sebagai balas jasa atau kontraprestasi.

Keluarga adalah ibu, bapak dengan anak anaknya, seisi rumah (Depdiknas,

2008:721). Pendapatan keluarga adalah pendapatan semua keluarga dan

kepala keluarga, atau pendapatan suami dan istri. Dalam penelitian Hardati

(2001:24) untuk mengetahui pendapatan keluarga yaitu dengan

menambahkan pendapatan pokok keluarga baik dari suami maupun istri

dengan pendapatan sampingan baik dari suami maupun istri. Untuk lebih

jelasnya menggunakan rumus pendapatan keluarga yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

= Pendapatan Keluarga

= Pendapatan sampingan

= Pendapatan Pokok

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108).

Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala,

nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Rachman, 1999: 63). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di seluruh wilayah

administrasi Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen

yang berjumlah 53 pedagang kaki lima.

Sampel adalah bagian dari populasi (Nazir, 2005: 271). Menurut

Arikunto (2002: 112) dalam menentukan besarnya sampel menyebutkan,

apabila subjek penelitian jumlahnya kurang dari 100 maka dalam pengambilan

sampel lebih baik diambil semua sebagai anggota sampel, sehingga penelitian

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar

dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Karena subyek

penelitian berjumlah dibawah 100, yaitu 53 maka subyek diteliti semua

sehingga penelitian disebut penelitian populasi.

28

29

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian itu

dilaksanakan. Lokasi dalam penelitian ini di lakukan di Kelurahan Sragen

Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian atau obyek penelitian adalah apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Variabel yang menjadi penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel pesebaran lokasi usaha pedagang kaki kima

a. Lokasi absolut, yaitu lokasi menurut lintang dan bujur, bersifat tetap.

b. Lokasi relatif, yaitu lokasi yang tergantung pengaruh daerah

sekitarnya, sifatnya berubah.

2. Jenis dagangan pedagang kaki lima, yaitu macam dagangan yang dijual

pedagang kaki lima baik makanan, non makanan maupun jasa.

3. Variabel sumbangan pendapatan keluarga pedagang kaki lima

a. Pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan pedagang kaki lima.

Pekerjaan pokok pedagang kaki lima, yaitu sesuatu yang dilakukan

pedagang kaki lima untuk memperoleh upah, imbalan atau gaji,

bersifat tetap.

Pekerjaan sampingan pedagang kaki lima, yaitu sesuatu yang

dilakukan pedagang kaki lima untuk memperoleh untuk memperoleh

upah imbalan atau gaji, bersifat tidak menentu.

30

b. Pekerjaan pokok dan sampingan anggota keluarga pedagang kaki lima

yang bekerja baik suami/ istri atau anak.

Pekerjaan pokok, sesuatu yang dilakukan untuk memperoleh upah,

imbalan atau gaji, bersifat tetap.

Pekerjaan sampingan, sesuatu yang dilakukan untuk memperoleh

untuk memperoleh upah imbalan atau gaji, bersifat tidak menentu.

c. Pendapatan pokok dan sampingan pedagang kaki lima.

Pendapatan pokok, yaitu imbalan atau upah yang diperoleh pedagang

kaki lima dari bekerja pokok, biasanya bersifat tetap diwujudkan

dalam satuan Rupiah/bulan.

Pendapatan sampingan, yaitu imbalan atau upah yang diperoleh

pedagang kaki lima dari bekerja sampingan, biasanya bersifat tidak

menentu diwujudkan dalam satuan Rupiah/bulan.

d. Pendapatan pokok dan sampingan anggota keluarga pedagang kaki

lima yang bekerja baik suami/ istri atau anak

Pendapatan pokok, yaitu imbalan atau upah yang diperoleh anggota

keluarga pedagang kaki lima dari bekerja pokok, biasanya bersifat

tetap diwujudkan dalam satuan Rupiah/bulan.

Pendapatan sampingan, yaitu imbalan atau upah yang diperoleh

anggota keluarga pedagang kaki lima dari bekerja sampingan, biasanya

bersifat tidak menentu diwujudkan dalam satuan Rupiah/bulan.

e. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga, yaitu pendapatan semua anggota keluarga yang

31

bekerja, baik pendapatan pokok maupun pendapatan sampingan yang

diwujudkan dalam satuan Rupiah/bulan.

D. Jenis Data

Pada penelitian umumnya dikenal dua jenis data, maka dalam

penelitian ini juga menggunakan dua jenis data tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,

dicermati atau dicatat untuk pertama kali oleh si peneliti sendiri. Umar

(2001: 130) menjelaskan bahwa data primer adalah data yang didapat dari

sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan. Data Primer

dalam penelitian ini meliputi data identitas pedagang kaki lima, data lokasi

pedagang kaki lima, jenis dagangan, pekerjaan dan pendapatan keluarga

pedagang kaki lima.

2. Data sekunder

Menurut Umar (2001: 130) data sekunder adalah data primer yang telah

diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau

oleh pihak lain. Data ini diperoleh dengan mengambil data yang telah

tersedia oleh pihak lain berupa laporan atau informasi dari dokumen.

Dalam penelitian ini data sekunder yang dibutuhkan adalah data jumlah

pedagang kaki lima seluruh Kabupaten Sragen, data monografi penduduk

Sragen Kulon yang diperoleh dengan cara mencari ke dinas yang terkait

seperti BPS Kabupaten Sragen, Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah

32

(DP2D) Kabupaten Sragen, Kelurahan Sragen Kulon dan Kecamatan

Sragen.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data pokok yang digunakan berupa data primer,

data primer diperoleh langsung di lapangan dengan cara observasi dan angket.

Adapun yang dimaksud dengan observasi dan angket adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi yaitu cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang ada pada objek penelitian (Tika, 2005: 44). Metode

observasi ini digunakan untuk mengamati fenomena yang diteliti, berupa

data jenis usaha, jumlah dan persebaran lokasi pedagang kaki lima.

2. Angket atau Kuesioner

Menurut DR. Hadari Nawawi dalam Tika (2005: 54), angket (kuesioner)

adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan

sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data primer yang berasal dari

responden, yakni pedagang kaki lima sehingga akan diperoleh data tentang

jenis usaha, jumlah, persebaran lokasi pedagang kaki lima, serta profil

pedagang kaki lima.

33

F. Tehnik Analisis Data

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan menggunakan analisis

data untuk memecahkan masalah penelitian, sehingga data yang dianalisis

tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui persebaran lokasi usaha pedagang kaki lima dengan

menggunakan peta.

Persebaran lokasi yang dimaksud adalah tempat dimana para

pedagang kaki lima melakukan aktivitas ekonominya. Dengan begitu

waktu mempetakan dapat diketahui di daerah mana pedagang kaki lima

berjualan atau berdagang. Setelah mengetahui daerah atau lokasi usaha

pedagang kaki lima, maka lokasi pedagang kaki lima dalam melakukan

aktivitas ekonominya dapat dipetakan.

2. Mengetahui jenis dagangan adalah sebagai berikut.

Jenis dagangan yang dijual pedagang kaki lima dapat berwujud

barang maupun jasa. Untuk mengetahui jenis dagangan yang dijual

peneliti melakukan pengamatan /observasi secara seksama, sehingga

peneliti dapat mengetahui jenis dagangan yang dijual pedagang kaki lima.

3. Mengetahui sumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap

pendapatan keluarga adalah sebagai berikut.

Menghitung pendapatan pedagang kaki lima dari hasil berdagang,

yaitu hasil yang diperoleh bersih dari hasil menjadi pedagang kaki lima

tanpa dari kerja sampingan yang lain, dalam hal ini pendapatan yang

34

diterima setiap hari, kemudian menghitung pendapatan keluarga yaitu

dengan menjumlahkan keseluruhan pendapatan pokok dan sampingan

pedagang kaki lima serta istri dan anak yang bekerja. Sumbangan

pendapatan pedagang kaki lima dapat diketahui dengan cara membagi

pendapatan pedagang kaki lima dari hasil berdagang kaki lima dengan

total keseluruhan pendapatan keluarga dikalikan 100%, sehingga dapat

diketahui besar sumbangan pendapatan pedagang kaki lima yang

diwujudkan dalam persen. Berikut rumus untuk menghitung sumbangan

pendapatan pedagang kaki lima terhadap keluarga.

X100%keluargapendapatanJumlah

limakakipedagangpendapatanJumlahSPKL

Dimana SPKL adalah sumbangan pendapatan pedagang kaki lima.

(Sari, 2008:33)

G. Langkah Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan selama penelitian meliputi hal

sebagai berikut.

1. Penyusunan proposal penelitian yang meliputi pendahuluan, landasan teori

dan metode penelitian.

2. Penyusunan instrumen, penyusunan instrumen diperlukan adanya alat

bantu penelitian yang digunakan dalam melaksanakan tahapan penelitian

instrumen. Instrumen tersebut diantaranya kuesioner yang diisi responden.

3. Pengumpulan data, dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan

beberapa cara, salah satunya dengan kuesioner.

35

4. Analisis data, analisis data diperlukan untuk mengetahui kondisi suatu

tempat atau memecahkan masalah penelitian.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan data yang diperoleh dengan metode

observasi dan angket melalui pengolahan data. Hasil penelitian yang

dideskripsikan meliputi kondisi umum daerah penelitian, kondisi sosial

penelitian, identitas pedagang kaki lima.

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

Kondisi umum daerah penelitian dapat diuraikan berdasarkan

letak astronomis, kondisi geografis, sarana dan prasarana fisik, dan kondisi

monografi Kelurahan Sragen Kulon.

a. Letak Astronomi Daerah Penelitian

Letak astronomi merupakan letak suatu daerah berdasarkan

garis lintang dan bujur. Secara astronomi Kelurahan Sragen Kulon

terletak pada posisi 7°35’43,32” LS-7°25’43,16” LS dan 111°0’47,12”

BT- 111°0’48,12” BT (Peta Rupa Bumi Indonesia Sheet 1508 - 411 )

b. Letak Administrasi

Secara administratif Kelurahan Sragen Kulon berada dalam

satu bagian dari Pemerintah Daerah Kecamatan Sragen Kabupaten

Sragen. Kelurahan Sragen Kulon berjarak 1 Km dari pusat

pemerintahan Kecamatan Sragen dan 1 Km dari pusat pemerintahan

36

37

Kabupaten Sragen. Kelurahan Sragen Kulon mempunyai batas-batas

wilayah sebagai berikut.

Sebelah utara : Kelurahan Karangtengah

Sebelah timur : Kelurahan Sragen Tengah

Sebelah selatan : Kecamatan Karangmalang

Sebelah barat : Kelurahan Sine

Batas-batas wilayah Kelurahan Sragen Kulon secara lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 1 peta administrasi Kelurahan Sragen Kulon

Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen berikut (Kelurahan Sragen

Kulon tahun 2008).

