dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (dkrth) kota ... · program mds ini sebagai sarana untuk...

1
layouter: triongko RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 46 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Rumah Kompos, Program Unggulan Kurangi Volume Sampah SALAH satu upaya Dinas Kebersian dan Ruang Terbuka Hijau (DKTRH) mewujudkan Kota Surabaya bebas dari sampah, yakni dengan menggelar perlombaan Merdeka Dari Sampah (MDS). Kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan antar kampung yang diikuti oleh perwakilan RT se-Kota Surabaya. Program MDS ini sebagai sarana untuk mensosialisasikan program- program lingkungan, meningkatkan penghijauan dan kualitas lingkungan dengan jalan pengelolaan sampah secara mandiri tingkat rumah tangga. “Program MDS ini dirintis tahun 2007 dengan menggandeng Media Radar Surabaya. Dan alhamdulillah sampai sekarang masih berlanjut,” kata Aditya. Dalam perjalanannya, program MDS ini mendapat respon baik dari masyarakat. Sebab disamping seba- Merdeka Dari Sampah RUMAH Kompos merupakan salah satu program yang sudah dijalankan oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Rumah ini berfungsi mengurangi volume sampah dengan jalan mengolah kembali sampah or- ganik dari perantingan pohon, rumput, dan lainya untuk diolah menjadi kompos. “Salah satu pengu- rangan sampah yang kami lakukan adalah dengan membangun rumah kompos,” kata Sekretaris DKRTH Kota Surabaya, Aditya. Saat ini sudah ada 26 rumah kompos yang tersebar di wilayah Kota Suraba- ya. “Di rumah kompos, sampah orga- nik diolah menjadi pupuk. Hasilnya digunakan untuk memupuk tanaman di taman-taman milik Pemkot,” beber Aditya saat ditemui di ruang kerjanya. Pupuk hasil olahan rumah kompos ini juga bisa diambil oleh warga yang berdomisili di Surabaya untuk dipakai memupuk tanamannya. “Warga yang ber KTP Surabaya boleh ngambil pu- puk dari rumah kompos. Tapi nggak boleh dijual,” ungkapnya. Keberadaan rumah kompos ini sa- ngat membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pem- buangan akhir (TPA) tiap harinya. “Dari 3 juta penduduk Surabaya, tiap hari produksi sampah mencapai 2.900 ton. Berkat adanya pemilah sampah, rumah kompos dan bank sampah akhirnya hanya 1.400 ton sampah yang masuk ke TPA,” ujarnya. Kompos yang dihasilkan dari rumah kompos, juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik, seperti yang ada di Rumah Kompos Bratang dan Wonore- jo. “Kompos ang dihasilkan rumah kompos Bratang dan Wonorejo sudah bisa menghasilkan listrik sekitar 4000 watt per 12 jamnya,” bebernya. Program lain yang dijalankan DKRTH adalah bank sampah. Yaitu untuk menampung sampah-sampah anorganik yang dihasilkan. Bahkan, bank sampah ini sudah dibentuk sejak 10 tahun yang lalu. “Seperti di pasar-pasar, sekarang su- dah ada bank sampahnya. Jadi peda- gang yang menghasilkan sampah an- organik bisa menyetor ke bank sam- pah,” jelasnya. Penyetor sampah anorganik ke bank sampah, akan mendapatkan keuntu- ngan secara finansial. “Kalau pedagang pasar ya lumayan bisa buat bayar re- tribusi sedikit-sedikit,” ungkap Aditya sambil tertawa kecil. Aditya menambahkan, ada beberapa program lain yang dijalankan dalam rangka mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Diantaranya ada- lah Surabaya Eco School, Yustisi Ke- bersihan. (rus/nug) BERMANFAAT: Pemilahan sampah di Depo Sampah Mulyorejo untuk mengurangi timbunan sampah di TPA gai sarana edukasi dan sosialisasi, peran serta masyarakat juga diapre- siasi. “Ini program merupakan ben- tuk apresiasi. Dengan program ini masyarakat diajak bareng-bareng memahami permasalahan sampah yang menjadi tanggung jawab ber- sama,” beber Aditya. Dalam program MDS, biasanya ti- ap kelurahan minimal harus mengi- rimkan dua perwakilan RT nya. “Mi- nimal dua RT tiap kelurahan yang harus ikut, sehingga pesertanya