dinamika lingkungan hidup
TRANSCRIPT
DINAMIKA LINGKUNGAN HIDUP
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pengertian
Pencemaran lingkungan atau polusi dipahami sebagai suatu kejadian di lingkungan
yang tidak diinginkan, menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan bahkan dapat
menimbulkan kematian. Menurut UUPLH tahun 1982 pasal 1 ayat (7), “pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya”.
Pencemaran terkadang disebut pula dengan polusi. Polusi adalah peristiwa berbahaya
bagi keadaan alam (udara, tanah, air dan suara). Polusi menyebabkan krisis lingkungan dan
berpengaruh pada kesehatan manusia. Zat atau bahan yang mengakibatkan pencemaran
disebut sebagai polutan. Ada dua jenis polutan yaitu:
1. polutan kuantitatif, berupa peningkatan jumlah berlebihan dari unsur-unsur fisik dan biotik
yang ada,
2. polutan kualitatif, merupakan unsur-unsur baru yang terjadi sebagai sintesa hasil kegiatan
manusia (detergen, pestisida, plastik, nuklir dan sebagainya).
Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
Bentuk pencemaran lingkungan ada beberapa sebab, yaitu:
a. Pencemaran oleh kegiatan rumah tangga (limbah RT) dan perorangan.
Umumnya sampah rumah tangga berasal dari keperluan dapur dan alat-alat yang
digunakan untuk mengemas. Sampah organik mudah dibuang dan ditimbun. Akan
tetapi, sampah plastik, gelas, logam atau aluminium sukar untuk diurai secara alami.
Untuk pencemaran yang dilakukan per-orangan/individu adalah perokok. Asap rokok
menimbulkan pencemaran udara dan berbahaya bagi kesehatan pribadi maupun
orang-orang disekitarnya.
b. Pencemaran oleh kegiatan pertanian.
Pembukaan hutan untuk lahan pertanian dapat menyebabkan erosi. Pada saat
pengolahan lahan pertanian dilakukan pemupukan dengan bahan-bahan kimia yang
terkadang berlebihan sehingga tanah tercemar karena kelebihan unsur hara dan
bahkan membahayakan sumber air jika tanah terseret hanyut ke perairan.
Pemakaian pestisida juga membahayakan hasil tanaman itu sendiri karena
penyemprotan pada tanaman tidak hanya mematikan hama, tapi juga organisme lain
dan dapat meresap masuk dalam tanaman melalui stomata.
c. Pencemaran limbah industri.
Efek negatif kegiatan perindustrian adalah pencemaran lingkungan perairan dan
udara. Limbah cair pada umumnya dibuang di perairan sehingga mengotori badan air.
d. Pencemaran oleh kegiatan tranportasi
Kemajuan teknologi berupa alat transportasi tidak luput dari pencemaran. Dua hal
dampak negatif kendaraan adalah suara bising dan asap kendaraan.
Secara umum pencemaran dibagi dalam empat jenis, yaitu:
1. Pencemaran Udara
Gas penting yang dapat menimbulkan pemanasan global karena efek rumah kaca
adalah uap air, karbon dioksida (CO2), metan (CH4), ozon (O3), nitrogen oksida
(NOx) dan Kloro-fluoro karbon (CFC). Pencemaran udara banyak terjadi di kota
besar dan daerah industri. Sumber pencemarnya adalah pembakaran bahan bakar,
seperti minyak (kendaraan dan industri), gas metan (rawa), tempat pembuangan
sampah kota dan barang-barang yang mengandung CFC.
2. Pencemaran Air
Sumber pencemaran air adalah sampah, limbah industri dan bahan-bahan kimia
lain. Pencemaran air dapat terjadi pada air tanah maupun air permukaan.
3. Pencemaran Tanah
Penggunaan pestisida di bidang pertanian dapat menyebabkan pencemaran tanah
karena mengandung bahan kimia.
4. Pencemaran Suara
Berupa kebisingan yang berlangsung sehari-hari, terutama di kota besar dengan
kemajuan teknologi dan kepadatan penduduknya.
DEGRADASI LINGKUNGAN
Degradasi berarti penurunan kualitas, termasuk fungsi dan peranannya.
Lingkungan sebagai sumber daya memiliki daya dukung (carrying capacity)
terbatas, baik secara kuantitas maupun kualitas. Daya dukung adalah kemampuan
alami ekosistem untuk melanjutkan kehidupan dan pertumbuhan. Kegiatan
manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya telah mempercepat dan memperparah kerusakan lingkungan.
Degradasi lingkungan disebabkan oleh 2 kekuatan besar yaitu:
1. Faktor Alam
a. Radiasi sinar kosmik, bergelombang super pendek dan intensitas sangat besar
mampu menembus semua benda di alam.
b. Proses-proses tektonik, yang bersumber dari kekuatan di dalam bumi.
c. Gejala atmosferik (gaya eksogen), berupa pelapukan, erosi dan sedimentasi.
