dinamika pelaksanaan uang kuliah tunggal di …
TRANSCRIPT
DINAMIKA PELAKSANAAN UANG KULIAH TUNGGAL
DI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
(PERIODE TAHUN 2013-2017)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
DIANA GUSTARI
NIM. 130563201003
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
1
DINAMIKA PELAKSANAAN UANG KULIAH TUNGGAL
DI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
(PERIODE TAHUN 2013-2017)
DIANA GUSTARI
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah sebagian Biaya Kuliah Tunggal
(BKT) yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya.
Fungsi dari UKT ini adalah memberikan subsidi silang yang didasarkan pada
kondisi ekonomi dan sosial orang tua/wali mahasiswa. UKT berarti keseluruhan
biaya operasional mahasiswa persemeseter pada program studi diseluruh
Indonesia dengan cara meringkas seluruh pembiayaan kuliah dari awal masuk
hingga lulus tanpa ada biaya tambahan selama masa perkuliahan yang dibayarkan
hanya dengan satu kali ditiap semester. Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH) merupakan salah satu universitas negeri yang telah menerapkan sistem
pembayaran UKT sejak tahun 2013. Pada tahun 2015 UMRAH menerapkan
pembayaran UKT dengan sistem golongan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika pelaksanaan
UKT di UMRAH (periode tahun 2013-2017). Teori yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan konsep implementasi yang dikemukakan oleh Edward
III dalam Widodo (2012:96), yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan
struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
dengan teknik penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 16
orang. Lokasi penelitian adalah Universitas Maritim Raja Ali Haji. Adapun
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi komunikasi dalam
menyampaikan sosialisasi belum maksimal. Dimensi Sumberdaya sudah
mencukupi dari jumlah pelaksananya dan sarana prasarana yang digunakan sudah
memadai. Dimensi Disposisi juga sudah mendukung proses implementasi
kebijakan UKT tersebut. Sedangkan Dimensi Struktur Birokrasi, SOP yang
mengatur dan sebagai pedoman dalam pelaksananaan implementasi tersebut
secara rinci belum ada.
2
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan Uang
Kuliah Tunggal di UMRAH telah diterapkan dan berjalan sesuai aturan yang
berlaku, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan dilapangan. Diharapkan
UMRAH selalu menjaga konsistensi dalam melaksanakan kebijakan UKT di
lingkungan UMRAH, Sebaiknya dilakukan evaluasi secara berkala (satu tahun
sekali) terhadap kebijakan UKT.
Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, UKT
Abstract
Uang Kuliah Tunggal (UKT) is part of the biaya Kuliah Tunggal (BKT)
borne by each student based on his economic ability. The function of this UKT is
to provide cross subsidies based on the economic and social conditions of
parents/ guardians of students. UKT means the entire operational costs of
students of students in the study program throughout Indonesia by summarizing
all college financing from entry to graduation without any additional cost during
the lecture period paid only once in each semester. Universitas Maritim Raja Ali
Haji (UMRAH) is one of the state universities that have implemented UKT
payment system since 2013. In 2015 UMRAH applies UKT payments with a group
system.
The purpose of this research is to know the dynamics of UKT
implementation in UMRAH(period 2013-2017). The theory used in this study uses
the concept of implementation proposed by Edward III in Widodo (2012: 96),
namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. This
research uses qualitative research approach, with descriptive research technique.
Informants in this research consists of 16 people. The research location is
Universitas Maritim Raja Ali Haji. The data collection used is interview, and
documentation. Technique of data analysis in this research that is data reduction,
data display, and conclusion drawing.
The results showed that the dimensions of communication in the delivery
socialization has not been maximized. The dimension of resource is sufficient from
the amount of implementers and infrastructure facilities is adequate. The
dimension of disposition has also supported the implementation process of the
UKT. While the Dimensions of Bureaucracy Structure, SOP that regulate and as a
guidance in implementing such implementation in detail does not yet exist.
The conclusion in this research explain that the implementation of UKT in
UMRAH has been implemented and run according to the rules that apply,
although there are still shortcomings in the field. It is expected that UMRAH
always maintain consistency in implementing UKT policy in UMRAH, it is better
to do periodic evaluation (once a year) on UKT policy.
Keywords: implementation, policy, UKT
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan menjadi hak setiap warga
negara dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana yang
tertuang didalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31, yaitu tiap-tiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dalam pasal 31 ayat 4 UUD 1945
disebutkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara, serta
dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dengan demikian pemerintah mempunyai
peranan penting dalam mengatur anggaran negara khususnya untuk pendidikan,
agar pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan baik guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia.
Bantuan pemerintah di bidang pendidikan menjangkau hingga ke tingkat
Perguruan Tinggi untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program pendidikan akademik atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu
pengetahuan. Perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, sekolah tinggi,
akademi, institut, dan politeknik.Seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas
pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan di perguruan tinggi, maka
perbaikan sistem pelayanan dibidang pendidikan harus dilakukan kearah yang
lebih baik. Salah satunya adalah perubahan Sistem Pembayaran Perkuliahan atau
biasa disingkat dengan SPP ke sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT).
