dinas pertanian dan perkebunan provinsi · pdf filesentra produksi biji kakao; (7) sarana...

41
KUPANG 09 SEPTEMBER 2013 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Upload: ngokhanh

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

KUPANG

09 SEPTEMBER 2013

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Page 2: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

TAHUN LUAS TANAM

LUAS PANEN

PROVITAS PRODUKSI

2007 294,530 217,478 23,65 514,335

2008 285,780 271,561 24,89 676,044

2009 268,423 250,537 25,50 638,901

2010 288,152 244,583 25,91 633,620

2011 276,616 246,893 21,25 524,638

2012 264,411 245,323 25,32 629,386

2013*) *) : Sasaran

331.523 315.577 26,25 828. 273

Page 3: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO

KAB/KOTA TANAM (Ha)

PANEN (Ha)

PROVITAS Kw/Ha)

PRODUKSI (Ton)

1. Kota Kupang 485 377 26,87 1,013

2. Kupang 27,841 23,014 25,07 57,707

3. Timor Tengah Selatan

98,016 60,856 25,03 152,307

4. Timor Tengah Utara

17,810 15,466 25,84 39,965

5. Belu 26,896 25,360 24,76 63,455

6. Rote Ndao 4,213 3,910 25,71 10,052

7. Alor 8,839 6,916 24,15 16,701

8. Sabu Raijua 384 377 24,66 930

Jumlah Timor 184,484 136,276 25,26 342,130

9. Sumba Timur 18,771 13,430 31,19 41,894

10. Sumba Tengah 3,932 3,870 32,65 12,636

11. Sumba Barat 6,056 5,887 29,88 17,588

12. Sumba Barat Daya 27,463 27,267 25,52 69,593

Jumlah Sumba 56,222 50,454 29,81 141,711

Page 4: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO

KAB/KOTA TANAM (Ha)

PANEN (Ha)

PROVITAS Kw/Ha)

PRODUKSI (Ton)

12. Lembata 11,246 9,463 23,83 22,547

13. Flores Timur 15,896 12,032 23,59 28,387

14. Sikka 13,737 13,244 23,60 31,261

15. Ende 2,095 2,090 27,44 5,736

16. Ngada 5,426 5,426 28,38 15,398

17. Nagekeo 4,915 4,688 25,95 12,163

18. Manggarai Timur 5,795 5,745 28,59 16,426

19. Manggarai 2,127 1,961 24,00 4,707

20 Manggarai Barat 1,544 1,534 23,98 3,679

Jumlah Flores 62,781 56,183 25,48 140,304

Page 5: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO PULAU/KABUPATEN LUAS (HA)

DIKEMBANGKAN BELUM DIKEMBANGKA

N

A. PULAU TIMOR PETANI MITRA

1. TTS

KEC. KUALIN 1.350 150 500

KEC. AMANUBAN SELATAN

1.150 - 750

2. KUPANG

AMABI OEFETO TIMUR 1.500 - 500

AMARASI 1.400 - 600

3. TTU 1.700 -

4. BELU 2.600 -

B. PULAU SUMBA

5. SUMBA TENGAH

UMBU RATUNGGAY 875 - 450

UMBU RATUNGGAY BARAT

825 - 450

Page 6: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO PULAU/KABUPATEN LUAS (HA)

DIKEMBANGKAN BELUM DIKEMBANGKA

N

6. SUMBA TIMUR

PANDAWAI 500 - 250

NGGAHA ORI OANGU 650 - 150

C. PULAU FLORES

7. NAGEKEO

BOAWAE 914 - 550

AESESA 850 - 375

8. SIKKA

KANGAE 850 - 375

WAIGETE 1.050 - 500

Page 7: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO KAB/KOTA

SLPTT PERBANYAKAN BENIH

JAGUNG HIBRIDA JAGUNG KOMPOSIT LUAS LAHAN (HA) VOL (KG)

LUAS LAHAN (HA) VOL (KG)

