perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id efek .../efek...senyawa antioksidan alami yang terkandung...

74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEK NEFROPROTEKTOR EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran M. Abdul Basith G0009124 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: ngotuyen

Post on 26-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEK NEFROPROTEKTOR EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum

sanctum) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus

musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

M. Abdul Basith

G0009124

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara tropis dengan potensi vegetasi yang

sangat besar. Beragam vegetasi mulai dari tanaman keras, palawija, bunga,

hingga semak dan rumput yang melimpah dapat dijadikan sebagai tanaman

obat. Berbagai macam penyakit yang sudah tidak dapat disembuhkan melalui

pengobatan alopati (kedokteran), ternyata masih bisa diatasi dengan

pengobatan herba, contohnya kanker dan kelumpuhan. Dari beberapa

pengalaman ditemukan pula bahwa pengobatan dengan herbal lebih efektif

dibanding dengan pengobatan bahan kimia (Utami, 2008).

Salah satu dari tanaman obat yang dapat digunakan khasiatnya ialah

kemangi (Ocimum sanctum). Tumbuhan ini tidak jarang ditemukan pada

hidangan sebagai lalapan di berbagai warung makan sehingga mudah didapat.

Akan tetapi karena bau harumnya, kemangi lebih sering digunakan untuk

mencuci tangan. Padahal, berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Shweta Gupta et al. (2005) telah membuktikan bahwa ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum) mengandung antioksidan. Senyawa antioksidan

alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik

(tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa nitrogen (alkaloid, turunan

klorofil, asam amino, dan amina) dan asam ursolic (Hidayati, 2008).

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dengan mengikat radikal bebas sehingga kerusakan sel akan dihambat

(Winarsi, 2007). Daun kemangi (Ocimum santum) telah banyak dikenal

sebagai tanaman obat karena ekstrak daun kemangi telah diketahui

mempunyai aktivitas anti stres, anti ulserasi, radio protective, anti

peradangan, serta anti bakteria (Prasad V. dan Farhath, 2012).

Parasetamol termasuk obat bebas. Sifat farmakologi yang ditoleransi

dengan baik, sedikit efek samping, dan dapat diperoleh tanpa resep membuat

obat ini dikenal sebagai antipiretik yang umum di rumah tangga (Goodman

dan Gilman, 2008). Peneliti lebih tertarik menggunakan parasetamol yang

akan diiduksi pada mencit sebab parasetamol sering digunakan di masyarakat

yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan penyebab tersering kematian

akibat keracunan (self poisoning) (Neal, 2006). Penggunaan yang mudah

mengakibatkan pasien dapat mengkonsumsi secara berlebihan, penggunaan

parasetamol yang berlebihan akan meningkatkan potensial dari N-asetyl-p-

benzoquinoneimine (NAPQI) yang bersifat radikal bebas sehingga akan

berinterkasi dengan komponen seluler mengakibatkan sel nekrosis (Goodman

dan Gilman, 2008). Toksisitas parasetamol dapat menyebabkan nekrosis

tubulus ginjal (Wilamana dan Gunawan, 2007).

Penelitian tentang daun kemangi di Indonesia masih sangat sedikit

terutama sebagai antioksidan dalam mekanisme nefroprotektor. Berdasarkan

hal tersebut maka peneliti ingin membuktikan apakah ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum) dapat mencegah kerusakan ginjal akibat pemberian

parasetamol dosis toksik.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) memberikan

efek nefroprotektor terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus)

yang diinduksi parasetamol?

2. Apakah peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat

meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus

musculus) yang diinduksi parasetamol?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya efek nefroptotektor ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum) terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus)

yang diinduksi parasetamol

2. Untuk mengetahui ada tidaknya efek peningkatan dosis ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum) dalam meningkatkan daya proteksi terhadap

kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus) yang diinduksi parasetamol.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai ada tidaknya efek nefroprotektor ekstrak daun kemangi

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

(Ocimum sanctum) terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus

musculus) yang diinduksi parasetamol.

b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk

penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi masyarakat untuk menggunakan ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum) sebagai obat alternatif untuk mencegah

kerusakan sel ginjal.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Efek Nefroprotektor Ekstrak Daun Kemangi

(Ocimum sanctum) terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus musculus)

yang Diinduksi Parasetamol

M.Abdul Basith, NIM: G0009124, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Rabu, Tanggal 5 September 2012

Pembimbing Utama Nama : Endang Listyaningsih S., dr., M.Kes NIP : 19640810 199802 2 001 .……………………... Pembimbing Pendamping Nama : Selfi Handayani, dr., M.Kes NIP : 19670214 199702 2 001 .……………………... Penguji Utama Nama : S. Bambang Widjokongko, dr., PHK., M.Pd NIP : 19481231 197609 2 001 ……………………… Anggota Penguji Nama : Ipop Syarifah, Dra., M.Si NIP : 19560328 198503 2 001 ………………………

Surakarta, ...............................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 5 September 2012

M.Abdul Basith

NIM: G0009124

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

M. Abdul Basith, G0009124, 2012. Efek Nefroprotektor Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang diinduksi Parasetamol. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Penggunaan parasetamol sebagai obat analgetik antipiretik dewasa ini semakin meningkat. Parasetamol yang digunakan dengan dosis berlebih dapat menyebabkan efek nefrotoksik. Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mengurangi terbentuknya NAPQI yang dihasilkan metabolisme parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek nefroprotektor dan efek peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ociumum sanctum) terhadap kerusakan sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan the post test only controlled group design. Sampel berupa mencit jantan, galur Swiss webster berumur 2-3 bulan, + 20 gr. Sampel dengan teknik incidental sampling sebanyak 28 ekor dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. Kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan 1 (P1), mencit diberi aquades selama 14 hari. Kelompok perlakuan 2 (P2), mencit diberi ekstrak daun kemangi dosis I selama 14 hari. Kelompok perlakuan 3 (P3), mencit diberi ekstrak daun kemangi dosis II. Parasetamol dosis 0,1 ml/20 gr BB mencit diberikan pada kelompok P1, P2, dan P3 pada hari ke-12, 13, dan 14. Hari ke-15, mencit dikorbankan kemudian ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE). Kerusakan sel ginjal diamati dan dinilai dari gambaran histologis berupa penjumlahan inti piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Data dianalisis dengan menggunakan uji One-Way ANOVA (α = 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons (LSD) (α = 0,05). Hasil Penelitian: Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara keempat kelompok. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara K-P1, K-P2, P1-P2, P1-P3; serta perbedaan tidak bermakna antara K-P3 dan P2-P3. Simpulan Penelitian: Ekstrak daun kemangi dapat mengurangi kerusakan sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol dan peningkatan dosis ekstrak daun kemangi dapat meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel ginjal mencit. Kata kunci: ekstrak daun kemangi, parasetamol, kerusakan sel ginjal

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

M. Abdul Basith, G0009124, 2012. The Nefroprotector Effect of Basil (Ocimum sanctum) leaf extract to Renal Cell Damage of Mice (Mus musculus) which is Induced by Paracetamol. Mini Thesis, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background:. Today, consuming paracetamol as an analgesic antipyretic drugs has increased. Paracetamol which used in inappropriate dose has bad effect to our body, such as nefrotoxic. Basil leaf extract has antioxidant as a protection of free radicals and reducing NAPQI which produced by paracetamol. The objectives of this research are to know the nefroprotector effect and this research will shown the multilevel dose of basil leaf extract as a nefroprotector in the renal cell damage induced by parasetamol. Methods: This was experimental laboratory with the post test only controlled group design. Sample group consisted of male mice Swiss Webster, 2-3 month, + 20 g. Samples divided into 4 groups, each group has seven mice. Mice for control group (K) and the first treatment group (P1) were given aquades for 14 days. The second treatment group (P2) will be given basil leaf extract dose I for 14 days. The third treatment group (P3) will be given basil leaf extract dose II for 14 days. Paracetamol will be given to P1, P2, and P3, with dose 0,1 ml/20 gr weight of mice on the day 12, 13, and 14. Finally on day 15th, mice are sacrificed with neck dislocation then the renal of mice was made preparations with paraffin blocks methods and Hematoxillin Eosin staining. Renal cell damage observed and counted a mount of scored on renal histological karyopyknosis, karyorrhexis, and karyolysis. Data are analized by One-Way ANOVA test (α= 0,05) and continued by Post Hoc Multiple Comparisons test (LSD) (α = 0,05). Results: Result of One-Way ANOVA shown that there was a significant of degree between 4 groups. Result of LSD method there was a significant of degree between K-P1, K-P2, P1-P2, and P1-P3 groups; and also it wasn’t a significant of degree between K-P3 and P2-P3. Conclusion: The basil leaf extracts was able to decrease the renal cell damage of mice and the increase of basil leaf extracts dose followed by the increase of protection effect to the renal cell damaging of mice which is induced by paracetamol. Key words: basil leaf extract, paracetamol, renal cell damage

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, dengan limpahan

rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efek Nefroprotektor Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui kendala dan hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan serta bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM., selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. E. Listyaningsih S., dr.,M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, saran, dan arahan dalam penelitian ini. 4. Selfi Handayani, dr., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukan, saran, dan arahan dalam penelitian ini.

5. S. B. Widjokongko, dr., PHK., M.Pd., selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.

6. Ipop Syarifah, Dra., M.Si selaku Anggota Penguji yang telah berkenan menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.

7. Seluruh Staf Bagian Skripsi (Bu Enny dan Mas Nardi) dan Staf Laboratorium Histologi (Pak Kidi dan Mbak Dewi) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

8. Ibu dan Bapak tercinta dan kakak-kakakku yang saya banggakan (Mas dr.Haris dan Mba dr.Rahmah Latifah) yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi, baik material maupun spiritual.

9. Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini: Mas Zakky, Mas Nadim, Mas Fitra, Mas Basroni, Fadityo, dan teman-teman FK UNS angkatan 2009.

