diskusi fbmm-republika 19 okt 2010 - afdol tharik - problematika pungutan bahasa arab ke dalam...

15
Problematika Pungutan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia Oleh Dr. Afdol Tharik WS, M.Hum. 1.Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa besar, salah satu sumber pendukungnya adalah berkat pergaulannya dengan bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang telah berperan besar dalam perjalanan sejarah bahasa Indonesia adalah bahasa Arab. Bahasa Arab pada masa yang lalu pernah memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan juga bahasa Melayu (Jones 1984: 6). Kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Apabila pungutan bahasa Arab pada masa yang lalu lebih banyak mengisi laras agama dan ibadah, hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Arab masuk ke Indonesia sebagai mediator agama Islam yang dibawa oleh para saudagar Persia, Arab, dan India. Namun demikian, bukan berarti laras lainnya tidak terisi oleh kata pungut bahasa Arab, akhir-akhir ini beberapa kosa kata Arab yang berkaitan dengan masalah

Upload: ivan-lanin

Post on 27-Jul-2015

338 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

Problematika Pungutan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia

Oleh

Dr. Afdol Tharik WS, M.Hum.

1.Pendahuluan

Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa besar,

salah satu sumber pendukungnya adalah berkat pergaulannya dengan bahasa asing. Salah

satu bahasa asing yang telah berperan besar dalam perjalanan sejarah bahasa Indonesia

adalah bahasa Arab. Bahasa Arab pada masa yang lalu pernah memberikan sumbangan

besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan juga bahasa Melayu (Jones 1984: 6).

Kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab

cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu

besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Apabila pungutan

bahasa Arab pada masa yang lalu lebih banyak mengisi laras agama dan ibadah, hal ini

dapat dimaklumi karena bahasa Arab masuk ke Indonesia sebagai mediator agama Islam

yang dibawa oleh para saudagar Persia, Arab, dan India. Namun demikian, bukan berarti

laras lainnya tidak terisi oleh kata pungut bahasa Arab, akhir-akhir ini beberapa kosa kata

Arab yang berkaitan dengan masalah ekonomi (syariat), sejarah, sosial, dan politik mulai

akrab dan sering muncul di media massa maupun buku referensi, seperti: bank syariat,

bank muamalat, tabungan wadi’ah (dana titipan), ijarah (imbalan), gharimin-(orang

pailit), baitul mal wat tamwil, dompet dhuafa, , riba, dana mardhatillah, mudharabah,

tajir, muzakarah (kajian), bahsul masa’il (diskusi), tadabbur alam (perenungan terhadap

alam semesta), pemakzulan. Bentuk tulisan yang tertuang ini sebagaimana penulis

dapatkan pada beberapa media massa dan buku referensi

Kajian mengenai pungutan (borrowing) umumnya hanya mencakup unsur

leksikal, seperti yang diklasifikasikan Haugen (1972:81) sebagai berikut:

(1) Loanwords (kata pungutan), yakni pungutan morfemis tanpa

substitusi morfemis, namun dengan atau tanpa substitusi fonemis,

misal: /’amal/ ’amal’.

Page 2: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

(2) Loanblends (campuran pungutan), yakni gabungan hasil substitusi

dan pungutan morfemis, namun strukturnya sesuai bentuk model (kata

asing yang dipungut), misal: akhir kata, berasal dari /akhi:rul kala:m/

(3) Hybrids (hibrida), yakni campuran pungutan yang strukturnya tidak

sesuai dengan bentuk modelnya, misal : membina, berasal

dari /bina:’/

(4) Loanshifts (geseran pungutan), yakni hasil substitusi morfemis tanpa

pungutan dan mencakup loan translations (penerjemahan pungutan),

misal: salam sejahtera untuk kita semua, yang berasal

dari /assala:mu’alaikum/, serta semantic loans (pungutan sematik),

seperti: hari kebangkitan, yang berasal dari /yaumul qiya:mah/.

2. Aspek Fonologis dan Ortografis Bahasa Arab

Bahasa Arab mempunyai 28 fonem yang berupa konsonan, dan 3 vokal: damah

[u], fathah [a], kasrah [i].Ada beberapa konsonan Arab yang memiliki padanannya dalam

bahasa Indonesia, sebaliknya ada juga beberapa fonem yang tidak mempunyai

padanannya dalam bahasa Indonesia, misalnya, huruf śa /ś/ (ث), şad /ş / (ص), dad /d/ (

Di dalam .(غ) /dan gain /g ,(ع) /’/ ain ,(ح) /ha /h ,(ذ) /zal /z ,(ظ) /za /z ,(ط) /ta /t ,(ض

transliterasinya, masing-masing dilambangkan ke dalam huruf Latin dengan bentuk yang

berbeda. Pada transliterasi terdahulu atau sebelumnya, dipergunakan huruf rangkap

untuk melambangkan fonem-fonem di atas, misalnya, ts (ث), sh (ص), dh/dl (ض), th (

