dinas kesehatan - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra....

101
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN RENCANA KINERJA TAHUNAN DEKONSENTRALISASI DINAS KESEHATAN TAHUN 2019

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

DINAS KESEHATANPEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

RENCANA KINERJA TAHUNANDEKONSENTRALISASI

DINAS KESEHATANTAHUN 2019

Page 2: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

Rencana Kinerja Tahunan DekonsentralisasiDinas Kesehatan Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyusun Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) Dekonsentralisasi Tahun 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Selatan, sebagai langkah nyata penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP).

Perencanaan kinerja ini merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai

penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019, yang akan dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan tahunan. Sebagai bagian dari manajemen kinerja yang baik, perencanaan

kinerja memerlukan pemikiran yang komprehensif dan berkesinambungan untuk

menyelaraskan berbagai hal yang sudah dituangkan dalam perencanaan strategis dan

kemungkinan pelaksanaannya.

Didalam rencana kinerja ini ditetapkan rencana capaian atau target kinerja

tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Target kinerja yang disusun pada awal tahun anggaran ini akan menjadi komitmen kami

untuk mencapainya dalam satu periode tahunan.

Akhirnya kami banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Dekonsentralisasi Tahun 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan ini. Semoga

Allah selalu meridhoi segala upaya kita dalam mengabdi untuk kepentingan masyarakat

dan Negara.

Palembang, Januari 2019

Page 3: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 43 Tahun

2010 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan

sesuai dengan urusan Pemerintahan Provinsi serta peraturan perundang – undangan

yang berlaku. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas

Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Provinsi dibidang

Kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

1.2. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

1.2.1 Tugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pasal 4,

maka tugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah melaksanakan

kewenangan daerah provinsi dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada

daerah Provinsi.

1.2.2 Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Sesuai dengan pasal 4 Peraturan Gubernur Nomor 76 tahun 2016, Fungsi Dinas

Kesehatan adalah :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian,

alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan

pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan

serta sumber daya kesehatan;

Page 4: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 2

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian,

alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;

4. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota;

5. Pengelolaan Barang Milik Negara yang menjadi tanggung jawab Dinas

Kesehatan Provinsi;

6. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

7. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait dengan

bidang kesehatan.

1.2. 3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 76 Tahun 2016,

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan seperti bagan

dibawah ini :

Page 5: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 3

KEPALA BIDANGKESEHATAN MASYARAKAT

H. FERY FAHRIZAL, SKM., M.KM.NIP. 196802101990031001 (IV/a)

KEPALA DINAS KESEHATANPROVINSI SUMATERA SELATAN,

Dra. LESTY NURAINY, Apt.,M.KesPEMBINA TK.I IV/b

NIP. 196207031989032002

BAGAN SUSUNAN ORGANISASIDINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2017

KEPALA BIDANGSUMBER DAYA KESEHATAN

Drs. MUHAMMAD RIZAL, Apt.NIP. 196212291989031008 (IV/b)

KEPALA SEKSIKEFARMASIAN

Ir. DAVID SIMANJUNTAK, M.Si.NIP. 196109181985011002 (IV/a)

SEKRETARIS

dr.H. TRISNAWARMAN, M.Kes.NIP. 196609092006041006

(IV/a)

KEPALA SEKSISUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

YUSNITA SATYAFITRI, SKM., M.M.NIP. 197506061999032002 (III/c)

KEPALA SEKSIALAT KESEHATAN

TERRY SUCIATI NINGRUM, ST., M.Si.NIP. 197406061998032003 (III/d)

KEPALA SEKSIPELAYANAN KESEHATAN PRIMER

dr. UKE VERONIKANIP. 197802232006042012 (III/d)

KEPALA SEKSIPELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

M. IFAN FAHRIANSYAH, SKM.NIP. 198102272005011005 (III/c)

KEPALA SEKSIPELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

dr. WIDYA ANGGRAINI, MARS.NIP. 197604062009022004 (III/c)

KEPALA SUB BAGIANPERENCANAAN, EVALUASI

DAN PELAPORAN

DEDY IRAWAN, SKM., M.KM.NIP. 198202152005011003

(III/c)

Plt. KEPALA BIDANGPELAYANAN KESEHATAN

dr. WIDYA ANGGRAINI, MARS.NIP. 197604062009022004 (III/c)

KEPALA DINAS

Dra. LESTY NURAINY, Apt.,M.Kes.PEMBINA Tk.I IV/b

NIP. 196207031989032002

KEPALA BIDANGPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

FERRY YANUAR, SKM., M.Kes.NIP. 197607132009021002 (III/d)

............................................

KEPALA SEKSIKESEHATAN KELUARGA DAN GIZI

MASYARAKAT

dr. LISA MARNIYATI, M.KM.NIP. 198203102006042008 (III/d)

KEPALA SEKSISURVEILANS DAN IMUNISASI

H. YUSRI, SKM.NIP. 197605221996031002 (III/c)

KEPALA SEKSIPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT MENULAR

MARTINDRA MIRLANSYAH, SKM.NIP. 196603201988021001 (III/d)

KEPALA SEKSIPROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

H.IMAM SUBROTO, SKM., M.Kes.NIP. 197610071996031001 (III/d)

KEPALA SEKSIKESEHATAN LINGKUNGAN,

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

H. MUYONO, S.Sos., M.Kes.NIP. 196607151988031008 (IV/a)

KEPALA SEKSIPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN JIWA

dr.H. ICON HARIZONNIP. 198407032009021004 (III/c)

LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERASELATAN

NOMOR : 76 TAHUN 2016TANGGAL : 14 DESEMBER 2016

KEPALA SUB BAGIANKEUANGAN

Hj. NISMALA DEWI,S.Sos., M.Si.NIP. 196001011983032016

(IV/a)

KEPALA SUB BAGIANUMUM DAN KEPEGAWAIAN

H. SIRWAN SANUSI, SE., M.Si.NIP. 196311151983121001

(IV/a)

KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

UNITPELAKSANA

TEKNIS DINAS

Page 6: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 4

1.3 Maksud dan Tujuan RKT

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dekonsentralisasi yang dilakukan secara

partisipatif merupakan wahana untuk mencapai kesepakatan dan memantapkan

komitmen satuan kerja. Untuk itu kinerja harus memuat spesifikasi yang jelas dan dapat

dijadikan sebagai dasar akuntabilitas atas prestasi yang telah disepakati dalam

Komitmen Kinerja (Rencana Kinerja Tahunan Satuan Kerja).

Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tidak hanya

dituntut profesional dalam melaksanakan Misi Kementerian Kesehatan, akan tetapi

juga dituntut lebih akuntabel, dalam pengertian tidak hanya memenuhi standar atau

spesifikasi dalam komitmen kinerja, tetapi lebih jauh dari itu sepanjang sumber daya

yang dipercayakan kepadanya dapat digunakan lebih efektif dan efisien lagi.

Suatu tujuan dalam misi tersebut dalam praktiknya dicapai dengan usaha-usaha

dari beberapa satuan kerja. Oleh karena itu, pimpinan satuan kerja harus bibebani

tanggung jawab untuk memenuhi target-target kinerja dalam RKT Dekonsentralisasi,

dan diimbangi dengan pemberian kewenangan dan sumber daya yang memadai.

1.4. Manfaat RKT

Rencana Kinerja Tahunan Dekonsentralisasi 2019 mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1) Menghubungkan perencanaan strategik, rencana tindak, maupun perencanaan

operasional yang terinci;

2) Menajamkan dan mengoperasionalkan rangkaian perencanaan sampai

penganggaran;

3) Memudahkan melakukan pengukuran kinerja;

4) Memudahkan proses monitoring dan evaluasi kinerja, melancarkan mekanisme

umpan balik peningkatan kinerja;

5) Memudahkan manajemen dalam menetapkan beban atau target pada unit kerja;

6) Memudahkan dalam membantu spesifikasi kontrak untuk pembayaran kepada pihak

yang diberi pekerjaan berdasarkan pencapaian kinerja.

Page 7: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 5

BAB IIRENCANA STRATEGIS

2.1. V i s i

Adapun Visi Presiden Republik Indonesia yang dicanangkan adalah :

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong- royong”

2.2. M i s i

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatanwilayah,menopang kemandirian ekonomi denganmengamankan sumber daya maritimdan mencerminkankepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskannegara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati dirisebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat danberbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

2.3 TUJUAN

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan, yaitu: 1) meningkatnya status kesehatanmasyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindunganmasyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum sikluskehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usiakerja, maternal dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:

1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

Page 8: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 6

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaanmasyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) danperlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,maka ukuran yang akan dicapai adalah:

1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatansetelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%

2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari6,80 menjadi 8,00.

2.4 SASARAN STRATEGIS

Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:

1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan

sebesar 40%.b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

tertentu sebesar 40%.

c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalampenanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabahsebesar 100%.

d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan,dengan sasaran yang akan dicapai adalah:

a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yangterakreditasi sebanyak 5.600.

b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasisebanyak 481 kab/kota.

4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan,dengan sasaran yang akan dicapai adalah:

a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar90%.

b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yangdiproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.

c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yangmemenuhi syarat sebesar 83%.

Page 9: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 7

5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan, dengansasaran yang akan dicapai adalah:a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak

5.600 Puskesmas.b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar

dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak

56,910 orang.

6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran yang akandicapai adalah:a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan

kesehatan.b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam

pelaksanaan SPM sebesar80%.

7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaranyang akan dicapai adalah:a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan

sebesar 20%.

b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanyauntukmendukung kesehatan sebanyak 15.

c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri dibidang kesehatan yangdiimplementasikan sebanyak 40.

8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi,dengan sasaran yang akan dicapai adalah:a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan

terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100

rekomendasi.9. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan

dicapai adalah:a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkandata

kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yangdiperuntukkan untuk

akses pelayanan e-health sebesar 50%

2.5 Program dan Kegiatan

Sebagai penjabaran lebih rinci dari strategi pembangunan yang telah digariskan, maka

disusun program pembangunan kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Penyusunan program-

program pembangunan ini dilakukan dengan mengacu pada visi, misi, tujuan dan strategi

Page 10: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 8

pembangunan yang telah digariskan tersebut dan dengan memperhatikan kewenangan dan

tanggung jawab yang diemban oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Beberapa kriteria yang dijadikan acuan adalah cost effectiveness, memperhatikan

kemampuan sumber daya yang tersedia, dapat melibatkan LSM/Profesi/pemberdayaan

masyarakat serta harus bersifat inovatif dan kreatif karena perubahan paradigma yang

berkonsentrasi pada upaya promotif dan preventif spesifik daerah dengan tidak

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif, serta memperhatikan komitmen global

dan nasional dalam kebijakan pembangunan kesehatan.

Sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dan spesifik daerah tersebut serta

didukung data/informasi yang akurat maka ditetapkan pokok-pokok program pembangunan

kesehatan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain

terkait dengan dukungan masyarakat termasuk organisasi profesi dan swasta. Program

Kemenkes ada dua yaitu program generik dan program teknis.

Program generik meliputi:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya.

2. Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan KesehatanNasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).

3. Program Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasAparatur Kementerian Kesehatan.

4. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Program teknis meliputi:

1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.2. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan dan

Lingkungan.3. Program Pembinaan Upaya Kesehatan.4. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.5. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

2.6 Indikator & Target

Sasaran kinerja pada tahun 2019.

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Page 11: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 9

Sasaran Program Peningkatan Manajemen dan Tugas Teknis Lain adalahmeningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukunganmanajemen Kementerian Kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah:a. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sebanyak 15

kebijakan.b. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya sebesar98%.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas perencanaan danpenganggaran program pembangunan kesehatan. Indikator pencapaiansasaran tersebut adalah:

a) Jumlah Provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggarankesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 Provinsi.

b) Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, anggaran dan evaluasipembangunan kesehatan yang berkualitas sebanyak 127 dokumen.

c) Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi terpadu sebanyak 170rekomendasi.

2) Pembinaan Administrasi Kepegawaian

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelayanan administrasikepegawaian. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Persentase pemenuhan kebutuhan SDMaparatur kesehatan sebesar 90%.

b) Persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian Kesehatanyang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.

c) Persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerjaminimal baik sebesar 94%.

3) Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan danBarang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisiendan dilaporkan sesuai ketentuan. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:

a) Persentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepatwaktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTPsebesar 100 %.

b) Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan PenetapanStatus Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan sebesar 100 %.

c) Persentase pengadaan menggunakan e-procurement sebesar100 %.

Page 12: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 10

4) Perumusan Peraturan Perundang-Undangan dan Organisasi

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya produk peraturan perundang-undangan, pelayanan hukum, organisasi dan tata laksana. Indikatorpencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Jumlah produk hukum bidang kesehatan yang diselesikan:• (RUU/RPP/R.Per/Keppres/Inpres yang diselesaikan sebanyak 35

produk hukum.

• Jumlah R.Permenkes/R.Kepmenkes bidang kesehatan sebanyak 375produk hukum.

b) • Jumlah penanganan masalah hokum terkait aset sebanyak 300penanganan.

• Jumlah penanganan kasus-kasus hukum sebanyak 175 penanganan.

• Jumlah perjanjian kerja sama dibidang kesehatan sebanyak 150perjanjian.

c) Jumlah produk organisasi dan tata kerja serta analisis jabatan sebanyak44 produk.

d) Jumlah produk ketatalaksanaan, penyelenggaraan urusanpemerintahan bidang kesehatan, akuntabilitas kinerja dan jabatanfungsional sebanyak 75 produk.

5) Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan,dan Gaji

Sasaran kegiatan ini adalah: 1. meningkatnya kualitas administrasikorespondensi, pengaturan acara dankegiatanpimpinandenganbaikdan lancarsesuai aturan, 2. Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen perjalanan dinasluar negeri, tata naskah dinas dan pengelolaan kearsipan dilingkunganKementerian Kesehatan, 3. Meningkatnya pengelolaan kantor KementerianKesehatan, 4. Meningkatnya kualitas pengelolaan pembayaran gaji dan/atauinsentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran dalam rangka mendukungcapaian indikator program pembangunan kesehatan 2015- 2019. Indikatorpencapaian sasaran tersebut pada tahun 2019 adalah :a) Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan

acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturansebesar 95 %.

b) Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepatwaktu sebesar 95 %.

c) Persentase pembinaan kearsipan dan tata naskah dinas terdiri daripersentase Satker Pusat yang terbina kearsipannya sebesar 90% dan persentase Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tatanaskah dinasnya sebesar 80 %.

d) Persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor sebesar 100 %.

Page 13: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 11

e) Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenagakesehatan strategistepat sasaran sebanyak 96%.

6) Pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengelolaan data dan informasikesehatan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:a) Persentase kabupaten/kota yang melaporkan data kesehatan prioritas

sebesar 70%.b) Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan

untuk pelaksanaan e-kesehatan sebesar 50%.

7) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan danpromosi kesehatan kepada masyarakat. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:

a) Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan untukmeningkatkankualitashidup manusia Indonesia sebanyak 15 kebijakan.

b) Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS sebesar80%.

c) Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBMsebesar 50%.

d) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk programkesehatan sebanyak 60 dunia usaha.

e) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkansumberdayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 45 buah.

8) Penanggulangan Krisis Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya upaya pengurangan risiko krisiskesehatan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Jumlah kabupaten/kota yang mendapatkan dukungan untuk mampumelaksanakan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnyasebanyak 170 kabupaten/kota.

b) Jumlah provinsi yang mendapatkan advokasi dan sosialisasi untukmendukung pelaksanaan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan diwilayahnya sebanyak 34 Provinsi.

9) Pengelolaan Komunikasi Publik

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengelolaan komunikasi publik.Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Jumlah publikasi kesehatan yang disebarluaskan kepadamasyarakat sebanyak38.633 publikasi.

Page 14: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 12

b) Persentase pelayanan permohonan informasi dan pengaduan yangtelah diselesaikan sebesar 90%.

10) Peningkatan Intelegensia Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kesehatan intelegensia secaraoptimal dalam rangka mempersiapkan SDM yang berkualitas. Indikatorpencapaian sasaran tersebut adalah jumlah instrumen peningkatan danpenanggulangan masalah kesehatan inteligensia sesuai tahapan siklus hidupuntuk mendukung pembangunan pendidikan kewarganegaraan dalammempersiapkan SDM yang berkualitas sebanyak 35 instrumen.

11) Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kesiagaan pelayanan kesehatan diArab Saudi yang tepat guna dan sesuai kebutuhan. Indikator pencapaiansasaran tersebut adalah persentase hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji(3 bulan sebelum operasional) sebesar 80%.

12. ProgramPenguatanPelaksanaanJaminanKesehatan Nasional (JKN)/KartuIndonesia Sehat (KIS)

Sasaran Program Terselenggaranya Penguatan Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Indikator tercapainya sasaran adalah jumlah penduduk yang menjadi pesertaPenerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebanyak 109,9 juta jiwa.

Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan Jaminan KesehatanNasional(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Sasaran kegiatan ini adalah dihasilkannya bahan kebijakan teknispengembangan pembiayaan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS). Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:a. Jumlah dokumen hasil studi/monitoring dan evaluasipelaksanaan

JKN/KIS sebanyak 52 dokumen.b. Jumlah dokumen hasil Health Technology Assessment(HTA)

yang disampaikan kepada Menteri Kesehatan sebanyak 16 dokumen.c. Jumlah dokumen kebijakan realisasi iuran peserta Penerima Bantuan Iuran

JKN/KIS sebanyak 14 dokumen.

A. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Sasaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak adalah meningkatnyaketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruhmasyarakat. Indikator pencapaian sasaran adalah:a. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 85%.

Page 15: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 13

b. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik sebesar18,2%.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Pembinaan Perbaikan Gizi Masyarakat

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelayanan gizi masyarakat.Indikator pencapaian sasaran adalah:a) Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat

makanan tambahan sebesar95%.

b) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)sebesar 98%.

c) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusifsebesar 50%.

d) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)sebesar 50 %.

e) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan sebesar90%.

f) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah(TTD) sebesar 30%.

2) Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya akses dan kualitas pelayanankesehatan bayi, anak dan remaja. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:a) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.b) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas I sebesar 70%.c) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%.

d) PersentasePuskesmasyangmenyelenggarakan kegiatan kesehatan remajasebesar 45%.

3) Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya akses dan kualitas pelayanankesehatan ibu dan reproduksi. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:a) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar

90%.b) Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar100%.

c) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayananantenatalminimal 4 kali (K4) sebesar 80%.

Page 16: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 14

4) Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerjadan olahraga. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:a) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

sebesar 80 %.b) Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI sebanyak 730

pos UKK.

c) Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhistandar sebesar 100%.

d) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatanolahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebesar 60%.

5) Pembinaan Kesehatan Tradisional dan Komplementer

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pembinaan, pengembangan danpengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer. Indikatorpencapaian sasaran tersebut adalah persentase Puskesmas yangmenyelenggarakan kesehatan tradisional sebesar 75%.

6) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) untuk Puskesmas. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Jumlah Puskesmas yang mendapatkan BOK sebanyak 10.315Puskesmas.

b) Jumlah Puskesmas yang mempublikasikan laporanpemanfaatanBOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camatsebanyak 7.737 Puskesmas.

7) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PadaProgram Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan Kesehatan Ibudan Anak. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah persentase realisasikegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak sebesar 94%.

B. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalahmenurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, dan peningkatan kualitaslingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:a. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan

lingkungan sebesar 40%.b. Persentase penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) tertentu sebesar 40%.

c. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Kebijakan kesiapsiagaandalam penanggulangan kedaruratan kesehatan 0 masyarakat yangberpotensi wabah sebesar 100%.

Page 17: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 15

d. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar5,4%.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan MatraSasaran kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan akibat penyakityang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveillance, karantinakesehatan, dan kesehatan matra. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:a) Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar

lengkap sebesar93%.

b) Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar 90%.

c) Persentase kabupaten/kota yang mempunyai daerah penyelaman yangmelaksanakan upaya kesehatan matra sebesar 60%.

2) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pencegahan dan penanggulanganpenyakit bersumber binatang. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:a) Persentase kabupaten/kota yang melakukan pengendalian vektor

terpadu sebesar 80%.b) Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk sebanyak 400

kabupaten/kota.c) Jumlah kabupaten/kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka

mikro filaria menjadi < 1% sebanyak 75 kabupaten/kota.d) Persentase kabupaten/kota dengan IR DBD <49 per 100.000 penduduk

sebesar 68%.

e) Persentase kabupaten/kota yang eliminasi rabies sebesar 85%.Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematianakibat penyakit menular langsung. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:a) Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat sebesar

95%.b) Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan

TB paru BTA positif (Success Rate) minimal 85% sebesar 90%.c) Persentase angka kasus HIV yang diobati sebesar 55%.d) Persentase kabupaten/kota yang 50% Puskesmasnya melakukan

pemeriksaan dan tata laksana Pneumonia melalui program MTBSsebesar 60%.

e) Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatandeteksi dini hepatitis B pada kelompok berisiko sebesar 80%.

4) Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dankematian akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan

Page 18: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 16

penanggulangan penyakit tidak menular. Indikator pencapaian sasarantersebut adalah:a) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM

terpadu sebesar 50%.b) Persentase kabupaten/kota yang melaksanakankebijakan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%.c) Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%.

d) Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kankerserviks dan payudara sebesar 50%.

e) Persentase kabupaten/kota yang melakukan pemeriksaan kesehatanpengemudi di terminal utama sebesar 50%.

5) Penyehatan Lingkungan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penyehatan dan pengawasankualitas lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 45.000desa/kelurahan.

b) Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 50%.

c) Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syaratkesehatan sebesar 58%.

d) Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuaistandar sebesar 36%.

e) Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhisyarat kesehatan sebesar 32%.

f) Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehatsebanyak 386 desa/ kelurahan

6) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PadaProgram Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalianpenyakit dan penyehatan lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:a) Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian

SAKIP dengan hasil minimal AA sebesar 85%.b) Persentase Satker Pusat dan Daerah yang

ditingkatkansarana/prasarananya untuk memenuhi standar sebesar69%.

C. Program Pembinaan Upaya Kesehatan

Sasaran program pembinaan upaya kesehatan adalah meningkatnya aksespelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat.Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

Page 19: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 17

a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yangtersertifikasi terakreditasi sebanyak 5.600 kecamatan.

b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang tersertifikasiakreditasi nasional sebanyak 481 kabupaten/kota.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Pembinaan Upaya Penunjang Medik dan SaranaKesehatanSasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pemerataan, mutu pelayananpenunjang medik, sarana prasarana dan peralatan kesehatan. Indikatorpencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Persentase RS regional sebagai pengampu pelayanan telemedicinesebesar 32%.

b) Jumlah UPT vertikal dan RS rujukan regional yang memiliki KSOsebanyak 50 UPT.

Pembinaan

Pelayanan

Keperawatan

dan

K

Pembinaan Pelayanan Keperawatan dan Ketekhnisian Medik

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu dan akses pelayanankeperawatan, kebidanan dan ketekhnisian medik. Indikator pencapaiansasaran tersebut adalah jumlah Puskesmas yang menerapkan PelayananKeperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) sebesar 1.015 unitPuskesmas.

3) Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasaryang berkualitas bagi masyarakat. Indikator pencapaian sasaran tersebutadalah:

a) Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inapyang memberikan pelayanan sesuai standar sebanyak 6.000Puskesmas.

b) Jumlah kab/kota yang yang melakukan Pelayanan KesehatanBergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil sebanyak 150kab/kota.

c) Jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan manajemen Puskesmassebanyak 9.414 unit puskesmas.

d) Jumlah kab/kota yang memiliki daerah Terpencil/SangatTerpencil(T/ST) yang mempunyai regulasi tentang penetapan PuskesmasT/ST sebanyak 318 kab/kota.

e) Jumlah kab/kota yang siap akreditasi faskes primer sebanyak 366kab/kota.

f) Jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinas Kesehatandengan UTD dan RS sebanyak 5.600 Puskesmas.

Page 20: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 18

4) Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan rujukanberkualitas yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Indikator pencapaiansasaran tersebut adalah:

a) Jumlah RS Rujukan Nasional dengan rs rujukan regional yangmenerapkan integrasi data rekam medis sebanyak 60 unit.

b) Jumlah RS rujukan regional yang memenuhi Sarana Prasarana danAlat (SPA) sesuai standar sebanyak 125 unit.

c) Persentase kabupaten/kota dengan kesiapan akses layanan rujukansebesar 95%.

d) Jumlah RS pusat rujukan nasional yang ditingkatkan sarana danprasarananya sebanyak 14 unit.

e) Jumlah dokumen tentang kebutuhan kapal RS di kabupaten kepulauansebanyak 1 dokumen di tahun 2016.

f) Jumlah RS daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusussebanyak 97 unit.

g) Jumlah RS pratama yang dibangun sebanyak 64 unit.

5) Pembinaan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu dan akses pelayanankesehatan jiwa dan Napza. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) InstitusiPenerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu narkotika yang aktif sebesar50%.

b) Jumlah kabupaten/kota yang memiliki Puskesmas yangmenyelenggarakan upaya kesehatan jiwa sebanyak 280 kab/kota.

c) Persentase RS Umum Rujukan Regional yang menyelenggarakanpelayanan kesehatan jiwa/ psikiatri sebesar 60%.

6) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PadaProgram Pembinaan Upaya Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pembinaan UpayaKesehatan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

a) Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalanefektif sebesar 100%.

b) Persentase Satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengankriteria prioritas sebesar 100%.

c) Persentase UPT vertikal yang sudah memiliki sistem manajemenkinerja berbasis Renstra sebesar 70%.

d) Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baiksesuai dengan kontrak kinerja sebesar 100%.

Page 21: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 19

e) Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasarannasional sebesar 90%.

D. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Sasaran Program Kefarmasian danAlat Kesehatan

adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan danPerbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). Indikator tercapainya sasaranadalah:

a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.

b. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat kesehatan (alkes)yang diproduksi di dalam negeri sebesar 35.

c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhisyarat sebesar 83%.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelayanan kefarmasian danpenggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan. Indikator pencapaian sasarantersebut adalah:

a) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasiansesuai standar sebesar 60%.

b) Persentase penggunaan obat rasional di Puskesmas sebesar 70%.

2) Peningkatan Ketersediaan Obat Publik Dan Perbekalan KesehatanSasaran kegiatan ini adalah tersedianya obat, vaksin dan perbekalankesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatanpemerintah. Indikatorpencapaiansasaran tersebut adalah:

a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.b) Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen

pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar sebesar 75%.

3) Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengendalian pra dan pascapemasaran alat kesehatan dan PKRT. Indikator pencapaian sasaran adalah:

a) Persentase produk alkes dan PKRT di peredaran yang memenuhi syaratsebesar 83%.

b) Jumlah alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri sebesar 10.

c) Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhicara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB) sebesar 55%.

d) Persentase penilaian pre-market tepat waktu sesuai Good ReviewPractices sebesar 75%.

Page 22: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 20

4) Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Sasaran kegiatan ini meningkatnya produksi bahan baku dan obat lokal sertamutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian. Indikator pencapaiansasaran adalah:

a) Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalamnegeri sebanyak 25.

b) Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obattradisional produksi dalam negeri sebanyak 10 Industri.

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada ProgramKefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alatkesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah persentase kepuasan klienterhadap dukungan manajemen sebesar 95%.

E. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sasaran program pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan adalahkegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusiakesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Indikator pencapaiansasaran adalah:a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan

sebanyak 5.600 Puskesmas.b. Persentase RS kabupaten/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis

dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak

56.910 orang.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukanadalah:

1) Standardisasi, Sertifikasi dan PendidikanBerkelanjutan bagi SDM Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya standarisasi, sertifikasi danpendidikan berkelanjutan SDM kesehatan. Indikator pencapaian sasaranadalah jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sebanyak 690.000 orang.

2. Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM KesehatanSasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi danpeningkatan mutu SDM kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalahjumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak 5000 orang.

3) Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur.Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah aparatur yang mendapatsertifikat pada pelatihan terakreditasi sebanyak 45.000 orang.

Page 23: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 21

4) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelaksanaan pendidikan danpelatihan tenaga kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlahtenaga pendidik, tenaga kesehatan dan masyarakat yang ditingkatkankemampuannya melalui pelatihan sebanyak 11.910 orang.

5) Perencanaan dan Pendayagunaan SDM KesehatanSasaran kegiatan ini adalah meningkatnya perencanaan dan pendayagunaanSDM kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah tenagakesehatan yang didayagunakan di Fasyankes sebanyak 24.000 orang.

6. Perencanaan SDM KesehatanSasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pelaksanaan perencanaan SDMKesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah dokumenperencanaan SDM kesehatan sebanyak15 dokumen.

7) Pelaksanaan Internship Tenaga Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya pelaksanaan internship tenagakesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah tenaga kesehatanyang melaksanakan internship sebanyak 32.500 orang.

8) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya padaProgram Pengembangan dan Pemberdayaan SDM KesehatanSasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengembangan danpemberdayaan SDM kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah:

a) Jumlah dokumen norma, standar, prosedur dan kriteria PPSDMkesehatan sebanyak 100 dokumen.

b) Jumlah dokumen data dan informasi Program PPSDM Kesehatansebanyak 34 dokumen

Page 24: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 22

BAB III

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Stratejik Kementerian

Kesehatan pada Tahun 2019 yang dilakukan pada Provinsi Sumatera Selatan,

disusun suatu Rencana Kinerja Dekonsentralisasi (Performance Plan) setiap

tahunnya. Rencana Kinerja ini merupakan penjabaran target kinerja yang harus

dicapai dalam satu tahun pelaksanaan yang menunjukkan nilai kuantitatif yang

melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran stratejik maupun

tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran

keberhasilan organisasi yang dilakukan akhir periode pelaksanaan.

Sasaran, indikator kinerja sasaran dan program yang dilaksanakan

Kementerian Kesehatan pada Tahun 2019 telah dirumuskan dan sesuai menurut

program yang diatur .

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan

dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau

bulanan. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis

pembangunan kesehatan di Kementerian Kesehatan pada Provinsi Sumatera

Selatan.

Sasaran yang akan dicapai pada Rencana Kinerja Dekonsentralisasi Dinas

Kesehatan tahun 2019 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Provinsi Sumatera Selatan. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diketahui

dengan melakukan pengukuran terhadap beberapa Indikator Kinerja Sasaran

Utama yaitu :

1. Motarlitas

1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Grafik : Jumlah Kematian Bayi di Sumatera Selatan Tahun 2018dibandingkan dengan Target RPJMD Tahun 2018

Page 25: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 23

0

20

40

60

80

100

Target RPJMD2018

Realisasi RPJMD2018

Jumlah Kematian Bayi 100 51

Jumlah Kematian Bayi

Berdasarkan data laporan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) jumlah kematian

bayi di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 51 orang, jumlah ini lebih rendah

dibandingkan target tahun 2018 sebanyak 100 orang. Dengan demikian indikator kinerja

jumlah kematian bayi pada tahun 2018 telah mencapai target akhir RPJMD tahun 2018

dengan persentase capaiannya sebesar 149%. Jumlah kematian bayi pada tahun 2018

sebanyak 51 orang dari total 161.210 kelahiran hidup. Jumlah ini mengalami penurunan

dibanding tahun 2017 sebanyak 98 orang. Pencapaian penurunan jumlah kematian bayi di

Sumatera Selatan merupakan lokal spesifik dihitung jumlah per orang bukan per 1.000

kelahiran hidup sehingga tidak bisa secara langsung dibandingkan dengan capaian Nasional.

Perhitungan AKB melalui sensus penduduk juga hanya menggambarkan angka nasional yaitu

32 per 100.000 KH dan belum bisa menggambarkan AKB per Provinsi. Dilihat dalam 5 tahun

terakhir jumlah kematian bayi mengalami fluktuatif seperti terlihat pada tabel berikut :

Grafik : Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 - 2018

92

197

8798

51

tahun 2014 tahun 2015 2016 2017 2018

Jumlah Kematian Bayi

Grafik : Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera SelatanMenurut Kabupaten / Kota Tahun 2018

Page 26: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 24

0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 4 5 6 6 7

16

51

0

10

20

30

40

50

60Target : 100

Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di kabupaten OKU sebanyak 16 orang,

kemudian diikuti oleh kabupaten Muara Enim 7 orang dan kabupaten Musi Rawas dan Kota

Palembang masing-masing sebanyak 6 orang. Jumlah kematian bayi terendah terjadi di

kabupaten Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang, Kota Pagar Alam dan Lubuk masing-masing

sebanyak 1 orang, sedangkan untuk kabupaten OKI, Musi Banyuasin, OKU Timur, PALI dan

kota Prabumulih tidak ada laporan kematian Bayi. Penyebab utama kematian bayi di provinsi

sumatera selatan adalah Pneumonia dan Diare.

Tercapainya indikator ini dikarenakan semakin mudahnya akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan dengan adanya program Jamsoskes Sumsel Semesta dan JKN (BPJS

Kesehatan), sudah terbentuknya

Puskesmas PONED, semakin

meningkatnya cakupan pemeriksaan bayi

baru lahir, cakupan imunisasi yang

semaikn baik, semakin baiknya cakupan

gizi anak bayi dan balita serta semakin

meningkatnya kualitas pelayanan

kesehatan secara keseluruhan diharapkan

dapat menurunkan angka kematian bayi.

Beberapa faktor penghambat dalam menurunkan angka kematian bayi antara lain kurangnya

sarana dan prasarana kegawatdaruratan di Puskesmas, akses menuju fasilitas pelayanan

kesehatan dibeberapa daerah masih sulit dijangkau, sistem rujukan maternal dan neonatal

yang belum berjalan optimal dan belum meratanya SDM kesehatan yang berkompeten.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi ini karena

kematian bayi telah menjadi program prioritas nasional dan merupakan komitmen global

Page 27: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 25

yang dicantumkan dalam SDG’s (Sustainable Development Goals). Peranan dan keterlibatan

sektor lain untuk ikut serta berperan dalam penurunan angka kematian bayi juga terus

ditingkatkan. Beberapa program dan kegiatan yang masih menjadi prioritas untuk masa yang

akan datang adalah :

a) perencanaan percepatan Meningkatkan pelaksanaan pemantauan PWS KIA dan

surveilans kematian bayi dan balita di tingkat kabupaten/kota;

b) Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor mulai dari tingkat provinsi,

kabupaten/kota sampai ke tingkat desa dan kelurahan untuk menyusun strategi

penurunan kasus kematian ibu dan bayi;

c) Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat desa dan

kelurahan melalui penempatan bidan di setiap desa dan pembangunan Poskesdes;

d) Meningkatkan kompetensi/kapasitas teknis tenaga kesehatan dalam hal pelayanan

pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dan penanganan bayi baru lahir melalui

pelatihan dan pertemuan teknis program;

e) Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka kematian

bayi;

f) Integrasi BKB (Bina Keluarga Balita), Pendidikan Anak Usia Dina (PAUD) dan

Posyandu;

g) Konsorsium kerja sama dengan perguruan tinggi dan swasta untuk meningkatkan

kualitas hidup anak dan penurunan kematian.

