dispersi padat teofilin

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat banyak diberikan dalam suatu aturan dosis ganda untuk memperpanjang aktivitas teraupetiknya. Frekuensi pemberian obat yang sering tidak dipatuhi oleh pasien dengan berbagai sebab memudahkan terjadinya fluktuasi dan akumulasi obat yang berlebihan.Sediaan lepas lambat dengan konsentrasi obat dalam plasma yang konstan dapat dipertahankan dengan fluktuasi yang minimal, sehingga frekuensi pemakaian obat dapat diturunkan dan mengurangi adanya kelupaan pemakaian obat. Tujuan utama dari sediaan lepas lambat adalah untuk mempertahankan kadar terapetik obat dalam darah atau jaringan selama waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.

Upload: citra-rahayu

Post on 24-Jul-2015

536 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISPERSI PADAT TEOFILIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat banyak diberikan dalam suatu aturan dosis ganda untuk

memperpanjang aktivitas teraupetiknya. Frekuensi pemberian obat yang

sering tidak dipatuhi oleh pasien dengan berbagai sebab memudahkan

terjadinya fluktuasi dan akumulasi obat yang berlebihan.Sediaan lepas

lambat dengan konsentrasi obat dalam plasma yang konstan dapat

dipertahankan dengan fluktuasi yang minimal, sehingga frekuensi pemakaian

obat dapat diturunkan dan mengurangi adanya kelupaan pemakaian obat.

Tujuan utama dari sediaan lepas lambat adalah untuk

mempertahankan kadar terapetik obat dalam darah atau jaringan selama

waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan

kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit

dosis. Teofilin merupakan salah satu bahan aktif obat yang sering digunakan

dalam terapi asma. Teofilin digunakan sebagai obat asma sebagai sediaan

lepas lambat teofilin. Teofilin memiliki waktu paruh yang relatif pendek sekitar

5-7 jam dan indeks terapetik yang sempit yaitu 5-15 μg/ml. Pada penderita

asma diperlukan kadar terapi sedikitnya 5-8 μg/ml dan efek toksik teofilin

mulai terlihat pada kadar diatas 15 μg/ml terutama apabila diberikan dalam

bronkodilator lain.

Page 2: DISPERSI PADAT TEOFILIN

Dalam pembuatan tablet lepas lambat sistem matriks merupakan

sistem yang paling sederhana dan sering digunakan. Penambahan matriks

hidrofilik dilakukan untuk memperlambat pelepasan zat aktifnya.

Dalam hal ini matriks hidrofilik akan mengembang (swelling) dan

mengalami erosi. Kedua proses ini akan mengontrol pelepasan. Matriks yang

ditambahkan yaitu natrium karboksimetil selulosa (NaCMC).Natrium

karboksimetil selulosa (NaCMC) merupakan suatu polimer hidrofilik yang

mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal dan sistem ini

mampu mengembang diikuti oleh erosi dari bentuk gel sehingga obat dapat

terdisolusi dalam media air. Jika kontak dengan air, maka akan terbentuk

lapisan matriks terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan mengalami erosi

sehingga menjadi terlarut. NaCMC mempunyai fluiditas yang jelek karena

bentuk dan ukuran partikelnya sangat halus dan kecil, sehingga kontak antar

partikel besar yang menyebabkan gaya kohesi antar partikel besar.

Page 3: DISPERSI PADAT TEOFILIN

BAB II

ISI

I. Uraian Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat.

Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%

C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur,

putih; tidak berbau, rasa pahit; stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi

lebih mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam ammonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol,

dalam kloroform dan dalam eter. Secara teoritis panjang gelombang

maksimum toefilin adalah sebesar 272 nm.

Bentuk sediaan lepas lambat (modified-release) teofilin dapat

memberikan konsentrasi plasma yang cukup ketika diberikan selama 12 jam.

Secara umum konsentrasi terapetik dalam serum adalah 10 – 20 μg/ml.

Teofilin dimetabolisme dalam liver menjadi 1,3 dimethyluric acid, 1-

methyluric, dan 3-methylxanthin. T1/2 teofilin untuk orang dewasa sehat

adalah 6 – 12 jam, anak–anak sekitar 1– 5 jam, perokok 4 – 5 jam, bayi 10 –

45 jam. Teofilin dikenal baik dan merupakan obat yang paling efektif untuk

perawatan asma akut dan kronik. Disamping untuk mendapatkan keuntungan

terapi maksimum, dengan sedikit resiko dari efek samping yang tinggi,

konsentrasi serum harus berada diantara range 10-20 mg/l.

Page 4: DISPERSI PADAT TEOFILIN

Teofilin digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan obstruksi

saluran napas yang reversibel seperti asma. Teofilin biasanya diberikan

dalam bentuk anhidrat atau hidrat. Dosis teofilin biasanya dinyatakan sebagai

bentuk anhidrat. Untuk sediaan tablet konvensional secara umum diberikan

setiap 6 – 8 jam. Namun, bentuk sediaan modified-release umumnya

ditujukan untuk mengurangi frekuensi pemberian, khususnya untuk pasien

dengan clearance yang cepat dan juga untuk mengontrol nocturnal asthma.