4
Perubahan sistem pembayaran uang kuliah tersebut bermaksud untuk
meringankan beban, dan sekaligus memberikan keadilan kepada mahasiswa
terhadap pembiayaan pendidikan, sesuai dengan kemampuan dari mahasiswa
tersebut. Dengan perubahan tersebut akan dapat memperluas kesempatan warga
negara untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi yang akhirnya akan dapat
memajukan tujuan pendidikan nasional. Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah tarif
pembiayaan kuliah yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan
ekonominya yang ditetapkan pemerintah pada Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013, yang diubah dengan Permenristekdikti
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal
Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
Fungsi dari UKT ini adalah memberikan subsidi silang yang didasarkan
pada kondisi ekonomi dan sosial orang tua/wali mahasiswa, yang diharapkan
dapat memberi kemudahan bagi keluarga yang kurang mampu dalam segi
ekonomi. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti No 272/E1.1/KU/2013
tertanggal 3 April 2013 tentang Uang Kuliah Tunggal yang memberikan arah
yang lebih jelas dan realistis mengenai jenis dan penghitungan serta
pengelompokkan besarnya UKT pada suatu program studi atau fakultas tertentu.
Dalam Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2016 disebutkan bahwa Uang Kuliah
Tunggal (UKT) terdiri atas beberapa kelompok yang ditentukan berdasarkan
5
kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang
membiayainya.
Pemberlakuan kelompok UKT ditetapkan dari kelompok I sampai
dengan kolompok VIII. Dimana kelompok I merupakan kelompok dengan biaya
terendah dan kelompok VIII merupakan kelompok biaya tertinggi. UKT ini
diterapkan sejak tahun akademik 2013/2014 dengan komponen pembiayaan
meliputi SPP persemester, uang masuk, uang gedung, uang sks, uang praktikum,
uang almamater, uang asuransi, biaya kuliah kerja nyata (kukerta), biaya magang,
uang ujian akhir atau sidang skripsi hingga biaya wisuda.
Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2016 yang mengatur tentang Biaya
Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Perguruan Tinggi
Negeri di Lingkungan Kementrian Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BKT
digunakan sebagai dasar penetapan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa,
masyarakat dan pemerintah. Sementara itu UKT merupakan sebagian dari biaya
kuliah tunggal yang ditanggung oleh mahasiswa berdasarkan kemampuan
ekonominya. Didalam Permenristekdikti tersebut juga menetapkan sekitar lebih
dari seratus PTN yang menerapkan sistem pembayaran UKT (yang termuat dalam
lampiran Permenristekdikti tersebut).
Terdapat beberapa parameter-parameter yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan kelompok UKT yang meliputi Pekerjaan Orang Tua, Penghasilan
Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, PLN (rekening listrik), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Tanggungan Keluarga, Status Rumah.
6
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) merupakan salah satu
universitas negeri yang telah menerapkan sistem pembayaran Uang Kuliah
Tunggal (UKT) sejak tahun 2013. Pada tahun 2015 UMRAH menerapkan
pembayaran UKT dengan sistem golongan.
Terdapat perbedaan antara UKT tahun 2013 dengan tahun 2015 yaitu
jumlah biaya UKT yang ditetapkan kepada mahasiwa. Pada tahun 2013 biaya
UKT yang ditetapkan sama besar/sama rata kepada seluruh mahasiswa di jurusan
yang sama, yang membedakan tarif UKT hanya berdasarkan jurusan tertentu.
Namun UKT yang ditetapkan sejak tahun 2015 itu berbeda-beda pada setiap
mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Selama empat tahun
diterapkan, terjadi perubahan tarif atau dinamika pelaksanaan UKT di UMRAH.
Saat ini UMRAH menetapkan pembagian golongan tarif UKT menjadi 5
kelompok. Adapun biaya UKT pada UMRAH yaitu sebagai berikut:
Tebel I.1. UKT UMRAH
Tahun 2015 - 2017
Sumber: Keputusan Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tahun 2017
Kelompok
I
Kelompok
II
Kelompok
III
Kelompok
IV
Kelompok
VBidikmisi
1 S1 Teknik Elektro 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
2 S1 Teknik Informatika 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
3 S1 Ilmu Kelautan 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
4 S1Manajemen Sumberdaya
Perairan500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
5 S1 Budi Daya Perairan 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
6 S1 Teknologi Hasil Perikanan 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
7 S1 Agribisnis Perikanan 500.000 1.000.000 2.400.000 3.200.000 4.500.000 2.400.000
8 S1 Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia500.000 1.000.000 2.400.000 3.100.000 4.200.000 2.400.000
9 S1 Pendidikan Bahasa Inggris 500.000 1.000.000 2.400.000 3.100.000 4.200.000 2.400.000
10 S1 Pendidikan Matematika 500.000 1.000.000 2.400.000 3.400.000 4.700.000 2.400.000
11 S1 Pendidikan Kimia 500.000 1.000.000 2.400.000 3.400.000 4.700.000 2.400.000
12 S1 Pendidikan Biologi 500.000 1.000.000 2.400.000 3.400.000 4.700.000 2.400.000
13 S1 Akuntansi 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
14 S1 Manajemen 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
15 S1 Ilmu Administrasi Negara 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
16 S1 Ilmu Pemerintahan 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
17 S1 Sosiologi 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
18 S1 Ilmu Hukum 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
19 S1 Hubungan Internasional 500.000 1.000.000 2.400.000 3.000.000 4.000.000 2.400.000
No Jenjang Program Studi
UANG KULIAH TUNGGAL
7
Berdasarkan observasi dilapangan, ditemukan proses pelaksanaan
kebijakan UKT yang menjadi permasalahan bagi mahasiswa dan masyarakat atas
penetapan tarif UKT kepada mahasiswa UMRAH dengan gejala-gejala sebagai
berikut:
1. Adanya mahasiswa yang keberatan dengan tarif UKT yang ditetapkan.
2. Masih terdapat beberapa mahasiswa yang belum mengerti bagaimana
penentuan/pengelompokkan UKT. Dengan adanya persoalan UKT tersebut
mahasiswa UMRAH melakukan konsolidasi dengan agenda kaji otentik dalam
aksi damai terkait penetapan UKT sepihak dan raport merah kinerja rektor
(https://sijoritoday.com,10 Agustus 2016).
3. Terdapat beberapa masyarakat yang belum tahu dan belum mengerti atas
kebijakan UKT. Dari adanya sebuah media yang menyebutkan bahwa ada
masyarakat yang belum mengetahui UKT. Dalam media tersebut ia
mengatakan “kenapa harus ada perbedaan, seharusnya untuk UKT itu tidak ada
yang dibedakan dong,” katanya. Selain itu dikatakannya juga, untuk UKT di
UMRAH kenapa harus dibedakan sampai dengan 5 kelas.
(http://sijorikepri.com, 4 September 2016).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan Judul “Dinamika Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal Di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (Periode Tahun 2013-2017)”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Dinamika
8
Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal Di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Periode
Tahun 2013-2017)?”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: “Dinamika
pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal Di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Periode
Tahun 2013-2017)”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti
dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Menurut Bogdan dan Taylor
dalam Moleong (2001:3) mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut Sugiyono (2012:14) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel lainnya. Penulis dalam melakukan penelitian menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara
sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri dan kriteria sampel). Pada teknik Purposive sampling maka
peneliti menetapkan informan pada penelitian ini antara lain, Wakil Rektor II
9
UMRAH, Kepala BUPK, Kabag Keuangan, Bendahara Penerimaan, TIM
Fakultas, Mahasiswa, edan masyarakat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan alat penelitian yaitu
daftar ceklis, pedoman wawancara, serta dokumen yang bersumber dari arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, dari
perpustakaan, dan melalui penelusuran media elektronik (internet).
LANDASAN TEORI
Kebijakan Publik
Kebijakan menurut James E. Anderson dalam Wahab (2014:8), yaitu : “ A
purposive course of action followed by an actor or set of factor in dealing with a
problem or matter of concern” (langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan
oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau
persoalan tertentu yang dihadapi). Sedangkan menurut Titmuss dalam Suharto
(2005:7) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur
tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan menurut
Titmuss senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan
berorientasi kepada tindakan (action-oriented).
Kebijakan Publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2005:2) adalah
apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan, definisi
tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh
10
badan pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik menyangkut
pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah.
Rentetan kebijakan publik sangat banyak, namun demikian dalam
pemahaman kontinentalis, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kebijakan publik yang bersifat makroatau umum, atau
mendasar, yaitu kelima peraturan seperti Undang-Undang
Dasar NRI Tahun 1945, Tap MPR, UU/Peraturan Pemerintah
Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden.
2. Kebijakan publik yang bersifat messo atau menengah, atau
penjelas pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbentuk
Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan
Gubernur, Peraturan Bupati, dan Peraturan Wali Kota.
Kebijakannya dapat pula berbentuk Surat Keputusan
Bersama atau SKB antar-menteri, Gubernur dan Bupati atau
Wali Kota.
3. Kebijakan publik yang bersifat mikro adalah kebijakan yang
mengatur pelaksanaan atau implementasi kebijakan di
atasnya. Bentuk kebijakannya adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh aparat publik di bawah menteri, gubernur,
bupati, dan wali kota”.(Riant Nugroho, 2012:131)
Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier
dalam Leo Agustino (2008:139) yaitu :
“Pelaksanan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam
bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-
perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau
keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut
mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan
secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagi
cara untuk mengatur proses implementasinya”.
Implementasi kebijakan publik (Tachjan, 2006:24) diartikan sebagai
aktivitas penyelesaian atau pelaksanaan suatu kebijakan publik yang telah
ditetapkan/ disetujui dengan penggunaan sarana (alat) untuk mencapai tujuan
11
kebijakan. Dalam menentukan keberhasilan implementasi kebijakan akan
dipengaruhi oleh banyak variabel atau faktor.
