dim ruu ttg perfilman dan jumlah...

77
DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIM

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIM

Page 2: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

NO

I

II

Ill 1

2

3

DAFT AR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG PERFILMAN

JUMLAH DIM SEBANYAK : 371 DIM

• TETAP : 234 DIM • PERUBAHAN SUBSTANSI

DAN REDAKSIONAL 82 DIM • PENAMBAHAN PASAL BARU 42 DIM • DIHAPUS 13 DIM

DRAFTRUU TETAP SUBSTANSI DIM No. DIM No.:

Konslderan 1, 5, 6, 7, 9, 10, 11 2,3,4 (DIM No. 1 s/d 11 = (7 DIM) (3 DIM) 11 DIM)

Ketentuan Umum 12, 13, 14, 23, 25, 15, 16, 17, 18,19, (DIM No. 12 s/d 27 = 26, 20, 21, 22, 24,27 16 DIM) (6 DIM) (10 DIM)

Batang Tubuh Asas,Tujuan,&Fungsi 28, 29, 30, 31, 32, 35 (DIM No. 28 s/d 38 = 33, 34, 36, 37, 38 (1 DIM) 11 DIM) (10 DIM} Pembangunan 39, 40, 41, 42, 43, Perfilman 44 (DIM No. 39 s/d 44) (6 DIM) =6DIM Perencanaan 46, 47, 48, 49, 50, 45 (DIM No. 45 s/d 52 = 51,52 (1 DIM) 8 DIM) (7 DIM)

1

DIHAPUS DIM No.:

8 (1 DIM)

Page 3: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

NO DRAFT RUU TETAP SUBSTANSI DI HAP US DIM No. DIM No.: DIM No.:

9 Larangan 276, 287' 288, 289, 290, 292, 294, 296, 306 (DIM 276 s/d 310 = 291, 293, 295, 297, 298, 300, 302, (1 DIM) 35 DIM) 299, 301, 303, 304, (8 DIM)

305 (13 DIM) DIM BARU

(PASAL BARU US ULAN

PEMERINTAH) 277, 278, 279, 280, 281, 282, 283, 284, 285, 286, 307, 308, 309,310 (14 DIM)

10 · Penyidikan 311,312 313,314 {DIM No. 311 s/d 314 (2 DIM) (2 DIM) = 4 DIM)

11 Ketentuan Pidana 315, 324, 332, 335, 325, 333, 336, 339, 345,351 {DIM No. 315 s/d 351 337, 338, 340, 342, 341, 343, 344, 346, (2 DIM) = 37 DIM) 347,349,350 348

(11 DIM) (9 DIM)

(PASAL BARU USUL

PEMERINTAH) 316, 317, 318, 319, 320, 321, 322, 323,326, 327, 328, 329,330,331, 334

(14 DIM) 12 Ketentuan Peralihan 352,353,354,355 356

(DIM No. 352 s/d 356 (4 DIM) (1 DIM) = 5 DIM)

13 Ketentuan Penutup 357, 358, 360, 361, 359 {DIM No. 357 s/d 371 362, 363, 364, 365, (1 DIM) = 15 DIM) 366, 367, 368,, 369,

370,371 (14 DIM)

3

Page 4: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

NO DRAFT RUU

Penyelenggaraan DIM No. 53 s/d 171 = 119 DIM)

4 Pengawasan Perfilman (DIM No. 172 s/d 177 = 6 DIM)

5 Lembaga Sensor Film (LSF) (DIM No. 178 s/d 242 = 65 DIM)

6 Peran Serta Masyarakat (DIM No. 243 s/d 251 = 9 DIM)

7 Sumber Daya Perfilman (DIM No. 252 s/d 262 = 11 DIM)

8 Badan Promosi Perfilman Indonesia (DIM No. 263 s/d 275 = 13 DIM) usulan baru pemerlntah ..

TETAP DIM No.

54, 55, 56, 57, 58, 60, 61' 62, 63, 64, 65, 66, 68, 69, 72, 75, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 87, 88, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97' 98, 101, 105, 106, 109, 110, 111, 112, 113, 115, 116, 117, 118, 120, 122, 125, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 134,136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 146, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 156, 157, 158, 159, 160, 162, 163, 164, 165, 166,167,168 (86 DIM)

172, 173, 174, 175, 176, 177 (6 DIM)

178, 179, 180, 181, 182, 183, 185, 186, 189, 191, 192, 193, 194, 197, 200, 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 212, 214, 217, 218, 220, 222, 223, 224, 227, 228, 230, 231, 232, 233, 235, 236, 237, 238, 240,241 (46 DIM) 243, 244, 245, 246, 247,248,251 (7 DIM)

252, 253, 254, 255, 256, 257, 258, 260, 261 (9 DIM)

2

SUBSTANSI DIM No.:

53, 59, 67, 70, 71, 73, 74, 76, 86, 90, 99, 100, 102, 103, 104, 107, 108, 114, 123, 124, 126, 133, 135, 145, 147, 155, 161, 169, 170, 171 (30 DIM)

184, 187, 190, 198, 213, 215, 219, 221, 225, 226, 229, 234, 239,242 (14 DIM)

249,250 (2 DIM)

259,262 (2 DIM)

263, 264, 265, 266, 267, 268, 269, 270, 271, 272, 273, 274, 275 (13 DIM)-BAB,PASAL, AYAT BARU

DIHAPUS DIM No.:

85, 119, 121 (3 DIM)

188,195, 196, 199,216 (5 DIM)

Page 5: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

DAFT AR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERFILMAN

RANCANGAN BATANG TUBUH -·:.c;·.:.

';,No.£ ·, ....

·DRAFT RUUJNISIAJlf 'DPR : ... ·. USULAN PEMERINTAH [· ..

,:·~ .

_- .. ::;;:._.:.·: ..

· ...... . .. ·. .··.

1. RAN CAN GAN Tetap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... T AHUN ...

TENTANG

PERFILMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Menimbang: a. bahwa film merupakan karya seni dan & eat\wa film m0Fl;lf"akaR kaFYa seRi ElaA kAB!Matl &Ydaya khazanah budaya bangsa yang mencerminkan B8A€J6a YaRfl m0AGeFmiAkaR kekayaaR ElaR keB8F8€J0ffi0R kekayaan dan keberagaman bangsa Indonesia i:laAgsa IREleAesia yaRg JleRU ElilestaFikaR kai=eAa iw Re€JaFa

yang perlu dilestarikan karena itu negara bertaAgguAg jaw-ab UAtuk memajukaA perfilmaA;

bertanggung jaw ab untuk rnemajukan a. bahwa film sebagai karya budaya rnemiliki peran perfilman; strategis untuk meningkatkan ketahanan budaya dan

kesejahteraan masyarakat dalam rangka memperkuat ketahanan nasional.

3. b. bahwa film sebagai media komunikasi massa Q. bahwa fitm sebagai media ~munikasi massa bem1Agsi berfungsi sebagai saran a pencerdasan sebagai saraAa peAGeFdasaA kettidupan baAgsa seFta kehidupan bangsa serta pengembangan pengembangaR iRdustR budaya yaAg dapat industri budaya yang dapat meningkatkan meningkatkan kesejahteFaaR masya--akal peFtu kesejahteraan masyaakat perf u menyesuaikan menyesYaikaR eengan pe'*embaRgan ilmu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengetahl:laR dan teknelegi; teknologi;

KETERANGAN

-

_J Agar tidak tumpang tindih dengan materi muatan batang tubuh tentang tujuan dan fungsi

I perfilman.

Agar tidak tumpang tindih dengan materi muatan batang tubuh tentang tujuan dan fungsi perfilman.

1

Page 6: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

};iffQ~::.'.····· .• .........

.DRAFT RUUINISIATtt=•bPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN >

b. bahwa perfilman xang maju selalu sejalan dengan dinamika masx<l'akat serta kemajuan ilmu ~naetahuan dan teknologi.

4. c. bahwa globalisasi film dapat menjadi alat c. bahwa dalam era globalisasi, film dapat menjadi alat Untuk melengkapi kalimat penetrasi budaya yang mengancam eksistensi penetrasi budaya yang mengancam eksistensi budaya dan sebelumnya. budaya dan generasi bangsa karena itu generasi bangsa karena itu perfilman perlu dijaga dari perfilman perlu dijaga dari pengaruh budaya pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia; Indonesia;

• 5. d. bahwa Undang-Undang Nomor 8 T ahun 1992 Tetap -

tentang Perfilman sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan perfilman dan sernangat zamannya sehingga perlu diganti;

6. e. bahwa berdasarkan pertimbangan Tetap -sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Perfilman;

7. Mengingat 1. Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 32 ayat (1) Tetap -Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia T ahun 1945;

8. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Dihapus karena bukan menjadi Jandasan tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik dibuatnya undang-undang ini. Indonesia Tahun 2002Nomor139, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

2

Page 7: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

"f~rir;;'. ;; ' ·> '! . . · . DRAFTRUUINISIATIF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

... ,: .... ,

9. Dengan Persetujuan Bersama Tetap -10. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Tetap -

Dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

11. Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERFILMAN Tetap -

12. BABI Tetap -KETENTUAN UMUM

13. Pasal 1 Tetap -

14. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Tetap -

15. 1. Film adalah karya seni dan budaya yang merupakan 1. Film adalah karya seAi dan budaya yang merupakan Seni merupakan bagian dari media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat budaya dengan atau tanpa suara, berdasarkan asas dengan atau tanpa suara, berdasarkan asas sinematografi dan dapat dipertunjukkan. sinematografi dan dapat dipertunjukkan.

16. 2. Perfilman adalah seluruh rangkaian proses produksi, 2. Perfilman adalah seluFUh raAgkaiaA pFeses pmdl:!ksi, Tidak perlu dilakukan distribusi, apresiasi, dan penyimpanan film dan/atau distribusi, apresiasi, daA peRyimpaAaA film daR/atau penjabaran aspek-aspek yang sinematek. siRemafek. segala us aha dan kegiatan yang menjadi cakupan suatu definisi

berhubungan dengan film. (karena ha/ tersebut merupakan materi muatan batang tubuh)

17. 3. Masyarakat adalah kelompok orang, organisasi, atau 3. Masyarakat adalah kelompok ei:aAg, aFgaAisasi, atau Agar dapat menunjukkan badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak bad an usaha baik beFbadaA hukum maupun tidak cakupan menyeluruh dari berbadan hukum yang mempunyai perhatian, peranan, beFbadan hukum yaAg mempuAyai pematiaA, peranaA, pengertian masyarakat

3

Page 8: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

• ·:.': .... ; ·>··: · .. ·. ·:; ·• .

.. . . . .

·No~····· . . DRAFT RUl.llNISIATIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

atau bergerak dalam bidang perfilman. ataY beFgei:ak warga negara Indonesia non Qemerintah yang meo:munyai Qerhatian dan 12eranan dalarn bidang perfilrnar..

18. 4. Pelaku usaha perfilman adalah seseorang, kelompok 4. Pelaku usaha perfilman adalah seseorang, kelompok Poin tentang berbadan hukum orang, atau badan usaha baik berbadan hukum maupun orang, atau badan usaha baik beFbaElan lulkum maYpYR maupun tidak berbadan hukum tidak berbadan hukum yang rnempunyai usaha di bidang tiElak heFbaElaR ln1k1;1m yang rnempunyai usaha di bidang meropakan materi batang tubuh pertilman. perfilman.

19. 5. Pelaku kegiatan perfilman ad al ah seseorang atau 5. Pelaku kegiatan perfilman adalah seseorang atau •Agar dapat menunjukkan kelompok orang yang rnempunyai perhatian dalam kelompok orang, gernerintah atau gemerintah daerah cakupan menyeluruh dari bidang perfilman. yang rnempunyai perhatian atau kewajiban dalam bidang pelaku kegiatan perfilman

perfilman. • Penambahan kata kewajiban

periu dilakukan agar sesuai dengan sifat keterlibatan pemerintah dalam bidang perlilman.

20. 6. Reklame film adalah sarana publikasi dan promosi film. 6. Reklame iklan film adalah sarana publikasi dan prornosi Penggunaan istilah yang lebih film, baik beruga film maugun tidak beruga film. dikenal sekarang.

Agar jelas bahwa yang dimaksud ik/an film dapat berupa film maupun tidal< berupa film.

21. 7. Sensor film adalah penelitian, penilaian, dan penentuan 7. Sensor film adalah penelitian, penilaian, dan penentuan Penyesuaian istilah terhadap film dan reklame film untuk dapat atau tidaknya terhadap film dan Feklame iklan film untuk dapat atau dipertunjukkan kepada umum, baik secara utuh maupun tidaknya dipertunjukkan kepada umum, baik secara utuh setelah peniadaan bagian, gambar, atau suara tertentu. maupun setelah peniadaan bagian gambar atau suara

tertentu.

22. 8. Lembaga Sensor Film yang selanjutnya disingkat LSF 8. Lembaga Sensor Film yang selanjutnya disingkat LSF Penyesuaian istilah adalah lembaga oemerintah vang bertugas rnelakukan adalah lembaga pemerintah non struktural yang bertugas

4

Page 9: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

'C,ffO~·; •.. · .. 1 .. ·· ..

DRAFT RUU INISfA TIF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

sensor film. melakukan sensor film.

23. 9. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, Tetap -keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga kerja perfilman untuk mengembangkan profesionalitas kerja.

24. 10. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada 10. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada •Agar tidak mempersempit badan usaha dan tenaga kerja perfilman untuk baEIM pelaku usaha dan tenaga kerja perfilman \!RlYk pengertian pelaku usaha. mendukung peningkatan mutu hasil kegiatan perfilman. meAd1:1k1:1Ag peAiAgkataA ffllffu hasil kegiataA iJeffjlfflaA

• Agar sesuai dengan makna sebagai pengakuan atas kemampuan yang bersangkutan. yang sesungguhnya dari

sertifikasi.