Biasanya dosis bentuk modified-release adalah 175 – 500 mg untuk 12 jam

Teofilin mempunyai efek yang menguntungkan dalam terapi asma,

tetapi mempunyai kerugian pada frekwensi pemberian. Efek yang tidak

diinginkan pada penggunaan teofilin biasanya dihubungkan dengan

konsentrasi plasma dan kenaikan plasma yang melebihi 20 mg/l. efek

samping yang sering terjadi antara lain sakit kepala, mual, muntah, tidak

nyaman pada abdominal dan lemas. Beberapa efek samping yang lain pada

penggunaan teofilin terjadi pada susunan saraf pusat, sekresi asam lambung,

diuretik dan aritemia. Efek samping tersebut dapat digunakan sebagai

penanda akibat penurunan konsentrasi plasma.(1)

II. Uraian Dispersi padat

Laju disolusi atau kecepatan melarut obat-obat yang relatif tidak larut

dalam air telah lama menjadi masalah dalam industri farmasi. Obat-obat

Page 5: DISPERSI PADAT TEOFILIN

tersebut umumnya mengalami proses disolusi yang lambat demikian pula laju

absorpsinya. Dalam hal ini partikel obat terlarut akan diabsorpsi pada laju

rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya. Dengan demikian absorpsi

obat tersebut menjadi tidak sempurna. (2)

Bahan obat yang relatif tidak larut air memiliki kecepatan disolusi dan

ketersediaan hayati yang rendah. Berbagai upaya untuk meningkatkan

ketersediaan hayati bahan obat yang sukar larut air pada pemberian oral

telah banyak dilakukan dalam bentuk dispersi padat. Teknik dispersi padat

pertama kali diperkenalkan oleh Sekiguchi dan Obi pada tahun 1961 dengan

tujuan untuk memperkecil ukuran partikel, meningkatkan laju disolusi dan

absorpsi obat yang tidak larut dalam air. Pada tahun 1965, konsep tersebut

dikembangkan Tachibana dan Nakamura dengan menggunakan

polivinilpirolidon (PVP) sebagai pembawa dan dispersi dibuat melalui metode

pelarutan (Leuner and Dressman 2000,Sirajuddin 1999). Salah satu polimer

yang umum digunakan dalam pembuatan dispersi padat adalah

polietilenglikol (PEG). PEG disebut juga makrogol, merupakan polimer

sintetik dari oksietilen. PEG umumnya memiliki bobot molekul antara 200-

300000. Konsistensinya sangant dipengaruhi oleh bobot molekul. Umumnya

PEG dengan bobot molekul antara 1500-20000 yang digunakan untuk

pembuatan dispersi padat. Polimer ini mudah larut dalam berbagai pelarut,

titik lelek dan toksisitasnya rendah. Kebanyakan PEG yang igunakan memiliki

bobot molekul antara 4000-20000,khususnya PEG 4000 dan PEG 6000.

Page 6: DISPERSI PADAT TEOFILIN

Proses pembuatan dispersi padat dengan PEG 4000 umumnya

mengguanakan metode peleburan karena lebih mudah dan murah. (Leuner n

Dressman 2000). Disolusi sistem dispersi padat dengan obat hidrofobik dapat

ditingkatkan dengan meningkatkan kelarutan obat dalam pembawa. Dalam

hal ini, penambahan surfaktan dapat meningkatakan laju disolusi obat yang

sukar larut dalam air. Salah satu surfaktan yang biasa digunakan dalam

dispersi padat adalah natrium lauril sulfat.(2)

Pengertian

Dispersi padat merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam

pembawa inert atau matriks pada keadaan padat.(3)

Teknik pembuatan

Pembuatan dispersi padat dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara

lain : (3)

1. Metode peleburan (melting method)

Metode peleburan merupakan metode pembentukan dispersi padat

berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur di atas suhu

kamar. Keunggulan dari metode ini adalah : tidak membutuhkan bahan

pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya

berlangsung cepat serta bersih

2. Metode pelarutan (solvent method)

3. Metode campuran (melting-solvent method)

Page 7: DISPERSI PADAT TEOFILIN

Berikut kriteria yang harus dipertimbangkan selama pemilihan

pembawa:

a) Kelarutan air yang tinggi, meningkatkan keterbasahan dan

meningkatkan disolusi

b) titik transisi yang tinggi, meningkatkan stabilitas

c) air minimal serapan (mengurangi Tg)

d) larut dalam pelarut yang sama dengan obat-

penguapanpelarut

e) titik leleh relatif rendah (titik-leleh proses)

f) Mampu membentuk padat solusi dengan parameter

kelarutan obat sama

Metode Dispersi padat

Dispersi padat merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

meningkatkan kecepatan disolusi.