38

Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Sragen Kulon

Beloran

Cantel Kulon

Bangunsari

Mojo Mulyo

Mojo Kulon

Tegal Sari

Mojo Wetan

Gunung Sari

Jetis

Kuwung SariTalangrejo

Mojo Sari

RinginAnom

Kelurahan SineKelurahan Sragen Tengah

Kecamatan Karang Malang

Kelurahan Karang Tengah

PETA ADMINISTRASI KELURAHAN SRAGEN KULONKECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

7°26

'15" 7°26'15"

7°25

'50" 7°25'50"

7°25

'25" 7°25'25"

7°25

'00" 7°25'00"

111°25"

111°25"

111°50"

111°50"

111°1'15"

111°1'15"500500

500500

501200

501200

501900

501900

502600

502600

9177

700 9177700

9178

400 9178400

9179

100 9179100

9179

800 9179800

7°26

'17" 7°26'17"

7°24

'18" 7°24'18"

7°22

'19" 7°22'19"

110°59'30"

110°59'30"

111°1'29"

111°1'29"

111°3'28"

111°3'28"

Lokasi Kelurahan Sragen Kulon

Inset Kecamatan Sragen

Jalan kereta api

Jalan UtamaJalan KolektorJalan Lokal

SungaiBatas Dukuh

Kantor LurahBatas Kelurahan

Dukuh

Legenda U

150 0 150 300 450

Meter

Peta Rupabumi IndonesiaLembar Sragen sheet 1508- 411

Skala 1:15.000

Sumber :

Ganjar Utomo3250405016Geografi, S1

Dibuat Oleh :

BangunsariBeloranCantel KulonGunung SariJetisKuwung SariMojo KulonMojo MulyoMojo SariMojo WetanRingin AnomTalangrejoTegal Sari

39

c. Kondisi Geografis

Wilayah Kelurahan Sragen Kulon berada pada ketinggian 86

meter diatas permukaan laut dengan kondisi curah hujan rata-rata 2756

mm/tahun terbanyak 114 hari. Kondisi tanah di wilayah Kelurahan

Sragen Kulon merupakan tanah yang berstruktur litosol (Kelurahan

Sragen Kulon tahun 2008).

d. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen pada tahun 2008

memiliki luas wilayah 215,6 ha dengan penggunaan lahan seluruhnya

(100%) untuk pemukiman. Untuk tanah sawah dan tanah basah tidak

terdapat di Kelurahan Sragen Kulon (Kelurahan Sragen Kulon tahun

2008). Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan Kelurahan

Sragen Kulon, dapat dilihat peta penggunaan lahan Kelurahan Sragen

Kulon (Gambar 2 halaman 40).

40

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Sragen Kulon

Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Karang Malang

Kelurahan Sragen TengahKelurahan Sine

Beloran

Cantel Kulon

Bangunsari

Mojo Mulyo

Mojo Kulon

Tegal Sari

Mojo Wetan

Gunung Sari

Jetis

Kuwung SariTalangrejo

Mojo Sari

RinginAnom

Dibuat Oleh : Ganjar Utomo3250405016Geografi, S1

Sumber :

Skala 1:15.000

Peta Rupabumi IndonesiaLembar Sragen sheet 1508- 411

150 0 150 300 450

Meter

ULegenda

Batas KelurahanKantor Lurah

Batas DukuhSungai

Jalan LokalJalan KolektorJalan Utama

Jalan kereta api

Inset Kecamatan Sragen

Lokasi Kelurahan Sragen Kulon

7°26

'17" 7°26'17"

7°24

'18" 7°24'18"

7°22

'19" 7°22'19"

110°59'30"

110°59'30"

111°1'29"

111°1'29"

111°3'28"

111°3'28"

91798009179

800

91791009179

100

91784009178

400

91777009177

700

502600

502600

501900

501900

501200

501200

500500

500500111°1'15"

111°1'15"

111°50"

111°50"

111°25"

111°25"

7°25'00"7°25

'00"

7°25'25"7°25

'25"

7°25'50"7°25

'50"

7°26'15"7°26

'15"

PETA PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN SRAGEN KULONKECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Pemukiman

41

e. Sarana dan Prasarana Fisik

Untuk membantu kelancaran pemerintahan Kelurahan, maka

Kelurahan Sragen Kulon memiliki sarana dan prasarana kehidupan

sebagai penunjang aktifitas-aktifitas yang dilakukan masyarakatnya,

baik yang dipergunakan dalam bidang pemerintahan, transportasi, dan

komunikasi, perekonomian maupun sarana dan prasarana sosial dan

budaya. Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sragen Kulon

dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Sragen Kulon tahun 2008No. Sarana dan Prasarana Jumlah Persen (%)1 Kantor Kelurahan 1 0,272 Masjid/ Mushola 34 9,393 Sekolah 29 8,014 Toko, warung/ kios 190 52,485 Gereja 1 0,276 Bank 6 1,657 Koperasi 73 20,168 Posyandu 24 6,629 Apotek 1 0,27

10 Rumah Bersalin 3 0,82Jumlah 362 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sragen Kulon 2008

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui sarana dan prasarana

yang terbanyak di Kelurahan Sragen Kulon adalah toko, kios/warung

dengan jumlah 190 atau 52,48 %, kemudian yang terkecil adalah

kantor Kelurahan, gereja dan apotek dengan jumlah 1 atau 0,27 %.

Sarana dan prasarana tersebut digunakan untuk menjalankan aktivitas

di Kelurahan Sragen Kulon dan penunjang kegiatan perekonomian

penduduk, sedangkan untuk mendukung kelancaran komunikasi dan

42

transportasi, penduduk Kelurahan Sragen Kulon memanfaatkan sarana

transportasi dan komunikasi yang tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Sarana Transportasi di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2008No. Sarana Transportasi dan Komunikasi Jumlah

1 Jalan 18,4 Km

2 Jembatan 2 Buah

3 Truk 18 Buah

4 Mobil Pribadi 144 Buah

5 Sepeda Motor 2.012 Buah

6 Sepeda 2.995 Buah

7 Becak 161 Buah

8 Gerobak Dorong 51 Buah

9 Bus 16 Buah

10 Colt 35 Buah

11 Telepon 1.395 Buah

12 Radio 1.335 Buah

13 Televisi 2.480 Buah

Sumber : Kecamatan Sragen dalam angka tahun 2008

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sarana transportasi

masih di dominasi oleh sepeda dengan jumlah 2.995 buah, kemudian

disusul oleh sepeda motor dengan jumlah 2.012 buah. Hal ini

disebabkan karena sepeda dianggap sarana transportasi yang paling

murah bagi masyarakat Kelurahan Sragen Kulon, sedangkan untuk

sarana komunikasi masyarakat masih banyak memanfaatkan televisi

dibanding radio dan telepon.

43

2. Kondisi Sosial

a. Jumlah Penduduk

Penduduk Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen pada

tahun 2008 berjumlah 15.682 jiwa dengan sex ratio 904 yang artinya

setiap 1000 penduduk perempuan terdapat 904 penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk tersebut tersebar di 13 Dukuh/ Dusun.

b. Komposisi Penduduk

Dari komposisi penduduk akan dapat diketahui beberapa ciri

kependudukan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, komposisi

penduduk menurut pendidikan, komposisi penduduk menurut mata

pencaharian.

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui ciri kependudukan tersebut maka

disajikan tabel terlebih dahulu mengenai komposisi penduduk

Kelurahan Sragen Kulon menurut umur dan jenis kelamin. Secara

rinci dapat dilihat dari Tabel 4 berikut ini.

44

Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2008

No.Kelompok Jenis Kelamin

L+PPersen

Umur L Persen P Persen (%)

1 0-4 950 12,84 1.003 12,17 1.953 12

2 5-9 840 11,36 907 11 1.747 11

3 10-14 870 11,76 879 10,67 1.749 11

4 15-19 911 12,32 839 10,18 1.75 11

5 20-24 735 9,94 789 9,57 1.524 10

6 25-29 600 8,11 794 9,63 1.394 9

7 30-34 540 7,30 676 8,20 1.216 8

8 35-39 480 6,49 502 6,09 982 6

9 40-44 385 5,20 405 4,91 790 5

10 45-49 300 4,05 367 4,45 667 4

11 50-54 230 3,11 299 3,62 529 3

12 55-59 120 1,62 208 2,52 328 2

13 60-64 135 1,82 163 1,97 298 2

14 65-69 115 1,55 135 1,63 250 2

15 70-74 85 1,14 107 1,29 192 1

16 75+ 98 1,32 165 2 263 2

18 Jumlah 7.394 100 8.238 100 15.682 100Sumber : Kecamatan Sragen Dalam Angka 2008

2. Komposisi Penduduk Menurut tingkat Pendidikan

Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan

oleh faktor tingkat pendidikan, kriteria yang dipakai dalam

penelitian di Kelurahan Sragen Kulon meliputi: tingkat pendidikan

rendah yaitu tamat SD, tingkat pendidikan menengah yaitu tamat

SMP sampai tamat SMA, dan tingkat pendidikan tinggi yaitu tamat

Diploma sampai tamat perguruan tinggi. Komposisi penduduk

Kelurahan Sragen Kulon menurut tingkat pendidikan secara rinci

dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini.

45

Tabel 5. Komposisi Penduduk Umur 5 Tahun Keatas di KelurahanSragen Kulon Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)

1 Akademi/ Perguruan Tinggi 599 4,36

2 SMA 4.863 35,4

3 SMP 3.446 25,1

4 SD 2.121 15,4

5 Tidak Tamat SD 517 3,76

6 Belum Tamat SD 1.659 12,1

7 Tidak/ Belum Sekolah 524 3,8

Jumlah 13.729 100

Sumber : Kecamatan Sragen Dalam Angka Tahun 2008

Berdasar Tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan penduduk di Kelurahan Sragen Kulon paling besar

adalah SMA dengan presentase sebesar 35,4 %, selanjutnya adalah

SMP dengan 25,1 %, SD dengan 15,1%. Kemudian belum tamat

SD 12,1 %, Akademi/ Perguruan Tinggi 4,36 %, tidak/belum

sekolah SD 3,8% dan tidak tamat SD menduduki presentase paling

kecil dengan 3,76%.

3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat

memberikan gambaran umum keadaan perekonomian suatu daerah,

karena mata pencaharian berkaitan dengan pendapatan seseorang.

Untuk dapat lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk

dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

46

Tabel 6. Komposisi Penduduk Umur 10 Tahun Keatas di KelurahanSragen Kulon Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008

No. Mata PencaharianJenis Kelamin

L+P (%)L P

1 Pertanian, perkebunan,peternakan, perikanan

83 16 99 1,28

2 Pertambangan 4 3 7 0,09

3 Industri Pengolahan 381 137 518 6,7

4 Listrik, gas, air minum 9 - 9 0,11

5 Konstruksi 1.092 102 1.194 15,46

6 Perdagangan & akomodasi 612 794 1406 18,2

7 Angkutan dan Komunikasi 146 10 156 2,02

8 Keuangan & Real estate 94 36 130 1,68

9 Jasa & Sosial 2.832 1.371 4.203 54,42

Jumlah 5.253 2.469 7.722 100Sumber: Kecamatan Sragen Dalam Angka 2008

Berdasarkan Tabel 6 sebanyak 4.203 penduduk di

Kelurahan Sragen Kulon bekerja di bidang jasa dan sosial dengan

persentase 54,42% kemudian sebanyak 1.406 orang bekerja di

bidang perdagangan dan akomodasi dengan persentase 18,2%,

1.194 orang bekerja di bidang konstruksi dengan persentase

15.46%, 518 orang bekerja di industri pengolahan dengan

persentase 6,7%, 156 orang bekerja di bidang angkutan dan

komunikasi dengan persentase 2,02%, 130 orang bekerja di bidang

keuangan dan real estate dengan persentase 1,68%, 99 orang

bekerja di pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dengan

persentase 1,28%, 9 orang bekerja di bidang listrik, gas dan air

minum dengan persentase 0,11% dan yang paling kecil bermata

47

pencaharian di bidang pertambangan dengan jumlah sebanyak 7

orang atau 0,09%.

3. Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Sragen

Perkembangan pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Sragen

dimulai semenjak masyarakat mengenal sektor informal. Sektor formal

yang menuntut keahlian dan ketrampilan lebih membuat masyarakat

beralih ke sektor informal dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, salah

satunya menjadi pedagang kaki lima. Perkembangan PKL semakin pesat

seiring permintaan yang tinggi karena untuk memasuki sektor ini tidak

memerlukan ijin dalam mendirikan usaha. Tidak disediakannya lokasi

penampungan untuk PKL, menyebabkan PKL tersebut menempati ruang

publik seperti trotoar, bahu jalan. Selain itu, dikarenakan pula tidak

tersedianya ruang pribadi atau harga sewa serta pajak yang relatif tinggi.

Pedagang kaki lima di Kabupaten Sragen tersebar berbagai

Kecamatan. Kecamatan Sragen merupakan daerah yang paling banyak

ditempati PKL, hal ini terjadi karena Kecamatan Sragen merupakan

tempat berlokasinya pusat pemerintahan Kabupaten Sragen, pusat

perdagangan dan jasa, pendidikan maupun industri. Untuk lebih jelasnya

mengenai jumlah pedagang kaki lima, berikut ini disajikan tabel tentang

jumlah dan persebaran pedagang kaki lima di Kabupaten Sragen.

48

Tabel 7. Jumlah dan Persebaran Pedagang Kaki Lima di Kabupaten SragenNo. Kecamatan Jumlah PKL Persen (%)1 Kalijambe 13 3,112 Plupuh 10 2,393 Masaran 26 6,224 Kedawung 13 3,115 Sambirejo 16 3,836 Gondang 11 2,637 Sambungmacan 11 2,638 Ngrampal 15 3,599 Karangmalang 11 2,63

10 Sidoharjo 10 2,3911 Tanon 20 4,7812 Gemolong 61 14,5913 Miri 7 1,6714 Sumberlawang 45 10,7715 Mondokan 3 0,7216 Sukodono 4 0,9617 Gesi 10 2,3918 Tangen 22 5,2619 Jenar 5 1,2020 Sragen 105 25,1221 TOTAL 418 100

Sumber: Dinas Perdagangan dan Pajak Daerah 2008

Berdasar Tabel 7 dapat dilihat bahwa persebaran pedagang kaki

lima paling banyak di Kecamatan Sragen jumlah sebanyak 105 orang

dengan persentase 25,12%, dan yang paling kecil di Kecamatan Mondokan

dengan persentase 0,72%. Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran

lokasi pedagang kaki lima di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada peta

persebaran pedagang kaki lima di Kabupaten Sragen (Gambar 3 halaman

49).

49

Gambar 3. Peta Persebaran Pedagang Kaki Lima Kabupaten Sragen

JenarMiri Gesi

Tanon

Tangen

Plupuh

Sidoarjo

Masaran

Sumberlawang

Gondang

Kedawung

SukodonoMondokan

Kalijambe

Sambirejo

Ngampal

Sragen

Gemolong

Karangmalang

Sambungmacan

3 0 3 6 9 Km

Batas KabupatenBatas Kecamatan

Jalan LokalJalan KolektorJalan PropinsiJalan Nasional

111°20'

111°20'

110°15'

110°15'

109°10'

109°10'

6°50'6°50

'

7°55'7°55

'

92040009204

000

91910009191

000

91780009178

000

91650009165

000

507000

507000

494000

494000

481000

481000111°2'53"

111°2'53"

110°53'54"

110°53'54"

7°15'05"7°15

'05"

7°24'04"7°24

'04"

7°33'03"7°33

'03"

PETA PERSEBARAN PEDAGANGKAKI LIMAKABUPATEN SRAGEN

Inset Provinsi Jawa Tengah

Lokasi Kabupaten Sragen

Sumber : PetaRupabumi Indonesia DigitalSkala 1 : 25.000

Ganjar Utomo3250405016Geografi, S1

Dibuat Oleh :

U

Skala 1 : 300.000

Legenda

123

54

3 - 23,423,4 - 43,8

64,2 - 84,643,8 - 64,2

84,6 - 105

Kelas Pedagang Kaki Lima

50

4. Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Lokasi kegiatan berdagang ditetapkan atau diputuskan

berdasarkan bermacam pertimbangan, keputusan lokasi yang bersangkutan

mempertimbangkan faktor dekat dengan konsumen dan aksesibilitas.

Berikut ini adalah persebaran lokasi pedagang kaki lima berdasarkan

lokasi absolut dan lokasi relatif

a. Persebaran Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah lokasi berdasar garis lintang dan garis

bujur, bersifat mutlak dan tetap. Berdasar data hasil penelitian dapat

diketahui bahwa lokasi kegiatan pedagang kaki lima yang paling

banyak berada di Dukuh Beloran dengan jumlah sebanyak 30 orang

dengan persentase sebesar 56,6%, kemudian yang berada di Dukuh

Mojosari sebanyak 5 orang (9,43%) yang berada di Dukuh Mojomulyo

4 orang (7,55%), yang berada di Dukuh Kuwungsari sebanyak 4 orang

(7,55%), Dukuh Ringin Anom sebanyak 1 orang (1,89%), Dukuh

Talangrejo sebanyak 6 orang sebanyak (11,32%), Dukuh Cantel kulon

sebanyak 2 orang (3,77%) dan untuk Dukuh Jetis sebanyak 1 orang

(1,89%). Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran lokasi pedagang

kaki lima yang ada di Kelurahan Sragen Kulon dapat dapat dilihat pada

Tabel 8 berikut ini.

51

Tabel 8.Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima Kelurahan SragenKulon Tahun 2010

Jenis DaganganLokasi

MakananNon Jasa

JumlahPersen

(Dukuh) Makanan Pelayanan %Beloran 24 5 1 30 56,60Mojosari 2 1 2 5 9,43Mojomulyo 2 - 2 4 7,55Kuwungsari 4 - - 4 7,55Ringin Anom 1 - - 1 1,89Talangrejo 3 1 2 6 11,32Cantelkulon 2 - - 2 3,77Jetis 1 - - 1 1,89Jumlah 39 7 7 53 100

Sumber : Data Primer, 2010

b. Persebaran Lokasi Relatif

Persebaran lokasi relatif yaitu persebaran lokasi yang

dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan sifat berubah-ubah. Dalam

hal ini pedagang kaki lima (PKL) menetapkan lokasi usahanya karena

ditarik oleh aktivitas ekonomi yang berada di Kelurahan Sragen Kulon,

selain itu wilayah Kelurahan Sragen Kulon yang seluruhnya

pemukiman penduduk berpotensi menjadi konsumen PKL, hal ini

menjadikan pertimbangan penduduk untuk berlokasi di daerah ini.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

52

Tabel 9. Persebaran Lokasi Relatif di Kelurahan Sragen Kulon 2010

DusunJumlah

PKLPersen Kawasan

Beloran 30 56,6Jalan Utama Solo-Surabaya, pusat

perdagangan, perkantoran

Mojosari 5 9,43Pemukiman penduduk, Stadion sepak

bolaMojomulyo 4 7,55 Pemukiman Penduduk

Kuwungsari 4 7,55 Jalan Utama Solo-Surabaya

Ringin Anom 1 1,89Jalan Utama Solo-Surabaya, pusat

perdagangan, perkantoran ,pemukiman

Talangrejo 6 11,32 Pemukiman penduduk

Cantelkulon 2 3,77 Pemukiman padat penduduk

Jetis 1 1,89 Pemukiman penduduk

Jumlah 53 100

Sumber: Data Primer 2010

Pola persebaran pedagang kaki lima bersifat memanjang yaitu

berlokasi sepanjang jalan. Bentuk pola penyebaran secara memanjang

dapat ditemukan pada PKL yang berlokasi sebagian besar di sepanjang

jalan utama. Untuk lebih jelasnya lokasi pedagang kaki lima yang berada

pada ruas jalan yang ada di Kelurahan Sragen Kulon dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 10. Persebaran Pedagang Kaki Lima Menurut Jalan Di KelurahanSragen Kulon Tahun 2010

JenisDagangan

Jenis Jalan

Jalan Utama Jalan Kolektor Jalan Lokal

JumlahPersen

(%)Jumlah

Persen(%)

JumlahPersen

(%)Makanan 19 35,85 6 11,32 13 24,53

Non Makanan 4 7,55 2 3,77 2 3,77

Jasa Pelayanan 1 1,89 2 3,77 4 7,55

SUBTOTAL 24 45,28 10 18,87 19 35,85Sumber : Data Primer, 2010

53

Menurut Tabel 10 dapat diketahui bahwa ruas jalan utama di

Kelurahan Sragen Kulon merupakan lokasi favorit bagi keberadaan

pedagang kaki lima, hal ini di buktikan dengan 24 pedagang kaki lima

banyak yang membuka usahanya di lokasi ini. Di jalan utama ini banyak

didominasi oleh pedagang kaki lima yang menjual makanan dengan

jumlah 19 orang dengan persentase 35,85%, kemudian pedagang kaki

lima dengan jasa pelayanan sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar

1,89%, dan selanjutnya pedagang kaki lima dengan menjual non makanan

sebanyak 4 orang (7,55%). Selain jalan utama, di jalan lokal banyak

dijumpai pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima jenis makanan

mendominasi dengan jumlah sebanyak 13 orang, pedagang kaki lima yang

menjual non makanan sebanyak 2 orang pedagang, kemudian pedagang

kaki lima dengan jenis jasa pelayanan sebanyak 4 orang sehingga total

keseluruhan pedagang kaki lima yang berada di jalan lokal ada 19

pedagang kaki lima. Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan lokasi

pedagang kaki lima dapat dilihat pada peta sebaran pedagang kaki lima

(Gambar 4 halaman 55).

Pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon dalam melakukan

kegiatan berdagangnya banyak yang menempati fasilitas publik, seperti

emperan toko, trotoar dan bahkan sebagian badan jalan. Hal ini terjadi

karena tidak adanya ruang khusus untuk pedagang kaki lima dalam

melakukan kegiatan berdagang. Untuk lebih jelasnya mengenai tempat

berdagang pedagang kaki lima dapat dilihat pada tabel berikut ini.

54

Tabel 11. Pedagang Kaki Lima Menurut Tempat Berdagang Di KelurahanSragen Kulon Tahun 2010

NoJenis Pedagang Kaki Lima

Jumlah Persen(%)

TempatBerdagang Makanan

Nonmakanan

JasaPelayanan

1 Trotoar 17 7 3 27 50,942 Badan Jalan 8 - 3 11 20,763 Emperan Toko 14 - 1 15 28,304 Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebanyak 27

pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon menempati ruang publik

trotoar dengan persentase sebesar 50,94%, 15 pedagang menempati

emperan toko dengan persentase 28,30%, kemudian 11 pedagang kaki

lima menempati sebagian badan jalan (20,76%).

55

Gambar 4. Peta Sebaran PKL Kelurahan Sragen Kulon

56

5. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima

Jenis barang dagangan di Kelurahan Sragen Kulon dapat dibagi

menjadi 3 jenis dagangan yakni Makanan, Non Makanan dan Jasa

Pelayanan. Beberapa jenis barang dagangan tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut.

1. Makanan

Jenis barang dagangan yang dijual ini diantaranya warung lontong

opor, nasi tumpang, sate, roti bakar, bubur kacang ijo dan lainnya.

2. Non makanan

Jenis dagangan yang dijual umumnya berupa koran, helm dan

sebagainya.

3. Jasa pelayanan

Pedagang ini memberikan jasa kepada konsumennya berupa pelayanan

tambal ban, pelayanan kunci (ahli kunci).

