perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peningkatan ...... · fakultas pendidikan bahasa...

127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN METODE PENGAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MANTINGAN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TESIS Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh Asri Musandi Waraulia S841102004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duongque

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN METODE

PENGAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENGGUNAAN MEDIA

GAMBAR SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MANTINGAN

NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Asri Musandi Waraulia

S841102004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN METODE

PENGAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENGGUNAAN MEDIA

GAMBAR SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MANTINGAN

NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Asri Musandi Waraulia

S841102004

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Metode

Pengajaran Berbasis Masalah dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas

VIII A SMP Negeri 1 Mantingan Tahun Pelajaran 2011/2012” ini adalah karya

penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik, serta tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan

disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17 Tahun

2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain

harus seizin dan menyertakan pembimbing sebagai author dan PPs UNS

sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester

(enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi dari

sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan

oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapat sanksi

akedemik yang berlaku.

Surakarta, ___ Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Asri Musandi Waraulia

S8441102004

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tesis

ini merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh derajat magister pada

Program Studi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNS.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M. S., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan tesis;

2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa

Indonesia PPs-UNS yang telah memberikan izin penulisan tesis, sekaligus

pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, arahan, dan

motivasi yang telah diberikan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan

lancar;

3. Dr. Nugraheni E. Wardani, M. Hum., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga tesis

ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu;

4. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS yang

telah membantu penulis selama menimba ilmu di Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret;

5. Ibu dan Bapak tercinta, yang telah memberikan dukungan berupa doa dan

harta tak terkira selama ini;

6. Mas Ar, Mbak In, dan Mas Er yang selalu memberi semangat serta doa; dan

7. Teman-teman S2 PBI UNS, teman seperjuangan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan Akhirnya, penulis

berharap tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan

bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Asri Musandi Waraulia, NIM S841102004. Peningkatan Kemampuan Menulis

Berita dengan Metode Pengajaran Berbasis Masalah dan Penggunaan Media

Gambar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan Ngawi Tahun

Pelajaran 2011/2012. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.

Pembimbing II: Dr. Nugraheni E. Wardhani, M.Pd. Program Pascasarjana,

Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

2012.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) peningkatan keaktifan

siswa dan (2) peningkatan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Mantingan dengan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang dilaksanakan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa dan guru

bahasa Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan tahun pelajaran

2011/2012. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, dan analisis

dokumen. Validitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua

teknik, yakni triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis kritis

komparatif merupakan teknik analisis data pada penelitian ini.

Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan siswa.

Keaktifan siswa dapat dilihat dari, yakni aktif (1) memperhatikan penjelasan guru;

(2) mengamati gambar; (3) berkelompok, mendiskusikan topik, dan kerangka

berita; (4) mencari informasi dan materi untuk berita; (5) mengomentari atau

mengemukakan pendapat terhadap berita teman; (6) bertanya tentang masalah

yang belum dipahami; dan (7) merefleksikan pembelajaran. Peningkatan

kemampuan menulis berita siswa dapat dilihat dari nilai akhir siswa. Siklus I nilai

rata-rata 73,4 dengan persentase ketuntasan 50% atau 10 siswa. Pada siklus II

nilai rata-rata naik menjadi 77,2 dengan persentase ketuntasan 85% atau 17 siswa.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pengajaran

berbasis masalah dan penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan

siswa dan kemampuan menulis berita siswa.

Kata Kunci: Menulis Berita, Pengajaran Berbasis Masalah, dan Media Gambar.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Asri Musandi Waraulia, Id S841102004. Increased Ability to Write a News

With Problem-Based Instruction Methods and the Use of Media Image for

Student Class VIII A SMP Negeri 1 Mantingan Ngawi The School Years

2011/2012. Thesis. Adviser I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Adviser II: Dr.

Nugraheni E. Wardani, M.Hum. Graduate Program, Faculty of Indonesian

Education. University of Sebelas Maret. Surakarta. 2012.

The purpose of this study are to describe: (1) increased activity of

student and (2) increased ability to write news for students in class VIII A SMP

Negeri 1 Mantingan with problem-based instruction methods and the use of media

images.

This study is the Classroom Action Research two cycles. Subjects

were students and teachers of VIII A SMP Negeri 1 Mantingan school year

2011/2012. Data obtained through observation, interview, test, and document

analysis. Data validation is performed in this study using two techniques, namely

the triangulation method, and the triangulation of data sources. Techniques is the

technique of critical analysis of comparative data analisis this study.

This research may enhance the activity of the student and the student's

ability. The activity of the students can be seen from, namely active (1) noticing

the teacher's explanations, (2) observed image, (3) in group, discuss topics, and

news framework, (4) looking for information and materials for the news, (5)

commenting on the news or an opinions to the news of friends, (6) ask about

issues that are not yet understood, and (7) reflects the learning. Increased ability to

write a news that students can be seen from the students' final grades. The first

cycle of the average value of 73.4 with a completeness percentage of 50% or 10

students. In the second cycle the average value of the percentage rose to 77.2 with

a percentage of completeness 85% or 17 students. Based on it can be concluded

that the application of problem-based instruction methods and the use of media

images can enhance the activity of students and student news writing skill.

Keywords: News Writing, Problem-Based instruction, and Media Images.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Hidup adalah Perjuangan ”

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Untuk Beliau (Bapak, Ibu, Mas Ar, Mbak In), aku,

dan kamu (Mas Er)

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

PENGESAHAN ......................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI...................

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

ABSTRACT ...............................................................................................

MOTTO......................................................................................................

PERSEMBAHAN......................................................................................

DARTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang Masalah...........................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................

C. Tujuan Penelitian......................................................................

D. Manfaat Penelitian....................................................................

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN.....

A. Kajian Teori..............................................................................

1. Kemampuan Menulis Berita...............................................

2. Hakikat Metode Pengajaran Berbasis Masalah..................

3. Hakikat Media Gambar......................................................

4. Hakikat Keaktifan Belajar Siswa........................................

5. Penilaian Kemampuan Menulis Berita...............................

B. Penelitian yang Relevan...........................................................

C. Kerangka Berpikir....................................................................

D. Hipotesis Tindakan...................................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi

xiii

xiv

1

1

6

6

7

9

9

9

19

23

28

34

35

37

40

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….

B. Subjek Penelitian…………………………………………….

C. Sumber Data…………………………………………………

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..

E. Validitas Data………………………………………………..

F. Teknik Analisis Data………………………………………...

G. Indikator Kerja………………………………………………

H. Prosedur Penelitian………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………

A. Keadaan Pratindakan………………………………………...

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita di Kelas……..

2. Pembahasan Permasalahan yang Dihadapi Guru dan

Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Berita……..

3. Menyusun Rancangan Pembaharuan Pembelajaran

Menulis Berita…………………………………………...

B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………...

1. Siklus I…………………………………………………

2. Siklus II………………………………………………….

C. Pembahasan………………………………………............

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis

Berita…………………………………………………….

2. Peningkatan Kemampuan Menulis Berita………………..

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................

A. Simpulan…………………………………………………….

B. Implikasi…………………………………………………….

C. Saran…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………

41

41

43

43

44

45

45

46

48

51

51

51

56

67

71

71

87

101

103

106

110

110

111

113

114

117

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian……………………………………..

Tabel 2. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Berita Siklus I

Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Berita

Siklus II………………………………………………………..

42

84

99

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pola Piramida Terbalik Berita………………………………..

Gambar 2. Proses Pengajaran Berbasis Masalah………………………..

Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir………………………………………

Gambar 4. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas……………………..

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I………………………..

Gambar 6. Diagram Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Berita

Siklus I………………………………………………………

Gambar 7. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II………………………..

Gambar 8. Diagram Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Berita

Siklus II………………………………………………………

Gambar 9. Diagram Peningkatan Nilai Akhir Pembelajaran Menulis

Berita…………………………………………………………

Gambar 10. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar…………………..

15

22

39

50

85

85

100

100

108

108

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan dasar. Empat

keterampilan dasar tersebut yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan

yang paling kompleks. Karena dalam melakukan kegiatan menulis, seseorang

harus memiliki pula keterampilan yang lainnya.

Menulis merupakan keterampilan yang selalu diajarkan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah. Jika dibedakan berdasarkan materi yang harus

disampaikan, keterampilan menulis dibedakan menjadi dua, yakni keterampilan

menulis kebahasaan dan keterampilan menulis kesastraan. Keterampilan menulis

kebahasaan dapat diartikan sebagai keterampilan menulis yang menggunakan dan

mengkaji dari segi materi kebahasaan. Keterampilan menulis kesastraan ialah

keterampilan menulis yang menggunakan dan mengkaji dari segi materi

kesastraan.

Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam dunia pendidikan yang

berkaitan dengan materi keterampilan menulis. Hal ini menunjukkan rendahnya

tingkat kemampuan menulis di Indonesia khususnya. Kemampuan menulis belum

dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. Ada anggapan yang salah tentang

kemampuan menulis. Anggapan salah tersebut antara lain bahwa kemampuan

menulis itu sulit dan menjemukan. Hal ini didasari oleh tingkat ketelitian dan

1

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ketekunan yang lebih tinggi dari keterampilan yang lain. Tingkat ketelitian dalam

tata bahasa haruslah diperhitungkan. Namun, anggapan ketelitian tersebut

membuat siswa merasa takut untuk mencoba melakukan sebuah kegiatan menulis,

sehingga muncul anggapan yang salah tersebut.

Rendahnya kompetensi kemampuan menulis juga dialami oleh siswa SMP

Negeri 1 Mantingan, khususnya kelas VIII A. Siswa kelas tersebut kurang

memenuhi standar ketuntasan minimum yang dipatok oleh sekolah tersebut yakni

sebesar 75 baik dari segi ketuntasan individu maupun ketuntasan klasikal..

Informasi ini diperoleh setelah diadakan observasi mendalam dengan guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Berdasarkan observasi mendalam

(pratindakan) yang dilakukan pada Rabu, 22 Februari 2012 dan Jumat, 24

Februari 2012, kompetensi keterampilan menulis yang rendah tersebut

dikarenakan beberapa faktor.

Faktor pertama ialah kreativitas bahasa dan penguasaan tata bahasa serta

ketekunan siswa dalam mencari informasi untuk menulis berita masih rendah. Hal

ini dapat diketahui dari hasil tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa. Masih

banyak kesalahan tata bahasa, seperti ejaan, tanda baca, dan pilihan kata dalam

tugas tersebut. Kesalahan-kesalahan tersebut membuat hasil tulisan siswa kurang

mampu mengemukakan gagasan yang hendak disampaikan dalam tulisannya.

Selain itu, materi berita dari informasi yang dikumpulkan siswa kurang kreatif dan

terkesn monoton.

Faktor pertama ada kemungkinan efek dari faktor kedua. Faktor kedua

yakni, lemahnya kemampuan menulis siswa. Kedua, kreativitas guru dalam

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran. Kreativitas guru yang kurang ditinjau dari metode dan media.

Metode dan media yang digunakan guru kurang diminati oleh siswa. Guru kurang

mampu memunculkan pembelajaran yang inovatif sehingga ketertarikan siswa

dalam pembelajaran menulis kurang dan akhirnya kemampuan berbahasanya

rendah. Selain metode yang kurang inovatif, penggunaan media oleh guru

cenderung kurang atau malah tidak menggunakan media. Keterangan tentang

metode dan media yang digunakan oleh guru kurang inovatif didapat dari

wawancara dengan Putri, siswa kelas VIII A. Menurut Putri, guru kurang

memberikan sentuhan yang menarik pada pembelajaran. Guru cenderung

menerangkan dengan cara ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan berdampak

tidak memperhatikan pelajaran. Siswa hanya diberikan teori-teori tentang menulis.

Praktik menulisnya pun dilakukan secara individu, tanpa ada tindak lanjut dari

guru. Hal ini diakui oleh Musrianik, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

di SMP tersebut. Karena kedua hal tersebut, wajar jika siswa memiliki

kemampuan menulis yang rendah.

Kedua faktor yang mempengaruhi tingkat keterampilan menulis siswa

tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja. Hal ini akan berdampak pada kualitas

proses dan hasil belajar selanjutnya, khususnya dalam pembelajaran menulis.

Padahal, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

penting untuk dikuasai siswa. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa akan

mampu mengungkapkan gagasannya secara terstruktur dengan baik. Tercapainya

tujuan menulis, yakni siswa mampu mengungkapkan gagasannya secara

terstruktur dengan baik, dapat dilakukan dengan materi menulis berita.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP, telah

memuat materi menulis berita. Permendiknas tersebut memuat Kompetensi Dasar

(KD) Bahasa Indonesia kelas VIII semester 2 yakni 12.2 Menulis teks berita secara

singkat, padat, dan jelas. Materi menulis teks berita ini akan disinergikan dengan

kegiatan menyunting dan mempublikasikan, sehingga pembelajaran menulis akan

lebih kritis. Dikatakan pembelajaran kritis karena pembelajaran menyunting dan

mempublikasikan berita yang telah ditulis mengajarkan siswa mempunyai

kemampuan menganalisis kesalahan dalam sebuah tulisan yang sudah dibuatnya,

serta berani bertanggung jawab terhadap berita yang telah ditulisnya.

Kegiatan menyunting tulisan dapat dibedakan menjadi dua, yakni

menyunting redaksional dan menyunting substansional. Menyunting redaksional

atau bahasa dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penganalisisan setiap kata

atau kalimat agar menjadi logis, tidak rancu, sehingga mudah dipahami. Kegiatan

menyunting bahasa ini mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, serta kefektifan

kalimat. Kegiatan menyunting yang kedua ialah menyunting substansional

diartikan menyunting isi atau materi tulisan agar benar serta sesuai dengan data

dan fakta. Menyunting materi isi ini berisi aspek kedalaman kajian serta keaslian

tulisan. Sedangkan kegiatan publikasi ditujukan untuk pembelajaran tanggung

jawab siswa tentang apa yang telah dia gali dan mereka tuangkan dalam bentuk

berita.

Pembelajaran yang bersifat kritis hendaknya menggunakan metode

pembelajaran yang tepat dalam mengajarkannya. Salah satu pembelajaran yang

dapat digunakan ialah Pengajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Instruction (PBI). Selain penerapan metode pengajaran berbasis masalah,

pembelajaran menulis dapat menggunakan media gambar sebagai perangsang

semangat siswa.

Menurut Rusman (2011:229), Pengajaran Berbasis Masalah merupakan

salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya

keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan sebuah masalah. Keterampilan

siswa tersebut mencakup penalaran, komunikasi, dan koneksi. Pada metode

pengajaran Berbasis Masalah ini, siswa dituntut untuk mengembangkan

kemampuan berpikirnya dengan mengoptimalkan proses kerja kelompok atau tim

yang sistematis.

Pembelajaran model ini berdasar pada kajian seorang filsuf pendidikan pada

tahun 1923, 1938 yakni John Dewey (David A. Jacobsen, Paul Enggen, dan Donal

Kauchak, 2009:242). Menurut filsuf ini, pengajaran berbasis masalah menekankan

pada pentingnya sebuah pembelajaran melalui pengalaman, sehingga apa yang

dialami oleh siswa dapat dieksplorasi secara baik oleh mereka. Hal ini

dikarenakan, siswa aktif dalam pembelajaran.

Pengajaran berbasis masalah memiliki lima langkah dalam penerapannya

(Trianto, 2007:71). Tahap pertama ialah siswa berorientasi pada masalah yang

disajikan dengan media gambar. Selanjutnya, siswa mendeskripsikan dan

mengorganisasikan tugas belajar. Tahap ketiga, siswa menyelidiki masalah. Tahap

keempat, yakni mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Tahap terakhir ialah

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pengajaran berbasis masalah dan penerapan media gambar membuat siswa

dapat berpikir kritis dan memiliki daya nalar tinggi dalam menulis berita. Siswa

lebih berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator. Hal ini dapat membentuk pembelajaran yang menyenangkan karena

siswa merasa aktif berperan dalam pembelajaran. Berdasar uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengajaran berbasis masalah dinilai tepat untuk diterapkan

dalam pembelajaran menulis teks berita.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah yang telah diuraikan, fokus penelitian ini

dinyatakan dalam rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran

menulis berita siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan?

2. Apakah penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Mantingan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah:

1. meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran menulis berita dengan

penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan;

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. meningkatkan kemampuan menulis berita dengan penerapan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar siswa kelas VIII

A SMP Negeri 1 Mantingan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, diharapkan hasil dari

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoretis

Memperkaya khazanah keilmuan dalam hal hubungan pemahaman metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks berita siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa dapat menemukan solusi yang tepat dari masalah yang mereka hadapi

dalam kegiatan menulis teks berita, sehingga dapat mengatasi masalah

tersebut. Selain itu menanamkan pada siswa bahwa belajar bahasa bukanlah

suatu hal yang sulit serta membosankan melainkan sesuatu yang

menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru

terhadap metode-metode yang inovatif dalam pembelajaran. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menambah wawasan baru dan melatih diri menjadi guru

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang lebih tanggap terhadap permasalahan yang sering dihadapi siswa di

kelas. Selain itu, diharapkan ada perbaikan proses pembelajaran setelah

penelitian ini.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran pada semua warga

sekolah dalam rangka perbaikan cara belajar untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Menulis Berita

a. Hakikat Menulis

1) Pengertian Menulis

Menulis seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan

suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan,

latihan, dan keterampilan-keterampilan khusus. Selain itu, menulis juga menurut

gagasan yang tersusun secara logis diekspresikan dengan jelas dan disusun dengan

menarik.

The Liang Gie (2002:9) berpendapat bahwa menulis merupakan segenap

rangkaian kegiatan seseorang yang mengungkapkan pikirannya melalui bahasa

tulis yang tujuan akhirnya ialah untuk dibaca dan dimengerti orang lain. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Nurudin (2007:4) mendefinisikan menulis ialah suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Maksudnya ialah

kegiatan seseorang dalam rangka menegaskan gagasan atau informasi dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain,

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan

9

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.

Kemampuan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan melalui latihan

dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3-4).

Dalam kehidupan yang modern ini dapat dikatakan bahwa keterampilan

menulis merupakan suatu ciri dari orang atau bangsa yang terpelajar. “Menulis

digunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/ merekam, meyakinkan,

melaporkan dan mempengaruhi, tujuan itu dapat dicapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,

kejelasan suatu maksud terletak pada struktur kalimatnya” (Morsey,

1976:122/Tarigan,1982:4)

Dari uraian pengertian menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan kegiatan menghasilkan tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi

dalam bentuk tulis dan bisa digunakan sebagai sarana komunikasi secara tidak

langsung. Kemampuan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan

harus melalui latihan dan praktik secara langsung dan juga adanya suatu stimulus

atau rangsangan dari lingkungan sekitar agar kegiatan menulis tersebut manjadi

lancar.

2) Asas Menulis

Seorang penulis dalam usaha perwujudannya menulis, hendaknya harus

memahami asas-asas menulis (The Liang Gie, 2002:33-37). Asas menulis tersebut

ada enam. Asas pertama ialah kejelasan atau clarity. Asas kejelasan ialah seorang

penulis hendaknya benar-benar jelas dalam menulis sehingga tulisannya dapat

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dibaca dan dipahami pembaca. Kejelasan dapat didukung dengan menggunakan

kata-kata umum, kata konkret, dan kata yang pendek namun bermakna jelas.

Asas kedua ialah ketepatan (correctness) yang berarti setiap penulis harus

tepat dalam menggunakan bahasa, tata bahasa, ejaan, tanda baca dan kelaziman

memakai bahasa tulis. Bila salah satu aspek tidak terpenuhi, maka pesan yang ada

dalam tulisan kurang dapat tersampaikan kepada pembaca. Keringkasan atau

conciseness merupakan asas ketiga dalam kegiatan menulis. Gagasan yang hendak

disampaikan baiknya ditulis dengan kata yang hemat, tidak ada penghamburan

kata, tidak dikemukakan berulang-ulang, dan tidak terlalu panjang. Bahasa yang

digunakan hendaknya singkat, padat, dan jelas.

