efektivitas dinas kesehatan dalam program ...eprints.untirta.ac.id/945/1/efektivitas dinas...

161
EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Oleh : Rima Herdiyana NIM 6661131821 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, November 2017

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

i

EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM

KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

(KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi

Ilmu Administrasi Publik

Oleh :

Rima Herdiyana

NIM 6661131821

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, November 2017

Page 2: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

i

Page 3: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

i

Page 4: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

ABSTRAK

Rima Herdiyana. NIM 6661131821. Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Serang. Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

2017.Dosen Pembimbing I: Riny Handayani, M.Si. Dosen Pembimbing II:

Maulana Yusuf, M.Si.

Kata Kunci: Efektivitas, Organisasi

Fokus penelitian ini adalah Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang. Dengan identifikasi masalahnya yaitu tidak berjalannya Tim

KIBBLA pada tingkat kecamatan dan desa, kurangnya koordinasi Tim

KIBBLA terpadu, kurangnya pemberdayaan masyarakat sebagai Kader

Pendamping KIBBLA di tingkat desa, kurangnya kampanye program KIBBLA kepada masyarakat dan belum meratanya pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat di beberapa wilayah. Dengan rumusan

masalahnya yaitu seberapa efektif Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi

penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Serang yang menjadi sasaran

Program KIBBLA yang terdapat di tiga wilayah representatif berjumlah

1.170 orang dengan jumlah sampel 174 orang. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi.

Teknik sampling menggunakan purpossive random sampling. Untuk

menganalisa data menggunakan uji pihak kiri diperoleh angka t hitung > t

tabel (26.03> 1.65) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dalam hitungannya

mencapai angka 73 % dari prediksi lebih kecildari 65%. Dengan demikian,

Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang berjalan efektif.

Saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian ini adalah

meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi bidan desa, melakukan

pembinaan secara berkala bagi kader posyandu, pembentukan kembali

Kader Pendamping KIBBLA dan meningkatkan sarana dan prasarana

pelayanan, melakukan kampanye kesehatan ibu dan bayi kepada

masyarakat, meningkatkan sosialisasi kesehatan ibu dan bayi berbasis

medis kepada masyarakat, melakukan koordinasi lintas sektoral yang lebih

intens dan berkala, dan meningkatkan kerjasama yang baik dengan

fasilitas kesehatan.

Page 5: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

ABSTRACT

Rima Herdiyana, NIM 6661131821, The Effectiveness of Health

Department on Maternal Child and Health Integrated Program at Serang

Regency, The Study Program of Public Administration, The Faculty of

Social and Politic Science, Sultan Ageng Tirtayasa University, Serang

2017. The 1st Advisor: Riny Handayani, M.Si. 2

nd Advisor: Maulana Yusuf,

M.Si.

Keyword: Effectiveness, Organization.

Focus of this research is The Effectiveness of Health Department on

Maternal Child and Health Integrated Program at Serang Regency.

Identification of this research is not running of the KIBBLA Team at

subdistrict and village levels, lack of coordination of integrated KIBBLA

Team at Serang Regency, lack of empowerment a societies as KIBBLA

Assistance Cadre at village levels, lack of campaign of KIBBLA for

societies and uneven service and empowerment a societies in some

areas.With the formulation of the problem is how effectiveness Health

Department on Maternal Child and Health Integrated Program at Serang

Regency. The method used in this research is Quantitative Descriptive.

The population in this research is the target on Maternal Child and Health

Integrated Program of Serang Regency society by three representative

region as many 1.170 people, with a total sample of 174 people. Data

were collected by questionnaires, interview and documentation. Sampling

technique using proportionate random sampling. To analyze the data, the

researcher using the test of t-test hypothesis of one sample with left-

handed test is obtained t count > t table (26.03> 1.65) so that Ho is

accepted and Ha is rejected. In the calcualtion reaches 73% of the highest

prediction 65%. Thus, the effectiveness of Health Department on

Maternal Child and Health Integrated Program at Serang Regency is

effective. The recommendation for this research is improve education and

training for village midwives, conducting periodical guidance for

Posyandu cadre, re-establishing KIBBLA assistance cadre, and improving

service facilities and infrastructure, camapaigning the health of mothers

and child to the community, improve medical-based socialization to the

community, more intens coordination with inter sectoral and promote

good cooperation with health facilities.

Page 6: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

i

Page 7: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

ii

MOTTO:

-Berjalan Bukan Hanya Butuh Kaki-

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini didedikasikan untuk wanita

yang aku cinta dan hormati, (Almh.)

Neng Heryati;

Nenek dan Kakek yang berperan

ganda menjadi orangtuaku;

Adik kecilku, penyejuk setiap sudut

kehidupanku: Refina Tannafa

Hasnandianti dan (Almh.) Shafira

Tannafa Hasnandianti.

Page 8: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat beserta salam

selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Dan atas berkat

rahmat dan ridho-Nya serta dengan semangat diiringi doa sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Administrasi Publik pada Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

berjudul “Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang”. Hasil penelitian ini

tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti

secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan dan kerendahan hati, peneliti

ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.Soleh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

iv

4. Bapak Iman Mukroman, M.Ikom selaku wakil dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, M.Si selakuWakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Riny Handayani, M.Si selaku dosen pembimbing I Skripsi yang

senantiasa dengan sabar dan bijak memberikan arahan agar penelitian

dikerjakan dengan baik.

9. Bapak Maulana Yusuf, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan

pembimbing II Skripsi yang senantiasa dengan sabar dan semangat

memberikan arahan agar peneliti melakukan studi dan penelitian dengan baik.

10. Bapak Anis Fuad, M.Si selaku dosen penguji seminar proposal yang telah

memberikan masukan dan arahan agar melakukan penelitian dengan baik.

11. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan pengetahuan dan membantu

proses studi selama perkuliahan.

12. Ibu Istiana Hariyanti dan Ibu Maftuhah selaku Pegawai Dinas Kesehatan

Kabupaten Serang yang membimbing dan membantu saya dalam melakukan

penelitian dengan baik.

Page 10: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

v

13. Kepala Puskesmas Ciruas, Jawilan dan Pontang beserta jajarannya yang

membantu saya dalam menyelesaikan proses penelitian ini

14. Bapak Abas selaku Sekretaris FOPKIA USAID Banten dan Pak Bambang

selaku Sekretaris BSMI Kabupaten Serang yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi penelitian.

15. Kepada keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan meteril yang

membuat saya menjadi terus dan lebih semangat.

16. Pengurus HIMANE 2014, Pengurus IKADIKSI 2014, Pengurus DPM FISIP

2015, Peace Leader Untirta, KKN Kebangsaan UNTIRTA 2016, dan KKNK

Desa Sungai Harapan Kepulauan Riau yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama masa perkuliahan.

17. Teman-teman Kosan JOMBRIK, Grup Rempong, The WorryFree Girls

Squad, Teater Hari Ini, Tim NyoniKuy, Rumah Production, dan semua

teman-teman sepermainan yang telah mewarnai masa perkuliahan dan tidak

pernah bosan menanyakan kabar progress skripsi.

18. Sahabat terbaik Saroh Romadhon, Ferdinand Putra P. Simbolon, Amy

Fauziyah, Hendra Permana, S.S yang telah mendukung dan membantu dalam

proses penyusunan skripsi.

19. Terkhusus teman-teman seperjuangan Administrasi Publik UNTIRTA

angkatan 2013 yang tetap solid saling memberikan semangat agar

menyelesaikan penelitian dengan baik

20. Semua pihak yang membantu mempermudah proses penyelesaian skripsi.

Page 11: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

vi

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tidak terhingga

dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Tidak lupa juga peneliti

memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terddapat

dalam skripsi ini. Peneliti mohon kritik dan saran yang sifatnya

membangun sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa

saja yang membacanya dan bagi perkembangan keilmuan khususnya

tentang efektivitas organisasi dan Administrasi Publik

Serang, November 2017

Peneliti

Page 12: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................

DAFTAR TABEL ...................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

i

ii

iii

vii

xi

xii

xiii

1.1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................

1.1 1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................

1.2 1.3 Batasan Masalah .........................................................................

1.3 1.4 Rumusan Masalah ......................................................................

1.4 1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................

1.5 1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................

1

17

17

18

18

18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 2.1 Konsep Efektivitas Organisasi ...................................................

2.1.1 2.1.1 Pengertian Efektivitas .......................................................

2.1.2 2.1.2 Pengertian Organisasi ......................................................

2.1.3 2.1.3 Efektivitas Organisasi ......................................................

2.1.4

20

20

21

22

Page 13: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

viii

2.1.5 2.1.4 Pendekatan Pengukuran Efektivitas Organisasi ............

2.1.6 2.1.5 Indikator Efektivitas Organisasi .....................................

2.1.7 2.1.6 Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan

2.1.8 Anak Balita (KIBBLA) ....................................................

2.2 2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................

2.3 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................

2.4 2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................

26

29

32

38

40

44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .........................................

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................

3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................

3.4 Variabel Penelitian ....................................................................

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................

3.4.2 Definisi Operasional .....................................................

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................

3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................

3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................

3.8.1 Uji Validitas ..................................................................

3.8.2 Uji Reliabilitas ...............................................................

3.8.3 Uji Normalitas ..............................................................

3.8.4 Uji t-Test .......................................................................

3.8.5 Uji Pihak Kiri ................................................................

45

45

46

47

47

48

50

51

54

55

56

57

59

59

60

Page 14: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

ix

3.9 Jadwal Penelitian .................................................................. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten

Serang .......................................................................

4.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten

Serang .......................................................................

4.2 Deskripsi Data ......................................................................

4.2.1 Identitas Responden ................................................

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Fase Kehamilan ....

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Usia ......................

4.2.1.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ...........

4.2.1.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan .............

4.2.2 Tanggapan Responden ............................................

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ...........................................

4.3.1 Uji Validitas ............................................................

4.3.2 Uji Reliabilitas .........................................................

4.3.3 Uji Normalitas .........................................................

4.4 Pengujian Hipotesis .............................................................

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian .................................................

4.6 Pembahasan .........................................................................

62

62

62

64

64

64

65

66

66

67

114

115

119

120

122

125

131

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 135

Page 15: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

x

5.2 Saran .................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 16: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Tabel 1.2

Data Kematian Ibu 2013-2015 dan Kematian Bayi 2013-

2015 di Provinsi Banten .......................................................

Data Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Kabupaten

Serang...................................................................................

5

9

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 43

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Operasional Variabel ............................................................

Skor dalam Penelitian Skala Likert.......................................

Sasaran Penduduk Program KIBBLA Tahun

2017.......................................................................................

Jadwal Penelitian .................................................................

50

51

52

61

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Pernyataan Berdasarkan Fase Kehamilan ............................

Pernyataan Berdasarkan Usia ..............................................

Pernyataan Berdasarkan Pendidikan ....................................

Pernyataan Berdasarkan Pekerjaan ......................................

Hasil Uji Validitas Penelitian Tahap I .................................

Hasil Uji Validitas Penelitian Tahap II ................................

Case Processing Summary...................................................

Reliability Statistics .............................................................

Uji Normalitas ......................................................................

Interval Efektivitas ...............................................................

64

65

66

67

116

118

120

120

121

127

Page 17: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 43

Gambar 4.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ........................

125

Page 18: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik1.1

Grafik4.1

Grafik 4.2

Grafik 4.3

Grafik 4.4

Grafik 4.5

Grafik 4.6

Grafik 4.7

Grafik 4.8

Grafik 4.9

Grafik 4.10

Grafik 4.11

Grafik 4.12

Grafik 4.13

Grafik 4.14

Grafik 4.15

Grafik 4.16

Grafik 4.17

Grafik 4.18

Grafik 4.19

Grafik 4.20

Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Indonesia Tahun

2007, 2012 dan 2015 ............................................................

Tanggapan Pernyataan ke 1 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 2 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 3 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 4 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 5 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 6 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 7 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 8 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 9 .................................................

Tanggapan Pernyataan ke 10 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 11 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 12 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 13 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 14 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 15 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 16 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 19 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 20 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 21 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 22 ...............................................

4

68

69

71

73

74

76

77

79

81

83

84

86

87

89

90

91

93

94

96

97

Page 19: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

xiv

Grafik 4.21

Grafik 4.22

Grafik 4.23

Grafik 4.24

Grafik 4.25

Grafik 4.26

Grafik 4.27

Grafik 4.28

Grafik 4.29

Grafik 4.30

Grafik 4.31

Grafik 4.32

Grafik 4.33

Tanggapan Pernyataan ke 23 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 24 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 25 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 26 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 27 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 28 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 29 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 30 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 31 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 32 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 33 ...............................................

Tanggapan Pernyataan ke 34 ...............................................

Persentase Hasil Per Indikator Variabel Efektivitas ............

99

100

102

103

104

106

107

108

109

110

112

113

131

Page 20: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Struktur Organisasi

Lampiran 4 Peraturan Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2011

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data SPSS

Lampiran 6 Catatan Bimbingan

Lampiran 7 Riwayat Hidup

Page 21: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap negara, termasuk Indonesia memiliki keinginan untuk

menyejahterakan warga negaranya. Umumnya kesejahteraan masyarakat

hanya dinilai dari pertumbuhan ekonomi semata. Akan tetapi aspek

manusianya masih diabaikan. Pembangunan ekonomi dan pembangunan

kesehatan diposisikan sebagai dua bidang yang saling menegasikan

(Muhammad, 1986) dalam buku Nestapa Pembangunan Sosial: Studi Atas

Dampak Beban Utang terhadap Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan

(2005:154). Hal ini terjadi karena pembangunan lebih diidentikkan

dengan upaya peningkatan kemampuan ekonomi penduduk. Sehingga

dalam menilai keberhasilan pembangunan, indikator keberhasilan lebih

sering ditunjukkan dengan seberapa tinggi pertumbuhan ekonomi yang

telah diraih. Bukan seberapa jauh peningkatan kualitas kesehatan manusia.

Fungsi perawatan manusia atau kesehatan manusia, memiliki posisi

penting dalam konteks pembangunan manusia guna mendukung

pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan (Soeharto, 2014:5).

Sebelum abad 20, kesehatan hanya dipandang sebagai pendekatan

teknis semata, sehingga pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi sosial

ekonomi politik terhadap pembangunan kesehatan hanya dipandang

sebagai tanggung jawab pakar di bidang medis saja. Kesehatan merupakan

Page 22: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

2

hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945.

Indonesia telah menerapkan beberapa perubahan kebijakan dalam

pembangunan kesehatan. Pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam

melakukan pembangunan kesehatan melalui regulasi yang dituangkan

dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang

hingga saat ini berlaku. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan dalam kehidupan berbangsa

sudah seharusnya menjadi prioritas pembangunan dalam rangka

menciptakan sumber daya manusia yang baik. Dalam Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2015 menyebutkan untuk mengukur keberhasilan

pembangunan kesehatan, dapat dilihat dari indikator Derajat Kesehatan

yang dipengaruhi oleh Angka Kematian, Kesakitan dan Status Gizi. Pada

realisasinya, Angka Kematian dipengaruhi oleh kesakitan dan status gizi.

Data World Bank pada tahun 1997 menunjukkan bahwa Indonesia

dalam satu posisi bersama Filipina, Mozambique, Bangladesh, Suriah,

Bolivia, Peru, Brazil, Rwanda dan Korea Selatan yang merupakan 10

negara terburuk untuk indikator ini. Selain angka kematian bayi, angka

kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-

Page 23: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

3

negara Asia Tenggara (LIPI, 2011:47). Angka Kematian Ibu (AKI)

menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam 42 hari

setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan

atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan

disebabkan oleh kecelakaan/cedera di luar kehamilan. Sedangkan Angka

Kematian Bayi (AKB) merupakan kematian yang terjadi pada bayi usia 29

hari sampai 12 bulan. Angka kematian bayi merujuk pada kematian bayi

sebelum mencapai ulang tahun pertama (BPS, BKKBN, Depkes, dan

Macro Internasional, Inc., 2008).

Kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu tujuan pemerintah yang

tercantum dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. Upaya kesehatan ibu harus dilakukan untuk menjaga

kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan

berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu. Kemudian upaya

pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan

berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.

Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu tujuan

pemerintah yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan.

Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan isu global yang menjadi

salah satu tujuan pembangunan di setiap negara. Mengatasi kematian ibu

merupakan salah satu poin dalam pesan kesehatan Presiden Republik

Page 24: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

4

Indonesia yang dikenal dengan istilah “10 Pesan Jokowi”. Bapak Ir. Joko

Widodo menyatakan untuk menyelesaikan problem Angka Kematian Ibu

dan Penyakit Menular yang disampaikan saat Rapat Kerja Kesehatan

Nasional 2017. Pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo, semakin

mempertegas bahwa Kematian Ibu merupakan masalah kompleks yang

sedang dihadapi di Indonesia bahkan sudah sejak lama.

Dalam Mardikanto dan Soebiato (2013:1) menyatakan perbaikan

kesehatan ibu dan pengurangan kematian anak balita menjadi dua bagian

butir dalam tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development

Goals (MDGs). Tujuan MDGs ke-5 adalah menurunkan AKI menjadi

102:100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015. Setelah berakhirnya MDGs, kemudian AKI dan

AKB menjadi indikator Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable

Development Goals (SDGs) yakni menjamin kehidupan yang sehat dan

meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia pada tahun 2016-

2030. Target SDGs pada tahun 2030 yakni mengurangi kematian ibu

menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhiri

kematian bayi. Berikut ini adalah Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di

Indonesia tahun 2007, 2012 dan 2015:

Page 25: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

5

Grafik 1.1

Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Indonesia Tahun 2007, 2012, 2015

Sumber: SDKI 2007, 2012 dan 2015 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2015.

Kematian ibu dan bayi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di

samping faktor-faktor yang terkait langsung dengan (komplikasi)

kesehatan, instrumen sosial budaya serta ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan, termasuk tenaga medis, berpengaruh terhadap kematian ibu dan

bayi (LIPI, 2011:48). Faktor pendidikan menunjukkan kurangnya

pengetahuan masyarakat terhadap upaya kesehatan ibu dan bayi. Persoalan

ekonomi sering kali menjadi alasan bagi ibu dalam keaktifan

memeriksakan kandungan dan bayi serta biaya persalinan yang terbatas

untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Beberapa kasus menyebutkan

bahwa masih terdapat ibu hamil atau bersalin yang tidak memiliki jaminan

kesehatan (BPJS) dalam proses persalinannya, sehingga hal ini menjadi

hambatan bagi ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Beberapa

masyarakat yang memanfaatkan air sungai sebagai kebutuhan sehari-hari

228

359

305

34 32 22.23 44 40 26.2

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2007 2012 2015

AKI

AKB

AKABA

Page 26: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

6

turut berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat setempat. Selain

itu, upaya kesehatan ibu dan bayi sering kali dilakukan dengan cara

terdahulu (tradisional) yang sudah tidak diperkenankan secara medis.

Bahkan sering kali keputusan bersalin berada di tangan keluarga (bukan

ibu hamil) untuk menentukan tempat melahirkan.

Provinsi Banten adalah salah satu daerah penyumbang tertinggi

kasus kematian ibu dan bayi di Indonesia. Posisi angka kematian ibu dan

bayi di Provinsi Banten selalu terhitung tinggi. Bahkan Angka Kematian

Ibu tahun 2014 di Banten adalah tertinggi kelima pada tingkat nasional

(m.liputan6.co.id, 2 Februari 2015, diakses pada 1 Januari 2017). Berikut

ini adalah angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten:

Tabel 1.1

Data Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2013-2015 di Provinsi Banten

No Kabupaten/Kota AKI AKB

2013 2014 2015 2013 2014 2015

1 Kab. Lebak 33 47 43 289 646 427

2 Kab. Pandeglang 35 48 48 358 572 327

3 Kab. Serang 57 50 62 215 386 248

4 Kab. Tangerang 39 47 52 542 508 334

5 Kota Serang 17 6 9 39 58 28

6 Kota Cilegon 12 12 15 82 124 99

7 Kota Tangerang 9 13 20 107 240 120

8 Kota Tangsel 14 10 15 21 22 33

9 Provinsi Banten 216 233 264 1653 2556 1616

Sumber: Laporan Kematian Ibu dan Bayi Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun

2016

Page 27: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

7

Bila melihat tabel di atas, Kabupaten Serang merupakan daerah

penyumbang kasus kematian ibu tertinggi dan Kabupaten Tangerang

merupakan daerah penyumbang tertinggi kematian bayi di Provinsi

Banten. Sedangkan penyumbang terendah kasus kematian ibu adalah Kota

Serang. Dan penyumbang terendah kasus kematian bayi adalah Kota

Tangerang Selatan.

