dinamika interaksi mahasiswa afirmasi dalam menghadapi...

206
Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta Skripsi Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Konsentrasi Public Relation Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : GALIN MARIO BIMANTARA PURBA NIM. 6662131972 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2018

Upload: phungtuyen

Post on 10-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam

Menghadapi Culture Shock di Untirta

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Konsentrasi

Public Relation Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

GALIN MARIO BIMANTARA PURBA

NIM. 6662131972

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

Page 2: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 3: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 4: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 5: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

ABSTRAK

Galin Mario Bimantara Purba. NIM 6662131972. Skripsi. Dinamika Interaksi

Mahasiswa Afirmasi dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta. Program

Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 2018. Dosen Pembimbing I: Dr. Rangga Galura

Gumelar, M.Si. Dosen Pembimbing II: Ronny Septa Priana, M.Si

Interaksi adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar

individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Tanpa

adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin kehidupan bersama, dalam

penelitian ini, peneliti mengambil pembahasan dengan melibatkan mahasiswa

Afirmasi yang kuliah di Untirta, yang dimana mahasiswa Afirmasi adalah mahasiswa

yang memiliki latar belakang/identitas kepapuaannya, jika dibandingkan dengan

kebudayaan/kebiasaan yang berlaku di Untirta, hal inilah yang menyembabkan

mahasiswa mengalami culture shock. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah

untuk mengambarkan bagaimana dinamika interaksi mahasiswa Afirmasi dalam

menghadapi culture shok di Untirta dengan menggunanakan 5 proses interaksi dari

Gillin dan Gillin, yaitu Imitasi, Identifikasi, Sugesti, Empati dan Simpati. Peneliti

menggunakan metode kualitatif. Peneliti melihat adanya interaksi yang dilakukan

mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta yang meliputi; lingkungan

masyarakat, lingkungan kuliah dan lingkungan organisasi pasti begitu juga

sebaliknya. Hal ini lah yang dicoba digambarkan oleh peneliti dengan tujuan untuk

meminimalisir efek culture shock. Peneliti melihat dalam proses dinamika

interaksinya mahasiswa Afirmasi tidak melakukan 5 faktor yang disebutkan oleh

Gillin, seperti Imitasi, mahasiswa afirmasi tidak menerapkan ini agar dapat diterima

dengan lingkungan Untirta. Dari 5 faktor tersebut mahasiswa Afirmasi banyak

menerapkan 2 dari 5 faktor tersebut, yaitu identifikasi, dan sugesti. Unsur lain seperti

simpati dan empati banyak diterapkan lingkungan untuk lebih mengerti keadaan

mahasiswa Afirmasi tersebut. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa mahasiswa

Afirmasi masih cenderung bertahan dan menjadikan kebiasaan dan kebudayaan

Papua yang melekat pada dirinya sebagai tolak ukur penilaian akan benar, salah, baik

dan salahnya kebIisaan yang berlaku dilingkungan Untirta. Untuk mengatasi

permasalahan ini, seharusnya mahasiswa Afirmasi juga harus bisa menerima norma

dan kebudayaan yang berlaku di Untira, hal ini bertujuan untuk lebiih bisa mengenal

lebih dalam dan tidak cenderung menutup diri akan kebiasaan yang berlaku

dilingkungan di Untirta.

Kata kunci : Dinamika Interaksi, Mahasiswa Afirmasi Untirta, Culture Shock

Page 6: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

ABSTRACT

Galin Mario Bimantara. NIM 6662131972. Thesis.Student Interaction Dynamics

of affirmation in the face of Culture Shock in Untirta. Communication studies

courses, Faculty of social and political sciences, University of Sultan Ageng

Tirtayasa, Serang 2018. Supervising Professor: Dr. Rangga Galura Gumelar, M.

Si Supervisor II: Ronny Septa Priana, M.Si

The interaction is social relations concerning relations between individuals,

groups, individuals and groups with other groups.In the absence of social

interaction, then there will be probably a life together, in this study, the researchers

took the discussion involving the Affirmation students lectures in Untirta, which is

where student Affirmations are students who have a background back to identity, if

compared to culture/habits prevailing in Untirta, it menyembabkan students

experience culture shock. Therefore the purpose of this study is to describe how

the dynamics of interaction students of affirmation in the face of culture shock in

Untirta with use 5 process interaction from Gillin and Gillin, namely Imitation,

identification, Suggestion, Empathy and sympathy.Researchers using qualitative

methods. Researchers see the interactions done student Affirmations with

environmental Untirta that include; environment of the community, the

Organization and the environment lecture environment certainly vice versa.This

was the one who tried was described by researchers with the aim to minimize the

effects of culture shock. Researchers see in process Dynamics interactions student

Affirmations are not doing 5 factors mentioned by Gillin, such as Imitation,

students do not implement these affirmations in order to be accepted by the

environment Untirta.The factor of 5 student Affirmations many apply 2 of 5 of

these factors, namely identification and suggestion. Other elements such as

sympathy and empathy many applied the environment to better understand the

circumstances of the student such Affirmations. In this study also found that

students still tend to persist and Affirmations made the habits and culture of Papua

that is inherent in itself as a benchmark assessment will be right, wrong, good, and

harm habit applicable surroundings Untirta. To resolve this issue, should the

student Affirmations should also be able to receive the applicable norms and

culture in Untirta, this aims to get to know more deeply and does not tend to shut

down will be the prevailing habit Untirta in the surroundings.

Keywords: Dynamics of interaction, Student Untirta Affirmations, Culture

Shock

Page 7: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

MOTTO:

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka

kamu akan mendapatkan; ketoklah, maka pintu akan

dibukakan bagimu”

-Matius 7:7-

Kupersembahkan Skripsi yang penuh dengan perjuangan ini

untuk kedua Orang Tuaku, Kakakku, Abangku yang sudah

memberikan kasih sayang, dukungan serta doa dan tak

luput juga kepada mahasiswa Afirmasi ADik Untirta yang

sudah terlibat dalam penelitian ini.

Page 8: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

vi

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera untuk kita semua, Puji syukur dan terimakasih kepada

Tuhan Yang Maha Esa, peneliti panjatkan, karena atas berkat-Nya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi

Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta”. Peneliti menyadari masih terdapat

banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan peneliti. Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat

diperlukan sebagai motivasi peneliti agar lebih baik lagi kedepannya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana starta satu (S1) pada konsentrasi

Hubungan Masyarakat (HUMAS), Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa – Banten.

Penyusunan skripsi ini tentunya terlaksana berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa-Banten.

Page 9: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

vii

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa-

Banten.

3. Ibu Drs. Rahmi Winangsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa-Banten.

4. Bapak Dipl.Ing (FH). Rangga Galura Gumelar,M.Si, selaku dosen

pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam

penyusunan skripsi ini, terima kasih juga atas bimbingannya dan

kesabarannya dalam membantu penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si selaku dosen pembimbing

II yang telah banyak meluangkan waktunya, ilmu, masukan, serta

kesabaran dalam membimbing peneliti selama kuliah di Program

Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta dan juga dalam menyusun

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Untirta yang telah

memberikan ilmunya kepada peneliti dari semester awal hingga

semester akhir.

Page 10: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

viii

7. Seluruh Staff Dosen dan Tata Usaha Jurusan Ilmu Komunikasi,

terika kasih atas pengetahuan yang telah diberikan kepada peneliti

dan membantu kelancaran administrasi bagi peneliti.

8. Teman – teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Ilmu

Komunikasi angkatan 2013, atas segala kebersamaan selama

menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.

9. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti selama

melakukan penulisan skripsi yang tidak bias penulis sebutkan satu

persatu. Terima Kasih untuk semua dukungan dan bantuannya

kepada peneliti.

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberikan dukungan dala menyelesaikan skripsi ini.

Mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini baik dari

segi kelengkapan materi, teknik penyusunan, metode yang digunakan, atau dari

segi lainnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –

besarnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang

membacanya.

Serang, Juli 2018

Peneliti

Page 11: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

9

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

1.3 Identifikasi Masalah .................................................................................. 11

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13

1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 13

1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 13

Page 12: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi ............................................................................ 15

2.1.1 Tujuan Komunikasi ..................................................... 17

2.2 Interaksi Sosial ........................................................................ 18

2.2.1 Ciri Interaksi Sosial ..................................................... 19

2.2.2 Faktor Interaksi Sosial ................................................. 20

2.3 Culture Shock .......................................................................... 23

2.4 Cara Beradaptasi ..................................................................... 26

2.5 Dinamika Komunikasi ............................................................. 28

2.6 Skripsi Terdahulu ................................................................... 28

2.7 Kerangka Berpikir ................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................... 37

3.2 Paradigma Penelitian ............................................................... 40

3.3 Informan Penelitian ................................................................. 41

3.4 Sumber Data ........................................................................... 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49

3.5.1 Wawancara .................................................................. 50

3.5.2 Observasi ..................................................................... 51

3.5.3 Dokumentasi ................................................................ 51

3.5.4 Teknik Analisis Data ................................................... 52

3.6 Keabsahan Data ...................................................................... 54

Page 13: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

x

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ................................................... 55

3.8 Jadwal Penelitian ..................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 57

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................. 59

4.2 Deskripsi Data ............................................................................ 61

4.2.1 ADIk Afirmasi ................................................................ 61

4.2.1.1 TUJUAN Program ADik Afirmasi ..................... 64

4.2.1.2 ADik Afirmasi Di Untirta .................................... 64

4.2.1.3 Monika Kabkabangho ......................................... 68

4.3 Deskripsi Data ............................................................................ 69

4.3.1 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi di lingkungan

Untirta ............................................................................ 69

4.3.1.1 Hambatan Monika dalam Berinteraksi dengan

lingkungan Untirta .............................................. 69

4.3.1.2 Proses Monika dalam Berinteraksi dengan

lingkungan Untirta .............................................. 73

4.3.2 Dinamika Interaksi Monika dalam Berbahasa ketika

berinteraksi dengan lingkungan Untirta ........................... 74

4.3.2.1 Hambatan Monika dalam Berbahasa ketika

berinteraksi dengan lingkungan Untirta ............... 76

Page 14: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

xi

4.3.2.2 Proses Monika dalam Berbahasa ketika berinteraksi

dengan lingkungan Untirta .................................. 77

4.3.3 Dinamika Interaksi dalam Budaya, Kebiasaan dan Makanan

Mahasiswa Mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan

Untirta ............................................................................ 78

4.3.3.1 Hambatan Interaksi dalam Kebiasaan, Budaya, dan

Makanan Mahasiswa Mahasiswa Afirmasi dengan

lingkungan Untirta .............................................. 80

4.3.3.2 Proses Interaksi dalam Kebiasaan, Budaya, dan

Makanan Mahasiswa Mahasiswa Afirmasi dengan

lingkungan Untirta .............................................. 81

4.4 Analisis Data .............................................................................. 83

4.4.1 Dinamika Interaksi Sosial Mahasiswa Afirmasi di

dilingkungan Untirta ....................................................... 83

4.4.1.1 Dinamika Berinteraksi Mahasiswa Papua dalam

menghadapi Culture Shock di lingkungan Untirta

............................................................................ 83

4.4.1.2 Dinamika Interaksi Monika dalam Berbahasa ketika

berinteraksi dengan lingkungan Untirta ............... 96

4.4.1.3 Dinamika Interaksi Mahasiswa Papua dalam

Berbahasa ketika berinteraksi dengan lingkungan

Untirta ............................................................... 106

Page 15: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

xii

4.4.1.4 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam

Menghadapi Perbedaan Budaya Berpakaian ..... 110

4.4.1.5 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam

Menghadapi Perbedaan Sopan Santun Ketika

Berkomunikasi .................................................. 112

4.5 Pembahasan .......................................................................... 115

4.5.1 Interaksi Sosial ( Gillin dan Gillin ) ............................. 118

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 126

5.2 Saran ........................................................................................ 128

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

LAMPIRAN .................................................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 34

Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 43

Tabel 3.2 Informan Penelitian ............................................................................ 43

Tabel 3.3 Informan Penelitian ............................................................................ 45

Tabel 3.4 Informan Penelitian ............................................................................ 46

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ................................................................................ 53

Tabel 4.1 Afirmasi 2016 Untirta ........................................................................ 62

Tabel 4.2 Afirmasi 2016 Untirta ........................................................................ 63

Tabel 4.3 Hambatan Berinteraksi ..................................................................... 69

Tabel 4.4 Proses Berinteraksi ............................................................................ 71

Tabel 4.5 Hambatan Berbahasa ......................................................................... 74

Tabel 4.6 Proses Berbahasa ............................................................................... 76

Tabel 4.7 Hambatan Kebiasaan, Budaya dan Makanan ...................................... 78

Tabel 4.8 Proses Kebiasaan, Budaya dan Makanan ........................................... 80

Tabel 4.9 Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin ............................. 118

Tabel 4.10 Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin ............................ 119

Tabel 4.11 Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin ............................ 121

Page 17: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpfikir ........................................................................ 34

Page 18: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang

dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu

yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok

lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat

simbol, dimana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya

diberikan kepada mereka yang menggunakannya, maka dapat dikatakan bahwa

interaksi sosial adalah dasar proses sosial yang dinamis.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia

bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi

manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara

seseorang dengan sesamanya dan terakhir adalah, makna tidak bersifat tetap

namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses

penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut

disebut juga dengan interpretative process (Elly,2008:26).

Interaksi adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan

antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin kehidupan bersama.

Homans mendefenisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas

yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran, atau

Page 19: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

2

hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi

pasangannya (Liliweri, 2009:37). Konsep yang dikemukan oleh Homans tersebut,

yang mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang

dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan

individu lain yang menjadi pasangan dalam berinteraksi dengan lingkungan

tersebut.

Menurut Shaw, Interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang

masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran

mereka, dan masing-masing prilaku mempengaruhi satu sama lain. Dari beberapa

defenisi yang dijelaskan oleh para tokoh diatas, dapat diartikan bahwa interaksi

adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing

orang yang terlibat didalamnya dan saling memainkan peran secara aktif. Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antar pihak. Pihak yang terlibat

tersebut yang harus saling mempengaruhi satu sama lain (Littlejohn.9: 284).

Interaksi dan komunikasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

karena salah satu cara agar kita dapat melakukan interaksi yang efektif dengan

lingkungan adalah dengan cara berkomunikasi, menurut Gillin dalam Soekanto

(2002:71-104), menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat

dan interaksi sosial dalam berkomunikasi, yaitu proses sosial asosiatif dan proses

disosiatif, yang dimana asosiatif adalah sebuah proses yang terjadi saling

pengertian dan kerja sama timbal balik antara orang perorang atau kelompok satu

dengan lainnya, di mana proses ini mampu menghasilkan pencapaian tujuan-

tujuan bersama (Burhan Bungin, 2006:62).

Page 20: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

3

Aspek Interaksi sosial bukan hanya meliputi lingkungan masyarakat saja,

tetapi juga meliputi lingkungan pendidikan, kali ini peneliti mengkaitkan

bagaimana interaksi sosial di lingkungan kampus Untirta. Untirta merupakan

salah satu kampus yang berada di kota Serang, Banten. Berkaitan dengan letak

geografis Untirta yang berada di Provinsi Banten, maka baik bahasa, budaya,

norma, kebiasaan mengikuti adat istiadat Banten itu sendiri, seperti;

kesehariannya bahasa yang kerap sekali kita dengar dilingkungan kota Serang

yaitu dengan menggunakan 3 bahasa yaitu, bahasa Sunda, bahasa Jawa Serang,

dan bahasa Indonesia yang sudah menerima serapan kultur budaya luar atau

termodifikasi. Hal ini dapat dibuktikan melalui sejarahnya yaitu Sebelum

kedatangan Syarif Hidayatullah di Banten bahasa penduduk yang pusat kekuasaan

politiknya di Banten Girang, adalah bahasa Sunda. Sedangkan bahasa Jawa,

dibawa oleh Syarif Hidayatullah, kemudian oleh puteranya, Hasanuddin,

berbarengan dengan penyebaran agama Islam.

Dalam kontak budaya yang terjadi, bahasa Sunda dan bahasa Jawa itu

saling mempengaruhi yang pada gilirannya membentuk bahasa Jawa dengan

dialek tersendiri dan bahasa Sunda juga dengan dialeknya sendiri. Artinya, bahasa

Jawa lepas dari induknya (Demak, Solo, dan Yogya) dan bahasa Sunda juga

terputus dengan pengembangannya di Priangan sehingga membentuk bahasa

sunda dengan dialeknya sendiri pula; kita lihat misalnya di daerah-daerah

Tangerang, Carenang, Cikande, dan lain-lain, selain di Banten bagian Selatan.

Bahasa Jawa yang pada permulaan abad ke-17 mulai tumbuh dan berkembang di

Banten, bahkan menjadi bahasa resmi keraton termasuk pada pusat-pusat

Page 21: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

4

pemerintahan di daerah-daerah. Sesungguhnya pengaruh keraton itulah yang telah

menyebabkan bahasa Jawa dapat berkembang dengan pesat di daerah Banten

Utara. Dengan demikian lambat laun pengaruh keraton telah membentuk

masyarakat berbahasa Jawa. Pada akhirnya, bahasa Jawa Banten tetap

berkembang meskipun keraton tiada lagi. Bahasa Jawa dimaksud dalam

pengungakapannya menggunakan tulisan Arab (Pegon) seperti kita temukan pada

manuskript, babad, dan dokumen-dokumen tertentu.

Untuk bahasa Indonesia yang termodifikasi atau disebut bahasa “slang”

yang kerap dijadikan sebagai bahasa sehari-hari di lingkungan kampus Untirta,

salah satu contoh bahasa slang tersebut adalah penggunaan gaya bahasa “gue-lu”,

“keles” dll, bahasa slank adalah bentuk dari bahasa Indonesia yang tidak baku,

dan yang biasa menggunakan bahasa slank ini adalah para remaja pada saat

berinterkasi dengan teman sesamanya, bahasa slank bisa saja berasal dari bahasa

serapan yang diambil dari bahasa asing atau bahasa daerah. Hal ini juga tampak

dilingkungan kampus, tak jarang kita mendengar bahasa baru, karena mayoritas

kampus di huni oleh kaula muda, sudah pasti penggunaan bahasa slank akan

semakin cepat tersebar dan di dengar. Hasil prapenelitian yang sudah dilakukan

memang benar dalam kesehariannya dilingkungan kampus Untirta baik

masyarakat, mahasiswa, sering sekali menggunakan 3 bahasa tersebut.

Begitu juga dengan budaya, setiap aturan-aturan yang berlaku berpusat

kepada budaya (Liliweri, 2009:20), kutipan tersebut dikaitkan peneliti dalam

mendeskripsikan bagaimana gambaran dengan etika-etika kesopanan, karena

etika, norma dan aturan-aturan yang berlaku adalah bagian dari kebudayaan. Salah

Page 22: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

5

satu contoh kebiasaan yang lazim dan masih berlaku di masyarakat kota Serang

adalah dengan tidak menatap kedua mata lawan berbicara kita saat berinteraksi,

karna akan memiliki kesan tidak sopan atau terkesan menantang mereka.

Kebiasaan ini belum tentu sama jika kita bandingkan dengan wilayah lain, karena

ada beberapa wilayah yang mewajibkan pada saat berinteraksi dengan orang lain

diwajibkan melakukan kontak mata sesering mungkin.

Untirta adalah salah satu kampus negeri yang berada di Provinsi Banten,

yang masuk dalam 370 PTN yang wajib menerima mahasiswa dari jalur tes

penerimaan yaitu: Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Ujian Masuk

Bersama Perguruan Tinggi (UMBPT), data dari tahun 2016 hingga 2017 Untirta

menerima mahasiswa yang di dominasi berasal dari daerah Banten, seperti di

tahun 2016 Untirta menerima 4.011 secara keseluruhan 56% dominasi oleh

mahasiswa yang berasal dari Provinsi Banten, dan begitu juga di tahun 2017

Untirta menerima 3.781 mahasiswa 63% dan didominasi berasal dari daerah

Banten, selebihnya mahasiswa Untirta banyak menerima mahasiswa dari kota-

kota diluar provinsi Banten, seperti Jawa Barat, Jakarta, Depok, Bekasi, Sumatera,

dan pada tahun 2016 Untirta menerima mahasiswa melalui jalur Program

Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) bagi calon mahasiswa yang berasal dari

daerah Papua (hasil prapenelitian BAKP bidang kemahasiswaan Untirta,

29/11/2017).

Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) adalah program yang

memberikan kesempatan bagi putra/putri asli Papua lulusan SMA/SMK untuk

Page 23: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

6

melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di luar Papua. Program ini

dimulai sejak tahun 2012 dengan mengirimkan 770 siswa SMA/SMK dengan

mengirimkan 770 siswa lulusan SMA/SMK ke 32 PTN. Melalui koordinasi,

sinkronisasi dan fasilitas UP4B dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kemendikbud, dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTNI) serta

Pemerintah Provinsi Papua, Papua Barat dan Kabupaten/Kota, pada 2013

disepakati untuk disediakan kuota dan beasiswa bagi OAP yang mencapai 600

mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi di 39 PTN di luar Papua dan

Papua Barat. Setelah melalui tahapan seleksi hingga pengumuman kelulusan, para

calon mahasiswa ADIK akan diberangkatkan ke 39 PTN yang ada di 29 kota yang

tersebar mulai dari Banda Aceh hingga Maluku, sejak 2012 hingga 2017 ini ,

sudah ada 3721 mahasiswa yang mengikuti program ADIK tersebut berdasarkan

data yang sudah dikumpulkan di setiap tahunnya.

Mahasiswa ADIK di Untirta sebanyak 6 orang untuk angkatan I, dan

dilanjut dengan angkatan II di tahun 2017 sejumlah 9 Orang. Jadi total Untirta

sudah memiliki 15 mahasiswa yang tersebar di 3 fakultas yaitu fakultas Teknik,

FKIP, dan FEB dengan berbagai jurusan didalamnya, diantaranya: Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Pendidikan

Kewarganegaraan, Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akutansi, dan di

Pendididkan Sosiologi (Pra penelitian dengan BAKP bagian Kemahasiswaan

Untirta 29/11/2017).

Berdasarkan hasil observasi dengan beberap teman-teman Afirmasi 2017,

Proses Afirmasi ini tidak serta merta berjalan lancar sebagaimana mestinya. Salah

Page 24: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

7

satu hambatan yang dialami mahasiswa Afirmasi adalah adanya masalah

hambatan dalam berinteraksi sosial di lingkungan kampus Untirta, yang dimana

kondisi budaya yang melatar belakangi mahasiswa Afirmasi adalah budaya Papua

itu sendiri, dan lingkungan Untirta menyajikan budaya kebantenanya. Dinamika

interaksi lain dapat berupa, Hambatan-hambatan dilihat melalui cara

berkomunikasi, prilaku, nilai dan norma kesopanan, makanan, persepsi, intonasi

dll.

Karena dalam prosesnya, mahasiswa Afirmasi yang kuliah di Untirta harus

meninggalkan rumah, keluarga, teman dan akan menemui masyarakat yang

memiliki latar belakang budaya yang berbeda jauh dari mereka dan itu bukanlah

suatu hal yang mudah. Selama ini mereka hidup dalam lingkungan yang familiar,

tempat dimana mereka tumbuh dan berkembang. Orang-orang yang ditemui

dalam lingkungan pada saat sekolah ataupun bermain cenderung memiliki

kesamaan dalam hal latar belakang etnik, kepercayaan atau agama, nilai bahasa

atau setidaknya memiliki dialek yang sama. Memasuki dunia baru dengan segala

sesuatu yang terasa asing, maka berbagai kecemasan dan ketidak nyamanan pun

akan terjadi.

Sangat wajar ketika individu masuk dalam lingkungan budaya baru

mengalami kesulitan bahkan tekanan mental karena tidak terbiasa dengan hal-hal

yang ada disekelilingnya. Ketika individu masuk dan mengalami kontak budaya

lain, maka mereka akan merasakan ketidak nyamanan psikis dan fisik karena

kontak tersebut, maka keadaan ini disebut sebagai gegar budaya atau culture

shock. Culture shock didefinisikan sebagai kegelisahan yang mengendap yang

Page 25: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

8

muncul dari kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang yang familiar dalam

hubungan sosial. Tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk itu meliputi seribu satu cara

yang kita lakukan dalam mengendalikan diri kita sendiri dalam menghadapi

situasi sehari-hari (Mulyana dan Rakmat, 2003:174).

Perbedaan yang sangat tampak berbeda adalah budaya Papua yang

menjadi latar belakang mahasiswa Afirmasi adalah, dialek, intonasi dan budaya.

Jika sedang melakukan interaksi orang Papua biasa menggunakan intonasi nada

suara yang kencang dan pengucapan dengan tempo cukup cepat, selain itu orang

Papua menjunjung tinggi semua hal yang berhubungan dengan adat, seperti;

setiap benda yang melekat di badan mereka baik itu berupa kalung, anting, rambut

ikal, gelang yang diberikan orang tua mereka sejak kecil tidak boleh dilepas mau

bagaimanapun alasanya. Karena mereka menganggap setiap benda pemberian

orang tua itu adalah hasil pemberian yang sangat berharga, dan tidak boleh dilepas

begitu saja, sampai mereka berpulang nanti benda itu harus melekat di tubuh

mereka. Karena akan ada sangsi adat yang akan mereka terima apabila benda itu

dilepas atau hilang (hasil prapenelitian dengan salah satu mahasiswa Papua,

minggu 3/12/2017).

Selain itu terdapat perbedaan dari penggunaan bahasa yang digunakan, di

Papua mereka biasa menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar, jika

kita sandingkan dengan kondisi di lingkungan Untirta, yang didominasi

pengunaan 3 bahasa yang sudah disebutkan diatas yaitu, bahasa Sunda, bahasa

Jawa Serang dan jika dilingkungan kampus kerap kali ditemukan penggunaan

bahasa Slang. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi mahasiswa Afirmasi. Begitu

Page 26: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

9

juga dengan kebiasaan, jika di Papua setiap mereka berpapasan atau bertemu

dengan orang baru yang mereka tidak kenal latar belakangnya, mereka tidak

sungkan untuk menyapa dan memanggilnya dengan sebutan “kaka”, begitu juga

ketika mereka bertemu dengan teman yang berbeda umur yang lebih muda dari

mereka, dengan sebutan “adik”. Karena kebiasaan ini sudah menjadi kebiasaan

bagi mereka di Papua apabila bertemu atau berpapasan dengan orang baru mereka

akan bertegur-sapa.

Tidak hanya dalam bertegur sapa, mahasiswa Afirmasi yang sejak lahirnya

berasal dari daerah Indonesia Timur, tidak terbiasa menggunakan bahasa gaul,

seperti bahasa sehari-hari yang digunakan dilingkungan Untirta, mahasiswa

Afirmasi yang berasal dari Papua terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka

sebagai bahasa sehari-hari dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

kedua dalam keseharian mereka. Selain penggunaan bahasa sehari-hari adanya

tetanan pengucapan kalimat yang unik jika dibandingkan dengan tatanan

pengucapan kalimat yang biasa di gunakan dilingkungan Untira, seperti contoh,

“Efek dari su tra pegang uang jadi” yang dimana jika diarikan dalam bahasa

sehari-hari di Untirta yang memiliki arti “Efek sudah tidak punya duit”.

Selain itu juga dengan Makanan, kebiasaan pembeda mahasiswa Afirmasi

dengan lingkungan Untirta dapat dibedakan dari makanan pokok yang mereka

konsumsi. Jika lingkungan Untirta terbiasa menggunakan nasi sebagai makanan

pokok, hal ini berbeda dengan beberapa mahasiswa Afirmasi yang menggunakan

Sagu, Ubi, dan Jagung sebagai makanan pokoknya.

Page 27: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

10

Aspek pembeda tersebut tidak hanya berasal dari bahasa, budaya dan

makanan saja. berdasarkan hasil pra penelitian ditemukan bahwa ada penilaian

negatif atau steriotype yang diberikan lingkungan Untita kepada mahasiswa

Afirmasi terkhususnya dilingkungan kampus, yang merasa kalau mahasiswa

Afirmasi itu “seram-seram” hal ini ditunjukan ketika sedang menatap atau melihat

mahasiswa Afirmasi.

Adanya benturan dua budaya yang berbeda antara budaya di lingkungan

Untirta dan yang satu lagi masih membawa budaya Asalnya (Papua), inilah yang

menghasilkan satu irisan baru yaitu komunikasi antar budaya. Sebab kedua hal ini

pasti akan melakukan proses interaksi sosial, bisa diumpakan pada saat

melakukan proses interaksi sosial akan ada komunikan dan komunitor, baik

komunikan dan komunikator akan membawa budaya, kepribadian dan persepsi

masing-masing sesuai dengan latar belakang budaya mereka. Di tahapan interaksi

sosial terdapat 5 faktor yang menjadi syarat agar terjadinya proses interaksi yang

baik yaitu, imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.

Ketika komunikan dan komunikator yang berbeda budaya tersebut

berinteraksi hal ini diartikan sebagai komunikasi antarbudaya karena kedua pihak

“menerima” perbedaan antara mereka sehingga bermanfaat untuk menurunkan

tingkat ketidakpastian dan kecemasan dalam relasi antarpribadi.

Menurunya tingkat ketidakpastian dan kecemasan dalam relasi dapat

menjadi motivasi strategi komunikasiyang bersifat akomodatif. Strategi tersebut

juga dihasilkan oleh karena terbentuknya budaya baru, yang secara psikologis

menyenangkan kedua hati orang itu. Hasilnya adalah komunikasi yang bersifat

Page 28: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

11

adatif yakni komunikan dan komunikator saling menyesuaikan diri dan akibatnya

menghasilkan komunikasi antarpribadi-antarbudaya yang efektif (Liliweri.

2009:33).

Oleh sebab itu Peneliti mengangkat fokus bagaimana dinamika interaksi

sosial mahasiswa Papua yang ada di kampus Untirta, interaksi sosial yang

dimaksud oleh peneliti bukan hanya sekedar interaksi sosial yang dilakukan oleh

sesama mahasiswa saja, tetapi juga bagaimana interaksi sosial yang dilakukan

mahasiswa dengan dosen dan juga bagaimana interaksi mahasiswa dengaan

masyarakat di sekitaran kampus Untirta, yang dimana sudah pasti kebudayaan,

norma-norma, etika kesopanan, cara berinteraksi, berkomunikasi dan makanan

akan di dominasi oleh kebudayaan daerah itu sendiri yaitu budaya kebantenan,

dengan tujuan untuk memperkecil efek culture shock yang wajib dirasakan oleh

mahasiswa Papua yang berkuliah di Untirta

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka peneliti

mengangkat judul sebagai berikut “Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi

Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta”.

Page 29: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

fokus masalah dalam penelitian adalah, “Dinamika Interaksi Mahasiswa

Afirmasi Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat diidefinisikan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses Imitasi yang dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar dapat

memperkecil dampak Culture Shock di lingkungan Untirta ?

2. Bagaimana Proses Identifikasi yang dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar

dapat memperkecil dampak Culture Shock di lingkungan Untirta ?

3. Bagaimana Proses Empati yang dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar dapat

memperkecil dampak Culture Shock di lingkungan Untirta ?

4. Bagaimana Proses Sugesti yang dilakukan Mahasiswa Untirta untuk

membantu mahasiswa Afirmasi Papua dalam memperkecil dampak

Culture Shock?

5. Bagaimana Proses Simpati yang dilakukan Masyarakat di lingkungan

kampus untuk membantu mahasiswa Afirmasi Papua dalam memperkecil

dampak Culture Shock?

Page 30: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

13

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin disampaikan adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses Imitasi yang

dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar dapat memperkecil dampak Culture

Shock di lingkungan Untirta.

2. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses Identifikasi yang

dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar dapat memperkecil dampak Culture

Shock di lingkungan Untirta.

3. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses Empati yang

dilakukan Mahasiswa Afirmasi agar dapat memperkecil dampak Culture

Shock di lingkungan Untirta.

4. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Sugesti yang dilakukan

Mahasiswa Untirta untuk membantu mahasiswa Afirmasi Papua dalam

memperkecil dampak Culture Shock.

5 Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses Simpati yang

dilakukan Masyarakat di lingkungan kampus untuk membantu mahasiswa

Afirmasi Papua dalam memperkecil dampak Culture Shock.

Page 31: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

14

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya

penelitian tentang komunikasi Lintas Budaya, khususnya mengenai culture

shock.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bersama

dalam memahami konteks Lintas Budaya yang terjadi di sekitar kita dan

menjadi masukan dan pembelajaran bagi mahasiswa yang mengalami

culture shock sebagai reaksi memasuki budaya baru.

Page 32: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu cara awal yang dilakukan oleh individu agar

dapat mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, kerena itu

komunikasi menjadi aspek dasar dalam menjalankan hidup, sebab didalam

berkomunikasi ada proses menyaji dan merespon pesan-pesan dengan cara yang

baik agar dapat diterima dan direspon oleh individu-individu yang saling

berinteraksi.

Komunikasi berhubungan dengan prilaku manusia dan kepuasan

terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir

setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang disekitarnya dan

oleh sebab itu kebutuhan ini harus dipenuhi melalui pertukaran pesan yang

berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa

berkomunikasi akan merasa terisolasi, Porter & Samovar dalam (Mulyana dan

Rahmat, 2006:12).

Pesan-pesan itu akan muncul lewat prilaku manusia, karena perilaku

merupakan pesan, pesan-pesan itu digunakan untuk berkomunikasi sesuatu

kepada seseorang, oleh karena alasan itu komunikasi disebutkan sebagai

komunikasi yang bersifat dinamik karena komunikasi bentuk aktivitas yang

berlangsung secara terus menerus dan berubah. Komunikasi juga merupakan suatu

proses dinamika transaksional yang mempengaruhi prilaku sumber dan

penerimaanya dengan sengaja menjadi (to code) prilaku mereka untuk

Page 33: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

16

menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel) guna

merangsang atau memperoleh sikap atau prilaku tertentu. Komunikasi akan

lengkap hanya bila penerima pesan yang dimaksud mempersepsikan atau

menyerap prilaku yang disandi, memberi makna kepada penerima dan

berpengaruh kepada si penerima pesan atau lawan berkomunikasi tersebut (Dedy

Mulyana & Jalaludin Rakhmat, 2006:16). Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai

tujuan bersama. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu :

1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan

atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.