bisa mencapai ratusan RT.” Para peserta kemudian diseleksi menjadi 154 RT, dan diseleksi kembali menjadi 61 RT. “Yang satu RT menjadi Best Of the Best dan sisanya 60 RT dibagi empat dikategorikan sebagai pemenang. Berdasarkan catatan DKRTH, dari waktu ke waktu jumlah peserta MDS selalu bertambah. Sebab program tersebut menyasar kampung atau RT yang belum pernah ikut lomba atau belum menang lomba MDS yang diadakan tahun sebelumnya. “Jadi kategori penilaianya adalah kebersihan kampung dan pemilahan sampah,” jelasnya. (rus/nug) FOTO-FOTO: SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA LOMBA KEBERSIHAN: Launching program Merdeka Dari Sampah oleh Wali Kota Tri Rismaharini di gedung Sawunggaling Surabaya. DINAS Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DK- RTH) merupakan sebuah lembaga dinas Pemerintah Kota Surabaya yang ber- kantor di Jalan Menur No. 31 Surabaya. Sebelum menjadi DKRTH, dahulu lembaga ini bernama Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DKRTH, memiliki tugas melaksanakan urusan Pe- merintahan Daerah berda- sarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di Bi- dang Kebersihan dan Ru- ang Terbuka Hijau. Fungsinya, diantaranya untuk; merumuskan kebija- kan teknis di bidang kebersi- han dan pertamanan, me- nyelenggarakan urusan ke- bersihan dan pertamanan, pembinaan dan pelaksana- an tugas, pengelolaan keta- tausahaan dinas, pelaksa- naan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dae- rah sesuai dengan tugas dan fungsinya DKRTH dipimpin seorang Kepala Dinas yang dibantu Sekretaris dan beberapa kepala bidang di bawahnya. Dinas ini memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan Kota Surabaya yang bersih, tertata dan hijau. MISI DKRTH, diantaranya; Pertama, meningkatkan peran serta masyarakat da- lam pelaksanaan pengelola- an sampah berbasis komu- nitas. Kedua, meningkatkan kualitas pelayanan kebersi- han kota, meliputi pelayanan khususnya angkutan sam- pah dan pembersihan sam- pah di jalan umum. Ketiga meningkatkan pe- ran swasta dalam pengelo- laan kebersihan, dengan membuka kesempatan se- luas-luasnya kepada pihak swasta untuk ikut serta da- lam pengelolaan kebersihan. Keempat, meningkatkan sarana dan prasarana pe- ngelolaan kebersihan. Keli- ma, meningkatkan kualitas dan kuantitas taman kota, ja- lur hijau dekorasi kota, peng- hijauan dan pemakaman. Keenam, meningkatkan kualitas dan kauntitas pene- rangan jalan umum dan ta- man di seluruh wilayah Kota Surabaya. Ketujuh, meningkatkan kepedulian dan peran ma- syarakat dalam pengelolaan ruang terbuka hijau dan pe- nerangan jalan umum. Lingkup kerja DKRTH, yakni meliputi kebersihan, pertamanan, penerangan jalan umum, makam, deko- rasi kota, tinja, kompos dan kebun bibit. Untuk kebersihan; itu me- liputi penyapuan 70 persen dilakukan oleh dinas dan 30 persen oleh pihak ketiga. Selain itu juga ada peng- angkutan sampah, pember- sihan got, pemberdayaan masyarakat, pemberian izin pembuangan sampah dan tinja, pengelolaan TPA, yus- tisi kebersihan dan penye- diaan mobil toilet. Untuk pertamanan; meli- puti pembuatan pemelihara- an taman, penanaman pe- meliharaan pohon dan pem- bibitan tanaman. Penerangan; meliputi pe- masangan Penerangan Ja- lan Umum (PJU) dan peme- liharaanya. Untuk makam; meliputi pemeliharaan makam dan pelayanan pemakaman. Dekorasi kota; meliputi pem- berian hiasan-hiasan kota. Tinja; meliputi pengolahan tinja untuk digunakan bahan pembangkit. Kompos; meliputi pengo- lahan sampah organik men- jadi kompos, penyediaan kompos, pengelolaan TPST/ Superdepo dan pengelola- an Pembangkit Listrik Tena- ga Sampah (PLTSa). Kebun bibit; meliputi pem- budidayaan taman dan pe- nyediaan tanaman. (rus/nug) Sekilas Pandang DKRTH RUTIN: Taman di sepanjang frontage road Ahmad Yani selalu mendapatkan penyiramah dari petugas. Begitu pula dengan taman-taman lainnya.

