direktorat fasilitas pelayanan kesehatan...

93
i LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017 DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DIEKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN 2018

Upload: lykhanh

Post on 30-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DIEKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

2018

Page 2: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

ii

Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good

governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas bebas korupsi,

kolusi dan nepotisme, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan

Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi, dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Tugas pokok dan fungsi yang dilaporkan pada

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor : No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini sebagai salah satu cara untuk

evaluasi yang obyektif, efisien dan efektif terhadap kinerja direktorat di lingkungan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di

lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari hasil kerja keras

seluruh pegawai, unit-unit lintas program dan lintas sektor yang terkait.

Capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2017 ini tidak terlepas dari dukungan

seluruh pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, baik bidang teknis maupun

non-teknis serta adanya dukungan dari stakeholders/mitra kerja. Akhir kata, melalui

laporan ini diharapkan pencapaian kinerja pada masa mendatang dapat lebih

ditingkatkan, baik perbaikan pelaksanaan tugas maupun melalui penyempurnaan

perencanaan kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih terdapat kekurangan,

oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukkan untuk perbaikan dimasa

mendatang, dan semoga buku laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2018

⁂ Kata Pengantar ⁂

Page 3: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

iii

Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

kementerian Kesehatan, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan bagian dari

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, yang mempunyai tugas pokok yaitu

melaksanakan persiapan perumusan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur dan

kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan.

Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan didalam Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang merupakan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 (Revisi No.422/2017) adalah Terwujudnya

Peningkatan Akses Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi

masyarakat, maka Direktorat Fasilitas Pelayanan kesehatan bertugas untuk menjamin

meningkatnya Sarana Prasarana dan peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan sesuai standar.

Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya tersebut Direktorat fasiltas

Pelayanan Kesehatan menetapkan sejumlah Indikator sasaran yang akan dicapai pada

tahun 2017 yaitu :

1. 1400 Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA)

sesuai standar;

2. 14 RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya;

3. 130 RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan Alat (SPA)

sesuai standar;

4. 97 RSUD yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatannya;

5. 10 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan

yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar;

6. 3 Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center (RMC).

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 4: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasiltas Pelayanan Kesehatan Tahun

Anggaran 2017 merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang tahun 2017.

Pencapaian target kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dibagi dalam

dua kategori yaitu pelaksanaan tupoksi dan pemenuhan sarana prasarana dan alat

kesehatan. Pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan sesuai standar di fasilitas

pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat

dan Daerah melalui dana APBN/P, APBD, Dana Hibah maupun BLU, BLUD serta sumber-

sumber lainnya. Indikator Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

lebih diutamakan pada pembinaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan agar sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku baik dari sisi mutu, keamanan dan keselamatan.

Pencapaian indikator kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang

Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :

1. Dari target 2800 Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat

kesehatan (SPA) sesuai standar telah tercapai sebanyak 3210 Puskesmas

(akumulasi 2016-2017);

2. Sebanyak 14 RS Rujukan Nasional sesuai SK Menteri Kesehatan telah

ditingkatkan sarana prasarananya melalui APBN untuk RS Rujukan Nasional

milik Pusat dan Dana DAK untuk RS Daerah;

3. 130 RS Rujukan Regional dan Propinsi yang ditunjuk dengan SK Menteri

Kesehatan telah memenuhi sarana prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar

melalui APBN untuk RS Rujukan Nasional milik Pusat dan Dana DAK untuk RS

Daerah, tercapai 129 RS;

4. 97 RSUD yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatannya melalui

Dana DAK;

5. Dari target sejumlah 10 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji

Fasilitas Kesehatan, pada akhir tahun 2017 telah terpenuhi sebanyak 21 Balai

Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan baik di

Page 5: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

v

Pemerintah maupun Swasta yang mampu memberikan pelayanan sesuai

standar;

6. Dari target 3 Dinas Kesehatan Propinsi telah terpenuhi 6 Dinas Kesehatan

Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan

Regional/Regional Maintenance Center (RMC).

Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan adalah :

1. Menguatkan kebijakan bidang sarana, prasarana dan peralatan kesehatan;

2. Membina, mengawasi, melaksanakan peningkatan mutu, keamanan dan

keselamatan sarana prasarana dan peralatan kesehatan;

3. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan

dengan prioritas di RS Rujukan Nasional, Rujukan Regional, Propinsi dan

Puskesmas di Daerah Tertinggal dan Perbatasan;

4. Meningkatkan dan mengembangkan Balai Pengujian dan Kalibrasi (BPFK) dan

Institusi Penguji lain;

5. Meningkatkan kapasitas organisasi dan SDM Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan;

6. Peningkatan kerjasama lintas sektor, lintas program dan institusi terkait

terutama dalam perijinan teknis (KLH, Bapeten, BATAN, PU, LKPP dan

Kementerian/ Lembaga Lainnya);

7. Meningkatkan koordinasi program sekaligus menggalang komitmen dengan

pemerintah daerah dalam pembangunan Puskesmas di daerah perbatasan dan

tertinggal;

8. Pengembangan model dan prototype Puskesmas perbatasan dan RS Rujukan

serta penyediaan ambulance transport dalam rangka meningkatkan akses

layanan di kawasan timur Indonesia;

9. Pengembangan sistem manajemen sarana dan prasarana kesehatan dan alat

kesehatan berbasis elektronik (ASPAK) dalam proses perencanaan,

monitoring dan evaluasi;

Page 6: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

vi

10. Mendorong Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota untuk membentuk Regional

Maintenance Center;

11. Mengembangkan unit pelayanan kalibrasi di Dinas Kesehatan

Propinsi/Kab/Kota, Rumah Sakit, dan Swasta;

12. Mendukung penyelenggaraan ASIAN GAMES 2018 dengan menyediakan

ambulance gawat darurat berkelas internasional (High roof-Long Chasis).

Keberhasilan pelaksanaan program di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tahun Anggaran 2017, tercipta atas kerjasama dari semua pihak baik dari internal atau

eksternal. Keberhasilan yang dicapai oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun

Anggaran 2017 didukung oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Penetapan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan atau DIPA Satuan Kerja Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

2. Kepemimpinan di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2017 yang

memberikan dukungan secara penuh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas;

3. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik

dari lintas program dan lintas sektor di pusat dan daerah;

4. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural,

pejabat fungsional dan jabatan fungsional umum di Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan.

Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2017 adalah belum optimalnya pelaksanaan

komitmen lintas sektor di daerah dalam mendukung capaian target. Selain itu tantangan

yang dihadapi adalah perubahan anggaran pada tahun berjalan, baik yang disebabkan

oleh efisiensi maupun penambahan anggaran melalui refocusing dan APBNP.

Laporan Tahunan ini merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban baik

program maupun keuangan setelah mengakhiri tahun anggaran 2017 agar semua program

yang telah dilaksanakan bisa dievaluasi untuk peningkatan kualitas program Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan di tahun berikutnya.

Page 7: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

vii

Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan baik dari mutu dan keselamatan

senantiasa menjadi prioritas bagi kami, oleh karena itu saran atau masukan dari semua

pihak sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas program Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan serta diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam

penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi pelaksanaan program,

penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan

kebijakan yang Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2017.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan

berpartisipasi dalam penyusunan laporan tahunan ini, semoga dapat berguna dan

bermanfaat.

Jakarta, Januari 2018

Page 8: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 3

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan/ Ruang Lingkup Penulisan ............................ 4

1.5 Struktur Organisasi ............................................................................. 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Perencanaan Kinerja ........................................................................... 6

2.1.1. Tantangan ...............................................................................

2.1.2. Program Kegiatan Tahun 2017 ...............................................

8

9

2.2 Perjanjian Kinerja ................................................................................ 12

2.3 Definisi Operasional Perjanjian Kinerja .............................................. 14

2.4 Target Kinerja dan Capaian Indikator 2017 ........................................ 15

2.5 Aspak ................................................................................................... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Pencapaian Kinerja ........................................................ 32

3.2 Analisis Pencapaian Kinerja ................................................................ 35

3.3 Analisi Kinerja ...................................................................................... 48

3.4 Kinerja Pencapaian Kegiatan Pendukung Indikator ......................... 55

3.5 Kinerja Pencapaian Kegiatan Pendukung Indikator ......................... 56

3.6 Perbandingan Antara Target Dan Capaian ........................................ 64

3.7 Analisis Atas Effisiensi Penggunaan Sumber Daya ........................... 70

3.8 Sumber daya ....................................................................................... 70

3.9 Realisasi Anggaran dan Kegiatan ...................................................... 77

BAB IV PENUTUP 84

Page 9: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

ix

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

Perjanjian Kinerja

Daftar Puskesmas sesuai Target dan Capaian

Daftar RS Rujukan Nasional

Daftar RS Rujukan Regional

Daftar RS Target capaian dengan kriteria khusus

Daftar RMC

Daftar BPFK/Institusi Penguji

Daftar RS yang memiliki Instalasi Kalibrasi

Daftar RS Penerima Ambulance gawat Darurat Asian Games Pernyataan Penetapan

Kinerja Tahun 2017

Laporan SAK Tahun 2017

Laporan SIMAK BMN Tahun 2017

Kekuatan Personil Direktorat

Page 10: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-

2019 adalah:

a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

b. Meningkatnya pengendalian penyakit;

c. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia

Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;

e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta;

f. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,

penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:

a. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan

dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan

masyarakat;

b. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses

pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan

intervensi berbasis risiko.

Dalam mendukung pencapaian sasaran strategis Ditjen. Pelayanan Kesehatan yaitu

meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi

masyarakat dengan indikator dalam RPJMN 2015-2019 yaitu :

Page 11: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

2

1. Jumlah kecamatan yang memiliki satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

dan;

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi

nasional.

Maka kegiatan Direktorat fasilitas Pelayanan Kesehatan diarahkan untuk mampu

meningkatkan mutu dan kualitas sarana prasarana dan alat kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan dengan indikator capaian yaitu :

1. Jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi yang memenuhi sarana prasarana dan

alat kesehatan (SPA) sesuai standar;

2. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya;

3. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA)

sesuai standar;

4. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus (RSUD diluar

RS Rujukan regional dan Propinsi dan Nasional);

Dan untuk mendukung upaya tersebut maka pada tahun 2017 ditambahkan dengan

indikator baru yaitu :

5. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang

Mampu Memberikan Pelayanan sesuai Standar

6. Dinas Kesehatan Propinsi yang Mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatansebagai unsur penyelenggaraan

pemerintahan negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu

perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu

sistem akuntabilitas yang memadai. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi untuk

menyelenggarakan negara yang bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik

(Good Governance) dan selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999

dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010.

Page 12: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

3

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan akan

menyampaikan laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun

anggaran 2017 untuk mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang

dilaksanakan dengan tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat fasilitas Pelayanan Kesehatan

merujuk pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 dan Penetapan

Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2017.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

ini disusun sesuai dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memuat

keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2017 yang harus

dipertanggungjawabkan oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

1.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menkes Nomor : 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan, tugas pokok Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan Perumusan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer,

rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

2. Penyiapan Pelaksanaan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer,

rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang fasilitas

pelayanan kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

Page 13: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

4

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang dibidang fasilitas

pelayanan kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang dibidang fasilitas pelayanan

kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN/ RUANG LINGKUP PENULISAN

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan,

tugas pokok dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, serta sistematika

penyajian laporan.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja,

termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan,

hambatan / kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah antisipatif yang

akan diambil.

4. Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah

di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Page 14: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

5

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2017

KEPALA SEKSI PERALATAN

Sugiarto, ST,Msi

NIP. 196212251987031002

KJF

KEPALA SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

Dra. Rahmi Purwakaningsih, M.Kes

NIP. 196805071993032002

KEPALA SUBDIT

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

PRIMER

Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT

NIP. 196405021986031002

KEPALA SUBDIT

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

LAINNYA

Ir. Hanafi, MT

NIP.

KEPALA SUBDIT

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

RUJUKAN

dr. Mujaddid, MMR

NIP. 196505261998031003

KEPALA SEKSI PERALATAN

Agung Nugroho, ST,M.Si

NIP. 197310071998031002

KEPALA SEKSI PERALATAN

dr. Andry Chandra, MARS

NIP. 197812022006041001

KEPALA SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

Ir. Noverita Dewayani

NIP. 196511101996032003

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

Teti Ratnawati, S.Sos, MM

NIP. 196104271981102001

KEPALA SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

R.Muhammad Kosim, SKM, MPH

NIP. 196407061988031002

DIREKTUR

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Dr. Andi Saguni, MA

NIP. 197201172000121001

Page 15: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. PERENCANAAN KINERJA

Renstra merupakan dokumen perencanaan yang memuat program pembangunan

kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan maupun untuk

mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu 2015 – 2019. Renstra berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun.

Visi dan Misi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 mengikuti visi

dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan

visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim

dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional, serta

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin

diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

Page 16: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

7

c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

h. Melakukan revolusi karakter bangsa.

i. Memperteguh ke-BHINEKA-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Salah satu agenda Nawacita yang terkait langsung dengan Kementerian Kesehatan

adalah agenda ke 5 yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Untuk

mewujudkan agenda tersebut dilaksanakan Program Indonesia Sehat yang didukung oleh

program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja dan

Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program

utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/ 52/2015.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:

(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan

jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi

pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan

preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pela- yanan kesehatan dilakukan

dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan

peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis

risiko kesehatan. Sedang- kan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan

sasaran dan manfaat (bene t), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan

kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Page 17: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

8

Dalam rangka mencapai target dan sasaran pada renstra, Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan telah menetapkan rencana aksi program pelayanan kesehatan

tahun 2015-2019 untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi

masyarakat.

Merujuk pada Rencana Aksi Ditjen Pelayanan Kesehatan tahun 2015-2019, Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah menyusun Target Indikator Kinerja 5 (lima) tahunan

(2015-2019) yang berisi kegiatan dan strategi untuk meningkatkan sarana prasarana dan

alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas. Untuk

mewujudkan hal tersebut dijabarkan oleh pemerintah dalam RKP dan diterjemahkan oleh

Kementerian Kesehatan dalam Renja KL setiap tahunnya.

2.1.1. Tantangan

Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi

masyarakat, Kementerian Kesehatan dihadapkan pada perubahan yang cepat baik

tingkat lokal dan global dibidang kesehatan, diantaranya meningkatnya penyakit

emerging - re emerging (double burdan), perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap mutu pelayanan

kesehatan, tuntutan global (GHSA, WHO), perhelatan Internasional (asean games)

hal tersebut menuntut Kementerian Kesehatan untuk selalu mengikuti perubahan

dan menjawab tuntutan tantangan global tersebut.

