disampaikan dalam pembekalan tenaga ahli dpr ri tanggal 15 ... · materi kem & ppkf rapat...
TRANSCRIPT
Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI
Tanggal 15-17 April 2013
4/3/2013 Biro Analisa APBN 1
UUD 1945 Pasal 20:
(1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR (2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan DPR, maka rancangan undang-
undang tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR pada masa itu Perubahan Pertama UUD 1945 Pasal 20 : (1) DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang
UUD 1945 Pasal 23: (1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang. Apablia DPR tidak
menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu
Perubahan ketiga UUD 1945 Pasal 23: (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.
4/3/2013 Biro Analisa APBN 2
Reformasi di bidang keuangan Negara ditandai dengan keluarnya 3 (tiga) paket Undang-Undang (UU), yaitu: 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan 3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara.
Paket UU ini mengubah paradigma pengelolaan keuangan Negara baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Paradigma baru pengelolaan keuangan Negara merupakan rangkaian panjang dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas menuju tertib administrasi dan tertib penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN
4/3/2013 Biro Analisa APBN 3
Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2003 ayat (1) menyatakan “Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan”, ayat (2) kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), antara lain : 1. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiscal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan; 2. dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna barang kementerian Negara/lembaga yang dipimpinnya;
3. diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintahan daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;
4/3/2013 Biro Analisa APBN 4
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN
4/3/2013 Biro Analisa APBN 5
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dalam upaya meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran telah dilakukan pengaturan secara jelas peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-undang dasar 1945. Belanja negara/daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Setiap pergeseran anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja harus mendapatkan persetujuan DPR/DPRD
4/3/2013 Biro Analisa APBN 6
SEKRETARIAT JENDERAL
TENAGA AHLI & ASISTEN ANGGOTA
FUNGSI
4/3/2013 Biro Analisa APBN 7
PIMPINAN DPR
BADAN MUSYAWARAH PANITIA KHUSUS
BADAN KEHORMATAN
BADAN KERJA SAMA ANTAR PARLEMEN
BADAN URUSAN RUMAH TANGGA
BADAN ANGGARAN
BADAN LEGISLASI
KOMISI I - XI
BADAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
4/3/2013 Biro Analisa APBN 8
1. Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan RAPBNyang
termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;
2. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN yang
termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama dengan Pemerintah;
3. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan
kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi;
4. Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN
termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;
5. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam poin
1, dan hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam poin 2, poin 3, dan poin 4,
kepada Badan Anggaran untuk sinkronisasi;
6. Menyempurnakan hasil sinkronisasi Badan Anggaran berdasarkan penyampaian
usul komisi sebagaimana dimaksud dalam poin 5; dan
7. Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan komisi
sebagaimana dimaksud dalam huruf f untuk bahan akhir penetapan APBN.
4/3/2013 Biro Analisa APBN 9
1. Membahas bersama Pemerintah yang diwakili oleh menteri untuk menentukan pokok-pokok kebijakan fiskal umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian/lembaga dalam menyusun usulan anggaran;
2. Menetapkan pendapatan negara bersama Pemerintah dengan mengacu pada usulan komisi terkait;
3. Membahas rancangan undang-undang tentang APBN bersama Presiden yang dapat diwakili oleh menteri dengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisi dan Pemerintah mengenai alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembaga;
4. Melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasan di komisi mengenai rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga;
5. Membahas laporan realisasi dan prognosis yang berkaitan dengan APBN; dan
6. Membahas pokok-pokok penjelasan atas rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
4/3/2013 Biro Analisa APBN 10
1. Melakukan penelaahan terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK yang disampaikan kepada DPR
2. Menyampaikan hasil penelaahan poin 1 kepada Komisi 3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan komisi terhadap temuan hasil
pemeriksaan BPK atas permintaan Komisi 4. Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja
pemeriksaan tahunan, hambatan pemeriksaan, serta penyajian dan kualitas laporan
4/3/2013 Biro Analisa APBN 11
DPR
Kabinet/ Presiden
Kement.PPN/ BAPPENAS
Kement.erian KEUANGAN
Kementerian/ Lembaga
RPJM Nas
Januari - April September - Desember
1
Mei - Agustus
Penyusunan Rancangan Awal
RKP
Rancangan
Akhir RKP
SEB Prioritas
Program dan Indikasi Pagu
Kebijakan
Umum dan Prioritas
Anggaran
Pembahasan
RKA-KL
Pembahasan
RAPBN
Penelaahan Konsistensi
dengan RKP
Penelaahan
Konsistensi dengan Prioritas
Anggaran
Kebijakan
Pemerintah
RENSTRA KL
A
Rancangan Renja KL
SE Pagu Sementara
RKA-KL
Lampiran RAPBN (Himpunan RKA-
KL)
Nota Keuangan
RAPBN dan
Lampiran
UU
APBN
Keppres
tentang
RKP
Keppres tentang
Rincian APBN
Rancangan Keppres ttg
Rincian APBN
Pembahasan Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal & RKP
Konsep Dokumen
Pelaksanaan Anggaran
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Pengesahan
B D E Daerah C
(1)
(2) (6)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(16)
(17) (18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(1a)
(3)
(14)
(15)
(18a) (12a) (6a) (5a)
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN NASIONAL
4/3/2013 Biro Analisa APBN 12
NO. KEGIATAN J
A
N
F
E
B
M
A
R
A
P
R
M
E
I
J
U
N
J
U
L
A
G
T
S
E
P
O
K
T
N
O
P
D
E
S
1 Pembahasan RKP dan Pembicaraan
Pendahuluan RAPBN
2 Pembahasan Laboran SM I & Prognosis SM
II Pelaksanaan APBN
3 RUU tentang Perubahan APBN
(pembahasan selama 1 bulan sejak
RUU tersebut diajukan oleh Pemerintah)
4 RUU tentang APBN
5 RUU tentang Pertanggungjawaban atas
Pelaksanaan APBN
* Berlakunya UU APBN 1 JANUARI
JADUAL PEMBAHASAN RAPBN
4/3/2013 Biro Analisa APBN 13
20 Mei – akhir Juli Agustus – akhir Oktober
Juli - Agustus Pembahasan paling lama
1 bulan dalam masa sidang
setelah Rancangan
RUU Perubahan APBN
disampaikan oleh Pemerintah
Disampaikan setelah 6 bulan
Pelaksanaan APBN berakhir
dan dibahas paling lama
3 bulan sejak disampaikan
RKP DAN PEMBICARAAN PENDAHULUAN
RUU APBN
1 JANUARI-31 DESEMBER
LAPORAN REALISASI SM I
DAN PROGNOSIS SM II
RUU PERUBAHAN
APBN
RUU PERTANGGUNGJA
WABAN PELAKSANAAN
APBN
PELAKSANAAN APBN
4/3/2013 Biro Analisa APBN 14
RAPAT PARIPURNA
20 MEI
Penyampaian
Kerangka Ekonomi
Makro dan Pokok
Pokok Kebijakan
Fiskal
Rapat Paripurna
Fraksi menyampaikan
Pandangannya atas
Materi KEM & PPKF
Rapat Paripurna
Pemerintah
Menyempaikan
Tanggapan
Rapat Kerja
Komisi I-XI membahas RKAKL
Dengan pasangan kerjanya
Hasil pembahasan RKAKL Komisi disampaikan
secara tertulis kepada Badan Anggaran
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah penyelesaian
Akhir PP berdasarkan Hasil pembahasan Komisi
Rapat Kerja Badan Anggaran dg
Menkeu, Menteri PPN/Kepala
Bappenas, Gub. Bank Indonesia
Penyampaian RKP & Kerangka
Ekonomi Makro & Pokok-pokok
Kebijakan Fiskla dalam RAPBN
Rapat Panja:
Panja Asumsi Dasar, Kebijakan
Pendapatan, Defisit dan
Pembiayaan
Panja RKP dan Prioritas Anggaran
Panja Kebijakan Belanja
Pemerintah Pusat
Panja Kebijakan Transfer ke
Daerah
Rapat Paripurna Badan Anggaran
Menyampaikam hasil Rapat Banggar dalam
Rapat Paripurna
4/3/2013 Biro Analisa APBN 15
16
Pengajuan RUU
APBN oleh
Pemerintah
Kepada DPR
Rapat Paripurna:
Pemandangan
Umum Fraksi-fraksi
Atas RUU
APBN
Rapat Paripurna:
Jawaban Pemerintah
atas Pemandangan
Umum Fraksi-fraksi
Atas RUU APBN
Rapat Kerja
Badan Anggaran
dg Menteri Keuangan
Meneg. PPN/
Kep. Bappenas dan
Gubernur Bank Indonesia
• Rapat Kerja Komisi I s.d. XI dgn Mitra Kerjanya membahas alokasi
anggaran untuk program, Proyek dan Kegiatan Kementerian Negara/
Lembaga dan menyampaikan ke Badan Anggaran scr tertulis.