10. Teman-teman keluarga besar Asisten Histologi 2009 FK UNS (Arthes, Agung, Muvida, Putri, Dahniar, Ginong, dan Prisca) atas inspirasinya selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

berkepentingan khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surakarta, 5 September 2012

M Abdul Basith

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA .................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

1. Kemangi (Ocimum sanctum) ............................................. 5

a. Klasifikasi Tumbuhan .................................................... 5

b. Deskripsi .................................................................. ...... 5

c. Manfaat dan Kegunaan ................................................... 8

d. Kandungan Kimia ......................................................... 9

2. Ginjal (Ren) ....................................................................... . 10

a. Fisiologi ........................................................................ . 10

b. Anatomi .................................................................. ....... 11

c. Histologi ........................................................................ 11

3. Parasetamol ......................................................................... 15

a. Farmakodinamik ............................................................ 15

b. Farmakokinetik .............................................................. 16

c. Indikasi .......................................................................... 18

d. Efek Samping ................................................................. 18

4. Mikroskopis Kerusakan Ginjal Setelah Pemberian

Parasetamol Dosis Toksik ................................................... 19

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Mekanisme Perlindungan Esktrak Daun Kemangi (Ocimum

sanctum) terhadap Kerusakan Ginjal Akibat

Induksi Parasetamol ...................................... .................... 21

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 24

C. Hipotesis .......................... ........................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................... 26

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 26

C. Subjek Penelitian ..................................................................... 26

D. Teknik Sampling ..................................................................... . 27

E. Rancangan Penelitian ............................................................... 27

F. Identifikasi Variabel Penelitian................................................. 30

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 30

H. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 34

I. Cara Kerja ................................................................................. 35

J. Teknik Analisis Data Statistik ................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian ................................................................ 44

B. Analisis Data ............................................................................ 50

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 56

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 62

B. Saran ......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Kerusakan Histologis Sel Epitel Tubulus

Proksimal Ginjal pada Masing-Masing Kelompok Mencit ......... 45

Tabel 2. Hasil Tes Normalitas Sebaran Data 4 Kelompok ......................... 51

Tabel 3. Hasil Uji Levene’s Test of Varians................................................ 52

Tabel 4. Hasil Uji One-Way ANOVA ....................................................... 53

Tabel 5. Hasil Uji Post Hoc Multiple Comparasions.................................. 53

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Daun Kemangi (Ocimum sanctum) ..................................... 5

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 24

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian ................................................ 28

Gambar 4. Skema Langkah-Langkah Penelitian .................................... 40

Gambar 5. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kanan Mencit Kelompok Kontrol (K)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 46

Gambar 6. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kiri Mencit Kelompok Kontrol (K)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 46

Gambar 7. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 1 (P1)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 47

Gambar 8. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kiri Mencit Kelompok Perlakuan 1 (P1)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 47

Gambar 9. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 2 (P2)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 48

Gambar 10. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kiri Mencit Kelompok Perlakuan 2 (P2)

dengan Perbesaran 1000 x ...................................................... 48

Gambar 11. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 3 (P3)

dengan Perbesaran 1000 x ....................................................... 49

Gambar 12. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks

Ginjal Kiri Mencit Kelompok Perlakuan 3 (P3)

dengan Perbesaran 1000 x ....................................................... 49

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai Konversi Dosis Manusia ke Hewan

Lampiran 2. Daftar Volume Maksimal Bahan Uji pada Pemberian secara Oral

Lampiran 3. Jumlah Sel Epitel Tubulus Proksimal Ginjal yang Dikelompokkan

Menurut Pola Nuklear Sel Kelompok K dan P1 dengan

Perbesaran 1000 x

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6. Struktur Kimia Zat Aktif Ekstrak daun kemangi (Ocimum

sanctum)

Lampiran 7. Ethical Clearance

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kemangi (Ocimum sanctum)

Gambar 1. Daun Kemangi (Ocimum sanctum)

a. Klasifikasi Tumbuhan

1) Kingdom : Plantae

2) Divisi : Spermatophyta

3) Subdivisi : Angiospermae

4) Kelas : Dicotyledonae

5) Ordo : Tubiflorae

6) Famili : Lamiaceae

7) Genus : Ocimum

8) Spesies : Ocimum sanctum (BPTO, 2004;

Tjitrosoepomo, 2002)

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Deskripsi

Kemangi (Ocimum sanctum) banyak terdapat di Jawa dan

Madura, terutama di pinggiran ladang, sawah kering, juga ditanam di

taman, dan di pinggir jalan, hutan terbuka, padang rumput, liar di

jalanan, terkadang dibudidayakan. Daun kemangi biasanya digunakan

masyarakat sebagai pengobatan muntah- muntah, panu, pelancar air

susu ibu, dan lain sebagainya (Sudarsono et al., 2002).

Tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis ini merupakan

herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak, sangat

harum. Batang pokoknya tidak jelas, berwarna keunguan, dan

berambut atau tidak (Sudarsono et al., 2002).

Kemangi (Ocimum sanctum) berbentuk semak dengan tinggi 30-

150 cm. Daunnya tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul,

tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 14-16 mm, lebar 3-6

mm, tangkai ±1 cm, dan berwarna hijau (Hutapea, 2001). Daun

berhadapan dan tersusun rapi, pangkal daun pasak sampai membulat,

di kedua permukaan berambut halus (Sudarsono et al., 2002)

Bunga kemangi majemuk, berbulu, berbentuk tandan, daun

pelindung berbentuk elips, bertangkai pendek, berwarna hijau,

mahkota berbentuk bulat telur berwarna putih keunguan (Hutapea,

2001). Bunga kemangi tersusun pada tangkai bunga berbentuk

menegak. Bunganya jenis hermafrodit dan sedikit berbau wangi.

Kelopak bunga berbentuk bibir, sisi luar berambut kelenjar, berwarna

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

ungu atau kehijauan, dan ikut menyusun buah. Mahkota bunga

berwarna putih dengan benang sari tersisip di dasar mahkota dan

kepala putik bercabang dua namun tidak sama (Sudarsono et al., 2002)

Buah kemangi berbentuk kotak, tegak, tertekan dengan ujung

membentuk kait melingkar dan berwarna coklat tua. Panjang kelopak

buah 6-9 mm. Biji berukuran kecil, bertipe keras, coklat tua, dan

waktu diambil segera membengkak, tiap buah terdiri dari 4 biji, dan

berwarna hitam. Akarnya tunggang dan berwarna putih kotor

(Hutapea, 2001; Sudarsono et al., 2002).

Daun kemangi secara makroskopis berupa helaian daun bentuk

lonjong, memanjang, bundar, telur, atau bundar telur memanjang,

ujung runcing, pangkal daun runcing atau tumpul sampai membundar,

tulang-tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan

bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus, panjang

daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1 cm sampai 2,5 cm, tangkai daun

berpenampang bundar, panjang 1 cm sampai 2 cm, berambut halus

(Depkes RI, 1995)

Daun kemangi secara mikroskopis pada penampang melintang

melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel

kecil, bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis,

kutikula tipis, dan licin. Pada pengamatan tangensial berbentuk

poligonal, berdinding lurus atau agak berkelok-kelok. Epidermis

bawah terdiri dari satu lapis sel kecil bentuk empat persegi panjang,

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin. Rambut penutup,

bengkok, terdiri dari 1 sel tangkai dan 2-4 sel kepala, bentuk bundar.

Jaringan palisade terdiri dari selapis sel berbentuk silindris panjang

dan berisi banyak butir klorofil. Jaringan bunga karang, dinding

samping lurus atau agak berkelok tipis, mengandung butir klorofil.

Berkas pembuluh tipe kolateral terdapat jaringan penguat, yaitu

kolenkim. Stomata tipe diasitik pada epidermis atas dan bawah

(Depkes RI,1995).

c. Manfaat dan Kegunaan

Daun kemangi (Ocimum sanctum) berkhasiat sebagai pelancar

ASI, sebagai obat penurun panas, dan memperbaiki pencernaan

(Hutapea, 2001). Daun dapat digunakan untuk mengobati demam,

batuk, selesma, encok, urat saraf, air susu kurang lancar, sariawan,

panu, radang telinga, muntah-muntah dan mual, peluruh kentut,

peluruh haid, pembersih darah setelah bersalin, borok, dan untuk

memperbaiki fungsi lambung. Biji digunakan untuk mengatasi

sembelit, kencing nanah, penyakit mata, borok, penenang, pencahar,

peluruh air kencing, peluruh keringat, kejang perut. Akar digunakan

untuk mengobati penyakit kulit. Semua bagian tanaman digunakan

sebagai pewangi, obat perangsang, disentri, dan demam (Sudarsono et

al., 2002).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

d. Kandungan Kimia

Daun kemangi mengandung minyak atsiri dengan eugenol

sebagai komponen utama. Di samping itu juga mengandung flavon

apigenin, luteolin, flavon O-glikosida apigenin 7-O glukoronida,

luteolin 7-O glukoronida, flavon C-glukosida orientin, molludistin dan

asam ursolat (Sudarsono et al., 2002).

Penelitian fitokimia telah membuktikan bahwa pada daun

kemangi (Ocimum sanctum) juga terdapat flavonoid, glikosid, asam

gallic dan esternya, asam caffeic, dan minyak atsiri yang mengandung

eugenol (70,5%) sebagai komponen utama (Sudarsono et al., 2002)

Daun kemangi (Ocimum sanctum) digunakan untuk mencegah

formasi radikal bebas dan telah digunakan dalam pengobatan arthritis,

nyeri otot, dan reumatik. Kandungan utama daun kemangi (Ocimum

sanctum) yang bersifat antioksidatif adalah asam askorbat (Vitamin

C), tokoferol (Vitamin E), b-karotene, b-sitosterol, eugenol, asam

palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat), dan

senyawa nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina)

(Mishra et al., 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Nair dkk

menyebutkan bahwa antioksidan yang terkandung dalam daun

kemangi dapat menghambat peroksidasi lemak (Nair et al., 2009).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Balanehru dan Nagarajan

menyebutkan juga bahwa asam ursolic yang terkandung dalam ekstrak

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat juga menghambat peroksidasi

lemak (Balanehru dan Nagarajan, 1991).

