perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/pengaruh... · 10. bapak dan ibu yang telah memberikan...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PRIOR KNOWLEDGE, KEMAMPUAN BAHASA DAN SIKAP SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : TANIA OKTABRI KHARISMA K3308057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

Upload: others

Post on 08-Sep-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PRIOR KNOWLEDGE, KEMAMPUAN BAHASA DAN

SIKAP SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK

BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh :

TANIA OKTABRI KHARISMA

K3308057

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Tania Oktabri Kharisma

NIM : K3308057

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Kimia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH PRIOR KNOWLEDGE,

KEMAMPUAN BAHASA DAN SIKAP SISWA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SMA

BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013“ ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 9 Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Tania Oktabri Kharisma

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENGARUH PRIOR KNOWLEDGE, KEMAMPUAN BAHASA DAN SIKAP SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA

KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh :

TANIA OKTABRI KHARISMA

K3308057

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Sri Yamtinah, S.Pd, M.Pd.NIP. 19691204 200501 2 001

Pembimbing II

Nanik Dwi Nurhayati, S.Si, M.Si.NIP. 19721115 200604 2 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 15 Januari 2013

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. ......................

Sekretaris : Drs. Sulistyo Saputro, M.Si, Ph.D .......................

Anggota I : Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd. .......................

Anggota II : Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si. .......................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

MOTTO

“...., dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya

Tuhan-ku”

(Q.S Maryam: 4)

“Hidup ini bukan bagaimana kita harus peduli terhadap apa yang

dipikirkan semua orang terhadap apa yang kita lakukan, selama kita

melakukan hal-hal yang benar dan baik. Ingatlah baik itu bersifat

relatif, sedangkan benar itu bersifat mutlak dari ALLAH SWT.”

(Penulis)

“Apapun pendapat orang dan perlakuan orang terhadapmu tetaplah

berbuat baik dan maafkanlah, karena itu akan membahagiakanmu”

(Penulis)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan semua yang

terbaik dan sabar menanti kelulusanku.

Sahabat-sahabatku (Fadilah, Sarwendah, dll)

Teman-teman P. Kimia 2008

Almamaterku

Special one who still be secret^^

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRAK

Tania Oktabri Kharisma. PENGARUH PRIOR KNOWLEDGE,KEMAMPUAN BAHASA DAN SIKAP SISWA TERHADAP PRESTASIBELAJAR PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SMABATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013. Skripsi. Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta,Januari 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi positif yangsignifikan antara variabel-variabel bebas (prior knowledge, kemampuan bahasadan sikap siswa) dengan prestasi belajar pada materi ikatan kimia baik secaraterpisah maupun secara serentak. Penelitian ini merupakan penelitian korelasionaldengan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas tersebut yaituprior knowledge (X1), kemampuan bahasa (X2) dan sikap siswa terhadap matapelajaran kimia (X3). Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi siswa padapokok bahasan ikatan kimia kelas X (Y).

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Batik 1 Surakartatahun ajaran 2012/2013. Teknik pengambilan data adalah dengan dokumentasiuntuk nilai kemampuan bahasa dan tes/angket untuk nilai prior knowledge, sikapsiswa dan prestasi siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat: (1)Korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge dengan prestasi belajarsiswa pada materi pokok ikatan kimia dengan nilai koefisien korelasi Pearson0,442 dan signifikansi 0,000 (2) Korelasi positif yang signifikan antarakemampuan bahasa dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok ikatan kimiadengan nilai koefisien korelasi Pearson 0,228 dan signifikansi 0,027 (3) Korelasipositif yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi belajar siswa padamateri pokok ikatan kimia dengan nilai koefisien korelasi Pearson 0,260 dansignifikansi 0,011 (4) Korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge,kemampuan bahasa dan sikap siswa dengan prestasi belajar siswa pada materipokok ikatan kimia dengan nilai koefisien korelasi tiga prediktor 0,550, nilaiFhitung (13,008) > F tabel (2,706) dan signifikansi 0,000. Sumbangan relatif priorknowledge (X1) 63,14%, kemampuan bahasa (X2) 19,23% dan sikap siswa (X3)17,63%. Sedangkan sumbangan efektif prior knowledge (X1) 19,09%,kemampuan bahasa (X2) 5,81% dan sikap siswa (X3) 5,32%.

Kata Kunci: Korelasi, Prior Knowledge, Kemampuan Bahasa, Sikap Siswa,Prestasi Belajar Ikatan Kimia

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRACT

Tania Oktabri Kharisma. EFFECT OF PRIOR KNOWLEDGE, LANGUAGESKILLS AND STUDENTS ATTITUDE TOWARD LEARNINGACHIEVEMENT IN CHEMICAL BOND SUBJECT MATTER ON FIRSTGRADE FROM SENIOR HIGH SCHOOL OF BATIK 1 SURAKARTAFOR ACADEMIC YEAR OF 2012/2013. Minor Thesis. Surakarta: TeacherTraining and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta, Januari2013.

The purpose of this study is to determine a significant positive correlationbetween independent variables (prior knowledge, language skills and student’sattitudes) with learning achievement in the chemical bond subject matter asseparately and simultaneously. This research is a correlation study with threeindependent variables and one dependent variable. Independent variables, namelyprior knowledge (X1), skills language (X2) and the students attitudes towardchemistry subjects (X3). While the dependent variable was student performanceon the subject of chemical bonds from first grade (Y).

The population were students on first grade from senior high school ofBatik 1 Surakarta for academic year of 2012/2013. Technique to collection data isdocumentation for value language skills and methods of test/questionnaire to thevalue of prior knowledge, students attitudes and students achievement.

Based on these results it can be concluded there was: (1) a significantpositive correlation between prior knowledge with learning achievement in thechemical bond subject matter with the Pearson correlation coefficient 0.442 andsignificance 0.000 (2) a significant positive correlation between the ability oflanguage with learning achievement in the chemical bond subject matter with thePearson correlation coefficient 0.228 and significance 0.027 (3) a significantpositive correlation between students attitudes with learning achievement in thechemical bond subject matter with the Pearson correlation coefficient 0.260 andsignificance 0.011 (4) a significant positive correlation between prior knowledge,language skills and students attitudes with learning achievement in the chemicalbond subject matter to the value of the coefficient three predictor correlation0.550, the value F count (13.008)> F table (2.706) and the significance 0.000. Therelative contribution of prior knowledge (X1) 63.14%, language ability (X2)19.23% and students attitudes (X3) 17.63%. While the effective contribution ofprior knowledge (X1) 19.09%, language ability (X2) 5.81% and students attitude(X3) 5.32%.