Upload: hoangkiet

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

layouter: triongko

RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 46

Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya

Rumah Kompos, Program Unggulan Kurangi Volume Sampah

SALAH satu upa ya Dinas Kebersian dan Ruang Ter buka Hijau (DKTRH) me wu jud kan Kota Surabaya bebas dari sam pah, yakni dengan meng ge lar perlombaan Merdeka Dari Sam pah (MDS). Kegiatan ini su dah menjadi agenda tahunan an tar kampung yang diikuti oleh per wakilan RT se-Kota Surabaya.

Program MDS ini sebagai sa ra na untuk mensosialisasikan pro gram-program lingkungan, meningkatkan penghijauan dan kualitas lingkungan dengan ja lan pengelolaan sampah secara mandiri tingkat rumah tangga.

“Program MDS ini dirintis tahun 2007 dengan menggandeng Me dia Radar Surabaya. Dan al ham du lillah sampai sekarang masih ber lanjut,” kata Aditya.

Dalam perjalanannya, pro gram MDS ini mendapat respon ba ik dari ma syarakat. Sebab di sam ping se ba-

Merdeka Dari Sampah

RUMAH Kompos me ru pakan salah satu program yang su dah dijalankan oleh Dinas Ke ber sihan dan Ruang Terbuka Hijau (DK RTH) Ko ta Surabaya. Rumah ini ber fungsi mengurangi volume sam pah dengan ja lan me ngolah kembali sampah or-ga nik dari perantingan po hon, rumput, dan lainya untuk diolah men jadi kom pos. “Salah satu pe ngu-ra ngan sam pah yang kami lakukan adalah dengan membangun rumah kom pos,” kata Sekretaris DKRTH Ko ta Surabaya, Aditya.

Saat ini sudah ada 26 rumah kompos yang tersebar di wilayah Kota Sura ba-ya. “Di rumah kom pos, sampah orga-nik diolah men ja di pupuk. Hasilnya di gunakan un tuk memupuk tanaman di taman-ta man milik Pemkot,” beber Aditya saat ditemui di ruang ker janya.

Pupuk hasil olahan rumah kom pos ini juga bisa diambil oleh war ga yang berdomisili di Su ra ba ya un tuk dipakai memupuk tana man nya. “Warga yang ber KTP Su rabaya boleh ngambil pu-puk dari rumah kompos. Tapi nggak bo leh dijual,” ungkapnya.

Keberadaan rumah kompos ini sa-ngat membantu mengurangi vo lume sampah yang masuk ke tempat pem-bu angan akhir (TPA) tiap harinya. “Dari 3 juta pen du duk Surabaya, tiap

ha ri produksi sampah mencapai 2.900 ton. Berkat adanya pemilah sampah, ru mah kompos dan bank sampah akhir nya hanya 1.400 ton sampah yang masuk ke TPA,” ujarnya.

Kompos yang dihasilkan dari rumah kom pos, juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik, seperti yang ada di Rumah Kompos Bratang dan Wo no re-jo. “Kompos ang dihasilkan rumah kom pos Bratang dan Wonorejo sudah bisa menghasilkan listrik sekitar 4000 watt per 12 jamnya,” bebernya.

Program lain yang dijalankan DKRTH adalah bank sampah. Yaitu untuk menampung sampah-sampah anorganik yang dihasilkan. Bahkan, bank sampah ini sudah dibentuk sejak

10 tahun yang lalu.“Seperti di pasar-pasar, sekarang su-

dah ada bank sampahnya. Jadi pe da-gang yang menghasilkan sampah an-or g anik bisa menyetor ke bank sam-pah,” jelasnya.

Penyetor sampah anorganik ke bank sam pah, akan mendapatkan keun tu-ng an secara finansial. “Kalau pedagang pa sar ya lumayan bisa buat bayar re-tri busi sedikit-sedikit,” ungkap Aditya sam bil tertawa kecil.

Aditya menambahkan, ada beberapa pro gram lain yang dijalankan dalam rangka mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Diantaranya ada-lah Surabaya Eco School, Yustisi Ke-ber sihan. (rus/nug)

BERMANFAAT: Pemilahan sampah di Depo Sampah Mulyorejo untuk mengurangi timbunan sampah di TPA

gai sarana edukasi dan sosialisasi, pe ran serta ma sya rakat juga diapre-si asi. “Ini pro gram merupakan ben-tuk apre siasi. Dengan program ini ma syarakat diajak bareng-ba reng me mahami permasalahan sampah yang menjadi tanggung jawab ber-sama,” beber Aditya.

Dalam program MDS, biasanya ti-ap kelurahan minimal harus me ngi-rimkan dua perwakilan RT nya. “Mi-ni mal dua RT tiap ke lu ra han yang ha rus ikut, se hing ga pe sertanya bisa mencapai ra tu san RT.”

Para peserta kemudian di se lek si

menjadi 154 RT, dan di se lek si kembali menjadi 61 RT. “Yang satu RT menjadi Best Of the Best dan sisanya 60 RT dibagi em pat dikategorikan sebagai pemenang.

Berdasarkan catatan DKRTH, dari waktu ke waktu jumlah peserta MDS selalu bertambah. Sebab program tersebut menyasar kampung atau RT yang belum pernah ikut lomba atau belum menang lomba MDS yang diadakan tahun sebelumnya.