Tantangan dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dibidang

pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

diantaranya sebagai berikut :

1. Tantangan Supply side :

a. terbatasnya jumlah institusi penguji dan kalibrasi untuk melayani 2500 RS

dan 9700 Puskemas di Indonesia. Saat ini institusi penguji dan kalibrasi milik

pemerintah terdiri dari 4 balai yaitu Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan, 2 loka pengamanan fasilitas

kesehatan (LPFK) di Banjarbaru danloka pengamanan fasilitas kesehatan

(LPFK) di Surakarta dan 2unit pengamanan fasilitas kesehatan (UPFK) di

Jayapura dan unit pengamanan fasilitas kesehatan (UPFK) di

Page 18: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

9

Palembang.Beberapa institusi penguji milik pemerintah daerah mulai

didirikan namun belum terlembaga dengan baik, serta institusi swasta yang

masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

b. Terbatasnya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang

berkompeten di Rumah Sakit.

c. Tidak adanya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang

berkompetendi Puskesmas.

2. Adanya program prioritas nasional yang memerlukan adanya dukungan sarana

prasarana dan alat kesehatan dalam pelaksanaannya. Program program tersebut

antara lain : Program Indonesia Sehat - Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Dokter

Layanan Primer (DLP), Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS), Peningkatan akses

dan mutu fasyankes di lokus prioritas (perbatasan, tertinggal, pariwisata), Flying

Health Care (FHC).

3. Kebutuhan masyarakat atas keamanan kenyamanan dan kehandalan bangunan di

fasyankes.

4. Kebutuhan akan peralatan kesehatan yang aman dan bermutu.

5. Kebutuhan masyarakat pada Fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi

standar fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan laik pakai dan

mendukung pencapaian akreditasi seperti perijinan alat radiasi pengion (x-ray) dari

Bapeten, standar teknis dan perizinan incinerator, dsb.

6. Kebutuhan regulasi pendukung program fasilitas pelayanan kesehatan dimana

banyak pedoman dan standar yang perlu disusun dan dimutakhirkan, serta

mendukung kebutuhan program.

7. Kebutuhan data sarana prasarana dan peralatan di Indonesia khususnya fasilitas

kesehatan milik pemerintah untuk mendapatkan gambaran utuh pemenuhan dan

kondisi dalam rangka pemenuhan.

2.1.2. Program Kegiatan Tahun 2017

Berdasarkan rencana aksi dan tantangan program fasilitas pelayanan kesehatan tersebut,

disusun perencanaan dan kegiatan setiap tahunnya yang direfleksikan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Kementerian RKAKL yang fokus dan responsif, diantaranya

Page 19: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

10

merencanakan program untuk kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2017

seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel Program-Kegiatan Tahun 2017

NO KOMPONEN RUANG LINGKUP KEGIATAN

1 Penyusunan

NSPK

1. Standarisasi spesifikasi peralatan kesehatan di

Puskesmas

2. Pengembangan sistem rujukan online

3. Standarisasi laboratorium kalibrasi rumah sakit

4. Modul pelatian pemeliharaan SPA Puskesmas

2 Workshop 1. Workshop validasi data ASPAK serta perencanaan

kebutuhan pemenuhan standar dan akreditasi

2. Workshop Prasarana Pengelolaan Limbah B3 dalam

rangka Akreditasi RS

3. Workshop Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

peralatan Medis dan Utilitas

3 Rapat Koordinasi

Teknis

1. Pertemuan evaluasi pemenuhan standar SPA bagi

Puskesmas calon akreditasi

2. Pertemuan evaluasi SPA di Sarkes CTKI

3. Rakontek Pengelolaan SPA di Rumah Sakit

4. Pertemuan Pembahasan persiapan pembangunan RS

Vertikal di Maluku

4 Pendampingan /

Bimbingan Teknis

1. Percepatan pemenuhan standar sarana prasarana dan

alat kesehatan di Fasyankes Prioritas

2. Desk perencanaan sarana, prasarana dan alat pada DAK

Penugasan, Afirmasi dan Reguler.

3. Pembinaan Sarkes Pemeriksa CTKI

4. Manajemen Penyiapan Public Health Improvement

5. Bimtek Pemenuhan standar SPA di Rumah Sakit Rujukan

Page 20: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

11

NO KOMPONEN RUANG LINGKUP KEGIATAN

6. Penguatan Dinas Kesehatan dalam pengujian dan

kalibrasi dan pembinaaan jejaring laboratorium

7. Bimbingan teknis institusi penguji alat kesehatan.

8. Penguatan Dinas Kesehatan dalam pembinaan jejaring

laboratorium.

9. Bimbingan teknis fasilitas pelayanan kesehatan

laboratorium kesehatan

5 Monitoring &

Evaluasi

1. Monev Puskesmas tertinggal

2. Penilaian pemenuhan SPA di fasyankes rujukan

3. Permasalahan teknis pada kejadian sentinel di

fasyankes (kebakaran, lift anjlok dsb)

6 Sosialisasi &

Advokasi

1. Sosialisasi pedoman teknis pembangunan dan

peningkatan fungsi puskesmas pebatasan

2. Validasi Data ASPAK (Pusat & Dekonsentrasi)

7 Pengadaan

Barang & Jasa

mendukung

program

1. Renovasi ruangan kerja

2. Update /pengembangan SI ASPAK

3. Sewa jasa AAMI & HPCS dalam mendukung

penyusunan standarisasi

4. Pemenuhan peralatan kesehatan puskesmas (Set

Lensa uji coba untuk refraksi mata dan EKG)

5. Pengadaan ambulans transport untuk peningkatan

akses dan mutu pelayanan kesehatan primer di

Puskesmas

6. Pengadaan Ambulan untuk Asian Games

7. Pengadaan konsultan Penyusunan Prototype

Puskesmas perbatasan dan daerah tertinggal

Page 21: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

12

8. Perangkat pengolah data dan pencetakkan buku

9. Pemenuhan Dashboard ASPAK

NO KOMPONEN RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Pengadaan perencanaan Maket RS UPT Vertikal di

Ambon

2. Pengiriman kendaraan bermotor roda dua

pengadaan tahun 2016

8 Dukungan

Manajemen/

kesekretariatan

3. Honorarium pengelola anggaran

4. Penyusunan RKAKL, SIMAK BMN, SAI, LAKIP,

Review Itjen

5. Perjalanan dinas pimpinan

6. Diklat SDM

Dalam perjalanannya rencana kegiatan tersebut dapat di ubah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan tekad, janji dan kesanggupan yang

akan dicapai oleh pimpinan instansi pemerintah/ unit kerja kepada atasan langsung yang

memberikan amanah/ tanggung jawab/ kinerja untuk mewujudkan suatu target kinerja

yang telah di tetapkan.

Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu

kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah

atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan

tersebut. Penetapan dan pernyataan kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin

terlaksananya visi, misi, serta sasaran strategis yang termuat dalam Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan.

Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan selaku penanggung jawab indiktor kinerja

telah menandatangani perjanjian kinerja tahun 2017 yang telah ditetapkan oleh Direktur

Page 22: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

13

Jenderal Pelayanan Kesehatan selaku pemberi amanah/ tanggung jawab/ kinerja. Berikut

perjanjian kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2016-2017 termasuk

usulan indikator perubahan / revisi Renstra sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel Perjanjian Kinerja Mengacu Renstra 2015-2019

No Indikator

Tercantum

dalam

Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1

Puskesmas yang memenuhi

sarana, prasarana dan alat

(SPA) sesuai standar

1,2,3,4, 1400 2800 3600 6000 Puskesmas

(Akumulasi)

2

RS Rujukan Nasional yang

ditingkatkan sarana dan

prasarananya

1,2,3,4, 14 14 14 14 RS

3

RS Rujukan Regional dan

Provinsi yang memenuhi

sarana, prasarana dan alat

(SPA sesuai standar

1,2,3,4, 130 130 130 130 RS

4

RS Daerah yang memenuhi

sarana, prasarana dan alat

(SPA) memenuhi standar

dengan kriteria khusus

1,2,3,4, 96 97 147 47 RS

5

Jumlah Balai Pengujian

Fasilitas Kesehatan/Institusi

Penguji Fasilitas Kesehatan

yang mampu memberikan

pelayanan sesuai standar

Revisi

Renstra 0 10 10 10 Unit

6

Jumlah Dinas Kesehatan

Propinsi yang

mengembangkan Unit

Revisi

Renstra 0 3 3 3

Dinas

Prop/Kab/

Kota

Page 23: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

14

Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan

Regional/Regional

Maintenance Center

7

Jumlah UPT Vertikal dan RS

Rujukan Regional yang

memiliki KSO

1,2,3,4, 10 0 0 0 RS

Keterangan :

• Indikator Nomor 5 dan 6 merupakan usulan indikator Revisi Renstra dalam rangka

memperkuat supply side pengujian dan kalibrasi. Indikator tersebut baru

dilaksanakan tahun 2017

• Indikator nomor 7 pada tahun 2017 sudah tidak ada

2.3. DEFINISI OPERASIONAL PERJANJIAN KINERJA

1. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya adalah

Jumlah RS Rujukan Nasional yang di tingkatkan sarana prasarananya adalah 14

RS Rujukan Nasional melalui ketetapan Menkes (Kepmenkes No. HK.

02.02/MENKES/390/2014) yang mendapatkan dana APBN /DAK dan ditunjukkan

adanya peningkatan kualitas sarana prasarananya (tidak kumulatif).

2. Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat (SPA)

sesuai standar adalah

Jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi yang memenuhi sarana prasarana dan

alat (SPA) sesuai standar adalah 110 RS Rujukan Regional dan 20 RS Rujukan

Propinsi melalui ketetapan SK Dirjen BUK NO. HK.02.03/I/0363/2015 yang

mendapatkan alokasi APBN/DAK dalam rangka pemenuhan standar sarana,

prasarana dan alat kesehatan dan ditunjukkan adanya peningkatan

pemenuhannya (tidak kumulatif).

3. Jumlah RS daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus adalah

Rumah Sakit Daerah kelas C dan D (RS di luar RS Rujukan Regional dan Provinsi)

dengan kriteria akreditasi khusus yang ditingkatkan sarana, prasarana, dan alat

kesehatannya melalui DAK/TP (untuk mendorong pencapaian akreditasi).

Page 24: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

15

4. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan prasarana dan alat (SPA) sesuai

standar adalah

Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

adalah Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

sesuai Permenkes 75 Tahun 2014 dengan pemenuhan lebih besar atau sama

dengan 60% berdasarkan data ASPAK.

5. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan

yang Mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar adalah

BPFK /Institusi Penguji yang mampu memberikan pelayanan pengujian/ kalibrasi

sesuai permenkes no. 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi.

6. Jumlah Dinas Kesehatan Provinsi yang mengembangkan Unit pemeliharaan

Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance Center adalah

Unit Pemeliharaan fasilitas kesehatan regional/Regional Maintenance Center

adalah unit yang sudah memiliki penetapan dari kepala daerah (kumulatif)

2.4. TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR TAHUN 2017

Perjanjian kinerja tahun 2017 mengacu pada indikator Renstra 2015-2019

sebagaimana tabel berikut:

Tabel target dan capaian indikator Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2017:

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang

memenuhi sarana parasarana dan alat (SPA) sesuai

standar

130

RS

129

2 Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya

14

RS

14

3 Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan

prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

2800

Puskesmas

3210

4 Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan

kriteria khusus

97

RS

97

Page 25: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

16

5 Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi

Penguji Fsilitas Kesehatan yang memberikan pelayanan

sesuai standar

10

Unit

21

6 Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang

mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

3

Dinkes

6

2.5. ASPAK

ASPAK yaitu Aplikasi Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan yang dikembangkan

dalam rangka inventarisasi sarana prasarana dan peralatan di fasilitas pelayanan

kesehatan. ASPAK telah dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun terakhir terutama

diwajibkan bagi fasilitas pelayanan kesehatan miliki swasta.

Dasar pelaksanaan ASPAK yaitu :

1. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-government.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 837/Menkes/SK/VII/2007 tentang

Pengembangan SIKNAS Online).

3. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor

HK.02.02/I/3500/2014 tentang tentang Pengajuan usulan perencanaan dan

penganggaran tahun 2016.

Aspak dinilai sebagai salah satu inovasi Kementerian Kesehatan karena dapat

memberikan manfaat untuk mendukung program strategis Kementerian Kesehatan

dan dijadikan pertimbangan / dasar pengambilan keputusan.

Page 26: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

17

(Perlu Komitmen untuk

mengisi secara lengkap)

16

Gambar : Infografis ASPAK sebagai salah satu Inovasi Program Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Melalui penerapan ASPAK, pemerintah mendapatkan informasi terkait penilaian dan/

atau kesiapan sarana, prasarana dan alat kesehatan di suatu fasilitas kesehatan dalam

menunjang pelayanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendekatan kompetensi

fasilitas kesehatan, dimana tidak hanya diperlukan ketersediaan SDM, namun demikian

ketersediaan dan keandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan merupakan

infrastruktur dan input penting agar mutu pelayanan terjamin secara komprehensif.

Tujuan dan manfaat ASPAK antara lain :

1. Tersedianya data sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan

kesehatan seluruh Indonesia.

2. Tersedianya informasi pemetaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan seluruh Indonesia yang memenuhi standar.

3. Membantu dalam proses penyunan perencanaan kebutuhan sarana, prasarana

dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas,

Kabupaten, Rumah Sakit dan Provinsi.

Page 27: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

18

Dalam hal ASPAK sebagai tolak ukur kesesuaian dan penilaian standar fasilitas

kesehatan, komponen standar sarana, prasarana dan alat kesehatan mengacu pada

standar yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri. Acuan peraturan dimaksud

yaitu:

1. Standar sarana prasarana dan peralatan Puskesmas mengacu Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas,

2. Standar sarana prasarana dan peralatan Rumah Sakit mengacu pada Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah

Sakit.

3. Standar pengujian dan kalibrasi institusi penguji mengacu pada Permenkes 54

tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi.

Berdasarkan acuan tersebut, ASPAK mengambarkan secara kuantitatif kelengkapan

pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan yang bermanfaat dalam

pengukuran kualitas, penguatan perencanaan, serta perizinan.

Mengingat besarnya manfaat ASPAK, maka ASPAK menjadi startegis dalam fungsinya

menunjang program – program nasional terkait seperti akreditasi, perizinan,

perencanaan, pencatatan aset dsb.

Daya ungkit ASPAK dalam menunjang berbagai output dan sistem informasi lain di

Kementerian Kesehatan dan lintas sektor dapat tergambar pada infografis dibawah

ini:

Page 28: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

19

Gambar : Infografis Hubungan ASPAK dengan Program & Sistem Informasi Lain

Harapannya melalui ASPAK, Pemerintah mendapatkan gambaran output pemenuhan

standar sarana prasarana dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di tingkat

kabupaten, provinsi, regional hingga tingkat nasional yang dapat diukur dari waktu ke

waktu. ASPAK sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja program sekaligus

sebagai bahan evaluasi dalam menyusun strategi dalam upaya peningkatan kompetensi

fasiltas pelayanan kesehatan dari sisi pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan

sesuai standar.