1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Grafik : Jumlah Kematian Balita di Sumatera Selatan Tahun 2018 dibandingkan denganTarget RPJMD Tahun 2018

0

10

20

30

40

50

Target RPJMD 2018 Realisasi RPJMD 2018

44

29

Jumlah Kematian Balita di Sumatera SelatanTahun 2018

Berdasarkan data laporan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) jumlah kematian

Balita di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 29 orang, jumlah ini sudah lebih

Page 28: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 26

rendah dibandingkan target tahun 2018 sebanyak 44 orang. Dengan demikian indikator

kinerja jumlah kematian Balita pada tahun 2018 telah mencapai target akhir RPJMD tahun

2018 dengan persentase capaiannya sebesar 134%. Jumlah kematian Balita pada tahun 2018

sebanyak 29 orang, jumlah ini mengalami penurunan jika dibanding tahun 2017 sebanyak 48

orang kematian Balita. Trend jumlah kematian Balita selama 5 tahun terakhir terlihat

berfluktuatif seperti pada grafik berikut :

Grafik : Jumlah Kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 - 2018

40

55

3948

29

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Jumlah Kematian Balita di Sumatera Selatan Tahun2014 - 2018

Jumlah Kematian Balita di Sumatera Selatan Tahun 2017

Grafik : Jumlah Kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatanper Kabupaten / Kota Tahun 2018

0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 2 2 2 4 4

10

29

05

101520253035

Target : 44

Jumlah kematian Balita tahun 2018 tertinggi kabupaten OKU sebanyak 10 orang,

dikikuti kota Palembang dan kabupaten Musi Rawas masing-masing sebanyak 4 orang.

Page 29: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 27

Jumlah kematian Balita terendah di kota Prabumulih, kota Pagar ALam dan kota Lubuk

Linggau masing-masing sebanyak 1 orang, sedangkan kabupaten OKI, Lahat, Musi

Banyuasin, OKU Selatan, OKU Timur dan PALI tidak ada laporan kematian Balita.

Penyebab terbesar kematian Bayi di Sumatera Selatan adalah Diare dan Pneumonia.

Beberapa program dan kegiatan yang masih menjadi prioritas untuk menurunkan

angka kematian Balita antara lain :

a. Pelaksanaan pemantauan PWS KIA dan surveilans kematian balita di tingkat

kabupaten/kota;

b. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program balita terintegrasi,

pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis untuk meningkatkan kemampuan

tenaga kesehatan di kabupaten/kota;

c. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat desa dan

kelurahan melalui penempatan bidan di setiap desa dan pembangunan Poskesdes;

d. Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka

kematian bayi dan Balita;

e. Integrasi BKB (Bina Keluarga Balita), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan

Posyandu;

f. Program Manajemen Tumbuh kembang Balita sakit dan Manajemen Tumbuh

kembang Balita;

g. konsorsium kerja sama dengan perguruan tinggi dan swasta untuk meningkatkan

kualitas hidup anak dan penurunan kematian.

Sedangkan faktor yang masih penghambat terhadap penurunan jumlah

kematian Balita di Sumatera Selatan adalah masih rendahnya kepatuhan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan anak Balita yang sesuai standar, akses menuju

fasyankes masih sulit dijangkau, sarana dan prasarana kegawatdaruratan di Puskesmas

yang masih kurang, petugas yang sudah dilatih berpindah bagian/ tempat kerja,

pengaruh faktor budaya yang masih bertentangan dengan kesehatan.

1.3. Umur Harapan Hidup (UHH)

Angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh

seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi

mortalitas yang berlaku di lingkngan masyarakatnya. Angka harapan hidup merupakan

alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk

Page 30: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 28

pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan

Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan

kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan ibu dan anak, kesehatan

lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.

Grafik : Angka Harapan Hidup di Sumatera Selatan Tahun 2018dibandingkan dengan Target Tahun 2018

60

65

70

75

80

85

Target RPJMD2018

Realisasi 2018

Angka Harapan Hidup 80,1 69,16

Angka Harapan Hidup

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Sumatera Selatan capaian indikator kinerja Angka

Harapan Hidup belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Angka Harapan

Hidup (AHH) Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 di targetkan 80,30 tahun dan

terealisasi sebesar 69,18 tahun dengan realisasi capaian sebesar 86,15% dengan demikian

angka harapan hidup belum dapat mencapai target akhir RPJMD tahun 2018. Jika

dibandingkan dengan angka harapan hidup nasional sebesar 71,06 tahun maka capaian

angka harapan hidup di Sumatera juga masih dibawah capaian nasional.

Rendahnya capaian indikator ini karena terlalu tinggi dalam menetapkan target di tahun

2018. Dimana pada tahun 2016 target RPJMD angka harapan hidup di Sumatera Selatan

hanya sebesar 70,9 tahun namun di tahun 2017 dan tahun 2018 target RPJMD angka

harapan hidup naik menjadi 80,1 tahun dan 80,4 tahun, terjadi penambahan usia harapan

hidup sebesar 9,4 tahun dalam waktu 2 tahun.

Page 31: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 29

Grafik : Angka Harapan Hidup Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

68,93

69,1469,16

69,18 69,18

68,80

68,85

68,90

68,95

69,00

69,05

69,10

69,15

69,20

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Pada tahun 2014 angka harapan hidup di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 68,93 tahun

naik menjadi 69,18 tahun pada tahun 2018, namun kenaikan tersebut tidak signifikan

dimana hanya ada peningkatan 0,02 tahun.

Grafik : Angka Harapan Hidup di Provinsi Sumatera Selatanper Kabupaten / Kota Tahun 2018

64,32 64,72 64,99 65,2565,87 66,24

67,34 67,66 67,7 68,04 68,14 68,14 68,36 68,44 68,64 69,18 69,67 70,1

6162636465666768697071

Target 2018 : 80,3

Angka harapan hidup per kabupaten/kota tertinggi di Sumatera Selatan yaitu kota

Palembang sebesar 70,1 tahun dan Prabumulih sebesar 69,67 tahun lebih besar dari angka

harapan hidup provinsi Sumatera Selatan sebesar 69,18 tahun, sedangkan 15 kab/kota

lainnya masih dibawah angka harapan hidup provinsi. Angka harapan hidup terendah

Page 32: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 30

yaitu kab. Empat Lawang sebesar 64,32 tahun, kab. Ogan Ilir sebesar 64,72 tahun dank

ab. Musi Rawas Utara sebesar 64,99 tahun.

Berbagai upaya dilakukan untuk menaikkan angka harapan hidup, mulai dari peningkatan

akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sampai ke peningkatan

kualitasi pelayanan kesehatan serta melalui perubahan perilaku masyarakat untuk hidup

bersih dan sehat, peningkatan kualitas kesehatan lingkungan, peningkatan akses air

bersih, pengentasan masalah gizi buruk dan kurang gizi, pelayanan ibu melahirkan dan

bayi yang semuanya bermuara pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan

peningkatan angka harapan hidup. Upaya-upaya dibidang kesehatan tersebut hendakknya

pula didukung oleh lintas sektor, dukungan infrastruktur (jalan, air bersih, listrik dll) dan

segenap lapisan masyarakat serta dengan semakin membaiknya indikator sosial ekonomi

masyarakat dan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat akan dapat mempercepat

bertambahnya angka harapan hidup di Provinsi Sumatera Selatan.

1.4 Angka Kematian Ibu (AKI)

Grafik : Jumlah Kematian Ibu di Sumatera Selatan Tahun 2018dibandingkan dengan Target RPJMD Tahun 2018

110

115

120

125

130

135

Target RPJMD2018

Realisasi RPJMD2018

Jumlah Kematian Ibu 134 119

Jumlah Kematian Ibu

Angka kematian Ibu untuk Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 ditargetkan 134

orang dan terealisasi 119 orang atau sebesar 111,19%. Jika dilihat grafik jumlah kematian ibu

melahirkan selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan namun sedikit meningkat pada

tahun 2018. Pencapaian penurunan jumlah kematian ibu di Sumatera Selatan lokal spesifik

dihitung jumlah per orang bukan per 100.000 kelahiran hidup sehingga tidak bisa secara

Page 33: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 31

langsung dibandingkan dengan capaian Nasional. Perhitungan AKI melalui sensus penduduk

juga hanya menggambarkan angka nasional yaitu 346 per 100.000 KH, belum bisa

menggambarkan AKI per Provinsi.

Jumlah kematin ibu di provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 sebanyak 155 orang,

naik menjadi 164 orang kematian pada tahun 2015, turun menjadi 142 orang pada tahun 2016

dan turun lagi menjadi 107 orang tahun 2017 dan naik menjadi 119 orang pada tahun 2018

seperti terlihat pada grafik di bawah.

Grafik : Jumlah Kematian Ibu Melahirkan

di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

155164

142

107119

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Jumlah Kematian Ibu

Grafik : Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Provinsi Sumatera Selatan per Kabupaten / Kota

Tahun 2018

1 2 3 3 3 4 4 5 6 8 8 10 10 12 12 13 15

119

020406080

100120140

Target : 134

Jumlah Kematian Ibu melahirkan tahun 2018 tertinggi terjadi di kabupaten Banyuasin

sebanyak 15 orang, kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 13 orang dan kabupaten Musi

Rawas sebanyak 12 orang, Sedangkan jumlah kematian ibu maternal terendah terjadi di kota

Page 34: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 32

Prabumuli sebanyak 1 orang, kota Pagar Alam sebanyak 2 orang, kabupaten Empat Lawang

sebanyak 3. Adapun penyebab terbesar kematian ibu melahirkan di Sumatera Selatan adalah

Perdarahan dan Hipertensi.

Tercapainya indikator ini disebabkan karena

semakin baiknya fasilitas kesehatan di daerah, akses

ke fasilitas kesehatan yang semakin baik dengan

adanya program Jamsoskes Sumsel Semesta, JKN,

Jampersal dan rumah tunggu kelahiran di kab/kota.

Penanganan persalinan yang semakin baik dengan

meningkatnya persentase persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan yang kompoten, deteksi dini

faktor resiko oleh tenaga kesehatan, sistem rujukan yang semakin baik, kerjasama dukun beranak

dengan bidan dimana dukun beranak tidak menolong persalinan tetapi mengantarkan ibu bersalin ke

bidan atau tenaga kesehatan yang kompoten.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi ini karena

kematian bayi telah menjadi program prioritas nasional dan merupakan komitmen global

yang dicantumkan dalam SDG’s (SustainableDevelopment Goals). Peranan dan keterlibatan

sektor lain untuk ikut serta berperan dalam penurunan angka kematian ibu terus ditingkatkan.

Beberapa program yang masih menjadi prioritas untuk masa yang akan datang adalah :

1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya untuk

ibu hamil terutama melalui pembangunan Pos Kesehatan Desa dan Pos Kesehatan

Kelurahan serta penempatan bidan yang tinggal di desa;

2. Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan

Komplikasi);

3. Kunjungan antenatal pertama (K1) sedapat mungkin dilakukan pada trimester

pertama, guna mendorong peningkatan cakupan kunjungan antenatal empat kali

(K4);

4. Pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 terlalu (terlalu

muda, terlalu sering, terlalu rapat dan terlalu tua);

5. Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) yang terintegrasi untuk ibu hamil ,termasuk

pemeriksaan HIV/AIDS, Malaria, Cacingan dan penyakit infeksi menular lainnya

secara terintegrasi dan pelaksanaan kelas ibu hamil dengan melibatkan keluarga

dan masyarakat;

Page 35: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 33

6. Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat kabupaten/kota;

7. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsive

gender harus ditingkatkan untuk meningkatkan Health Care Seeking Behaviour.

2. Morbiditas

Situasi morbiditas atau kesakitan di Provinsi Sumatera Selatan tergambar dari

beberapa indikator sebagai berikut :

2.1 Kabupaten / Kota yang Eliminasi Malaria

Kab/ Kota yang Eliminasi Malaria di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018

ditargetkan 11 Kab/Kota persen dan terealisasi 9 Kab/Kota atau sebesar 81,82 persen.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian belum

mencapai target yang ditetapkan.

Target Sumsel Eliminasi Malaria Tahun 2020 (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

293/MENKES/SK/I Tahun 2009 Tentang Eliminasi Malaria)

Tahun 2014 Tahun 2017 Tahun 2018 Palembang Prabumulih Pagar Alam Ogan Komering Ilir Ogan Ilir Empat Lawang Banyuasin

PALI Lubuk Linggau

2.2 Sucsess Rate TBC

Sucess Rate TBC di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 ditargetkan 85

persen dan terealisasi 87 persen atau sebesar 102,35 persen. Jika dibandingkan dengan

target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah melebihi dari target yang

ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Sucess Rate TBC di Provinsi Sumatera

Selatan mengalami fluaktif dari 94,09 persen tahun 2014 turun menjadi 86 persen

Page 36: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 34

pada tahun 2015 kemudian naik menjadi 88 persen pada tahun 2016 dan turun menjadi

87 persen pada tahun 2017, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Sucess Rate TBC di Provinsi Sumatera SelatanSelama 4 (empat) Tahun 2014 s/d 2017

Dilihat dari grafik diatas Sucsess Rate TBC Tahun 2018 sebesar 87% menurun dari

tahun sebelumnya sebesar 88%.

Succes pada tahun 2017 mencapai 87% dari target kinerja yang ditetapkan sebesar

85%. Jika dibandingkan dengan target kinerja diatas, maka hasil capaian pada tahun 2017

sudah melebihi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian program pada

tahun 2016 sebesar 88%, maka capaian pada tahun 2017 ini mengalami fluaktif.

Keberhasilan pengobatan tahun 2018 tidak dapat dilihat karena keberhasilan Pengobatan ini

dapat dilihat setelah penderita melakukan pengobatan selama 6 - 9 bulan makanya

pengobatan baru sampai tahun 2016. Upaya yang dilakukan dalam Succes Rate TBC yaitu :

1. Penguatan kepemimpinan program TB di kabupaten/kota

a. Regulasi eliminasi TB, peningkatan pembiayaan

b. Koordinasi dan sinergi program

2. Peningkatan akses layanan TB yang bermutu “TOSS-TB”

a. Peningkatan jejaring layanan TB melalui PPM (public-private mix)

b. Penemuan aktif berbasis masyarakat

c. Inovasi diagnosis TB

3. Pengendalian Faktor risiko TB

Page 37: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 35

4. Promosi lingkungan dan hidup sehat

5. Pencegahan infeksi dan profilaksis

6. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengendalian TB

7. Penguatan manajemen program

8. Penelitian dan pengembangan inovasi program

9. Pengendalian biaya katastrofik layanan TB

10. Koordinasi dengan lintas Sektor spt : Dinsos, PUCK (perbaikan perumahan), PMD

(pemberdayaan masy. Desa)

2.3 Insidance Rate DBD

Insidance Rate DBD di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 ditargetkan 49

/100.000 dan terealisasi 29/100.000 atau sebesar 168,96 persen. Jika dibandingkan dengan

target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah melebihi dari target yang

ditetapkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Insidance Rate DBD di Provinsi Sumatera

Selatan mengalami fluaktif dari 19 /100.000 tahun 2014 naik menjadi 42,5 /100.000

pada tahun 2015 kemudian naik lagi menjadi 48 /100.000 pada tahun 2016 kemudian turun

menjadi 18 /100.000 dan naik menjadi 29/100.000 pada tahun 2018, seperti terlihat pada

grafik berikut ;

Grafik : Insidance Rate DBD di Provinsi Sumatera SelatanSelama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Page 38: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 36

Dilihat dari grafik diatas Insidance Rate DBD di Provinsi Sumatera Selatan pada

tahun 2018 sebesar 29/100.000 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 18/100.000.

Grafik : CFR (Case Fatality Rate) DBDProvinsi Sumatera Selatan 2018

Page 39: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 37

Grafik : Distribusi Kasus DBD Per Kab/KotaProvinsi Sumatera Selatan 2017-2018

Situasi Demam Berdarah di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 terjadi

peningkatan kasus dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2018 jumlah kasus mencapai 2.396

kasus (IR sebesar 29/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 26 kematian

(CFR 1.09%). Sementara Pada tahun 2017 jumlah kasus mencapai 1.452 kasus (IR sebesar

18/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 16 kematian (CFR 0,48%) .

Penyebab utama terjadinya penyebarluasan penyakit DBD berkaitan erat dengan beberapa

factor antara lain :

Masih banyak nya nyamuk penular DBD yang terdapat di lingkungan

pemukiman;

Belum membudayanya PSN-DBD dalam masyarakat sehingga menimbulkan

tingginya populasi nyamuk penular DBD;

Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang DBD;

Keterlambatan dalam mendiagnosa;

Terbatasnya dana.

