distribusi dalam ekonomi islam

Upload: tajuddin-pogo

Post on 09-Oct-2015

308 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pandangan Islam dalam mengatur distribusi ekonomi mikro

TRANSCRIPT

Distribusi Dalam Ekonomi Islam PendahuluanIslam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Salah satu tujuannya adalah untuk mewujudkan keadilan dalam pendistribusian harta, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun individu. Keadilan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada sistem ekonomi yang dianut. Pembahasan mengenai pengertian distribusi pendapatan, tidak terlepas dari pembahasan mengenai konsep moral ekonomi yang dianut juga model instrumen yang diterapkan individu maupun negara dalam menentukan sumber-sumber maupun cara-cara pendistribusian pendapatannya.[footnoteRef:2][1] [2: ]

Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Pelaksanaan distribusi bertujuan untuk saling memberi manfaat dan menguntungkan satu sama lain. Secara umum, Islam mengarahkan mekanisme muamalah antara produsen dan konsumen agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Apabila terjadi ketidakseimbangan distribusi kekayaan, maka hal ini akan memicu timbulnya konflik individu maupun sosial.Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengakhiri kesengsaraan dimuka bumi ini adalah dengan menerapkan keadilan ekonomi. Kebahagiaan akan mudah dicapai dengan penerapan perekonomian yang mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan individu. Islam menegaskan untuk para penguasa, agar meminimalkan kesenjangan dan ketidakseimbangan distribusi. Pajak yang diterapkan atas kekayaan seseorang bertujuan untuk membantu yang miskin. Sementara dalam Islam Allah mensyariatkan zakat. Jika hal ini dijadikan konsep distribusi pendapatan, InsyaAllah sistem perekonomianpun akan berjalan lancar dan masyarakat akan sejahtera.

Definisi DistribusiDistribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai. Pembahasan mengenai pengertian dan makna distribusi tidak lepas dari konsep moral ekonomi yang dianut. Apabila konsep dasar yang diterapkan adalah sistem kapitalis, maka permasalahan distribusi yang akan timbul adalah adanya perbedaan yang mencolok pada kepemilikan, pendapatan dan harta peninggalan. Jika asas yang mereka anut adalah sosialisme, maka sistem ini lebih melihat kepada kerja sebagai basic dari distribusi pendapatan. Hasil yang akan diperoleh tergantung pada usaha mereka. Oleh karena itu kapabilitas dan bakat seseorang sangatlah berpengaruh pada distribusi pendapatan. Untuk mewujudkan kebersamaan, alokasi produksi dan cara pendistribusian kekayaan alam serta sumber-sumber ekonomi lainnya diatur oleh negara.Interaksi yang baik antara produsen dan konsumen sangat berpengaruh pada pendapatan. Konsep moral ekonomi yang berkaitan dengan kepemilikan dan kekayaan harus dipahami untuk tujuan menjaga persamaan ataupun mengikis kesenjangan sosial. Idealisme ini harus disepakati agar tercapainya standar hidup secara umum dan pencegahan eksploitasi kelompok kaya dan kelompok miskin.Saluran distribusi adalah suatu jalur perantara pemasaran dalam berbagai aspek barang atau jasa dari tangan produsen ke konsumen. Antara pihak produsen dan konsumen terdapat perantara pemasaran, yaitu wholesaler (distributor atau agen) yang melayani pembeli.

Jenis DistribusiDalam penyaluran hasil produksi, produsen dapat menggunakan beberapa sistem distribusi, seperti:Distribusi langsungDistribusi semi langsungDistribusi tidak langsungDistribusi langsung terjadi apabila produsen menyalurkan hasil produksinya secara langsung kepada konsumen. Bentuk saluran distribusi ini adalah yang paling pendek dan paling sederhana. Saluran distribusi ini tidak menggunakan perantara, dikarenakan produsen dapat menjual barangnya langsung kepada konsumen. Oleh karena itulah saluran ini disebut saluran distribusi langsung. Contohnya: Penjual bakso keliling, hasil panen anggur langsung dijual kepada konsumen, tanpa melalui agen atau perantara pemasaranDistribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri. Contohnya: Hasil produksi tas dijual kepada konsumen melalui toko-toko milik pabrik tas itu sendiri.Distribusi tidak langsung, pada sistem ini, produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik itu barang atau jasa kepada pemakainya melainkan melalui perantara. Contohnya: Petani menjual hasil pertaniannya kepada Koperasi Unit Desa (KUD) yang membelinya dengan harga dasar sesuai harga pasar, agar petani terlindung dari praktek tengkulak.

Mekanisme Distribusi PendapatanIslam memiliki asas-asas pemikiran distribusi pendapatan yaitu:Manusia itu terdiri dari ruh dan jasad.[footnoteRef:3][2] [3: ]

Perbedaan teori konvensional dan Islam adalah prinsip materialistiknya. Akan tetapi Islam memandang manusia terdiri dari dua unsur yaitu: jasad dan ruh, sebagaimana firman Allah: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. (QS. Al-Qashas: 77)

Manusia itu mempunyai kebutuhan individual dan sosialSetiap manusia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu dan yang lainnya. Seperti firman Allah: Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu, dan kulitmu. (QS. Ar-Rum: 22)Sesungguhnya perbedaan warna dan bahasa adalah suatu indikasi perbedaan kepribadian, sifat dan kebutuhan setiap insan. Manusia adalah sebagai makhluk sosial sehingga tidak mungkin hidup sendirian tanpa membutuhkan pertolongan sesamanya. Manusia dapat berkembang sesuai dengan tabiat lingkungannya masing-masing. Dari sini kita dapat memahami bahwasanya kedua asas tadi menuntut kita untuk lebih memperhatikan seluruh kebutuhan manusia baik dari segi spiritual maupun material. Mekanisme distribusi pendapatan dalam Islam harus berdasarkan kerja atau usaha dan kebutuhan. Maka dalam distribusi harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain:Peran kerja dalam distribusiAllah mewajibkan setiap muslim untuk bekerja. Ia diberikan hak untuk menggunakan waktunya dalam melakukan usaha dan memiliki hasil usahanya. Dengan demikian kepemilikan berasas pada dasar hasil usaha. Allah berfirman: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa: 32)Peran kebutuhan dalam distribusi pendapatanUntuk menjaga proses distribusi pendapatan, kita harus melihat realita strata sosial, yaitu; golongan yang mempunyai kemampuan memenuhi setiap kebutuhan, yang telah diberikan Allah kekuatan badan dan kemampuan akal, sehingga dapat mencapai kehidupan tinggi. Sebagian golongan tersebut adalah: pertama golongan ini hanya mendapatkan apa yang ia usahakan dari distribusi pendapatan dan investasi. Kedua golongan yang tidak mampu karena kelemahan fisik dan akal yang menghambat aktifitas mereka, maka standar kehidupan mereka berdasarkan kemanusiaan dan kasih saying. Ketiga golongan yang mampu untuk menutupi kebutuhan primer, meskipun tidak mencapai golongan pertama. Golongan ini hanya mendapatkan yang ia usahakan dalam batas minimum. Maka bagi pemerintah harus memperhatikan mereka dengan memberikan subsidi.Peran hak milik dalam distribusi pendapatanIslam memberikan hak kepada manusia untuk memperoleh segala sesuatu berdasarkan hasil usaha yang ia miliki. Sebagaimana membolehkan pengembangan kekayaan dalam batasan-batasan syariat Islam.

Permasalahan Dalam DistribusiDistribusi adalah hal penting yang harus kita ketahui, karena distribusi merupakan sebuah keharusan yang merupakan proses simbiosis yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana kita ketahui distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen, namun dalam prakteknya terdapat kerancuan-kerancuan yang menimbulkan permasalahan dari dunia distribusi, beberapa di antaranya adalah:InflasiNilai mata uang amat erat sekali dengan pendapatan nasional, maka ia membutuhkan kestabilan yang harus di backing penuh dengan produktifitas negara yang harus terus menerus ditingkatkan.Pengertian InflasiDalam ilmu ekonomi Inflasi adalah proses meningkatnya harga harga secara umum dan terus menerus (continue), dengan kata lain inflansi adalah menurunnya nilai mata uang yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga harga umum barang secara terus menerus. Kenaikan harga yang terjadi pada berbagai macam barang tidaklah harus bersamaan. Demikian pula persentase kenaikannya mungkin berbeda beda untuk berbagai barang yang berlainan.[footnoteRef:4][3] [4: ]

Kesan inflansi dalam ilmu ekonomi kadang akan menimbulakan hal yang positif dan adakalanya juga menimbulkan hal yang negatif, beberapa hal yang dapat mengakibatkan inflasi ini terjadi seperti ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dengan jumlah penawaran barang dalam sebuah Negara dalam masa tertentu, adanya ketidaklancaran distribusi disebabkan oleh meningkatnya harga barang dari luar Negara sehingga terhambat distribusi barang kepada konsumen karna barang terlalu mahal.b. Dampak InflasiDampak inflasi amat banyak diantaranya adalah dampak terhadap distribusi pendapatan (equity effect). Dampak ini bisa merugikan sebahagian pihak dan ada pula yang menguntungkan pihak lainya.Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp 10.000.000,- pertahun. Jika laju inflasi yang terjadi sebesar 10%, maka orang tersebut akan menderita kerugian sebesar penurunan pendapatan riil yaitu sebesar:10% x 10.000.000,- = 1.000 000Adapun mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan denagn persentase lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang bagi pihak yang di rugikan inflasi seolah-olah pajak bagi mereka, sedangkan bagi pihak yang diuntungkan inflasi seolah-olah subsidi bagi mereka.Penambahan pendapatan setiap orang akibat terjadinya inflasi akan menyebabkan perubahan permintaan terhadap berbagai jenis barang, sebagian jenis barang akan mengalami perubahan pola permintaan terhadap berbagai jenis barang akan mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Terjadinya inflasi mungkin juga akan menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Dalam keadaan inflasi, biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik lalu mendorong kenaikan produksi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Ini berbeda dengan hyperinflation[footnoteRef:5][4] [5: ]

c.Mengatasi InflasiDalam konsep konvensional, banyak sekali cara-cara menanggulangi inflasi yang berakibat fatal. Tanpa disadari banyak merugikan masyarakat menegah kebawah, setelah kita sebutkan beberapa penyebab inflasi di atas, sekarang bagaimana cara kita mengatasi agar inflasi ini tidak terjadi agar tidak merugikan semua pihak, ada beberapa cara mengatasi inflasi yaitu1. kebijakan moneter[footnoteRef:6][5]. Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabialan moneter dalam menjaga kesejahteraan rakyat [6: ]