Sebuah tulisan harus memiliki kesatuan antara tulisan sebelum dan

sesudahnya, sehingga kesatuan atau unity menjadi asas yang keempat. Asas

kelima ialah pertautan (coherence). Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya

keterkaitan pokok pembahasan antar kata, antar kalimat, dan antar paragraf dalam

sebuah tulisan sehingga ada kelogisan dari ide yang satu menuju ide yang lain.

Asas terakhir adalah penegasan atau emphasis. Setiap tulisan haruslah ada

penekanan, Penonjolan, atau penegasan. Penekanan atau penonjolan ini

diharapkan mampu meberikan penegasan bagian terpenting dalam sebuah tulisan.

3) Tahapan Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang perlu perencanaan untuk

melakukannya, karena menulis merupakan sebuah proses. Hal tersebut berarti,

menulis terdiri dari beberapa tahapan, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan

tahap revisi (Akhadiah, 1992:104).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan dapat diartikan tahap persiapan atau perencanaan.

Perencanaan dalam menulis dilakukan dengan memilih topik, memilih judul,

tujuan penulisan, mengumpulkan bahan tulisan, dan membuat kerangka karangan.

b) Tahap Penulisan

Setelah semua pada tahap prapenulisan terlaksana, saatnya

mengembangkan gagasan dalam kalimat, paragraf, bagian tubuh atau bab.

Pengembangan kerangka yang telah dibuat disebut dengan tahap penulisan.

c) Tahap Revisi atau Penyuntingan

Setelah tulisan dihasilkan, dilakukan tahap terakhir yakni tahap revisi.

Dalam tahap revisi, kegiatan yang dilakukan adalah membaca dan menilai

kembali tulisan yang telah dibuat. Bila ada kesalahan, tulisan tersebut dapat

diperbaiki, diubah, atau bahkan bila perlu diperluas lagi.

b. Hakikat Berita

1) Pengertian Berita

Berita lebih mudah dikenali dari pada diartikan (Hikmat Kusumaningrat

dan Purnama Kusumaningrat, 2007:31). Masih dalam buku yang sama, Hikmat

dan Purnama (2007:32-33) membedakan dua pengertian berita menurut pers timur

dan pers barat. Pers timur memandang berita adalah suatu proses yang ditentukan

arahnya, tidak didasari rasa ingin tahu melainkan pada keharusan untuk ikut

mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan negara sosialis. Sedangkan

berita menurut pers barat ialah sebuah barang dagangan yang dapat

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diperjualbelikan. Dari dua perbedaan tersebut, Hikmat Kusumaningrat dan

Purnama Kusumaningrat (2007:40) mengartikan berita sebagai suatu informasi

aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.

Sejalan dengan pengertian tersebut, Romly (dalam Mondry, 2008:133)

mendefinisikan pengertian berita ialah laporan peristiwa yang memiliki new value

atau nilai berita. Nilai berita terdiri dari aktual, faktual, penting, dan menarik.

Sedangkan Mondry (2008:133) menyimpulkan bahwa berita dapat diartikan

sebagai informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat, berdasar

fakta, dan disebarkan ke media massa dalam waktu yang cepat.

Fakta berita yang disajikan merupakan jawaban dari pertanyaan enam

pokok jurnalistik yakni 5W + 1 H (Ashadi Siregar, 1998: 153). Enam pokok

jurnalistik ialah what, who, where, why, when, dan How. What ialah apa yang

akan dijadikan berita. Who memiliki arti siapa saya yang ada dalam berita. Where

merupakan kata tanya untuk menanyakan tempat kejadian berita. Why

menanyakan sebab, dan when menanyakan kapan kejadian berita. Pertanyaan

terakhir ialah how yakni bagaimana urutan berita yang akan ditulis tersebut.

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa berita ialah sebuah

informasi penting dan menarik yang berdasar fakta, yang dikemas dalam bentuk

laporan, dan disajikan secepatnya.

2) Ragam Berita

Berita yang banyak muncul dalam surat kabar atau dalam majalah dapat

digolongkan menjadi empat ragam berita. Ragam berita tersebut adalah berita

langsung (straight/spot/hard news), berita ringan (soft news), berita kisah

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(feature), dan laporan mendalam (indepth report) (Ashadi Siregar, 1998:154).

Ragam berita ini ditinjau dari cara penyampaian yang berbeda.

Berita langsung ialah cara penyampaian sebuah berita yang kejadian-

kejadian penting di dalamnya harus segera diketahui oleh pembaca secara

langsung (Straig news). Dapat disebut dengan spot news, bila wartawan

berhadapan langsung dengan berita yang disampaikan. Sebutan yang lain untuk

berita langsung ialah hard news. Hard news berarti berita yang keras. Fakta yang

akan diberitakan merupakan sebuah berita keras yang langsung dapat dinilai oleh

persepsi inderawi manusia. Unsur yang paling utama dalam berita langsung ialah

aktualitas.

Ragam berita yang kedua ialah berita ringan. Berita ringan berbeda

dengan berita langsung. Berita ringan lebih menekankan pada segi kemenarikan

sebuah informasi yang diberitakan. Berdasarkan kejadiannya, berita ringan dapat

dibedakan menjadi (1) side bar atau berita yang isinya merupakan sampiran dari

berita langsung, dan (2) berita ringan yang berdiri sendiri.

Berita kisah adalah ragam berita yang ketiga. Sejalan dengan namanya,

berita kisah adalah berita yang mengisahkan kejadian yang menyentuh perasaan.

Berita ini didukung dengan penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam tentang

kisah seseorang dan terdapat unsur manusiawi. Selain berisi tentang kisah

seseorang yang menyentuh perasaan, berita kisah juga dapat terwujud dalam

berita kisah yang menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu.

Ragam berita yang terakhir ialah laporan mendalam. Cara penulisan

laporan mendalam hampir sama dengan berita kisah. Perbedaan kedua ragam

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berita tersebut terletak pada unsur manusiawi yang tidak ditemukan dalam laporan

mendalam. Tujuan dari laporan mendalam ialah agar pembaca lebih mengetahui

duduk perkara sebuah berita dengan cara penulisan yang lebih lengkap,

mendalam, dan analitis.

3) Susunan dan Isi Berita

Susunan tulisan berita dikenal dengan istilah ’piramida terbalik’. Piramida

terbalik menggambarkan bangunan-bangunan informasi dimulai dari yang paling

penting, diikuti oleh hal-hal yang dianggap kurang begitu penting. Berita dimulai

dari dengan menyuguhkan ringkasan berita atau dapat disebut dengan klimaks

berita. Teras berita disusun secara ringkas dan diharapkan mampu menjawab

pertanyaan pokok jurnalistik (5W + 1H). Setelah ringkasan berita disuguhkan,

dilanjutkan menuliskan kronologis dari berita secara detail.

Gambar 1. Pola Piramida Terbalik (Hikmat Kusumaningrat dan Purnama

Kusumaningrat, 2007:126)

Lead (5W + 1H)

Pengembangan

lebih detil

Alinea 1

Alinea 2,3,4

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Setelah mengetahui susunan berita, hal yang perlu diketahui selanjutnya

ialah mengetahui isi berita. Berbagai ragam berita yang ada, pada dasarnya terdiri

dari judul berita, alinea pembuka (lead), tubuh berita, dan ekor berita (Mondry,

2008:150-151). Keempat isi berita harus diramu dengan padu agar menghasilkan

berita yang bermutu.

c. Kemampuan Menulis Berita

Menulis berita adalah kegiatan yang sangat kompleks. Ketelitian dalam

memilih informasi yang akan disampaikan merupakan menu utama yang harus

”dihabiskan”. Berita merupakan peristiwa yang dilaporkan dan mengandung unsur

peristiwa yang aktual, penting, lengkap, serta menarik. Dikatakan demikian,

karena tidak semua peristiwa layak diberitakan. Seorang penulis berita hendaknya

mampu membedakan mana peristiwa yang mempunyai nilai berita dan mana

peristiwa yang biasa-biasa saja. Setelah memilih materi yang akan dberitakan,

penulis harus menulis empat isi berita yakni judul berita, alinea pembukan (lead),

tubuh berita, dan ekor berita secara padu. Materi yang menarik akan lebih menarik

jika cara penulisan menarik pula. Materi menarik akan menjadi tidak menarik jika

cara menulisnya tidak menarik. Berikut cara menulis isi berita.

1) Judul Berita

Judul berita harus mencerminkan isi atau informasi yang akan

disampaikan. Judul berita mempunyai fungsi menarik perhatian pembaca. Gagal

menulis judul, berarti gagal pula menarik perhatian pembaca. Judul yang kurang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menarik cenderung dilewatkan oleh pembaca walaupun news value nya tinggi.

Judul berita berfungsi sebagai identitas berita. Judul berita dapat dijadikan

pembeda atau pemisah antara berita yang satu dengan berita yang lain dan

pencerminan isi berita. Judul berita sebaiknya merupakan bagian terpenting atau

intisari dari sebuah berita. Mengintisarikan berita berarti sekaligus mencerminkan

isi berita. Isi berita tidak harus mengutip kalimat dalam berita (Widodo, 1997:52).

Supaya lebih mudah, judul haruslah disesuaikan dengan lead dari berita yang

menjadi tubuhnya (Mondry, 2008:150).

2) Teras Berita

Teras berita disebut juga lead atau disebut dengan paragraf pembuka berita.

Pada bagian ini disajikan pengantar berita yang memberikan inti substansi berita

dan gambaran umum situasi berita. Teras berita dianggap bagian yang paling

penting karena sifatnya yang ingin menonjolkan semua unsur pokok dari peristiwa

yang dilaporkan, namun secara singkat. Pada bagian ini idealnya memuat

komponen 5 W + 1 H.

Mondry (2008:153-154) mengemukakan sepuluh pedoman penulisan lead

yakni:

a) teras berita harus mencerminkan pokok terpenting dari berita;

b) jangan mengandung lebih dari 30 hingga 45 kata, dan lebih baik terdiri 25 kata

atau kurang;

c) mudah ditangkap, kalimat singkat, jelas;

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

d) hal yang tidak mendesak namun dapat berfungsi sebagai penambah informasi

dalam lead dapat ditambahkan;

e) mengutamakan unsur what;

f) dapat dimulai dari unsur who;

g) jarang menggunakan when, atau menggunakannya bila memiliki makna khusus

dalam berita;

h) unsur where didahulukan dari unsur when;

i) unsur why dan how diuraikan di tubuh berita;

j) dan boleh memuat kutipan pernyataan asal bukan merupakan kalimat yang

panjang.

3) Tubuh Berita

Tubuh berita merupakan rincian atau tempat yang memuat semua unsur

berita yang sudah dikemukakan dalam teras berita. Selain itu, tubuh berita sebagai

tempat mengungkapkan secara lengkap dan bertahap unsur-unsur bagaimana dan

mengapa, yang tidak mungkin secara tuntas dibicarakan dalam teras berita.

Sebagai ilustrasi, jika lead merupakan janji, maka body merupakan pemenuhan

akan janji itu. Lebih lanjut, apabila dalam lead para pembaca mendapatkan

informasi mendasar realitas yang menimbulkan sejumlah pertanyaan baru dalam

benak pembaca, maka dalam body harus memberi jawab atas pertanyaan-

pertanyaan tersebut.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4) Ekor Berita

Ekor berita merupakan struktur paling bawah dari sebuah berita. Struktur

piramida terbalik mempunyai makna bahwa dalam struktur teratas merupakan

unsur terpenting, dan semakin ke bawah nilainya semakin kurang penting. Pola ini

dimaksudkan jika sebuah wacana berita dipandang oleh editor terlalu panjang,

keterbatasan kolom, dan terpaksa harus diperpendek, maka pemotongan

berjenjang dilakukan dari lapisan yag paling bawah atau ekor berita. Meskipun

demikian, pemotongan tersebut tidak sampai merusak susunan informasi yang

perlu diberitakan (Widodo, 1997:41).

Dari uraian panjang mengenai kemampuan menulis berita di atas, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan menulis berita ialah kemampuan seseorang untuk

menguraikan informasi untuk disampaikan dalam bentuk tulis yang harus

mengutamakan unsur aktual, fakta, dan menarik. Kemampuan menulis berita

haruslah mampu menuliskan lead yang menarik, tubuh berita yang detail, dan

ekor berita yang dapat menyempurnakan sebuah berita.

2. Hakikat Metode Pengajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah

Menurut Tan (dalam Rusman, 2011: 232) pengajaran berbasis masalah

merupakan sebuah pembelajaran yang menggunakan berbagai macam kecerdasan

dalam melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, sehingga terbentuk

kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dari kompleksitas yang

ada. Model pembelajaran ini telah dikenal sejak zaman John Dewey, yang ditinjau

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lebih memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan,

inkuiri situasi masalah yang otentik, dan bermakna dapat dipecahkan (Trianto,

2007:67).

Menurut Dewey (dalam Jacobsen, 2009:242) pengajaran berbasis masalah

menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengalaman. Hal ini disebabkan

oleh karakteristik siswa yang aktif secara sosial. Karakteristik siswa yang aktif

secara sosial dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar dengan mengeksplorasi

lingkungan mereka. Pengetahuan akan berguna dan hidup ketika pengetahuan

yang didapat tersebut diterapkan sebagai solusi beberapa masalah.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Trianto (2007:67) mendefinisikan

metode pengajaran berbasis masalah merupakan metode pembelajaran yang

didasarkan pada banyaknya permasalahan yang sesuai dengan kebutuhan

penyelidikan autentik. Penyelidikan autentik yang dimaksud ialah penyelidikan

yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata pula.

Dengan menghadirkan permasalahan dan pemecahan yang nyata pula, siswa dapat

menyusun pengetahuan mereka sendiri, berpikir lebih tinggi, mandiri, dan percaya

diri.

Dari uraian pengertian metode berbasis masalah yang telah dibahas, dapat

disimpulkan bahwa metode pengajaran berbasis masalah merupakan metode

pembelajaran yang menekankan kegiatan pembelajaran pada siswa. Siswa

berperan aktif dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapkan kepada

mereka, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih percaya dengan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dirinya sendiri karena dapat menyusun pengetahuan, berpikir lebih tinggi, secara

mandiri.

b. Langkah-langkah Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang

mengedepankan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah. Siswa akan

memiliki skill-skill investigasi dan sistematis dalam memecahkan masalah

(Jacobsen, 2009:246). Untuk mencapai tujuan tersebut, ada karakteristik yang

harus dipenuhi, yakni:

1) pembelajaran berangkat dari masalah;

2) permasalahan yang disajikan diambil dari kenyataan;

3) perspektif ganda dalam memandang sebuah masalah;

4) permasalahan menantang pengetahuan siswa dan akhirnya membutuhkan

identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

5) pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, baik dari segi

penggunaan dan evaluasinya

6) belajar merupakan proses kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif;

7) pengembangan keterampilan inquiri

8) keterbukaan proses belajar;

9) dan melibatkan valuasi dan kilas balik pengalaman siswa dalam proses

pembelajaran (Rusman, 2011:232-234).

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Adapun langkah proses pembelajaran dapat ditampilkan dalam gambar

berikut.

Gambar 2. Proses Pengajaran Berbasis Masalah (Rusman, 2011:233).

Sejalan dengan langkah yang telah disajikan dalam bentuk gambar,

Trianto (2007: 71-72) merumuskan sintak pengajaran berbasis masalah ini sebagai

berikut.

1) Tahap orientasi siswa

2) Tahap mengorganisasi siswa

3) Tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Menentukan

Masalah

Analisis Masalah

dan Isu Belajar

Pertemuan dan

Laporan

Penyajian Solusi

dan Refleksi

Simpulan, Integrasi, dan

Evaluasi

Belajar

Pengarahan Diri

Belajar

Pengarahan Diri

Belajar

Pengarahan Diri

Belajar

Pengarahan Diri

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4) Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5) Tahap menganalisis mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru dalam pengajaran berbasis masalah antara lain mengajukan atau

mengorientasikan masalah yang diambil dari kehidupan sehari-hari, membimbing

dan memfasilitasi siswa. Baik memfasilitasi dalam penyelidikan siswa,

memfasilitasi dialog siswa, dan mendukung belajar siswa.

Dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran berbasis masalah ini ialah

metode pembelajaran yang menyajikan masalah dari kehidupan sehari-hari

sebagai awal pembelajaran, dan mengedepankan keaktifan siswa dalam

prosesnya. Guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

3. Hakikat Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Kata “media” berasal dari bahasa Latin, yakni medium yang secara

harfiahnya berarti “tengah”, “pengantar”, atau “perantara”. Kata “tengah” itu

sendiri berarti berada di antara dua sisi. Karena posisinya berada di tengah, ia bisa

juga disebut sebagai perantara atau penghubung, yakni yang mengantarkan,

menghubungkan, atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya

(Munadi, 2008:6).

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media

bila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap (Arsyad, 2008:3).

Media gambar merupakan salah satu bentuk perantara yang digunakan

untuk menyampaikan ide. Sehingga, ide, pendapat, atau gagasan yang

disampaikan itu bisa sampai pada penerima melalui perantara gambar tersebut.

Media gambar juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena media gambar sangat efektif digunakan oleh pengajar

dalam mengajarkan Bahasa Indonesia khususnya mengembangkan kemampuan

menulis berita. Selain itu, dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal,

mengonkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Media gambar

dapat membuat sisa menangkap ide atau informasi yangt terkandung di dalamnya

degan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan kata-kata. Akan tetapi, karena

setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar, ia menganggapnya

sebagai “hal yang biasa” atau “terlalu biasa’ sehingga melupakan manfaatnya

(Munadi, 2008:89).

Agar penggunaan media gambar dapat maksimal, guru dalam memilih

gambar haruslah mengetahui kriteria dasar media gambar yang baik. Kriteria

dasar dalam memilih gambar yang baik adalah sebagai berikut:

1) Keaslian gambar, yakni gambar bisa menunjukkan situasi yang sebenarnya

seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.

2) Kesederhanaan, yakni gambar yang tidak membuat siswa menjadi

bingung dan tidak tertarik dengan gambar tersebut (Sardiman dalam

Prajatama, 2006:27).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan

media yang berbentuk gambar dan dalam pemilihannya mengutamakan keaslian

dan kesederhanaan gambar, agar dapat membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreativitas dalam bercerita,

dramatisasi, bacaan, penulisan, serta membantu mereka menafsirkan dan

mengingat-ingat isi materi.

b. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Menulis Berita

Kedudukan media dalam proses belajar mengajar tidak dapat berdiri

sendiri. Media dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat

menerima suatu pesan dengan jelas. Maka, media gambar tersebut harus benar-

benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

Selain memerhatikan segi keaslian gambar dan kesederhanaan sebuah

gambar, ada beberapa kriteria dalam memilih gambar-gambar yang memenuhi

persyaratan bagi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru hendaknya menetapkan

kegunaan gambar agar relatif memadai, dan memilihnya yang terbaik untuk tujuan

khusus pengajaran.

Dalam memilih gambar untuk digunakan sebagai media, ada lima kriteria

untuk tujuan pengajaran. Kelim kriteria tersebt adalah sebagai berikut.

a) Gambar harus memadai untuk tujuan pengajaran, artinya media tersebut

pantas untuk tujuan pengajaran, yaitu harus menampilkan gagasan, bagian

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

informasi atau satu konsep jelas yang mendukung tujuan serta kebutuhan

pengajaran.

b) Gambar harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu, misalnya

ganbar yang baik itu cukup melukiskan daerah pemukiman kumuh

hendaknya menekankan kesan jorok, kotor, yang menggambarkan

lingkungan yang tidak sehat.

c) Gambar untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas sehingga

tampak jelas ke seluruh siswa.

d) Validitas gambar, yaitu gambar yang representatif dari bidang studi

tertentu yang menampilkan pesan yang benar menurut ilmu dan

merupakan gambar yang tepat untuk maksud pengajaran yang sahih.

e) Menarik perhatian siswa, yaitu gambar yang diminati oleh siswa (Sudjana,

2005:74-75).

c. Karakteristik Media Gambar

Arti penting media gambar dalam proses pembelajaran adalah

memudahkan siswa dalam memahami materi, tetapi dalm penggunaan media

gambar perlu pemahaman karakteristik media gambar tersebut. Media gambar

memiliki beberapa karakteristik tertentu sebagai berikut.