Page 40: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 38

Upaya yang harus dilakukan, antara lain :

1. Perlunya kepedulian dari pemerintah dalam pemberantasan DBD sampai di

tingkat kelurahan;

2. Kerja sama lintas sektoral dalam pengendalian DBD;

3. Perlunya kesadaran dalam tiap rumah tangga untuk melakukan psn aktif ;

4. Perlu diaktifkannya POKJA tingkat desa sampai provinsi untuk pengendalian

DBD.

2.4 Case Notification Rate per 100.000 penduduk

Case Detection Rate TBC di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 ditargetkan

50 persen dan terealisasi 46 persen atau sebesar 92 persen. Jika dibandingkan dengan target

yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian belum mencapai target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Case Detection Rate TBC di Provinsi

Sumatera Selatan mengalami fluaktif dari 45,05 persen tahun 2015 turun menjadi 25

persen pada tahun 2016 kemudian naik menjadi 44 persen pada tahun 2017 dan naik lagi

menjadi 46 persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Case Detection Rate TBC di Provinsi Sumatera SelatanSelama 4 (empat) Tahun 2015 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Case Detection Rate TBC di Provinsi Sumatera Selatantahun 2018 sebesar 46% berarti meningkat dari tahun 2017 sebesar 44%

Page 41: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 39

Grafik : Capaian Penemuan Kasus TBC Case Detection RateTahun 2016 S/D 2018 Provinsi Sumatera Selatan

Capaian penemuan kasus Baru atau Case Detection Rate Program TB Tahun2018

Di Provinsi Sumatera Selatan didapat 3 kabupaten/kota telah melampaui target 50%.

Capaian penemuan kasus Baru atau Case Detection Rate Program TB Tahun 2018 di Provinsi

Sumatera Selatan didapat 3 kabupaten/kota telah melampaui target 50%, antara lain : Kota

Lubuk Linggau, Kabupaten Muara Enim dan Ogan Ilir. Sedangkan 14 Kabupaten/Kota lainya

belum mencapai target terutama Kabupaten Empat Lawang yg CDRnya 26%. Untuk Capaian

Provinsi Sumatera Selatan 46% , berarti pencapaiannya belum mencapai target diinginkan

50%.

Rendahnya Cakupan Case Detection Rate adalah:

1. Kepatuhan dan keterampilan petugas yang masih rendah.

2. Kurang meratanya keterampilan tenaga laboratorium di setiap UPK.

3. Mutasi petugas dan tugas rangkap.

4. Kurangnya alat penunjang kegiatan program.

5. Keterbatasan dana dan belum optimalnya pemberdayaan mitra kerja.

6. Belum seluruhnya Rumah Sakit dan DPS melaksanakan strategi DOTS

Upaya yang harus dilakukan, antara lain:

a) Perencanaan Pelatihan Pengelola Program P2TB bagi petugas di UPK dan

Rumah Sakit;

b) Perencanaan Melakukan pelatihan bagi Tenaga Laboratorium di UPK dan

Rumah Sakit;

Page 42: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 40

c) Menghimbau kepada pejabat yang berwenang untuk mengurangi mutasi petugas

minimal 3 tahun mengelola program TB;

d) Melakukan pengadaan alat penunjang program P2TB;

e) Melakukan advokasi dan memberdayakan mitra kerja dan lintas sektor ;

f) Melakukan Kerjasama dengan Rumah sakit dan DPS untuk melaksanakan

strategi DOTS

2.5 Prevalensi HIV / AIDS

Prevalensi HIV / AIDS di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 ditargetkan 0.5

persen dan terealisasi 0.3 persen atau sebesar 166,66 persen. Jika dibandingkan dengan

target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah melebihi dari target

yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Prevalensi HIV / AIDS di Provinsi Sumatera

Selatan dari tahun 2015 s.d tahun 2018 sudah melebihi dari target yang ditetapkan < 0,5

yaitu 0,3, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Prevalensi HIV / AIDS di Provinsi Sumatera SelatanSelama 4 (empat) Tahun 2015 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Prevalensi HIV / AIDS di Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2018 sebesar 0,3 berarti sudah mencapai target yang ditetapkan.

Page 43: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 41

Pada bulan Januari sampai dengan Desember 2018 pengidap HIV dan penderita AIDS

banyak ditemukan pada laki-laki dbandingkan perempuan, hal ini menujukkan bahwa

laki-laki lebih berisiko tertular HIV dibandingkan dengan perempuan karena pola prilaku

seks laki-laki yang suka membeli seks tanpa menggunakan kondom.

Page 44: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 42

Secara kumulatif pengidap HIV lebih banyak pada kelompok usia 20 – 29 tahun, untuk

kasus AIDS lebih banyak pada kelompok usia 30-39 tahun, pada saat usia produktif

sehingga penting sekali upaya pencegahan di fokuskan kepada kelompok usia 15- 24

tahun dengan memberikan edukasi yang baik dengan menjelaskan HIV-AIDS sehingga

dapat mencegah infeksi baru HIV.

2.6 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita

Cakupan Penemuan Pneumonia Balita di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun2018 ditargetkan 80 persen dan terealisasi 39.24 persen atau sebesar 49,05 persen. Jikadibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian belummencapai dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Cakupan Penemuan Pneumonia Balita diProvinsi Sumatera Selatan mengalami fluaktif dari 22,33 persen tahun 2014 naikmenjadi 59,4 persen pada tahun 2015 kemudian turun menjadi 44,86 persen pada tahun2016 dan turun lagi menjadi 39,24 persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafikberikut ;

Grafik : Cakupan Penemuan Pneumonia Balita di Provinsi Sumatera SelatanSelama 4 (empat) Tahun 2014 s/d 2018

Page 45: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 43

Dilihat dari grafik diatas cakupan penemuan balita dalam kurun waktu empat tahun

mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar 39,24 % menurun dari tahun sebelumnya

sebesar 44,86%.

Pada tahun 2018 jumlah penemuan kasus Pneumonia Balita pada Program P2 ISPA

Provinsi Sumatera Selatan adalah 12.707 kasus atau sebesar 39,24 % dari target dimana

perkiraan penemuan penderita sebanyak 32.383 balita. Pada kasus pneumonia golongan umur

<1 tahun sebanyak 3.934 kasus (35,12 %) dan untuk golongan umur 1-5 tahun sebanyak

7.265 kasus (64,87 %) dari seluruh kasus pneumonia. Pada Pneumonia berat untuk golongan

umur <1 tahun sebanyak 553 kasus (36,67%) dan pada golongan umur 1-5 tahun sebanyak

955 kasus (63,32%) dari seluruh kasus Pneumonia Berat. Dilihat dari realisasi cakupan

penderita Pneumonia berdasarkan target penemuan yang ada persentase tertinggi dicapai oleh

kabupaten Muara Enimsebanyak 1.997 kasus (88,97 %) sedangkan kabupaten terendah yaitu

Kota Muratara dan Kota Lubuk Linggau sebesar 0 (0%). Belum dapat disimpulkan bahwa

rendahnya penemuan ini didasari oleh memang tidak terdapatnya penderita atau kurang

aktifnya petugas dalam melakukan penemuan kasus.

Cakupan Pneumonia balita di Sumatera Selatan pencapaiannya Desember 2018

sebesar 39,24%, berarti pencapaiannya belum mencapai target yang diinginkan 80%.

Rendahnya cakupan penemuan pneumonia dikarenakan;

a. Masih ada puskesmas yang belum tahu dengan perubahan sasaran pneumonia

Balita dan indikator program ISPA pada tahun 2018

Page 46: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 44

b. Kepatuhan dan keterampilan petugas yang masih rendah dalam deteksi dini

Pneumonia Balita dan belum mendapatkan dukungan dari dokter di puskesmas

tentang tatalaksana standar ISPA/Pneumonia

c. Kurangnya kesadaran untuk mengirim laporan tepat waktu dan lengkap dari bulan

Januari sampai Desember 2018.

d. Adanya under reported yaitu kesalahan dalam pengklasifikasian diagnosa ISPA

e. Adanya tugas rangkap petugas atau pengelola program ISPA di kab/kota.

f. Kurangnya alat penunjang kegiatan program.

g. Keterbatasan dana.

h. Belum optimalnya pemberdayaan mitra kerja sehingga sumber data kasus

Pneumonia Balita masih berbasis Puskesmas.

i. Masih minimnya kerja sama dan koordinasi dengan lintas program dan lintas

sektoral

Upaya yang harus dilakukan adalah :

1. Perencanaan Pelatihan Manajemen P2 ISPA bagi petugas pengelola program ISPA

kab/ kota

2. Pengadaan dan pendistribusian logistik program ISPA.

3. Mengintensifkan sistem pelaporan.

4. Sosialisasi penyakit ISPA di masyarakat

5. Membangun dan meningkatkan jejaring dengan sarana kesehatan di wilayah kerja

Dinas Kesehatan provinsi/kab/kota/puskesmas untuk pengumpulan data kasus

pneumonia.

6. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral mengenai

pengendalian ISPA khususnya disaat musim kabut asap akibat kebakaran hutan

dan lahan

3 Status Gizi

3.1 Prevalensi Balita dengan berat badan rendah (angka gizi buruk)

Grafik : Prevalensi Gizi Buruk di Sumatera Selatan Tahun 2018

dibandingkan dengan Target RPJMD Tahun 2018

Page 47: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 45

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

1

Target RPJMD2018

Realisasi RPJMD2018

Prevalensi Gizi Buruk 1 0,04

Prevalensi Gizi Buruk

Prevalensi gizi buruk di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun ke tahun terus

mengalami penurunan. Berdasarkan hasil penimbangan

rutin di Posyandu selama tahun 2018 diketahui bahwa

prevalensi gizi buruk di Sumatera Selatan sebesar

0,04%. Dari data tersebut jika dibandingkan dengan

target tahun 2018 kurang dari 1% maka persentase

capaian angka gizi buruk telah mencapai target akhir

RPJMD dengan persentase capaian sebesar 100%.

Angka gizi buruk nasional berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar tahun 2018 sebesar 3,9%, jika

dibandingkan dengan capaian nasional maka capaian

provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,04% lebih baik

dari capaian nasional.

Grafik: Jumlah Kasus Gizi Buruk di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

276

162

248277

313

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Prevalensi Gizi Buruk

Jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2018 mengalami kenaikan dalam empat tahun

terakhir. Pada tahun 2014 jumlah kasus gizi buruk di Sumatera Selatan sebanyak 276 orang,

turun menjadi 162 orang pada tahun 2015 lalu naik menjadi 248 orang pada tahun 2016 dan

Page 48: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 46

naik kembali menjadi 277 orang pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 313 orang pada tahun

2018. Pada tahun 2018 jumlah kasus gizi buruk tertinggi terjadi di kabupaten OKU Timur

sebanyak 95 orang, kabupaten Muara Enim 30 orang dan kabupaten Musi Rawas sebanyak 28

orang, sedangkan jumlah kasus gizi buruk yang terendah terdapat di kota Palembang

sebanyak 1 orang dan Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 2 orang dan kab. OKU serta kota

Lubuk Linggau masing-masing sebanyak 3 orang, sedangkan di kabupaten Musi Rawas

Utara tidak ada laporan kasus gizi buruk.

Permasalahan gizi, khususnya gizi buruk sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik

faktor diluar kesehatan maupun faktor kesehatan. Faktor diluar kesehatan yang

mempengaruhi gizi buruk seperti sosial ekonomi penduduk, kebiasaan dan adat istiadat serta

pola asuh. Faktor kesehatan antara lain monitoring Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

pada balita masih kurang, kunjungan rumah rawat jalan/pengawasan pasien pulang masih

kurang, balita dengan masalah gizi disertai penyakit penyerta sebagaian besar dari keluarga

miskin

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk terus menurukan kasus gizi buruk antara

lain :

a) Meningkatkan cakupan penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;

b) Meningkatkan penyuluhan kesehatan dan peningkatan kesadaran bagi orang tua

dalam penyediaan makanan yang sehat dan berimbang;

c) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi;

d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk dalam hal penyediaan makanan

bergizi bersama kelompok PKK;

e) Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan

pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;

f) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu melalui

pembentukan Poskesdes, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan ,penguatan

puskesmas dan pembentukan tim kesehatan keliling di daerah terpencil;

g) Memperbaiki pola asuh pemeliharaan bayi seperti promosi pemberian ASI

Ekslusif selama enam bulan.

h) Meningkatkan peran lintas sektor dan lintas program dalam upaya penurunan

kasus gizi buruk.

Page 49: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 47

3.2.Persentase Balita Gizi Kurang

Grafik : Persentase Balita Gizi Kurang Tahun 2018 di Sumatera Selatan

0

2

46

8

10

12

Target RPJMD2018

RealisasiRPJMD 2018

Persentase Balita Gizi Kurang 7 10,2

Persentase Balita Gizi Kurang

Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2018 di 17 kabupaten/kota se

Sumatera Selatan, 510 cluster (kelurahan/desa) dengan jumlah sampel Balita usia 0-59 bulan

n = 5.584 Balita, diketahui bahwa persentase gizi kurang pada tahun 2018 di Sumatera

Selatan sebesar 10,2%. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2018 sebesar

7% maka persentase capaian tahun 2018 belum mencapai target yang ditetapkan dengan

persentase capaian sebesar 54,29%. Angka gizi kurang nasional berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar tahun 2018 sebesar 13,8%, jika dibandingkan dengan capaian nasional

maka capaian provinsi Sumatera Selatan sebesar 10,2% lebih baik dari capaian nasional.

Page 50: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 48

Grafik : Persentase Balita Gizi Kurang di Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

18,6

12,811,2

10,2 10,2

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Persentase Balita Gizi Kurang

Trend Persentase Balita gizi kurang dalam empat tahun terakhir mengalami

penurunan. Pada tahun 2014 sebesar 18,6%, turun menjadi 12,8% pada tahun 2015, turun lagi

menjadi 12,8% pada tahun 2016 kemudian turun kembali menjadi 10,2% pada tahun 2017

dan tetap pada 10,2% pada tahun 2018. Pada tahun 2018 persentase Balita gizi kurang

tertinggi pada kabupaten Ogan Ilir, kabupaten Musi Rawas Utara dan kabupaten Lahat

dengan masing-masing capaian sebesar 14,6%, 14,1% dan 13,5%. Sedangkan persentase

Balita gizi kurang terendah pada kota Prabumulih, kabupaten OKU dan kabupaten Muara

Enim dengan masing-masing capaian sebesar 6,6%, 7,4% dan 7,5%.

Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita penyebabnya tidak hanya fakor

kesehatan saja tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kesehatan seperti faktor sosial

ekonomi dan faktor budaya. Upaya-upaya yang dilakukan adalah untuk terus menekan

prevalensi gizi kurang di tengah masyarakat dan mencegah kasus gizi kurang tersebut

berlanjut menjadi kasus gizi buruk, terutama pada bayi dan balita karena akan berpengaruh

terhadap pertumbuhannya. Berbagai upaya yang dilakukan untuk terus menurukan kasus gizi

buruk antara lain :

a) Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;

b) Penyuluhan kesehatan dan peningkatan kesadaran bagi orang tua dalam

penyediaan makanan yang sehat dan berimbang;

c) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi;

d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk dalam hal penyediaan makanan

bergizi bersama kelompok PKK;

e) Meningkatkan cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi dan Balita;

Page 51: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 49

f) Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan

pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;

g) Meperkuat ketahanan pangan dan berkerja sama dengan lintas sektor dalam hal

meningkatkan kemandirian pemenuhan kebutuhan pangan pada keluarga miskin.

3.3. Persentase Stunting pada Anak Balita

Grafik : Persentase Stunting Pada Anak Balitadibandingkan Target RPJMD Tahun 2018 di Sumatera Selatan

05

1015202530

Target RPJMD2018

RealisasiRPJMD 2018

Peresntase Stunting pada anakBalita 28 22,8

Persentase Stunting pada anak Balita

Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek. Stunting terjadi

akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2

tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al., 2008). Anak dengan stunting memiliki

IQ 5-10 poin lebih rendah dibanding dengan anak yang normal (Grantham-McGregor et al.,

2007). Stunting pada balita merupakan factor risiko meningkatnya angka

kematian, menurunkan kemampuan kognitif dan perkembangan motorik rendah serta fungsi-

fungsi tubuh yang tidak seimbang. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun

2018 di 17 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan, 510 cluster (kelurahan/desa) dengan jumlah

sampel Balita usia 0-59 bulan n = 5.584 Balita, diketahui bahwa persentase stunting pada

anak Balita di Sumatera Selatan tahun 2018 sebesar 22,8%. Jika dibandingkan dengan target

akhir RPJMD tahun 2018 sebesar 28% maka capaian tahun 2018 telah mencapai target yang

ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 118,57%. Angka stunting nasional berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 sebesar 30,8%, jika dibandingkan dengan capaian

nasional maka capaian stunting provinsi Sumatera Selatan sebesar 22,8% lebih baik dari

capaian nasional.

Page 52: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 50

Grafik : Persentase Stunting pada Balita di Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

26,324,5

19,322,8 22,8

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Persentase Stunting pada anak Balita

Peresntase Stunting pada anak Balita

Persentase Stunting pada Balita dalam lima tahun terakhir mengalami trend penurunan

namun sedikit naik pada tahun 2017 dan 2018. Pada 2014 angka stunting sebesar 26,3%,

kemudian turun menjadi 24,5% pada tahun 2015, turun lagi menjadi 19,30 pada tahun 2016

kemudian naik sedikit menjadi 22,8% pada tahun 2017 dan tetap sebesar 22,8% pada tahun

2018.