25. 11. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Tetap - I i

Presiden RepubDk Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .

• 26. 12. Pemerintah daerah ad al ah Gubemur, Bupati atau Tetap -Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

27. 13. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan 13. Menteri ad al ah menteri yang membidangi urusan Disesuaikan dengan UU No. 39 perfilman. perfilfflaA kebudayaan. Tahun 2008 ten tang

Kementerian Negara.

28. BABU Tetap -ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI

29. Bagian Kesatu Tetap -

5

Page 10: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

•.... ..

·;Hot· · DRAFrRUUINl~TIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .·· • As as

30. Pasal2 Tetap -31. Perfilman diselenggarakan berdasarkan asas: Tetap -

a kemanusiaan;

b. bhinneka tunggal ika;

c. berkeadHan;

d. ketertiban dan kepastian hukum;

e. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;

f. kemandirian;

g. kemitraan;

h. transparansi dan akuntabintas;

i. partisipatif;

j. kebersamaan; dan

k. kebajikan.

32. Bagian Kedua Tetap -Tujuan

33. Pasal3 Tetap -34. Perfilman diselengga-akan bertujuan: Tetap -35. a. mencerdaskan kehidupan bangsa; a. mencerdaskan kehidupan bangsa; Penyempumaan Pasal

b. membina persatuan dan kesatuan bangsa; b. membina persatuan dan kesatuan bangsa;

6

Page 11: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

36.

37.

DRAFT RUUINISIATIFJ>PR .

c. meningkatkan harkat dan martabat manusia;

d. membangun, mengembangkan dan melestarikan nilai budaya bangsa;

e. memperkenalkan budaya bangsa kepada dunia intemasional; dan/atau

f. memperluas lapangan usaha dan lapangan kerja untuk kesejahteraan masyarakat

Bagian Ketiga

Fungsi

Pasal 4

38. Perfilman mempunyai fungsi:

39.

40.

a. pelestarian dan pengembangan budaya bangsa;

b. pendidikan;

c. informasi;

d. pendorong karya kreatit,

e. ekonomi; dan

f. hiburan.

BAB Ill

PEMBANGUNAN PERFILMAN

Pasal 5

USULAN PEMERINTAH

c. meningkatkan harkat dan martabat manusia;

d. membangun, mengembangkan dan melestarikan nilai budaya bangsa;

e. memperkenalkan budaya bangsa kepada dunia intemasional; danlatatf

f. memperh:1as lapaRgaR usaha ElaR lapaRgan kerja 1:1Rtuk kesejahteraaR menyejahterakan masyarakat.

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

41. (1) Pembangunan perfilman dilaktian sebagai bagian dari Tetap pembangunan nasional.

KETERANGAN

7

Page 12: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

: ..

/N()~··:.· . DRAFT RUlllNISAJl:FQPR·· USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ·· .. ·' ·.·.:'

42. (2) Pembangunan perfilman sebagaimana dimaksud pada Tetap ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah .. daerah, dan masyarakat

43. Pasal 6 Tetap -44. Ruang lingkup pembangunan perfilman meliputi: Tetap -

a. perencanaan perfilman;

b. penyelenggaraan perfilman; dan

c. pengawasan perfilman.

45. BABIV BABIV Untuk konsistensi istilah

PERENCANAAN PERENCANAAN PERFILMAN

46. Pasal 7 Tetap -

47. { 1) Perencanaan perfilman sebagaimana dimaksud dalam Tetap -Pasal 6 huruf a disusun sebagai acuan dasar penyelenggaraan perfilman nasional.

48. (2) Perencanaan perfilman nasional dilakukan oleh Pemerintah Tetap -dengan masyarakat

• 49. (3) Perencanaan perfilman nasional sebagalmana dimaksud Tetap -

pada ayat (2) ditetapkan sebagai Rencana lnduk Pembangunan Perfilman Nasional.

50. (4) Perencanaan perfilman nasional sebagaimana dimaksud retap -pada ayat (3) disusun dalam perencanaan jangka panjang dan menengah.

8

Page 13: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

c;_'wo~:::,t ,,, ,' > ... DRAFT RUUlNISIATlFDPR,'

:', , ', ', , ', , ,'

51.

52.

53.

54.

55.

56.

Pasal 8

Rencana lnduk Pembangunan Perfilman Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) merupakan bagian dan dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

BABV

PENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup

Pasal 9

( 1) Penyelenggaraan perfilman meliputi usaha dan kegiatan perfilman.

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

USULAN PEMERINTAH

BABV

PENYELENGGARAAN PERFILMAN

KETERANGAN

Untuk konsistensi istilah

57. (2) Penyelenggaraan perfilman dilakukan oleh pelaku usaha Tetap

58.

59.

perfilman, pelaku kegiatan perfilman, Pemerintah, dan pemerintah daerah.

, Pasal 10

Dalam menyelenggarakan perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk memberikan:

a. bantuan pembiayaan kearsipan film;

b. keringanan pajak dan bea masuk tertentu untuk perfilman; dan

c. dukungan sarana dan prasarana untuk pengembangan dan

Tu~ -

(1} Dalam menyelenggarakan perfilman sebagaimana Untuk memperjelas tanggung dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), Pemerintah 0aR jawab Pemerintah atau pemeFiAtah daerah bertanggung jawab untuk Pemerintah Daerah. memberikan:

a. bantuan pembiayaan kearsipan film;

b. keringanan pajak dan bea masuk tertentu untuk perfilman; dan

9

Page 14: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

'.,·N(),···· ·: .. : . ,._:~ . .::. ::· Df{AFtRUU INtSlA11F·DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

kemajuan perfilman. c. dukungan saran a dan prasarana untuk pengembangan dan kemajuan perfilman.

{2} Dafam menxelenggarakan oerfllman sebMaimana dimaksud dalam Pasal 9 a~at {2}1 Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk memberikan:

a. bantuan oembiaxaan kearsigan film;

b. keringanan g~ak daerah dan retribusi daerah tertentu untuk oerfilman; dan

c. dukun99n saran a dan gras51ana untuk gengembangan dan kemajuan gerfilman.

60. Pasal 11 Tetap -

61. (1) Pemerintah dan pernerintah daerah bertanggung jawab Tetap -menyelenggarakan perfilman dalam mewujudkan fungsi pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, pendidikan, dan informasi.

62. (2) Tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat Tetap -berupa pemberian bantuan pembiayaan dan insentif pembuatan film.

63. Pasal12 Tetap -64. ( 1) Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong penanarnan Tetap -

modal penyelenggaraan perfilman sesuai dengan Rencana

I lnduk Pembangunan Perfilman Nasional sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 7 ayat (3).

65. {2) Penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tetap -dilaksanakan sesuai denaan peraturan perundang-

10

Page 15: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

::'N().::.1 DRAFrRUlflNIStATIFQPR ...

... USULAN PEMERINTAH KETERANGAN . •.

undangan.

66. Bagian Kedua Tetap -Usaha Perfilman

67. Paragraf 1 Paragraf 1 Untuk konsistensi istilah

Jenis Usaha Jenis Usaha Perfilman

68. Pasal 13 Tetap -

69. ( 1) Usaha pemlman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Tetap -ayat (1) terdiri atas:

a. pembuatan film;

b. ekspor film;

c. impor film;

d. pengedaran film;

e. pertunjukan film; dan (j)

f. penjualan dan penyewaan film.

70. (2) Usaha perfilman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Usaha perfilman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Untuk konsistensi istilah dilaksanakan oleh pelaku usaha. dilaksanakan oleh pelaku usaha perfilman.

71. (3) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat (3) Pelaku usaha perfilman sebagaimana dimaksud pada Untuk konsistensi istilah berupa perseorangan atau badan usaha. ayat (2) dapat berupa perseorangan atau badan usaha.

72. Pasal 14 Tetap -

73. (1) Pelaku usaha yang berupa bad an usaha dapat {1) Pelaku usaha perfilman yang berupa badan usaha dapat Untuk konsistensi istilah melaksanakan semua jenis usaha perfilman sebaaaimana melaksanakan semua jenis usaha perfilman

11

Page 16: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

..

.iNo.< · . . .·DRAFT RUtUNIStATIF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN · ... .·

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).

74. (2) Pelaku usaha perseorangan hanya dapat melaksanakan (2) Pelaku usaha oerfilman perseorangan hanya dapat Untuk konsistensi istilah usaha perfilman penjualan dan penyewaan sebagaimana melaksanakan us aha perfilman penjualan dan dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruff. penyewaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(1) huruf f.

75. Pasal 15 Tetap -76. (1) Pelaku usaha dalam melakukan usaha perfilman (1) Pelaku usaha Qerfilman dalam melakukan usaha Untuk konsistensi istilah

mengutamakan penggunaan sumber daya dalam negeri perfilman mengutamakan penggunaan sumber daya seccra optimal. dafam negeri secara optimal.

77. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengutamaan Tetap - I penggunaan sumber daya dalam negeri sebagaimana !

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

78. Pasal 16 Tetap -79. Pelaku usaha perfilman dalam melakukan usaha perfilman Tetap -

memberikan perlakuan yang setara dan berkeadilan terhadap mitra dan konsumennya.

80. Pasal 17 Tetap -

81. (1) Dalam usaha perfilman, Pemerintah dan pemerintah daerah Tetap -wajib mengembangkan dan melindungi pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

82. (2) Pengembangan dan perlindungan sebagaimana dimaksud Tetap -pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi kemitraan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi

12

Page 17: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·••\1:. ·.· .·

·;NQ.;:; ... DRAFTRUlJINIStATlf DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN :·/>-.- ··'· .. : .. · .·

dengan usaha skala besar.

83. Paragraf2 Tetap -Pembuatan Film

84. Pasal 18 Tetap -85. (1) Pembuatan film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Dihapus Materi muatan ini tidak

ayat (1) huruf a meliputi kegiatan praproduksi, produksi diperlukan dan pascaproduksi.

86. (2} Pembuatan film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pembuatan film sebagaiffiana diffiaksud pada ayat {1) Penyesuaian nomor ayat dilakukan berdasarkan kebebasan berkreasi dan dilakukan berdasarkan kebebasan ber1<reasi dan berinovasi, berinovasi berkarya dengan memperhatikan nilai-nilai berkcrya dengan memperhatikan nilai-nilai etika dan moral, etika dan moral, budaya, agama, dan kesusilaan. budaya, agama, dan kesusilaan.

87. Pasal 19 Tetap -

88. Pembuatan film difakukan dalam bentuk film cerita dan film Tetap -noncerita. • I

89. Pasal 20 Tetap -

90. (1} Pembuatan film dilakukan dengan teknologi analog, cfigital, (1) Pembuatan film dilakukan dengan teknologi analog, Penyesuaian isfflah. atau teknologi tertentu dan direkam pada: digital, atau teknologi tertentu dan direkam pada:

a. pita seluloid; a. pita seluloid;

b. pita video; b. pita video;

c. cakram optik; atau c. cakram optik; atau

d. bahan lainnya d. bahaR media lainnya

91. (2) Film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat melalui Tetap -

13

Page 18: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

···{NO.• ... DRAFT RUUINJSIATIF DPR . . ... . .. USULAN PEMERINTAH KETERANGAN •.·•· .

proses kimiawi, elektronik, atau proses lainnya

92. Pasal 21 Tetap -93. Pembuatan film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) Tetap -

huruf a dilakukan dengan melibatkan usaha penunjang, kegiatan kreatif, dan jasa teknik film.

94. Pasal 22 Tetap -

95. (1) Pembuatan film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Tetap -ayat (1) huruf a dilakukan dengan mengajukan pendaftaran pembuatan film.

96. {2) Pembuatan film untuk tujuan tertentu dapat dilakukan Tetap -dengan tanpa mengajukan pendaftaran pembuatan film.

97. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran pembuatan Tetap -film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

98. Pasal 23 Tetap -99. (1) Dalam pembuatan film dapat dilakukan pembuatan reklame (1) Dalam pembuatan film dapat dilakukan pembuatan Penyesuaian istilah

film. i:eklame iklan film.

100. (2) Reklame film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams (2) Reldame iklan film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penyesuaian istilah sesuai dengan isi film. harus sesuai dengan isi film.

101. Pasal 24 Tetap -102. (1) Dalam pembuatan film, artis dan pekerja perfilman berhak (1) Dalam pembuatan film, aFtis dan peker:ja tenaaa T entang hale pekerjalburuh

mendapatkan jaminan sosial dan perlindungan hukum. orofesionill perfilman berhak mendapatkan jaminan SO&ial sudah diatur di dalam peraturan

14

Page 19: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

:.:·_·. ·;. . ;;fro~>: ... DRAFT RUQINISIA11FOPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

· .. :· -·.-:.·.-:·. . . . . . · .. ·.· •. ..

9aR perlindungan hukum. perundang·tmdangan tentang ketenagakerjaan.

103. (2) Jarninan sosial dan perlindungan hukum sebagaimana (2) JamiAaA sesial ElaA Perlindungan hukum sebagaimana Tentang hak pekeljalburuh dimaksud pada ayat (1) dcantumkan dalam perjanjian dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam perjanjian sudah diatur di dalam peraturan kerja yang dibuat secara tertulis. yang dibuat secara tertulis, yang mencakup hak dan perundang-undangan tentang

kew~iban para pihak .. ketenagakerjaan.

104. (3) Jaminan sosial dan perlindungan hukum sebagaimana (3) JamiAaA sosial EiaA Perlindungan hukum sebagaimana T entang hak pekerjalburuh dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sudah diatur di dalam peraturan berdasarkan peraturan perundang-undangan. berdasarkan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan tentang

ketenagakerjaan.

105. Paragraf 3 Tetap -EksporFilm

106. Pasal 25 Tetap -

107. (1) Film sebagaimana dimaksud dalam Pasaf 18 dapat (1) Hasil pembuatan film sebagaimana dimaksud dalam Penyempumaan Pasa/ diekspor. Pasal 18, Pasal 191 Pasal 201 Pasal 221 dan Pasal 23

dapat diekspor.