1) Gambar adalah media yang berbentuk dua dimensi.

2) Gambar ialah medium yang “diam”

3) Gambar datar dapat memberi kesan gerak.

4) Gambar datar menekankan gagasan pokok dan impresi.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara

individual.

6) Gambar datar dapat digunakan untuk berbagai macam mata pelajaran dan

objek.

Setiap guru hendaknya mengetahui media pembelajaran yang mana yang

dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pembelajaran yag diharapkan.

Untuk itu, guru harus mengenal secara tepat kekuatan serta kelemahan dari setiap

media pembelajaran yang akan digunakan.

d. Kekuatan dan Kelemahan Media Gambar

Beberapa kekuatan yang dapat diperoleh dari media gambar dalam

hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, antara lain:

1) mudah dimanfaatkan karena bersifat praktis

2) harganya relatif lebih murah

3) bisa dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu

4) dan dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak (Sudjana,

2005:71).

Selain memiliki beberapa kekuatan, media gambar juga memiliki beberapa

kelemahan sebagai berikut.

1) Mempunyai ukuran yang sangat terbatas untuk tujuan pembelajaran

kelompok besar, kecuali jka gambar tersebut diproyesikan melalui OHP

atau LCD.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) Mempunyai bentuk dua dimensi yang menyebabkan sulit untuk

melukiskan bentuk yang memiliki dimensi tiga.

3) Tidak memperlihatkan gerak, tapi beberapa gambar seri yang disusun

secara berurutan dapat memberikan kesan gerak (Sudjana, 2005:72).

Untuk meminimalkan kelemahan tersebut, peneliti akan menyediakan

beberapa gambar, sehingga gambar bisa dilihat oleh semua siswa tanpa takut ada

siswa yang tidak bisa menjangkau untuk melihat gambar tersebut. Penelitian ini

akan menggunakan gambar dua dimensi yang di dalamnya tidak mengandung

gagasan yang kompleks. Gambar yang akan digunakan dalam penelitian ini

gambar yang hanya menampilkan satu gagasan saja sehingga siswa tidak bingung

dalam membaca pesan yang ingin disampaikan gambar tersebut. Dengan

demikian, siswa akan menjadi lebih mudah dalam mendefinisikan gambar tersebut

ke dalam tulisan mereka.

4. Hakikat Keaktifan Belajar Siswa

Salah satu hal yang dapat dijadikan pedoman keberhasilan proses belajar

mengajar ialah dengan melihat keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar

mengajar. Keaktifan disini tentunya bukan aktif dalam pengertian ramai, namun

keaktifan yang berkualitas, ditandai dengan banyaknya respon dari siswa,

banyaknya pertanyaan atau jawaban seputar materi yang dipelajari atau ide-ide

yang mungkin muncul berhubungan dengan konsep materi yang dipelajari.

Pembelajaran yang baik tentunya akan mampu meningkatkan keaktifan

belajar siswa. Sama halnya dengan pembelajaran menulis berita dengan metode

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pengajaran berbasis masalah dan menggunakan media gambar diharapkan mampu

meningkatkan keaktifan belajar siswa.

a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses

belajar mengajar yang beragam seperti, siswa mendengarkan pada materi

ceramah, aktif berdiskusi, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan

tugas dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sriyono dalam bukuya

yang berjudul Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Menurut Sriyono (1992 :

75), keaktifan dalam belajar terdiri dari dua jeni yakni, aktif jasmani maupun

rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi 1) Keaktifan indera; 2)

keaktifan akal; 3) keaktifan ingatan; dan 4) keaktifan emosi.

Dalam keaktifan indera, guru harus mampu merangsang murid agar dapat

menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. Dalam pembelajaran menulis berita

ini, indera yang pertama kali dirangsang adalah indera penglihatan. Siswa

disuguhi dengan gambar-gambar yang bertujuan untuk dilihat, diamati, dan

akhirnya mampu menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang muncul

tersebut termasuk dalam keaktifan yang kedua, yakni keaktifan akal. Akal siswa

diaktifkan untuk memecahkan masalah. Keaktifan yang ketiga ialah keaktifan

ingatan. Saat proses pembelajaran sedang berlangsung, anak harus aktif menerima

bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak.

Tiga kektifan tersebut tidak lepas dari keaktifan yang keempat, yakni keaktifan

emosi. Guru harus mampu membuat siswa senantiasa mencintai pelajarannya

sehingga pengetahuan yang disampaikan bermakna.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Untuk mewujudkan terciptanya keaktifan jasmani dan rohani siswa, ada

beberapa asas yang harus ditinjau. Tinjauan asas keaktifan terdiri dari empat hal.

Asas pertama yakni, berdasarkan pengalaman, siswa akan dapat membentuk

pengertian dan pendapat, mengmbil keputusan, bersikap tepat dan memiliki

ketrampilan belajar, bekerja dan sebagainya. Asas kedua ialah segi pengamatan.

Indera yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan adalah pendengaran

dan penglihatan. Segi berpikir adalah tinjauan asas keaktifan yang ketiga. Seluruh

tugas dan kegiatan sekolah yang diterima oleh siswa memerlukan pemikiran.

Dengan demikian, semua pengajaran harus membentuk pikiran anak dan

didukung oleh pendengaran, penglihatan, dan akal yang diusahakan aktif. Asas

ketiga ialah segi kejiwaan. Gerakan-gerakan yang dilakukan anak dalam

pembelajaran haruslah sesuai dengan keadaan dan nalurinya. Dalam situasi

belajar, ia akan lebih menerima dan menguasai bahan jika ia aktif jasmaniah

maupun rohaniah. Untuk melaksanakan asas keaktifan tersebut, Sriyono (1992:

77-78) berpendapat bahwa ada beberapa cara yang yang bisa dilakukan untuk

mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Salah satunya dengan

meminta siswa menjawab pertanyaan atau meminta siswa membuat pertanyaan

dan menjawab sendiri tidak kecil artinya dalam interaksi belajar mengajar. Selain

itu, dengan cara guru dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa setiap kali mengajar lebih baik daripada sekedar memberi pelajaran

lisan saja. Sebab, hal tersebut akan mendorong siswa memecahkan masalah dan

mendorong guru lebih kreatif dan berinisiatif.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Untuk mengetahui pengertian keaktifan belajar, tidak leps dari apa

pengertian belajar itu sendiri. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain: 1)

Cronbach memberikan definisi: Learning is shown by a change in behavior as

result of experience; 2) Harold Spears memberikan batasan: Learning is to

observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow

direction; dan 3) Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a

result of practice. (Sardiman, 2007: 20). Dari ketiga definisi tersebut dapat

dirangkum bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik, kalau si

subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Subjek dalam hal ini ialah siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh

individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan

lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Belajar pengetahuan

meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan

aplikasi konsep (Dimyati, 1999: 13-14). Dengan demikian, belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap interaksinya dengan

lingkungan.

Untuk mewujudkan keaktifan belajar, ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor-faktor intern teridi dari tiga hal. Pertama, faktor jasmaniah

(meliputi kesehatan dan cacat tubuh). Kedua, faktor psikologis (meliputi

inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan). Ketiga,

faktor kelelahan (meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani/psikis).

Sedangkan faktor ekstern adalah sebagai berikut: 1)faktor keluarga yang meliputi

cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga dan pengertian orang tua; 2)faktor sekolah yang meliputi

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; dan 3) Faktor masyarakat yang

meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyaraka (Slameto, 2003: 54-60).

Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa keaktifan

belajar siswa adalah suatu keadaan di mana siswa aktif dalam kegiatan belajar.

Aktif dari segi jasmani dan rohani. Keaktifan siswa ini tentunya didukung oleh

beberapa faktor, baik dari dalam ataupun dari luar diri siswa. Aktif rohani dn

jasmani yang dimiliki siswa ini tentunya akan berpengaruh pada proses

pembelajaran atau penerimaan pengetahuan. Dengan keaktifan, pengetahuan yang

disampaikan oleh guru akan bermakna bagi siswa.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Paul B. Diedrich (dalam Hamalik, 2005: 172) menyatakan bahwa

indikator keaktifan belajar siswa berdasar kegiatannya terdiri dari 8 kelompok,

yaitu: 1) visual activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, mengamati,

mendemonstrasikan; 2) oral activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti

mengemukakan fakta, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat, wawancara, atau diskusi; 3) listening activities (kegiatan-kegiatan

mendengarkan) seperti mendengarkan radio, menyimak diskusi, mendengarkan

pidato, dan lainnya; 4) writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti

menulis berita, menulis karangan, menyalin, dan sebagainya; 5) drawing ctivities

atau kegiatan-kegiatan menggambar; 6) Motor activities yang berarti kegiatan-

kegiatan motorik; 7) mental activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti

mengingat, merenung, memecahkan masalah, dan sebagainya; dan 8) emotional

activities (kegitan-kegiatan emosional). Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa

kegitan belajar dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan indikator keaktifan belajar siswa

dalam pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah

dan penggunaan media gambar. Indikator tersebut diharapkan mampu mengukur

tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis berita. Ada tujuh indikator

keaktifan belajar siswa, yang dinilai dengan lima skor. Skor 1 didapat bila siswa

sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup baik, 4 baik, dan 5 sangat baik dinilai dari

indikator tersebut. Keaktifan siswa dapat dilihat dari, yakni aktif (1)

memerhatikan penjelasan guru; (2) mengamati gambar; (3) berkelompok,

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mendiskusikan topik, dan kerangka berita; (4) mencari informasi dan materi untuk

berita; (5) mengomentari atau mengemukakan pendapat terhadap berita teman; (6)

bertanya tentang masalah yang belum dipahami; dan (7) merefleksikan

pembelajaran.

5. Penilaian Kemampuan Menulis Berita

Kemampuan menulis dapat dikatakan sebagai kemampuan yang lebih sulit

dari kemampuan yang lain. Kemampuan menulis membutuhkan penguasaan unsur

bahasa dan luar bahasa yang saling menjalin (Burhan Nurgiantoro, 2010:422).

Unsur bahasa dapat dilihat pada kata, kalimat, ejaan, tanda baca, serta tata tulis

lainnya. Unsur di luar bahasa dapat ditunjukkan dengan kesesuaian isi dengan

media yang digunakan.

Materi menulis berita dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan

menentukan kriteria penilaian terlebih dahulu. Kriteria penilaian menulis berita

antara lain dengan memperhatikan: (1) kesesuaian isi teks dengan gambar, (2)

ketepatan logika urutan berita, (3) ketepatan detil peristiwa, (4) ketepatan makna

keseluruhan berita, (5) ketepatan kata, (6) ketepatan kalimat, dan (7) ejaan serta

tata tulis (Burhan Nurgiantoro, 2010:430). Masing-masing kriteria tersebut diberi

rentangan skor 1-4. Misal kriteria pertama, berita yang ditulis siswa sangat sesuai

dengan gambar dapat diberi skor 4. Skor 3 diberikan kepada siswa yang isi berita

sesuai dengan gambar. Sedangkan siswa yang isi beritanya kurang sesuai dengan

gambar mendapat skor 2, dan yang tidak sesuai dengan berita hanya mendapatkan

skor 1.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian dengan “Model Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem-

Based Instruction) dalam Pembelajaran Apresiasi Novel dan Menulis Puisi “ yang

ditulis oleh Heny Subandiyah memiliki kesamaan dengan penelitian ini. Hasil dari

penelitian ini ialah siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran apresiasi novel

dan menulis puisi. Penelitian ini sama-sama menggunakan metode pengajaran

berbasis masalah. Perbedaan dalam penelitian ini ialah metode yang digunakan

dalam penelitian sebelumnya adalah penelitian kualitatif, sedangkan penelitian

yang akan dilaksanakan ialah penelitian tindakan kelas.

Penelitian yang kedua, yang relevan dengan penelitian ini ialah jurnal yang

berjudul The effect of problem-based video instruction on student satisfaction,

empathy, and learning achievement in the Korean teacher education context yang

ditulis oleh Hee Jun Choi dan Minwha Yang. Penelitian tersebut meneliti apakah

PBM mampu memberikan efek yang positif dalam proses pembelajaran. Dari

studi yang dilakukan oleh Hee Jun Choi dan Minwha Yang menunjukkan bahwa

metode ini mampu memberikan konstribusi positif dalam pembelajaran.

Sumarni (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Kompetensi Siswa dalam Menulis Berita dengan Penerapan Metode Cooperative

Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas VIII E

Semester Genap pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas, teknik

pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, observasi, catatan lapangan, dan

angket.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dari penelitian yang dilaksanakan dua siklus ini diperoleh hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada siklus I dari hasil pre-test dan

post-test yang awalnya didapatkan nilai 65 menjadi 75,51. Pada siklus II diperoleh

kenaikan rata-rata kelas menjadi 82,40. Dalam proses pembelajaran, ada kenaikan

yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa terhadap siswa, siswa

terhadap guru, dan guru terhadap siswa. Kerja sama siswa lebih terjalin, siswa

lebih menghargai guru, dan guru mampu membuat proses belajar lebih menarik.

Dalam penelitian ini, kompetensi yang diteliti ialah menulis berita. Permasalahan

yang sama dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian yang ketiga ialah penelitian yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Peoses dan Media

Gambar pada Siswa SD N 2 Trayu Banyudono Boyolali Tahun Ajaran

2008/2009”. Penelitian yang dilaksanakan oleh Sri Siswati ini memiliki kesamaan

yakni kemampuan yang ditingkatkan ialah kemampuan menulis, hanya saja

kemampuan menulis yang dimaksud bukanlah menulis berita. Kesamaan yang

kedua ialah penggunaan media, yakni media gambar. Penelitian tersebut berhasil

meningkatkan kemampuan menulis siswa dari segi proses dan hasil dengan

menggunakan pendekatan proses dan media gambar. Perbedaan terletak pada

kemampuan menulis yang ditingkatkan bukanlah kemampuan menulis berita dan

metode yang digunakan.

Temuan yang dianalisis dari berbagai peneliti terdahulu inilah yang

menjadi salah satu dasar mengadakan penelitian dengan menitikberatkan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

peningkatan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan menggunakan metode pengajaran berbasis masalah dan media gambar.

C. Kerangka Berpikir

Selama ini, pembelajaran menulis lebih menekankan pada teori-teori

tentang menulis. Pada materi pembelajaran menulis berita, siswa hanya diberi

teori-teori berita tanpa pemberian kemampuan menulis sebuah berita. Siswa

cenderung pasif dan tidak produktif. Selain itu, guru tidak menggunakan

pembelajaran inovatif dan tidak menggunakan media. Hal ini menjadikan siswa

malas dan akhirnya tidak aktif dalam proses pembelajaran. Karena itu, wajarlah

bila kemampuan mereka dalam menulis sebuah berita masih belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimun yang telah ditentukan.

Keadaan yang demikian merupakan masalah bersama untuk

memecahkannya. Salah satu cara pemecahan kesulitan pencapaian kriteria

ketuntasan tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih

inovatif dan media yang menarik. Pembelajaran yang inovatif diharapkan mampu

membuat guru lebih kreatif, siswa lebih aktif, dan akhirnya lebih produktif dalam

menghasilkan sebuah berita.

Permasalahan yang muncul tersebut kemudian didiskusikan antara

kolaborasi guru dan peneliti. Setelah diskusi untuk pemecahan masalah,

diputuskan bahwa pembelajaran menulis berita akan ditingkatkan dengan metode

pengajaran berbasis masalah dan penerapan media gambar. Metode pengajaran

berbasis masalah ialah salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemampuan siswa untuk menulis sebuah berita. Metode ini secara umum terdiri

atas penyajian masalah yang otentik dan bermakna yang kemudian dapat

memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri

(Heni Subandiah, 2010). Masalah disajikan dengan menggunakan media gambar.

Penggunaan media gambar akan membuat siswa aktif dalam mencari pemecahan

masalahnya. Setelah menyelidiki dan menjawab masalah yang disajikan, siswa

mampu menuliskan berita sesuai dengan masalah yang sudah dipecahkan tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran menulis berita diharapkan lebih aktif dan

akhirnya meningkat. Pelaksanaan proses pembelajaran diamati oleh peneliti, dan

nantinya dijadikan bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat kesuksesan

pembelajaran. Bila pembelajaran menulis berita dinilai belum meningkat,

dilakukan pembelajaran kembali atau yang disebut dengan siklus II. Begitu

seterusnya, hingga pembelajaran dianggap berhasil (meningkat). Pembelajaran

diharapkan meningkat bila kreativitas bahasa dan penguasaan tata bahasa siswa

tinggi, guru mampu menerapkan metode PBM, dan menggunakan media gambar

dengan baik, serta siswa aktif dan tertarik dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar mempunyai banyak

kelebihan. Penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Mantingan dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir

Kolaborasi Peneliti dan

Guru

Pembelajaran Menulis

Berita dengan Metode

PBM dan Menggunakan

Media Gambar

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Kondisi Setelah Tindakan

Kemampuan menulis berita

siswa tinggi

Kemampuan

Menulis Berita

Siswa Meningkat/

Tinggi

Guru menggunakan metode

pengajaran berbasis masalah

dan media gambar

Siswa Aktif dan Tertarik

dengan Pembelajaran

Kondisi Sebelum Tindakan

Kemampuan menulis berita

siswa rendah

Kurangnya

Kemampuan Menulis

Berita Siswa

Metode Mengajar Guru

Konvensional dan Tidak

Menggunakan Media

Siswa Pasif dan Tidak

Tertarik dengan

Pembelajaran

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Hipotesis Tindakan

Berdasar kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang

sudah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut.

1. Penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar dapat meningkatan keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran

menulis berita:

2. Penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis berita yang ditandai dengan

meningkatnya perolehan nilai pada pembelajaran menulis berita.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan. SMP Negeri 1 Mantingan merupakan salah satu SMP yang berada di

Kabupaten Ngawi wilayah barat dari provinsi Jawa Timur. SMP ini dapat

dikatakan sebagai SMP pinggiran, atau berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah.

Pemilihan lokasi dalam penelitian ini dengan beberapa pertimbangan.

Pertimbangan pertama ialah kemampuan siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan dalam menulis berita masih kurang. Kedua, tempat tersebut belum

pernah digunakan untuk penelitian sejenis. Hal ini dimungkinkan tidak adanya

kemungkinan kesamaan penelitian tindakan.

2. Waktu Peneltian

Penelitian dengan objek materi menulis berita ini dilaksanakan pada akhir

semester pertama hingga semester kedua tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini

dimulai bulan Februari 2012 hingga bulan Juni 2012. Adapun rincian waktu dan

jenis kegiatan adalah sebagai berikut.

41

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan

No. Kegiatan Pertama Kedua Ketiga Keempat

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian

a. Pengajuan Judul Penelitian x

b. Penyusunan Usulan

Penelitian x x

c. Seminar Usulan Penelitian x

d. Revisi Usulan Penelitian x

e. Izin Penelitian x

f. Penyusunan Instrumen

Penelitian x x

2 Pelaksanaan Penelitian

a. Siklus I x

b. Siklus II x

c. Siklus III x

3 Penyelesaian Penelitian

a. Penyusunan Draf Laporan

Tesis x x x x x

b. Perevisian Draf Laporan

Tesis x x x x x

c. Pendaftaran Ujian dan Ujian x x

4 Penyelesaian Akhir Tesis

a. Penyempurnaan dan

Penggandaan x x x

b. Penyelesaian Administrasi x x

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa kelas VIII A sebanyak 20

anak, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Selain siswa,

subjek penelitian ialah guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas tersebut.