2. kebijakan fiscal, dapat dilakukan dengan cara menaikan tarif pajak, mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, dan mengadakan pinjaman pemerintah minsalnya pemerintah memotong gaji pegawai.3.kebijakan non moneter dapat dilakukan dengan cara menaikan hasil produksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak sehingga harga akan menjadi turun, kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada buruh agar tidak meminta penaikan upah pada masa inflasi, dan pengawasan harga yaitu pemerintah mempunyai kebijakan untuk menentukan harga kepada barang barang tertentu.Cara lain adalah politik pasar terbuka (jual beli surat berharga) dengan jalan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang yang beredar sehingga laju inflasi lebih rendah. Cara yang demikian jelas-jelas tidak ada dalam konsep islam, karna memepermainkan bunga bank yang diharamkan oleh Islam.Dari sini kita ketahui betapa bunga bank (yang diharamkan islam) itu mempengaruhi perekonomian Negara. Bila dilihat sekilas, nampaknya alternatif bunga amat menguntungkan dan tak berefek apa apa. Walhasil, jurang pemisah antara yang kaya dan miskin akan terus mendalam.dalam kebijakan moneter islam selalu menawarkan beberapa konsep yang sederhana. Seperti yang telah kita singgung di atas bahwa inflasi adalah akibat dari ketidak-seimbangan nilai mata uang yang memiliki standar yang labil. Tentunya juga diakibatkan dari penurunnya pendapatan Negara, ditambah lagi dengan factor-faktor lainnya.

KemiskinanSalah satu masalah besar yang di hadapi suatu negara yang sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya ketimpangan pendapatan menyebabkan awal dari munculnya kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin mempersulit keadaan, dan tidak memungkinkan akan terjadi konsekuensi negatif yang menyangkut masalah sosial dan politik.Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya terjadi di Negara yang sedang berkembang bahkan di Negara maju sekalipun masih terjadi, namun karena sistem pendistribusian yang di terapkan di negara maju benar-benar di jalankan secara adil dan merata juga dengan pengelolaannya yang baik membuat orang-orang miskin di Negara tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, sebut saja britania bayangkan saja pemrintah mereka memberikan dana bantuan sebesar 100-200 dolar perorang yang masuk dalam kategori miskin. Dan sistem ini di lakukan dengan adil dan merata, inilah yang terkadang membuat saya salut dengan Negara-negara maju tersebut, karna justru merekalah yang menerapkan keadilan sebagaimana perintah Allah yang seharusnya di tegakkan di ngara-negara yang memang sudah bebasiskan islam.Jauh hari coba kita lihat bagaimana sahabat Umar bin Khotab yang mana beliau sangat cerdas dalam mengatur kepemimpinannya dan sangat respon untuk maslahah rakyatnya, juga siang dan malam selalu memperhatikan rakyatnya, dalam kisahnya yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, ketika beliau berjalan keliling malam beliau mendengar isak tangis dari keluarga miskin yang anak-anaknya minta makan,oleh sang ibu karena tidak ada beras atau gandum yang mau di makan akhirnya, ibu dari kedua anak itu berusaha untuk membuat sang anak senang dengan mengatakan ya nak.. tunggu sebentar lagi mau masak, sampai kedua anak tersebut tertidur, tangisan itulah yang di dengar umar dan ketika itu umar langsung mnghampiri rumah keluarga malang itu, setelah umar mengetahui masalah yang di hadapi keluarga tersebut. Pada malam itu juga umar langsung pulang dan mengambil sekarung gandum untuk di berikan kepada keluarga tersebut. Begitulah khalifah umar ketika menjabat sebagai pemimpin ketika itu[footnoteRef:7][6]. [7: ]

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah, dan dari penelitian-penelitian akademik menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi. Data BPS bulan Maret tahun 2007 menunjukkan angka 37.168.300 orang berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini sebagian besar bertempat tinggal di perdesaan (20,37%), tetapi ada pula kemiskinan di perkotaan (12,52%). Coba bayangkan begitu banyak saudara-saudara kita yang masih berada dalam garis kemiskinan yang kaya semakin kaya dan yang miskin pun semakin melarat lalu siapa yang akan membantu mereka dalam masalah financial dan kebutuhan hidup mereka sehari-hari, mungkin dengan sistem pemerintah yang seperti ini sampai kapanpun itu tidak akan pernah selesai.Lalu sebagai mahasiswa dan mahasiswi apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulagi itu semua? Menurut saya cara yang bisa kita lakukan sementara adalah melihat status kita sebagai sebagai mahasiswa-mahasiswi penuntut ilmu agama. Dalam hal ini kita bisa menyampaikan dakwah dan memberikan pelajaran yang berhubungan dengan islam ke masyarakat kita, baik yang kaya maupun yang miskin, yang miskin agar terus berusaha dan berdoa dan yang kaya agar menunaikan kewajibannnya sebagai orang yang memiliki harta, sebagaimana firman Allah dan di dalam harta kamu ada hak peminta-minta[footnoteRef:8][7] [8: ]

saya yakin jika smua orang kaya yang ada di sekeliling kita melaksanakan kewajiban mereka untuk megeluarkan zakat dari pada hartanya insya Allah tidak akan ada lagi pengemis di jalanan, tidak ada lagi orang-orang miskin yang tidak makan, semuanya hidup dengan tenang, wajah kitapun berseri dan senang apalagi yang kita harapkan kecuali bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan, bahkan mahasiswa dan mahasiswipun sekalian tidak lagi harus antrian untuk ambil bantuan karena biaya kehidupan sudah di siapkan, maka Allah pun berfirman: Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan[footnoteRef:9][8] [9: ]

Dan ini sudah mulai di terapkan di ngeri jiran Malaysia dan brunai Darussalam sebagian besar dari pelajar mereka mendapatkan harta zakat yang di berikan oleh kerajaan lagi-lagi karena pengelolaan yang diterapkan oleh mereka benar-benar di laksanakan seperti ajaran islam, sehingga mereka datang ke negeri ini benar-benar untuk belajar dan mendalami agama islam bahkan tidak hanya itu pelajar mereka sebagian juga belajar ilmu kedokteran, namun masih banyak juga yang masih blajar malas-malasan, maka nikmat tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan??Lalu bagaimana dengan Negara kita indoanesia bagaimana dan dengan sistem ekonominya??Kegiatan perekonomian yang diharapkan akan bergairah dengan munculnya rezim pernerintahan baru ternyata tidak terbukti, keadaan perekonomian yang rnemburuk pada saat bersamaan dengan negara-negara lain seperti, Malaysia, Thailand, Korea, Brazil, dan lain-lain tidak dapat ditingkatkan, di lain pihak perekonomian dunia, bahkan negara-negara tetangga seperti yang disebutkan di atas telah mampu keluar dari kemelut krisis moneter namun di pihak Indonesia hal tersebut tidak semakin membaik namun para elit dan kelompok partai-partai politik terus saja berpacu dan bergelut dengan perebutan kekuasaan sehingga lupa pada apa yang berhubungan dengan kondisi perekonomian masyarakat yang semakin menimbulkan gejolak sosial, pengangguran semakin bertambah, tingkat kemiskinan semakin besar, keluarnya investor-investor asing, pencucian uang, tingkat korupsi semakin merajalela mulai dari tingkat desa sampai ke pemerintah pusat tidak terkecuali para anggota legislatif yang dikenal dengan money politiknya semakin tidak dapat dibendung sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara paling korup nomor 3 (tiga) di dunia dan nomor 1 (satu) di Asia.Penerapan Distribusi PerdaganganDistribusi dapat kaitkan dengan pemasaran, dimana distributor sebagai alat yang memasarkan sebuah produk atau barang kepada konsumen. Pemasaran(Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikaninformasimengenaibarangataujasadalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkanairdalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merekAquayang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aquabotolyang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebutpemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.Sebagai contohnya adalah pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktifitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.[footnoteRef:10][9] [10: ]

Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Pasar internasional melampaui ekspor pemasar dan menjadi lebih terlibat dalam lingkungan pemasaran di negara-negara di mana suatu organisasi melakukan bisnis.[footnoteRef:11][10] [11: ]

Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni* ''Product'' (produk)* ''Price'' (harga)* ''Place'' (tempat), termasuk juga (distribusi)* ''Promotion'' (promosi)Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti [[keuangan]], teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk [[pemasaran internet]], meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet. [footnoteRef:12][11] [12: ]

Sebagian contoh kecil dalam pemasaran lewat internet adalah yang kerap sekali kita jumpai, pemasaran butik dalam penjualan pakaian, jilbab, dan sebagainya. Ada juga sebagian restorant-restorant yang mempublikasikan makanannya lewat via internet. Inilah adalah salah satu contoh factor pendukung dalam pemasaran, karena mereka memanfaatkan peluang bisnis menjadi uang. Dimana seorang distributor menawarkan barang-barangnya kepada konsumen, melalui teknologi internet yang kerap manusia jumpai. Justru dengan cara inilah, seorang konsumtor dapat tertarik, dan tidak perlu mengunjungi toko pakaian tersebut, hanya sekedar untuk memilih-milih.Inilah sebuah kemajuan tekknologi di zaman era serba maju.Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.[footnoteRef:13][12] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. [13: ]

Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[footnoteRef:14][13]Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu: [14: ]

Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakatFaktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran: Dari sudut pandang penjual:Tempat yang strategis (place),Produk yang bermutu (product),Harga yang kompetitif (price), danPromosi yang gencar (promotion).Dari sudut pandang konsumen:Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),Biaya konsumen (cost to the customer),Kenyamanan (convenience), danKomunikasi (comunication).Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

Tujuan DistribusiMenyampaikan suatu barang atau jasa dari produsen kepada konsumen,Mempercepat sampainya hasil produsen kepada konsumenTercapainya pemerataan produksiMenjadi kesinambungan produksiMemperbesar dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksiMeningkatnya nilai guna atau jasa.