,(ح) ch ,(ذ) dz ,(ظ) zh ,(ط dan gh (غ) atau dengan simbol, seperti ’ (ع). Transliterasi

seperti ini masih dapat kita jumpai sampai sekarang. Ekuivalensi fonologis degan

menggabung dua huruf untuk melambangkan sebuah bunyi fonem bahasa Arab

merupakan salah satu alasan mengapa penulisan tersebut masih dipakai.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Nomor 158/1989 dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543/1989 mengeluarkan Pedoman

Transliterasi Arab-Latin, yang menampilkan setiap bunyi dilambangkan dengan sebuah

huruf, kecuali yang sudah berlaku dalam EYD, seperti /sy/ dan /kh/. Lambang untuk

huruf yang sebelumnya menggunakan huruf rangkap diganti dengan satu huruf dengan

Page 3: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

tambahan tanda diakritik, baik di bawah maupun di atas huruf. Misalnya, huruf śa /ś/ (

,(ع) /’/ ain ,(ح) /ha /h ,(ذ) /zal /ż ,(ظ) /za /z ,(ط) /ta /t ,(ض) /dad /d ,(ص) / şad /ş ,(ث

dan gain /g/ (غ).

3. Pemadanan Bunyi fonem Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia

Adanya beberapa fonem Arab yang tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa

Indonesia menyebabkan pungutan fonem-fonem tersebut disesuaikan dengan bunyi

fonem bahasa Indonesia. Berikut ini deskripsi penyesuaian tersebut.

3.1.1 Pungutan huruf [ت ] , dan [ ط]

Huruf-huruf [ ت] , dan [ [ط dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia sebagai /t/ - hentian gigi gusi takbersuara.

/t/ ت

t

/th/ ط

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/t/ ت

/th/ ط

/taqwa/

/mu’tamar/

/tammat/

/thabi:b/

/thala:q/

Thabi:’at/

takwa

muktamar

tamat

tabib

talak

tabiat

3.1.2 Pungutan huruf [ ك ] , dan [ ق]

Page 4: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

Huruf-huruf [ [ ك , dan [ [ق dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia menjadi fonem /k/ - letupan langit-langit lembut takbersuara (biasanya

takberaspirasi).

/k/ ك

q/ k/ ق

/’/ ع

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/k/ ك

/q/ ق

/’/ ع

/kita:b/

/syuku:r/

/syirk/

/qamu:s/

/qiya:mah/

/qirta:s/

/qara:bat/

/ni’mat/

/ya’ni:/

/la’nat/

kitab

syukur

syirik

kamus

kiamat

kertas

kerabat

nikmat

yakni

laknat

Catatan:

Ada beberapa pungutan kata Arab yang mengandung fonem q/ tetap dipertahankan/ ق

transliterasinya /q/, khususnya nama-nama surat dalam Al-Quran, termasuk kata Al-

Qur’an sendiri tidak menjadi /Al-Kur’an/, begitu pula Al-Baqarah tidak menjadi /Al-

bakarah/, Al-Qiya:mah tidak menjadi /Al-Kiyamah/. Begitu pula pada nama diri, seperti

nama negara Qatar alih-alih Katar, tetapi Irak alih-alih Iraq, Kiblat alih-alih Qiblat.

Page 5: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

3.1.3 Pungutan huruf [ ذ] , [ز ] dan [ ظ]

Huruf-huruf [ ذ] , [ز ] dan [ ظ] dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia sebagai /z/, - bunyi geseran gusi bersuara, di samping varian-variannya: /l/, /d/,

dan /j/.

/d/ ذ

z/ z/ ز

/dh/ ظ

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/d/ ذ

/z/ ز

/dh/ ظ

/da:t/

/dikr//

/zaitu:n/

/zaka:t/

/zama:n

/zira:fah/

/dha:lim/

/dha:hir/

zat

zikir, dikir

zaitun

zakat

zaman, jaman

jerapah

lalim, dalim

lahir

3.1.4 Pungutan huruf [ث] , [س] dan [ص]

Page 6: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

Huruf-huruf [ث] , [س] dan [ص] dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia sebagai /s/ - geseran langit-langit keras takbersuara

.

/ts/ ث

s/ s/ س

/sh/ ص

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/ts/ ث

/s/ س

/sh/ ص

/tsula:tsa:’a/

/tsalj/

/sihr/

majid/

/shala:t/

/shaha:bat/

selasa

salju

sihir

masjid

salat,solat

sahabat

3.1.5 Pungutan huruf [ح] , dan [هـ]

Huruf-huruf [ح] , dan [هـ] dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia sebagai /h/ - geseran glotis.

/h/ ح

h

/h/ هـ

Page 7: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/h/ ح

/h/ هـ

/ha:l/

/hala:l/

/hara:m/

/hadi:ah/

/hijrah/

/hida:yah/

hal

halal

haram

hadiah

hijrah

hidayah

3.1.6 Pungutan huruf [د] , dan [ض]

Huruf-huruf [د] , dan [ض] dalam bahasa Arab dipungut ke dalam bahasa

Indonesia sebagai /d/ - letupan gusi bersuara.