Setiap pedagang kaki lima terkadang tidak hanya menjual satu

jenis dagangan saja, melainkan terkadang terdapat beberapa jenis

dagangan seperti pedagang kaki lima kelontong yang menjual berbagai

jenis dagangan. Jenis dagangan pedagang kaki lima biasanya dipengaruhi

oleh aktivitas yang ada disekitar kawasan dimana pedagang kaki lima

tersebut melakukan kegiatan berdagangnya. Gambaran jenis dagangan

yang dijual pedagang kaki lima beserta jumlah pedagangnya dapat dilihat

Tabel 12 berikut ini.

57

Tabel 12. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon 2010

No Jenis daganganJumlah

JUMLAH TOTALBeloran Mojo Mojo Kuwung Ringin Talang Cantel Jetis

PERSEN

sari Mulyo sari Anom rejo kulon (%)

1 Makanan

Lontong Opor, Sea food, Ayam Bakar 3 3

39 73,6

Nasi Kucing, Nasi Tumpang, Nasi Goreng, Nasi Rames,Nasi Penyet 7 2 2 3 1 2 1 18

Soto Ayam,Soto Sapi, Kare Ayam, Sate ayam, BuburKacang ijo 6 1 7

Mie Ayam 1 1

Fried Chicken, Roti Bakar 2 1 3

Es Buah 2 2

Es Degan 2 2

Es Sari Kacang Ijo 1 1

Es Jus 1 1

Susu Segar 1 1

2 Non Makanan Kelontong(Rokok, sembako,dll) 1 1 2

7 13,2 Koran 3 1 4

Helm 1 1

3 Jasa Pelayanan Tambal Ban 1 2 2 1 6

7 13,2 ahli Kunci 1 1

SUBTOTAL 30 5 4 4 1 6 2 1100

TOTAL 53Sumber: Data Primer, 2010

58

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa jenis dagangan yang

paling banyak mendominasi adalah jenis dagangan makanan dengan 39

orang (73,6%), kemudian pedagang kaki lima jenis dagangan non

makanan sebanyak 7 orang (13,2%), selanjutnya sebanyak 7 orang

(13,2%) memberikan jasa pelayanan kepada konsumennya.

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berlokasi di Kelurahan Sragen

Kulon mayoritas berupa warung tenda sebagai sarana fisiknya yaitu

mencapai 18 pedagang kaki lima, hal ini disesuaikan dengan jenis

dagangannya yang mayoritas berjualan makanan. Sarana fisik lainnya

yang digunakan adalah gerobak tenda, PKL yang menggunakan sarana ini

biasanya ditunjang dengan tenda untuk tempat kursinya seperti pedagang

nasi kucing. Untuk lebih jelas mengenai sarana fisik berdagang PKL dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Pedagang Kaki Lima Menurut Sarana Fisik Berdagang DiKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

Sarana Fisik Jenis Pedagang Kaki LimaNo Berdagang

MakananNon Jasa Jumlah Persen

makanan Pelayanan (%)1 Warung Tenda 18 - - 18 33,962 Gerobak Tenda 13 - - 13 24,533 Gerobak/Kereta Dorong 8 3 - 11 20,754 Meja - - 1 1 1,895 Gelaran - 4 6 10 18,876 Jumlah 53 100

Sumber: Data Primer, 2010

Waktu beraktivitas para PKL ini umumnya terbagi dua sesi. PKL

yang pertama berdagang dari pagi sampai sore hari. Pedagang yang kedua

59

merupakan PKL yang mempunyai waktu pelayanan dari sore sampai

malam hari. Berikut ditampilkan pedagang menurut waktu pelayanannya.

Tabel 14. Pedagang Kaki Lima Menurut Waktu Berdagang Di KelurahanSragen Kulon Tahun 2010

Jenis Pedagang Kaki LimaNo Waktu Berdagang

MakananNon Jasa Jumlah Persen

makanan Pelayanan

1Pagi-Sore

(09.00-1600) 12 6 7 25 47,17

2Sore-Malam

(17.00-24.00) 27 1 28 52,833 Jumlah 53 100

Sumber: Data Primer, 2010

Menurut Tabel 14 pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon

paling banyak dijumpai pada sore sampai malam hari yaitu dengan jumlah

pedagang kaki lima berjumlah 28 orang dengan persentase 52,83%.

6. Sumbangan Pendapatan Pedagang Kaki Lima Terhadap Pendapatan

Keluarga

Untuk mengetahui sumbangan pendapatan pedagang kaki

lima terhadap keluarga dapat digunakan data jenis usaha pekerjaan

dari kegiatan berdagang kaki lima maupun kegiatan ekonomi

lainnya, sehingga dapat dilihat pendapatannya.

a. Jenis Pekerjaan

Pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon menganggap

pekerjaan sebagai pedagang kaki lima merupakan pekerjaan pokok dan

hampir sebagian besar pedagang kaki lima tidak memiliki pekerjaan

sampingan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.

60

Tabel 15. Jenis Pekerjaan Pokok dan Sampingan Pedagang Kaki Limadi Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

Jenis Pekerjaan Pokok Pekerjaan Sampingan

Dagangan PKL Buruh Becak Lain

Makanan 39 5 -

Non Makanan 7 - - -

Jasa Pelayanan 7 4 1 -

Jumlah 53 9 1 -Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa

semua Pedagang Kaki Lima memilih profesi pedagang kaki lima

sebagai pekerjaan pokok. Kondisi tersebut sesuai dengan keadaan

administrasi Kelurahan Sragen Kulon yang dilewati jalan propinsi,

sehingga cocok bila melakukan kegiatan berdagang.

Pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon tidak hanya

memiliki pekerjaan pokok, tetapi juga memiliki pekerjaan sampingan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pekerjaan sampingan

pedagang kaki lima ada 2 kegiatan ekonomi yaitu sebagai buruh dan

penarik becak. Dari 53 pedagang kaki lima ada 10 pedagang kaki lima

yang memiliki pekerjaan sampingan. Sebagian besar memiliki

pekerjaan sebagai buruh dengan 9 Pedagang Kaki Lima dan yang lain

memiliki pekerjaan sampingan sebagai penarik becak. Dengan adanya

pekerjaan sampingan ini akan menambah pendapatan keluarga.

Untuk menambah pendapatan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangganya pedagang kaki lima juga dibantu

suami/istrinya dengan bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu

61

perekomian kelurga. Berikut ini adalah tabel jenis pekerjaan pokok

suami/istri yang bekerja.

Tabel 16. Jenis Pekerjaan Suami/Istri Pedagang Kaki Lima diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

No. Jenis Pekerjaan FrekuensiPersen

(%)1 Pedagang 18 46,152 Buruh 11 28,213 Tukang Cukur 1 2,564 Tukang Becak 2 5,135 PNS 3 7,696 Sopir 4 10,26

Jumlah 39 100Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui jenis-jenis pekerjaan

suami/istri pedagang kaki lima. Dari 39 suami/istri pedagang kaki

lima, sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dalam

rangka membantu suami atau istri pedagang kaki lima, yaitu sebanyak

18 orang dengan persentase 46,15%, sebagai buruh 11 orang (28,21%),

bekerja sebagai sopir sebanyak 4 orang (10,26%), bekerja sebagai PNS

sebanyak 3 orang (7,69%), sebagai tukang becak sebanyak 2 orang

5,13%, dan sebagai tukang cukur hanya 1 orang sebesar 2,56 %.

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan pedagang kaki lima pada dasarnya sangat sulit

diprediksi karena hasil mereka sangat tergantung dari banyaknya

konsumen yang membeli barang dan jasa mereka. Berikut ini adalah

tabel pendapatan pedagang kaki lima setiap hari.

62

Tabel 17. Pendapatan Pokok Pedagang Kaki Lima Setiap Hari diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

NoPendapatan Pedagang Kaki Lima

FrekuensiPersentase

(dalam ribuan rupiah) 100%1 Kurang dari 15 1 1,892 15-<30 9 16,983 30-<45 19 35,854 45 lebih 24 45,28

Jumlah 53 100Sumber : Data Primer, 2010

Menurut Tabel 17 dapat diketahui bahwa pedagang kaki

lima yang mempunyai pendapatan diatas Rp 45.000,00 menempati

proporsi paling banyak dengan jumlah 24 orang dengan persentase

sebesar 45,28%, berpendapatan Rp 30.000,00 - <45.000,00

sebanyak 19 orang dengan persentase 35,85%, berpendapatan Rp

15.000,00 - < 30.000,00 sebanyak 9 orang dengan persentase

sebesar 16,98% dan berpendapatan kurang dari Rp 15.000,00

sebanyak 1 orang dengan persentase 1,89%. Pendapatan pokok

pedagang kaki lima terendah Rp 10.000,00 dan pendapatan pokok

paling tinggi Rp 65.000,00. Rata-rata pendapatan pedagang kaki

lima adalah Rp 38,868 setiap hari (lihat lampiran 5 halaman 91).

Selain pendapatan pokok dari berdagang, pedagang kaki

lima juga mempunyai pendapatan sampingan selain berdagang.

Berikut ini adalah tabel pendapatan sampingan pedagang kaki lima

setiap hari.

63

Tabel 18. Pendapatan Sampingan Pedagang Kaki Lima Setiap Hari diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

NoPendapatan Pedagang Kaki Lima

FrekuensiPersentase

(dalam ribuan rupiah) 100%1 Kurang dari 5 1 102 5-10 7 703 10 lebih 2 20

Jumlah 10 100Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa pendapatan

sampingan pedagang kaki lima, dimana yang menempati proporsi

paling banyak ada (70%) berpenghasilan antara Rp 5000,00 –

10.000,00 dan yang terkecil kurang dari Rp 5000,00. Pekerjaan

sampingan yang paling banyak ditekuni pedagang kaki lima adalah

sebagai buruh meskipun pendapatannya kecil tetapi pedagang kaki

lima tidak mencari pekerjaan lain, karena menjadi buruh tidak

diperlukan keahlian khusus (lihat lampiran 5 halaman 91).

Pendapatan tidak hanya dimiliki pedagang kaki lima, para

suami/ istri pedagang kaki lima juga memiliki pendapatan baik dari

pekerjaan pokok maupun sampingannya. Berikut ini adalah tingkat

pendapatan baik dari pekerjaan pokok maupun sampingan suami/ istri.

Tabel 19. Pendapatan Suami/ Istri Pedagang Kaki Lima Setiap Hari diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

NoPendapatan Suami/ istri Pedagang Kaki Lima

FrekuensiPersen

(dalam ribuan rupiah) 100%1 Kurang dari 15 5 12,822 15-<30 21 53,853 30-<45 9 23,084 Lebih dari 45 4 10,26

Jumlah 39 100Sumber : Data Primer, 2010

64

Berdasarkan data hasil penelitian Tabel 19 menunjukan

bahwa pendapatan pokok suami/istri pedagang kaki lima yang berada

di Kelurahan Sragen Kulon, berpendapatan kurang dari Rp 15.000,00

sebanyak 5 orang (12,82%), berpendapatan antara Rp 15.000,00 - <Rp

30.000,00 sebanyak 21 orang (53,85%), berpendapatan antara Rp

30.000,00 – Rp 45.000,00 sebanyak 9 orang (23,08%) dan lebih dari

Rp 45.000,00 sebanyak 4 orang (10,26%). Pendapatan terendah Rp

5.000,00 dan pendapatan tertinggi Rp 65.000,00. Rata-rata pendapatan

pokok suami/istri pedagang kaki lima adalah Rp 19.056,00 setiap hari

(lihat lampiran 5 halaman 91).

c. Sumbangan Pendapatan Keluarga Pedagang Kaki Lima

Pendapatan keluarga disini adalah pendapatan pedagang kaki

lima dari berdagang dan pekerjaan sampingan serta pendapatan

suami/istri dan anak yang sudah bekerja, baik usaha pokok maupun

sampingannya. Berikut ini adalah tabel pendapatan keluarga pedagang

kaki lima setiap hari.