Kabupaten Serang merupakan wilayah zona merah dan menjadi

prioritas dalam upaya mengatasi kematian ibu dan bayi. Hal ini dibuktikan

dengan dilibatkannya Kabupaten Serang dalam beberapa program

Pemerintah Pusat sebagai upaya mengatasi kematian ibu dan bayi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan USAID

(United States Agneyfor International Development) meluncurkan dua

program yang dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Program

pertama adalah program MCHIP(Maternal andChildIntegrated Program)

pada tahun 2009 yang dimulai di 3 Kabupaten di Indonesia yaitu Bireuen

(Aceh), Serang (Banten) dan Kutai Timur (Kalimantan Timur). Program

kedua yang dimaksud adalah program EMAS (Expanding Maternal and

Neonatal Surival) pada tahun 2012 yang dilakukan di enam provinsi di

Indonesia yakni Jawa Barat, Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah dan

Jawa Timur yang peneliti akses dari web http://aipmnh.org _ diakses pada

15 April 2017. Bahkan pada waktu yang bersamaan tahun 2012

Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan People’s Hope Japan

Project (PHJ) mengeluarkan program Pemberdayaan Masyarakat yang

Page 28: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

8

salah satunya bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Program tersebut hanya

dilakukan di dua Kabupaten di Indonesia yakni Kabupaten Serang

(Banten) dan Kabupaten Gianyar (Bali).

Sejak tahun 2009, Kabupaten Serang yang telah didukung oleh

program dari Pemerintah Pusat dan bantuan luar negeri dalam rangka

mengatasi kematian ibu dan bayi seharusnya sudah menjadi daerah

percontohan bagi daerah lain. Akan tetapi jumlah kematian ibu dan bayi di

Kabupaten Serang belum menurun secara signifikan. Berkaitan dengan

efektivitas program yang dibiayai oleh dana luar negeri, maka peningkatan

efisiensi pelayanan kesehatan juga sangat dipengaruhi oleh skala prioritas

pembangunan kesehatan yang dipilih. Banyak program kesehatan yang

dilakukan, namun karena sebenarnya program ini tidak sesuai dengan

kebutuhan masyarakat (Institute Of Development and Economic Analysis,

2005:170). Berikut ini adalah jumlah kasus kematian ibu tahun 2013-2016,

kematian bayi tahun 2015-2016 dan kematian balita tahun 2015 di

Kabupaten Serang:

Page 29: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

9

Tabel 1.2

Data Kematian Ibu tahun 2013-2015, Kematian Bayi 2015-2016 dan

Kematian Balita 2015 di Kabupaten Serang

No Kecamatan Kematian Ibu

Kematian

Bayi

Kematian

Balita

2013 2014 2015 2015 2016 2015

1. Cinangka 2 5 0 11 5 3

2. Padarincang 1 1 2 5 4 0

3. Ciomas 2 2 0 9 14 0

4. Pabuaran 1 1 1 6 4 1

5. Gunung Sari 1 4 3 5 3 1

6. Baros 0 3 3 19 12 6

7. Petir 1 1 2 7 4 1

8. Tanjung Teja 1 3 2 8 5 0

9. Cikeusal 1 2 5 13 12 1

10. Pamarayan 1 0 2 7 4 0

11. Bandung 0 1 4 4 5 1

12. Jawilan 0 0 2 8 1 1

13. Kopo 3 1 2 8 3 0

14. Cikande 3 3 1 8 6 0

15. Kibin 1 1 2 5 9 0

16. Kragilan 5 2 5 10 8 2

17. Waringin

Kurung

4 0 3 10 4 2

18. Mancak 4 3 2 4 4 0

19. Anyar 0 1 0 6 7 4

20. Bojonegara 2 0 0 9 3 1

21. Pulo Ampel 0 0 1 4 4 1

22. Kramat Watu 5 4 3 15 13 2

23. Ciruas 3 2 3 9 9 3

24. Pontang 6 2 5 6 8 0

25. Carenang 3 1 3 13 19 0

26. Binuang 4 1 1 3 2 1

27. Tirtayasa 1 4 0 9 5 6

28. Tanara 2 1 2 9 7 5

29. Lebak Wangi 0 1 3 16 5 1

Kab.Serang 57 50 62 246 190 43

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2014, 2015, dan 2016

Page 30: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

10

Kabupaten Serang sampai saat ini menerapkan program Kesehatan

Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) sebagai salah satu upaya

mengatasi kematian ibu dan bayi. Program KIBBLA didukung oleh

Peraturan Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang. Mengingat tingginya kematian ibu

dan bayi di Kabupaten Serang, program KIBBLA lahir sebagai upaya

pembangunan kesehatan untuk masyarakat rentan. Masyarakat rentan yang

dimaksud di sini adalah ibu (ibu hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi

baru lahir, bayi, dan anak balita). Sehingga diperlukan pendekatan khusus

dan upaya lebih keras dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang

dilakukan melalui program KIBBLA. Selain sebagai pembangunan

kesehatan, Program KIBBLA juga dilaksanakan mengingat jumlah

kematian ibu dan bayi yang masih tingi di Kabupaten Serang.

Tiga komponen utama dalam program KIBBLA adalah

pemberdayaan masyarakat, peningkatan kinerja dan mutu pelayanan

kesehatan serta meningkatkan manajemen kesehatan daerah. Fokus

kegiatan KIBBLA adalah penguatan program prioritas yang berdaya

ungkit besar terhadap pelayanan kesehatan secara terpadu dan terintegrasi.

Keterpaduan dilaksanakan sejak tahap perencanaan, penggerakan dan

pelaksanaan kegiatan, hingga pemantauan dan pengawasan dan penilaian

disamping ketiga komponen utama program KIBBLA. Dinas Kesehatan

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mengurus bidang

Page 31: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

11

kesehatan sebagaimana terkandung dalam Peraturan Daerah

KabupatenSerang Nomor 19 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi

Dinas Daerah Kabupaten Serang. Oleh karena itu, tugas utama Dinas

Kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan yang salah satunya

dengan cara mengatasi jumlah kematian ibu dan bayi baik dari segi tenaga

kesehatan, fasilitas kesehatan, promosi kesehatan, pelayanan kesehatan

bahkan manajemen kesehatannya. Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) merupakan upaya terpadu yang

memperhatikan segala aspek kebutuhan dalam rangka mengatasi kematian

ibu dan bayi.

Kegiatan Program KIBBLA mencakup kegiatan pelayanan

kesehatan wanita usia subur, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu

meneteki, bayi baru lahir, bayi dan anak balita. Pelayanan kesehatan

wanita usia subur meliputi penyuluhan kesehatan reproduksi, penyuluhan

calon pengantin, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada calon

pengantin dan pelayanan KB. Dalam pelayanan kesehatan ibu hamil

meliputi penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan media buku

KIA, pemeriksaan ibu hamil minimal 4 kali dengan ketentuan satu kali

pada triwulan ke I, satu kali pada triwulan ke II dan dua kali pada triwulan

ke III, dengan catatan setiap kali pemeriksaan harus memenuhi standar 10

T (timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai

status gizi/ukur lingkar lengan atas, ukur tinggi fundusuteri presentasi

janin dan denyut jantung janin, imunisasi tetanus toksoid, tablet zat besi

Page 32: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

12

minimal 90 tablet selama kehamilan, tes laboratorium rutin dan khusus,

dan temu wicara), pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) pada setiap ibu hamil, penyuluhan inisiasi

menyusui dini, penyuluhan Keluarga Berencana dan Kelas Ibu. Pelayanan

kesehatan ibu bersalin meliputi Persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi, dan pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Sedangkan

dalam pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi kunjungan pasca melahirkan

(PNC) minimal tiga kali, pemantauan ASI eksklusif pemberian vitamin A

dosis tinggi dan pelaksanaan KB pasca persalinan.

Peraturan Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2011 Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang juga mengatur tentang Pelayanan

kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita. Pelayanan kesehatan bayi

baru lahir (neonatus) meliputi pemeriksaan fisik, perawatan tali pusat,

pemberian injeksi vitamin K1, pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari,

dan kunjungan neonatus lengkap. Kemudian pelayanan kesehatan bayi

meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap, pemberian vitamin A dosis

100.000, penimbangan minimal 8 kali setahun, dan stimulasi deteksi

intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) 4 kali setahun.

Sedangkan dalam pelayanan kesehatan anak balita meliputi penimbangan

minimal 8 kali dalam setahun, pemberian vitamin A dosis 200.000 IU 2

kali setahun dan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi

(SDIDTK) 2 kali setahun.

Page 33: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

13

Penyelenggara pelayanan program KIBBLA di antaranya

RumahSakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu,

Poskesdes/Polindes,Klinik Bersalin, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak,

Dokter Praktik Swasta, Bidan Praktik Swasta dan balai Pengobatan

Swasta. Sebagai upaya optimalisasi, terdapat peran Pemerintah Daerah,

Dinas Kesehatan, Lintas Sektoral, Organisasi Kesehatan, Pemerintah

Kecamatan, Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam penyelenggaraan

program KIBBLA. Dinas Kesehatan paling berperan dalam

penyelenggaraan program KIBBLA karena bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan yang bersifat administrasi maupun teknis medis. Dinas

Kesehatan sebagai inisiator, penggerak, pelaksana dan memonitor evaluasi

seharusnya mampu memanfaatkan peluang dalam meningkatkan derajat

kesehatan yang salah satunya melalui Program KIBBLA.

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang masih menghadapi beberapa

masalah dalam melaksanakan Program KIBBLA. Pertama, tidak

berjalannya Tim KIBBLA pada tingkat kecamatan dan desa. Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 tahun 2008 tentang Sistem Kesehatan

Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 5

Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang

mengatur tentang pembentukan Tim KIBBLA tingkat kabupaten,

kecamatan dan desa. Akan tetapi, sejauh ini Tim KIBBLA yang terbentuk

hanya pada tingkat kabupaten saja. Hal ini juga turut disampaikan oleh Ibu

Page 34: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

14

dr. Istiana Hariyanti selaku Kepala Bagian Kesehatan Keluarga yang

ditemui pada tanggal 26 April 2017 di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten

Serang, yang mengatakan bahwa dalam Peraturan Bupati tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita diamanatkan

terbentuknya TIM KIBBLA tingkat kabupaten sampai dengan tingkat

desa. Akan tetapi, di Kabupaten Serang baru terbentuk TIM KIBBLA pada

tingkat kabupaten saja. TIM KIBBLA pada tingkat kecamatan dan desa di

Kabupaten Serang belum terbentuk.

Kedua, kurangnya koordinasi TIM KIBBLA terpadu dari beberapa

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Serang. Koordinasi yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan TIM KIBBLA terpadu tingkat

kabupaten, hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Kebutuhan

masyarakat Kabupaten Serang dalam hal mengatasi kematian ibu dan bayi

terkendala oleh faktor pendidikan, sosial dan catatan kependudukan.

Sehingga koordinasi yang telah dilakukan belum mampu menjawab

persoalan kebutuhan masyarakat dalam upaya mengatasi kematian ibu dan

bayi. Hal ini disampaikan oleh Ibu dr. Istiana Hariyanti selaku Kepala

Bagian Kesehatan Keluarga yang ditemui pada tanggal 26 April 2017 di

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, yang mengatakan bahwa

koordinasi TIM KIBBLA terpadu lintas sektoral hanya dua kali dalam

setahun.

Ketiga, kurangnya pemberdayaan masyarakat sebagai Kader

Pendamping KIBBLA (KPK) di tingkat desa. Berdasarkan observasi yang

Page 35: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

15

telah peneliti lakukan Kabupaten Serang bahwa Kader Posyandu

merangkap sebagai Kader Pendamping KIBBLA (KPK) dan Motivator

Kesehatan Ibu dan Anak (MKIA). Kurangnya pemberdayaan masyarakat

menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat untuk turut bergerak

dalam upaya mengatasi kematian ibu dan bayi. Padahal dalam Program

KIBBLA terdapat Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu komponen

utama Program KIBBLA yang harus dilakukan.

Keempat, kurangnya kampanye Program KIBBLA oleh Dinas

Kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan observasi peneliti, masyarakat

masih awam terhadap Program KIBBLA. Program KIBBLA dikenal oleh

pegawai Dinas Kesehatan dan Puskesmas, bidan desa, dan kader

posyandu/kader pendamping KIBBLA tetapi tidak di kalangan

masyarakat. Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu Motivator

Kesehatan Ibu dan Anak sekaligus Kader Posyandu dan Pendamping

KIBBLA di Kecamatan Pontang, keikutsertaan masyarakat dalam Program

KIBBLA masih kurang. Hal ini ditandai dengan sedikitnya keikutsertaan

suami atau keluarga ibu hamil dalam kegiatan Kelas Ibu pada Program

KIBBLA. Masyarakat secara sempit terbatas hanya mengenal istilah

Posyandu sebagai sarana kegiatan upaya kesehatan ibu. Hal tersebut turut

dikatakan oleh Ibu Ani (Ibu hamil) saat ditemui dalam kegiatan Kelompok

Siaga ibu hamil pada hari Sabtu, 24 Mei 2017 yang merupakan

masyarakat Kecamatan Pontang yang tidak mengetahui program KIBBLA.

Kurangnya kampanye Program KIBBLA diakui oleh Ibu dr. Istiana

Page 36: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

16

Hariyanti selaku Kepala Bagian Kesehatan Keluarga yang ditemui pada

tanggal 26 April 2017 di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, yang

mengatakan bahwa kampanye Program KIBBLA kurang didengungkan

kepada masyarakat.

Kelima, belum meratanya pelayanan dan pemberdayaan

masyarakat di beberapa wilayah. Pelayanan KIBBLA yang paling banyak

dirasakan oleh masyarakat adalah melalui Posyandu. Berdasarkan

pengamatan peneliti, pelayanan yang diberikan melalui Posyandu di

beberapa wilayah harus dilakukan pembenahan. Pembenahan yang

dimaksud dalam hal ini adalah dari sumber daya manusia, tempat, dan alat.

Peneliti masih menemukan pelaksanaan posyandu yang belum mampu

mencapai standar pelayanan posyandu. Selain itu, masih ditemukan

beberapa kader posyandu yang belum mengerti tugas dalam memberikan

pelayanan KIBBLA. Sehingga, pelaksanaan posyandu sangat bergantung

kepada bidan desa.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji

dan mengetahui lebih lanjut tentang Efektivitas Dinas Kesehatan

dalamProgram Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA).Sehingga penelitian ini berjudul “Efektivitas Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang”.

Page 37: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

17

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan oleh

peneliti, peneliti dapat mengidentifikasi masalah mengenai efektivitas

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, yaitu:

a. Tidak berjalannya Tim KIBBLA pada tingkat kecamatan dan desa;

b. Kurangnya koordinasi TIM KIBBLA terpadu Kabupaten Serang;

c. Kurangnya pemberdayaan masyarakat sebagai Kader Pendamping

KIBBLA (KPK) di tingkat desa;

d. Kurangnya kampanye Program KIBBLA oleh Dinas Kesehatan

untuk masyarakat;

e. Belum meratanya pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di

beberapa wilayah.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada efektivitas Dinas Kesehatan dalam

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Serang yang dibatasi pada kegiatan Kesehatan Ibu dan Bayi.

Penelitian ini dilakukan mulai dari Januari sampai September 2017 di

Kabupaten Serang dengan tiga wilayah respresentatif yakni Kecamatan

Ciruas, Pontang dan Jawilan. Pemilihan ketiga wilayah tersebut

berdasarkan jumlah kasus kematian ibu dan bayi yang terjadi. Kecamatan

Ciruas merupakan ibukota Kabupaten Serang dengan jumlah kasus

Page 38: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

18

kematian ibu dan bayi relatif sedang. Kecamatan Pontang merupakan

wilayah dengan jumlah kasus kematian ibu relatif tinggi. Kecamatan

Jawilan merupakan wilayah dengan jumlah kasus kematian bayi relatif

rendah.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalahnya adalah Seberapa efektif Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk

mengetahui Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah referensi terhadap kajian Efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang;

Page 39: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

19

b. Sebagai acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan

pada masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah pemahaman bagi pembaca mengenai efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang;

b. Menjadi rekomendasi dan motivasi bagi Pemerintah Kabupaten

Serang khususnya Dinas Kesehatan dalam rangka mengatasi

kematian ibu dan bayi.

Page 40: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Konsep Efektivitas Organisasi

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Samodra mengatakan bahwa efektivitas itu paling baik dapat

dimengerti jika mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam

usahanya mengejar tujuan organisasi. Sedangkan Hasibuan (2005:77)

mengatakan bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran eksplisit atau-

implisit. Efektivitas yang dimaksud adalah tercapainya sasaran baik secara

tertulis maupun dalam implementasinya. Menurut Siagian (1988:151)

dalam Ibrahim Indrawijaya (2010:151) pengertian tentang efektivitas

berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan, yaitu:

“Penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah

ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik

atau tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara

melaksanakannya, dan beberapa biaya yang dikeluarkan untuk itu”.

Selain itu Atmosoeprapto (2002:139) menyatakan bahwa:

“Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan

efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah

sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana

kita mencampur segala sumber daya secara cermat.”

Dari beberapa pendapat ahli mengenai efektivitas, dapat ditarik

kesimpulan secara sederhana bahwa efektivitas adalah suatu ukuran

pencapaian target yang telah ditetapkan. Semakin banyak target yang

Page 41: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

21

tercapai, maka efektivitasnya semakin tinggi. Efektivitas berbicara tentang

tingkat keberhasilan seseorang/organisasi dalam mencapai tujuan yang

telah ditargetkan.

2.1.2 Pengertian Organisasi

Mc Farland dalam Ibrahim Indrawijaya (2010:9) mendefinisikan

bahwa organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang

menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu tujuan. Sedangkan

Dimock dalam Ibrahim Indrawijaya (2010:9) mendefinisikan bahwa:

“Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada

bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk

membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,

koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang

telah ditentukan.”

Robbins (1994) mengartikan organisasi sebagai:

“Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan

secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat

diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus

untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.

Lubis dan Huseini dalam Robbins (1994:5) mengatakan bahwa

organisasi adalah sesuatu yang abstrak, tidak dapat dilihat maupun diraba,

tetapi selalu kita rasakan eksistensinya, hampir dalam semua aspek

kehidupan. Bernard (1983) dalam Robbins (1994:5) mendefinisikan

organisasi sebagai kumpulan individu yang terkoordinasi secara sadar,

sehingga bisa juga dinyatakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari

berbagai kegiatan yang saling berhubungan. Selain itu Davis (1951) dalam

Robbins (1994:5) mendefiniskan organisasi sebagai kelompok individu,

Page 42: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

22

yang bekerja sama di bawah seorang pimpinan, untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

Dessler (1985:116) dalam Robbins (1994:5) mengemukakan

pendapatnya tentang organisasi sebagai berikut:

“Organisasi dapat diartikan sebagai pengaturan sumber

daya dalam suatu kegiatan kerja, di mana tiap-tiap kegiatan

tersebut telah disusun secara sistematika untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

organisasi adalah sekumpulan individu yang bekerjasama secara konsisten.

2.1.3 Efektivitas Organisasi

Bila mengikuti teori efektivitas organisasi, maka perspektifnya

tidak akan terlepas dari penilaian yang kita buat sehubungan dengan

prestasi individu, kelompok dan organisasi. Karena menurut Gibson. et.

al., (1995:26) dalam Waluyo (2007:84) keefektifan organisasi merupakan

fungsi keefektifan individu dan kelompok. Sedangkan Waluyo (2007:85)

menyatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan akhir (ultimate

criterion) baik atau buruknya suatu manajemen. Berbeda dengan Steers

(1985:70) dalam Waluyo (2007:85) yang mengemukakan efektivitas itu

sebagai mendapat keuntungan yang banyak, tetapi juga efektivitas itu

diukur dengan jumlah barang atau kualitas pelayanan yang dihasilkan.

Lebih lanjut Steers (1985:720) dalam Waluyo (2007:87) menyatakan

bahwa konsep efektivitas organisasi telah banyak digunakan dalam

beberapa konteks. Beberapa diantaranya adalah menyamakan istilah

Page 43: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

23

efektivitas dengan keuntungan atau produktivitas, sementara yang lain

melihat sebagai kegiatan kerja atau karakter kerja.

Efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat

keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau

sasarannya. Sebagaimana Stoner (1982) dalam Tangkilisan (2005:138)

menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-

tujuan organisasi, dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu

organisasi. Sejalan dengan itu, Miller (1977:292) dalam Tangkilisan

(2005:138) mengemukakan bahwa:

“Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu

sistem sosial mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan

dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian

perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara

langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan”.

Georgopualos dan Tannebaum dalam Tangkilisan (2005:138)

mengatakan bahwa:

“Efektivitas organisasi adalah tingkat sejauh mana suatu

organisasi yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber

daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya

tanpa pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu di

antara anggora-anggotanya”.

Lubis dan Huseini (2009:87) dalam mengukur keberhasilan

organisasi menyatakan bahwa efektivitas merupakan sebuah konsep yang

memiliki pengertian luas karena pencapaian tujuan atau sasaran bagi

sebuah organisasi tentunya melibatkan keseluruhan aspek organisasi, baik

yang bersifat internal maupun eksternal, dan tidak hanya terbatas pada

Page 44: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

24

bagian-bagian organisasi yang berkaitan dengan proses transformasi input

menjadi output aja.

Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,

efektivitas yang hendak dicapai orientasinya lebih bertuju pada

pengeluaran bila dibandingkan dengan masukan. Sejalan dengan

penjelasan Saxena (1986:07) dalam Ibrahim Indrawijaya (2010)

mengatakan bahwa:

“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan senerapa

jauh target (kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai. Makin besar

target yang dicapai maka semakin tinggi tingkat efektivitas.

Konsep ini orientasinya lebih tertuju pada keluaran. Masalah

penggunaan masukan tidak menjadi isu dalam konsep ini. Pada

umumnya organisasi pemerintah (tidak mencari laba) berorientasi

ke pencapaian efektivitas.”

Keberhasilan organisasi seringkali berkaitan dengan pilihan

mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi. Eipstein dalam

Ibrahim Indrawijaya (2010:176) mengemukakan bahwa beberapa petunjuk

yang bermanfaat atas perbedaan yang konseptual antara efektivitas dan

efisiensi. Di dalam mengukur efisiensi pemerintah melihat ke dalam.

Beberapa isu teknis yang relevan diajukan dalam mengukur efisiensi, yang

meliputi penetapan biaya dari semua aktivitas, mutu dan kuantitas

keluaran, dan kerumitan tentang beban kerja. Pada sisi lain, untuk

mengukur efektivitas, pemerintah melihat keluar. Pengukuran efektivitas

dapat dipandang dalam kaitan dengan kondisi-kondisi masyarakat,

melayani pemenuhan kepuasan dan dampak yang tidak diharapkan.

Page 45: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

25

Berdasarkan pandangan beberapa ahli organisasi manajemen

mengenai konsepsi penilaian efektivitas organisasi, Indrawijaya

(1986:228) menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menentukan efektivitas organisasi hanya menurut tingkat prestasi suatu

organisasi adalah suatu pandangan yang terlalu menyederhanakan

hakikat penilaian efektivitas organisasi. Persoalannya ialah bagaimana

caranya mengembangkan suatu rangkaian atau kumpulan sasaran yang

dapat dicapai dengan batasan sarana, sumber daya dan dana yang

tersedia.

b. Tidak semua kriteria sekaligus dapat digunakan untuk meningkatkan

keuntungan, umpamanya dapat menyebabkan seseorang terlalu optimis

dalam hal potensi pemasaran. Ini sering menyebabkan timbulnya efek

samping yaitu kurangnya perhatian terhadap usaha mempertahankan

kelangsungan hidup organisasi.

c. Pengukuran efektivitas organisasi sesungguhnya harus mencakup

berbagai kriteria, seperti efisiensi, kemampuan integrasi, motivasi dan

produksi dan sebagainya. Contoh pengukuran seperti ini sering

disebutdengan “multiple factor-model” penilaian organisasi.

Secara umum, pandangan bahwa efektivitas dimaksudkan atau

dapat didefinisikan dalam batas-batas tingkat pencapaian tujuan organisasi.

Hall (1974:96) dalam Tangkilisan (2005:139) mengartikan bahwa dengan

tingkat sejauh mana suatu organisasi merealisasikan tujuannya, semua

konsep tersebut hanya menunjukkan pada pencapaian tujuan organisasi,

Page 46: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

26

sedangkan bagaimana cara mencapainya tidak dibahas. Sejalan dengan hal

tersebut, Argris dan Silis (1968:312) dalam Tangkilisan (2005:139)

mengatakan bahwa efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau

pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan

pemanfaatan tenaga manusia. Konsep tingkat efektivitas organisasi

menunjuk pada tingkat jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-

fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan

menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada. Ini

berarti bahwa pembicaraan mengenai efektivitas organisasi menyangkut

dua hal, yaitu efektif dan efisien. Steers (1985:73) dalam Waluyo

(2007:87) mengemukakan bahwa efektivitas suatu organisasi sebagai

kemampuan organisasi tersebut memperoleh dan menggunakan secara

efisien sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuannya.

2.1.4 Pendekatan Pengukuran Efektivitas Organisasi

Pengukuran efektivitas organisasi dilakukan dengan

memperhatikan bahwa organisasi terdiri dari beberapa bagian yang

berbeda. Organisasi memperoleh input berupa berbagai jenis sumber, dari

lingkungannya. Kegiatan atau proses internal dalam organisasi mengubah

input tersebut menjadi output, berupa produk ataupun jasa, yang kemudian

dilemparkan kembali kepada lingkungan. Secara eksplisit, Robbins

(1994:58) mengemukakan bahwa:

“Terdapat empat pendekatan dalam memandang efektivitas

suatu organisasi, yaitu:

1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach);

Page 47: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

27

2. Pendekatan sistem (system approach); 3. Pendekatan konstituensi-strategis (strategic constituencies

approch);

4. Pendekatan nilai-bilai yang bersaing (competing values

approach).”

Pendekatan pencapaian tujuan dalam pengukuran efektivitas

organisasi memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan

mengukur keberhasilan organisasi yang memusatkan perhatian pada usaha

mencapai tingkatan output. Pendekatan sistem mencoba mengukur

efektivitas organisasi dari sisi input, yaitu dengan mengukur keberhasilan

organisasi dalam usaha memperoleh berbagai sumber yang dibutuhkan,

untuk mencapai performansi yang baik. Pendekatan konstituensi strategis

mengemukakan bahwa organisasi dikatakan efektif apabila dapat

memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan

organisasi tersebut yakni konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan

eksistensi organisasi.Tema utama yang mendasari pendekatan nilai-nilai

bersaing adalah bahwa kriteria yang Anda nilai dan gunakan dalam

menilai efektivitas organisasi adalah laba atas investasi, pangsa pasar,

pembaharuan produk, keamanan kerja bergantung pada siapa sebenarnya

anda dan siapa yang anda wakili.

Gibson (1995:27) dalam Waluyo (2007:84) menyebutkan bahwa

terdapat dua pendekatan dalam mengidentifikasikan keefektifan, yaitu:

pendekatan menurut tujuan dan pendekatan menurut teori sistem.

“Pendekatan menurut tujuan adalah untuk merumuskan dan

mengukur keefektifan melalui pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan dengan usaha kerjasama. Sedangkan pendekatan teori

Page 48: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

28

sistem menekankan pada pentingnya adaptasi terhadap tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektifan.”

Pendekatan pencapaian tujuan adalah pendekatan yang

memandang bahwa sebuah organisasi diciptakan untuk mencapai satu

tujuan atau lebih. Perrow dalam Robbins (1994:58) mengatakan bahwa

pencapaian tujuan merupakan kriteria yang paling banyak digunakan

untuk menentukan keefektifan suatu organisasi. Pendekatan pencapaian

tujuan menyatakan keefektifan sebuah organisasi harus dinilai sehubungan

dengan pencapaian tujuan, ketimbang caranya. Pendekatan ini

mengasumsikan bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan

sengaja, rasional dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, pencapaian

tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang efektivitas.

Steers (1985:75) dalam Waluyo (2007:84) mengemukakan bahwa

hal yang penting dalam proses pencapaian efektivitas adalah penggunaan

sistem perspektif yang terbuka untuk melakukan analisa. Pendekatan

tersebut menekankan hubungan antar bagian organisasi dengan

lingkungannya. Dengan menggunakan perspektif ini, kita dapat

mengidentifikasikan empat kategori utama yang mempengaruhi

efektivitas, yaitu:

a. Sifat organisasi, seperti struktur dan teknologi

Page 49: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

29

b. Sifat lingkungan seperti ekonomi dan pasar

c. Sifat karyawan seperti tingkat kinerja dan prestasi karyawan

d. Kebijakan dan praktik manajerial

Dari berbagai perspektif tentang efektivitas organisasi, nampaknya

pendekatan aspek tujuan yang banyak dijadikan acuan dalam menganalisis

efektif dan tidak efektifnya suatu organisasi.

2.1.5 Indikator Efektivitas Organisasi

Indikator dari teori efektivitas oleh Gibson (1995:33) dalam

Waluyo (2007:89) yaitu:

1. Produktivitas

Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi

jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan

lingkungan. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan

output yang dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.

2. Efisiensi

Sebagai angka perbandingan (rasio) antara output dengan input,

perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output

dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Fleksibilitas

Sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan

intern dan ekstern. Kriteria ini berhubungan dengan kemampuan

Page 50: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

30

manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan

maupun dalam organisasi itu sendiri.

4. Pengembangan

Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau

sosialisasi bagi tenaga manajemen/masyarakat dan non manajemen.

Tetapi sekarang ini pengembangan organisasi telah bertambah

banyak macamnya dan meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan

sosiologi.

5. Kepuasan

Kepuasan dan semangat kerja adalah istilah yang serupa, yang

menunjukkan sampai sejauh mana organisasi memenuhi kebutuhan

para karyawan/ masyarakat.

Sedangkan kriteria atau indikator daripada efektivitas menurut

Tangkilisan (2005:142) yaitu:

1. Pencapaian Target: maksud pencapaian target di sini diartikan

sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasi

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan

tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Kemampuan Adaptasi: keberhasilan suatu organisasi dilihat dari

sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun luar

organisasi.

Page 51: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

31

3. Kepuasan Kerja: suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota

organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi

bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen

ini adalah antara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem

insentif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi

dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.

4. Tanggung Jawab: organisasi dapat melaksanakan mandat yang

telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat

sebelumnya, dan bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah

yang terjadi dengan pekerjaannya.

Emitami Etzioni dalam Indrawijaya (2010:187) mengemukakan

pendekatan pengukuran efektivitas organisasi yang disebutnya System

Model, mencakup empat kriteria di antaranya sebagai berikut:

1. Adaptasi: kemampuan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Untuk itu antara lain digunakan tolak ukur

proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja serta ruang lingkup

kegiatan organisasi. Hal terakhir ini mempertanyakan seberapa jauh

kemanfaatan organisasi tersebut bagi lingkungannya.

2. Integrasi: Pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus

dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.

3. Motivasi Anggota: Dalam kriteria ini dilakukan pengukuran

mengenai keterikatan dan hubungan antara pelaku organisasi

Page 52: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

32

dengan organisasinya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi organisasi.

4. Produksi: usaha engukuran efektivitas organisasi dihubungkan

dengan jumlah dan mutu keluaran organisasi serta intensitas

kegiatan suatu organisasi

Steers (1985:206) dalam Tangkilisan (2005:140) mengemukakan

kriteria pengukuran efektivitas organisasi, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi

3. Kepuasan Kerja

4. Kemampuan berlaba

5. Pencarian sumber daya

Untuk mengukur efektivitas organisasi pemerintah bukanlah hal

yang mudah. Dapat dikatakan jauh lebih mudah untuk mengukur

efektivitas organisasi swasta/bisnis yang tujuan utamanya ialah profit dan

nilainya dapat dihitung karena berupa materi.

2.1.6 Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita

(KIBBLA)

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) merupakan program yang dimulai pada tahun 2009. Di

Kabupaten Serang, Bupati mengeluarkan Peraturan Bupati Serang Nomor

5 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) sebagai tindak lanjut

Page 53: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

33

Pemerintah Kabupaten Serang dalam upaya mengatasi kematian ibu dan

bayi. Komponen utama dalam program KIBBLA adalah pemberdayaan

masyarakat, pengikatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan, dan

manajemen kesehatan daerah. Strategi dalam Program KIBBLA adalah

integrasi ketiga komponen utama yakni menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan kinerja dan

mutu pelayanan kesehatan, serta meningkatkan manajemen kesehatan

daerah sesuai dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah.

Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dapat

diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang sifatnya langsung berdampak

kepada sikap dan perilaku masyarakat antara lain Kelas Ibu, Desa Siaga

dan Pra-musrenbangdes. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan

kesehatan dapat dilakukan melalui upaya peningkatan sarana/fasilitas

kesehatan serta kompetensi petugas seperti bidan desa, perawat, dokter dan

lainnya. Kegiatan komponen manajemen kesehatan KIBBLA antara lain

peningkatan kualitas perencanaan melalui lintas sektoral, pengenalan Audit

Maternal and Perinatal (AMP), inisiatif perda KIBBLA dan lainnya.

Pelaksanaan kesehatan ibu dan bayi mengacu kepada Peraturan

Bupati Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

di Kabupaten Serang. Upaya kesehatan ibu telah diatur dalam Peraturan

Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Page 54: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

34

Serang yang mencakup pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, dan

ibu nifas. Pelayanan kesehatan ibu hamil meliputi penyuluhan Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) dengan media buku KIA, pemeriksaan ibu hamil

minimal 4 kali dengan ketentuan satu kali pada triwulan ke I, satu kali

pada triwulan ke II dan dua kali pada triwulan ke III, dengan catatan setiap

kali pemeriksaan harus memenuhi standar 10 T (timbang berat badan dan

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi/ukur lingkar lengan

atas, ukur tinggi fundus uteri, presentasi janin dan denyut jantung janin,

imunisasi tetanus toksoid, tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan, tes laboratorium rutin dan khusus, dan temu wicara,

pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) pada setiap ibu hamil, penyuluhan inisiasi menyusui dini,

penyuluhan Keluarga Berencana dan Kelas Ibu.

Selain pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu

bersalin meliputi persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi, pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Pelayanan kesehatan ibu

nifas meliputi kunjungan pasca melahirkan (PNC) minimal tiga kali,

pemantauan ASI eksklusif pemberian vitamin A dosis tinggi, pelaksanaan

KB pasca persalinan. Pelayanan kesehatan bayi meliputi pemberian

imunisasi dasar lengkap, pemberian vitamin A dosis 100.000,

penimbangan minimal 8 kali setahun, dan stimulasi deteksi intevensi dini

tumbuh kembang bayi (SDIDTK) 4 kali setahunn.

Page 55: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

35

Sumber daya manusia dalam program KIBBLA terdiri dari tenaga

kesehatan, komponen masyarakat yang terkait dengan kesehatan, dan

komponen akademisi bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dalam hal ini

terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis kebidanan dan

kandungan, dokter umum, bidan, perawat, penyuluh kesehatan masyarakat,

petugas gizi dan penyuluh lapangan KB. Kemudian dari komponen

masyarakat terdiri dari kader kesehatan, kader KB, PKK, LSM Kesehatan,

tokoh masyarakat tokoh agama dan Saka Bhakti Husada. Komponen

akademisi bidang kesehatan terdiri dari akademisi baik potensi lokal

maupun nasional.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kegiatan KIBBLA

dibentuk tim KIBBLA yang terdiri dari Tim KIBBLA Kabupaten yang

ditetapkan oleh Bupati, Tim KIBBLA Kecamatan yang ditetapkan oleh

Camat dan Tim KIBBLA Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala

Desa/Kepala Kelurahan. Dalam penyelenggaraan Program KIBBLA,

terdapat peran Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Lintas Sektor,

Organisasi Kesehatan, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan

Masyarakat. Pemerintah Daerah dalam hal ini tingkat Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab atas penyediaan pelayanan KIBBLA yang

terjangkau, efektif dan berkualitas bagi ibu, bayi baru lahir dan bayi dan

anak balita, secara bertahap dan berkesinambungan. Selain itu

berkewajiban menyediakan data KIBBLA, melakukan koordinasi

pelayanan KIBBLA dengan lintas sektoral dan konsultasi dengan

Page 56: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

36

pemerintah provinsi maupun pemerintah. Selain itu bertanggung jawab

menyediakan seluruh kebutuhan dan sarana prasarana beserta

pemeliharaannya sesuai dengan kebutuhan.Dinas Kesehatan turut berperan

dalam mengkoordinasikan pelaksanaan program KIBBLA baik

administrasi maupun teknis medis tingkat kabupaten. Selain itu Dinas

Kesehatan juga berperan dalam pengawasan, supervisi, evaluasi dan

pembinaan secara berkala sesuai perencanaan. Peran Lintas Sektor dalam

penyelenggaraan program KIBBLA yakni memfasilitasi proses penyebaran

informasi kepada masyarakat melalui media, memfasilitasi ketersediaan

alat promosi, kontrasepsi dan pelayanan KIBBLA, serta mendorong dan

menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam program KIBBLA

sesuai dengan kapasitasnya. Organisasi Kesehatan turut memiliki peran

dalam penyelenggaraan program KIBBLA yakni untuk mendukung

pelaksanaan program KIBBLA, mengkoordinasikan pelaksanaan program

KIBBLA dengan anggotanya, dan melakukan pembinaan, memonitor dan

evaluasi teknis medis terhadap anggota.

Dalam lingkup yang lebih kecil, pemerintah tingkat kecamatan

turut memiliki peran dalam penyelenggaraan program KIBBLA untuk

mengkoordinasikan program KIBBLA tingkat kecamatan, melaksanakan

pengawasan, supervisi, evaluasi dan pembinaan secara berkala sesuai

perencanaan tingkat kecamatan. Puskesmas selaku fasilitas kesehatan yang

tersedia di setiap kecamatan wilayah kerjanya dapat dikatakan memiliki

peran yang lebih banyak dalam penyelenggaraan program KIBBLA.

Page 57: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

37

Puskesmas berperan dalam pelayanan KIBBLA di wilayah kerjanya,

memfasilitasi terlaksananya kemitraan bidan, kader dan dukun bayi,

melaksanakan supervisi fasilitatif pelayanan KIBBLA di wilayah kerjanya,

melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap fasilitas kesehatan yang

memberikan pelayanan KIBBLA termasuk swasta, dan mengusulkan

kepada dinas sarana dan prasarana terkait program KIBBLA.

Adapun yang paling berperan dalam program KIBBLA berada

pada lingkup yang paling dekat dengan masyarakat selaku sasaran

program KIBBLA. Pemerintah Desa berperan serta dalam mendukung

pelaksanaan pelayanan KIBBLA, membuat perencanaan KIBBLA tingkat

desa, dan menggerakkan masyarakat dalam rangka mendukung

pelaksanaan program KIBBLA. Selain itu, masyarakat yang menjadi objek

pembangunan turut berperan serta dalam penyelenggaraan program

KIBBLA. Dalam pelaksanaannya, masyarakat berperan serta dalam bentuk

sosialisasi program KIBBLA, penggalangan dana masyarakat melalui

tabungan ibu bersalin dan dana sosial bersalin, penyediaan sarana

KIBBLA desa, menyediakan sarana transportasi (Ambulan desa),

penyediaan calon pendonor darah, pengumpulan data dan pelaporan

sasaran KIBBLA, dan mendorong masyarakat lainnya untuk mengikuti

kegiatan KIBBLA.