2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,

pikiran, informasi.

3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan.

4. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan

5. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi

pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:

1. Encoding

Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan

diwujudkan dalam kalimat atau gambar. dalam tahap ini komunikator harus

memilih kata atau istilah, kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh

Page 34: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

17

komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang

membingungkan komunikan.

2. Penyampaian

Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk

kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat

berupa tulisan atau gabungan dari duanya.

3. Decoding

Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta

gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

Menurut Le Vine (1973) dalam konteks komunikasi luas menyebutkan

bahwa budaya sebagai panduan pola-pola yang mereflesikan respon-respon

komunikatif terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan. Pola-pola budaya

ini pada gilirannya merefleksikan elemen-elemen yang sama dalam prilaku

komunikasi individual yang dilakukan lalu lahir dan diasuh dalam budaya itu. Le

Vine juga menambahkan budaya sebagai seperangkat aturan terorganisasi

mengenai cara-cara yang dilakukan individu-individu dalam masyarakat agar

mampu berkomunikasi satu sama lain dan cara mereka berpikir tentang diri

mereka dan lingkungan mereka.

2.1.1 Tujuan Komunikasi

Berkomunikasi pastinya memiliki tujuan, yaitu untuk menyampaikan

informasi, mencari informasi dan saling bertukar informasi itu sendiri, agar apa

yang ingin mereka sampaikan dan apa yang mereka butuhkan dapat di terpenuhi

Page 35: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

18

sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Menurut Burhan Bungin, pada

umumnya komunikasi mempunyaii beberapa tujuan, yaitu:

1. Perubahan Sosial, memberikan berbagai informasi kepada masyarakat

dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta

terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

2. Perubahan Sikap, kegiatan memberikan berbagai informasi pada

masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat mau mengubah pendapat

dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

3. Perubahan Pendapat, memberikan berbagai informasi kepada masyarakat

dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mengubah pendapat dan

persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

4. Perubahan Prilaku, kegiatan yang bertujuan memberikan berbagai

informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan

berubah prilakunya (Burhan Bungin, 2008:35).

2.2 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu

yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya,

jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat

antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok

dengan kelompok. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat

menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini

dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan

Page 36: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

19

di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan

keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu

yang bersangkutan.

Bentuk utama proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat

dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama

terjadinya aktivitas-aktivitas sosial (Soekanto 2010:55). Giliin mendefenisiskan

manfaat dari inetraksi sosial sebagai bentuk lain proses sosial hanya merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyagkut hubungan antara

kelompok-kelompok manusia, maupun anatara orang perorangan dengan

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok

manusia.

2.2.1 Ciri Interaksi Sosial

Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku

orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari

penerima.

Karakteristik Interaksi Sosial

1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.

2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu

pengirim (sender) dan penerima (receiver).

3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara

pengirim dan penerima.

Page 37: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

20

2.2.2 Faktor Interaksi Sosial

Faktor terjadi interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi

sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik, dengan perkembangan

teknologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui

telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat

memberi arti pada prilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Proses interaksi sosial yang dapat terjadi dalam

masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati

(Soekanto, 2010:57):

1. Imitasi

Merupakan suatu tindakan sosial sesorang untuk meniru sikap, tindakan,

atau tingkah laku. Sebagai contoh Merupakan suatu tindakan sosial

sesorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku. Imitasi

memiliki peran yang penting dalam proses interaksi. Salah satu dari segi

positif dari imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi

kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

2. Sugesti

Merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang

kepada orang lain, sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa

berpikir rasional. Hal ini terjadi apabila individu memberikan sesuatu

pandangan atau sikap yang erasal dari dirinya yang kemudian diterima

pihak lain. berlangsungnya sugesti bisa terjadi pada pihak penerima yang

sedang dalam keadaan labil emosinya sehingga menghambat daya pikirnya

Page 38: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

21

secara rasional. Biasanya orang yang memberi sugesti orang yang

berwibawa atau mungkin yang sifatnya otoriter.

3. Simpati

Merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain

karena penampilan, kebijakan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai

yang dianut oleh seseorang yang menaruh simpati. Yang dimana

merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain

karena penampilan, Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-

olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain. kebijakan atau pola pikirnya

sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang yang menaruh

simpati.

4. Identifiksi

Merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain

yang ditiru (idolanya). Sifatnya lebih mendalam karena kepribadian

individu dapat terbentu atas dasar proses identifikasi. Proses ini dapat

berlangsung dengan sendirinya ataupun sengaja sebab individu

memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.

5. Empati

Merupakan suatu proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh

orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang

lain.

Page 39: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

22

Dari 5 faktor utama penentu Interkasi Sosial ini apakah mahasiswa Papua

mampu menjalin hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan

individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,

antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan sosial dilingkungan

kampus Untirta.

Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan

menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan

kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami

cacat dalam pergaulan karena memiliki perbedaan ras dan perbedaan budaya.

Adanya bentuk-bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut: Asosiatif dan

Disasosiatif (Soerjono Soekanto, 2010:64).

a. Asosiatif

Asosiatif terdiri dari kerjasama (cooperation), akomodasi

(accomodation). Kerjasama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha

bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan bersama, akomodasi merupakan suatu cara

untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan

atau interaksi sehingga lawan beromunikasi atau interaksi kita tidak

kehilangan kepribadiannya.

b. Disosiatif

Disosiatif terdiri dari persaingan (competition) dan kontraversi

(contravention) dan pertentangan (conflict). Persaingan diartikan

sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok

Page 40: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

23

manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang

kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian

umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara

menarik perhatian publik atau dengan cara menarik perhatian publik

atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa

mempergunakan ancaman atau kekerasan.

2.3 Culture Shock

Individu yang memasuki budaya baru akan mengalami proses enkulturasi

yang kedua disebut dengan istilah akulturasi. Akulturasi merupakan suatu proses

menyesuaikan diri dengan budaya baru, dimana suatu nilai masuk ke dalam diri

indvidu tanpa meninggalkan identitas budaya yang lama (Mulyana & Rakhmat,

2005:139). Akulturasi mengacu pada proses dimana budaya seseorang

dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan budaya lain. Seperti

mahasiswa Papua yang datang ke kota Serang untuk berkuliah, maka budaya para

mahasiswa Papua tersebut akan dipengaruhi oleh budaya tuan rumah yaitu budaya

Serang. Lambat laun, nilai-nilai, cara berperilaku serta kepercayaan dari budaya

baru tersebut akan menjadi bagian dari budaya mahasiswa yang berasal dari Papua

tersebut.

Secara psikologis, efek samping dari akulturasi adalah stress pada

individu-individu yang berinteraksi dalam pertemuan budaya yang berbeda

tersebut. Fenomena ini biasanya diistilahkan dengan gegar budaya (culture

Page 41: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

24

shock). Pengalaman-pengalaman komunikasi dengan kontak antarpersona yang

dilakukan secara langsung kerapkali menimbulkan frustasi, istilah culture shock.

Ketika memasuki suatu lingkungan baru, seseorang tidak akan langsung

mengalami culture shock. Fenomena itu dapat digambarkan dalam beberapa

tahap, menurut Peter S. Adler (Mulyana, 2007:249) mengemukakan, terdapat lima

tahap dalam pengalaman trasnsisional yaitu: kontak, disintegrasi, reintegrasi,

otonomi, dan independensi.

Tahap kontak biasanya ditandai dengan kesenangan, keheranan, dan rasa

kaget, karena seseorang melihat hal-hal yang eksotik, unik, dan luar biasa. Setelah

tahap ini, individu mulai memasuki tahap kedua yang ditandai dengan

kebingungan dan disorientasi. Perbedaan menjadi lebih nyata ketika perilaku,

nilai, dan sikap yang berbeda menggangu realitas perseptual individu. Individu

semakin jengkel, cemas, dan frustasi dalam menghadapi perbedaan budaya itu,

lalu ia pun merasa terasingkan dan tidak mampu mengatasi situasi yang baru, dan

mulai kebingungan, merasa terasing dan depresi lalu menimbulkan disintegrasi

kepribadian dari diri individu tersebut ketika merasa kebingungan mengenai

identitasnya dalam skema budaya yang baru itu yang semakin lama akan semakin

meningkat lalu memunculkan rasa reintegrasi.

Reintegrasi adalah tahap dimana ditandai dengan adanya penolakan akan

budaya kedua atau budaya baru. Individu tersebut akan menolak kemiripan dan

perbedaan budaya melalui penstereotipan, generalisasi, evaluasi, perilaku dan

sikap yang serba menilai. Pada tahap transisi ini, individu tersebut akan mencari

hubungan dengan orang-orang yang berasal dari budaya yang sama dalam kasus

Page 42: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

25

ini adalah mahaiswa yang berasal dari Papua tersebut akan lebih nyaman dengan

bergaul dengan sesama mereka. Munculnya perasaan negatif ini merupakan tanda

akan tumbuhnya kesadaran budaya yang baru, tetapi jika gagal, maka mahasiswa

yang berasal dari Papua tersebut akan lebih memilih untuk menutup diri dengan

budaya baru dan akan tetap bergaul dengan sesama mahasiswa Papua saja.

Dinamika yang dialami individu pada saat memasuki lingkungan baru,

dan memiliki budaya yang berbeda akan mengalami rasa canggung dan terkesan

kaget dengan apa yang harus dilakukan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan

baru tersebut, seperti contoh yang disebutkan (Mulyana, 2006:24) bahwa bila

individu memasuki budaya asing, ia bagaikan ‘ikan yang keluar dari air’.

Individu tersebut aka kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan

kecemasan. Pertama-tama mereka akan menolak lingkungan baru yang

menyebabkan ketidaknyamanan dan mengancam lingkungan itu dan menganggap

kampung halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung

mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, satu

daerah asal yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut

stereotip dengan cara negatif.

Defenisi yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa culture

shock merupakan suatu permasalahan yang melibatkan persamaan, cara berpikir

dan berperilaku pada diri individu saat menghadapi perbedaan pengalaman

maupun budaya ketika berada di daerah/negara lain dengan daerah/negara asal.

Page 43: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

26

2.4 Cara Beradaptasi

Teori Akomodasi Komunikasi mendasari pada sebuah interaksi, individu

memiliki pilihan untuk menemukan perbedaan diri mereka dan memutuskan

untuk beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Pilihan-pilihan ini diberi

label konvergensi, divergensi, dan akomodasi berlebihan yang dimana ketiga

cara Beradaptasi ini memiliki perbedaan cara saja, seperti:

1. Konvergensi: Melebur Pandangan

Jesse Delia, Nikolas Coupland, dan Justin Coupland dalam West dan

Lynn Turner (2007:222) mendefinisikan konvergensi sebagai ”strategi

dimana individu beradaptasi terhadap perilaku komunikatif satu sama

lain”. Orang akan beradaptasi terhadap kecepatan bicara, jeda, senyuman,

tatapan mata, perilaku verbal dan nonverbal lainnya. Ketika orang

melakukan konvergensi, mereka bergantung pada persepsi mereka

mengenai tuturan atau perilaku orang lainnya. Selain persepsi mengenai

komunikasi orang lain, konvergensi juga didasarkan pada ketertarikan.

Biasanya, ketika para komunikator saling tertarik, mereka akan melakukan

konvergensi dalam percakapan (West Richard dan Tunner Liynn H,

2007:217).

2. Divergensi: Hiduplah Perbedaan

Strategi yang digunakan untuk menonjolkan perbedaan verbal dan

nonverbal di antara para komunikator. Divergensi terjadi ketika tidak

terdapat usaha untuk menunjukkan persamaan antara para pembicara.

Terdapat beberapa alasan mengapa orang melakukan divergensi, pertama

Page 44: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

27

untuk mempertahankan identitas sosial. Contoh, individu mungkin tidak

ingin melakukan konvergensi dalam rangka mempertahankan warisan

budaya mereka. Contoh, ketika kita sedang bepergian ke Paris, kita tidak

mungkin mengharapkan orang Prancis agar melakukan konvergensi

terhadap bahasa kita. Alasan kedua mengapa orang lain melakukan

divergensi adalah berkaitan dengan kekuasaan dan perbedaan peranan

dalam percakapan.

Divergensi seringkali terjadi dalam percakapan ketika terdapat

perbedaan peranan yang jelas dalam percakapan (dokter-pasien, orangtua-

anak, pewawancara-terwawancara, dan seterusnya. Terakhir, divergensi

cenderung terjadi karena lawan bicara dalam percakapan dipandang

sebagai anggota dari kelompok yang tidak diinginkan, dianggap memiliki

sikap-sikap yang tidak menyenangkan, atau menunjukkan penampilan

yang jelek (West Richard dan Tunner Liynn H, 2007:217).

3. Akomodasi Berlebihan: Miskomunikasi dengan Tujuan

Miskomunikasi dengan tujuan. Jane Zuengler (1991) dan West dan

Lynn Turner (2007: 227) mengamati bahwa akomodasi berlebihan adalah

”label yang diberikan kepada pembicara yang dianggap pendengar terlalu

berlebihan.” istilah ini diberikan kepada orang yang walaupun bertindak

berdasarkan pada niat baik, malah dianggap merendahkan (West Richard

dan Tunner Liynn H, 2007:217).

Page 45: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

28

2.5 Dinamika Komunikasi

Dalam bukunya Efendy yang berjudul “Dinamika Komunikasi“

menjelaskan bahwa, dinamika komunikasi adalah apa, seperti apa, dan bagaimana

komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih terjadi. Detail-detail penting

baik verbal maupun non-verbal, situasi, emosi, dan hal-hal lain yang memberikan

pengaruh dalam terjadinya sebuah interaksi. Dinamika tersebut diartikan berupa

hambatan yang terjadi pada saat melakukan interaksi komunikasi atau malah

mendukung kualitas dari sebuah komunikasi tersebut.

2.6 Skripsi Terdahulu

Penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan penulis lakukan ialah

penelitian dengan judul “Dinamika Komunikasi” dalam menghadapi Culture

Shock pada adaptasi Mahasiswa Perantauan di Unpad dengan penulis Muhammad

Hyqal Kevinzky. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Interpretatif .

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Proses dan dinamika yang dialami

mahasiswa perantau di Unpad, penelitian ini menggunakan teori Akomodasi

komunikasi. Hasil dari penelitian ini ialah ditemukan bahwa terdapat sejumlah

kecendrungan seseorang dalam beradaptasi dengan budaya baru di dekitarnya lalu

kemudian yang menentukan pemilihan tipe adaptasi agar bisa bertahan di

perantau.

Selanjutnya adalah penelitian “Proses Adaptasi” Komunikasi Sosial

Mahasiswa Perantau Asal Papua dalam Menghadapi Culture Shock di Universitas

Trisakti dengan penulis Adrianis Januar. Penelitian ini menggunakan metode

Page 46: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

29

kualitatif Post-positivisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Bagaimana proses adaptasi komunikasi sosial mahasiswa perantau dalam

menghadapi Culture Shock. Hasil dari penelittian ini diketahui Dalam penelitian

ini, ditemukan bahwasemua mahasiswa perantau yang berasal dari Papua yang

berkuliah di Trisakti mengalami Culture Shock dan memerlukan waktu yang

terbilang cukup lama dalam proses komunikasi sosial di lingkungan Trisakti

tersebut.

Penelitian terakhir adalah mengenai “Culture Shock dalam interaksi

Komunikasi Antarbudaya Pada Mahasiswa Malaysia” dengan penulis Emma

Violita Pinem. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dan teori

Interaksionalisme Simbolik dan dimana hasil dalam penelitian ini Hasil penelitian

menunjukan bahwa mahasiswa asal Malaysia memiliki kecenderungan culture

shock tergolong sedang. Hal ini yang mengartikan bahwa mereka sudah bisa

menyesuaikan diri, namun untuk beberapa informan masih mengalami beberapa

masalah adaptasi seperti merasa diperlakukan berbeda dalam berinteraksi dengan

penduduk lokal, penguasaan bahasa indonesia yang kurang baik.

Perbedaan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan adalah

penelitian lebih kepada “Dinamika Interaksi” untuk memperkecil dampak Culture

Shock berdasarkan pengalaman mahasiswa Afirmasi tahun 2017 di Untirta.

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama memebahas pengalaman

interaksi mahassiwa Perantau dalama memperkecil dampak Culture Shock.

Page 47: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

30

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Item Muhammad

Hyqal Kevinzky

Adrianis Januar Emma Violita

Pinem

1 Judul Proses dan

Dinamika

Komunikasi Dalam

Menghadapi

Culture Shock Pada

Adaptasi

Mahasiswa

Perantau (Kasus

Adaptasi

Mahasiswa

Perantau di

UNPAD Bandung)

Proses Adaptasi

Komunikasi Sosial

Mahasiswa

Perantau Asal

Papua dalam

Menghadapi

Culture Shock di

Universitas

Trisakti.

Culture Shock dalam

interaksi

Komunikasi

Antarbudaya Pada

Mahasiswa

Malaysia di Medan

(Studi Kasus, Pada

Mahasiswa

Malaysia di

Universitas

Sumatera Utara)

2

Tahun

2011

2014

2011

3 Tujuan

Penelitian

Untuk melihat

bagaimana proses

dan dinamika

komunikasi

mahasiswa

perantau di Unpad

Bagaimana proses

adaptasi

komunikasi sosial

mahasiswa

perantau dalam

menghadapi

Untuk mengetahui

culture shock dalam

interaksi komunikasi

antarbudaya pada

mahasiswa Malaysia

di USU, dalam hal

Page 48: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

31

Bandung dalam

beradaptasi ketika

menghadapi

culture shock

Culture Shock. ini juga mengenai

reaksi dan upaya

mengatasi culture

shock tersebut.

4 Teori Teori Akomodasi

Komunikasi

Teori Akomodasi

Komunikasi

Teori

Interaksionalisme

Simbolik

5 Metode/

Paradigma

Kualitatif/

Interpretifisme

Kualitatif/ Post-

Positivisme

Kuantitatif /

Deskriptif

6 Hasil

Penelitian/

Kesimpula

n

Dalam Penelitian

ini, ditemukan

bahwa terdapat

sejumlah

kecendrungan

seseorang dalam

beradaptasi dengan

budaya baru di

dekitarnya lalu

kemudian yang

menentukan

pemilihan tipe

adaptasi agar bisa

bertahan di

Dalam penelitian

ini, ditemukan

bahwasemua

mahasiswa

perantau yang

berasal dari Papua

yang berkuliah di

Trisakti mengalami

Culture Shock dan

memerlukan waktu

yang terbilang

cukup lama dalam

proses komunikasi

sosial di

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

mahasiswa asal

Malaysia memiliki

kecenderungan

culture shock

tergolong sedang.

Hal ini yang

mengartikan bahwa

mereka sudah bisa

menyesuaikan diri,

namun untuk

beberapa informan

masih mengalami

Page 49: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

32

perantau lingkungan Trisakti

tersebut.

beberapa masalah

adaptasi seperti

merasa diperlakukan

berbeda dalam

berinteraksi dengan

penduduk lokal,

penguasaan bahasa

indonesia yang

kurang baik.

7 Persamaan Metode

penelitian

sama-sama

menggunak

an metode

kualitatif

Menjadikan

mahasiswa

sebagi

objek

penelitian

Paradigma

yang

digunakan

Melibatkan

Mahasiswa

Papua

sebagai

Objek

penelitian

Metode

penelitian

sama

menggunak

an metode

kualitatif.

Meneliti

kasus

Culture

Shock

Objek

penelitian

adalah

mahasiswa

Page 50: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

33

8 Perbedaan Mahasiswa

yang di

jadikan

objek

penelitian

adalah

mahasiswa

perantau

general

tidak

berfokus

pada satu

daerah asal

saja

Paradigma

yang

digunakan

penelitian

ini

menggunak

an

paradigma

post-

positivisme

Teori yang

digunakan

Metode

penelitian

Paradigma

yang

digunakan

9 Kritik Skripsi ini terlalu

berfokus pada

ekspektasi peneliti

akan dinamika

Culture Shock yang

di di alami oleh

para mahasiswa

perantau, kurang

berfokus pada

Skripsi ini terlalu

berfokus kepada

bagaimana

mahasiswa Papua

beradaptasi dengan

cara berkomunikasi

sosial saja, kurang

memperdalam

tekanan dan

Budaya penduduk

medan dan Melaysia

adalah sama-sama

berlatarbelakang

Melayu, jika di

dalam proses

interaksi dengan

penduduk sekitar

kampus, mahasiswa

Page 51: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

34

kenyataan sesuai

yang dialami oleh

mahasiswa

perantau tersebut.

permasalahan

perbedaan kultur

apa saja yang

dialami oleh

mahasiswa Papua

tersebut.

Malaysia seharusnya

cukup merasa

nyaman. Karena

budaya penduduk

yang hampir sama

dengan mahasiswa

Malaysia tersebut.

10 Sumber http://diglib.ui.ac.id Perpustakaan Fisip

Untirta.

http://repository.usu.

ac.id

Page 52: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

35

2.7 Kerangka Berpikir

Dinamika interaksi mahasiswa Afirmasi ketika sedang berkuliah di

Untirta, yang melibatkan lingkungan yang berada disekitar Untirta yaitu,

Lingkungan kampus, Lingkungan Organisasi dan lingkungan masyarakat.

Perbedaan tersebut terlihat dengan dari adanya kebiasaan, norma-norma, dan gaya

bahasa/logat. Perbedaan yang mendasari ini membuat mahasiswa Afirmasi

merasakan efek culture shock, yang disebabkan karena adanya ketidaksesuaian

unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak

berfungsi secara serasi bagi masyarakat atau lingkungan.

Untuk mengatasi perasaan culture shock tersebut, mahasiswa Afirmasi

yang terbiasa dengan kebudayaan yang melekat pada dirinya akan sulit menerima

kebudayaan baru yang berlaku dilingkungan Untirta, hal ini mengharuskan

mahasiswa Afirmasi perlu melakukan interaksi sosial dengan lingkungan Untirta,

yang meliputi lingkungan masyarakat, lingkungan organisasi dan lingkungan

perkuliahan yang dilatarbelakangi dengan budaya Ke Bantenan. Mahasiswa

Afirmasi dan elemen lingkungan yang berada di Untirta saling melakukan tahapan

interkasi sosial yang meliputi identifikasi, imitasi, sugesti, simpati dan empati. Hal

ini bertujuan untuk saling menerima satu sama lain baik seperti kebiasaan,

kebudayaan, dan gaya bahasa. Dengan melakukan interaksi sosial mahasiswa

Afirmasi dapat mengenal dan menerima kebudayaan, kebiasaan dan gaya bahasa

yang berlaku di lingkungan Untirta.

Page 53: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

36

Gambar 2.1 Kerangka Berpfikir

Sumber: Peneliti, 2017

Imitasi Sugesti Simpati

Interaksi Sosial (Gillin dan Gillin)

Indikator

Rasa

kagum

dengan

figure

lain.

Kebiasa

an

Indikator

Keadaan

pikiran

yang

terpecah-

belah

(disosiasi

)

Mayorita

s

Masyarakat di

lingkungan kampus

Mahasiswa

AFIRMASI Mahasiswa

UNTIRTA

Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi di Untirta

Indikator

Merasa

kan

perasaa

n yang

sama

dengan

orangla

in

Meminimalisir dampak Culture

Shock

Identifikasi Empati

Indikator

Adanya

figure yang

dijadikan

idola dan

ingin

menyamaka

n diri

dengan

figure

tersebut .

Indikator

Daya

tarik

dengan

oranglain

sehingga

memotiv

asi untuk

bertindak

Lingkungan

Organisasi

Page 54: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif

deskriptif, metode kualitarif deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran

tentang suatu fenomena secara terpisah-pisah. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat.

Penelitian Kualitatif pada umumya hanya melakukan pemaparan situasi atau

kondisi dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis tau

membuat predksi. Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting) (Deddy Mulyana. 2002:201).

Metode pendekatan kualitatif menurut Creswell yaitu suatu proses penelitian

dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelediki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat

suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dan pandangan

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor

mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif merupakan prosedur yang mdapat

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-

orang dan prilaku yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah

instrumen kunci. Oleh karena itu, penelliti harus memiliki bekal teori dan

Page 55: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

38

wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi masalah

yang objek menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan

terkait nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk

mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami dinamika interaksi sosial,

untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti

sejarah perkembangannya (Burhan Bungin, 2006:34).

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian yang bersifat deskriptif

mempunyai tujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan

gejala-gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan

praktek-praktek yang telah dibuka, membuat perbandingan atau evaluasi, dan

menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama

dan belajar dari pengalaman untuk menetapkan rencana dan keputusan pada

waktu yang akan datang (Jalaludin Rakhmat, 2000:15).

Metode deskriptif juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor

dan melihat antara satu faktor dengan faktor lain (Jalaludin Rakhmat 2005:24)

Terdapat beberapa tujuan penelitian deskriptif menurut Jalaludin Rakhmat

adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

Page 56: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

39

3. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang mengambarkan gejala

yang ada.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana

dan mengambil keputusan pada waktu yang akan datang.

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk memahami bagaimana

pengalaman informan dalam menghadapi dinamika-dinamika dalam berinteraksi

sosial dengan lingkungan perantauan yang pada akhirnya memutuskan prilaku

mereka untuk dapat beradaptasi. Hal ini sejalan dengan tujuan dari penelitian

kualittaif, dimana penelitian kualitatif bermaksud untuk memhami fenomena

tentang apa yang terjadi dan yang dialam oleh objek penelitian, misalnya prilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holisyik dan dengan deskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong. 2002:6).

Kesamaan tujuan ini menunjukan bahwa pendekatan terbaik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat, serta cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-stuasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu

fenomena.

Page 57: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

40

3.2 Paradigma Penelitian

Defenisi Paradigma (Moleong Lexy, 2002:9) mengandung pandangan

tentang dunia, cara pandang untuk menyederhanakan kompleksitas dunia nyata

dan karenanya, dalam konteks pelaksanaan penelitian, memberi gambaran pada

kita mengenai apa yang penting, apa yang dianggap mungkin dan sah untuk

dilakukan, apa yang dapat diterima akal sehat. Paradigma juga bisa diartikan

sebagai kumpulan asumsi yang sevara logis mengarahkan cara berpikir dan cara

penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma Interpretatif, berdasarkan pendapat

di atas maka peneliti menggunakan pendekatan interpretatif. Disamping itu

pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan interpretataif karena kajian yang

diteliti menyangkut dimensi kemanusiaan atau lebih sisi subyektifitasnya sehingga

paradigma yang tepat adalah paradigma interpretatif. Paradigma interpretatif

berpandangan bahwa realitas sosial secara sadar dan secara aktif dibangun dendiri

oleh individu, setiap individu mempunyai potensi dalam memberi makna tentang

apa yang dilakukan.

Dinamika itu ada dalam bentuk bermacam-macam konstruksimental,

berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik serta tergantung pada

orang yang melakukanya. Oleh karena itu, sutau realitas yang diamati oleh

seseorang tidak bisa digenerealisasikan seperti halnya pada paradigma

positivisme, menurut Gertz (Muhadjir, 2009:19) tidak ada social fact yang

menunggu observasi kita. Yang ada adalah kesiapaan peneliti untuk memberi

makna atas observasinya.

Page 58: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

41

Menurut Burel dan Morgan ( 1979: 28 ), inti dari paradigma interpretif

adalah memahami bentuk fundamental dari dunia sosial pada tingkat pengamatan

sosial dan tingkat pengalaman subyektif seseorang yang bersifat nominalis,

antipositivis, volunterisme dan ideografis, paradigma ini adalah produk langsung

dari tradisi pemikir sosial aliran idealis Jerman. Ahli teori dalam paradigma ini

adalah Weber, Huserl dan Schrultz yang berlandaskan teori Kant. Metode

penelitin dalam paradigma interpretif adalah: Etnografi, Etnometodologi,

Fenomenologi, Hermeneutik dan Interaksi Simbolik (G.Burrel dan G.Morgan

Sociological Paradigma and Organizational Analysis ).

3.3 Informan Penelitian

Sample pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subjek

penelitian, yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai dan diobservasi sesuai

tujuan penelitian. Namun dalam penelitian kali ini peneliti menyebutkannya

sebagai informan. Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai

informasi penting tentang objek.

Dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2008:215) tidak menggunakan

istilah populasi, tetapi oleh Spalley dinamakan “Social Situattion” atau sosial

yang terdiri atas tiga elemlen, yaitu: tempat (Place), pelaku (actors), dan aktifitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat

dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahu “apa yang terjadi”

didalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini, penulis dapat mengamati

secara mendalam proses adaptasi komunikasi sosial mahasiswa perantau asal

Page 59: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

42

Papua dalam menghadapi culture shock di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Informan yang dipilih dilakukan dengan cara purposive (purposive sampling)

Pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subjek penelitian,

yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai dan diobservasi sesuai tujuan

penelitian. Namun dalam penelitian kali ini peneliti menyebutnya sebagai

informan. Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi

penting tentang objek. Menurut Moleong, Miles yang dikutip dari buku Elvinaro

Ardianto memaparkan ada dua macam informan penelitian, yaitu (Ardianto,

Elvinaro, 2010:62).

1. Informan kunci (key informan) yaitu informan yang dianggap tahu banyak

dalam memberi jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaan atau masalah

penelitian dan mendukung penelitian.

2. Informan pendukung, yaitu informan yang dianggap tahu atau memberi

bantuan dan dapat memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

penelitian tetapi tidak lebih dari informan kunci.

Beberapa mahasiswa yang layak dijadikan informan kunci (key informan),

penetuan mengenai siapa yang harus menjadi informan kunci harus melalui

beberapa pertimbangan; (1) orang yang diteliti tersebut harus mahasiswa perantau

yang berasal dari Papua dan masuk ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melalui

jalaur tes Afirmasi,(2) orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi

sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu culture shock,(3) orang yang

bersangkutan bersifat netral, tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk

menjelekan orang lain,(4) orang yang bersangkutan memiliki harus memiliki

Page 60: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

43

pengetahuan mengenai permasalahan yang diteliti, dan lain-lain, (5) orang yang

bersangkutan harus sehat jasmani dan rohani (Bungin, Burhan, 2001:10).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dan

snow ball samplingI. Teknik purposive sampling mencakup orang-orang yang

diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan

tujuan penelitian. Individu-individu dalam populasi yang tidak sesuai dengan

kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Teknik ini diambil karena peneliti

mempunyai kriteria untuk memilih subjek penelitian, yaitu mahasiswa Adik

Afirmasi angakatan 2017 yang sudah hampir setahun tinggal dan berkuliah di

Untirta.

Alasan peneliti memilih angkatan 2017 karena mereka belum sampai 1 tahun

tinggal dan masih memiliki pengalaman kaget dengan budaya, kultur, lingkungan

dan bahasa yang ada dilingkungan Untirta. Lamanya seseorang tinggal dan

menempati suatu daerah akan berpengaruh pada bentuk culture shock apa saja

yang merka alami dan sudah sejauh mana dampak culture shock tersebut mampu

di atasi. Lalu peneliti akan bertanya dan menyeleksi mahasiswa Afirmasi yang

mengalami culture shock tersebut. Dengan teknik snow ball sampling ini, jumlah

informan yang akan menjadi subjek penelitian akan terus menjurus dan bertambah

sesuai dengan kebutuhan dan lengkapnya informasi (Kriyantono, 2012:158).

Adapun informan dalam penelitian ini terdapat dua macam informan yaitu:

a. Key informan yaitu mahasiswa Papua yang benar-benar mengalami

dinamika culture shock. Dalam temuan dilapangan 9 orang mahasiswa

Afirmasi di Untirta, hanya 1 dari antara mereka yang merasakan efek

Page 61: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

44

culture shock selama hampir satu semester (6 bulan), yaitu Monika,

dibandingkan dengan teman-teman yang lain yang mengikuti program

Afirmasi sejak SMA berbeda dengan Monika yang baru mengikuti

Afirmasi pada saat jenjang kuliah saja. hal ini dilatar belakangi karena

Monika sering mengulang atau tinggal kelas, hal ini dibuktikan dari tahun

lahir Monika yaitu tahun 1995, sementara teman-teman yang lain rata-rata

tahun lahirnya adalah 1998 atau 1999, hal ini menjadi kenadala bagi

Monika untuk mengikuti program Afirmasi yang ada di jenjang SMA.

b. Informan pendukung, yaitu penduduk satu tempat tinggal dimana biasanya

mereka melakukan interaksi yang cukup intens dilakukan, teman satu kelas

mahasiswa Papua tersebut, peneliti memilih 2 orang subjek yang menjadi

narasumber pendukung dengan kriteria selama 2 semester proses

perkuliahan ini mereka sering berada di dalam kelas yang bersamaan dan

sering berinteraksi satu sama lain, dan pihak yang mendukung terkait

penelitian dipilihlah lingkungan organisasi, peneliti memilih 2 orang yang

layak menjadi narasumber berdasarkan kriteria kedekatan dalam proses

berkomunikasi pada saat berdiskusi yang kerap dilakukan di organisasi

tersebut. Setiap subjek yang menajdi narasumber pendukung, peneliti

memilih sedikitnya 1 orang yang mewakili hal tersebut.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas, peneliti menemukan sampel yang

layak dijadikan sebagai narasumber dalam penelitian ini, yaitu

Page 62: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

45

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Key Informan

Nama Jurusan Kabupaten Kriteria

Monika

Kankabangho

Pendidikan

Kewarganegaraan

Kab. Sarui Mengalami Culture

shock selama hampir

1 semester.

ingin pulang,

Berasal dari Papua

dan mahasiswa

Afirmasi

Sulit beradaptasi

Cenderung menutup

diri

Pendiam

Tabel 3.2 Informan Penelitian

Informan Pendukung

Lingkungan Perkuliahaan

Nama Jurusan Suku Kriteria

Siti Rani Nuraeni Pendidikan

Kewarganegaraan

Jawa Selama satu tahun

(2 semester) selalu

mengontrak

Page 63: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

46

matakuliah yang

sama dan di kelas

yang sama

Pernah berinteraksi

dengan mahasiswa

Afirmasi (Monika)

Beberapa kali

sering berada

dikelompok yang

sama pada saat

pengerjaan tugas

dari dosen

Heri Fransisco Pendidikan

Kewarganegaraan

Batak Selama satu tahun (

2 semester ) selalu

mengontrak

matakuliah yang

sama dan di kelas

yang sama

Pernah berinteraksi

dengan mahasiswa

Afirmasi (Monika)

Beberapa kali

sering berada

Page 64: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

47

dikelompok yang

sama pada saat

pengerjaan tugas

dari dosen

Tabel 3.3 Informan Penelitian

Lingkungan Organisasi

Nama Jurusan Suku Kriteria

Janeiro

Subiyanto

Ilmu

Pemerintahan

Ambon Sebagai sekum di

Organisasi Gerakan

Mahasiswa Kristen

Indonesia (GMKI)

Sering berinteraksi

dengan Mahasiswa

Afirmasi (Monika)

karena Monika

adalah kader dari

GMKI

Sering mengadakan

diskusi dan bedah

Alkitab bersama

dengan Monika

Ratu Lamlam Administrasi Batak Sama-sama sebagai

Page 65: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

48

Setiany Purba Publik Anggota dan kader

di GMKI

Sering berinteraksi

baik dalam diskusi,

dan diluar organisasi

Sering mengadakan

diskusi dan bedah

Alkitab bersama

dengan Monika

Tabel 3.4 Informan Penelitian

Lingkungan Tempat tinggal

Nama Pekerjaan Suku Kriteria

Bpk. Anton

Suartono (Pak

De)

Wirausaha

(Warung

Makan)

Jawa Setiap Hari

mahasiswa Afirmasi

(Monika) sering

memesan lauk atau

makan di warung

Pak De.