108. (2) Ekspor film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya (2) Ekspor film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya Konsistensi istilah dapat dilakukan oleh pelaku usaha berupa badan usaha dapat dilakukan oleh pelaku usaha oerfilman berupa yang berbadan hukum Indonesia. badan usaha yang berbadan hukum Indonesia.

109. Paragraf 4 Tetap -lmporFilm

110. Pasal 26 Tetap -

111. (1) Untuk melengkapi kebutuhan pertunjukan film di dalam Tetap -

15

Page 20: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

.

.•• ;ff:()[> 1 · •. DRAFT RUUINtSIATIF. DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN . .. ·· .·· .. .

negeri, dapat dilakukan impor film.

112. (2) lmpor film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Tetap -sesuai dengan asas, tujuan, dan fungsi perfilman serta memperhatilkan nilai-nilai etika dan moral, budaya, agama, dan kesusilaan.

113. Pasal 27 Tetap -

114. (1) lmpor film dilakukan melalui kantor pabean di tempat (1) Imper film ElilakukaA melal1:1i kaRtor pabeaA Eli tempat T entang prosedur impor kedudukan LSF. ked1:1dl:lkaA LSF'. sebaiknya tunduk kepada

(2) lmpor film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya {2} lrnpor film sehagaimaAa Elimaksud pada ayat (1) hanya peraturan perundang-undangan

dapat dilakukan oleh pelaku usaha berupa badan usaha dapat dilakukan oleh pelaku usaha oerfilman berupa lain yang mengatur hal tersebut.

yang berbadan hukum Indonesia badan usaha yang berbadan hukum Indonesia. Tentang hubungan impor dengan sensor, sudah diatur di dalam pasal-pasal yang mengatur sensor dan/atau LSF.

115. Pasal 28 Tetap -

116. lrnpor film dapat dilakukan oleh perwakilan diplomatik atau Tetap -badan internasional yang diakui Pemerintah untuk kepentingan urusan perwakilan diplomatik atau badan internasional yang bersangkutan.

117. Paragraf 5 Tetap -Pengedaran Film

118. Pasal 29 Tetap -

119. Pengedaran film di wilayah Indonesia clilakukan dengan Dihapus Karena mengandung kontradiksi mengutamakan film Indonesia. terhadap prinsip yang dikandung

16

Page 21: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·.

HO DRAFTRuUINIStAllF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN :.,:.:.'.':. ·f··:·:· '.." ... ··:.:._ .

dalam Pasal 31 ayat (2).

120. Pasal 30 Tetap -121. Setiap pelaku usaha perfilman memiliki hak dan kewajiban yang Di hap us Karena tumpang tindih dengan

setara dan berkeadilan dalam pengedaran film. materi muatan Pasal 31 yang lebih rinci.

122. Pasal 31 Tetap -.

123. {1} Pelaku usaha pembuat dan pengedar film wajib (1) Pelaku usaha pembuatan dan pengedaran film wajib -Konsistensi istilah memberikan hak dan perlakuan yang setara dan memberikan hak dan perlakuan yang setara dan - Dilengkapi penjelasan berkeadilan terhadap pelaku usaha pertunjukan film dalam berkeadilan terhadap pelaku usaha pertunjukan film memperoleh dan mempertunjukkan film dalam memperoleh dan mernpertunjukkan film

124. (2) Pelaku usaha pertunjukan film wajib memberikan hak dan 2) Pelaku usaha pertunjukan film wajib memberikan hak dan -Konsistensi istilah perlakuan yang setara dan berkeadHan terhadap pelaku perlakuan yang setara dan berkeadilan terhadap pelaku - Dilengkapi penjelasan usaha pembuat dan pengedar film untuk mempertunjukkan usaha pembuatan dan pengedaran film untuk film. mempertunjukkan film.

125. Pasal 32 Tetap -126. Pelaku usaha pembuat, pengedar film, dan pertunjukan film Pelaku usaha pembuatan film, pengedaran film, dan - Penyempumaan Pasal

wajib membuat perjanjian kerja mengenai pengedaran film pertunjukan film wajib membuat perjanjian kerja mengenai - Dilengkapi penjelasan dengan berdasar pada hak dan kewajiban yang setara dan pengedaran film dan/atau pertunjukan film dengan berdasar berkeadilan. pada hak dan kewajiban yang setara dan berkeadilan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

127. Pasal 33 Tetap -

128. (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin pengedaran Tetap -film dilaksanakan secara merata dan berkeadHan.

17

Page 22: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·.,· .. :. f··· ;·· .· •" . '· ·. . · .. . ,_NO;.

· ...... ; DRAFT- RUlJtNIStATIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ,· .... ·,

129. (2) Untuk menjamin pengedaran film sebagaimana dimaksud Tetap Dilengkapi penjelasan pada ayat (1), Pemerintah berwenang menetapkan tata edar dan pengawasan pengedaran film.

130. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata edar dan pengawasan Tetap -pengedaran film sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

131. Paragraf6 Tetap -Pertunjukan Film

132. Pasal 34 Tetap -133. Pertunjukan film dapat dilakukan: ~dilak1;1kan: Hasil pembuatan film Untuk mempertegas bahwa

a. di dalam gedung atau tempat yang diperuntukkan bagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dapat semua bentuk film (baik

pertunjukan film; dipertunjukkan: anafoglseluloid maupun digital

a. di dalam gedung atau tempat yang diperuntukkan bagi atau lainnya yang dihasilkan dari b. melalui penyiaran oleh lembaga penyiaran televisi; danJatau

pertunjukan film; pembuatan film) boleh

c. melalui sarana atau media komunikasi lainnya. dipertunjukkan. b. melalui penyiaran oleh lembaga penyiaran televisi;

dan/atau

c. melalui sarana atau media komunikasi lainnya.

134. Pasal35 Tetap -

135. Film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dapat Pertunjukan film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Agar pengelfiannya lebih jelas dipertunjukkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dapat diJ;>ertYRjukkaA dilc*ukan dengan sistem proyeksi dan/atau sistem pertunjukan lainnya. mekanik, elektronik, dan/atau sistem pertunjukan lainnya

136. Pasal 36 Tetap -137. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mengenai pengedaran Tetap -

18

Page 23: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

}~t4o~·,/::; . ·DRAFT ku1.r1N•S1Al1FiDPR ..

USULAN PEMERINTAH KETERANGAN r:> ..

dan pertunjukan film diatur dalam Peraturan Pemerintah.

138. Paragraf7 Tetap -

Penjualan dan Penyewaan Film

139. Pasal 37 Tetap -

140. Setiap pelaku usaha perfilman memiliki hak dan kewajiban yang Tetap -setara dan berkeadilan dalam rnelakukan usaha penjualan dan penyewaan film.

141. Pasal 38 Tetap -142. Penjualan dan/atau penyewaan film dapat dilakukan oleh badan Tetap -

usaha atau perseorangan.

143. Paragraf8 Tetap -Perizinan Usaha Perfilman

144. Pasal 39 Tetap -

145. (1) Pelaku usaha wajib memiliki izin dalam melakukan usaha (1) Pelaku usaha perfilman wajib memiliki izin dalam Konsistensi istilah perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat melakukan usaha perfilman sebagaimana dimaksud (1). dalam Pasal 13 ayat (1).

146. (2) lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan Tetap -untuk setiap jenis usaha perfilman.

147. (3) Pelaku usaha perseorangan dalam melakukan usaha (3) Pelaku usaha perfilman perseorangan dalam melakukan Konsistensi istilah penjualan dan penyewaan film tidak memerlukan izin. usaha penjualan dan penyewaan film tidak memerlukan

izin.

19

Page 24: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

NO~< DRAFT RUU INIStA TIF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN :.·.··

148. Pasal 40 Tetap -

149. lzin usaha pembuatan film dapat juga ber1aku sebagai izin Tetap -usaha:

a. penyediaan jasa teknik film untuk film produksinya sendiri;

b. pengeda-an film untuk film produksinya sendiri; dan/atau

c. ekspor film untuk film produksinya sendiri.

150. Pasal 41 Tetap -

151. Pembuatan film oleh pihak asing yang menggunakan lokasi di Tetap -Indonesia dilakukan dengan izin Menteri.

152. Pasal 42 Tetap -153. Film impor yang dilakukan oleh perwakilan diplomatik atau Tetap -

badan internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 tidak dapat dipertunjukkan kepada umum kecuali dengan izin Menteri.

154. Pasal 43 Tetap -155. Ketentuan lebih Ian jut mengenai syarat dan tata cara Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara Agar sesuai dengan Pasal 39

permohonan izin usaha pembuatan, ekspor, impor, pengedaran, permohonan izin usaha pembuatan, ekspor, impor, ayat(3) pertunjukan, penjualan, dan penyewaan film sebagaimana pengedaran dan pertunjukan peRjYalaA, ElaR peAyewaaR film dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, dan Pasal 42 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, diatur dalam Peraturan Pemerintah. dan Pasal 42 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

156. Bagian Ketiga Tetap -Kegiatan Perfilman

20

Page 25: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

. .

·\NOii···· DRAFT RUU INIStATIF QPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

157. Pasal 44 Tetap -158. Kegiatan perfilman meliputi apresiasi film dan pengarsipan film. Tetap -159. Paragraf 1 Tetap -

Apresiasi Rim

160. Pasal 45 Tetap -161. (1) Untuk menumbuhkan dan rnengembangkan apres1as1 (1) Untuk menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi -

masyarakat terhadap film, masyarakat dapat masyCl'akat terhadap film, masyarakat dapat menyelenggarakan kegiatan apresiasi film berupa: menyelenggarakan kegiatan apresiasi film berupa:

a. festival film; a. festival film;

b. seminar/diskusi; dan/atau b. seminar/diskusiJlokakarya; dan/atau

c. kritik dan resensi film. c. kritik dan resensi film.

162. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat mendukung Tetap -pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

163. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan Tetap -apresiasi film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

164. Pasal46 Tetap -

165. (1) Setiap film yang meraih prestasi tingkat nasional dan/atau Tetap -tingkat internasional, mendapat penghargaan Pemerintah.

166. (2) Pemberian penghargaan Pemerintah sebagaimana Tetap -dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

21

Page 26: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

•'.;Ht).~ • ... •.· . [)RAFT RUU INISIATIF .DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN . •.•<

peraturan perundang-undangan.

167. Paragraf 2 Tetap -

Pengarsipan Film

168. Pasal 47 Tetap -

169. (1) Setiap film dan reklame film disimpan dalam waktu paling (1) Setiap film dan r:eklame iklan film disimpan dalam waktu Penyesuaian istilah singkat 1 (satu) tahun sejak berakhirnya mas a paling singkat 1 (satu) tahun sejak berakhimya masa pertunjukan. pertunjukan.

170. (2) Setelah berakhimya masa penyimpanan sebagaimana (2) Setelah berakhimya masa penyimpanan sebagaimana Penyesuaian istilah dimaksud pada ayat (1 ), film dan reklame film diserahkan dimaksud pada ayat (1), film dan Feklame iklan film kepada lembaga yang berwenang melakukan pengarsipan diserahkan kepada lembaga yang berwenang rnelakukan

I

untuk diarsipkan. pengarsipan untuk diarsipkan.

171. (3) Pengarsipan film dan reklame film sebagaimana dimaksud (3) Pengarsipan film dan r:eklame iklan film sebagaimana Penyesuaian istilah pad a ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturan dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan perundang-undangan. peraturan perundang-undangan.

172. BABVI Tetap -

PENGAWASAN PERFILMAN

173. Pasal 48 Tetap -

174. (1) Dalam penyelenggaraan perfilman dilakukan pengawasan. Tetap -175. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tetap -

dilakukan oleh Pernerintah dan masyarakat

176. Pasal 49 Tetap -

22

Page 27: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·-:-;:; .. · .. ::

ANO. ' .· DRAFt RUUJNISIATIFOPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ·l: .··. . .·

1n. Ketentuan · lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana Tetap -dimaksud dalam Pasal 48 diatur dalam Peraturan Pernerintah.

178. BAB VII Tetap -LEMBAGA SENSOR FILM

179. Bagian Kesatu Tetap -Kedudukan

180. Pasal 50 Tetap -181. (1) Pemerintah mernbentuk LSF. Tetap -182. (2) LSF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Tetap -

ibu kota negara Republik f ndonesia.

183. (3) LSF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Tetap -bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden

I melafui Menteri yang mengoordinasikan.

184. Bagian Kedua Bagian Kedua Penggabungan dilakukan karena

Susunan Susunan dan Keanggotaan kedua bagian ini merupakan satu kesatuan.

185. Pasaf 51 Tetap -

186. (1) Susunan keanggotaan LSF terdiri atas: Tetap -a ketua merangkap anggota;

b. waldl ketua merangkap anggota; dan

c. anggota

23

Page 28: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·1;:t10;····· ... , .. · .. ·.• . ..... DRAF1'RUUtNISIA11F .DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

. · .. :.- . · . ..

187. (2) Anggota LSF berjumlah ganjil dan paling banyak 31 (tiga (2) Anggota LSF berjumlah ganjH dan paling banyak 31 (tiga Disesuaikan dengan jumlah puluh satu) orang. p1;1hd' satY} 45 (empat puluh lima) orang. anggota yang berlaku sekarang.