E-MONEV

RS ONLINE

SIPERMON

INTEROPERABILITY ASPAK

SIMAK BMN

KOMDATE-INFO ALKES

E-RENGAR

AKREDITASI

PENETAPAN KELAS

PERENCANAAN ASET ( E-RENGAR, E-PLANNING)

PERIJINAN ( BALIS )

REGISTRASITE

RIN

TE

GR

AS

I

A S P A K

E-WATCH

E-KATALOG

PENGEMBANGANASPAK

Page 29: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

20

ROAD MAP ASPAK

22

2015

2016

2017

2018

2019

Start 2008

ENTERPRISEASPAK

•Update StandarAcuan Puskesmassesuai PMK 75 2014•Update StandarAcuan RS sesuai PMK 56 2014

•Interoperability dengan AplikasiLain dg Unit Utama Lain•Interoperability dengan SIM-BPFK, modul kalibrasi, Balis, Bapeten, Pengawasan Alkes e-watch

• PMK Tentang ASPAK•Penyusunan Master Plan/Business Proses Enterprise ASPAK•Modul Informasi data Vendor Alkes•Update Standar Acuan Labkes dan Klinik

• Pengembangan Enterprise ASPAK, Menjadi AplikasiBidang SPA di KementerianKesehatan•Upgrading Infrastruktur•PenyempurnaanNomenklatur SPA•Update Standar AcuanApotek, Optik dan FasyankesLainnya•Interoperability denganAplikasi e-katalog danSABMN

ERP, ASPAK terkoneksi kesemua data di bidangkesehatan, menyimpan, mengelola, memberikaninformasi yang diperlukanuntuk perencanaan, kebijakan di bidang SPA

Gambar : Infografis Peta Jalan Pengembangan ASPAK 2015-2019

Page 30: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

21

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan

rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator program dalam Rencana Strategis

sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan masing-masing indikator yang telah

direncanakan. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut dapat diperoleh informasi

pencapaian indikator yang menjadi dasar perencanaan program dan strategi pada tahun

berikutnya yang lebih berhasil guna dan berdayaguna.

Akuntabilitas kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki program

dan kegiatan dalam rangka mendukung outcome Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan, yaitu diarahakan pada peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang

hal ini direpresentasikan dengan kinerja pencapaian akreditasi fasilitas kesehatan baik

Puskesmas dan Rumah Sakit hingga 2019 sesuai indikator dalam RPJMN 2015-2019 yaitu :

1. Jumlah kecamatan yang memiliki satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi, dan

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi

nasional

Untuk mencapai target yang ditetapkan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

menyusun rencana aksi 2015-2019 untuk menterjemahkan indikator lebih teknis dan

operasional bagi Unit Eselon 2 di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan. Peta strategis

dalam rencana aksi tergambar dalam peta strategis dibawah ini.

Page 31: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

22

Gambar : Peta Strategi (Rencana Aksi)

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2015-2019

Page 32: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

23

Berdasarkan tujuan diatas, tugas dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

yaitu menunjang penguatan dalam hal pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat

kesehatan sesuai dengan standar guna mendukung pencapaian akreditasi fasilitas

kesehatan. Hubungan tata kerja Unit Eselon 2 di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan seperti terlihat pada skematik di bawah ini:

Gambar : Tata Kerja Ditjen Yankes

Berdasarkan hubungan tata-kerja tersebut di atas, maka indikator program

fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2015 – 2019 yaitu menyiapkan fasilitas kesehatan agar

memenuhi standar sarana prasarana dan alat kesehatan. Indikator program fasilitas

pelayanan kesehatan yaitu:

1. Jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi yang memenuhi sarana prasarana dan alat

kesehatan (SPA) sesuai standar.

2. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya.

3. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA)

sesuai standar.

4. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus (RSUD diluar RS

Rujukan Regional, Provinsi dan Nasional).

DIT. PKP

DIT .PKR

DIT. KESTRAD

DIT.

FASYANKES DIT. MAY

KEPATUHAN FASYANKES TERHADAP STANDAR INPUT DAN

PROSES

PEMENUHAN

KEBUTUHAN

SARPRAS

FASYANKES

PENYELENGGARAAN

YANKES

MEMPERSIAPKAN

FASYANKES SIAP

DIAKREDITASI

PEMETAAN/

REGISTRASI

FASYANKES

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Page 33: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

24

5. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang

Mampu Memberikan Pelayanan sesuai Standar.

6. Dinas Kesehatan Propinsi yang Mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center.

Indikator Nomor 5 & 6 merupakan inisiatif / usulan baru yang sangat penting

sebagai penunjang indikator Nomor 1 s.d 4 dalam hal meningkatkan supply side institusi

Penjaminan Mutu. Harapannya bahwa pemenuhan standar sarana prasarana dan alat

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan akan tercapai baik secara kuantitatif maupun

kualitiatif.

Berdasarkan tupoksi, tata kerja dan indikator program fasilitas pelayanan

kesehatan, maka Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyusun peta strategi

sebagai acuan rencana aksi program fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2015-2019:

Gambar : Peta Strategi (Rencana Aksi) Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2015-2019

Page 34: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

25

Peta Stategis Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan disusun untuk mengurai isu-

isu atau variabel terkait sekaligus melihat korelasi dalam kerangka mendukung sasaran

yang ditetapkan. Peta Strategi Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat membantu

mengembangkan framework yang logis sebagai acuan dalam menyusun strategi,

program/kegiatan utama dan antara dari mulai sumber daya (input), proses strategis,

output hingga outcome.

Berdasarkan dengan peta strategi di atas, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

menterjemahkan setiap komponen kedalam bentuk program dan kegiatan tahun 2017.

Adapun hubungan program dan kegiatan tahun 2017 dalam konteks framework peta

strategis sbb:

Tabel

Akuntabilitas Peta Strategi Fasyankes dengan Kegiatan Tahun 2017

NO KOMPONEN PETA STRATEGI KEGIATAN 2017

I Penguatan sumber daya Realisasi kegiatan

1 Tersedianya SDM Kompeten &

Berbudaya Kinerja

Pelaksanaan peningkatan kapasitas bagi staf

dan pejabat Dit. Fasyankes.

2 Tersedianya Regulasi Standar SPA

Fasyankes

Penyusunan NSPK tahun 2017 :

1. Pedoman standarisasi spesifikasi

peralatan kesehatan di Puskesmas

2. Pedoman Standarisasi laboratorium

kalibrasi rumah sakit

3. Penyusunan modul pelatihan

pemeliharaan SPA Puskesmas

4. Penyusunan standar bangunan

(prorotype) Puskesmas Perbatasan dan

daerah tertinggal.

3 Tersedianya data distibusi,

pemenuhan & gap SPA di fasyankes

Penyediaan data distribusi dan penilaian gap

SPA di fasyankes melalui sistem ASPAK.

Tahun 2017 dilaksanakan kegiatan :

Page 35: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

26

1. Workshop Validasi Data ASPAK serta

perencanaan Kebutuhan Pemenuhan

Standar dan Akreditasi melalui dana

dekonsentrasi.

2. Pengembangan dashboard ASPAK yang

lebih fungsional termasuk sistem GIS

II Proses Strategis Realisasi kegiatan

1 Tersedianya sistem rujukan

pemeliharaan, pengujian dan kalibrasi

SPA

Sistem rujukan pemeliharaan dikembangkan

untuk memperkuat fungsi pemeliharaan di

fasyankes melalui pembentukan institusi/uni

RMC, unit kalobrasi RS, sister Lab maupun

perizinan. Hal ini sangat penting sehingga

diusulkan dalam indikator inisiatif baru yaitu

mendorong terbentuknya RMC di Dinas

Provinsi, dan peningkatan kualitas institusi

pengujian dan kalibrasi. Tahun 2017

dilaksanakan:

1. Penguatan peran Dinas Kesehatan dalam

pengujian dan kalibrasi dan pembinaaan

jejaring laboratorium.

2. Pelaksanaan bimbingan teknis institusi

penguji alat kesehatan, termasuk

pembinaan perizinan.

2 Terwujudnya Sistem Pengelolaan/

Manajemen Fasilitas Kesehatan di

fasyankes

Tujuan strategi ini untuk meningkatkan

kemampuan manajemen dalam melakukan

pengelolaan SPA. Pada tahun 2017

dilaksanakan kegiatan:

1. Workshop Prasarana Pengelolaan

Limbah B3 dalam rangka Akreditasi RS

2. Workshop Manajemen Fasilitas dan

Keselamatan peralatan Medis dan Utilitas

3. Bimbingan teknis fasilitas pelayanan

kesehatan laboratorium kesehatan.

Page 36: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

27

4. Pelaksanaan Rakontek Pengelolaan SPA

Rumah Sakit (bagi Dinas Kesehatan

Provinsi sebgai pembina wilayah)

3 Terwujudnya integrasi sistem

pengawasan SPA pre-market dan post

market

Produk sarana, prasarana dan alat kesehatan

dapat dijamin keandalan, kemanan dan

keselamatannya melalui siklus life cycle

produk dari mulai diproduksi hingga

penghapusan. Untuk itu, perlu ada kolaborasi

pemegang program antara Ditjen Yankes

(post market) dengan Ditjen Farmalkes (pre

market). Yang dilakukan tahun 2017 :

1. Implementasi integrasi data ASPAK

dengan sistem pengawasan alat

kesehatan (e-watch) yang dikembangkan

Ditjen. Farmalkes.

2. Kegiatan investigasi kejadian tidak

diinginkan (KTD) alat kesehatan di

fasilitas kesehatan.

Melalui kegiatan diatas, Kemenkes dapat

memantau dan mengawasi keandalan,

kemanan dan keselamatan produk secara

komprehensif.

4 Terwujudnya sistem kolaborasi

pendidikan tenaga kesehatan SPA

Terwujudnya sistem kolaborasi pendidikan

tenaga kesehatan SPA dengan pelayanan

merupakan kunci sukses pelaksanaan

program. Hal ini terutama mengatasi

keterbatasan lulusan / supply side tenaga

fisikawan medis dan juga tenaga

elektromedik di fasilitas kesehatan.

Disamping itu, Dit. Fasyankes bersama

profesi memberikan program kurikulum

pengembangan program studi dan tahun

2017 ditunjuk sebagai pembina dan penilai

Page 37: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

28

jabfung profesi radiografer, dan tenaga

elektromedik (SK Dirjen Yankes No.

HK.02.02/I/4013/2017 tgl 19 September 2017

ttg Tim Pembentukkan Tim Pelaksana Uji

Tingkat Pusat Uji Kompetensi Jabatan

Fungsional Kesehatan Perawat, Perawat Gigi,

Perekam Medis, Radiografer, Teknisi

Elektromedis Tahun 2017-2020.

5 Terwujudnya program inovasi

pengembangan SPA (green, teknologi

sistem informasi)

Program inovasi sangat diperlukan sebagai

strategi untuk meningkatkan kinerja program

dan hasil. Adapun inovasi yang dilaksanakan

tahun 2017:

1. Implementasi Lomba Green Hospital 2017.

Dimana program ini mempopulerkan

rumah sakit ramah lingkungan dan efisien

dalam penggunaan sumber daya.

Dikembangkan dalam bentuk lomba yang

kreatif sehingga diharapkan mendorong

rumah sakit lain untuk menerapkan

prinsip-prinsip Green Hospital.

2. Pemanfaatan sistem informasi dalam hal

ini mengembagkan validitas data ASPAK.

3. Pengembangan Prototype Puskesmas

Perbatasan yang modern dan iconic. Hal

ini sangat strategis sehingga mengubah

tampilan dan fungsi fasilitas kesehatan

lebih layak dibanding negara tetangga.

6 Optimalisasi penilaian teknologi dalam

pemenuhan barang & jasa e-katalog

dan KPS

Dalam penerapan penilaian teknologi:

1. Dit Fasyankes bekerja sama dengan

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan dalam menilai produk

pengolah limbah ramah lingkungan.

Dalam hal ini, terutama diarahakan pada

Page 38: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

29

rekomendasi produk yang masuk dalam

E-Katalog.

2. Begitu pula dengan alat kesehatan, Dit

Fasyankes bersama dengan Ditjen

Farmalkes melakukan pengkajian

terhadap alat kesehatan yang masuk ke

indonesia melalui Ijin Edar dan SAS.

Untuk menambah referensi dalam

pengkajian, tahun 2017 Dit Fasyankes

berlangganan jurnal Healthcare Product

Comparison System (HPCS) dan

Association for the Advancement of

Medical Instrumentation handbook.

3. Dalam proses E-Katalog, Dit Fasyankes

secara aktif terlibat dalam proses

penilaian dimana menjadi anggota

Kelompok Kerja bersama-sama LKPP (ST

Deputi Bidang Monitoring – Evaluasi &

Pengembangan Sistem Informasi No.

3355/D.2/SPT/06/2017 tgl 13 Juni 2017).

7 Terwujudnya pengembangan

sertifikasi kompetensi bagi penyedia /

konsultan

Sistem sertifikasi sedang dikembangkan

dengan proses terbentuknya asosiasi.

8 Terwujudnya Kemitraan LS/LP

(Bapeten, KLH dsb) yg berdaya guna

dlm strategi pemenuhan persyaratan

teknis SPA & lingkungan

Bentuk kemitraan lintas sektor / lintas

program tahun 2017 yaitu:

1. Sinkronisasi penguatan fasilitas

kesehatan Puskesmas wahana DLP.

2. Penanaganan permasalahan teknis pada

kejadian sentinel di fasyankes

(kebakaran, lift anjlok dsb)

3. Implementasi Nota Kesepahaman antara

Bapeten dan Kementerian Kesehatan

tentang Pembinaan dan Pengawasan

Page 39: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

30

Pemanfaatan Tenaga Nuklir Bidang

Kesehatan

(No.HK.03.01/MENKES/106/2017).

4. Kemitraan dengan LKPP dalam proses

penilaian dan kebutuhan produk E-

Katalog.

5. Integrasi sistem post market Ditjen

Yankes dengan pre-market yang

dikembangkan Ditjen Farmalkes.

6. Pertemuan evaluasi SPA di Sarkes CTKI,

melibatkan Ditjen Kesmas, asosiasi,

BNP2TKI, dan Pemda.

9 Terwujudnya Sistem perencanaan

anggaran pemenuhan SPA yang

terintegrasi

1. Penerapan integrasi ASPAK dan sistem

perencanaan (eplanning) dalam proses

usulan anggaran bersumber DAK/APBN.

2. Desk perencanaan sarana, prasarana dan

alat pada DAK Penugasan, Afirmasi dan

Reguler.

10 Tertatanya sistem perizinan fasyankes

tk. Pertama, kedua dan ketiga yang

terintegrasi

1. Pembinaan Sarkes Pemeriksa CTKI

2. Integrasi data sistem registrasi RS Ditjen

Yankes (RS Online) dengan ASPAK.

3. Implementasi perizinan institusi

pengujian dan kalibrasi.