Sering berinteraksi

dengan Mahasiswa

Afimasi (Monika)

Rumahnya hanya

Page 66: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

49

berjarak 2 meter

dari kos-kosan

mahasiswa Afirmasi

(Monika).

3.4 Sumber Data

Robert K Yin menjelaskan mengenai bukti atau data yang diperlukan,

bahwa bukti atau data untuk keperluan penelitian bisa berasal dari lima sumber,

yaitu rekaman arsip, wawancara, observasi dan perangkat-perangkat fisik, data

yang akan peneliti ambil ada dua jenis, yaitu seumber data primer dan sumber

data sekunder, berikut penjelasannya:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli di

lapangan (tanpa melalui perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Adapun data

primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara dan

observasi dengan para informan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dengan mengutip

atau mengumpulkan keterangan dari sumber informan lain dengan tujuan

melengkapi data-data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh

Page 67: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

50

dari wawancara dan observasi terkait bagaimana cara mahasiswa asal

Papua dalam menghadapi culture shock tersebut.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan mempengaruhi kualitas dari data hasil

penelitian. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono. 2012:137)

untuk mendapatkan informasi atau data yang peneliti inginkan, maka dalam

teknik pengumpulan data ini penelitian menggunakan teknik yang dilakukan,

yakni sebagai berikut:

3.5.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Maleong.2013:

135). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

wawancara, sedangkan alat bantu yang akan digunakan adalah alat perekam

berupa voice recorder, perekam gambar (handycam). Wawancara adalah

percakapan dengan maksud dan tujuan tertentu dimana percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang

mengajukan perrtanyaan dan pihak yang di wawancarai (interviewer) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Pada proses wawancara ini pertanyaan yang diberikan tidak berstruktur,

dan dalam suasana bebas yang santai maksudnya adalah menghilangkan

kesan formal dengan menyesuaikan keadaan yang lebih kekeluargaan.

Page 68: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

51

Maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengetahui mengenai

pengalaman seseorang, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan sebagainya.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada Mahasiswa

yang Papua yang mengalami culture shock dan teman-teman lingkungan

tempat tinggal atau kelas mahasiswa Papua.

3.5.2 Observasi

Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan,

pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan yang berkenaan dengan

organisme sesuai dengan tujuan empiris (Rakhmat, Jalaludin, 1995:83).

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk mendapatkan data.

Pada Penelitian kali ini peneliti mengumpulkan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Peneliti

menggunakan teknik observasi partisipan. Metode ini memungkinkan peneliti

terjun langsung dan menjadi bagian yang diteliti ditengah individu atau

kelompok yang diobservasi dalam jangka waktu tertentu.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan

(Rakhmat, Jalaludin. 1995:217). Dokumentasi menjadi salah satu teknik

pengumpulan data yang penting. Disini peneliti melakukan dokumentasi saat

studi lapangan

Page 69: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

52

3.5.4 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menisintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong.

2013:248).

Menurut Huberman dan Miles, metode analisis interaktif menggambarkan

dalam analisa kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-

menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara beruntun

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul, dimana dua

hal lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan (Fuad, Anis dan

Nugroho, Kandung S. 2013:92).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahap analisis data.

Peneliti menggunakan teknik analisis data dilapangan Model Miles and

Huberman, analisis data ini dilakukan secara interaktif melalui proses data

dimana terdapat tiga hal utama dalam analisis interaktif yaitu, Reduction

(reduksi data), Data Display (penyajian data), dan Verification (penarikan

kesimpulan) sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama

dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut “analisis”, kegiatan analisis data dapat

dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain (Sugiyono. 2005:92-99).

Page 70: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

53

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tulisan di lapangan (field note) dimana

reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian yang

berorientasi kualitatif berlangsung. Data yang diperoleh dari lapangan

jumlahya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

matrik dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

3. Verifikasi (verification)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penerikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

Page 71: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

54

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

3.6 Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi.

Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan

validitas dalam penelitian kualitatif, dalam kaitannya dengan penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan berbagai ragam sumber data yang tersedia.

Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi

data.

Triangulasi data merupakan cara meningkatkan penelitian dengan mencari

data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain (Satori, Djam’an,

Komariah Aan. 2010: 170). Hasil wawancara yang peniliti dapat dari informan

mengenai dinamika dan upaya seperti apa yang telah dilakukan mahasiswa Papua

agar dapat menghadapi culture shock , lalu kemudian dikroscek kembali dengan

menggunakan metode hasilwawancara dengan teman-teman mahasiswa yang

berasal dari Papua tersebut. Apabila hasil dari teknik pengumpulan data tersebut

Page 72: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

55

berbeda karena sudut pandang setiap sumber berbeda maka peneliti

mendiskusikannya lagi kepada mahasiswa yang berasal dari Papua tersebut

tujuannya untuk mencari tahu mana yang dianggap benar atau memang semuanya

benar.

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Untuk memperoleh data yang menunjang penelitian yang berjudul “Dinamika

Culture Shock Mahasiswa Afirmasi di Untirta (Studi Kasus Mahasiswa Asal

Papua di Untirta)”, peneliti melakukan penelitian yang bertempatkan di

lingkungan sekitaran kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

.Banten.

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Penelitia

n

Feb-

Mar

Apl-

Mei

Jun-

Jul

Agts-

Sept

Okt-

Nov

Des-

Jan

Feb-

Mar

Apr-

Mei

Jun-

Jul

Agst-

Sep

1 Pengajua

n Judul

2 Bimbing

an Bab I,

Bab II,

Bab III

Page 73: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

56

3 Penyusu

nan

Proposal

Skripsi

4 Sidang

Proposal

5 Pengump

ulan data

6 Peyusun

an Bab

IV dan

Bab V

7 Sidang

Skripsi

Page 74: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini berfokus kepada mahasiswa dan

mahasiswi Afirmasi dalam berinteraksi dengan lingkungan Untirta untuk

memperkecil dampak Culture Shock. Mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari

Papua (Afirmasi) sebelumnya memiliki faktor-faktor tertentu yang mendorong

mereka melakukan perantauan, di antaranya adalah untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi, untuk meraih cita-cita juga untuk memiliki masa depan

yang lebih cerah.

Melakukan perantauan bukanlah suatu hal yang mudah dikarenakan

mahasiswa asal Papua diharuskan hidup mandiri tanpa adanya keluarga yang

mendampingi, apalagi perantauan dilakukan ke luar pulau yang jaraknya cukup

jauh. Ketika datang ke kota perantauan, mahasiswa rantau mengalami kekagetan

dengan lingkungan baru yang ditemuinya. Reaksi ini biasanya disebut dengan

culture shock atau gegar budaya.

Gegar budaya merupakan salah satu reaksi yang pada umumnya dimana

perantauan merasa kaget atas perbedaan yang terjadi mulai dari budaya, bahasa,

makanan, kehidupan sosial, lingkungan cuaca dan sebagainya, mau tak mau hal

ini menyebabkan mahasiswa asal Papua dituntut untuk melakukan penyesuaian

terhadap hal-hal baru yang berlaku di lingkungan sekitar mereka. Contohnya

ketika mahasiswa asal Papua harus melakukan komunikasi dengan masyarakat

Page 75: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

58

sekitar ataupun mahasiswa non Papua, mereka tidak bsa menggunakan bahasa

daerah asalnya tetapi mereka harus menyesuaikan diri dengan logat dan bahasa di

kota Serang dan Cilegon yang notabene menggunakan bahasa Sunda, Jawa Serang

dan juga bahasa Slang. Walaupun tinggal di satu negara yang sama, dialek

ataupun makna suatu kata akan meiliki arti yang berbeda di setiap daerahnya,

begitu juga dengan mahasiswa asal Papua, yang penataan dalam berbahasa yang

khas, yang dimana contohnya. Jika kalau penataan kalimat dalam bahasa dan

pengucapan seperti, “kamu sudah makan?”, maka berbeda pengucapan yang akan

disebutkan oleh Mahasiswa yang berasal dari Papua menjadi, “Ko su makan?”

dan juga Intonasi pengucapan kalimat memiliki intonasi yang cukup tinggi bagi

masyarakat Serang dan Cilegon.

Kendala lainnya bagi mahasiswa Asal Papua adala cuaca di Serang dan

Cilegon yang lebi terik dan berdebu berbeda dengan Pulau Papua yang dimana

cuaca disana tidak sepanas dengan cuaca di Kota Serang dan juga Cilegon hal ini

disebakan karena kampus A Untirta berada tepat di pinggi Jalan besar dan juga

terminal yang dimana debu dan asap kendaraan menjadi hal biasa bagi lingkungan

di kampus A Untirta, begitu juga dengan kampus B Untirta yang berada di

Cilegon, jarak kampus yang cukup dekat dengan pabrik menyebabkan ketidak

nyamanan yang di timbulkan dari limbah-limbah kimia dari pabrik tersebut.

Ketika seseorang mengalami gegar budaya, hal ini dapat menjadi suatu hal

baik ataupun burung tergantung individu memperlakukannya dan menyikapinya.

Karena reaksi terhadap gegar budaya pada masing-masing individu berbeda. Hal

baik akan terjadi jika mahasiswa rantau tersebut bisa dengan cepat dalam

Page 76: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

59

beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berlaku dan

membaur, namun jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka gegar budaya bisa

mempengaruhi kekadaan fisik maupun psikis individu tersebut. Maka dari itu

beberapa mahasiswa asal Papua memilih untuk mengikuti kegiatan didalam

maupun di luar kampus seperti organiasi maupun komunitas untuk mengisi waktu

luang serta melaukan proses pengenalan dan adaptasi dengan lingkungan baru.

Fenomena gegar budaya semakin banyak terjadi saat ini karena sudah

banyaknya masyarakat yang menempuh studi di luar daerahnya masing-masing,

sehingga memacu penulis melakukan penelitian ini yang merupakan bagian dari

komunikasi antarbudaya. Selain itu, ilmu komunikasi juga mempunyai peranan

penting berkaitan dengan penelitian ini. Objek penelitian berkaitan erat dengan

komunikasi antarbudaya. Berdasarkan yang telah dijelaskan sebelumnya di BAB

II, Interaksi Sosial pasti terjadi dan didalam Interaksi Sosial tersebut komunikasi

sangat memiliki peran yang sangat penting untuk dapat mengenal dan beradaptasi

dengan satu sama lain, baik individu dengan lingkungan. Hal inila yang menjadi

latar belakang dalam penelitian ini.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) adalah salah satu kampus

negeri yang terletak di Kota Serang, Banten. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

adalah salah satu kampus Negeri yang berada di Kota Serang. Untrta dimulai

dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada tahun 1980. Langkah awal

Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)

pada tahun 1981, disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Page 77: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

60

Penddikan (STIKIP) pada tahun 1982, berbarengan dengan STIKIP, Yayasan

Krakatau Steel Cilegon mendirikan Sekolah Tinggi Teknik (STT) yang

selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan Tirtayasa untuk

persiapan berdirinya Universitas Serang Banten.

Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan penggabungan dari STIH,

STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor,

0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status, masing-masing

sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan masyarakat

Banten, dan tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian

fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian

berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8

Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor:

0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.

Perubahan Sosial Politik yang terjadi di Indonesia telah ikut

mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Didasari oleh perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang

kurang signifikan dan spirit era reformasi telah mendorong piimpinan Universitas

dan para Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas tirtayasa serta dukungan

pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa kepada pemerintah pusat mulai

Departemen Pendidkan Nasional Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 1999

keluarlah Keppres RI Nomor: 130/1999 tentang persiapan Perguruan Tinggi

Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan

Page 78: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

61

dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan

Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 Maret 2001 Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa secara resm ditetapkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri

definitif.

Seiring berjalannya waktu Untirta terus melakukan perubahan-perubahan

dan perbakan-perbaikan, baik dibdang kelembagaan, akademik, maupun dibidang

kemahasiswaan dan kerjasama, perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata

kerja adalah dengan ditetapkannya keputusan Mendiknas Nomor

023/J43/SK/2003 dan statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bedasarkan

keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007, demikian pula perubahan fakultas

dan jurusan-jurusan baru, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,

pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya,

pengemabangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik

prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan

e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus serta peningkatan kualitas

pendidikan melalui sistem penjamin mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance

and Self Evaluation).

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 ADIk Afirmasi

Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIk) adalah program

keberpihakan pemerintah kepada putra-putri asal daerah 3T dan orang asli Papua

(OAP) untuk memeroleh pendidikan tinggi di PTN dan 22 Politeknik yang ada di

Page 79: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

62

seluruh Indonesia, latar belakang yang menjadi alasan dibentuknya ADik

Afirmasi kerena Lemahnya latar belakang pendidikan pada salah satu bagian

wilayah, menyebabkan lemahnya kekuatan rantai persatuan sebagai bangsa.

Upaya untuk mengatasi dan memperkuat rantai kesatuan berbangsa tersebut,

salah satunya melalui peningkatan akses dan penuntasan pendidikan tinggi bagi

daerah dengan kondisi khusus tersebut.

Provinsi Papua dan Papua Barat adalah bagian wilayah negara kesatuan

Republik Indonesia, yang hingga saat ini belum memperoleh akses pendidikan

yang baik, terutama pendidikan tinggi. Oleh karenanya ketertinggalan diberbagai

aspek kehidupan, dan tingkat kesejahteraan yang rendah dan seringkali

menyisakan masalah besar. Kondisi infra struktur pendidikan yang serba terbatas

di pedalaman menyebabkan pendidikan semakin tidak merata dan semakin hari

melahirkan kebodohan dan kemiskinan yang menyebabkan anak-anak orang asli

Papua tersingkir dari kancah persaingan dunia yang berkembang pesat . Tidak

sulit menemukan gedung sekolah yang reyot, hanya beberapa orang guru, buku

pelajaran yang sudah usang, sejumlah kecil murid yang bersepatu, seragam yang

serba kumal dan lusuh, murid yang memiliki masalah kesehatan dan kurang gizi.

Penyelenggaran pendidikan harus membantu anak-anak orang asli Papua

untuk membuka akses mereka terhadap pengetahuan. Hal ini akan membantu

mereka untuk secara alamiah bertumbuh dan berkembang menyejahterakan

dirinya diberbagai aspek kehidupan. Pendidikan akan mengangkat derajat mereka

dan membantu untuk lebih mengenal dan menyerap nilai-niali universal dan

menghindari berfikir sempit dan fragmatis.

Page 80: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

63

Sudah cukup banyak upaya yang telah dilakukan untuk membuka

kesempatan akses seluas-luasnya bagi seluruh putra-putri Asli Papua. Namun

harus diakui bahwa di beberapa wilayah masih perlu berbagai upaya keberpihakan

dan percepatan agar kesenjangan pendidikan diseluruh tanah air dapat semakin

dipersempit. Khusus untuk akses pada pendidikan tinggi telah dilakukan upaya

oleh perguruan tinggi negeri. Upaya tersebut selama ini, belum dirasakan sebagai

suatu program yang terintegrasi secara nasional.

Untuk itu, upaya percepatan dan pemerataan dibidang pendidikan di

Provinsi Papua dan Papua Barat, khususnya pendidikan tinggi dirancang dalam

suatu program khusus berupa program keberpihakan atau Afirmasi Pendidikan

Tinggi (ADik) bagi Putra-Putri Asli Papua. Program ADik Papua secara nasional

dirancang dalam beberapa tahapan, dimulai dari tahapan pendataan dan

pendaftaran, seleksi/ujian, pembekalan, mobilisasi, registrasi, pembiayaan,

pembinaan dan pembimbingan belajar agar mahasiswa dapat menyelesaikan

pendidikan tingginya dengan tuntas dan hasil yang baik. yang dimana sistermatis

seleksi dilakukan sejak tahap SMA, siswa putra-putri asli daerah 3T atau anak

OAP yang disusulkan oleh Kepala Sekolah dan mendapat rekomendasi dari

Pemda Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kebutuhan sumberdaya

manusia daerahnya. ADIK Afirmasi terbagi atas 3 jenis, yaitu: ADik Papua, ADik

ADEM dan ADik 3T, yang dimana pada taun 2017 sebanyak 1.500 siswa SMA

yang berhasil lulus secara keseluruhan.

Page 81: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

64

4.2.1.1 Tujuan Program ADik Afirmasi

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan Program ADik Papua adalah

sebabagi berikut;

1. Memberikan kesempatan kepada putra-putri Asli Papua lulusan SMA

sederajat yang berprestasi akademik baik, untuk memperoleh pendidikan tinggi di

PTN terbaik;

2. Mendapatkan calon mahasiswa baru putra-putri Asli Papua melalui seleksi

nasional dan seleksi khusus bagi siswa berprestasi akademik di SMA sederajat;

3. Menyiapkan sumber daya manusia putra-putri asli Papua yang berkualitas

untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional,

4.2.1.2 ADik Afirmasi Di Untirta

Program ADIk Afirmasi ini diselengarakan di 49 kampus PTN yang di

seluruh Indonesia salah satunya adalah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(UNTIRTA). Untirta pertama kali menerima mahasiswa Afirmasi pada tahun

2016, yang dimana pada tahun pertama tersebut Untirta menerima 6 mahasiswa

Afirmasi yaitu:

Tabel 4.1 Afirmasi 2016 Untirta

No Nama Jenjang Fakultas Jurusan

1 Suharmin A. Paokoma S1 FKIP Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia

Page 82: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

65

2 Jemmar Wantik S1 FKIP Teknik Mesin

3 Joni Kambu S1 TEKNIK Teknik Sipil

4 Juventus Temongmere S1 TEKNIK Teknik Sipil

5 Kristian Yare S1 TEKNIK Teknik Sipil

6 Kristina Takimai S1 TEKNIK Teknik Sipil

Lalu ditahun 2017 Untirta menerima 9 mahasiswa ADik Afirmasi yaitu:

Tabel 4.2 Afirmasi 2016 Untirta

No Nama Jenjang Fakultas Jurusan

1 Hanok Simes S1 FKIP Pendidikan

Kewarganegaraan

2 Monika Kabkabangho S1 FKIP Penidikan

Kewarganegaraan

3 Stanley Reynaldi Frits

Sirwai Waita

S1 TEKNIK Teknik Sipil

4 Alpius Wenda S1 FEB Ilmu Ekonomi

Pembangunan

5 Apriliani Aleda

Rumayon

S1 FEB Manajemen

6 Yosefine Tineka Bame S1 FEB Akutansi

7 Oskar Klouw S1 FEB Manajemen

8 Jagareka Siep S1 FKIP Pendidikan

Sosiologi

Page 83: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

66

9 Judith flora Irene

Awom

S1 FEB Manajemen

Dari 9 jumlah mahasiswa Afirmasi angkatan 2017 yang ada di Untirta, peneliti

menggunakan cara purposive sampling, yang dimana peneliti menanyakan dan

mewawancarai satu persatu mahasiswa Afirmasi yang ada di Untirta, pertama

peneliti mewawancarai Hanox, Hanox merasa nyaman-nyaman saja dengan

lingkungan yang ada di Untirta, karena sebelum mengikuti Afirmasi Universitas,

Hanox sebelumnya sudah mengikuti Afirmasi dijenjang Sekolah Menegah Atas

(SMA) yang dimana Hanox bersekolah di Malang, hal ini membuat Hanox yang

sudah mulai terbiasa dengan lingkungan baru seperti Serang, Hanox

mengeneralkan bahwa kondisi lingkungan, budaya dan masyarakat itu sama.

Hal ini ditunjukan pada saat proses wawancara berlangsung, Hanox mulai

terbiasa dan terkadang menggunakan gaya bahasa “Gue-lu”, Hanox juga sudah

terbiasa dengan gaya bahasa “slang” dilingkungan kampus, karena sejak SMA

Hanox terbiasa dengan gaya bahasa yang kerap digunakan dilingkungan Untirta,

begitu juga dengan Judith dan April, yang dimana April juga mengikuti Afirmasi

dari SMA sama halnya dengan Judith, ditemukan beberapa aspek yang sempat

membuat mereka mengalami culture shock, tetapi tidak lama. Mereka mengalami

culture shock karena kondisi iklim lingkungan saja, karena sebelum mengikuti

Afirmasi Universitas, mereka mengkuti Afirmasi SMA, Judith bersekolah di

Bogor dan April di Jogjakarta. Mereka merasa kondisi cuaca yang cukup berbeda

yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Page 84: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

67

Pada saat wawancara berlangsung Judith merekomendasikan teman

Afimasinya yaitu Monika, Judith mengarahkan peneliti untuk mewawancarai

Monika terlebih dahulu, alasanya Judith dan April sering mendapati Monika

pernah mengeluh tidak betah di Serang, gelisah, sakit, menangis, dan diawal

perkuliahan Monika menelpon Orangtua untuk mengadu karena tidak bisa

terbiasa dengan lingkungan Untirta, Monika juga sulit untuk berbicara dengan

bahasa Indonesia dengan lancar, terkadang Monika juga sering keceplosan

berbicara menggunakan bahasa Papua, Peneliti langsung mewawancarai Monika

untuk melihat langsung apakah Monika benar-benar layak menjadi narasumber

utama dalam penelitian ini. dan hasil temuan dilapangan

Peneliti menemukan benar, Monika membenarkan bahwa ia mengalami

culture shock selama 1 semester, Monika juga merasa sulit untuk beradaptasi

dengan lingkungan Untirta, Peneliti lebih tertarik menjadikan Monika sebagai

Narasumber Utama, karena hal ini berkaitan dengan teori Kalvero Oberg, pada

tahun 1960 dimana

“culture shock adalah tanggapan kejutan yang menimbulkan rasa gelisah sebagai

akibat dari hilangnya semua tanda dan simbol yang biasa kita hadapi dalam

hubungan sosial. Tanda dan petunjuk ini terdiri dari atas ribuan cara dimana kita

mengorientasikan diri kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari”.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan Monika memang layak dijadikan sebagai

subjek penelitian, karena pengalaman ini dialami oleh Monika karena Monika

merasa kaget dan tidak nyaman dengan lingkungan Untirta, yang dimana Untirta

adalah lingkungan Asing bagi Monika, sehingga menyebabkan dirinya mengalami

Page 85: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

68

rasa kaget, gelisah karena hilangnya semua tanda, budaya kebiasaan Papua yang

menjadi Identitas diri Monika.

4.2.1.3 Monika Kabkabangho

Monika adalah salah satu mahasiswa Afirmasi yang ada di Unrirta,

Monika lahir di Getentiri yang terletak di Jayapura, Monika lahir di Papua pada

tanggal 9 April 1995, sebelumnya Monika tidak pernah berkunjung diluar Papua

itu sendiri, Monika adalah anak ke 3 dari 5 orang bersaudara. Sebelum mengenal

Untirta Monika merasa senang karena diterima disalah satu perguruan tinggi

negeri yang ada di Indoenesia. Tetapi setelah datang ke Untira ia merasa tidak

nyaman dengan kondisi lingkungan baik perkuliahan, cuaca dan budaya atau

kebiasaan yang berlaku di Unrita. Monika merasa bahwa lingkungan Untirta ini

terlalu panas dan terlalu banyak debu berbeda dengan Papua.

Selain itu juga ia merasa gaya bahasa yang digunakan di lingkungan

kampus terasa asing dan sulit baginya untuk menerima hal tersebut, belum lagi

dengan kebiasaan. Monika terbiasa dengan memakan Papeda sebagai makanan

pokok penganti nasi, tetapi diawal perkuliahan ia merasa tidak nyaman dan sulit

untuk menerima nasi sebagai makanan pokok, selain itu juga Monika juga

memiliki sifat pribadi yang sedikit tertutup jika dibandingkan dengan teman-

taman Afirmasi lainnya. Bahkan di lingkungan sesama mahasiswa Afirmasi

sendiri ia cenderung diam dan jarang terlihat membaur dengan teman-teman

Papua lainnya.

Salama satu semester bahkan sampai sekarang ia masih merasakan culture

shock, culture shock yang dialami Monika berbagai macam, seperti menangis

Page 86: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

69

karena merasa rindu dengan Papua dan keluarga yang berada dikampung halaman,

selain itu ia juga sempat sakit diawal-awal proses perkuliahan disemester satu

selama 3 hari karena merasa sulit untuk menerima lingkungan baru ini.

4.3 Deskripsi Data

Melalui deskripsi data, peneliti apat mengetahui garis besar yang ada

dalalm penelitian ini, pertama, tabel dinamika apa saja yang dialami mahasiswa

ADik Afirmasi ketika berkuliah di Untirta, baik itu hambatan-hambatan ketika

berinteraksi dengan teman di perkuliahan, di lingkungan kampus dan di

lingkungan masyarakat. Kedua tabel Interaksi Sosial yang dilakukan mahasiswa

ADik Afirmasi kepada mahasiswa non-Papua, yang dilakukan mahasiswa ADik

Afirmasi dengan Masyarakat dan begitu juga sebaliknya, ketiga tabel bagaimana

upaya mahasiswa ADik Afirmasi untuk memperkecil efek culture shock yang

dialami selama berkuliah di Untirta dan bagaimana lingkungan Untirta membantu

mahasiswa ADik Afirmasi dalam proses efek tersebut.

4.3.1 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi di lingkungan Untirta

4.3.1.1 Hambatan Monika dalam Berinteraksi dengan lingkungan Untirta

Mahasiswa Afirmasi yang memiliki identitas diri dengan kebudayaan

Papua yang sangat melekat bagi dirinya, akan merasa kaget dengan perbedaan

drastis ketika ia berada dilingkungan baru, yang dimana dalam penelitian ini

lingkungan baru tersebut adalah lingkungan Untirta, yang meliputi Organisasi,

masyarakat dan perkuliahan. adanya perbedaan kebiasaan dan perbedaan budaya

yang menjadi latar belakang mengapa mahasiswa Afirmasi yang datang ke Untirta

Page 87: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

70

perlu melakukan interaksi dan pengenalan terhadap kebudayaan yang berlaku

dilingkungan yang ia anggap baru tersebut. Ketika mahasiswa Afirmasi datang ke

lingkungan Untirta, ia akan merasa berbeda dengan orang-orang disekitar tempat

tinggalnya yang baru, efek lainnya adalah ia akan merasakan culture shock yang

disebabkan oleh adanya kebiasaan yang hilang, kebiasaan tersebut yang disebut

identitas diri yang melekat bagi mahasiswa Afirmasi tersebut.

Perbedaan latar belakang yang terbentuk dari masing-masing budaya yang

dibawa sejak kecil menjadikan proses berinteraksi yang seharusnya sama tetapi

berbeda dalam penilaian akan cara berinteraksi tersebut, kesalahpahaman hampir

tidak dapat dihindari. Hal ini menjadikan informan (mahasiswa Afirmasi)

mempunyai catatan yang berbeda-beda mengenai perjelanan dalam mengikuti

cara berinteraksi pada hambatan berinteraksi pada kehidupan baru di lingkungan

Untirta.

Adanya perbedaan kebiasaan berinteraksi dengan kebiasaan yang dimiliki

Monika membuat dirinya merasa kesulitan pada saat sednag berinteraksi dengan

lingkungan Untirta, yang meliputi lingkungan Organisasi, lingkungan Masyarakat

dan lingkungan perkuliahan. berdasarkan hasil wawancara dengan Monika,

adanya perbedaan ini menyebabkan narasumber Monika merasakan tekanan ,

penilaian lingkungan akan dirinya seperti dianggap tidak berkompeten, dianggap

seram disertai dengan tatapan aneh dan tekanan psikis seperti muncul rasa minder.

Alih-alih mendefenisikan, peneliti merasa hal ini dapat menjadi penyebab

perasaan culture shock yang dialami oleh narasumber Monika semakin mendalam.

Page 88: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

71

Tabel 4.3 Hambatan Berinteraksi

No Hambatan Monika

1 Minder Karena saya malu kakak,

saya pengen bertanya begitu

kakak, tapi saya merasa

malu, takut salah juga

kakak. Saya pernah

bertanya kakak, terus saya

salah ngomong dan

keceplosan pakai bahasa

Papua, terus saya di

ketawain kakak.

Waktu saya menjawab

pertanyaan teman, tapi saya

menjawabnya salah kakak,

terus saya diketawain

dengan teman dikelas saya.

Padahal enggak harus

diketawain, begitu kakak.

Jadi itu yang buat saya

minder.

2 Teman dikelas terlalu sering “Saya sering dapat tugas yang

Page 89: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

72

menganggap mahasiswa Papua kurang

berkompeten

gampang-gampang kak, tidak

seperti teman-teman yang

lain biasanya mereka mencari

datanya di internet, tapi saya selalu

dapat tugas yang gampang, seperti

bikin PPT nya saja, dan saya juga

pernah Cuma disuruh merapikan

penulisan biar rapih saja kak”.

“ Waktu saya presentasi. Waktu

saya menjawab pertanyaan teman,

tapi saya menjawabnya salah

kakak, terus saya diketawain

dengan teman dikelas saya. Padahal

enggak harus diketawain, begitu

kakak”.

3 Penilaian “Seram” dan Menatap

dengan tatapan “aneh”

“Saya sering diliatin kakak, seperti

merasa aneh dengan saya. Padahal

enggak ada yang salah dengan saya

kakak”.

Page 90: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

73

4.3.1.2 Proses Monika dalam Berinteraksi dengan lingkungan Untirta

Tabel 4.4 Proses Berinteraksi

No Proses Monika

1 Minder “Minder juga sampai sekarang saya

sering merasa minder kak, biasanya

saya diam-diam saja kak, dan kalau

mau ngilangin rasa minder saya di

depan kelas, saya biasanya ngobrol

dengan Rani atau Heri yang selalu

duduk disebelah saya untuk

ngilangin rasa minder saya kak.

2 Teman dikelas terlalu sering

menganggap mahasiswa Papua kurang

berkompeten

Saya menawarkan diri saya untuk

mengerjakan tugas kelompok

tersebut kak,tapi saya mengerjakan

tugas tersebut tidak sendiri, pasti

saya ditemenin sama salah satu

anggota kelompok saya kak. biar

tugasnya selesai dengan cepat.

“ saya memberanikan diri saja kak,

karena wajar kalau kita salah toh

ketika sedang presentasi didepan

kelas.

Page 91: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

74

3 Penilaian “Seram” dan Menatap

dengan tatapan “aneh”

Saya menanyakan ke mereka,

kenapa dia menatap saya terus,

apakah ada yang salah dengan saya

atau ada yang aneh dengan saya,

setelah itu saya akan meberitahukan

ia kalau orang Papua itu memang

seperti ini, jadi tidak perlu kaget

sampai menatap seperti itu.

4.3.2 Dinamika Interaksi Monika dalam Berbahasa ketika berinteraksi

dengan lingkungan Untirta

Mahasiswa Afirmasi yang memiliki identitas diri dengan kebudayaan

Papua yang sangat melekat bagi dirinya, akan merasa kaget dengan perbedaan

drastis ketika ia berada dilingkungan baru, yang dimana dalam penelitian ini

lingkungan baru tersebut adalah lingkungan Untirta, yang meliputi Organisasi,

masyarakat dan perkuliahan. adanya perbedaan kebiasaan dan perbedaan budaya

yang menjadi latar belakang mengapa mahasiswa Afirmasi yang datang ke Untirta

perlu melakukan interaksi dan pengenalan terhadap kebudayaan yang berlaku

dilingkungan yang ia anggap baru tersebut. Ketika mahasiswa Afirmasi datang ke

lingkungan Untirta, ia akan merasa berbeda dengan orang-orang disekitar tempat

tinggalnya yang baru, efek lainnya adalah ia akan merasakan culture shock yang

disebabkan oleh adanya kebiasaan yang hilang, kebiasaan tersebut yang disebut

identitas diri yang melekat bagi mahasiswa Afirmasi tersebut.

Page 92: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

75

Perbedaan latar belakang yang terbentuk dari masing-masing budaya yang

dibawa sejak kecil menjadikan proses berkomunikasi yang seharusnya sama tetapi

berbeda dalam penilaian akan cara berinteraksi tersebut, kesalahpahaman hampir

tidak dapat dihindari. Hal ini menjadikan informan(mahasiswa Afirmasi)

mempunyai catatan yang berbeda-beda mengenai perjelanan dalam mengikuti

cara berinteraksi pada hambatan berinteraksi pada kehidupan baru di lingkungan

Untirta.