188. Bagian Ketiga Bagian Ketiga Sudah digabungkan dengan

Keanggotaan KeaAggetaan bagian terdahulu

189. Pasal 52 Tetap -

190. (1) Anggota LSF terdiri atas paling banyak: (1) Anggota LSF terdiri atas paliAg haRyak: Untuk dapat mengakomodasi

a. Agamawan 6 orang; a. agamawan paliRg banyak 6 orang; perkembangan kebutuhan sesuai dengan dinamika yang

b. cendekiawan 5 orang; b. cendekiawan paliAg baAyak 5 aFang; ada.

c. budayawan 5 orang; c. budayawan paling banyak 5 9F3Rg; I

d. ahli perfilman 5 orang; d. ahli perfilman paling baRyak 5 9faRg;

e. pemerhati hak perempuan dan anak 5 orang; dan e. pemerhati hak perempuan dan anak paliRg b~'-ak 4

f. perwakilan pemerintah 5 orang 9FaRgrdan

f. perwakilan pemerintah paling banyak 6 aFaRg

191. (2) Ketua dan Wakil ketua LSF dipilih dari dan oleh anggota Tetap -

192. Pasal 53 Tetap -

193. Untuk dapat diangkat menjadi anggota LSF, seseorang harus Tetap -rnernenuhisyarat-syarat

a. warga negara Republik Indonesia;

b. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 62 (enam puluh dua} tahun;

c. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasa- Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

24

Page 29: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

DRAFT RUUJNrStAnFOPR .-····.

. . . .

194.

d. memahami asas dan tujuan perfilman;

e. memiliki kecakapan dan pengalaman dalam ruang lingkup tugas unsur yang diwakilinya;

f. mempunyai wawasan dalam bidang perfilman; dan

g. dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab

Pasal 54

195. (1) Sebelum memangku jabatan, anggota LSF mengucapkan sumpah atau janji sebagai berikut

"Saya bersumpah/berjanji: I Bahwa saya, untuk menjadi anggota Lembaga Sensor Film, secara langsung atau tidak langsung, dengan nama atau dalih apa pun, tidak memberikan atau rnenjanjikan akan memberikan sesuatu kepada siapa pun juga.

Bahwa saya, sebagai anggota Lembaga Sensor Film, secara langsung atau tidak langsung, dengan nama atau dalih apa pun, tidak akan menerima suatu janji atau pemberian dari siapa pun juga.

Bahwa saya, sabagai anggota Lembaga Sensor Film, akan senantiasa menyimpan rahasia jabatan, baik sewaktu maupun sesudah memangku jabatan tersebut

Bahwa saya akan menjunjung tinggi ci1ra Lembaga Sensor Film sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dan ketahanan mental ideologis dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional.

Bahwa saya dalam melakukan tugas penyensoran akan senantiasa rnenaacu dan meniuniuna tinaoi asas, tuiuan,

USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

Tetap

Di hap us Materi muatan Peraturan Pemerintah.

25

Page 30: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

. . ,. '• ( .

'/;_Mo.~.x1•·. DRAFT RUJ)JNISIATIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ..

dan fungsi perfilman Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perfilman".

196. (2) Pengambilan sumpah atau janji bagi anggota LSF dilakukan Dihapus -oleh Menteri atas nama Presiden.

197. Pasal 55 Tetap -

198. (1) Anggota LSF diseleksi secara terbuka oleh panitia seleksi Anggota LSF diseleksi secara terbuka oleh panitia seleksi Agar lebih je/as. yang dibentuk oleh Pemerintah. yang dibentuk oleh PemeFintah Menteri.

199. (2) Keanggotaan panitia seleksi sebagaimana dimaksud pada Dihapus Ttdak diperlukan ayat (1) terdiri atas unsur pemerintah, agama, budayawan, dan masyarakat

200. Pasal 56 Tetap -

201. Anggota LSF diangkat oleh Presiden untuk masa jabatan 5 Tetap -Oima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

202. Pasal 57 Tetap -203. Ketentuan lebih lanjut rnengenai tata cara seleksi dan Tetap -

pengangkatan anggota LSF diatur dalam Peraturan Presiden.

204. Pasal 58 Tetap -205. Anggota LSF berhenti dari jabatannya karena: Tetap -

a. berakhir masa jabatannya;

b. mengundurican diri; atau

c. meninggal dunia.

26

Page 31: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

. · .. .. · :. ·:

,,L,HQi :;:.:· DRAFT RU(J INISIATIF:DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .·:. .·: ··,

206. Pasal 59 Tetap -

207. (1) Presiden memberhentikan anggota LSF sebelum masa Tetap -jabatannya berakhir karena:

a. berhalangan tetap atau secara terus menerus selama lebih dari 3 (tiga) bulan tidak dapat melaksanakan tugasnya;

b. melanggar sumpah atau janji jabatan; • c. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana

kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

208. {2) Dalam hal Ketua LSF berhenti atau ·diberhentikan, Wakil Tetap Ketua LSF menjalankan tugas dan wewenang Ketua LSF sampai ketua terpilih

209. (3) Pemilihan ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Tetap dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak Ketua LSF berhenti atau diberhentikan

210. (4) Pemberhentian anggota LSF sebagaimana dimaksud pada Tetap ayat (1) diusulkan oleh Menteri

211. Bagian Keempat Tetap -Fungsi, Tugas, dan Wewenang

212. Pasal60 Tetap -

213. LSF mempunyai fungsi: LSF mempunyai fungsi:

a melindungi masyarakat dari dampak negatif yang timbuf a. melindungi masyarakat dari dampak negatif yang timbul Penyesuaian istilah

27

Page 32: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

214.

... · ··.

····· DRAFTRUU INIStATlf DPR

..... ·. . .·. ··.··

dalam pengedaran dan pertunjukan film dan reklame film yang tidak sesuai dengan asas, tujuan, dan fungsi perfilman;

b. memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa dalam bidang perfilman;

c. memantau apresiasi masyarakat terhadap film dan reklame film yang diedarkan dan dipertunjukkan; dan

USULAN PEMERINTAH

dalam pengedaran dan pertunjukan film dan reklaFAe iklan film yang tidak sesuai dengan asas, tujuan, dan fungsi perfilman;

b. memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa dalam bidang perfilman;

c. memantau apresiasi masyarakat terhadap film dan i:eklame iklan film yang diedarkan dan dipertunjukkan; dan

d. menganalisis hasil pemantauan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tugas penyensoran dan/atau untuk disampaikan kepada Menteri sebagai bahan d. pengambilan kebijakan ke arah pengembangan perfilman.

menganalisis hasil pemantauan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tugas penyensoran dan/atau untuk disampaikan kepada Menteri sebagai bahan pengambilan kebijakan ke arah pengembangan perfilman.

Pasal 61 Pasal61

KETERANGAN

215. (1) LSF mempunyai tugas: (1) LSF mempunyai tugas :

a. meneliti tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan reklame film yang akan diedarkan, diekspor, dan/ atau dipertunjukkan;

b. menilai layak tidaknya tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan reklame film yang akan diedarkan, diekspor, dan/atau dipertunjukkan; dan

c. menentukan dapat tidaknya film dan reklame film untuk diedarkan, diekspor, dan dipertunjukkan kepada umum.

a. meneliti tema, gambar, adegan, suara, dan teks Penyesuaian istilah terjemahan suatu film dan reklame iklan film yang akan diedarkan, diekspor, dan/ atau dipertunjukkan;

b. menilai layak tidaknya tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan i:eklame iklan film yang akan diedarkan, diekspor, dan/atau dipertunjukkan; dan

c. menentukan dapat tidaknya film dan FeklaFRe iklan film untuk diedarkan, diekspor, dan dipertunjukkan kepada umum.

28

Page 33: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

···.•

·.·.·.:N·o· .·· : .·: it'<:

··: .. ·.· •.:: . DRAFT RUU.INtSJATIF.DPR USULAN PEMERINTAJi KETERANGAN ·'.·

216. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada (2) Dalam metaksaAakaR tugas sebagaimaRa diFAak&Yd Tldak diperlukan ayat (1) huruf a, LSF dapat menempatkan petugas sensor pada ayat (1) huruf a, LSf'. dapat menempatkan petl:Jgas film di tempat pertunjukan film. sensor film Eli teFApat pertuRjukaA filFA.

217. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Tetap ayat (1), LSF bertanggung jawab kepada Menteri.

218. Pasal 62 Tetap

219. Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Pasal 61. LSF berwenang: dalam Pasal 60 dan Pasal 61, LSF berwenang:

a. meluluskan sepenuhnya suatu film dan reklarne film untuk a. meluluskan sepenuhnya suatu film dan reklame iklan film Penyesuaian istilah diedarkan, diekspor, atau dipertunjukkan kepada umum; untuk diedarkan, diekspor, atau dipertunjukkan kepada

b. memotong atau menghapus bagian gambar, adegan, suara, umum;

dan teks terjemahan suatu film dan reklame film yang tidak b. memotong atau rnenghapus bagian gambar, adegan, layak untuk dipertunjukkan kepada umum; suara, dan teks terjemahan suatu film dan Feklame iklan

c. menolak suatu film dan reklame film secara utuh untuk diedarkan, diekspor, atau dipertunjukkan kepada umum;

d. memberikan surat lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer, dan film iklan sorta tanda lulus sensor yang dibubuhkan pada reklame film yang dinyatakan telah lulus sensor;

e. membatalkan surat atau tanda lulus sensor untuk suatu film dan reklame film yang ditarik dai pengedaran;

f. memberikan surat tidak lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer dan film iklan serta tanda tidak lulus sensor yang dibubuhkan pada reklame film, yang dinyatakan tidak lulus sensor;

g. menetapkan penggolongan usia penonton film;

h. menyimoan dan/atau memusnahkan potongan film hasil

film yang tidak layak untuk dipertunjukkan kepada umum;

c. rnenolak suatu film dan Feklame iklan film secara utuh untuk diedarkan, diekspor, atau dipertunjukkan kepada umum;

d. memberikan surat lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer, dan film iklan serta tanda lulus sensor yang dibubuhkan pada reklame iklan film yang dinyatakan telah lulus sensor;

e. membatalkan surat atau tanda lulus sensor untuk suatu film dan Feklame iklan film yang ditarik dari pengedaran;

f. memberikan surat tidak lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer dan film iklan serta tanda tidak lulus sensor

• yang dibubuhkan pada reklame iklan film, yang

29

Page 34: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

>;N0.:-:1• •. · .... · .. < .• • · DRAFT RUUINfSIAllF DPR

220.

penyensoran dan film serta rekaman video impor yang sudah habis masa hak edarnya; dan/atau

i. mengumumkan film impor yang ditolak.

Pasal 63

USULAN PEMERINTAH

dinyatakan tidak lulus sensor;

g. menetapkan penggolongan usia penonton film;

h. rnenyimpan dan/atau memusnahkan potongan film hasil penyensoran dan film serta rekaman video impor yang sudah habis masa hak edarnya; dan/atau

i. mengumumkan film impor yang ditolak.

Tetap

221. (1) Penyensoran film dan reklame film dilakukan berdasarkan (1) Penyensoran film dan reklame iklan film dilakukan pedornan dan kriteria penyensoran. berdasarkan pedoman dan kriteria penyensoran.

222. (2) Pedoman dan kriteria penyensoran film sebagaimana (2) Tetap dimaksud pada ayat (1) meliputi:

223.

a. penonjolan kekerasan, pomografi, perjudian, penyalahgunaan narkotika, dan obat terlarang;

b. pertentangan suku, agama, ras, dan antargolongan ;

c. perbuatan yang memperolok-olok, merendahkan, melecehkan, dan/atau rnengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia, atau merusak hubungan intemasional; dan

d. perbuatan yang mendorong khalayak melakukan tindakan yang bertentangan dengan ketertiban umum dan perbuatan melawan hukum lainnya.

Pasal 64 Tetap

224. (1) Penyensoran yang dilakukan terhadap film dapat (1) Tetap mengakiba1kan bahwa sebuah film :

KETERANGAN

Penyesuaian istilah

30

Page 35: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

. . . .. 0

:{NO~/ > DRAFT·RUUINlstATIFQPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN _:::· ·-_:-:··;·". ... ·.

a. diluluskan sepenuhnya;

b. dipotong bagian gambar tertentu;

c. ditiadakan bagian suara tertentu; atau

d. ditOlaknya seluruh film.

225. (2) Sensor film dilakukan, terhaclap film dan reklame film yang (2) Sensor film dHakukan, terhadap film dan reklame iklan Penyesuaian istilah dibuat oleh perusahaan pembuatan film dan terhadap film film yang dibuat oleh perusahaan pembuatan film dan impor. terhadap film impor.

226. (3) Film dan reklame film yang telah lulus sensor diberi surat (3) Film dan reklame iklan film yang telah lulus sensor diberi Penyesuaian istilah tanda lulus sensor. surat tanda lulus sensor.

227. (4) Dalam hal sebuah film ditolak oleh LSF, perusahaan film (4) Tetap atau pemilik film dapat mengajukan keberatan kepada badan arbitrase di tingkat nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

228. . Pasal 65 Tetap -229. (1) Film dan reklame film yang tel ah lulus sensor sebagaimana (1) Film dan reklame iklan film yang telah lulus sensor Penyesuaian istilah

dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) disertai pencantuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) disertai penggolongan usia penonton film. pencantuman penggolongan usia penonton film.

230. (2) Penggolongan usia penonton film sebagaimana dirnaksud (2) Tetap -pada ayat (1) meliputi:

a. film untuk penonton segala umur;

b. film untuk anak-anak;

c. film untuk remaja; dan

31

Page 36: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

: .· · .. . ' ·. -·

tNO; .. ·.· .· .. oRAFfRU1JINf$1ATIFDPR•· USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .•...

.:·.· :> : . : ·' .· .. :•

d. film untuk orang dewasa.

231. (3) Film untuk remaja dan dewasa sebagaimana dimaksud pada (3) Tetap ayat (2) tidak dapat dipertontonkan kepada anak-anak.

232. (4) Film untuk dewasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) (4) Tetap tidak dapat dipertontonkan kepada remaja dan anak-anak.