Keywords: Prior knowledge, Language ability, Students attitude, Learningachievement in chemical bond

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Pengaruh Prior Knowledge, Kemampuan Bahasa dan Sikap

Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia kelas X SMA

Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana

(S1) di Program Kimia Jurusan P. MIPA, FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penyusunan makalah skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program P. Kimia FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program P.Kimia FKIP

UNS yang telah membimbing penulis selama ini.

5. Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan yang

sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai

masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Drs. Sugiharto, Apt, M.S selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi

semangat dan bimbingannya bagi penulis selama ini.

8. Drs. Literzet Sobri, M. Pd., selaku Kepala SMA Batik 1 Surakarta yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

9. Ugik Sugiharti, S.Pd., M.Pd., selaku guru bidang studi kimia SMA Batik 1

Surakarta yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan

bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.

10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu

yang tulus, serta teman - teman Pendidikan Kimia 2008 yang tidak mungkin

disebutkan satu persatu.

Demikian skripsi ini disusun, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam karya ini. Demi sempurnanya karya ini, maka segala keterbatasan dan

kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran, ide, dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan.

Surakarta, 9 Januari 2013

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .............................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v

HALAMAN MOTTO …….………………………………………... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………… vii

HALAMAN ABSTRAK ………...………………………................ viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xvi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. xix

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………...

A. Latar Belakang Masalah ……………………………...

B. Identifikasi Masalah ………………………………......

C. Pembatasan Masalah ………………………………….

D. Perumusan Masalah …………………………………..

E. Tujuan Penelitian ……………………………………..

F. Manfaat Penelitian ……………………………………

1

1

5

6

6

7

7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……………………………………...

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ……..

1. Program Sekolah Bertaraf Internasional …………...

a. Pengertian Program SBI ……………………...

b. Landasan Program SBI ……………………….

c. Standar Pengembangan Program SBI ………...

d. Ikhtiar Penjamin Mutu Program SBI …………

9

9

9

9

9

10

11

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

2. Belajar dan Pembelajaran …...………..……..……..

a. Pengertian Belajar …………………………….

b. Teori Belajar ………………………………….

c. Pengertian Pembelajaran ……………………...

d. Pembelajaran Kimia …………………………..

3. Prior Knowledge/ Kemampuan Awal Siswa ………

4. Kemampuan Bahasa .......…………..………………

5. Sikap Siswa ...…….………………………………...

6. Prestasi Belajar …...…...……………………..…….

a. Pengertian Prestasi Belajar …………………...

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Belajar ………………………………………...

7. Chemical Bond ………...…….…………………..

B. Kerangka Berpikir …..………………………………..

C. Hipotesis ……………...……………………………....

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………...

1. Tempat Penelitian .....................................................

2. Waktu Penelitian .......................................................

a. Tahap Persiapan dan Perijinan ……………....

b. Tahap Penelitian ……………………………...

c. Tahap Penyelesaian …………………………...

B. Rancangan/ Desain Penelitian ………………….…….

C. Populasi dan Sampel .....................................................

1. Populasi …………………………………………….

2. Sampel ……………………..………………………

D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................

E. Pengumpulan Data ........................................................

1. Teknik Pengumpulan Data …………………………

a. Teknik Dokumentasi ………………………….

b. Teknik Tes ……………………………………

15

15

15

18

18

20

22

24

27

27

29

32

38

39

40

40

40

40

40

40

40

41

42

42

42

43

43

43

43

43

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

c. Teknik Angket ………………………………..

2. Instrumen …………………………………………..

a. Instrumen Penelitian Bentuk Tes ……………..

b. Instrumen Penelitian Bentuk Angket …………

F. Validasi Instrumen Penelitian ..……………………….

1.Instrumen Penilaian Bentuk Tes ................................

a. Uji Validitas ........................................................

b. Uji Reliabilitas ....................................................

c. Uji Taraf Kesukaran Soal ...................................

d. Uji Daya Pembeda Soal ......................................

2. Instrumen Penilaian Bentuk Angket .........................

a. Uji Validitas .......................................................

b. Uji Reliabilitas ...................................................

G. Analisis Data ...............................................................

1. Uji Prasyarat .............................................................

a. Uji Normalitas ......................................................

b. Uji Independensi ..................................................

c. Uji Heterokedastisitas ..........................................

d. Uji Linieritas Regresi ...........................................

2. Uji Hipotesis .............................................................

a. Analisis Korelasi Linier ………………………...

b. Analisis Korelasi Linier Ganda …………………

3. Persamaan Regresi …………………………………

4. Sumbangan Prediktor ………………………………

43

44

44

44

45

45

45

46

47

49

50

50

51

52

52

52

54

55

57

58

58

60

61

62

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……………………………………

A. Deskripsi Data ………………………………………...

1. Prior Knowledge ………………………...…………

2. Kemampuan Bahasa ….…………..………………..

3. Sikap Siswa ….......…………………………………

4. Prestasi Belajar …………………………………….

64

64

64

65

66

68

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

B. Uji Prasyarat Analisis …………………………...……

1. Uji Normalitas ……………………………………...

2. Uji Independensi …………..…..…………………...

3. Uji Heterokedastisitas ……………………………...

4. Uji Linieritas ……………………………………….

a. Uji Linieritas Prior knowledge (X1) terhadap

Prestasi Belajar (Y) ……………………………

b. Uji Linieritas Kemampuan Bahasa (X2)

terhadap Prestasi Belajar (Y) …………………..

c. Uji Linieritas Sikap Siswa (X3) terhadap

Prestasi Belajar (Y) ……………………………

C. Pengujian Hipotesis ………….……………………….

1. Uji Hipotesis Pertama ………………...……………

2. Uji Hipotesis Kedua ……..…………………………

3.Uji Hipotesis Ketiga ………………………………...

4.Uji Hipotesis Keempat ……………………………...

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ……………………..