C. Sumber Data

Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

(Moleong, 2002:112). Sumber data penelitian ialah sebagai berikut.

1. Informan

Sumber data informan terdiri dari siswa, guru, dan peneliti. Sumber data siswa

ialah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan yang menjadi

subjek penelitian. Sumber data guru ialah guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas tersebut yang mengajar saat penelitian berlangsung.

2. Dokumen

Sumber data dokumen berupa daftar nilai siswa dari observasi awal hingga

akhir tindakan, data aktivitas siswa dan guru, serta data hasil wawancara siswa

dan guru.

3. Peristiwa

Sumber data peristiwa yang dimaksud ialah semua peristiwa yang terjadi

dalam proses pembelajaran.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

wawancara, observasi, tes, dan analisis dokumen.

1) Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang

proses pembelajaran. Informan dapat mengungkapkan kesulitan yang dialami oleh

guru, kesulitan yang dialami siswa, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Selain itu, wawancara dapat menggali lebih dalam tanggapan tentang penggunaan

metode pengajaran berbasis masalah dan media gambar dalam pembelajaran

menulis berita.

2) Observasi

Observasi ialah pemusatan kegiatan terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi, 1997:46). Penggunaan seluruh

indera ini ialah untuk observasi langsung saat pelaksanaan pembelajaran.

Observasi langsung dipusatkan pada proses, hasil tindakan, dan peristiwa yang

melingkupinya. Sehingga, observasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil

pembelajaran yang telah diberi tindakan. Observasi yang dilakukan ialah

observasi kepada siswa, observasi guru, dan observasi proses pembelajaran. Hasil

observasi dideskripsikan dan digunakan sebagai dasar acuan siklus berikutnya.

3) Tes

Tes dilaksanakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis berita siswa.

Pemberian tes kepada siswa dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan tindakan (Suwandi, 2011: 64).

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4) Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan dengan cara menganalisis RPP, materi yang

digunakan, lembar observasi siswa dan guru, daftar nilai, serta hasil wawancara.

E. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk dapat mempertanggungjawabkan penelitian

secara ilmiah. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik.

Dua teknik tersebut ialah triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

Triangulasi metode dilakukan bertujuan untuk menggali data dari berbagai sumber

data dengan cara wawancara. Berdasarkan informasi tersebut dapat dibandingkan

dan ditarik simpulan sementara mengenai data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Triangulasi metode dapat dilakukan dengan cara menggali data yang sama dari

berbagai sumber, sehingga kebenaran data tersebut dapat diketahui.

F. Teknik Analisis Data

Data yang sudah didapat hendaknya segera dianalisis agar dapat diketahui

hasilnya dengan cepat. Analisis data dapat dilakukan dengan teknik deskriptif

komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik pertama, teknik deskriptif komparatif

atau statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif. Teknik ini

ditujukan untuk membandingkan hasil antarsiklus. Teknik yang kedua, teknik

analisis kritis, ditujukan untuk data kualitatif, yaitu untuk mengungkapkan

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam pembelajaran menulis

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

berita dengan metode PBM dan media gambar. Hasil analisis tersebut dijadikan

dasar untuk menyusun RPP kegiatan siklus selanjutnya (Suwandi, 2011: 66).

G. Indikator Kinerja

Berdasarkan uraian teknik analisis data, penelitian yang berhasil ialah

penelitian yang hasilnya sama atau lebih dari indikator yang telah ditentukan.

Penelitian ini dianggap berhasil bila hasil dari pembelajaran mampu mencapai

indikator sebagai berikut.

a. siswa tertarik mengikuti pembelajaran menulis berita dengan metode

pengajaran berbasis masalah;

b. siswa mampu termotivasi dalam kegiatan menulis berita;

c. siswa mampu menulis berita dan bekerja sama dalam kelompok;

d. siswa mampu menangkap masalah yang ada (sangat sesuai dengan gambar,

sesuai dengan gambar, kurang sesuai, atau tidak sesuai dengan gambar);

e. berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada;

d. siswa mampu menulis berita dengan baik (dari segi isi, kesesuaian dengan

gambar ejaan, tanda baca, serta berita yang ditulis runtut);

d. ada peningkatan yang mempunyai kemampuan menulis berita.

Kemampuan menulis berita siswa dinyatakan berhasil bila ketuntasan

belajar mencapai nilai 75 baik ketuntasan individu maupun ketuntasan klasikal

sesuai dengan KKM yang telah ditentukan sekolah. Perhitungan untuk

mengetahui hasil belajar siswa ialah sebagai berikut.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Nilai akhir siswa

Keterangan: NA = Nilai Akhir

NP = Nilai Proses

NH = Nilai Hasil

b. Nilai rata-rata kelas siswa

Keterangan:

Mean : jumlah rata-rata

fx : jumlah seluruh nilai dalam kelas

N : jumlah siswa

c. Nilai ketuntasan belajar siswa

X100%

Keterangan: T = ketuntasan belajar siswa

N = jumlah siswa yang tuntas

x = jumlah siswa dalam kelas

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

H. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini melalui empat

tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi aktifitas siswa,

dan lembar observasi aktivitas guru. Instrumen-instrumen tersebut hendaknya

dipersiapkan secara matang sebelum melaksanakan penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat. Rencana pembelajaran tertuang dalam RPP.

pelaksanaan pembelajaran lebih menekankan keaktifan siswa. Guru hanya

berfungsi sebagai fasilitator dan membantu siswa apabila menemukan

kesulitan.

3. Observasi

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Dalam tahap observasi, peneliti mengamati perilaku siswa terhadap

penerapan strategi pembelajaran, mengamati pemahaman masing-masing

anak.

4. Analisis dan Refleksi

Data yang sudah terkumpul, pada akhirnya dianalisis dan direfleksi. Tahap

analisis dan refleksi dilaksanakan kegiatan mencatat hasil observasi, mengevaluasi

hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan untuk

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

daur berikutnya yang dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan

tindakan yang dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan teknik analisis dan

perbandingan antara hasil tindakan dengan indikator-indikator yang telah

ditentukan. Jika hasil dari analisis dan perbandingan menunjukkan hasil tindakan

sama atau lebih baik dari indikator, penelitian ini dianggap berhasil. Jika hasil

lebih jelek, penelitian ini belum berhasil dan selanjutnya dilakukan perbaikan

dengan cara melaksanakan siklus berikutnya. Begitu seterusnya hingga mencapai

indikator yang ditentukan.

Di penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus. Hal ini

dikarenakan, pada siklus II pembelajaran menulis berita telah dinyatakan berhasil

atau tujuan penelitian telah tercapai. Permaslahan yang muncul sebelum diadakan

penelitian dikaji mendalam dan kemudian diadakan perencanaan penelitian.

Setelah perencanaan tersusun, dilaksanakanlah tindakan yang selanjutnya disebut

tindakn siklus I. Tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Dalam

pelaksanaan tindakan, sekaligus diadakan pengamatan dan pengumpulan data.

Setelah itu, diadakan refleksi yang pada akhirnya menemukan permasalahan baru.

Permasalahan yang belum terselesaikan ataupun masalah yang baru muncul di

siklus I dikaji dan diadakan perencanaan tindakan II. Setelah pelaksanaan matang

diadakan tindakan yang selanjutnya disebut tindakan siklus II. Sama dengan

siklus I, siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Sejalan dengan tindakan,

pengamatan dan pengumpulan data dilakukan. Akhirnya, di siklus II tujuan

penelitian telah tercapai. Dengan demikian, permasalahan dikatakan selesai.

Berikut bagan tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 4. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 74)

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

Data I

Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi I

Refleksi II

Permasalahan

Baru Hasil

Refleksi

Perencanaan

Tindakan II

Pengamatan/

Pengumpulan

Data II

Permasalahan

Selesai

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV dalam tesis ini merupakan jawaban atas permasalahan yang

dikemukakan pada bab I. Secara garis besar, bab ini terdiri dari tiga hal pokok

yakni keadaan pratindakan, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Keadaaan Pratindakan

Kegiatan pratindakan ditujukan untuk mengetahui kondisi awal objek

penelitian sebelum dilaksanakan tindakan. Kegiatan pratindakan meliputi: (1)

observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas, (2) pembahasan permasalahan yang

dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis berita, (3) menyusun

rancangan pembaharuan pembelajaran menulis berita.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita di Kelas

a. Deskripsi Kegiatan Pratindakan Pembelajaran Menulis Berita

Sebelum dilaksanakan penelitian dalam pembelajaran menulis berita,

terlebih dahulu dilakukan observasi terhadap pembelajaran tersebut. Peneliti

melihat dan mengamati jalannya pembelajaran menulis berita yang diajarkan Ibu

Anik, sapaan akrab Ibu Musrianik, S.Pd.. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu, 22

Februari 2012 mulai pukul 09.45 hingga 11.05 di kelas VIII A yang terletak di

lantai 2 SMP Negeri 1 Mantingan. Siswa yang hadir 19 anak yang tediri dari 13

siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Satu siswa tidak masuk karena sakit.

51

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kenapa

Adi tidak dapat masuk hari ini. Siswa menjawab dengan antusias bahwa Adi

sedang sakit. Kegiatan awal ini dilaksanakan selama sepuluh menit. Selain

menyapa dan menanyakan Adi, guru juga mengabsen siswanya satu persatu.

Setelah itu, guru menjelaskan pengertiaan berita secara panjang lebar, selama 25

menit. Penjelasan yang dilakukan oleh guru tersebut menggunakan teknik

ceramah. Saat guru menjelaskan, ada dua siswa yang terlihat tidak mendengarkan.

Kedua siswa tersebut duduk di bangku paling depan sebelah kiri dari guru. Di

akhir penjelasan, guru bertanya apakah ada siswa yang belum mengerti dengan

penjelasan guru mengenai berita tadi.

Tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan guru,

hal tersebut membuat guru langsung menunjuk satu siswa (Vidi) untuk membaca

berita di surat kabar sedangkan siswa yang lain mendengarkan. Pembacaan berita

tidak berlangsung lama, sekitar lima menit. Setalah itu, guru menginstruksikan

siswa-siswa untuk menulis ulang berita tersebut dengan bahasa mereka sendiri.

Namun, salah satu siswa yang mendengarkan (Putri) mengangkat jari dan berkata

bahwa cara membaca Vidi terlalu cepat sehingga menuliskan kembali rasanya

terlalu sulit. Sebagai pemecahannya, guru menunjuk Putri untuk membaca ulang

berita yang sebelumnya di baca oleh Vidi. Setelah siswa-siswa mendengarkan

kembali, mereka menulis ulang berita tersebut dengan bahasa mereka.

Tidak semua siswa benar-benar mengerjakan dengan semangat. Ada

empat siswa laki-laki yang justru bermain lempar kertas. Dua siswa duduk di

bangku nomor 3 pada deret ke dua dari guru, dan dua siswa lainnya duduk di

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bangku nomor tiga deret ke tiga dari guru. Karena lama kelamaan gaduh, guru

berdiri dari tepat duduknya dan berjalan ke arah keempat siswa tersebut. Guru

mengambil kertas yang dijadikan alat untuk melempar. Guru juga menasehati

keempat siswa tersebut agar tidak mengulangi kelakuan yang membuat gaduh

kelas, seperi melempar kertas. Bel tanda pergantian pelajaran berbunyi, guru

mengakhiri pertemuan dengan berpesan agar siswa meneruskan kegiatan menulis

berita tersebut dan mengerjakan LKS halaman 7 – 11. Siswa menjawab dengan

serentak, “Iya, Bu.”

Pertemuan kedua pratindakan dilaksanakan Jumat, 24 Februari 2012 pukul

07.00 sampai dengan 08.20. Pertemuan kedua ini dihadiri oleh semua siswa kelas

VIII A. Seperti pada pertemuan pertama, di awal pertemuan kedua ini guru

mengawali kegiatan dengan memberi salam kepada siswa, dilanjutkan mengabsen

siswa satu persatu. Setelah selesai mengabsen siswa, guru menanyakan tentang

dua tugas yang diberikan pada pertemuan pertama. Dua tugas tersebut ialah

menulis kembali berita yang dibacakan oleh dua siswa dan mengerjakan LKS

halaman 7 – 11.

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan berita yang sudah ditulis

kembali di meja guru. Kemudian, ada salah satu siswa yang mengangkat tangan

dan berkata, “Bu, saya belum mengerjakan.” Siswa tersebut adalah Adi, siswa

yang tidak mengikuti pelajaran pada pertemuan pertama. Guru menjawab dengan

bijak, “Iya. Tidak apa-apa. Tapi, kamu mengerjakan LKS halaman 7 – 11 kan?”

Adi menjawab, “Iya Bu, tapi belum selesai”. “Baiklah. Sekarang kalian selesaikan

terlebih dahulu LKS. Nanti kita cocokkan bersama-sama,” ucap Guru.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Selama 10 menit siswa dibiarkan untuk menyelesaikan tugas LKS

halaman 7 – 11. Tugas mengerjakan LKS tersebut, sebenarnya adalah tugas

rumah siswa. Dalam mengerjakan tugas, tidak sedikit siswa yang memanfaatkan

untuk mengobrol dengan temannya. Hampir semua siswa perempuan mengobrol

dengan teman sebangku mereka. Sedangkan yang sibuk mengerjakan adalah siswa

laki-laki. Hal ini dikarenakan, siswa perempuan telah mengerjakan tugas tersebut

di rumah, sedangkan siswa laki-laki belum mengerjakan tugas tersebut. Hanya ada

dua siswa laki-laki yang telah mengerjakan di rumah, yakni Wisnu dan Rizal. Di

samping itu, Guru mengoreksi hasil tulisan siswa di tempat duduknya.

Setelah guru selesai mengoreksi pekerjaan siswa, guru menginstruksikan

untuk menukar hasil kerja siswa. Guru menukar hasil pekerjakan dengan cara

siswa mengangkat LKS mereka dan memutar sesuai hitungan guru. Baris paling

depan bergerak ke kiri, baris kedua ke kanan, baris ketiga ke kiri, dan baris

keempat ke kanan. Siswa yang paling kanan dari baris terakhir harus memberikan

LKS yang menumpuk di depannya kepada baris yang paling depan. Setelah semua

siswa mendapat LKS yang bukan miliknya, guru menyuruh satu siswa secara

berurutan untuk membaca dan menentukan jawabannya. Bila ada jawaban yang

salah, maka guru akan langsung memberikan jawaban yang benar.

Pertemuan kedua berakhir setelah guru mencatat nilai pekerjaan siswa

baik yang menulis kembali berita yang dibacakan dan LKS halaman 7 – 11. Guru

menutup pertemuan hari itu dengan ucapan salam. Siswa secara serentak

menjawab salam yang diucapkan guru.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Hasil Pelaksanaan Pratindakan Pembelajaran Menulis Berita

Pelaksanaan pratindakan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal

terhadap 20 siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan. Dalam kegiatan yang

dilaksanakan Rabu, 22 Februari 2012 dan Jumat, 24 Februari 2012, terdapat

kesalahan konsep oleh guru tentang materi menulis berita. Guru mengajarkan

pemahaman tentang berita bukan menulis berita. Selain itu, siswa diajak untuk

menulis kembali sebuah berita yang dibacakan temannya, bukan menulis berita

dari hasil wawancara terhadap narasumber.

Meskipun ada kesalahan konsep dalam penyampaian materi, penilaian

menulis berita harus tetap dilaksanakan. Ada tujuh kriteria yang digunakan untuk

menilai kemampuan menulis berita siswa (Nurgiantoro, 2010: 430). Dari kegiatan

pratindakan diperoleh hasil bahwa hanya empat siswa yang tuntas dalam

pembelajaan menulis berita. Nilai rata-rata yang dicapai kelas VIII A di akhir

pelajaran belum memenuhi nilai KKM. Nilai rata-rata kelas tersebut ialah 67,4.

Nilai yang paling rendah, yang didapat oleh siswa ialah 0. Sebagai catatan,

nilai rendah ini dikarenakan pada pertemuan pertama pratindakan, siswa yang

mendapat nilai 0 tidak masuk, sehingga tidak mengerjakan tugas pada pertemuan

tersebut. Nilai antara 61 - 64 didapat 5 siswa. Lima orang siswa mendapat nilai

akhir antara 65 - 70. Nilai 71 – 74 didapatkan tiga orang siswa. Di samping itu,

hanya 7 orang siswa mendapat nilai sama atau di atas KKM, yakni 75. Nilai

tertinggi di kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan ialah 80. Sedangkan rata-rata

nilai siswa kelas belum memenuhi KKM yang telah ditentukan, yakni 67,4.

Berdasarkan hasil pratindakan tersebut, dapat dikatakan bahwa keterampilan

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menulis berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mantingan belum sesuai dengan

yang diharapkan, yakni tuntas minimal 75 dan ketuntasan klasikal minimal 75%.

2. Pembahasan Permasalahan yang Dihadapi Guru dan Siswa dalam Proses

Pembelajaran Menulis Berita

a. Permasalahan Guru

Pendeskripsian permasalahan guru didapat dari tiga cara sekaligus. Ketiga

cara tersebut ialah observasi saat pelaksanaan pratindakan, wawancara siswa, dan

juga wawancara dengan guru. Ketiga cara ini digunakan agar lebih mampu

mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan guru secara detail. Dengan

pendeskripsian yang detail, diharapkan mampu mencari pemecahan masalah

sehingga mampu meningkatkan kualitas kinerja dan cara pengajaran guru yang

akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita.

Cara pertama ialah dengan mengobservasi pratindakan yang dilaksanakan

Rabu,22 Februari 2012 dan Jumat, 24 Februari 2012. Ada tujuh kriteria yang

ditentukan oleh observer (peneliti) dalam mengobservasi aktivitas guru dalam

pembelajaran menulis berita. Ketujuh kriteria tersebut ialah (1) mengondisikan

siswa, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) menjelaskan materi menulis

berita dan media yang digunakan, (4) membimbing siswa mencari informasi dan

materi menulis berita sesuai media yang digunakan, (5) membimbing siswa

menulis berita, (6) memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan

pertanyaan, dan (7) merefleksikan pembelajaran menulis berita.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Guru dalam kegiatan pratindakan menunjukkan bahwa beliau sudah

mengondisikan siswanya di kelas. Namun, kemampuan guru dalam

mengondisikan siswa kurang maksimal. Pada awal pertemuan pertama, guru

mampu membuat siswa memusatkan perhatian kepada pembelajaran. Di tengah

kegiatan pembelajaran, tepatnya saat siswa melakukan kegiatan menulis berita,

terjadi sedikit kegaduhan. Kegaduhan tersebut yakni, ada empat siswa yang

bermain lempar kertas. Hal tersebut membuat suasana kelas menjadi gaduh. Guru

akhirnya menghampiri dan menasihati keempat siswa tersebut. Pada pertemuan

kedua, guru kurang mampu mengondisikan siswa. Guru membiarkan siswa

berjalan sendiri yakni siswa hanya disuruh mengerjakan LKS, sedangkan guru

menilai tulisan siswa. Banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangku. Hal

ini terjadi karena LKS yang disuruh guru untuk dikerjakan siswa, sebenarnya

sudah menjadi tugas rumah siswa pada pertemuan sebelumnya. Sehingga, siswa

yang sudah selesai mengerjakan lebih memilih ramai dan mengobrol untuk

mengisi „waktu luang‟ tersebut.

Pada awal pertemuan pertama pratindakan, guru sudah menjelaskan tujuan

pembelajaran, yakni menulis berita. Pada akhir pertemuan, siswa diharapkan

mampu menulis sebuah berita. Namun implementasinya, guru mengalami

kesalahan konsep tentang menulis berita. Guru malah mengintruksikan siswa

untuk menulis kembali berita yang dibaca oleh salah satu siswa, bukan

mengajarkan siswa untuk memiliki kemampuan menulis berita. Kesalahan konsep

inilah yang membuat kemampuan siswa hanya berhenti pada pemahaman tentang

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

apa pengertian berita. Kemampuan siswa belum sampai pada menulis sebuah

berita.