233. Pasal 66 Tetap -

234. Surat tanda lulus sensor dan/atau surat tanda tidak lulus sensor Surat tanda lulus sensor danlatau sYFat tanda tidak lulus Penyesuaian terhadap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ·ayat (3) dikeluarkan sensor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) muatan Pasal 64 ayat (3) oleh LSF dengan ditandatangani oleh Ketua. dikeluar1<an oleh LSF dengan ditandatangani oleh Ketua

235. Pasal 67 Tetap -236. (1) Dalam hal penyensoran yang dilakukan terhadap film Tetap -

mengakibatkan dilakukannya pemotongan, potongan film has ii penyensoran tidak dapat diminta kembali oleh pemiliknya.

237. (2) Dalam hal penyensoran yang dilakukan terhadap film Tetap -mengakibatkan dilakukannya penolakan atas seluruh film, film impor yang ditolak secara utuh dikembalikan ke negara asal dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.

238. Pasal 68 Tetap -

239. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyensoran film dan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyensoran film Penyesuaian istilah reklame film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 diatur dan Feklame iklan film sebagaimana dimctsud dalarn Pasal dalam Peraturan Pemerintah. 68 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

240. Pasal 69 Tetap -

32

Page 37: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·.· ..• . ..

,{·ff0~:\:1 . ·. DRAFT RlJU INISIATIF'.DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .. :,·:.

241. (1) Dalarn melaksanakan tugas dan wewenangnya, LSF dibantu Tetap -oleh sekretariat dan petugas sensor.

242. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, syarat, (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, syarat, -pengangkatan dan pemberhentian, serta tug as dan pengangkatan dan pemberhentian, serta tugas dan wewenang sekretariat dan petugas sensor diatur dalam wewenang sekretariat dan petugas sensor diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah.

243. BAB VIII Tetap -PERAN SERT A MASY ARAKAT

244. Pasal 70 Tetap -245. (1) Dalam rangka penyelenggaraan perfilman, masyarakat Tetap -

dapat berperan serta untuk mengembangkan mutu perfilman dan peningkatan kemampuan profesi insan perfilman.

246. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat Tetap -(1) dapat dilakukan dalam bentuk apresiasi. pembentukan lembaga pendidikan perfilman, sinematek, kine klub, I museum perfilman, pengawasan penyelenggaraan perfilman, dan bentuk lain yang dapat menunjang perkembangan perfilman.

247. (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat Tetap -(1) dapat dilakukan secara perseorangan atau kelompok

248. Pasal 71 Tetap -249. (1) Pelaku usaha dan pelaku kegiatan perfilman rnenghirnpun (1) Pelaku usaha perfilman dan pelaku kegiatan perfilman Konsistensi istilah

aspirasi dan potensi untuk rnemajukan perfilman. rnenghimpun aspirasi dan potensi untuk memajukan perfilman.

33

Page 38: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

tt{~"{:.\ [·".". ·-.. . .. - ... -~ .... ·.·::.:··· .·. .

k :··'. •< DRAFTRUUtNt•n#l>PR USULAN PEMERINTAH ::: :; ·.· ... KETERANGAN t······U•·: .. • "·····; ••: '.·; · ...

250. (2) Untuk memajukan perfilman sebagaimana dimaksud pada (2) Untuk memajukan perfilman sebagaimana dimaksud Konsistensi istilah ayat (1), pelaku usaha dan pelaku kegiatan perfilman dapat pada ayat (1 ), pelaku usaha perfilman dan pelaku membentuk organisasi perfilman sesuai dengan profesi dan kegiatan perfilman dapat membentuk organisasi kegiatannya. perfilman sesuai dengan profesi dan kegiatannya.

251. (3) Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki Tetap -kode etik.

252. BABIX Tetap -SUMBER DAYA PERFILMAN

253. Pasal 72 Tetap -

254. Dal am rangka meningkatkan kualitas perfilman dilakukan Tetap -pendidikan, pelatihan penelitian, penetapan standar kompetensi dan sertifikasi, pengembangan komunitas film, serta penyelenggaraan festival.

255. Pasal 73 Tetap -

256. (1) Pendidikan, pelatihan, dan penelitian sebagaimana Tetap dimaksud dalam Pasal 72 dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.

257. (2) Pendidikan, pelatihan, dan penelitian sebagaimana pada Tetap -ayat (1) dapat dilakukan oleh masyarakat dan perguruan tinggi

258. Pasal 74 Tetap -

259. (1) Tenaga kerja dan badan usaha dalarn bidang perfilman (1) Tenaga keFja profesional dalam bidang perfilman dan Agar jelas hanya mencakup memi6ki standar kompetensi. ~ pelaku usaha perfilman memiliki standar tenaga profesional, baik yang

34

Page 39: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·:·,··::·· .. · ...• ,. <

fNG.1.· DRAFT RUUINISIATIF]lPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ..

kompetensi. memiliki hubungan sebagai pekerja/buruh maupun yang memiliki hubungan bukan sebagai pekerjalburuh.

260. (2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tetap -dilakukan melalui sertifikasi kompetensi.

261. (3) Sertifikasi kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi Tetap -profesi yang telah mendapat lisensi.

262. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tenaga profesional dan Agar jelas siapa saja yang harus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur Qelaku usaha oerfilman yang hams memiliki standar memiliki standar kompetensi dan dalarn Peraturan Pemerintah kompetensi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1} serta disertifikasi.

sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah

263. BAB ... (Bab baru) Pengalaman negara Jain ( antara

SADAN PROMOS! PERFILMAN INDONESIA lain Prancis) menunjukkan bahwa adanya dana pengembangan perfilman seperti ini sangat berguna untuk meraih kemajuan perfilman

264. Pasal ... (Pasal baru)

265. (1) Pemerintah memfasilitasi pembentukan Badan Promosi Perfilman Indonesia ~ang berkedudukan di ibukota n~ara.

266. (2) Sadan Promosi Perfilman Indonesia seb~aimana dimaksud oada avat (1\ meruoakan lembaoa swasta

35

Page 40: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

iit«l.<· ··.· ·.

DRAFTRUUlNIStAlFQPR· USULAN PEMERINTAH KETERANGAN '····: ·_ ... ·. .. >:: ' .

dan bersifat mandiri.

267. (3) Pembentukan Bad an Promosi Perfilman Indonesia sebagaimana dimaksud 12ada m!at {1} ditetaokan dengan K~utusan Presiden.

268. Pasal ... (Pasal baru)

269. Badan Promosi Perfilman Indonesia memgun:xai tugas:

a. menxelenggarakan festival film di dalarn negeri;

b. rnengikuti festival film dan men:xetenggarakan oekan film di luar negeri;

c. memgromosikan Indonesia seb~ai lokasi 12embuatan film asing;

d. rnemfasilitasi gendanaan 12embuatan film tertentu bermutu tinggi.

270. Pasal... (Pasal baru)

271. (1) Sumber 12embia:xaan Bad an Promosi Perfilman Indonesia berasal dari:

a. 12emangku kegentingan; dan

b. sumber lainnxa xang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan geraturan gerundang-undangan.

272. (2) Bantu an dana :xang bersymber dari Anggaran Pendagatan dan Belanja N~ara dan Anggaran Pendagatan dan Befanja Daerah bersifat hibah sesuai dengan ketentuan germuran 12erundanQ:undangan.

36

Page 41: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

I·.·.'): . . . .\

..•. '-N.O)i·.•·,·· ::: , } ; . ,;;: ll~fTff.PlJINJSfAllF DPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ·\:<· .· .· .. ~·t.:;;:: <.:·.

273. (3) Pengelolaan dana xang bersumber dari non-Anggaran Pendsmatan dan Belanja N~ara dan non-Anggaan P~n~agamn dan Belanja Daerah wmib di audit oleh akuntan gublik dan diumumkan k~ada masxarakat.

274. Pasal ... (Pasal baru)

275. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Promosi Perfilman Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... diatur dalam Peraturan Presiden.

276. BABX Tetap -LARANGAN

277. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasa/ terkait dapat berjafan efektif.

278. Pelaku usaha 12erfilman dilarang rnelakukan gembuatan iklan film y:ang tidak sesuai dengan isi film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ay:at {2}

279. Pasal... (Pasal baru) Agar materi muatan di da/am pasal terkait dapat berjalan efektit

280. Pelaku usaha ~mbuatan film dalam gembuatan film dilarang tidal< mencantumkan Rerlindungan hukum di dalam gerianjian xang di bu at secara tertulis xang rnencakw hak dan kewsmban gara 12ihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 axat{2}.

37

Page 42: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

.. ·. ·. > .

............ ·.•.···.· f·· •·oRAFT RUU tNIStAllF.DPR ;NQ~ .... ·.',··.·· ~ ·: USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ..

281. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

282. Pelaku usaha 12embuatan dan ~ngedaran film dHarang memberikan hak dan 12ertakuan ~ang tidak setara dan tidak berkeadilan terhad~ 12elaku usaha 12ertunjukan film sebggaimana dimaksud dalam Pasal 31 a~at {1}.

283. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

284. Pelaku usaha 12ertunjukan film dilarang memberikan hak dan 12erlakuan ~ang tidak setara dan tidak berkeadilan terhadaQ 12elaku usaha Qembuatan dan Qen~daran film sebggaimana dimaksud dalam Pasal 31 a~at {2}.

285. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

286. Pelaku usaha 12embuatan film a 12~ngedaran film1 dan 12ertunjukan film dilarang rnembuat 12eaanjian rnengenai 12engedaran film dan/atau ~rtunjukan film dengan berdasar 12ada hak dan kewajiban ~ang tidak setara dan tidak berkeadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32.

287. Pasal 75 Tetap -288. Setiap orang dilarang melakukan usaha perfilman tanpa memiliki Tetap -

izin usaha perfilman, kecuali ketentuan sebaaaimana dimaksud

38

Page 43: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

···'· ·. •.; .. ·, .·· .·. .·

/'NO~ •• • .. ·• •• !\ .. PRAFT RUU IN1$1ATIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .. .· ./. ··. <·.· .. ··. ·.

dalam Pasal 39 ayat (3).

289. Pasal 76 Tetap -290. Pelaku usaha yang melakukan usaha pembuatan film dan/atau Pelaku usaha perfilman yang melakukan usaha pembuatan Untuk memperbaiki kelemahan

usaha impor film dilarang melakukan usaha pertunjukan film. film, ~ksoor film dan/atau usaha impor film dftarang pasal ini. melakukan usaha pertunjukan film.

291. Pasaln Tetap -

292. Pelaku usaha yang melakukan usaha pengedaran film dilarang Pelaku usaha pertilman yang melakukan usaha pengeclaran Untuk memperbaiki kelemahan melakukan usaha impor film dan pertunjukan film. film dilarang melakukan usaha impor film dan/atau Pasal ini

pertunjukan film.

293. Pasal78 Tetap -

294. Sadan usaha pertunjukan film dilarang melakukan sulih suara Sadan usaha Pelaku usaha pertYRjl:Jkan perfilman dilarang Untuk memperbaiki kefemahan film impor ke dalam bahasa Indonesia, kecuali film impor yang melakukan sulih suara film impor ke daam bahasa Indonesia, pasal ini. diperuntukkan bagi pendidikan dan penelitian. kecuali film impor yang diperuntukkan bagi pernldikan

dan/atau penelitian.

295. Pasal 79 Tetap -. 296. Pelaku usaha perfilman dilarang mencantumkan ketentuan yang Pelaku usaha perfilman dilarang mencantumkan ketentuan Untuk memperbaiki kelemahan

menghalangi pelaku usaha lain untuk memperoleh hak dan yang menghalangi pelaku usaha lain untuk memperoleh hak pasalini. kewajiban yang setara dan berkeadilan dalam usaha dan kewajiban yang setara dan berkeadilan dalam usaha pengedaran film. pengedaran film dan Qertunjukan film.

297. Pasal 80 Tetap -

298. Setiap orang dilarang mengedarkan, mengekspor, mengimpor, Setiap orang dilarang mengekspor, mengedarkan, Meluruskan logika menggandakan, menjual dan menyewakan, dan/atau mengimpor, menggandakaA, mempertunjukkan dan/atau mempertunjukkan film yang tidak disensor. menjual dan menyewakan film yang tidak disensor.

39

Page 44: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

>· .. .. · .. .. ·:· · .. ·.

:AMO~<.- DRAFT 8UU.fNISIATJf'.flPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN -~ .. ::>:~ .·: .,.

299. Pasal 81 Tetap -

300. Film, reklame film, atau potongannya yang ditolak oleh LSF Film, i:eklame iklan film, atau potongannya yang ditolak oleh - Penyesuaian istilah dilarang diedarkan, diekspor, dan/atau dipertunjukkan, kecuali LSF dilarang digandakan1 diedarkan, diekspor, -Melengkapi cakupan untuk kepenttngan penelitian dan/atau penegakan hukum. dipertunjukkan, dan/atau dijual dan disewakan kecuali untuk

kepentingan penelitian dan/atau penegakan hukum.

301. Pasal 82 Tetap -

302. Pelaku usaha yang melakukan usaha pertunjukan film di dalam Pelaku usaha perfilman yang melakukan usaha pertunjukan Untuk mengeluarlcan pertunjukan gedung atau tempat yang diperuntukkan untuk pertunjukan film film di dalam gedung atau tempat yang diperuntukkan untuk melalui penyiaran oleh lembaga dffarang membiarkan orang rnenonton pertunjukan film yang pertunjukan film sebsmaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf penyiaran televisi dan sarana tidak sesuai dengan golongan usia sebagaimana dimaksud a dilarang membiakan orang menonton pertunjukan film yang dari media komunikasi lainnya dalam Pasal 65 ayat (3) dan ayat (4). tidak sesuai dengan golongan usia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 65 ayat (3) dan ayat{4). dari cakupan pasal ini.

303. Pasal 83 Tetap -

304. Setiap orang dilarang rnenjual atau menyewakan film kepada Tetap -orang yang tidak sesuai dengan golongan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (3) dan ayat (4).