Beberapa bahan kimia yang terkandung pada seluruh bagian

tanaman kemangi di antaranya 1,8 sineol, anthol, apigenin,

stigmaasterol, triptofan, tannin, sterol, dan boron (Hariana, 2007;

Dharmayanti, 2007). Tanaman ini juga mengandung asam askorbat,

asam kafeat, iskulin, histidin, magnesium, dan betasitosterol. Semua

senyawa berkhasiat ini diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan

(Avianto, 2007).

2. Ginjal (Ren)

a. Fisiologi

Ginjal adalah organ vital penting yang berperan sangat penting

dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal

mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam-basa

dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit, dan

nonelektrolit, serta mengeksresi kelebihannya sebagai urin. Ginjal

juga mengeluarkan produk sisa metabolisme (misal, urea, kreatinin,

dan asam urat) dan zat kimia asing (Price dan Wilson, 2006). Senyawa

asing yang dieliminasi ginjal adalah toksin, metabolit obat-obatan, zat

penambah pada makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non

nutrisi lainnya yang berhasil masuk ke dalam tubuh (Sherwood,

2001). Walaupun mempunyai banyak fungsi, fungsi primer ginjal

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstraseluler

dalam batas-batas normal (Price dan Wilson, 2006).

b. Anatomi

Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk kacang yang

terletak di belakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi

kolumna vetrebalis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal

mendapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang masing-

masing masuk dan keluar di cekungan medial ginjal yang

menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang (Sherwood, 2001).

Sisi medial yang cekung, hilum, merupakan tempat masuknya saraf,

keluar dan masuk pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta

keluarnya ureter (Junqueira et al., 2005). Kutub atas ginjal kanan

terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub atas ginjal kiri

terletak setinggi iga kesebelas (Price dan Wilson, 2006). Masing-

masing ginjal memiliki berat 130-150 gram dengan ukuran panjang

sekitar 11 cm, lebar sekitar 4-5 cm, dan tebal sekitar 3 cm (Gartner

dan Hiatt, 2007).

c. Histologi

Setiap ginjal dilapisi oleh kapsul jaringan ikat padat tidak

teratur. Irisan sagital ginjal menunjukkan korteks yang lebih gelap di

bagian luar, dan medula yang terang di bagian dalam, yang terdiri atas

banyak piramid ginjal bentuk kerucut (Ereschenko, 2010). Korteks

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ginjal terdiri dari pars konvulata dan pars radiata. Pars konvulata

tersusun dari korpuskuli ginjal dan tubuli yang membentuk labirin

kortikal. Pars radiata tersusun dari bagian-bagian lurus (segmen lurus

tubulus proksimal dan segmen lurus tubulus distal) dari nefron dan

duktus kolektivus. Massa jaringan korteks yang mengelilingi setiap

piramid medula membentuk sebuah lobus renalis, dan setiap berkas

medula merupakan pusat dari lobulus renalis. Jaringan korteks juga

terdapat di antara piramid medula, yang disebut kolumna Bertini

(Gartner dan Hiatt, 2007).

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Setiap ginjal terdiri atas 1-

4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar,

korpuskulus ginjal, tubulus kontortus proksimal, segmen tebal dan

tipis ansa Henle, serta tubulus kontortus distal (Junqueira et al., 2005).

Korpuskulus ginjal berdiameter sekitar 200-250 µm dan terdiri

atas seberkas kapiler, yaitu glomerulus, dikelilingi oleh kapsula epitel

berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Ruangan dalam

kapsula Bowman disebut ruang Bowman (ruang urinarius) yang

menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan

viseral. Glomerulus berhubungan dengan kapsula Bowman di bagian

dalam melalui lapisan viseral yang tersusun oleh modifikasi sel-sel

epitel yang disebut podosit. Dinding luar yang mengelilingi ruang

Bowman tersusun oleh sel-sel epitel skuamous simpleks yang

membentuk lapisan parietal (Gartner dan Hiatt, 2007).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Korpuskulum ginjal memiliki dua kutub yaitu kutub vaskuler

dan kutub uriner. Kutub vaskuler merupakan tempat masuk dan

keluarnya arteriol aferen dan eferen glomerulus dan juga merupakan

tempat peralihan kapsula Bowman parietal melipat menjadi visceral

(Gartner dan Hiatt, 2007). Kutub uriner merupakan perpindahan dari

ruangan Bowman menuju lumen tubulus kontortus proksimal dan

sekaligus terjadi perubahan dari epitel selapis pipih kapsula Bowman

menjadi kuboid atau silindris di tubulus kontortus proksimal (Steven

dan Lowe, 2005).

Glomerulus merupakan struktur yang dibentuk oleh beberapa

berkas anastomosis kapiler yang berasal dari cabang-cabang arteriol

aferen ginjal. Komponen jaringan ikat pada arteriol aferen tidak

masuk ke dalam kapsula Bowman dan secara normal sel-sel jaringan

ikat digantikan oleh tipe sel khusus, yaitu sel-sel mesangial (Gartner

dan Hiatt, 2007). Sekelompok sel khusus yaitu sel-sel

jukstaglomerularis (modifikasi otot polos arteriol aferen), makula

densa, dan sel-sel mesangial ekstraglomerular membentuk bangunan

penting disebut aparatus jukstaglomerulus. Bangunan ini terletak

dekat dengan kutub vaskuler masing-masing glomerulus yang

berperan penting dalam mengontrol volume cairan ekstraseluler dan

tekanan darah, serta mengatur pelepasan renin (Guyton dan Hall,

2007; Price dan Wilson, 2006).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tubulus kontortus proksimal terdapat banyak pada korteks

ginjal dengan diameter sekitar 60 µm dan panjang sekitar 14 mm.

Tubulus kontortus proksimal terdiri dari pars konvulata yang berada di

dekat korpuskulus ginjal dan pars rekta yang berjalan turun di medula

dan korteks, kemudian berlanjut menjadi lengkung henle di medula

(Gartner dan Hiatt, 2007). Tubulus proksimal ginjal berperan dalam

mekanisme reabsorbsi dan sekresi. Dalam keadaan normal, semua

glukosa dan 67% natrium dan klorida direabsrobsi. Proses sekresi

yang terpenting pada tubulus kontortus proksimal adalah sekresi H+,

K+, dan ion-ion (Sherwood, 2001). Tubulus proksimal adalah lokasi

yang paling sering mengalami kerusakan akibat toksikan. Hal ini

terjadi karena sebelum obat dan metabolitnya diekskresikan melalui

urine, terlebih dahulu akan dikonsentrasikan dalam sel tubulus

proksimal ginjal sehingga kadar toksik pada tubulus proksimal

meningkat (Price dan Wilson, 2006).

Ansa Henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas ruas tebal

desenden, dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontortus

proksimal, sedangkan ruas tipis desenden, ruas tipis asenden, dan ruas

tebal asenden, dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontortus

distal. Segmen tebal distal asenden menuju korteks dan menghampiri

kutub vaskuler glomerulus asalnya, tepatnya di antara arteriol eferen

dan eferen. Sel-sel tubulus di tempat ini tersusun lebih rapat dan lebih

tinggi dari pada sekitarnya, dinamakan makula densa. Kemudian

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tubulus melanjutkan diri menjadi tubulus kontortus distal (Junqueira

et al., 2005).

Setelah melewati makula densa, nefron melanjutkan diri

menjadi tubulus kontortus distal yang berjalan berliku-liku dan berada

di dalam korteks berdampingan dengan tubulus kontortus proksimal.

Tubulus ini berakhir di dekat pars radiata, bermuara ke dalam duktus

kolektivus. Tubulus distal lebih pendek daripada tubulus kontortus

proksimal sehingga pada irisan tampak lebih sedikit, dengan diameter

lebih sempit (Sherwood, 2001)

Tubulus kolektivus atau duktus eskretorius tidak termasuk

bagian nefron karena secara embriologis keduanya berbeda. Tubulus

ini berjalan di dalam pars radiata korteks menuju medula. Tubulus

kolektivus menyalurkan urine dari nefron ke pelvis renalis dengan

sedikit absorbsi air yang dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH)

(Gartner dan Hiatt, 2007; Steven dan Lowe, 2005).

3. Parasetamol

a. Farmakodinamik

Asetaminofen atau parasetamol adalah salah satu obat yang

terpenting untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang (Katzung

B.G, 1998). Asetaminofen merupakan metabolit aktif dari fenasetin

yang memiliki efek antipiretik (Wilamana dan Gunawan, 2007). Obat

ini tidak mempunyai efek antiinflamasi yang bermakna, tetapi banyak

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

digunakan sebagai analgesik ringan jika nyeri tidak memiliki

komponen inflamasi (Goodman dan Gilman, 2008). Efek antipiretik

ditimbulkan oleh gugus aminobenzen (Yodhian L.F, 2009).

b. Farmakokinetik

Parasetamol diabsorbi cepat dan sempurna melalui saluran

cerna. Konsenterasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu

setengah jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam (Wilamana dan

Gunawan, 2007). Pemberian parasetamol secara oral dengan

penyerapan yang cepat dan hampir sempurna di saluran pencernaan.

(Katzung B.G, 1998). Hati merupakan tempat metabolisme utama

parasetamol. Di dalam hati, 60% dikonjugasikan dengan asam

glukuronat, 35% asam sulfat, dan 3% sistein; yang akhirnya

menghasilkan konjugat yang larut dalam air serta diekskresi bersama

urin. Jalur konjugasi pertama (terutama glukuronidasi dan sulfasi)

tidak dapat digunakan lagi ketika asupan parasetamol jauh melebihi

dosis terapi dan sebagian kecil akan beralih ke jalur sitokrom P450

(CYP2E1) (Defendi dan Tucker, 2009; Goodman dan Gilman, 2008).

Metabolisme melalui sitokrom P450 membuat parasetamol

mengalami N-hidroksilasi membentuk senyawa antara, N-acetyl-para-

benzoquinoneimine (NAPQI), yang sangat elektrofilik dan reaktif.