Adanya perbedaan gaya bahasa dengan kebiasaan yang dimiliki Monika

membuat dirinya merasa kesulitan pada saat sedang berinteraksi dengan

lingkungan Untirta, yang meliputi lingkungan Organisasi, lingkungan Masyarakat

dan lingkungan perkuliahan. berdasarkan hasil wawancara dengan Monika,

adanya perbedaan ini menyebabkan narasumber Monika menilai, bahwa gaya

bahasa yang digunakan dilingkungan Untirta terkesan sombong, selain itu karena

latarbelakang Monika adalah Papua, kecil dan besar di Papua tidak menutup

kemungkinan narasumber Monika sering terbawa logat bahasa Papua ketika

sedang berinteraksi atau sekedar berkomunikasi dengan lingkungan Untirta, dan

karena adanya penolakan akan gaya bahasa dilingkungan Untirta yang dianggap

sombong, sehingga membuat narasumber merasa enggan menggunakan bahasa

gaul. Alih-alih mendefenisikan, peneliti merasa hal ini dapat menjadi penyebab

perasaan culture shock yang dialami oleh narasumber Monika semakin mendalam.

Page 93: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

76

4.3.2.1 Hambatan Monika dalam Berbahasa ketika berinteraksi dengan

lingkungan Untirta

Tabel 4.5 Hambatan Berbahasa

No Hambatan Monika Kabkabangho

1 Gaya bahasa yang digunakan ketika

berinteraksi terkesan sombong.

“Karena menurut saya gaya bahasa

“Lo-Gue” itu terkesan sombong

kak, belum lagi dengan cara

bercanda teman-teman dikelas

kalau lagi mengobrol, kalau saya

dengar itu bercandaanya terkesan

kasar kak, padahal meurut mereka

itu bercandaan saja, tapi di Papua

itu kasar kak dan tidak boleh”.

2 Sering kebawa Logat Papua “Saya pernah bertanya kakak, terus

saya salah ngomong dan

keceplosan pakai bahasa Papua,

terus saya di ketawain kakak”.

“Saya juga pernah keceplosan

menggunakan bahasa Papua waktu

lagi ngobrol, saya pernah ditanya

kak sama teman, “kalau saya

kekampus naik apa“ saya jawab

kalau saya naik “taksi” terus

Page 94: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

77

mereka tanya begitu, diserang

enggak ada taksi, saya langsung

bilang kalau di Papua itu anggkot

sebutannya itu “taksi”.

3 Enggan untuk menggunakan Bahasa

Gaul

“Sering saya tidak mengerti dengan

bahasa gaul tersebut, maka dari itu

saya tidak menggunakannya dalam

berinteraksi.

4.3.2.2 Proses Monika dalam Berbahasa ketika berinteraksi dengan

lingkungan Untirta

Tabel 4.6 Proses Berbahasa

No Proses Monika Kabkabangho

1 Gaya bahasa yang digunakan ketika

berinteraksi terkesan sombong.

“Saya menyesuaikan untuk

mengerti saja kakak, karena kalau

saya ngobrol gitu dengan teman-

teman yang lain saya menggunakan

Bahasa Indonesia yang baku kakak.

2 Terbawa Logat Papua “ Setiap kali saya keceplosan ketika

sedang mengobrol dengan teman-

Page 95: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

78

teman dilingkungan Untirta, saya

biasanya menejelaskan ke mereka

langsung apa arti dari kalimat

tersebut. Sehingga meraka dapat

mengerti apa maksud dari pesan

yang sampaikan itu.

3 Enggan untuk menggunakan Bahasa

Gaul

“Karena tidak mengerti jadi saya

lebih baik untuk tidak

menggunakan tetapi saya mencoba

untuk mengerti saja kak”.

4.3.3 Dinamika Interaksi dalam Budaya, Kebiasaan dan Makanan

Mahasiswa Mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta

Mahasiswa Afirmasi yang memiliki identitas diri dengan kebudayaan

Papua yang sangat melekat bagi dirinya, akan merasa kaget dengan perbedaan

drastis ketika ia berada dilingkungan baru, yang dimana dalam penelitian ini

lingkungan baru tersebut adalah lingkungan Untirta, yang meliputi Organisasi,

masyarakat dan perkuliahan. adanya perbedaan kebiasaan dan perbedaan budaya

yang menjadi latar belakang mengapa mahasiswa Afirmasi yang datang ke Untirta

perlu melakukan interaksi dan pengenalan terhadap kebudayaan yang berlaku

dilingkungan yang ia anggap baru tersebut. Ketika mahasiswa Afirmasi datang ke

Page 96: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

79

lingkungan Untirta, ia akan merasa berbeda dengan orang-orang disekitar tempat

tinggalnya yang baru, efek lainnya adalah ia akan merasakan culture shock yang

disebabkan oleh adanya kebiasaan yang hilang, kebiasaan tersebut yang disebut

identitas diri yang melekat bagi mahasiswa Afirmasi tersebut.

Perbedaan latar belakang yang terbentuk dari masing-masing budaya yang

dibawa sejak kecil menjadikan proses berinteraksi yang seharusnya sama tetapi

berbeda dalam penilaian akan cara berinteraksi tersebut, kesalahpahaman hampir

tidak dapat dihindari. Hal ini menjadikan informan(mahasiswa Afirmasi)

mempunyai catatan yang berbeda-beda mengenai perjalanan dalam mengikuti

cara berinteraksi pada hambatan berinteraksi pada kehidupan baru di lingkungan

Untirta.

Perbedaan yang mendasari budaya, kebiasaan dan makanan, seperti

adanya penilaian yang terbentuk dari dalam diri narasumber Monika yang

beranggapan bahwa teman-teman dilingkungan kelas kurang berattitude dan

bernorma, selain itu dalam kebiasaan berpakaian, diawal perkuliahan Monika

sempat tidak merasa nyaman dengan keharusan untuk berkuliah menggunakan

atribut rok dan kemeja dinas seperti yang diwajibkan jurusannya kepada setiap

mahasiswa jurusan PKn, dan begitu juga dengan makanan pokok, Monika tidak

terbiasa menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Monika, adanya perbedaan ini menyebabkan narasumber Monika

merasakan tekanan. Alih-alih mendefenisikan, peneliti merasa hal ini dapat

menjadi penyebab perasaan culture shock yang dialami oleh narasumber Monika

semakin mendalam.

Page 97: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

80

4.3.3.1 Hambatan Interaksi dalam Kebiasaan, Budaya, dan Makanan

Mahasiswa Mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta

Tabel 4.7 Hambatan Kebiasaan, Budaya dan Makanan

No Hambatan Monika Kabkabangho

1 Makanan Pokok “Makanannya juga beda kakak, kalau

di Papua kan ada makan pokoknya.

Salah satunya sagu kakak, di daerah

saya litu enggak kenal nasi kak,

cuma papeda, ubi dan jagung kakak”.

2 Berpakaian “saya di Papua itu tidak terbiasa

dengan rok atau celana bahan begitu.

Biasanya kita pakai celana pendek

atau jeans saja kakak”.

3 Anggapan Mahasiswa di lingkungan

kelas kurang berattitude dan

bernorma

“Mereka itu sering sekali ribut-ribut

begitu kak. kalau ada kelompok lain

yang sedang presentasi, ada temen

lain yang ribut atau mengobrol kak,

itu saya tidak suka kak, pernah saya

tegur, tapi mereka tetap berisik.

Sama lingkungan kelas yang kotor

kak. karena itu saya merasa sedikit

sulit untuk mentolerir itu kak,

Page 98: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

81

makanya saya lebih milih jaga

jarak”.

“ sering juga teman-teman saya

dikelas ribut selama perkuliahan.

saya pernah tegur, tapi mereka tetap

saja berisik kak, tidak menghargai

teman yang sedang presentasi

didepan.”

“Kalau untuk kebersihan kah kak?

kalau untuk kebersihannya kelas

Monik itu tidak bersih kak. banyak

teman-teman saya yang kalau jajan

itu buang sampahnya di dalam kelas

sembarangan kak”.

4.3.3.2 Proses Interaksi dalam Kebiasaan, Budaya, dan Makanan Mahasiswa

Mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta

Tabel 4.8 Proses Kebiasaan, Budaya dan Makanan

No Proses Monika Kabkabangho

1 Makanan Pokok “Makanya selama 6 bulan itu kadang

saya lebih sering makan lauk saja

kakak, tapi untuk sekarang saya

Page 99: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

82

sudah terbiasa untuk makan nasi kak.

karena mau gak mau harus

dipaksakan kak.

2 Berpakaian “karena itu keharusan untuk jurusan

saya pakai rok, jadi saya mau tidak

mau harus mengikuti dan saya makin

terbiasa dengan itu kak sekarang”.

3 Attitude dan Norma “Paling saya menegur saja, karena

saya sudah pernah menegur mereka.

Jadi untuk sekarang saya sudah biasa

saja kak, enggak memperdulikan itu.

Saya fokus saja dengan kuliah. Tapi

kalau berisik ketika sedang

presentasi pasti saya menegur

mereka

“seperti tadi kak, saya menegur

mereka. Kalau tidak saya bilang ke

Rani atau Heri untuk bilangkan ke

mereka untuk diam”.

“Paling saya nasehati saja kak, kalau

enggak didengar juga paling saya

biarkan saja kak, sudah terbiasa juga

Page 100: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

83

saya enggak didengar kalau lagi

nasehatin teman saya tersebut.

4.4 Analisis Data

Dalam penelitian penulis akan menjabarkan penelitian dari hasil

wawancara dan observasi dengan informan sesuai dengan identifikasi masalah

penelitian, berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan data bahwa proses

Dinamika Interaksi yang dialami mahasiswa Afirmasi dalam memperkecil efek

Culture shock di Untirta.

4.4.1 Dinamika Interaksi Sosial Mahasiswa Afirmasi di dilingkungan

Untirta

Perbedaan latar belakang yang terbentuk dari masing-masing budaya yang

dibawa sejak kecil oleh mahasiswa Afirmasi sangan sulit untuk dilepaskan agar

mampu beradaptasi dengan lingkungan Untirta, sehingga dengan adanya

perbedaan-perbedaan tersebut terbentuklah Dinamika pada saat dua orang indiviu

saling berinteraksi dan menjalin komunikasi yang baik dengan tujuan untuk

diterima dengan lingkungan baru tersebut.

4.4.1.1 Dinamika Berinteraksi Mahasiswa Papua dalam menghadapi Culture

Shock di lingkungan Untirta

Perbedaan latar belakang yang membentuk dari masing-masing budaya

yang berbeda yang menjadi identitas diri menjadikan rangsangan komunikasi

dalam menilai satu sama lain. dalam sosiologi dikenal komunikasi memberi

Page 101: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

84

dampak untuk memaknai apa yang dilakukan seseorang berdasarkan tahapan

informasi, sikap, prilaku orang lain yang berbentuk ilmu pengetahuan,

pembicaraan, gerak-gerik ataupun sikap, prilaku tersebut berdasarkan pada

pengalaman yang pernah dialami (Bungin, 2006:57). Hal ini mendasari peneiliti

memebagikan sub bab ini untuk menjelaskan hasil penelitian tentang dinamika

interaksi sosial mahasiwa Afirmasi dalam mghadapi culture shock di Untirta.

1. Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi Rasa

Minder Di Untirta

Rasa Minder yang dialami Mahasiswa Afirmasi muncul karena adanya

perbedaan latarbelakang budaya, pendidikan, budaya, warna kulit atau ras dan

banyak hal lainnya, sehingga membuat mahasiswa Afirmasi yang berkuliah di

Untirta merasakan itimidasi karena merasa berbeda dengan yang teman-teman

yang lainnya. Hal ini menjadi salah satuj penyebab munculnya culture shock,

informan Monika merasa adanya perbedaan yang mendasari dirinya dengan

lingkungan barunya, yang disebut sebagai Reintegrasi yang dimana hal ini

muncul karena adanya penolakan akan datangnya budaya baru dalam dari

lingkungan yang lebih dominan. Dalam hal ini informan Monika mempunyai rasa

minder yang muncul dari pengalaman ketika pernah menjawab pertanyaan teman

keyika sedang presentasi didepan kelas “Waktu saya menjawab pertanyaan

teman, tapi saya menjawabnya salah kakak, terus saya diketawain dengan teman

dikelas saya. Padahal enggak harus diketawain, begitu kakak. Jadi itu yang buat

saya minder”.

Page 102: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

85

Selain karena itu Monika merasa minder karena pernah keceplosan

menggunakan bahasa Papua ketika sedang bertanya,

“Karena saya malu kakak, saya pengen bertanya begitu kakak, tapi saya merasa

malu, takut salah juga kakak. Saya pernah bertanya kakak, terus saya salah

ngomong dan keceplosan pakai bahasa Papua, terus saya di ketawain kakak.

Diawal perkuliahan Monika sempat merasa malu karena kejadian tersebut,

sehingga membuat dirinya merasa minder ketika ingin bertanya didalam kelas.

Walaupun awalnya Monika merasa minder semakin kesini Monika merasa

mampu mengatasi rasa minder tersebut. Karena Monika memiliki 2 orang teman

yang selalu membantu Monika,

“Minder juga sampai sekarang saya sering merasa minder kak, biasanya saya

diam-diam saja kak, dan kalau mau ngilangin rasa minder saya didepan kelas,

saya biasanya ngobrol dengan Rani atau Heri yang selalu duduk disebelah saya

untuk ngilangin rasa minder saya kak”

Berbeda dengan narasumber lainnya yang sama-sama berlatar belakang

sebagai mahasiswa Afirmasi diangkatan 2017, yaitu informan Judith. Informan

Judith tidak merasa minder dengan adanya perbedaan budaya dan kebiasaan yang

ada dilingkungan Untirta, Judith melakukan pendekatan dengan cara tidak

menunjukan rasa minder dan cenderung membaur dengan teman-teman yang ada

dilingkungan Untirta.

Berbeda dengan informan April, yang tidak lain juga mahasiswa Afirmasi

angkatan 2017. Ia mengatakan rasa “minder juga sempat muncul diawal-awal

proses perkuliahan”, tapi ia tidak berlarut-larut untuk menutup diri. Informan

Page 103: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

86

April menerima masukan dan saran dari teman-teman yang ada dilingkungan

kelasnya. Dengan proses keterbukaan tersebut informan April mampu mengatasi

ras minder yang muncul karena ia merasa dirinya beda dengan lingkungan

Untirta.

Kesulitan yang dialami narasumber Monika untuk mengatasi rasa minder

tersebut dibenarkan oleh teman-teman dilingkungan perkuliahannya, yaitu Heri

yang membenarkan kejadian tersebut,

“Monika itu lebih sering diam bang, kalau tidak kita yang memulai Monika bakal

lebih sering diam saja”. Begitu juga dengan teman dilingkungan organisasi

Monika, yang bernama Lam-lam, yang membenarkan bahwa “Monika lebih

sering diam karena merasa malu”, bahkan ketika ditanyapun pada saat berdiskusi

Monika lebih sering diam dan menunduk tak jarang Monika juga sambil senyum-

senyum sendiri ketika ditanya pada saat berdiskusi. Berbeda dengan lingkungan

Berto salah satu senior di Organisasi GMKI yang diikuti Monika, ia sering

menasehati Monika untuk tidak minder ketika dalam proses perkuliahan,

Jika dikaitkan dalam teori Komunikasi, pada prilaku ini Monika

menggunakan komunikasi Ekspresif, yang dimana Komunikasi ini berfungsi

untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang kita rasakan, perasaan tersebut

terutama dikomunikasikan secara nonverbal, seperti: perasaan sayang, peduli,

rindu, simpati, gembira, sedih, takut, perhatian, marah, dan benci yang bisa

disampaikan secara lebih ekspresif. Jika di aplikasikan dalam teori interaksi

sosial, Monika tidak menggunakan teori interaksi sosial, tetapi lebih

menggunakan fungsi komunikasi untuk mendeskripsikan apa yang sedang ia

Page 104: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

87

rasakan. Dalam hal ini Monika merasa dengan diam adalah salah cara yang ampuh

dilakukanya untuk memperkecil rasa minder yang dialaminya.

Dalam beradaptasinya, Monika menggunakan tahapan disvergensi yang

dimana sengaja tetap mempertahankan kebiasaan minder tersebut dengan cara

yang berbeda yaitu lebih memilih untuk diam saja, dan hal ini dianggap berhasil

oleh informan Monika, berbeda jika dilihat dalam tahapan interaksi Sosial,

Monika tidak melakukan 5 faktor yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin, yang

dimana terdiri atas: identifikasi, sugesti, imitasi, simpati dan empati. Tetapi pada

tahapan proses Monika mencoba melakukan disasosiatif yang dimana rasa

percaya diri ini muncul akibat ketidak sesuaian yang terjadi atas penilaian

individu terhadap dirinya, tanpa mencederai interaksi sosial yang seharusnya

dilakukan Monika pada lingkungan kuliah, ataupun dilingkungan Organisasi.

2. Dinamika Interkasi Orang Papua tidak berkompeten (Sugesti dan

Asosiatif)

Latar belakang individu menjadi aspek yang berpengaruh dalam menilai

kelayakan individu tersebut, dalam temuan dilapangan beberapa teman Monika

menjaga jarak dengan Monika karena merasa Monika kurang berkompeten

sehingga memunculkan “gap” antara mereka dengan Monika, hal ini dirasakan

Monika pada saat pembagian tugas kelompok dalam mata kuliah tertentu, Monika

merasa bahwa dirinya selalu mendapat bagian pengerjaan tugas yang gampang-

gampang saja, padahal Monika merasa kalau dirinya juga bisa mengerjakan tugas

lain,

Page 105: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

88

“Saya sering dapat tugas yang gampang-gampang kak, tidak seperti teman-teman

yang lain biasanya mereka mencari datanya di internet, tapi saya selalu dapat

tugas yang gampang, seperti bikin PPT nya saja, dan saya juga pernah cuma

disuruh merapikan penulisan biar rapih saja kak”

Monika merasa dirinya terlalu disepelekan dalam pembagian tugas, hal ini

yang membuat Monika merasa dirinya di streotipekan oleh lingkungan kelasnya.

Berbeda dengan narasumber Yudith yang sejak diawal perkuliahan tidak merasa

disepelekan, hal yang dilakukan oleh narasumber Judith dengan cara menonjolkan

diri didalam kelas, narasumber Judith merasa hal ini sangat berpengaruhh untuk

membentuk penilaian bahwa tidak semua orang Papua itu tertinggal dari segi

pendidikan, begitu juga dengan narasumber April, yang sempat merasa

disepelekan oelh lingkungan perkuliahan, narasumber April tidak ambil pusing

dengan penilaian terhadap dirinya itu, narasumber April merasa wajar jika ada

penilaian tersebut akan dirinya, tetapi ia berupaya untuk menunjukan diri dengan

cara sering bertanya selama proses perkuliahan berlanjut. Hal ini ditunjukan

dengan nilai IPK yang ia dapat selama perkuliahan berjalan yaitu, diatas 3.

Berdasarkan informan pendukung yaitu Heri teman satu kelas Monika

yang merasa benar latarbelakang pendidikan Monika menjadi faktor kenapa

Monika selalu mendapatkan bagian tugas yang mudah ketika sedang mengerjakan

tugas kelompok,

“kadang Monika juga bertanya-tanya apa maksud yang diucapkan oleh dosen

tersebut, karena kan bang menurut gua, Monik itu sebenernya masih belum siap

bang di jenjang perkuliahan, karena kan pendidikan dia Papua sendiri masih

Page 106: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

89

relatif rendah, mungkin sebenernya mereka belum siap, kerena Monik sendiri

mengeja saja masih belum lancar, dia sering dibilang dosen mesti banyak baca

buku, karena marasa Monik itu udah mahasiswa tapi masih sulit dan belum

lancar mengeja, itu dia alasan kenapa gua bilang Monika itu belum siap masuk

kedunia perkuliahan bang”

Berbeda dengan lingkungan Organisasi yang selalu memberi nasihat

kepada Monika untuk lebih menunjukan bahwa dirinya itu tidak seperti apa yang

dinilai oleh lingkunagan kuliahnya, salah satu narasumber pendukung yaitu Berto,

ia sering menasehati Monika untuk lebih berani menunjukan bahwa dirinya tidak

seperti penilaian beberapa temannya. Selain karena adanya sugesti dari

lingkungan organisasi tersebut, Monika memiliki motivasi lain kenapa dirinya

harus menunjukan diri bahwa dirinya tidak seperti penilaian beberapa temanya

dikelas, Monika juga mendapatkan sugesti dari Orangtua bahwa ia harus bisa

menjadi lebih baik daripada Orangtuanya yang ada dikampung,

“Bapaku sering nasehatin saya bahwa saya itu bisa bersaing dengan teman-

teman yang lain, dan karena saya berkuliah di pulau jawa toh, jadi Papa saya

selalu memotivasi saya untuk jadi lebih baik daripada dia”

Jika dikaitkan dalam teori interaksi sosial lingkungan Monika memberikan

sugesti kepada Monika yang dimana sugesti tersebut berupa dorongan bagi

dirinya untuk jadi lebih baik dan menunjukan kepada teman-temannya bahwa

dirinya sama seperti teman-teman yang lainnya. Oleh sebab itu Monika

mengupayakan dirinya untuk menawarkan dirinya ketika sedang berkumpul

bersama teman kelompoknya,

Page 107: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

90

“Saya menawarkan diri saya untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut kak,tapi

saya mengerjakan tugas tersbeut tidak sendiri, pasti saya ditemenin sama salah

satu anggota kelompok saya kak. biar tugasnya selesai dengan cepat”.

Jika dikaitkan dalam tujuan komunikasi, interaksi sosial yang dilakukan

lingkungan Organisasi, lingkungan kuliah dalam bentuk sugesti kepada Monika

mampu menghasilkan suatu perubahan sosial dan perubahan sikap. Yang dimana

pada tahapan ini Monika yang dianggap sebagai orang yang kurang berkompeten

mulai berani untuk merubah penilaian oranglain yang menilai dirinya sebagai

individu yang kurang berkompeten. Perubahan sosial dan sikap tersbeut

didapatkan dari sugesti yang diberikan tersebut.dari perubahan sosial dan

perubahan sikap tersebut menghasilkan adanya perubahan pendapat yang tidak

lagi menilai Monika sebagai salah satu mahasiswa Afirmasi yang kurang

berkopeten lagi, dalam tahapan ini selain cara adaptasi yang digunakan informan

Monika adalah dengan cara konvergensi, dimana Monika meleburkan penilaian

bahwa dirinya dianggap tidak berkompeten jika dibandingkan dengan teman-

teman yang lainnya.

3. Dinamika Interkasi Penilaian Mahasiswa Papua dengan Pandangan

“Aneh” dan “Seram”.

Menurut Trancy Novinger, tahap ini merupakan proses internal yang mana

kita memilih, mengevaluasi, dan mengorganisasikan stimuli dari luar (Novinger,

2001:27). Atau singkatnya disebut perpsepsi, yang adalah proses bagaimana kita

menilai sesuatu dari sudut pandang kita yang dimana dalam penelitian ini persepsi

mahasiswa Afirmasi terhadap lingkungan Untirta, baik perkuliahan, di Organisasi

Page 108: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

91

dan di lingkungan masyarakat yang ada di Untirta ataupun sebaliknya. Karena

adanya perbedaan tersebut tidak dapat dihindari akan terjadinya kesalahpahaman

antara mahasiswa Afirmasi terhadap lingkungan Untirta atau sebaliknya.

Hal ini sangat berkaitan dengan persepsi yang dimana bahwa teman-teman

dari Papua itu terkesan beda dengan mayoritas mahasiswa Untirta pada umunya,

dengan tampilan fisik yang berbeda, cara berbicara, dan latar belakang lainnya.

Apalagi Untirta baru 2 tahun menerima mahasiswa melalui jalur Afirmasi, dengan

itu memunculkan rasa kaget dari mahasiswa Mayoritas yang berkuliah di Untira,

hal ini ditemukan pada saat observasi dilapangan ketika awal perkuliahan bahkan

sampai beberapa bulan ketika proses kuliah berjalan,

“Saya sering diliatin kakak, seperti merasa aneh dengan saya. Padahal enggak

ada yang salah dengan saya kakak”.

Padahal Monika merasa dirinya tidak melakukan hal yang salah atau bahkan

dengan cara berpakaianpun juga tidak ada yang salah, dengan adanya perlakuan

seperti itu membuat Monika merasa semakin risi dan canggung untuk beraktivitas

dilingkungan perkuliahannya.

Selain respon tatapan aneh, Monika juga merasa bahwa ada penilaian

bahwa dirinya terlihat seram, hal dibenerakan oleh salah satu lingkungan kuliah

Monika, Diawal perkuliahan mereka sempat takut bahkan segan untuk menegur

Monika, canggung bagi mereka untuk berinisiatif untuk sekedar memulai

pembicaraan karena prilaku yang ditunjukan Monika, begitu juga Monika yang

lebih memilih diam karena merasa tidak nyaman dengan prilaku yang ditunjukan

oleh lingkungan perkuliahan. Rani yang menjadi salah satu narasumber

Page 109: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

92

pendukung juga mengalami hal yang sama, sempat merasa sungkan dan takut

ketika pertama kali bertemu dengan Monika,

“Saya itu sedikit takut kak. tapi saya coba ngilangin rasa takut itu aja kak.

biasanya saya pura-pura enjoy aja si kak. walaupun diawal-awal takut karena

serem kak”.

Diawal perkuliahan narasumber Judith sempat merasa dirinya sempat

ditatap dengan tatapan “aneh” tidak ada penilai seram akan dirinya ditunjukan

lingkungan Untirta terhadapnya. Begitu juga dengan narasumber April yang

merasa diawal perkuliahan hanya sering mendapatkan tatapan “aneh” terhadap

dirinya, penilaian seram tidak mereka alami karena narasumber Judith dan April

mengikuti turunan ibunya. Hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi setiap anak

Papua terkhususnya bagi kaum hawa. Dimana mereka berhak memilih untuk

mengikuti kebiasaan dari Ayah atau Ibu. Narasumber Judith dan April sejak

awalnya sudah memilih untuk mengikuti kebiasaan ibunya, dan hal ini dibuktikan

dengan gaya rambut mereka yang diurai panjang. Berbeda dengan narasumber

Monika yang sejak awal sudah memilih untuk mengikuti kebiasaan Bapanya,

yaitu memiliki gaya rambut yang pendek dan di kepang. Hal ini menjadi alasan

mengapa narasumber Monika sering merasa ditatap dengan tatapan aneh dan

dipandang aneh.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan lingkungan untirta yang

teridir dari; lingkungan Masyarakat (tempat tinggal), perkuliahan (kampus

Ciwaru), dan dilingkungan Organisasi (GMKI). Adanya kendala persepsi yang

mengatakan bahwa anak Papua itu seram-seram, hal ini diperkuat dengan

Page 110: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

93

terlibatnya teman-teman dilingkugan Untirta yang dijadikan sebagai narasumber

pendukung, Rani, sebagai salah satu narasumber dilingkungan perkuliah, diawal

perkuliahan sempat merasa takut dan seram melihat Monika,

Lamlam salah satu teman Monika dilingkungan Organisasi diawal

pertemuan dengan Monika sempat merasa tidak nyaman dengan kehadiran

Monika, Lamlam melihat dari cara berprilaku, yang dimana Monika sering diam,

dan sering sekali senyum malu-malu ketika sedang berdiskusi.

“dia enggak tau jawaban nih bang, dia langsung miring ke kita gitu bang

badannya, terus sambil senyum-senyum. Atau enggak dia noel-noel temen

sebelahnya bang biar dia buat minta bantuan jawaban bang. kadang juga

senyum-senyum bang biasanya, selain itu juga gaya rambutnya bang juga sedikit

berbeda dari cewek pada umumnya, jadi muncul kesan rada serem dan aneh

waktu awal melihatnya”.

Tidak hanya tatapan aneh, diawal pertemuan dengan Organisasi GMKI

Monika sempat dianggap seram oleh lingkungan kuliah dan Organisinya, salah

satunya adalah Berto yang sempat merasa serem kalau melihat Monika,

“ diawal-awal memang gak bisa dipungkiri ya bang, kalau untuk Monika memang

bener-bener serem bang. soalnya diawal dia dateng itu, rambutnya pendek banget

bang hampir botak, terus bang maaf-maaf ini ya bang bang kalau orang Papua

itu punya aroma khas gitu bang, ya ya awalnya striotipe nya serem dan galak”.

Karena adanya rasa tidak nyaman tersebut, diawal perkuliahan Monika

sering menjelaskan kepada teman-teman dikelasnya bahwa tidak ada yang aneh

dari dirinya, jadi anggap ia biasa saja sama seperti yang lainnya. Pernah sekali ada

Page 111: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

94

salah satu Mahasiswa ciwaru yang kebetulan berada satu anggkot dengan Monika,

yang selalu melihat Monika dengan tatapan seperti “kaget bercampur aneh”,

Monika menanyakan kepada orang tersebut “kenapa menatap saya seperti itu?,

apakah ada yang salah dengan saya?” Pada tahapan menghadapi culture shock,

Monika melakukan fase readjusment atau fase pengambilan keputusan atau

persepsi yang muncul dikalangan mahasiswa Untirta bahwa persepsi tersebut

tidak benar, dan harusnya menganggap dirinya sebagai mahasiswa lainnya saja,

tidak perlu kaget akan kehadiran mahasiswa Afirmasi di lingkungan Untirta.

Setelah menanyakan itu dengan nada yang pelan, akhirnya orang tersebut

tidak menatap dan malah bertanya kembali ke Monika dan menanyakan daerah

asalnya dari mana, hal ini sengaja dilakukan Monika untuk membantu dirinya

agar betah dengan lingkungan baru tersebut, dengan mengklarifikasikan hal

tersebut sehingga membuat lingkungan Untirta akan menganggap dirinya sebagai

mahasiswa Untirta lainnya. Dalam tahapan ini Monika melakukan tahapan

Asosiatif yang dimana bertujuan untuk membangun penilaian yang sama akan

dirinya dengan mahasiswa Untirta lainnya.

Proses interaksi yang dilakukan Monika, sebagaimana yang dijelaskan,

dimaksudkan untuk menghapus persepsi bahwa mahasiswa Papua itu tidak seperti

apa yang selama ini dipersepsikan kalau mereka itu seram. Pada tahapan ini

Monika melakukan proses Asosiatif yang dimana didalam proses Asosiatif

tersebut terdapat unsur Akomodasi, yang dimana Akomodasi tersebut bertujuan

untuk menyelesaikan pertentangan yang muncul dari kedua belah pihak.

Page 112: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

95

Mahasiswa Papua dan lingkungan Untirta saling mengubah persepsi, seperti

Lamlam yang mulai terbiasa dan merubah persepsinya bahwa Monika itu seram

“makin kenal mereka itu ternyata baik bang, mereka lebih lembut bang kalau ke

kita bang”.

begitu juga dengan Rani salah satu teman kelas Monika yang menjadi narasumber

pendukung yang mengubah persepsinya awal yang takut kepada Monika,

“Mereka cenderung lembut kak ternyata, ngomongnya enggak perna teriak,

selalu pakai “aku-kamu” jadi lebih lembut aja kak”.

Dalam mengahadapi permasalahan ini Monika menggunakan tahapan

identifikasi yang dimana dorongan ini muncul dari dalam dirinya sendiri, hal ini

bertujuan untuk mengubah penilaian bahwa dirinya itu tidak seram dan tidak perlu

menganggpa dirinya aneh. Pada tahapan menghadapi culture shock Monika

melakukan fase readjusment atau fase pengabilan keputusan atas persepsi yang

muncul di lingkungan Untirta, dengan berusaha menunjukan bahwa dirinya tidak

seram dan tidak perlu marasa kaget dengan bentuk respon tatapan aneh ketika

bertemu dengan Monika.

Jika dikaitkan ke dalam tujuan dari komunikasi, yang dimana proses

interaksi sosial yang dilakukan Monika terhadap lingungan ataupun sebaliknya

berhasil merubah sikap, pendapat dan prilaku. Adanya perubahan sikap seperti,

Penilaian yang menganggap bahwa Monika itu seram tidak lagi berlaku untuk

dilingkungan perkuliahan Monika, karena adanya proses interaksi yang dilakukan

Monika. Begitu juga dengan perubahan sikap, perubahan sikap ini dirasakan

Monika dari lingkungan kuliah, yang awalnya Monika merasa dirinya sering

Page 113: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

96

ditatap dengan pandangan yang aneh dan juga dinilai serem oleh lingkungan

menjadi berubah, dan tidak lagi menganggap penilaian itu bener sepenuhnya.

Selain itu cara adaptasi yang digunakan informan Monika untuk beradaptasi

adalah dengan cara konvergensi yang dimana sengaja meleburkan penilaian

bahwa dirinya yang berlatar belakang Papua identik dengan seram dan tidak perlu

merasa kaget karena kehadiran mahasiswa Papua di lingkungan untirta dengan

cara meleburkan penilaian ini lingkungan Untirta menjadi menganggap bahwa

informan Monika itu seperti mahasiswa Untirta pada umunya.

4.4.1.2 Dinamika Interaksi Monika dalam Berbahasa ketika berinteraksi

dengan lingkungan Untirta

Bahasa menjadi salah satu dinamika dalam interaksi mahasiswa Afirmasi

di Untirta, karena apabila pengirim pesan dan penerima pesan menggunakan

bahasa yang berbeda atau pengamatan yang berbeda akan untuk memaknai kata-

kata tersebut, akan sulit untuk dimengerti oleh penerima pesan untuk merespon

balik pesan tersebut.

Perbedaan bahasa yang dibentuk dari masing-masing latar belakang

budaya yang berbeda tersebut menjadi tantangan bagi mahasiswa Afirmasi agar

dapat menjalin komunikasi yang baik dan selain itu juga komunikasi memiliki

dampak yang sangat besar ketika ingin membangun interaksi yang baik dengan

lingkungan baru. permasalaha yang sering dialami oleh mahasiswa Afirmasi

adalah kesapahaman dalam menilai gaya bahasa yang berlaku dilingkungan

Untirta sehingga menghasilkan penolakan pada dirinya sehingga semakin

menutup diri dengan keadaan dan kebiasaan yang berlkau dilingkungan Untirta ini

Page 114: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

97

Bagian pembahasan ini akan menjelaskan bagaimana dinamika interaksi

yang dilalkukan mahasiswa Afirmasi Untirta dalam menghadapi hambatan bahasa

langsung (verbal) yaitu masih adanya penilaian bahwa bahasa sehari-hari yang

digunakan dilingkungan Untirta terkesan sombong, logat Papaua yang masih

terbawa ketika sednag berinterkasi dengan teman-teman di Untirta dan juga

penerimaan akan bahasa gaul yang dianggap baru bagi mahasiswa Afirmasi di

Untirta.