69

69

69

70

72

72

72

73

74

74

75

76

76

78

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………

A. Kesimpulan …………………………………...............

B. Implikasi ……………………………………………...

1. Implikasi Teoritis …………………………………..

2. Implikasi Praktis …………………………………...

C. Saran ………………………………………………….

83

83

84

84

84

84

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 86

LAMPIRAN ………………………………………………………... 90

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Valence Electrons of Noble Gases …………..……………….. 32

2 The Tendency of Elements to Achieve the Stability …………… 33

3 Lewis Symbol of Elements in Group A …………………...…… 34

4 Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………….…………... 40

5 Rencana Penelitian Korelasi Regresi Berganda ……………..... 41

6 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk UjiValiditas Soal pada Aspek Kogitif dan Prior Knowledge ……. 46

7 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk UjiReliabilitas Soal pada Aspek Kognitif dan Prior Knowledge…. 47

8 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk UjiTingkat Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif dan PriorKnowledge .................................................................................. 49

9 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji DayaPembeda Soal pada Aspek Kognitif dan PriorKnowledge................................................................................... 50

10 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk UjiValiditas Angket Sikap Siswa terhadap Mata PelajaranKimia........................................................................................... 51

11 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk UjiReliabilitas Angket Siswa terhadap Mata PelajaranKimia........................................................................................... 52

12 Deskripsi Data Prior Knowledge (X1) ....................................... 64

13 Deskripsi Data Kemampuan Bahasa (X2) ................................. 66

14 Deskripsi Data Sikap Siswa terhadap Kimia (X3) ..................... 67

15 Deskripsi Data Prestasi Siswa (Y) ............................................. 68

16 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prior Knowledge,Kemampuan Bahasa, Sikap Siswa dan Prestasi ………………. 69

17 Ringkasan Hasil Uji Independensi Prior Knowledge,Kemampuan Bahasa, dan Sikap Siswa ……………………….. 70

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

18 Ringkasan Hasil Uji Independensi Prior Knowledge,Kemampuan Bahasa, dan Sikap Siswa dengan rumus KarlPearson ………………………………………………………... 70

19 Hasil Uji Heterokedastisitas …………………………………... 71

20 Hasil Uji Linieritas Prior Knowledge dengan Prestasi Belajar .. 72

21 Hasil Uji Linieritas Kemampuan Bahasa dengan PrestasiBelajar …………………………………………………………

73

22 Hasil Uji Linieritas Sikap Siswa dengan Prestasi Belajar …….. 73

23 Hasil Uji Korelasi antara Prior Knowledge dengan PrestasiSiswa …………………………………………………………..

74

24 Hasil Uji Korelasi antara Kemampuan Bahasa dan PrestasiSiswa …………………………………………………………..

75

25 Hasil Uji Korelasi antara Sikap Siswa dan Prestasi Siswa ……. 76

26 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Linier …………………… 77

27 Hasil Uji Koefisien dan Keberartian Model Regresi Linier …... 80

28 Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Variabel- variabelbebas terhadap Prestasi Siswa …………………………………

81

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Segitiga Kimia ………………………………..…………………. 19

2 Contoh Ikatan Logam …………………………….…………… 37

3 Kerangka Berfikir Penelitian …………………………...……... 38

4 Histogram Data Prior Knowledge (X1) ….……….…………... 65

5 Histogram Data Kemampuan Bahasa (X2) …...……………..... 66

6 Histogram Data Sikap Siswa terhadap Kimia (X3) ……..……. 67

7 Histogram Data Prestasi Siswa (Y) ………………. 68

8 Scatterplot Uji Heterokedastisitas 71

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Awal (Sistem Periodik Unsur……. 90

2 Soal Prior Knowledge …………………………………...…… 96

3 Kunci Jawaban Tes Prior Knowledge ………………………... 101

4 Nilai UAN SMP Mata Pelajaran Bahasa Inggris …………….. 102

5 Kisi-kisi Angket Siswa terhadap Mata Pelajaran Kimia ……... 105

6 Angket Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran Kimia ................ 108

7 Kisi-kisi Soal Kognitif (Ikatan Kimia) ……………………….. 111

8 Soal Kognitif (Ikatan Kimia) …………………………………. 119

9 Kunci Jawaban Tes Kognitif (Ikatan Kimia) ………………… 125

10 Hasil Uji Validitas Soal Prior Knowledge …………………… 126

11 Hasil Uji Validitas Soal Sikap Siswa terhadap Mata PelajaranKimia …………………………………………………………. 128

12 Hasil Uji Validitas Soal Kognitif ……………..……………… 130

13 Hasil Uji Reliabilitas Soal Prior Knowledge …….…...……… 132

14 Hasil Uji Reliabilitas Angket Sikap Siswa terhadap MataPelajaran Kimia …………………………………..…...……… 135

15 Hasil Uji Reliabilitas Soal Kognitif (Ikatan Kimia) …….……. 138

16 Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal PriorKnowledge .............................................................…..………. 142

17 Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran SoalKognitif...................................................................…..……….

146

18 Hasil Uji Homogenitas Siswa Kelas X SMA Batik 1 SurakartaAngkatan 2012/2013………………………………………….. 152

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

19 Hasil Output Analisis Deskriptif dan Frekuensi Variabel-variabel Penelitian ………...…………………..……………… 154

20 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel-variabelPenelitian ………………..……….………….………….…..… 159

21 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov dari Variabel-variabel Penelitian………. ………….………….…………….. 161

22 Hasil Uji Independensi Variabel-variabel Bebas Penelitian …. 164

23 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel-variabel Penelitian ….... 165

24 Hasil Uji Linieritas Variabel-variabel Bebas dengan VariabelTerikat ……………….…..…………………..……………….. 166

25 Hasil Uji Hipotesis Pertama ………………………………….. 168

26 Hasil Uji Hipotesis Kedua …………………….……………… 170

27 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ………..……………………..…… 173

28 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ……………………… 176

29 Hasil Uji Sumbangan Efektif dan Sumbangan RelatifVariabel-variabel Bebas ..…………………………………..… 179

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara yang sangat peduli dengan pendidikan

rakyatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya penjaminan hak warga negara untuk

memperoleh pendidikan sesuai dengan pasal 28C ayat (1) UUD’45. Sejalan

dengan itu, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

untuk menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu yang didasarkan pada

Standar Nasional Pendidikan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berkembangnya era globalisasi saat ini yang ditandai dengan persaingan

antar negara, menuntut adanya peningkatan kualitas di segala bidang, termasuk

pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 50 Ayat (3), yakni “Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan

pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah

yang bertaraf internasional”.

Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum

internasional. Adanya dukungan dari pemerintah mengenai pengembangan

Sekolah Bertaraf Internasional ternyata memacu pertumbuhan sekolah itu sendiri.

Terbukti mulai tahun 2006 sekolah-sekolah di Indonesia baik negeri maupun

swasta dari Sabang sampai Merauke mulai merintis pembangunan sekolah

bertaraf Internasional, salah satunya adalah SMA Batik 1 Surakarta.

SBI merupakan sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional

Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah

satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development

(OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional

(Depdiknas, 2007:5). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 SNP

terdiri atas 8 komponen utama yaitu kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan dan penilaian. SNP

harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh komponen pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan (sekolah). Pada prinsipnya, sekolah bertaraf

internasional harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar

yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan (Depdiknas, 2007:5).