Pada keadaan normal, senyawa antara ini dieliminasi melalui

konjugasi dengan glutathione (GSH) yang berikatan dengan gugus

sulfhidril dan kemudian dimetabolisme lebih lanjut menjadi suatu

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

asam merkapturat yang selanjutnya diekskresi ke dalam urin. Ketika

terjadi overdosis, kadar GSH dalam sel hati menjadi sangat berkurang

yang berakibat kerentanan sel-sel hati terhadap cedera oleh oksidan

dan juga memungkinkan NAPQI berikatan secara kovalen pada

makromolekul sel, yang menyebabkan disfungsi berbagai sistem

enzim (Goodman dan Gilman, 2008). Reaksi antara NAPQI dengan

makromolekul akan memacu terbentuknya reactive oxygen species

(ROS). Selain itu, NAPQI dapat menimbulkan stres oksidatif, yang

berarti NAPQI dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid.

Peroksidasi lipid merupakan bagian dari proses atau reaksi berantai

(chain reactions) terbentuknya radikal bebas baru (Rubin et al., 2005;

Winarsi, 2007).

Rangkaian metabolisme minor parasetamol ini dapat

menyebabkan efek merugikan. Pengurangan GSH secara tidak

langsung dapat menimbulkan terjadinya stres oksidatif akibat

penurunan proteksi antioksidan endogen (antioksidan enzimatik),

yang juga dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid (Maser et

al., 2002). Peroksidasi lipid merupakan suatu proses autokatalisis yang

mengakibatkan kematian sel. Produk akhir peroksidasi lipid di dalam

tubuh adalah malondialdehid (MDA) yang dapat menyebabkan

kematian sel akibat proses oksidasi berlebihan dalam membran sel

(Mayes, 2008; Winarsi, 2007). Selain itu, reaksi pembentukan NAPQI

akibat detoksifikasi oleh sitokrom P450 memacu terbentuknya radikal

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bebas superoksida (O2-) yang dinetralisir oleh superoksida dismutase

(SOD) menjadi H2O2, suatu reactive oxygen species (ROS) yang tidak

begitu berbahaya (Sukandar, 2006).

c. Indikasi

Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan

antipiretik (Wilamana dan Gunawan, 2007). Parasetamol aman

diberikan peroral pada dosis 325-1000 mg per hari dan tidak boleh

lebih dari 4000 mg (2000 mg/hari untuk alkoholik kronis). Dosis

tunggal pada anak-anak sekitar 40-480 mg tergantung usia dan berat

badan anak. Biasanya, dosis 10 mg/kg berat badan masih aman

dikonsumsi (Goodman dan Gilman, 2008).

d. Efek Samping

Manifestasi klinis yang timbul akibat keracunan akut

parasetamol berhubungan dengan waktu dari awal konsumsi,

keberadaan faktor risiko, dan konsumsi obat-obatan lain. Gejala

berupa gangguan lambung (mual, nyeri abdominal, dan anoreksia)

muncul selama 12-24 jam pertama keracunan akut parasetamol, tetapi

banyak pula pasien yang tidak mengalami gejala apapun selama

periode waktu ini (DiPiro et al., 2008; Hoffman et al., 2007). Efek

samping paling serius dari kelebihan dosis akut parasetamol adalah

nekrosis hati yang fatal (Priyanto, 2009). Serta parasetamol

merupakan salah satu obat yang paling sering menyebabkan kematian

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

akibat keracunan (self poisoning) (Neal, 2006). Nekrosis tubulus

renalis dan hipoglikemia juga dapat terjadi setelah menelan dosis

tunggal 10-15 g (150-250 mg/kg BB). Sekitar 10% pasien keracunan

yang tidak mendapatkan pengobatan yang spesifik berkembang

menjadi kerusakan hati yang hebat dan 10-20% akhirnya meninggal

karena kegagalan fungsi hati. Kegagalan ginjal akut juga terjadi pada

beberapa pasien (Goodman dan Gilman, 2008; Ghosh et al., 2010).

Sedangkan Lethal Dosis-50 (LD-50) mencit adalah 6,76 mg/20 g BB

mencit (Wishart dan Knox, 2006). Penelitian Mitic-Zlatkovic dan

Stefanovic (1999) pada hewan coba menunjukkan bahwa ketika

parasetamol memenuhi ginjal, parasetamol akan dioksidasi melalui C-

P450 sehingga dapat menyebabkan kerusakan tubulus ginjal.

4. Mikroskopis Kerusakan Ginjal Setelah Pemberian Parasetamol Dosis

Toksik

Kerusakan ginjal yang berupa nekrosis dapat terjadi sebagai akibat

dari pemberian parasetamol dosis toksik (Goodmann dan Gilman, 2006).

Nekrosis adalah kematian sel dan jaringan pada tubuh yang hidup. Pada

nekrosis perubahan tampak nyata pada nukleus (Price dan Wilson, 2006).

Nekrosis terjadi setelah suplai darah hilang atau setelah terpajan toksin dan

ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein, serta kerusakan

organel sel (Mitchell dan Cotran, 2007). Menurut Mitchell dan Cotran

(2007) dan Price dan Wilson (2007) perubahan morfologi nukleus pada

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

nekrosis terdapat 3 pola, yang semuanya disebabkan oleh pemecahan

nonspesifik DNA, yaitu :

a. Piknosis, ditandai dengan melisutnya inti sel dan peningkatan

basofil kemudian DNA berkondensasi menjadi massa yang

melisut padat

b. Karioreksis, fragmen inti sel yang piknotik, yang selanjutnya

dalam 1-2 hari inti dalam sel yang mati benar-benar menghilang

c. Kariolisis, ditandai dengan nukleus mati dan hilang yang

disebabkan oleh aktivitas Diribose Nucleid Acid (DNA).

Nefrotoksisitas yang terjadi akibat dosis toksik parasetamol juga

menginduksi stres retikulum endoplasma pada glomerulus ginjal, yang

menyebabkan stres oksidatif dan inflamasi pada sel-sel podosit serta

mesangial glomerulus (Inagi, 2009). Singh et al. (2006) menjelaskan

bahwa senyawa ROS, yang merupakan hasil reaksi antara NAPQI

(metabolit minor parasetamol) dengan makromolekul, dapat menyebabkan

kerusakan ginjal.

Pada nefrotoksisitas parasetamol terjadi nekrosis segmen-segmen

pendek tubulus, terutama pada tubulus proksimal, dengan membrana

basalis tubuli umumnya masih baik dan secara klinik terjadi supresi akut

fungsi ginjal. Secara histologis ditandai dengan sel-sel epitel tubulus yang

semakin menipis dan datar, brush border menghilang, lumen tubulus

melebar dan terisi oleh jaringan nekrotik. Hal ini terjadi karena sel epitel

tubulus ginjal peka terhadap anoksia dan mudah rusak karena keracunan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

saat kontak dengan zat-zat yang dieksresi oleh ginjal (Mitchell dan Cotran,

2007).

5. Mekanisme Perlindungan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum)

terhadap Kerusakan Ginjal Akibat Induksi Parasetamol

Kandungan utama ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) yang

berperan dalam mencegah kerusakan ginjal akibat pemberian parasetamol

dosis toksik adalah antioksidan. Kandungan utama daun kemangi

(Ocimum sanctum) yang bersifat antioksidatif adalah asam askorbat

(Vitamin C), tokoferol (Vitamin E), b-karotene, b-sitosterol, eugenol,

asam palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat),

dan senyawa nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina)

(Mishra et al., 2007). Antioksidan primer yang terkandung dalam daun

kemangi (Ocimum sanctum) dapat mencegah terjadinya proses oksidasi

lebih lanjut dengan cara mendonorkan atom hidrogennya kepada radikal

bebas sehingga dapat menghambat terbentuknya radikal peroksida pada

tahap propagasi (Subroto, 2005). Sehingga dapat memutus rantai berantai

(chain reaction) dari radikal bebas sehingga dapat mencegah terjadinya

stress oksidatif (Winarsi, 2007).

Gugus fungsi pada senyawa flavonoid dapat berperan sebagai

penangkap radikal bebas hidroksi (OH) sehingga tidak mengoksidasi

lemak, protein, dan DNA dalam sel. Kematian sel ginjal pun dapat

dicegah. Kemampuan flavonoid dalam menangkap radikal bebas ini 100

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif

dibandingkan vitamin E (Salamah dkk., 2008; Harbone, 1987).

Ekstrak daun kemangi dengan kandungan terbesar berupa

antioksidan seperti flavonoid dengan dosis 1,2 gr/hari/1,5 kg BB kelinci

telah memberikan efek yang nyata sebagai perlindungan organ tubuh

akibat dari radikal bebas seperti penggunaan dosis toksik parasetamol

(Shweta Gupta et al., 2005)

Vitamin E dan flavanoid yang terkandung dalam daun kemangi

merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, khususnya radikal

bebas dan peroksidasi lipid (Maslachah et al., 2001). Vitamin E dapat

menghambat peroksidasi lipid oleh radikal bebas yang dibentuk dari

persenyawaan NAPQI melalui mekanisme penangkapan radikal bebas dan

metal chelation (Priya dan Vasudha, 2009). Selain itu, vitamin E dapat

mempertahankan integritas membran sel dengan menghambat aktivitas

nitrit oxide (NO) endotel dan menghambat adhesi leukosit pada sel yang

mengalami kerusakan. Inhibisi aktivitas NO juga diperankan vitamin C,

selain vitamin C juga merupakan penyetabil keberadaan vitamin E

(Sukandar, 2006).

Beta karoten mempunyai peran dalam meningkatkan enzim

glutation S transferasi (GST). Enzim GST dapat meningkatkan kadar

gluthatione tubuh. Peningkatan kadar glutathione akan mengisi kembali

kekosongan di dalam tubuh dan dapat digunakan untuk konjugasi NAPQI.

Hal ini berperan penting dalam mengurangi konsenterasi radikal bebas.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Karena beta karoten efektif pada konsenterasi rendah oksigen, beta

karoten dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada

konsenterasi tinggi oksigen (Frank, 1995).

Asam ursolic yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi juga

dapat menghambat peroksidasi lemak (Balanehru dan Nagarajan, 1991).