Menurut Edward III dalam Widodo (2012:96) terdapat empat variabel
yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan, yaitu:
1. Komunikasi,
2. Sumber daya,
3. Disposisi, dan
4. Struktur birokrasi.
Uang Kuliah Tunggal (UKT)
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2016 yang dimaksud dengan Uang Kuliah
Tunggal (UKT) adalah sebagian Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang ditanggung
setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Sedangkan Biaya Kuliah
Tunggal (BKT) adalah keseluruhan biaya operasional yang terkait langsung
dengan proses pembelajaran mahasiswa persemester pada program studi di
Perguruan Tinggi Negeri yang dibebankan kepada mahasiswa, masyarakat dan
pemerintah.
Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2016 merupakan perubahan dari
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 tentang
Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang selanjutnya
dilakukan perubahan menjadi Permendikbud Nomor 73 Tahun 2014 dan
dilakukan lagi perubahan Permenristekdikti Nomor 22 Tahun 2015 dan kemudian
barulah muncul Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2016.
12
Lahirnya peraturan tersebut berdasarkan surat edaran Dirjen Dikti Nomor
97/E/KU/2013 tertanggal 5 Februari 2013, yang menginstruksikan kepada seluruh
perguruan tinggi negeri di indonesia untuk melakukan 2 hal yakni menghapus
uang pangkal bagi mahasiswa baru program S1 tahun akademik 2013/2014 serta
menetapkan dan melaksanakan tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru
program S1 mulai tahun akademik 2013/2014.
Besaran UKT berbeda-beda pada setiap Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia. Perbedaan tarif UKT dimasing-masing PTN di pengaruhi oleh
beberapa faktor seperti capaian standar nasional perguruan tinggi negeri, indeks
kemahalan wilayah, dan program studi. Dalam permendikbud Nomor 55 Tahun
2013 dikatakan bahwa UKT ditetapkan berdasarkan Biaya Kuliah Tunggal
dikurangi biaya yang ditanggung oleh pemerintah atau disebut juga dengan
Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) telah diterapkan sejak tahun
2013 di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH) merupakan salah satu universitas negeri yang juga telah menerapkan
sistem pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sejak tahun 2013. Pada tahun
2015 UMRAH menerapkan pembayaran UKT dengan sistem golongan. Dengan
diterapkannya kebijakan UKT di UMRAH menimbulkan respon dari sebagian
mahasiswa yang masih bingung atau belum mengerti dari kebijakan UKT
tersebut. Penelitian ini menggunakan model implementasi dari George C. Edward
III dalam (Widodo, 2012:96) untuk mendeskripsikan dan menganalisis
13
implementasi kebijakan berdasarkan variabel komunikasi, sumberdaya, sikap atau
dispposisi, dan struktur birokrasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi
Pelaksanaan UKT di UMRAH terkait dengan komunikasi dapat dikatakan masih
belum berjalan maksimal. Dapat diuraikan berdasarkan hasil pengamatan dan
analisa mengenai komunikasi kebijakan UKT di UMRAH adalah sebagai berikut:
a. Transmisi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
informan, bahwa proses penyampaian informasi kepada pelaksana, maupun
mahasiswa dalam pemahaman isi, maksud dan tujuan dari kebijakan UKT
dilakukan melalui sosialisasi sosialisasi waktu penerimaan mahasiswa baru,
pengumuman di website, rapat koordinasi kerja, waktu pendaftaran ulang,
dan juga melibatkan pimpinan di tingkat Fakultas dalam menyampaikan
informasi dari kebijakan UKT tersebut. Dan hampir semua informan
menyatakan bahwa kelompok pelaksana kebijakan maupun kelompok sasaran
sudah memahami isi, maksud, dan tujuan dari kebijakan UKT.
Namun hal berbeda disampaikan oleh mahasiswa bahwa masih
terdapat mahasiswa yang belum mengerti mengenai kebijakan UKT di
UMRAH dikarenakan tidak mendapatkan sosialisasi secara umum kepada
seluruh mahasiswa. Sosialisasi mengenai kebijakan UKT hanya diberikan
kepada mahasiswa baru saja saat mahasiswa baru mendaftar di UMRAH.
Sama halnya yang dikatakan masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat
masih banyak yang belum mengerti mengenai kebijakan UKT.
14
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada indikator proses
penyampaian informasi kepada pelaksana kebijakan UKT dan mahasiswa
serta masyarakat berkaitan dengan pemahaman isi, maksud dan tujuan dari
kebijakan tersebut, masih belum mendukung proses pelaksanaan kebijakan
UKT di UMRAH. Dimana informasi hanya disampaikan kepada mahasiswa
baru saja, tidak melibatkan seluruh mahasiswa dalam mensosialisasikan
kebijakan UKT di UMRAH terutama jika ada perubahan tarif UKT. Sehingga
tidak seluruh mahasiswa mengerti mengenai kebijakan UKT di UMRAH.