Sistem dan Jenis Saluran DistribusiMacam-macam sistem distribusi dapat dibedakan menjadi tiga macam:Sistem distribusi langsung.Sistem distribusi langsung yaitu denagn menjual atau menyalurkan hasil produksi barang atau jasa langsung kepada konsumen, jadi posisi produsen disini langsung berhubungan dengan pembeli atau konsumen.Sistem distribusi semi langsung.Dengan melalui sistem distribusi semi langsung ini produsen menyalurkan atau menjual barang hasil produksinya melalui took milik produsen sendiri.Sistem distribusi tidak langsung.Yaitu produsen menyalurkan jasa atau menjual barang hasil produksinya kepada konsumen dengan melalui lembaga atau pedagang perantara.Jenis saluran distribusi barang konsumsi dan jasa:Saluran distribusi barang konsumsi dan jasa.Dengan melalui produsen kepada konsumen: jenis penyaluran distribusi seperti ini merupakan penyaluran yang paling pendek dan sederhana, dan tanpa melalui perantara agen, bias juga dengan melalui pos atau langsung, disebut juga jenis penyaluran distribusi barang konsimsi secara langsung.

Melalui produsen, pengecer, kemudian kepada konsumen: disini pengecer besar melakukan pembelian barang kepada produsen dan menyalurkannya kepada konsumen.

Melalui produsen, pedagang besar, pengecer, dan kepada konsumen: pedagang besar melakukan pembelian barang kepada produsen, dan produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah yang besar atau distribusi tradisional, dan tidak melakukan penjualan kepada pengecer dan pengecer membeli barang dari pedagang besar yang akan disalurjannya kepada konsumen.

Melalui produsen, agen, pengecer, kemudian kepada konsumen: agen membeli barang dari produsen kemudian disalurkan kepada pengecer kemudian kepada konsumen.

Melalui produsen, agen, pedagang besar, pengecer, konsumen: dalam saluran distribusi sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barang kepada pedagang besar yang disalurkannya kepada pengecer.

Melalui produsen, distributor industry, kemudian kepada pemakai industry. Contohnya: barang bangunan, alat bangunan.

Melalui produsen, agen, pemakai industry: saluran distribusi ini dipakai oleh produsen yang tida memiliki departemen pemasaran, juga untuk perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau memasuki daerah pemasaran yang baru yaitu melalui agen kemudian disalurkan kepada pemakai industry.

Hubungan antara konsumsi, produksi dan distribusiPerbedaan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dapat dilihat sebagai berikut:Produksi (pelaku produsen)Menghasilkan barang dan jasaMenciptakan suatu barang dan jasaMenambah manfaat atau kegunaan barang dan jasaDistribusi (pelaku distributor)Menyalurkan atau menyebarkan barang dan jasaMembantu mendekatkan produsen dengan konsumenTujuannya mencari labaKonsumsi (pelaku konsumen)Pengguna barang dan jasaDan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan

PenutupManusia di dunia tidak akan mampu untuk hidup dengan sendirinya, karena antara satu makhluk dengan yang lainnya saling membutuhkan. Begitulah Islam mengajarkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan. Melalui distribusilah kita mampu menghasilkan sesuatu yang kita butuhkan, seperti keperluan rumah tangga, maupun jasa. Hubungan antara produsen, distributor, dan konsumen, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kesenjangan dan kelaparan semakin kita rasakan, dikarenakan kurang meratanya sistem distribusi yang kita anut, banyaknya ketimpangan pendapatan yang kurang merata. Sebaiknya kita mulai menjalankan suatu sistem distribusi dengan adil dan merata, serta mengelolanya dengan baik. Agar dari sistem inilah kita mampu menghapus kemiskinan yang telah meraja lela. Kita sebagai generasi Islam hendaknya bersatu dan bangkit untuk membungkus eksploitasi dengan kemakmuran. Kesenjangan dan kelaparan ditutup rapat-rapat, pembagian distribusi yang didapatkan selarasnya dijalankan dengan seadil-adilnya.Demikian dengan berakhirnya tulisan kami yang sangat sederhana ini. Semoga kita dapat memetik pelajaran dan hikmah, serta dapat dijadikan modal awal untuk memperdalam pembahasan akan distribusi. Wallahu alam bis showab.

DAFTAR PUSTAKAAl-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik IndonesiaEdwin Musthafa nasution dkk, pengenalan eksklusif ekonomi islam, kencana , Jakarta, 2010.Prof. Dr. husein syahadat, Produk-produk investasi bank islam teori dan praktek, Pusat Kajian Ekonomi Islam (Pakeis), Kairo Egypt, cet 1113, 2005Wahbah Zuhaili Mausuah al- Fiqh al-Islam wa al-Qadhaya al- Muasharah, Vol. IV, Dar al- Fikr. Damaskus, 2008

Prop. Dr. Syahadat Husein, Produk-Produk Investasi Bank Islam Teori dan Praktek, Pusat Kajian Ekonomi Islam (PAKEIS), Cairo Egypt, cet. III, 2005

Joshi, rakesh mohan, (2005) international marketing, oxford university press, new delhi and new York ISBN 0-19-567123-6.

Onkvisit, sak (2004) " process of international marketing" international marketing: analysis and strategy (edisi ke 4 th). Diakses pada 24 juni 2011.

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemasaran&action=edit&section=1William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, Erlangga, Jakarta, 1991

http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,33,strategi-pemasaran(13 Juni 2009)

[footnoteRef:15][1] Mustafa Edwin Nasution, et. al, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 119 [15: ]

[footnoteRef:16][2] Prof. Dr. Husein Syahatah, Produk-Produk Investasi Bank Islam Teori Dan Praktek, Pusat Kajian Ekonomi Islam (Pakeis), Kairo, cet. III, 2005, hal. 40 [16: ]

[footnoteRef:17][3] Ibid. hal 34 [17: ]

[footnoteRef:18][4] Hyperinflation adalah penurunan output atau produk yang dihasilkan oleh produsen [18: ]

[footnoteRef:19][5] Kebijaan moneter dapat diartikan sebgai suatu kebijakan pemerintah yang bertujuan untu memepengaruhi jalannya perekonomian dengan cara menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. [19: ]

[footnoteRef:20][6] Wahbah Zuhaili Mausuah al- Fiqh al-Islam wa al-Qadhaya al- Muasharah, Vol. IV, Dar al- Fikr. Damaskus, 2008, hal 37 [20: ]

[footnoteRef:21][7] Surat Al-Dzariyat: 19 [21: ]

[footnoteRef:22][8] Surat Al-Rahman : 13 [22: ]

[footnoteRef:23][9] Joshi, Rakesh Mohan, (2005) International Marketing, Oxford University Press, New Delhi and New YorkISBN 0-19-567123-6 [23: ]