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Parasetamol dosis toksik

Ekstrak daun kemangi

Bioaktivasi C-P450

Kerusakan sel-sel ginjal

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Peningkatan NAPQI

(elektrofilik)

Deplesi glutation

Ikatan kovalen dengan makromolekul (nukleofilik)

Lipid peroksida

Meningkatkan TAS (Total Antioxidant

Status)

Reactive Oxygen

Species (ROS)

Kerusakan makromolekul

Nekrosis sel epitel tubulus proksimal ginjal

Aktivasi NO (nitrit oxide) dan adhesi

leukosit

Stres oksidatif

Variabel luar yang tidak terkendali: kondisi psikologis dan keadaan awal ginjal

Keterangan: : memacu : menghambat

b-sitosterol, eugenol, asam palmitat, senyawa fenolik (asam fenolat, dll), senyawa nitrogen (alkaloid, turunan

klorofil, asam amino, dan amina)

Vit E (tokoferol)

Asam ursolic Beta karoten

Flavanoid

Vit C (asam aksorbat)

Meningkatkan enzim GST Kadar

glutathione tubuh á

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) memberikan efek

nefroprotektor terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus) yang

diinduksi parasetamol.

2. Peningkatan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat

meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel ginjal mencit (Mus

musculus) yang diinduksi parasetamol.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Peneliti mengadakan

perlakuan terhadap sampel yang telah ditentukan berupa hewan coba di

laboratorium.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi, Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi : Mencit jantan dengan galur Swiss webster berusia

2-3 bulan dengan berat badan ± 20 g.

2. Sampel : Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan rumus

Federer (Purwasisastra, 2001) yaitu:

(k-1)(n-1) > 15

(4-1)(n-1) > 15

3(n-1) > 15

3n > 15 + 3

n > 6 ≈ 7

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Keterangan:

k : jumlah kelompok

n : jumlah sampel dalam tiap kelompok

Pada penelitian ini jumlah sampel untuk tiap kelompok sebanyak

7 ekor mencit (n > 6). Jumlah kelompok mencit ada 4 sehingga penelitian

ini membutuhkan 28 ekor mencit dari populasi yang ada.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang dipakai adalah incidental sampling. Sampel

diperoleh dengan mengambil begitu saja subjek penelitian yang ditemui dari

populasi yang ada (Taufiqqurohman, 2008).

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah the post test only controlled group

design. Dalam rancangan ini subjek dibagi menjadi 4 kelompok secara

random. Perlakuan pemberian parasetamol saja diberikan kepada satu

kelompok, 3 kelompok lain diberi perlakuan pemberian ekstrak daun

kemangi dengan dosis yang berbeda dengan diinduksi parasetamol, dan

perlakuan lain sebagai kontrol. Setelah waktu yang ditentukan, semua

kelompok diobservasi atau dilakukan pengukuran terhadap variabel efek

yang diteliti. Perbedaan hasil pengukuran nilai variabel pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol merupakan efek dari perlakuan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

KK : (-) O0

KP1: (X 1) O1

KP2: (X 2) O2

KP3 : (X 3) O3

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:

KK : Kelompok kontrol tanpa diberi ekstrak daun kemangi maupun

parasetamol.

KP1 : Kelompok perlakuan 1 diberi parasetamol tanpa diberi ekstrak daun

kemangi.

KP2 : Kelompok perlakuan 2 diberi parasetamol dan ekstrak daun

kemangi dosis I.

KP3 : Kelompok perlakuan 3 diberi parasetamol dan ekstrak daun

kemangi dosis II.

(-) : Pemberian aquades peroral 0,1 ml/20 gr BB mencit setiap hari

selama 14 hari berturut-turut.

(X 1) : Pemberian aquades peroral 0,1 ml/20 gr BB mencit setiap hari

selama 14 hari berturut-turut dan pada hari ke-12, 13, dan 14 diberi

parasetamol 0,1 ml/20 gr BB mencit perhari.

(X 2) : Pemberian ekstrak daun kemangi peroral dosis I yaitu 48 mg/20 gr

BB mencit selama 14 hari berturut-turut dan pada hari ke-12, 13,

dan 14 diberi parasetamol 0,1 ml/20 g BB mencit 1 jam setelah

pemberian ekstrak daun kemangi.

Sampel Mencit 28 ekor

Dibandingkan dengan uji

statistik

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(X 3) : Pemberian ekstrak daun kemangi dosis II yaitu 74 mg/20 gr BB

mencit BB mencit selama 14 hari berturut-turut dan pada hari ke-

12,13, dan 14 diberi parasetamol 0,1 ml/20 gr BB mencit setelah

pemberian ekstrak daun kemangi.

O0 : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel di pars konvulata

korteks ginjal (50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri) kelompok

kontrol.

O1 : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel di pars konvulata

korteks ginjal (50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri) kelompok

KP1.

O2 : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel di pars konvulata

korteks ginjal (50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri) kelompok

KP2.

O3 : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel di pars konvulata

korteks ginjal (50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri) kelompok

KP3.

Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal piknosis,

karioreksis, dan kariolisis dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan

pertama dikerjakan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ektrak daun

kemangi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kerusakan sel ginjal mencit

(Mus musculus).

3. Variabel Luar

Variabel luar terdiri dari variabel yang dapat dikendalikan dan yang

tidak dapat dikendalikan.

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan

Variasi genetik, jenis kelamin, umur, suhu udara, berat badan, dan

jenis makanan mencit semuanya diseragamkan.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan

Kondisi psikologis, reaksi hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal

mencit.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: pemberian ekstrak daun kemangi.

Yang dimaksud dengan pemberian ekstrak daun kemangi adalah

ekstrak etanol dari daun kemangi. Daun kemangi didapat, dikeringkan,

serta diekstrasi di Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta.

Ekstraksi dilakukan dengan metode perkolasi sebagai metode penyarian

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

karena beberapa keuntungan yang dimilikinya, yaitu hasil ekstraksi

berupa bahan aktif yang tinggi. Ekstrak daun kemangi (Ocimum

sanctum) diberikan peroral dengan sonde lambung dalam 2 dosis.

Dosis I : 48 mg/20 gr BB mencit yang diencerkan hingga 0,2 ml

diberikan pada mencit KP2

Dosis II : 74 mg/20 gr BB mencit yang diencerkan hingga 0,3

ml diberikan pada mencit KP3

Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal.

2. Variabel terikat: kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus)

Yang dimaksud dengan kerusakan sel ginjal adalah besarnya

skor kerusakan histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal yang

diinduksi dengan parasetamol setelah diberi ekstrak daun kemangi.

Pada variabel ini yang dinilai berupa besarnya poin kerusakan

histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit. Besarnya poin

kerusakan histologis dinilai dengan cara menghitung poin kerusakan

yang terjadi pada sel epitel tubulus proksimal pada suatu daerah tertentu

di pars konvulata korteks ginjal. Tiap ekor mencit dibuat 4 irisan

jaringan dari ginjal kanan dan 4 irisan jaringan dari ginjal kiri, yang

kemudian diambil secara acak 1 irisan dari masing-masing ginjal untuk

diamati pada mikroskop. Pengamatan 100 sel epitel tubulus proksimal

(50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri) yang ada pada setiap daerah

tersebut dihitung jumlah sel epitel tubulus proksimal yang mengalami

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Selanjutnya hasil penghitungan

masing-masing pola nuklear nekrosis sel tersebut dijumlahkan untuk

mendapatkan poin kerusakan histologis masing-masing ginjal. Hasil

penilaian akhir setiap mencit merupakan penjumlahan antara pola

nuklear nekrosis sel ginjal kanan dan ginjal kiri.

Maka, rumus besarnya poin kerusakan histologis sel ginjal tiap

mencit adalah:

(Pi + Kr + Kl) ginjal kanan + (Pi + Kr + Kl) ginjal kiri

Keterangan :

Pi : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti piknosis.

Kr : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti karioreksis.

Kl : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti kariolisis.

Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan. Variabel ini dapat

dikendalikan melalui homogenisasi.

1) Variasi genetik

Jenis hewan coba yang digunakan adalah mencit dengan galur

Swiss webster.

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin mencit yang digunakan adalah jantan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3) Umur

Umur mencit pada penelitian ini adalah 2-3 bulan.

4) Suhu udara

Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu udara

berkisar antara 25-28o C.

5) Berat badan

Berat badan hewan percobaan + 20 gr

6) Jenis makanan

Makanan yang diberikan berupa pelet dan minuman dari air PAM

(Perusahaan Air Minum).

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: kondisi psikologis,

reaksi hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal mencit.

1) Kondisi psikologis mencit dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, pemberian perlakuan

yang berulang kali, dan perkelahian antar mencit dapat

mempengaruhi kondisi psikologis mencit.

2) Keadaan awal ginjal mencit tidak diperiksa pada penelitian ini

sehingga mungkin saja ada mencit yang sebelum perlakuan

ginjalnya sudah mengalami kelainan.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kandang mencit 4 buah masing-masing untuk 7 ekor mencit (35 cm

x 12cm x 28cm).

b. Timbangan hewan (merk Camry).

c. Timbangan obat (Mettler Toledo AL 204).

d. Alat bedah hewan percobaan (scalpel, pinset, gunting, jarum, meja

lilin).

e. Sonde lambung (volume 1 ml).

f. Alat untuk pembuatan preparat histologi (mikrotom).

g. Mikroskop cahaya medan terang (merk Olympus).

h. Gelas ukur dan pengaduk (ukuran 10 ml).

i. Video kamera untuk mikroskop.

j. Kamera.

2. Bahan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Parasetamol (C8H9NO2).

b. Makanan hewan percobaan (pelet).

c. Aquades (H20).

d. Bahan untuk pembuatan preparat histologi dengan pengecatan HE

(Hematoksilin Eosin).

e. Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

I. Cara Kerja

1. Penentuan Dosis dan Pengenceran Ekstrak Daun Kemangi

Dosis utama yang diberikan ditentukan berdasarkan hasil

konversi dari tikus ke mencit (Ngatidjan, 1991). Dosis pemberian

ekstrak daun kemangi ini dibedakan dalam dua dosis, yaitu dosis I =

48 mg/20 gr BB mencit dan dosis II = 74 mg/20 gr BB mencit. Ekstrak

daun kemangi dosis I diberikan sehari sekali selama 14 hari berturut-

turut pada KP2. Ekstrak daun kemangi dosis II diberikan sehari sekali

selama 14 hari berturut-turut pada KP3.