Sarana dan prasarana pelayanan KIBBLA disediakan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat yang memenuhi

kualifikasi dan standar yang berlaku. Pemanfaatan sarana dan prasarana

Page 58: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

38

KIBBLA dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan. Pembiayaan pelaksanaan

KIBBLA dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang dibebankan pada APBD

Kabupaten serta sumber pembiayaan lain yang tidak mengikat. Dalam

sistem informasi kesehatan KIBBLA didasarkan pada pendataan sasaran

KIBBLA ditingkat desa yang dilakukan oleh bidan desa bersama aparat

desa, kader kesehatan dan dibantu RT dan RW. Pencatatan kelahiran dan

kematian dilakukan oleh RT dan RW, dilaporkan secara berjenjang ke

tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan puskesmas sampai tingkat

kabupaten. Puskesmas berkewajiban menyampaikan hasil pelaksanaan dan

pencapaian kegiatan serta masalah yang terjadi dalam kegiatan KIBBLA

kepada camat. Bidan desa berkewajiban menyampaikan hasil pelaksanaan

KIBBLA dalam rapat desa minimal satu kali dalam sebulan dengan

mengikutsertakan kader kesehatan, dukun bayi, aparat desa, fasilitator desa

siaga dan unsur masyarakat. Seluruh pelayanan KIBBLA ditingkat desa

dilaporkan oleh bidan desa ke puskesmas yang selanjutnya oleh

puskesmas dilaporkan ke dinas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan, penelitian ini melihat beberapa hasil

penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan topik kajian yang

menyangkut efektivitas organisasi. Pembahasan yang berhubungan dengan

topik dan perspektif administrasi publik untuk penelitian ini adalah:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rima Agustiani yang

berjudul Efektivitas Organisasi dalam Pengelolaan E-Government di

Page 59: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

39

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean

Merak pada tahun 2012 pada program studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.Penelitian ini menggunakan teori Jackson dan Tyson yang

menyatakan bahwa indicator Efektivitas Organisasi terdiri dari

pengarahan, delegasi, pertanggungjawaban, pengendalian, efisiensi,

koordinasi, adaptasi, dan sistem sosial dan harapan perorangan. Metode

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Masalah dalam penelitian ini

adalah kurangnya pengelolaan informasi, data, dan oerundang-undangan

pada website, dan media sosial oleh pengelola, kurang dimanfaatkannya

sarana dan prasarana yang telah disediakan, kurangnya pengetahuan dan

pemahaman para pegawai mengenai sistem pelayanan yang baru, dan

kurangnya sumber daya manusia yang ahli di bidang IT. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa efektivitas organisasi dalam pengelolaan e-

government mencapai 77.29% dari yang diharapkan 60%. Artinya

pengelolaan e-government oleh organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean

Merak sudah sangat efektif. Adapun saran untuk peningkatan efektivitas

organisasi dalam penelitian ini adalah menggunakan dan memeliharan

setiap peralatan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

meningkatkan kualitas pelayanan public pada website, pemberian inovasi

dan kreativitas oleh atasan, dan meningkatkan setiap indikator-indikator

efektivitas organisasi.

Page 60: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

40

Kedua, penelitian dalam bentuk skripsi ini dilakukan oleh Nia

Sutriajuniati, yang berjudul Efektivitas Organisasi Komite Olahraga

Nasional Indonesia Provinsi Banten dalam MengahadapiPekan Olahraga

Nasional ke XVIII di Riau. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 pada

program studi ilmu Administrasi Negara, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa tahun.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut

Tangkilisan (2005) yang menyatakan bahwa indikator efektivitas

organisasi terdiri dari pencapaian target, adaptasi, kepuasan kerja dan

tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya sarana dan prasarana

olahraga, pembinaan secara sistematis dengan melibatkan para ahli sesuai

dengan profesinya belum dilakukan maksimal, pengelolaan dan

pengurusan KONI daerah yang tidak maksimal karena masalah internal,

dan program pembinaan terhadap pengurus dan atlit yang tidak

direalisasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Komite

Olahraga Provinsi Banten sebesar 84.27% dari angka minimal 60% yang

menunjukkan sudah sangat efektif walaupun masih terdapat beberapa

masalah lainnya tetapi masih dapat diselesaikan dengan baik. Saran

peneliti dalam meningkatkan efektivitas organisasi adalah lebih

ditingkatkan dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga, dan

pembinaan secara lebih sistematis.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Evrista Nenggar Prehapsari,

dengan judul Efektivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Program

Page 61: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

41

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PMKS). Penelitian ini

dilakukan pada tahun 2014 pada program studi ilmu Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indikator pengukuran

efektivitas organisasi yang terdiri dari pencapaian tujuan, integrasi dan

adaptasi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.Masalah

dalam penelitian ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan

pemahaman masyarakat mengenai prosedur pelayanan PKMS dan

kurangnya sumber daya manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dilihat dari tiga indikator pengukuran efektivitas yang digunakan yaitu

pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

belum cukup baik dalam pelaksanaan Program Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Surakarta. Pencapaian tujuan dalam pelaksanaan program

PKMS dapat dikatakan efektif karena sudah sesuai dengan target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Integrasi dikatakan belum cukup baik karena

ditunjukkan dengan adanya pemahanan yang kurang oleh masyarakat dan

adanya masyarakat yang tidak mengetahui adanya sosialisasi yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan. Adaptasi dikatakan cukup baik, hal ini

diindikasikan dengan adanya pembekalan apabila ada hal-hal baru dan

perubahan peraturan, rapat koordinasi, kegiatan monitoring dan evaluasi,

serta telah menyebarnya puskesmas dan rumah sakit di berbagai wilayah.

Faktor-faktor yang mendukung efektivitas program PKMS di Dinas

Kesehatan Kota Surakarta adalah adanya dukungan, kemitraan, dan

Page 62: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

42

komunikasi dengan institusi lain, serta tersedianya sarana dan prasarana

penunjang yang disediakan oleh Pemerintah Kota.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Uma Sekaran dalam Sugiyono (2014:60) mengemukakan bahwa

kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Untuk menjelaskan teori yang berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian ini, maka dibentuklah kerangka pemikiran

penelitian sebagai berikut:

Kematian ibu dan bayi merupakan salah satu permasalahan global

yang sepatutnya menjadi kajian secara ilmiah termasuk dari perspektif

keilmuan administrasi publik. Dinas Kesehatan sebagai organisasi publik

berperan untuk menyukseskan sebuah program pemerintah bidang

kesehatan. Dinas Kesehatan menjadi inisiator penggerak dalam berbagai

upaya pada bidang kesehatan melalui program-program unggulan yang

salah satunya adalah program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita. Untuk mengukur efektivitas organisasi peneliti menggunakan teori

Gibson (1995) yaitu Produktivitas, Efisiensi, Fleksibilitas, Pengembangan,

dan Kepuasan. Dari penjelasan di atas, kerangka pemikiran penelitian ini

digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Page 63: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

43

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Peneliti, 2017

Efektivitas Dinas Kesehatan dalam

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru

1. tidak berjalannya Tim KIBBLA pada

tingkat kecamatan dan desa

2. kurangnya koordinasi TIM KIBBLA

terpadu Kabupaten Serang

3. kurangnya pemberdayaan masyarakat

sebagai Kader Pendamping KIBBLA

(KPK) di tingkat desa.

4. kurangnya kampanye Program KIBBLA

oleh Dinas Kesehatan untuk masyarakat

5. belum meratanya pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat di beberapa

wilayah

UU No. 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan

Permen Kesehatan Nomor 97 Tahun

2014

Output

Efektivitas Dinas Kesehatan dalam

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

Indikator Efektivitas Organisasi

menurut Gibson dalam (1995)

dalam Waluyo (2007:89)

Produktivitas

Efisiensi

Fleksibilitas

Pengembang

an Kepuasan

Page 64: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

44

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan. Peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan

pengamatan di lapangan, pengumpulan data di lapangan, dan kajian

pustaka. Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari

pengumpulan data lapangan, serta berdasarkan kerangka pemikiran di atas,

maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini

yaitu:

Ha: Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita di Kabupaten

Serang lebih kecil dari 65%;

Ho: Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita di Kabupaten

Serang lebih besar atau sama dengan 65%.

Adapun pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas

dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis Kerja (Ha) : µ < 65%

Hipotesis Nol (Ho) : µ ≥ 65%

Page 65: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Satori dan Komariah (2010:20) penelitian adalah kegiatan

menelusuri data/fakta sebenarnya untuk memenuhi keingintahuan manusia

tentang sesuatu yang dilihat atau didengar dengan mempergunakan ukuran

kebenaran yang dianutnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif

dengan metode deskriptif. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif

karena perlu melakukan pengujian teori pada variabel yang terukur

berdasarkan analisis data secara statistik. Sebagaimana Sugiyono (2014:8)

katakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu mengenai

Efektivitas organisasi.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dinas Kesehatan merupakan organisasi pemerintah yang memiliki

tugas dan fungsi dalam bidang kesehatan di wilayah Kabupaten Serang.

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang memiliki tanggung jawab lebih atas

Page 66: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

46

kompleksitas persoalan kesehatan di wilayahnya. Kematian ibu dan bayi di

Kabupaten Serang merupakan salah satu persoalan yang menjadi sorotan

baik di daerah maupun pusat. Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

dan Anak Balita (KIBBLA) merupakan salah satu penawar yang dilakukan

oleh Dinas Kesehatan dalam rangka mengurangi kematian ibu dan bayi.

Berdasarkan uraian di atas, maka ruang lingkup dalam penelitian ini

adalah Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

dengan responden masyarakat Kabupaten Serang yang diwakili di

Kecamatan Pontang, Jawilan dan Ciruas. Pertimbangan peneliti memilih

daerah tersebut adalah karena Kecamatan Pontang merupakan daerah

dengan kematian ibu tertinggi di Kabupaten Serang. Kecamatan Jawilan

merupakan daerah dengan kasus kematian bayi yang rendah di Kabupaten

Serang. Sedangkan Ciruas merupakan ibukota Kabupaten Serang yang

juga dipertimbangkan dengan kasus kematian ibu dan bayi relatif sedang.

Kecamatan Pontang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Ciruas

merupakan daerah dengan kematian ibu tertinggi di Kabupaten Serang.

Sedangkan Kecamatan Jawilan yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Lebak merupakan daerah yang mengalami kasus kematian bayi

relatif rendah. Pemilihan ketiga daerah tersebut merupakan representatif

capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dalam program KIBBLA

Page 67: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

47

karena diwakili oleh wilayah dengan kasus kematian ibu yang tinggi,

wilayah dengan kasus kematian bayi yang rendah, dan wilayah yang relatif

sedang.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Azwar (2007:72) mengemukakan definisi konseptual bahwa:

“Definisi konseptual adalah pengukuran variabel yang

abstrak atau yang tidak mudah terhubung dengan fakta. Bahasan

pertama adalah definisi konseptual yang merupakan pernyataan

yang mengartikan atau memberi makna suatu konsep atau istilah

tertentu. Definisi konseptual merupakan penggambaran secara

umum dan menyeluruh yang menyiratkan maksud dari konsep/teori

atau istilah tersebut, bersifat konstitutif (merupakan definisi yang

disepakati oleh banyak pihak dan telah dibakukan di kamus

bahasa), formal dan mempunyai pengertian yang abstrak”

Objek penelitian ini adalah Efektivitas Dinas Kesehatan dalam

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Serang. Definisi konsep terkait Efektivitas Dinas Kesehatan

adalah adalah sejauh mana ketercapaian keberhasilan Dinas Kesehatan

dalam sebuah program yang dijalankan. Upaya kesehatan yang dilakukan

untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya banyak dilakukan

oleh Dinas Kesehatan baik yang mengatur pelayanan ataupun manajemen.

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA)

merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kematian ibu yang

menyoroti tiga komponen utama yakni pemberdayaan masyarakat,

peningkatan mutu dan kualitas pelayanan, dan manajemen kesehatan.

Mengingat Dinas Kesehatan yang paling berperan dalam mengatur

Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA)

Page 68: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

48

maka penelitian ini dilakukan untuk mengukur Efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang. Untuk menjawab permasalahan di

atas, peneliti menggunakan indikator Efektivitas Organisasi menurut

Gibson (1995). Indikator tersebut diantaranya produktivitas, efisiensi,

fleksibilitas, pengembangan dan kepuasan.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasionalisasi merupakan penjabaran dari definisi

konsep yang telah dibangun di atas, yang berfungsi untuk memudahkan

peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara. Definisi

opersionalisasi dalam penelitian ini merujuk pada Efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak

Balita (KIBBLA) yang diidentifikasikan dengan teori yang telah peneliti

pilih sebagai dasar untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini.

Pada definisi operasional akan dikemukakan penjelasan teori

menurut Gibson (1995). Gibson menjabarkan indikator efektivitas

organisasi diantaranya produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, pengembangan

dan kepuasan.

1. Produktivitas

Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah

dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Ukuran ini

Page 69: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

49

berhubungan secara langsung dengan output yang dikonsumsi oleh

pelanggan organisasi.

2. Efisiensi

Sebagai angka perbandingan (rasio) antara output dengan input,

perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output dengan

waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Fleksibilitas

Sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan intern

dan ekstern. Kriteria ini berhubungan dengan kemampuan manajemen

untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam

organisasi itu sendiri.

4. Pengembangan

Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau

sosialisasi bagi tenaga manajemen/masyarakat dan non manajemen.

Tetapi sekarang ini pengembangan organisasi telah bertambah banyak

macamnya dan meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan sosiologi.

5. Kepuasan

Kepuasan dan semangat kerja adalah istilah yang serupa, yang

menunjukkan sampai sejauh mana organisasi memenuhi kebutuhan para

karyawan/ masyarakat.

Page 70: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

50

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel

Indikator Sub Indikator

No. Item

Instrume

n

Efektivitas

Dinas

Kesehatan

(Efektivita

s

Organisasi,

Gibson

(1995:34)

dalam

Waluyo

(2007:89))

Produktivitas

1. Pelaksanaan

tujuan

organisasi

2. Pencapaian

tujuan

organisasi

3. Intensitas

kegiatan

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8,

9

Efisiensi

1. Sumber daya

organisasi/input

2. Output

10, 11, 12,

13

Fleksibilitas

1. Persiapan

menghadapi

perubahan

2. Kemampuan

adaptasi

14, 15, 16,

17, 18,

19,20, 21,

22

Pengembangan

1. Sosialisasi

2. Interaksi organisasi

dengan lingkungan

23, 24, 25,

26, 27, 28,

29

Kepuasan

1. Pemenuhan

kebutuhan

masyarakat

2. Semangat kerja

organisasi

30, 31, 32,

33, 34, 35

Sumber: Peneliti, 2017

Page 71: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

51

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kuantitatif akan membantu peneliti

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Menurut Burhan Bungin (2005:128) kuesioner yaitu serangkaian atau

daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk

diisi oleh responden, setelah itu dikirim kembali atau dikembalikan ke

peneliti.

Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Maka setiap

instrumen harus mempunyai skala. Skala ukur dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2014:193).

Tabel 3.2

Skor Dalam Penelitian

JAWABAN

SKOR

ALTERNATIF

JAWABAN

Sangat Tidak

Setuju

1

Tidak Setuju 2

Setuju 3

Sangat Setuju 4

Sumber : Peneliti 2017

Page 72: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

52

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:80) populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu

hamil, ibu bersalin, nifas dan yang memiliki bayi di Kabupaten Serang

yang jika dilihat berdasarkan sasaran penduduk program pembangunan

kesehatan ibu dan bayi Kabupaten Serang tahun 2017 adalah masing-

masing 31.768, 30.324, 30.342 dan 28.880. Dikarenakan populasi

penelitian ini bersifat heterogen dan beragam, peneliti menentukan

beberapa sifat dalam penelitian ini berdasarkan fokus penelitian dan

temuan di lapangan. Peneliti menentukan tiga wilayah representatif yang

sesuai dengan penelitian berdasarkan jumlah kasus terbanyak, sedang dan

terendah. Stratifikasi ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

mencari temuan di lapangan. Hasil dari stratifikasi pada Kecamatan

Ciruas, Kecamatan Pontang dan Jawilan masing-masing akan dijelaskan

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Sasaran Penduduk Program KIBBLA Tahun 2017

Kecamatan

Ibu Hamil Ibu Bersalin Ibu Nifas Ibu Menyusui

Jumlah

Rata-

rata

per

bula

n

Jumlah

Rata-

rata

per

bula

n

Jumlah

Rata-

rata

per

bula

n

Jumlah

Rata-

rata

per

bula

n

Ciruas 1.612 134 1.539 128 1.539 128 1.466 122

Jawilan 1.188 99 1.134 95 1.134 95 1.080 90

Page 73: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

53

Pontang 874 73 834 70 834 70 794 66

Jumlah 3.674 306 3.507 293 3.507 293 3.340 278

Jumlah Rata-

rata per bulan 1.170

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas maka dapat ditentukan populasi

representatif pada penelitian ini berjumlah 1.170 orang yang terdiri dari

306 ibu hamil, 293 ibu bersalin, 293 ibu nifas, dan 278 ibu menyusui.

Metode penghitungan ini berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti

dari pegawai Bidang Kesehatan Keluarga Kabupaten Serang pada hari

Senin, 17 Juli 2017 di Kantor Dinas Kesehatan.

Sugiyono (2014:81) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena

keterbatasan peneliti dalam mengambil seluruh populasi maka teknik

pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik purpossive

random sampling. Langkah selanjutnya dalam menentukan jumlah sampel

peneliti menggunakan rumus untuk mendapatkan jumlah sampel yang

akurat. Rumus yang digunakan peneliti yaitu Rumus TaroYamane sebagai

berikut:

( )

Keterangan:

n = banyaknya unit sampel

N = banyaknya populasi

Page 74: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

54

d2= presisi atau tingkat kesalahan (presisi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 7% dengan perhitungan (7:100 = 0.07)

1 = bilangan konstanta

Setelah itu dapat dilihat dari perhitungan sampel di bawah ini

dengan menggunakan rumus TaroYamane tersebut:

( )

( )

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses penelitian yang

dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini

pengumpulan ini dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:142).

2. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan dengan observasi

langsung atau dengan pengamatan langsung terhadap objek yang

Page 75: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

55

diteliti. Observasi atau pengamatan ini dimaksud untuk merasakan dan

kemudian memahami pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan

untuk melanjutkan penelitian.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang

diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens

sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian (Satori dan Komariah, 2010:140). Studi

dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data penunjang dalam

menilai efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program KIBBLA.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data langkah yang dilakukan yaitu

pengolahan data. Pengolahan data merupakan tahapan untuk memudahkan

analisis data. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian

yaitu:

1. Editing, yaitu kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti

menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum

memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,

tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan (Bungin, 2005:165).

Page 76: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

56

2. Koding, yaitu membentuk kode-kode jawaban yang diperoleh dengan

simbol yang berupa angka. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam

memberikan data diri yang diberikan.

3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data,

serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disajikan dalam

bentuk tabel-tabel

3.8.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010:211).

Maka Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

“ProductMoment”. Dengan rumus sebagai berikut :

√* ( ) +* ( ) +

Dimana :

r : Koefisien Korelasi yang dicari

n : Jumlah responden

: Jumlah skor dalam besaran X

: Jumlah skor dalam sebaran Y

: Jumlah hasil skor X dan Y yang berpasangan

: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Page 77: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

57

Selain menggunakan rumus di atas, untuk mengkaji validitas dapat

dilakukan dengan analisis faktor menggunakan bantuan piranti lunak

Statistical Program For SocialScience (SPSS)versi 20, dengan

menggunakan syarat bahwa nilai korelasinya (Pearson Correlation)

adalah positif. Sedangkan nilai probabilitas korelasi [sig. (two-tailed)] <

taraf signifikan (α) sebesar 0.07. SPSS merupakan program aplikasi yang

digunakan untuk melakukan secara lebih cepat semua perhitungan statistik

dari yang sederhana sampai yang rumit sekalipun, yang jika dilakukan

secara manual akan memakan waktu yang lebih lama.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner

yang digunakan dapat ukuran yang konstan atau tidak. Bila suatu alat ukur

dipakai lebih dari satu kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dapat

dikatakan reliabel. Pengukuran reliabilitas kuesioner dilakukan dengan

menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach., yaitu :

{

} {

}

Keterangan :

= Reliabilitas Instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varians butir

Page 78: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

58

= Varians total

Reliabilitas yang tinggi memberikan dasar bahwa masing-masing

indikator bersifat konsisten dalam pengukurannya. Nilai batas reliabilitas

dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang diterima adalah > 0,600.

Dalam Priyatno (2013) pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah

sebagai berikut:

Cronbach’salpha< 0,6 : reliabilitas buruk

Cronbach’salpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas diterima

Cronbach’salpha 0,8 : reliabilitas baik

Selain menggunakan rumus di atas, untuk menguji raliabilitas dapat

dilakukan dengan analisis faktor menggunakan bantuan piranti lunak

Statistical Program Social Science (SPSS).

3.8.3 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.

Dalam penelitian mengenai Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang, peneliti menggunakan metode uji normalitaskolmogorov-smirnov.