1. KUPANG 900 13.500 50 1.250

2. TTS 1.200 18.000 - -

3. TTU 450 6.750 50 1.250

4. BELU 900 13.500 - -

5. ALOR 450 6.750 - -

6. SUMBA TIMUR 900 13.500 50 1.250

7. SUMBA BARAT 600 9.000 - -

8. SBD 750 11.250 50 1.250

9. LEMBATA 450 6.750 - -

10. FLORES TIMUR 450 6.750 - -

11. SIKKA 300 4.500 - -

12. ENDE 300 4.500 - -

13. NGADA 750 11.250 - -

14. NAGEKEO 600 9.000 100 2.500

15. MANGGARAI TIMUR 300 4.500 50 750

Page 8: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO KAB/KOTA

INTENSIFIKASI PERBANYAKAN

BENIH JAGUNGKOMPOSIT JAGUNG

LUAS LAHAN VOL

LUAS LAHAN VOL

1. KOTA KUPANG 100 3.000 - - 2. KUPANG 600 18.000 20 600 3. TTS 8.000 24.000 20 600 4. TTU 600 18.000 15 450 5. BELU 700 21.000 20 600 6. ROTE NDAO 400 12.000 15 450 7. ALOR 300 9.000 - - 8. SABU RAIJUA 200 6.000 - - 9. SUMBA TIMUR 500 15.000 20 600 10 SUMBA TENGAH 500 15.000 20 600 11. SUMBA BARAT 500 15.000 20 600 12. SUMBA BARAT DAYA 500 15.000 20 600

Page 9: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO KAB/KOTA

INTENSIFIKASI PERBANYAKAN

BENIH JAGUNGKOMPOSIT JAGUNG

LUAS LAHAN VOL

LUAS LAHAN VOL

13. LEMBATA 400 12.000 10 300 14. FLORES TIMUR 400 12.000 10 300 15. SIKKA 400 12.000 20 600 16. ENDE 400 12.000 15 450 17. NGADA 400 12.000 35 1.050 18. NAGEKEO 400 12.000 - - 19. MANGGARAI TIMUR 400 12.000 20 600 20. MANGGARAI 200 6.000 10 300 21. MANGGARAI BARAT 200 6.000 10 300

Page 10: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

NO. KABUPATEN/KOTA

APBN APBD SL-PTT JAGUNG

KAWASAN PERTUMBUHAN

(SAPRODI)

INTENSIFIKASI PERBANYAKAN

BENIH

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT

JAGUNG KOMPOSIT JAGUNG

KOMPOSIT

(Ha) (KG) HA (KG) HA (KG) 1 2 13 14 17 18 21 22

1 KOTA KUPANG - - 100 3,000 - -

2 KUPANG 1,000 25,000 800 24,000 40 1,200

3 TIMOR TENGAH SELATAN

1,000 25,000 1,200 36,000 20 600

4 TIMOR TENGAH UTARA

1,000 25,000 700 21,000 - -

5 BELU 1,000 25,000 1,000 30,000 30 900

6 ROTE NDAO 1,000 25,000 500 15,000 - -

7 ALOR 1,000 25,000 400 12,000 - -

8 SABU RAIJUA - - 400 12,000 - -

9 SUMBA TIMUR 1,000 25,000 700 21,000 35 1,050

10 SUMBA TENGAH 1,000 25,000 600 18,000 - -

11 SUMBA BARAT - - 600 18,000 - -

12 SUMBA BARAT DAYA 1,000 25,000 600 18,000 20 600

Page 11: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

13 LEMBATA - - 550 16,500 - -

14 FLORES TIMUR - - 550 16,500 20 600

15 SIKKA 1,000 25,000 600 18,000 35 1,050

16 ENDE 1,000 25,000 400 12,000 5 150

17 NAGEKEO 1,000 25,000 500 15,000 - -

18 NGADA - - 700 21,000 5 150

19 MANGGARAI TIMUR

- - 500 15,000 40 1,200

20 MANGGARAI - - 300 9,000 - -

21 MANGGARAI BARAT

- - 300 9,000 - -

TOTAL 12,000 300,000 12,000 360,000 250 7,500

Page 12: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

A. PERBANYAKAN BENIH SEBAR

Kebutuhan benih sebar untuk NTT kurang lebih 8.000 ton. Sudah terpenuhi 450 ton (2012) sisanya petani menggunakan benih hasil musim tanam sebelumnya atau dari luar NTT.