Namun, di balik berkembangnya sekolah-sekolah di Indonesia, terutama

di SMA Batik 1 Surakarta ternyata belum diiringi dengan kesiapan SDM yang ada

secara maksimal, baik dari segi kesiapan mental dari siswanya maupun

kemampuan berbahasa Inggris yang belum sepenuhnya mumpuni dari staf tenaga

pengajarnya. Seperti, proses belajar mengajar yang masih didominasi

menggunakan bahasa Indonesia dan pemberian soal juga mayoritas masih

menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga, tidak semua sekolah bertaraf

Internasional memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik daripada sekolah

reguler yang ada.

Kualitas pengajaran kimia khususnya sampai saat ini masih menunjukkan

perlunya upaya perbaikan. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran inti. Dalam

proses pembelajarannya, digunakan bahasa Indonesia dan Inggris sebagai bahasa

pengantarnya. Dalam mata pelajaran kimia, terdapat materi pokok Ikatan Kimia

yang bersifat abstrak, artinya konsep tersebut sulit diindera dengan panca indera,

sehingga perlu banyak kosakata untuk menjelaskannya. Materi ikatan kimia yang

ditulis dalam bahasa Inggris mengandung kosakata-kosakata khusus yang telah

dipelajari siswa pada materi sebelumnya, yaitu struktur atom dan sistem periodik.

Materi ikatan kimia adalah salah satu materi yang membutuhkan materi prasyarat

yakni materi yang seharusnya telah dikuasai sebelum mempelajari ikatan kimia.

Materi prasyarat dalam ikatan kimia adalah materi Sistem Periodik Unsur (SPU),

sehingga dipastikan adanya hubungan antara materi SPU dengan ikatan kimia.

SMA Batik 1 Surakarta telah menetapkan nilai KKM sebesar 75 pada

tahun ajaran 2011/2012 untuk semua mata pelajaran termasuk kimia. Namun

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ternyata nilai KKM tersebut masih sulit dilampaui. Hal ini dibuktikan dengan nilai

uji kompetensi materi ikatan kimia yang belum tuntas 100%. Dari sembilan kelas

yaitu X1-X9 jumlah siswa yang belum tuntas adalah 18% dengan nilai terendah

30. Walaupun jumlah siswa yang belum tuntas jumlahnya hanya 18%, namun

yang masih menjadi masalah adalah soal yang disajikan masih dalam bentuk

bahasa Indonesia dan tidak dalam bentuk ulangan harian, padahal di sekolah

setidaknya soal disajikan dengan mayoritas berbahas Inggris. Dibandingkan

dengan materi sebelumnya yaitu SPU dan struktur atom dimana soal disajikan

dengan ulangan harian dan bahasa bilingual, tingkat ketidaktuntasan mencapai

52,8%. Padahal bila ditelaah lebih lanjut, SPU merupakan pengetahuan prasyarat

dari ikatan kimia, bila seorang murid belum menguasai materi SPU, maka dia

tidak mungkin mampu menguasai materi ikatan kimia secara baik.

Ada faktor lain yang mempengaruhi perbedaan yang terlampau signifikan

dari kedua materi tersebut. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130) prestasi

belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Penyelesaian terhadap

faktor-faktor eksternal yang berpengaruh seperti penggunaan metode mengajar,

kurikulum, media, sarana dan prasarana saja belum cukup, perlu pula diketahui

dan diteliti faktor-faktor internal yang berpengaruh secara dominan seperti

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, minat serta motivasi. Faktor-faktor

ini secara minimal dapat digunakan sebagai dasar pemilihan strategi dalam

pengelolaan proses belajar mengajar.

Latar belakang pengetahuan atau kemampuan awal merupakan salah satu

faktor yang menentukan, tetapi dalam proses pembelajaran yang terjadi selama ini

guru belum mengukur kemampuan awal siswa yang dapat dijadikan pedoman

untuk proses pembelajaran selanjutnya. Menurut Gagne kemampuan awal lebih

rendah daripada pengetahuan yang baru, sehingga disimpulkan bahwa

“Kemampuan awal adalah hasil belajar yang didapat sebelum mendapat

kemampuan yang lebih tinggi”. Pengetahuan awal siswa merupakan prasyarat

untuk mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat melaksanakan

proses belajar dengan baik. Seorang guru perlu mengetahui kemampuan awal

siswa supaya dapat menentukan alternatif langkah yang paling tepat. Hal tersebut

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dikarenakan kekuatan dari kemampuan mereka dapat digunakan dalam

pembelajaran yang akan berdampak pada prestasi belajar mereka. Menurut

Slameto (2010: 123) “Substansi serta sifat organisasi latar belakang pengetahuan

ini mempengaruhi ketepatan serta kejelasan pengertian-pengertian baru yang

ditimbulkan serta kemampuan memperoleh kembali pengertian-pengertian baru

tersebut“. Sehingga semakin jelas, stabil serta terorganisasinya struktur kognitif

siswa, proses belajar yang bermakna makin mudah terjadi. Sebaliknya struktur

kognitif yang tidak stabil, kabur dan tidak teroganisasi dengan tepat cenderung

merintangi proses belajar mengajar yang bermakna.

Kemampuan lain yang ada dalam diri siswa yang juga berpengaruh

terhadap prestasi adalah kemampuan bahasa yang merupakan kemampuan khusus

untuk membaca suatu bahan dengan pemahaman, pengertian isi, dan logis dalam

penerapan situasi praktis. Dalam pelajaran kimia, kemampuan bahasa diperlukan

dalam menyelesaikan soal kimia. Apalagi untuk sekolah kemampuan berbahasa

asing merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Tidak jarang seorang siswa prestasinya lebih rendah dari siswa lain bukan karena

ketidakmampuannya dalam memahami pelajaran. Namun siswa tersebut

mengalami kesulitan dalam memahami soal yang disajikan dalam bahasa Inggris.