Dan sebagian besar masyarakat juga masih belum mengerti mengenai
kebijakan UKT.
b. kejelasan
Kejelasan dan konsistensi dari informasi yang yang disampaikan
kepada pelaksana kebijakan UKT, dan mahasiswa sebagai kelompok sasaran
dari kebijakan UKT tersebut dapat dikatakan sudah jelas, namun
penerapannya dilapangan saja yang terkadang masih menimbulkan ketidak
jelasan. Seperti informasi yang disampaikan bahwa UKT itu sudah meliputi
uang masuk kuliah, pembayaran SPP, uang praktikum, kukerta dan wisuda.
Namun yang terjadi dilapangan bahwa masih ada terdapat pungutan diluar
SPP seperti pembayaran uang praktikum di suatu program studi. Sehingga
informasi tersebut yang dirasa masih belum jelas mengenai UKT.
Dengan demikian maka dimensi Komunikasi dalam proses
implementasi kebijakan UKT dapat dikatakan belum mendukung sepenuhnya
15
implementasi kebijakan tersebut. Hal tersebut belum sesuai dengan teori
Edward III (Widodo, 2012:97):
“Komunikasi kebijakan harus disampaikan secara jelas dan
konsisten agar pelaksana, kelompok sasaran, dan pihak lain
yang berkepentingan mengetahui dan tujuan dan sasaran dari
kebijakan”. Baik itu dalam penyampaian informasi maupun
perintah dari kebijakan harus disampaikan kepada pelaksana,
kelompok sasaran, dan pihak lain yang berkepentingan secara
jelas dan konsisten, ketidakjelasan komunikasi dan perintah
yang diterima oleh para pelaksana kebijakan akan
membingungkan para pelaksana dalam melakukan apa yang
seharusnya mereka lakukan”.
2. Sumber Daya
Faktor sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi
kebijakan. Sumberdayakebijakan didalam penelitian ini meliputi ketersediaan
sumberdaya manusia, sumberdaya anggaran, dan sumberdaya peralatan, yang
mendukung pelaksanaan kebijakan UKT. Adapun indikator dari dimensi
sumberdaya diantaranya :
a. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia dalam penelitian ini adalah ketersediaan atau
jumlah Tim Ferivikasi Fakultas yang menjalankan implementasi kebijakan
UKT di UMRAH, baik jumlah kapasitas maupun keahlian (kemampuan)
dalam menjalankan tugas menunjukkan bahwa dilihat dari jumlah
sumberdaya manusia dalam pelaksana ferivikasi data UKT sudah benar-benar
cukup. Karena penetapan jumlah pelaksana yang menjadi tim ferivikasi
dilihat dari jumlah prodi, adapun setiap fakultas paling sedikit mengirim tim
ferivikasi 6 orang, yang terdiri dari 2 orang staf administrasi, 2 orang
kasubbag, satu orang kabag TU, satu orang wakil dekan II.
16
Berkaitan dengan kemampun sumberdaya manusianya sudah memiliki
kompetensi yang memadai, dan mampu untuk menjalankan kebijakan UKT
tersebut. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa indikator
sumberdaya manusia dalam melaksanakan kebijakan UKT sudah sangat
mendukung proses implementasi kebijakan UKT di UMRAH.
Edward III dalam Widodo (2012:98) menegaskan bahwa :
“Sumberdaya manusia (staf), harus cukup (jumlah) dan cakap (keahlian)”.
Dengan demikian sumberdaya manusia dalam implementasi kebijakan
disamping harus cukup juga harus cakap dalam melaksanakan tugas, anjuran,
perintah dari atasan (pimpinan). Oleh karena itu sumberdaya manusia harus
ada ketepatan dan kelayakan antara jumlah staf yang dibutuhkan dan keahlian
yang dimiliki sesuai dengan tugas pekerjaan yang diberikan.
b. Sumber Daya Anggaran
Sumber daya anggaran berkaitan dengan biaya yang mendukung
kegiatan UKT atau insentif yang diberikan kepada pelaksana dalam
menjalankan kebijakan UKT di UMRAH. Dalam hal ini pelaksana
mendapatkan honor kegiatan. Honor tersebut diberikan setelah kegiatan
ferivikasi UKT selesai dilaksanakan. Honor kegiatan diberikan agar
pelaksana kegiatan termotivasi dalam menjalankan tugasnya.