Tahun 2012 Perbanyakan benih sebar seluas 400 Ha (APBN) dan 300 Ha (APBD I)

Page 13: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Keterlibatan pedagang pengumpul, koperasi dan pedagang antara untuk menunjang pangembangan jagung

Usaha pasca panen dan pengolahan : Keterlibatan usaha dalam aspek pasca panen dan pengolahan hasil di NTT dilakukan petani masih dengan cara manual

Usaha pabrik pangan atau pakan ternak : Belum banyak usaha pabrik atau pakan ternak

Page 14: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

PENGEMBANGAN KAKAO

DI NUSA TENGGARA TIMUR

Page 15: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Dari segi luas areal, NTT menempati urutan 5 setelah Sulawesi, Sumatra, Maluku dan Jawa, dengan luas areal 46.245 ha serta

produksi mencapai 12.978 ton.

Produktifitas Kakao di NTT masih cukup rendah (571 kg/ha/tahun), dibanding dengan rata-rata produktifitas Kakao Nasional (900 kg/ha/tahun) atau Kebun PTP dan Swasta (1.500 s/d 2.000 kg/ha/tahun).

Page 16: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Kondisi on-farm kakao di NTT, terutama pada wilayah eksisting di Kab. Sikka masih didominasi oleh tanaman yang sudah tua / rusak serta adanya gangguan hama dan penyakit.

Harga biji kakao NTT khususnya serta Indonesia pada umumnya, di pasaran Internasional masih dihargai rendah, karena didominasi oleh biji-biji kakao tanpa fermentasi, kadar kotoran tinggi dan banyak terkontaminasi serangga.

Kakao di NTT telah memberikan kontribusi yang posetif bagi pendapatan petani kakao serta pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Page 17: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Kakao di NTT telah mampu memberikan kontribusi yang posetif bagi pendapatan petani kakao serta pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Page 18: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(1) Kerangka Kebijakan Pengembangan Kakao di NTT, di bagi dalam 2 (dua) klaster kakao, masing-masing :

- Klaster I (Flores) meliputi Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka dan Flores Timur, dengan fokus kegiatan Perluasan Areal pada Kabupaten Potensial Areal (Ngada dan Nagekeo), Peremajaan, Intensifikasi dan Rehabilitasi pada Kabupaten Eksisting Areal (Ende, Sikka dan Flores Timur);

Page 19: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- Klaster II (Sumba) meliputi wilayah potensial areal di Bagian Selatan Pulau Sumba, dari Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya;

- Untuk wilayah di luar klaster tersebut diatas, kegiatan pengembangan kakao disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi.

(2) Kerangka Kebijakan Pengembangan Komoditi Kakao di NTT dilaksanakan melalui Upaya Peningkatan Produksi dan Mutu Produk Kakao, yang dilakukan melalui berbagai upaya antara lain :

Page 20: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- Perluasan Areal Kakao pada beberapa Daerah

Potensial Pengembangan di NTT, hal ini lebih

terfokus pada APBD I NTT;

- Kegiatan Peremajaan, Rehabilitasi dan

Intensifikasi Kakao diarahkan pada beberapa

Daerah Eksisting Areal Kakao, guna

memperbaiki kualitas dan mutu kebun /

tanaman kakao masyarakat, hal ini lebih

terfokus pada kegiatan APBN;

- Fasilitasi Unit Pengolahan Hasil / Alat

Fermentasi bagi Kelompok-kelompok Tani

Kakao.