1. Dinamika Interkasi Gaya Bahasa yang digunakan Mahasiswa Untirta

terkesan sombong (Akomodasi, Sugesti dan Asosiatif)

Dalam berinteraksi bahasa adalah salah satu hal yang sering digunakan

ketika sedang mengobrol dengan oranglain, fungsi bahasa yang mendasar adalah

untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa. Setiap orang punya

nama untuk identifikasi sosial, kita baru sadar bahasa itu penting ketika kita

menemui jalan buntu dalam menggunakan bahasa, misalnya ketika kita kita

berupaya berkomunikasi dengan orang-orang yang sama sekali tidak memahami

bahasa kita yang membuat kita frustasi, karena kita sulit untuk menerjemahkan

suatu kata, frase atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain

(Mulyana,2007:266).

Hal ini menjadi salah satuj penyebab munculnya culture shock, informan

Monika merasa adanya perbedaan yang mendasari dirinya dengan lingkungan

barunya, yang disebut sebagai Reintegrasi yang dimanahal ini muncul karena

adanya penolakan akan datangnya budaya baru dalam dari lingkungan yang lebih

Page 115: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

98

dominan, bentuk penolakan yang dialami informan Monika yang menilai bahwa

gaya bahasa yang digunakan terkesan sombong.

Dalam berbahasa memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menerima dan

merespon pesan apa yang disampaikan, adanya tiga apsek encoding, penyampaian

dan decoding, yang melibatkan komunikan dan komunikator, komunikasi akan

berjalan baik apabila tujuan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik

dan menghasilkan respon yang sesuai dengan tujuan dari pesan tersebut. Dalam

aspek ini bahasa memilik peran yang snagat penting.

Apabila komunikator menggunakan bahasa inggris, sementara

komunikannya tidak mengerti bahasa inggris tersebut, maka tujuan pesan yang

ingin disampaikan oleh komunikator tersbut tidak berjalan dengan baik, begitu

juga yang dialami oleh Monika ketika berada dilingkungan Untirta, Monika yang

terbiasa menggunakan dialek, bahasa Papua (bahasa Indonesia baku) akan sulit

berkomunikasi dengan mayoritas orang yang berada dilingkungan Untirta,

contohnya gaya bahasa yang digunakan dilingkungan Untirta menggunakan gaya

bahasa “gue-lu” berbanding terbalik dengan di Papua yang biasanya

menggunakan “aku-kamu” atau “sa-ko”. Begitu juga dengan dialeknya yang

dimana dialek yang digunakan di lingkungan Untirta sudah mengalami beberapa

modifikasi dari unsur-unsur luar seperti logat daerah Serang, logat daerah Bekasi,

Tangerang dan Jakarta.

Hal ini yang membuat Monika merasa frustasi sehingga memunculkan

efek culture shock, pada saat melakukan pendaftaran Ulang sebagai mahasiswa

baru, Monika sering melakukan interaksi dengan senior-seniornya untuk lebih

Page 116: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

99

mengetahui apa-apa saja kegiatan yang akan mereka ikuti selama menjadi

mahasiswa baru, selama proses itu Monika sering diajak ngobrol dengan

menggunakan gaya bahasa “slang” yang membuat Monika sulit untuk mengerti

apa yang disampaikan oleh senior tersebut. Hal ini dilatar belakangi oleh penilaian

Monika, yang menilai bahwa gaya bahasa yang digunakan dilingkungan Untirta

terkesan sombong sehingga ia enggan untuk menggunakan gaya bahasa tersebut

dan lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia baku

“Karena menurut saya gaya bahasa “Lo-Gue” itu terkesan sombong kak, belum

lagi dengan cara bercanda teman-teman dikelas kalau lagi mengobrol, kalau

saya dengar itu bercandaanya terkesan kasar kak, padahal meurut mereka itu

bercandaan saja, tapi di Papua itu kasar kak dan tidak boleh”.

Berbeda dengan narasumber Judith dan April yang sebelumnya sudah

mengikuti Program Afirmasi sejak SMA, informan Juidth dan April yang

sebelumnya bersekolah di Kediri dan di Jogjakarta merasa penggunaan gaya

bahasa “Gue-lu” itu biasa saja, mereka banyak menemui teman-teman mereka

selama bersekolah disana menggunakan gaya bahasa tersebut. Jadi tidak merasa

kaget akan kebiasaan tersebut dan pada saat proses wawancara berlangsung

beberapa kali kedua narasumber ini menggunakan gaya bahasa “Gue-lu” ketika

sedang diwawancarai, hal ini menunjukan bahwa tidak ada penilaian bahwa gaya

bahasa yang biasa digunakan di Untirta terkesan sombong, karena kedua

narasumber ini acap kali menggunakan gaya bahasa tersebut. Berbeda dengan

Monika yang sebelumnya tidak mengikuti Afirmasi SMA, Monika yang terbiasa

Page 117: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

100

dengan kebudayaan Papua tersebut akan cenderung enggan menggunakan gaya

bahasa tersebut.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu teman kuliah Monika yaitu Rani, yang

beranggapan bahwa,

“Monika sangat enggan bahkan sulit untuk menggunakan atau mengartikan gaya

bahasa yang kita gunakan, oleh sebab itu saya menjelaskan ke Monika bahwa

sebenarnya gaya bahasa tersebut tidak kasar dan juga tidak sombong”.

Tidak hanya Rani yang melakukan hal tersebut. Heri yang menjadi

narasumber pendukung juga melakukan hal yang sama dalam membantu Monika

untuk lebih terbuka dengan gaya bahasa “slang” tersebut,

“mereka biasanya pakai “aku-kamu”, jadi gua nyoba untuk ngikutin mereka

bang, ke Monik juga gua make “aku-kamu”. Gua dan temen-temen gua dikelas

enggak pernah ngobrol ke mereka pake “gua-lu” bang karna kita udah nyoba

jelasin ke mereka, tapi mereka tetap enggak mau gunain “gua-lu” bang karena

katanya itu kalimatnya sombong”.

Selain itu Organisasi juga melakukan hal yang sama, berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu teman Organisasi GMKI Monika yang bernama

Berto,

“mereka masih mempertahankan penilaian bahwa bahasa gaul itu tekesan

sombong bang, tapi gua tetap ngejelasin ke mereka kalau sebenernya gaya

bahasa tersebut tidak sombong. Jadi mereka tidak perlu membentengi diri karena

adanya penilaian bahwa gaya bahasa tersebut terkesan sombong”.

Page 118: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

101

Dengan adanya penjelasan yang dilakukan oleh lingkungan sekitar

tersebut Monika menjadi lebih membuka diri dan tidak menganggap bahwa gaya

bahasa yang biasa digunakan di lingkungan Untirta itu adalah gaya bahasa yang

sombong, Monika tetap menerima hal tersebut walaupun Monika tidak pernah

menggunakan gaya bahasa tersebut. Hal ini dikaitkan dengan teori Interaksi sosial

yang dimana salah satu faktornya adalah sugesti, adanya sugesti yang diberikan

teman-teman lingkungan Untirta terhadap Monika bahwa gaya bahasa tersebut

tidak bermakna sombong, sehingga Monika tidak perlu membentengi diri akan

gaya bahasa tersebut.

Lingkungan Untirta menurunkan egonya untuk menggunakan gaya bahasa

Indonesia baku ketika mengobrol dengan Monika, hal ini jika dikaitkan dengan

proses Asosiatif, yang dimana bertujuan untuk bekerja sama untuk memahamkan

pemikiran ketika sedang berinteraksi sosial agar tercapai tujuan yang diinginkan

oleh satu sama lain. Selain tahap Asosiatif dalam interaksi sosial kedua belah

pihak yaitu Monika dan teman lingkungan kuliah, Organisasi dan tempat tinggal

juga menggunakan acomodation yang dimana semua pihak yang berasal dari

latarbelakang yang sama menyepakati untuk menggunakan bahasa Indonesia baku

ketika sedang berinteraksi satu sama lain, dengan menggunakan proses Asosiatif.

dan dengan cara beradaptasi, narasumber Judith dan April menggunakan cara

beradaptasi konvergensi untuk tidak menilai dan mempersepsikan bahwa gaya

bahasa sehari-hari yang digunakan dilingkungan Untirta itu tidak sombong.

Jika dikaitkan dalam komunikasi, hal ini berhasil dalam merubah pendapat

Monika, bahwa bahasa sehari-hari yang biasa digunakan dilingkungan Untirta

Page 119: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

102

identik dengan makna sombong tersebuut tidak berlangsung lama. Faktor sugesti

yang dilakukan lingkungan perkuliahan dan organisasi terhadap Monika dapat

membuat Monika untuk lebih terbuka terhadap gaya bahasa tersebut, walaupun

Monika enggan untuk menggunakan gaya bahasa ini hal ini dikarenakan adanya

faktor Asosiatif yang dimana kedua belah pihak yaitu pihak Monika dan

lingkungan Untirta sama-sama menyepakati untuk menggunakan gaya bahasa

baku ketika sedang berinteraksi dengan Monika.

2. Proses Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Yang Sering Terbawa

Logat Papua (Asosiatif)

Tedi Sutardi dalam bukunya Antropologi, mengungkapkan Keberagaman

Budaya menjelaskan bahwa dalam pandangan sosioliguistik, dialek atau logat

terbagi atas 2 landasan bentuk yaitu dialek sosial dan dialek geografis. Dialek

sosial ditentukan oleh landasan status/kelas sosial sementara dialek geografis

ditentukan oleh letak wilayah atau pemukiman para penuturnya (Sutardi.

2007:34).

Dalam penelitian ini, dialek yang dimaksud adalah aksen pengucapan

bahasa yang diigunakan oleh mahasiswa Afirmasi dalam melakukan interaksi

dengan oranglain, khususnya pada lingkungan di Untirta yang meliputi:

Organisasi, Perkuliahan dan Masyarakat. Adanya perbedaan bahasa berupa masih

sering terbawa logat Papua diawal-awal perkuliahan Monika, yang dimana

membuat Monika sedikit sulit dan minder ketika ingin berkomunikasi dengan

lingkungan Untirta ini. Hal ini semakin rumit ketika mendapati bahwa lingkungan

Page 120: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

103

sering meledek informan jika sedang berkomunikasi dengan cara menirukan gaya

berbicara Monika.

Ketika sedang berkomunikasi, sering didapati narasumber Monika

menggunakan logat Papuanya, seperti penekan pada saat berbicara, kecepatan

ketika berbicara dan juga penempatan S-P-O-K pada kalimat yang diucapkan juga

masih sering terbawa kebiasaan di papua tersebut. Hal ini salah satu hambatan

bagi Monika ketika ingin berinteraksi denga lingkungan Untirta, karena Monika

merasa tidak nyaman ketika sedang berkomunikasi dengan teman di lingkungan

Untirta sering didapati mereka menggunakan logat Papua juga, seperti hasil

wawancara dengan salah satu Informan yang melingkupi lingkungan kuliah yaitu

Heri, yang sering menggunkan logat Papua ketika sedang berkomunikasi dengan

Monika “Gua biasanya juga ngikutin gaya bahasa mereka bang, biar mereka

ngerasa nyaman aja bang”. Hal ini justru berbanding terbalik dengan Monika

yang menganggap lingkungan Untirta tidak perlu melakukan hal itu, menjadi diri

sendiri saja tidak perlu menggunakan logat yang sama dengan nya, “Saya merasa

tidak nyaman kak, kalau ada teman yang menirukan logat Papua. Saya merasa

tidak cocok saja kalau mendengar mereka menggunakan logat tersebut”. Hal ini

yang dirasakan Monika ketika melihat lingkungan yang mencoba menirukan logat

tersebut.

Dalam hal ini Monika menggunakan Disasosiatif yang dimana bentuk

interaksi ini berupa penolakan untuk membangun suatu interaksi yang disepakati

yaitu menggunakan bahasa Indonesia saja, tanpa perlu mencampuradukan bahasa

Indonesia dengan logat Papuanya.

Page 121: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

104

Hal ini menjadi salah satu penyebab munculnya culture shock, informan

Monika merasa adanya perbedaan yang mendasari dirinya dengan lingkungan

barunya, yang disebut sebagai Reintegrasi yang dimanahal ini muncul karena

adanya penolakan akan datangnya budaya baru dalam dari lingkungan yang lebih

dominan. Dalam hal ini cara adaptasi yang dilakukan informan Monika adalah

dengan cara Disvergensi, informan Monika memiliki perbedaan dari segi

berkomunikasi dengan lingkungan di Untirta.

3. Proses Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi dalam Menghadapi

Penggunaan bahasa Gaul di Untirta

Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu digunakan untuk

merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu, tetapi karena sering juga

digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut menjadi bahasa

sehari-hari, kampus Untirta adalah salah satu kampus negeri yang ada di Kota

Serang yang dimana hampir rata-rata mahasiswa berasal dari daerah Serang,

Jakarta, Tangerang dan dari luar daerah itu sendiri. Sehingga membentuk satu

kebiasaan yaitu menggunakan gaya bahasa gaul tersebut, hal ini yang tidak

dipaahami oleh mahasiswa Afirmasi yang berkuliah di Untirta, mereka cukup sulit

menerima dan menggunakan bahasa gaul dalam sehari-hari mereka.

Informan Monika cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang baku

dalam kesehariannya, Monika yang tidak mengerti bahasa gaul cenderung melihat

dan lebih memilih untuk memahaminya terdahulu, dengan memahami bahasa gaul

tersebut Monika setidaknya lebih mengerti walupun enggan menggunakan bahsa

Page 122: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

105

gaul tersebut ketika sedang berinteraksi dengan teman-teman yang berada

dilingkungan Untirta atau lingkungan tempat tinggalnya,

“Karena tidak mengerti jadi saya lebih baik untuk tidak menggunakan tetapi saya

mencoba untuk mengerti saja kak”.

hal ini didukung oleh lingkungan Organisasi bahkan lingkungan kuliah Monika,

Rani salah satu teman kuliah Monika merasa,

“Monika sulit menggunakan bahkan tidak pernah menggunakan bahasa gaul,

tetapi ia sering bertanya apa arti dari kalimat atau kata gaul yang diucapkan

tersebut”.

Begitu juga dengan teman-teman organisasi Monika yang melihatnya

ketika sedang berdiskusi, menurut Lam-lam,

“Monika itu sulit untuk menggunakan bahasa gaul ketika berinteraksi, Monika

lebih sering menanyakan arti dari kalimat tersebut”.

Dalam proses interaksi yang dilakukan informan Monika terhadap

penggunaan bahasa gaul yang sering digunakan dilingkungan barunya, Monika

hanya mencoba untuk mengerti apa arti dari kalimat gaul tersebut. Hal ini biasa

dilakukan Monika ketika sedang barada dalam kelas yang dimana ketika Informan

Monika sednag berkomunikasi dengan salah satu temannya, pasti ada saja kalimat

baru yang diucapkan oleh salah satu temannya ketika saling berinteraksi, pada

saat Monika mendengar kalimat tersebut Monika akan langsung menanyakan

kepada Orang tersebut apa maksud dari kalimat barusan, kalau tidak biasanya

lingkungan yang menanyakan kepada Monika, seperti yang dilakukan Heri,

Page 123: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

106

“Monik, kamu mengerti enggak sama apa yang aku bilang tadi?”. Biasanya

Monika akan bertanya apa maksud dari kalimat tersebut.

Dengan seringnya informan Monika menanyakan apa arti dan maksud dari

kalimat gaul tersebut, informan Monika menjadi sedikit banyak paham akan arti

dari beberapa kalimat gaul tersebut. Peneliti merasa bahwa Monika berhasil

beradaptasi dan tetapi tidak sepenuhnya menggunakan bahasa gaul ketika sedang

berinteraksi dengan teman-teman disekitarnya. Pada tahapan ini informan Monika

mengindentifikasikan agar menjadi lebih paham akan gaya bahasa gaul tersebut.

Dalam hal ini cara adaptasi yang dilakukan informan Monika adalah dengan cara

Disvergensi, informan Monika memiliki perbedaan dari segi berkomunikasi untuk

tidak menggunakan bahasa gaul ketika berinteraksi dengan lingkungan Untirta.

Adanya perubahan prilaku yang dimana hal ini bertujuan untuk

memberikan berbagi informasi kepada Monika supaya Monika merubah diri agar

lebih mengenal bahasa gaul dan semkin membiasakan diri akan penggunaan

bahasa gaul ketika sedang berkomunikas dengan lingkungan Untirta yang

meliputi masyarakat, kuliah dan organisasi.

4.4.1.3 Dinamika Interaksi Mahasiswa Papua dalam Budaya ketika

berinteraksi dengan lingkungan Untirta

Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup, manusia belajar berprilaku,

merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

Budaya yang berbeda membuat perbedaan yang dialami informan Monika

semakin merasakan dampak culture shock ketika datang ke lingkungan yang

dianggapnya baru. banyak hal yang membuat hal ini masuk dalam dinamika

Page 124: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

107

interaksi informan,, karena adanya simbol-simbol, tanda-tanda dan kebiasaan

yang dengan lingkungan asalnya, membuat Monika memiliki standart penilaian

bahwa kebiasaan yang ering dilakukan dilingkungan asalnya menjadi hal yang

benar dan sulit untuk menerima kebiasaan dan kebuadayaan baru yang berlaku

dilingkungan Untirta.

1. Dinamika Interaksi Mahasiswa Papua dalam Menghadapi Culture Shock

makanan di lingkungan Untirta

Culture Shock yang dialami Monika ketika dilingkungan Untirta juga dari

aspek makanan, karena kebiasaan makanan pokok yang ada di Monika adalah

Papeda, yaitu makanan yang terbuat dari Sagu, berbeda dengan makanan pokok

yang ada di Serang, yang dimana makanan pokok tersbeut adalah nasi. Adanya

penolakan rasa tidak nyaman tersebut membuat monika semakin akut merasakan

efek culture shock terhadap lingkungan baru yaitu lingkungan Untirta, Monika

yang terbiasa menggunakan sagu sebagai makanan pokok penganti nasi harus

dipaksa merubah kebiasaan tersebut. Diawal perkuliahan Monika merasa

Reintergrasi Hal ini menjadi salah satu penyebab munculnya culture shock,

informan Monika merasa adanya perbedaan yang mendasari dirinya dengan

lingkungan barunya, yang disebut sebagai Reintegrasi yang dimana hal ini

muncul karena adanya penolakan akan datangnya budaya baru dalam dari

lingkungan yang lebih dominan,

“Makanannya juga berbeda kakak, kalau di Papua kan ada makanan pokoknya,

salah satunya jagung”.

Page 125: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

108

Berbeda dengan narasumber Judith dan April yang sebelumnya pernah

mengikuti program afirmasi sejak SMA, narasunber Judith dan April yang

sebelumnya pernah bersekolah dan berada pulau jawa, sudah terbiasa untuk

menjadikan nasi sebagai makanan pokok untuk sehari-hari, walaupun kedua

narasumber sejak awal datang ke pulau jawa pada saat SMA sempat merasakan

kaget akan kebiasaan menggunakan nasi sebagai makanan pokoknya. Tetapi

berebda pengalaman dengan Monika yang sampai merasakan penolakan ketika

mengkonsumsi nasi seabagai makanan pokoknya.

Hal ini menunjukan bahwa informan Monika mengalami hambatan dalam

penyesuaian makanan, lingkungan Untirta yang lebih mnengutamakan nasi

sebagai makanan pokok justru berbeda dengan informan Monika yang menjadi

sagu sebagai makanan pokok. Hal ini dibenarkan oleh salah satu teman informan

Monika yaitu Rani, “Diawal-awal itu Monika sulit untuk makan nasi kak. bahkan

waktu dikegiatan Himpunan, waktu Latihan Kepemimpinan tingkat 1 Monika

sempat dimarahi sama salah satu senior karena enggak mau makan nasinya”.

Hal ini menjadi kendala bagi informan Monika, perlu waktu yang cukup

lama bagi Informan Monika agar terbiasa menjadikank nasi sebagai penganti

Papeda sebagai makanan pokoknya, “6 bulan itu saya sulit makan nasi kak, saya

kalau makan nasi diawal-awal itu pasti langsung saya muntahkan, bahkan saya

pernah makan mie instant terus itupun saya paksa walaupun saya mual-mual

karena tidak terbiasa juga makan mie instant”.

Setelah hampir satu sementer informan Monika sudah mulai terbiasa dan

menjadikan nasi sebagai makanan pokok penganti Papeda, hal ini bukan Cuma

Page 126: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

109

karena ada faktor adaptasi akibat kebiasaan saja. tetapi juga ada faktor motivasi

dan dorongan dari lingkungan Untirta kepada Monika, seperti dorongan dari

Informan yang mewakili lingkungan masyarakat, “karena saya disini juga bikin

usaha warung makan yang dekat dengan rumah Monika, jadi saya sering

negajakin Monika makan gratis disini. Karena saya dapat cerita dari temennya

kalau Monika itu enggak terbiasa makan nasi. Jadi dengan saya gratiskan bisa

membuat Monika jadi lebih membiasakan diri saja unutk konsumsi nasi, bukan

cuma itu, saya juga sering bilang ke Monika kalau nasi itu jau lebih baik

daripada Papeda, jadi harus biasakan konsumsi nasi”. Tidak hanya lingkungan

masyarakat saja, salah satu teman Monika yaitu informan Rani yang juga sering

memeberi semangat kepada Monika untuk lebih membiasakan diri makan nasi, “

Saya sering ajakin Monika makan breng kak. sambil bilang kalau makan nasi itu

perlu, soalnya Monika itu awalnya enggan bahkan sulit untuk diajakin makan

nasi kak”.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya faktor lain

yang muncul untuk membuat Monika terbiasa menjadikan nasi sebagai makanan

pokoknya, faktor ini jika dikaitkan dengan teori interaksi dapat dikaitkan dalam

faktor sugesti yang dimana lingkungan memberikan sugesti kepada Monika untuk

lebih membiasakan diri mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya, selain

sugesti adalagi faktor simpati yang dimana faktor simpati ini dilakukan oleh

informan Pak’de yang memberikan makanan gratis kepada informan Monika

sebagai pertimbangan alasan bahwa Monika dan memiliki pengalaman yaitu

sama-sama perantau, yang dimana perantau harus berupaya untuk menghemat

Page 127: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

110

pengeluaran, “sisi lain saya bersimpati ke Monika, karena yang saya denger dari

teman kosannya Monika itu sering muntah kalau habis makan, kan itu buang-

buang uang”.

Dalam tahapan ini narasumber menggunakan proses adaptasi konvergensi,

dengan cara mulai membaiasakan diri mengkomsumsi nasi sebagai makanan

pokoknya.

4.4.1.4 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi

Perbedaan Budaya Berpakaian

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan, diawal perkuliahan Informan Monika

merasa tidak nyaman dengan kebiasaan yang di jurusan kuliahnya, Informan

Monika mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dimana

jurusan ini bernaung dibawah fakultas pendidikan. Berdasarkan hasil observasi

rasa tidak nyaman yang dialami Monika adalah masalah berpakaian. Monika

sempat merasa tidak nyaman menggunakan baju bahan dan celana rok, ditambah

lagi dengan kondisi lingkungan Untirta yang cukup panas jika dibandingkan

dengan tempat tinggalnya dulu.

Didaerah asalnya Monika memiliki kebiasaan menggunkan pakaian santai

seperti celana pendek dan baju kaos dan kalaupun pergi kuliah biasanya

menggunakan celana jeans dan kaos atau kemeja saja. berbeda dengan jurusan

kebiasaan yang berlaku dengan atribut yang diwajibkan di jurusan informan

Monika yang mengharuskan setiap mahasiswa menggunakan rok panjang dan

kemeja seragam aatau kemeja biasa.

Page 128: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

111

Berbeda dengan informan Judith dan April yang sebelumnya sudah

mengikuti program afirmasi sejak SMA, kedua narasumber tesebut tidak

merasakan hal yang sama dengan Monika, hal itu karena kedua narasumber ini

berada di jurusan dan fakultas yang berbeda dengan informan Monika, “kalau

untuk di Fakultas kita, enggak ada keharusan untuk menggunakan pakaian dinas

seperti jurusan Monika. Kita jadi bebas menggunakan celana jeans dan kaos

saja”.

Rasa tidak nyaman ini berlangsung tidak lama, tapi cukup menjadi

dampak bagi Monika sehingga mengalami culture shock yang semakin rumit.

Berdasarkan pengalaman ini peneliti menganggap bahwa informan Monika

mengalami Reintegrasi yang dimana hal ini muncul karena adanya penolakan

akan datangnya budaya baru dalam dari lingkungan yang lebih dominan. Oleh

sebab itu Informan Monika merasa dirinya semakin merasa terasing dengan

lingkungan barunya ini.

Perlu beberapa waktu bagi Informan Monika untuk beradaptasi dengan

kebiasaan tersebut, hal ini di benarkan oleh salah satu Informan pendukung yang

berada satu kelas dengan Monika, “ia, Monik pernah cerita kalau dia enggak

nyaman pake pakaian ini”. tetapi hal ini hanya berlangsung tidak lama, hanya

diawal perkuliahan saja, Monika merasa terpaksa awalnya untuk menggunkan

atribut tersebut, tetapi berbeda dengan lteman lingkungan kuliah Monika yaitu

Rani yang memberi sugesti kepada Monika untuk membiasakan diri dan apa

maksud dan tujuan kenapa mereka harus sering menggunakan atribut tersebut,

“saya pernah bilang ke Monika kalau sebenernya pakaian dinas ini tujuan biar

Page 129: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

112

kita terbiasa dengan pakaian formal dan dinilai rapih karena kita kan calon guru,

jadi harus ditiru”.

Dengan adanya sugesti asosiatif seperti ini, yang bertujuan untuk

membangun kerjasama dalam berinterkasi dan membiasakan diri dengan budaya

yang berbeda dari salah satu teman dekat Monika sehingga semakin membuat

Monika merasa harus terbiasa dengan pakaian tersebut.

4.4.1.5 Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi

Perbedaan Sopan Santun Ketika Berkomunikasi

Komunikasi berhubungan dengan prilaku manusia, hal ini berkaitan akan

kepuasan akan berinteraksi dengan Manusia-manusia lainnya, hampir setiap

orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan

ini terpenuhi melalui proses pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jemabatan

untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan merasa

terisolasi (Mulyana dan Jalaludin, 2005:12). Adanya perbedaan latar belakang

atau identitas antara mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan Untirta membuat

adanya kesulitan dalam berprilaku ketika sedang berinteraksi atau bahkan sedang

tidak berinteraksi sekalipun.

Dalam temuan dilapangan Monika sering merasa tidak nyaman dan

cenderung menilai prilaku teman-teman yang berada dilingkungan kampus

terkesan kasar ketika sedang berinteraksi dengan sesama teman, Monika sering

melihat sesam temannya sering mengucapkan kata “Anjir”, “bangsat” ketika

sedanng mengobrol dengan teman lainnya. Yang menurut penailaian Monika

bahwa kebiasaan ini cenderung kasar dan tidak sopan. Berbeda dengan

Page 130: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

113

lingkunganya di Papua, dimana Monika merasa bahwa lingkungan di Papua tidak

pernah seperti itu, disana jauh lebih santun menurut berbeda dengan kebiasaan

yang dilakukan oleh teman-teman dilingkungan perkuliahan atau dilingkunagan

Organisasinya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh informan Judith dan April yang merasa

kalau budaya yang berlaku dilingkungan perkuliahan mereka terkesan tidak

sopan, berbeda hal dengan budaya yang mereka lihat pada saat sedang melakukan

program Afirmasi SMA, yang dimana budaya yang ditunjukan didepan mereka

cenderung budaya jawa yang kental dengan tata-krama, tutur kata yang halus. Hal

ini sulit diterima oleh kedua informan ini. hal ini menjadi penyebab rasa tidak

nyaman bagi informan Judith dan April ketika diawal perkuliahan.

Monika merasa kalau lingkungan barunya ini memiliki kebiasaan yang

sangat berbeda dengan tempat asalnya yang menyebabkan Monika merasa

Reintegrasi yang dimana hal ini muncul karena adanya penolakan akan datangnya

budaya baru dalam dari lingkungan yang lebih dominan. Monika merasa tidak

nyaman dan semakin merasakan dampak culture shock yang semakin berasa. Hal

ini dibenarkan oleh salah satu teman Monika yaitu Informan Heri yang menilai

“bahwa gaya becadaan teman-teman dikelas itu memnag cenderung kasar, tapi

kita tau kalau itu hanya sebatas becandaan saja”.

Dengan adanya prilaku seperti itu yang diliat langsung oleh Informan

Monika yang semakin merasa tidak nyaman denga lingkungan barunya ini.

tahapan reintegrasi ini yang menjadi penyebab kenapa informan Monika menajadi

lebih pendiam dan lebihi memilih untuk berinteraksi dengan teman yang itu-itu

Page 131: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

114

saja. penilaian ini hampir berlangsung selama 1 bulan lebih, hal yang membuat

Monika merasa terbiasa dengan busay tersebut karena adanya sugesti yang

dilakukan oleh teman-teman Monika, Heri salah satunya yang menjelaskan

kepada Monika,

“itu wajar Monik, memang begitu cara bercandaanya ketika ngobrol dengan

orang yang sudah akrab”.

Monika yang sudah mulai menerima kebaisaan tersebut buka berarti

informan Monika menggunakan gaya interaksi seperti itu kepada teman-teman

lainnya, begitu juga sebaliknya, Monika tetap berinteraksi seperti biasanya dengan

teman-temannya dengan menggunakan gaya bahasa baku ketika sedang

mengobrol dengan teman-teman dikelasnya begitu juga dengan teman-teman

kelasnya yang menghargai kebuadayaan Monika tersebut. Dalam hal ini peneliti

merasa bahwa informan Heri memberikan Sugesti kepada Monika untuk lebih

menerima kebiasaan tersbeut tanpa harus menilai hal itu kasar atau tidak, selain

sugesti kedua belah pihak yaitu lingkungan perkuliaahan dan informan Monika

sama-sama menyepakati untuk saling menjaga kebiasaan satu sama lain. Peneliti

menidentifikasi bahwa informan Monika menggunkan adaptasi konvergensi

dalam penilaian bahwa lingkungan kelas tersebut tidak sopan santun. Dengan

melakukan cara adaptasi seperti ini informan Monika sudah membiasakan diri

dengan adanya gaya interaksi sepreti itu.

Page 132: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

115

4.5 Pembahasan

Untuk dapat menerima perbedaan yang berlaku dilingkungan baru, perlu

melakukan beberapa adaptasi pada lingkungan sekitar, seperti yang dilakukan

selaku mahasiswa Afirmasi ketika berada dilingkungan Untirta, dalam hal ini

diperlukakan beberapa aspek yang wajib di jalani oleh Mahasiswa Afirmasi yaitu

interaksi sosial yang dimana dalam interaksi sosial memerlukan 5 faktor yang

harus diaplikasikan agar dapat diterima oleh lingkungan baru tersebut, seperti

sugesti, imitasi, identifikasi, simpati dan empati. Yang dimana 5 faktor ini tidak

melibatkan setiap elemen tang terkadung didalam lingkungan tersebut yaitu

lingkungan kuliah, lingkungan organisasi dan lingkungan masyarakat.

Faktor pertama adalah imitasi, suatu tindakan sosial sesorang untuk

meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku. Sebagai contoh Merupakan suatu

tindakan sosial sesorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku. Dalam

hal ini Monika melakukan beberapa tindakan dengan tujuan untuk membiasakan

diri dengan lingkungan di Untirta. Informan Monika tidak melakukan tahapan

imitasi untuk dapat meniru dan diterima oleh lingkungan barunya tersebut,

Monika lebih memilih untuk menjadi dirinya sendiri dengan mempertahankan

sebagaian identitas Papua yang melekat pada dirinya.

Faktor kedua adalah identifikasi, yang merupakan kecenderungan-

kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi

sama dengan pihak lain (Soekanto, 1990:57). Monika tidak melakukan hal ini

agar dapat diterima dengan lingkungan Untirta, dalam kesehariannya Monika

tetap mempertahankan identitas Papua yang melekat pada dirinya, seperti

Page 133: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

116

intonasi, gaya bahasa. Informan Monika lebi memilih untuk menindentidikasi

berdasarkan penilaian yang ada pada dirinya dalam hal ini Monika memilih

menidentifikasi bagaimana cara menagatasi rasa minder yang ada padi dirinya

karena memiliki perbedaan dengan lingkungan barunya dan juga

menidetifikasikan penilaian seram dan tatapan aneh yang ditujukan pada driinya

dengan cara menunjukan secara langsung kapada lingkungan bahwa dirinya tidak

seperti apa yang mereka nilai.

Faktor yang ketiga adalah faktor Empati selain itu alasan lain berasal dari

Berto yang dimana memiliki alasan lain mengapa bersimpati dengan Monika,

karena Berto memilik darah Ambon, dan memiliki warna kulit yang sama dengan

mahasiswa Papua, dengan perbedaan warna kulit tersbeut Berto sering menjadi

bahan becandaan teman-teman dikelasnya, sering dikatain item atau black,

sehingga rasa empati itu muncul. Berbeda dengan lingkungan tempat tinggal yang

dimana rasa empati muncul karena kesamaan pengalaman yaitu sama-sama

perantau. Yang dimana Pak’de memiliki pengalaman yang sama dengan Monika

yang berbeda adalah jika Monika merantau demi pendidikan berbeda dengan

Pak’de yang dimana beliau merantau karena mencari pekerjaan.

Faktor ke empat adalah Sugesti yang dimana faktor ini berlansung apabila

seseorang memberi suatu pandangan atau suaru sikap yang berasal dari dirinya

yang kemudian diterima oleh pihak lain dan juga sebaliknya (Soekanto, 1990:57).

Seperti yang ditemukan dilapangan ditemukan bahwa Monika mengsugetikan

dirinya pribadi agar lebih terbuka dengan lingkungan di Untirta, menerima dalam

artian mulai bisa mengerti, mengenal, dan terbiasa dengan kebiasaan dan budaya

Page 134: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

117

yang berlaku di lingkungan di Untirta, karena dengan melakukan ini Monika

mampu dampak dari culture shock. Selain sugesti dari diri sendiri, adanya sugesti

dari lingkungan kuliah dan masyarakat kepada Monika agar lebih mengenal

lingkungan, kebudayaan yang berbeda dengan daerah asal Monika. Faktor sugesti

tersebut banyak diaplikasikan informan Monika agar lebih terbuka dengan

kebiasaan yang berlaku di lingkungan Untirta.