c. Sumberdaya Peralatan
Sumberdaya peralatan berkaitan dengan peralatan yang digunakan
pelaksana dalam menjalankankebijakan UKT yaitu menggunakan Aplikasi
rumus di exel dalam penentuan besaran UKT. Sehingga pelaksana menjadi
17
lebih ringan bebannya dengan adanya rumus tersebut. Karena yang
menentukan UKT adalah sistem tersebut, pelaksana hanya memasukkan data
kedalam sistem nanti sistem tersebut yang menentukan berdasarkan data yang
dimasukan.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dimensi
Sumberdaya pada implementasi kebijakan UKT di UMRAH juga sudah
mendukung proses implementasi kebijakan tersebut. Karena dilihat dari
jumlah sumberdaya manusia dan kompetensi yang dimiliki, adanya honor
yang diberikan untuk meningkatkan motivasi, dan peralatan yang digunakan
juga cukup memadai. Sehingga pelaksananaan implementasi kebijakan UKT
di UMRAH berjalan efektif. Hal tersebut sesusai dengan teori sumberdaya
Edward III yang menegaskan bahwa :
“Implementasi akan berjalan efektif, apabila memiliki sumber
daya-sumberdaya yang mendukung dan memadai untuk
melakukan pekerjaan secara efektif”. Edward III dalam Widodo
(2012:98)
3. Disposisi
Disposisi merupakan kemauan, keinginan, dan kecenderungan para pelaku
kebijakan untuk melaksanakan kebijakan secara bersungguh-sungguh sehingga
tujuan dari kebijakan dapat terwujud. Apabila implementasi kebijakan ingin
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, maka para pelaksana kebijakan harus
memiliki kemauan yang kuat dalam melaksanakan tugasnya. Disposisi dalam
penelitian ini merupakan sipat dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor
untuk melaksanakan kebijakan UKT di UMRAH, seperti komitmen, kejujuran,
dan intensitas.
18
a. Komitmen
Komitmen para pelaksana sudah cukup tinggi, karena jika ada
mahasiswa yang masih belum melengkapi data dan berkas maka pelaksana
menelpon mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat segera melengkapi
syarat yang belum lengkap. Karena banyak mahasiswa yang tidak
melengkapi data pendukung seperti slip gaji orang tua, surat pernyataan
dari tetangga terdekat dan lain-lain. Sementara didalam sistem apabila
point-point yang ditentukan tidak lengkap maka penentuan kelompok UKT
malah semangkin tinggi dari yang seharusnya. Hal ini malah merugikan
mahasiswa tersebut. Maka dari itu pelaksana dapat menelpon mahasiswa
tersebut agar tidak dirugikan. Dan diberikannya toleransi bagi mahasiswa
yang masih kekurangan-kekurangan berkas untuk melengkapi dalam
waktu yang sudah tentukan. selain itu kerja tim ferivikasi bukan hanya satu
hari langsung selesai bisa sampai dua hari atau tiga hari. Kalau kita tidak
memiliki komitmen maka kerja kita tidak akan selesai.
Dengan demikian maka pada indikator komitmen yang dimiliki
pelaksana dalam menjalankan implementasi kebijakan UKT di UMRAH
dapat disimpulkan bahwa, komitmen yang dimiliki oleh pelaksana
kebijakan UKT di UMRAH dalam menjalankan implementasi kebijakan
UKT sangat mendukung dalam proses impelementasi kebijakan tersebut.
Dimana pelaksana memiliki komitmen yang tinggi dalam pelaksanaannnya
dilapangan.
b. kejujuran
19
kejujuran para pelaksana dapat dikatakan cukup tinggi, karena dalam
pelaksanaannya sudah dimiliki alat kontrol berupa aplikasi rumus excel
dalam menentukan kelompok UKT. Dan proses penentuan kelompok UKT
juga berdasarkan berkas-berkas data yang dikumpulkan oleh mahasiswa.
Sehingga dari data yang dikumpulkan mahasiswa tersebutlah akan
ditentukan kelompok UKT mahasiswa.
c. Semangat
Semangat dari pelaksana dapat dikatakan cukup tinggi karena proses
memferivikasi data UKT mahasiswa itu bersaing dengan waktu, jadi dalam
waktu yang sudah ditentukan berkas-berkas atau data tersebut sudah harus
selesai dilaksanakan. Proses ferivikasi berjalan dengan baik karena
pekerjaan selesai pada waktunya.
D. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi merupakan salah satu badan atau instansi yang
menjalankan kebijakan tersebut. Struktur birokrasi dalam penelitian ini berkaitan
dengan Standar Operating Prosedures (SOP) dan pembagian tugas yang jelas.
a. Standar Operating Prosedures (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur proses
pelaksanaan kebijakan UKT secara keseluruhan belum ada. Panduan yang
digunakan oleh pelaksana selama ini berdasarkan peraturan permenristek dikti,
rapat para pimpinan dalam penetapan UKT, dan kebiasaan-kebiasaan yang
terjadi selama ini. sehingga apabila terjadi kendala-kendala dilapangan, maka
20
kendala-kendala tersebut tidak bisa langsung diantisipasi oleh pelaksana, dan
menunggu pemecahannya dari pimpinan atau pihak yang diberikan
wewenang. Dengan demikian dari segi waktu tidak akan efisien. SOP yang
jelas akan membantu dalam mekanisme, sistem dan prosedur pelaksanaan
kebijakan, pembagian tugas pokok, fungsi, wewenang, tanggungjawab antar
pelaku dan keharmonisan hubungan komunikasi. SOP juga menentukan gagal
dan tidaknya pelaksanaan kebijakan. Kejelasan SOP akan menentukan
keberhasilan kebijakan dan juga sebaliknya.
b. Pembagian tugas
Pembagian tugas yang jelas dalam proses pelaksanaan kebijakan
UKT, secara keseluruhan dapat dikatakan sudah jelas karena pembagian tugas
dilakukan melalui koordinasi disetiap lini yang berkaitan dengan pelaskanaan
UKT. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dimensi Struktur Birokrasi sudah
mendukung dalam proses implementasi kebijakan UKT di UMRAH.