Halliday (2006) menyatakan bahwa beberapa kelompok siswa mengalami

kesulitan dalam mempelajari Ilmu alam ketika ditulis dalam bahasa selain bahasa

yang telah dia gunakan sejak kecil. Dalam essay tersebut juga dinyatakan bahwa

teks-teks ilmiah sulit dipahami karena ditulis menggunakan istilah-istilah khusus

yang tidak bisa dijelaskan dengan bahasa sehari-hari maupun kata-kata dalam

kamus. Haritos, dkk (2009) melakukan penelitian mengenai interaksi antara

kemampuan bahasa dan kemampuan mengungkapkan materi yang pernah

disampaikan terhadap siswa yang mengikuti kelas bilingual (Yunani-Inggris).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kemampuan mengungkapkan materi dalam

bahasa Yunani lebih baik bila dibandingkan ketika diungkapkan dalam bahasa

Inggris. Hal ini dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan siswa untuk

bersosialisasi. Haritos menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan dua bahasa

dipengaruhi oleh pengalaman bahasa sebelumnya yang dimiliki siswa.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan bahasa asing dalam hal ini bahasa

Inggris diperlukan untuk memahami materi yang dipelajari.

Di lapangan seringkali dijumpai sikap acuh siswa dalam mengikuti

pelajaran kimia. Menurut konsepsi skematik Rosenberg dan Hovland mengenai

sikap menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperanan

sebagai perantara respon yang bersangkutan. Respons ini adalah respon kognitif,

respon afektif dan konatif (Azwar S, 2011:7). Siswa pada umumnya mengikuti

pembelajaran kimia karena kewajiban saja tanpa memperhatikan manfaatnya.

Bahkan mereka merasa biasa mendapatkan nilai rendah dalam pelajaran kimia.

Sikap yang demikian tentu saja mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap

pelajaran kimia. Sikap siswa terhadap pelajaran kimia dapat dilihat dari cara siswa

merespon pelajaran kimia, misalnya keingintahuan, perhatian, usaha dan

keinginan belajar kimia.

Materi ikatan kimia merupakan salah satu materi yang dianggap cukup

sulit, sehingga diperlukan kemampuan awal, pemahaman yang mendalam dan

sikap yang mendukung. Kemampuan awal (Prior Knowledge) yang harus dikuasai

terutama mengenai materi sebelumnya yaitu SPU (Sistem Periodik Unsur).

Sedangkan pemahaman disini berkaitan dengan dua hal yaitu pemahaman materi

dan pemahaman bahasa pengantar soal yang digunakan.

Dari uraian di atas, maka peneliti ingin mempelajari “Pengaruh Prior

Knowledge, Kemampuan Bahasa dan Sikap Siswa terhadap Prestasi Belajar pada

Pokok Bahasan Ikatan Kimia Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan terdapat beberapa masalah antara

lain :

1. RSBI merupakan program pemerintah yang sifatnya masih baru (rintisan),

sehingga memungkinkan terdapat banyak kendala di dalamnya.

2. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang menggunakan bahasa

Indonesia dan Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar

program .

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Terdapat perbedaan antara penggunaan kosakata bahasa Inggris dalam ilmu

alam dengan kosakata bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

4. Ikatan kimia adalah materi yang membutuhkan materi prasyarat yaitu SPU.

5. Faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi yang perlu diperhatikan

antara lain IQ, sikap, kemampuan awal, minat, kemampuan bahasa serta

motivasi.

6. Faktor eksternal yang berpengaruh adalah metode mengajar, kurikulum,

media, sarana dan prasarana.

7. Pemahaman soal memerlukan kemampuan bahasa yang baik. Kemampuan

bahasa yang rendah membuat siswa kesulitan menyelesaikan soal.

8. Sikap siswa terhadap kimia mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap

pelajaran kimia. Adanya siswa yang bersikap apatis saat pengajaran kimia

menyebabkan kurangnya respon mendukung pembelajaran kimia.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis akan membatasi masalah

dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan masalah dapat dikaji lebih

mendalam untuk memperoleh hasil maksimal, maka penelitian ini dibatasi pada

permasalahan sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh dari faktor internal seperti kemampuan awal, kemampuan

bahasa dan sikap siswa terhadap prestasi.

2. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ikatan kimia,

khususnya pada aspek kognitif yang disajikan dalam bahasa Inggris.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge

dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi

pokok ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013?

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan bahasa

dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi

pokok ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013?

3. Apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap siswa dengan

prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok

ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013?

4. Apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X

SMA Batik 1 Surakarta materi pokok ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge dengan prestasi

belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok ikatan kimia

tahun ajaran 2012/2013.

2. Korelasi positif yang signifikan antara kemampuan bahasa dengan prestasi

belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok ikatan kimia

tahun ajaran 2012/2013.

3. Korelasi positif yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi belajar

siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok ikatan kimia tahun

ajaran 2012/2013.

4. Korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge, kemampuan bahasa

dan sikap siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta

materi pokok ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah pada proses

pembelajaran kimia terutama berkaitan dengan kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa dan sikap siswa terhadap kimia.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Siswa

Mengingatkan siswa tentang pentingnya kemampuan awal, kemampuan

bahasa dan sikap siswa pada materi ikatan kimia.

b. Manfaat Bagi Guru

Informasi-informasi tentang pengaruh kemampuan awal, kemampuan

bahasa dan sikap siswa terhadap prestasi siswa pada materi ikatan kimia

diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan strategi mengajar sehingga akan

dapat meningkatkan efektifitas belajar kimia siswa khususnya dalam materi ikatan

kimia.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

a. Pengertian Program RSBI

SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya

berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya

internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.

SBI merupakan sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional

Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah

satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development

(OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu

dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional .

Sekolah bertaraf internasional pada hakikatnya mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi 8 (delapan) standar, yaitu kompetensi

lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pembiayaan, pengelolaan dan penilaian yang diperkaya, dikembangkan, diperluas,

diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang

dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional (Depdiknas 2007: 9).

SMA RSBI atau yang disebut pula dengan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional merupakan sekolah nasional yang sama dengan sekolah pada

umumnya di Indonesia, namun SMA RSBI memadukan dan

mengimplementasikan 2 kurikulum (nasional dan internasional) dengan maksud

akan menghasilkan lulusan yang bersertifikasi secara internasional. Dalam

perjalanannya, SMA RSBI akan diakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah

Nasional (BASN) dan Badan Akreditasi Sekolah Internasional (BASI).

b. Landasan Program RSBI

Dasar hukum pengembangan program rintisan sekolah bertaraf

internasional adalah:

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “ Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu tahun

pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang

mengatur perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan

prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara

bertahap untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat (1) yang menyatakan bahwa:

“Pemerintah bersama-sama Pemerintah Daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan

sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah

untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional”.

4) Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009

menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu

dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat

kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah

dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk

mengembangkan SD, SMP, SMA dan SMK yang bertaraf

internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.