Tabel 20. Pendapatan Keluaga Pedagang Kaki Lima Setiap Hari DiKelurahan Sragen Kulon 2010

NoPendapatan Keluarga Pedagang Kaki Lima

FrekuensiPersen

(dalam ribuan rupiah) (%)

1 Kurang dari 25 1 1,892 25 - < 50 15 28,30

3 50 - < 75 26 49,06

4 Lebih dari 75 11 20,75

Jumlah 53 100Sumber : Data Primer, 2010

65

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa pendapatan

keluarga pedagang kaki lima yang ada di Kelurahan Sragen Kulon,

berpendapatan antara Rp 50.000,00 - < Rp 75.000,00 sebanyak 26

orang (49,06%), berpendapatan antara Rp 25.000,00 - <Rp 50.000,00

sebanyak 15 orang (28.30%) , kemudian berpendapatan lebih dari 75

sebanyak 11 orang (20,75%), dan berpendapatan kurang dari Rp

25.000,00 sebanyak 1 orang (1.88%). Pendapatan keluarga terendah

Rp 15.000,00 dan pendapatan keluarga tertinggi Rp 125.000,00. Rata-

rata pendapatan keluarga pedagang kaki lima adalah Rp 59.038,00

setiap hari (lihat lampiran 5 halaman 91).

Dalam penelitian ini sumbangan pendapatan pedagang kaki

lima perbulan terhadap pendapatan keluarga diwujudkan dengan

persentase yaitu dengan membagi pendapatan pedagang kaki lima

dengan pendapatan keluarga-keluarga pedagang kaki lima dikalikan

100% sehingga ditemukan hasil kontribusi pendapatan dalam

persentase. Sumbangan pedagang kaki lima terhadap pendapatan

keluarga rata-rata sebesar 68,68% dari seluruh pendapatan keluarga

mereka peroleh.

7. Identitas Pedagang Kaki Lima

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian angket yang diisi

oleh Pedagang Kaki Lima maka dapat diperoleh hasil data dan dirinci

menjadi beberapa aspek, adalah sebagai berikut.

66

a. Identitas Pedagang Kaki Lima Menurut Umur

Umur Pedagang Kaki Lima dalam penelitian ini terbagi

menjadi 8 golongan umur yaitu umur 20-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35

tahun, 36-40 tahun 41-45 tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, >56tahun.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 22 berikut.

Tabel 21. Umur Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen KulonTahun 2010

Jenis

Dagangan

Umur

Jumlah

20-

25

26-

30

31-

35

36-

40

41-

45

46-

50

51-

55 56+

Makanan 1 9 7 8 8 4 1 1 39

Non Makanan - 3 1 2 1 - - - 7

Jasa

Pelayanan - 2 1 3 1 - - - 7

Jumlah 1 14 9 13 10 4 1 1 53

Persentase(%) 1.9 26.41 16.98 24.52 18.86 7.54 1.88 1.88 100

Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan data Tabel 21 dapat diketahui bahwa tingkat usia

dari Pedagang Kaki Lima untuk pedagang kaki lima jenis makanan

terdiri atas umur 20-25 tahun sebanyak 1 orang, 26-30 tahun sebanyak

9 orang, 31-35 tahun sebanyak 7 orang, 36-40 tahun sebanyak 8 orang,

41-45 tahun sebanyak 8 orang, 46-50 tahun sebanyak 4 orang, 51-55

tahun sebanyak 1 orang dan lebih dari 56 tahun berjumlah 1 orang

dengan jumlah keseluruhan ada 39 Pedagang Kaki Lima , kemudian

untuk pedagang kaki lima jenis non makanan terdiri atas umur 26-30

tahun sebanyak 3 orang, 31-35 tahun sebanyak 1 orang, 36-40 tahun

sebanyak 2 orang, 41-45 tahun sebanyak 1 orang, dan Pedagang Kaki

67

Lima yang berusia 20-25 tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, lebih dari

56 tahun tidak ada dengan jumlah keseluruhan ada 7 Pedagang Kaki

Lima dan untuk pedagang kaki lima dengan jasa pelayanan sebanyak

2 orang berusia 26-30 tahun, 3 orang berusia 36-40 tahun, sebanyak 1

orang berusia 31-45 dan 41-45 tahun, sedangkan yang berusia 20-25

tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, lebih dari 56 tahun tidak ada dengan

jumlah keseluruhan ada 7 Pedagang Kaki Lima.

b. Identitas Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Kelamin

Seorang pedagang kaki lima tidak dibutuhkan orang yang

memiliki kekuatan fisik tertentu atau dengan kata lain baik laki-laki

atau perempuan dapat memperoleh hasil yang relatif sama jika mereka

bekerja dengan keras setiap hari. Berikut ini adalah tabel tentang data

jenis kelamin pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon yang

menjadi Pedagang Kaki Lima.

Tabel 22. Jenis Kelamin Pedagang Kaki Lima di Kelurahan SragenKulon Tahun 2010

Jenis Dagangan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Makanan 24 15 39

Non Makanan 6 1 7

Jasa Pelayanan 7 - 7

Jumlah 37 16 53

Persentase (%) 69,81 30,18 100

Sumber : Data Primer, 2010

68

Berdasarkan Tabel 22 dari 53 pedagang kaki lima 37 orang

diantaranya berjenis kelamin laki-laki (69,8%) dan selebihnya 16

orang adalah berjenis kelamin perempuan (30,1%), dengan rincian

pedagang kaki lima dengan berjualan makanan berjumlah 24 orang

laki-laki dan 15 orang perempuan, pedagang kaki lima yang berjualan

non makanan berjumlah 6 orang laki-laki dan 1 orang perempuan,

sedangkan pedagang kaki lima dengan jasa pelayanan hanya

didominasi jenis kelamin laki-laki saja yang berjumlah 7 orang.

c. Identitas Pedagang Kaki Lima Menurut Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa semua

pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon pernah mengenyam

bangku pendidikan. Untuk mengetahui tingkat pendidikan pedagang

kaki lima yang ada di Kelurahan Sragen Kulon dapat dilihat dari Tabel

23 berikut ini.

Tabel 23. Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima di KelurahanSragen Kulon Tahun 2010

Jenis DaganganTingkat Pendidikan

JumlahSD SMP SMA Sarjana

Makanan 4 12 22 1 39Non Makanan - 3 4 - 7Jasa Pelayanan 1 4 2 - 7Jumlah 5 19 28 1 53

Persen 9,43 35,85 52,83 1,89 100Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui tingkat pendidikan

Pedagang Kaki Lima untuk pedagang kaki lima jenis makanan

meliputi tamat SD 4 orang, tamat SMP 12 orang, tamat SMA 22 orang

69

dan lulusan perguruan tinggi 1 orang dengan jumlah pedagang kaki

lima ada 39 orang, kemudian untuk pedagang kaki lima non makanan

tamat SD tidak ada, tamat SMP 3 orang, sedangkan untuk tamat SMA

4 orang dan perguruan tinggi tidak ada atau kosong dengan jumlah

pedagang kaki lima ada 7orang dan untuk pedagang kaki lima dengan

jasa pelayanan tingkat pendidikannya meliputi tidak sekolah tamat SD

1 orang, tamat SMP 4 orang, untuk tamat SMA 2 orang dan lulusan

perguruan tinggi tidak ada atau kosong dengan jumlah Pedagang Kaki

Lima ada 7 orang.

d. Identitas Pedagang Kaki Lima Menurut Status Perkawinan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian angket

dapat diketahui data status perkawinan Pedagang Kaki Lima seperti

tertera pada Tabel 24 berikut.

Tabel 24. Status Perkawinan Pedagang Kaki Lima di KelurahanSragen Kulon Tahun 2010

Jenis

Dagangan

Status Perkawinan Jumlah

Menikah Lajang Janda/Duda

Makanan 36 3 - 39

Non Makanan 6 1 - 7

Jasa Pelayanan 6 1 - 7

Jumlah 48 5 - 53

Persentase (%) 90,56 9,44 - 100

Sumber : Data Primer, 2010

Berdasar data Tabel 24 dari 53 pedagang kaki lima,

menunjukan sebanyak 90,56% atau 48 pedagang kaki lima berstatus

70

sudah menikah, 5 pedagang kaki lima belum menikah atau masih

lajang (9,44%).

e. Daerah Asal Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

Menurut hasil penelitian terhadap pedagang kaki lima yang

dilakukan menunjukan bahwa pedagang yang membuka usahanya di

Kelurahan Sragen Kulon memiliki daerah asal yang bervariatif, mulai

dari pedagang kaki lima yang berasal dari daerah sekitar Kabupaten

Sragen dan adapula juga yang berasal dari luar Kabupaten Sragen.

Pada tabel berikut terlihat bahwa 79,5% berasal dari Kabupaten Sragen

dengan jumlah sebanyak 42 orang yang menjadi pedagang kaki lima.

Sementara sebanyak 20,5% berasal dari luar Kabupaten Sragen dengan

jumlah sebanyak 11 orang yang tersebar di beberapa Kabupaten yang

ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

71

Tabel 25. Daerah Asal Pedagang Kaki Lima di Kelurahan SragenKulon Tahun 2010

Daerah AsalJenis Dagangan

Jumlah Persen (%)

MakananNon

MakananJasa

Pelayanan

Sragen 30 5 7 42 79,25

Madura 2 1 - 3 5,66

Boyolali 1 - - 1 1,89

Wonogiri 1 - - 1 1,89

Klaten 3 - - 3 5,66

Ngawi - 1 - 1 1,89

Banyumas 1 - - 1 1,89

Karanganyar 1 - - 1 1,89

Jumlah 39 7 7 53 100Sumber : Data Primer, 2010

f. Lama Usaha Pedagang

Pedagang kaki lima yang berjualan di lokasi di Kelurahan

Sragen mayoritas adalah pedagang yang baru membuka usahanya. Hal

tersebut dibuktikan dengan 54,72% atau 29 pedagang kaki lima baru

membuka usaha antara 0 – 5 tahun. Akan tetapi juga ada yang sudah

lebih dari 5 tahun yang membuka usahanya di kawasan ini, sebanyak

18 pedagang kaki lima telah membuka usaha antara 6 – 10 tahun

(33,96%), dan sebanyak 6 orang berjualan lebih dari 10 tahun. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

72

Tabel 26. Lama Usaha Pedagang Kaki Lima di Kelurahan SragenKulon Tahun 2010

Jenis PKLLama Menjadi PKL (Tahun)

Jumlah0-5 6-10 11-15 15+

Makanan 23 12 4 - 39

Non Makanan 3 3 1 - 7

Jasa Pelayanan 3 3 - 1 7

Jumlah 29 18 5 1 53

Persen (%) 54,72 33,96 9,43 1,89 100Sumber : Data Primer, 2010

g. Identitas Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

Menurut Jumlah Anak dan Tanggungan

Jumlah anak dan tanggungan Pedagang Kaki Lima dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.