Berkaitan dengan pembagian tugas cukup berjalan dengan baik, hal ini karena
dimasing-masing pimpinan terlibat untuk menggerakkan bawahannya,
sehingga bisa terkoordinasi dengan baik. Sehingga pelaksanaan kebijakan
UKT selama ini bisa berjalan dengan baik.
Pemahaman tersebut sesuai dengan teori Edward III dalam Agustino
(2014:153) menegaskan bahwa :
“...,yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan
publik adalah Struktur Birokrasi. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah
kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan dengan
jalan melakukan koordinasi dengan baik”.
21
DINAMIKA PELAKSANAAN KEBIJAKAN UANG KULIAH TUNGGAL
DI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (PERIODE TAHUN 2013-
2017).
Dinamika merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus.
Dimana perubahan merupakan suatu keharusan yang tidak bisa terelakan dalam
suatu program atau sistem, agar suatu sistem bisa berjalan selaras dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, maka diperlukan suatu perubahan,
selain itu perubahan juga merupakan salah satu cara atau tolak ukur agar sistem
atau program yang dibuat dapat mencapai kesempurnaan.
Berkaitan dengan perubahan atau dinamika yang terjadi dalam
pelaksanaan kebijakan UKT di UMRAH yaitu karena dimana pelaksanaan UKT
pada tahun 2013 dan 2014 tidak dilaksanakan dengan benar. Menurut
Permenristekdikti proses pelaksanaan UKT memang harus dikelompokkan
sebagaimana yang dilaksanakan pada saat ini. Selain itu juga memperhatikan
tingkat kemampuan ekonomi orang tua di Kepri ini dalam penetapan jumlah
kelompok. Di UMRAH kelompok UKT hanya lima kelompok, sedangkan
universitas-universitas besar di Indonesia ada yang sampai delapan kelompok
UKTnya. kalau prosedur idealnya untuk menentukan UKT maka rumusnya BKT-
BOPTN=UKT, kalau kita mengikuti rumus tersebut maka rata UKT di UMRAH
pada golongan III paling rendah. Hal ini akan memberatkan mahasiswa. Karena
BOPTN di UMRAH sangat kecil. Berkaitan dengan besaran UKT pada tahun
2013 yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Saintek dan
Soshum salah secara prosedur, jadi dua alasan tersebut maka diadakan rapat
22
pimpinan dalam penentuan besaran UKT tersebut, dan disetujui menjadi 5
kelompok yaitu : kelompok I sampai kelompok V.
Dengan adanya perubahan tarif UKT di UMRAH maka dampak terhadap
universitas yaitu jumlah kuota penerimaan mahasiswa baru yang banyak tidak
mencapai kuota.
Tabel
Penerimaan Mahasiswa UMRAH
Tahun 2013-2016
NO TAHUN KUOTA
(Daya Tampung)
Mahasiswa
Baru
1 2013 1290 1266
2 2014 1365 1246
3 2015 1315 1106
4 2016 1650 1142
Sumber: BAKK UMRAH 2017
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin tahun penerimaan jumlah
mahasiswa baru tidak memenuhi kuota yang disediakan semakin banyak. Tahun
2013 kekosongan kuota sebanyak 24 orang. Tahun 2014 kekosongan kuota
sebanyak 119 orang. Tahun 2015 kekosongan kuota sebanyak 209 orang dan pada
tahun 2016 kekosongan kuota sebanyak 508 orang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh di lapangan berkaitan dengan judul
penelitian yaitu Dinamika Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (Periode Tahun 2013-2017), maka dengan ini dapat
23
disimpulkan bahwa Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal di UMRAH telah
diterapkan dan berjalan sesuai aturan yang berlaku, meskipun masih ada
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya dilapangan. Hal ini dapat dilihat
dari dimensi-dimensi yang mendukung pelaksanaan kebijakan Uang Kuliah
Tunggal sebagai berikut:
1. Dimensi Komunikasi dalam proses implementasi kebijakan UKT dapat
dikatakan belum mendukung sepenuhnya implementasi kebijakan tersebut,
dilihat kemampuan dalam memahami isi, maksud dan tujuan dari kebijakan
UKT yang sudah dipahami oleh pelaksana, namun belum dipahami oleh
seluruh mahasiswa. Berkaitan dengan kejelasan informasi yang disampaikan,
sudah cukup jelas dan konsisten dikarenakan adanya rapat koordinasi,
pegumuman di website dan sosialisasi berkaitan dengan perintah, aturan, dan
petunjuk pelaksanaan UKT. Namun sosilisasi masih kurang maksimal
dilaksanakan karena tidak melibatkan seluruh mahasiswa UMRAH, sehingga
masih menimbulkan kebingungan pada mahasiswa.