Kegiatan pratindakan yang dilakukan guru sudah mengunakan media.

Pada awal pertemuan, guru menjelaskan pengertian berita dan unsur-unsur yang

membangun berita. Kekurangan guru adalah kurang menanamkan pengetahuan

dan keterampilan bagaimana cara menulis sebuah berita yang menarik. Guru

hanya mengajarkan bagaimana menulis kembali berita yang telah dibaca oleh

salah satu siswa. Kelebihan guru dalam pratindakan ini ialah sudah menggunakan

media. Media yang digunakan ialah koran yang terbit Senin, 20 Februari 2012.

Jadi, berita yang dijadikan contoh merupakan berita baru yang sedang hangat

dibicarakan di media massa. Guru membimbing siswa untuk mendengarkan berita

yang dibaca dari surat kabar oleh siswa. Hal ini bertujuan agar siswa nantinya

mampu menulis kembali berita yang sudah dibaca.

Kesalahan konsep guru dalam memandang kegiatan pembelajaran menulis

berita, membuat guru tidak mampu membimbing siswa mencari informasi dan

sumber menulis berita sesuai media yang digunakan. Siswa tidak mencari

informasi seperti wawancara atau terjun langsung mencari informasi dan materi

untuk menulis berita. Siswa hanya menyalin atau menulis kembali berita yang

dibacakan. Sehingga pada akhirnya, kemampuan yang muncul bukan kemampuan

menulis berita melainkan kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan

teman.

Dalam kegiatan pratindakan, guru sudah memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengajukan pertanyaan jika belum mengerti. Hal ini terbukti dengan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

adanya pertanyaan yang ditujukan kepada siswa. “Adakah yang ingin bertanya?”

atau “Ada yang kurang jelas?” Kedua pertanyaan itu merupakan perwujudan

bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya bila belum paham

dengan pembelajaran.

Salah satu kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di setiap pembelajaran

ialah merefleksikan pembelajaran menulis berita. Kegiatan refleksi sebenarnya

bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam pembelajaran

menulis berita. Selain itu, juga dapat mengetahui apakah ada kendala-kendala

selama pembelajaran berlangsung. Namun, guru dalam pembelajaran menulis

berita pratindakan, tidak melaksanakan kegiatan refleksi ini.

Cara kedua untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dalam

pembelajaran menulis berita ialah melakukan wawancara kepada siswa. Siswa

yang menjadi nara sumber ialah Wisnu dan Putri. Kegiatan wawancara

dilaksanakan di ruang BP SMP Negeri 1 Mantingan pada Jumat, 24 Februari 2012

pukul 09.15 sampai dengan 10.00. Ada delapan pertanyaan yang diajukan kepada

siswa secara keseluruhan. Tiga pertanyaan utama yang menyangkut tentang

kemampuan guru dalam mengajar kemampuan menulis berita. Ketiga pertanyaan

itu ialah (1) Apakah metode yang digunakan guru membantu siswa dalam

memahami berita? (2) Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran

menulis berita? dan (3) Apakah media yang digunakan guru mampu membantu

siswa dalam pembelajaran menulis berita?

Pertanyaan “Apakah metode yang digunakan guru membantu siswa dalam

memahami berita?” dijawab oleh Wisnu terlebih dahulu. Menurut dia, guru

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menjelaskan materi menulis berita cenderung berbelit-belit, tidak langsung

sasaran. Wisnu merasa bahwa penjelasan yang terlalu panjang membuat dia

bingung untuk menentukan inti dari materi yang dijelaskan. Berbeda dengan

Wisnu, Putri justru merasa penjelasan guru yang demikian membuat dia lebih

memahami pengertian berita dan unsur-unsur di dalamnya. Namun, alangkah

baiknya kalau penjelasan guru tersebut menggunakan power point agar siswa juga

dapat membaca materinya.

Dari jawaban kedua siswa tersebut muncul pertanyaan baru yakni “Berarti

yang didapat siswa dalam pembelajaran adalah pengertian berita bukan

bagaimana menulis berita?” Kedua siswa saling pandang. Mereka masih belum

mengetahui maksud pertanyaan itu. Pertanyaan tersebut harus dijelaskan lebih

mendetail agar kedua siswa mampu menjawab. “Begini, pada awal pelajaran, bu

Anik menjelaskan tujuan akhir pembelajaran adala….” Kedua siswa langsung

menjawab, “Mampu menulis berita.” “Nah, tadi Putri menyebutkan bahwa lebih

memahami pengertian berita dan unsur di dalamnya kan?” Putri mengangguk.

“Berati, yang Putri dapat adalah pengertian berita, bukan menulis berita. Betul?”

Putri masih terlihat bingung dengan pertanyaan tersebut, namun Wisnu mencoba

menjawab. “Menurut saya, yang dijelaskan bu Anik itu pengertian berita dan

unsur-unsurnya tadi. Nah, selain itu kami diberi tugas untuk menulis berita yang

dibaca Vidi dan Putri.” “Iya, Bu. Kami juga mempelajari menulis berita, kok.”

“Ok, berarti yang diajarkan selain pengertian berita dan unsurnya, juga bagaimana

menulis kembali berita yang dibaca?” Kedua siswa mengangguk. “Tapi kalian

tidak mempelajari bagaimana menulis berita yang sebenarnya kan? Kalian tidak

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

mencari informasi, mencari materi, dan akhirnya menulis berita dari informasi

tersebut?” “Nggak, Bu,” jawab Putri. “Berarti simpulannya?” pancing peneliti.

“Kami belum mempelajari menulis berita, Bu,” senyum lebar menghias wajah

kedua.

Pertanyaan yang selanjutnya ialah Apakah guru menggunakan media

dalam pembelajaran menulis berita? Kedua siswa langsung mengangguk. “Iya. Bu

Anik menggunakan koran kemarin. Ya kan Put?” jawab Wisnu sekaligus bertanya

kepada Putri untuk mendukung jawabannya. “Iya, Bu. Bu Anik menggunakan

koran. Tapi, seperti yang saya bilang tadi kalau alangkah lebih baik bila waktu

njelasin bu Anik menggunakan power point.”

Pertanyaan terakhir untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan guru ialah

Apakah media yang digunakan guru mampu membantu siswa dalam

pembelajaran menulis berita? Menurut kedua siswa tersebut, koran membantu

siswa mengetahui contoh berita. Siswa lebih tahu secara nyata bentuk berita yang

termuat di surat kabar. Namun, pembelajaran pratindakan tersebut belum sampai

pada pembelajaran kemampuan menulis berita. Hal ini dikarenakan siswa hanya

dibekali dengan kemampuan menuliskan kembali berita, bukan menulis berita.

Cara ketiga untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan guru ialah

berdialog langsung dengan guru tersebut. Ada sepuluh pertanyaan pokok yang

berikan kepada guru. Kesepuluh pertanyaan tersebut ialah (1) Apakah pengertian

menulis berita? (2) Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran menulis

berita? (3) Apa dasar pemilihan metode tersebut? (4) Media apa yang digunakan

dalam pembelajaran menulis berita? (5) Apa dasar pemilihan media tersebut? (6)

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Bagaimana jalan pembelajaran dengan metode dan media yang dipilih? (7)

Bagaimana respon siswa dengan metode dan media yang digunakan? (8)

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis berita? (9)

Bagaimana memecahkan masalah tersebut? dan (10) Bagaimana hasil

pembelajaran menulis berita dengan metode dan media yang sudah dipilih guru

tersebut?

Pertanyaan yang langsung berhubungan dengan kinerja guru dalam

pembelajaran ialah pertanyaan nomor (1), (2), (3), (4), (5), (8), dan (9).

Pertanyaan pertama dijawab dengan mantab, yakni kegiatan menuangkan

informasi dalam sebuah tulisan dengan memperhatikan unsur 5 W + 1 H.

Pertanyaan kedua, mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis

berita. “Saya sebenarnya kurang yakin dengan metode yang saya gunakan,” jawab

guru.”Kenapa tidak yakin? Kenapa dilaksanakan kalau tidak yakin?” “Maksud

saya, nama metodenya, Mbak. Menurut saya, metode yang saya gunakan ialah

berpusat pada siswa. Meskipun pada awalnya saya cenderung mendominasi

dengan menjelaskan pengertian berita kepada siswa. Namun, pada akhirnya saya

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih pembelajaran

dengan cara meminta siswa membaca berita dari koran dan siswa yang lainnya

mendengarkan. Setelah pembacaan tersebut, semua siswa menuliskan kembali

berita tersebut,” jawab guru dengan jelas. “Baik. Namun, bila dikaitkan antara

jawaban ibu barusan dan jawab pertanyaan pertama tadi, apakah sejalan? Apakah

kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama dua kali pertemuan itu

benar-benar mengajarkan menulis berita? Guru terdiam. Peneliti melanjutkan,

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“Kalau boleh saya berpendapat, siswa mendapatkan pembelajaran tentang

menuliskan kembali berita yang didengar atau dibaca dengan bahanya sendiri,

bukan kemampuan menulis berita. Bagaimana menurut Ibu?” Guru terlihat

memikirkan jawabannya. “Ya, memang saya akui, pembelajaran yang telah kita

laksanakan Senin dan tadi, kurang memberikan siswa sebuah kemampuan menulis

berita. Namun saya rasa, siswa akan belajar menulis berita secara tidak langsung.”

“Hem…Kalau begitu,apa yang menjadikan dasar pemilihan metode tersebut?”

“Saya memilih metode itu berdasar dari pengalaman selama ini. Biasanya siswa

akan membutuhkan penjelasan terlebih dahulu sebelum dia melakukan kegiatan.

Setelah mendapatkan penjelasan, siswa akan lebih mudah melakukan suatu

kegiatan yang menggali kemampuaannya. Seperti kegiatan menulis berita

tersebut,” jawab guru. “Lalu, media yang digunakan dan alasan pemilihannya,

Ibu?” Guru itu memindah posisi duduk menjadi tegak, “Seperti yang sudah Mbak

lihat, media yang saya gunakan dalam pembelajaran ini ialah koran. Berita identik

dengan koran. Makanya, saya memilih menggunakan koran, dan juga koran yang

saya gunakan itu koran baru.” “Baik. Dari diskusi kita ini dan juga dari hasil

pembelajaran yang sudah ibu lakukan, kesulitan-kesulitan apa saja yang muncul

saat melakukan pembelajaran menulis berita?” “Mungkin, kesulitan yang utama

adalah materi. Sepertinya saya memang salah konsep dalam mengajarkan menulis

berita. Selain itu siswa rasanya kurang tertarik ya dengan pembelajaran tadi. Hal

itu terbukti dari ramai, dan nilai siswa yang masih di bawah KKM.” “Apakah Ibu

memiliki kiat untuk mengatasi kesulitan tersebut?” “Kalau untuk materi yang

salah tadi, saya rasa saya bisa memperbaikinya dengan membaca-membaca lagi.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Trus, nilai siswa yang kurang, mungkin dari pembelajaran yang harus menarik ya.

Dengan pembelajaran menarik, siswa akan senang, setelah itu nilainya akan baik,”

ungkap guru dengan sabar. “Menurut ibu, bagaimana pembelajaran menulis berita

yang benar?” “Ya…mengajarkan dan membimbing siswa menuliskan sebuah

informasi menjadi berita. Bukan menulis kembali berita yang dibaca,” ungkap

guru mengakui kesalahannya.

Dari tiga cara yang dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan

guru tersebut, didapatkan simpulan sebagai berikut. Pertama, kesalahan fatal yang

dilakukan guru adalah kesalahan konsep pembelajaran menulis berita. Kreativitas

guru dalam pembelajaran dinilai kurang. Kreativitas yang kurang ini ditinjau dari

metode yang digunakan guru kurang diminati oleh siswa. Guru kurang mampu

memunculkan pembelajaran yang inovatif sehingga ketertarikan siswa dalam

pembelajaran menulis kurang dan akhirnya kemampuan berbahasanya rendah.

Guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran, hanya saja saat

menjelaskan materi, guru tidak menggunakan media untuk merangsang minat

siswa. Guru kurang memberikan sentuhan yang menarik pada pembelajaran. Guru

cenderung menerangkan dengan cara ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan

berdampak tidak memperhatikan pelajaran. Siswa hanya diberikan teori-teori

tentang menulis. Praktik menulisnya pun dilakukan secara individu, tanpa ada

tindak lanjut dari guru.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Permasalahan Siswa

Sama halnya dengan cara mengetahui permasalahan yang dihadapi guru

dalam pembelajaran menulis berita, ada tiga cara untuk mengetahui permasalahan

siswa. Ketiga cara tersebut ialah mengobservasi pembelajaran secara langsung,

wawancara dengan guru, dan wawancara dengan siswa. Pendeskripsian

permasalahan siswa ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kurangnya

kemampuan siswa dalam menulis berita dan dapat mengetahui cara

pemecahannya.

Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pratindakan, diketahui bahwa

siswa cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh

beberapa hal. Penyebab pertama ialah, di awal pembelajaran guru menerangkan

materi dengan ceramah. Hal ini berdampak siswa merasa bosan. Penyebab kedua

adalah kegiatan yang dilakukan siswa bukan menulis berita, melainkan

mendengar pembacaan berita, lalu menuliskan berita tersebut dengan bahasa

sendiri. Kemampuan siswa dalam menulis berita kurang digali lebih jauh oleh

guru, sehingga siswa tidak benar-benar praktik menulis berita. Penyebab ketiga

ialah kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap pembelajaran. Siswa banyak

yang melakukan kegiatan di luar kegiatan menulis berita, seperti bermain lempar

kertas atau mengobrol.

Wawancara dengan guru dilaksanakan Jumat, 24 Februari 2012 selepas

pembelajaran pratindakan pertemuan kedua dilaksanakan. Menurut guru, siswa

mengalami permasalahan dalam menulis berita. Ada dua faktor utama yang

menjadi masalah pada siswa. Faktor pertama ialah kurangnya konsentrasi siswa

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dalam pembelajaran. Siswa berbicara sendiri, bermain, dan juga mengajak bicara

temannya. Kurangnya konsentrasi siswa ini disebabkan oleh faktor yang kedua,

yaitu kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis berita. Namun, guru

juga tidak memungkiri bahwa salah satu penyebab kurangnya minat siswa adalah

metode yang digunakan guru kurang menarik.

Cara yang ketiga untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa

ialah berdialog langsung dengan siswa. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi

siswa, tiga pertanyaan pokok diberikan kepada perwakilan siswa, yakni Wisnu

dan Putri. Empat pertanyaan tersebut ialah (1) Bagaimana pendapat siswa tentang

pembelajaran menulis berita? (2) Apa saja kendala yang dihadapi siswa dalam

menulis berita? dan (3) Bagaimana memecahkan kendala tersebut?

Wisnu, salah satu siswa yang diajak berdialog, mengemukakan bahwa

pembelajaran yang telah dilaksanakan bukan menulis berita. Melainkan pelajaran

menuliskan kembali berita yang dibaca Putri dan Vidi. Siswa menuliskan kembali

berita yang ada di koran dengan bahasa sendiri. Putri menambahkan, “Kan itu

dijadikan PR, Bu. Saya dapat mencari berita itu di rumah. Saya mengerjakan PR

itu dengan membaca lagi berita di koran. Rasanya kurang tertantang, Bu!” “Baik.

Kalau begitu, apa kendala yang kalian hadapi dalam melakukan kegiatan

tersebut?” “Kalau saya ya itu tadi, kurang tertantang. Jadinya ndak tertarik, Bu,”

jelas Putri.”Kalau kamu, Wisnu?” Wisnu tersenyum lebar sebelum menjawab

pertanyaan tersebut, “Kalau saya males. Sama kayak Putri, kurang tertarik.”

“Kalau memang kurang tertarik, bagaimana cara mengatasinya Wis? Put?” “Kalau

menurut saya ya pelajarannya dibuat lebih menarik. Misalnya tidak melulu

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

ceramah. Medianya juga yang menarik, jangan yang bisa dicari siswa, ya kan

Put?” Wisnu bertanya kepada Putri untuk meyakinkan jawabannya. “Iya,” Putri

mengangguk. “Dan jangan ceramah terus. Dan juga jangan LKS terus yang

dikerjakan. Bosan.” “Iya, jangan LKS terus,” sahut Wisnu lagi. “Atau keluar

kelas. Wawancara. Trus nulis hasil wawancara menjadi berita.” “Iya Wis. Idemu

bagus. Jadi kita ndak bosen di kelas terus,” Putri memberi dukungan jawaban

Wisnu. “Hem, ide yang bagus Wis. Nanti saya sampaikan kepada guru kalian,

agar pembelajaran selanjutnya lebih menarik. Terima kasih, ya.” “Iya, Bu” jawab

keduanya serentak.

Dari ketiga cara menggali informasi didapatkan bahwa hal utama

penyebab permasalahan yang muncul pada siswa adalah kurangnya minat siswa

untuk belajar menulis berita. Siswa kurang aktif dan cenderung acuh dengan

kegiatan menulis berita. Perhatian mereka kurang terpusat dalam satu hal, yakni

kegiatan menulis berita.

3. Menyusun Rancangan Pembaharuan Pembelajaran Menulis Berita

Dari deskripsi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa, dapat

diketahui bahwa faktor utama yang membuat tujuan pembelajaran menulis berita

belum tercapai ialah metode yang digunakan oleh guru kurang menarik, sehingga

membuat siswa tidak fokus dengan kegiatan pembelajaran. Metode yang baik

akan berjalan dengan lancar bila didukung dengan penggunaan media

pembelajaran yang sesuai. Dengan kolaborasi kedua hal tersebut secara apik,

yakni metode dan media, akan membuat siswa tertarik dan terpusat perhatian pada

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pembelajaran yang disampaikan. Selain itu, pembelajaran yang lebih berpusat

pada siswa dengan menekankan keaktifan siswa untuk terjun langsung ke

lapangan akan membuat siswa bersemangat menggali pengetahuannya tentang

pembelajaran yang dia hadapi.

Dari uraian di atas, jalan keluar yang harus diambil sebagai sebuah upaya

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis berita salah satunya dengan

menggunakan metode pengajaran berbasis masalah (problem based instruction).

Dipilihnya metode tersebut dengan mempertimbangkan kondisi dan sikap siswa

yang kurang optimal dalam mengikuti proses pembelajaran menulis berita. Selain

itu, guru masih menekankan ceramah yang membosankan dan mengerjakan LKS

dalam pembelajaran. Sikap guru yang demikian, membuat siswa masih

diperlakukan sebagai objek bukan subjek dalam pembelajaran. Metode pengajaran

berbasis masalah diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam

poses pembelajaran menulis berita.

Selain penerapan metode pengajaran berbasis masalah, upaya perbaikan

juga didukung dengan penggunaan media yang mampu membuat siswa tertarik

dan akhirnya kemampuan siswa meningkat. Media yang digunakan untuk

mendukung pembelajaran menulis berita ialah media gambar. Pemilihan media ini

didasarkan pada ketertarikan siswa untuk mengamati lebih teliti sesuatu yang akan

digali. Dengan ditampilkan sebuah gambar, diharapkan sifat ingin tahu siswa

terangsang. Dengan terangsangnya rasa ingin tahu tersebut, siswa akan lebih

bersemangat dalam menggali informasi untuk ditulis menjadi sebuah berita.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Untuk mewujudkan upaya tersebut, terlebih dahulu diadakan diskusi

dengan guru tentang metode PBM (Pengajaran Berbasis Masalah) dan

penggunaan media gambar. Hal ini dilakukan agar guru dapat memahami metode

PBM yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis berita. Guru bahasa

Indonesia Kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan ini menanggapinya secara

positif. Selanjutnya, disepakati untuk menerapkan metode PBM dan

menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi

menulis berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan. Proses

pembelajaran dengan metoe PBM dan media gambar ini lebih mengoptimalkan

keaktifan siswa dan membekalinya dengan rasa saling membutuhkan dalam

kelompok, rasa ingin tahu yang tinggi, tanggung jawab kelompok maupun

individu, dan kekreativitasan siswa untuk mengembangkan kerangka berita

berdasar informasi sehingga menjadi berita.

