dilema penurunan emisi grk sektor hutan dan lahan di provinsi sulawesi tengah

12
Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah Workshop Peluang & Tantangan SRAP REDD+ di 3 Provinsi Pilot 15 – 16 Desember 2013, Sentul City - Bogor

Upload: derira-harahap

Post on 25-Jun-2015

230 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan

Di Provinsi Sulawesi TengahWorkshop Peluang & Tantangan SRAP REDD+ di 3 Provinsi Pilot

15 – 16 Desember 2013, Sentul City - Bogor

Page 2: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Kurang lebih 33,15 % penduduk Sulteng bermukim di 724 desa di dalam dan sekitar kawasan hutan. Umumnya desa pertanian/ perkebunan

(Dephut & BPS, 2009)

Sekitar 20.517 KK Komunitas Adat di Sulteng hidup subsisten dalam hutan dengan cara berladang dan memanfaatkan HHBK berdasarkan kearifan tradisionalnya.

(KAT Center)

Populasi penduduk mencapai 2,3 juta orang, kecenderungan pertambahan penduduk dari waktu ke waktu karena menjadi daerah pertemuan kaum migran lintas Sulawesi

(BPS, 2010)

Tantangan GeopolitikTantangan Geopolitik

Terus mengalami pemekaran wilayah, kini menjadi 12 Kabupaten dan 1 Kota, karena tuntutan Otoda (Depdagri, 2013)

DARATAN SULTENGDARATAN SULTENG6.803.300 ha6.803.300 ha

Kawasan Hutan4.394.932 ha

( 65 % )

APLAPL2.408.368 ha2.408.368 ha

( 35 % )( 35 % )

Termasuk wilayah yg lemah indeks pembangunan manusianya, dan 15% penduduk di bawah garis kemiskinan

(BAPPENAS, 2009)

Page 3: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Pertumbuhan sektoral ekonomi Sulteng sejak tahun 2011 didominasi oleh sektor pertambangan dan galian sebesar 34,25% Pada tahun 2012, (BI,2012)

Sektor Pertanian di mana termasuk perkebunan sawit di dalamnya mencapai 38,10% dalam PDRB (BI, 2012)

Sedikitnya 250-an perusahan tambang (lokal, nasional dan transnasional) mendapat IUP (KP/KK) dalam kawasan hutan Sulteng. Luas total 2.389.580 ha.

(Jatam Sulteng)

Tantangan Ekonomi Politik Tantangan Ekonomi Politik

Kurang lebih 12 Perusahaan mendapat izin HGU perkebunan sawit. Total luas`124.546 ha

(sumber: Walhi Sulteng)

DARATAN SULTENGDARATAN SULTENG6.803.300 ha6.803.300 ha

Kawasan Hutan4.394.932 ha

( 65 % )

APLAPL2.408.368 ha2.408.368 ha

( 35 % )( 35 % )

Sekitar 16 Perusahaan memperoleh IUPHHK (6 tidak aktif) untuk pembalakan kayu. Total Luas 992.155 Ha

(Dephut & BPS, 2009)

Maraknya konflik kehutanan (20-an kasus)

yang berujung pada kriminalisasi masyarakat

Page 4: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Pertarungan Antara Kebijakan Pembangunan Rendah KarbonDengan Pembangunan Pro Investasi Ekstraktif

Provinsi Pilot UNREDD Indonesia (2010)

Pusat Produksi Nikel dan Biji Besi (2011)

Page 5: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Jejak Para Pihak di Sulteng & UNREDD Indonesia [Readiness REDD+]

Lokasi DA REDD+ di level kabupaten (SK Gub No.522/330/DISHUTDA-G.ST/2012)Strategi Daerah [STRADA] REDD+ Sulawesi Tengah (PERGUB No.36 Tahun 2012)Pedoman Pemberlakuan FPIC REDD+ di Sulawesi Tengah (PERGUB No.37 Tahun 2012)

Page 6: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Intensitas Para Pihak“Satgas REDD+ Indonesia telah menerima Sulteng sbg salah satu mitra Satgas”

“Kami berharap Sulteng menjadi salah satu dari mitra Satgas REDD+ Indonesia”

Page 7: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Kiprah Organisasi Masyarakat Sipil di Sulteng terkait REDD+Membentuk Kelompok Kerja Pemantauan REDD (POKJA PANTAU, sejak bulan April 2010)Memastikan skema REDD [REDD+] berjalan sesuai standar hak azasi manusiaMenyusun instrumen pemantauan REDD berbasis hak; 1).Alat Pemantauan Berbasis Hak Informasi2).Alat Pemantauan Berbasis Hak TenurialMenyusun Draf Safeguard REDD+ Sulteng (telah diajukan ke Gubernur pada bulan Mei 2013)

Page 8: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Bagaimana STRADA REDD+ Sulteng Menjawab Tantangan Tersebut?

Proses Penyusunan STARADAKonten atau substansi yang terkandung di dalam STRADAKedudukan Hukum STRADA sebagai dokumen kebijakan di daerah

Page 9: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Sekilas STRADA SultengProses Konten Status Hukum

Proses penyusunan dilakukan secara terbuka dan partisipatif, melibatkan input berbagai kalangan melalui forum seminar, lokakarya, FGD dan pertemuan informalTim penyusun multipihak; pemerintah, universitas/PT, LSM, MA, asosiasi pengusaha

Terdiri dari 5 Bab dan 92 halaman.Memuat tentang faktor-faktor deforestasi dan juga problem kehutanan yang pokok di SultengAda 10 Strategi utama dan 6 Prasyarat pendukungAda mandat pembentukan kelembagaan REDD di daerah, Safeguard, FPIC, pembagian manfaat, penyelesaain konflik, MRV, One Map, dsb

Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah No.36 Tahun 2012 tentang Strategi Daerah REDD+ Sulawesi TengahJika dapat ditingkatkan ke level Peraturan Daerah akan lebih baik dan akan lebih kuat

Page 10: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Tantangan Penurunan GRK Sektor Hutan/Lahan di SultengInisiatif REDD+ yang terbangun selama ini masih di level provinsi [termasuk STRADA hanya diketahui secara terbatas, belum sampai ke level kabupaten]Masih lemahnya dukungan dan keterlibatan para pihak yang lebih luasParadigma pembangunan yang dianut oleh para pihak, terutama kalangan pemerintah masih “cash and instant money” Kewenangan Otoda di level kabupaten/kota mengebiri semangat “minimum deforestation” yang dicanangkan oleh Gubernur di level provinsi dengan tekad “penurunan emisi GRK hutan/lahan sebesar 3% dari REL nasional - pidato Gubernur di Durban, Afsel, tahun 2011.REDD+ umumnya masih dipandang sebagai “all about carbon – not beyond carbon”Pemosisian masyarakat di dalam dan di sekitar hutan masih sebatas “stakeholders” belum sebagai “the right holders”

Page 11: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

……berujung pada konflik [klaim ruang kelola]

KPH Dampelas Tinombo103.208,66 Ha [SK. 792/MENHUT-II/2009]

Sketsa masyarakat Desa Talaga sebagai antitesa terhadap klaim pihak KPH atas Danau Talaga

Page 12: Dilema Penurunan Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan Di Provinsi Sulawesi Tengah

Jalan keluarPercepatan reforma agraria [pengakuan dan perlindungan hak kelola masyarakat di dalam dan sekitar hutan]Konsistensi terhadap kebijakan pembangunan rendah karbon [kepemimpinan dan teladan politik yg kuat]Percepat pengukuhan kawasan hutanPenyelesaian konflik tenurialPenataan izin-izin