(Depdiknas 2007: 7-8)

c. Standar Pengembangan Program SBI

SBI merupakan upaya sadar, intens, terarah dan terencana untuk

mewujudkan citra manusia ideal yang memiliki kemampuan dan kesanggupan

hidup secara lokal, nasional, regional dan global, maka telah dirumuskan standar

SBI yang meliputi input, proses dan output. Input penyelenggaraan SBI yang

ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf internasional

meliputi siswa baru yang diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SMP, hasil

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Ujian Nasional (UN), Scholastic Aptitude Test (SAT), kesehatan fisik dan tes

wawancara. Siswa baru SBI memiliki potensi kecerdasan unggul, yang

ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan potensi untuk

berkembang. Proses pembelajaran SBI dikembangkan melalui berbagai cara agar

mampu mengaktualisasikan potensi peserta didik. Bahasa pengantar yang

digunakan dalam proses pembelajaran adalah bahasa Indonesia dan bahasa asing

(khususnya bahasa Inggris) dan menggunakan media pendidikan yang bervariasi

serta berteknologi mutakhir seperti laptop, LCD dan VCD. SBI harus

mengembangkan proses pembelajaran sebagai berikut:

1) Mendorong keingintahuan (a sense of curiosity ).

2) Keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru.

3) Prioritas pada fasilitas kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari

jawaban atau pengetahuan baru (meskipun jawaban itu salah atau

pengetahuan baru yang dimaksud belum dapat digunakan), dan

4) Pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi untuk menemukan

kemungkinan-kemungkinan baru.

Output SBI memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional dan

internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan

penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang harus dimiliki dalam era global.

d. Ikhtisar Penjaminan Mutu Program SBI

1) Akreditasi

Berakreditasi minimal A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan

Madrasah (BAN-S/M). Serta dapat ditambah akreditasi dari badan

akreditasi sekolah pada salah satu negara anggota OECD dan/atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam

bidang pendidikan.

2) Kurikulum

Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan

keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Keberhasilan

tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal

sebagai berikut:

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b) Menerapkan sistem satuan kredit semester di

SMA/SMK/MA/MAK.

c) Memenuhi Standar Isi; dan

d) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

a) Sistem admininstrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa bisa mengakses

trankripnya masing-masing.

b) Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan

pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara

anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan

c) Menerapkan standar kelulusan sekolah/madrasah yang lebih tinggi

dari Standar Kompetensi Lulusan.

3) Proses Pembelajaran

Minimal memenuhi standar proses yaitu proses pembelajaran

disesuaikan dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Selain itu ada tambahan seperti berikut:

a) Proses pembelajaran menjadi teladan bagi sekolah/madrasah

lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur,

kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa enterpreneural, jiwa

patriot dan jiwa inovator.

b) Diperkaya model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara

anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

c) Menerapkan pembelajaran berbasis TIK.

d) Kelompok sains, matematika dan inti kejuruan menggunakan

bahasa Inggris, sementara pembelajaran lainnya, kecuali pelajaran

bahasa asing, menggunakan bahasa Indonesia.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

e) Pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk kelompok sains dan

matematika untuk SD/MI baru dapat dimulai pada kelas IV.

(Depdiknas, 2007: 1)

4) Penilaian

Minimal memenuhi standar penilaian. Dan sebagai tambahan dapat

memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian

sekolah unggul dari Negara anggota OECD dan/atau negara maju

lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan (Depdiknas, 2007:2).

5) Pendidik

Minimal memenuhi standar pendidik, disertai beberapa ikhtisar

tambahan yaitu:

a) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.

b) Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika dan inti kejuruan

mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris.

c) Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi

yang program studinya berakreditasi A untuk SD/MI.

d) Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi

yang program studinya berakreditasi A untuk SMP/MTs ,dan

e) Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi

yang program studinya berakreditasi A untuk

SMA/SMK/MA/MAK.

6) Tenaga Pendidik

Minimal memenuhi standar tenaga kependidikan serta beberapa syarat

tambahan yaitu:

a) Kepala sekolah/madrasah berpendidikan minimal S2 dari

perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah

menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala

sekolah yang diakui oleh Pemerintah.

b) Kepala sekolah/madrasah mampu berbahasa Inggris secara aktif.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c) Kepala sekolah/madrasah bervisi internasional, mampu

membangun jaringan internasional, memiliki kompetensi

manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterpreneural yang kuat

(Depdiknas, 2007: 3).

7) Sarana dan Prasarana

Minimal memenuhi standar sarana dan prasarana seperi berikut:

a) Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis

TIK.

b) Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan

akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia, dan

c) Dilengkapi dengan ruang multimedia, ruang unjuk seni budaya,

fasilitas olahraga dan sebagainya.

8) Pengelolaan

Minimal memenuhi standar pengelolaan, yaitu:

a) Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO

14000.

b) Merupakan sekolah/madrasah multicultural.

c) Menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf

internasional di luar negeri.

d) Bebas narkoba dan rokok.

e) Bebas kekerasan

f) Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek

pengelolaan sekolah.

g) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains,

matematika, teknologi, seni dan olahraga.

9) Pembiayaan

Minimal memenuhi standar pembiayaan yaitu menerapkan model

pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator

kunci tambahan. Pembiayaan dapat diperoleh dari APBN, APBD dan

boleh memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang

akuntabel; min 20% peserta didik tidak mampu mendapatkan subsidi

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pendidikan (Depdiknas, 2007: 4). Dana yang diperoleh digunakan

untuk memenuhi semua kebutuhan dalam proses belajar mengajar

seperti sarana prasarana serta kegiatan-kegiatan yang menunjang

kemajuan sekolah RSBI.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan upaya untuk mendapatkan kemampuan dan

keterampilan yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.

Slameto menyatakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya” (2010: 2). Melalui kegiatan belajar siswa akan mendapatkan

kecakapan, pengetahuan dan keterampilan baru.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior

through experiencing). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari

itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2003: 27).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar melibatkan aktifitas tubuh yang

berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk perubahan tingkah laku,

bertambahnya pengetahuan maupun nilai dan sikap bagi pelajar. Hal tersebut

bersifat konstan yang akan dimiliki peserta didik.

b. Teori Belajar

Terdapat banyak teori belajar dari para ahli. Setiap teori belajar

mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya

perlu menggabungkan beberapa teori agar saling melengkapi. Beberapa teori yang

dapat dijadikan acuan, antara lain :

1) Teori Belajar Kognitif

Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

merupakan sesuatu yang fundamental dan membimbing tingkah laku anak.

Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya

tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Beberapa tokoh

yang mengemukakan tentang teori belajar kognitif yang digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya yaitu :

a) Teori Belajar Bermakna dari Ausubel

David Ausubel menyatakan bahwa teori belajar merupakan titik

berangkat untuk menemukan prinsip-prinsip umum tentang mengajar

yang efektif. Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa.

Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif.

b) Teori Belajar Menurut Gagne

Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari

pengalaman. Ada lima bentuk belajar yang diungkapkan oleh Gagne

yaitu: (a) belajar responden, (b) belajar kontiguitas, (c) belajar operant,

(d) belajar observasional, (e) belajar kognitif. Pada belajar responden

terjadi perubahan emosional yang paling primitif, terjadi perubahan

perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi

dengan suatu stimulus terkondisi. Bentuk belajar seperti ini dapat

membantu kita memahami bagaimana siswa dapat menyenangi dan tidak

menyenangi sekolah atau bidang studi tertentu. Bentuk belajar

kontinguitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan dengan yang

lain pada suatu waktu. Belajar operant berarti kita belajar bahwa

konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi apakah perilaku itu

akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar

observasional berarti pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia

dan kejadian-kejadian. Rendahkan belajar kognitif berarti kita dapat

melihat dan memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dapat

menyelami pengertian.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Teori Belajar Konstruktivis

Jean Piaget dan para konstruktivis pada umumnya berpendapat bahwa

mengajar bukan sebagai proses pada siswa, melainkan sebagai proses untuk

mengubah gagasan si anak yang sudah ada yang mungkin salah.

Teori konstruktivis dibedakan menjadi dua yaitu cognitive constructivism

dan social constructivism. Vygotsky (1962) menyatakan bahwa social

constructivism menekankan pada pentingnya hubungan siswa dengan guru

dan siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu catatan

Vygotsky bahwa penerapan pembelajaran yang sesuai dengan social

constructivism theory adalah peer collaboration. Siswa diharapkan

berkolaborasi dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas secara bersama.

Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang digunakan adalah

cooperative learning. Metode pembelajaran ini menghendaki siswa ikut

terlibat aktif dalam proses pembelajaran, berinteraksi dan bekerjasama

dengan teman dalam kelompoknya untuk mencapai kesuksesan kelompok

(Atherton, 2009: 3).

3) Teori Motivasi

Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama

memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa

bekerja. Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-

satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah

jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan

personal mereka, anggota kelompok harus membatu teman satu timnya

untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan

mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya untuk

melakukan usaha maksimal. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang

didasari pada kinerja kelompok (atau penjumlahan dari kinerja individual)

menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok

akan memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial (seperti pujian

dan dorongan) dalam merespons usaha-usaha yang berhubungan dengan

tugas kelompok (Slavin, 1995: 34 - 35).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Pengertian Pembelajaran

Ada beberapa definisi pembelajaran dari para ahli, antara lain yaitu: (1)

Murshell dalam Slameto (2010: 33) mengemukakan bahwa pembelajaran

digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan

mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. (2)

Alvin W. Howard dalam Slameto (2010: 32), pembelajaran adalah suatu aktivitas

untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan

pengetahuan yang direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran.

d. Pembelajaran Kimia

Menurut Johnstone (1982) pengetahuan kimia yang dipelajari ada tiga

tingkatan "sub-mikroskopis", "makroskopik" dan "simbolis", dan hubungan antara

tingkat ini harus diajarkan secara eksplisit (Johnstone, 1991; Gabel, 1992;

Harrison dan Treagust, 2000; Ebenezer, 2001; Ravialo, 2001; Treagust et al,

2003). Pada level makroskopik adalah apa yang biasanya bisa dilihat, dibau atau

disentuh. Seperti saat percobaan reaksi kimia. Sedangkan sub mikro adalah

mempelajari mengenai ion, atom, molekul dan struktur kimia. Kemudian untuk

simbolis yaitu mempelajari tentang simbol, persamaan reaksi, tabel dan grafik.

(Barke, Hazari dan Yitbarek, 2009: 27)

Selain itu, interaksi dan perbedaan antara mereka adalah karakteristik

penting dari pembelajaran kimia dan diperlukan untuk pencapaian dalam

memahami konsep kimia. Oleh karena itu, jika siswa memiliki kesulitan di salah

satu tingkat, mungkin mempengaruhi yang lain (Sirhan, 2007: 5).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 1. Segitiga Kimia

Salah satu contoh aplikasi dari segitiga kimia Johnstone ini adalah pada

proses perkaratan. Pada tingkatan makroskopik, siswa dapat melihat atau

melakukan praktikum proses perkaratan pada besi. Besi yang berkarat akan

berwarna merah kecoklatan dan bila disentuh ada bagian dari karat yang

menempel pada tangan. Dengan menginterpretasikan hasil observasi, salah satu

pertanyaan yang akan muncul adalah partikel/unsur/senyawa apa yang

berhubungan dengan reaksi tentang perkaratan besi. Hal ini dapat dijawab dengan

menggunakan atom/ion/molekul yang dipelajari pada tingkat submikroskopis.

Salah satunya dengan cara mengampelas bagian berkaratnya kemudian

menggerusnya di mortar, setelah itu dapat dibandingkan dengan besi oksida yang

ada di lab kimia. Terlihat bahwa serbuk merah kecoklatan itu berbeda dengan

besi, ini menunjukkan proses perkaratan melelui reaksi antara besi, oksigen dan

air. Kemudian untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana reaksi tersebut terjadi

dan hasil reaksinya dapat dipelajari pada tingkatan simbolis. Bahwa pada

kenyataannya, dari sudut pandang kimia, karat adalah campuran antara besi

oksida dan besi hidroksida.

Johnstone (1984, 1991) menunjukkan bahwa konsep kimia dan cara

konsep-konsep yang diwakili (makroskopik, mikroskopik, atau representasional)

membuat kimia sulit untuk dipelajari, sehingga mempengaruhi metode yang

diajarkan guru (Sirhan, 2007: 5).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Prior Knowledge / Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal adalah segala hal yang berkaitan dengan berbagai tipe

pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi yang dipersyaratkan yang berguna

untuk mempelajari tugas baru. Menurut Gagne “Kemampuan awal lebih rendah

daripada pengetahuan yang baru, sehingga disimpulkan bahwa kemampuan awal

adalah hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih

tinggi” (Sudjana, 2005: 108). Sedangkan menurut Strangman & Hall (2004)

“Subject matter knowledge, strategy knowledge, personal knowledge, and self-

knowledge are all specialized forms of prior knowledge/background knowledge”.