Perhitungan dosis ekstrak daun kemangi:

a. Perhitungan dosis I berdasarkan dosis yang telah digunakan dalam

penelitian sebelumnya dimana nilai tersebut akan dikonversikan

dari dosis kelinci ke dosis mencit. Berdasarkan tabel konversi

perhitungan dosis untuk berbagai spesies dan manusia, konversi

kelinci dengan berat badan 1,5 kg pada mencit dengan berat badan

20 mg adalah 0,04 (Ngatidjan,1991). Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan Shweta Gupta et al. (2005) ekstrak daun kemangi

yang digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai kandungan

optimal sebagai antioksidan, seperti kandungan flavonoid dimana

dosis yang digunakan sebesar 1,2 gr/hari/1,5 kg BB kelinci. Maka

dosis daun kemangi untuk mencit ialah:

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

= (1,2 gr x 1000 x 0,04)/20 gr mencit

= 48 mg/20 gr mencit

Pengenceran ekstrak daun kemangi :

2,4 gr ekstrak daun kemangi + aquades → 10 ml larutan ekstrak

daun kemangi

Dalam 1 ml larutan mengandung 240 mg ekstrak daun kemangi

→ 0,05 ml larutan mengandung 12 mg ekstrak daun kemangi

→ 0,2 ml larutan mengandung 48 mg ekstrak daun kemangi

b. Dosis II ektrak daun kemangi

Dosis II ekstrak daun kemangi adalah 1,5 kali ekstrak daun

kemangi dosis I. Jadi ekstrak daun kemangi yang disondekan pada

1 ekor mencit 20 gr = 0,3 ml yang diberikan selama 14 hari

berturut turut.

Pemberian ekstrak daun kemangi selama 14 hari berturut-turut

dimaksudkan untuk memberikan daya proteksi pada sel-sel ginjal oleh

antioksidan sehingga ketika diinduksi parasetamol dosis toksik, rantai

radikal bebas dapat diputus dan kerusakan ginjal dapat dicegah. Di luar

jadwal perlakuan, mencit diberi makan pelet dan minum air PAM ad

libitum.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Dosis dan pengenceran Parasetamol.

Dosis fatal (LD-50/Lethal Dosis-50) untuk mencit peroral yang

telah diketahui adalah 338 mg/kg BB atau 6,76 mg/20 g BB mencit

(Wishart dan Knox, 2006). Dosis parasetamol yang digunakan untuk

menimbulkan efek kerusakan ginjal berupa nekrosis sel epitel tubulus

proksimal ginjal tanpa menyebabkan kematian mencit adalah dosis

3/4 LD-50 perhari (Alberta dan Canada dalam Ratnasari, 2009). Dosis yang

digunakan adalah 338 mg/Kg BB × 0,75 = 253,5 mg/Kg BB =

5,07 mg/20 gr BB mencit. Parasetamol 500 mg dilarutkan dalam aquades

hingga 9,86 ml, sehingga dalam 0,1 ml larutan parasetamol mengandung

5,07 mg parasetamol.

Parasetamol diberikan selama 3 hari berturut-turut yaitu pada hari

ke-12, 13, dan 14. Pemberian parasetamol dengan cara ini dimaksudkan

untuk menimbulkan kerusakan berupa nekrosis pada sel epitel tubulus

proksimal di daerah pars konvulata korteks ginjal tanpa menimbulkan

kematian pada mencit.

3. Persiapan Mencit.

Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di Laboratorium Histologi,

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sesudah

adaptasi, keesokan harinya dilakukan penimbangan untuk menentukan

dosis dan dilakukan perlakuan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4. Pengelompokkan Subjek.

Pada minggu kedua mulai dilakukan percobaan. Subjek

dikelompokkan menjadi empat kelompok secara random, dan masing-

masing kelompok terdiri dari 7 mencit. Adapun pengelompokkan subjek

adalah sebagai berikut:

a. KK : Kelompok kontrol diberi aquades peroral sebanyak

0,1 ml/20 gr BB mencit setiap hari selama 14 hari

berturut-turut.

b. KP1 : Kelompok perlakuan 1 diberi aquades peroral sebanyak

0,1 ml/20 gr BB mencit setiap hari selama 14 hari

berturut-turut dan pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberi

parasetamol 0,1 ml/20 gr BB mencit peroral perhari.

c. KP2 : Kelompok perlakuan 2 diberi ekstrak daun kemangi

peroral dosis I yaitu 48/20 gr BB mencit selama 14 hari

berturut-turut, dimana pada hari ke-12, 13, dan 14 diberi

parasetamol 0,1 ml/20 gr BB mencit 1 jam setelah

pemberian ekstrak daun kemangi.

d. KP3 : Kelompok perlakuan 3 diberi ekstrak daun kemangi

peroral dosis II yaitu 74 mg/20 gr BB mencit mencit

selama 14 hari berturut-turut, dimana pada hari ke-12, 13,

dan 14 diberi parasetamol 0,1 ml/20 gr BB mencit 1 jam

setelah pemberian ekstrak daun kemangi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Setiap sebelum pemberian parasetamol dan ekstrak daun kemangi,

mencit dipuasakan dahulu ± 5 jam untuk mengosongkan lambung.

Pemberian parasetamol dilakukan ± 1 jam setelah pemberian ekstrak daun

kemangi agar terabsorbsi terlebih dahulu.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. Pemberian Perlakuan.

Gambar 4. Skema Langkah-Langkah Penelitian

Kelompok kontrol

Kelompok perlakuan 1

Kelompok perlakuan 2

Kelompok perlakuan 3

Dipuasakan selama + 5 jam

Aquades 0,1 ml/20 gr BB mencit

Ekstrak daun kemangi 48

mg/ 20 gr BB mencit selama

14 hari

Ekstrak daun kemangi 74

mg/ 20 gr BB mencit mencit selama 14 hari

Setelah + 1 jam

Aquades 0,1 ml/20 gr BB mencit

28 ekor mencit

0,1 ml parasetamol dosis 5,07 mg/20 gr BB mencit pada hari ke-12, 13 dan 14

Semua hewan dikorbankan dengan cara neck dislocation.

Adaptasi 7 Hari

Pembuatan preparat ginjal hari ke-15.

Pra Perlakuan

Perlakuan Selama 14

Hari

Pasca perlakuan hari ke-15

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

6. Pengukuran Hasil.

Pada hari ke-15 setelah perlakuan diberikan, semua hewan

percobaan dikorbankan dengan cara neck dislocation. Hal ini dilakukan

pada hari ke-15 agar efek dari perlakuan masih tampak nyata. Setiap

mencit diambil ginjal kanan dan kiri, kemudian masing-masing ginjal

dibuat 4 irisan secara frontal pada daerah pertengahan ginjal (untuk

keseragaman) dengan ketebalan tiap irisan ginjal + 5–7 µm. Preparat ginjal

dibuat dengan metode blok parafin dengan pengecatan hematoksilin eosin

(HE). Tiap ekor mencit dibuat 4 irisan jaringan dari ginjal kanan dan

4 irisan jaringan dari ginjal kiri, yang kemudian diambil secara acak

1 irisan dari masing-masing ginjal untuk diamati pada mikroskop.

Pengamatan preparat irisan jaringan ginjal mula-mula dilakukan

dengan perbesaran 100 kali untuk mengamati seluruh bagian irisan,

kemudian ditentukan tubulus proksimal yang terletak pada pars konvulata

korteks ginjal. Pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400 kali untuk

mengamati inti sel epitel tubulus proksimal ginjal. Pengamatan dilakukan

dengan perbesaran 1000 kali untuk melihat dan membedakan inti sel yang

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dengan lebih jelas.

Pengamatan dilakukan pada tubulus proksimal ginjal karena pada

tubulus proksimal terjadi absorpsi dan sekresi aktif serta kadar C-P450 lebih

tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan toksikan sehingga lebih

mudah untuk mengalami kerusakan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Untuk mengetahui sel-sel epitel tubulus proksimal yang mengalami

kerusakan maka dari tiap irisan ditentukan 1 daerah di pars konvulata

korteks ginjal kemudian pada tiap daerah tersebut dihitung jumlah sel

epitel tubulus proksimal yang mengalami kerusakan dari tiap 50 sel epitel

tubulus proksimal yang ada di daerah tersebut. Setiap jenis kerusakan

(nekrosis) inti sel tersebut, yaitu piknosis, karioreksis, dan kariolisi diberi

nilai 1. Misal, pada suatu daerah di pars konvulata korteks ginjal kanan

terdapat 20 sel epitel tubulus proksimal dengan inti piknosis, 15 sel dengan

inti karioreksis, dan 8 sel dengan inti kariolisis, sedangkan pada pars

konvulata korteks ginjal kiri terdapat 20 sel epitel tubulus proksimal

dengan inti piknosis, 18 sel dengan inti karioreksis, dan 8 sel dengan inti

kariolisis, maka poin kerusakan histologis sel ginjal pada mencit tersebut

adalah:

(Pi + Kr + Kl) ginjal kanan + (Pi + Kr + Kl) ginjal kiri

= (20 + 15 + 8) + (20+ 18+ 8)

= (43) + (46)

= 95

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh akan diuji menggunakan uji statistik One-Way

ANOVA (Analysis of Variance). Jika terdapat perbedaan yang bermakna,

maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons. Derajat

kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05. Jika ternyata data yang diperoleh

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tidak memenuhi syarat uji statistik parametrik One-Way ANOVA, maka akan

digunakan uji statistik non parametrik yaitu Kruskal Wallis (Dahlan, 2007).

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Histologi, Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan menggunakan 28 mencit yang

dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: KK (Aquades), KP1

(Aquades+Parasetamol dosis toksik), KP2 (Ekstrak daun kemangi dosis

I+Parasetamol dosis toksik), KP3 (Ekstrak daun kemangi dosis

II+Parasetamol dosis toksik). Dari keempat kelompok tersebut, dinilai jumlah

kerusakan histologis dari sel ginjal mencit. Data yang diperoleh berupa data

rasio yaitu jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal.