Dispersi padat kombinasi acetaminophen dan teofilin dengan metode

evaporasi sederhana dengan menggunakan etil selulosa sebagai pembawa

air-larut. Perangkat oral dibuat untuk ditahan di perut untuk waktu yang lama

dan memastikan pengiriman lepas lambat diabsorpsi dengan baik, dapat

meningkat dan lebih direproduksi obat bioavailabilitas.

Page 8: DISPERSI PADAT TEOFILIN

Selama dekade terakhir, teknik berkelanjutan telah banyak digunakan

untuk memperoleh pelepasan terkontrol bentuk air baik obat larut dan larut

hemat menggunakan hidrofobik dan polimer hydrophillic, masing-masing.

Keterbatasan dalam pengembangan dispersi padat terutama disebabkan fisik

ketidakstabilan sistem ini. Selama waktu ini fase pemisahan komponen dapat

terjadi.

Selanjutnya, bahan polimer tidak dalam termodinamika kesetimbangan

di bawah temperatur transisi (Tg), sehingga polimer padat pendekatan yang

lebih stabil (energi yang lebih rendah). Jika ini makromolekul penyusunan

ulang terjadi selama percobaan, variasi sifat mekanik dan perembesan dari

materi dapat diamati. Proses ini dikenal sebagai 'Fisik penuaan'. (5)

Alasan penggunaan bahan

Etil selulosa merupakan polimer hidrofobik inert dan sifat seperti

kurangnya toksisitas, stabilitas selama penyimpanan dan kompresibilitas

yang baik membuatnya cocok untuk merancang berkelanjutan pelepasan

matriks (Dubernet et al 1990,Upadrashta et al, 1993).. Etilselulosa secara

luas digunakan untuk mengontrol kecepatan melarut obat dari berkelanjutan

release persiapan (Porter, 1989; Narisawa et al, 1994.). Ini juga telah

digunakan sebagai matrik dalam penyusunan kedua watersoluble dan hemat

obat larut dalam air dengan menggunakan teknik dispersi padat (Syaikh et al,

1987.).(6)

Page 9: DISPERSI PADAT TEOFILIN

DAFTAR PUSTAKA

1. Nafsiah.Formulasi Sediaan Lepas Lambat Tablet Teofilin dengan

Matriks Natrium Carboxymetil Cellulose dan Avicel Ph 102 dengan

MetodeGranulasi basah. .[Internet]. 2009. [dikutip 30 November 2010];

Available from: http://etd.eprints.ums.ac.id/3365/1/K100040183.pdf

2. Erizal dan Salman. KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN LAJU

DISOLUSI DISPERSI PADAT IBUPROFEN DENGAN PEMBAWA

POLIETILENGLIKOL 6000.[serial on the internet].[Diakses tanggal 27

November 2010]. Available from

http://docs.google.com/viewer:repository.unand.ac.id/4022/2/ARTIKEL

_ILMIAH_DM_07.doc

3. Alatas. F. Et al. Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi

ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen-PEG 4000. .[serial

on the internet].[Diakses tanggal 27 November 2010]. Available from

http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/1._17-2-2007-FIKRI.pdf

4. Sutriyo. Et al. Pengaruh Polivinil Pirolidon Terhadap Laju Disolusi

Furosemid Dalam Sistem Dispersi Padat. .[serial on the internet].

[Diakses tanggal 27 November 2010]. Available from

http://staff.ui.ac.id/internal/132161160/material/Sutriyo020104.pdf

Page 10: DISPERSI PADAT TEOFILIN

5. Ruchi Tiwari, Gaurav Tiwari, Birendra Srivastava2 and Awani K.

Rai.Solid Dispersions: An Overview To Modify Bioavailability Of Poorly

Water Soluble Drugs. Pranveer Singh Institute of Technology,

Dept. of Pharmaceutics, Kalpi Road, Bhauti,Kanpur-208020, Uttar

Pradesh,India Jaipur National University, Jagatpura, Jaipur, Rajasthan,

India .[Internet]. 2009. [dikutip 28 Desember 2010]; Available from:

http:// www. pharmtech res.pdf

6. Mohiuddin abdul quadir, eva chanda, syed shabbir haider,Md. Selim

reza and biddyut kanti datta. Evaluation of ethylcellulose as matrices

For controled release drug delivery. Department of pharmaceutical

technology, faculty of pharmacy university of dhaka,Dhaka 1000,

bangladesh. .[Internet]. 2005. [dikutip 28 Desember 2010]; Available

from:http://www.pakistan-journal-of-pharmaceutical/sciences.pdf

Page 11: DISPERSI PADAT TEOFILIN

DISPERSI PADAT“TEOFILIN”

OLEH:KELOMPOK 1

IDA FITRIANI NIRWANA SARI

OLEH:

KELOMPOK 1

IDA FITRIANI

NIRWANA SARI

DOSEN :Dr. Hj. LATIFAH RAHMAN, DESS, Apt

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2010

Page 12: DISPERSI PADAT TEOFILIN