III Output Realisasi Kegiatan

1 Terwujudnya pemenuhan SPA Sesuai

Standar

Output dari program fasyankes yaitu

terpenuhinya sarana, prasarana dan alat

kesehatan sesuai standar baik kuantitas

maupun kualitasnya. Mengacu pada

kebijakan program Ditjen Yankes, maka

tahun 2015-2019 sasaran pemenuhan standar

diarahakan pada Puskesmas (tertinggal,

perbatasan), RS Rujukan Nasional, Provinsi,

Page 40: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

31

Regional, dan RS Kriteria Khusus. Untuk itu,

kegiatan pada tahun 2017 yaitu:

1. Percepatan pemenuhan standar sarana

prasarana dan alat kesehatan di

Fasyankes Prioritas (workshop)

2. Sosialisasi pedoman teknis

pembangunan dan peningkatan fungsi

puskesmas pebatasan

3. Pertemuan evaluasi pemenuhan standar

SPA bagi Puskesmas calon akreditasi

4. Monev Puskesmas tertinggal

5. Bimbingan teknis dan penilaian

pemenuhan SPA di fasyankes rujukan.

2 Terwujudnya ketercukupan jumlah

dan distribusi fasyankes

Selain mendorong pemenuhan standar

fasilitas kesehatan, Dit. Fasyankes dalam

upaya pemerataan distribusi fasilitas

kesehatan diantaranya mendirikan RS UPT

baru di Maluku (Ambon), Selain itu maupun

pemenuhan sarana alat dan ambulans dalam

mendukungan kebijakan dan kegiatan

nasional lainnya. Adapun kegiatan tahun 2017

yaitu:

1. Pengadaan ambulans transport untuk

peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan primer di Puskesmas (Papua)

2. Pemenuhan peralatan kesehatan

puskesmas (Set Lensa uji coba untuk

refraksi mata dan EKG)

3. Kegiatan penyusunan dan review

dokumen perencanaan Pembangunan RS

UPT (baru) di Maluku

4. Manajemen Penyiapan Public Health

Improvement

Page 41: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

32

5. Dukungan pemenuhan Ambulans Gawat

Darurat Asian Games.

OUTCOME

Fasyankes Yang Terstandar dan Siap Akreditasi

Berdasarkan framework peta strategis Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan

diharapkan tergambar benang merah terhadap realisasi kegiatan yang dilaksanakan,

dengan sasaran program dan indikator yang telah ditetapkan baik oleh Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan, maupun dalam kerangka mendukung indikator program Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan keseluruhan.

Yang digunakan untuk mendukung akuntabilitas penilaian kinerja program yaitu

bersumber data kuantitatif Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK),

tersedianya anggaran (DAK, APBN dsb) dalam rangka pemenuhan SPA sesuai standar,

serta kualitas kegiatan yang dilaksanakan oleh subdirektorat terkait (jumlah peserta,

ketepatan peserta, kualitas materi dsb).

3.1. PENCAPAIAN HASIL KINERJA

Tabel

Target Indikator dan Capaian Program Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang

memenuhi sarana parasarana dan alat (SPA) sesuai

standar

130

RS

129

RS

2 Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan

sarana prasarananya

14

RS

14

RS

3 Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan

prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

2800

Puskesmas

3210

Puskesmas

4 Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan

dengan kriteria khusus

97

RS

97

RS

Page 42: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

33

5 Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi

Penguji Fsilitas Kesehatan yang memberikan

pelayanan sesuai standar

10

Unit

21

Unit

6 Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang

mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

3

Dinkes

6

Dinkes

3.1.1. Strategi pelaksanaan kegiatan

Pengukuran Kinerja dilakukan untuk membandingkan tingkat kinerja yang

dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator

kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui

sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam kurun waktu Januari sampai dengan

Desember 2017.

Pengukuran pencapaian sasaran dilihat :

a. berdasarkan kualitas pelaksanaan kegiatan Program Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang penjabarannya dilaksanakan oleh sub-direktorat setiap tahun

anggaran dan kaitannya dalam menunjang pencapaian indikator terkait.

b. berdasarkan perhitungan pencapaian target indikator Rencana Strategis

program Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Perhitungan mengacu pada definsi

operasional yang ditetapkan.

c. berdasarkan tingkat pencapaian kuantitatif pemenuhan standar sarana

prasarana dan peralatan kesehatan baik di Puskesmas, Rumah Sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya melalui Aplikasi Sarana Prasarana dan Peralatan

Kesehatan atau ASPAK.

d. Berdasarkan ketersediaan anggaran di fasilitas kesehatan yang memadai dalam

kaitannya bahwa ketersediaan anggaran perlu dikawal dalam rangka

pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan, baik bersumber DAK

maupun sumber lainnya

Dalam pengukuran kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan diuraikan

berdasarkan Indikator Renstra dan Renja-KL, untuk mencapai sasaran dimaksud beberapa

Page 43: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

34

kegiatan telah dilaksanakan dalam mencapai indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan

pada Direktorat Fasilitas kesehatan seperti dinyatakan pada bab sebelumnya, dibagi

dalam 2 kategori yaitu :

1. Pelaksanaan Tugas pokok dan fungsi sesuai dengan permenkes 64 tahun 2015 yaitu

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan

2. Mendorong pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan

sesuai standar.

Berikut adalah infografis tentang gambaran kegiatan Direktorat fasilitas Pelayanan

Kesehatan dalam pencapaian target indikatornya. Kegiatan pemenuhan standar

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar : Infografis Pelakasanaan Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Standar SPA di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

DESK/PEMBAHASAN USULAN SPA

MELALUI DAK FISIKSOSIALISASI &

PENGEMBANGAN APLIKASI

ASPAK

RAKONTEK LINTAS

SEKTOR

WORKSHOP PERSIAPAN

PEMENUHAN SPA DANA DAK

FISIK

BIMTEK /MONEV SPA

FASYANKES

1. Melalui Dana Dekon

2. Pengembangan fungsionalitas ASPAK

3. Integrasi ASPAK dgn E-Watch, BALIS, SIM

BPFK

1. Pada pertemuan penyusunan RKA-KL (Pagu

sementara, definif dan indikatif)

2. Menilai kelayakan harga, jenis, spesifikasi &

utilitas SPA

3. Pembahasan prioritas pemenuhan SPA

1. Pembinaan pengelolaan limbah RS pada nilai PROPER

Merah-Hitam

2. Desk persyaratan perizinan Insinerator

3. Sosialisasi NSPK & persyaratan teknis lintas sektor

lainnya (BAPETEN, Dinas PU, Damkar dsb)

1. Dilaksanakan terintegrasi

2. Verifikasi Data ASPAK & penilaian kualitas pengelolaan SPA

Fasyankes

3. Integrasi pada proses akreditasi (workshop, survey simulasi)

4. Pembinaan perizinan operasional (perpanjangan / Baru)

1. Dilaksanakan di 3 Wilayah/Regional

2. Workshop standar MFK dalam mendukung

akreditasi

PERHITUNGAN TOTAL COST PEMENUHAN

GAP SPA TK NASIONAL (CEILING) ON TOP

1. Dasar pengalokasian Pagu Nasional Bid Kes

2. Dasar perencanaan prioritas program Menu DAK

3. Data base unit cost SPA Fasyankes

Page 44: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

35

Kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan diarahkan kepada

upaya pembinaan dan pengelolaan SPA sesuai tugas pokok fungsinya serta mendorong

fasilitas kesehatan untuk pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan

standar. Secara skematis upaya yang dilakukan tingkat pusat adalah adalah Penyusunan

NSPK, Workshop, Rapat Koordinasi Teknis, Pendampingan/Bimbingan Teknis, Monitoring

dan Evaluasi, Sosialisasi dan Advokasi, Pengadaan Barang dan Jasa mendukung program,

Dukungan Manajemen/Kesekretariatan.

Adapun kegiatan yang dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah yaitu

pembinaan dan pemenuhan sumber daya fisik melalui anggaran Dekonsentrasi dan Dana

Alokasi Khusus (DAK). Sinergi dan koordinasi ini diharapkan dapat memberikan daya

ungkit untuk peningkatan pemenuhan standar yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan

prioritas nasional.

3.1.2. Strategi Pendanaan

Pelaksanan kegiatan dalam pencapaian indikator tidak dapat dilepaskan

pada kebutuhan anggaran. Strategi dalam pendanaan sangat diperlukan

mengingat untuk pemenuhan SPA sesuai standar di Fasyankes tidak bisa

hanya menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pemenuhan SPA di Fasyankes di dapatkan dari berbagai sumber seperti,

APBN, APBD, BLU, Dana Alokasi Khusus, Hibah Luar Negeri, Dana

Dekonsentrasi dan lain sebagainya. Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

berperan dalam pembinaan teknis pemanfaatan anggaran untuk pemenuhan

SPA di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3.2. ANALISA PENCAPAIAN KINERJA

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Indikator kinerja

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah :

3.2.1. Pencapaian Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang memenuhi sarana

prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

Page 45: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

36

Definisi Operasional :

Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang memenuhi sarana prasarana

dan alat (SPA) sesuai standar adalah 110 RS Rujukan Regional dan 20 RS

Rujukan Provinsi melalui ketetapan SK Dirjen BUK NO. HK.02.03/I/0363/2015

yang mendapatkan alokasi APBN/DAK dalam rangka pemenuhan standar

sarana, prasarana dan alat kesehatan dan ditunjukkan adanya peningkatan

pemenuhannya (tidak kumulatif).

Cara perhitungan :

110 RS Rujukan Regional dan 20 RS Rujukan Provinsi yang mendapatkan dana

APBN/DAK dan diukur peningkatan/pemenuhan SPA-nya.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan pencapaian indikator ini,

meliputi;

a. Mengawal usulan perencanaan RS Rujukan Regional dan Provinsi

prioritas mendapatkan alokasi DAK Fisik Penugasan dalam rangka

pemenuhan standar sarana prasarana dan alat kesehatan.

b. Pembahasan usulan DAK Rumah Sakit Rujukan Regional dan Provinsi

pada saat desk/Rakontek DAK. Kegiatan ini untuk menjamin agar dana

DAK yang diterima oleh RS sesuai dengan kebutuhan prioritas. Catatan

untuk RS Rujukan Regional & Provinsi daerah DKI dipenuhi hanya melalui

APBD (tidak melalui DAK).

c. Setelah memastikan ketersediaan anggaran, maka untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan dari fisik yang dibeli/dipenuhi dilaksanakan

Workshop Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Peralatan Medis dan

Utilitas, dan

d. Pelaksanaan bimbingan teknis pemenuhan Standar SPA di Rumah Sakit

Rujukan.

Page 46: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

37

Sampai dengan 31 Desember 2017, pencapaian target indikator sebanyak 129 RS

terdiri dari 109 Rumah Sakit Rujukan Regional, dan 20 Rumah Sakit Rujukan Provinsi

terpenuhi, dari target 130 Rumah Sakit. Realisasi indikator Jumlah RS Rujukan

Regional dan Provinsi yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA)

sesuai standar sebesar 99,2% atau 129 dari 130 RS. Capaian ini dikonfirmasi secara

objektif dengan peningkatan prosentase pemenuhan sarana prasarana dan alat

kesehatan di RS Rujukan Regional dan Provinsi berdasarkan data ASPAK Tahun

2017 dan Tahun 2018.

Rumah sakit Rujukan Regional yang tidak mendapatkan alokasi DAK Fisik 2017 yaitu

RSUD Embung Fatimah Batam. Hal tersebut disebabkan satker yang bersangkutan

tidak mengusulkan DAK. Berdasarkan data ASPAK tahun 2017 dan tahun 2018,

RSUD Embung Fatimah Batam tidak menunjukkan adanya peningkatan

pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan.

3.2.2. Pencapaian Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya :

Definisi Operasional :

Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya adalah

14 RS Rujukan Nasional melalui Keputusan Menkes (Kepmenkes No. HK.

02.02/MENKES /390/2014) yang mendapatkan dana APBN/DAK dan

100 100

16.36

100 100

16.36

0

20

40

60

80

100

120

SARANA PRASARANA ALKES

Perbandingan Kelengkapan SPA RS Embung Fatimah Batam Tahun 2017 dan 2018

TAHUN 2017

TAHUN 2018

Page 47: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

38

ditunjukkan adanya peningkatan kualitas sarana prasarananya (tidak

kumulatif).

Cara Perhitungan :

14 Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober

2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional yang mendapat dana

APBN/DAK yang diukur peningkatan kualitas sarana dan prasarananya.

Upaya yang telah dilaksanakan untuk mewujudkan pencapaian indikator ini

pada tahun 2017 yaitu:

a. Mengawal usulan perencanaan RS Rujukan Nasional untuk prioritas

mendapatkan alokasi DAK Fisik Penugasan dalam rangka pemenuhan

standar sarana prasarana dan alat kesehatan.

b. Pembahasan usulan DAK Rumah Sakit Rujukan Nasional pada saat desk /

Rakontek DAK. Kegiatan ini untuk menjamin agar dana DAK yang

diterima oleh RS sesuai dengan kebutuhan prioritas. Catatan untuk RS

Rujukan Nasional yang mendapatkan dana DAK yaitu 4 (empat) RS miliki

Pemerintah Daerah. Sedangkan 10 RS Rujukan Nasional lainnya milik UPT

Kementerian Kesehatan mendapatkan dana APBN (Belanja Modal).

c. Setelah memastikan ketersediaan anggaran, maka untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan dari fisik yang dibeli/dipenuhi dilaksanakan

workshop pengelolaan oleh Dit. Fasyankes. Sehubungan banyaknya

masalah atau isu terkait pengelolaan limbah B3 di rumah sakit, maka

temah workshop yang diangkat bagi RS Rujukan Nasional yaitu terkait

dengan Workshop Prasarana Pengelolaan Limbah B3 dalam rangka

akreditasi Rumah Sakit.

d. Untuk memenuhi jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya dicapai dengan anggaran DAK dan memantau

perencanaan pengembangan rumah sakit, melakukan pembinaan

melalui kegiatan Bimbingan Teknis, serta monitoring dan evaluasi.

Page 48: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

39

Dari 14 RS Rujukan Nasional, 4 (empat) RS milik pemerintah daerah yaitu

RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda, RSUD Soedarso Pontianak, RSUD

dr. Soetomo Surabaya dan RSUD Dok II Jayapura. Sedangkan 10 RS Rujukan

Nasional lainnya merupakan UPT Kementerian Kesehatan yang memiliki

anggaran sebagai satuan kerja berasal dari Belanja Modal Kementerian

Kesehatan, maupun Badan Layanan Umum (BLU).

Realisasi Indikator Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya sampai dengan Desember 2017 yaitu 100% atau seluruh 14 RS

Rujukan Nasional. Berdasarkan data ASPAK Tahun 2017 dan Tahun 2018,

secara kuantitatif, terjadi peningkatan prosentase pemenuhan Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatannya.