2. Faktor Manusia
a. Perilaku manusia, memiliki mentalitas frontier, yaitu orang dengan sifat-sifat:
• Biological imperialism (nafsu biologis) yaitu sifat setiap organisme untuk
memenuhi kebutuhan biologis.
• Judio-christian teaching (ajaran agama) yang ditafsirkan bias.
• Skin-encapsuled ego, adalah sifat ego yang ter-kapsul di dalam jiwa.
• Cavalier attitude (sikap sombong).
• Derived self, semaunya sendiri.
• Reaffirmation throught materialism, memantapkan diri melalui ukuran materi.
b. Kebuntuan teknologi (technological fix), yaitu kebuntuan dalam memperoleh
bahan ramah lingkungan.
c. Pandangan-pandangan pribadi seperti:
• Acuh (apathy), sikap masa bodoh terhadap dunia sekitar.
• Self centered view, pandangan yang terpusat pada diri sendiri.
• Feelings of insignificant, perasaan tidak berarti.
• Restricted space-time values, nilai ruang dan waktu yang sempit.
e. A low energy society, masyarakat bersinergi rendah.
Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan
1. Kerusakan hutan
Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang sangat luas. Beberapa
fungsi hutan antara lain:
a. Produsen makanan
b. Mengatur cuaca/iklim (fungsi meteorologis):
• menyejukkan udara
• membuat hujan
• mencegah badai
• membersihkan udara
• mendaur-ulang CO2 menjadi O2
• mencegah kerusakan ozon
c. Mempertahankan kelestarian tanah (fungsi geo-hidrologis)
• Menjaga kesuburan tanah
• Mencegah erosi
• Daerah tangkapan air hujan
d. Mempertahankan keanekaragaman hayati (biodiversity)
• Hutan merupakan habitat berbagai jenis flora dan fauna
• Sebagai sumber genetik (plasma nutfah)
e. Sumber devisa
• Hasil-hasil hutan
• Sebagai objek wisata dan olah raga
f. Fungsi strategis
Kerusakan hutan disebabkan oleh:
1. pembalakan (penebangan) hutan, oleh peladang berpindah.
2. konsesi hutan, penebangan hutan oleh pengusaha swasta dengan melakukan
kontrak Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dengan pemerintah.
3. kebakaran hutan
4. konversi hutan untuk fungsi lain
Dampak kerusakan hutan adalah kerusakan tanah, perluasan lahan kritis dan
desertivikasi.
2. Pencemaran air
Air dapat tercemar oleh oleh berbagai bahan yang berasal dari:
a. Limbah industri yang belum diolah,
b. Limbah rumah tangga,
c. Sisa pupuk dan racun hama, dari usaha pertanian,
d. Serbuk radioaktif, dari bahan peledak pada penangkapan ikan di laut,
e. Tumpahan minyak, dari kebocoran tanker pengangkut bahan bakar.
3. Pencemaran udara
4. Kebisingan
5. Efek rumah kaca
Penyebab timbulnya efek rumah kaca adalah:
a. Bahan bangunan industri,
b. Gas dari aktivitas organik rawa,
c. Penggunaan CFC.
Akibat dari efek rumah kaca adalah:
a. Peningkatan suhu di permukaan bumi,
b. Mencairnya es di kutub,
c. Munculnya penyakit karena lingkungan
Degradasi lingkungan di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh:
1.pengertian terhadap lingkungan masih belum meluas dan mendalam.
2. kurangnya paritisipasi dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan .
3.implikasi lingkungan hidup belum banyak diperhatikan
ETIKA LINGKUNGAN
Ekosistem atau lingkungan hidup alami sudah berubah menjadi lingkungan hidup
buatan (man made environment). Mahluk hidup secara keseluruhan merupakan penyebab
utama terjadinya berbagai perubahan sistem kehidupan.
Pengertian
Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk atau
arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan.
Lingkungan merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari komponen-komponen fisik,
biotik, dan manusia dengan segala perilakunya, oleh karena itu usaha pelestarian atau
penanggulangan kerusakan lingkungan harus terpadu, ditujukan pada seluruh komponen
secara simultan.
Gagasan etika lingkungan muncul pada tahun 1933 oleh Aldo Leopold, melalui ide
land ethics (etika lahan), yang intinya adalah bahwa manusia adalah bagian dari sebuah
masyarakat besar yang meliputi tanah, air, tumbuhan, binatang dan lain-lain yang ada di
muka bumi ini. Ide ini sangat penting untuk melestarikan lingkungan karena melibatkan nilai-
nilai kemanusiaan dan berusaha merubah pola pikir penduduk dunia yang frontier menuju ke
arah sustainability. Pandangan etika lingkungan (environmental ethics) muncul tahun 1985
oleh Chiras, yang merangkum berbagai ide-ide tersebut.
Prinsip Etika Lingkungan
Etika lingkungan dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai yang menjadi pedoman
perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya (Kastama, 1992). Etika
lingkungan berprinsip bahwa:
1. Alam bersifat terbatas dalam menyediakan sumber-sumber kehidupan
2. Manusia adalah bagian dari alam
3. Manusia tidak berkuasa terhadap alam
Dapat dipahami bahwa etika lingkungan merupakan tuntunan sikap dan perilaku
manusia menuju alam yang lestari, berkelanjutan bagi generasi mendatang (sustainable).