Faktor kelima adalah Simpati yang dimana faktor ini adalah sutau proses

dimana seorang merasa tertarik pada pihak lain, di dalam proses ini perasaan

memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati

adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Proses simpati ini tidak diaplikasikan oleh lingkungan Untirta kepada informan

Monika, yang meliputi dari lingkungan kelas, lingkungan organisasi dan

lingkungan tempat tinggal. seperti yang dijelaskan oleh Rani dan Heri yang

dimana mereka merasa mereka perlu memahami Monika dengan alasan Monika

berbeda dengan teman-teman yang lain.

Dalam interaksi sosial, terdapat dua proses yang berpengaruh dalam

membantu proses interaksi sosial, yaitu asosiatif dan disosiatif. Yang

dimanaproses Asosiatif ini adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian

dan kerja sama timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan

orang atau kelompok lain, dimana proses ini menghasillkan pencapaian tujuan-

tujuan bersama, dalam penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa Afirmamsi

banyak menggunakan Asosiatif dalam hal dinamika berinteraksi, seperti penilaian

bahwa mahasiswa Afirmasi tidak berkompeten, penilaian mahasiswa Afirmasi

Page 135: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

118

seram dan tatapan aneh adalah bentuk kesepakatan yang dibentuk oleh semua

pihak yang menjadi elemen dalam interaksi tersebut, begitu juga dengan dinamika

bahasa, seperti gaya bahasa sombong, dinamika bahasa gaul yang dimana dalam

dinamika ini ditemukan adanya kesepakatan bersama untuk saling mengerti satu

sama lain. begitu juga dengan dinamika Budaya yang dimana dinamika

berpakaian, dan penilaian rasa sopan santun melakukan taapan Asosiatif yang

sama.

Ada beberapa hal yang dimana proses berlangsung adalah proses

disosiatif, yang dimana proses disosiatif dilakukan individu berlandaskan proses

perlawanan (oposisi) dalam hal ini oposisis\ yang dimaksud peneliti adalah dalam

cara pengantisipasian masalah seperti hasil penelitian dimana informan

menggunakan proses disosiatif dalam menyelesaikan masalahnya yaitu Minder,

terbawa logat Papua, pengunaan bahasa gaul yang menurut informan Monika hal

ini lebih efektif.

4.5.1 Interaksi Sosial ( Gillin dan Gillin )

1. Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi terhadap lingkungan Untirta

4.9 Tabel Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin

Dinamika

Interaksi

Proses Asosiatif Monika Kabangho

Sugesti Imit

asi

Indentifikasi Simp

ati

Empati

Minder - - - - -

Tidak

Berkompet

1. Saya menawarkan diri saya

untuk mengerjakan tugas

Page 136: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

119

en kelompok tersebut kak,tapi

saya mengerjakan tugas

tersebut tidak sendiri, pasti

saya ditemenin sama salah satu

anggota kelompok saya kak.

biar tugasnya selesai dengan

cepat.

2. saya memberanikan diri saja

kak, karena wajar kalau kita

salah toh ketika sedang

presentasi didepan kelas.

Penilaian

Seram dan

tatapan

Aneh

- - Saya menanyakan ke

mereka, kenapa dia

menatap saya terus,

apakah ada yang salah

dengan saya atau ada

yang aneh dengan

saya, setelah itu saya

akan meberitahukan ia

kalau orang Papua itu

memang seperti ini,

jadi tidak perlu kaget

sampai menatap

- -

Page 137: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

120

seperti itu.

2. Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi terhadap lingkungan Untirta

4.10 Tabel Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin

Dinamika

Bahasa

Proses Asosiatif Monika Kabangho

Sugesti Imita

si

Indenti

fikasi

Simp

ati

Empati

Gaya bahasa

sombong

“Saya menyesuaikan untuk

mengerti saja kakak, karena

kalau saya ngobrol gitu dengan

teman-teman yang lain saya

menggunakan Bahasa

Indonesia yang baku kakak.

- - - -

Terbawa

logat Papua

- - - - “ Setiap kali saya

keceplosan ketika

sedang mengobrol

dengan teman-

teman

dilingkungan

Untirta, saya

biasanya

menejelaskan ke

mereka langsung

Page 138: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

121

apa arti dari

kalimat tersebut.

Sehingga meraka

dapat mengerti

apa maksud dari

pesan yang

sampaikan itu

Bahasa Gaul “Karena tidak mengerti jadi

saya lebih baik untuk tidak

menggunakan tetapi saya

mencoba untuk mengerti saja

kak”.

- - -

3. Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi terhadap lingkungan Untirta

4.11 Tabel Klasifikasi Dinamika Interaksi Gillin dan Gillin

Dinamika

Budaya

Proses Asosiatif Monika Kabangho

Sugesti Imita

si

Indenti

fikasi

Simp

ati

Empati

Makanan “Makanya selama 6 bulan

itu kadang saya lebih sering

makan lauk saja kakak, tapi

untuk sekarang saya sudah

- - - -

Page 139: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

122

terbiasa untuk makan nasi

kak. karena mau gak mau

harus dipaksakan kak.

Berpakaian “karena itu keharusan untuk

jurusan saya pakai rok, jadi

saya mau tidak mau harus

mengikuti dan saya makin

terbiasa dengan itu kak

sekarang”.

- - -

Penilaian

lingkungan

kurang sopan

“Paling saya menegur saja,

karena saya sudah pernah

menegur mereka. Jadi

untuk sekarang saya sudah

biasa saja kak, enggak

memperdulikan itu. Saya

fokus saja dengan kuliah.

Tapi kalau berisik ketika

sedang presentasi pasti saya

menegur mereka

- - -

Page 140: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

123

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam proses dinamika interaksi,

Mahasiswa Afirmasi banyak menggunakan Faktor Asosiatif dalam Interaksi untuk

memperkecil dampak culture shock yang dialami selama berada dilingkungan

Untirta, selain interaksi sosial informan Monika juga menggunakan cara adaptasi

Selain membangun interaksi sosial informan Monika melakukan 2 dari antara 3

adaptasi akomodasi yaitu, konvergensi dan disvergensi. Yang dimana konvergensi

atau melebur pandangan merupakan strategi dimana individu mampu beradaptasi

terhadap prilaku komunikatif satu sama lain (Turner dan Richard West,

2008:222).

Begitu juga yang dilakukan Monika dalam proses konvergensi dengan

cara meleburkan pandangannya terhadap hambatan yang muncul karena adanya

perbedaan budaya tersebut seperti penilaian bahwa mahasiswa Afirmasi tidak

berkompeten, penilaian seram dan aneh, gaya bahasa yang sombong, perbedaan

makanan pokok, kebiasaan dalalm berpakaian dan penilaian lingkungan

perkuliahan yang kurang sopan santun dapat diatasi informan Monika dnegan cara

konvergensi. Proses konvergensi ini tidak berlangsung secara tiba-tiba tetapi ada

unsur lain didalamnya yang dimana dalam penelitian kali ini unsur sugesti dan

identifikasi.

Cara adaptasi kedua adalah disvergensi. Yang menunjukkan tidak adanya

usaha untuk menujukkan persamaan para pembicara, hanya saja disvergensi

bukan berarti tidak ada kesepakatan yang isepakati oleh kedua belah pihak, seperti

pada temuan permasalahan informan Monika, dalam menangani rasa minder

informan Monika lebih memilh untuk diam berbeda dengan cara yang biasa orang

Page 141: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

124

lain lakukan untuk menghilangkan rasa mindernya, hal ini efektif menurut

informan Monika, terbawa logat Papua yang dimana informan Monika tidak

masalah baginya untuk mempertahankan logat Papua tersebut. Begitu juga dengan

bahasa gaul yang dimana Monika menerima bahasa teresebut tapi tidak

menggunakannya hal ini bertentangan tapi hal ini berhasil disepakati oleh semua

pihak seperti Organisasi, lingkungan kuliah dan lingkungan masyarakat.

Apa yang dilakukan oleh mahasiswa Afirmasi telah sesuai dengan tujuan

komunikasi sebagai mana mestinya yaitu untuk menyampaikan informasi dan cara

infirmasi dari manusia ke manusia lainya, dari individu ke kelompok untuk tujuan

agar apa yang ingin mereka sampaikan dan apa yang mereka butuhkan dapat

terpenuhi sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Burhan Bungin yang

dimana komunikasi memiliki tujuan, yaitu:

5. Perubahan Sosial, memberikan berbagai informasi kepada masyarakat

dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta

terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

6. Perubahan Sikap, kegiatan memberikan berbagai informasi pada

masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat mau mengubah pendapat

dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

7. Perubahan Pendapat, memberikan berbagai informasi kepada masyarakat

dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mengubah pendapat dan

persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

Page 142: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

125

8. Perubahan Prilaku, kegiatan yang bertujuan memberikan berbagai

informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan

berubah prilakunya (Burhan Bungin, 2008: 35).

Dan dalam hal ini informan Monika merasa berhasil mengatasi perbedaan

interaksi yang berasal dari lingkungan baru yang tidak diketahui sebelumnya.

Efek divergensi yang dialami Monika karena adanya pertentangan akan

kebudayaa dan kebiasaan yang melekat di Untirta mampu diatasi informan

Monika dengan memadukan antara interkasi sosial dan 2 tahapan akomodasi

komunikasi yaitu konvergensi dan divergensi.

Page 143: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

126

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasildan pembahasan mengenai “Dinamika Interaksi

Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi Culture Shock di Untirta”, maka penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses Imitasi yang menjadi salah satu faktor dalam interaksi sosial yang

seperti yang diungkapkan oleh Gillin dan Gillin tidak diterapkan oleh

Mahasiswa Afirmasi yang kuliah ke Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.hal ini didasarkan Informan masih mempertahankan identitas

Papuanya dan masih menganggap bahwa kaidah-kaidah dan nilai-nilai

yang berlaku itu masih berdasarkan kaidah-kaidah yang dianggap

informan Monika baik dan tidak masalah jika diterapkan dilingkungan

Untirta, oleh sebab itu menyimpulkan bahwa informan Monika tidak

menerapkan Proses imitasi agar dapat berinteraksi dan diterima oleh

lingkungan baru yaitu lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Proses Identifikasi yang adalah salah satu faktor interaksi sosial dengan

tujuan menjalin interaksi sosial yang baik dan diterima dengan lingkungan

yang baru, dan dari keseluruhan pengelompokan dinamika interaksi yang

dialami Monika. Peneliti menemukan salah satu proses identifikasi yang

dilakukan Monika untuk dapat mengembalikan penilaian bahwa Informan

Monika tidak seperti penilaian atau persepsi yang ada dibenak mahasiswa

Page 144: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

127

lainya yang identik mendefenisikan bahwa mahasiswa Papua itu serem

dan tidak perlu kaget ketika melihat mahasiswa Papua dilingkungan

kampus. Monika melakukan identifikasi tersebut berdasarkan kebiasaan

dan latarbelakang yang melekat pada dirinya. Dan ketikat Monika berhasil

menunjukan bahwa persepsi akan dirinya itu salah, Informan Monika

secara tidak langsung sudah melakukan adaptasi dengan proses

Konvergensi yang dimana Monika mengkonvergensikan penilaian yang

ada pada dirinya.

3. Proses Empati ini berasal dari lingkungan yang dominan yang dimana

adanya toleransi akan kondisi pendatang dilingkungan tersebut, dan dari

penelitian ini lingkungan Organisasi, lingkungan Masyarakat, dan

Lingkungan Kelas mengempati kebiasan Monika ketika sedang

berinteraksi dengan menggunakan logat Papua, hal ini dilatar belakangi

oleh tolerenasi akan sulitnya melepas kebaisaan yang melekat pada diri

mahasiswa Afirmasi tersebut.

4. Proses Sugesti yang adalah salah satu faktor interaksi sosial denagn tujuan

untuk menjalin interaksi sosial yang baik dan mampu diterima dengan

lingkungan yang lebih dominan, faktor sugesti yang dirasakan informan

Monika berasal dari dua arah yaitu dari dalam dirinya sendiri dan dari luar.

Hal in dibuktikan dengan proses pengadaptasian Monika akan penilaian

bahawa mahasiswa Papua tidak berkompeten, Gaya bahasa yang sombong,

Bahasa gaul, Makanan, cara berpakaian dan penilaian yang diberikakn

informan Monika kepada lingkungan kuliah yang mengatakan kurang

Page 145: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

128

sopan santun. Sugesti ini dilakukan dan diberikan informan Monika untuk

dapat membiasakan diri dengan konsidi yang ada dilingkungan Untirta.

Hal ini sangat berkaitan apabila Informan sulit mengsugertikan dirinya dan

cenderung tertutup akan sugesti dari luar informan Monika akan

mengalami Efek culture shock yang lam dan cenderung mendapatkan

penolakan dengan lingkungan barunya.

5. Proses Simpati yang adalah salah satu faktor interaksi sosial dengan

tujuan untuk menjalin interaksi sosial yang baik dan mampu diterima

dengan lingkungan yang lebih dominan, dalam interaksi yang dilakukan

Informan Monika dilingkungan Untirta ataupun sebaliknya tidak

ditemukan adanya diberlakukan faktor tersebut. Informan Monika merasa

dirinya tidak tertarik akan pihak lain, hal ini disebabkan Monika masih

mempertahankan kebudayaan yang sudah menjadi identitas dirinya, hal ini

yang menjadi penyebab sulit masuknya proses simpati ini untuk proses

interaksi informan Monika.

5.2 Saran

Peneliti mengemukakan beberapa saran yang berkaitan dengan dinamika

interaksi mahasiswa afirmasi dalam menghadapi culture shock di Untirta adalah

sebagai berikut:

1. Saran Teoritis

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang memiliki

karakteristik yang sama, penulis menyarankan untuk melakukan observasi secara

Page 146: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

129

mendalam sekaligus kajian literatur yang berfolus pada penelitian sebelumnya

mengingat buku teks yang khusus membawahi dinamika interaksi dalam ranah

komunikasi sangat jarang ditemukan.

2. Saran Praktisi

Mahasiswa Afirmasi ataupun perantau untuk lebih berani membuka diri

dengan kebiasaan dan budaya yang berlaku dilingkungan barunya selain

itu para perantau jangan karena berada didaerah baru kita merasa rendah

diri tanpa mencoba untuk mengenal kebudayaa, kebiasaan yang berlaku

didaerah tersebut.

Mahasiswa perantau asal Papua diharapkan tidak terlalu memiliki

pandangan yang negatif akan kebiasaan yang berbeda dengan identitas

dirinya, hal ini bertujuan untuk mempermudah mereka dalam beradaptasi.

Bisa dijadikan referensi untuk semua mahasiswa perantau dalam tahap

membangun interaksi sosial yang baik dengan lingkungan yang baru

Mahasiswa yang berjumlah lebih dominan haryus menerima perbedaan

loagt, kebiasaan, yang ada pada identitas mahasiswa Afirmasi

dilingkungan Untirta, karena penilaian yang ada dibenak kita ketika kita

melihat mahasiswa Afirmasi itu seram, aneh, belum tentu benar.

Page 147: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Bandung:

Bumi Aksara

Bungin, Burhan, 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Elly M. Setiadi, dkk. 2006 . Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Fuad, Anis dan Nugroho, Kandung S, 2013. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Gerungan, W.A, 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco

Koentjaranigrat, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Liliweri, Alo, 2009 Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Littlejohn, Stephen W. Dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi, edisi 9.

Jakarta:

Penerbit Salemba. H

Moleong, Lexy J, 2006. Ilmu Komunikasi teori & praktik. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaludin, 2003. Komunikasi Antar budaya.

Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy, 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT.Remaja

Rosdakarya

Noeng Muhadjir, 2002. Metode Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Reka

Sarasin

Rakhmat, Jalaludin, 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT: Remaja

Rosdakarya

Satori, Djam’an, Komariah Aan, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:

Alfabeta

Soekanto, Soerjono, 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitan Kualitatif. Bandung: Alfabet

West, Richard dan Turner, Lynn H, 2008. PengantarTeori Komunikasi: Analisis

dan Aplikasi. Jakarta: PT. Salemba Humanika

Sumber dari Internet

(www.kompasiana.com/dwisriutami/penggunaan-bahasa-slang-di-kalangan-

remaja_56811919d99373a82a7e9dae), pada tanggal 28 November, pukul 11.45

WIB

(http://bantenologi.0rg/index.php/artikel/83-potret-budaya-banten-dulu-kini-dan-

nanti), pada tanggal 25 desember, pukul 21.27 WIB

(http://www.jurnas.com/news/116711/Affirmative-Action-Jalan-Pintas-

Pendidikan-Papua-2017/1/Sosial-Budaya/Pendidikan), pada tanggal 8 Agustus,

pukul 14.35 WIB

Page 148: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

LAMPIRAN

Page 149: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 150: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 151: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 152: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 153: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 154: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

MONIKA KABKABANGHO

Nama Lengkap : Monika Kabkabangho

TTL : Getentiri, 09 April 1995

Asal Daerah : Getentiri

Suku : Jair

Agama : Katolik

Usia : 22 Tahun

No. Telpon : 085244359894

1. Apakah anda lahir dan besar di Papua ?

Ya

2. Apakah anda pernah tinggal di daerah lain, selain di Papua sebelumnya?

Tidak

3. Apakah anda pernah berkunjung ke kota Serang sebelumnya?

Tidak

4. Apa yang mendorong anda melakukan perantauan ke kota Serang-Banten dan

berkuliah di Untirta?

Pendidikan kak, Afirmasi ini kak yang menentukan kita berkuliah dimana kak.

karena waktu diawal tes tulis, aku milihnya di Papua kak, bukan diluar Papua. Tapi

setelah pengumuman aku lulusnya di Untirta kak.

5. Apakah ada alasan karena bosan dengan Papua ?

Tidak kakak.

6. Dimana anda tinggal saat ini?

Di Bumi Mutiara Serang (BMS) block O.64 kakak.

Page 155: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

7. Bagaimana perbedaan budaya yang ada dilingkungan asal anda (Papua) dengan

budaya yang ada di Serang?

Kan kalau di serang ini, bahasanya beda dengan bahasa yang biasa digunakan di

tempat saya kakak, dan kalau saya sendiri mau sesuaikan itu sulit kakak sampai

sekarang ini,

8. Terus apalagi yang berbeda ?

Makanannya juga beda kakak, kalau di Papua kan ada makan pokoknya. Salah

satunya sagu kakak, di daerah saya litu enggak kenal nasi kak, Cuma papeda, ubi dan

jagung kakak.

9. Berarti selama di serang ini, Monik masih merasa sulit untuk menerima makanan

pokok (nasi) disini?

Iya kakak, sampai 6 bulan itu saya sulit makan nasi kakak. Saya kalau makan nasi

diawal-awal itu langsung saya muntah kakak, kalau saya makan mie instant juga saya

langsung mual-mual kakak. Makanya selama 6 bulan itu kadang saya lebih sering

makan lauk saja kakak, kadang saya beli singkong kakak, nitip sama Pak’de kakak.

10. Dalam proses Monik menerima nasi sebagai makanan pokok, dan merubah diri untuk

terbiasa dengan makan nasi bagaimana?

Itu pertama, waktu Latihan Kepemimpinan (LK) itu kak, ada komdis yang suruh saya

untuk sarapan pagi, karena itu saya coba makan saya mual kakak, terus saya bilang

kalau saya enggak bisa makan nasi. Karena itu panitia LK itu bilang, yaudah kita beli

singkong aja ke bapak penjaga villa.

11 Bagaimana dengan bahasa? Waktu Monik datang kesini bagaimana cara Monik

menerima perbedaan bahasa itu dan bagaimana Monik beradaptasi dengan budaya

itu?

Page 156: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Saya menyesuaikan untuk mengerti saja kakak, karena kalau saya ngobrol gitu dengan

teman-teman yang lain saya menggunakan Bahasa Indonesia yang baku kakak.

Karena menurut saya gaya bahasa “Lo-Gue” itu terkesan sombong kak, belum lagi

dengan cara bercanda tema-teman dikelas kalau lagi mengobrol, kalau saya dengar itu

bercandaanya terkesan kasar kak, padahal meurut mereka itu bercandaan saja, tapi di

Papua itu kasar kak dan tidak boleh.

12. Bagaimana dengan kondisi lingkungan perkuliahan Monik ?

Kalau untuk kebersihan kah kak? kalau untuk kebersihannya kelas Monik itu tidak

bersih kak. banyak teman-teman saya yang kalau jajan itu buang sampahnya di dalam

kelas sembarangan kak, sering juga teman-teman saya dikelas ribut selama

perkuliahan. saya pernah tegur, tapi mereka tetap saja berisik kak, tidak menghargai

teman yang sedang presentasi didepan.

13. Apakah waktu diawal Monik sampai ke Serang Monik sudah mengerti bahasa slang ?

Tidak kakak, sama sekali saya enggak mengerti. Tapi kalau di tivi-tivi itu saya cuma

mengerti saja kakak. Kalau untuk dikelas juga kakak, saya kurang mengerti apa arti

beberapa kata yang mereka ucapkan, tapi kalau dengan dosen saya mengerti kakak.

14. Apa yang membuat Monik merasa sulit untuk mengerti ucapan dari teman-teman

Monik?

Kalau menurut saya mereka ngomongnya terlalu cepat begitu kakak, jadi saya sedikit

sulit untuk mengerti dan mencerna. Makanya sering saya mengulang kembali apa

yang mereka ucapkan.

15. Bagaimana perasaan anda pada saat berkuliah di Untirta?

Diawal itu saya merasa senang, karena lulus di Universitas negeri begitu. Tapi waktu

saya datang kesini, selama seminggu saya merasa kesal kakak. Karena letak

kampusnya yang sempit, terus matahari panas, banyak debu bis kakak. Jadi saya

Page 157: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

merasa kecewa kakak. Terus gedung kuliah saya dipindahkan ke Ciwaru kakak, saya

merasa terlalu banyak pengeluaran saya kakak.

16. Barapa lama anda mulia terbiasa dengan kondisi kampus di Untirta ini?

Ada hampir 2 minggu saya merasa malas kakak untuk kuliah.

17. Apakah ada hal-hal yang membuat anda merasa tidak cocok untuk tinggal di kota

Serang ?

Pertama kesini saya merasa enggak cocok karena kepanasan, debu, belum lagi bahasa

saya sulit mengerti, karena kalau di Papua walaupun panas tapi tidak sepanas di

Untirta ini kakak, belum lagi udaranya masih asri kak bersih, beda dengan di Untirta

ini kakak. Makanan juga beda, terus cara-cara orang disini beda-beda. Itu yang

membuat saya tidak cocok. Sama ini kakak, saya sering diliatin kakak, seperti merasa

aneh dengan saya. Padahal enggak ada yang salah dengan saya kakak.

18. Bagaimana upaya anda untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan di Untirta ?

Itu, apaya kak. mungkin saya masuk ke GMKI ini salah satu cara untuk saya

beradaptasi kak.

19. Adalagi upaya lain untuk beradaptasi ?

Saya juga sering ikut kumpul dengan teman-teman di PKn kakak untuk diskusi dan

ngumpul-ngumpul dengan mereka kak diwaktu kosong kak.

20. Apakah Monik cenderung diam ketika mengobrol dengan teman di kelas atau di

organisasi ?

Iya, kakak

21. Kenapa itu alasannya Monik ?

Karena saya malu kakak, saya pengen bertanya begitu kakak, tapi saya merasa malu,

takut salah juga kakak. Saya pernah bertanya kakak, terus saya salah ngomong dan

keceplosan pakai bahasa Papua, terus saya di ketawain kakak.

Page 158: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

22. Bagaimana dengan lingkungan tempat tinggal? Apakah anda bergaul dengan

mahasiswa atau masyarakat yang tinggal disekitar kosan anda?

Tidak kak, hanya dengan Pak De atau enggak Bu de saja kak.

23. Apakah Monik pernah di ketawain dengan teman-teman kelas ketika bertanya atau

menjawab pertanyaan dosen ?

Pernah kakak, waktu saya presentasi. Waktu saya menjawab pertanyaan teman, tapi

saya menjawabnya salah kakak, terus saya diketawain dengan teman dikelas saya.

Padahal enggak harus diketawain, begitu kakak. Jadi itu yang buat saya minder.

24. Bagaiamana dengan pembagian tugas kelompok dengan teman-teman?

Saya sering dapat tugas yang gampang-gampang kak, tidak seperti teman-teman yang

lain biasanya mereka mencari datanya di internet, tapi saya selalu dapat tugas yang

gampang, seperti bikin PPT nya saja, dan saya juga pernah Cuma disuruh merapikan

penulisan biar rapih saja kak.

25. Monik kenapa menawarkan diri untuk ikut dalam kegiatan Voli FKIP? Apakah ini

salah satu cara Monik untuk beradaptasi dan lebiih mengenal teman-teman di Untirta?

Tidak kakak, itu Cuma cara saya untuk lebih tau cara bermain Voli saja kakak, karena

saya pernah main voli dulu di Papua kak waktu SD dan SMP, tapi sekedar main saja

kak, enggak sampai mengerti cara bermainnya yang benar.

26. Bagaimana upaya anda untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan di Untirta, karena

adanya perbedaan gaya bahasa dengan gaya bahasa yang biasa anda gunakan di

daerah Papua ?

Di Papua itu menggunakan Bahasa Indonesia baku kak selain bahasa daerah kita

masing-masing, karena setiap desa atau kampung itu kak, bahasanya berbeda. Jadi

kalau disini cara saya beradaptasi itu kak pakai bahasa Indonesia kak, kadang saya

juga sulit buat berinteraksi dengan teman-teman atau lingkungan kak. upaya yang

Page 159: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

saya lakukan itu kak, saya sering nanya-nanya kak dengan teman saya, namanya

Panca Nanda kak. Cuma itu yang saya lakukan untuk berinteraksi dengan lingkungan

Untirta kak. pernah Nanda bilang ke saya “Monik jalannya Buru”, saya tidak mengerti

itu kakak, jadi saya tanya ke Nanda, itu artinya apa Nanda, terus saya baru tau kalau

“Buru” itu artinya jalan cepat-cepat.

27. Siapa itu Panca Nanda?

Panca Nanda, dia kakak tingkat saya, yang diawal selalu temanin saya untuk lebih

mengenal kampus dan dia juga bagus mengenalkan budaya dan kebiasaan di Untirta

agar saya lebih terbisa.

28. Apa saja yang tidak anda suka di kehidupan tidak suka dengan kebiasaan di kampus

dan di tempat tinggal saat ini?

Kalau untuk kampus, saya enggak suka karena Panas, debu, saya sering di tatap-tatap

kakak. Kalau untuk tempat tinggal, saya biasa saja kakak. Karena memang saya cuma

sering beriteraksi dengan teman-teman Papua atau tidak dengan Pak’de saja kakak.

29. Berapa lama Monik untuk mengerti dan terbiasa dengan Bahasa gaul yang ada di

Untirta ?

Satu bulan kakak.

30. Saya sudah pernah wawancara teman kelas Monik, ada Hari dan Rani. Mereka bilang

mungkin ada alasan karena Monik berasal dari Papua jadi sedikit diragukan tingkat

pendidikanya,bagaimana menurut Monik benar atau tidak? Dan monik merasa

nyaman tidak?

Iya benar kak, saya merasa tidak nyaman. Karena saya pernah mengalamai itu kak.

waktu presentasi itu kak, saya diketawain dan saya pernah di dengar kalau saya itu

harus diberi pertanyaan yang gampang-gampang begitu kak.

Page 160: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

31. Apakah anda pernah berpikir untuk pulang kembali ke Papua pada saat proses

perkuliahan berlangsung karena merasa tidak nyaman tinggal di kota Serang?

Iya Pernah,

32. Kapan itu Monik mengalami itu?

Waktu di semester 1 kakak, sering saya telpon orang tua saya di Papua untuk pulang.

Tapi orangtua saya bilang “jangan dulu pulang, selesai kuliah dulu”

33. Sekarang Monik sudah semester 2, apakah sampai sekarang Monik masih mengalami

itu?

Kadang-kadang kakak, kalau saya lagi rindu atau kalau saya merasa sedih karena

capek atau bosan dengan lingkungan kampus kakak.

34. Berapa lama waktu monik untuk melewati perasaan pengen pulang tersebut diwaktu

awal semester 1?

Sampai 3 bulan kakak, seminggu setelah saya berkuliah itu, hampir 3 kali dalam

sebulan telpon orang rumah saya untuk minta pulang atau saya sedih kakak karena

lingkungan di Untirta ini.

35. Apa yang Monik pikirkan untuk mengurangi rasa ingin pulang ke Papua tersebut?

Saya bersabar saja kakak, orangtua saya juga menyakinkan saya. Dan saya juga

terikat sama Afirmasi toh, jadi saya harus bisa betah kak dengan lingkungan ini.

36. Ada alasan lain yang membuat Monik ingin pulang waktu itu?

Karena saya kangen makan Papeda kakak.

37. Kenapa tidak di bawa ke Serang?

Tidak bisa kakak, karena kalau kirim Papeda itu kak Cuma bisa tahan sampai 3

minggu kakak, belum lagi itu kampung saya jauh sekali dari tempat pengiriman

barang, jadi percuma saja kakak.

Page 161: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

38. Bagaimana respon masyarakat di lingkungan Untirta dengan keberadaan anda

dilingkungan Untirta?

Pertama-tama mereka kaget pasti kak, tapi selnag beberapa hari mereka sudah terbiasa

dan menerima saya atau kita kak.

39. Apakah Monik pernah merasa oranglain takut dengan adanya Monik diawal

perkuliahan?

Tidak ada, tapi sepertinya mereka kaget saja kak.

40. Apa saja yang anda lakukan untuk mengatasi hal-hal yang anda tidak sukai, seperti

bahasa sehari-hari, attitude, atau cara berinteraksi ?

Mungkin dengan berinteraksi dengan teman-teman kelas itu dengan cara bertanya

kak, ini artinya apa, ini artinya apa. Karena awalnya saya merasa gaya berinteraksi itu

terkesan sombong, jadi saya tidak suka. Tapi dengan cara saya menanyakan artinya

saya jadi mulai terbiasa dan sedikit-sedikit mulai menerima itu kak. mungkin sama

juga dengan bahasa, attitude nya kak, saya sering bertanya saja dengan teman saya,

jadi saya bisa memaklumi dan mengenal juga dengan kebiasaan itu.

41. Apa yang anda lakukan ketika berinteraksi dengan mahasiswa non-Papua pada awal

anda datang ke Untirta?

Saya bertanya saja kak, walaupun saya lebih sering diam-diam saja. dan mereka juga

sama kak, diawal perkuliahan juga mereka sering bertanya di Papua itu apa saja,

bagaimana budaya di Papua dan banyak lagi kak. dan saya sering ikut-ikut mereka

saja kak kalau lagi ada matakuliah kosong. Kalau mengobrol dengan mereka saya

menggunakan bahasa indonesia yang baku kak kalau ngobrol dengan mereka.

42. kalau untuk attitude di kelas Monik, apa yang monik tidak suka ?

Ini kak, mereka itu sering sekali ribut-ribut begitu kak. kalau ada kelompok lain yang

sedang presentasi, ada temen lain yang ribut atau mengobrol kak, itu saya tidak suka

Page 162: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

kak, pernah saya tegur, tapi mereka tetap berisik. Sama lingkungan kelas yang kotor

kak.

43. Apakah sampai sekarang anda mempertahankan ke Papua-an anda ?

Iya kak, masih.

44. Kesulitan apa saja yang anda alami ketika berinteraksi dengan mahasiswa non-Papua?

Seperti, saya diawal itu sulit mengerti bahasanya. Setelah saya mengerti saya sulit

untuk bertanya atau mengobrol sengan oranglain karena saya “takut salah” bang,

karena pengalaman saya itu yang dikelas dan saya diketawain itu saya jadi malu untuk

ngobrol dengan oranglain kak lebih sering diam saja saya kak. Gaya bahasa juga saya

tidak menegerti kak, belum lagi menurut saya teman-teman non Papua ini terlalu

cepat ngomongnya kak jadi itu kesulitan saya untuk berinteraksi juga dengan teman-

teman yang lain.

45. Apakah pernah ada kesalahpahaman atau miskomunikasi ketika berinteraksi dengan

mahasiswa non-Papua? Jika iya, contohnya seperti apa?

Pernah, dan sering sekali kak. Yang tadi kak, saya salah paham dengan kata “Buru”,

saya juga pernah bilang “saya sering-sering makan nasi” terus teman kira kalau

“sering-sering” itu artinya terbisa, padahal di Papua itu “sering-sering” itu artinya

“jarang” kalau “terus-terus” itu baru artinya “sudah sering”.

46. Berapa lama anda sering mengalami miskomunikasi dengan teman-teman perkuliahan

anda?

Sering sekali kak, sampai sekarang.

47. Bagaiamana respon anda ketika anda melihat dan mendengar teman anda meniru gaya

mengobrol, logat anda?

Saya merasa tidak suka kak, karena seperti tidak cocok saja kak. saya pernah bilang

“kenapa, kamu meniru saya”.

Page 163: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

48. Bagaimana respon dan sikap mahasiswa non-Papua ketika pertama kali berinteraksi

denagn anda?

Tetap kaget si kak pengalaman mereka di awal ketika melihat saya. Mereka sering

bertanya dengan saya mengenai Papua. Udah itu saja kak, paling mereka juga sering

nanya, apakah saya mengerti mengenai materi yang sampaikan dosen didepan. Begitu

kak.

49. Perasaan apa yang muncul ketika anda mengetahui bahwa anda cukup berbeda

dengan mahasiswa yang lain?

Saya minder kak, makanya saya sering diam-diam saja.

50. Apakah ada komunitas atau perkumpulan mahasiswa Papua? Jika iya, apakah anda

turut bergabung di dalamnya?

Kalau komunitas tidak ada, tapi kalau anak-anak Afirmasi itu ada kak, dan saya sering

ikut kak.

51. Bagaimana perubahan yang anda alami hingga saat ini setelah anda tinggal di kota

Serang?