3.2.3. Pencapaian Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan prasarana dan

alat (SPA) sesuai standar :

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 jumlah puskesmas yang telah

memenuhi sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sebanyak 3210

puskesmas. jumlah ini telah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar

2800 puskesmas. (terlampir)

Pencapaian indikator tersebut dihitung berdasarkan jumlah puskesmas yang

memenuhi standar sesuai Permenkes 75 Tahun 2014 dengan batas minimal

sebesar 60%. Presentase pemenuhan tersebut berdasarkan data aspak

dengan memperhatikan proporsi dari sarana, prasarana dan alat. Rincian

besarnya proporsi dari masing masing komponen tersebut yaitu 50% untuk

sarana, 10% untuk prasarana dan 40 % untuk alat.

Untuk mewujudkan pencapaian indikator tersebut di atas dilakukan dengan

berbagai upaya yaitu :

a. Standarisasi spesifikasi peralatan kesehatan di Puskesmas

b. Percepatan pemenuhan standar sarana prasarana dan alat kesehatan

(SPA) di Fasyankes prioritas (tertinggal, target akreditasi dan Sarkes

CTKI)

Page 49: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

40

c. Pertemuan evaluasi pemenuhan standar SPA bagi puskesmas calon

akreditasi

d. Petemuan evaluasi SPA di sarkes CTKI

e. Penyusunan modul pelatihan pemeliharaan SPA di Puskesmas

f. Workshop validasi Data ASPAK serta perencanaan kebutuhan

pemenuhan standar dan akrditasi

g. Manajemen penyiapan Public Health Improvment

Rincian jumlah puskesmas yang sesuai standar sampai bulan Desmber 2017

terdapat di dalam lampiran.

3.2.4. Pencapaian Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria

khusus

Definisi Operasional :

Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusus

adalah Rumah Sakit Daerah kelas C dan D (RS di luar RS Rujukan Regional dan

Provinsi) dengan kriteria akreditasi khusus yang ditingkatkan sarana,

prasarana, dan alat kesehatannya melalui DAK/TP (untuk mendorong

pencapaian akreditasi).

Cara perhitungan :

Jumlah RS Daerah kelas C dan D yang mendapatkan alokasi DAK dalam

rangka pemenuhan standar sarana-prasarana dan alat kesehatan.

Pada penetapan RS Rujukan (Regional, Provinsi dan Nasional) dilaksanakan

melalui ketetapan Menteri atau Dirjen dan sasaran tidak berubah setiap

tahunnya. Sedangkan untuk RS Kriteria Khusus, sasaran rumah sakitnya

setiap tahun berubah/bergerak sesuai dengan prioritas yang akan

ditingkatkan sarana prasarana dan alat kesehatannya dan disiapkan

mendapatkan akreditasi (kriteria khusus). Pada tahun 2017, telah

direncanakan 97 RSUD kriteria khusus untuk mendapatkan alokasi DAK fisik

reguler dalam rangka peningkatan sarana prasarana dan alat kesehatannya.

Page 50: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

41

Untuk memenuhi jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan

kriteria khusus di capai dengan kegiatan :

a. Pemetaan RSUD Kelas C dan D yang belum terkreditasi dan belum

mendapatkan alokasi DAK sebelumnya (azas pemerataan), serta RS

tersebut telah direncanakan akan dilakukan pembinaan akreditasi (oleh

Dit. Mutu dan Akreditasi).

b. Mengawal usulan perencanaan RSUD yang telah ditetapkan untuk

prioritas mendapatkan alokasi DAK Fisik Reguler dalam rangka

pemenuhan standar sarana prasarana dan alat kesehatan.

c. Untuk meningkatkan kinerja pembinaan dan pengawasan DAK fisik yang

diterima oleh RSUD, dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Teknis SPA

Rumah Sakit yang melibatkan seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dalam

upaya mengawal implementasi DAK fisik dan capaian akreditasinya.

d. Pelaksanaan pembinaan melalui kegiatan Bimbingan Teknis, serta

monitoring & evaluasi.

Berdasarkan hasil evaluasi, seluruh RSUD Kriteria Khusus tahun 2017

mendapatkan alokasi DAK Fisik Reguler baik sarana pelayanan rujukan

maupun prioritas daerah. Total anggaran DAK sebesar Rp. 534.439.484.000,-

bagi 97 RSUD Kriteria khusus. Adapun Daftar RS Daerah yang memenuhi

standar dan dengan kriteria khusus yaitu:

NO NAMA DAERAH NAMA RS KELAS

1 Kab. Aceh Besar RSUD Kabupaten Aceh Besar C

2 Kab. Aceh Tenggara RSU H. SAHUDIN KUTACANE C

3 Kab. Simeulue RSUD Simeulue C

4 Kota Sabang RSU Kota Sabang D

5 Kab. Gayo Lues RSUD Gayo Luwes C

6 Kab. Aceh Barat Daya RSU Teungku Peukan C

7 Kab. Aceh Jaya RSUD Teuku Umar Kabupaten

Aceh Jaya D

Page 51: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

42

NO NAMA DAERAH NAMA RS KELAS

8 Kab. Nagan Raya RSUD Nagan Raya C

9 Kab. Aceh Tamiang RSUD Tamiang C

10 Kab. Pidie Jaya RSUD PIDIE JAYA C

11 Kota Subulussalam RSUD Kota Subulussalam C

12 Kab. Asahan RSU H.Abd.Manan Simatupang,

Kisaran C

13 Kab. Dairi RSU Sidikalang C

14 Kab. Langkat RSU Tanjung Pura C

15 Kab. Mandailing Natal RSUD dr. Husni Thamrin D

16 Kota Tanjung Balai BPRSU Dr. Tengku Mansyur C

17 Kab. Pakpak Bharat RSUD Salak Kab.PakPak Bharat C

18 Kab. Serdang Bedagai RSUD Sultan Sulaiman Syariful

Alamsyah C

19 Kab. Samosir RSU Dr Hadrianus Sinaga C

20 Kab. Batu Bara RSUD BATU BARA C

21 Kab. Padang Lawas RSUD Sibuhuan C

22 Kab. Padang Lawas Utara RSUD Gunung Tua C

23 Kab. Labuhan batu Selatan RSUD Kota Pinang C

24 Kab. Labuhan batu Utara RSUD KABUPATEN AEK

KANOPAN C

25 Kab. Lima Puluh Kota RSUD dr. ACHMAD DARWIS C

26 Kab. Agam RSUD Lubuk Basung C

27 Kab. Solok RSUD Arosuka,Solok C

28 Kota Payakumbuh RSUD Dr Adnaan WD C

29 Kota Sawah lunto RSU Sawah Lunto C

30 Kab. Indragiri Hilir RSU Puri Husada Tembilahan C

31 Kab. Kuantan Singingi RSUD Teluk Kuantan C

32 Kab. Rokan Hulu RSUD Rokan Hulu C

33 Kab. Batang Hari RSUD HAMBA Batang Hari C

Page 52: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

43

NO NAMA DAERAH NAMA RS KELAS

34 Kab. Ogan Komering Ilir RSU Kayuagung C

35 Kota Pagar Alam RSUD Basemah Kota Pagar

Alam D

36 Kota Lubuk Linggau RSUD Siti Aisyiah C

37 Kab. Ogan Ilir RSUD Kabupaten Ogan Ilir D

38 Kab. Ogan Komering Ulu

Selatan

RSUD Muaradua Belum

Ditetapkan

39 Kab. Empat Lawang RSUD Tebing Tinggi Kab. Empat

Lawang

Belum

Ditetapkan

40 Kab. Penukal Abab

Lematang Ilir

RSUD Talang Ubi D

41 Kab. Kaur RSUD Kaur C

42 Kab. Lebong RSUD Lebong D

43 Kab. Bengkulu Tengah RSUD Bengkulu Tengah D

44 Kab. Lampung Selatan RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM C

45 Kab. Lampung Tengah RSUD Demang Sepulau Raya C

46 Kab. Lampung Utara RSU May Jen HM Ryacudu C

47 Kab. Tanggamus RSUD Kota Agung C

48 Kab. Pesawaran RSUD Pesawaran C

49 Kab. Majalengka RSUD Majalengka C

50 Kab. Tasikmalaya RS SINGAPARNA MEDIKA

CITRAUTAMA C

51 Kab. Karanganyar RSUD Karanganyar C

52 Kab. Madiun RSUD Caruban, Kab.Madiun C

53 Kab. Ngawi RSU Dr. Soeroto Ngawi C

54 Kab. Probolinggo RSU Waluyo Jati Kraksaan C

55 Kab. Pontianak / Kab.

Mempawah

RSU Dr Rubini Mempawah C

56 Kab. Sekadau RSUD Kab.Sekadau C

Page 53: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

44

NO NAMA DAERAH NAMA RS KELAS

57 Kab. Melawi RSUD Melawi D

58 Kab. Barito Selatan RSUD JARAGA SASAMEH C

59 Kab. Lamandau RSUD Lamandau D

60 Kab. Barito Timur RSUD Tamiang Layang C

61 Kota Banjarbaru RSUD Banjarbaru C

62 Kab. Hulu Sungai Tengah RSUD H Damanhuri Barabai C

63 Kab. Tabalong RSUD H. Badaruddin/Tanjung C

64 Kab. Balangan RSUD Balangan C

65 Kab. Tanah Bumbu RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor C

66 Kab. Kutai Barat RS Harapan Insan Sendawar C

67 Kab. Paser RSUD Panglima Sebaya C

68 Kab. Bolaang Mongondow RSUD Kabupaten Bolaang

Mongondow

Belum

Ditetapkan

69 Kab. Minahasa Selatan RSUD Amurang Belum

Ditetapkan

70 Kab. Luwu RSUD Batara Guru C

71 Kab. Luwu Utara RSU Andi Jemma Masamba C

72 Kab. Maros RSU Salewangeng Maros C

73 Kab. Pangkajene dan

Kepulauan

RSU Pangkep C

74 Kab. Takalar RSU H. Pajonga Dg.Ngale

Takalar C

75 Kab. Tana Toraja RSU Lakipadada Tana Toraja C

76 Kab. Muna RSU Raha C

77 Kab. Kolaka Utara RSUD H.M.Djafar Harun C

78 Kab. Konawe Utara RSUD Kab.Konawe Utara D

79 Kab. Buton Utara RSUD Buton Utara D

80 Kab. Kolaka Timur RSUD Kab Kolaka Timur D

Page 54: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

45

NO NAMA DAERAH NAMA RS KELAS

81 Kab. Muna Barat RSUD KABUPATEN MUNA

BARAT D

82 Kab. Lombok Tengah RSUD Praya C

83 Kota Kupang RSUD S.K. Lerrik Kota Kupang C

84 Kab. Maluku Tenggara

Barat

RSUD Dr. P.P Magretti Saumlaki D

85 Kab. Seram Bagian Barat RSU Piru C

86 Kab. Seram Bagian Timur RSUD Kab.Seram Bagian Timur

(Bula) D

87 Kota Tual RSUD MAREN KOTA TUAL Belum

ditetapkan

88 Kab. Nabire RSUD Nabire C

89 Kab. Halmahera Barat RSUD Jailolo D

90 Kota Tangerang Selatan RSU Kota Tangerang Selatan C

91 Kab. Bangka Selatan RSUD Toboali Kab.Bangka

Selatan D

92 Kab. Belitung Timur RSUD Kab. Belitung Timur D

93 Kab, Bone Bolango RSUD Toto Kabila C

94 Kab. Karimun RSUD Karimun C

95 Kota Sorong RSU Sele Be Solu Sorong C

96 Kab. Bulungan RSUD Tanjung Selor C

97 Kab. Malinau RSUD Kabupaten Malinau C

3.2.5. Pencapaian Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji

Fasilitas Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar

Definisi Operasional :

Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar adalah

Propinsi yang didorong memiliki Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi

Page 55: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

46

Penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan sesuai

standar.

Cara perhitungan :

Jumlah Propinsi yang memiliki Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi

Penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan sesuai

standar.

Untuk memenuhi jumlah Propinsi yang memiliki Balai Pengujian Fasilitas

Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu memberikan

pelayanan sesuai standar dicapai dengan kegiatan :

a. Standarisasi laboratorium kalibrasi rumah sakit

b. Penguatan dinas kesehatan dalam pengujian dan kalibrasi

c. Bimbingan teknis institusi penguji alat kesehatan

d. Bimbingan teknis fasilitas pelayanan kesehatan laboratorium kesehatan

3.2.6. Pencapaian Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit

Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

Definisi Operasional :

Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan

Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center adalah unit yang

didirikan oleh Pemda yang mampu memberikan pelayanan pemeliharaan

bagi Puskesmas & RSUD di wilayahnya (kumulatif).

Cara perhitungan :

Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mendapatkan alokasi DAK dalam

rangka mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan

Regional/Regional Maintenance Center.

Untuk memenuhi jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan

Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance

Center dicapai dengan kegiatan :

a. Penguatan Dinas Kesehatan dalam pembinaan jejaring laboratorium

Page 56: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

47

3.2.7. Pencapaian Pemenuhan Sarana Prasarana dan Perlatan kesehatan di

Fasyankes

Definisi Operasional :

Merupakan indikator tambahan (penugasan) berupa pengadaan ambulance

untuk penyelenggaraan ASIAN GAMES 2018.

Untuk Pemenuhan Sarana Prasarana dan Perlatan kesehatan di Fasyankes

dicapai dengan kegiatan :

a. Pengadaan Ambulans Gawat Darurat

3.2.8. Dukungan Manajemen

Dukungan manajemen berfungsi memberikan dukungan manajemen

pelaksanaan teknis padafasilitas pelayanan kesehatan, program atau

kegiatan ini dilakukan tidak hanya mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi, lebih dari itu untuk mewujudkan tata pemerintahan yang

bersih dan baik, dengan kegiatan perencanaan dan penganggaran, tatakelola

keuangan, ketatausahaan organisasi.

a) Definisi Operasional dan Capaian

Untuk kegiatan dukungan manajemen program Pengelolaan Sarana

Prasarana dan Peralatan Kesehatan dalam mengawal indikator kinerja

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu :

1) Belanja Honor Pengelola Anggaran

2) Belanja Bahan Perkantoran

3) Belanja Perjalanan Dinas

4) Pencetakan dan Pengiriman Buku Pedoman

5) Inventarisasi Kekayaan Negara Proses Hibah

6) Pengadaan Konsultan Rencana Aksi Direktorat 2015 – 2019.