[footnoteRef:24][10] Onkvisit, Sak (2004)."Process of international marketing".International marketing: analysis and strategy(edisi ke-4th). hlm.3. Diakses pada 24 Juni 2011. [24: Posted by Budi WahyonoIncome distribution (distribusi pendapatan), dalam ekonomi Islam menduduki posisi yang penting karena pembahasan distribusi pendapatan tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi akan tetapi juga berkaitan dengan aspek sosial dan aspek politik. Dan sebenarnya konsep ekonomi islam tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi, dimana ukuran berdasarkan atas jumalh harta kepemilikan, akan tetatpi bagaimana bisa mendistribusikan penggunaan potensi kemanusiaan, berupa penghargaan hak hidup dalam kehidupan. Distribusi harta tidak akan mempunyai dampak yang signifikan kalau tidak ada kesadaran antara sesama manusia akan kesamaan hak hidup.Oleh karena itu dalam distribusi pendapatan berhubungan dengan beberapa masalah, bagaimana mengatur distribusi pendapatan dan penyalurannya kepada masyarakat?. Dalam Islam telah dianjurka untuk melaksanakan zakat, infak dan shadaqah dan lian sebagainya. Kemudian baitul mal membagikan kepada orang-orang yang membutuhkan untuk meringankan beban hidup, dengan cara memberi bantuan langhsung ataupun tidak langsung. Isalm tidak mengarahkan distribusi pendapatan yang sama rata, letak pemerataan dalam Islam adalah keadilan atas dasar maslahah; dimana di antara satu orang dengan orang lain dalam kedudukan sama atau berbeda, mampu atau tidak mampu bisa saling menyantuni, maenghargai dan menghormati peran masing-masing. Semua keadaan di atas akan terealisasi apabila masing-masing individu sadar terhadap eksistensinya di hadapan Allah SWT.Konsep Moral Islam Dalam Sistem Distribusi PendapatanIslam menyadari bahwa pengakuan akan kepemilikan adalah hal yang sangat penting. Setiap hasil ekonomi seorang muslim dapat menjadi hak miliknya karena hal itu menjadi motivasi dasar atas setiap aktivitasnya, dimana motivasi ini membimbing manusia untuk terus berkompetisi dalam menggapai kepemilikanya. Tetapi kepemilikan manusia hanya diberi hak kepemilikan terbatas yaitu hanya berwenang untuk memanfaatkan sedangkan pemilik yang hakiki dan absolute hanyalah Allah SWT seperti dalam firman-Nya:Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha perkasa atas segala sesuatu, (Ali Imran :189)Sabda Nabi Muhammad SAWsuatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabatnya : Kepada siapakah di antara kamu harta milik ahli warisnya lebih berharga daripada miliknya sendiri ? Mereka menjawab : setiap orang menganggap harta miliknya sendiri lebih berharga daripada milik ahli warisnya. Kemudian nabi bersabda : Hartamu adalah apa yang kamu gunakan dan harta ahli warismu adalah yang tidak kamu gunakan. (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad)Kepemilikan dalam ekonomi Islam dibagi menjadi:Kepemilikan Umum (al milkiyyah al ammah / collective property) - Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik yang keras, cair maupun gas, minyak bumi, besi, tembaga, emas, dan temasuk yang tersimpan di perut bumi dan semua bentuk energi, juga industri berat yang menjadikan energi sebagai komponen utamanya. Kepemilikan Negara (state property) - Kepemilikan Negara meliputi semua kekayaan yang diambil Negara seperti pajak dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri, dan pertanian yang diupayakan Negara diluar kepemilikan umum, yang semuanya dibiayai oleh Negara sesuai dengan kepentingan Negara. Kepemilikan Individu - Kepemilikan ini dapat dikelola oleh setiap individu atau setiap orang sesuai dengan hukum atau norma syariatDistribusi PendapatanKebutuhan menjadi alasan untuk mencapai pendapartan minimum. Sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang baik adalah hal yang mendasari system distribusi-redistribusi pendapatan baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan pribadi.Proses redistribusi pendapatan dalam islam mengamini banyak hal yang berkaitan dengan moral endogeneity (factor dari dalam), signifikansi dan batasan-batasan tertentu, di antaranya:Sebagaimana utilitanrianisme, mempromosikan greatest good for greteast number of people, dengan good dan utility diharmonisasikan dengan pengertian halal-haram, peruntungan manusia dan peningkatan utility manusia adalah tujuan utama dari tujuanpembangunan ekonomi.Liberitarian dan Marxism, pertobatan dan penebusan dosa adalah salah satu hal yang mendasari diterapkanya proses redistribusi pendapatan. Dalam aturan main syariah akan ditemukan sejumlah instrument yag mewajibkan seseorang muslim untuk mendistribusikan kekayaannya sebagai akibat melakukan kesalahan (dosa).Sistem redistribusi diarahkan untuk berlaku sebagai faktor pengurang dari adanya pihak yang merasa dalam keadaan merugi atau gagal. Kondisi seperti ini hamper bisa dipastikan berlaku setiap komunitas. Mekanisme redistribusi berlaku secara istimewa, walaupun pada realitasnya distribusi adalah proses transfer kekayaan searah, namun pada hakekatnya tidak demikian. Di sini pun terjadi mekanisme pertukaran, hanya saja objek yang menjadi alat tukardari kekayaan yang ditransfer berlaku di akhirat nanti (pahala). Dengan demikian, logikanya memberikan pengertian bahwa dengan berbuat baik sekarang dan bertobat karena melakukan dosa, kemudian mentransfer sebagian harta, maka senagai alat penukar pengganti adalah pahala di di akhirat. Ini tentunya bukanlah mekanisme dari market exchanes akan tetapi pertukaran yang ter jadi anatara orang yang beriman dengan TuhannyaDistribusi Pendapatan Dalam Konteks Rumah Tangga (Household)Distribusi pendapatan dalam konteks rumah tangga tidak terlepas dari terminolgi shadaqah. Pengertian shadaqah di sini bukan berarti sedekah dalam konteks pengertian bahasa Indonesia. Karena shadaqah dalam kontek terminology Al quran dapat dipahami dalam dua aspek, yaitu: pertama: shodaqah wajibah yang berarti bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga yang berkaitan dengan instrument distribusi pendapatan berbasis kewajiban. Untuk kategori ini bisa berarti kewajiban personal seseorang sebagai muslim, seperti warisan dan bisa juga berarti kewajiban seorang muslim dengan muslim lainnya. Kedua: shadaqah nafilah (sunnah) yang berarti bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga yang berkaitan dengan instrumen distribusi pendapatan berbasis amal karikatif, seperti:Shadaqah Wajibah (wajib dan khusus dikenakan bagi orang muslim) yaitu: a) Nafaqah, b) Zakat, c) Udhiyah, d) Warisan, e) Musaadah, f) Jiwar, g) Diyafah. Shadaqah Nafilah (sunnah dan khusus dikenakan bagiorang muslim) yaitu: a) Infak, b) Aqiqah, c) Wakaf, d) Wasiat. Kemudian distribusi pendapatan dalam konteks rumah tangga juga berkaitan dengan terminology had/hudud atau pertaubatan dalam perbuatan dosa. Dengan berwujud kafarat dan dam (diyat).kedua hal tersebut merupakan satu bentuk hukuman yang bernuansa distribusi-redistribusi pendapatan. Dalam hal ini nampak jelas Islam memberikan pelajaran kepada kita bahwa dengan memberi dan menolong orang lain berarti seseorang telah memberi dan menolong dirinya sendiri.Selain itu, distribusi pendapatan juga dapat di lakukan dengan melakukan transaksi pinjam-meminjam, sewa-menyewa, upah, dan jual beli. Dalam ajaran Islam mendistribusikan pendapatan rumah tangga ada skala prioritas yang ketat. Dari kepemilikan asset yang dimiliki pertama yang harus dikeluarkan atau didistribusikan adalah (1) membayar utang, (2) membayar zakat, ketika asset tersebut sudah memenuhi syarat barang yang wajib dizakati, baik nisab maupun haul. Sedangkan pendistribusian lain seperti: infaq, udhiyah, wakaf dan wakaf dilakukan setelah terpenuhinya kewajiban zakat. Pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada keleluasaan setiap muslim, pemerintah tidak berperan dalm hal ini. Dalam hal warisan,dilaksanakan setelah pemilik aset atau harta meninggal duniaDistribusi Pendapatan Dalam Konsep NegaraPrisnsip-prinsip ekonomi yang dibangun di atas nilai moral islam mencanangkan kepentingan distribusi pendpatan secara adil.pada sarjana muslim banyak membicarakan objektivitas perekonomian berbasis Islampada level Negara terkait dengan,penjaminan level minimum kehidupan bangsa bagi mereka yang berpendapatan di bawah kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, Negara wajib bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan materi bagi lingkungan social maupun individu dengan memaksimalkan pemanfaatan atas sumber daya yang tersedia. Karena itu Negara wajib mengeluarkan kebijakanyang mengupayakan stabilitas ekonomi, kesetaraan, ketenaga kerjaan pembangunan social ekonomi dan lain sebagainya. Negara juga bertanggung jawab atas manejemen.kepemilikan publikyang pemanfaatannya diarahkan untuk seluruhanggota social, menahbiskan yang baik dan mencegah yang buruk bagimasyarakat secara umum, memproteksi dan mereservasimoral komitmen seluruh bangsa.Startegi pembangunan berbasis islam menyajikan 3 sistem: 1) sistem penyaringan atau filter, yang terdiri dari maslahah syariyyah dan mekanisme harga di pasar. 2) mendorong para agen ekonomi untuk melakukan pemuasan kebutuhan tanpa merusak dan membahayakan lingkungan. 3) rekontruksi terhahadap sosioekonomi, dengan tujuan pemerataan kesejahteraan, menghindari perbuatan ria, dan mereformasi sistem keuangan untuk mendukung terwujudnya dua tujuan di atas. Untuk menciptakan nuansa pasar yang terbuka, berkaitan dengan struktur produksi dan dinamika tenaga kerja, harus diadakan pengoptimalan sumber daya (alam dan manusia). Kemudian dilanjutkan dengan model ekonomi politik dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintahan yang berdampak secara langsung dan tidak langsung kepada distribusi pendapatan.Pengelolaan Sumber DayaDalam pengelolaan sumber daya, Negara harus mampu mendistribusikan sumber daya yang ada dengan baik dan maksimal. Kebijakan distribusi menganut kesamaan dalam kesempatan kerja, pemerataan kesejahteraan dan pemanfaatan lahan yang menjadi sector publikAjaran islam memberikan otoritas kepada pemerintah dalam menentukan penggunaan lahan untuk kepentingan public dan Negara, distribusi tanah kepada sector swasta, penarikan pajak, subsidi, dan keistimewaannon monetarylainnya yang unsur legalitasnya dikembalikan kepada aturan syariah.semua keistimewaan tersebut harus diarahkan untuk memenuhi kepentingan publik dan pembebasan kemiskinan.Kompetisi Pasar dan Redistribusi SistemPerspektif teori ekonomi menyatakan bahwa pasar adalah salah satu mekanisme yang bisa dijalankan manusia untuk mengatasi problem ekonomi yang terdiri atas : produksi, konsumsi dan distribusi. Kepentingan Negara (pemerintah) dalam pendistribusian pendapatan di pasar adalah bagaimana pemerintah dapat menjamin pendapatan seluruh bangsanya (baik muslim maupun non musilm) Model Ekonomi PolitikKebijakan ekonomi politik diarahkan untuk melayani kepentingan individu dan umum secara sekaligus. Model ini menfokuskan kepada keimbangan, harmonisasi dan permanen dari kedua kepentingan tersebut. Kebijakan ekonomi politk islam juga melayani kesejahteraanmateri dan kebutuhan spiritual. Kebijakan ini memperhatikan setiap aktivitas ekonomi individu,selama aktivitas itu berada dalam perencanaan dan orientasi hanya kepada Allah. Allah SWT berfirman:.Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu (QS. Al Hasyr :7)Aspek ekonomi politik Islam yang dilakukan oleh para khalifah adalah dalam rangka mengurusi dan melayani umat. Ada dua hal penting yng harus diperhatikan oleh umat islamuntuk memperoleh kesuksesan system islam dalam distrubusi pendapatan, yaitu;perilaku konsumsi (mustahik menjadi muzaki) dan pengembangan intermediary system untuk lebih menyelengggarakan instrument-instrumen kebijakan fiskal dalam islam yang khusus diproyeksikan untuk distribusi pendapatan.