Page 21: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(1) Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (GERNAS) Kakao di Kabupaten Ende, Sikka dan Flores Timur, yang merupakan eksisting areal kakao terbesar di NTT, diarahakan guna memperbaiki kondisi kebun dan tanaman di wilayah ini;

(2) Revitalisasi Perkebunan (Kakao), diarahkan dalam rangka percepatan pembangunan Perkebunan Kakao yang di dukung Kredit Investasi dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah, dengan melibatkan Perusahaan Mitra, Koperasi atau dilaksanakan langsung oleh para petani;

(1) Komoditi yang dikembangkan mempunyai prospek pasar,

baik pasar dalam negeri maupun ekspor,

(2) Mampu menyerap tenaga kerja baru, serta

(3) Mempunyai peranan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup

Page 22: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(3) Mendorong kegiatan Pemberdayaan Petani / Kelompok Tani, serta Pelatihan Teknis guna memberikan bekal yang cukup bagi pemahaman teknis budidaya maupun managemen pengelolaan kebun bagi para petani;

(4) Memfasilitasi pendampingan bagi kelompok tani khususnya pada wilayah Gernas Kakao dan Revitalisasi Kakao;

Page 23: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(5) Memfasilitasi ketersediaan Sarana Pengolahan /Alat Fermentasi di tingkat Kelompok Tani;

(6) Mendorong Pihak Swasta untuk berinvestasi di sektor kakao, baik pada kegiatan On-farm maupun pada kegiatan of-farm, pada on-farm PT. Timor Mitra Niaga telah berinfestasi dalam pengembangan kebun di Kabupaten Belu dan Sumba Barat.

Page 24: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(1) Sebagian besar tanaman kakao di kawasan eksisting areal sudah tua dan tidak produktif;

(2) Tingkat produktifitas masih sangat rendah;

(3) Masih memproduksi produk primer, belum produk sekunder;

(4) Petani enggan melakukan fermentasi kakao, oleh karena perbedaan harga yang tidak signifikan;

Page 25: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

(5) Sistem saluran / rantai pemasaran yang panjang tidak memberikan nilai tambah yang sepadan sehingga menimbulkan inefisiensi;

(6) Terbatasnya akses jalan usaha tani di sentra-sentra produksi biji kakao;

(7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, yang sulit direalisasikan kerena ketidak tersediaan jaminan / agunan.

Page 26: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

DISTANBUN

NTT

Page 27: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

No Kabupaten /

Kota

Luas Areal (Ha) PRODUK

SI (Ton)

PRODUKTI

VITAS

(Kg/Ha)

JML

H.

KK

WUJUD

PRODU

KSI

TBM TM TT/TR JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10

12. NAGEKEO 896 783 62 1,696 257 348 2,629 BIJI KRG

13. MNGRAI 1,379 480 151 2,028 155 323 3,214 SDA

14. MATIM 1,569 533 723 2,825 294 552 5,821 SDA

15. MABAR 1,693 1,490 157 3,340 502 337 4,981 SDA

16. SUMTIM 440 37 4 485 15 - 754 SDA

17 SUMBAR 425

66

150

641 39

591 622 SDA

18 SBD 1,141 580 `262 1,983 360 621 2,679 SDA

19 SUMTENG 132 68 127 327 20 294 437 SDA

20 ROTE - - - - - - -

21 SABU - - - - - - -

TOTAL 23,247 24,056 4,638 51,941 13,977 581 78,540 SDA

Page 28: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- PERBENIHAN DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN Kebun sumber benih masih dirasakan kurang untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah, data kebun benih yang sudah ada sbb: Kebun induk (KI) Waykadada di Sumba Barat milik Dinas

Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3 Ha dengan

potensi produksi per tahun 1.000.000 batang.

Kebun Inti Gaura (KE) di Sumba Barat milik PT. Timor Mitra

Niaga seluas 89,75 Ha dengan potensi produksi pertahun

sebanyak 1.772.810 Entres.

Kebun Entres (KE) Waykadada di Sumba Barat milik Dinas

Kabupaten seluas 2,5 Ha, dengan potensi produksi 5.400 entres.

Kebun Induk (KI) di Sikka milik Dinas Kabupaten seluas 2 Ha

dengan potensi produksi 250.000 batang.

Kebun Entres (KE) milik petani di Kabupaten Sikka seluas 1 Ha

dengan potensi produksi 23.160 entres.