305. Pasal 84 Tetap -

306. Setiap orang yang melakukan perbuatan melanggar ketentuan Setiap 9FaAg yang melakukaA peFbuataA melanggar Agar sejalan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, keteRtuaR sebagaimana Elimaks~d Elalam Pasal +6, Pasal ?-+, pidana terhadap pelanggaran dan Pasal 79 dapat dijatuhi sanksi administratif berupa: Pasal ?-8, ElaA Pasal ?-9 d~at dijatuhi saRksi admiRistratif yang setara sebagaimana

a. teguran tertulis; berupa: dimaksud dalam Pasal 75 dan

a. tegYraR temllis; Pasa/86. b. denda; dan/atau

c. pencabutan izin usaha perfilman. b. demta; danlatau

G. peRGablltaA ii!iR l:ISalla peffilmaR.

40

Page 45: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

'',,,' ','<' ,,,' "''::""'"'' ": ", '

:,:,~t1~;('> k' \;;, <<,' ',' ~T , ,b~lf ~tJU,\ftDslAl(FDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

307. Pasal... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait· dapat berjalan efektit

308. . Pelaku usaha 12embuatan film dalam 12embuatan film xarig . tidak mencantumkan 12ertindungan hukum ~ dalam oeriaaiian xang dibuat secara tertulis xang mencakY12 hak dan kewajiban 12ara 12ihak seb~aimana dimaksud dalam Pasal. .. dijatuhi sanksi administratif beru12a:

a. · t~ufan tertulis;

b. dgnda; dan/atau

c. 12encabutan izin usaha gerfilman.

309. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasat terkait dapat berjafan efektif.

310. Pelaku usaha 12erfilman xang melakukan sulih suara film iamor ke dalam bah as a Indonesia untuk diedarkan dan di12ertunjukkan1 kecuali film im12or xang diJ2eruntukkan bS!Qi 12endidikan dan/atau 12enelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 dijatuhi sanksi atrninistratif beru12a:

a. teguran tertulis; 0

b. dgnda; dan/atau

c. 12encabutan izin usaha 12erfilman.

311. BABXI Tetap -PENYIDIKAN

I I I I

41

Page 46: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·.··,·: ,

>;MO~: ··. ·.: .. :· .· ··'"·:·

:\\ :

312.

313.

.··

DRAFT RUU<INISIATIFJ>PR .. . ·. ··.· .· . . . ·_, :;·'·. USULAN .PEMERINTAH KETERANGAN

Pasal 85 Tetap

{1} Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan kementerian yang membidangi urusan perfilman diberi wewenang sebagai penyidik untuk membantu pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Penyesuaian dengan Undang­lndonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Undang No. 39 tahun 2008 lingkungan kementerian yang rnembidangi urusan perfilman kebudayaan diberi wewenang sebagai penyidik untuk membantu pejabat penyidik kepofisian negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

314. (2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada (2) Tetap ayat (1}, berwenang:

a. melakukan perneriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang perfilman;

b. rnelakukan perneriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana dalam bidang perfilman;

c. meminta keterangan dan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dalam bidang perfilman;

d. memeriksa orang yang didengar keterangannya sebagai saksi;

e. rnelakukan pemeriksaan atas alat-alat atau bahan dan barang lain yang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang perfilman;

f. melakukan pemeriksaan di tefrt>at tertentu yang diduga terdapat barang bukti, serta rnelakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana dalam

a. Tetap

b. Tetap

c. rneminta keterangan dan bukti dari orang ataY badan Penyempumaan cakupan materi sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dalam bidang perfilman;

d. Tetap

e. Tetap

f. Tetap

42

Page 47: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

:\NO·< , ...• . / <· . ·,

..... '

· arw.t RUIJlNISIATlfQPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN · .. > :. ···:

bidang perfilman;

g. meminta bantuan ahli dalam rangka melaksanakan g. Tetap

tugas penyidikan tindak pidana datam bidang perfilman; dan h. Tetap

h. melakukan . pengawasan dan pemeriksaan alas pengedaran dan pertunjukan film.

315. BABXll Tetap -KETENTUAN PIDANA

316. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

317. Pelaku usaha oerfilman ~ang melakukan ~mbuatan iklan film ~ang tidak sesuai dengan isi film seb~aimana dimaksud dalam Pasal... diQidana 12enjara galing lama 1 (satu} tahun dan/atau denda Qaling banj'.ak RgS00.000.000100 Oima ratus juta rugiah}

318. Pasal... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

319. Pelaku usaha Qembuatan dan gengedaran film ~ang

memberikan hak dan 12ertakuan ~ang tidak setara dan tidak berkeadilan terhadaQ 12elaku us51ha ~rtunjukan film ~bagaimana dimaksud dalam Pasal ... digidana ~njara galing lama 2 {dua} tahun dan/atau denda Dating ban~ak Rg1 .000.000.000100 {satu milim: Qmiih}

43

Page 48: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

r . ·· .. ·:·'·· ·:.· ·.

<~JtOL.•: . .. . . DRAFT.RUUlNISlATtF]lPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN .· ·.·_,·.-: .... :·

320. Pasal ... (Pasal baru) Agar materi muatan di dalam pasal terl<ait dapat berjalan efektif.

321. Pelaku usaha oertunjukan film yang memberikan hak ~an gerlakuan yang tidak setara dan tidak berkeadilan terhad!m gelaku usaha gembuatan dan gengedaran film sebggaimana dimaksud dalam Pasal... digidana genjara galing lama 2 (dual tahun dan/atau denda ~aling ban yak Rg1 .000.000.000100 {satu miliar rugiah}

322. Pasal ... (Pasar baru) Agar materi muatan di dalam pasal terl<ait dapat berjalan efektif.

323. Pelaku usaha ~embuatan film. gengedaran f!m Bl gertunjukan film yang membuat oerianjian menaenai gengedaran film dan/atau ~rtunjukan film dengan berdasar gad a hak dan kewajiban yang tidak setara dan tidak berkeadilan sebagairnana dimaksud dalam Pasal .... digidana genjara galing lama 2 {dua) tahun dan/atau denda galing ban~ak RQ1 .000.000.000100 {satu miliar rugiah}

324. Pasal 86 Tetap -

325. Setiap orang yang melakukan usaha perfilman tanpa memiliki Setiap orang yang melakukan usaha perfilman tanpa rnemiliki Besamya pidana penjara izin usaha perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 izin usaha perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 disesuaikan dengan UU No. 8 dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun danlatau denda dipidana penjara paling lama 5 ~ima} 1 Csatu} tahun dan/atau Tahun 1992. Proporsi besamya paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah}. denda paling banyak Rp6.000.000.000,00 {lima miliaF rupiah} denda disesuaikan dengan

RgS00.000.000100 (lima ratus juta ru12iah}. proporsi yang terdapat didatam UU yang relatif baru (a.I. UU No. 44 Tahun 2008)

44

Page 49: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

. :.· . .. . ... ·· .

-.-·'~· ··:".'.;.;-:: .. · ·.oRAFTRUtflNtSIATIFOPR ·;~ff(); u . :-: ·,·:::/-.:<:· USULAN PEMERINTAH KETERANGAN c.<: ·.: .,

.• ........ · ·.··. · .. _. ·,: .....

326. Pasal ... (baru)

327. Setiag orang xang melakukan usaha 12§mbuatan film1 eksQQC Agar sejalan dengan ketentuan film dan/atau usaha imgor film xang sekaligus melakukan pidana terhaclap pelanggaran usaha gertunjukan film sebagaimana dimaksud dalam Pasal yangsetarasebagaimana 76 digidana genjara Qaling lama 1 (satu} tahun dan/atau dimaksud dalam Pasal 86. denda Qaling banxak RgS00.000.000100 {lima ratus juta rugiah}

328. Pasal ... (baru)

329. S~ti~ orang xang melakukan usaha ~ngedaran film xang Agar sejalan dengan ketentuan sekaligus melakukan usaha imgor film dan/atau oertunjukan pidana terhadap pelanggaran film sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 77 digidana oenjara yang setara sebagaimana Qaling lama 1 {satu} tahun dan/atau denda Qaling banxak dimaksud dalam Pasal 86. RgS00.000.000100 Qima ratus juta rugiah}

330. Pasal ... (baru) Agar materi muatan di dalam pasal terkait dapat berjalan efektif.

331. P~laku usaha gerfilman xang mencantumkan ketentuan xang menghalangi 12etaku usaha lain untuk memgeroleh hak dan kewajiban xang setara dan berkeadilan dalam usaha 12engedaran film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 digidana 12~njara 12aling lama 1 {satu} tahun dan/atau denda gating banxak RgS00.000.000100 {lima ratus juta rugiah}

332. Pasal 87 Tetap -

333. Setiap orang yang dengan sengaja membuat. mengedarkan, (1) Setiap orang yang dengan sengaja membuat. Besamya pidana penjara mengekspor, mengimpor, menggandakan, dan/atau rnengedackan, mengekspor,mengimpor, menggandakan, disesuaikan dengan UU No. 8 •·~·~ i.unjukkan film yang tidal< disensor sebaaaimana dan/atau mempertuniukkan film yang tidak disensor Tahun 1992. Prooorsi besamya

45

Page 50: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

;JNO~ .· .. · ..... .

:'. ,:., :· . DRAFT·RUU~INfStAllfOPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN '.\ ... . • ··•·· :: >· .

dimaksud dalam Pasal 80 dipidana penjara paling lama 1 O sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 dipidana penjara denda disesuaikan dengan {sepuluh) tahun dan/atau denda paling ban yak paling lama 10 (sep1;1l1;1h) 5 Oimal tahun dan/atau denda proporsi yang terdapat didalam Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). paling ban yak Rp1 Q.000.000.000,00 (sep1;1l1;1h miliar UU yang relatif bani (a.I. UU No.

rupiah} R122.500.000.000100 {dua miliar lima ratus juta 44 Tahun 2008) rugiah}.

334. (2) Anggota LSF ~ang melakukan gerbuatan sebagaimana Untuk memperbaiki kelemahan dimaksud gada a~at (1}1 digidana dengan gidana ~ang pasal ini. sama dengan gidana sebagaimana dimaksud gada 51Xat {1}1 ditambah 1/3 lseoertiga} dari maksimum ancaman gidanan:ia.

335. Pasal 88 Tetap -

336. {1) Setiap orang yang dengan sengaja membuat mengedarkan, (1) Setiap orang yang dengan sengaja membuat Agar sejalan dengan ketentuan mengekspor, dan/atau mempertunjukkan film, reklame film, mengedarkan, mengekspor, dan/atau mempertunjukkan pidana terhadap pelanggaran atau potongannya yang ditolak oleh LSF sebagaimana film, r:eklame iklan film, atau potongannya yang ditolak yang setara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dipidana penjara paling lama 10 oleh LSF sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 dimaksud dalam Pasal 87. (sepuluh) tahun dan/atau denda paling ban yak dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) 5 (lima} tahun Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). dan/atau denda paling ban yak Rp10.00Q.OOO.QOO,OO

{sep1;1luh miliaF rupiah} Rg2.500.000.000100 (dua miliar lima ratus juta rugiah}.

337. (2) Anggota LSF yang melakukan perbuatan sebagaimana Tetap -dimaksud pada ayat (1 ), dipidana dengan pidana yang sama dengan pidana sebagaimana dimaksud pacla ayat (1), ditambah 1/3 (sepertiga) dari maksimum ancaman pidananya

338. Pasal 89 Tetap -

339. Pelaku usaha pertunjukan film yang rnembiarl<an orang Pelaku usaha pertunjukan film yang membiarkan orang Besamya pidana penjara menonton pertuniukan film yang tidak sesuai dengan golongan menonton pertunjukan film yang tidak sesuai dengan disesuaikan dengan UU No. 8

46

Page 51: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

'')ff().: 1c·.

DRAFT RUUINISIATIFDPR USULAN PEMERINTAH KETERANGAN . : -..

usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 dipidana penjara golongan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 Tahun 1992. Proporsi besamya paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak dipidana penjara paling lama 1 (satu} tahun dan/atau denda denda disesuaikan dengan Rp1 .000.000.000,00 (satu miliar rupiah). paling banyak Rf,11 J)OQ.900.000,00 (saw miliar R-Jpiah) proporsi yang terdapat didalam

R12S00.000.000100 {lima ratus juta ru12iah}. UU yang relatif bani (a.I. UU No. 44 Tahun 2008)

340. Pasal 90 Tetap -341. Setiap orang yang menjual atau menyewakan film kepada orang Setiap orang yang menjual atau menyewakan film kepada Besamya pidana penjara

yang tidak sesuai dengan golongan usia sebagaimana dimaksud orang yang tidak sesuai dengan golongan usia sebagaimana disesuaikan dengan UU No. 8 dalam Pasal 83 dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dimaksud dalam Pasal 83 dipidana penjara paling lama 1 Tahun 1992. Proporsi besamya dan/atau denda paling banyak Rp1 .000.000.000,00 (satu miHar (satu) tahun dan/atau denda paling ban yak denda disesuaikan dengan rupiah) Rp~ .QOO.QQQ.000,QQ {satu miliar R-Jpiah} RQS00.000.000100 proporsi yang terdapat didalam

{lima ratus juta ru1iah}. UU yang relatif bani (a.I. UU No. 44 Tahun 2008)

342. Pasal 91 Tetap -

343. (1) Dalam hat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab (1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Penyempumaan Pasal ini dilakukan oleh atau atas nama korporasi, ancaman 8a9 Pasal 861 Pasal 871 Pasa) 881 dan Pasal 90 ini pidana denda diperberat menjadi 3 (tiga) kali lipat. dilakukan oleh atau atas narna korporasi, ancaman

pidana denda diperberat menjadi 3 (tiga) kali lipat.