Pertama dari makanan kak, saya sudah mulai terbiasa dengan makan nasi, walaupun

kadang sering mual. Saya juga sudah mulai tidak berprasangka kalau bahasa gaul

yang biasa digunakan di kampus itu tidak terkesan sombong seperti di awal saya

datang, saya juga pernah keceplosan menggunakan bahasa Papua waktu lagi ngobrol,

saya pernah ditanya kak sama teman, “kalau saya kekampus naik apa“ saya jawab

kalau saya naik “taksi” terus mereka tanya begitu, diserang enggak ada taksi, saya

langsung bilang kalau di Papua itu anggkot sebutannya itu “taksi”. Sama ini kak, saya

di Papua itu tidak terbiasa dengan rok atau celana bahan begitu, tapi karena itu

keharusan untuk jurusan saya pakai rok, jadi saya mau tidak mau harus mengikuti dan

Page 164: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

saya makin terbiasa dengan itu kak sekarang. Biasanya kita pakai celana pendek atau

jeans saja kakak

52. Bagaimana cara anda menyesuaikan diri dengan lingkungan Untirta ?

Saya lebih sering ikut-ikut saja si kak, kalau tidak diajak ya paling saya diam-diam

saja. kalau tidak ada yang ngajak saya ngobrol, ya saya juga diam-diam saja kak. dan

saya mulai membiasakan diri dengan kebiasaan disini kak tapi saya tidak

meninggalkan ke Papuan saya kak.

53. Monik kalau di kelas sering bertanya ke dosen atau keteaman yang ada disebelah

Monik ?

Lebih sering ke teman kak, kalau ke dosen saya takut salah kak, dan saya juga minder

kak.

54. Apakah selama perkuliahan Monika dapat mengerti materi tersebut langsung dosen

atau lebih sering mengertinya dari temen?

Lebih sering dari teman kak.

55. Bagaimana cara anda untuk menekan perasaan culture shock hingga saat ini?

Saya sabar-sabar saja kak, kadang saya juga sering ngumpul sama anak-anak Papua

yang ada dikosan kak.

56. Culture shock seperti apa yang anda alami?

Di 2 minggu pertama itu saya sering nangis kak, sakit demam, pengen pulang begitu

kak, saya juga sering-sering nelpon bapak di Papua ka

57. Berapa lama waktu yang anda perlukan untuk menyesuaikan diri ketika anda pertama

kali merantau ke kota Serang ?

Hampir satu semester kak,

Page 165: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

58. Kegiatan apa saja yang anda lakukan selama tinggal di Serang/berkuliah di Untrirta?

Apakah anda ikut bergabung ke dalam organisasi internal ataupun eksterna? Jika iya,

memgapa alasannya ?

Organisasi saya ikut GMKI, dan juga Voli kak. alasannya kenapa GMKI karena saya

katolik dan saya pengen punya teman yang seagama saja kak, kalau untuk voli karena

saya mau lebih mengenal teknik dan cara bermain Voli aja kak.

59. Apakah bergabung dalam organisasi tertentu berdampak pada cara anda untuk

mengenal atau mampu untuk berinteraksi dengan mahasiswa non-Papua sehingga

mampu menekan perasaan culture shock yang anda alami?

Ya, berpengaruh kak.

60. Bagaimana sikap dan kepribadian anda setelah melakukan perantauan? Apakah anda

semakin tertutup atau semakin terbuka dengan lingkungan Untirta/kota Serang?

Saya semakin mengenal budaya diluar Papua kak, dan saya tidak mengartikan setiap

logat atau bahasa yang digunakan oleh mahasiswa itu terkesan sombong lagi. Kalau

untuk pribadi saya, saya semakin tertutup kak, karena saya punya pengelaman itu kak,

diketwain waktu saya bertanya dan menjawab pertanyaan teman.

61. Selama anda berkuliah hingga saat ini sudah berapa kali anda pulang ke Papua ?

Baru satu kali kak.

62. Berapa lama waktu libur yang anda habiskan selama pulnag ke Papua?

Hampir 3 bulan kak, karena saya betah di Papua kan, selain itu juga karena terkendala

di penerbangan juga kak, karena waktu itu lagi angin kencang jadi penerbangan

ditunda kak selama seminggu.

63. Apakah ada dorongan dari diri anda sendiri untuk memulai interaksi dengan oranglain

selain ke mahasiswa Papua lainnya?

Page 166: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Ada kak, pernah sebelum saya di ketwain itu kak saya mulai sedikit minder jadi malu

untuk ngobrol dengan teman-teman yang lain. Kecuali dengan teman yang sudah

dekat seperti Heri dan Rani.

64. Apakah ada ada dorongan oranglain atau figure yang memotivasi anda untuk

berinteraksi dengan teman-teman yang lain?

Kalau di jurusan ada kak, kakak tingkat saya namanya kak Tina angkatan 2016.

65. Bagaimana bisa kenal orang tersebut ?

Awal saya datang ke Untirta itu kak, saya dipanggil sama kak Tina jadi kita sering

mengobrol, kak Tina juga sering kenalkan saya dengan Untirta dan kebiasaanya,

sering juga ajak saya kekosannya.

66. Jumlah mahasiswa Afirmasi di Untirta hanya 17 orang dari 2 angkatan, apakah karena

jumlah yang minoritas tersbut berdampak kepada anda sehingga anda semakin minder

dengan lingkungan diri di Untirta? Dan anda semakin menutup diri dengan

kebudayaan di Untirta atau lingkungan kelas?

Iya kak, benar itu berdampak sekali untuk saya.

Page 167: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

Nama Lengkap : Anton Suhartono

TTL : Surabaya, 23 Juni 1958

Asal Daerah : Surabaya

Suku : Jawa

Agama : Islam

Usia : 60 Tahun

No. Telpon : 082113324780

1. Apakah anda mengetahui di lngkungan anda terdapat beberapa mahasiswa yang

berasal dari Papua?

Ada,

2. Waktu pertama kali berinteraksi dengan beberapa mahasiswa Afirmasi yang berasal

dari Papua, pasti ada beberapa perbedaan yang tampak seperti bahasa, logat,

kebiasaan. Bagaimana cara anda menerima perbedaan tersebut?

Ya, pertama sekali saya beradaptasi sama mereka. Pertamakan dia dateng ke sini.

Otomatis bahasanya berbeda dengan bahasa yang biasa digunakan dilingkungan ini

(Serang). Nah, karena saya orang jawa, dan mereka orang Papua sudah pasti ada

perbedaanya, otomatis pertama sekali waktu tau mereka datang ke sini (serang), saya

yang mengikuti gaya bahasa mereka. Selain itu saya juga sering bercanda-canda

dengan mereka. Biasanya cara bercanda saya dengan mereka itu, ya saya mengikuti

gaya berbicara mereka, dan biasanya mereka juga ketawa melihat saya mengikuti

gaya bahasa mereka waktu bicara. Kadang juga mereka sering nanya ke saya

bagaimana gaya bahasa dan arti suatu kata, misalnya seperti arti kata “sire”. Karena

Page 168: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

saya orang jawa, dan sedikit mengerti beberapa bahasa serang, jadi saya jelaskan ke

mereka apa arti kalimat-kalimat tersebut ke mereka.

3. Bagaimana cara beradaptasi yang anda lakukan pada saat mengetahui di lingkungan

anda terdapat beberapa mahasiswa yang berasal dari Papua?

Ya saya saling menghargai mereka, bagaimana saya sebagai orangtua. Jadi saya

merangkul mereka dan menganggap mereka seperti anak saya. Pertama-tama saya

melakukan pendekatan seperti itu dengan mereka, saya membimbing mereka,

menasehati mereka dan kadang mereka sering curhat ke saya. Itu kan berarti diawal

saya sudah berhasil beradaptasi dengan mereka. Contohnya saya nasehati mereka

“kamu jauh-jauh datang kemari untuk sekolah dan kamu jauh dari orangtua, jadi

jalankan itu dengan baik-baik, jangan sampe bikin kecewa orangtua”. Selain itu juga

hampir setiap sabtu dan minggu, saya dan istri saya mengajak anak-anak Untita untuk

makan gratis di rumah saya tidak setiap sabtu atau minggu ya, tapi pernah. Saya juga

sering di bantu mereka kalau lagi beberes atau bersih-bersih halaman rumah. Mereka

sering nawarin diri ke saya untuk bantu pekerjaan saya. Mungkin ini salah satu bentuk

adaptasi yang saya lakukan atau mereka lakukan untuk diterima di lingkungan ini. Oh

iya, kemaren pernah sala satu anak Papua namanya April, dia dibentak sama

securityyang ada di kosan PI, si April nelpon-nelpon ke nomer Budhe (istri saya)

karena April nelpon budhe sambil nanggis-nanggis jadi saya samperin langsung

tempatnya, terus saya bentak-bentak securitynya karena securitynya itu curigain anak-

anak papua itu yang macem-macem padahal mereka disana Cuma mau kerja

kelompok dengan temennya.

4. Bagaimana dengan mahasiswa Afirmasi tersebut, apakah mereka menerima dan

mengikuti kebiasaan yang berlaku disini?

Page 169: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Wah, mereka senang sekali mengenal dan mengetahui budaya yang berlaku di kota

serang itu sendiri. Karena yang saya lakukan ke mereka itu positif, mungkin itu yang

membuat mereka merasa senang (menerima) dan mengikuti.

5. Sudah hampir satu tahun mereka berada di lingkungan yang berdekatan dengan anda,

contoh seperti apa yang anda lakukan agar menerima perbedaan tersebut?

Seperti yang saya sebutkan tadi, saya lebih sering ngobrol dengan mereka. Karena

saya juga punya warung makan yang berdekatan dengan mereka. Jadi hampir setiap

hari kita ngumpul disini dan ngobrol. Seperti nya itu salah satu bukti konkrit yang

saya lakukan untuk menerima perbedaan tersebut. Saya juga sering mengingatkan

mereka untuk beribadah, kebetulan anak papua yang tinggal didekat rumah saya ini

agamanya Kristen dan Katolik, jadi saya sering mengingatkan mereka untuk

beribadah.

6. Apakah anda mengenyampingkan stereotype yang kerap kali muncul dikepala kita

bahwa orang-orang Papua identik dengan seram dan pemarah?

Ya, mungkin kalau dari luar kita akan menganggap kalau orang papua itu seram dan

galak. Tapi saya tau kalau itu hanya face nya saja. Kalau untuk sifat, tingkah laku,

etika, karakter mereka itu baik-baik sekali. Selama satu setengah taun mereka disini

dan saya mengenal dia. Mereka itu baik-baik. Contohnya seperti teriak-teriak. Hampir

tidak pernah saya mendengar mereka teriak-teriak. Padahal yang kita tahu orang-

orang papua itu intonasi suaranya keras-keras, tapi mereka tidak. Menyakiti atau

menyinggung perasaan orang disini juga tidak pernah.

7. Ada beberapa mahasiswa Afirmasi yang mengalami gegar budaya pada saat mereka

berada di lingkungan Untirta, upaya apa yang coba anda ciptakan untuk memperkecil

efek dari gegar budaya tersebut?

Page 170: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Pertama, saya menjalin komunikasi langsung dengan mereka, biasanya kita ngobrol

diwarung saya ini, memperkenalkan kebiasaan orang-orang disini.

8. Apakah mahasiswa mengikuti logat, gaya berpakaian yang sedang tren di lingkungan

Untirta?

Kalau untuk berpakaian contohnya, itu kan bersifat umum ya. Tidak di daerah asalnya

mereka dan juga disini mereka berpakaian sopan. Tidak pernah berpergian

menggunakan celana pendek atau sejenisnya. Mereka terkesan sopan. Kalau untuk

logat mereka tetap mempertahankan logat kepapuan mereka. Walaupun mereka

mempertahankan logat kepapuannya bukan berarti mereka tidak menerima gaya

bahasa yang berlaku di lingkungan untirta ini. Contohnya mereka sering nanya ke

saya bahasa jawa serangnya “ini” apa atau bahasa serangnya “itu” atau ini artinya apa

kalau diartikan ke bahasa Indonesia.

9. Apakah semua yang anda lakukan ke mahasiswa Papua itu berlandaskan simpati,

karena mereka mereka minoritas di lingkungan Untirta ini?

Ya, saya sama siapapun bersimpati. Tanpa harus dengan mahasiswa Papua ini saja,

bahkan setiap anak rantau yang ada dilingkungan Untirta ini saya pasti bersimpati

dengan mereka. Saya menganggap mereka seperti anak-anak saya, dan mereka juga

baik terhadap saya. Jadi wajar kalau saya bersimpati dengan mereka.

10. Bagaimana cara beradaptasi anda itu, untuk mengenal basic budaya mereka?

Diawalnya, karena mereka sibuk kuliah. Suatu kali saya mengajak mereka jalan-jalan

keliling kota serang. Waktu itu kita naik motor. Tujuannya selain untuk mengenalkan

ke mereka mengenai kota serang dan mereka mengetaui tempat-tempat di kota serang

itu sendiri. Dan selain itu biar saya bisa mengenal mereka juga, jadi saya tidak hanya

mengenalkan kota serang ke mereka. Tapi saya juga mengenal bagaimana budaya

dan kebiasaan mereka di papua.

Page 171: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

LINGKUNGAN KULIAH

Nama Lengkap : Siti Rani Nuraeni

TTL : Serang, 23 Januari 1999

Asal Daerah : Serang.

Suku : Jawa

Agama : Islam

Usia : 19

No. Telpon : 0895330354516

Jurusan : PPKN

1. Sudah Berapa lama Kenal dengan Monica, salah satu mahasiswa Afirmasi?

Dari Semester satu kak, kenalnya. Karena kita kebetulan satu kelas kak.

2. Apakah dari semester satu kalian kontrak mata kuliah yang sama? Dan berapa jumlah

mata kuliah yang kalian kontrak ?

Keseluruhan kak, kalau di semester satu kita kontrak mata kuliah 11 mata kuliah kak,

kalau untuk semester ini kita kontrak 10 mata kuliah kak, dan kita selalu sekelas kak.

3. Bagaimana cara berinteraksi yang dilakukan Monica mahasiswa Afirmasi didalam

kelas ketika mengobrol dalam proses perkuliahan berjalan ?

Ya, mengenai interaksi itu sendiri yang saya rasakan dan saya liat langsung karena

kita sekelas juga, awalnya kita belum secara dekat dengan mereka kak dengan

Monica, bukan Cuma Monica saja kak, karena dikelas kita ada 2 orang mahasiswa

Papua, yang saya liat diawal-awal mereka cenderung menutup diri kak. Sampai di 2

bulan perkuliahan berjalan baru Monica mulai berani untuk berinteraksi dengan kita

Page 172: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

atau dengan dosen. Walaupun arus kita (mahasiswa atau dosen) yang duluan memulai

Interaksi tersebut kak.

4. Bagaimana cara kalian memulai interaksi yang dimaksud?

Biasanya kita yang duluan menanyakan kak ke Monica, contohnya. Kalau lagi

dengarin dosen menjelaskan di depan. Biasanya saya menanyakan ke Monica,

“gimana Monic, kamu mengerti gak apa yang dijelaskan?” saya menanyakan ini

hanya untuk memastikan aja kak. Dia beneran paam atau enggak kak. Karena pernah

waktu itu Monic mencatat apa yang ada di slide dosen didepan, tapi ketika di tanya

dosen mengenai apa yang di jelaskan dia bingung menjawabnya kak. Padahal itu ada

di catatan nya kak. Kalau dosen biasanya si, paling dosen menanyakan ke Monic

langsung, apakah dia paham atau tidak, dan menanyakan apakah perlu menjelaskan

lagi agar Monic paham. Karena kak, Monic sedikit sulit untuk membaca dan paham

padanan kalimat yang dijelaskan dosen kak. Intinya kak, kita sering memulai bertanya

ke Monic kak.

5. Ketika kalian memulai untuk berinteraksi dengan Monica, bagaimana respon nya?

Kalau kita nanya ke Monic kak, misalnya seperti ini. Kita ingin tau bagaimana

kondisi di Papua, Monic cuma jawab singkat kak. Tidak menjelaskan secara detail

atau lengkap kak. Ya paling kalau udah jawab, paling kita yang nanya lagi jawaban

Monic tadi kak, biar lebih dijelaskan lagi kak.

6. Bagaimana Antusiasme Monika dengan dosen bagaimana?

Kalau untuk Monic ya kak, dia itu cenderung diam saja kak. Kalau dibandingkan

dengan Hanok. Anok itu kak, dia cukup aktif kak, sering bertanya ke dosen atau

ketemennya juga sering nanya apa maksud dari penjelasn dosen tersebut. Tetapi kalau

Monic cenderung diam dan menerima saja kak. Sampai sekarang juga kak, Monic itu

hampir enggak pernah bertanya ke dosen langsung kak,

Page 173: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

7. Kalau untuk proses perkuliahan bagaimana, apakah Monica menerima atau sulit untuk

mengikuti proses perkuliahan tersebut?

Mungkin, terkhusus untuk Monic sepertinya kesulitan kak.

8. Apakah Monika cenderung menutup diri dan cenderung menjadi pendiam ketika di

dalam kelas?

Iya kak, sampai sekarang kak. Kalau enggak kita yang memulai duluan mungkin

Monic lebih sering diam kak.

9. Apakah tidak ada perubahan, yang dari awal Monika lebih sering diam, terus selama

proses perkuliahan berlangsung selam beberapa bulan Monika tetap pendiam dan

menutup diri?

Kalau yang Rani liat secara langsung dan subjektivitas Rani ya kak, dia cenderung

masih menutup diri, sehingga kita yang harus sering memberikan stimulus dulu kak.

Biasanya kita yang nanya ke Monic duluan kak. Biar dia cerita ke kita kak. Kalau

untuk interaksi, sudah mulai ada perkembangan kak. Monik udah mulai sedikit mau

bertanya kak. Seperti, itu maksudnya apa, itu bacaanya apa ketika dosen sedang

menjelaskan di depan kak.

10. Selain duluan bertanya ke Monika, apakah ada stimulus lain yang kalian lakukan ke

Monika agar dia tidak menjadi pendiam atau menutup diri?

Paling kita sering ajakin Monik untuk kekosan kak. Misalnya kita ada 2 mata kuliah,

kuliah pertama di jam 8 pagi sampai jam 10, terus mata kuliah selanjutnya jam 1,

biasanya kita ajakin Monik untuk ikut kita kak kekosan kak. Karena kan Monik

kosannya di Pakupatan ya kak, sementara kuliahnya aktif di Ciwaru, karena kalau

enggak kita ajakin seperti itu kak, bisa aja Monik pulang atau diam dan nunggu di

depan kelas sampai jam mata kuliah selanjutnya kak.

Page 174: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

11. Selama kalian ajakin Monika ke kosan, apakah Monika masih cenderung diam?

Iya kak, paling Monik cuma jawab sekedar aja kak kalau kita nanya ke dia.

12. Pasti kalian pernah berada dikelompok yang sama di satu matakuliah tertentu,

bagaimana keatifan Monika selama kalian mengerjakan tugas tersebut?

Sama si kak, harus kita yang meminta ke Monik duluan kak. Biasanya kita enggak

pernah ngasi tugas yang berat-berat kak ke Monic. Paling kita minta Monik untuk

membuat Power Point nya kak, dan paling kita minta Monik untuk memahami materi

tersebut kak. Karena Monik sedikit kesulitan untuk memahami materi kak.

13. Pasti ada beberapa perbedaan yang membedakan anda dengan Monika, seperti gaya

bahasa dan logat. Bagaimana cara kalaian menerima hal tersebut?

Kalau untuk saya sendiri, kita yang menyesuaikan dengan Monik kak. Monik kan

biasanya kalau nanya ke kita menggunakan bahasa halus kak. Seperti aku-kamu, dan

suaranya pelan kak. Walaupun kadang Monik sering keceplosan pakai bahasa

Papuanya, dan saya enggak paham dengan kata tersebut. Paling saya mencoba

mengerti kak. Untuk logat tidak ada masalah kak, karena Monik itu kak kalau lagi

ngomong atau ngobrol suaranya pelan kak. Enggak pernah teriak atau intonasinya

keras begitu enggak pernah kak.

14. Bagaimana upaya anda untuk lebih mengenal gaya bahasa Monika ?

Kami selalu berusaha biar bisa mengenal gaya bahasa dan logatnya Monik kak,

biasanya Rani tuh, suka ngajakin Monik ke Perpus misalnya, terus kita diskusi lah

disitu tapi selama diskusi itu dia cenderung lebih harus kita terlebih dahulu yan

memulai dan merangsang Monik, kalau enggak begitu ya Monik bakalan diem terus

kak. Gitu juga untuk mengenal bahasa Monik kak, Rani lebih sering mengikuti

logatnya saja kalau lagi ngobrol dengan Monik kak, tujuannya biar bisa beradaptasi

juga dengan Moniknya kak.

Page 175: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

15. Bagaimana cara anda mengenalkan ke mahasiswa Afirmasi mengenai kebudayaan ,

lingkungan, dan bahasa agar mereka lebih mengenal dan mampu beradaptasi dengan

lingkungan Untirta?

Rani Jawab satu-satu ya kak, Kalau untuk kebudayaan Rani biasanya dengan cara

mengobrol biasa. Pertama Rani nanya dulu ke Monik di Papua itu ada kebudayaan

apa-apa saja? nanti setelah Monik menjawab, biasanya Monik juga nanya sebaliknya

“kalau di Serang, Budayanya apa saja? kadang juga kalau saya lagi memperkenalkan

budaya di Serang walaupun Monik enggak bertanya panjang lebar, saya yang

berinisiatif untuk memberi tahukan ke Monik kak. Kalau untuk lingkungan Rani

paling jelaskan yang umum-umum aja kak, kayak di Serang ini lingkungannya

biasanya Orang Sunda dan Jawa Serang bagaimana kebiasaan saya pernah kenalkan

ke Monik kak, kalau dengan bahasa Monik pernah nanya “geh itu artinya apa” terus

“mereka ngomong pakai bahasa apa”, nah Rani yang jelaskan ke Monik kak. kalau

untuk merepakan ke Monika, sulit kak. karena saya udah pernah nyoba tapi dari

Monikanya yang kurang tertarik kak.

16. Bagaimana dengan gaya bahasa yang digunakan mahasiswa Afirmasi tersebut ketika

didalam kelas?

Mereka cenderung menggunakan bahasa halus kak, kadang juga KBBI banget

bahasanya kak.

17. Kalau untuk Gue-Lo?

Mereka enggak pernah gunain bahasa itu kak, didalam kelas, diluar kelas setau saya

Monik enggak pernah pake bahasa itu kak.

18. Kalau untuk dilingkungan kampus, biasanya kalau kita mau lewat di depan orang,

bilang “Hampura” bagaimana dengan Mahasiswa Afirmasi?

Page 176: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Kalau Monik biasanya ngomongnya “Permisi Kaka” dengan siapapun itu untuk

mahasiswa ya kak .

19. Bagaimana dengan proses adaptasi Anda dengan mahasiswa Afirmasi dengan

lingkungan kelas ?

Cenderung lama kak, proses adaptasi saya itu dengan Monik itu lama kak. karena

sampai sekarang juga saya belum terlalu kenal dengan Monik kak. karena apa ya,

Monik itu tertutup banget ornagnya kak.

20. Bagaimana dengan adaptasi mahasiswa Afirmasi dengan lingkungan kelas?

Diawal perkuliahan semester 1 sampai udah hampir hampir 2 bulan mereka baru

mulai berani memulai untuk berinteraksi duluan kak. biasanya diam-diam saja kak,

kalau enggak kita yang harus memulai diluan.

21. Apakah ada upaya dari Anda untuk mencoba mengerti budaya, kebiasaan mahasiswa

Afirmasi tersebut? Kalau ada seperti apa?

Ada si kak upayanya, upaya nya itu kita selain ekstra memahami bahwa mereka

berbeda budaya, bahasa, warna kulit berbeda dengan kita. Maka disini kita melakukan

adaptasi dengan mereka tetapi secara umum saja kak, seperti apa yang kita mengerti

mengenai budaya mereka. Kalau untuk lebih spesifiknya tidak pernah kak. karena

Moniknya cenderung tertutup.

22. Monika kan rambutnya enggak pernah panjang seperti prempuan pada umumnya, dan

itu juga biasanya rambutnya di bentuk seperti model rambut yang di kepang pendek.

Itu salah satu kebiasaan di Papua. Bagaimana dengan anda, apakah anda pernah

memeberi masukan untuk coba memanjangkan rambutnya?

Enggak pernah si kak, memang diwalnya saya mikirnya kok ini “Aneh” dan semakin

terkesan “serem” nya kak. tapi lama-kelamaan saya memaklumi dan menerima.

karena mungkin karena Serang ini panas ya. Makanya mereka enggak pernah

Page 177: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

memanjangkan rambut mereka. Dan kita juga nyaman-nyaman aja kak dengan gaya

dan model rambut tersebut kak.

23. Bagaimana dengan keaktifan mahasiswa Afirmasi tersebut didalam kelas pada saat

prose perkuliahaan berjalan?

Kalau lagi dikelas Monika ini cenderung diem, dia enggak mau nanya dan sekedar

menambahkkan juga enggak pernah kak. selama hampir 2 semester ini berjalan, saya

belum pernah melihat atau mendengar Monika bertanya atau menajwab pertanyaan

kak, beda dengan Hanok, salah satu mahasiswa Afirmasi juga, dia jaub lebih aktif

dibandingkan dengan Monika kak.

24. Bagaimana dengan Dosen, apakah pernah melibatkan Monika dan menstimulus

Monika agar lebih aktif lagi didalam kelas?

Ada, waktu itu kak ada kayak hasil test gitu kak. dan dosennya ngumumin gitu kak

hasil test setiap mahasiswa nya, nah waktu pembagian hasil itu dosennya bilang

begini kak, sebenernya Monika ini bagus dalam menganalisis kasus yang diberikan

dalam soal tersebut tetapi pada berinteraksi atau menjelaskan apa yang dituliskan di

lembar terst tersebut susah, jadi dosennya bilang “Monika, kamu harus lebih aktif lagi

ya, kalau misalnya ada apa-apa tanyakan aja kedosennya jangan malu”. Begitu kak

25. Upaya apa saja yang tampak atau pernah dilakukan mahasiswa Afirmasi tersebut

untuk dapat berbaur atau beradaptasi dengan anda?

Dia sering minta ikut diskusi si, atau enggak nanya “mau kemana, boleh ikut gak?”

biasanya Monik ngelakuin ini kalau kita lagi istirahat untuk ngelanjut di MK

selanjutnya. Kadang juga pernah kaya diajakin nginep gitu. Terus dari responnya dia,

ehhmmm kadang dia nolak tapi setelah kita jelasin ke Monik akhirnya di ikut nginep

bareng kita kak.

Page 178: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

26. Apakah anda mengenyampingkan stereotype yang kerap kali muncul dikepala kita

bahwa orang-ornag Papua identik dengan seram dan pemarah waktu pertama kali

ketemu dengan mahasiswa Afirmasi tersbeut?

Iya kak, kalau perasangka enggak pernah kak. karena saya menghormati mereka aja

kak. karena pada saat beriterkasi di kelas juga mereka enggak sanggar seperti

prasangka tersebut kak.

27. Tapi kalau rasa takut pernah muncul gak waktu bareng dengan anak-anak Papua?

Nah, kalau ini pernah kak. diawal-awal kerja kelompok. Saya itu sedikit takut kak.

tapi saya coba ngilangin rasa takut itu aja kak. biasanya saya pura-pura enjoy aja si

kak. walaupun diawal-awal takut karena serem kak.

28. Apakah mahasiswa Afirmasi tersebut pernah atau kerap di bully didalam kelas atau

dilingkungan kampus?

Kalau di kelas sendiri enggak pernah, justru kita itu lebih kepada gimana dia ini lebih

aktif gitu kak. kalau untuk lingkungan kampus enggak si kak kayanya. Paling mereka

sering natap mereka dengan dengan tatapan yang kaya kaget gitu kak. mungkin baru

pertama kali ketemu orang Papua kali kak.

29. Kalau Monika nya yang curhat kalau dia pernah merasa di bully, pernah gak?

Enggak pernah si kak, paling kalau di tatap aja kak.

30. Apakah pernah mahasiswa Afirmasi tersebut dikucilkan dikelas karena berbeda

dengan lingkungan anda ?

Enggak pernah si kak.

31. Kalau mahasiswa Afirmasi tersebut yang mengucilkan diri pernah?

Kalau ini mungkin iya kak, Monika nya yang cenderung menutup diri dan merasa

kalau di Minoritas (sebagai mahasiswa Papua di Untirta), jadi dia cenderung diam

selama proses perkuliahaan berlangsung kak.

Page 179: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

32. di kelas kalian ada 2 orang mahasiswa Afirmasi salah satunya Hanok, apakah Monika

cenderung lebih dekat dengan Hanok daripada dengan kalian?

Enggak si kak, paling mereka sering ngobrol saja. dan pulang bareng kak naik angkot.

Karena kan mereka kosannya sama-sama dipakupatan kak.

Page 180: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

LINGKUNGAN KULIAH

Nama Lengkap : Heri Fransisco

TTL : Jakarta, 29 Mei 1999

Asal Daerah : Jakarta

Suku : Batak

Agama : Kristen Protestan

Usia : 19

No. Telpon : 087787231504

Jurusan : PPKN

1. Sudah Berapa lama Kenal dengan Monica, salah satu mahasiswa Afirmasi?

Dari Semester satu kak, kenalnya. Karena kita kebetulan satu kelas kak.

2. Apakah dari semester satu kalian kontrak mata kuliah yang sama? Dan berapa jumlah

mata kuliah yang kalian kontrak ?

Keseluruhan kak, kalau di semester satu kita kontrak mata kuliah 11 mata kuliah kak,

kalau untuk semester ini kita kontrak 10 mata kuliah kak, dan kita selalu sekelas kak.

3. Bagaimana cara berinteraksi yang dilakukan mahasiswa Afirmasi didalam kelas atau

ketika mengobrol atau proses perkuliahan berjalan?

Interaksinya kayak mereka bertanya-tanya apasih ini maksud yang dijelaskan oleh

dosen dideoan kelas, kadang mereka juga bertanya-tanya apa arti kalimat yang

barusan diucapkan dosen tersebut. Karena kan ada aja bang dosen yang sering keselip

kata-katanya pake kata yang mereka belum mengerti. Mungkin ini salah satu

penyebab kenapa Monik cenderung diam-diam saja dikelas bang, karena dia sendiri

Page 181: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

juga kurang paham dengan apa yang dijelaskan dosen didepan bang. Kadang juga

bang Monika itu bang sering banget nyatat walaupun kadang kalau saya tanya ini

maksudnya apa dan mengerti atau enggak mengenai semua materi yang dia catat

jawaban Monik “hanya sedikit”. Itu dia bang mungkin alasan kenapa dia lebih sering

diam.

4. Menurut anda, apa yang membuat mereka sulit untuk memahami hal tersebut?

Menurut Gua, Monik itu sebenernya masih belum siap bang di jenjang perkuliahan,

karena kan pendidikan di Papua sendiri masih relatif rendah, mungkin sebenernya

mereka belum siap, karena Monik sendiri mengeja saja masih belum lancar, dia

sering dibilang dosen mesti banyak baca buku, karena merasa Monik itu udah

mahasiswa tapi masih sulit dan belum lancar untuk mengeja. Itu dia alasan gua

kenapa gua bilang Monik itu belum siap masuk ke jenjang perkuliahan.

5. Kalau untuk bahasa menurut anda berpengaruh gak? Karena beda tatanan kalimat

yang diucapkan oleh mereka. Kalau kita biasanya SPOK, biasamya mereka tatanan

kalimat nya jadi PSOK atau dsbnya.

Kalau menurut Gua si Enggak ya bang, karena temen kelas saya ada juga yang berasal

dari daerah Ambon. Tapi dia Pasih dengan tatanan kalimat yang berlaku disini. Saya

merasanya masih sama bang, kayanya karena kesiapan untuk masuk ke jenjang

kuliahnya untuk Monik itu masih belum bang. Alasannya bang, Monika itu bisa di

pengucapan tapi dia sedikit kesulitan dalam penulisannya bang, seperti

“menggunakan” Monika nulisnya jadi “Meggunakan” tanpa “n” di dalamnya bang,

karena saya sering ngecek catatan Monika dan Hanok untuk memastikan mereka itu

mengerti, ketinggalan materi atau enggak bang, dan Gua sering menemukan beberapa

huruf yang hilang didalam perkata-kata tersenut dicatatan Monik bang.

Page 182: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

6. Apakah mahasiswa Afirmasi tersebut menutup diri dan cenderung menjadi pendiam

ketika didalam kelas?

Iya bang, kadang sering Gua tanya misalnya, “Monik, kamu kenapa?” terus dia jawab

“Enggak”, terus Gua tanya lagi “Monik kamu ngerti ini?” terus dia jawab “Iya, bisa”,

Cuma pas saya tes Moniknya enggak bisa. Jadi Monik itu kayak apa ya, mungkin ada

rasa takut karena belum terlalu deket, jadi Monik itu seeperti menutup diri. Kadang

juga pas saya tanya, “Monik, kamu mau kemana?”, dia jawab “Ini mau kesini.”

Padahal gak lama gak lama setelah Gua selesai nanya dia malah naik angkot yang

tujuannya ke Pakupatan. Kadang juga lagi kan gua kekampus motoran ya bang,

“kadang dia pengen numpang terus pulang bareng”, tapi dia enggak mau nawarin diri

untuk pulang bareng, musti gua tawarin dulu bang. baru dia bilang “Iya, aku numpang

ya” gitu bang. kesannya dia itu menutup diri banget bang.

7. Kalian dari semester 1 kan sekelas bareng, apakah Monika itu cenderung pendiam

dari awal perkuliahan sampai sekarang semester 2 ini?

Kalau menurut gua si iya bang, karena memang dari awal dia punya sifat yang

pendiam dari awal, gua juga nenya ke Hanok salah satu anak Afirmasi juga di kelas

gua, kata Hanok, Monik itu punya sifat yang pendiam, bahkan ke sesama anak-anak

Papua lainnya Monik itu cenderung pendiam, gak terlalu banyak bicaraa atau

interaksi. Jadi susah juga si gua ngeliatnya kalau dia enggak memahami bahasa dan

lingkungan disini padahal dari dirinya pribadi memang tertutup, dikosan juga bang,

gua punya kontak temen satu kosannya Monik, namanya Diana. Katanya juga seperti

itu bang. karena kalau gua nanya dimana Monik, biasanya saya nanya nya ke Diana

bang, karena kan hampir 2 bulan diawal perkuliahan Monik itu enggak punya android

bang. kalau sms gua nya yang gak punya pulsa biasa makai WA bang.