• Menyempurnakan hasil sikronisasi dari Badan Anggaran secara tertulis
•Menyampaikan hasil penyempurnaan sinkronisasi ke Badan Anggaran utk
bahan akhir penetapan APBN
Rapat Internal Panitia Anggaran untuk
Membahas Hasil pebahasan rapat kerja
Komisi I s.d. XI dengan Mitra Kerjanya
dalam rangka Pembahasan RKA K/L
Rapat Kerja
Badan Anggaran
dg Menteri Keuangan
Meneg. PPN/
Kep. Bappenas dan
Gubernur Bank Indonesia 1. Pengantar Ketua Badan Anggaran
2. Laporan panitia kerja 3. Pembacaan naskah
RUU APBN 4. Pendapat mini
sbg sikap akhir fraksi 5. Pendapat Pemerintah
6. Penandatanganan naskah RUU APBN
7. Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II
Rapat Paripurna 1. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini sebagai sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tingkat I. 2. Pernyataan persetujuan /atau penolakan dari tiap-tiap fraksi & anggota secara lisan yg diminta oleh pimpinan rapat paripurna;, 3. Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.
UU
APBN
4/3/2013 Biro Analisa APBN
17
RAPAT PARIPURNA
Pemerintah
menyampaikan
pokok-pokok RUU
Pertanggung
Jawaban berupa
Laporan keuangan
Yang telah diperiksa BPK
Rapat Paripurna:
Pemandangan
Umum Fraksi-fraksi
Rapat Paripurna:
Jawaban Pemerintah
atas Pemandangan
Umum Fraksi-fraksi
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menteri Keuangan membahas
RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dengan
Mempertimbangkan PU Fraksi, Tanggapan Pemerintah, saran dan Pendapat Bamus, keputusan Raker
Komisi, dan laporan keuangan Pemerintah Pusat
Sebelum penetapan RUU Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBN, BAKN Dapat menyampaikan
Telaahannya terhadap LKPP Yang telah diaudit oleh
BPK
Rapat Kerja
Badan Anggaran
dg Menteri Keuangan 1. Pengantar Ketua Badan Anggaran
2. Laporan panitia kerja 3. Pembacaan naskah
RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
4. Pendapat mini sbg sikap akhir fraksi 5. Pendapat Pemerintah
6. Penandatanganan naskah RUU Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBN 7. Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II
Rapat Paripurna 1. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini sebagai sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tingkat I. 2. Pernyataan persetujuan /atau penolakan dari tiap-tiap fraksi & anggota secara lisan yg diminta oleh pimpinan rapat paripurna;, 3. Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.
RUU PERTANGGUNG
JAWABAN
PELAKSANAAN
APBN
Rapat Paripurna
BPK menyampaikan
laporan keuangan Pemerintah
Pusat
4/3/2013 Biro Analisa APBN
18 4/3/2013 Biro Analisa APBN
19 4/3/2013 Biro Analisa APBN
20 4/3/2013 Biro Analisa APBN
21 4/3/2013 Biro Analisa APBN
22 4/3/2013 Biro Analisa APBN
23 4/3/2013 Biro Analisa APBN
24 4/3/2013 Biro Analisa APBN
25 4/3/2013 Biro Analisa APBN
26 4/3/2013 Biro Analisa APBN
27 4/3/2013 Biro Analisa APBN
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Kementerian Negara/Lembaga menyesuaikan RKP dan Renja K/L yang telah disepakati DPR dalam menyusun RKA-KL yang dirinci menurut unit organisasi, Satuan Kerja dan kegiatan.
28 4/3/2013 Biro Analisa APBN
Penyusunan RKA-KL oleh Kementerian Negara/ Lembaga dilaksanakan setelah menerima Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Pusat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pagu Sementara tersebut merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan terdiri atas pagu rupiah murni, PHLN, dan PNBP.
29 4/3/2013 Biro Analisa APBN
Penelaahan RKA-KL adalah kegiatan meneliti kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan Kementerian Negara/Lembaga dan Komisi Mitra Kerja terkait DPR dengan Pagu Anggaran, prakiraan maju yang telah ditentukan sebelumnya, dan standar biaya. Penelaahan RKA-KL, sebagai berikut : 1. Meneliti kelayakan kegiatan ditinjau dari analisis manfaat dan
biayanya (cost benefit analysis), kesesuaian dengan tupoksi K/L, dan konsistensi dengan RKP dan Renja K/L.
2. Meneliti kesesuaian RKA-KL dengan besaran alokasi Pagu Sementara meliputi: a) Meneliti alokasi pagu dana per program; b) Meneliti alokasi pagu dana berdasar sumber pembiayaan.
4/3/2013 Biro Analisa APBN 30