“Jadi kategori penilaianya adalah kebersihan kampung dan pemilahan sampah,” jelasnya. (rus/nug)

FOTO-FOTO: SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

LOMBA KEBERSIHAN: Launching program Merdeka Dari Sampah oleh Wali Kota Tri Rismaharini di gedung Sawunggaling Surabaya.

DINAS Ke bersihan dan Ruang Ter bu ka Hijau (DK-RTH) me ru p a kan sebuah lem ba ga dinas Pe me rin tah Ko ta Sura ba ya yang ber-kan tor di Ja lan Me nur No. 31 Su ra b aya. Se be lum men ja di DKRTH, da hu lu lembaga ini ber na ma Di nas Ke ber si han dan Per tamanan (DKP).

DKRTH, memiliki tugas me lak sa na kan uru san Pe-me rintahan Dae rah ber da -sar kan azas oton o mi dan tu gas pem bantuan di Bi-dang Kebersihan dan Ru -ang Ter buka Hijau.

Fungsinya, diantaranya un tuk; me ru mus kan kebi ja-kan teknis di bi dang ke ber si-han dan perta ma nan, me-nye leng ga rakan uru san ke-ber sihan dan per ta ma nan, pem binaan dan pelaksa na-an tu gas, penge lo la an keta-ta usahaan di nas, pelak sa-na an tu gas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dae-rah sesuai dengan tugas dan fungsinya

DKRTH dipimpin seorang Ke pa la Dinas yang dibantu Se kre ta ris dan be be rapa kepala bidang di ba wahnya. Dinas ini me miliki pe ran yang sangat penting dalam rang ka menciptakan Kota Su ra ba ya yang bersih, tertata dan hijau.

MISI DKRTH, diantaranya; Pertama, meningkatkan

pe ran ser ta ma syarakat da-lam pelak sa naan penge lo la-an sampah ber ba sis ko mu-ni tas. Ke dua, me ning kat kan kualitas pelayanan ke ber si-han kota, meliputi pelayanan khu sus nya ang kutan sam-pah dan pem bersihan sam-pah di jalan umum.

Ketiga meningkatkan pe-ran swas ta da lam penge lo-la an keber si han, dengan mem buka kesem pa tan se-lu as-luasnya ke pada pi hak swasta untuk ikut serta da-lam pengelolaan kebersihan.

Keempat, meningkatkan sa rana dan pra sarana pe-ngelolaan ke ber sihan. Ke li-ma, meningkatkan ku alitas dan kuan ti tas ta man kota, ja- lur hijau dekorasi kota, peng- hi jau an dan pemaka m an.

Keenam, meningkatkan ku a li tas dan ka untitas pe ne-rangan ja lan umum dan ta-man di seluruh wi layah Kota Sura ba ya.

Ketujuh, meningkatkan ke pedu li an dan peran ma-sya rakat dalam penge lo laan ru ang terbuka hijau dan pe-nerangan ja lan umum.

Lingkup kerja DKRTH, yak ni me liputi kebersihan, per tamanan, penerangan ja lan umum, makam, de ko-ra si kota, tin ja, kompos dan

kebun bibit.Untuk kebersihan; itu me-

li puti pe nya pu an 70 persen di lakukan oleh dinas dan 30 per sen oleh pi hak ketiga. Se lain itu ju ga ada peng-ang kutan sampah, pem ber -si han got, pemberdayaan ma sya ra kat, pemberian izin pembua ngan sampah dan tinja, penge lo la an TPA, yus-ti si ke ber sihan dan pe nye-dia an mobil toilet.

Untuk pertamanan; me li-pu ti pem bua tan pemeliha ra-an taman, pe nanaman pe-me liharaan pohon dan pem-bi bitan ta naman.

Penerangan; meliputi pe-ma sa ngan Pe ne rangan Ja-lan Umum (PJU) dan pe me-li haraanya.

Untuk makam; meliputi pe meli ha raan ma kam dan pelayanan pemakaman.

Dekorasi kota; meliputi pem- be ri an hia san-hiasan kota.

Tinja; meliputi pengolahan tinja un tuk di gunakan bahan pem bangkit.

Kompos; meliputi pe ngo-la han sam pah or ganik men-jadi kompos, penyediaan kom pos, pengelolaan TPST/Su perdepo dan penge lo la-an Pembangkit Listrik Te na-ga Sam pah (PLTSa).

Kebun bibit; meliputi pem-bu di da ya an taman dan pe-nye diaan tana man. (rus/nug)

Sekilas Pandang DKRTHRUTIN: Taman di sepanjang frontage road Ahmad Yani selalu mendapatkan penyiramah dari petugas. Begitu pula dengan taman-taman lainnya.