Tabel 27. Jumlah Anak dan Tanggungan Pedagang Kaki Lima diKelurahan Sragen Kulon Tahun 2010

Jenis

Dagangan

Jumlah Anak

1 Jumlah 2 Jumlah 3 Jumlah 4 Jumlah

Makanan 9 9 14 28 9 27 2 8

Non Makanan 1 1 4 8 - - 1 4

Jasa Pelayanan 1 1 1 2 2 6 1 4

Jumlah 11 11 19 38 11 33 4 16

Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 27 dapat dilihat bahwa sebagian besar

pedagang kaki lima memiliki anak 2 orang. Untuk pedagang kaki lima

jenis makanan yang memiliki 2 orang anak ada 14 orang, kemudian

pedagang kaki lima non makanan ada 4 orang dan pedagang kaki lima

jasa pelayanan ada 1 orang. Kemudian yang memiliki 1 orang anak

73

untuk pedagang kaki lima makanan ada 9 orang, pedagang kaki lima

non makanan ada 1 orang, dan pedagang kaki lima jasa pelayanan ada

1 orang. Kemudian pedagang kaki lima yang memiliki 3 orang anak

untuk pedagang kaki lima jenis makanan sebanyak 9 orang, pedagang

kaki lima non makanan tidak ada dan pedagang kaki lima jasa

pelayanan ada 2 orang. Pedagang kaki lima jenis makanan yang

memiliki 4 orang anak sebanyak 2 orang , pedagang kaki lima non

makanan 1 orang dan pedagang kaki lima jasa pelayanan ada 1 orang.

h. Pendidikan Anak Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon

Tahun 2010

Pedagang kaki lima berusaha agar anak-anaknya dapat

bersekolah yang tinggi dengan harapan dapat merubah kondisi yang

mereka alami saat ini. Berikut adalah tabel tentang data jumlah anak

pedagang kaki lima yang masih bersekolah.

Tabel 28. Jumlah Anak Pedagang Kaki Lima di Kelurahan SragenKulon Tahun 2010 Yang Bersekolah

Jenis daganganJumlah Pendidikan Anak

JumlahAnak TS SD SMP SMA PT

Makanan 72 7 21 20 19 5 72Non Makanan 13 2 5 4 2 - 13Jasa Pelayanan 13 2 4 4 3 - 13Jumlah 98 11 30 28 24 5 98Persen (%) 11.22 30.61 28.57 24.49 5.1 100

Sumber : Data Primer, 2010

74

B. Pembahasan

1. Persebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima

Peranan dalam menentukan lokasi dagang sangat penting dalam

suatu kegiatan perdagangan, karena pada dasarnya penentuan lokasi

berdagang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.

Penentuan lokasi tidak dapat dilakukan sembarangan tetapi harus dengan

berbagai pertimbangan, hal ini untuk menghindari efek yang kurang

menguntungkan dari pendirian lokasi yang dilakukan.

Lokasi pedagang kaki lima sebagian besar berada di Dukuh

Beloran (Tabel 8 halaman 49). Hal ini terjadi karena lokasinya yang sangat

strategis dan banyak terdapat pusat kegiatan ekonomi berada di kawasan

ini, seperti perkantoran, perbelanjaan, dan pendidikan. sehingga banyak

para pedagang kaki lima yang membuka usahanya disini. Pedagang kaki

lima di Kelurahan Sragen Kulon membentuk pola memanjang, karena pola

persebaran ini dipengaruhi oleh pola jaringan jalan. Kegiatan pedagang

kaki lima dengan pola persebaran memanjang terjadi di sepanjang atau

pinggir jalan utama atau pada jalan-jalan penghubungnya. Alasan

pedagang kaki lima memilih lokasi di berbagai ruas jalan tersebut adalah

karena aksesibilitas yang tinggi sehingga berpotensi besar mendatangkan

konsumen. Kegiatan pedagang kaki lima dengan pola penyebaran

memanjang banyak terjadi di sepanjang utama Kota Sragen yang

75

merupakan Jalan Solo-Surabaya, sehingga memungkinkan pedagang kaki

lima dengan mudah menjumpai konsumen baik yang bersifat lokal

maupun interlokal. Hal ini sesuai dengan teori lokasi usaha menurut Both,

Terry dan Rawstron dalam Prasetyo (2003: 34) bahwa menentukan lokasi

harus didasarkan pada faktor-faktor penentu lokasi, seperti dekat dengan

fasilitas transportasi (jalan dan alat transportasi). Selain itu, alasan lain

yang diungkapkan banyak pedagang kaki lima yang membuka usaha di

lokasi ini dikarenakan dekat dengan tempat tinggal mereka, sehingga biaya

transportasi dalam melakukan aktivitas perdagangan dapat ditekan.

2. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima

Jenis dagangan yang dijual pedagang kaki lima terdiri dari

berbagai macam jenis, baik yang bersifat makanan, non makanan, maupun

jasa, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang bervariatif.

Dagangan yang paling banyak dijual oleh pedagang kaki lima di Kelurahan

Sragen Kulon adalah makanan. Jenis dagangan tersebut diminati pedagang

kaki lima karena pedagang ini mencoba menangkap aktivitas kegiatan

utama yang banyak membutuhkan jenis barang makanan.

Jenis dagangan yang dijual pedagang kaki lima jenis makanan

paling banyak terdapat di jalan utama karena jalan ini banyak dilewati

konsumen baik yang bersifat lokal maupun interlokal (Tabel 10 halaman

51). Konsumen yang ada di jalur ini adalah pegawai kantor, pelayan toko,

76

pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Hal itu menandakan bahwa

pedagang kaki lima di kawasan tersebut ditarik oleh kegiatan ekonomi

yang ada di sepanjang jalan utama tersebut, mengingat bahwa banyak

kantor-kantor, pusat perbelanjaan yang berlokasi di wilayah Sragen Kulon.

Kondisi tersebut dicoba untuk dimanfaatkan pedagang kaki lima yang

berharap kepada pegawai atau karyawan untuk makan siang pada waktu

jam istirahat dan penduduk sekitar untuk membeli makanan di tempat

mereka yang berjualan makanan. Pedagang kaki lima ini tidak semata

hanya melayani warga atau konsumen lokal melainkan juga melayani

konsumen interlokal, mengingat letak Kelurahan Sragen Kulon yang

berada dan di lewati jalan utama Solo-Surabaya memungkinkan para

konsumen interlokal ini untuk makan atau minum sembari beristirahat

sejenak setelah melakukan perjalanan jauh, atau membutuhkan jasa

pelayanan tambal ban jika mengalami kebocoran ban ketika dalam

melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil atau sepeda motor.

3. Sumbangan Pendapatan Pedagang Kaki Lima Terhadap Keluarga

Pendapatan pedagang kaki lima pada dasarnya sangat sulit diprediksi

karena hasil mereka sangat tergantung dari banyaknya konsumen yang

membeli barang dan jasa kepadanya. Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa pendapatan rata-rata pedagang kaki lima perbulan adalah

Rp1.166.037,00. Penghasilan tersebut sudah melebihi Upah Minimum

77

Kabupaten (UMK) Sragen yang hanya Rp 760.000,00 pada tahun 2011

(Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 561.4/69/2010). Hal inilah yang

menyebabkan para pedagang kaki lima tidak mau beralih ke pekerjaan lain

dan menjadikan kegiatan berdagang sebagai pekerjaan pokok karena

penghasilannya sudah memenuhi bahkan melebihi standar UMK Sragen.

Menurut BPS (2003:25) pendapatan tersebut sudah termasuk golongan

pendapatan tinggi, karena pendapatan rata-rata lebih dari Rp 950.000,00 per

bulan.

Sumbangan pendapatan pedagang kaki lima jauh lebih besar

dibandingkan dengan sumbangan pendapatan anggota keluarga lainnya.

Sumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap keluarga sebesar

68,68%, sumbangan tersebut lebih dari sumbangan anggota keluarga lainnya

yang hanya 31,32%. Komposisi sumbangan terhadap pendapatan keluarga

yang besar ini membuat pedagang kaki lima ini merasa nyaman untuk tetap

berusaha dan melanjutkan usaha berdagangnya.

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Distribusi Spasial

Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen”, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, yaitu.

1. Distribusi spasial lokasi pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon

membentuk pola memanjang mengikuti jalan utama Kota Sragen. Lokasi

pedagang kaki lima sebagian besar berada di Dukuh Beloran sebanyak 30

orang (56.6%) dari total 53 pedagang kaki lima yang ada.

2. Jenis dagangan yang dijual oleh pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen

Kulon didominasi oleh jenis dagangan makanan yaitu sebanyak 39 orang

(73,6%), jenis dagangan non makanan sebanyak 7 orang (13,2%) dan jasa

pelayanan sebanyak 7 orang (13,2%).

3. Sumbangan pendapatan pedagang kaki lima terhadap pendapatan keluarga

sebesar 68,68 %. Rata-rata pendapatan pedagang kaki lima perbulan

adalah Rp 1.166.037,00.

79

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut.

1. Pedagang kaki lima masih harus diberikan penyuluhan dan pengarahan

tentang tempat-tempat yang diperbolehkan untuk berdagang supaya tidak

mengganggu ketertiban.

2. Pedagang kaki lima masih harus diberikan penyuluhan dan pengarahan

tentang jenis-jenis dagangan yang memenuhi standar kesehatan,

khususnya jenis dagangan makanan dan minuman.

3. Pedagang kaki lima di Kelurahan Sragen Kulon sebaiknya membentuk

sebuah paguyuban pedagang, sehingga dapat membantu permodalan

usaha, hal ini sangat penting untuk mendukung keberlangsungan usaha

mereka pada saat-saat tertentu.

80

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 1989. Persebaran pedagang kaki lima (Studi Kasus Di KotamadyaYogyakarta). Tesis. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Alma, Buchari. 2004. Kewirausahaan. Bandung: CV Alfabeta.

Anoraga, Panji. 2004. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam EraGlobalisasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Astriyanto, Teguh. 2010. Analisis lokasi usaha pedagang kaki lima di desasekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Skripsi. Semarang:fakultas Ekonomi UNNES.

Bintarto R dan Surastopo. 1978. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

BPS. 2008. Kecamatan Sragen Dalam Angka. BPS Kabupaten Sragen.

Daldjoeni, N. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: PT. Alumni.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Giyarsih, Sri Rum. 1999. Mobilitas Penduduk Daerah Pinggiran Kota. MajalahGeografi Volume 13.No 2. September. Hal 143 dan 147.

Hardati, Puji. 2001. Prospek dan Kontribusi Industri Rumah Tangga Kerajinandalam Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan. Semarang: IKIP Press.

Herlianto. 1986. Urbanisasi dan Pembangunan Kota. Bandung: PT. Alumni.

Ine, Wahyu Purwanti. 2004. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi TerhadapPendapatan Pesanggem di Kecamatan Selo Kabupaten Rembang. SkripsiS-1. Semarang: UNNES.

Kaslan, A Thohir. 1990. Ekonomi Selayang Pandang. Bandung: Sinar Bandung.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 561.4/69/2010 Tentang Upah MinimumPada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun2011.

Keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia Nomor:23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan.

Kompas. 2004. Stabilitas pangan terancam, lahan menyempit irigasi kacau. 17Mei. Hal. 6.

80

81

Koran Tempo. 2010. Pertumbuhan Penduduk Melejit. 21 Juli. Hal. 8.

Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurhanafiansyah. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan PedagangKaki Lima yang Membuka Usaha Makanan dan Minuman Pada MalamHari Di Jalan Utama Utara Yogyakarta. Skripsi S-1. Universitas GadjahMada (tidak diterbitkan). Yogyakarta.