Kebun Entres (KE) Wederok di Kabupaten Belu milik PT. Timor

Mitra Niaga seluas 13.80 Ha dengan potensi produksi

256.254 Entres/

Page 29: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- KEMITRAAN USAHA

Untuk komoditi kakao belum ada kemitraan yang terjalin dengan pengusaha oleh karena

itu perlu dibangun kemitraan dalam rangka :

• Meningkatkan produksi yang berkelanjutan sehingga ketersediaan bahan baku dapat

berkesinambungan.

• Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

• Memberikan kemudahan bagi petani untuk mendapatkan saprodi

• Mempercepat alih teknologi dari penuahan bsar kepada petani dan meningkatkan efisiensi

usaha tani.

• Mengikutsertakan modal swasta dalam pembangunan pertanian.

Page 30: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- PENGOLAHAN HASIL

Industri pengolahan hasil Perkebunan belum berkembang di

NTT oleh karena itu perlu adanya investasi pengolahan hasil

melalui :

-Penumbuhan Industri pengolahan hasil kelas menengah yang

dapat mengolah bahan mentah menjadi bahan

setengah jadi.

-Penumbuhan Industri rumahan (Home industry)

yang mengolah kakao menjadi produk makanan

yang bervariasi.

-Inovasi teknologi bagi UPH kakao agar dapat

memasarkan kopi dalam bentuk hasil olahan seperti

kakao powder.

Page 31: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

- PEMASARAN HASIL PRODUKSI

Sistem pemasaran belum berkembang dengan baik sehingga

petani belum memperoleh pendapatan yang layak dari hasil

usaha taninya karena itu perlu dibenahi sbb:

-Melakukan efisiensi rantai pemasaran dari petani

produsen sampai ke pabrik / industri pengolahan.

-Membentuk asosiasi komoditi perkebunan untuk

memperjuangkan harga yang layak bagi produk petani.

Page 32: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

• Mulai tahun 2009 telah dilaksanakan

Gerakan Nasional Peningkatan Produksi

dan Mutu Kakao (GERNAS KAKAO)

- Selama periode 2009 – 2013. Kegiatan Gernas

Kakao di Kabupaten Flores Timur, Sikka &

Ende telah mencapai areal seluas 9.150 Ha yg

meliputi :

* Peremajaan 1.800 Ha

* Rehabilitasi 2.650 Ha

* Intensifikasi 4.700 Ha

Page 33: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3
Page 34: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

III. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KAKAO DI NTT

Sebagian besar tanaman kakao di kawasan existing seperti di

pulau Flores sudah tua dan tidak produktif.

Kurangnya pemeliharaan yang intensif juga menyebabkan

sebagian besar tanaman kakao petani terserang penyakit busuk

akar dan penggerek buah.

Produktivitas kakao petani di NTT juga masih rendah yakni rata-

rata 450 kg/Ha dibandingkan dengan potensi hasil yang bisa

mencapai 1.500 kg/ha.

Petani kakao belum menggunakan benih unggul bermutu dengan

teknik budidaya yang intensif.

Teknologi panen dan pasca panen yang masih rendah juga

menyebabkan rendahnya mutu biji kakao yang dihasilkan petani.

Petani enggan melakukan fermentasi biji kakao karena perbedaan

harga kakao fermentasi dan non fermentasi tidak significan.

Page 35: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Kakao yang dipasarkan semuanya dalam bentuk biji yang belum

diolah atau diversifikasi produk kakao NTT masih rendah.

Sistem rantai pemasaran yang panjang dan tidak memberikan

nilai tambah yang layak bagi petani sehingga menimbulkan

inefisiensi.

Masih terbatasnya akses jalan menuju lokasi-lokasi sentra

produksi dan sarana transportasi serta pelabuhan yang belum

memadai.

Masih sulitnya akses petani untuk mendapatkan sarana

perkreditan dari perbankan menyebabkan rendahnya kemampuan

finansial petani.

Masih lemahnya penyuluhan dan kelembagaan petani karena

kurangnya fasilitas pendukung dan modal usaha.