- See more at: http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/distribusi-pendapatan-dalam-islam.html#sthash.GJXXlbGu.dpufA. MAKNA DISTRIBUSIa. Makna Distribusi dan UrgensinyaTerdapat perbedaan dalam system ekonomi tentang makna distribusi. Kapitalisme memberikan kebebasan kepemilikan khusus dan memperbolehkan pemindaan kekayaan dengan cara pewarisan atau hibah, dan tidak meletakan kaidah-kaidah untuk penentuan hal tersebut. Sementara ekonomi social mengabaikan kepemilikan khusus bagi unsur-unsur produksi, dan menilai pekerjaan sebagai satu-satunya unsur bagi produksi. Karena itu sistem distribusinya berdasarkan pada prinsip setiap individu sesuai tingkat kemampuannya, dan setiap individu sesuai tingkat kebutuhannya, dan berdasarkan pada khurafat perealisasian keadilan pembagian pemasukan bagi tingkatan pekerja yang berlandaskan pada pilar-pilar sosial. Pada sisi lain, ekonomi kapitalisme memfokuskan pembagian pemasukan Negara di antara unsur-unsur produksi, kemudian memperhatikan penyelesaian factor-faktor yang menentukan harga (bagian) unsur-unsur produksi dari pemasukan Negara. Karena itu kapitalisme memutlakan system distribusi dengan terminologi teori harga unsure produksi. Sedangkan distribusi individu, yakni distribusi income di antara individu masyarakat dan kelompoknya, tidak mendapat perhatian kapitalisme kecuali dimasa belakangan ini, dan dengan tingkata yang terbatas. Sedangkan makna distribusi dalam ekonomi Islam jauh lebih luas lagi, yaitu mencakup pengaturan kepemilikan unsure-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan. Yang mana Islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan khusus, dan meletakan bagi masing-masing dari keduanya dari kaidah-kaidah untuk mendapatkannya dan mempergunakannya, dan kaidah-kaidah untuk warisan, hibah dan wasiat. Sebagaimana ekonomi Islam juga memiliki polotik dalam distribusi pemasukan, baik antara unsure-unsur produksi maupun antara individu masyarakat dan kelompok-kelompoknya, disamping pengembalian distribusi dalam system jaminan social yang disampaikan adalam ajaran Islam. Distribusi dalam ekonomi Islam berbeda dengan system konvensional dari sisi tujuannya, asas ideology, moral dan sosialnya yang tidak dapat dibandingkan dengan system ekonomi konvensional.1. konsep moral Islam dalam system distribusi pendapatansecara umum, Islam mengarahkan mekanisme berbasis moral, spiritual dalam pemeliharaan keadilan social pada setiap aktivitas ekonomi. Latar belakangnya karena ketidak seimbangan distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari hamper semua konflik individu maupun social. Upaya pencapaian manusia akan kebahagiaan membimbing manusia untuk menerapkan keadilan ekonomi yang dapat menyudahi kesengsaraan. Hal tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya keyakinan pada prinsip moral dan sekaligus kedisiplinan dalam mengimplementasikan konsep moral tersebut. Ini merupakan fungsi dari menerjemahkan konsep moral sebagai factor endogen dalam perekonomian, sehingga etika ekonomi menjadi hal yang sangat membuming untk dapat mengalahkan setiap kepentingan pribadi. Untuk itu, dalam merespon laju perkembangan pemikiran ini, yang harus dilakukan adalah:v mengubah pola pikir (mind sets) dan pembelajaran mengenai nilai Islam, dari yang focus perhatiannya bertujuan materialistis kepada tujuan yangmengarahkan kesejahteraan umum berbasis pembagian sumber daya dan resiko yang berkeadilan, untuk mencapai kemanfaatan yang lebih besar bagi komunitas social.v keluar dari ketergantungan kepada pihak lain. Hidup diatas kemampuan pribadi sebagai personal maupun bangsa, melaksanakan kewajiban financial sebagaimana yang titunjukan oleh ajaran Islam dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa dunia saat ini bukanlah akhir cerita kita. Akan ada kehidupan beru setelah kehidupan di dunia fana ini.Sesungguhnya sistem ekonomi kapitalis telah gagal dalam merealisasikan keadilan distribusi yang berdampak pada penderitaan masyarakat yang menjadi kapitalisme sebagai pedoman dalam kehidupan ekonominya. Bahkan kapitalisme mulai menderita krisis yang mendekatkan kepada kehancurannya, dimana dunia mulai mendengar jeritan yang memilukan yang keluar dari ibu kota kapitalisme tentang keharusan menempatkan jalan ketiga sebagai ganti kapitalisme yang telah nampak tidak mampu menghadapi krisis besar yang diderita oleh dunia di bawah bayang-bayang kapitalisme.Sedangkan ekonomi sosialis tidak bisa mewujudkan keadilan bagi tingkatan kerja seperti didalihkan, bahkan justru memiskinkan masyarakat dalam semua tingkatan dan kelompoknya, sehingga sistem ini semakin terpuruk, kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir di tanah airnya sendiri, karena dia kontradiksi dengan fitrah manusia, dan berjalan di dalam arus balik kehidupan sehingga menyeretnya ke bak sampah sejarah. Sedangkan Islam sendiri mengutamakan tema distribusi dengan perhatian besar yang nampak dalam beberapa fenomena, dimana yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:1. banyaknya nash al-quran dan hadis Nabawi yang mencakup tema distribusi dengan menjelaskn sistem manajemennya, himbauan komitmen kepada cara-cara yang terbaik, dan memperingatkan penyimpangan dari sistem yang benar. Bahkan nash-nash tersebut mengkorelasikan antara merealisasikan jaminan sosial yang merupakan cara yang mendasar untuk pengembalian distribusi dan masuk surga, dan mengkaitkan antara keburukan distribusi dengan masuk neraka. Diamana yang demikian itu merupakan metode terkuat dalam memberikan himbauan dan peringatan.2. Syariat Islam tidak hanya menetapkan prinsip-prinsip umum bagi distribusi dan pengembalian distribusi, namun juga merincikan dengan jelas dan lugas, diantaranya dengan menjelaskan cara pendistribusian harta dan sumber-sumbernya yang terpenting. Sebagai contohnya, bahwa al-Quran menentukan cara pembagian zakat dengan mendetail, penentuan pembagian ganimmah dan faiq, kewajiban nafkah kerabat yang membutuhkan dalam harta kerabat mereka yang kaya, dll.3. Banyak dan konperhensifnya sistem dan cara distribusi yang ditegakan dalam Islam, baik dengan cara penghalusan (wajib) maupun yang secara suka rela (sunnah). Bahwa zakat yang merupakan cara terpenting yang membantu terealisasinya keadilan distribusi dan keadilan sosial didalam Islam mendapat tempat besar didalam Islam, yaitu sebagai rukun ketiga dari lima rukun Islam, dan penolakan melaksanakannya merupakan sebab terpenting dalam memeranginnya Abu Bakar r.a terhadap orang-orang yang murtad.4. Al-Quran menyebutkan secara tekstual dan eksplisit tentang tujuan peringanan perbedaan di dalam kekayaan, dan mengantisipasi pemusatan harta dalam kalangan minoritas, setelah Allah menjelaskan pembagian fai, dimana tujuan tersebut dijelaskan dengan firmannya. agar harta tidak hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu.5. Dalam fiqih ekonomi, Umar r.a tema distribusi mendapat porsi besar yang akan dijelaskan di dalam pasal ini, dan perhatian Umar terhadap tema distribusi tampak jelas dalam beberapa hal sebagai berikut,a. diantara wasiat beliau untuk umat adalah berlaku adil dalam distribusi, dimana beliau berkata, sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian akan selalu dalam kebaikan selama kalian komitmen kepada keduanya, yaitu adil dalam hukum dan adil dalam pendistribusian.b. Banyaknya sikap dan ijtihad Umar r.a dalam hal-hal yang berkaitan dengan distribusi, bahkan beliau menangani sendiri proses distribusi.B. TUJUAN DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAMEkonomi Islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujuan yang mencakup berbagai bidang kehidupan dimana distribusi tersebut dikelompokan menjadi empat bagian,antara laina. Tujuan dakwah` Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepada Allah. Contohnya; bagian muallaf di dalam zakat.dimana muallaf itu adakalanya orang kafir yang diharapkan keIslamannya.b. Tujuan pendidikan Secara umum bahwa distribusi dalam perspektif ekonomi Islam dalam mewujudkan beberapa tujuan pendidikan. Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti suka memberi, berderma dan mengutamakan orang lain. Mensucikan dari akhlak tercela, seperti pelit, egois dll.c. Tujuan sosial Tujuan sosial terpenting bagi distribusi adalah : Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan menghidupkan prinsip solidaritas di dalam masyarakat muslim. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara individu dan kelompok di dalam masyarakat. Mengikis sebab-sebab kebencian dalam masyarakat, yang akan berdampak pada terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat. Keadilan dalam distribusi yang mencakup pendistribusian sumber-sumber kekayaand. Tujuan ekonomi Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik harta ketika menginfakan sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidakakan habis karena zakat Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhi kebutuhannya tentang harta atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan melakukan kegiatan ekonomi. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi . sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya berkaitan dengan bentuk pemasukan saja, namun juga berkaitan dengan cara pendistribusiannya diantara individu masyarakat. Penggunaan terbaik terhadap sumber ekonomi, contohnya : ketika sebagian harta orang kaya diberikan untuk kemaslahatan orang-orang miskin, maka kemanfaatan total bagi pemasukan umat bertambah. Sebab pemanfaatan orang-orang miskin terhadap harta tersebut akan menjadi pada umumnya lebih besar daripada kemanfaatan harta tersebut masih berada di tangan orang yang kaya.C. DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM ISLAMDistribusi menjadi posisi penting dari teori ekonomi mikro Islam karena pembahasan distribusi berkaitan bukan saja berhubungn dengan aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan aspek politik. Maka distribusi dalam ekonomi Islam menjadi perhatian bagi aliran pemikir ekonomi Islam dan konvensional sampai saat ini. Di lain pihak, keadaan ini berkaitan dengan visi ekonomi Islam di tengah-tengah umat manusia lebih sering mengedepankan adanya jaminan pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik.Dan hal itu memang tidak bisa disangkal berbagai aspek normatif yang berkaitan dengan firman Allah dan asbda Rasulullah S.AW merupakan bagian penting dari misi dakwanya. Sebenarnya konsep Islam tidak hanyamengedepankan aspek ekonomi dimana ukuran berdasarkan jumlah harta kepemilikan, tetapi bagaimana bisa terdistribusi menggunakan potensi kemanusiaannya, yang berupa penghargaan hak hidup dalam kehidupan. Distribusi harta tidak akan mempunyai dampak yang signifikan kalau tidak ada kesadaran antara sesama manusia akan kesamaan hak hidup.Oleh karena itu dalam distribusi pendapatan berhubungan dengan beberapa masalah:1. Bagaimana mengatur adanya distribusi pendapatan.2. Apakah distribusi pendapatan yang dilakukan harus mengarah pada pembentukan masyarakat yang mempunyai pendapat yang sama.3. Siapa yang menjamin adanya distribusi pendapatan ini di masyarakat.Untuk menjawab masalah ini Islam telah menganjurkan untuk mengerjakan zakat, infak, sodaqah. Kemudian baitul mal membagikan kepada orang yang membutuhkan untuk meringankan masalah hidup orang lain dengan cara memberi bantuan langsung ataupun tidak langsung, Islam tidak mengarahkan distribusi pendapatan yang sama rata, retak pemerataan dalam Islam adalah keadilan atas dasar maslahah, dimana antara satu orang dan orang lain dalam kedudukan sama atau berbeda, maupun atau tidak mampu saling bisa menyantuni, menghargai dan menghormati peran masing-masing. Semua keadaan di atas akan terealisasi bila masing-masing individu sadar terhadap eksistensinya di hadapan Allah. ]