Setelah kesepakatan terjadi, diadakan persamaan persepsi antara peneliti

dan guru mengenai sintak pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran

berbasis masalah. Persamaan persepsi ini ditujukan agar guru mampu menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi menulis berita. Rencana

pelaksanaan pembelajaran atau RPP ini sebagai pedoman untuk melaksanakan

tindakan dalam pembelajaran menulis berita bagi guru. Secara garis besar,

kegiatan yang akan dilaksanakan siswa dalam RPP yang telah disusun guru

terbagi menjadi dua pertemuan, dan masing-masing pertemuan terdiri dari

kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kegiatan awal pertemuan pertama terdiri dari siswa menjawab pertanyaan

guru tentang pengertian berita dan pengetahuan menulis berita. Kegiatan inti

dalam pertemuan pertama terdiri dari delapan kegiatan. Kedelapan kegiatan

tersebut ialah (1) siswa memperhatikan sedikit penjelasan guru tentang macam-

macam berita dan contohnya, (2) siswa mengamati contoh yang diberikan guru,

(3) siswa bertanya kepada guru bila belum jelas, (4) siswa membentuk kelompok

yang terdiri dari 5 siswa, sehingga dalam satu kelas ada empat kelompok, (5)

siswa mengamati gambar yang diberikan oleh guru secara berkelompok, (6)

masing-masing kelompok menentukan topik permasalahan dan judul berita yang

akan diangkat, (7) masing-masing kelompok mendiskusikan kerangka berita yang

akan ditulis, dan (8) masing-masing kelompok membacakan kerangka yang telah

dibuat, kelompok lain memberi tanggapan. Kegiatan akhir pertemuan pertama

terdiri dari siswa bertanya bila belum mengerti dan siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan pertama merupakan langkah awal penanaman pengetahuan

menulis berita. Praktik dan bukti nyata menulis berita dilaksanakan pada

pertemuan kedua. Kegiatan awal pertemuan kedua lebih diutamakan untuk

menggali pengetahuan yang telah tertanam di pertemuan pertama sebelumnya.

Kegiatan inti pertemuan kedua ialah mengembangkan kerangka berita yang telah

dibuat dengan cara mencari informasi-informasi untuk memecahkan masalah.

Setelah informasi terkumpul, menulis berita. Berita yang telah ditulis akan

disunting oleh teman, diperbaiki setelah disunting, dan akhirnya dipajang di

majalah dinding kelas. Kegiatan akhir pertemuan kedua, hampir sama dengan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kegiatan akhir pertemuan pertama, yakni siswa bertanya bila belum mengerti dan

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Inti dari pembelajaran menulis berita yang dirancang tersebut,

menekankan siswa sebagai subjek bukan objek. Selain merancang kegiatan apa

saja yang akan diberikan kepada siswa, guru juga merancang penilain outentik

menulis berita. Dengan merancang sistem penilaian yang autentik, diharapkan

kemampuan menulis berita siswa akan benar-benar terukur.

Rancangan tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan dua kali

pertemuan tiap siklusnya. Setiap akhir siklus selalu dikaji peneliti dan guru bahasa

Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan Ngawi sebagai langkah refleksi.

Dari hasil pengkajian dan refleksi, disusun revisi rancangan tindakan sesuai

dengan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus sebelumnya.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing

siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hal ini dikarenakan, materi menulis berita

memiliki bobot empat jam pelajaran. Masing-masing siklus terdiri dari empat

tahapan, yakni (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada

Rabu, 14 Maret 2012 pukul 09.45 sampai dengan 11.05 di kelas VIII A SMP N 1

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Mantingan di lantai dua. Pertemuan kedua dilaksanakan Jumat, 16 Maret 2012

ditempat yang sama. Dalam siklus ini, siswa lebih berperan aktif untuk

menuliskan sebuah berita. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar yang

menjadi sumber masalah, berpikir aktif dalam memecahkan masalah, dan

akhirnya mampu menuliskan sebuah berita dari informasi yang dikumpulkan

siswa.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi empat kegiatan utama.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) merancang skenario pembelajaran, (2)

menyusun RPP, (3) mempersiapkan media pembelajaran, dan (4) instrument

penelitian. Awal kegiatan perencanaan tindakan siklus I ialah merancang skenario

pembelajaran. Skenario ini didiskusikan antara peneliti dan guru Bahasa

Indonesia. Hal ini bertujuan agar terbentuknya kesepakatan dan kesepahaman

tentang pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah

dan penggunaan media gambar, sehingga tidak terjadi salah konsep seperti saat

kegiatan prasiklus.

Kegiatan diskusi perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan Kamis, 1

Maret 2012 di ruang Tata Usaha SMP Negeri 1 Mantingan. Kegiatan diskusi

tersebut merumuskan garis besar langkah-langkah pembelajaran atau skenario

pembelajaran. Kegiatan diskusi untuk merumuskan skenario pembelajaran

berlangsung selama dua jam.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Setelah skenario dirumuskan secara bersama, guru mempunyai tanggung

jawab untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi menulis

berita. Penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru haruslah sejalan dengan

skenario yang telah dibahas bersama oleh guru dan peneliti. RPP berhasil disusun

guru Selasa, 6 Maret 2012. Penyususnan RPP oleh guru, diiringi dengan

pembuatan media gambar sebagai penunjang proses pembelajaran menulis berita.

Guru memilih menggunakan potret yang dicetak di kertas manila berukuran A4.

Gambar tersebut dibingkai dengan kertas hitam dan dilaminating. Ukuran gambar

yang besar bertujuan agar siswa jelas dalam mengamatinya. Gambar yang

digunakan oleh masing-masing kelompok berbeda-beda. Satu kelas terdiri dari

empat kelompok, sehingga gambar yang digunakan ada empat. Gambar pertama

ialah gambar penjual pentol yang sering mangkal di pagar SMP Negeri 1

Mantingan. Gambar kedua ialah halaman sekolah yang penuh dengan sampah.

Gambar ketiga siswa yang di hukum saat upacara bendera. Gambar keempat ialah

gambar ruangan kelas yang rusak. Pemilihan keempat gambar tersebut didasari

oleh keadaan yang sebenarnya di SMP Negeri 1 Mantingan. Hal ini bertujuan agar

siswa mampu menuliskan berita yang akurat dan riil karena informasi dapat

diperoleh langsung dari sumbernya di sekolah.

Kegiatan terakhir ialah menyusun dan mempersiapkan instrumen

penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari tes dan nontes. Instrumen tes

digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita dengan

metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar. Instrumen

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi keaktifan siswa, jurnal refleksi

siswa, dan jurnal refleksi guru.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran.

Pelaksanaan siklus I, baik pertemuan pertama atau pertemuan kedua, disesuaikan

dengan skenario dan RPP yang telah dibuat, yakni kegiatan utamanya ialah siswa

mengamati gambar, menentukan kerangka, mencari informasi, dan menulis berita

dari informasi yang didapat. Pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, terdiri

dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.

1). Pertemuan Pertama Siklus I

Pertemuan pertama dilaksanakan Rabu, 14 Maret 2012. Kegiatan awal

pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan ucapan salam terlebih

dahulu. Siswa menjawab dengan serentak dan bersemangat. Guru bertanya

keadaan siswa dan apakah ada yang tidak masuk hari ini. Semua siswa dapat

mengikuti pelajaran, namun ada dua siswa yang keadaannya kurang sehat karena

belum sarapan. Kedua siswa tersebut adalah Rini dan Siska. Guru berpesan

kepada mereka berdua dan juga kepada siswa yang lain untuk tidak lupa sarapan

sebelum berangkat sekolah. Setelah memberikan pesan, guru berdiri di tengah dan

menanyakan kepada siswa tentang menulis berita. Berikut petikan tanya jawab

yang dilakukan guru dan siswa.

Guru : “Siapa di antara kalian yang pernah menulis berita?”

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Empat siswa mengangkat jari. Keempat siswa tersebut adalah Wisnu,Putri,

Maharlika, dan Rizal. Mereka berempat bersemangat mengacungkan jarinya.

Guru lebih lanjut bertanya.

Guru : “Baik. Yang mengangkat tangan…Kapan terakhir kali

kalian menulis berita?”

Maharlika : “Bulan lalu Bu. Kebetulan saya, Wisnu, Putri dan Rizal

anggota dari mading sekolah, Bu.”

Guru : “Bagus sekali. Kalau yang lainnya? Masak tidak pernah

menulis berita?”

Siswa lain menjawab tidak kompak, cenderung diam dan tidak

berpendapat. Setelah itu, guru memberitahukan kepada siswa bahwa hari ini

mereka akan mempelajari menulis berita. Namun, sebelumnya siswa harus

mengamati gambar dan menyusun kerangka berita.

Masuk ke kegiatan inti, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

pengertian berita dan macam-macam berita. Guru memberikan contoh-contoh,

siswa memperhatikan dengan seksama. Bila penjelasan guru dinilai kurang, siswa

dapat bertanya kepada guru. Namun, dalam siklus I pertemuan pertama ini siswa

tidak ada yang bertanya.

Guru mulai menerapkan metode pengajaran berbasis masalah dan

penggunaan media gambar, sebab keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan

oleh pemilihan metode pembelajaran dan media yang digunakan. Dengan metode

yang inovatif, media yang mendukung pembelajaran, serta penyajian yang

menarik dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar

diharapkan mampu meningkakan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran

menulis berita kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan.

Guru membagi kelompok dalam kelas, yang masing-masing kelompok

terdiri dari lima siswa, sehingga satu kelas terdiri dari empat kelompok.

Pembagian kelompok didasari oleh berbagai hal, yang pertama ialah siswa yang

sudah pernah menulis berita tidak dijadikan satu, siswa yang (cenderung) aktif

tidak dijadikan satu, dan begitu juga sebaliknya. Tempat duduk harus disesuaikan

dengan kelompok masing-masing.

Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru memberikan gambar

yang berbeda pada masing-masing kelompok. Siswa mengamati gambar tersebut

dengan cermat. Pengamatan yang cermat bertujuan agar siswa mampu

menentukan topik permasalahan dan judul yang akan diangkat menjadi sebuah

berita. Topik dan judul berita sudah ditentukan dan disepakati oleh masing-

masing kelompok setelah melakukan diskusi selama + 7 menit.

Topik dan judul sudah ditentukan, dilanjutkan dengan diskusi kerangka

berita yang akan ditulis. Kelompok-kelompok sangat antusias untuk

mendiskusikan kerangka berita yang akan mereka tulis. Namun, ada satu

kelompok yang tidak seantusias kelompok yang lain. Kelompok dua yang

beranggotakan Putri, Nichal, Ayu, Fitri, dan Wahyu kurang bersemangat

berdiskusi. Nichal dan Wahyu tidak ikut berdiskusi melainkan mengganggu Fitri.

Guru menegur Nichal dan Wahyu. Kegiatan diskusi pun kembali berlangsung.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Diskusi untuk merumuskan kerangka berita yang akan ditulis dari gambar

yang diamati berjalan selama + 30 menit. Setelah kerangka disusun rapi oleh

masing-masing kelompok, guru meminta salah satu wakil kelompok membacakan

hasil diskusi mereka. Sedangkan kelompok yang lain mendengarkan dan

memberikan tanggapan atau masukan kepada kelompok yang membacakan

kerangkanya. Namun, tanggapan yang muncul cenderung memuji dan kurang

memberikan konstribusi kepada kelompok lain.

Di kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya bila belum mengerti. Namun, lagi-lagi tidak ada siswa yang bertanya

kepada guru. Guru memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan

siswa pada pertemuan berikutnya. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki

gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan terakhir ialah guru

mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Pembelajaran ditutup dengan salam oleh guru.

2). Pertemuan Kedua Siklus I

Sama halnya dengan pertemuan pertama, pertemuan kedua siklus I terdiri

dari tiga kegiatan pokok, yakni kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir. Pertemuan

kedua dilaksanakan Jumat, 16 Maret 2012 mulai pukul 07.00 – 08.20. Kegiatan

pembelajaran dibuka dengan salam dan berdoa bersama. Kegiatan dilanjutkan

dengan guru memberikan pertanyaan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan pada pertemuan pertama. Siswa antusias menjawab pertanyaan

tersebut, dan akhirnya sedikit gaduh. Guru menenangkan dan menunjuk tiga orang

siswa untuk mengemukakan jawabannya. Setelah siswa menjawab, guru bertanya

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

lagi tentang kesiapan siswa untuk menulis berita. Berikut petikan percakapan guru

dan siswa.

Guru : “Baik. Apakah sekarang kalian siap menulis berita?”

Siswa : “Siap!” (tidak semua siswa menjawab)

Guru : (Mengulang pertanyaan yang sama untuk memancing semangat

siswa). “Apakah sekarang kalian siap menulis berita?”

Siswa : “SIAP!” (Siswa serentak dan bersemangat menjawab

pertanyaan guru).

Kegiatan inti diawali oleh penjelasan guru mengenai bagaimana menulis

berita dan diimbangi dengan contoh-contoh berita. Setelah menjelaskan, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sama dengan pertemuan

pertama, tidak ada siswa yang bertanya kepada guru. Akhirnya, guru meminta

siswa untuk berkumpul lagi dengan kelompoknya, mengamati kembali gambar,

dan mendiskusikan kerangka yang telah dibuat. Guru bertanya apakah masing-

masing kelompok telah yakin dengan kerangkanya, jika sudah yakin dengan

kerangka yang ditulis. Masing-masing kelompok dapat mencari informasi sesuai

dengan kerangka yang telah disepakati. Pencarian informasi dibatasi selama 15

menit. Jadi, setelah 15 menit siswa harus berkumpul lagi di kelas.

Siswa berhamburan keluar kelas. Mereka mencari informasi sesuai dengan

gambar yang mereka dapat dan kerangka yang mereka buat. Waktu yang

diberikan guru hampir habis. Dua kelompok yakni kelompok dua dan tiga, telah

kembali ke kelas dan memulai menulis berita. Kelompok satu kembali tepat 15

menit waktu yang diberikan. Kelompok empat kembali tiga menit lebihnya dari

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

waktu yang telah ditentukan. Semua anggota kelompok menulis berita sesuai

dengan informasi yang didapat.

Guru : “Nah, setelah tadi kalian mengumpulkan informasi, sekarang

kalian menulis berita, ya?”

Siswa : “Iya, Bu!”

Guru : “Kalau sudah selesai, tukarkan dengan teman satu kelompok

kalian berikan masukan, kemudian dari masukan tersebut,

perbaikilah! Paham?”

Siswa : “Paham, Bu!”

Kegiatan menulis berita, memberi tanggapan, dan merevisi kembali

berlangsung selama + 45 menit. Setelah itu, masing-masing anggota kelompok

memamerkan hasil tulisannya di mading kelas. Siswa membaca berita yang ditulis

teman lain dan memberikan komentar terhadap berita tersebut. Guru memberikan

kesempatan kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapat dan penilaian

terhadap berita yang dipajang. Guru memimpin siswa untuk melakukan voting

berita siapa yang paling bagus. Dari hasil voting tersebut, berita yang ditulis oleh

Maharlika lah yang paling baik. Guru mengajak siswa untuk memberikan

penghargaan kepada Maharlika yakni dengan bertepuk tangan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilakukan atau refleksi. Ada lima siswa yang mengemukakan

simpulannya. Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Observasi dan Evaluasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran menulis berita dengan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Mantingan dengan mengambil posisi di dalam kelas. Pembelajaran

siklus I yang berlangsung selama 4 x 40 menit, guru menjelaskan pengertian

berita, macam-macam berita, dan contoh berita, serta dilanjutkan dengan

bagaimana menulis berita.

Pembelajaran siklus I pertemuan pertama difokuskan agar siswa mampu

menentukan topik berita, judul berita, dan menuliskan kerangka berita terlebih

dahulu sebelum menuliskan berita. Pembelajaran siklus I pertemuan kedua

difokuskan agar siswa mencari informasi yang akurat dan akhirnya

mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah berita. Pada siklus I, siswa

belum terbiasa menerima pembelajaran dengan metode pengajaran berbasis

masalah dan penggunaan media gambar, sehingga aktivitas kelompok yang

diharapkan belum terwujud. Sebagian siswa saat melaksanakan diskusi kelompok

hanya mendengarkan saja, atau bahkan ada yang bermain sendiri, tidak mau ikut

berpartisipasi. Siswa yang tidak mau ikut berpartisipasi tersebut hanya

menggantungkan hasil pekerjaan teman yang lebih pandai. Keaktifan siswa dalam

diskusi kelompok dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti saat pembelajaran

menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar.

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut dapat dijelaskan keaktifan

siswa dalam pembelajaran menulis berita. Siswa cukup baik dalam memerhatikan

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

penjelasan guru dan gambar yang mereka dapat. Siswa termotivasi untuk

memperhatikan gambar dengan seksama. Siswa kurang bersemangat dalam

bekerjasama untuk mendiskusikan topik dan kerangka berita secara berkelompok.

Ada dua siswa dalam satu kelompok yang kurang mampu bekerja sama, mereka

mengganggu teman lain dalam kelompoknya. Kegiatan pencarian informasi ke

sumber yang ada di sekitar sekolah, siswa antusias ke luar kelas, namun kurang

antusias untuk mengumpulkan informasi. Sehingga, informasi yang didapat oleh

masing-masing kelompok kurang lengkap. Saat mengembangkan kerangka

menjadi sebuah berita dari informasi yang mereka cari, siswa kondusif dan

tenang. Hanya ada tiga siswa yang bingung sendiri dan kurang berkonsentrasi

untuk menulis berita. Kegiatan yang sama sekali tidak dilaksanakan oleh siswa

ialah bertanya bila belum mengerti. Kesempatan yang diberikan oleh guru, sama

sekali tidak dimanfaatkan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas. Di akhir

pembelajaran, lima siswa antusias dan termotivasi untuk menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Selain pengamatan terhadap masing-masing siswa dalam kelas,

pengamatan juga dilaksanakan dalam kegiatan kelompok. Lima kegiatan pokok

yang menjadi pedoman peneliti untuk mengobservasi empat kelompok di kelas

VIII A dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan pertama ialah pramenulis.

Keempat kelompok mampu menentukan topik dan judul berita yang akan ditulis

berdasar permasalahan yang disajikan oleh guru melalui gambar. Setelah

menentukan topik dan judul, masing-masing kelompok juga mampu merumuskan

kerangka berita yang berupa pertanyaan-pertanyaan 5W dan 1H. Kegiatan kedua

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

yang diamati dalam pembelajaran tersebut ialah menulis berita. Kegiatan menulis

berita diawali dengan pengumpulan informasi ke sumber yang ada di sekitar

mereka. Siswa antusias ke luar kelas, namun kurang antusias untuk

mengumpulkan informasi. Sehingga, informasi yang didapat oleh masing-masing

kelompok kurang lengkap. Setelah mengumpulkan informasi, masing-masing

siswa dalam kelompok mengembangkan kerangka menjadi berita. Kegiatan ketiga

ialah mendiskusikan isi berita. Siswa dalam kelompok saling menukarkan berita

yang sudah ditulis, membaca, dan memberikan komentar terhadap berita yang

telah ditulis temannya. Pemberian komentar masih belum mendalam dan kurang

memberikan konstribusi positif terhadap teman yang lain, sehingga siswa kurang

mampu merevisi isi berita berdasarkan komentar teman.