Perda Daerah No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan PedagangKaki Lima Kota Semarang.

Prajanto, Joko. 2009. Analisis Profil dan Persebaran Pedagang Kaki Lima diKecamatan Sukoharjo. Skripsi S-1. Fakultas Geografi UMS (tidakditerbitkan).

Prasetyo, P Eko. 2003. Model Keputusan Pemilihan Lokasi Usaha. Jurnal sainsdan teknologi sinergi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Universitas PGRI.

Rahman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang:IKIP Semarang Press.

Saedah, Tri S. 1990. Masyarakat Petani, Mata Pencaharian Sambilan danKesempatan Kerja di Keluarga Rakung Timur DKI Jakarta. Jakarta:DEPDIKBUD.

Sari, Nina Wulan. 2008. Mobilitas Non Permanen Pemulung di KecamatanBanyumanik Kota Semarang. Skripsi S-1. Semarang: UNNES.

Simanjuntak, Payaman J. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD.

Suratmi. 1999. Peranan Industri Batu Bata Terhadap Penyerapan Tenaga kerjaDan Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani Di Kecamatan JogonalanKabupaten Klaten. Skripsi S-1. Semarang: FIS UNNES.

Surya, Octora Lintang. 2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Limadi Kawasan Sekitar R.S dr Karyadi di Kota Semarang. Skripsi S-1.Semarang: Fakultas Tehnik UNDIP.

Tarigan, Robinson. 2005. Teori dan Aplikasi Ekonomi Regional. Jakarta: PT BumiAksara.

Tika, Moh pabundu.2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Umar, Husein. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Rajawali.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

No. Responden :………

Untuk Pedagang Kaki Lima

INSTRUMEN PENELITIAN

“Distribusi Spasial Lokasi Pedagang Kaki Lima Di Kelurahan Sragen Kulon

Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen

Petunjuk Pengisian

1. Sebelum mengisi angket ini bacalah dengan teliti.

2. Cara pengisian dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang tersedia.

3. Berilah jawaban secara singkat untuk soal yang berbentuk uraian pada tempat

yang telah tersedia.

4. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : …

2. Jenis kelamin : L / P

3. Umur : …

4. Status pendidikan : …

5. Status Pernikahan : …

6. Jumlah anak saudara: … Pendidikan …

7. Asal Responden : Desa … Kecamatan …

Kabupaten …

II. USAHA

1. Dimana lokasi anda dalam melakukan kegiatan berdagang?

a. Lokasi absolute :

b. Lokasi relative :

2. Jenis dagangan apa yang saudara jual

a. Makanan, sebutkan …

b. Jasa pelayanan, sebutkan …

c. Non makanan, sebutkan …

3. Berapa lama anda menjadi PKL?

4. Berapa jam anda membuka usaha dalam sehari?

III. PENDAPATAN

1. Pendapatan PKL

a Berapa pendapatan yang saudara terima dari berdagang kaki lima tiap

hari, sebutkan …

b Apa pekerjaan saudara selain menjadi PKL, sebutkan …

c berapa pendapatan dari pekerjaan selain menjadi PKL, sebutkan…

2. Pendapatan suami / istri

a Apakah suami / istri saudara bekerja …jika iya, apa pekerjaannya ….

Berapa pendapatannya …

b Apakah anak saudara bekerja …jika iya, apa pekerjaannya …. Berapa

pendapatannya …

3. Berapa pendapatan keluarga, sebutkan ….

IV. KEPEMILIKAN RUMAH TANGGA

1. Status kepemilikan rumah yang saudara tempati

a Rumah pribadi. c. Sewa kontrakan.

b Sewa bulanan. d. Kepunyaan saudara terdekat anda.

2. Lamanya saudara bertempat tinggal di rumah ini.

a 1 – 5 tahun. c. 11-15 tahun.

b 6 – 10 tahun. d. > 15 tahun.

3. Jenis atap rumah yang saudara tempati

a Genteng. c. Seng

b Kayu. d. Asbes

4. Jenis dinding rumah

a Tembok c. Bambu

b Kayu. d. Gribig

5. Jenis lantai rumah

a Keramik. c. Plester

b Tegel. d. Tanah

6. Alat elektronik yang saudara miliki.

a TV, tape, radio, hp (lengkap 4 macam)

b 3 macam dari 4 diatas.

c 2 macam dari 4 diatas

d Tidak punya

7. Alat transportasi yang saudara miliki.

a Mobil, motor, sepeda (lengkap 3 macam)

b 2 macam dari 3 di atas.

c 1 macam dari 3 di atas.

d Tidak punya.

LAMPIRAN 2

Koordinat UTM Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sragen Kulon 2010NO Nama Lokasi X Y

1 Ibu Sugiman Beloran 501092 91787362 Mas Taufik Beloran 501146 91787483 Hasan Beloran 501173 91787404 Maryanto Beloran 501176 91787425 Jack Beloran 501176 91787686 Aris Beloran 501185 91787337 Yudi Beloran 501191 91787308 Bu Wito Beloran 501198 91787349 Bu Johan Beloran 501198 9178736

10 BJ Beloran 501266 917877811 Untung Beloran 501256 917877612 Supadmi Beloran 501300 917879613 Yuni Beloran 501325 917879814 Ari Nugroho Beloran 501440 917881015 Senen Beloran 501389 917882816 Handoyo Beloran 501416 917881817 Andik Beloran 501506 917882018 Bu Kamto Beloran 501525 917882219 Parno Beloran 501689 917885220 Ika Beloran 501689 917885421 Glimpung Beloran 501696 917886422 Agung Beloran 501716 917886623 Ibu Darmi Beloran 501725 917886624 Dul Beloran 501753 917887625 Gesit Beloran 501849 917889026 Mas Nanda Beloran 501954 917887827 Mas Petruk Beloran 501955 917883828 Mbah Dul Beloran 501951 917882229 Parji Beloran 501960 917884830 Bantolo Mojosari 502403 917857631 Amir Mojosari 502402 917857432 Rini Mojosari 502446 917848833 Suyatno Mojosari 502455 917834334 Ranto Mojosari 502461 917833035 Sri Lestari Jetis 502449 917815836 Bu Siti Mojo Mulyo 501150 917833037 Mulyanto Mojo Mulyo 501154 917841238 Mbak Timpong Mojo Mulyo 501152 917834339 Dwi Yanto Mojo Mulyo 501146 917882240 Bu Gendro Cantel Kulon 501996 917998041 Yatmi Cantel Kulon 501508 917916242 Rohim Talangrejo 501819 917890243 Rini Ringin Anom 501783 917892244 Lek Men Kuwung Sari 501975 917893445 Pak Nur Kuwung Sari 502091 917895246 Mang Brewok Kuwung Sari 502183 917901247 Cipto Kuwung Sari 502215 917914048 Supri Talangrejo 502235 917921049 Suyatno Talangrejo 502246 9179246

50 Pardi Talangrejo 502247 917925451 Mas Bunder Talangrejo 502256 917928252 Giyarto Talangrejo 502263 917931053 Bu Priyanto Beloran 501406 9178804

LAMPIRAN 3Data Hasil PenelitianIdentitas Responden

No. NamaJenis

UmurStatus

Pendidikan Jumlah AnakPendidikan Anak

Asal (Kab)Kelamin Pernikahan SD SMP SMA PT TS

1 Ibu Sugiman P 46 Menikah SMA 3 - 1 1 1 - Sragen2 Mas Taufik L 32 Menikah SMA 2 1 - - - 1 Sragen3 Hasan L 38 Menikah SMP 3 2 1 - Madura4 Maryanto L 40 Menikah SMA 2 - 1 - 1 - Sragen5 Jack L 30 Menikah SMA 1 - - - - 1 Klaten6 Aris L 38 Menikah SMA 2 1 1 - - - Madura7 Yudi L 28 Menikah Sarjana 2 1 - - - 1 Sragen8 Bu Wito P 51 Menikah SMP 3 - - 2 1 - Sragen9 Bu Johan P 40 Menikah SMP 4 1 2 1 - - Madura

10 BJ L 37 menikah SMA 2 2 - - - - Sragen11 Untung L 40 Menikah SMP 2 1 1 - - - Sragen12 Supadmi P 44 Menikah SMA 2 - 1 1 - - Sragen13 Yuni P 26 Lajang SMA - - - - - - Sragen14 Ari Nugroho L 30 Menikah SMA 2 1 - - - 1 Sragen15 Senen L 34 Menikah SMA 3 2 1 - - - Wonogiri16 Handoyo L 33 Menikah SMA 2 2 - - - - Sragen17 Andik L 40 Menikah SMA 2 1 1 - - Boyolali18 Bu Kamto P 43 Menikah SMP 3 1 1 - 1 - Sragen19 Parno L 32 Menikah SMP 1 - - - - 1 Sragen20 Ika P 28 Menikah SMA 1 - - - - 1 Sragen21 Glimpung L 41 Menikah SMP 2 - 1 1 - - Sragen22 Agung L 29 Lajang SMP - - - - - - Sragen23 Ibu Darmi P 46 Menikah SMA 3 - 1 1 1 - Sragen24 Dul L 20 Lajang SMP - - - - - - Klaten25 Gesit L 27 Lajang SMA - - - - - - Sragen26 Mas Nanda L 28 Menikah SMA 1 - - - - 1 Ngawi

27 Mas Petruk L 28 Menikah SMA 1 - - - - 1 Sragen28 Mbah Dul L 61 Menikah SD 4 - 1 3 - - Sragen29 Parji L 43 Menikah SMP 2 - 1 1 - - Sragen30 Bantolo L 30 Menikah SMA 2 1 - - - 1 Sragen31 Amir L 27 Menikah SMA - - - - - - Sragen32 Rini P 29 Menikah SMA 1 1 - - - - Sragen33 Suyatno L 38 Menikah SMP 2 1 1 - - - Sragen34 Ranto L 34 Menikah SMP 1 1 - - - - Sragen35 Sri Lestari P 32 Menikah SMP 1 1 - - - - Sragen36 Bu Siti P 35 Menikah SMP 3 1 2 - - - Sragen37 Mulyanto L 45 Menikah SD 4 - 1 3 - - Sragen38 Mbak Timpong P 36 Menikah SMA 2 1 - 1 - - Sragen39 Dwi Yanto L 30 Lajang SMA - - - - - - Sragen40 Bu Gendro P 47 Menikah SMP - - - - - - Sragen41 Yatmi P 42 Menikah SD 1 - - 1 - - Sragen42 Rohim L 40 Menikah SMP 3 2 1 - - - Sragen43 Rini P 27 Menikah SMA - - - - - - Sragen44 Lek Men L 39 Menikah SD 2 - 2 - - - Klaten45 Pak Nur L 43 Menikah SMP 3 1 1 1 - - Sragen46 Mang Brewok L 48 Menikah SD 4 - 2 2 - - Sragen47 Cipto L 35 Menikah SMA 2 1 1 - - - Sragen48 Supri L 32 Menikah SMA 1 1 - - - - Sragen49 Suyatno L 41 Menikah SMA 2 - - 2 - - Sragen50 Pardi L 44 Menikah SMP 2 - 1 1 - - Sragen51 Mas Bunder L 36 Menikah SMA 1 1 - - - - Kr. Anyar52 Giyarto L 37 Menikah SMP 3 1 1 - - 1 Sragen53 Bu Priyanto P 45 Menikah SD 3 1 - 1 - 1 Banyumas