[footnoteRef:25][11] http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemasaran&action=edit&section=1 [25: ]

[footnoteRef:26][12] William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, Erlangga, Jakarta, 1991, hlm. 5c [26: ]

[footnoteRef:27][13] http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,33,strategi-pemasaran(13 Juni 2009) [27: ]

By: Wida Robiatul, Elsadila Dhini, Fauziah, Rina

Perbedaan Distribusi Pendapatan dan Kekayaan; Ekonomi Konvensional dan Ekonomi IslamDr. Yusuf Qardhawi menjelaskan distribusi dalam ekonomi kapitalis terfokus pada pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses produksi bagi setiap proyek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut didistribusikan pada komponen-komponen produksi yang berandil dalam memproduksinya, yaitu empat komponen berikut[1]:1) Upah, yaitu upah bagi para pekerja, dan sering kali dalam hal upah, para pekerja diperalat desakan kebutuhannya dan diberi upah di bawah standar. 2) Bunga, yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal (interest on capital) yang diharuskan pada pemilik proyek.3) Ongkos, yaitu ongkos untuk sewa tanah yang dipakai untuk proyek; dan4) Keuntungan, yaitu keuntungan (profit) bagi pengelola yang menjalankan praktek pengelolaan proyek dan manajemen proyek, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya.Akibat dari perbedaan komposisi andil dalam produksi yang dimiliki oleh masing-masing individu, berbeda-beda pula pendapatan yang didapat oleh masing-masing individu. Islam menolak butir kedua dari empat unsur tersebut di atas, yaitu unsur bunga. Para ulama Islam telah sepakat dan lembaga-lembaga fiqih termasuk MUI juga telah mengeluarkan fatwa bahwa setiap bentuk bunga adalah riba yang diharamkan.[2] Adapun ketiga unsur yang lain, Islam membolehkannya jika terpenuhi syarat-syaratnya dan terealisasi prinsip dan batasan-batasannya.Sedangkan dalam ekonomi sosialis, produksi berada dalam kekuasaan pemerintah dan mengikuti perencanaan pusat. Semua sumber produksi adalah milik negara.[3] Semua pekerja berada dalam kekuasaan dan rezim negara. Prinsip dalam distribusi pendapatan dan kekayaan adalah sesuai apa yang ditetapkan oleh rakyat yang diwakili oleh negara dan tidak ditentukan oleh pasar. Negara adalah yang merencanakan produksi nasional. Negara pula yang meletakkan kebijakan umum distribusi dengan segala macamnya baik berupa upah, gaji, bunga, maupun ongkos sewa.Kaum sosialis mengecam masyarakat kapitalis karena di dalam masyarakat kapitalis kekayaan dan kemewahan hanya dikuasai oleh sekelompok orang, sedangkan mayoritas masyarakat adalah kaum miskin. Mereka menaruh perhatian pada produksi barang-barang perelengkapan dan barang-barang mewah yang merealisasikan kaum kaya dengan keuntungan yang tinggi bagi para pemilik modal, produksi prabotan mewah, alat-alat kecantikan, dan berbagai macam barang kemewahan tanpa menaruh perhatian pada pemenuhan kebutuhan masyarakat luas yang kebanyakan dari kaum fakir. Kadang kala mereka memproduksi barang-barang yang bermanfaat seperti gandum, susu dan lainnya tetapi jika harganya anjlok, maka mereka spontan tidak segan-segan memusnahkannya dengan melemparkannya ke laut atau membakarnya agar harganya tetap mahal seperti yang diinginkannya.Dalam kekuasaan sistem kapitalis barlangsung praktek-praktek monopoli yang sangat besar dan mengerikan. Kadang kala menjadi perusahaan yang bergerak dalam berbagai macam jenis usaha samapai sebagian perusahaan tersebut menjadi sebuah negara dalam negara, yang tidak tunduk pada pemeintahan setempat. Bahkan memaksa pemerintahan setempat tunduk kepada kemauan dan kepentingan mereka dengan melakukan penyuapan secara jelas dan memuaskan. Dengan demikian tidak seorang pun yang dapat memaksa mereka membuat suatu jenis produksi dan menentukkan jumlah keuntungan karena mereka sendiri yang mengatur dan menentukkan produksi dan harga.Kritik kaum sosialis terhadap kaum kapitalis tersebut memang benar. Tetapi, mereka memerangi kebatilan dengan hal yang lebih batil darinya. Mereka berlindung di bawah kekuasaan sosialisme dari monopoli kapitalisme kepada monopoli yang lebih buruk dan lebih parah, yaitu monopoli negara yang menguasai semua sarana produksi seperti tanah, pabrik, dan ladang-ladang penambangan. Negara menguasai keuntungan dan tidak dikembalikan seperti pengakuan mereka kepada para buruh (pekerja) yang memimpikan surga yang dijanjikan untuk mereka dalam bayang-bayang sistem sosialisme.[4] Sosialisme tidak dapat menghapuskan jurang perbedaan yang dikenal di dalam kapitalisme. Bahkan, di dalam sosialisme terdapat perbedaan yang mengerikan dalam soal upah antara dua batas; maksimum dan minimum mencapai perbandingan (1-50) yaitu gaji tertinggi sama dengan lima puluh kali lipat dari gaji kecil. Ekonomi Islam terbebas dari kedua kedhaliman kapitalisme dan sosialisme. Islam membangun filosofi dan sistemnya di atas pilar-pilar yang lain, yang menekankan pada distribusi para produksi, yaitu pada distribusi sumber-sumber produksi, di tangan siapa kepemilikannya? Apa hak-hak, dan kewajiban-kewajiban atas kepelikan? Hal ini bukan berarti Islam tidak menaruh perhatian kepada kompensasi produksi. Ia memperlihatkannya juga sebagaimana kita lihat dalam perhatiannya terhadap pemenuhan hak-hak pra pekerja dan upah mereka yang adil setimpal dengan kewajiban yang telah mereka tunaikan. Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu: nilai kebebasan dan nilai keadilan. F. Analisis dan Kesimpulan:1. Distribusi pendapatan dan kekayaan di antara berbagai faktor produksi terdiri dari; Pertama, pembayaran sewa tidak bertentangan dengan jiwa Islam Kedua, perbedaan upah akibat bakat dan kesanggupan diakui oleh Islam. Syarat pokoknya adalah majikan tidak mengisap para pekerja dan mereka harus membayar haknya. Ketiga, terdapat kontroversi antara riba dan bunga. Tapi bila arti riba dipandang dalam perspektif sejarahnya tampaknya tidak terdapat perbedaan antara riba dan bunga. Keempat, Islam membolehkan laba biasa bukan laba monopoli atau laba yang timbul dari spekulasi.2. Dalam ekonomi sosialis, produksi berada dalam kekuasaan pemerintah dan mengikuti perencanaan pusat. Semua sumber produksi adalah milik negara. Semua pekerja berada dalam kekuasaan dan rezim negara. Prinsip dalam distribusi pendapatan dan kekayaan adalah sesuai apa yang ditetapkan oleh rakyat yang diwakili oleh negara dan tidak ditentukan oleh pasar. Negara adalah yang merencanakan produksi nasional. Negara pula yang meletakkan kebijakan umum distribusi dengan segala macamnya baik berupa upah, gaji, bungan, maupun ongkos sewa. 3. Sedangkan dalam ekonomi kapitalis kekayaan dan kemewahan hanya dikuasai oleh sekelompok orang, sedangkan mayoritas masyarakat adalah kaum miskin. Mereka menaruh perhatian pada produksi barang-barang perelengkapan dan barang-barang mewah yang merealisasikan kaum kaya dengan keuntungan yang tinggi bagi para pemilik modal, produksi prabotan mewah, alat-alat kecantikan, dan berbagai macam barang kemewahan tanpa menaruh perhatian pada pemenuhan kebutuhan masyarakat luas yang kebanyakan dari kaum fakir. Lain hanya, dalam ekonomi Islam menolak butir kedua dari empat unsur (upah, sewa, bunga, keuntungan), yaitu unsur bunga. ketiga unsur yang lain, Islam membolehkannya jika terpenuhi syarat-syaratnya dan terealisasi prinsip dan batasan-batasannya. Ekonomi Islam terbebas dari kedua kedhaliman kapitalisme dan sosialisme. Islam membangun filosofi dan sistemnya di atas pilar-pilar yang lain, yang menekankan pada distribusi para produksi, yaitu pada distribusi sumber-sumber produksi, di tangan siapa kepemilikannya. memperlihatkannya juga sebagaimana kita lihat dalam perhatiannya terhadap pemenuhan hak-hak pra pekerja dan upah mereka yang adil setimpal dengan kewajiban yang telah mereka tunaikan. Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu: nilai kebebasan dan nilai keadilanSecara ringkas perbandingan antara sistem ekonomi Islam dalam masalah bisnis adalah sebagai berikut:Paham EkonomiInsentifKepemilikanMekanisme , Informasi & KoordinasiPengambilan Keputusan

Kapitalisme (pure capitalism)MaterialMutlak IndividualMekanisme PasarDesentralistik