7) Alat Pengolah Data

8) Renovasi Ruangan Direktorat

9) Konsinyasi Perencanaan Program tahun 2016

10) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015

11) Konsultasi Perencanaan Program, Anggaran SAI dan SIMAK BMN

Page 57: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

48

12) Laporan Keuangan, Kegiatan Direktorat

3.3. ANALISIS KINERJA

Analisis Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan pencapaian

dalam aplikasi ASPAK. Secara ringkas, kerangka konsep manajemen data ASPAK

dapat dijelaskan pada infografis berikut ini :

Gambar : Kerangka Konsep Managemen Data ASPAK

Dari infografis di atas dapat dijelaskan, konsep manajemen data ASPAK dimulai

dari pengelola ASPAK di Fasyankes milik Pemerintah melakukan input data Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) setiap kali ada perubahan. Input data dari Fasyankes

tersebut selanjutnya akan dilakukan validasi dan verifikasi data secara acak/sampling oleh

pengelola ASPAK di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi atau oleh Unit Pusat di

Kemenkes (untuk RS Vertikal) minimal setiap 6 bulan sekali, yaitu dengan cara

membandingkan/menyesuaikan dengan data inventaris serta membandingkan dengan

kondisi riil di lapangan. Data ASPAK yang telah diverifikasi dan divalidasi tersebut

merupakan data Kondisi SPA riil di lapangan yang mampu memberikan informasi

kesenjangan (gap) dalam pemenuhan SPA. Informasi gap dalam pemenuhan SPA tersebut

menjadi konsep pikir perencanaan pemenuhan SPA yaitu menggunakan pengelolaan

keuangan dana APBD, APBN/DAK, dan sumber lain berdasarkan pengajuan oleh masing-

Page 58: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

49

masing Fasyankes milik Pemerintah melalui Perencanaan Berbasis Elektronik (PBE)/E-

Planning, E-rengar. Apabila gap pemenuhan SPA di Fasyankes milik pemerintah telah

terpenuhi, maka manajemen data ASPAK ini akan diperluas cakupannya ke Fasyankes

milik Swasta.

Berdasarkan data ASPAK, dapat terlihat gambaran pencapaian pemenuhan sarana

prasarana dan alat kesehatan di RS Rujukan Provinsi dan RS Rujukan Regional dari tahun

ke tahun. Sesuai dengan sasaran capaian di tahun 2017, data ASPAK diambil pada periode

awal tahun 2018 (kondisi 2017) dibandingkan dengan periode awal tahun 2017 dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Berdasarkan grafik diatas, terdapat peningkatan capaian pemenuhan (%) rata-rata

sarana prasarana dan alat kesehatan di RS Rujukan Provinsi dan Regional. Hal ini

merupakan realisasi dari alokasi DAK penugasan yang diterima oleh rumah sakit tahun

2017.

Untuk pencapaian pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS Rujukan

Nasional, dapat dilihat peningkatan pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan

pada grafik berikut ini:

68.87

65.58

70.29

68.55

63

64

65

66

67

68

69

70

71

RS RUJUKAN PROVINSI (%) RS RUJUKAN REGIONAL (%)

RS RUJUKAN

Perbandingan Kelengkapan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan Tahun 2017 dan 2018

Tahun 2017

Tahun 2018

Page 59: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

50

Dua grafik di atas memperlihatkan peningkatan kelengkapan SPA RS Rujukan

Nasional antara kondisi awal 2017, dengan akhir 2017 (data diambil awal 2018). Hal

ini mencerminkan adanya peningkatan % pemenuhan SPA selama tahun 2017.

Sebagai contoh, data ASPAK di RSUP H. Adam Malik Medan terjadi peningkatan

kelengkapan prasarana dari 96,15% di awal tahun 2017 menjadi 100% di awal tahun

2018. Contoh lainnya, di RSUP Sanglah Bali terjadi peningkatan kelengkapan alat

100 100

88.64

100 100 100 10097.04

10094.53

100 100 99.51 100

96.15 98.08

76.92

10098.08

90.38 88.46

98.08

100

90.38

100

90.38

100 100

58.24

31.61

76.41

34.94

62.29

50.76

11.24

62.02

21.54 19.78

92.23

68.9

23.95

80.42

Kelengkapan SPA RS Rujukan Nasional Tahun 2017

SARANA PRASARANA ALAT KESEHATAN

100 10088.64

100 100 100 100 97.53 100 94.53 100 100 100 100100

98.0876.92

10098.08 90.38 88.46

98.08 100

90.38

100 100 96.15 100

58.24 56.72

98.3

40.84

62.252.9

11.24

62.2

46.56

19.78

92.23

52.46

68.72

83.73

Kelengkapan SPA RS Rujukan Nasional Tahun 2018

SARANA PRASARANA ALAT KESEHATAN

Page 60: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

51

kesehatan dari 21,54% di awal tahun 2017 menjadi 46,56% di awal tahun 2018. Secara

keseluruhan, rata-rata % peningkatan SPA di 14 RS Rujukan Nasional dapat terlihat

pada grafik di bawah ini:

Begitu pula hasil pengukuran pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di

97 RSUD Kriteria Khusus. Pada table dibawah terlihat trend peningkatan

presentase pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di 97 RSUD kriteria

khusus selama tahun 2017. Data diambil dari kondisi awal sarana prasarana dan alat

kesehatan awal tahun 2017, dan awal 2017 (kondisi 2017)

Tabel

Grafik Peningkatan Pemenuhan SPA di 97 RS Kriteria Khusus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sarana Prasarana Alkes Rata-Rata

2016

2017

Page 61: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

52

Secara umum, berdasarkan analisis ASPAK terlihat peningkatan SPA di rumah sakit

melalui penggunaan dana APBD atau dana DAK.

Maka dengan pola yang sama, diharapkan pada akhir tahun 2019 target

peningkatan sarana prasarana dan alat kesehatan dapat terpenuhi secara optimal.

Berdasarkan analisis data ASPAK, berikut ini ditampilkan perbandingan rata-rata

kelengkapan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS Rujukan baik Rujukan

Nasional, Rujukan Provinsi dan Rujukan Regional pada tahun 2017 dan tahun 2018.

Infografis Pemenuhan sarana prasaran dan peralatan Puskesmas Tahun 2017 :

Pe

me

nu

ha

n sta

nd

ar S

PA

> 6

0%

APBD/

DAK

APBD/

DAK

Page 62: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

53

PROSENTASE PEMENUHAN SPA PUSKESMAS

PUSKESMAS S/DPERBANDINGAN % PEMENUHAN SPA PUSKESMAS PER

PROPINSI

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%

>=80% <80-60% <60%

% PEMENUHAN SPA

DESEMBER 2017

4%

33%

62%

Pemenuhan > 80% Pemenuhan 80-60%

Pemenuhan < 60%

DATAASPAK S/D DES 2017

Infografis gambaran akses pengisian ASPAK di RS dan Puskesmas Tahun 2016 :

% puskesmas

dibawah standar

(<60%) > 70%

% puskesmas

dibawah standar

(<60%) 20% - 70%

% puskesmas

dibawah standar

(<60%) < 20%

Page 63: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

54

100

99.6

100

100

72

100

100

100

100

100

100

15

100

100

100

100

100

100

100

100 100

100

97

100

100

100

100

100

96

100

100 100

99.4

99.6

9740 Puskesmas Puskesmas Dinkes Kab/Kota Dinkes Provinsi Kemenkes

% Puskesmas Akses ASPAKAKSESIBILITAS ASPAK DI PUSKESMAS

Dalam proses validasi data berjenjang

43.5

19.9

37.9

37.9

57

70

46

70.8

56

28

20

17

38

53

21

50

100

38

87

71 40

65

79

45

80

50

73

53

69

31

58 79

45

99.6

% RS Akses ASPAKAKSESIBILITAS ASPAK DI RUMAH SAKIT

798 RS

PemerintahRSUD Dinkes Kab/Kota Dinkes Provinsi Kemenkes

Dalam proses validasi data berjenjangBelum mencakup RS Swasta

Page 64: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

55

3.4. KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR

a. Pembangunan 124 Puskesmas perbatasan

Pembangunan puskesmas perbatasan berdasarkan pemanfaatan dana DAK

Afirmasi 2017 dengan kegiatan pembangunan gedung atau renovasi. Dari 124

puskesmas perbatasan 57 yang melaksanakan pembangunan gedung/renovasi

dan 53 puskesmas melaksanakan pembangunan puskesmas sesuai dengan

prototype yang dibuat oleh direktorat fasilitas pelayanan kesehatan.

Page 65: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

56

3.5. KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR

a. Pembangunan 124 Puskesmas perbatasan

Pembangunan puskesmas perbatasan berdasarkan pemanfaatan dana DAK

Afirmasi 2017 dengan kegiatan pembangunan gedung atau renovasi. Dari 124

puskesmas perbatasan 57 yang melaksanakan pembangunan gedung/renovasi

dan 53 puskesmas melaksanakan pembangunan puskesmas sesuai dengan

prototype yang dibuat oleh direktorat fasilitas pelayanan kesehatan.

Page 66: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

57

b. Pengadaan Ambulans Gawat Darurat High Roof – Long Chasis ASIAN GAMES

Merupakan kegiatan pendukung indikator (penugasan) berupa pengadaan

Ambulans Gawat Darurat High Roof – Long Chasis untuk penyelenggaraan Asian

Games 2018. Kegiatan ini dilaksanakan atas usulan INASGOC atau Indonesia

Asian Games Organizing Committee (Surat Nomor 458/SG/PP-INASGOC/VI/2017)

pada tanggal 2 Juni 2017, serta ditindaklanjuti dengan penetapan lokus melalui

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor

HK.02.02/V/3917/2017 Tentang Penetapan Penerima (Lokus) Ambulans Gawat

Darurat High Roof-Long Chasis untuk Mendukung Asian Games – Asian Para

Games 2018 Bersumber Dana APBNP T.A 2017.

Kegiatan tesebut masih terkait dengan tugas dan fungsi Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yaitu untuk memastikan pemenuhan sarana Ambulans

Gawat Darurat yang sesuai standar untuk memenuhi kebutuhan kegawat

daruratan dan evakuasi medik selama perhelatan Asian Games berlangsung.

Ambulans yang diadakan sebanyak 25 unit di 14 lokus penerima. Adapun lokus

penerima Ambulans Gawat Darurat High Roof – Long Chasis Asian Games 2018

yaitu :

NO RUMAH SAKIT/FASILITAS KESEHATAN/INSTANSI JUMLAH UNIT

AMBULANS

1 RS M Hoesin Palembang 2

2 RS Fatmawati 2

3 RSCM 3

4 RS Pusat Otak Nasional 2

5 RS Kusta Sitanala (Akses Bandara) 2

6 RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso 2

7 RS Persahabatan Jakarta 2

8 RS Hasan Sadikin Bandung 2

9 UPK Kementerian Kesehatan 1

10 Dinas Kesehatan Sumatera Selatan 3

Page 67: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

58

NO RUMAH SAKIT/FASILITAS KESEHATAN/INSTANSI JUMLAH UNIT

AMBULANS

11 RSAL Mintoharjo 1

12 RS Polri Soekanto 1

13 RS Olahraga Nasional 1

14 RSPAD Gatot Soebroto 1

c. Perencanaan Pembangunan RS UPT Vertikal di Wilayah Timur

Pembangunan RS UPT Vertikal di Maluku merupakan arahan Presiden pada

rapat kabinet yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2017 sehingga

merupakan Prioritas Nasional yang harus dilaksanakan. Pembangunan RS UPT

ini bertujuan untuk percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier

yang berkualitas sekaligus sebagai upaya menurunkan disparitas pelayanan

Page 68: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

59

kesehatan rujukan yang bermutu bagi masyarakat di KTI khususnya di Maluku

dan sekitarnya.

Pembangunan RS UPT Vertikal di Maluku direncakan dibangun sebagai RS Kelas

B dan akan dimulai pekerjaan konstruksi bangunan pada tahun 2018, sehingga

segala proses perencanaan yang dibutuhkan dapat diselesaikan pada tahun

2017. Bentuk kegiatan perencanaan dan penyiapan yang dilaksanakan tahun

2017 yaitu review dokumen Study Kelayakan, Detail Engineering Design (DED),

serta melakukan proses lelang (pra-DIPA).

Untuk menunjang pencapaian target dan mengoptimalkan output, pada tahun

2017 dibentuk tim koordinasi dalam rangka penguatan perencanaan teknis dan

anggaran, maupun pelaksanaan. Surat ketetapan yang dibentuk yaitu Surat

Keputusan KPA Nomor HK.01.04/V.2/359/2017 tentang Tim Teknis Bangunan dan

Prasarana Pendirian RS UPT Vertikal di Kawasan Indonesia Timur Tahun 2017,

Januari 2017. Surat Keputusan Dirjen. Yankes. Nomor HK.02.02/I/3212/2017 tahun

2017 tentang Tim Perencana Pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis

Vertikal, tgl 24 Juli 2017, Surat Keputusan KPA No. YK.02.01/V.2/4381/2017

tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan RS UPT Vertikal

Ambon, tgl 18 Oktober 2017, dan Surat Keputusan Dirjen. Yankes. No.HK

02.02/V/2018 tentang Tim Pengelola Kegiatan dan Tim Opini Hukum Kontrak.

Page 69: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

60

Gambar : Desain Eksterior RS UPT di Maluku

Pada tanggal 25 Desember 2017, tim teknis Direktorat fasilitas Pelayanan

Kesehatan dibantu dengan Konsultan Perencana telah merampungkan proses

review, studi kelayakan, DED, RAB dan RKS, dilanjutkan proses pelelangan jasa

konstruksi (pra-DIPA) pada tgl 28 Desember 2017.

d. Pengadaan Ambulan Transport untuk Puskesmas

Pengadaan ambulan transport untuk puskesmas merupakan upaya untuk

peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan selain pemenuhan spa sesuai

standar

e. Regional Maintenen Center (RMC)

Pengembangan Regional Maintenen Center (RMC) merupakan upaya yang

dilakukan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk terjaminnya

Pemeliharaan Alat Kesehatan yang ada di puskesmas dan rumah sakit yang ada

di Provinsi, Kabupaten/ Kota yang sesuai standar.

Page 70: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

61

f. Institusi Penguji lainnya

Seiring perkembangan zaman dunia kesehatan telah mengalami banyak

perubahan, salah satunya adalah perkembangan alat kesehatan sebagai

pendukung pelayanan kesehatan. Untuk permeliharaan dan kalibrasi alat

kesehata yang ada di indonesia sangatlah kurang kalau hanya mengadalkan

BPFK, LPFK dan UPFK. Sehingga banyak Institusi – Institusi Pengujian dan

kalibrasi menemukan peluang. Untuk itu bayak bermunculah institusi penguji

baik pemerintah maupun swasta. Sampai tahun 2017 telah didata institusi

penguji yang berkembang di indonesia yang telah memiliki ijin sebanyak 21

Page 71: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

62

institusi penguji sesuai dengan amanat Permenkes No. 54 Tahun 2015 tentang

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

g. Penyiapan Fasilitas KKHI di Arab Saudi

Dalam rangka menghadapi musim haji tahun 2017, Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji dan Balai Pengamanan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan (BPFK), melaksanakan penyiapan Kantor Kesehatan Haji (KKHI) di

Mekah, Arab Saudi. Penyiapan operasional Kantor Kesehatan Haji Makkah

terkait dengan pekerjaan renovasi gedung dan kalibrasi alat kesehatan.

Renovasi gedung dibutuhkan guna mengubah fungsi Gedung Warih Plaza Hotel

menjadi KKHI.