Hasil pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal yang

mengalami piknosis, karioreksis, dan kariolisis untuk masing-masing

kelompok disajikan pada lampiran 3, tabel 8. Rata-rata jumlah kerusakan

histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal untuk masing-masing kelompok

mencit dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Kerusakan Histologis Sel Epitel Tubulus Proksimal Ginjal pada Masing-Masing Kelompok Mencit.

Kelompok Rata-rata Jumlah Standar Deviasi

K (aquades) 16,43 2,637

P1 (parasetamol) 75, 43 5,192

P2 (kemangi dosis I+ 21,29 2,289

parasetamol)

P3 (kemangi dosis II+ 18,29 2,563

parasetamol)

(Sumber: Data Primer, 2012)

Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah kerusakan

yang paling tinggi adalah pada kelompok P1 (parasetamol) yaitu

75,43 ± 5,192 dan rata-rata jumlah kerusakan paling rendah adalah pada

kelompok K (aquades) yaitu 16,43 ± 2,637. Deskripsi analisis statistik

keempat kelompok secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.

Gambar 4 sampai dengan 11 menunjukkan gambaran histologis

(fotomikrograf) kelompok K, P1, P2, dan P3 preparat epitel tubulus

proksimal pars konvulata korteks ginjal mencit yang ditandai dengan

perubahan morfologik nukleus berupa piknosis, karioreksis, dan kariolisis.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 5. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal

Kanan Mencit Kelompok Kontrol (K). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE.1000 x.

Gambar 6. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kiri Mencit Kelompok Kontrol (K). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE. 1000 x.

c

a

b

d

b

c a

d

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 7. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal

Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 1 (P1). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE.1000 x.

Gambar 8. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kiri

Mencit Kelompok Perlakuan 1 (P1). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE. 1000 x.

c

a

b

d

a

b

c

d

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 9. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 2 (P2). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE.1000 x.

Gambar 10. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kiri

Mencit Kelompok Perlakuan 2 (P2). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE.1000 x.

b

a

c

d

c d b a

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 11. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kanan Mencit Kelompok Perlakuan 3 (P3). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE.1000 x.

Gambar 12. Fotomikrograf Tubulus Proksimal Pars Konvulata Korteks Ginjal Kiri Mencit Kelompok Perlakuan 3 (P3). Tampak dalam gambar, a: inti sel normal, b: inti sel piknosis (inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c: inti sel karioreksis (inti sel mengalami fragmentasi), dan d: inti sel kariolisis (inti sel tampak menghilang). Pengecatan HE. 1000 x.

d c

b

a

d

c

b

a

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, pertama kali diuji apakah

data yang ada memenuhi syarat uji parametrik One-Way ANOVA. Analisis

data dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistical Product

and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows.

Syarat menggunakan uji parametrik One-Way ANOVA:

1. Hanya dapat digunakan dengan masalah skala pengukuran numerik.

Masalah skala pengukuran numerik pada hipotesis komparatif adalah

masalah skala pengukuran variabel yang mencari asosiasi antara skala

variabel numerik dan kategorik.

2. Skala variabel numerik harus memiliki sebaran data normal, dibuktikan

dengan uji normalitas data metode analitik yaitu uji Kolmogorov-

Smirnov atau Saphiro-Wilk yang memiliki nilai p lebih besar daripada

nilai α. Misal, α = 0,05 maka nilai p untuk uji sebaran data normal harus

p > 0,05.

3. Varians data harus sama. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan uji

homogenitas varians yaitu Levene’s Test of Varians, di mana untuk

varians data yang sama akan memiliki nilai p lebih besar daripada nilai α.

Misal, α = 0,05 maka nilai p untuk uji varians data normal harus

p > 0,05.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Data pada penelitian ini adalah kerusakan sel ginjal mencit dinyatakan

dengan skala rasio (skala variabel numerik) dan kelompok perlakuan

dinyatakan dengan skala ordinal (skala variabel kategorik). Asosiasi skala

variabel numerik dan kategorik pada hipotesis komparatif menghasilkan

masalah skala pengukuran numerik. Dapat dinyatakan bahwa syarat pertama

untuk menggunakan uji One-Way ANOVA terpenuhi

Metode analitik yang dapat digunakan untuk menentukan sebaran

data normal atau tidak adalah uji Kolmogorov-Smirnov (sampel > 50) atau uji

Saphiro-Wilk (sampel ≤ 50) (Dahlan, 2007). Penelitian ini menggunakan 28

sampel, maka digunakan uji Saphiro-Wilk untuk menentukan apakah sebaran

data normal atau tidak. Tabel 2 memuat hasil uji normalitas Saphiro-Wilk

Tabel 2. Hasil Tes Normalitas Sebaran Data 4 Kelompok.

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kerusakan_Sel_Gi

njal_Mencit

Kelompok Kontrol

(aquades)

.279 7 .107 .868 7 .179

Kelompok Perlakuan 1

(parasetamol)

.183 7 .200* .916 7 .442

Kelompok Perlakuan 2

(kemangi dosis 1)

.284 7 .091 .813 7 .055

Kelompok Perlakuan 3

(kemangi dosis 2)

.141 7 .200* .962 7 .837

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Nilai p pada tabel 2 dari hasil uji Saphiro-Wilk berturut-turut untuk

kelompok K, P1, P2, dan P3 adalah 0,179; 0,442; 0,055; dan 0,837. Keempat

nilai di atas lebih besar dari nilai α (0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa

syarat kedua untuk menggunakan uji One-Way ANOVA terpenuhi, yaitu:

1. Sebaran data kelompok K (aquades) normal.

2. Sebaran data kelompok P1 (parasetamol) normal.

3. Sebaran data kelompok P2 (ekstrak daun kemangi dosis I) normal.

4. Sebaran data kelompok P3 (ekstrak daun kemangi dosis II) normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians yaitu menggunakan

Levene’s Test of Varians untuk mengetahui apakah varians data sama atau

tidak. Hasil uji Levene’s Test of Varians dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3. Hasil Uji Levene’s Test of Varians

Nilai p yang didapatkan dari uji homogenitas varians ini adalah 0,162

dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 dan dapat diartikan bahwa varians data

antarkelompok sama. Syarat ketiga untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA terpenuhi sehingga uji One-Way ANOVA bisa dilakukan.

Hasil uji One-Way ANOVA dapat dilihat pada tabel 4. Nilai p dari

hasil uji One-Way ANOVA adalah 0,000 (p<0,05), jadi terdapat perbedaaan

Test of Homogeneity of Variances

Kerusakan_Sel_Ginjal_Mencit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.866 3 24 .162

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

skor rata-rata kerusakan histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal yang

bermakna antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, kelompok

perlakuan 2, dan kelompok perlakuan 3.

Tabel 4. Hasil Uji One-Way ANOVA

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 16999.143 3 5666.381 495.808 .000

Within Groups 274.286 24 11.429

Total 17273.429 27

Karena didapatkan adanya perbedaan yang signifikan dari empat

kelompok tersebut maka uji statistik dilanjutkan dengan Uji Post Hoc untuk

mengetahui antarkelompok mana perbedaan rata-rata jumlah kerusakan

histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal dan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji LSD. Hasil uji Post Hoc Multiple Comparasions

(LSD) dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Post Hoc Multiple Comparasions

Multiple Comparisons Kerusakan_Sel_Ginjal_Mencit LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Kelompok Kontrol (aquades)

Kelompok Perlakuan 1 (parasetamol)

-59.000* 1,807 ,000 -62,73 -55,27

Kelompok Perlakuan 2 (kemangi dosis 1)

-4.857* 1,807 ,013 -8,59 -1,13

Kelompok Perlakuan 3 (kemangi dosis 2)

-1,857 1,807 ,314 -5,59 1,87

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kelompok Perlakuan 1 (parasetamol)

Kelompok Kontrol (aquades)

59.000* 1,807 ,000 55,27 62,73

Kelompok Perlakuan 2 (kemangi dosis 1)

54.143* 1,807 ,000 50,41 57,87

Kelompok Perlakuan 3 (kemangi dosis 2)

57.143* 1,807 ,000 53,41 60,87

Kelompok Perlakuan 2 (kemangi dosis 1)

Kelompok Kontrol (aquades)

4.857* 1,807 ,013 1,13 8,59

Kelompok Perlakuan 1 (parasetamol)

-54.143* 1,807 ,000 -57,87 -50,41

Kelompok Perlakuan 3 (kemangi dosis 2)

3,000 1,807 ,110 -,73 6,73

Kelompok Perlakuan 3 (kemangi dosis 2)

Kelompok Kontrol (aquades)

1,857 1,807 ,314 -1,87 5,59

Kelompok Perlakuan 1 (parasetamol)

-57.143* 1,807 ,000 -60,87 -53,41

Kelompok Perlakuan 2 (kemangi dosis 1)

-3,000 1,807 ,110 -6,73 ,73

Hasil Uji Post Hoc Multiple Comparasions didapatkan

1. Nilai p antara KK (aquades) – KP 1 (Parasetamol) = 0,000;

lebih kecil dari α (0,05), hasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus

proksimal ginjal yang bermakna antara KK (aquades) dan KP

1 (parasetamol).

2. Nilai p antara KK (aquades) – KP 2 (kemangi dosis I) = 0,013;

lebih kecil dari α (0,05), hasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus

proksimal ginjal yang bermakna antara KK (aquades) dan KP

2 (kemangi dosis 1).

3. Nilai p antara KK (aquades) – KP 3 (kemangi dosis II) =

0,314; lebih besar dari α (0,05), hasil ini menunjukkan

terdapat perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tubulus proksimal ginjal yang tidak bermakna antara KK

(aquades) dan KP 1 (parasetamol).

4. Nilai p antara KP 1 (Parasetamol) –KP 2 (kemangi dosis I) =

0,000; lebih kecil dari α (0,05), hasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus

proksimal ginjal yang bermakna antara KP 1 (Parasetamol)

dan KP 2 (kemangi dosis 1).