Kapitalisme Negara(state capitalism)Material & Norma SosialIndividual atas pengawasan negaraMekanisme pasar dan negaraSentralistik dan Desentralistik

Kapitalisme campuran(mixed capitalism)Material dan norma sosialMutlak individualMekanisme pasar dan negaraSentralistik dan Desentralistik

Sosialisme (pure socialism) Norma SosialMutlak NegaraNegaraSentralistik

Pasar Sosialisme (market socialism)Material dan norma sosialMutlak negara atau komunitasMekanisme pasar dan negaraSentralistik

IslamMashlahah (dunia& akhirat)Individual, sosial & negara atas dasar mashlahahMekanisme pasar yang adilMusyawarah berbasis mashlalah

[1] Yusuf Qardhawi, Peran nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Penerjemahan: Didin Hafiduddin et.al.) (Jakarta:Robbani Press, 2001), h. 347[2] Yusuf Qardhawi, Fawaid al-bunuk hiya ar-Riba al-Muharram, (Mesir: Dar al-wafa), h. 80[3]Karl Marx, Das Kapital, (Chicago, Heny Regnery Company,tt), h. 13 [4] Qardhawi, Peran nilai, h. 349

PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI DALAM ISLAMA. PRODUKSI DALAM ISLAM1. PendahuluanProduksi merupakan sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Menurut Dr. Muhammad Rawwas Qalahji kata produksi dalam bahasa Arab dengan kata al-Intaj yang secara harfiah dimaknai dengan ijadu silatin (mewjudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu muayyanatin bi istikhdami muzayyajin min anashir alintaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsurnsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas).Produksi menurut Kahf mendefenisikan kegiatan produksi dalam prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagian di dunia dan akhirat.Dari dua pengertian di atas produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan mansia dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk mewujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk mencapai maslahah bukan hanya menciptakan materi.[1]Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.[2] Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.[3] Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk[4] pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.2. Prinsip-prinsip ProduksiBeberapa prinsip yang diperhatikan dalam prduksi, antara lain dikemukakan Muhammad al-Mubarak, sebagai berikut:[5]1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela karena bertentangan dengan syariah.2. Di larang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kedzaliman.3. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang).4. Memelihara lingkunganDi bawah ini ada beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain :1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami[6]2. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan 3. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.[7]3. Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Prinsip ProduksiSalah satu ayat tentang produksi yaitu Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Tanah dalam Surat As-Sajdah : 2 Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yang berfungsi sebagai penyerap air hujan dan akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari beragam jenis. Tanaman itu dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh hewan ternak yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya (diproduksi) dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagaiya yang ada pada hewan ternak tersebut.Ayat ini juga memberikan kepada kita untuk berfikir dalam pemanfaatan sumber daya alam dan proses terjadinya hujan. Jelas sekali menunjukkan adanya suatu siklus produksi dari proses turunnya hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan dedunan dan buah-buahan yang segar setelah di disiram dengan air hujan dan pada akhirnya diakan oleh manusia dan hewan untuk konsumsi. Siklus rantai makanan yang berkesinambungan agaknya telah dijelskan secara baik dalam ayat ini. Tentunya puila harus disertai dengan prinsip efisiensi[8] dalam memanfaatkan seluruh batas kemungkinan produksinya. Sedangkan di dalam hadit, salah satunya sebagai berikut:HR Bukhari Nabi mengatakan, Seseorang yang mempunyai sebidang tanah harus menggarap tanahnya sendiri, dan jangan membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus memberikannya kepada orang lain untuk mengerjakannya. Tetapi bila kedua-duanya tidak dia lakukan tidak digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya maka hendaknya dipelihara/dijaga sendiri. Namun kami tidak menyukai hal ini.Hadits tersebut memberikan penjelasn tentang pemanfaatan faktor produksi berupa tanah yang merupakan faktor penting dalam produksi . Tanah yang dibiarkan begitu saja tanpa diolah dan dimanfaatkan tidak disukai oleh Nabi Muhammad SAW karena tidak bermanfaat bagi sekelilingnya. Hendaklah tanah itu digarap untuk dapat ditanami tumbuhan dan tanaman yang dapat dipetik hasilnya ketika panen dan untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, penggarapan bisa dilakukan oleh si empunya tanah atau diserahkan kepada orang lain.4. Tujuan Produksi[9]Menurut Nejatullah ash-Shiddiqi, tujuan produksi sebagai berikut:1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu secara wajar2. Pemenuhan kebtuhan keluarga3. Bekal untuk generasi mendatang4. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka beribadah kepada Allah.Menurut Ibnu Khaldun dan beberapa ulama lainnya berpendapat, kebutuhan manusia dapat digologkan kepada tiga kategori, yaitu dharuriyah, hajjiyat, tahsiniyat.5. Faktor-faktor Produksi[10]1. Tanah dan segala potensi ekonomi di anjurkan al-Quran untuk di olah dan tidak dapat dipisahkan dari proses produksi.2. Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi.3. Modal, manajemen dan tekhnologi.6. Etika dalam ProduksiEtika dalam berproduksi yaitu sebagai berikut[11]:1. Peringatan Allah akan kekayaan alam.[12]2. Berproduksi dalam lingkaran yang Halal. Sendi utamanya dalam berproduksi adalah bekerja, berusaha bahkan dalam proses yang memproduk barang dan jasa yang toyyib, termasuk dalam menentukan target yang harus dihasilkan dalam berproduksi. 3. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi dimaknai sebagai proses menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam harus bersandarkan visi penciptaan alam ini dan seiring dengan visi penciptaan manusia yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam.4. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam juga sangat tergantung dari nilai-nilai sikap manusia, nilai pengetahuan, dan keterampilan. Dan bekerja sebagai sendi utama produksi yang harus dilandasi dengan ilmu dan syariah islam. 5. Khalifah di muka bumi tidak hanya berdasarkan pada aktivitas menghasilkan daya guna suatu barang saja melainkan Bekerja dilakukan dengan motif kemaslahatan untuk mencari keridhaan Allah Swt.Namun secara umum etika dalam islam tentang muamalah Islam, maka tampak jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu rabbaniyah, akhlak, kemanusiaan dan pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islamiah di bidang harta berupa produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi.B. KONSUMSI DALAM ISLAM1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi dalam IslamSalah satu persoalan penting dalam kajian ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. Konsumsi berperan sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi seseorang (individu), perusahaan maupun negara. konsumsi secara umum diformulasikan dengan : Pemakaian dan penggunaan barang barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, minuman, rumah, peralatan rumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media cetak dan elektronik, jasa telephon, jasa konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb.Berangkat dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa konsumsi sebenarnya tidak identik dengan makan dan minum dalam istilah teknis sehari-hari; akan tetapi juga meliputi pemanfaatan atau pendayagunaan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Namun, karena yang paling penting dan umum dikenal masyarakat luas tentang aktivitas konsumsi adalah makan dan minum, maka tidaklah mengherankan jika konsumsi sering diidentikkan dengan makan dan minum.Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan ukhrawi. Maslahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan (akal). Kemaslahatan akhirat ialah terlaksanaya kewajiban agama seperti shalat dan haji. Artinya, manusia makan dan minum agar bisa beribadah kepada Allah. Manusia berpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, haji, bergaul sosial dan terhindar dari perbuatan mesum (nasab)Sebagaimana disebut di atas, banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang konsumsi, di antaranya Surat al Araf ayat 31[13]. Ayat ini tidak saja membicarakan konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga pakaian. Bahkan pada ayat selanjutnya (ayat 33) dibicarakan tentang perhiasan.

2. Prinsip-prinsip Konsumsi[14]Menurut Abdul Mannan bahwa perintah Islam mengenai konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip, yaitu:a. Prinsip Keadilanb. Prinsip Kebersihanc. Prinsip Kesederhanaand. Prinsip Kemurahan Hatie. Prinsip Moralitas.3. Etika Konsumsi[15]Etika konsumsi menurut Naqvi adalah sebagai berikut:a. Tauhid (Unity/ Kesatuan)Karakteristik utama dan pokok dalam Islam adalah tauhid yang menurut Qardhawi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu rubaniyyah gayah (tujuan) dan wijhah (sudut pandang).Kriteria pertama menunjukkan maksud bahwa tujuan akhir dan sasaran Islam adalah menjaga hubungan baik dan mencapai ridha-Nya. Sehingga pengabdian kepada Allah merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan yang fana ini. Kriteria kedua adalah rabbani yang masdar (sumber hukum) dan manhaj (sistem). Kriteria ini merupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk mencapai sasaran dan tujuan puncak (kriteria pertama) yang bersumber al-Quran dan Hadits Rasul.b. Adil (Equilibrium/ Keadilan)Khursid Ahmad mengatakan, kata adl dapat diartikan seimbang (balance) dan setimbang (equlibrium). Atas sebab dasar itu ia menyebutkan konsep al-adl dalam prespektif Islam adalah keadilan Ilahi.Salah satu manifestasi keadilan menurut al-Quran adalah kesejahteraan. Keadilan akan mengantarkan manusia kepada ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri.c. Free Will (Kehendak Bebas)Manusia merupakan makhluk yang berkehendak bebas namun kebebasan ini tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab-akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Tuhan.d. Amanah (Responsibility/ Pertanggungjawaban)Etika dari kehendak bebas adalah pertanggungjawaban. Dengan kata lain, setelah manusia melakukan perbuatan maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan demikian prinsip tanggung jawab merupakan suatu hubungan logis dengan adanya prinsip kehendak bebas.e. HalalKehalalan adalah salah satu kendala untuk memperoleh maksimalisasi kegunaan konsumsi salam kerangka Ekonomi Islam. Kehalalan suatu barang konsumsi merupakan antisipasi dari adanya keburukan yang ditimbulkan oleh barang tersebut.f. SederhanaSederhana dalam konsumsi mempunyai arti jalan tengah dalam berkomunikasi. Diantara dua cara hidup yang ekstrim antara paham materilialistis dan zuhud. Ajaran al-Quran menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros dan tidak kikir.C. DISTRIBUSI DALAM ISLAMSystem ekonomi yang berbasis Islam menghandaki bahwa dalam hal pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan. Kebebasan disini adalah kebebasan dalam bertindak yang di bingkai oleh nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti pemahaman kaum kapitalis yang menyatakannya sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur tangan pihak mana pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara individu dan masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Keberadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al-quran agar supaya harta kekayaan tidak diperbolehkan menjadi barang dagangan yang hanya beredar diantara orang-orang kaya saja, akan tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat sebagai suatu keseluruhan (59:7)[16].Dalam system ekonomi kapitalis bahwa kemiskinan dapat diselesaikan dengan cara menaikkan tingkat produksi dan meningkatkan pendapatan nasional (national income) adalah teori yang tidak dapat dibenarkan dan bahkan kemiskinan menjadi salah satu produk dari sistem ekonomi kapitalistik yang melahirkan pola distribusi kekayaan secara tidak adil Fakta empirik menunjukkan, bahwa bukan karena tidak ada makanan yang membuat rakyat menderita kelaparan melainkan buruknya distribusi makanan (Ismail Yusanto). Mustafa E Nasution pun menjelaskan bahwa berbagai krisis yang melanda perekonomian dunia yang menyangkut sistem ekonomi kapitalis dewasa ini telah memperburuk tingkat kemiskinan serta pola pembagian pendapatan di dalam perekonomian negara-negara yang ada, lebih-lebih lagi keadaan perekonomian di negara-negara Islam.