Belum berkembangnya kemitraan yang terjalin antara pengusaha

dan petani yang dapat membantu petani dalam memenuhi

kebutuhan sarana produksinya.

Page 36: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Peningkatan produksi dan mutu kakao dengan cara perbaikan kondisi pertanaman di kawasan sentra produksi secara berkelanjutan. Perluasan areal kakao di luar kawasan sentra produksi yang berpotensi untuk pengembangan kakao Pembangunan Kebun Induk dan Kebun Entres dalam rangka meningkatkan ketersediaan sumber benih di dalam daerah. Pendampingan secara intensif terhadap petani dalam pengelolaan usaha taninya. Pengembangan industri hilir kakao di pedesaan yang berbasis kelompok tani dalam rangka meningkatkan nilai tambah.

Page 37: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Pengembangan industri hilir kakao di pedesaan yang berbasis kelompok tani dalam usaha meningkatkan nilai tambah komoditi ini.

Penelitian pengembangan kakao berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan agroekosistem setempat.

Pengembangan diversifikasi produk olahan kakao untuk

menarik minat konsumen.

Page 38: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

V. STRATEGI PENGEMBANGAN KAKAO DI NTT Pengembangan kakao ke depan diarahkan ke pulau Sumba

sebagai cluster II dengan potensi lahan yang tersedia :

Sumba Timur 26.050 Ha, Sumba Tengah 45.210 Ha, Sumba Barat

23.665,50 Ha dan Sumba Barat Daya 13.800 Ha.

Melakukan perbaikan kondisi pertanaman di kawasan sentra

produksi dengan upaya peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi

serta pengembangang di areal yang masih memungkinkan.

Peningkatan pengembangan pasca panen yang difokuskan untuk

menghasilkan teknologi pengolahan hasil.

Peningkatan kelembagaan kelompok tani untuk memperkuat

posisi tawar dalam pemasaran produknya.

Peningkatan kwalitas SDM penyuluh, petani dan pelaku industri

di pedesaan.

Peningkatan dan pengamanan mutu produk dengan menerapkan

standarisasi mutu.

Page 39: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

Secara Nasional Provinsi NTT merupakan urutan ke 5 provinsi dengan areal kakao terluas yaitu pada tahun 2012 seluas 51.941 Ha.

Prospek pengembangan kakao di NTT cukup baik karena selain harganya cukup tinggi dan stabil juga areal potensial yang masih cukup luas yaitu 385.711 Ha. Sistem usaha tani kakao di NTT masih bersifat tradisional.

Produktivitas kakao di NTT masih sangat rendah (<500 kg/ha/thn) Pemasaran hasil kakao dari NTT masih sebatas biji berkwalitas rendah yang belum difermentasi. Pengembangan kakao di NTT dibagi menjadi 2 kawasan yaitu kawasan eksisting di daratan Flores dan kawasan potensial di daratan Sumba. Pendekatan kawasan cluster agribisnis kakao yang intensif dan integratif perlu dilakukan untuk mencapai sasaran yang diharapkan.

Page 40: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

KAWASAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN

-Perbaikan kondisi pertanaman eksisting

-Perluasan areal Tanam

-Perbaikan tanaman melalui

peremajaan, rehabilitasi dan

intensifikasi

-Perluasan areal tanam

-Bibit tanaman unggul

bermutu

-Sumber entres unggul

-Pupuk dan pestisida

KELEMBAGAAN

- GAPOKTAN

- KOPERASI

- Pemberdayaan Petani

- Peningkatan Manaje-

men/Administrasi

UNIT PENGOLAHAN (UPH)

- Pengolahan biji kakao

basah menjadi biji

fermentasi

- Pengolahan biji kakao

menjadi beraneka

produk olahan.

INDUSTRI PENGOLAHAN

-Output : Bahan setengah jadi (coco powder, dll)

-Output : Industri kecil pengolahan Hasil Kakao

Page 41: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI · PDF filesentra produksi biji kakao; (7) Sarana perkreditan termasuk Program Revitalisasi, ... Pertanian dan Perkebunan Prov. NTT seluas 3

43