344. (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab (1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Penyempumaan Pasal ini dilakukan oleh atau atas nama korporasi, pidana 8a9 Pasal 861 Pasal 871 Pasal 881 dan Pasal 90 ini dijatuhkan kepada: dilakukan oleh atau atas nama korporasi, pidana

a korporasi; dan/atau dijatuhkan kepada:

b. pengurus korporasi; d. korporasi; dan/atau

e. pengurus korporasi;

47

Page 52: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

::=··:.:._;d· .··· ... ·. . ·:

':Noft·· .. DRAFTRUUINla'A'TIFti)PR·. USULAN PEMERINTAH KETERANGAN :.:\<'. . ·.'~ -~: ~·. ·•·.· ... :·: . '.• . > •· ..

345. (3) Pidana yang dijatuhkan kepada korporasi sebagaimana Dihapus karena sudah tercakup di di dimaksud pada ayat (2) adalah pidana denda. dalam Pasal 91 Ayat (1).

346. (4) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (3), (3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (3), -korporasi dapat dikenai pidana tambahan berupa: korporasi dapat dikenai pidana tambahan berupa:

a. perampasan keuntungan yang diperoleh dart tindak a. perampasaR keYRWRQ3R yaRg dipereleh d3Fi tiRdak pidana; pidaRa;

b. pencabutan izin usaha; dan/atau a pencabutan izin usaha; dan/atau

c. pembubaran sebagai badan hukum b. pembubaran sebagai badan hukum

347. Pasal92 Tetap -348. (1) Tindak pidana dianggap sebagai tindak pidana (1) Tindak pidana dianggap sebagai tindak pidana

korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan • oleh: oleh:

f. pengurus yang memiliki kedudukan berwenang a. pengurus yang memiliki kedudukan berwenang mengambil keputusan atas nama korporasi; mengambil keputusan atas nama korporasi;

g. orang yang mewakili korporasi untuk melakukan b. orang yang mewakili korporasi untuk melakukan perbuatan hukum; perbuatan hukum;

h. orang yang memiliki kewenangan untuk c. orang yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan korporasi tersebut; dan/atau mengendalikan korporasi tersebut; dan/atau

i. orang yang berdasarkan hubungan kerja atau d. 9FaRg yaAg beFdasil'kaR hYBYRgaR kerja atau Penyempumaan Pasal berdasarkan hubungan lain bertindak dalam lingkungan beFdasaFkaA hYBYAQ3R laiR bertiRdak dalam korporasi. liRgkYRgaA ker:peFasi.

349. (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab Tetap -ini dilakukan oleh atau atas nama korporasi tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada mereka yang

48

Page 53: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

•. ·.:·'.: ,·( ... .. i\N()~:)t · .· ... ·.·: ,::.:·.· .. ·:.

.

. : DRAFT RUUINlStATIF :DPR

bertindak sebagai pemimpin atau yang memberi perintah, tanpa mengingat apakah orang tersebut baik berdasarkan hubungan kerja atau hubungan lain, melakukan tindak pidana secara sendiri atau bersama-sama.

350. (3) Dalam hal tuntutan dilakukan terhadap korporasi, panggilan Tetap untuk menghadap dan penyerahan surat-surat panggilan itu ditujukan kepada pengurus pada alamat korporasi atau di tempat pengurus melakukan pekerjaan yang tetap.

USULAN PEMERlNTAH KETERANGAN

351. (4) Dalam hat tuntutan dilakukan terhadap korporasi, yang pada saat penuntutan diwakili oleh bukan pengurus, hakim dapat memerintahkan supaya pengurus menghadap sendiri di pengadilan.

{4) Dalam hal tunb.'taa dilakukan temooap kefpeFaSi, yaAg Kewenangan Hakim tidak perlu pooa saat penuRb.1an diwakili aleh bYkan peRgYFYS, diatur dengan Undang-Undang haldm d"at memefintahkan supaya penguFYS ini.. menghadap senaifi di pengadilan.

352. BAB XIII Tetap

KETENTUAN PERALIHAN

353. Pasal 93 Tetap

354. Pada saat undang-undang ini berlaku anggota lembaga sensor Tetap film yang telah ada yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473} beserta peraturan pelaksanaannya tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai masa tugasnya berakhir.

355. Pasal 94 Tetap

356. Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) blllan sebelum Menjadi materi muatan berakhimya masa tugas keanggotaan lembaga sensor film l:lerakhimya masa tugas keanggataaA lemhaga seRSer film Peraturan Pemerintah. sebaaaimana dimaksud dalam Pasal 93, keanggotaan LSF --L.-- · ,.: _: ... ..::._:.:~ ~:!:.-: ~---• ~~. · .. 1 N:'.

49

Page 54: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

sudah terbentuk.

357.

358.

DRAFTRUtt INISJl\liF.DPR ·· .

BABXJV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 95

USULAN PEMERINTAH KETERANGAN

sudatt teFheRtuk.

Tetap

Tetap

359. LSF harus sudah terbentuk paling lama 6 (enam) bulan terhitung LSF harus sudah terbentuk paling lama 6 {eAam) bulaR 1 Penyempumaan Pasal. sejak Undang-Undang ini diundangkan. Csatul tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

360. Pasal 96

361. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku :

362.

a. semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang­Undang ini.

b. badan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473) dan peraturan pelaksanaannya tetap rnenjalankan tugas dan fungsinya sampai dibentuk atau diubahnya badan tersebut oleh Pemerintah.

Pasal 97

Tetap

Tetap

Tetap

50

Page 55: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

·'··· ... ·. ·.: .· ... · .. · · ..

<NO.>, .

· DR.AFT RtJQJNISfATIF QPR : . USULAN PEMERINTAH KETERANGAN ·'C·:: ..

363. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus ditetapkan Tetap -dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal Undang-Undang ini diundangkan.

364. Pasal 98 Tetap -,

365. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Tetap -NonlOr 8 T ahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

366. Pasal 99 Tetap -367. Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Tetap -

368. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Tetap -pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

369. Disahkan di Jakarta Tetap -pacla tanggal ..........................

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

370. Diundangkan di Jakarta Tetap -pacla tanggal ................................

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA.

51

Page 56: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

DRAFT RUUINl~TIFDPR USULAN PEMERINTAH · ..

ANDIMATALAITA

371. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ........... Tetap NOMOR ........... .

RANCANGAN PENJELASAN:

(80/ : .·. ~F[~NGAN PEtJJELASAtfRUU INISJATIF DPR · . .• : '

372. I. UMUM

Film sebagai karya seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar, pembinaan dan pengembangannya diarahkan untuk marnpu memantapkan nilai budaya bangsa, menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mempertebal kepribadian dan mencerdaskan bangsa, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan akan memantapkan ketahanan nasional.

Dengan bertolak pada pedoman tersebut, maka pengaturan perfilman sebagai hasil dan sekaligus cerminan budaya per1u diarahkan sehingga mampu memperkuat upaya pembinaan kebudayaan nasional. Pengaturan perfilrnan dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas peroduksi film Indonesia dalam fungsinya sebagai komoditas ekonomi dalam upaya mengembangakan usaha pefilman ke arah industri yang tetap juga mempertahankan fungsinya sebagai sarana penerangan, pendidikan, dan

USULAN·PEMERINTAH

II. UMUM

Film sebagai karya seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar, pembinaan dan pengembangannya diarahkan untuk marnpu memantapkan nilai budaya bangsa, menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mempertebal kepribadian dan mencerdaskan bangsa, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan akan memantapkan ketahanan nasional.

Dengan bertolak pada pedoman tersebut, maka pengaturan perfilman sebagai hasil dan sekaligus cerminan budaya pertu diarahkan sehingga marnpu memperkuat upaya pembinaan kebudayaan nasional. Pengaturan perfilman dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas peroduksi film Indonesia dalarn fungsinya sebagai komoditas ekonomi dalam upaya mengembangakan usaha pefilman ke arah industri yang tetao juga 11a•~lC:thankan

KETERANGAN

KETERANGAN

Konsistensi istilah

52

Page 57: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

373.

374.

hiburan.

Masalah ini menjadi semakin panting, terutama apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa peraturan perundang­undangan yang digunakan sebagai landasan pembinaan dan pengembangan perfilman Indonesia sudah tidak memadai dengan situasi dan kondisi yang dihadapkan pada situasi perdagangan bebas yang penuh persaingan. Oleh karena itu, berclasarkan hal tersebut, · dilakukanlah penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman.

Melalui undang-undang ini, upaya pengaturan perfilman Indonesia diusahakan agar tidak saja menjangkau seluruh aspek perfilman, tetapi juga mengarah pada perwujudan tatanan perfilman secara utuh.

Pengaturan perfilman dalam undang-undang ini disusun berdasarkan pokok-pokok pemikiran sebagai berikut :

1. Menegaskan secara jelas bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan filosofis dan konstitusional merupakan panduan dalam menumbuhkan dan mengembangkan perfilman di Indonesia sehingga sebagai salah satu sarana pengembangan budaya bangsa, film tetap marnpu memperkuat kebudayaan nasional dan mencerminkan pandangan hidup bangsa serta nilai budaya bangsa.

2. T ersusunnya landasan yuridis dan sosiologis yang mampu menjaga kesimbangan antara aspek idiff dan aspek ekonomi dalam usaha perfilman yang dalarn pengembanaannva harus tetao sesuai dengan jiwa

fungsinya sebagai sarana penerangan, pendidikan, dan hiburan.

Masalah ini menjadi semakin panting, terutama apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan pembinaan dan pengembangan perfilman Indonesia sudah tidak memadai dengan situasi dan kondisi yang dihadapkan pada situasi perdagangan bebas yang penuh persaingan. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, dilakukanlah penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman.

Melalui undang-undang ini, upaya pengatUran perfilman Indonesia diusahakan agar tidak saja menjangkau seluruh aspek perfilman, tetapi juga mengarah pada perwujudan tatanan perfilman secara utuh.

Pengaturan perfilman dalam undang-undang ini disusun berdasarkan pokok-pokok pemikiran sebagai berikut:

Tetap

Tetap

53

Page 58: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

375.

376.

377.

378.

Pasal 32 ayat (1) Uridang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

3. Dalam upaya mewujudkan iklim yang sehat bagi perfilman lndonsia, pengembangan perfilman dilakukan terhadap berbagai kegiatan perfilman secaa menyeluruh dan terpadu sejak tahap produksi sampai dengan tahap pertunjukan dalam suatu mata rantai yang berkesinambungan dengan memperhatikan berbagai kepentingan agar tercapai hasil yang optimal sejalan dengan dasar dan tujuan penyelenggaraan perfilman.

Terrnasuk dalam pembinaan dan pengembangan ini adalah upaya menciptakan iklim yang dapat memacu pertumbuhan produksi film Indonesia serta bimbingan dan perlindungan agar penyelenggaraan usaha dapat berlangsung secara harmonis, saling mengisi, dan rnencegah adanya tindakan yang rnenjurus pada persaingan yang tidal< sehat ataupun pemusatan pada satu tangan atau satu kelornpok.

4. Untuk menjaga agar kehidupan dan pertumbuhan perfilman dapat tetap berjalan seiring dengan pandangan hidup dan kebudayaan bangsa, serta untuk melindungi masyarakat terhadap dampak negatif yang diakibatkan oleh film, setiap film yang akan diedarkan, diekspor, dan dipertunjukkan harus disensor terlebih dahulu.

5. Dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh film merupakan tindak pidana dalam bidang perfilman dan yang melakukan hal itu diberi sanksi yang cukup berat

Dengan latar belakang pemikiran tadi, Undang-Undang Nomor 8 T ahun 1992 tentang Perfilman (lembaran Neaara

Tetap

0

Tetap

Tetap

Tetap

54

Page 59: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473) perlu dilakukan penggantian.

379. Ill. PASAL DEMI PASAL Tetap -380. Pasal 1 Tetap -

Cukup jelas.

381. Pasal 2 Tetap -Huruf a

Yang dimaksud dengan asas kemanusiaan adalah bahwa setiap kegiatan dalam lingkup perfilman harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional

382. Hurufb Tetap -Yang dimaksud dengan asas Bhinneka Tunggal lka adalah perfilman disefenggarakan dengan memperhatikan dan menghormati keanekaragaman sosial budaya yang hidup di seluruh wilayah negcra Indonesia.

383. Hurufc Tetap -Yang dimaksud dengan asas berkeadilan adalah bahwa penyelenggaraan perfilman harus mencerminkan keadilan secara prop0rsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

384. Huruf d Tetap -Yang dimaksud denaan asas keterliban dan

55

Page 60: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

385.

386.

387.

388.

389.

kepastian hukum adalah bahwa penyelenggaraan perfilman harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui janinan adanya kepastian hukum

Hurufe

Yang dimaksud dengan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan adalah bahwa penyelenggaaan perfilman harus menceminkan keseimbangan, keserasian, dan kesela-asan, antara kepentingan indMdu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

Huruf f

Yang dimaksud dengan asas kemandirian adalah bahwa penyelenggaraan perfilman dHakukan dengan menggunakan seoptimal mungkin seluruh kemampuan dan sumber daya bangsa.

Huruf g

Yang dimaksud dengan asas kemitraan adalah perfilman diselenggarakan secara bersama-sama antarseluruh ko1T1>0nen perfilman maupun pemerintah dan masyarakat.

Hurufh

Yang dimaksud dengan asas transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip pengelolaan kegiatan perfilman dan pengelolaan keuangan perfilman yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Huruf i

Yang dimaksud dengan asas partisipatif adalah oerfilman diselenaaarakan denaan memberikan

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

56

Page 61: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

kesempatan secara luas keterlibatan masyarakat

390. Hurufj Tetap -Yang dimaksud dengan asas kebersamaan adalah perfilman diselenggarakan secara bersama-sama. baik antarseluruh komponen perfilman maupun pemerintah dan masyarakat

391. Hurufj Hurufjk -Yang dimaksud dengan asas kebajikan adalah bahwa Yang dimaksud dengan asas kebajikan adalah bahwa nilai-nilai kebaikan atau kebajikan harus tercerrnin nilai-nilai kebaikan atau kebajikan hCIUS tercermin pada pada setiap produksi film. setiap procluksi film.