Kegiatan keempat ialah mengedit. Kegiatan ini terdiri dari (1) Apakah

siswa mengidentifikasi kesalahan bahasa dan ejaan dalam berita sendiri atau

teman? (2) Apakah siswa memperbaiki berita sendiri dari segi bahasa? dan (3)

Apakah siswa memperbaiki berita sendiri dari segi ejaan? Dari hasil pengamatan,

siswa dalam kelompok kurang mampu bekerja sama dan memberikan masukan

kepada teman yang lain. Hal ini mengakibatkan, kesalahan bahasa dan ejaan

kurang disoroti dalam siklus I ini. Siswa tidak memperhatikan berita dari segi

bahasa dan ejaan, sehingga diakhir kegiatan menulis berita masih banyak terdapat

kesalahan dari segi bahasa dan ejaan.

Kegiatan terakhir ialah mempublikasikan. Siswa sangat antusias untuk

mempublikasikan berita yang telah mereka tulis. Mereka mempublikasikan

dengan cara memajang di mading kelas. Setelah dipajang, semua siswa

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menentukan berita siapa yang paling bagus, baik dari segi isi, bahasa, dan ejaan.

Akhirnya, berita milik Maharlika lah yang menjadi berita terbaik untuk siklus I.

Selain dari observasi saat pembelajaran, kemampuan menulis berita juga

dapat dilihat dari jurnal refleksi siswa dan guru. Berdasar jurnal refleksi siswa

pada siklus I, siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan sudah mulai

memahami pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis

masalah dan penggunaan media gambar. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya

hasil akhir pembelajaran menulis berita siklus I bila dibandingkan prasiklus. Nilai

rata-rata pada siklus I lebih tinggi dari pratindakan. Berdasarkan jurnal refleksi

guru dalam pelaksanaan siklus I, penerapan metode pengajaran berbasis masalah

dan penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis berita belum berjalan

seoptimal mungkin. Dapat dikatakan demikian, karena masih ada siswa yang

belum aktif dalam mencari informasi untuk mengembangkan kerangka berita dan

masih ada yang kurang mampu menulis berita. Hal ini berpengaruh pada nilai

akhir pembelajaran menulis berita yang belum mencapai KKM yang telah

ditentukan. Adapun dari hasil pekerjaan siswa tersebut dapat diidentifikasi sebagai

berikut. Rata-rata nilai siswa dalam kegiatan menulis berita masih di bawah KKM

yakni 73,4. Nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 82. Hasil distribusi frekuensi nilai

siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 2. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Berita Siklus I

Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

81 – 84 2 10

75 – 80 8 40

71 – 74 6 30

65 – 70 4 20

Jumlah 20 100

Nilai akhir siklus I mengalami peningkatan. Bila dalam kegiatan

pratindakan, hanya ada empat siswa yang telah memenuhi KKM, siklus I ada

delapan siswa yang sama atau lebih dari KKM yang telah ditentukan. Empat

siswa merupakan siswa yang sama dengan pembelajaran pratindakan. Siswa yang

dinyatakan tuntas dalam menulis berita siklus I sesuai kriteria penilaian sebesar

50% sejumlah 10 siswa. Sedangkan siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam

menulis berita sesuai kriteria penilaian sebesar 50% sejumlah 10 siswa.

Dari hasil siklus I, kemampuan menulis berita siswa sudah mengalami

kenaikan bila dibandingkan dengan keadaan saat pratindakan. Nilai rata-rata

pratindakan 67,4 dan siklus I mencapai 73,4. Selain dari rata-rata nilai yang

meningkat, jumlah siswa yang telah tuntaspun mengalami peningkatan. Pada

siklus I ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai sama atau di atas

KKM (75) dari 6 siswa (30%) menjadi 10 siswa (50%) dari 20 siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Mantingan. Kenaikan mencapai 20%. Untuk lebih jelas dapat

digambarkan dalam diagram berikut:

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I

Gambar 6. Diagram Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Berita Siklus I

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Proses pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis

masalah dan penggunaan media gambar pada siklus I dilaksanakan Rabu, 14

Maret 2012 dan Jumat, 16 Maret 2012 berjalan dengan lancar. Pembelajaran

50%

50%

Tuntas

Belum Tuntas

82

65

73.4

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menulis berita mengalami peningkatan dalam segi proses dan hasilnya. Hal

tersebut merupakan kelebihan dari pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan

dengan menerapkan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:

1) Guru mulai mampu menerapkan metode pengajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran menulis berita

2) Guru menggunakan media gambar yang dipersiapkan sendiri dalam

pembelajaran menulis berita

3) Nilai akhir siswa mengalami peningkatan dari pratindakan ke siklus I

Namun ada beberapa hal dianggap masih menjadi faktor kurang

tercapainya KKM, karena rata-rata nilai yang didapat ialah 73,4. Beberapa hal

tersebut ialah sebagai berikut:

1) Siswa masih mengalami kesulitan dalam mencari informasi untuk

mengembangkan kerangka berita dengan baik.

2) Guru belum sepenuhnya mampu menguasai kelas, sehingga dalam kegiatan

kelompok belum tertib dan masih gaduh, serta kondisi kelas menjadi kurang

terkontrol.

3) Siswa juga kurang serius dan kurang berperan aktif dalam kegiatan

berkelompok.

4) Sebaiknya saat menerangkan, guru tidak hanya berdiri di tengah, tetapi juga

berkeliling ke belakang. Begitu juga saat siswa menulis berita, guru

seharusnya memantau lebih dekat kegiatan siswa.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

5) Siswa sama sekali tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh guru

untuk bertanya hal yang belum mereka mengerti.

6) Nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang telah ditentukan.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran menulis berita belum dapat terpenuhi. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran menulis berita perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan

mengkaji ulang rancangan pembelajaran menulis berita sesuai dengan

permasalahan pada siklus I.

2. Siklus II

Sama dengan siklus I, siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama pada Jumat, 18 Mei 2012 pukul 07.00 sampai dengan 08.20 di

kelas VIII A SMP N 1 Mantingan di lantai dua. Pertemuan kedua dilaksanakan

Rabu, 23 Mei 2012 ditempat yang sama. Dalam siklus ini, siswa lebih berperan

aktif untuk menuliskan sebuah berita. Guru mengajak siswa untuk mengamati

gambar yang menjadi sumber masalah, berpikir aktif dalam memecahkan

masalah, dan akhirnya mampu menuliskan sebuah berita dari informasi yang

dikumpulkan siswa.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi lima kegiatan utama.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) mengevaluasi ulang kekurang-kekurang

siklus I, (2) merancang skenario pembelajaran, (3) menyusun RPP, (4)

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

mempersiapkan media pembelajaran, dan (5) instrument penelitian. Kekurangan-

kekurang yang muncul di siklus I dikaji dan dievaluasi untuk menemukan

pemecahannya. Selanjutnya, kegiatan perencanaan tindakan siklus II ialah

merancang skenario pembelajaran berdasar evaluasi yang telah dilakukan pada

siklus I. Skenario ini didiskusikan antara peneliti dan guru Bahasa Indonesia

dengan tujuan agar terbentuknya kesepakatan dan kesepahaman tentang

pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan

penggunaan media gambar yang baik, sehingga kekurangan-kekurangan yang

muncul di sikus I tidak terulang lagi.

Kegiatan diskusi perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan Minggu, 22

April 2012 di rumah Bu Anik, desa Sambirejo Kecamatan Mantingan. Kegiatan

diskusi tersebut merumuskan garis besar langkah-langkah pembelajaran atau

skenario pembelajaran. Kegiatan diskusi untuk merumuskan skenario

pembelajaran berlangsung selama tiga setengah jam. Mulai pukul 09.00 sampai

12.30.

Setelah skenario dirumuskan secara bersama, sama halnya dengan siklus I,

guru bertanggung jawab untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) materi menulis berita serta diimbangi dengan pembuatan media gambar.

Penyusunan RPP dan media yang dilakukan oleh guru haruslah sejalan dengan

skenario yang telah dibahas bersama oleh guru dan peneliti. Jumat, 25 April 2012,

RPP dan media berhasil disusun guru. Guru membuat empat media gambar yang

berbeda. Gambar yang dibuat oleh guru sebagai media, nantinya akan digunakan

oleh masing-masing kelompok berbeda-beda. Satu kelas terdiri dari empat

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

kelompok, sehingga gambar yang digunakan ada empat. Pemilihan keempat

gambar tersebut didasari oleh keadaan yang sebenarnya di SMP Negeri 1

Mantingan agar siswa mampu menuliskan berita yang akurat dan riil karena

informasi dapat diperoleh langsung dari sumbernya di sekolah.

Kegiatan terakhir dalam perencanaan siklus II ialah menyusun dan

mempersiapkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari dua, yakni

tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa

dalam menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan

penggunaan media gambar. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman

observasi keaktifan siswa, jurnal refleksi siswa, dan jurnal refleksi guru.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang terdiri dari dua jam

pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pertemuan pertama siklus II

dilaksanakan Jumat, 18 Mei 2012 dan pertemuan kedua Rabu, 23 Mei 2012.

Pelaksanaan siklus II yang teridiri dari dua pertemuan disesuaikan skenario dan

RPP yang telah dibuat dengan kegiatan utamanya adalah siswa mengamati

gambar, menentukan kerangka, mencari informasi, dan menulis berita dari

informasi yang didapat. Tiga kegiatan utama dalam siklus II, baik pertemuan

pertama dan kedua ialah kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.

1). Pertemuan Pertama Siklus II

Pertemuan pertama dilaksanakan Jumat, 18 Mei 2012. Kegiatan

pertemuan pertama diawali guru membuka pelajaran dengan ucapan salam. Siswa

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

menjawab dengan serentak. Guru bertanya keadaan siswa. Semua siswa

menjawab dengan semangat, “Baik Bu….”. Setelah menyapa siswa, guru berdiri

di tengah dan menanyakan kepada siswa tentang menulis berita. Berikut petikan

tanya jawab yang dilakukan guru dan siswa.

Guru : “Baik, bulan Maret lalu kita telah melakukan kegiatan

menulis berita. Nah, apakah setelah pembelajaran itu ada

yang menulis berita lagi?”

Siswa menjawab bahwa mereka tidak menulis berita lagi. Namun, ada dua

siswa yang menjawab dengan diberi tambahan. Kedua siswa tersebut adalah Adi

dan Maharlika.

Maharlika : “Tidak pernah, Bu. Tapi kalau membaca berita di koran

sering”.

Adi : “Iya, Bu. Kalau menulis tidak pernah lagi. Tapi kalau

membaca atau melihat berita sering”.

Guru : “Baiklah. Kalau begitu, hari ini kita akan belajar

menulis berita. OK?”

Siswa : “OK, Bu!”

Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pengertian berita dan

macam-macam berita merupakan awal kegiatan inti. Guru memberikan contoh-

contoh berita kepada siswa. Siswa memperhatikan dengan seksama. Seorang

siswa bertanya kepada guru, karena kurang jelas. Siswa tersebut adalah Difta.

Difta : “Bu, tanya”.

Guru : “Ya, Dif?”

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Difta : “Kalau gossip di TV itu termasuk berita tidak?”

Adi : “O..biang gossip, Bu!”

Siswa : “Huuu..”

Guru : “Sudah, sudah. Pertanyaan yang bagus, Dif.”

Guru menjawab pertanyaan Difta hingga dia merasa jelas. Setelah

penjelasan dirasa cukup dan tidak ada yang bertanya lagi, pembelajaran

dilanjutkan ke kegiatan berikutnya. Guru membagi siswa menjadi empat

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa. Pembagian

kelompok dilakukan secara acak tidak ada ketentuan.

Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru memberikan media

gambar yang sudah dipersiapkan. Masing-masing kelompok mengamati gambar

dengan cermat. Pengamatan yang cermat bertujuan agar siswa mampu

menentukan topik permasalahan dan judul yang akan diangkat menjadi sebuah

berita. Topik dan judul berita sudah ditentukan dan disepakati oleh masing-

masing kelompok setelah melakukan diskusi kelompok selama + 8 menit.

Topik dan judul berita yang akan ditulis sudah ditentukan. Setelah itu,

dilanjutkan dengan diskusi kerangka berita. Masing-masing kelompok aktif

berdiskusi. Semua kelompok aktif dalam menyumbangkan ide untuk membuat

kerangka berita. Mereka juga merancang lokasi dan siapa saja yang akan mereka

jadikan sumber informasi menulis berita.

Diskusi berjalan selama + 40 menit. Setelah itu, guru meminta wakil

kelompok membacakan hasil diskusi mereka. Kelompok yang lain mendengarkan

dan memberikan tanggapan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

untuk menanggapi satu persatu hasil yang dibacakan. Semua kelompok

mengemukakan pendapatnya.

Di akhir kegiatan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya bila belum mengerti.

Putri : “Bu, kerangka ini langsung dikembangkan jadi berita?”

Guru : “Baik, pertanyaan yang bagus. Begini, ini kan waktunya

sudah habis. Mengembngkan kerangka menjadi berita

kita lakukan bersama-sama pada pertemuan selanjutnya

ya? OK?”

Siswa : “Yah..” (terlihat kecewa).

Guru menjelaskan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa

pada pertemuan berikutnya dengan tujuan agar siswa memiliki gambaran kegiatan

yang akan dilaksanakan. Akhirnya, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pembelajaran ditutup dengan

salam oleh guru.

2). Pertemuan Kedua Siklus II

Sama halnya dengan pertemuan pertama, pertemuan kedua siklus II terdiri

dari tiga kegiatan pokok, yakni kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir. Pertemuan

kedua dilaksanakan Rabu, 23 Mei 2012 mulai pukul 07.00 – 08.20. Guru memberi

salam dan membimbing berdoa bersama di awal pertemuan. Selanjutnya, guru

memberikan pertanyaan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

pada pertemuan pertama. Siswa antusias menjawab pertanyaan tersebut, dan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

akhirnya sedikit gaduh. Guru menenangkan dan meminta siswa yang akan

mengemukakan pendapat tunjuk jari. Lima orang anak mengangkat tangan

mereka.

Guru : “Baik. Kamu Nicha?”

Nicha : “Siap! Kemarin kita diskusi, melihat gambar, trus

menulis kerangka berita”

Putri : (langsung menjawab) “Dan sekarang kita mau nulis

berita…Ya kan, Bu?”

Siswa : “Huuuuu…..”

Guru : “Sudah, sudah…Betul Nicha, betul Putri. Kemarin kita

sudah mengamati gambar, lalu sudah berdiskusi

mengenai judul dan kerangka berita. Nah, sekarang kita

akan mengembangkannya. Kalian siap?”

Siswa : “SIAP!” (Siswa serentak dan bersemangat menjawab

pertanyaan guru).

Kegiatan inti diawali oleh penjelasan guru mengenai bagaimana menulis

berita dan contoh-contoh berita. Guru mengingatkan kembali bahwa berita yang

mereka tulis bersumber dari media gambar yang telah mereka amati. Guru

meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya, mengamati kembali

gambar, dan mendiskusikan lagi kerangka yang telah dibuat. Apakah kerangka

mereka sudah sesuai dengan gambar. Jika belum yakin dengan kerangka yang

ditulis, mereka dapat memperbaikinya. Selama + 10 menit berdiskusi, semua

kelompok yakin. Setelah itu, guru memberikan arahan kepada siswa bagaimana

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

tata cara mencari informasi berita. Tata cara pencarian informasi baik dari sudut

tempat, cara, dan alokasi waktu. Pencarian informasi dibatasi selama 15 menit.

Setelah 15 menit siswa harus berkumpul lagi di kelas.

Siswa berhamburan keluar kelas. Mereka mencari informasi sesuai dengan

gambar yang mereka dapat dan kerangka yang mereka buat. Guru mengamati

siswa dari kejauhan. Semua kelompok kembali tepat 15 menit waktu yang

diberikan.

Guru : “Nah, sudah terkumpulkan informasi untuk berita?”

Siswa : “Sudah, Bu!” (menjawab dengan serentak)

Guru : “Baik, sekarang kalian menulis berita, ya? Semua anak

menulis berita sendiri-sendiri dengan berpedoman

kerangka dan informasi yang telah dibuat.”

Siswa : “Iya, Bu!”

Guru : “Kalau sudah selesai, tukarkan dengan teman satu

kelompok kalian berikan masukan, kemudian dari

masukan tersebut, perbaikilah! Setelah diperbaiki dan

yakin, tempelkan di madding. OK?”

Siswa : “OK, Bu!”

Guru : “Baik, silakan menulis…”

Kegiatan menulis berita, memberi tanggapan, dan merevisi kembali

berlangsung selama + 40 menit. Siswa yang sudah menyelesaikan tulisannya,

langsung menempelkan tulisannya di madding kelas. Setelah semua siswa

menempelkan beritanya, guru menyuruh siswa untuk mengamati dan membaca

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

berita-berita tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk

mengemukakan pendapat dan penilaian terhadap berita yang dipajang. Guru

memimpin siswa untuk menentukan dua berita yang paling baik. Dari hasil

voting, berita yang ditulis oleh Wisnu yang paling baik. Guru mengajak siswa

untuk memberikan penghargaan kepada Wisnu yakni dengan bertepuk tangan.

Semua siswa bertepuk tangan dengan ceria.

Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan. Ada lima siswa yang mengemukakan simpulannya. Guru menutup

pertemuan dengan mengucapkan salam dan memberikan pesan agar siswa tetap

rajin belajar.

c. Observasi dan Evaluasi

Peneliti mengamati jalannya pembelajaran menulis berita dengan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Mantingan dengan menjadi partisipasi aktif dan berada di dalam

kelas. Pembelajaran siklus II yang berlangsung selama 4 x 40 menit, mempelajari

hakikat berita, macam-macam berita, dan contoh berita, serta bagaimana menulis

berita.

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan pertama yang dilakukan siswa

adalah menentukan topik berita, judul berita, dan menuliskan kerangka berita.

Pembelajaran siklus II pertemuan kedua difokuskan agar siswa mencari informasi

yang akurat sehingga mampu mengembangkan kerangka berita yang telah dibuat

menjadi sebuah berita. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran menulis

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media

gambar. Diskusi kelompok sudah berjalan lancar dan semua siswa berperan aktif

di dalamnya. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dapat dilihat dari hasil

pengamatan peneliti saat pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran

berbasis masalah dan penggunaan media gambar.

Dari kegiatan siklus II dapat dijelaskan keaktifan siswa dalam

pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan

penggunaan media gambar. Siswa cukup baik dalam memerhatikan penjelasan

guru dan gambar yang mereka dapat. Siswa termotivasi untuk memperhatikan

gambar dengan seksama. Siswa cukup bersemangat dalam bekerjasama untuk

mendiskusikan topik dan kerangka berita secara berkelompok. Semua anggota

kelompok berperan aktif dalam merumuskan kerangka berita. Kegiatan pencarian

informasi ke sumber yang ada di sekitar sekolah, Siswa sangat antusias ke luar

kelas untuk mengumpulkan informasi. Saat mengembangkan kerangka menjadi

sebuah berita dari informasi yang mereka cari, siswa kondusif dan tenang.

Kesempatan untuk bertanya jika belum mengerti yang diberikan oleh guru

dimanfaatkan oleh empat orang siswa. Di akhir pembelajaran, lima siswa

termotivasi untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pengamatan tidak hanya dilakukan kepada masing-masing siswa tetapi

juga siswa dalam kegiatan kelompok. Ada lima kegiatan pokok yang menjadi

pedoman peneliti untuk mengobservasi empat kelompok tersebut. Kegiatan

pertama ialah pramenulis. Keempat kelompok mampu menentukan topik dan

judul berita yang akan ditulis berdasar permasalahan yang disajikan oleh guru

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

melalui gambar. Setelah menentukan topik dan judul, masing-masing kelompok

juga mampu merumuskan kerangka berita yang berupa pertanyaan-pertanyaan 5W

dan 1H. Kegiatan kedua yang diamati dalam pembelajaran tersebut ialah menulis

berita. Kegiatan menulis berita diawali dengan pengumpulan informasi ke sumber

yang ada di sekitar mereka. Siswa antusias ke luar kelas untuk mengumpulkan

informasi. Setelah mengumpulkan informasi, masing-masing siswa dalam

kelompok mengembangkan kerangka menjadi berita. Kegiatan ketiga ialah

mendiskusikan isi berita. Siswa dalam kelompok saling menukarkan berita yang

sudah ditulis, membaca, dan memberikan komentar terhadap berita yang telah

ditulis temannya. Pemberian komentar cukup baik dan memberikan konstribusi

positif terhadap teman yang lain, sehingga siswa dapat merevisi kesalahan isi dan

tulisan berita berdasarkan komentar teman.