Metode kolmogorov-smirmov dapat dilakukan dengan analisa faktor

menggunakan bantuan piranti lunak Statistical Program Social Science

(SPSS)

Page 79: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

59

3.8.4 Uji t-Test

Terdapat beberapa teknik statistik yang digunakan untuk analisa

data dan pengujian hipotesis dalam suatu penelitian. Karena penelitian

yang dilakukan ini adalah penelitian kuantitaif deskriptif, maka yang

digunakan adalah hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif adalah dugaan

terhadap nilai variabel secara mandiri antara data dan sampel dan data

populasi. Karena penguji menggunakan teknik one sampel dengan rumus

sebagai berikut:

t =

N

SD

X 0

Keterangan:

t = Nilai t yang dihitung

N = Jumlah anggota sampel

π = rata-rata sampel

µ = Nilai parameter yang dihipotesiskan

SD = Standar deviasi/simpangan baku sampel

3.8.5 Uji Pihak Kiri

Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih

besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi

“lebih kecil (<)” (Sugiyono, 2014:164). Dalam uji pihak kiri, harga t tabel

diletakkan di sebelah kiri kurva. Hipotesis dalam penelitian Efektivitas

Page 80: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

60

Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

Hipotesis alternatif : Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang lebih kecil dari 65%.

Hipotesis nol: Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang lebih

besar dari atau sama dengan 65 %.

Dengan melihat hipotesis statistik tersebut, maka pengujian

hipotesis dalam Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang

adalah menggunakan Uji Pihak Kiri digunakan jika Hipotesis alternatif

(Ha) berbunyi “lebih kecil (<)” sedangkan pada Hipotesis nol (Ho)

berbunyi “lebih besar dari atau sama dengan (≥)”. Dengan demikian

berlaku ketentuan:

1. Bila thitung < ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, dan

2. Bila thitung ≥ ttabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3.9 Jadwal Penelitian

Waktu penelitian yang membahas Efektivitas Dinas Kesehatan

dalam program kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak balita (KIBBLA)

di Kabupaten Serang dimulai dari bulan Januari sampai dengan September

2017.

Page 81: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

61

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

N

o

Kegiata

n

Waktu Pelaksanaan

2017

2

0

1

8

J

a

n

u

a

r

i

F

e

b

r

u

a

r

i

M

a

r

e

t

A

p

r

i

l

M

e

i

J

u

n

i

J

u

l

i

A

g

u

s

t

S

e

p

t

J

a

n

u

a

r

i

1 Perijina

n

Peneliti

an

2 Observa

si Awal

dan Pra

Peneliti

an

3 Pembim

bingan

BAB I

sampai

dengan

BAB III

4 Seminar

Proposa

l

5 Peneliti

an di

Lapang

an

6 Pengola

han

Data

7 Pembim

bingan

BAB IV

sampai

dengan

BAB V

8 Sidang

Skripsi

Sumber: Peneliti, 2017

Page 82: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi

Daerah Kabupaten Serang. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang adalah

unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

berkedudukan di bawah serta bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pemerintahan

daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

pembantuan.

4.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

Susuan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, terdiri dari:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahkan:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program dan Evaluasi

c. Bidang Bina Upaya Kesehatan, membawahkan:

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

Page 83: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

63

2. Seksi Pengawasan Obat dan Makanan

3. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

membawahkan:

1. Seksi Penanggulangan Penyakit

2. Seksi Immunisasi, Surveilans dan Kesehatan Matra

3. Seksi Penyehatan Lingkungan

e. Bidang Bina Upaya Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,

membawahkan:

1. Seksi Bina Gizi

2. Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi

3. Seksi Kesehatan Anak

f. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:

1. Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat

2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia

3. Seksi Sarana dan Fasilitas Kesehatan

g. Unit Pelaksana Teknis Daerah

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 84: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

64

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah sasaran Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) yang terdiri dari ibu

hamil, ibu nifas dan ibu yang memiliki bayi sebanyak 174 terdiri dari

Kecamatan Ciruas sebanayak 76, Kecamatan Jawilan sebanyak 56 dan

Kecamatan Pontang sebanyak 42. Penghitungan tersebut mengacu

padajumlah sasaran program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita tahun 2017 (data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun

2017).

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Fase Kehamilan

Responden berdasarkan fase kehamilan dikelompokkan menjadi

tiga kelompok yaitu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu yang memiliki bayi.

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Fase Kehamilan

Fase Kehamilan Jumlah Responden Persentase

Ibu Hamil 62 35%

Ibu Nifas 9 5%

Ibu Menyusui/Memiliki Bayi 103 60%

Sumber : Data Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat diketahui jumlah

responden sebanyak 174 orang, terdiri dari ibu hamil 62 atau sekitar 35%,

ibu nifas 9 atau sekitar 5% dan ibu yang memiliki bayi 103 atau sekitar

Page 85: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

65

60%. Hal ini dikatakan bahwa penelitian ini cukup seimbang antara ibu

hamil, nifas dan ibu yang memiliki bayi karena disesuaikan dengan jumlah

dan waktu setiap fase. Responden terbanyak dalam penelitian ini adalah

ibu yang memiliki bayi sebanyak 103 orang. Hal ini dikarenakan

responden yang memiliki bayi lebih banyak ditemukan dari ibu hamil dan

ibu nifas.

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Usia

Responden berdasarkan usia dikelompokkan menjadi tiga

kelompok yaitu: di bawah 20 tahun, 20-40 tahun, dan usia di atas 40 tahun.

Tabel 4.2

Identitias Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase

<20 11 6.32%

20-40 159 91.38%

>40 4 2.30%

Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat diketahui jumlah

responden sebanyak 174 orang, terdiri dari usia <20 tahun sebanyak 11

atau sekitar 6.32%, usia 20-40 tahun sebanyak 159 atau sekitar 91.38%

dan usia >40 tahun sebanyak 4 atau sekitar 2.30%. Sebagian besar

responden berumur 20-40 tahun. Dalam penelitian ini, masih ditemukan

usia muda di bawah 20 tahun yang tengah hamil atau sudah memiliki bayi.

Page 86: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

66

Selain itu, ditemukan juga usia di atas 40 tahun yang tengah hamil atau

memiliki bayi.

4.2.1.3 Responden Berdasarkan Pendidikan

Responden berdasarkan pendidikan terakhir dikelompokkan

menjadi empat kelompok yaitu: SD, SMP, SMA, dan D3/S1.

Tabel 4.3

Identitias Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Persentase

SD 37 21.26 %

SMP 78 44.83 %

SMA 54 31.04 %

D3/S1 5 2.87 %

Sumber : Data Lapangan Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui jumlah

responden sebanyak 174 orang, terdiri dari pendidikan terakhir SD

sebanyak 37 atau sekitar 21.26%, SMP sebanyak 78 atau sekitar 44.83%,

SMA sebanyak 54 atau sekitar 31.04% dan S1 sebanyak 5 atau sekitar

2.87. Pendidikan terakhir terbanyak berada pada tingkat SMP yaitu sekitar

44.83% dan terendah lulusan S1 SEKITAR 2.87%.

Page 87: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

67

4.2.1.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan

Responden berdasarkan pekerjaan dikelompokkan menjadi empat

kelompok yaitu: Ibu Rumah Tangga, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta dan

Wiraswasta.

Tabel 4.4

Identitias Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pendidikan Jumlah Responden Persentase

IRT 138 79.31 %

Pegawai Negeri 5 2.87 %

Pegawai Swasta 24 13.79 %

Wiraswasta 7 4.03 %

Sumber : Data Lapangan Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka dapat diketahui jumlah

responden sebanyak 174 orang, terdiri dari Ibu Rumah Tangga sebanyak

138 atau sekitar 79.31%, Pegawai Negeri sebanyak 5 atau sekitar 2.87%,

Pegawai Swasta sebanyak 24 atau sekitar 13.79% dan Wiraswasta

sebanyak 7 atau sekitar 4.03%. Responden terbanyak dalam penelitian ini

adalah Ibu Rumah Tangga sekitar 79.31% dan terendah adalah Pegawai

Negeri sekitar 2.87%.

Page 88: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

68

4.2.2 Tanggapan Responden

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel menggunakan teori

efektivitas menurut Gibson. Dalam teori tersebut terdapat enam indikator

yang kemudian diuraikan dalam kuesioner.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert,

pilihan jawaban kuesiner terdiri dari empat opsi berbeda teridiri dari

Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS)

bernilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Dengan asumsi

semakin tinggi nilai yang diperoleh dari kuesioner, maka semakin efektif

pula Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA). Pemaparan tanggapan masing-masing pernyataan

digambarkan dalam bentuk grafik, disertai dengan pemaparan dan

kesimpulan dari hasil jawaban pernyataan yang diajukan melalui kuesioner

kepada responden. Berikut ini adalah pernyataan responden atas kuesioner:

Grafik 4.1

Mengetahui dan menyadari pentingnya Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

62

112

0 0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 89: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

69

Berdasarkan grafik 4.1, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 62 responden atau sebanyak 35.63%,

yang menyatakan setuju sebanyak 112 responden atau sebanyak 64.37%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 0 responden dan yang meyatakan

sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Responden dalam penelitian ini mengaku setuju dan sangat setuju

telah mengetahui dan menyadari pentingnya kesehatan ibu dan bayi. Salah

satu hambatan dalam upaya mengatasi kematian ibu adalah kurangnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Walaupun pada kenyataannya

tingkat pengetahuan dan kesadaran setiap orang berbeda, jawaban

responden terhadap pernyataan ini menggambarkan bahwa upaya Dinas

Kesehatan melalui Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) khususnya dalam hal pemberdayaan masyarakat

berdampak positif.

Berdasarkan observasi di lapangan, pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan ibu dan bayi ditandai dengan aktivitas

melaporkan dan memeriksakan kandungan atau bayi, mengikuti posyandu

dan kelas ibu hamil, bertanya dan konsultasi kepada bidan/tenaga

kesehatan, dan membaca buku KIA. Selain karena pengetahuan dan

kesadaran, aktivitas-akitivitas tersebut dilakukan karena dilatarbelakangi

oleh keinginan dan harapan masyarakat untuk tetap menjaga kondisi

kesehatan ibu dan bayi.

Page 90: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

70

Grafik 4.2

Penerapan perilaku Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) dalam kehidupan sehari-hari

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.2, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 16 responden atau sebanyak 9.20%,

yang menyatakan setuju sebanyak 144 responden atau sebanyak 82.76%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 14 responden atau sebanyak 8.05%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Mayoritas responden dalam penelitian ini mengaku setuju telah

menerapkan kesehatan ibu dan bayi dalam kehidupan sehari-hari. Pedoman

atau standar kesehatan ibu dan bayi dalam kehidupan sehari-hari sudah

tercantum dalam buku KIA yang menjadi buku wajib bagi ibu hamil

sampai anak berusia balita. Berdasarkan wawancara peneliti dengan

beberapa masyarakat, mengatakan bahwa terdapat pola hidup berbeda saat

tidak hamil dan saat hamil. Saat hamil lebih memperhatikan asupan gizi

dan waktu istirahat.

Beberapa responden menyatakan tidak setuju menerapkan

kesehatan ibu dan bayi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan alasan

16

144

14 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 91: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

71

yang peneliti terima dari masyarakat adalah tidak terdapat perbedaan pola

hidup saat hamil ataupun saat tidak hamil dan saat memiliki bayi.

Responden ini mengaku melakukan pola hidup dalam kehidupan sehari-

hari seperti biasanya. Responden pada pernyatan ini umumnya perempuan

yang tidak hamil atau memiliki bayi anak pertama.

Grafik 4.3

Pemeriksaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) atau Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.3, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 17 responden atau sebanyak 9.77%,

yang menyatakan setuju sebanyak 116 responden atau sebanyak 66.67%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 40 responden atau sebanyak

22.99% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden

atau sebanyak 0.57%.

Fasilitas kesehatan yang dimaksud pada pernyataan ini,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun

2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdiri dari Tempat Praktik

17

116

40

1

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

020406080

100120140

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 92: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

72

Mandiri Tenaga Kesehatan, Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, dan

Rumah Sakit. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014

tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan disebutkan bahwa persalinan

harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Responden pada penelitian ini mayoritas setuju telah melakukan

persalinan dan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan.

Namun masih terdapat responden yang tidak setuju dalam melakukan

persalinan dan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan.

Hal ini dikarenakan, masih ditemukan masyarakat yang melakukan

persalinan di rumah dibantu oleh kompetensi tenaga kesehatan (bidan) dan

didampingi oleh dukun bayi. Hal ini berkaitan pula dengan program

“Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi”. Jauhnya akses masyarakat ke fasilitas

kesehatan menjadi penyebab utama persalinan dilakukan di rumah.

Pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin dalam Peraturan Bupati

Serang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita

(KIBBLA) masih berbunyi bahwa persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan kompetensi bidan. Padahal, jika melihat kebijakan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 menyatakan bahwa pelayanan

kesehatan untuk ibu bersalin dilakukan di fasilitas kesehatan.

Ketidaksinkronan kebijakan ini menjadi alasan beberapa bidan desa untuk

“mengiyakan” proses persalinan dilakukan di rumah.

Page 93: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

73

Grafik 4.4

Kualitas sarana/prasarana di Fasilitas Kesehatan sesuai

dengan kebutuhan lingkungan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.4, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 4 responden atau sebanyak 2.30%,

yang menyatakan setuju sebanyak 129 responden atau sebanyak 74.14%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 41 responden atau sebanyak

23.56% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Mayoritas responden pada pernyataan ini memberikan jawaban

setuju bahwa kualitas sarana/prasarana di fasilitas kesehatan sesuai dengan

kebutuhan lingkungan. Hal ini didasarkan atas jawaban responden yang

melihat dan merasakan peningkatan pelayanan yang semakin baik di

fasilitas kesehatan khususnya Puskesmas. Hal ini sejalan dengan upaya

penguatan fasilitas dasar atau Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Dasar (Puskesmas PONED) sampai kepada fasilitas rujukan atau

Pelayanan Obsteteri Neonatal Emergensi Komprehensif (Rumah Sakit

PONEK) dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan

bayi.

4

129

41

0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 94: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

74

Beberapa responden menyatakan ketidaksetujuannya jika kualitas

sarana/prasarana di fasilitas kesehatan disesuaikan dengan lingkungan. Hal

ini dikarenakan dua hal, yakni keluhan masyarakat yang merasakan antrian

lama pada pendaftaran di fasilitas kesehatan dan jawaban responden yang

tidak merasakan pelayanan di fasilitas kesehatan menganggap biasa saja.

Selain itu, peneliti mendapati ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi

melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan luar wilayahnya.

Hal ini dikarenakan ketidakpuasan atas pengalaman pelayanan yang

diterima.

Grafik 4.5

Bidan/Tenaga Kesehatan melaksanakan tugasnya dengan

benar dan baik

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.5, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 24 responden atau sebanyak 13.79%,

yang menyatakan setuju sebanyak 148 responden atau sebanyak 85.06%,

24

148

2 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 95: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

75

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Responden pada pernyataan ini, mayoritas memberikan jawaban

setuju bahwa Bidan atau Tenaga Kesehatan melaksanakan tugasnya

dengan benar dan baik. Hal ini dikarenakan responden merasa tertolong

dengan keberadaan bidan/tenaga kesehatan dalam rangka pemeriksaan

kesehatan ibu dan bayi. Peningkatan kualitas tenaga kesehatan sejalan

dengan upaya Dinas Kesehatan dalam pelatihan rutin bagi tenaga

kesehatan dalam penanganan kasus, dan mentoring, pendampingan dan

magang bagi tenaga kesehatan.

Di wilayah pedesaan, keberadaan bidan desa sangat membantu dan

dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan tak jarang, di beberapa wilayah peran

bidan desa tidak sekedar melayani kesehatan ibu dan anak. Terdapat

masyarakat yang melakukan pemeriksaan kesehatan umum kepada bidan

layaknya seorang dokter. Di luar urusan kesehatan dan ibu, hal ini

mengindikasikan bahwa pembangunan dan pelayanan kesehatan masih

terpusat di wilayah perkotaan.

Page 96: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

76

Grafik 4.6

Kegiatan Posyandu dilakukan rutin dan membantu penerapan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.6, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 17 responden atau sebanyak 9.77%,

yang menyatakan setuju sebanyak 142 responden atau sebanyak 81.61%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 15 responden atau sebanyak

8.62% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Responden pada pernyataan ini mayoritas memberikan jawaban

setuju. Hal ini dikarenakan responden merasakan dan mengikuti secara

rutin kegiatan posyandu. Posyandu merupakan penyelenggara dasar

pelayanan KIBBLA sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati

Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Serang. Kegiatan posyandu yang dilakukan rutin setiap bulan dan

diberikan secara gratis tentu menjadi upaya untuk meningkatkan kesehatan

ibu dan bayi. Kini masyarakat sudah difasilitasi untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan mudah.

17

142

15 0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 97: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

77

Akan tetapi masih ditemukan responden yang memberikan jawaban

tidak setuju. Hal ini dikarenakan beberapa responden tidak mengetahui

waktu pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayahnya. Kasus ini sering kali

terjadi di wilayah perkotaan. Selain karena ketidaktahuan terhadap waktu

pelaksanaan kegiatan Posyandu, masyarakat pendatang biasanya lebih

memilih melakukan pemeriksaan langsung di fasilitas kesehatan dan tidak

melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu.

Grafik 4.7

Kader Posyandu/Kader Pendamping KIBBLA berkompeten

dalam menjalankan tugasnya

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.7, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57%,

yang menyatakan setuju sebanyak 152 responden atau sebanyak 87.36%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 21 responden atau sebanyak

12.07% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Dalam program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) terdapat Kader Pendamping KIBBLA. Akan tetapi kondisi di

lapangan menunjukkan bahwa Kader Pendamping KIBBLA tidak lain

1

152

21 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 98: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

78

adalah kader posyandu itu sendiri. Bahkan berdasarkan observasi peneliti,

responden tidak mengetahui Kader Pendamping KIBBLA. Kader

Pendamping KIBBLA (KPK) dan Kader Posyandu merupakan masyarakat

yang diberdayakan untuk membantu penyelenggaraan pelayanan KIBBLA

di tingkat dasar.

Mayoritas responden memberikan jawaban setuju bahwa kader

posyandu/KPK berkompeten dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

dikarenakan responden melihat penyelenggaraan posyandu yang semakin

baik dan merasa terbantu oleh keberadaan kader posyandu/KPK dalam

membantu penyelenggaraan pelayanan KIBBLA. Beberapa responden

menjawab tidak setuju bahwa kader posyandu/KPK berkompeten dalam

menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan beberapa responden yang tidak

mengetahui kompetensi kader posyandu/KPK karena tidak mengikuti

kegiatan posyandu. Selain itu, karena penilaian beberapa responden

terhadap kader posyandu yang masih bergantung kepada bidan desa dalam

penyelenggaraan posyandu di wilayahnya.

Page 99: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

79

Grafik 4.8

Kader Posyandu/Kader Pendamping KIBBLA sering

mengingatkan dan membantu dalam menangani Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.8, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 8 responden atau sebanyak 4.60%,

yang menyatakan setuju sebanyak 149 responden atau sebanyak 85.63%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 17 responden atau sebanyak

9.77% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Peran kader posyandu/Kader Pendamping KIBBLA selain

membantu penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,

dan Anak Balita, tetapi juga mendampingi seorang ibu hamil sampai pada

proses pasca melahirkan. Mendampingi dalam hal ini mencakup aktivitas

pendataan kehamilan dan melihat perkembangan kondisi kehamilan

terutama ibu hamil dengan resiko tinggi. Berdasarkan informasi dari

Sekretaris Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (FOPKIA) Banten,

semua ibu hamil kini dikategorikan sebagai ibu hamil dengan resiko tinggi.

Sehingga semua ibu hamil harus dipastikan mendapatkan pendampingan

sejak usia awal kehamilan sampai pasca melahirkan. Bahkan lebih jauh,

8

149

17 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 100: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

80

kader posyandu/Kader Pendamping KIBBLA turut membantu proses

rujukan persalinan bagi ibu hamil.

Persoalan kartu kependudukan sering kali menjadi persoalan klasik

bagi ibu hamil dan bayi yang sedang atau akan melakukan perawatan. Bagi

masyarakat yang tidak mengerti dan belum faham akan pentingnya kartu

kependudukan, tentu harus dibantu oleh Kader Posyandu/Kader

Pendamping KIBBLA. Maka tidak aneh, keberadaan Kader

Posyandu/Kader Pendamping KIBBLA dianggap sangat membantu dalam

mempermudah pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Mayoritas responden menjawab setuju bahwa kader posyandu/KPK

sering mengingatkan dan membantu menangani kesehatan ibu dan bayi.