Page 183: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

8. Pasti ada beberapa perbedaan yang membedakan anda dengan mahasiswa Afirmasi

tersebut, seperti gaya bahasa dan logat, bagaimana cara kalian menerima hal tersebut?

Mungkin kalau kita ngeliat gimik nya ya bang memang mereka itu kaya lagi marah

gitu bang ekspresinya bang jadi kita sulit negbedain ini lagi marah atau enggak. Tapi

gua biasanya cara menerimanya ya gua nyoba untuk mengerti maksud dari ucapan

mereka dan kadang gua sering bebrbicara dengan logat mereka, tapi enggak dengan

intonasi mereka ya bang. sulit kalau intonasi nya soalnya.

9. Upaya lain selain itu apalagi ?

Contohnya nih bang, gua kan dari jakarta bang. dan mereka biasanya pakai “aku-

kamu”, jadi gua nyoba untuk ngikutin mereka bang, ke Monik juga gua make “aku-

kamu”. Gua dan temen-temen gua dikelas enggak pernah ngobrol ke mereka pake

“gua-lu” bang karna kita udah nyoba jelasin ke mereka, tapi mereka tetap enggak mau

gunain “gua-lu” bang karena katanya itu kalimatnya kasar dan mereka enggak pernah

gunain kalimat itu bang.

10. Bagaimana cara anda mengenalkan ke mahasiswa Afirmasi mengenai kebudayaan,

lingkungan, bahasa agar lebih mengenal dan mampu beradaptasi dengan lingkungan

Untirta?

Kalau gua si biasanya dengan hal kecil ya bang, misalnya gua kan sering nih di

matakuliah agama. Nah gua dan Monika biasanya yang paling cepat datengnya dan

sering dong gua berdua dengan Monik nungguin di depan kelas, nah sambil nunggu

gitu biasanya gua ngobrol dengan Monik bang, kayak gua mengenalkan seperti

“Monik, di Serang itu orang sering makai ‘geh-sih-tah’ itu artinya kayak tambahan

gitu Monik, terus biasanya gua jelasin ke Monik juga kebiasaan-kebiasaan mahasiswa

dan masyarakat pada umumnya di Serang ini bang. gua juga jelasin ke Monik apa

yang di anggap wajar dan yang enggak wajar di Serang ini bang, jadi biar Moniknya

Page 184: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

itu lebih santun aja bang gitu. Kalau untuk lingkungan perkuliahan, biasanya gua

sering ajakin Monika ngobrol aja si bang, gua juga ngenalin ke Monika beberapa

bahasa gaul di sekitaran kampus bang. biar mereka lebih paham dan terbiasa aja bang.

11. Apakah ada upaya dari Anda untuk mencoba mengerti budaya, kebiasaan mahasiswa

Afirmasi tersebut? Kalau ada seperti apa?

Ada si bang, kaya gua sering nanya-nanyain misalnya dari segi makanan disana apa

aja selain Papeda yang enak, terus misalnya nanya-nanya gimana caranya dan adat-

adat yang berlaku disana. Sampe gua baru tau gua kira di Papua awalnya Cuma satu

suku aja ternyata disana ada banyak suku bang, jadi tiap desa itu punya sukunya

masing-masing bang. jadi dari nenek moyangnya mereka berbeda jadi kepercayaan

dan kekentalan mereka terhadap budaya itu juga berbeda-beda bang, selain itu juga

tiap desa itu bang gaya berbahasanya beda-beda bang, gua dijelasin tuh bang sama

Hanok, dan gua bandingkan dengan Monik ternyata memang ada sedikit perbedaan

mereka bang. kalau untuk kebiasaan, paling ini bang aroma khas badan bang, jadi

bang anak Papua ini aroma badannya alami bang, ini kan salah satu budaya dan

menjadi kebiasaan bang. jadi diawalnya gua juga kaget bang, terus lama kelamaan

gua menerima dan menganggap itu sebagai ini udah budaya mereka bang, kadang gua

juga jelasin ke anak-anak kelas yang sering ngomong kalau Monik dan Hanok bau

badan, jadi gua jelasin ke temen-temen kelas kalau mereka itu terlambat jadi enggak

sempat untuk siap-siap dulu sebelum ke kekampus, biar mereka enggak dijauhi aja

bang. cara lain juga gua bilang ke Hanok atau enggak Monik sebelum masuk kelas ke

kamar mandi dulu, terus gau kasiin parfum gua bang ke mereka biar mereka enggak

dijauhin bang. karena pernah Monik dan Hanok dijauhin bang gara-gara itu bang

dikelas gua.

Page 185: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

12. Bagaimana dengan keaktifan mahasiswa Afirmasi tersebut didalam kelas pada saat

proses perkuliahan berjalan?

Keaktifannya mungkin Monik lebih pemalu bang, kadang dia gak ngerti dan enggak

langsung nanya ke dosen. Jadi dia sering nanya ke Gua bang ini maksudnya apa, ini

maksdunya apa. Kadang gua kan belum tentu ngerti tentang materi yang dijelaskna

dosen, jadi gua bilang ke Monik kalau gua juga kurang paham, coba Monik nanya ke

dosennya, dan Monik biasanya langsung diam bang, dia lebih milih nulis lagi bang

semua materinya bang. kalau dengan Hanok, biasanya dia itu lebih berani bang

daripada Monik bang, dia juga sering nanya, sering ikut diskusi dan ngumpul bareng

sama kita bang.

13. Kalau untuk keaktifan yang lain bagaimana ?

Monik itu dia baru-baru ini nawarkan diri bang untuk jadi atlit voli di fakultas bang,

jadi kemaren itu ada sayembara dan pengumuman perwakilan voli dari tiap jurusan di

FKIP, terus Monik langsung angkat tangan bang, dia langsung daftar. Terus gua

nanya, Monik seriusan mau ikut voli, dia jawab “iya, aku biasa main voli di papua”

gitu bang.

14. Upaya apa saja yang tampak atau pernah dilakukan mahasiswa Afirmasi tersebut

untuk dapat berbaur atau beradaptasi dengan anda?

Mereka si, kaya lebih sering diajakin aja si bang nimrung-nimbrung gitu. Walaupun

mereka lebih sering diam dan kalau di tanya jawabnya singkat banget, senggaknya dia

udah berani untuk memulai ngumpul bareng sama kita bang. diawal perkuliahan

Monik enggak pernah ikut bang, tapi makin kesini Monik mulai ikut bang kalau

diajakin sama kita yang laki-lakinya untuk ngumpul tapi lebih sering ikut kalau

diajakin anak-anak ceweknya ngumpul.

Page 186: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

15. Selain mereka ikut nimrung apalagi yang Monik lakukan untuk bisa beradaptasi

dengan kalian?

Kalau yang lain si belum ada bang ya, Cuma itu aja biasanya bang.

16. Apakah anda mengenyampingkan stereotype yang kerap kali muncul dikepala kita

bahwa orang-orang Papua identik dengan seram dan pemarah?

Gua sih enggak pernah ngeliat gitu ya bang, gua tau memang di jakarta apalagi kalau

di pasar biasanya ada aja orang timur yang malak dan sebagainya, tapi gua enggak

nerapin itu ya bang ke mereka. Karena yang mereka tampilkan selama gua kenal

dengan mereka itu bang enggak seperti itu, mereka lembut-lembut kok. Ngomongnya

juga halus, enggak neggas kaya preman-preman apalagi teriak-teriak enggak pernah

bang, tapi kalau kita ngeliat gimik mukanya ya emang begitu bang, mungkin udah

bawaan kali yang bang

17. Apakah Monika pernah mengikuti gaya bahasa gaul dilingkungan perkuliahan kalian?

Enggak pernah bang kalau di kita langsung, tapi paling dia nulis status pakai bahasa

gaul gitu di sosmed bang, make gua-lu itu biasanya di sosmed dia bang.

18. Di sosmed mana biasanya dia menggunakan bahasa gaul tersebut?

Paling di status wa aja si bang, karena gua juga enggak berteman di facebook karna

udah lama juga enggak gua pake bang.

19. Berarti mahasiswa Papua itu mengerti bahasa slang tersebut tetapi merek enggan

menggunakan itu, menuru anda itu kenapa?

Mungkin karena enggak terbiasa kali bang ya, udah dari kecil mungkin bang mereka

menggunakan bahasa baku, jadi sulit bang untuk mereka buat merubah kebiasaan itu

bang, apalagi Monik bang.

Page 187: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

20. Apakah mahasiswa Afirmasi tersebut pernah atau kerap di bully didalam kelas atau

dilingkungan kampus?

Kalau di bully mah enggak pernah ya bang, tapi kalau di jauhi karena bau badan tadi

itu bang pernah, selebihnya enggak pernah si bang. paling ini bang jadikan gua dan

anak-anak kelas punya group line ya bang, jadi sering tuh Monik nanya, hari ini ada

dosennya masuk atau enggak, enggak ada yang respon bang. padahal di group itu lagi

rame ngebahas sesuatu gitu bang, sampe akhirnya Monik dan Hanok ngechat gua

nanyain sekalian curhat juga ke Gua, kenapa teman-teman yang lain enggak ada yang

menjawab pertanyaan mereka, mereka sakit hati, merasa dianggap enggak ada,

padahal situasinya group itu lagi rame bang. jadi karena itu mereka lebih sering

personal chat ke gua bang, daripada di group kelas gua bang.

21. Bagaimana contoh yang pernah dilakukan teman kelas anda untuk menjauhi aroma

khas mahasiswa Afirmasi tersebut?

Mereka biasanya jaga jarak gitu bang, atau enggak sambil ngipas-ngipasin buku ke

muka mereka bang. padahal gua udah jelasin jangan gitu kemereka, gua sering bela

mahasiswa Afirmasi bang, gua bilang ke temen-temen kalau mereka bau badan karena

mungkin lagi enggak ada duit untuk beli deodoran, karena kan uang beasiswa mereka

6 bulan sekali ya bang, jadi mereka lebih mementingkan makan daripada penampilan

atau kebersihan vbang. Terus gua juga lumayan sering ajakin Hanok atau Monik

makan bareng, karena mereka juga kadang uangnya kurang jadi kalau gua punya

sedikit uang gua bayarin atau gua tambahin uang mereka bang.

22. Bagaimana bentuk nyata kalian membantu mahasiswa Afirmasi ?

Anak-anak kelas kadang suka patungan bang, untuk Monik atau anok bang, karena

kita tau mereka uangnya enggak banyak. Jadi kita coba patungan untuk bantuin

mereka.

Page 188: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

23. Apakah Monik pernah cerita ke anda, kalau mereka sering di tatap aneh begitu?

Paling kalau ditatap-tatap begitu gua bilang ke mereka. Biasrkin aja, karena mereka

baru tau kalau ada mahasiswa Afirmasi Papua bang. paling ini bang, Monik juga

pernah cerita ke gua kalau dia pernah dikerjain gitu banmg sama temen kelas, jadi

Monik nanya di group kelas, dosen ini masuk atau enggak. Terus ada yang bilang

kalau dosennya masuk, padahal dosennya enggak masuk. Jadi Monik datenlah itu ke

kampus bang terus nungguin bang sampe sore, memang MK itu siang si bang, tapi

kasian aja bang. gitu. Dia chat gua bang, sedikit ngerasa kesel bang, terus di nge PC-

in gua kan bang, dia bilang ada dosen atau enggak, terus gua jawab enggak ada

Monik, terus dia kesel gitu bang dan bilang kenapa dia di giniin sama temen-temen

yang lain, sampe akhirnya gua yang jemput dia bang dari Ciwaru biar dia enggak

ngeluarin ongkos lagi bang untuk baliknya bang.

Page 189: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

LINGKUNGAN ORGANISASI

Nama Lengkap : Janeiro Subiyanto

TTL : Jakarta, 3 Januari 1998

Asal Daerah : Tangerang

Suku : Ambon

Agama : Kristen Protestan

Usia : 20 Tahun

No. Telpon : 085697480935

Organisasi : Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)

1. Bagaimana cara berinteraksi yang dilakukan Monica di dalam lingkungan organisasi

kalian (GMKI) ketika mengobrol atau terlibat di kegiatan organisasi?

Monica cenderung tertutup, terus. Pertama sih pembawaan mereka tuh sangat santun

ya, sedikit-sedikit mereka selalu bilang permisi-permisi. Dan pembawaan mereka

diawal itu masih membawa kepapuannya kesini. Terus waktu udah makin kesini-

sininya sih sudaah biasa saja.

2. Apakah semakin lama, semakin kesini mereka masih memepertahankan

kebudayaannya?

Sampai sekarang Monica masih tetap mempertahankan budaya kepapuannya. Cuma

mereka ada sedikit sulit membaur dengan budaya yang ada disini. Contohnya seperti

ini, misalnya disinia kan salam nya seperti “Punten” atau “Hampura” nah mereka

sulit untuk menyebutkan ini.

Page 190: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

3. Apakah Monica itu terus menutup diri dan cenderung pendiam ketika didalam

organisasi waktu berinteraksi atau diskusi?

Ada beberapa anak Papua yang sudah terbuka diawalnya, tetapi terkhusus untuk

Monica, Dia lebih cenderung masih tertutup dan kalaupun ingin mengobrol atau

diskusi paling kita yang arus memulai terlebih dahulu.

4. Bagaimana dengan keterlibatanya didalam Organisasi?

Kalau untuk keterlibatan diawal dia masih sering hadir dan terlibat, tetapi makin

kesini Monica sudah jarang ikut berdiskusi dengan kami.

5. Pasti ada perbedaan yang tampak sehingga menjadi pembeda kalian (Organisiasi

GMKI) dengan Monica, seperti gaya bahasa, dan logat. Bagaimana cara kalian

menerima hal tersebut?

Mungkin ada perbedaanya, mungkin diawalnya Monica membangun “Gap” antara

pribadinya dengan lingkungan diluarnya. Nah, monica berkumpul hanya dengan

mahasiswa Papua nya saja diawal kita berkumpul tuh. Kalau untuk bahasa, kita

mencoba mengerti dia sebenernya, karena mereka minoritas disini, jadi kita selaku

kakak tingkat dan kakak senior di organisasi kita lebih mengerti mereka, dan

menerima gaya bahasa dan logat mereka. Walaupun mereka nada suaranya lebih

tegas, dan gaya bahasanya kadang bahasa Indonesia digabung dengan kata atau

kalimat Papuanya, kita mencoba untuk menerima hal tersebut.

6. Apakah ada kesan negatif waktu kalian melihat anak Papua (Monica) terlibat didalam

diskusi kalian ?

Kalau untuk kesan negatif tidak ada ya, karena kita tau mereka mahasiswa dan sudah

pasti kaum terpelajar.

Page 191: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

7 Apakah anda mengeyampingkan streotype yang kerap kali muncul dikepala kita

bahwa orang-orang Papua identik dengan seram dan pemarah?

Diawal-awalnya memang gak bisa dipungkiri yang bang, kalau untuk Monica

memang bener bang serem, soalnya diawal dia dateng itu bang rambutnya botak bang,

terus bang maaf-maaf ini yang bang kalau orang Papua itu punya aroma khas gitu

bang, mereka nyaman dengan itu tetapi kita merasa kalau itu lumayan menggangu

bang. Yang awalnya streotype nya serem dan galak, ditambah lagi bang kalau mereka

itu sedikit bau bang. Diawal-awal diskusi dan pertemuan saya masih ngerasa takut

bang, walupun saya sukunya Ambon bang tapi tetap aja bang takut bang. Tapi

semakin kesini enggak takut lagi bang, udah biasanya aja bang. Mungkin saya sudah

menerima itu kali ya bang.

8. Berapa waktu kalian untuk menerima perbedaan tersebut, baik gaya bahasa, logat,

fisiknya dan sebagainya agar kalian bisa membaur dengan mereka?

Untuk saya pribadi bang, di pertemuan ke 4 dan ke 5 bang, nah didalam pertemuan

organisasi kami bang dalam seminggu kadang sekali berkumpul, kadang jugaa

seminggu 2 kali bang. Bisa dibilang sebulan lah bang bagi saya untuk nerima

perbedaan dan mulai berani dekat dengan dia dan anak Papua lainnya bang.

9. Bagaimana cara anda memperkenalkan ke Monica atau mahasiswa Papua mengenai

budaya, lingkungan, agar lebih mengenal lingkungan di Untirta?

Cara memperkenalkannya budayanya dulu yang bang, karena kan lingkungan kampus

kita perkenalkan mereka gaya bahasa seperti “geh”, permisi dan sebagainya bang.

Kalau untuk di Organisasi bang, kita memperkenalkan mereka budaya masing-masing

di organisasi GMKI ini bang. Karena kita di dominasi sama suku batak, kita juga

perkenalkan ke mereka juga, seperti panggilan “laek”, “tulang”. Selain itu juga kita

jelaskan ke mereka kalau di becandaain sama temen kelas, jangan di bawa ke

Page 192: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

perasaan. Di bawa santai aja, karena mungkin itu bentuk becandaan. Begitu bang,

karena kan mereka minoritas ya bang, mereka juga fisik nya berbeda sama kita, jadi

kita coba memperkenalkan itu ke mereka bang.

10. Bagaimana dengan respon mereka, waktu anda memperkenalkan budaya, yang

berlaku dilingkungan Untirta?

Mereka sangat mengapresiasi bang, kalau untuk Monica juga menerima dan

menerapkan hal tersebut. Mereka juga senang dengan budaya bacakan bang, ya

walupun diawaal merka bingung-bingung ya bang apa itu bacakan dan kenapa harus

duduknya deket-deketan waktu makan, tetapi mereka senang bang dan sampai kesini

mereka malah selalu ngajakin kita untuk bacakan-bacakan terus bang waktu kita

selesai ngobrol atau diskusi bang.

11. Bagaimana dengan memperkenalkan mereka dengan gaya bahasa yang berlaku di

lingkungan Untirta?

Kalau untuk bahasa, mereka masih mempertahankan gaya bahasa mereka bang, paling

mereka menggunakan bahasa baku bang, seperti aku-kamu ya walaupun kadang

mereka sering keceplosan bang pakai beberapa kata papua nya. Kalau untuk bahasa

mereka jauh lebih sulit bang untuk menerapkan ini. Apalagi dengan Monica, dia

cenderung tertutup bang, kadang responnya hanya senyum aja bang waktu kita

mencoba mengenalkan hal tersebut ke dia bang.

12. Apakah ada upaya dari anda untuk lebih mengenal budaya, kebiasaan mereka

mahasiswa Papua tersebut?

Kita ada upaya kok bang, untuk mengenal budaya dan kebiasaan mereka bang. Setiap

kali kita diskusi atau ngumpul bang, kita selalu ada sesi untuk saling memperkenalkan

kebudayaan masing-masing bang. Karena kita ini kebanyakan orang batak bang dan

Papua itu sedikit dan kita terbiasa dengan budaya batak, jadi kita lebih sering meminta

Page 193: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

mereka memperkenalkan kebudayaan mereka bang, adatnya, kondisi masyarakatnya

begitu bang. Kalau untuk Monica sendiri sangat sulit bang, dia terlalu menutup diri

bang selain itu dia juga kalau kita minta untuk memperkenalkan budaya nya sendiri,

malah kita yang bingung bang. Karena harus kita yang duluan bertanya bang dan

respon jawabanya sederhana dan singkat bang. Tetapi ada satu bang kebiasaan mereka

yang unik bang dan mereka yang memperkenalkan ke kami. Seperti bersalaman bang,

kalau kita bersalaman ya hanya sekedar mengenggam tangan orang tersebut, tetapi

kalau ini berbeda bang, setelah kita mengenggam tangan lawan bersalaman kita, kita

harus saling menjepit jari telunjuknya lalu kita tarik bang, nah ini katanya kebiasaan

mereka kalau bertemu atau berpapasan bang.

13. Bagaimana dengan keaktifan Monica di Organisasi GMKI?

Kalau untuk diawal mereka rajin bang berdiskusi dan berkumpul, begitu juga Monica

bang. Makin kesini juga dia sudah makin jarang untuk ikut ngumpul bang.

14. Upaya apa yang Monica lakukan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan

Organisasi kalian ?

Mungkin dengan dia ikut gabung ke GMKI ini mungkin salah satu cara dia agar bisa

beradaptasi bang, kalau untuk organisasi ya tadi bang, karena kita kebanyakan orang

batak bang, jadi mereka mulai pengen tau tentang budaya orang batak bang.

15. Apakah mahasiswa Afirmasi tersebut pernah di bully di organisasi kalian ?

Kalau untuk diorganisasi tidak perna ya bang, tapi kalau untuk dilingkungan

perkuliahan diawal-awal perkuliahan mereka sering cerita kalau mereka pernah di

katain “ah item lu” mungkin itu bercadaan untuk dia, tetapi bagi mahasiswa Papua

mereka meresa sakit hati bang dengan perkataan itu bang, yang paling sering itu

Monica si bang yang ngalamain. Seperti di liatin dengan tatapan yang seperti merasa

aneh karna ada anak Papua, monica sering ngalamin ini bang.

Page 194: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

16. Terus bagaimana Upaya kalian untuk menjelaskan ke mahasiswa Papua, bahwa

sebenernya yang kata mereka “bully” itu sebenernya belum tentu konteks dan

maksudnya tujuannya itu belum tentu membully mereka, bisa saja itu becandaan.

Ya, kita menjelaskan bang. Belum tentu itu membully mereka, dan wajar mereka

merasa asing dengan cara mereka menatap kalian. Kalian enggak perlu bawa ke

perasaan, diamkan saja. Terus kita juga emnjelaskan anggap saja itu sebagai

becandaan saja. Tidak perlu di bawa ke perasaan seperti itu si bang.

17. dan bagaimana respon mereka dengan upaya yang kalian lakukan tersebt apakah

mereka menerima masukan dan saran kalian selaku kaka senior di Organisasi?

Ada yang menerima bang, tetapi ada juga yang kembali merasa sakit hati bang,

mereka bilang “sa sakit hati kaka, tidak boleh seperti itu. Sa sedih”. Tetapi

sebenernya saya tau bang kenapa dia bilang seperti ini bang. Karena mereka minoritas

bang, jadi sangat gampang tersinggung bang. Kembali kita jelaskan ke mereka untuk

sabar saja enggak perlu dimasukan ke dalam hati, biarkan aja masuk telinga kanan

keluar telinga kiri.

Page 195: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

TRANSKRIP WAWANCARA

LINGKUNGAN ORGANISASI

Nama Lengkap : Ratu Lamlam Setiany Purba

TTL : Jakarta, 21 September 1998

Asal Daerah : Jakarta

Suku : Batak

Agama : Kristen Protestan

Usia : 20 Tahun

No. Telpon : 0852 1982 5750

Organisasi : Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)

1. Bagaimana cara berinteraksi yang dilakukan mahasiswa Afirmasi dalam organisasi

ketika mengobrol atau berdiskusi ?

Kalau ngobrol sama dia itu harus di pancing atau ditanya duluan baru ngobrol, kalau

enggak ya di cuma jawab sekedarnya aja bang. kalau enggak di tanya ya dia cuma

diem aja bang, enggak bakal nanya, kecuali kalau dia lagi pengen nanya aja.

2. Bagaimana contohnya dari pancingan yang anda lakukan waktu kalian berdiskusi itu ?

Kaya misalnya, dia lagi diem nih. Aku ngajakin ngobrol “Monika, tadi belajar apa

dikelas?” terus dia jawabnya rada lama terus dia jawab “tadi MK ini aja” udah gitu

aja bang, padahal kita pengennya dijawab detail gitu bang. kalau enggak aku tanya

emang gak ada mk lain? Nah baru dia jawab itu bang. “dia jawab ada lagi Mk Bahasa

Indonesia dan sebagainya. Intinya kalau enggak kita perpanjang pertanyaanya ya dia

enggak bakal jawab sesuai yang kita mau tau si bang.

3. Kalau untuk diskusi bagaimana interaksi yang dia lakukan?

Page 196: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Ya, dia hanya sebatas diem aja bang. kalaupun ditanya sama pemateri diskusinya

bang. ya dia cuma jawab aja bang. kadang juga kalau dia enggak ngerti, ya paling dia

senyum-senyum gitu bang sambil noel-noel temennya mungkin biar dapat jawaban

bang. selebihnya dia lebih sering diam

4. Bagaimana dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya ketika diskusi di GMKI ?

Ya dia diem-diem aja bang, kalau di diskusi juga dia jarang ikut si bang.

5. Apakah mahasiswa Afirmasi(Monika) cenderung lebih menutup diri ketika didalam

organisasi?

Kalau menutup diri, kaya yang tadi aku bilang. Dia itu enggak menutup diri kalau

kita enggak memulai untuk bertanya ke dia duluan bang. kalau ditanyanya secara rinci

dia pasti jawab, tapi kalau misalnya enggak ditanya balik lagi dia diem.

6. Bahasa tubuh seperti apa yang dia contohkan untuk mengartikan sesuatu?

Kalau misalnya dia enggak tau jawaban nih bang, dia langsung miring ke kita gitu

bang badannya, terus sambil senyum-senyum. Atau enggak dia noel-noel temen

sebelahnya bang biar dia buat minta bantuan jawaban bang. kadang juga senyum-

senyum bang biasanya dia kaya gini kalau dia lagi disuruh menjawab si bang.

7. Pasti ada perbedaan yang membedakan anda dengan mahasiswa Afirmasi, seperti

gaya bahasa dan logat. Bagaimana cara anda menerima hal tersebut?

Kalau cara si enggak ada cara khusus bang, paling kaya gimana ya, saya sering

ngobrol-ngobrol dengan dia. Awalnya si emang kaya “apaan si ini orang”, Cuma

kalau kita udah sering ngobrol dengan dia, nanya-nanya dengan dia ya lama kelamaan

kita juga bakal nerima kok gimana dia. Karena kan diawal ketemu pasti kaya beda

gitu kan bang,

Page 197: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

8. Bagaimana cara anda menerima logat dan gaya bahasa dan kebiasaan dia, bagaimana

cara anda menerima hal tersebut?

Awalnya si mikir, kaya “aduh, gua gak cocok nih dengan dia, karena dia itu pendiem”

karena kan biasanya kalau orang kaya kita kan biasanya kalau diwal ketemu biasanya

enggak kenalpun kita ngobrol aja biar bisa membaur, nah saya merasa gak cocoknya

karena dia ini deim terus bang. makin sering ngumpul dan diskusi saya jadi mulai

terbiasa bang. saya mulai ngikutin logat dan bahasa yang dia gunakan, walaupun

Monik pernah ngomong kalau saya itu gak cocok menggunakan logat dan bahasa

mereka, ya yang penting saya melakukan itu untuk bisa dekat dan lebih mengerti

dengan Monika bang.

9. Apakah anda mengikuti mereka menggunakan sebutan “aku-kamu” diawal bahkan

samapi sekarang ketika mengobrol dengan mereka? Atau anda tetap menggunakan “

Gue-Lo “ ? ketika mengobrol dengan mereka?

Ngikuti bahasa dia lah bang, karena takutnya mereka kurang mengerti bang dengan

bahasa “slang” itu bang. jadi gua ngalah aja bang. saya lebih mengikuti mereka tetap

menggunakan “aku-kamu” bang.

10. Ada enggak upaya dari anda untuk mengenalkan atau mengajarkan mereka

menggunakan bahasa slang tersebut ke mahasiswa Afirmasi?

Saya enggak ngenalin secara langsung si bang. paling kalau saya lagi jalan bertiga nih

dengan Monik dan sengan temen saya yang satu lagi, saya menggunakan aku-kamu

dengan Monik, tapi kalau dengan temen saya yang satu lagi, saya gunakan “Gue-Lo”

si bang. saya menempatkan diri aja gitu bang.. kalau secara langsung dan intens

paling kalau dia nanya, kata ini artinya apa, baru saya jelasin bang ke Moniknya.

11. Bagaimana cara anda mengenalkan budaya, lingkungan yang berlaku di Untirta

dengan mahasiswa Afirmasi ?

Page 198: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Kalau upaya itu di enggak ada ya bang, Cuma kalau kebiasaan-kebiasaan atau

sejenisnya aku suka ngasih tau gitu ke Monika, kalau misalnya orang-orang Banten

kita liatin dia dengan tatapan biasa aja, tanpa senyum. Itu enggak baik, sebiasa

mungkin nyapa dengan mereka. Biar kamu enggak di anggap sombong. Karena

Monik itu bang, dia lebih sering nyelonong-nyelonong aja gitu bang kalau jalan.

Selama yang saya liat ya bang ya. Disisi lain juga ada manfaatnya juga kan bang,

karena kan biasanya orang-orang kaya kita ngeliat orang Papua pasti serem lah atau

apa gitu bang, nah tujuan saya jelasin itu biar dia enggak dianggap kaya gitu bang.

12. Menurut anda dia itu malu atau memang ngerasa tertutup karena mereka minoritas

disini?

Dua-duanya si bang, karena mereka Malu dan mereka Minoritas bang.

13. Apakah ada upaya dari anda untuk coba mengerti budaya dan kebaisaan yang melekat

dengan mereka mahasiswa Afirmasi?

Ada si bang, contohnya bang. waktu saya dan Monik lagi sama-sama Makrab GMKI

gitu bang, dia enggak suka bang tidur di tengah-tengah bang, karena kata dia di Papua

itu enggak boleh tidur di tengah atau tidur dibarisan luar yang biasa dilewatin orang

bang. karena katanya itu gak sopan bang. kalau untuk kebiasaan bang, di awal makrab

bang, dia kan ditawarin Nasi buat makan dan sarapan, dia itu enggak bisa bang,

karena dia enggak biasa makan Nasi bang, dia biasanya makanan pokoknya Sagu

bang, dibikn papeda gitu bang. pernah dia makan nasi bang, dia Muntah bang.

terakhirnya kita ke paksa nyari singkong bang. karena kan singkong itu kan makanan

pokok mereka juga bang disana, itu si bang kebiasaanya yang saya tau bang.

14. Bagaimana respon Monika, ketika anda coba menirukan gaya bahasa dia?

Page 199: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Dia bilang “kamu kenapa mengikuti gaya bahasa aku, kenapa kamu gak seperti biasa

aja”, sambil dia ketawa bang. sayanya bodo amat bang, karena itu cara saya untuk

bisa beradaptasi dan ngerasa dekat dengan dia.

15. Bagaimana dengan kegiatan di Organisasi selain diskusi dan bedah Alkitab, apakah

dia Aktif atau enggak?

Enggak si bang, makin kesini juga dia makin jarang ikut ngumpul bang. kaya

kemaren, kita lagi ada kegiatan sumbang buku bang, selama saya datang ke stand nya

dia enggak dateng atau nyetor muka pun enggak bang kata anak-anak GMKI bang.

16. Usaha apa yang tampak, atau yang pernah dilakukan mahasiswa Afirmasi untuk bisa

membaur dengan anda atau organisasi anda ?

Kalau dari merekanya si, menurut saya ya bang enggak ada upaya nya bang.

terkhusus untuk monika ya bang. lebih banykan harus kita yang berinisiatif untuk

mengenalkan ke mereka bang, biar mereka lebih kenal dengan kita dan budaya kita

bang. gitu juga kalau kita ngajakin gabung bang, biasanya kita yang mecah-mecah

mereka bang, karena mereka biasanya bang ngumpul dengan sesama mereka bang,

enggak gabung dengan kita bang, nah harus kita yang bagi-bagi mereka bang. biar

mereka bisa membaur dengan kita dan GMKI nya bang.

17. Bagaimana upaya mereka untuk beradaptasi dengan organisasi GMKI ?

Yang ngajakin adaptasi juga kita bang, mereka lebih sering diem aja si bang.

18. Apakah anda mengenyampingkan streotype, ketika anda pertama kali melihat

mahasiswa Afirmasi tersebut?

Kalau pertama kali, iya bang saya ngeliat mereka itu bang “serem” banget bang.

makin kenal mereka itu ternyata baik bang, mereka lebih lembut bang kalau ke kita

bang. beda kalau dengan sesama mereka mahasiswa Papua bang. makin kesini

kayanya streotype saya terhadap nereka makin hilang deh bang.

Page 200: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

19. Apakah mereka pernah cerita kalau mereka pernah di bully atau di ejekin dengan

mahasiswa lain dilingkungan Untirta?

Enggak pernah si bang, mereka enggak mau cerita itu bang ke saya. Tapi pernah

Monika cerita bang, kalau dia pernah dibilang orang gila sama orang gila itu sendiri

bang, itu aja sih bang yang pernah diceritain sama Monika bang ke saya.

Page 201: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Lampiran Dokumentasi Wawancara Narasumber

Monika Kabkabangho

Page 202: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Lingkungan Masyarakat

Page 203: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

Lingkungan Organisasi

Lingkungan Perkuliahan

Page 204: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan
Page 205: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Galin Mario Bimantara Purba

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 14 Juli 1994

Agama : Protestan

Alamat : Komp. Vetpur ABRI III B, No. 53

Nomor Telpon : 082274118484

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1999 - 2000 : TK. Swt. Methodist-7 Medan

2000 - 2006 : SD. Swt. Methodist-7 Medan

2006 - 2009 : SMP. Negeri 35 Medan

2009 - 2012 : SMA Negeri 18 Medan

2013 - 2018 : FISIP – Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Public

Relation (PR), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

PENGALAMAN ORGANISASI

2013 - 2014 : Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

(HIMAKOM)

2013 - 2014 : Anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Orange

FISIP UNTIRTA

Page 206: Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam Menghadapi ...repository.fisip-untirta.ac.id/1123/1/BURNING - Copy.pdf · Dinamika Interaksi Mahasiswa Afirmasi Dalam ... individu dengan

2014 - 2015 : Koordinator Kaderisasi Himpunan Ilmu

Komunikasi (HIMAKOM)

2014 - 2015 : PemRed Berita Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)

Orange FISIP UNTIRTA

PRESTASI PENDIDIKAN

2016 - 2017 : Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara

(PERMATA)