Grafik : Prevalensi Stunting pada Balita per Kab/Kotadi Sumatera Selatan Tahun 2014 – 2018

Pada tahun 2018 persentase Stunting pada Balita tertinggi pada kabupaten Banyuasin

sebesar 32,8%, kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 32,8% dan kabupaten Ogan Ilir sebesar

29,5%. Sedangkan persentase Stunting pada Balita terendah pada kota Palembang sebesar

14,5%, kabupaten Muara Enim sebesar 14,9% dan kota Lubuk Linggau sebesar 18,9%

Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung dan tak langsung.

Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir dan penyakit. Sedangkan

factor tak langsung seperti factor ekonomi, budaya, pendidikan dan pekerjaan, fasilitas

Page 53: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 51

pelayanan kesehatan. Faktor social ekonomi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

seperti masukan zat gizi, berat badan lahir dan penyakit Infeksi pada anak. Anak-anak yang

mengalami stunting disebabkan kurangnya asupan makanan dan penyakit yang berulang

terutama penyakit infeksi yang dapat meningkatkan kebutuhan metabolic serta mengurangi

nafsu makan sehingga berdampak terjadi ketidaknormalan dalam bentuk tubuh pendek

meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal. Upaya yang

perlu dilakukan untuk terus menekan stunting pada Balita antara lain :

a. Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu;

b. Penyuluhan kesehatan dan peningkatan

kesadaran bagi orang tua dalam penyediaan

makanan yang sehat dan berimbang;

c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang gizi;

d. Peningkatan kemandirian masyarakat untuk

dalam hal penyediaan makanan bergizi bersama kelompok PKK;

e. Pemberian makanan tambahan pendamping ASI bagi keluarga miskin dan pemberian

makanan tambahan bagi ibu hamil KEK keluarga miskin;

f. Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil;

g. Memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak;

h. Suplementasi vitamin A;

i. Penanganan lebih lanjut untuk anak gizi buruk;

j. Suplementasi Fe dan folat untuk ibu hamil.

3.4. Persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif

Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan yang Mendapat ASI Eklusif pada tahun

2018 ditargetkan 47 persen dan terealisasi 60,7 persen atau sebesar 129,15 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah

melebihi dari target yang diinginkan .

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan

yang Mendapat ASI Eklusif mengalami fluktuaktif dari 63,44 persen tahun 2014 turun

menjadi 61 persen di tahun 2015 turun lagi menjadi 59,38 persen pada tahun 2016 turun

Page 54: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 52

menjadi 58,23 persen pada tahun 2017 kemudian naik menjadi 60,7 persen pada tahun

2018 seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan yang Mendapat ASI Eklusifdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima ) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan yang Mendapat

ASI Eklusif yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 60,7%,berarti sudah

melebihi dari target Nasional sebesar 59,5% (Kesmas, Kemkes RI, 2017) yang tertinggi Kota

Palembang sebesar 74,7% dan yang terendah Kab. Muratara sebesar 40,4%.

Walaupun persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eklusif sudah

melebihi dari target tapi pemberian ASI Eklusif belum optimal, dikarenakan :

1. Ibu & Keluarga kurang mendapatkan

informasi tentang ASI Eksklusif dari

petugas kesehatan sehingga perlu adaya

Konselor ASI;

2. Tingkat pendidikan, usia, status bekerja

ibu, pengetahuan ibu tentang pentingnya

ASI Eksklusif

3. Keluarga / masyarakat & gencarnya

Promosi Susu Formula oleh Produsen Susu kepada Konsumen yang dilakukan

oleh Petugas Kesehatan;

4. Program ASI Eksklusif yang dilaksanakan Bidan di Puskesmas ternyata belum

optimal;

Page 55: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 53

5. Kurangnya tempat fasilitas Khusus Laktasi di tempat kerja dan tempat Sarana

Umum;

6. Lemahnya Perencanaan Terpadu dalam Program PP – ASI

7. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari Kegiatan PP – ASI ditingkat Pelayanan

maupun Masyarakat;

8. Lemahnya penerapan sanksi terhadap pelanggaran Peraturan Perundang –

Undangan yang terkait dengan PP – ASI;

9. Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi (RSSIB) belum semua

berjalan sebagaimana mestinya ( dari 17 Kab/Kota yang sudah melaksanakan

RSSB hanya 12 Kab/Kota).

Upaya yang dilakukan agar Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI

Eksklusif meningkat, antara lain :

1. Perlu ada ruang laktasi di tempat kerja untuk memberikan kesempatan pada ibu

menyusui untuk memberikan ASI atau memerah ASI;

2. Perlu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI baik melalui

penyuluhan atau konseling;

3. Perlu ada koordinasi atau komitmen dengan sarana kesehatan yang melayani

persalinan untuk melaksanakan IMD, rawat gabung dan pemberian ASI;

4. Perlu ada suatu kelompok peduli ASI yang siap membantu semua kesulitan yang

dialami oleh ibu menyusui sehingga kegagalan selama proses menyusui bisa

dihindari;

5. Agar 17 Kab / Kota telah melaksanakan Program Rumah Sakit Sayang Ibu &

Bayi.

4.Keadaan Lingkungan

Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih tergolong rendah. Hal ini

dapat dilihat dari indeks penyakit yang ada dimasyarakat, diantaranya adalah kasus

diare yang masih cukup tinggi. Salah satu penyebab dari kondisi tersebut adalah

kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memenuhi syarat, terutama bagi sebagian

penduduk yang tinggal di pedesaan dan daerah perkotaan (bantaran sungai). Mereka

belum bisa memenuhi standar hidup bersih dan sehat yang terlihat dari rendahnya

cakupan penduduk yang menggunakan dan memanfaatkan sarana kesehatan

lingkungan.

Page 56: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 54

4.1 Persentase Kab/ Kota yang Melakukan Pengawasan Kualitas Air Minum

Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan Kualitas Air Minum pada tahun2018 ditargetkan 45 persen dan terealisasi 87,24 persen atau sebesar 193,87 persen. Jikadibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian sudahmelebihi dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Kab/Kota yang MelakukanPengawasan Kualitas Air Minum mengalami fluaktif dari 61,01 persen tahun 2014 naikmenjadi 67,92 persen pada tahun 2015, kemudian naik lagi pada tahun 2016 sebesar 74,02dan turun pada tahun 2017 sebesar 70,08 dan naik pada tahun 2018 sebesar 87,24 persenseperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan Kualitas Air Minumdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan Kualitas

Air Minum yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 87,24%,berarti melebihi

dari target Nasional sebesar 72,04% (Kesmas, Kemkes RI, 2017) Pencapaiannya yang sudah

mencapai 100% adalah Kabupaten Muara Enim, Musi Rawas, Banyuasin, OKUS dan

OKUT.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air minum, antaralain:

a. Peningkatan layanan air minum untuk penduduk perdesaan/perkotaan melalui

PDAM & air minum yang dikelola masyarakat pada ketersediaan air baku dengan

memperhatikan azas keadilan dan daya beli;

Page 57: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 55

b. Perlu pengembangan sumber –sumber air terlindung yang dikelola masyarakat

seperti sumur gali & penampungan air hujan terutama di perdesaan agar

mempercepat peningkatan sumber air Improved;

c. Upaya peningkatan Sanitasi melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

terus dilakukan karena dapat mengurangi pencemaran mikrobiologi air;

d. Peningkatan kejarsama dan kemitraan antar pemangku kepentingan dalam bidang

air minum & sanitasi yang dimotori oleh Kelompok Kerja Air Minum &

Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL);

e. Sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai media bahwa air minum kemasan

da nisi ulang adalah sumber air yang tidak Improved ;

f. Peraturan Perundang – Undangan di bidang pengamanan Kualitas Air Minum perlu

segera disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan adanya dampak perubahan iklim

yang cenderung meningkatkan wilayah rawan air.

4.2 Persentase Kab / Kota yang Melakukan Pengawasan Tempat – Tempat Umum

Sehat

Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TTU pada tahun 2018

ditargetkan 76 persen dan terealisasi 81,70 persen atau sebesar 107,50 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian sudah

melebihi dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Kab/Kota yang Melakukan

Pengawasan TTU mengalami fluaktif dari 84,6 persen tahun 2014 tetap menjadi 84,6

persen pada tahun 2015, kemudian naik pada tahun 2016 sebesar 85,2 dan turun pada

tahun 2017 sebesar 82 dan turun lagi pada tahun 2018 sebesar 81,70 persen seperti

terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TTUdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Page 58: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 56

Dilihat dari grafik diatas Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TTU

yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 81,7%,berarti melebihi dari target

Nasional sebesar 54,01% (Kesmas, Kemkes RI, 2017). dan pencapaiannya melebihi dari

target yang diinginkan 76% tapi pencapaiannya menurun dari tahun 2017 sebesar 84%,

hal ini dikarenakan capaian Kab ogan ilir mengalami penurunan yang sangat jauh dari

93% menjadi 19,83% dikarenakan ketidak sesuaian Form IKL yang lama. Persentase

Kab/Kota yang melaksanakan TTU yang tertinggi pencapaiannya pada Kab Lahat sebesar

99.34% sedangkan capaian terendah ialah Kab Musirawas Utara dengan capaian 14.78%,

tapi pencapaiannya menurun dari tahun 2017 sebesar 84%, hal ini dikarenakan capaian

Kab ogan ilir mengalami penurunan yang sangat jauh dari 93% menjadi 19,83%

dikarenakan ketidak sesuaian Form IKL yang lama. Persentase Kab/Kota yang

melaksanakan TTU yang tertinggi pencapaiannya pada Kab Lahat sebesar 99.34%

sedangkan capaian terendah ialah Kab Musirawas Utara dengan capaian 14.78%.

Upaya yang dilakukan agar peningkatan tetap mencapai indikator ini antara lain :

1. Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah suatu daerah dan dapat

dijadikan pusat pembelajaran bagi

daerah lain dalam pembinaan PHBS di

tempat-tempat umum,

2. Peningkatan pemahaman dan

kepatuhan para pengelola tempat-

tempat umum untuk memenuhi

persyaratan kesehatan melalui

pembinaan, sosialisasi, pelatihan serta pemberian reward dan punishment kepada

pengelola tempat-tempat umum,

Page 59: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 57

3. Peningkatan kemampuan para pengelola program penyehatan lingkungan

ditingkat dinas kesehatan kabupaten/kota sampai dengan Puskesmas sehingga

dapat melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap tempat-tempat umum

tersebut,

4. Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra

tempat umum dan meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai

akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

4.3 Persentase Kab / Kota yang Melakukan Pengawasan TPM

Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TPM pada tahun 2018

ditargetkan 26 persen dan terealisasi 9,97 persen atau sebesar 38,35 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian belum

mencapai dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Kab/Kota yang Melakukan

Pengawasan TPM mengalami fluaktif dari 67,40 persen tahun 2014 turun menjadi 63,88

persen pada tahun 2015, kemudian naik pada tahun 2016 sebesar 64,43 persen dan naik

lagi pada tahun 2017 sebesar 71persen dan turun pada tahun 2018 sebesar 9,97 persen

seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik: Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TPMdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Page 60: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 58

Dilihat dari grafik diatas Persentase Kab/Kota yang Melakukan Pengawasan TPM

yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 9,97%,berarti belum mencapai dari

target Nasional sebesar 18,04% (Kesmas, Kemkes RI, 2017). Pencapaiannya yang tertinggi

pada Kab. OKU sebesar 40,90%. Rendahnya pencapaiannya dikarenakan beberapa factor

antara lain;

a. Pelaksanaan tidak mencakup kepada pedagang berskala kecil;

b. Tidak tersosialisasinya/ kurangnya penyuluhan tentang pengolahan makanan yang

higienis ke TPM;

c. Kurangnya pengetahuan untuk melakukan tindakan produksi secara higienis dan

sehat ;

d. Sulitnya akses internet dan sedikitnya penjamah yang memiliki sertifikat penjamah

makanan.

Upaya yang dilakukan Kab/Kota dalam pengawasan Tempat Pengolahan Makanan

(TPM), antara lain :

1. Meningkatnya koneksi jaringan internet untuk E-monev HSP dan Data yg sudah

di IKL oleh sanitarian puskesmas dalam e-monev dengan kategori MS maka kab/

kota melakukan pelatihan penjamah, pelatihan baik untuk pengelola program HSP

Kabupaten maupun puskesmas;

2. Undang-Undang tentang Makanan mutlak diperlukan agar lebih efektif dalam

pelaksanaan pengawasan makanan;

3. Sanksi terhadap pelanggaran lebih kuat termasuk tuntutan pidana akan tidak sulit

dilaksanakan ;

4. Melakukan Pembinaan terhadap Produsen Makanan Minuman;

5. Sosialisasi pada Konsumen & Distribusi Makanan minuman;

6. Monev terhadap Produsen Makanan minuman Industri Rumah Tangga.

4.4 Jumlah Desa / Kelurahan yang Melaksanakan STBM

Jumlah Desa / Kelurahan yang Melaksanakan STBM pada tahun 2018

ditargetkan 1611 desa dan terealisasi 2004 desa atau sebesar 124,39 persen.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil

capaian sudah melebihi dari target yang diinginkan.

Page 61: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 59

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Jumlah Desa / Kelurahan yang

Melaksanakan STBM mengalami fluaktif dari 750 desa tahun 2014 naik

menjadi 1075 desa pada tahun 2015, kemudian turun pada tahun 2016 sebesar

868 desa dan naik pada tahun 2017 sebesar 1685 desa dan naik lagi pada

tahun 2018 sebesar 2004 desa seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Jumlah Desa / Kelurahan yang Melaksanakan STBMdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Jumlah Desa / Kelurahan yang Melaksanakan STBM

yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 2004 desa,berarti belum

mencapai dari target Nasional sebesar 39616 desa (Kesmas, Kemkes RI, 2017).

Pemerintah menyempurnakan pendekatan CLTS dengan aspek sanitasi lain yang

saling berkaitan yang ditetapkan sebagai 5 pilar STBM, yaitu :

(1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS),

(2) Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS),

(3) Pengelolaan Air Minum dan

Makanan Rumah Tangga (PAMM-

RT),

(4) Pengamanan Sampah Rumah

Tangga (PS-RT), dan

(5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).

Page 62: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 60

Pendekatan STBM terdiri dari tiga strategi yang harus dilaksanakan secara

seimbang dan komprehensif, yaitu:

1) peningkatan kebutuhan sanitasi,

2) peningkatan penyediaan akses sanitasi, dan

3) penciptaan lingkungan yang kondusif.

4.5 Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja pada tahun 2018

ditargetkan 84 persen dan terealisasi 79,47 persen atau sebesar 94,61 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian belum

mencapai dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan

Kesehatan Kerja mengalami fluaktif dari 70 persen tahun 2014 turun menjadi 53 persen

pada tahun 2015, kemudian naik pada tahun 2016 sebesar 80 persen dan turun pada tahun

2017 sebesar 70,58 persen dan naik pada tahun 2018 sebesar 79,47 persen seperti terlihat

pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerjadi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan

Kerja yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 79,47%, berarti meningkat dari

tahun sebelumnya sebesar 70,58%. Kabupaten/ Kota Dengan capaian tertinggi ialah

Kabupaten PALI, Muratara, dan Kota Prabumulih mencapai 100%, sedangkan dengan

capaian terendah ialah kabupaten OKUS dengan capaian 31,58%. Rendahnya pencapaian

Page 63: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 61

puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dikarenakan:

1. Adanya reorganisasi yang mengakibatkan berubahnya pemegang program di

puskesmas;

2. Terbatasnya SDM pengolah data di lingkup Kesehatan Kerja;

3. Program Kesehatan Kerja belum dianggap sebagai program yang penting di

Puskesmas maupun di Kabupaten / Kota;

4. Sebagian puskesmas belum

menjalankan/ menerapkan SOP

Kesehatan Kerja;

5. SDM Puskesmas belum memahani

kewenangannya sebagai penanggung

jawab kesehatan berdasarkan konsep

kewilayahan termasuk bertanggung

jawab pada kesehatan pekerja di dalam

perusahaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas;

6. Minimnya alokasi anggaran bahkan tidak adanya dukungan terhadap Kesehatan

Kerja di puskesmas yang bersumber dari APBD;

7. Banyaknya Puskesmas yang belum memahami peruntukan dana-dana yang tersedia

di Puskesmas dapat digunakan untuk mendukung kegiatan kesehatan kerja seperti

dana BOK;

8. Belum adanya penghargaan bagi petugas kesehatan kerja di Puskesmas.

9. Koordinasi yang belum terbentuk dengan baik dengan LS terkait.

Upaya yang dilaksanakan dalam Kesehatan Kerja adalah :

Perlunya konsolidasi dan koordinasi dalam perencanaan yang baik dan perhitungan

yang akurat, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan kerja;

Perlunya mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kesehatan kerja ke dalam kegiatan

pokok Puskesmas;

Perlunya melakukan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan berkaitan dengan

kegiatan kesehatan kerja, karena faktor utama yang mempengaruhi perkembangan

suatu program yaitu SDM yang tersedia;

Page 64: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 62

Perlunya melakukan advokasi terhadap pimpinan Puskesmas melalui Dinas

Kesehatan yang belum paham mengenai masalah kesehatan kerja secara detail;

Perlunya mengoptimalkan fungsi bimbingan teknis bidang Kesehatan Kerja kepada

Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan UPTD;

Perlunya mengupayakan integrasi pencacatan dan pelaporan kesehatan kerja di

dalam sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas;

Perlunya mensinergikan kegiatan kesehatan kerja pada kegiatan utama seperti gizi,

kesehatan ibu dan kesehatan anak seperti gizi pada pekerja, kesehatan pada ibu

pekerja.