392. Pasal 3 Tetap -Cukup jelas.

393. Pasal 4 Tetap -Cukupjelas

394. Pasal5 Tetap -Cukup jelas.

395. Pasal 6 Tetap -Cukup jelas.

396. Pasal 7 Tetap -Cukup jelas.

397. Pasal 8 Tetap -Cukup jelas.

398. Pasal 9 Tetap -57

Page 62: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Cukup jelas.

399. Pasal 10 Tetap -Huruf a

Cukup jelas.

400. Hurufb Tetap -Yang dimaksud dengan tertentu adalah keringanan pajak dan bea masuk untuk ekspor film, impor bahan baku dan peralatan film, serta pajak dan retribusi daerah atas pertunjukkan film.

401. Hurufc Tetap -Cukup jelas.

402. Pasal 11 Tetap -Cukup jelas.

403. Pasal12 Tetap -Cukup jelas.

404. Pasal 13 Tetap -Cukup jelas.

405. Pasal 14 Tetap -Cukup jelas.

406. Pasal 15 Pasal 15 Untuk lebih menjabarlcan

Ayat. (1) Ayat. (1) pengertian potensi.

Yang dimaksud dengan sumber daya dalam negeri Yang dimaksud dengan sumber daya dalam meliputi sumber dava manusia, potensi, dan fasilitas neaeri meliputi sumber daya manusia, __ .

--J

58

Page 63: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

yang tersedia di Indonesia. sumber daya alam, bahan dan/atau produk, jasa, peralatan, fasilitas, dan kekayaan budaya yang tersedia di Indonesia

407. Aya! (2) Tetap -Cukup jelas.

408. Pasal 16 Tetap -Cukup jelas.

409. Pasal 17 Tetap -Cukupjelas

410. Pasal 18 Tetap -Aya! (1)

Cukup jelas.

411. Aya!(2) Tetap -Yang dimaksud dengan nilai-nilai agama adalah nilai-nilai universal yang terdapa! dalam setiap agama. Pancantuman nilai-nilai agapta tidak dimaksudkan untuk menghamba! kreativitas dalam berkarya.

412. Pasal 19 Pasal 19 Untuk menegaskan bahwa berita

Yang dimaksud dengan film cerita terrnasuk film animasi. Yang dimaksud dengan film cerita termasuk film yang disiarkan melalui penyiaran

animasi. televisi tidak termasuk cakupan Yang dimaksud dengan film noncerita termasuk film materi muatan pasal ini. animasi, film ekperimental, film seni, film pendidikan, Yang dimaksud dengan film noncerita termasuk film

Untuk menegaskan bahwa games, dan film dokumenter. animasi, film ekperimental, film seni, film pendidikan, games, dan film dokumenter, tetapi tidak termasuk games tidak termasuk cakupan

berita yang disiarkan melalui penyiaran televisi. materi muatan pasal ini.

59

Page 64: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

413. Pasal 20 Tetap -

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

414. Hurufb Tetap -Cukup jelas.

415. Huruf c Tetap -Cukup jelas.

416. Huruf d T&tap -Yang dimaksud dengan bahan lainnya meliputi hard cf1Sk, flash disk, sd card, dan bentuk penyimpanan rekaman lainnya.

417. Ayat(2) Tetap -Yang dimaksud dengan lainnya adalah proses pembuatan film lain sesuai dengan perkembangan teknologi.

418. Pasal 21 Tetap -Cukup jelas.

419. Pasal 22 Tetap -Ayat (1)

Cukup jelas.

420. Ayat(2) Tetap -Yana dimaksud denaan film untuk tuiuan tertentu

60

Page 65: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

adalah film yang dibuat oleh instansi Pemerintah, lembaga, atau organisasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, seperti film-film penyuluhan pertanian, kesehatan, atau film yang dibuat oleh kelompok atau perseorangan, misalnya film-film acara perkawinan dan ulang tahun.

421. Aya!(3) Tetap -Cukup jefas.

422. Pasal 23 Pasal 23

Aya! (1) Ayat (1)

Yang dimaksud dengan reklame film dapat berbentuk Yang dimaksud dengan ralflame iklan film dapa! Penyesuaian istilah iklan, poster, stiHphoto, slide, klise, triler, banner. berbentuk iklaR; poster, stillphoto, sHde, klise, pamflet brosur, baliho, folder, plakat. dan sarana triler, banner, panftet brosur, baliho, folder, publikasi dan promosi lainnya. plakat dan sarana publikasi dan promosi

lainnya

423. Ayat(2) Ayat(2) -Cukupjelas Yang dimaksud dengan harus sesuai dengan isi

film adalah iklan film dilarang membohongi masyarakat.

424. Pasal24 Yang dimaksud dengan tenaga profesional antara lain -Cukup jelas. penulis skenario, sutradara, artis, juro kamera, penata

suara, penata cahaya, penyunting suara dan gambar,

425. Pasal 25 Tetap -Cukup jelas.

426. Pasal 26 Tetap -Cukup jelas.

61

Page 66: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

427. Pasal 27

Cukup jelas.

428. Pasal 28

Cukup jelas.

429. Pasal 29

Cukup jelas.

430. Pasal 30

Cukup jelas.

431. Pasal 31

Cukup jelas.

432. Pasal32

Tetap

Tetap

Tetap

Pasal ao Cukup jelas.

Pasal 31

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan hak dan pertakuan terhadap usaha pertunjukan film dapat mencakup hak dan pertakuan untuk mendapatkan copy film jadi berdasarkan kriteria urutan prioritas yang jelas yang dibertakukan sama terhadap pelaku usaha pertunjukan film.

Ayat(2)

Pasal 32

Yang dimaksud dengan hak dan pertakuan terhadap usaha pembuatan dan pengedaran film dapat mencakup hak dan perlakuan untuk mendapatkan kesempatan jam pertunjukan berdasarkan kriteria urutan prioritas yang jelas yang dibertakukan sama terhadap pelaku usaha pembuatan dan pengedaran film.

Pasal yang bersangkutan telah dihapus dari batang tubuh.

Untuk memperjelas

Untuk memperjelas

62

Page 67: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

433.

434.

435.

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal34

Huruf a

Yang dimaksud dengan gedlng adalah bioskop.

Yang dimaksud dengan tempat adalah ruang yang bukan gedung, yang diperuntukkan bagi pertunjukan film.

Hurufb

Yang dimaksud dengan hak dan kewajiban dapat mencakup antara lain pola bagi hasil, waktu dan term pembayaran, penyelenggaraan promosi, dan pelaporan,

Pasal 33 •

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan tata edar dapat mencakup ketentuan tentang pokok-pokok hak dan kewajiban para pihak yang harus diatur didalam perjanjian kerjasama antara para pihak, pengawasan ketaatan atas perjanjian kerjasama tersebut, dan sanksi atas pelanggaran kerjasama tersebut dalam rangka memberikan kesempatan yang sama untuk tumbuh kepada semua pelaku usaha pembuatan, pengedaran dan pertunjukan film.

Ayat(3)

Cukup Jelas

Tetap

Tetap

Untuk mempeljelas

63

Page 68: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Cukup jelas.

436. Hurufc Huruf c /pod adalah merek.

Yang dimaksud clengan saran a atau media Yang dimaksud dengan sarana atau media komunikasi lainnya adalah alat/media yang dapat komunikasi lainnya adalah alat/media yang digunakan untuk mempertunjukkan film seperti dapat digunakan untuk mempertunjukkan film telepon seluler, ipod, atau alat/media lainnya seperti telepon seluler, iped; atau alatlmedia

lainnya

437. Pasal 35 Tetap -Yang dimaksud dengan sistem pertunjukan lainnya adalah sistem pertunjukkan film lain yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

438. Pasal 36 Tetap -Cukup jelas.

439. Pasal 37 Tetap -Cukup jelas.

440. Pasal 38 Tetap -Cukup jelas.

441. Pasal 39 Tetap -Ayat (1)

Yang dimaksud dengan izin adalah izin yang dikeluarkan oleh Menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan perfilman.

442. Ayat(2) Tetap -Cukup jelas.

64

Page 69: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

443. Aym(3) Tetap -Cukup jelas.

444. Pasal 40 Tetap -Cukup jelas.

445. Pasal41 Tetap -Pembuatan film oleh pihak asing yang menggunakan lokasi di Indonesia, baik sebagian maupun seluruhnya dapat dilakukan atas dasar izin dari Menteri yang lingkup tugas clan tanggung jawabnya meliputi pembinaan perfilman. Dalarn pembuatan film dimaksud, diusahakan sedapat mungkin mengikutsertakan tenaga-tenaga Indonesia di tempat Jokasi.

446. Pasal 42 Tetap -Cukup jelas.

447. Pasal 43 Tetap -Cukup jelas.

448. Pasal 44 Tetap -Cukupjelas

449. Pasal45 Tetap -Cukup jelas.

450. Pasal46 Tetap -Cukup jelas.

451. Pasal 47 Tetap -65

Page 70: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Cukup jelas.

452. Pasal 48 Tetap. -Cukup jelas.

453. Pasal 49 Tetap -Cukup jelas.

454. Pasal 50 Tetap -Cukup jelas.

455. Pasal 51 Tetap -Cukup jelas.

456. Pasal 52 Tetap -Aya! (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan agamawan aclalah perwakilan organisasi keagamaan.

457. Hurufb Tetap -Yang dimaksud dengan cendekiawan aclalah sosiolog, psikolog, akademisi hukum, dan seksolog.

458. Huruf c Tetap -Cukup jelas

459. Hurufd Tetap -Cukup jelas.

66

Page 71: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

460. Hurufe Tetap -

Cukup jelas.

461. Huruf f Tetap -Yang dimaksud dengan perwakilan pemerintah adalah departemen terkait, termasuk penegak hukum

462. Ayat.(2) Tetap -Cukup jelas.

463. Pasal 53 Tetap -Cukup jelas.

464. Pasal 54 Tetap -Cukup jelas.

465. Pasal 55 Tetap -Cukup jelas.

466. Pasaf 56 Tetap -Cukup jelas.

467. Pasal 57 Tetap -Cukup jelas.

468. Pasal58 . Tetap -Cukup jelas.

469. Pasal 59 Tetap -

67

Page 72: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Cukup jelas.

470. · Pasal 60 Tetap -Cukup jelas.

471. Pasal 61 Tetap -Cukup jelas.

472. Pasal 62 Tetap -Cukup jelas.

473. Pasal 63 Tetap -Cukup jelas

474. Pasal 64 Tetap -Cukup jelas.

475. Pasal 65 Tetap -Cukup jelas.

476. Pasal 66 Tetap -Cukup jelas.

477. Pasal 67 Tetap -Cukup jelas.

478. Pasal 68 Tetap -Cukup jelas.

479. Pasal 69 Tetap -Cukup jelas.

68

Page 73: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

480. Pasal 70 Tetap -Cukup jelas.

481. Pasal 71 Tetap -Cukup jelas.

482. Pasal 72 Tetap -Cukup jelas.

483. Pasal 73 Tetap -Cukup jelas.

484. Pasal 74 Tetap -Cukup jelas.

485. Pasal ... (Pasal baru) - I

Cukupjelas

486. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

487. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

488. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

69

Page 74: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

489. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

490. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

491. Pasal ... (Pasal baru) -Cukup jelas

492. Pasal ... (Pasal baru} -Cukupjelas

493. Pasal 75 Tetap -Cukup jelas.

494. Pasal 76 Tetap -Cukup jelas.

495. Pasal 77 Tetap -Cukup jelas.

496. Pasal 78 Tetap -Cukup jelas.

497. Pasal 79 Tetap -Cukup jelas.

498. Pasal 80 Tetap 0 -Cukup jelas.

70

Page 75: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

499. Pasal 81 Tetap -Cukup jelas.

500. Pasal 82 Tetap -Cukup jelas.

501. Pasal 83 Tetap -Cukup jelas.

502. Pasal 84 Tetap -Cukup jelas.

503. Pasal ... (Pasal baru) -Cukup jelas .

504. Pasal ... {Pasal baru) -Cukup jelas

505. Pasal 85 Tetap -Cukup jelas.

506. Pasal ... (Pasal baru) -

.. Cukupjelas

507. Pasal ... (Pasal baru) -Cukup jelas

508. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

71

Page 76: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

---- -~-----·

509. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

510. Pasal 86 Tetap -Yang dimaksud dengan tindak pidana dalam pasal ini tidak termasuk perseorangan yang melakukan usaha

· penjualan dan penyewaan film.

511. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

512. Pasal ... (Pasal baru} -Cukupjelas

513. Pasal ... (Pasal baru) -Cukupjelas

514. Pasal 87 Pasal87 -Cukup jelas. Cukup jelas.

515. Pasal 88 Pasal 88 -Cukup jelas. Cukup jelas.

516. Pasal 89 Pasal89 -Cukup jelas. Cukup jelas.

517. Pasal 90 Pasal 90 -Cukup jelas. Cukup jelas.

518. Pasal 91 Pasal 91 -

72

Page 77: DIM RUU TTG PERFILMAN DAN JUMLAH DIMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191203-105246-1318.pdfno i ii ill 1 2 3 daft ar inventarisasi masalah (dim) rancangan undang-undang

Cukup jelas. Cukup jelas.

519. Pasal 92 Pasal 92 -Cukup jelas. Cukup jelas.

520. Pasal 93 Tetap -Cukup jelas.

521. Pasal 94 Pasal 94 -Cukup jelas. Cukup jelas.

522. Pasal 95 Pasal 95 -Cukup jelas. Cukup jelas.

523. Pasal 96 Tetap -Cukup jelas.

524. Pasal 97 Tetap -Cukup jelas.

525. Pasal 98 Tetap -Cukup jelas.

526. Pasal99 Tetap -Cukup jelas.

527. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA -NOMOR ...

73