Menurut Nugroho (1985), wujud etika lingkungan dapat dibedakan menjadi 5 tahap
tingkatan, yaitu:
1. egoisme atau individualisme, berdasarkan ke-aku-an.
2. humanisme, solidaritas terhadap sesama.
3. sentientisme, kesetia-kawanan terhadap pengada insani yang berperasaan.
4. vitalisme, kesetia-kawanan terhadap pengada insani baik yang berperasa (hewan) maupun
yang tidak berperasa (tumbuhan).
5. alturisme, solidaritas kepada semua pengada baik yang insani maupun ragawi, terhadap
sesama ciptaan Tuhan di muka bumi.
6. Dengan etika lingkungan manusia diharapkan dapat menyeimbangkan hak dan
kewajiban terhadap lingkungan.
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan
dan penggunaan teknologi untukmengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global
seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama
semua pihak antara satu negara dengan negara lain.
Bentuk pengendalian lainnya salah satunya adalah Produksi Bersih dan Prinsip 4R.
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang
industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang
berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi
Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan
menerapkan Prinsip 4R, yaitu:
1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal
ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna
lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah
banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang
yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah
agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya,
ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan
styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Contoh dari barang-barang yang bias menggunakan prinsip 4R ialah botol Bekas wadah
kecap, saos, sirup, krim kopi dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama
gelas atau kaca yang tebal. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus
kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik). Logam bekas wadah minuman ringan,
bekas kemasan kue, rangka meja, besi rangka beton dll. Plastik bekas wadah sampo, air
mineral, jerigen, ember dan lain sebagainya.
PRINSIP HUKUM DALAM PENGELOLAAN DINAMIKA LINGKUNGAN HIDUP
Secara umum, DPRD dan Dewan Evaluasi Kota memiliki peran yang mengacu pada
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 (Pasal 10)
kewajiban pemerintah adalah :
a. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kesadaran akan hak
dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
c. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara
masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
d. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup
yang menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
e. Mengembangkan dan mengembangkan perangkat yang bersifat preemtif, preventif, dan
proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkunagn
hidup
f. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup
g. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup
h. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;
i. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan
hidup
Sementara itu, mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 6 tahun
2005, DPRD secara mendasar memiliki fungsi legislatif, anggaran dan pengawasan. DPRD
memiliki wewenang untuk membentuk Perda dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam konteks pengelolaan
lingkingan, pihak DPRD diharapkan dapat membuat berbagai regulasi yang dituangkan
dalam bentuk Perda ataupun peraturan perundang-undangan dimana pembentukan peraturan
tersebut berdasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang berbasis pada
sustainibility dan partisipatif. Hal ini menjadi dasar yang sangat penting mengingat
pengelolaan lingkungan yang berbasis pada kosep tersebut dapat meminimalisasi terjadi
konflik khususnya konflik dalam pengelolaan lingkungan.
Secara lebih spesifik, DPRD dan Dewan Evaluasi Kota memiliki berbagai peran yang
berada pada tataran kebijakan dan fasilitasi. Dalam hal ini DPRD dan Dewan Evaluasi Kota
diharapkan dapat berperan sebagai :
1. Regulator dalam pembuat kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan
hidup.
2. Mediator multi stakeholders, dimana berfungsi memfasilitasi stakeholders lain (masyarakat
dan dunia usaha) dalam usaha melakukan pengelolaan lingkungan yang baik dan
berkelanjutan
3. Sebagai mitra dari eksekutif dan legislatif untuk melakukan evaluasi atas berbagai
kebijakan pembangunan lingkungan di suatu daerah
4. Menyiapkan rekomendasi atas berbagai temuan masalah dan hasil evaluasi yang dilakukan
Selain hal tersebut diatas, DPRD dan Dewan Evaluasi Kota juga harus berada pada koridor
konsep environmental leadership dalam melaksanakan fungsi dan perannya. Dalam
melaksanakan fungsi dan perannya DPRD dan Dewan Evaluasi Kota sebaiknya dapat
membangun kesadaran kritis terhadap isu-isu lingkungan, memotivasi dan mengembangkan
kapasitas dan kapabilitas untuk melakukan aksi. Hal ini mengartikan sejauh mana orang
mempunyai pemahaman yang koperhensif beta pentingnya menjaga lingkungan, agar
lingkungan itu kondusif buat generasi selanjutnya sepanjang masa, ini terkait kepada
tingkatan DPRD dan Dewan Evaluasi Kota adalah pada pengambil kebijakan, sehingga
diharapkan segala regulasi yang dibentuk dapat benar-benar dibentuk sinergis dengan
berbagai elemen stakeholders. Perlu juga menjadi perhatian bahwa untuk mewujudkan
konsep environmental leadership, harus didukung oeh suatu sistem yang benar-benar
kondusif sehingga peningkatan kapasitas dapat dilakukan seiring dengan perbaikan sistem.