4.6 Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Olahraga

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Olahraga pada tahun 2018

ditargetkan 76 persen dan terealisasi 60,70 persen atau sebesar 79,87 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian belum

mencapai dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan

Kesehatan Olahraga mengalami fluaktif dari 82 persen tahun 2014 naik menjadi 100

persen pada tahun 2015, kemudian turun pada tahun 2016 sebesar 90,90 persen dan turun

lagi pada tahun 2017 sebesar 47,50 persen dan naik pada tahun 2018 sebesar 60,70

persen seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Olahragadi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima)

Tahun 2014 s/d 2018

Page 65: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 63

Dilihat dari grafik diatas Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan

Olahraga yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 60,70% berarti meningkat

dari tahun sebelumnya sebesar 47,5%. Untuk persentase tertinggi ialah kabupaten Pali,

Muratara, Kota Prabumulih dan Palembang, dengan capaian 100% dan cakupan terendah

ialah kabupaten Musi rawas dengan persentase 21,05%. Rendahnya pencapaian puskesmas

yang menyelenggarakan kesehatan olahraga dikarenakan :

1. Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya program Kesehatan

Olahraga;

2. Pengelola Kesehatan Olahraga pada umumnya tenaga baru yang belum memiliki

pengetahuan terkait Kesehatan Olahraga;

3. Minimnya alokasi anggaran bahkan tidak adanya dukungan terhadap Kesehatan

Olahraga di puskesmas yang bersumber dari APBD;

4. Banyaknya Puskesmas yang belum memahami peruntukan dana-dana yang

tersedia di Puskesmas dapat digunakan untuk mendukung kegiatan kesehatan

olahraga seperti dana BOK

5. Bimbingan teknis dan sistem pelaporan yang belum berjalan secara terpadu dan

tersistem;

6. Belum adanya penghargaan bagi petugas kesehatan olahraga di Puskesmas;

7. Olahraga belum merupakan gaya hidup di masyarakat.

Page 66: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 64

5. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

5.1 Persentase Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri

Persentase Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri pada tahun 2018 ditargetkan 35

persen dan terealisasi 36,38 persen atau sebesar 103,94 persen. Jika dibandingkan dengan

target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah melebihi dari target yang

diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Desa Siaga Aktif Purnama dan

Mandiri sesuai kebutuhan mengalami flutuaktif dari 28,64 persen tahun 2014 turun

menjadi 25,06 persen di tahun 2015 naik menjadi 30,10 persen pada tahun 2016 naik lagi

33,61 persen pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 36,38 persen pada tahun 2018 seperti

terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiridi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima )

Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri yang ada di

Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 36,38%,berarti meningkat dari tahun sebelumnya

sebesar 33,61%.

Page 67: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 65

Meningkatnya capaian Persentase Desa Siaga Aktif Purnama & mandiri adalah ;

Adanya komitmen yang besar dari Pemerintah baik Pusat, Provinsi maupun

Kabupaten /Kota dalam pelayanan masyarakat;

Forum masyarakat desa/ kelurahan sudah berjalan secara teratur;

Mobilisasi kader kesehatan sangat tinggi;

Keberadaan UKBM yang dapat

dilaksanakan ;

Surveilans berbasis masyarakat

Penanggulangan bencana dan kedaruratan

kesehatan

Penyehatan Lingkungan

Tercapainya (terakomodasikannya)

pendanaan untuk pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif dalam Anggaran Pembangunan Desa atau Kelurahan serta

dari masyarakat dan dunia usaha;

Adanya Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Pengembangan

Desa dan Kelurahan Siaga;

Adanya kewenangan yang luas dari Pemerintah Desa/ Kelurahan untuk mengatur

dan mengembangkan pelayanan dasar yang ada di wilayah masing - masing ;

Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan

Siaga Aktif;

Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau

memberikan pelayanan setiap hari;

Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan

kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

5.2 Persentase Rumah Tangga Ber – PHBS

Persentase Rumah Tangga Ber - PHBS pada tahun 2018 ditargetkan 60 persen dan

terealisasi 64 persen atau sebesar 106,67 persen. Jika dibandingkan dengan target yang

ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian sudah melebihi dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Rumah Tangga Ber - PHBS

mengalami fluaktif dari 64,3 persen tahun 2014 naik menjadi 67,6 persen pada tahun

Page 68: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 66

2015 tapi turun pada tahun 2016 sebesar 67,5 persen kemudian turun lagi pada tahun 2017

sebesar 64,92 dan turun lagi pada tahun 2018 sebesar 64 persen seperti terlihat pada grafik

berikut ;

Grafik : Persentase Rumah Tangga Ber - PHBSdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima)

Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Rumah

Tangga Ber - PHBS yang ada di Sumatera Selatan

Tahun 2018 sebesar 64%,berarti menurun dari

tahun sebelumnya sebesar 64,9%. Persentase

Rumah Tangga Ber-PHBS pencapaiannya tertinggi

pada Kabupaten Banyuasin sebesar 74,6% dan

yang terendah pada Kabupaten Mura sebesar

31,3%.

Penyebab peningkatan persentase rumah tangga ber- PHBS antara lain:

a. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan khususnya PHBS;

b. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan sehat dan perilaku

sehat sehingga meningkatkan derajat kesehatan;

c. Peningkatan penyuluhan dan pemantauan pola PHBS;

Page 69: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 67

d. Masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan & mampu

mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat;

e. Peningkatan penghasilan / pendapatan yang layak.

5.3 Persentase Posyandu Aktif

Persentase Posyandu Aktif pada tahun 2018 ditargetkan 60 persen dan terealisasi

61,01 persen atau sebesar 101,68 persen. Jika dibandingkan dengan target yang

ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil capaian sudah melebihi dari target yang

diinginkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Posyandu Aktif mengalami fluaktif

dari 59,69 persen tahun 2014 naik menjadi 62,35 persen pada tahun 2015, kemudian naik

lagi pada tahun 2016 sebesar 66,91 dan naik lagi pada tahun 2017 sebesar 67,07 dan turun

pada tahun 2018 sebesar 61,01 persen seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Posyandu Aktifdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Posyandu Aktif yang ada di Sumatera Selatan

Tahun 2018 sebesar 60,01%,berarti melebihi dari target Nasional sebesar 56,57% (Kesmas,

Kemkes RI, 2017) yang tertinggi Kota Pagar Alam sebesar 98,46% dan yang terendah

pencapaiannya pada Kabupaten Pali sebesar 19,67%.

Page 70: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 68

Walaupun posyandu sudah melebihi dari target yang diinginkan tapi pengembangan

posyandu belum optimal, hal ini dikarenakan :

a. Posyandu adalah UKBM yang melibatkan banyak Lintas Sektor, dan saat ini

masih banyak anggapan bahwa posyandu merupakan milik Dinas Kesehatan,

sehingga keterlibatan Lintas Sektor masih minim begitu pula pemerintah

Desa/Kelurahan maupun kecamatan.

b. Forum Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu banyak yang belum

terbentuk baik ditingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan,

sehingga koordinasi tidak berjalan, begitu pula dengan pembinaan ketingkat

kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan menjadi terkendala.

c. Kegiatan Posyandu terfokus pada penimbangan bayi dan balita yaitu pada

pengisian KMS, sedangkan kegiatan-kegiatan lain tidak terlalu diperhatikan;

d. Sebagian Posyandu di suatu wilayah kerja Puskesmas tidak menerapkan sistem 5

meja dengan baik meski jumlah kader ada 5 orang hal ini dikarenakan tidak ada

pembagian tugas antar kader dan terkadang kader yang datang dalam kegiatan

posyandu sedikit;

e. Kurangnya motivasi ibu balita (masyarakat) untuk dapat ke posyandu karena

keterbatasan waktu/ pekerjaan;

f. Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada timbangan bayi

dan dewasa;

g. Kurangnya peningkatan revitalisasi posyandu disetiap wilayah dalam hal ini

Puskesmas

6. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

6.1 Persentase Rumah Sakit Terakreditasi

Persentase Rumah Sakit Terakreditasi pada tahun 2018 sebesar 64 persen. Jika

dibandingkan dengan target casecading/ pohon kinerja tahun 2018 sebesar 65 persen maka

persentase capaian tahun 2018 adalah sebesar 98,46 persen, dengan kata lain indikator

kinerja persentase Rumah Sakit Terakreditasi belum mencapai dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, persentase Rumah Sakit Terakreditasi

mengalami peningkatan dari 4 persen tahun 2015 naik menjadi 20 persen di tahun 2016

Page 71: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 69

naik lagi menjadi 48 persen pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 64 persen pada tahun

2018 seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Rumah Sakit Terakreditasidi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Rumah Sakit Terakreditasi yang ada di Sumatera

Selatan Tahun 2018 sebesar 64% berarti melebihi dari target Nasional sebesar 53,47%

(Ditjen Pelkes, 2017). Walaupun sudah melebihi dari target nasional tapi belum mencapai

target yang ditetapkan. RSUD yang terakreditasi 16 RS (64%) sedangkan yang belum

terakreditasi 36% (9 RS). Kendala yang terjadi di karenakan

1. Belum cukup SDM, Sarana, prasarana dan Alat Kesehatan yang masih kurang,

serta belum adanya Dana.

Upaya yang harus dilakukan :

2. Rumah Sakit yang belum Akreditasi dapat membuat komitmen untuk di

akreditasi, sehingga di harapkan semua Rumah Sakit dapat terakreditasi dan

memberikan pelayanan BPJS. Melakukan Pembinaan Akreditasi RS versi

SNARS Edisi I.

6.2 Persentase Puskesmas yang Terakreditasi

Persentase Puskesmas Terakreditasi pada tahun 2018 sebesar 90,13 persen. Jika

dibandingkan dengan target casecading / pohon kinerja tahun 2018 sebesar 70 persen maka

persentase capaian tahun 2018 adalah sebesar 141,61 persen, dengan kata lain indikator

kinerja persentase Puskesmas Terakreditasi sudah melebihi dari target yang ditetapkan.

Page 72: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 70

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, persentase Puskesmas Terakreditasi

mengalami peningkatan dari 7,6 persen tahun 2014 naik menjadi 20,54 persen di tahun

2015 naik lagi menjadi 28,7 persen pada tahun 2016 dan naik lagi menjadi 64,65 persen

pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 99,13 persen pada tahun 2018 seperti terlihat pada

grafik berikut ;

Grafik : Persentase Puskesmas Terakreditasidi Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Puskesmas Terakreditasi yang ada di Sumatera

Selatan Tahun 2018 sebesar 99,13% berarti melebihi dari target Nasional sebesar 42,98%

(Ditjen Pelkes, 2017).

Hal ini berarti pada tahun 2018 indikator ini sudah melebihi dari target yang

ditetapkan sebesar 70%. Keberhasilan indikator ini adalah :

1. Tersedianya dana DAK Non Fisik dan Fisik untuk Akreditasi Puskesmas di

Kabupaten / Kota;

2. Dukungan Kadinkes Kabupaten / Kota;

3. Dukungan sumber daya puskesmas yang

akan diakreditasi;

4. Melakukan pelatihan akreditasi

puskesmas di Kabupaten / Kota;

5. Pembinaan akreditasi pada Dinas

Kesehatan di Kabupaten /Kota.

Upaya yang dilakukan :

Page 73: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 71

Memotivasi secara moral dan nyata terhadap puskesmas yang disiapkan untuk

akreditasi agar mau dilakukan survey.Motivator tersebut antara lain adalah tim

pendamping Kabupaten/ Kota, dinas kesehatan Kab/Kota maupun dinas kesehatan

provinsi

Perlu dilakukan advokasi ke Bupati, Ketua DPRD Kab/Kota, Kepala Badan

Perencanaan Daerah Kab/Kota, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kab/Kota mengenai pentingnya Akreditasi Puskesmas

Mempercepat proses penyusunan dokumen dan implementasinya dengan

melibatkan penanggung jawab program terkait di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan

Dinas Kesehatan Provinsi.

6.3 Persentase Produk dan Sarana Produksi Distribusi Alkes dan PKRT yang

memenuhi Syarat

Persentase Produk dan Sarana Produksi Distribusi Alkes dan PKRT yang memenuhi

Syarat pada tahun 2018 ditargetkan 47 persen dan terealisasi 16,95 persen atau sebesar

36,06 persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasil

capaian ini belum mencapai dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam dua tahun terakhir, Persentase Produk dan Sarana Produksi

Distribusi Alkes dan PKRT yang memenuhi Syarat di Provinsi Sumatera Selatan mengalami

peningkatan dari 6,25 persen tahun 2017 dan naik menjadi 16,95 persen pada tahun

2018, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Produk dan Sarana Produksi Distribusi Alkes dan PKRT yangMemenuhi Syarat di Provinsi Sumatera Selatan Selama 2 (dua)

Tahun 2017 s/d 2018

Page 74: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 72

Persentase Produk dan Sarana Produksi Distribusi Alkes dan PKRT yang Memenuhi

syarat di Sumatera Selatan Tahun 2018 pencapaiannya sebesar 16,95%, berarti

pencapaiannya belum mencapai target yang diinginkan. Rendahnya pencapaian tersebut

dikarenakan :

Terdapat sarana penyalur alat kesehatan yang tidak memiliki ketersediaan barang

alat kesehatan sesuai jenis alkes yang disalurkan dalam gudang yang telah

disediakan;

Masih banyak perusahaan penyalur alkes yang belum melakukan pelaporan yang

berbasis on-line karena belum pernah mengikuti pelatihan dan pembekalan

langsung ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan;

Terdapat banyak Sarana penyalur Alat Kesehatan dan PKRT belum memiliki

SOP dalam melakukan pekerjaannya;

Terdapat beberapa sarana penyalur Alat Kesehatan melakukan penyimpanan alat

kesehatan dengan cara penumpukan dus melebihi standar yang telah ditentukan

sehingga dapat mempengaruhi kualitas alat kesehatan khususnya pada posisi

paling bawah.

Upaya yang harus dilakukan antara lain :

Menyarankan kepada pemilik sarana dalam peningkatan pengetahuan dan

pemahanan bagi Penanggung Jawab Teknis tentang peraturan perundang-

undangan terkait dengan Produksi, Izin Edar dan Penyaluran alat kesehatan &

PKRT dalam rangka peningkatan mutu, keamanan dan manfaat alat kesehatan

yang di produksi maupun yang didistribusikan;

Melakukan pembinaan pengawasan dan pengendalian pada sarana Produksi dan

Distribusi Alat Kesehatan dan PKRT secara berkala sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan yang terkait.

7. Pelayanan Kesehatan

7.1 Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan yang

Kompeten

Page 75: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 73

Persentase pertolongan persalinan di Fasilitas Kesehatan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten pada tahun 2018 ditargetkan 87 persen dan terealisasi 88,4 persen atau sebesar

101,61 persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil

capaian ini sudah melebihi dari target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, persentase pertolongan persalinan di

Fasilitas Kesehatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten mengalami peningkatan dari 80

persen tahun 2015 naik menjadi 83 persen pada tahun 2016 naik lagi menjadi 88 persen

pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 88,4 persen pada tahun 2018 seperti terlihat pada

grafik berikut :

Grafik : Persentase Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan olehTenaga Kesehatan yang Kompeten di Provinsi Sumatera Selatan

Selama 4 (empat ) Tahun 2015 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan oleh Tenaga

Kesehatan yang ada di Sumatera Selatan Tahun 2018 sebesar 88,4%,berarti sudah

melebihi dari target Nasional sebesar 79,3% (Riskesdas 2018) yang tertinggi di kota

prabumulih (100%) dan kota palembang (98,8%) dan yang terendah Kab. Muratara (56,2%)

Upaya yang dilakukan untuk peningkatan persentase pertolongan persalinan di

Fasilitas Kesehatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten adalah :

Page 76: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 74

1. Menyediakan akses & pelayanan kegawatdaruratan kebidanan & bayi baru lahir

dasar di tingkat Puskesmas (PONED), serta pelayanan kegawatdaruratan obstetric

& neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK);

2. Penyediaan anggaran terkait dengan Jampersal & Jamkesmas yang telah

bertransformasi ke dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

3. Meningkatnya cakupan ANC (ante natal care) sehingga ibu hamil bersalin ke

tenaga kesehatan;

4. Menetapkan kebijakan tentang seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga

kesehatan & diupayakan di fasilitas kesehatan;

5. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan persalinan dengan bantuan

tenaga kesehatan atau di fasilitas kesehatan, penggunaan stiker P4K (Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang sudah berjalan dengan

baik;

6. Promosi oleh tenaga kesehatan dan kader PKK tentang persalinan di Fasilitas

Kesehatan;

7. Peningkatan penempatan tenaga kesehatan, sampai dengan tingkat desa, yaitu

dengan penempatan bidan di desa yang benar-benar tinggal didesa, pembangunan

Poskesdes dan pelaksanaan program Desa Siaga yang meningkatkan akses

masyarakat termasuk ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan berbagai

program lainnya.