Pernyataan ini terutama disampaikan secara tegas oleh para ibu yang

sangat terbantu oleh kesiapsediaan kader Posyandu/Kader Pendamping

KIBBLA yang membantu dimulai dari awal kehamilan, mengurus katu

kependudukan dan jaminan kesehatan serta rujukan, saat persalinan hingga

pasca melahirkan. Kesukarelaan Kader Posyandu/Kader Pendamping

KIBBLA ternyata memiliki peran yang sangat besar terutama di tengah-

tengah kalangan masyarakat pedesaan yang notabene belum faham betul

terhadap kesehatan ibu dan bayi beserta prosedur

pemeriksaan/perawatannya.

Terdapat jawaban tidak setuju pada pernyataan ini dikarenakan

responden yang tidak mengetahui informasi kegiatan posyandu

berlangsung. Hal ini sering kali terjadi di wilayahan perkotaan. Akan

Page 101: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

81

tetapi, di wilayah yang cenderung pedesaan peneliti masih menemukan

seorang ibu hamil yang tengah hamil usia ke sembilan bulan dan kali

pertama mendatangi Posyandu dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu

dan bayi di Posyandu. Kasus yang terjadi ini mengindikasikan kurangnya

kesigapan kader posyandu/Kader Pendamping KIBBLA dalam mendata

ibu hamil dan mengajak ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan ibu dan bayi minimal di Posyandu.

Grafik 4.9

Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) didapatkan dengan mudah dan cepat

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.9, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak 6.90%,

yang menyatakan setuju sebanyak 151 responden atau sebanyak 86.78%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 11 responden atau sebanyak

6.32% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Mayoritas responden menjawab setuju bahwa pelayanan kesehatan

ibu dan bayi didapatkan dengan mudah dan cepat. Hal ini dikarenakan

penyelenggaraan posyandu yang gratis dianggap membantu responden

12

151

11 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

050

100150200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 102: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

82

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan mudah, dan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan semakin baik.

Selain pelayanan posyandu yang gratis, semakin digalakkannya jaminan

kesehatan seperti Kartu BPJS, KIS dan Jampersal sangat membantu

masyarakat terutama golongan menengah ke bawah untuk dapat

merasakan manfaat pelayanan kesehatan yang semakin udah dan cepat.

Beberapa responden tidak setuju bahwa pelayanan kesehatan ibu

dan bayi didapatkan dengan mudah dan cepat. Hal ini dikarenakan

pengalaman kurang baik beberapa responden di fasilitas kesehatan seperti

persoalan rujukan, pendaftaran atau antrian, dan pembiayaan. Umumnya

masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan

kesehatan ibu dan bayi disebabkan oleh ketidaklengkapan adminstrasi

kependudukan, dan lamanya memproses kartu jaminan kesehatan.

Kemudahan dan kecepatan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu

dan bayi sebetulnya bersifat relatif dari setiap individu. Responden yang

tidak pernah merasakan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi di fasilitas

kesehatan baik Puskesmas atau Rumah Sakit tentu akan merasa puas

dengan pelayanan di Posyandu yang dianggap mudah dan cepat karena

keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Tetapi berbeda ketika

responden yang telah memiliki pengalaman pemeriksaan atau perawatan di

Fasilitas Kesehatan akan memberikan jawaban berdasarkan kemudahan

dan kecepatan pelayanan sesuai dengan fasilitas kesehatannya yang lebih

prosedural.

Page 103: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

83

Grafik 4.10

Prosedur Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) mudah dilaksanakan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.10, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 8 responden atau sebanyak 4.60%,

yang menyatakan setuju sebanyak 158 responden atau sebanyak 90.80%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 responden atau sebanyak 4.60%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Mayoritas responden memberikan jawaban setuju bahwa prosedur

pelayanan kesehatan ibu dan bayi mudah dilaksanakan. Berdasarkan

jawaban dari responden, kemudahan prosedur pelayanan yang mudah dan

cepat tergantung pada tempat penyelenggara keeshatan ibu dan bayi.

Responden yang memberikan jawaban berdasarkan prosedur pelayanan

kesehatan ibu dan bayi di Posyandu tentu akan memberikan tanggapan

positif baik setuju maupun sangat setuju. Masyarakat hanya diminta

mendaftaran nama dan nama bayinya serta membawa Buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Bayi), kemudian akan langsung mendapatkan

pelayanan kesehatan. Sama seperti halnya responden yang menjawab

8

158

8 0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 104: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

84

tidak setujua, mengacu pada pernyataan sebelumnya. Responden yang

menyatakan tidak setuju umumnya adalah masyarakatyang memiliki

pengalaman kurang baik yang terjadi di fasilitas kesehatan. Fasilitas

kesehatan merupakan lembaga yang syarat akan kelengkapan administrasi.

Terutama ketika masyarakat menggunakan kartu jaminan kesehatan. Maka

bukan lagi rahasia umum bahwa banyak prosedur yang harus

dilaksanakan. Sehingga hal ini menjadi salah satu pemicu responden untuk

memberikan jawaban negatif terhadap pernyataan ini.

Grafik 4.11

Biaya pemeriksaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) atau persalinan terjangkau

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.11, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 11 responden atau sebanyak 6.32%,

yang menyatakan setuju sebanyak 158 responden atau sebanyak 90.80%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 responden atau sebanyak 2.87%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

11

158

5 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 105: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

85

Responden mayoritas memberikan jawaban setuju bahwa biaya

pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi atau persalinan, terjangkau.

Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, hal ini dikarenakan pelayanan

kesehatan ibu dan bayi yang digratiskan melalui posyandu. Pemberian

pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui Posyandu yang diberikan secara

gratis merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan bagi ibu dan bayi. Selain itu, biaya pelayanan kesehatan ibu dan

bayi di Puskesmas sangat terjangkau terlebih responden memiliki kartu

jaminan kesehatan. Responden yang melakukan pemeriksaan dan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi di klinik atau praktik bidan swastapun

mengatakan bahwa biaya peeriksaannya terjangkau.

Penyediaan pelayanan kesehatan semakin dimudahkan hingga ke

pelosok desa melalui kegiatan Posyandu yang diberikan secara gratis.

Idealnya, tentbatau seharusnya tidak berlaku alasan bagi masyarakat tidak

mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan alasan

keterbatasan biaya. Masyarakat diberikan kemudahan untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi sesuai dengan kemampuannya.

Adapun masih terdapat responden yang memberikan jawaban tidak setuju

karena pengalaman perihal biaya kesehatan bayi di salah satu Rumah Sakit

swasta di Kabupaten Serang.

Page 106: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

86

Grafik 4.12

Akses menuju Fasilitas Kesehatan semakin mudah

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.12, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebanyak 5.17%,

yang menyatakan setuju sebanyak 115 responden atau sebanyak 66.09%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 48 responden atau sebanyak

27.59% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 responden

atau sebanyak 1.15%.

Mayoritas responden memberikan jawaban setuju bahwa akses

menuju fasilitas kesehatan semakin mudah. Hal ini seiring dengan

perkembangan pembangunan infrastruktur. Beberapa desa di Kabupaten

Serang memiliki mobil desa yang digunakan sebagai kendaraan

masyarakat setempat termasuk digunakan dalam bidang kesehatan. Selain

itu berdasarkan pengamatan peneliti, bagi daerah yang jauh dari kota

disediakan Puskesmas Pembantu untuk mempermudah jangkauan

masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju bahwa

akses menuju fasilitas kesehatan semakin mudah. Hal ini dikarenakan

9

115

48

2

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 107: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

87

jalan yang jauh dan tidak ada angkutan umum. Sehingga responden lebih

memilih memeriksakan kehamilan atau bayi di posyandu atau bidan desa

yang dianggap jauh lebih efisien tanpa mengeluarkan biaya untuk ongkos

ojek. Salah satu wilayah yang peneliti datangi saat musim hujan, kondisi

jalan yang becek, licin dan jauh kiranya menjadi pertimbangan berarti bagi

masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Terutama bagi

masyarakat yang tidak memiliki kendaraan dan memiliki keluarga yang

tidak begitu peduli terhadap kesehatan ibu dan bayi kiranya menjadi alasan

tegas untuk tidak datang ke fasilitas kesehatan.

Grafik 4.13

Pemerintah Desa dan Masyarakat membantu mempermudah

pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.13, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57%,

yang menyatakan setuju sebanyak 111 responden atau sebanyak 63.79%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 55 responden atau sebanyak

1

111

55

7

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

20

40

60

80

100

120

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 108: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

88

31.61% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden

atau sebanyak 4.02%.

Dalam rangka penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

dan Anak Balita (KIBBLA) terdapat peran Pemerintah Desa dan

masyarakat di dalamnya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati

Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita di Kabupaten Serang.

Pada pernyataan ini, mayoritas responden memberikan jawaban setuju

bahwa pemerintah Desa dan masyarakat membantu mempermudah

pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Hal ini ditandai dengan dukungan

Pemerintah Desa terhadap peduli kesehatan ibu dan bayi melalui bantuan

seperti makanan untuk Posyandu, penyediaan alat dan tempat posyandu,

penyediaan mobil desa untuk kepentingan masyarakat, dan membantu

membuat surat-surat untuk keperluan rujukan. Jika ditelisik lebih jauh,

sebetulnya yang sudah dilakukan oleh Peerintah Desa memang sudah

seharusnya dilakukan. Akan tetapi, dalam hal ini belum sampai kepada

intervensi anggaran untuk bidang kesehatan ibu dan bayi. Selain

Pemerintah Desa, keterlibatan masyarakat sebagai kader posyandu/Kader

Pendamping KIBBLA merupakan salah satu penilaian positif di mata

masyarakat terutama penduduk sasaran Program KIBBLA itu sendiri.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju bahwa

Pemerintah Desa dan Masyarakat membantu mempermudah pelayanan

kesehatan ibu dan bayi. Hal ini berdasarkan penilaian responden yang ragu

Page 109: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

89

jika Pemerintah Desa terlibat dalam peduli kesehatan ibu dan bayi.

Berdasarkan hemat responden, Pemerintah tidak melakukan apa-apa dalam

pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Grafik 4.14

Kualitas Fasilitas Kesehatan disesuaikan dengan

perkembangan zaman

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.14, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%,

yang menyatakan setuju sebanyak 148 responden atau sebanyak 85.06%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 24 responden atau sebanyak

13.79% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak atas penyataan ini adalah setuju bahwa kualitas

fasilitas kesehatan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini

berkaitan dengan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang

semakin baik. Hal ini seiring dengan pembangunan dan pengembangan

fasilitas kesehatan seperti Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK

yang memperhatikan aspek kompetensi tenaga kesehatan, pembaharuan

2

148

24 0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 110: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

90

alat, kesigapan rujukan, dan kenyamanan dari fasilitas kesehatan itu

sendiri. Jawaban tidak setuju atas pernyataan ini dikarenakan responden

yang tidak mengetahui kualitas di fasilitas kesehatan dan beranggapan

kualitas fasilitas kesehatan pada umumnya tidak berubah.

Grafik 4.15

Metode yang digunakan oleh Bidan/Tenaga Kesehatan selalu

mengikuti perkembangan zaman

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.15, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%,

yang menyatakan setuju sebanyak 152 responden atau sebanyak 87.36%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 20 responden atau sebanyak

11.49% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Pada pernyataan ini, jawaban terbanyak adalah setuju bahwa

metode yang digunakan oleh tenaga kesehatan/ bidan selalu mengikuti

perkembangan zaman. Jawaban ini diberikan oleh responden yang percaya

kepada metode bidan/tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu dan

bayi. Standar metode yang mengikuti perkembangan zaman pada

2

152

20 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 111: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

91

instrumen ini memang bergantung pada tingkat pengetahuan masyarakat.

Adanya pelatihan rutin yang diadakan oleh Dinas Kesehatan kiranya

menjadi salah satu upaya untuk standar kompetensi tenaga kesehatan.

Secara umum, masyarakat percaya pada tenaga kesehatan bidan atau

medis dalam mengatasi kesehatan ibu dan bayi. Adapun dukun bayi hanya

dilibatkan untuk mendampingi bidan desa.

Adapun responden yang memberikan pernyataan tidak setuju

dikarenakan menilai metode yang digunakan oleh bidan/tenaga kesehatan

pada umumnya tidak banyak yang berubah. Hal ini dipengaruhi oleh

responden yang tidak mengalami perubahan dalam proses persalinan anak

sebelumnya, ketidaktahuan perubahan metode pelayanan kesehatan ibu

dan bayi yang lama dan baru, serta masyarakat yang tidak begitu

mengagungkan kompetensi tenaga kesehatan seperti menolak imunisasi

Grafik 4.16

Penerapan teknis medis dalam Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.16, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak 6.90%,

12

155

7 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 112: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

92

yang menyatakan setuju sebanyak 155 responden atau sebanyak 89.08%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7 responden atau sebanyak 4.02%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak atas pernyataan ini adalah setuju bahwa

responden menerapkan teknik medis dalam kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

ditandai dengan perencanaan persalinan oleh tenaga kesehatan kompetensi

bidan dan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi secara medis. Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan

Masa Sebelum Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan,

Penyelenggaraan Pelayanan Konstrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan

Seksual disebutkan bahwa persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan.

Kemudian dalam Peraturan Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Petunnjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

dan Anak Balita di Kabupaten Serang, persalinan ditolong oleh tenaga

bersalin kesehatan kompetensi bidan. Regulasi tersebut secara eksplisit

maupun implisit menjadi tujuan agar setiap ibu hamil dan bersalin ditolong

secara medis bahkan sampai pasca melahirkan.

Akan tetapi beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju

terhadap pernyataan ini. Hal ini dikarenakan beberapa responden yang

berencana melakukan persalinan di rumah dengan bantuan tenaga dukun.

Selain itu, ditemukan responden yang melakukan penerapan kesehatan

bayi lebih didominasi oleh dukun bayi. Keputusan ini dipengaruhi oleh

faktor sosial, psikologis dan kondisi infrastruktur yang belum baik untuk

Page 113: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

93

mencapai fasilitas kesehatan. Sehingga masih ditemukan masyarakat yang

lebih percaya pada kompetensi dukun bayi bukan pada bidan desa.

Grafik 4.19

Kepercayaan terhadap kompetensi bidan/tenaga kesehatan

dalam Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.19, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 32 responden atau sebanyak 18.39%,

yang menyatakan setuju sebanyak 140 responden atau sebanyak 80.46%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau

sebanyak 0.57%.

Pada pernyataan ini, responden setuju untuk mempercayakan

kesehatan ibu dan bayi pada tenaga kesehatan kompetensi bidan.

Responden semakin cerdas dan menyadari untuk mempercayakan

kesehatan ibu dan bayi pada tenaga kesehatan kompetensi bidan. Selain

karena kesadaran, hal ini juga sudah menjadi kebutuhan bagi ibu yang

menjadi penduduk sasaran program KIBBLA ini agar mendapatkan

32

140

1 1

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 114: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

94

kesehatan sesuai harapan. Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap

tenaga kesehatan ini diikuti dengan perubahan perilaku ibu hamil, bersalin,

nifas atau yang memiliki bayi yang lebih mendengar anjuran bidan. Selain

itu, kegiatan konsultasi dan konseling juga kiranya mengindikasikan

tingginya tingkat kepercayaan responden kepada bidan atau tenaga

kesehatan.

Grafik 4.20

Kader Posyandu/Kader Pendamping KIBBLA semakin

terampil dalam menggerakkan Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.20, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57 %,

yang menyatakan setuju sebanyak 155 responden atau sebanyak 89.08%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 18 responden atau sebanyak

10.34% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini adalah setuju

bahwa kader posyandu/KPK semakin terampil dalam menggerakkan

kesehatan ibu dan bayi. Hal ini berdasarkan penilaian responden terhadap

1

155

18 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 115: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

95

kader posyandu/KPK yang semakin aktif menggerakkan kegiatan-kegiatan

kesehatan ibu dan bayi. Penilaian ini juga didasari oleh pergeseran tugas

kader posyandu yang awalnya sekedar mebantu bidan memberikan

pelayanan kesehatan kini kader posyandu/Kader Pendamping KIBBLA

mendata dan mendampingi ibu hamil sampai pada setalah melahirkan. Hal

ini juga seiring dengan diadakannya kegiatan pelatihan bagi kader

posyandu baik oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Project HOPE di

beberapa wilayah Kabupaten Serang.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju pada

pernyataan ini dikarenakan responden yang tidak mengikuti kegiatan

posyandu dan tidak mengetahui kader posyandu/Kader Pendamping

KIBBLA. Selain itu, penilaian ini juga secara objektif dikarenakan kinerja

kader posyandu yang tidak ada perubahan setiap masanya. Bahkan peneliti

menemukan di salah satu wilayah, setiap pergantian kepala desa maka

kader posyandu turut berubah sesuai dengan keputusan kepala desa yang

terbaru. Hal ini menjadi hambatan bagi bidan desa dan masyarakat itu

sendiri dalam membangun pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang semakin

prima.

Page 116: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

96

Grafik 4.21

Mengikuti kegiatan dan anjuran kader posyandu/bidan dalam

mengatasi Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.21, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 1.72%,

yang menyatakan setuju sebanyak 152 responden atau sebanyak 90.23%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 14 responden atau sebanyak

8.05% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak terhadap pernyataan ini adalah setuju bahwa

responden mengikuti kegiatan dan anjuran kader posyandu dan bidan

dalam mengatasi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini sejalan dengan

pengamatan peneliti terhadap perilaku responden yang aktif bertanya

kepada bidan/kader posyandu perihal penerapan kesehatan ibu dan bayi.

Antusias responden untuk berdiskusi mengimplikasikan kepercayaan

responden kepada kader posyandu dan bidan dalam mengatasi kesehatan

ibu dan bayi. Dengan terbangunnya kepercayaan, kader posyandu dan

bidan akan lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk mengikuti

kegiatan bahkan anjuran yang diberikan perihal kesehatan ibu dan bayi.

3

157

14 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 117: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

97

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju pada

pernyataan ini dikarenakan masih ditemukan masyarakat yang menolak

vaksin atau imunisasi. Selain itu, ditemukan juga responden yang

memberikan penilaian bahwa tidak sepenuhnya mengikuti anjuran bidan.

Hal ini menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi penyelenggara

pelayanan kesehatan untuk terus mengajak masyarakat dan menunjukkan

hasil kinerjanya yang terus lebih baik. Responden seperti ini bukan berarti

tidak percaya teknik medis, akan tetapi ada beberapa batasan yang

dianggap tidak sesuai dengan kepercayaannya.

Grafik 4.22

Tidak pernah mengalami hambatan dalam mendapat

pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.22, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57%,

yang menyatakan setuju sebanyak 152 responden atau sebanyak 87.36%,

1

152

21 0

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 118: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

98

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 21 responden atau sebanyak

12.07% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini adalah setuju

bahwa tidak pernah mengalami hambatan dalam mendapat pelayanan

kesehatan ibu dan bayi. Hal ini berdasarkan pengalaman responden dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara mudah dan lancar.

Seperti pernyataan yang sudah dibahas di muka, bahwa kegiatan posyandu

yang rutin dan gratis, peningkatan kualitas fasilitas kesehatan, dan

tersedianya bantuan kartu jaminan kesehatan dianggap telah membantu

responden untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi tanpa

hambatan berarti.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju pada

pernyataan ini dikarenakan pengalaman responden yang kurang berkenan

perihal pembiayaan kesehatan bayi, dan rujukan persalinan. Hambatan

yang sering kali muncul adalah persoalan ini adalah mengurus kartu

adiministrasi kependudukan, kartu jaminan kesehatan, dan akses

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Hambatan yang terjadi

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi muncul dari segala

aspek baik bidang sosial, ekonomi maupun budaya. Beberapa kasus

menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi sebetulnya muncul dari

anggota keluarga seorang ibu hamil yang menolak melakukan persalinan

di fasilitas kesehatan atau sesuai dengan anjuran bidan.

Page 119: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

99

Grafik 4.23

Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di daerah tersebut layak menjadi contoh bagi

daerah lain

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.23, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 0 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 92 responden atau sebanyak 52.87%, yang menyatakan tidak

setuju sebanyak 81 responden atau sebanyak 46.55% dan yang

menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak

0.57%.

Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini adalah setuju

bahwa pelayanan kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut layak menjadi

contoh bagi daerah lain. Hal ini berdasarkan penilaian responden terhadap

standar pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang dirasa sudah cukup

memenuhi kebutuhan. Standar pelayanan setiap orang mengenai kesehatan

ibu dan bayi tentu berbeda-beda. Dengan pembangunan dan

pengembangan fasilitas kesehatan khususnya di Puskesmas, responden

menganggap ini sebagai sebuah keunggulan. Tidak sedikit pula masyarakat

yang bersyukur terhadap dilaksanakannya posyandu secara rutin dan

0

92 81

1

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 120: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

100

gratis. Hal ini menjadi alasan bagi beberapa masyarakat untuk memberikan

jawaban positif pada pernyataan ini. Sehingga pelayanan tersebut dianggap

layak menjadi contoh bagi daerah lain.

Bagi masyarakat yang mengetahui perbandingan terhadap

pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang lebih baik maka akan memberikan

jawaban negatif. Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju

pada pernyataan ini dikarenakan standar yang dirasa biasa dan

memerlukan perbaikan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan. Hal

ini mengacu pada tidak terstrukturnya pelaksanaan posyandu dengan

segala keterbatasan yang ada.

Grafik 4.24

Informasi yang didapat tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) selalu ter up to date

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.24, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 0 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 110 responden atau sebanyak 63.22%, yang menyatakan tidak

setuju sebanyak 63 responden atau sebanyak 36.21% dan yang

menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak

0.57%.

0

110

63

1

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 121: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

101

Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini adalah setuju

bahwa informasi yang didapat seputar kesehatan ibu dan bayi selalu ter up

to date. Hal ini berdasarkan penilaian responden yang sering mencari

informasi dari berbagai sumber baik dari buku Kesehatan Ibu dan Anak,

bidan, kader posyandu, kerabat dan internet. Responden yang banyak

mencari tahu biasanya seorang ibu hamil muda yang belum banyak

memiliki pengalaman dalam hal kesehatan ibu dan bayi. .

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju pada

pernyataan ini dikarenakan responden yang menilai menerima informasi

hanya sebatas dari bidan dan dari buku KIA yang sudah diketahui

sebelumnya. Selain itu, secara umum responden ini adalah ibu hamil yang

sudah berpengalaman atau bukan hamil anak pertama. Selain itu pula, hal

ini dipengaruhi oleh responden yang mengisi instrumen ini adalah

masyarakat atau ibu-ibu yang awam menggunakan gadget. Sehingga

pencarian sumber informasi terbatas.

Page 122: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

102

Grafik 4.25

Sering mendapat sosialisasi tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.25, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 1.72%,

yang menyatakan setuju sebanyak 71 responden atau sebanyak 40.80%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 99 responden atau sebanyak

56.90% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden

atau sebanyak 0.57%.

Dalam penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA), Kelas Ibu adalah salah satu kegiatan sosialisasi bagi ibu

hamil dan balita. Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini

adalah tidak setuju bahwa responden sering mendapatkan sosialisasi

tentang kesehatan ibu dan bayi. Hal ini berdasarkan pengalaman responden

yang tidak pernah mengikuti sosialisasi kesehatan ibu dan bayi

dikarenakan beberapa hal di antaranya tidak mengikuti kegiatan posyandu,

3

71 99

1 0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 123: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

103

hanya melakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi, bahkan

kegiatan kelas ibu tidak rutin dilakukan.

Beberapa responden memberikan jawaban setuju pada pernyataan

ini dikarenakan aktif dan rutin mengikuti kergiatan posyandu secara

berkala. Kegiatan Kelas Ibu dilaksanakan satu kali dalam dua minggu

sebelum dimulainya pelayanan kesehatan Posyandu. Bahkan di Kecamatan

Pontang, terdapat program inovasi Puskesmas yakni Program Keluarga

Siaga Ibu Hamil (KASIH) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.

Kegiatan sosialisasi kesehatan ibu dan bayi relatif berbeda di setiap

wilayah.

Grafik 4.26

Sering mengikuti kegiatan tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.26, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%,

yang menyatakan setuju sebanyak 120 responden atau sebanyak 68.97%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 52 responden atau sebanyak

29.89% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

2

120

52

0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 124: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

104

Jawaban terbanyak responden terhadap pernyataan ini adalah setuju

bahwa sering mengikuti kegiatan kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

berdasarkan pengalaman responden yang sering mengikuti kegiatan

posyandu secara rutin. Kegiatan-kegiatan kesehatan ibu dan bayi

umumnya tersedia dalam bentuk pelayanan Posyandu dan sosialisasi

melalui Kelas Ibu. Oleh karena pelayanan Posyandu ini menjadi kebutuhan

bagi masyarakat, maka banyak responden tentu memberikan jawaban

positif bahwa sering mengikuti kegiatan kesehatan ibu dan bayi.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju pada

pernyataan ini berdasarkan pengalaman responden yang jarang mengikuti

kegiatan posyandu dan sekedar melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan

bayi di fasilitas kesehatan. Jawaban ini cenderung diisi oleh responden di

wilayah perkotaan yang dekat dengan fasilitas kesehatan. Sehingga

responden menganggap dirinya berpartisipasi pasif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan ibu dan bayi.

Grafik 4.27

Semakin mengetahui Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

10

163

1 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 125: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

105

Berdasarkan grafik 4.27, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden atau sebanyak 5.75%,

yang menyatakan setuju sebanyak 163 responden atau sebanyak 93.68%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 responden atau sebanyak 0.57%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Jawaban terbanyak terhadap pernyataan ini adalah setuju bahwa

responden semakin mengetahui kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

berdasarkan penilaian responden yang mendapatkan informasi dan

pengetahuan baru dari berbagai sumber seputar kesehatan ibu dan bayi.

Kelas Ibu merupakan salah satu upaya yang dlakukan untuk pemberdayaan

dan edukasi kepada masyarakat seputar kesehatan ibu dan bayi. Dengan

adanya kegiatan ini, masyarakat diberikan ruang untuk mendengar,

bertanya, konseling, dan berbagi mengenai kondisi kehamilan. Begitu pula

yang dirasakan oleh ibu-ibu yang berpengalaman atau bukan hamil

pertama dapat berdiskusi dan berbagi perbedaan pengalaman proses

kehamilan sekarang dan yang sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan agar

masyarakat dengan tenaga kesehatan dapat saling terbuka. Selain diikuti

oleh ibu hamil dan ibu yang memiliki balita, beberapa dukun bayi turut

mengikuti kegiatan Kelas Ibu dan berdiskusi baik dengan tenaga kesehatan

maupun masyarakat.

Page 126: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

106

Grafik 4.28

Semakin peduli terhadap Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.28, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 38 responden atau sebanyak 21.84%,

yang menyatakan setuju sebanyak 136 responden atau sebanyak 78.16%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 0 responden dan yang menyatakan

sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Semua jawaban terhadap pernyataan ini adalah setuju bahwa

responden semakin peduli terhadap kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

berdasarkan pengalaman responden yang melaporkan dan memeriksakan

kehamilan, rutin memeriksakan kesehatan bayi, dan secara naluri rasa

kasih sayang terhadap diri sendiri dan kehamilan atau bayinya. Pernyataan

ini mendapatkan jawaban positif semua seiring dengan pengetahuan

masyarakat terhadap pentingnya kesehatan ibu dan bayi yang semakin

berkembang. Beberapa reponden yang telah berpengalaman dalam hal

melahirkan menyatakan bahwa sekarang semakin rajin datang dan

mengikuti kegiatan Posyandu dibanding dengan kehamilan sebelumnya.

38

136

0 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 127: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

107

Grafik 4.29

Pemerintah Desa dan Masyarakat semakin peduli terhadap

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.29, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 0 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 128 responden atau sebanyak 73.56%, yang menyatakan tidak

setuju sebanyak 44 responden atau sebanyak 25.29% dan yang

menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak

1.15%.

Pada pernyataan ini, mayoritas responden memberikan jawaban

setuju bahwa pemerintah Desa dan masyarakat semakin peduli terhadap

kesehatan ibu dan bayi. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini ditandai

dengan semakin banyaknya masyarakat yang menjadi kader posyandu

dan/atau motivator kesehatan ibu dan anak. Selain itu, terdapat beberapa

lembaga non pemerintah yang turut membantu penyelenggaraan kesehatan

ibu dan bayi.

Beberapa responden memberikan jawaban tidak setuju bahwa

Pemerintah Desa dan Masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan ibu

0

128

44

2

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 128: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

108

dan bayi. Hal ini berdasarkan penilaian responden yang ragu dan

menganggap bahwa Pemerintah Desa tidak ada perubahan dalam

membantu penyelenggaraan kesehatan ibu dan bayi. Peran Pemerintah

Desa dalam kesehatan ibu dan bayi cenderung tidak ada perubahan dari

periode-periode sebelumnya.

Grafik 4.30

Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) dapat memotivasi untuk menerapkan kesehatan ibu

dan bayi

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.30, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 4 responden atau sebanyak 2.30%,

yang menyatakan setuju sebanyak 167 responden atau sebanyak 95.98%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 1.72%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0.

Hampir semua jawaban atas pernyataan ini setuju bahwa pelayanan

KIBBLA dapat memotivasi responden untuk menerapkan kesehatan ibu

dan bayi. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini dikarenakan kesadaran

dan pengetahuan responden yang semakin baik terhadap penerapan

kesehatan ibu dan bayi. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak

4

167

3 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 129: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

109

langsung, kegiatan-kegiatan seperti Posyandu dan Kelas Ibu dapat

mengkampanykan dan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli dan

semangat dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Grafik 4.31

Menyukai kinerja dan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.31, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%,

yang menyatakan setuju sebanyak 168 responden atau sebanyak 96.55%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 responden atau sebanyak 2.30%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Hampir semua jawaban atas pernyataan ini setuju bahwa responden

menyukai kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

berdasarkan penilaian responden terhadap pelayanan kesehatan ibu dan

bayi yang semakin dimudahkan melalui kegiatan rutin posyandu dan

peningkatan kualitas fasilitas kesehatan. Sejak dilakukannya pembangunan

2

168

4 0

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 130: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

110

dan pengembangan fasilitas kesehatan, masyarakat dibuat semakin nyaman

dalam melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi.

Pengalaman kurang mengenakkan tidak pernah terlepas dari

pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Beberpa responden

pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan ibu

dan bayi. Hal ini biasanya bersangkutan dengan proses pembiayaan tanpa

jaminan kesehatan dan kurangnya kartu administrasi kependudukan yang

butuhkan untuk melengkapi prosedur. Bentuk pendaftaran dan pelayanan

kesehatan memang sudah seharusnya dibuat dalam bentuk sederhana

mungkin agar masyarakat dari semua kalangan dapat mengikuti secara

mudah.

Grafik 4.32

Mulai menerapkan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) dalam kehidupan sehari-hari

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.32, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebanyak 5.17%,

9

163

2 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Page 131: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

111

yang menyatakan setuju sebanyak 163 responden atau sebanyak 93.68%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Hampir semua jawaban atas pernyataan ini setuju bahwa responden

mulai menerapkan kesehatan ibu dan bayi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini dikarenakan kesadaran dan

pengetahuan responden yang semakin baik tentang kesehatan ibu dan bayi.

Pergeseran paradigma kesehatan ibu dan bayi menjadi kebutuhan

merupakan sebuah bentuk prestasi dan apresiasi bagi upaya-upaya yang

telah dilakukan dalam mengkampanyekan kesehatan ibu dan bayi.

Perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan kesehatan ibu

dan bayi dalam kehidupan sehari-hari sudah difasilitasi dalam buku

Kesehatan Ibu dan Anak. Kemudian bergantung kepada para ibu hamil

beserta keluarganya untuk menerima atau tidak agar menjaga kesehatan

ibu dan bayi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Angka Kematian

dipengaruhi oleh Angka Kesakitan dan Status Gizi. Maka, keluarga dan

responden memegang kendali untuk menentukan asupan gizi dan perilaku

kesehatan demi kondisi ibu dan bayi.

Page 132: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

112

Grafik 4.33

Akan terus belajar dan mencari informasi terbaru tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.33, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 14 responden atau sebanyak 8.05%,

yang menyatakan setuju sebanyak 157 responden atau sebanyak 90.23%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 1.72%

dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Hampir semua jawaban atas pernyataan ini setuju bahwa responden

akan terus belajar dan mencari informasi terbaru tentang kesehatan ibu dan

bayi. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini dikarenakan kesadaran dan

pengetahuan responden yang semakin baik terhadap kesehatan ibu dan

bayi. Buku Kesehatan Ibu dan Anak menjadi salah satu sarana bagi

masyarakat untuk mengedukasi agar lebih mengenal kesehatan ibu dan

bayi. Buku yang diberikan secara gratis ini selain sebagai sarana informasi

juga menjadi catatan penting mengenai catatan perkembangan kesehatan

ibu dan bayi.

14

157

3 0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0

50

100

150

200

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 133: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

113

Adapun beberapa masyarakat yang mengatakan tidak setuju

beranggapan bahwa informasi yang diberikan oleh bidan dan kader

posyandu sudah cukup jelas. Selain itu juga, buku Kesehatan Ibu dan Bayi

dianggap sudah memuat informasi secara lengkap. Reponden yang

memberikan jawaban ini adalah responden yang umumnya sudah berumur

tua dan menginjak usia menopause.

Grafik 4.34

Akan turut mengkampanyekan Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) kepada masyarakat

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan grafik 4.34, diketahui bahwa dari 174 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.15%,

yang menyatakan setuju sebanyak 149 responden atau sebanyak 85.63%,

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 23 responden atau sebanyak

13.22% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.

Pada pernyataan ini, jawaban terbanyak adalah setuju bahwa

responden akan turut mengkampanyekan kesehatan ibu dan bayi kepada

2

149

23

0

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

020406080

100120140160

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 134: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

114

masyarakat. Berdasarkan alasan responden, hal ini akan dilakukan untuk

berbagi infomrasi kepada masyarakat khususnya kerabat perihal kesehatan

ibu dan bayi yang diketahuinya. Hal ini juga dilakukan karena kesadaran

responden yang awalnya belum banyak tahu seputar kesehatan ibu dan

bayi, sedangkan kini menjadi semakin tahu karena banyak pihak yang

memberikan informasi. Estafet penyampaian informasi dilakukan sebagai

bentuk kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu dan bayi.

Beberapa responden mengatakan tidak setuju untuk turut

mengkampanyekan kesehatan ibu dan bayi kepada masyarakat. Hal ini

dikarenakan responden memilih biasa saja artinya terbatas pada aktivitas

pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Responden menganggap bahwa bidan

paling berwenang untuk mengkampanyekan kesehatan ibu dan bayi.

Sehingga alasan ini memberikan pengaruh bagi responden untuk

memberikan tanggapan negatif pada pernyataan ini.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Uji persyaratan statistik ini berkaitan dengan pengujian dari

kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Kuesioner yang peneliti

buat akan diuji nantinya untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah

memenuhi kelayakan sebagai unstrumen penelitian atau alat pengumpulan

data. Pengujian ini terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas dan uji

normalitas.

Page 135: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

115

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kevalidan

instrumen penelitian (kuesioner). Artinya instrumen dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Keputusan pada sebuah item

pernyataan dapat dianggap valid apabila rhitung (koefisien korelasi

pearson)> rtabel (0.148). Uji validitas menggunakan metode pearson

product moment dengan program SPSS versi 20.

Page 136: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

116

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Penelitian Tahap I

No. Item Nilai r hitung Nilai r table Keterangan

1 0.284 0.148 Valid

2 0.485 0.148 Valid

3 0.522 0.148 Valid

4 0.449 0.148 Valid

5 0.375 0.148 Valid

6 0.263 0.148 Valid

7 0.454 0.148 Valid

8 0.352 0.148 Valid

9 0.512 0.148 Valid

10 0.326 0.148 Valid

11 0.323 0.148 Valid

12 0.520 0.148 Valid

13 0.517 0.148 Valid

14 0.406 0.148 Valid

15 0.483 0.148 Valid

16 0.296 0.148 Valid

17 -0.46 0.148 Tidak Valid

18 -0.95 0.148 Tidak Valid

19 0.341 0.148 Valid

20 0.439 0.148 Valid

21 0.386 0.148 Valid

22 0.278 0.148 Valid

Page 137: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

117

23 0.497 0.148 Valid

24 0.369 0.148 Valid

25 0.457 0.148 Valid

26 0.471 0.148 Valid

27 0.314 0.148 Valid

28 0.207 0.148 Valid

29 0.535 0.148 Valid

30 0.243 0.148 Valid

31 0.333 0.148 Valid

32 0.378 0.148 Valid

33 0.423 0.148 Valid

34 0.312 0.148 Valid

Sumber: Pengolahan Data SPSS Statistic 20.0 for Windows, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.5 di atas bahwa dari 34 item

instrumen yang diajukan kepada seluruh responden, terdapat 2 item

yang tidak valid yakni item nomor 17 dan 18. Hal tersebut

dikarenakan nilai r hitung < nilai r tabel (0.148).

Sugiyono (2011:177) mengemukakan apabila terdapat item

pernyataan yang tidak valid maka dapat diambil tindakan dengan

menghapus item pernyataan tersebut atau melakukan perbaikan isi

dari item tersebut dengan yang lain dan kemudian disebarkan

kembali. Berdasarkan rujukan tersebut, peneliti mengambil

tindakan untuk menghapus item pernyataan yang tidak valid guna

efisiensi langkah-langkah penelitian berikutnya.

Page 138: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

118

Setelah diambil tindakan dengan menghapus item

pernyataan yang tidak valid, maka hasil pengujian validitas tahap II

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Penelitian Tahap II

No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0.284 0.148 Valid

2 0.485 0.148 Valid

3 0.522 0.148 Valid

4 0.449 0.148 Valid

5 0.375 0.148 Valid

6 0.263 0.148 Valid

7 0.454 0.148 Valid

8 0.352 0.148 Valid

9 0.512 0.148 Valid

10 0.326 0.148 Valid

11 0.323 0.148 Valid

12 0.520 0.148 Valid

13 0.517 0.148 Valid

14 0.406 0.148 Valid

15 0.483 0.148 Valid

16 0.296 0.148 Valid

19 0.341 0.148 Valid

Page 139: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

119

20 0.439 0.148 Valid

21 0.386 0.148 Valid

22 0.278 0.148 Valid

23 0.497 0.148 Valid

24 0.369 0.148 Valid

25 0.457 0.148 Valid

26 0.471 0.148 Valid

27 0.314 0.148 Valid

28 0.207 0.148 Valid

29 0.535 0.148 Valid

30 0.243 0.148 Valid

31 0.333 0.148 Valid

32 0.378 0.148 Valid

33 0.423 0.148 Valid

34 0.312 0.148 Valid

Sumber: Pengolahan Data SPSS Statistic 20.0 for Windows, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui setelah dilakukan

tindakan menghapus item pernyataan yang tidak valid maka hasil

uji validitas tahap II menunjukkan seluruh item pernyataan

sebanyak 32 pernyataan memiliki nilai rhitung > r tabel.

Page 140: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

120

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya, handal dan konsisten dalam

pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan

nilai Cronbach’s Alpha dari hasil pengolahan data dengan

ketentuan dari Sekaran (2009:75), di mana nilai koefisien

reliabilitas ditunjukkan dari nilai Cronbach’s Alpha < 0.6 adalah

kurang baik, nilai cronbach’s alpha > 0.7 adalah dapat diterima dan

nilai cronbach’s alpa > 0.8 adalah baik. Instrumen yang dilakukan

uji reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid. Instrumen

yang tidak valid tidak dapat dilakukan uji reliabilitas. Berikut ini

adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen menggunakan SPSS

Statistic 20.0.

Tabel 4.7

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 174 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 174 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure. Sumber: Pengolahan Data SPSS Statistic 20.0 for Windows, 2017

Tabel 4.8

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,723 33

Sumber: Pengolahan Data SPSS Statistic 20.0 for Windows, 2017

Page 141: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

121

Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai uji reliabilitas adalah

sebesar 0.723. Instrumen ini dapat dikatakan reliabel dalam

kategori “diterima” karena nilai cronbach’s alpha> 0.6.