/d/ د

d

/dl/ ض

Konsonan Bahasa Arab Bahasa Indonesia

/d/ د

/dl/ ض

/dunya/

/badn/

/abad/

/dlarurat/

/ha:dlir/

dunia

badan

abad

darurat

hadir

4. Beberapa Persoalan Pungutan Bahasa Arab

4.1 Penyesuaian konsonan geminasi (tasydid) menjadi konsonan tunggal

Konsonan geminasi atau konsonan kembar (tasydid) yang dilambangkan dengan

Page 8: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

[ ّ ] pemungutannya mengalami penyesuaian menjadi konsonan tunggal: /syawwal/ -

syawal, /tasawwuf/ - tasawuf, /muharram/ - muharam, /awwal/ - awal, /dzulhijjah/ -

zulhijah, /sirri/ - (kawin) siri. Tapi, bagaimana dengan nama diri, seperti: Muhammad,

Muammar, Mekkah, Jeddah?

4.2 Pelesapan Artikel Takrif /al-/

Ada kecenderungan pelesapan artikel takrif /al-/ pada struktur frase adjektiva,

misalnya: Masjidil Haram, atau Masjid Al-Haram; struktur gramatika aslinya adalah /al-

masjid al-hara:m/, Masjidil Aqsha, atau Masjid Al-Aqsha; struktur gramatika aslinya

adalah /al-masjid al-aqsha/, Madinah Al-munawwarah, struktur gramatika aslinya adalah

/al-madinah al-munawwarah/.

4.3 Pelafalan - ت - /ta’ marbutah/

Dalam bahasa Arab, ada 2 kaidah pelafalan - ت - /ta’ marbutah/. Apabila berdiri

sendiri sendiri atau berfungsi sebagai pewatas frasa, dilafalkan dengan /---ah/,

seperti: /fa:timatu/ ’Fatimah’, /sa:liahatun/ ’Salihah’, /mar’atun sa:lihah/ ’(wanita)

salihah’, tetapi /hida:yatu allah/ ’Hidayatullah’, /ru’yatul hila:l/ ’Rukyatulhilal’. Ada

beberapa pungutan Arab yang muncul seperti berikut: Hidayah – Hidayat, rukyah –

rukyat, berkah - berkat , syariah – syariat.

Penutup

Ada beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada bagian akhir ini:

1- Transiterasi hendaknya mewakili bunyi bahasa Arab yang tidak menimbulkan

kesalahan dalam mengucapkannya juga memudahkan penyerapannya ke dalam

bahasa Indonesia.

2- Khusus untuk istilah agama, disarankan agar dipertahankan kesesuaian bunyi

lambangnya. Hal ini untuk menghargai ”perasaan keagamaan” umat muslim yang

ingin menulis istilah agama sesuai bunyi lafalnya. Termasuk mempertahankan

penulisan artikel takrif /al-/ dengan tanda sempang [ - ], pada Al-Quran, Al-

Baqarah, untuk membedakan dengan /al/ sebagai suku kata, seperti /alma:ni/

’German’, bukan /al-ma:ni/.Begitu juga /aliimran/ ’Ali Imran’, bukan /al-imra:n/.

3- Ada kecenderungan penutur bahasa Indonesia ingin memakai pungutan bahasa

Arab khususnya, sedekat mungkin dengan bunyi lambang bahasa aslinya,

Page 9: Diskusi FBMM-Republika 19 Okt 2010 - Afdol Tharik - Problematika Pungutan Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia

sementara karakter sistem pungutan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

bersifat ortografis (memungut apa yang tertulis alih-alih yang dilafalkan). Oleh

karena itu harus ada pedoman pungutan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia,

tidak cukup hanya pedoman transliterasi Arab – Latin. Tentunya dengan

sosialisasi lewat media massa, yang melibatkan kemendiknas, dalam hal ini Pusat

Bahasa, dan Kemenag, maupun akademisi.

Daftar Pustaka

Bakalla, 1984. Arabic Culture Through Its Language and Literature. London: Kegan

Paul Int.

Beg, M.A.J, 1983. Arabic Loan-Words in Malay (A Comparative Study: A Survey of

Arabic and Islamic Influence upon the Language of Mankind). Kuala Lumpur:

The University of Malaya Press.

Chejne, Anwar G, 1969. The Arabic Language: Its Role in History. Minneapolis:

University of Minnesota Press.

Crystal, David, 1980. A First Dictionary of Linguistics and Phonetics. London: Andre

Deutsch Limited.

Jones, Russel, 1984. “Loanwords in Contemporary Indonesian” dalam Towards a

Description of Contemporary Indonesia: Preliminary Studies. (Verhaar, ed.). Part

I I. Nusa, Vol.19. Jakarta:BPS, Unika Atma Jaya.

Yugianingrum, 1993. ”Unsur Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia dan Masalahnya”

dalam Penyelidikan Bahasa dan Perkembangan Wawasannya II. Jakarta: MLI