Sesuai dengan tupoksi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyiapan

dilaksanakan dengan menyusun design awal dan mengusulkan renovasi sesuai

dengan kebutuhan pelayanan. Selain design, juga dilaksanakan kunjungan

lokasi untuk memastikan kesesuaiannya dengan perencanaan, berfungsinya

sistem utilitas dan kenadalan alat kesehatan. Gambaran umum gedung KKHI

adalah bangunan 17 (tujuh belas) tingkat/ lantai, dengan 1 basement. Pelayanan

kesehatan direncanakan pada lantai 1 s.d 8, lantai 9 s.d 16 akan dimanfaatkan

Page 72: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

63

untuk penginapan petugas haji Indonesia, dan lantai 17 untuk kantor

manajemen.

Hasil design akhir ruang pelayanan dihasilkan :

a. Lantai GF untuk Gawat Darurat, Gudang Obat dan Radiologi.

b. Lantai Mezzania untuk Rawat Jalan, Farmasi dan Laboratorium.

c. Lantai R untuk ICU dan Intermediate Ward.

d. Lantai PR untuk Perawatan.

e. Lantai Room 1 untuk Isolasi dan Recovery Pasien.

f. Ruang utility berupa ruangan penyimpanan gas medis, ruangan

penyimpanan sementara limbah medis dan ruang penyimpanan sementara

sampah pada lantai P1 yang mempunyai akses langsung keluar gedung.

g. Lantai basement untuk penyimpanan barang-barang yang ringan, kecil dan

mudah dibawa.

Penyiapan kantor kesehatan haji dapat diselesaikan tepat waktu sebelum

musim haji Bulan Juli s.d September 2017.

Tahun 2017 merupakan tahun ketiga untuk periode pelaksanaan target RPJMN 2015-2019,

dan tahun kedua dalam SOTK baru Kementerian Kesehatan. Hampir seluruh target dapat

tercapai secara maksimal. Dalam merumuskan indikator kinerja utama sering mengalami

kesulitan, sehingga IKU pada umumnya hanya menetapkan ukuran-ukuran kinerja yang

bersifat keluaran (output). Dengan IKU yang bersifat keluaran (output) tersebut, akan

mengakibatkan indikator tingkatan dibawahnya yaitu indikator kinerja sasaran juga

bersifat keluaran (output). Untuk itu pimpinan pada saat memulai program kerja 2015-

2019 mulai merumuskan indikator kinerja yang bersifat hasil (outcome).

Perumusan indikator kinerja utama dilakukan dengan melakukan identifikasi ukuran-

ukuran kinerja kemudian memilih dari beberapa ukuran kinerja tersebut dijadikan sebagai

ukuran keberhasilan yang utama atau Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja utama

harus merupakan suatu ukuran kinerja yang menyeluruh, terkait dengan misi, sasaran dan

tujuan; mempunyai kemampuan untuk mengukur (measurable) yang berorientasi pada

hasil (outcome). Ukuran kinerja utama yang menyeluruh pada umumnya akan lebih tepat

dirumuskan dengan pendekatan balanced Scorecard, yaitu ukuran kinerja yang memiliki

Page 73: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

64

perspektif kepuasan pelanggan, kinerja finansial, kinerja manajemen internal dan kinerja

pertumbuhan dan pembelajaran.

3.6. PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN CAPAIAN

3.6.1. Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat

(SPA) sesuai standar

Indikator

Tercantu

m dalam

Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah RS Rujukan

Regional yang

memenuhi sarana

parasarana dan

alat (SPA) sesuai

standar

1,2,3,4 130 130 130 130 130 100 130 100

Pada tahun 2017, 129 RS Rujukan Regional dan Provinsi yang mendapatkan

alokasi APBN/DAK untuk pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan

menunjukkan adanya peningkatan pemenuhannya (tidak kumulatif) berdasarkan

data ASPAK. Hasil capaian ini sama dengan periode tahun 2016 yaitu 99,2% atau 129

RS Rujukan Regional dan Provinsi, yang terdiri dari 109 RS Rujukan Regional dan 20

RS Rujukan Provinsi.

Pencapaian indikator Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang

memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar pada tahun 2017 tersebut

belum memenuhi target renstra yaitu 130 RS Rujukan Regional dan Provinsi.

Pencapaian ini dikarenakan beberapa hal yaitu :

a. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran

dana DAK.

b. Sosialisasi kepada pimpinan Dinas Kesehatan Daerah dalam setiap

pertemuan dan kunjungan terhadap pentingnya pengisian data ASPAK

Page 74: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

65

c. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

d. Ada satu RS yang tidak mengusulkan dana DAK tahun 2017, yaitu RS

Embung Fatimah Batam. Dari analisis data ASPAK, RS Embung Fatimah

Batam tidak menunjukkan adanya peningkatan kelengkapan SPA.

3.6.2. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

Indikator

Tercan

tum

dalam

Dokum

en

Target Renstra Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah RS

Rujukan

Nasional yang

ditingkatkan

sarana

prasarananya

1,2,3,4 14 14 14 14 14 100 14 100

Pencapaian indikator Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya pada tahun 2017 sesuai dengan target renstra yaitu 14 RS Rujukan

Nasional yang mendapatkan anggaran APBN/dana DAK menunjukkan peningkatan

pemenuhan SPA-nya berdasarkan data ASPAK. Hasil capaian ini sama dengan

capaian pada tahun 2016, dan diharapkan akan dicapai kembali pada tahun 2018.

Pencapaian ini dikarenakan beberapa hal yaitu :

a. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran

dana DAK.

b. Sosialisasi kepada pimpinan Dinas Kesehatan Daerah dalam setiap

pertemuan dan kunjungan terhadap pentingnya pengisian data ASPAK.

c. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

Page 75: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

66

3.6.3. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan prasarana dan alat (SPA)

sesuai standar

Indikator

Tercan

tum

dalam

Dokum

en

Target Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah

Puskesmas

yang

memenuhi

sarana

prasarana dan

alat sesuai

standar

1,2,3,4 1400 2800 3600 6000 2453 175 3210 114

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah puskesmas

yang memenuhi spa sesuai standar tahun 2017 sebesar 2800 Puskesmas, sementara

realisasinya dapat melampaui dari target yaitu sebesar 3210 (114%). Bila dibandingkan

dengan capaian tahun 2016 maka mengalami peningkatan sebesar 13%. Pencapaian

yang melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

a. Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya

b. Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus pada pimpinan dinas kesehatan

daerah dalam setiap pertemuan dan kunjungan tentang pentingnya

pengisian data ASPAK

c. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran

d. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA

e. Adanya kebijakan akreditasi pada Puskesmas mendorong dinas kesehatan

daerah untuk melakukan pemenuhan spa puskesmas

Page 76: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

67

3.6.4. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusus

Indikator

Tercan

tum

dalam

Dokum

en

Target Renstra Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah RS

Daerah yang

memenuhi

standar dan

dengan

kriteria

khusus

1,2,3,4 97 97 147 47 97 100 97 100

Pencapaian indikator Jumlah Rumah Sakit Daerah kelas C dan D (RS di luar RS

Rujukan Regional dan Provinsi) yang didorong memperoleh akreditasi melalui

dukungan dana APBN/DAK pada tahun 2017 dicapai 97 RS. Hasil capaian ini sesuai

dengan target renstra tahun 2017 dan merupakan pengulangan keberhasilan

capaian indikator pada tahun 2016. Capaian indikator tahun 2017 ini lebih kecil dari

target renstra tahun 2018 yaitu 147 RS. Peningkatan capaian indikator pada tahun

2018 ini berkaitan dengan pelaksanaan Universal Health Coverage (UHC) yang akan

dilaksanakan mulai tahun 2019 nanti.

Pencapaian ini dikarenakan beberapa hal yaitu :

a. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran dana

DAK.

b. Sosialisasi kepada pimpinan Dinas Kesehatan Daerah dalam setiap pertemuan

dan kunjungan terhadap pentingnya pengisian data ASPAK

c. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

Page 77: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

68

3.6.5. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan (termasuk swasta) yang mampu Memberikan Pelayanan Sesuai

Standar

Indikator

Tercantu

m dalam

Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah Balai

Pengujian Fasilitas

Kesehatan /

Institusi Penguji

Fasilitas Kesehatan

(termasuk swasta)

yang mampu

Memberikan

Pelayanan Sesuai

Standar

3,4 - 10 14 18 0 0 21 210

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah Jumlah Balai

Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan (termasuk

swasta) yang mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar tahun 2017 sebesar 10

Unit, sementara realisasinya dapat melampaui dari target yaitu sebesar 21 Unit

(210%). Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 maka mengalami peningkatan

sebesar 210%. Pencapaian yang melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

a. Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya khususnya

Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

b. Advokasi dan sosialisasi pada pimpinan dinas kesehatan Provinsi/ Kabupaten/

Kota dan Juga Institusi Penguji Swasta dalam setiap pertemuan dan

kunjungan.

c. Adanya Monitoring evaluasi dan bimbingan teknis secara langsung maupun

jarak jauh terhadap pemenuhan SPA.

Page 78: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

69

d. Sesuai dengan permenkes 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat

Kesehatan di sebutkan bahwa Semua Instansi yang melakukan Pengujian Dan

Kalibrasi Alat Kesehatan harus Memiliki Ijin Pengujian dan Kalibrasi sehingga

banyak Institusi Penguji dari pemerintahan maupun swasta yang mengajukan

ijin Kalibrasi.

3.6.6. Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit pemeliharaan

Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance Center

Indikator

Tercantu

m dalam

Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019

2016 2017

realis

asi %

realis

asi %

Jumlah Dinas

Kesehatan

Propinsi yang

mengembangkan

Unit pemeliharaan

Fasilitas Kesehatan

Regional /

Regional

Maintenance

Center

3,4 - 3 6 9 0 0 6 200

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator Jumlah Dinas

Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit pemeliharaan Fasilitas Kesehatan

Regional / Regional Maintenance Center tahun 2017 sebesar 6 Provinsi, sementara

realisasinya dapat melampaui dari target yaitu sebesar 6 Provinsi (200%). Bila

dibandingkan dengan capaian tahun 2016 maka mengalami peningkatan sebesar

200%. Pencapaian yang melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

Page 79: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

70

a. Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya khususnya

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Dinas Kesehatan

Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

b. Advokasi dan sosialisasi pada pimpinan dinas kesehatan Provinsi/ Kabupaten/

Kota dalam setiap pertemuan dan kunjungan.

c. Adanya Monitoring evaluasi dan bimbingan teknis secara dalam pembentukan

Regional Maintenance Center (RMC) dan didampingi oleh BPFK sebagai wilayah

kerjanya untuk memotifasi Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

d. Adanya dana Dekon dan DAK dalam Pengembangan Regional Maintenance

Center (RMC) untuk membantu Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota

dalam percepatan untuk mendorong terbentuknya unit pemeliharaan

tersebut.

3.7. ANALISIS ATAS EFFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

a. Penggunaan komunikasi secara on line dengan unit atau lembaga lain terkait

b. Membuat group komunikasi pada sosial media untuk membuka ruang diskusi,

penyampaian kebijakan terbaru yang bertujuan mendorong pemenuhan SPA

di fasilitas kesehatan

c. Pemilihan tempat pelaksanaan kegiatan pertemuan di jakarta untuk

memudahkan kehadiran semua peserta terutama peserta dari Indonesia

Timur.

d. Optimalisasi anggaran

3.8. SUMBER DAYA

3.8.1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi atau institusi. SDM

dalam hal ini disebut sebagai pegawai merupakan faktor yang mempengaruhi

perkembangan organisasi atau dapat dikatakan sebagai penggerak untuk

mencapai tujuan organisasi tersebut. Keadaan Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan

Page 80: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

71

Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2017 berjumlah 57 pegawai, yang dapat

dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut:

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan

Golongannya

Table

Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan KesehatanBerdasarkan golongan

NO Subdit / Subag Golongan

Jumlah I II III IV

1. Fasyankes Primer 11 3 14

2. Fasyankes Rujukan 2 11 1 14

3. Fasyankes Lainnya 3 10 3 16

4. Tata Usaha 12 1 13

Jumlah 5 44 8 57

Berdasar tabel diatas maka golongan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang terbanyak adalahgolongan III, diikuti golongan IV dan golongan II.

Gambar : Infografis Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Golongan

Page 81: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

72

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Tingkat

Pendidikannya

Table

Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan

tingkat pendidikan

NO Subdit / Subag Tingkat Pendidikan

Jumlah SMA/SMAK/STM DIII DIV S1 S2

1. Fasyankes Primer 1 2 - 7 4 14

2. Fasyankes Rujukan 2 1 - 7 4 14

3. Fasyankes Lainnya 3 2 - 7 4 16

4. Tata Usaha 3 2 1 6 1 13

Jumlah 9 7 1 27 13 57

Berdasar tabel diatas maka tingkat pendidikan pegawai di Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yang terbanyak adalah S1, diikuti S2, SMA/SMAK/STM, DIII dan DIV

Gambar : Infografis Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

berdasarkan Jenjang Pendidikan

Page 82: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

73

Idealnya jumlah pegawai yang ada disesuaikan dengan hasil perhitungan

kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) pada suatu unit

organisasi. ABK dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi

dalam melaksanakan kegiatannya yaitu berupa norma waktu penyelesaian

pekerjaan, tingkat efisiensi kerja dan standar beban kerja dan prestasi kerja,

menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan

manajemen lainnya. Selain itu ABK juga dapat dijadikan tolak ukur untuk

meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka

meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pemberdayaan aparatur negara

baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

Tabel

Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Jenjang

jabatan

Berdasarkan kedua tabel di atas dan hasil ABK tahun 2017 di lingkungan

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan diperoleh informasi bahwa jumlah

pegawai tersebut belum mencukupi kebutuhan organisasi dan tentunya hal ini

mempengaruhi pada pencapaian target kinerja di lingkungan Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan. Guna mengefektifkan pegawai yang ada diperlukan

penguatan kinerja pegawai. Penguatan tersebut berupa program-program dalam

Page 83: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

74

rangka pengembangan kapasitas pegawai yang memerlukan dukungan dan

komitmen para pimpinan organisasi untuk segera merealisasikan dengan kegiatan-

kegiatan dalam bentuk investasi jangka panjang, misalnya peningkatan pendidikan

formal pegawai sampai ke jenjang strata 1, strata 2, dan strata 3 serta

pengembangan diklat khusus pegawaiyang terpadu dan berkelanjutan.

Peningkatan kapasitas pegawai menjadi salah satu titik tolak yang dilaksanakan

dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai sekaligus peningkatan kapasitas

organisasi.