Pedoman kegiatan keempat ialah mengedit. Kegiatan ini terdiri dari (1)

Apakah siswa mengidentifikasi kesalahan bahasa dan ejaan dalam berita sendiri

atau teman? (2) Apakah siswa memperbaiki berita sendiri dari segi bahasa? dan

(3) Apakah siswa memperbaiki berita sendiri dari segi ejaan? Dari hasil

pengamatan, siswa dalam kelompok saling memberikan masukan kepada teman

yang lain. Kesalahan bahasa dan ejaan dalam siklus II sudah diperhatikan oleh

siswa, sehingga diakhir kegiatan menulis berita kesalahan dari segi bahasa dan

ejaan hanya sedikit.

Kegiatan terakhir ialah mempublikasikan. Siswa sangat antusias untuk

mempublikasikan berita yang telah mereka tulis dengan cara memajang di mading

kelas. Siswa juga menghias beritanya dengan gambar yang mereka buat dan pita-

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pita kecil sehingga terlihat lebih indah. Setelah dipajang, semua siswa

menentukan dua berita yang paling bagus, baik dari segi isi, bahasa, dan ejaan.

Akhirnya, berita milik Maharlika dan Wisnu yang menjadi berita terbaik untuk

siklus II.

Selain dari observasi saat pembelajaran, kemampuan menulis berita dapat

dilihat dari jurnal refleksi siswa dan guru. Siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan sudah mulai memahami pembelajaran menulis berita dengan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar. Hal ini dibuktikan

dengan meningkatnya hasil akhir pembelajaran menulis berita siklus II bila

dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II lebih tinggi dari siklus I yakni

77,2. Berdasarkan jurnal refleksi guru dalam pelaksanaan siklus II, penerapan

metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar dalam

pembelajaran menulis berita berjalan dengan optimal. Siswa aktif dalam

mendengarkan berita, mendiskusikan topik, judul, dan kerangka berita, mencari

informasi, dan mampu menulis berita. Nilai akhir 17 siswa dalam pembelajaran

menulis berita sudah mencapai KKM yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan siswa

tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut. Rata-rata nilai siswa dalam kegiatan

menulis berita sudah memenuhi KKM yakni 77,2. Nilai terendah 69 dan nilai

tertinggi 84. Hasil distribusi frekuensi nilai siswa dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Berita Siklus I

Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

81 - 84 5 25

75 – 80 12 60

71 – 74 2 10

65 – 70 1 5

Jumlah 20 100

Nilai akhir siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Ada 17 siswa

yang telah memenuhi KKM. Delapan siswa merupakan siswa yang sama dengan

pembelajaran siklus I. Siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 85% sesuai dengan

ketentuan SMP Negeri 1 Mantingan.

Kemampuan menulis berita siswa sudah mengalami kenaikan bila

dibandingkan dengan keadaan siklus I. Nilai rata-rata siklus II ialah 77, 25. Selain

dari rata-rata nilai yang meningkat, jumlah siswa yang telah tuntaspun mengalami

peningkatan. Pada siklus II ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh

nilai sama atau di atas KKM (75) dari 10 siswa (50%) menjadi 17 siswa (85%)

dari 20 siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan. Kenaikan mencapai 35%.

Untuk lebih jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut:

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 7. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

Gambar 8. Diagram Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Berita Siklus II

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Secara umum, proses pembelajaran menulis berita dengan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar pada siklus II

berjalan dengan lancar. Pembelajaran menulis berita mengalami peningkatan

85%

15%

Tuntas

Belum Tuntas

84

69 73.4

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus II

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dalam segi proses dan hasilnya. Hal tersebut merupakan kelebihan dari

pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan dengan menerapkan metode

pengajaran berbasis masalah dan penggunaan media gambar. Guru semakin mahir

menerapkan metode pengajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis

berita dan menggunakan media gambar yang dipersiapkan sendiri dalam

pembelajaran menulis berita. Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

Selain itu, siswa juga telah mampu menentukan kerangka berita, mencari

informasi, dan mengembangkan kerangka tersebut dengan menulisnya menjadi

sebuah berita.

Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 77,2. Siswa yang

telah tuntaspun mencapai 85%. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran menulis berita telah terpenuhi. Dengan demikian,

kegiatan pembelajaran menulis berita telah mengalami peningkatan baik dari segi

kualitas proses dan kemampuan menulis berita siswa.

C. Pembahasan

Menulis berita merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa

kelas VIII. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pemilihan metode dalam

mengajar serta penggunaan media pembelajaran yang menarik akan menentukan

berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Guru

harus mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan

akhirnya mampu meningkatkan kemampuan menulis berita siswa. Selain itu,

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

penggunaan media yang kreatif dan inovatif juga akan menambah keberhasilan

pembelajaran.

Tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah pembelajaran

menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah atau problem based

instruction. Selain pemilihan metode, penggunaan media juga mempengaruhi

proses dan hasil pembelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini ialah

media gambar. Pemilihan metode dan penggunaan media tersebut merupakan

upaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam rangka

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita. Peningkatan tersebut

meliputi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil yang dicapai setelah

pembelajaran.

Metode pengajaran berbasis masalah atau problem based instruction dan

media gambar menjadikan siswa lebih aktif dan terlibat langsung dalam

mengamati, mendiskusikan, mencari informasi, dan menulis berita. Metode ini

menekankan agar siswa lebih aktif dan mampu memecahkan masalah yang ada

dengan mandiri. Metode ini menjadikan siswa adalah pelaku utama dalam

pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru, mengamati gambar yang

disediakan, mendiskusikan topik, judul, dan kerangka berita, mencari informasi,

hingga akhirnya mampu menulis berita. Metode ini membuat siswa belajar untuk

mampu menemukan masalah dan memecahkannya, baik secara berkelompok atau

individu. Sedangkan media gambar membantu mempermudahnya dengan

memberikan gambaran nyata kepada siswa.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Metode pengajaran berbasis masalah atau problem based instruction dan

media gambar dalam pembelajaran menulis berita telah dilaksanakan melalui

tindakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan 4 x 40 menit.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis dari siklus I dan siklus II pembelajaran

menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah atau problem based

instruction dan penggunaan media gambar mengalami peningkatan. Peningkatan

mencakup peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan

menulis berita siswa.

1. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Berita

Penerapan metode pengajaran berbasis masalah atau problem based

instruction dan penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis berita

siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan dapat membuat siswa lebih tertarik

dan termotivasi untuk aktif. Siswa lebih bersemangat dalam mendengarkan

penjelasan guru, mendiskusikan kerangka, mencari informasi, dan bersemangat

menulis berita hingga mempublikasikan hasilnya.

Metode baru yang digunakan oleh guru, membuat siswa lebih aktif dalam

menentukan masalah dan menyelesaikannya. Masalah dimunculkan dengan

penggunaan media gambar yang telah disediakan oleh guru. Siswa diajak untuk

menentukan masalah apa saja yang muncul dalam gambar tersebut secara

berkelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Arthur W. Chickering dan Zelda F.

Gamson bahwa salah satu kunci sukses dari tujuh kunci, yakni membuat siswa

saling bekerja sama memecahkan masalah. Adanya timbal balik yang baik

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

antarsiswa akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Namun, pada

awal penelitian, timbal balik antarsiswa belum maksimal. Timbal balik yang

maksimal terlihat di siklus II.

Di siklus I, hanya empat siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

Mereka cenderung ramai dan mengganggu teman yang lain. Namun, siklus II

menunjukkan peningkatan kegiatan berkelompok. Semua anggota kelompok

mampu berperan aktif dalam mendiskusikan, menentukan topik, serta menuliskan

kerangka berita dari gambar yang telah disajikan. Siswa di siklus I cenderung

diam dan tidak bertanya. Siswa siklus II lebih aktif dalam bertanya jika belum

mengerti dan berani mengemukakan pendapat serta penilaiannya terhadap hasil

tulisan teman.

Kegiatan menulis berita siswa siklus I kurang begitu lancar, hal ini

ditunjukkan dengan adanya dua orang siswa yang masih kebingungan untuk

mengembangkan berita dari kerangka dan informasi yang telah mereka buat. Guru

harus menjelaskan ulang agar mereka dapat menulis berita. Ada peningkatan

dalam pembelajaran di siklus II. Semua siswa sudah mampu mengembangkan

kerangka berita menjadi sebuah berita yang utuh tanpa diawali dengan

kebingungan seperti siklus I. Pempublikasian berita yang telah ditulispun

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Di siklus I, siswa hanya

menempel begitu saja hasil tulisannya. Di siklus II, siswa bersemangat untuk

memamerkan hasil tulisannya di mading. Siswa tidak hanya menempel, tetapi

juga menghias berita tersebut.

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Peningkatan tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga terjadi pada guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada pratindakan, guru mengalami kesalahan

persepsi dalam menyampaikan materi menulis berita. Guru tidak memberikan

pelajaran menulis, melainkan memberikan pelajaran menyimak dan menulis berita

yang dibacakan oleh seorang siswa. Kesalahan konsep tersebut mengakibatkan

siswa tidak mendapatkan kemampuan menulis yang diharapkan. Metode yang

digunakan guru adalah metode konvensional. Hanya ceramah, mendengarkan

berita yang dibacakan, menulis kembali berita tersebut, dan mengerjakan LKS.

Selain kesalahan konsep dan pemilihan metode yang kurang tepat, media yang

digunakan guru dinilai kurang sesuai dengan kompetensi dasar menulis berita.

Media yang digunakan adalah koran. Meskipun yang digunakan adalah koran

terbaru, namun dalam mengerjakan tugas menulis kembali berita yang telah

dibacakan, siswa dapat membaca ulang berita tersebut di rumah. Hal tersebut

berdampak, siswa menyepelekan tugas yang diberikan guru dan tidak mengasah

kemampuannya untuk menulis berita.

Penelitian tindakan kelas ini, membantu guru untuk meluruskan konsep

yang salah, memilih metode yang tepat, dan menggunakan media yang sesuai

dalam pembelajaran menulis berita. Metode yang digunakan ialah pegajaran

berbasis masalah atau problem based instruction. Sedangkan media, penelitian ini

menggunakan media gambar. Di siklus I, guru kurang mampu menerapkan

metode pegajaran berbasis masalah atau problem based instruction dalam

pembelajaran menulis berita. Guru kurang mampu membimbing siswa dalam

menemukan dan memecahkan masalah. Namun, guru sudah mampu memberikan

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran meskipun kurang dapat

dimanfaatkan oleh siswa. Media gambar yang disediakan oleh guru juga sudah

dapat dinilai bagus. Media gambar yang digunakan mampu membuat siswa lebih

tertarik dengan pembelajaran menulis berita.

Kemampuan guru menerapkan metode pengajaran berbasis masalah atau

problem based instruction dan menggunakan media gambar dalam pembelajaran

menulis berita mengalami peningkatan di siklus II. Guru telah mampu

menerapkan metode dengan baik, serta menggunakan media dengan optimal.

Guru mampu membimbing siswa menentukan masalah dan memecahkan masalah

dalam menulis berita. Media yang digunakan juga lebih membantu siswa dalam

menulis berita.

2. Peningkatan Kemampuan Menulis Berita

Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan memiliki kemampuan menulis berita yang masih rendah. Hasil akhir

siswa kurang mencapai KKM yang telah ditentukan, yakni 75 dan tuntas klasikal

minimal yakni 75%. Hal ini dapat diketahui dari hasil akhir pratindakan. Nilai

rata-rata kelas adalah 67,4 jauh dari KKM yang telah ditentukan. Hanya 6 siswa

yang telah mencapai ketuntasan. Untuk meningkatkan nilai siswa, baik nilai

individu maupun nilai klasikal, diterapkannya metode pengajaran berbasis

masalah atau problem based instruction dan digunakannya media gambar sebagai

penunjang.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Pada siklus I, jumlah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan yang

mencapai KKM masih belum mencapai 75%. Hanya 10 siswa atau 50% yang

tuntas. Nilai rata-rata kelas juga masih 73,4. Hal ini dapat dimaklumi dikarenakan

siswa dan guru kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan belum terbiasa dengan

metode pegajaran berbasis masalah atau problem based instruction. Namun, hal

tersebut sudah mengalami peningkatan dibandingkan hasil pratindakan.

Karena hasil siklus I yang belum sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran

menulis berita, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II. Siklus II dilaksanakan

dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I. Hasil siklus

II memuaskan. Rata-rata kelas mengalami peningkatan 3,8 menjadi 77,2. Hal ini

berarti rata-rata siklus II telah memenuhi KKM yang telah ditentukan.

Peningkatan yang signivikan terlihat pada hasil ketuntasan klasikal. Siswa yang

tuntas mencapai 85% (17 siswa) atau 35% peningkatan dari hasil siklus I. Di

siklus II, guru dan siswa telah terbiasa dengan metode pegajaran berbasis masalah

atau problem based instruction dan media gambar, sehingga hasil akhir

pembelajaran telah mencapai KKM yang ditentukan. Namun, ada tiga siswa yang

masing berada di bawah nilai KKM.

Di akhir siklus II, dua siswa mendapat nilai di atas 70, di bawah 74, dan

seorang lagi mendapat nilai di bawah 70. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru.

Kelemahan dari tiga siswa ini adalah kurangnya kemampuan untuk memilih kata

dalam menulis sebuah berita. Hal ini sejalan dengan pendapat Mondry (2008:

150) bahwa materi yang menarik akan menjadi tidak menarik jika cara

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

penulisannya kurang menarik, atau sebaliknya. Ketiga siswa perlu diadakan

tindak lanjut, yakni dengan remedial.

Kekurangan yang terjadi di akhir siklus II tersebut tidak mengurangi

keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Keberhasilan penelitian diperoleh

dengan pencapaian tujuan yang telah ditentukan yakni, rata-rata nilai mencapai

75% atau lebih, sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Nilai rata-rata akhir

siklus II mencapai 85%. Untuk memberikan gambaran yang jelas pencapaian hasil

penelitian dapat dilihat melalui diagram berikut.

Gambar 9. Diagram Peningkatan Nilai Akhir Pembelajaran Menulis Berita

67.4

73.4 77.2

80 82 84

64 65 69

6 10

17

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pratindakan Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Jumlah siswa yangtuntas

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Gambar 10. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar

Berdasar diagram di atas, dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran menulis

berita dari pratindakan hingga siklus II mengalami peningkatan. Kenaikan

ketuntasan siklus I dari pratindakan mencapai 20%, yakni dari 30% menjadi 50%.

Kenaikan ketuntasan siklus II dari siklus I juga sebesar 35%. Di siklus II,

ketuntasan klasikal mencapai 85%. Hal ini membuktikan bahwa metode

pengajaran berbasis masalah atau problem based instruction dan penggunaan

media gambar mampu meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII

A SMP Negeri 1 Mantingan.

95% 100% 100%

30%

50%

85%

70%

50%

15%

0%

20%

35%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Pratindakan Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Tuntas

Belum Tuntas

Kenaikan dari SiklusSebelumnya

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan

pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil dua simpulan besar sebagai

berikut.

Pertama, enerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Mantingan dalam pembelajaran menulis berita. Hal ini dapat dilihat dari (a) siswa

semakin aktif dalam mendengarkan penjelakan guru; (b) siswa mampu

menemukan masalah dengan mengamati gambar; (c) siswa mampu memecahkan

masalah dengan mencari informasi dan materi untuk menulis berita; (d) siswa

mampu mengomentari dan mengemukakan pendapat terhadap berita yang ditulis

teman; (e) siswa tidak canggung lagi bertanya bila belum mengerti; dan (f) siswa

mampu menulis berita dengan baik.

Kedua, penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan penggunaan

media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 sebagai berikut. Jumlah siswa tuntas dalam pembelajaran menulis

siswa mengalami peningkatan. Pratindakan berjumlah 6 (30%), siklus I berjumlah

10 (50%), dan siklus II berjumlah 17 (85%). Nilai rata-rata kelas dalam

110

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

pembelajaran menulis berita mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pratindakan

adalah 67,4, siklus I adalah 73,4, dan siklus II adalah 77,2.

B. Implikasi

Penelitian tindakan kelas berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita

dengan Metode Pengajaran Berbasis Masalah dan Penggunaan Media Gambar

Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Mantingan Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012”

yang dilakukan sebanyak dua siklus terbukti telah meningkatkan kemampuan

siswa kelas VIII A dalam menulis berita. Peningkatan tersebut disebabkan oleh

penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan media gambar.

Walaupun pembelajaran yang digambarkan di atas tidak mudah untuk

diciptakan dan dilaksanakan, setidak-tidaknya guru harus dapat memberikan

ruang gerak yang lebih luas demi kepentingan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Hal yang tidak dapat diremehkan bagi perkembangan semangat dan

gairah belajar siswa adalah apakah pada diri guru terlihat adanya suatu sikap yang

memiliki daya tarik. Hal ini dapat terjadi jika guru merasa tergerak berada di

tengah-tengah mata pelajaran tersebut. Contoh sikap yang diperlihatkan oleh

seorang guru memiliki peranan penting. Sebaliknya, guru yang tidak merasa

tertarik dan tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, serta tidak disukai siswa,

akan sukar merangsang timbulnya keinginan siswa untuk mau belajar. Dengan

penyampaian guru yang menarik, maka keaktifan siswa akan meningkat. Begitu

juga sebaliknya.

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Pembelajaran dengan media gambar yang ditetapkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis berita adalah upaya guru untuk memfasilitasi

siswa dalam belajar sehingga siswa tertarik dan akhirnya aktif dalam

pembelajaran. Siswa yang biasanya hanya pasif menerima pelajaran menurut

perintah atau petunjuk guru, berubah menjadi siswa yang aktif menentukan sendiri

bagaimana langkah-langkah menulis berita sesuai dengan gambar yang disajikan

tanpa banyak interversi oleh guru. Dengan demikian, siswa lebih aktif melakukan

praktik menulis berita. Pada akhir pembelajaran, siswa dapat merefleksikan bahwa

menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah dan menggunakan

media gambar bukanlah hal yang mebosankan. Bahkan, siswa semangat dan

bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh positif

terhadap hasil pembelajaran sehingga akan terjadi peningkatan kemaampuan

siswa dalam menulis berita.

Pembelajaran menulis berita dengan metode pengajaran berbasis masalah

dan penggunaan media gambar merupakan pembelajaran yang mengutamakan

kerja sama, diskusi kelompok, saling berpartisipasi, saling berusaha membantu,

saling mendengarkan, saling memuji, saling bertanya, saling memperhatikan

sehingga suasana pembelajaran tampak menyenangkan, tidak membosankan,

belajar dengan bergairah, pembelajaran aktif-responsif, siswa aktif dan kritis, serta

guru kreatif. Mengingat penerapan metode pengajaran berbasis masalah dan

penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa,

maka diharapkan metode dan media tersebut dapat diterapkan di dalam

pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis berita.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

C. Saran

Berdasar dengan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas,

maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Siswa

Siswa hendaknya lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Sikap

aktif akan dapat mempermudah siswa untuk mengikuti pembelajaran yang

berdampak pada kemampuan.

2. Guru

Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam memilih dan menerapkan

metode serta media pembelajaran agar penyampaian pengetahuan kepada

siswa lebih baik dan mudah dipahami. Guru juga disarankan untuk terus

berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi,

menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas sehingga kualitas

pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan

yang dimilikinya.

3. Kepala sekolah

Kepala sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

4. Pihak Lain di Luar Penelitian

Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun sekolah lain. Namun,

penerapannya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi konteks kelas

ataupun sekolah masing-masing. Hal ini karena masing-masing kelas atau

sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.