diktat praktikum

Upload: riki-ranova

Post on 17-Jul-2015

404 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

DIKTAT PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

Oleh Riki Ranova, S.Farm

Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi|

Daftar Isi

Praktikum I Destilasi

I. Landasan Teori Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cairan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.

Skema Alat Destilasi II. Alat Dan Bahan a. Alat

b. Bahan

III. Cara Kerja 1. Siapkan alat destilasi sesuai dengan skema alat diatas 2. Hitung volume etanol yang akan di destilasi lalu masukan kedalam labu destilasi. 3. Masukan batu didih dan hidupkan pemanas 4. Tunggu hingga etanol mendidih dan terbentuk tetesan pertama pada destilat amati dan catat suhu penguapan 5. Destilasi berakhir bila terjadi kenaikan pada suhu penguapan. 6. Matikan pemanas dan biarkan set destilasi dingin 7. Hitung volume destilat IV. Hasil

V. Pembahasan

Praktikum II Penetapan Kadar Etanol

I. Landasan Teori Etanol disebut juga etil alkohol merupakan senyawa cairan turunan alcohol yang bersifat mudah terbakar dan mudah menguap. Senyawa ini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam minuman alcohol, jenis-jenis farfum dan bahkan obat-obatan. Seperti diketahui etanol mempunyai efek mempengaruhi system saraf pusat dalam penggunaan berlebihan. Dalam produk alam etanol ditemukan dalam berbagai jenis minuman yang difermentasi seperti anggur, tuak dan bir serta berbagai jenis makanan konsumsi yang juga mengandung etanol karena fermentasi diantaranya tape singkong atau tape ketan. II. Alat dan Bahan a. Alat

b. Bahan

III. Cara Kerja 1. Siapkan alat destilasi sesuai dengan skema 2. Masukkan 1 Liter sampel kedalam labu destilasi dan berikan beberapa batu didih 3. Nyalakan pemanas dan tunggu hingga sampel menguap dan terbentuk tetesan destilat pertama, catat suhu penguapan 4. Hentikan destilasi jika telah terjadi kenaikan suhu dianggap destilasi telah selesai 5. Ukur volume destilat didapat, kadar etanol ditentukan dengan persentase v/v IV. Hasil

V. Pembahasan

Praktikum III Destilasi Vakum I. Landasan Teori Destilasi vakum merupakan teknik destilasi yang dilakukan dengan pengurangan tekanan dalam labu destilasi. Teknik ini memanfaatkan hukum fisika dimana semakin rendah tekanan suatu tempat maka titik didih suatu larutan juga akan semakin turun dan sebaliknya. Destilasi ini biasa dilakukan untuk pengeringan sampel hasil ekstraksi terutama senyawa-senyawa yang tidak tahan atau rusak dengan panas karena dengan teknik ini destilasi dapat dilakukan dibawah titik didih yang seharusnya. Destilasi ini juga digunakan untuk mendestilasi larutan yang mempunyai titik didih tinggi sehingga sukar didestilasi pada tekanan biasa

II. Alat dan Bahan a. Alat

b. Bahan

III. Cara Kerja 1. Siapkan alat destilasi vakum sesuai dengan skema 2. Masukan sampel yang akan di destilasi dan tambahkan beberapa batu didih 3. Pasang dan hidupkan pompa vakum pada alat destilasi 4. Lakukan destilasi seperti biasa 5. Destilasi selesai bila telah didapatkan ekstrak kering atau ekstrak kental seperti yang diinginkan IV. Hasil

V. Pembahasan

Praktikum IV Skrining Fitokimia I. Landasan Teori Uji skrining fitokimia merupakan suatu metoda pengenalan awal terhadap kandungan kimia sekunder dari suatu jenis simplisia atau tanaman obat. II. Alat dan Bahan a. Alat b. Bahan III. Cara Kerja IV. Hasil V. Pembahasan

Praktikum V Maserasi I. Landasan Teori Maserasi merupakan teknik ekstraksi dari suatu simplisia dengan menggunakan perendaman simplisia dengan pelarut organik yang sesuai. Pemilihan pelarut biasanya digunakan pelarut yang dapat melarutkan hampir semua senyawa atau dikenal juga pelarut universal. Beberapa pelarut universal yang sering digunakan adalah methanol atau etanol. Senyawa kandungan kimia dari simplisia akan keluar dari sel karena adanya perbedaan tekanan didalam dan diluar sel. Untuk penyarian yang sempurna proses maserasi biasanya dilakukan dengan 3 sampai 5 kali pengulangan. II. Alat dan Bahan a. Alat b. Bahan III. Cara Kerja IV. Hasil V. Pembahasan

Praktikum VI Sokletasi I. Landasan Teori

Praktikum VII Perkolasi I. Landasan Teori

Praktikum VIII Destilasi Uap (Minyak Atsiri) I. Landasan Teori

Praktikum IX Fraksinasi I. Landasan Teori

Praktikum X Kromatografi Lapis Tipis I. Landasan Teori

Praktikum XI Kristalisasi I. Landasan Teori Kristalisasi adalah proses pembetukan senyawa (Kristal) padat dari larutan nya. Proses kristalisasi dapat terjadi dalam beberapa keadaan diantaranya dengan membuat suatu larutan tepat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.Teknik ini juga banyak digunakan dalam teknik pemisahan senyawa dan juga pemurnian suatu senyawa dalam pabrik atau industri. II. Alat dan Bahan a. Alat

b. Bahan

III. Cara Kerja IV. Hasil V. Pembahasan

Praktikum XII Infusa dan Dekokta I. Landasan Teori Infusa dan dekokta merupakan dua metode sederhana pembuatan ekstrak tanaman dengan menggunakan pemanasan dan pelarut air. Infusa adalah sedian cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit (Farmakope Indonesia, 1979) sedangkan dekokta menggunakan waktu yang lebih lama yaitu 30 menit. Beberapa kelemahan dari metoda ini adalah ekstrak tidak dapat disimpan lama karena manggunakan pelarut air sehingga gampang ditumbuhi jamur dan rusak. \II. Alat dan Bahan a. Alat

b. Bahan

III. Cara Kerja 1. Sampel yang akan di ekstrak dirajang halus dan ditimbang 2. Masukan sampel ke dalam panci infusa dan tambahkan air sesuai dengan konsentrasi infusa yang di inginkan 3. Didihkan infusa dengan menggunakan pemanas dan biarkan mendidih selama 15 menit 4. Saring filtrat dalam keadaan panas, kekurangan volume infusa ditambahkan dengan air panas melalui ampas penyaringan 5. Pembuatan Dekokta dibutuhkan waktu 30 menit IV. Hasil

V. Pembahasan