7.2 Persentase Desa yang Mencapai UCI

Persentase Desa Universal Child Imunisation pada tahun 2018 ditargetkan 90 persen

dan terealisasi 94,1 persen atau sebesar 104,44 persen. Jika dibandingkan dengan target

yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian indikator ini sudah melebihi dari target

yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, Persentase Desa Universal Child Imunisation

mengalami fluaktif dari 93,5 persen persen tahun 2014 naik menjadi 95 persen pada

tahun 2015 kemudian turun menjadi 91 persen pada tahun 2016 kemudian naik menjadi 92,6

persen dan naik lagi menjadi 94,1 persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik

berikut ;

Page 77: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 75

Grafik : Persentase Desa Universal Child Imunisationdi Provinsi Sumatera Selatan 5 (lima) Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas persentase Desa Universal Child Imunisation di Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2018 sebesar 94,1% meningkat dari tahun 2017 sebesar 92,6%.

Dalam 3 tahun terakhir cakupan UCI Desa di Provinsi Sumatera Selatan mengalami

peningkatan dan masih diatas target nasional. Jika dilihat dari kabupaten/kota masih ada

kabupaten yang 3 tahun berturut-turut cakupan UCI desa dibawah target yaitu kabupaten

Empat Lawang pada tahun 2016 (53,2%), tahun 2017 (78,8%), dan tahun 2018 (78,8%) serta

di tahun 2018 kabupaten Muara Enim hanya mencapai 67,2 %. Hal ini perlu mendapat

perhatian lebih lanjut, apalagi sebagian petugas imunisasi kabupaten/kota dan puskesmas

baru dimutasi dan belum dilatih mengenai program imunisasi, baik teknis program maupun

cold chain. Selain itu juga sarana dan prasarana sebagian sudah disediakan dari provinsi.

Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Persentase Desa yang mencapai UCI

adalah :

1. Strategi : pemerataan UCI memanfaatkan PWS, Area Spesific Implementation,

pendekatan resiko, meningkatkan mutu pelayanan, efisiensi dg vaksin kombinasi,

dan meningkatkan kemitraan;

2. Peningkatan kapasitas SDM pengelola program imunisasi;

3. Manajemen yg baik pengelolaan program imunisasi terutama di tingkat

Puskesmas;

4. Tercapainya Imunisasi dasar secara lengkap;

Page 78: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 76

5. Adanya koordinasi lintas sector dan program;

6. Tersedianya fasilitas & infrastruktur yang adekuat;

7. Kesadaran & pengetahuan masyarakat dalam memberikan Imunisasi Lengkap di

tempat fasilitas kesehatan;

8. Pemberdayaan masyarakat melalui TOGA, TOMA, aparat desa & kader;

9. Petugas Puskesmas melakukan sweeping dan penyuluhan.

7.3 Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi Dasar Lengkap pada tahun 2018 ditargetkan 95 persen dan terealisasi

99.3 persen atau sebesar 104,53 persen. Jika dibandingkan dengan target yang

ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian indikator ini sudah melebihi dari

target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Imunisasi Dasar Lengkap mengalami

peningkatan dari 95 persen persen tahun 2015 naik menjadi 98,8 persen pada

tahun 2016 kemudian naik lagi menjadi 99 persen pada tahun 2017 dan naik lagi

menjadi 99,3 persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Imunisasi Dasar Lengkap di Provinsi Sumatera Selatan4 (empat) Tahun 2015 s/d 2018

Page 79: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 77

Dilihat dari grafik diatas Imunisasi Dasar Lengkap di Sumatera Selatan Tahun2018 sebesar 99,3%,berarti melebihi dari target Nasional sebesar 90,8% (P2P,Kemkes RI, 2017).

Grafik : Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 - 2018

Jika dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap provinsi Sumatera Selatan

mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2016 : 98,8%, tahun 2017 : 99% dan

pada tahun 2018 cakupan IDL mencapai 99,3%, tetapi cakupan tersebut tidak

merata jika dilihat per Kabupaten/Kota, masih ada Kabupaten/Kota cakupan

IDL dibawah target seperti kabupaten Empat Lawang dimana 3 tahun terakhir

tidak mencapai target yaitu pada tahun 2016 (82%), tahun 2017 (81,3%), tahun

2018 (79,5%) dan kabupaten Muara Enim dalam 2 tahun terakhir cakupan IDL

tidak pernah mencapai target yaitu pada tahun 2017 (89,9%), tahun 2018

(88,7%), sedangkan kabupaten/kota yang lain cakupan masih berfluktuasi. Hal

ini disebabkan rotasi petugas imunisasi di puskesmas yang tinggi sehingga

petugas yang baru belum banyak memahi program imunisasi.

7.4 Persentase Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) Aktif

Persentase Posbindu PTM Aktif di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018

ditargetkan 40 persen dan terealisasi 63,7 persen atau sebesar 159,25 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudah

melebihi dari target yang ditetapkan.

Page 80: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 78

Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, Persentase Posbindu PTM Aktif di Provinsi

Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari 22,23 persen tahun 2016 naik menjadi

42,47 persen pada tahun 2017 dan naik lagi menjadi 63,7 persen pada tahun 2018, seperti

terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Posbindu PTM Aktif di Provinsi Sumatera SelatanSelama 3 (tiga) Tahun 2016 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas persentase Posbindu Aktif dalam kurun waktu 3 tahunsemakin meningkat berarti sudah sebagaian Kab/Kota mempunyai Posbindu PTM Aktif.

Pencapaiannya yang tertinggi Kota Pagar Alam sebesar 182,86%, Kota Prabumulihsebesar 135,14%, Kota Lubuk Linggau sebesar 106,94% dan yang terendah KabupatenEmpat Lawang sebesar 10,26% dan Kabupaten OKU Selatan sebesar 26,98%. Walaupunposbindu aktif sudah melebihi dari target yang diinginkan tapi masih ada masalah dalamposbindu aktif, antara lain ;

Ketersediaan alat Posbindu KIT masih terbatas Kader Posbindu PTM desa masih banyak yang belum terlatih Sosialisasi Posbindu PTM pada pemerintahan desa /kelurahan masih belum

optimal

Upaya yang dilakukan untuk peningkatan persentase desa yang melaksanakanPosbindu Penyakit Tidak Menular yaitu ;

Peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM Memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat yang

beresiko terkena penyakit PTM Mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif

seperti penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan Posbindu PTM kePuskesmas

Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini (skrining) faktor risikopenyakit tidak menular

Page 81: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 79

Melakukan advokasi dan sosialisasi program pencegahan dan penanggulanganpenyakit tidak menular

Meningkatkan monitoring pelaksanaan kegiatan program pencegahan danpenanggulangan penyakit tidak menular

Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program pencegahan danpenanggulangan penyakit tidak menular.

7.5 Persentase Puskesmas Pandu Penyakit Tidak Menular (PTM)

Persentase Puskesmas Pandu PTM di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018ditargetkan 40 persen dan terealisasi 92,7 persen atau sebesar 231,75 persen. Jikadibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil capaian sudahmelebihi dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, Persentase Puskesmas Pandu PTM di ProvinsiSumatera Selatan mengalami fluaktif dari 26,77 persen tahun 2016 naik menjadi 93persen pada tahun 2017 dan turun menjadi 92,7 persen pada tahun 2018, seperti terlihatpada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Puskesmas Pandu PTM di Provinsi Sumatera SelatanSelama 3 (tiga) Tahun 2016 s/d 2018

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian Terpadu PTM di Sumatera

Selatan Tahun 2018 pencapaiannya sebesar 92,7%, berarti pencapaiannya sudah melebihi

dari target yang diinginkan 40%. Hampir semua Kabupaten yang melaksanakan Pengendalian

Terpadu PTM dan hanya 4 Kabupaten yang belum melaksanakan Pengendalian Terpadu

PTM yaitu ;

1. Muara Enim

2. OKUS

3. Ogan Ilir

4. Palembang

Page 82: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 80

Walaupun pencapaiannya sudah melebihi dari target tapi masalah masih ada pada

Pandu PTM antara lain;

Pada indikator pandu PTM belum semua Puskesmas memiliki Poli PTM

Kerjasama lintas program dalam tatalaksan PTM belum berjalan dengan baik

7.6 Pemeriksaan HIV pada Populasi usia diatas 15 tahun

Pemeriksaan HIV pada Populasi Usia Diatas 15 Tahun di Provinsi Sumatera Selatan

pada tahun 2018 ditargetkan 40.000 orang dan terealisasi 47.103 orang atau sebesar 117,76

persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018, maka hasil

capaian sudah melebihi dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Pemeriksaan HIV pada Populasi Usia Diatas

15 Tahun di Provinsi Sumatera Selatan mengalami fluaktif dari 18.253 orang tahun 2015

turun menjadi 12.289 orang pada tahun 2016 kemudian naik menjadi 36.500 orang pada

tahun 2017 dan naik lagi menjadi 47.103 orang pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik

berikut ;

Grafik : Pemeriksaan HIV pada Populasi Usia Diatas 15 Tahundi Provinsi Sumatera Selatan

Selama 4 (empat) Tahun 2015 s/d 2018

Page 83: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 81

Dilihat dari grafik diatas Pemeriksaan HIV pada Populasi Usia Diatas 15 Tahun di

Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir semakin banyak berarti

banyak masyarakat yang memeriksa HIV diatas usia 15 tahun.

Analisa Situasi Epidemi HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual di Sumatera Selatan

dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2018, sebagai berikut :

1). Data Januari sampai dengan Desember 2018

a. Infeksi HIV : 435 kasus

b. Penderita AIDS : 246 Penderita

2). Data Kumulatif dari 1995 sampai dengan Desember 2018 :

a. Pengidap HIV : 1.565 Pengidap

b. Penderita AIDS : 1.681 Penderita

Pemeriksaan HIV pada populasi usia diatas 15 tahun sampai Desember 2018

pencapaiannya 47.103 orang, berarti pencapaiannya sudah melebihi dari target 40.000 orang.

Walaupun pencapaian sudah melebihi dari target tapi masih banyak masalah, antara lain;

Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang memilki pengetahuan komprehensif

tentang HIV-AIDS untuk mendapatkan data tersebut perlu dilakukan survei dengan

menyebarkan kuesioner kepada kelompok usia 15-24 tahun dengan sampel 250

sampel, sebaiknya kegiatan ini dapat di dukung oleh APBD Provinsi Sumatera

Selatan, dengan tempat sasaran 17 Kabupaten/Kota;

Masih terbatasnya fasyankes yang mampu melakukan layanan HIV;

Masih minimnya APBD II di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk program HIV-

AIDS dan IMS, terutama untuk sharing reagen rapid tes HIV,reagen IMS dan obat-

obatan IMS sebagai penunjang operasional layanan KTS dan IMS. Dan juga

tingginya turn over Pengelola Program HIV-AIDS Kabupaten/Kota.

Upaya yang harus dilakukan antara lain ;

On The job Training petugas puskesmas mengenai pemeriksaan HIV sehingga

diharapkan semua petugas laboratorium puskesmas bisa melakukan pemeriksaan

HIV minimal penggunaan rapid I;

Pengadaan dan pendistribusian logistik program HIV/AIDS dan IMS:

Page 84: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 82

Mencegah penularan HIV ke anak-anak, Provinsi dan Kab/Kota perlu

melaksanakan tes HIV dan konseling HIV yang diprakarsai oleh penyedia

kesehatan.

7.7 Persentase Masyarakat yang Terlayani oleh PSC Kab/KotaPersentase Masyarakat yang Terlayani oleh PSC Kab/Kota pada Tahun 2018 sebesar 15

persen. Jika dibandingkan dengan Casecading/pohon kinerja tahun 2018 sebesar 30

persen maka capaian tahun 2018 adalah sebesar 50 persen, dengan kata lain indikator

kinerja ini belum mencapai dari target yang ditetapkan.

Grafik : Persentase Masyarakat yang terlayani oleh PSC Kab/Kota

4530

15yang harusdicapaitargetpacaian 2017capaian 2018

Dari diagram diatas persentase masyarakat yang terlayani oleh PSC di Sumatera

Selatan Tahun 2018 pencapaiannya sebesar 15%, berarti pencapaiannya belum mencapai

target yang diinginkan 30%. Rendahnya pencapaian masyarakat yang terlayani oleh PSC

dikarenakan :

Belum banyak masyarakat yang mengetahui layanan PSC 119;

Keterbatasan sarana seperti ambulance PSC dan tenaga kesehatan yang

mempengaruhi efektifitas pelyanan yang diberikan;

Belum adanya call center baik terintegrasi dengan call center 119 pusat maupun

no telepon khusus di kab/kota masing masing.

Upaya yang dilakukan agar masyarakat terlayani oleh PSC adalah :

Page 85: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 83

Memotivasi PSC Kab/Kota agar aktif mensosialisasikan keberadaan pelayanan

PSC 119;

Secara bertahap disarankan untuk melengkapi sarana dan prasarana seperti

gedung ataupun ambulance, baik ambulance roda 4, ambulance roda 2 maupun

ambulance kapal untuk wilayah perairan;

Melengkapi SDM sesuai kebutuhan;

Mengupayakan Call center 119 baik yang terintegrasi dengan pusat atau paling

tidak no telepon khusus wilayahnya;

Seperti ambulance PSC dan tenaga kesehatan yang ada juga mempengaruhi

efektifitas pelayanan yang diberikan. Serta belum adanya Call center baik

yang terintegrasi dengan call center Pusat maupun No. Telepon Khusus di

Kab/Kota masing masing.

7.8 Indeks Keluarga Sehat

Indeks Keluarga Sehat pada tahun 2018 sebesar 0,18 persen. Jika dibandingkan

dengan target casecading / pohon kinerja Tahun 2018 sebesar 0,22 persen maka persentase

capaian tahun 2018 adalah sebesar 81,82 persen, dengan kata lain indikator kinerja Indeks

Keluarga Sehat belum mencapai target yang diinginkan.

Jika dilihat dalam dua tahun terakhir, Indeks Keluarga Sehat mengalami penurunan

dari 0,18 persen tahun 2018 turun dari tahun 2017 sebesar 0,2 seperti terlihat pada grafik

berikut ;

Grafik : Indeks Keluarga Sehatdi Provinsi Sumatera Selatan Selama 2 (dua)

Tahun 2017 s/d 2018

Page 86: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 84

Dilihat dari grafik diatas Indeks Keluarga Sehat di Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2018 sebesar 0,18 berarti melebihi dari target Nasional sebesar 0,16 (Data PISPK, 2017), tapi

walaupun sudah melebihi dari target nasional, IKS Sumatera Selatan belum dikatakan Sehat

karena IKS dikatakan sehat rangenya 0,6 – 0,8.

Rendahnya pencapaian Indeks Keluarga Sehat dengan pendekatan keluarga , antara

lain :

a. Wilayah kerja PKM yang belum registrasi ulang menghambat pengisian data di

aplikasi;

b. SK PIS-PK yang ditandatangani Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota)

belum ada;

c. Mutasi Fasilitator Kab/Kota ;

d. Kurangnya komitmen Kapus

dalam Pelaksanaan PISPK;

e. Belum memprioritaskan PIS-PK

(Menjalankan proses akreditasi

PKM, dan kegiatan pelayanan

lainnya);

f. Kurangnya pemahaman nakes tentang aplikasi KS, analisa data PISPK;

g. Laporan yang disampaikan Kab/Kota tidak tepat waktu;

Page 87: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 85

h. Beberapa Kab/Kota tidak ada pendanaan khusus PISPK (Pendanaan Prokesga,

Pencetakan PIN Kesga dan Operasional Lapangan), Kurangnya pemahaman

pemanfaatan dana BOK, kapitasi dll;

i. Belum dilakukan monev terpadu berjenjang dalam tahap-tahap pelaksanaan

PISPK;

j. Warga yang tidak berada di rumah pada jam kerja Puskesmas, sehingga harus

dikunjungi di luar jam kerja (sore/malam hri, hari libur);

k. Warga tidak menerima dikunjungi nakes Puskesmas;

l. Beberapa daerah tidak stabil jaringan internetnya.