2. Dimensi Sumberdaya pada implementasi kebijakan UKT di UMRAH juga
sudah mendukung proses implementasi kebijakan tersebut. Karena dilihat dari
Jumlah sumberdaya manusia dan kompetensi yang dimiliki, adanya honor yang
diberikan untuk meningkatkan motivasi, dan peralatan yang digunakan juga
cukup memadai. Sehingga pelaksananaan implementasi kebijakan UKT di
UMRAH berjalan efektif.
3. Dimensi Disposisi dalam pelaksanaan kebijakan UKT di UMRAH sudah
mendukung proses impelementasi kebijakan UKT di UMRAH sebagaimana
24
hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci dan beberapa
informan lainnya, yaitu pelaksana UKT memiliki komitmen, kejujuran dan
semangat yang tinggi dalam pelaksanaannnya dilapangan.
4. Dimensi Struktur Birokrasi sudah mendukung dalam proses implementasi
kebijakan UKT di UMRAH. Meskipun SOP yang mengatur dan sebagai
pedoman dalam pelaksananaan implementasi tersebut secara rinci belum ada,
tetapi proses implementasi kebijakan UKT di UMRAH sudah berjalan dengan
efektif, karena dalam menentukan petunjuk, aturan, maupun pedoman yang
dijadikan dasar pelaksanaan kebijakan UKT di UMRAH mengikuti aturan dari
permenristekdikti dan rapat pimpinan yang dilegalkan dalam bentuk SK
Rektor. Disisi lain berkaitan dengan pembagian tugas cukup berjalan dengan
baik, hal ini karena dimasing-masing pimpinan terlibat untuk menggerakkan
bawahannya, sehingga bisa terkoordinasi dengan baik.
SARAN
Diharapkan UMRAH agar dapat selalu menjaga konsistensi dalam
melaksanakan kebijakan Uang Kuliah Tuggal (UKT) di UMRAH agar
pelaksanaan dalam menjalankan kebijakan UKT dapat berjalan sebagaimana
mestinya, maka perlu disampaikan saran-saran yang dapat disampaikan dalam
penelitian ini maka perlu kiranya diperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Perlu adanya peningkatan yang harus dilakukan oleh pihak UMRAH dalam
melaksanakan sosialisasi penetapan UKT. Misalnya dengan melibatkan
semua media dan sumberdaya yang ada seperti melibatkan organisasi-
25
organisasi mahasiswa yang dimiliki UMRAH, diwaktu OPSPEK.
Mengingat tidak semua mahasiswa memahami kebijakan UKT tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan evaluasi secara berkala (satu tahun sekali) terhadap
kebijakan UKT. Dimana evaluasi tersebut dilihat dari kemampuan
mahasiswa yang telah ditetapkan besaran UKT yang harus dibayar dengan
kelancaran pembayaran UKT tersebut. Apabila dalam proses pembayaran
UKT ditemukan tunggakan, maka perlu dianalisis kembali apakah
mahasiswa yang bersangkutan benar-benar mampu membayar besaran UKT
yang telah ditentukan kepadanya, jika tidak bisa diambil kebijakan apakah
diberikan keringan atau diturunkan besaran UKT tersebut.
3. Perlu dibuat SOP yang lebih terperinci secara detail berkaitan dengan
kebijakan UKT. Misalnya berkaitan dengan syarat, aturan dan ketentuan
yang disampaikan kepada mahasiswa, agar mahasiswa atau calon
mahasiswa, maupun pelaksana benar-benar memahami kebijkan UKT
tersebut. Karena tidak semua pelaksana mengetahui dan memahami SOP
UKT di UMRAH berdasarkan hasil survey dilapangan, banyak informan
yang merupakan pelaksana kebijakan UKT tidak mengetahui ada apa
tidaknya SOP tersebut. Selain koordinasi kerja yang dilakukan.
26
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Agustino, Leo., 2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Dunn, William. 2006. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:
University Press.
Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nugroho, Riant. 2012. Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan,
Manajemen Kebijakan. Jakarta: Gramedia.
Purwanto, Erwan Agus., dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi
Kebiakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta:
GAVA MEDIA.
Subarsono, AG,. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta .
Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI
Wahab, Solichin Abdul., 2008. Analisis Kebijakan, Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
B. Dokumen
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 39 Tahun 2016
Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan
Tinggi Negeri di Lingkungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Surat Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Nomor 305/E/T/2012 tentang Tarif
Uang Kuliah
Surat Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Nomor 97/E/KU/2013 Tentang Uang
Kuliah Tunggal
C. Internet
http://sijoritoday.com/2016/08/10/umrah-kembali-bergejolak-ukt-dan-raport-
merah-rektor-di-soroti/ (diakses pada 24 Desember 2016, pukul 16.45 WIB)
http://sijorikepri.com/rektor-umrah-sedih-dan-kasih-melihat-said-haris-yacob/
(diakses pada 24 Desember 2016, pukul 17.10 WIB)