LAMPIRAN 4Data Hasil Penelitian

Lokasi dan Jenis DaganganNo. Nama Lokasi

Jenis Lama PKL Jam KerjaDagangan (Th) ( Jam/ hr)

1 Ibu Sugiman Beloran Makanan (Lontong Opor) 5 62 Mas Taufik Beloran Makanan (Roti Bakar) 7 63 Hasan Beloran Makanan (Sate Ayam) 9 64 Maryanto Beloran Makanan (Nasi Kucing) 8 75 Jack Beloran Makanan (Nasi Kucing) 2 76 Aris Beloran Makanan (Bubur Kcg Ijo) 4 67 Yudi Beloran Makanan (Ayam Bakar) 2 68 Bu Wito Beloran Makanan (Soto Sapi) 13 49 Bu Johan Beloran Non Makanan (Kelontong) 5 710 BJ Beloran Makanan (Es Degan) 3 811 Untung Beloran Non Makanan (Koran) 4 712 Supadmi Beloran Makanan (KFC) 4 613 Yuni Beloran Makanan (Es Buah) 3 714 Ari Nugroho Beloran Makanan (Es Degan) 1 815 Senen Beloran Makanan (Nasi Kucing) 12 816 Handoyo Beloran Non Makanan (Koran) 10 717 Andik Beloran Makanan (sea Food) 8 618 Bu Kamto Beloran Makanan (soto Ayam) 5 619 Parno Beloran Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 5 920 Ika Beloran Makanan (Es Buah) 3 721 Glimpung Beloran Makanan (Nasi Kucing) 7 922 Agung Beloran Makanan (Bubur Kcg Ijo) 4 623 Ibu Darmi Beloran Makanan (Sate Ayam) 5 724 Dul Beloran Makanan (Nasi Kucing) 3 925 Gesit Beloran Non Makanan (Koran) 7 726 Mas Nanda Beloran Non Makanan (Helm) 2 627 Mas Petruk Beloran Makanan (Mi Ayam) 8 828 Mbah Dul Beloran Makanan (Nasi Tumpang) 8 729 Parji Beloran Makanan (Nasi Kucing) 6 630 Bantolo Mojosari Non Makanan (Koran) 9 731 Amir Mojosari Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 3 732 Rini Mojosari Makanan (Nasi Tumpang) 2 633 Suyatno Mojosari Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 6 834 Ranto Mojosari Makanan (Nasi Kucing) 5 735 Sri Lestari Mojosari Makanan (Nasi Goreng) 6 836 Bu Siti Mojo Kulon Makanan (Nasi Rames) 4 637 Mulyanto Mojo Kulon Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 18 738 Mbak Timpong Mojo Kulon Makanan (Nasi Tumpang) 3 739 Dwi Yanto Mojo Mulyo Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 5 840 Bu Gendro Cantel Kulon Makanan (Nasi Kucing) 13 641 Yatmi Cantel Kulon Makanan (Nasi Tumpang) 3 642 Rohim Talangrejo Jasa Pelayanan (Ahli Kunci) 10 843 Rini Ringin Anom Makanan (Es jus) 2 644 Lek Men Kuwung Sari Makanan (Nasi Kucing) 9 845 Pak Nur Kuwung Sari Makanan (Nasi Penyet) 4 546 Mang Brewok Kuwung Sari Makanan (Kare Ayam) 14 547 Cipto Kuwung Sari Makanan (Nasi Kucing) 4 848 Supri Talangrejo Makanan (Susu Segar) 5 749 Suyatno Talangrejo Makanan (Roti Bakar) 6 650 Pardi Talangrejo Non Makanan (Warung Rokok) 14 651 Mas Bunder Talangrejo Makanan (Nasi Kucing) 5 752 Giyarto Talangrejo Jasa Pelayanan (Tambal Ban) 8 553 Bu Priyanto Beloran Makanan (Es Kcg Ijo) 7 6

LAMPIRAN 5Data Hasil PenelitianPendapatan Keluarga

No. NamaPendapatan Pendapatan Pendapatan Total Pekerjaan Pekerjaan PekerjaanBerdagang Selain Suami/ istri Pendapatan SPKL Pokok Sampingan suami/istri

PKL Keluarga1 Ibu Sugiman 60,000 - 65,000 125,000 48.00 PKL - pedagang2 Mas Taufik 40,000 - 20,000 60,000 66.67 PKL - pedagang3 Hasan 45,000 - 20,000 65,000 69.23 PKL - pedagang4 Maryanto 60,000 - - 60,000 100.00 PKL - -5 Jack 50,000 - - 50,000 100.00 PKL - -6 Aris 30,000 10,000 30,000 70,000 42.86 PKL Buruh Buruh7 Yudi 60,000 - - 60,000 100.00 PKL - -8 Bu Wito 45,000 - 30,000 75,000 60.00 PKL - Pedagang9 Bu Johan 30,000 - 30,000 60,000 50.00 PKL - Tukang Cukur10 BJ 30,000 - - 30,000 100.00 PKL -11 Untung 25,000 - 20,000 45,000 55.56 PKL - pedagang12 Supadmi 35,000 - 20,000 55,000 63.64 PKL - Tukang Becak13 Yuni 30,000 - - 30,000 100.00 PKL - -14 Ari Nugroho 30,000 4,000 25,000 59,000 50.85 PKL Buruh Buruh15 Senen 60,000 - - 60,000 100.00 PKL - -16 Handoyo 25,000 - 20,000 45,000 55.56 PKL Pedagang17 Andik 65,000 - - 65,000 100.00 PKL - -18 Bu Kamto 45,000 - 60,000 105,000 42.86 PKL - PNS19 Parno 15,000 5,000 15,000 35,000 42.86 PKL Buruh Buruh20 Ika 35,000 - 30,000 65,000 53.85 PKL - Sopir21 Glimpung 50,000 - - 50,000 100.00 PKL - -22 Agung 30,000 5,000 - 35,000 85.71 PKL Buruh -23 Ibu Darmi 40,000 - 60,000 100,000 40.00 PKL - PNS24 Dul 60,000 - - 60,000 100.00 PKL - -25 Gesit 25,000 - - 25,000 100.00 PKL - -26 Mas Nanda 45,000 - - 45,000 100.00 PKL - -

27 Mas Petruk 40,000 - 20,000 60,000 66.67 PKL - Pedagang28 Mbah Dul 40,000 - 10,000 50,000 80.00 PKL - Buruh29 Parji 45,000 - 5,000 50,000 90.00 PKL - Buruh30 Bantolo 30,000 - - 30,000 100.00 PKL - -31 Amir 20,000 - 20,000 40,000 50.00 PKL - Pedagang32 Rini 35,000 - 25,000 60,000 58.33 PKL - Tukang Becak33 Suyatno 15,000 5,000 10,000 30,000 50.00 PKL Buruh Buruh34 Ranto 35,000 5,000 20,000 60,000 58.33 PKL Buruh Pedagang35 Sri Lestari 45,000 - 25,000 70,000 64.29 PKL - Sopir36 Bu Siti 40,000 - 50,000 90,000 44.44 PKL - PNS37 Mulyanto 20,000 10,000 15,000 45,000 44.44 PKL Tukang Becak Buruh38 Mbak Timpong 45,000 - 40,000 85,000 52.94 PKL - Sopir39 Dwi Yanto 10,000 5,000 - 15,000 66.67 PKL Buruh -40 Bu Gendro 40,000 - 35,000 75,000 53.33 PKL - Sopir41 Yatmi 45,000 - 40,000 85,000 52.94 PKL - Pedagang42 Rohim 50,000 - 20,000 70,000 71.43 PKL - Pedagang43 Rini 35,000 - 35,000 70,000 50.00 PKL - Pedagang44 Lek Men 45,000 5,000 20,000 70,000 64.29 PKL Buruh Buruh45 Pak Nur 50,000 - 30,000 80,000 62.50 PKL - Pedagang46 Mang Brewok 45,000 - 15,000 60,000 75.00 PKL - Buruh47 Cipto 45,000 - 20,000 65,000 69.23 PKL - Pedagang48 Supri 50,000 - 25,000 75,000 66.67 PKL - Pedagang49 Suyatno 45,000 - 15,000 60,000 75.00 PKL - Pedagang50 Pardi 35,000 - 10,000 45,000 77.78 PKL - Pedagang51 Mas Bunder 50,000 - 25,000 75,000 66.67 PKL - Pedagang52 Giyarto 20,000 5,000 10,000 35,000 57.14 PKL Buruh Buruh53 Bu Priyanto 20,000 - 25,000 45,000 44.44 PKL - Buruh

LAMPIRAN 6

Data Hasil PenelitianKepemilikan Rumah Tangga

No NamaStatus Lama Jenis atap Jenis Jenis Alat Alat

Kepemilikan Tinggal Rumah Dinding Lantai Elektronik Transportasi1 Ibu Sugiman 2 2 1 1 2 1 22 Mas Taufik 1 3 1 1 2 2 23 Hasan 1 3 1 2 3 2 24 Maryanto 3 2 1 1 2 2 25 Jack 4 1 1 1 2 2 36 Aris 3 1 1 2 2 2 27 Yudi 1 1 1 1 1 2 28 Bu Wito 1 1 1 1 2 2 39 Bu Johan 3 1 1 1 2 3 210 BJ 2 1 1 1 2 2 211 Untung 1 4 1 1 2 3 312 Supadmi 1 2 1 1 2 3 213 Yuni 1 1 1 1 2 2 314 Ari Nugroho 1 1 4 2 2 3 215 Senen 1 3 1 1 2 2 216 Handoyo 1 4 1 1 2 2 217 Andik 1 5 1 1 1 2 218 Bu Kamto 1 2 1 1 1 1 219 Parno 1 2 1 2 3 2 320 Ika 2 2 1 1 2 2 321 Glimpung 1 3 4 1 3 2 222 Agung 1 1 1 2 1 3 223 Ibu Darmi 1 1 1 1 2 2 224 Dul 2 4 1 1 3 3 425 Gesit 1 2 1 1 1 2 226 Mas Nanda 2 2 1 1 2 2 327 Mas Petruk 3 2 1 1 2 2 228 Mbah Dul 1 4 1 1 2 3 329 Parji 1 3 1 1 1 2 230 Bantolo 1 4 1 1 2 1 331 Amir 2 4 2 2 3 3 332 Rini 3 2 1 1 2 3 333 Suyatno 1 3 2 2 3 3 334 Ranto 1 4 1 1 1 3 335 Sri Lestari 1 4 1 2 2 2 336 Bu Siti 2 2 1 1 1 2 237 Mulyanto 1 4 1 1 2 1 238 Mbak Timpong 1 4 1 1 2 1 239 Dwi Yanto 1 4 1 1 1 2 240 Bu Gendro 1 4 1 1 1 1 241 Yatmi 1 3 1 2 2 3 342 Rohim 1 4 1 1 2 2 243 Rini 2 1 1 1 2 3 344 Lek Men 1 4 1 1 1 2 345 Pak Nur 1 3 1 1 1 1 246 Mang Brewok 1 4 1 1 2 2 247 Cipto 1 4 1 1 2 2 348 Supri 3 3 1 1 2 3 249 Suyatno 1 4 1 1 1 2 250 Pardi 1 3 1 1 2 3 351 Mas Bunder 1 2 1 1 2 3 252 Giyarto 1 3 4 2 4 3 4

53 Bu Priyanto 2 1 1 1 3 3 2

Keterangan : 1 = A; 2 = B; 3 = C; 4 = D

LAMPIRAN 7

Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN 8

Surat Rekomendasi Penelitian