Upaya yang dilakukan dalam Indeks Keluarga Sehat dalam pendekatan keluarga,

antara lain :

1. Memberikan feedback rutin (WA grup, email);

2. Melakukan bimtek berkala melalui koordinasi dan integrasi program

yankesprimertrad (registrasi PKM, PKB, dll);

3. Mengupayakan advokasi kepala daerah untuk pembuatan SK PISPK;

4. Mengupayakan monev terpadu lintas program.

8. Sumber Daya Kesehatan

8.1 Persentase Fasyankes yang Memiliki SDMK sesuai Standar

Persentase Fasyankes yang Memiliki Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)

sesuai Standar pada tahun 2018 ditargetkan 60 persen dan terealisasi 21,76 persen atau

sebesar 36,27 persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 ,

maka hasil capaian ini belum mencapai dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Persentase Fasyankes yang Memiliki Sumber

Daya Manusia Kesehatan (SDMK) sesuai Standar di Provinsi Sumatera Selatan mengalami

fluaktif dari 57 persen tahun 2015 naik menjadi 81,74 persen pada tahun 2016

kemudian turun menjadi 67,87 persen pada tahun 2017 dan turun lagi menjadi 21,76

persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik berikut ;

Grafik : Persentase Fasyankes yang Memiliki Sumber Daya ManusiaKesehatan (SDK) sesuai Standar di Provinsi Sumatera Selatan

Selama 4 (empat) Tahun 2015 s/d 2018

Page 88: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 86

Dilihat dari grafik diatas Persentase Fasyankes yang Memiliki Sumber Daya

KesehatanManusia (SDMK) sesuai Standar pada tahun 2018 sebesar 21,76% menurun dari

tahun 2017 sebesar 67,87%. Rendahnya Fasyankes yang Memiliki SDMK sesuai Standar

tahun 2018 dikarenakan :

Secara Keseluruhan Puskesmas yang memenuhi keseluruhan Tenaga Kesehatan

(9 Nakes )pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yang menjadi standar

Puskesmas masih sangat rendah berjumlah 48 Puskesmas (14,08%). Ketika

Puskesmas tidak memiliki Satu saja dari sembilan Tenaga Kesehatan yang ada

pada Permenkes tersebut maka Puskesmas blm memenuhi standar. Sementara

ada beberapa Puskesmas yang memiliki tenaga yang berlebih dari standar. Hal

ini menunjukkan adanya Pendistribusian Tenaga Kesehatan yang tidak merata

pada fasilitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas;

Rumah sakit yang sesuai dengan standar mengacu pada Permenkes Nomor 56

tahun 2014 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Menurut Indikator Kinerja, Rumah

Sakit Kelas C yang memenuhi Standar Permenkes 56 tahun 2014 di Provinsi

sumatera Selatan ada 2 (25%).

8.2 Persentase SDM Kesehatan yang Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)

Persentase Persentase SDM Kesehatan yang Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)pada tahun 2018 ditargetkan 50 persen dan terealisasi 73,21 persen atau sebesar 146,42

Page 89: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 87

persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2018 , maka hasilcapaian ini sudah melebihi dari target yang ditetapkan.

Jika dilihat dalam empat tahun terakhir, Persentase SDM Kesehatan yang MemilikiSTR (Surat Tanda Registrasi) di Provinsi Sumatera Selatan mengalami fluaktif dari 93,28persen tahun 2014 turun menjadi 55,68 persen pada tahun 2015 kemudian naik menjadi86,06 persen pada tahun 2016 kemudian turun lagi menjadi 77,23 persen dan turun lagimenjadi 73,21 persen pada tahun 2018, seperti terlihat pada grafik berikut

Grafik : Persentase SDM Kesehatan yang Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)di Provinsi Sumatera Selatan Selama 5 (lima)

Tahun 2014 s/d 2018

Dilihat dari grafik diatas Persentase Persentase SDM Kesehatan yang Memiliki STR

(Surat Tanda Registrasi) pada tahun 2018 sebesar 73,21% menurun dari tahun 2017 sebesar

77,23%. Peningkatan capaian tersebut adalah Jumlah tenaga kesehatan yang STR lebih

banyak dari usulan STR karena ;

Pengusulan STR banyak yang tidak melalui MTKP sehingga data usulan tidak ada

di MTKP;

Semua STR yang sudah selesai dikirim melalui MTKP;

Banyak STR yang dicetak 2x (double cetak).

Page 90: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 88

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1. IDENTIFIKASI MASALAH

Hambatan atau masalah dalam pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan dari

tahun 2014 - 2018 hanya berupa hambatan yang bersifat non teknis, dan itupun relatif dapat

diatasi dengan baik, dan tidak sampai mengganggu kelancaran pelaksanaan program

kesehatan. Secara umum, pencapaian indikator program kesehatan pada tahun 2014 - 2018 ini

sudah dapat mencapai target yang ditetapkan serta terlihat adanya peningkatan pencapaian

indikator program kesehatan dari tahun ke tahun tapi walaupun banyak peningkatan indicator

masih ada kendala yaitu

a. Penyediaan Anggaran untuk kegiatan Prioritas / mempunyai daya ungkit belum

optimal & belum tepat sasaran;

b. Penempatan tenaga kesehatan yang kurang merata sehingga terjadi penumpukan

tenaga kesehatan di suatu tempat & kekurangan ditempat lain, kurangnya

pemberian reward dan punishment kepada pegawai, Kompetensi / skill tenaga

kesehatan, mobilitas / perpindahan tenaga kesehatan masih cukup tinggi dengan

tidak ada pengganti di tempat asal (apalagi yang sudah dilatih) dan tenaga teknis;

c. Belum adanya Peraturan Daerah / Peraturan Gubernur yang mengatur tentang

ASI Ekslusif dan penurunan Stunting;

d. Masih Kurangnya tempat Laktasi ibu menyusui di tempat – tempat umum dan

Lintas sector;

e. Rendahnya kepatuhan petugas dalam memberikan pelayanan sesuai standar;

f. Ketersediaan data yang belum lengkap & valid membuat pemetaan surveilans

sulit dilakukan;

g. Belum banyak masyarakat yang mengetahui Layanan PSC 119, hal ini

disebabkan kurangnya sosialisasi keberadaan pelayanan PSC 119;

h. Banyak sarana penyalur alat kesehatan dan PKRT belum memiliki SOP dalam

melakukan pekerjaanya, beberapa sarana penyalur Alat Kesehatan melakukan

penyimpanan alat kesehatan dengan cara penumpukan dus melebihi standar yang

telah ditentukan sehingga dapat mempengaruhi kualitas alat kesehatan khususnya

pada posisi paling bawah;

Page 91: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 89

i. Dalam pendataan Indeks Keluarga Sehat, belum menginput data karena usulan

username & Password dari Pusdatin belum ada jawaban dan tidak lengkap

anggota pada saat wawancara/ keluarga menolak di wawancara;

j. Belum adanya regulasi yang disesuaikan dengan permasalahan di tiap daerah

sehingga kebijakan yang diambil tidak sepenuhnya berefek pada tujuan yang

ingin dicapai, sebagaian besar regulasi hanya berfokus pada akibat (kuratif &

rehabilitatif) dan mengenyampingkan pentingnya mengintervensi penyebab denga

usaha promotif dan preventif.

2.PEMECAHAN MASALAH

Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut;

a. Perlu dilakukan analisis kegiatan berdasarkan data capaian program sehingga

mendapatkan prioritas kegiatan yang mempunyai daya ungkit ;

b. Perlu adanya pemerataan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

kesehatan untuk menunjang penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada suatu

tempat, memberikan reward dan punishment kepada pegawai, Pelatihan tenaga

kesehatan ( tenaga

c. Tenaga kesehatan yang dilatih minimal selama tiga tahun tidak dimutasi dan usulan

penambahan tenaga teknis;

d. Perlu adanya Peraturan Daerah/ Peraturan Gubernur untuk penurunan Stunting dan

pengaturan ASI Eklusif;

e. Diupayakan adanya tempat laktasi untuk ibu menyusui di lintas sector dan tempat –

tempat umum;

f. Ketersediaan data yang valid dan tepat waktu, maka perlu dikembangkan sistem

informasi kesehatan yang terintegrasi dan on line pada semua level fasilitas

pelayanan kesehatan baik di Puskesmas, Kabupaten sampat ke tingkat Provinsi.

Keberhasilan tersebut perlu didukung penyiapan fasilitas dan tenaga yang berkaitan

dengan pengelolaan data;

g. Memotivasi PSC Kab/Kota agar aktif mensosialisasikan keberadaan pelayanan

PSC 119 kepada masyarakat;

h. Agar alat kesehatan dan PKRT sesuai standard dan peraturan perundang-undangan,

perlu dilakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pada sarana produksi

Page 92: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 90

dan distribusi alat kesehatan & PKRT secara berkala sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

i. Follow up surat usulan yang dikirimkan ke Pusdatin dan Sosialisasi ke desa untuk

jadwal pendataan;

j. Perlu adanya kebijakan dalam memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat

tercapai dengan terfokus pada promotif & preventif.

Page 93: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 91

BAB IV

PENUTUP

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dekonsentralisasi yang telah selesai disusun perlu

disosialisasikan kepada para pimpinan unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Selatan. Dengan sosialisasi ini diharapkan pelaksanaan kegiatan yang

direncanakan dapat mencapai hasil yang optimal, sehingga tujuan dan sasaran dapat dicapai.

Rencana pencapaian target dalam RKT Dekonsentralisasi secara periodik perlu

dipantau secara teratur, sehingga jika terjadi perubahan asumsi yang dipergunakan dalam

penetapan target/rencana dan dapat menyebabkan target tidak tercapai, masih dapat diatasi

sedini mungkin. Selain itu evaluasi dimaksudkan untuk mendeteksi apakah target yang

direncanakan masih relevan dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Akhirnya diharapkan dengan telah tersusunnya dokumen Rencana Kinerja Tahunan

(RKT) Dekonsentralisasi Dinas Kesehatan Tahun 2019 ini, dapat menjadi pemicu

peningkatan kinerja seluruh pegawai dalam mewujudkan good governance di lingkungan

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Palembang, Januari 2019

Page 94: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

RKT DINAS KESEHATAN Dekon 2019 92

Page 95: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

(1) (2) (4)

Meningkatnyakoordinasipelaksanaan tugas,pembinaan danpemberiandukunganmanajemenKementerianKesehatan

98%

Meningkatnyakualitaspengelolaankeuangan danBarang MilikNegara (BMN)KementerianKesehatan secaraefektif, efisien dandilaporkan sesuaiketentuan

1 Layanan

Meningkatnyakualitasperencanaan danpenganggaranprogrampembangunankesehatan

1 Layanan

1 Layanan

Meningkatnyapengelolaan datadan informasikesehatan

1 Layanan

Terselenggaranyapenguatan JaminanKesehatan Nasional(JKN)/KartuIndonesia Sehat(KIS)

Persentase harmonisasi dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya

Layanan Manajemen Keuangan BidangKesehatan

Layanan Perencanaan Bidang Kesehatan

Layanan Pemantauan dan Evaluasi

Layanan Data dan Informasi

Jumlah penduduk yang menjadi peserta PenerimaBantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan KesehatanNasional (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)(dalam juta)

(3)

RENCANA KERJA TAHUNAN DEKONSENTRASITINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

TAHUN 2019SKPD : DINAS KESEHATAN PROV. SUMSEL

No. URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Page 96: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

Dihasilkannyabahan kebijakanteknispengembanganpembiayaankesehatan danJaminan KesehatanNasional(JKN)/KartuIndonesia Sehat(KIS)

1 Dokumen

MeningkatnyaPembinaanKesehatan JamaahHaji mencapaiIstithaah(Kemampuan)

7.096 Jemaah Haji

MeningkatnyaUpayaPemberdayaanMasyarakat

1 Kebijakan Publik

80%

70%

50%

1 Dunia Usaha

2 Ormas

Meningkatnyaketersediaan danketerjangkauanpelayanankesehatan yangbermutu bagiseluruh masyarakat

85%

Meningkatnyapelayanan gizimasyarakat 95%

98%

Persentase persalinan di fasilitas pelayanankesehatan (PF)

Persentase ibu hamil KEK yang mendapatmakanan tambahan

Persentase ibu hamil yang mendapat TabletTambah Darah (TTD)

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yangmemanfaatkan Sumber Dayanya untukmendukung kesehatan

Bahan Kebijakan Teknis PengembanganPembiayaan Kesehatan dan Jaminan KesehatanNasional (JKN/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Pelayanan Kesehatan Haji

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnyauntuk Program Kesehatan

Jumlah Kebijakan Publik yang BerwawasanKesehatan

Persentase Kab/Kota yang memiliki KebijakanPHBS

Persentase Posyandu Aktif

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa10% untuk UKBM

Page 97: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

50%

50%

90%

30%

45%

Meningkatnyaakses dan kualitaspelayanankesehatan ibu danreproduksi

90%

100%

80%

Meningkatnyaakses dan kualitaspelayanankesehatan bayi,anak dan remaja 90%

70%

60%

Meningkatnyapembinaan upayakesehatan kerja danolahraga 80%

730 pos UKK

100%

Meningkatnyapembinaan,pengembangan danpengawasan upayakesehatantradisional dankomplementer 75%

Persentase ibu hamil yang mendapatkanpelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakankesehatan kerja dasar

Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerahPPI/TPI

Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKIyang memenuhi standar

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yangmendapat ASI eksklusif

Persentase bayi baru lahir mendapat InisiasiMenyusui Dini (IMD)Persentase balita kurus yang mendapat makanantambahan

Persentase remaja puteri yang mendapat TabletTambah Darah (TTD)

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakankesehatan tradisional

Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)

Persentase Puskesmas yang melaksanakanpenjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

Persentase Puskesmas yang melaksanakanpenjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7dan 10

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakankegiatan kesehatan remaja

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelasibu hamil

Persentase Puskesmas yang melakukan orientasiProgram Perencanaan Persalinan dan PencegahanKomplikasi (P4K)

Page 98: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

Menurunnyapenyakit menular,penyakit tidakmenular danpeningkatankualitas lingkungan

40%

50%

20%

50%

58%

32%

Menurunkan angkakesakitan akibatpenyakit yang dapatdicegah denganimunisasi,peningkatansurveilans,karantina kesehatan

93%

90%

17 Kab / Kota

2 Kab / Kota

MeningkatnyaPencegahan danPenanggulanganPenyakitBersumberBinatang 80%

95%

10 Kab / Kota

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)yang memenuhi syarat kesehatan

Persentase Kabupaten/ Kota yang memenuhikualitas kesehatan lingkungan

Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yangmendapat imunisasi dasar lengkap

Persentase respon penanggulangan terhadapsinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB)untuk mencegah terjadinya KLB dikabupaten/kota

Persentase Kabupaten/ Kota yang melakukanpengendalian vektor terpadu

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampumelaksanakan pencegahan dan pengendalianpenyakit lnfeksi Emerging

Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakankesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratankesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Persentase kasus malaria positif yang di obatisesuai standar

Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yangmelakukan POPM

Persentase Kab / Kota yang menyelenggarakanlima pilar STBM

Persentase Kab / Kota Sehat

Persentase sarana air minum yang dilakukanpengawasan

Persentase Tempat Umum yang memenuhi syaratkesehatan

Page 99: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

Menurunnyapenyakit menularlangsung 95%

79%

Persentase kasus HIV yang diobati 52%

Menurunnya angkakesakitan dankematian akibatpenyakit tidakmenular;Meningkatnyapencegahan danpenanggulanganpenyakit tidakmenular

40%

40%

50%

50%

20%

14 Kab / Kota

Meningkatnyapelayanankefarmasian danpenggunaan obatrasional di fasilitaskesehatan

60%

65%

40%

Persentase Puskesmas yang melaksanakanpelayanan kefarmasian sesuai standar

Persentase Rumah Sakit yang melaksanakanpelayanan kefarmasian sesuai standar

Persentase Kab / Kota yang menerapkanpenggunaan obat rasional di Puskesmas

Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahunyang dideteksi dini kanker serviks dan payudara

Persentase Kabupaten/ Kota yang melaksanakankebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal50% sekolahPersentase Puskesmas yang melaksanakan deteksidini dan rujukan kasus katarak

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakanupaya pencegahan dan pengendalian masalahpenyalahgunaan Napza di lnstitusi PenerimaWajib Lapor (IPWL)

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakankegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)PTM

Persentase cakupan penemuan kasus baru kustatanpa cacat

Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuaistandar

Persentase Puskesmas yang melaksanakanpengendalian PTM terpadu

Page 100: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan

Meningkatnyaakses dan mutusediaan farmasi,alat kesehatan danPerbekalanKesehatan RumahTangga (PKRT) 90%

83%

55%

Meningkatnyaketersediaan danmutu sumber dayamanusia kesehatansesuai denganstandar pelayanankesehatan

5600 orang

60%

5610 orang

30647 Orang

TersedianyaFasyankes rujukanberkualitas yangdapat dijangkauoleh masyarakat

125 RS

95%

Jumlah RS pratama yang dibangun 64 RS

Meningkatnyaakses pelayanankesehatan dasaryang berkualitasbagi masyarakat 6000 PKM

150 PKM

366 PKM

5600 PKM

Persentase ketersediaan obat dan vaksin diPuskesmas

Persentase produk Alkes dan PKRT di peredaranyang memenuhi syarat

Persentase sarana produksi alat kesehatan danPKRT yang memenuhi cara pembuatan yang baik(GMP/CPAKB)

Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenistenaga kesehatan

Persentase RS Kabupaten/ Kota kelas C yangmemiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokterspesialis penunjang

Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap danPuskesmas Rawat Inap yang memberikanpelayanan sesuai standar

Jumlah Kabupaten/Kota yang siap akreditasiFaskes primer

Jumlah Puskesmas yang telah bekerja samamelalui Dinas Kesehatan dengan UTD dan RS

Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkankompetensinya

Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikatpada pelatihan teknis dan fungsional terakreditasi

Jumlah RS Rujukan regional yang memenuhisarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

Persentase Kabupaten/ Kota dengan kesiapanakses layanan rujukan

Jumlah Puskesmas untuk memberikan pelayanansesuai standar termasuk Puskesmas Rawat Inap

Page 101: DINAS KESEHATAN - e-renggar.kemkes.go.id · kepala dinas kesehatan provinsi sumatera selatan, dra. lesty nurainy, apt.,m.kes pembina tk.i iv/b nip. 196207031989032002 bagan susunan