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi, dependent variable dan independent variable mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal. Uji normalitas menggunakan

metode Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Asymptotic (2-tailed)

>alpha (0.05), maka data dinyatakan berasal dari populasi

berdistribusi normal. Adapaun hasil uji normalitas disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 4.9

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TOTAL

N 174

Normal Parametersa,b

Mean 93.34

Std. Deviation 5.143

Most Extreme Differences

Absolute .102

Positive .102

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z 1.341

Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 142: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

122

Sumber: Pengolahan Data SPSS Statistic 20.0 for

Windows, 2017

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui normalitas data

ditunjukkkan dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.055.

Apabila nilai Asym.Sig. (2-tailed) sebesar0.055 ≥ alpha (0.05),

maka dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

4.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah

deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri. Adapun hipotesis

kerja yang peneliti ajukan dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas

Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang” adalah sebagai berikut:

“Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang

adalah lebih kecil dari 65%”.

Pengujian hipotesis yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini

menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji pihak kiri. Adapun

perhitungan pengujian hipotesis adalah melalui tahap-tahap berikut:

1. Skor ideal yang harus diperoleh dalam jawaban pernyataan-

pernyataan yang diajukan melalui kuesioner untuk mengetahui

efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi

Page 143: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

123

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang

berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

Keterangannya adalah 4 merupakan nilai tertinggi dari setiap

pilihan jawaban dari pernyataan yang ada dalam kuesioner. 174

adalah jumlah responden yang mengisi kuesioner dan 32 adalah

jumlah pernyataan instrumen yang valid. Rata-rata dari skor ideal

penelitian tersebut adalah 22.272 : 174 adalah 128. Sedangkan skor

penelitian adalah sebesar 16.242. Skor penelitian adalah jumlah

total nilai seluruh pernyataan yang dijawab oleh seluruh responden.

Dengan demikian nilai efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Serang adalah 16.242: 22.272 = 0.73 atau dalam

persentase menjadi 73%. Sehingga efektivitas Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah 73%.

2. Dalam variabel tentang efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Serang, nilai yang dihipotesiskan adalah lebih kecil dari

65% (0.65) dari yang diharapkan/skor ideal. Hal ini berarti bahwa

4 x 174 x 32

Page 144: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

124

0.65 x 128 = 83.2. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Ha : µₒ < 65% < 0,65 x 128 = 83.2

Ho : µₒ ≥ 65% ≥ 0,65 x 136 = 83.2

3. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test satu sampel adalah

sebagai berikut:

Diketahui : ∑π = 16.242

µ = 83.2

n = 174

∑( )

( )

Ditanya: Berapa besar t?

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t

tabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1= 174-1=173 dengan

taraf kesalahan 5% untuk uji satu pihak kiri, maka nilai t tabelnya

yaitu 1.645 atau dibulatkan menjadi 1.65.

Dengan asumsi berdasarkan kesimpulan dalam Sugiyono

(2014:181) bahwa :

Jika t tabel < t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t tabel ≥ t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Page 145: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

125

Karena nilai t tabel lebih kecil dari nilai t hitung atau jatuh pada

penolakan Ha (1.65<26.03). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa efektivitas Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang < 65% dari yang diharapkan tidak

dapat diterima atau terdapat perbedaan antara yang diduga dalam

populasi dengan data yang terkumpul dari sampel. Hasil

perhitungan terhadap data sampel diperoleh nilai efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah 73%. Nilai ini

dapat ditunjukkan pada gambar 4.1. Nilai 26,03 terletak pada

daerah penerimaan Ho. Berikut ini adalah kurva daerah

penerimaannya:

Gambar 4.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Daerah Penolakan Ha Daerah Penerimaan Ho

0 1,65 26.03

(65%) (73%)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2017

Page 146: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

126

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah

deskriptif yang sebelumnya telah dirumuskan peneliti. Rumusan masalah

yang harus dijawab oleh peneliti adalah “Seberapa efektif Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang?”.

Terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk menjelaskan

jawaban dari rumusan masalah yang telah diajukan. Langkah pertama

yaitu menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil penelitian. Skor

ideal variabel adalah 4 x 174 x 32 = 22.272. Dimana 4 adalah nilai

tertinggi dari pilihan jawaban pernyataan dalam kuesioner. 174 adalah

jumlah responden atau sampel yang ditujukan untuk mengisi kuesioner.

Dan 32 adalah jumlah item pernyataan yang valid dalam kuesioner. Skor

penelitian adalah sebesar 16.242 berdasarkan nilai distribusi data. Dengan

demikian nilai efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah

16.242 ; 22.272 = 0.73 yang dalam persentase adalah sebesar 73 %.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jawaban dari rumusan

masalah deskriptif yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Efektivitas

Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah sebesar 73%”. Angka

tersebut sudah mencapai kategori efektif. Adapun penggambaran dari

penjelasan tersebut dapat dilihat dari interval di bawah ini:

Page 147: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

127

Tabel 4.10

Interval Efekitvitas

No. Interval Keterangan

1. 5.568 - 8.352 Sangat Belum Efektif

2. 8.353 - 13.920 Belum Efektif

3. 13.921 - 19.488 Efektif

4. 19.489 - 22.272 Sangat Efektif

Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2017

Skala di atas menunjukkan nilai keefektifan Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang berada pada interval efektif. Hal ini

menyatakan bahwa efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang

sudah efektif karena hasil penelitian sebesar 16.242 yang berada pada

interval ke tiga yakni berbunyi “efektif”.

Data sampel menunjukkan bahwa efektivitas Dinas Kesehatan

dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang berjalan efektif dengan nilai 73%.

Penilaian responden tersebut didasari oleh peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan bayi, serta pemberdayaan masyarakat yang secara

Page 148: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

128

langsung maupun tidak langsung dirasakan manfaatnya terutama bagi

sasaran Program KIBBLA itu sendiri. Peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan bayi ditandai dengan pembentukan Puskesmas PONED

dan Rumah Sakit PONEK, pembentukan Puskesmas pembantu di pelosok

desa, penyebaran bidan di desa, kemudahan prosedur pelayanan kesehatan

ibu dan bayi, kegiatan posyandu yang berjalan rutin setiap bulan tanpa

pungutan biaya, dan tersedianya jaminan kesehatan.

Salah satu komponen lain dalam Program KIBBLA selain

peningkatan kualitas pelayanan, yakni pemberdayaan masyarakat juga

turut dirasakan oleh responden. Pemberdayaan masyarakat ditandai

dengan keikutsertaan masyarakat menjadi kader posyandu dan/atau

Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (MKIA), berlangsungnya kegiatan

sosialisasi kesehatan ibu dan bayi atau di beberapa wilayah dikenal dengan

kegiatan Kelas Ibu Hamil dan Bayi, serta keterlibatan pemerintah desa

dalam peduli kesehatan ibu dan bayi. Walaupun kondisi lapangan

mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam Program KIBBLA di

Kabupaten Serang masih rendah dan belum merata.

Berdasarkan observasi di lapangan, sebagian besar masyarakat

tidak mengetahui dan mengenal adanya Program Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang. Akan tetapi,

kegiatan pelayanan Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang secara umum diikuti dengan baik

dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kegiatan pelayanan Program

Page 149: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

129

KIBBLA rutin dilaksanakan setiap satu bulan satu kali melalui kegiatan

posyandu. Kegiatan tersebut dianggap sangat membantu masyarakat

terutama di daerah desa dalam rangka mengatasi kesehatan ibu dan bayi.

Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan

pelayanan Program KIBBLA seperti pemeriksaan kehamilan dan bayi

menjadi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi beberapa kasus menunjukkan

masih terdapat ibu hamil yang telat melaporkan dan memeriksa

kandungannya ke posyandu/bidan desa. Sisi lain menunjukkan bahwa

sering kali persoalan administrasi dan jaminan kesehatan turut menjadi

hambatan bagi ibu bersalin dan/atau bayi untuk mendapatkan kesehatan

rujukan. Hal ini menjadi salah satu hambatan dan tantangan bagi Dinas

Kesehatan untuk terus meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan

masyarakat terutama di daerah pelosok desa.

Hasil data sampel yang bernilai 73% dan dikategorikan efektif,

akan peneliti coba hubungkan dengan jumlah kasus kematian ibu dan bayi

di Kabupaten Serang dalam tiga tahun terakhir. Kasus kematian ibu di

Kabupaten Serang sejak tahun 2013 sampai tahun 2015 belum

menunjukkan penurunan yang signifikan. Bahkan pada tahun 2015

mengalami peningkatan jumlah kasus dari tahun 2014. Kemudian kasus

kematian bayi pada pada tahun 2015, Kabupaten Serang menjadi daerah

dengan kasus kematian bayi terendah untuk wilayah kabupaten di Provinsi

Banten. Walaupun jika dilihat dari nilainya masih tergolong tinggi.

Page 150: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

130

Keefektifan Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) yang sudah berjalan efektif,

nampaknya belum mampu menjawab persoalan tingginya kasus kematian

ibu dan bayi di Kabupaten Serang. Hal ini dikarenakan keberhasilan

Program KIBBLA didominasi oleh konteks pelayanan yang hingga saat ini

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Akan tetapi jika dilihat dari

konteks pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan daerah,

masyarakat belum mampu menunjukkan perubahan yang begitu baik.

Pelayanan pada dasarnya menempatkan masyarakat sekedar menjadi objek

dalam proses pembangunan. Tetapi pemberdayaan menempatkan

masyarakat turut andil menjadi subjek dalam pembangunan. Oleh karena

itu, pelayanan yang tidak dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat

akan menjadi tugas tambahan bagi pemerintah dalam jangka waktu yang

panjang.

Kompleksitas penyebab kematian ibu dan bayi bukan hanya di

bidang kesehatan. Oleh karena itu peran Dinas Kesehatan sebagai inisiator

dan penggerak Program KIBBLA harus berjuang merangkul semua lintas

sektoral untuk sama-sama mengatasi persoalan yang tidak mudah ini. Hal

ini menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi Dinas Kesehatan untuk

terus meningkatkan efektvitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita di Kabupaten Serang. Sehingga

persoalan penyebab kematian ibu dan bayi yang bukan menjadi wewenang

Page 151: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

131

Dinas Kesehatan, dapat sama-sama dirumuskan dan dilaksanakan oleh

berbagai pihak yang diinisiasi dan digerakkan oleh Dinas Kesehatan.

4.6 Pembahasan

Penggambaran nilai tingkat indikator diperoleh dari hasil penelitian

yang sudah dilakukan. Nilai tingkat indikator didapatkan setelah

mengetahui skor ideal dan skor setiap indikator berdasarkan nilai distribusi

data penelitian. Persentasi nilai tingkat indikator ditentukan oleh

perbandingan antara skor nilai distribusi data dengan skor nilai ideal.

Berikut ini adalah persentase hasil per indikator variabel efektivitas:

Grafik 4.33

Persentase Hasil Per Indikator Variabel Efektivitas

Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2017

Dari perhitungan dan penjelasan di atas, didapat nilai Efektivitas

Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang adalah sebesar 73% dari

pernyataan yang telah dihipotesiskan sebelumnya yaitu 65%. Nilai

75%

72% 73%

71%

75%

69%70%71%72%73%74%75%76%

Page 152: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

132

efektivitas tersebut dengan rincian masing-masing indikator di antaranya

produktivitas sebesar 75%, efisiensi 72%, fleksibilitas 73%,

pengembangan 71%, dan kepuasan 75%.

1. Indikator Produktivitas terdiri dari 8 pernyataan. Persentase nilai

tingkat indikator produktivitas adalah 75%. Nilai tersebut berada

pada kategori baik berdasarkan interval skor nilai. Pencapaian

angka pada indikator produktivitas ini dipengaruhi oleh

pemahaman masyarakat dan penerapan kesehatan ibu dan bayi

yang baik, kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan

termasuk tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, kegiatan posyandu yang rutin dilakukan setiap bulan

tanpa biaya pungutan pemeriksaan, dan pemberdayaan masyarakat

yang cukup membantu dalam penyelenggaraan kegiatan KIBBLA.

2. Indikator Efisiensi terdiri dari 5 pernyataan. Persentase nilai tingkat

indikator produktivitas adalah 72%. Nilai tersebut berada pada

kategori baik berdasarkan interval skor nilai. Pencapaian angka

pada indikator efisiensi ini dipengaruhi oleh kemudahan

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi

yang cenderung sudah baik, keikutsertaan pemerintah desa dan

masyarakat yang kurang dalam penyelenggaraan KIBBLA, dan

masih kurangnya beberapa peran lintas sektoral yang menyebabkan

kemudahan akses menuju fasilitas kesehatan kurang merata.

Page 153: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

133

3. Indikator Fleksibilitas terdiri dari 5 pernyataan. Persentase nilai

tingkat indikator fleksibilitas adalah 73%. Nilai tersebut berada

pada kategori baik berdasarkan interval skor nilai. Pencapaian

angka pada indikator fleksibilitas ini dipengaruhi oleh

pembaharuan kualitas fasilitas kesehatan yang disesuai dengan

kondisi lingkungan semakin baik, metode-metode dalam

penyelenggaraan kesehatan ibu dan bayi yang di beberapa daerah

cenderung statis, dan masyarakat semakin membuka diri untuk

menerapkan teknis medis dalam penyelenggaraan kesehatan ibu

dan bayi.

4. Indikator Pengembangan terdiri dari 7 pernyataan. Persentase nilai

tingkat indikator keunggulan adalah 71%. Nilai tersebut berada

pada kategori baik berdasarkan interval skor nilai. Pencapaian

angka pada indikator pengembangan ini dipengaruhi oleh

peningkatan pengetahuan masyarakat perihal kesehatan ibu dan

bayi, intensitas mengikuti kegiatan kesehatan ibu dan bayi yang

baik terutama pada kegiatan posyandu di wilayah pedesaan. Akan

tetapi keikutsertaan lintas sektoral dan pemberdayaan masyarakat

belum terselenggara dengan baik.

5. Indikator Kepuasan terdiri dari 5 pernyataan. Persentase nilai

tingkat indikator keunggulan adalah 75%. Nilai tersebut berada

pada kategori baik berdasarkan interval skor nilai. Pencapaian

angka pada indikator kepuasan ini dipengaruhi oleh pelayanan

Page 154: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

134

kesehatan ibu dan bayi yang semakin baik, penerapan kesehatan

ibu dan bayi yang semakin baik, dan perubahan sikap masyarakat

untuk terus mencari informasi dan mengkampanyekan kesehatan

ibu dan bayi yang semakin baik.

Page 155: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

135

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas Dinas

Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang sudah efektif dengan capaian

angka 73% dari hipotesis yang diajukan. Nilai signifikansi pada penelitian

ini menunjukkan bahwa t tabel < t hitung (1.65<26.03) yang jatuh pada

penolakan Ha, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini

merujuk pada indikator pengukuran efektivitas organisasi oleh Gibson

(1995) dalamWaluyo (2007:89) yang terdiri dari produktivitas, efisiensi,

fleksibilitas, pengembangan dan kepuasan.

Efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Serang yang sudah

berjalan baik nampaknya belum mampu menjawab persolan tingginya

kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Serang. Pertama dilihat dari

indicator produktivitas masih terdapat kurangnya peningkatan kualitas

pelayanan baik dari penyelenggara pelayanan kesehatan, maupun sarana

dan prasarana pelayanan kesehatan. Kedua dilihat dari indicator efisiensi

bahwa Dinas Kesehatan belum optimal dalam melakukan pemberdayaan

masyarakat dan Pemerintah Desa sebagai upaya efisiensi pelayanan dan

Page 156: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

136

edukasi kesehatan ibu dan bayi baik kepada penduduk sasaran program

maupun masyarakat secara luas. Ketiga dilihat dari indicator fleksibilitas

masih terdapat masyarakat yang belum sepenuhnya percaya pada tenaga

kesehatan kompetensi bidan dalam mengatasi kesehatan ibu dan bayi.

Keempat dilihat dari indicator pengembangan, belum optimalnya

kerjasama Dinas Kesehatan dengan lintas sektoral dalam rangka

meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Dan kelima adalah indicator

kepuasan, bahwa masih terdapat masyarakat yang mengeluhkan proses

pelayanan dan rujukan terutama di Fasilitas Kesehatan swasta.

Page 157: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

137

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis kemudian memberikan

beberapa saran yang diharapkan menjadi masukan untuk dapat

meningkatkan efektivitas Dinas Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita di Kabupaten Serang. Saran-saran

tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, Dinas Kesehatan

diharapkan dapat meningkatkanpendidikan dan pelatihan bagi Bidan

Desa yang tersebar di setiap wilayah, melakukanpembinaan secara

berkala bagi kader posyandu, melakukan pembentukan kembali

Kader Pendamping KIBBLA, meningkatkan sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan.

2. Melakukan kampanye kesehatan ibu dan bayi kepada masyarakat

untuk melakukan program-program swadaya masyarakat yang

bekerjasama dan/atau dibantu oleh Pemerintah Desa setempat

sebagai upaya efisiensi peningkatan kesehatan ibu dan bayi.

3. Meningkatkan sosialisasi kesehatan ibu dan bayi berbasis medis

kepada masyarakat terutama kerabat keluarga ibu hamil sebagai

upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas

tenaga kesehatan.

4. Diperlukannya koordinasi lintas sektoral yang lebih intens dan

berkala dalam penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA). Dinas Kesehatan akan lebih mudah

Page 158: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

138

mengatasi kompleksitas persoalan kematian ibu dan bayi, apabila

serius melibatkan peran lintas sektoral di dalamnya.

5. Dinas Kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama yang

baik dengan fasilitas kesehatan terutama fasilitas kesehatan swasta

untuk menerapkan secara tegas prosedur pelayanan dan rujukan yang

memudahkan masyarakat atau pasien.

Page 159: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

Daftar Pustaka

Buku:

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosoeprapto, Kisdarto. 2002. Menuju SDM Berdaya Dengan Kepemimpinan

Efektif dan Manajemen Efisien. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Azwar, Saefuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Institute Of Development and Economic Analysis. 2005. Nestapa Pembangunan

Sosial: Studi Atas Dampak Beban Utang Terhadap Pembangunan

Eknomi dan Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Litera Indonesia.

Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2010. Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi.

Bandung: Refika Aditama.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-LIPI. 2011. Pertumbuhan Penduduk dan

Kesejahteraan. Jakarta: LIPI.

Lubis dan Huseini. 2009. Pengantar Teori Organisasi. Depok: Ilmu Administrasi

FISIP UI.

Malayu, Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mardikanto dan Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Arcan.

Satori dan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Page 160: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Bandung: Refika Aditama.

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Waluyo. 2007. Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasinya Dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah). Bandung: Mandar Maju.

Dokumen:

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan

Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa

Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta

Pelayanan Kesehatan Seksual

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Sisttem

Kesehatan Kabupaten Serang

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang

Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Serang

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Indonesia

Profil Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016. Banten: Dinas Kesehatan

Kabupaten Serang.

Sumber Lainnya:

Ah Maftuchan, dkk,.2013.Refleksi Upaya Pencapaian MDGs 4&5 di Daerah

Menjelang 2015,.Jakarta: Prakarsa, Indonesia.

Page 161: EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN DALAM PROGRAM ...eprints.untirta.ac.id/945/1/EFEKTIVITAS DINAS KESEHATAN...ABSTRAK Rima Herdiyana.NIM 6661131821.Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

Aris Arif Mundayat, dkk,.2010.Target MDGs Menurunkan Angka Kematian Ibu

Sulit Dicapai,.Jakarta:Women Research Institute, Indonesia.

Evrista Nenggar Prehapsari. 2014. Efektivitas Dinas Kesehatan Dalam Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Surakarta: Ilmu

Administrasi, FISIP UNS.

Nia Sutriajuniati. 2014. Organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi

Banten Dalam Menghadapi Pekan Olahraga Nasional ke XVIII di Riau.

Banten: Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA

Rima Agustiani. 2012. Efektivitas Organisasi dalam Pengelolaan E-Govenment di

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean

Merak. Banten: Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA.

USAID.2012. Pengembangan Program KIBBLA Terpadu. Jakarta, Indonesia.

USAID.2015.Acting On The Call-Ending Preventable Child and Maternal

Deaths.. Amerika.

http://aipmnh.org/web_id/index.php?option=com_content&view=article&id=135:

bermit ra-menurunkan-kematian-ibu-dan-bayi-baru-

lahir&catid=13&Itemid=207

https://m.liputan6.com/amp/2169824/kematian-ibu-dan-bayi-di-banten-peringkat-

5-nasional