3.8.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Rekapitulasi sumber daya sarana prasarana Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan kondisi per 31 Desember 2017 sbb :

2017 2016 Jumlah %

ASET

ASET LANCAR

Persediaan 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02

JUMLAH ASET LANCAR 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin 72,693,000,093 39,417,850,566 33,275,149,527 84.41

Aset Tetap Lainnya 417,577,806 371,927,806 45,650,000 12.27

Konstruksi Dalam Pengerjaan 5,345,328,400 5,345,328,400 - 0.00

Akumulasi Penyusutan (41,524,552,426) (35,933,657,673) (5,590,894,753) 15.55

JUMLAH ASET TETAP 36,931,353,873 9,201,449,099 27,729,904,774 301.36

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud 2,718,877,750 2,497,830,000 221,047,750 8.84

Aset Lain-lain 1,183,711,640 1,183,711,640 - 0.00

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi

Aset Lainnya (2,825,511,361) (2,303,762,445) (521,748,916) 22.64

JUMLAH ASET LAINNYA 1,077,078,029 1,377,779,195 (300,701,166) (21.82)

JUMLAH ASET 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

EKUITAS

EKUITAS

Ekuitas 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

JUMLAH EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

NAMA PERKIRAANKenaikan (Penurunan)JUMLAH

Page 84: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

75

Laporan Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset lancar, aset tetap

dan aset lainnya Kementerian Negara/Lembaga per31 Desember 2017. Dari Neraca

tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset Lancar adalah sebesar Rp.

152,563,492,919.00 (Seratus lima puluh dua milyar lima ratus enam puluh tiga juta

empat ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus sembilan belas rupiah),nilai

Aset Tetap sebesar Rp. 36,931,353,873.00 (Tiga puluh enam milyar sembilan ratus

tiga puluh satu juta tiga ratus lima puluh tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tiga

rupiah), nilai Aset Lainnya sebesar Rp. 1,077,078,029.00 (Satu milyar tujuh puluh

tujuh juta tujuh puluh delapan ribu dua puluh sembilan rupiah),sehingga Ekuitas

Dana (kekayaan bersih) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatanper Tahun

Anggaran 2017adalah sebesar Rp. 190,571,924,821,00 (Seratus sembilan puluh

milyar lima ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus dua puluh empat ribu delapan

ratus dua puluh satu rupiah) dan Akumulasi penyusutan sebesarRp.

(44,350,063,787.00) (Minus empat puluh empat milyar tiga ratus lima puluh juta

enam puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh rupiah). Nilai mutasi BMN

tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-keuangan. Mutasi BMN

yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan nilai BMN yang

berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan

APBN selama periode tahun berjalan, sedangkan transaksi non-keuangan

merupakan transaksi penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari

pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.

3.8.3. Sumber Daya Anggaran

Pada Tahun Anggaran 2017 terjadi beberapa kali revisi mulai dari revisi POK

sampai dengan revisi DIPA, hal ini disebabkan oleh efisiensi, optimalisasi dan

pemanbahan anggaran recofusing. Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

memiliki alokasi anggaran DIPA Tahun 2017 terdiri :

No Uraian Belanja Barang Belanja Modal Total Anggaran Keterangan

1. DIPA AWAL 17.796.650.000 - 17.796.650.000 -

2. Revisi 1 17.796.650.000 - 17.796.650.000 -

Page 85: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

76

3. Revisi 2 17.796.650.000 - 17.796.650.000 -

4. Revisi 3 17.796.650.000 - 17.796.650.000 Optimalisasi

5. Revisi 4 16.794.457.000 - 16.794.457.000 Efisiensi

6. Revisi 5 30.837.323.000 35.957.134.000 66.794.457.000 Recofusing

7. Revisi 6 32.765.864.000 36.028.593.000 68.794.457.000 APBNP

8. Revisi 7 32.765.864.000 36.028.593.000 68.794.457.000 Optimalisasi

Akuntabilitas keuangan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat

digambarkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan tahun anggaran 2017. Realisasi pendapatan negara tahun 2017

sebesar Rp. 234,681,074.00 dan realisasi belanja sebesar Rp. 61,957,170,091.00 atau

90.06% dari Anggaran sebesar Rp. 68,794,457,000.00 sehingga pada tahun 2017 sisa

anggaran APBN Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebesar Rp.

7,506,313,372.00.

Page 86: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

77

3.9. REALISASI ANGGARAN DAN KEGIATAN (REVISI)

3.9.1. Realisasi Anggaran berdasarkan indikator

KODE NAMA KEGIATAN

PAGU

SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

2051.501 Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Online (Puskesmas dan RS)

6

Pkm

& RS

16.580.000 16.580.000 13.320.000 3.260.000 80,3

051 Pengembangan Sistem Rujukan Online 16.580.000 16.580.000 13.320.000 3.260.000 Selesai

2051.502 Puskesmas yang memenuhi sarana,

prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

1400

Pusk

esma

s

10.350.717.000 12.747.444.000 9.300.897.300 3.446.546.700 73,0

051 Standarisasi spesifikasi Peralatan

Kesehatan di Puskesmas 1.925.020.000 4.337.145.000 2.350.623.800

1.986.521.200

1.850.000.000

di *)

52 Percepatan pemenuhan standar SPA di

Fasyankes Prioritas 5.423.920.000 5.433.462.000 5.340.866.550

92.595.450

54

Pertemuan evaluasi akreditasi

pemenuhan standar SPA bagi

Puskesmas calon akreditasi

367.612.000 367.612.000 364.554.400

3.057.600 Selesai

55 Pertemuan Evaluasi pemenuhan

standar SPA di Sarkes pemeriksa CTKI 358.499.000 355.135.000 354.208.100

926.900 Selesai

Page 87: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

78

KODE NAMA KEGIATAN

PAGU

SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

56 Penyusunan Modul Pelatihan

Pemeliharaan SPA di Puskesmas 554.000.000 532.424.000 521.716.650

10.707.350 Selesai

58

Wokshop validasi data ASPAK untuk

perencanaan pemenuhan standar dan

akreditasi fasyankes

371.666.000 371.666.000 368.927.800

2.738.200 Selesai

60 Manajemen penyiapan public health

improvement 1.350.000.000 1.350.000.000 0

1.350.000.000 *) bintang

2051.503

Pembinaan Sarana, Prasarana dan Alat

Kesehatan Rumah Sakit di RS Rujukan

Nasional

14 RS 498.416.000 498.416.000 496.617.200 1.798.800 99,6

051 Workshop Prasarana pemgelolaan

limbah B3 dalam rangka akreditasi RS 498.416.000 498.416.000 496.617.200

1.798.800 Selesai

2051.504

Pembinaan Sarana, Prasarana dan Alat

Kesehatan Rumah Sakit Rujukan

Regional dan Propinsi Sesuai Standar

130

RS 1.037.544.000 1.193.628.000 1.035.415.835 158.212.165 86,7

051

Workshop Manajemen Fasilitas dan

Keselamatan Peralatan Medis dan

Utilitas

797.544.000 797.544.000 751.274.100

46.269.900 Selesai

052 Bimtek teknis pemenuhan standar SPA

di RS Rujukan 240.000.000 396.084.000 284.141.735

111.942.265

Page 88: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

79

KODE NAMA KEGIATAN

PAGU

SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

2051.505

Pembinaan Sarana, Prasarana dan Alat

Kesehatan di RS Daerah yang

memenuhi standar dengan kriteria

khusus

97 RS 332.004.000 382.004.000 358.514.100 23.489.900 93,9

051 Rakontek Pengelolaan SPA di RS 332.004.000 382.004.000 358.514.100 23.489.900 Selesai

2051.506

Balai Pengujian Fasilitas

Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan yang mampu memberikan

pelayanan sesuai standar

10

Propi

nsi

1.202.949.000 1.202.949.000 1.140.804.700 62.144.300 94,8

051 Standarisasi laboratorium kalibrasi di RS 449.710.000 449.710.000 395.937.700 53.772.300 Selesai

052 Penguatan Dinkes dalam pengujian

kalibarasi alat 407.239.000 407.239.000 404.095.000

3.144.000 Selesai

053 Bimtek Institusi penguji alkes 161.000.000 161.000.000 159.694.500 1.305.500 Selesai

054 Bimtek Fasyankes Laboratorium

Kesehatan 185.000.000 185.000.000 181.077.500

3.922.500 Selesai

2051.507

Dinas Kesehatan Propinsi yang

mengembangkan unit pemeliharaan

fasilitas kesehatan regional (Regional

Maintenance Center)

10

UPFK 400.177.000 400.177.000 391.537.200 8.639.800 97,8

051 Penguatan dinkes dlm pembinaan

jejaring laboratorium 400.177.000 400.177.000 391.537.200

8.639.800 Selesai

Page 89: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

80

KODE NAMA KEGIATAN

PAGU

SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

2051.508 Pemenuhan Sarana, Prasarana dan

Peralatan Kesehatan di Fasyankes

25

Unit 0 48.461.818.000 45.926.911.855 2.534.906.145 94,8

051 Pengadaan Ambulan Asian Games 0 48.461.818.000 45.926.911.855 2.534.906.145

2051.951 Layanan Internal

1

Laya

nan

2.956.070.000

3.891.441.000

3.293.151.901

598.289.099 84,6

051 Manajemen Pendukung

963.249.000

775.351.000

749.418.650

25.932.350

052 SDM yang ditingkatkan Kapasitas dan

Kemampuan Teknisnya

63.150.000

63.149.000

33.753.300

29.395.700

053 Dokumen Perencanaan dan Anggaran

347.300.000

644.009.000

417.901.000

226.108.000

054 Layanan Perkantoran 1.582.371.000 2.408.932.000 2.092.078.951 316.853.049

16.794.457.000 68.794.457.000 61.957.170.091 6.837.286.909 90,06

Page 90: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

81

3.9.2. Realisasi berdasarkan subdit penaggungjawab

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

A SUBDIT FASYANKES

PRIMER

10.350.717.000

12.747.444.000

9.300.897.300

3.446.546.700

72,96

1 2051.502.051 Standarisasi spesifikasi Peralatan Kesehatan di Puskesmas

1.925.020.000 4.337.145.000 2.350.623.800 1.986.521.200

1.850.000.000

di *)

2 052

Percepatan pemenuhan

standar SPA di Fasyankes

Prioritas

5.423.920.000

5.433.462.000

5.340.866.550

92.595.450

3 054

Pertemuan evaluasi

akreditasi pemenuhan

standar SPA bagi

Puskesmas calon akreditasi

367.612.000

367.612.000

364.554.400

3.057.600 Selesai

4 055

Pertemuan Evaluasi

pemenuhan standar SPA di

Sarkes pemeriksa CTKI

358.499.000

355.135.000

354.208.100

926.900 Selesai

5 056

Penyusunan Modul

Pelatihan Pemeliharaan

SPA di Puskesmas

554.000.000

532.424.000

521.716.650

10.707.350 Selesai

6 058 Wokshop validasi data

ASPAK untuk perencanaan

371.666.000

371.666.000

368.927.800

2.738.200 Selesai

Page 91: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

82

pemenuhan standar dan

akreditasi fasyankes

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

7 060 Manajemen penyiapan

public health improvement

1.350.000.000 1.350.000.000

- 1.350.000.000 *) bintang

B SUBDIT FASYANKES

RUJUKAN

2.334.254.000

51.002.156.000

48.226.716.690

240.533.165

94,56

1 2051.501.051 Pengembangan Sistem

Rujukan Online

16.580.000

16.580.000

13.320.000

3.260.000 Selesai

2 2051.503.051

Workshop Prasarana

pemgelolaan limbah B3

dalam rangka akreditasi RS

498.416.000

498.416.000

496.617.200

1.798.800 Selesai

3 2051.504.051

Workshop Manajemen

Fasilitas dan Keselamatan

Peralatan Medis dan

Utilitas 797.544.000 797.544.000 751.274.100 46.269.900 Selesai

4 2051.504.052 Bimtek teknis pemenuhan

standar SPA di RS Rujukan

240.000.000

396.084.000

284.141.735

111.942.265

5 2051.505.051 Rakontek Pengelolaan SPA

di Rumah Sakit

332.004.000

382.004.000

358.514.100

23.489.900 Selesai

6 2051.506.051 Standarisasi laboratorium

kalibrasi di Rumah Sakit

449.710.000

449.710.000

395.937.700

53.772.300 Selesai

Page 92: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

83

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU SETELAH

EFISIENSI

PAGU

PENAMBAHAN

REVOCUSING

JUMLAH

REALISASI

SISA

ANGGARAN % Ket

7 2051.508.051 Pengadaan Ambulan Asian

Games

-

48.461.818.000

45.926.911.855

2.534.906.145

C SUBDIT FASYANKES

LAINNYA

1.153.416.000

1.153.416.000

1.136.404.200

17.011.800

98,53

1 2051.506.052 Penguatan Dinkes dalam

pengujian kalibarasi alat

407.239.000

407.239.000

404.095.000

3.144.000 Selesai

2 2051.506.053 Bimtek Institusi penguji

alkes

161.000.000

161.000.000

159.694.500

1.305.500 Selesai

3 2051.506.054 Bimtek Fasyankes

Laboratorium Kesehatan

185.000.000

185.000.000

181.077.500

3.922.500 Selesai

4 2051.507.051 Penguatan dinkes dlm pembinaan jejaring laboratorium

400.177.000

400.177.000

391.537.200

8.639.800

Selesai

D SUBBAG TATA USAHA 2.956.070.000 3.891.441.000 3.293.151.901 513.973.849 84,63

1 2051.951 MANAJEMEN DUKUNGAN 963.249.000 775.351.000 749.418.650 25.932.350

2 052

SDM yang ditingkatkan

Kapasitas dan Kemampuan

Teknisnya

63.150.000 63.149.000 33.753.300 29.395.700

3 053 Dokumen Perencanaan dan

Anggaran 347.300.000 644.009.000 417.901.000 226.108.000

4 054 Layanan Perkantoran 1.582.371.000 2.408.932.000 2.092.078.951 316.853.049

TOTAL TUPOKSI 16.794.457.000 68.794.457.000 61.957.170.091 6.837.286.909 90,06

Page 93: DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN …yankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2017/KP/fasyankes/lakip... · iii Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

84

BAB IV

PENUTUP

Laporan akuntabilitas kinerja ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas

tugas pokok dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2017. merupakan

sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja baik yang terkait langsung

maupun tidak langsung dalam kurun waktu bulan Januari s/d Desember tahun 2017 dan

sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2016 untuk mencapai visi, misi,

tujuan, dan sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-

2019.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program kerja tahun

anggaran 2017 adalah sebagai berikut : 1. Terdapat 1 (empat) dari 6 (enam) indikator

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2017 yang dapat tidak tercapai yaitu

Jumlah RS Rujukan Regional Propinsi, dari 130 yang ditargetkan baru 129 RS yang tercapai.

1 target indikator dapat terpenuhi sesuai target karena memang hanya ada 14 RS rujukan

Nasional yang ditetapkan melalui Permenkes.

Laporan akuntabilitas kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

evaluasi, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, pelaksanaan

program dan kegiatan serta berbagai kebijakan. Hasil pencapaian pelaksanaan program

pembangunan bidang kesehatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu

sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya. Keberhasilan yang

telah dicapai tahun 2017diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di

masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala

kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan

diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan

profesionalisme di lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan khususnya dan

Kementerian Kesehatan umumnya.