5. Nilai p antara KP 1 (parasetamol) – KP 3 (kemangi dosis II) =

0,000; lebih kecil dari α (0,05), hasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus

proksimal ginjal yang bermakna antara KP 1 (Parasetamol)

dan KP 3 (kemangi dosis 3).

6. Nilai p antara KP 2 (kemangi dosis I) – KP 3 (kemangi dosis

II) = 0,110; lebih besar dari α (0,05), hasil ini menunjukkan

terdapat perbedaan jumlah kerusakan histologis sel epitel

tubulus proksimal ginjal yang tidak bermakna antara KP 2

(kemangi dosis 1) dan KP 3 (kemangi dosis 2).

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

BAB V

PEMBAHASAN

Yang dimaksud jumlah kerusakan histologis sel ginjal pada penelitian ini

adalah nilai skor kerusakan sel epitel tubulus proksimal. Sel epitel tubulus

proksimal secara normal berbentuk kuboid selapis dengan batas sel yang tidak

jelas, sitoplasma eosinofilik bergranula dan inti sel besar, bulat, berbentuk sferis

di tengah sel. Puncak-puncak sel yang menghadap ke lumen tubulus mempunyai

mikrovili cukup panjang yang disebut brush border (Gartner dan Hiatt, 2007).

Secara teoritis, sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit yang dipaparkan

dengan parasetamol dosis berlebih akan mengalami kerusakan yang digambarkan

dengan terdapatnya inti sel yang piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Sel yang

mengalami piknotik intinya kisut dan bertambah basofil, berwarna gelap, dan

batasnya tidak teratur. Sel yang mengalami karioreksis intinya mengalami

fragmentasi atau hancur dengan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin

yang tersebar di dalam sel. Sel yang mengalami kariolisis yaitu kromatin basofil

menjadi pucat, inti sel kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang

begitu saja (Wilson, 2005).

Penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum

sanctum) terhadap kerusakan histologis sel ginjal mencit (Mus musculus) yang

diinduksi parasetamol ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efek

pencegahan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap keruskan sel ginjal

mencit (Mus musculus) dan efek peningkatan dosis ekstrak daun kemangi

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(Ocimum sanctum) dalam meningkatkan daya proteksi terhadap kerusakan sel

ginjal mencit akibat induksi parasetamol. Penelitian ini menggunakan 28 ekor

mencit (Mus musculus) yang dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok

kontrol, kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, dan kelompok

perlakuan 3.

Kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding terhadap kelompok

perlakuan dengan pemberian parasetamol dan kelompok perlakuan dengan

pemberian parasetamol dan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum). Kelompok

kontrol hanya diberikan aquades sebagai plasebo. Dalam kelompok kontrol juga

terlihat gambaran inti piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Hal ini terjadi karena

semua sel normal secara fisiologis akan mengalami proses apoptosis. Apoptosis

adalah jalur kematian sel terprogram bukan pembunuhan sel yang terjadi pada

kematian sel nekrotik. Setiap sel dalam tubuh akan selalu mengalami penuaan

yang diakhiri dengan kematian sel dan digantikan oleh sel baru melalui proses

regenerasi (Mitchell dan Cotran, 2007). Selain itu, pengaruh variabel luar yang

tidak dapat dikendalikan juga dapat menjadi penyebab adanya gambaran inti

piknosis, karioreksis, dan kariolisis pada kelompok kontrol.

Dari uji One-Way ANOVA didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05)

sehingga H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan bermakna dari nilai rata-rata skor

kerusakan histologis sel epitel tubulus proksiml ginjal antara kelompok kontrol,

kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 3. Hasil

uji Post Hoc Multiple Comparisions (LSD) menunjukkan perbedaan yang

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

bermakna antara kelompok K-P1, K-P2, P1-P2, P1-P3 tetapi pada kelompok K-P3

dan P2-P3 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna.

Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaaan yang bermakna dari skor

rata-rata kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal antara kelompok K dan

kelompok P1. Hal ini terjadi karena kelompok P1 mengalami kerusakan sel epitel

tubulus proksimal ginjal akibat pemberian parasetamol dosis toksik. Hasil tersebut

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa parasetamol dosis toksik mampu

menginduksi kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal akibat NAPQI yang

reaktif dan toksik. NAPQI akan bereaksi dengan gugus nukleofilik pada protein,

DNA, dan mitokondria, serta menimbulkan stres oksidatif sehingga dapat

menyebabkan kematian sel (Katzung, 1998; Wilmana, 2001; Rubin et al., 2005).

Kelompok P2 merupakan kelompok perlakuan setelah pemberian ekstrak

daun kemangi dosis 1 (48 mg/20 gr BB mencit) dan parasetamol dosis toksik.

Hasil analisis keruskaan sel epitel tubulus proksimal ginjal pada kelompok P2

menunjukaan perbedaan bermakna dengan kelompok K dan kelompok P1. Hal ini

berarti pemberian ekstrak daun kemangi dosis 1 (48 mg/20 gr BB mencit) dapat

mengurangi kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit akibat pemberian

parasetamol, tetapi tidak dapat mengembalikan sel epitel tubulus proksimal ginjal

ke kondisi seperti kelompok K.

Hasil kelompok P3 menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan

kelompok P1 namun tidak bermakna dengan kelompok K. Hal ini berarti

pemberian ekstrak daun kemangi dengan dosis 2 (74 mg/20 gr BB mencit) dan

parasetamol dosis toksik mampu mengurangi jumlah kerusakan sel epitel tubulus

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

proksimal ginjal mencit yang diinduksi parasetamol sekaligus mampu

mengembalikan sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit ke kondisi seperti

kelompok K. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi dosis 2 yang

diberikan ke mencit sudah cukup optimal untuk melindungi sel ginjal mencit dari

kerusakan yang ditimbulkan oleh parasetamol.

Derajat kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal kelompok P2 lebih

besar dari kelompok P3, namun hasil uji LSD menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna. Hal ini berarti peningkatan dosis ekstrak daun kemangi dapat

meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal

yang ditimbulkan oleh parasetamol, tetapi peningkatannya tidak signifikan.

Ekstrak daun kemangi yang diberikan pada mencit dapat mengurangi

kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal yang dipapar dengan parasetamol

karena mengandung zat antioksidan yang mampu mencegah dan menghambat

efek toksik parasetamol pada ginjal. Antioksidan yang dimiliki adalah adalah

asam askorbat (Vitamin C), tokoferol (Vitamin E), b-karotene, b-sitosterol,

eugenol, asam palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat),

dan senyawa nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina) (Mishra

et al., 2007). Semua jenis antioksidan yang terkandung dalam ekstrak daun

kemangi berperan penting dalam menentukan Total Antioxidant Status (TAS)

ekstrak daun kemangi. TAS ekstrak daun kemangi ini mampu memberikan

elektron kepada molekul radikal bebas dan memutuskan reaksi berantai dari

radikal bebas sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi stres oksidatif

(Winarsi, 2007)

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Walaupun ekstrak daun kemangi memiliki beberapa kandungan

antioksidan, namun flavonoid yang terkadung dalam ekstrak daun kemangi

memiliki peran yang besar dalam mengahambat kerusakan sel ginjal mencit, hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shewta Gupta et al. (2005) yang

menyatakan bahwa dalam dosis 1,2 gr/hari/1,5 kg BB kelinci terkadung flavonoid

maksimal yang memberikan efek nyata sebagai perlindungan organ tubuh akibat

radikal bebas. Flavonoid menangkap radikal bebas dengan melepaskan atom

hidrogen dari gugus hidroksilnya dan memutus reaksi berantai dari radikal bebas

sehingga dapat mencegah terjadinya stres oksidatif (Almatsier,2004). Betakaroten

dapat mengurangi konsenterasi radikal bebas dengan meningkatkan kadar

glutathione tubuh. Peningkatan glutathione tubuh akan mengisi kembali

kekosongan dan dapat digunakan untuk konjugasi NAPQI sehingga toksisitas

ginjal karena ikatan kovalen ini dengan protein dapat dikurangi (Frank, 1995).

Hasil penelitian yang didapatkan para peneliti tersebut mendukung hasil penelitian

ini bahwa ekstrak daun kemangi dapat memberikan efek proteksi terhadap

kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terbukti adanya

efek proteksi ekstrak daun kemangi terhadap sel epitel tubulus proksimal ginjal

berupa pengurangan jumlah kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal yang

diiunduksi parasetamol pada dosis 1 yaitu, 48 mg/20 gr BB mencit, meskipun

belum optimal karena hasilnya belum sebanding dengan kelompok kontrol.

Sedangkan pada dosis yang lebih besar, dosis II, yaitu 74 mg/20 gr BB mencit

terbukti adanya peningkatan efek proteksi ektrak daun kemangi terhadap sel ginjal

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

mencit, meskipun perbedaannya tidak signifikan dibandingkan dengan dosis 1 dan

hasilnya cukup optimal karena hasilnya mendekati kelompok kontrol

Kelemahan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu terbatasnya jumlah

dosis dan lama pemberian ekstrak daun kemangi yang diberikan pada hewan

percobaan. Hal ini menyebabkan peneliti belum dapat menemukan dosis dan lama

pemberian ekstrak daun kemangi yang paling tepat dan efektif untuk mengurangi

kerusakan sel ginjal mencit.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK .../Efek...Senyawa antioksidan alami yang terkandung dalam daun kemangi berupa senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:

1. Ektrak daun kemangi (Ocimum sanctum) mempunyai efek proteksi

dalam mencegah kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus) yang

diinduksi parasetamol.

2. Peningkatan dosis ekstrak daun kemangi dari dosis I (0,48 mg/20 gram

BB mencit) menjadi dosis II (0,74 mg/20 gram BB mencit) dapat

meningkatkan daya proteksi terhadap kerusakan sel ginjal yang

diinduksi parasetamol.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis dan

lama pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctumi) yang lebih

bervariasi sehingga dapat mengetahui dosis dan lama pemberian ekstrak

daun kemangi (Ocimum sanctum) yang paling tepat dan efektif untuk

mengurangi kerusakan sel ginjal.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana

yang lebih canggih untuk mengetahui zat aktif dalam ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum) yang paling berperan sebagai

nefroprotektor.