1. Urgensi dan Tujuan Distribusi[17]Islam sangat mendukung pertukaran barang dan menganggapnya produktif dan mendukung para pedangang yangg berjaln di muka bumi mencari sebagian dari karunia Allah, dan membolehkan orang memiliki modal untuk berdagang, tapi ia tetap berusaha agar pertukaran barang itu berjalan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:a. Tetap mengumpulkan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.b. Antara dua penyelenggara muamalat tetap ada keadilan dan harus tetap ada kebebasan ijab kabul dalam akad-akad.c. Tetap berpengaruhnya rasa cinta dan lemah lembut.d. Jelas dan jauh dari perselisihan.2. Tujuan Distribusi dalam Ekonomi Islam[18]a. Tujuan Dakwah, yakni dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepadanya.b. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti dalam surah at-Taubah ayat 103[19] yang bermaksud menjadikan insan yang berakhlak karimah.c. Tujuan sosial, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat serta keadilan dalam distribusi sehingga tidak terjadi kerusuhan dan perkelahian.d. Tujuan Ekonomi, yakni pengembangan harta dan pembersihannya, memberdayakan SDM, kesejahteraan ekonomi dan penggunaan terbaik dalam menempatkan sesuatu.3. Etika Distribusia. Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas.b. Transfaran, dan barangnya halal serta tidak membahayakan.c. Adil, dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang di dalam Islam.d. Tolong menolong, toleransi dan sedekah.e. Tidak melakukan pameran barang yang menimbulkan persepsi.f. Tidak pernah lalai ibadah karena kegiatan distribusi.[20]g. Larangan Ikhtikar, ikhtikar dilarang karena akan menyebabkan kenaikan harga.h. Mencari keuntungan yang wajar. Maksudnya kita dilarang mencari keuntungan yang semaksimal mugkin yang biasanya hanya mementingkan pribadi sendiri tanpa memikirkan orang lain.i. Distribusi kekayaan yang meluas, Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok kecil dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada seluruh lapisan masyarakat.j. Kesamaan Sosial, maksudnya dalam pendistribusian tidak ada diskriminasi atau berkasta-kasta, semuanya sama dalam mendapatkan ekonomi.[21]4. Jaminan Sosial (Takaful Ijtima)Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara, dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Dan terdapat persamaan sepenuhnya diantara warga negara apabila kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi.[22]Menurut Syekh Mahmud Syaltut, bahwa jaminan sosial adalah suatu keharusan diantara keharusan-keharusan persaudaraan, bahkan suatu yang paling utama, yaitu perasaan tanggung jawab dari yang satu terhadap yang lain, dimana setiap orang turut memikul beban saudaranya, dan dipikul bebannya oleh saudaranya, dan selanjutnya ia harus bertanggung jawab terhadap dirinya dan bertanggung jawab terhadap saudaranya.[23]Jaminan sosial dapat memberikan standar hidup yang layak, termasuk penyediaan pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya kepada setiap anggota masyarakat.[24]

KESIMPULANDengan penjelasan di atas bahwa semua kegiatan baik produksi, konsumsi dan distribusi harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip tauhid, prinsip keadilan, prinsip kebebasan dan prinsip pertanggungjawaban. Manusia dalam berproduksi, konsumsi dan distribusi harus sesuai dengan etika islam yang menjadikan kemakmuran dan ketentraman dalam bermasyarakat.Etika dalam berproduksi yaitu sebagai berikut:a. Peringatan Allah akan kekayaan alam.b. Berproduksi dalam lingkaran yang Halal.c. Etika mengelola sumber daya alamd. Etika dalam berproduksi harus dilandasi dengan ilmu dan syariah islam. e. Sebagai Khalifah di muka.Etika Konsumsi menurut Islam, antara lain:a. Tauhid (Unity/ Kesatuan)b. Adil (Equilibrium/ Keadilan)c. Free Will (Kehendak Bebas)d. Amanah (Responsibility/ Pertanggungjawaban)e. Halalf. SederhanaEtika Distribusi menurut Islam, antara lain:a. Larangan Ikhtikar.b. Mencari keuntungan yang wajar.c. Distribusi kekayaan yang meluas.d. Kesamaan Sosial.

REFERENSI1. Ahmad al-haritsi, fikih ekonomi umar.2. Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007)3. Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Bangkit Daya Insana, 1995)4. Mawardi, M.Si, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau: 2007)5. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003)6. Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag, ekonomi islam 2, (Pekanbaru, Mujtahadah Press: 2010)7. Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam (Jakarta: Salemba Empat: 2011)

[1] Ahmad al-haritsi, fikih ekonomi umar, hlm. 37[2] Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), 2007, hal.102[3] A production function dewscribes the relationship between the quantity of output obtainable per period on time, lihat di Arthur Thompson and John, Formby, Economics of the Firm : Theory and practice, (New Jersey : Prentice Hall, 1993)[4] Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Bangkit Daya Insana), 1995, hal. 4 [5] Mawardi, M.Si, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau: 2007), hlm 65-67[6] Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta : Jalasutra), 2003, hal. 156[7] Ibid., hal. 157-158[8] Konsep efisiensi dapat dirasakan secara intuitif. Contoh keadaan tidak efisien adalah masyarakat yang tidk memanfaatkan sepenuhnya batas kemungkinan produksinya. Misalnya orang membawa hasil produksinya ke pasar untuk ditukarkan dengan barang orang lain, setiap kali terjadi pertukaran maka nilai guna barang kedua pihak akan naik, bila semua kemungkinan pertukaran yang menguntungkan telah habis sehingga tidak ada lagi kenaikan nilai guna, maka dapat dikatakan bahwa keadaan telah mencapai efisien. [9] Mawardi, M.Si, op.cit. hlm. 67-68[10] Ibid, hlm 69-72[11] http://sakir-88.blogspot.com/2011/11/makalah-investasi-islam-di-bidang-riil.html[12] QS. al-Qashash ayat 77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.[13] 31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.[14] Drs. H. Muh. Said HM, MA, MM, Pengantar Ekonomi Islam (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hlm. 81[15] Mawardi, M.Si, op.cit. hlm 82-86[16] 7. apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.[17] Drs. H. Muh. Said HM, MA, MM, op.cit, hlm. 91[18] Ibid, hlm. 93-94[19] 103. ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.[20] Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam (Jakarta: Salemba Empat: 2011), hlm. 140[21] Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag, ekonomi islam 2, (Pekanbaru, Mujtahadah Press: 2010), hlm. 21[22] Ibid, hlm 21-22[23] Drs. H. Muh. Said HM, MA, MM, op.cit, hlm 98[24] Ibid, 99

PRINSIP MORAL EKONOMI ISLAM DALAM PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI

PRINSIP MORAL EKONOMI ISLAM DALAM PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI

Teori Produksi dalam IslamProduksi menurut bahasa arab, seperti yang diungkapkan Dr. Muhammad Rawwas Qallahji adalah Al-Intaj yang secara harfiah dimaknai dengan Ijadu Silatin yaitu mewujudkan (mengadakan) sesuatu Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie ayam..Bagi Islam secara khas menekankan bahwa setiap kegiatan produksi harus pula mewujudkan fungsi social. Agar mampu mengemban fungsi social seoptimal mungkin, kegiatan produksi harus melampaui surplus untuk mencukupi keperluan konsumtif dan meraih keuntungan financial, sehingga bisa berkontribusi kehidupan social.Melalui konsep inilah, kegiatan produksi harus bergerak diatas dua garis optimalisasi. Tingkatan optimal pertama adalah mengupayakan berfungsinya sumber daya insani kearah pencapaian kondisi full employment, dimana setiap orang bekerja dan menghasilkan suatu karya kecuali mereka yang udzur syari seperti sakit dan lumpuh.Pada prinsipnya islam juga lebih menekankan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang. Apalah artinya produk yang menggunung jika hanya bisa didistribusikan untuk segelintir orang yang memiliki uang banyak.Produksi berprinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.

Prinsip Produksi dalam Pandangan IslamAl quran dan Hadis Rasulullah SAW. Memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi sebagai berikut:1. Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya.2. Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi.3. Teknik Produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia.4. Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai kemudahan, menghindari kemudharatan dan memaksimalkan manfaat. Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi adalah:1. Memperoleh barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.2. Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.5. meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan) demiian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut. Di bawah ini ada beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain :1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami2. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan 3. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.Kegiatan produksi dalam perspektif Islam bersifat alturistik sehingga produsen tidak hanya mengejar keuntungan maksimum saja. Produsen harus mengejar tujuan yang lebih luas sebagaimana tujuan ajaran Islam yaitu falah didunia dan akhirat. Kegiatan produksi juga harus berpedoman kepada nilai-nilai keadilan dan kebajikan bagi masyarakat.

Ayat Al-Quran tentang Prinsip ProduksiAda beberapa ayat yang terkandung