Dalam pendapat yang dikemukakan Strangman & Hall bahwa salah satu bentuk

khusus dari prior knowledge adalah subject matter knowledge yang berarti

pengetahuan mengenai suatu materi atau pokok bahasan tertentu dapat disebut

sebagai prior knowledge, sehingga penguasaan materi Sistem Periodik Unsur

(SPU) dapat disebut sebagai prior knowledge untuk materi ikatan kimia. Hal ini

juga diperkuat dengan pendapat Gagne yang telah disebutkan sebelumnya bahwa

kemampuan awal dapat berupa hasil belajar yang didapat sebelum mendapat

kemampuan yang lebih tinggi.

Menurut Winkel (1991) “Tingkah laku awal dipandang sebagai

pemasukan (input; entering behavior ), yang menjadi titik tolak dalam proses

pembelajaran yang berakhir dengan suatu pengeluaran ( output; finalbehavior )”

(hlm. 81). Hal ini mengisyaratkan bahwa rancangan pembelajaran dikatakan baik

apabila memperhitungkan kemampuan awal siswa sebagai sasaran. Kemampuan

awal adalah berkaitan dengan berbagai tipe pengetahuan, ketrampilan, dan

kompetensi yang dipersyaratkan yang sesuai untuk mempelajari tugas atau satu

set tugas khusus yang baru. Ini berarti bahwa kemampuan awal itu adalah

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang telah dipelajari atau dikuasai

siswa sebagai persyaratan untuk mempelajari tugas-tugas pembelajari yang baru.

Pada awal proses pembelajaran kadang-kadang siswa belum mempunyai

kemampuan yang dijadikan tujuan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran yang baik dimulai dengan bertitik tolak pada kemampuan awal

siswa untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dalam proses belajar bermakna untuk mencapai pengertian- pengertian

baru yang baik, materi-materi belajar selalu dan hanya dapat dipelajari jika

dihubungkan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta informasi-informasi

yang relevan yang dipelajari sebelumnya. Menurut Slameto (2010) “ Substansi

serta sifat organisasi latar belakang pengetahuan ini mempengaruhi ketepatan

serta kejelasan pengertian-pengertian baru yang ditimbulkan serta kemampuan

memperoleh kembali pengertian-pengertian baru tersebut “ (hlm. 123). Sehingga

semakin jelas, stabil serta terorganisasinya struktur kognitif siswa, proses belajar

yang bermakna makin mudah terjadi. Sebaliknya struktur kognitif yang tidak

stabil, kabur dan tidak teroganisasi dengan tepat cenderung merintangi proses

belajar mengajar yang bermakna.

Kemampuan awal siswa dapat diukur dengan tes tertentu dan hasilnya

dapat digunakan untuk menentukan strategi pembelajarannya. Tes kemampuan

awal dilaksanakan pada awal pertemuan sebelum proses pembelajaran

berlangsung berkaitan dengan materi sebelumnya atau pengetahuan dasar yang

dimiliki siswa mengenai materi tersebut.

Latar belakang pengetahuan atau kemampuan awal merupakan salah satu

faktor yang menentukan. Walaupun belum tentu siswa yang mempunyai

kemampuan awal tinggi dapat lebih berhasil mencapai prestasi belajar lebih tinggi

daripada siswa yang lain. Namun, menurut beberapa hasil penelitian,

menyebutkan bahwa kemampuan awal berpengaruh terhadap prestasi, penelitian

tersebut antara lain sebagai berikut :

Dalam jurnal milik Thompson & Zamboanga (2004) disebutkan beberapa

hasil penelitian mengenai prior knowledge yaitu:

Menurut Committee on Developments in the Science of Learning, NationalResearch Council (1999) dan Schneider & Pressley (1997), priorknowledge dapat membantu atau menghambat pembelajaran baru. Individudengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya yang lebih besar daritopik memahami dan mengingat lebih dari mereka dengan lebihpengetahuan sebelumnya terbatas. Selain itu Alexander & Judy (1988) danDochy, Segers, & Buehl (1999), prior knowledge dalam ranah yangspesifik memberi keuntungan dalam proses pembelajaran dan prestasisiswa. Kesimpulan ini telah didukung oleh studi dari berbagai domain isiakademik, termasuk fisika dan matematika yang dilakukan Hudson &

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Rottmann (1981), kemampuan menulis dan pengolahan teks olehMcCutcheon (1986), ekonomi oleh Dochy (1992), dan pemrogramankomputer oleh Klahr & Carver (1988), dengan siswa mulai dari kelasdasar hingga lulus sekolah. Namun menurut Alexander & Judy (1988) ;Committee on Developments in the Science of Learning, NationalResearch Council, (1999) dan Dochy et al., (1999), jika pengetahuansebelumnya tidak akurat, tidak lengkap, atau menyesatkan, dapatmenghambat pemahaman atau belajar informasi baru (hlm. 778- 782)

Dengan demikian, prior knowledge dikaitkan dengan perilaku akademik

yang bermanfaat dan kinerja akademik yang lebih tinggi. Akhirnya, penting untuk

dicatat bahwa pengetahuan sebelumnya adalah prediktor penting dari kesuksesan

saja meskipun siswa melakukan lebih buruk pada kedua pretest awal semester

(Thompson & Zamboanga, 2004: 783).

Dari penelitian-penelitian yang dikemukakan di atas, diketahui bahwa ada

hubungan positif antara kemampuan awal/prior knowledge dengan prestasi siswa.

Dan kemampuan awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

siswa dalam menguasai materi/pokok bahasan sebelumnya yang berkaitan dengan

materi ikatan kimia yaitu sistem periodik unsur terutama mengenai konfigurasi

elektron, penentuan golongan serta membedakan unsur logam dan non logam.

4. Kemampuan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu sarana terpenting yang memungkingkan

manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Menurut Owens bahasa merupakan

kode atau sistem konvensional yang disepakati secara sosial untuk menyajikan

berbagai pengertian melalui penggunaan simbol sembarang dan tersusun

berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Dengan demikian, bahasa merupakan

suatu sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa isyarat, membaca

dan menulis (Abdurrahman M, 2003: 183).

Kemampuan bahasa merupakan suatu petunjuk kekuatan intern dalam pola

asli seseorang, mewujudkan suatu modifikasi penghayatan pengalaman-

pengalamannya. Menurut Sukardi (1997: 16) dalam tes kemampuan bahasa

bertujuan untuk menilai kemampuan siswa dalam mengabstraksi atau meringkas

atau menggeneralisasikan serta berpikir secara konstruktif dibandingkan kefasihan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

atau pengenalan perbendaharaan kata. Kemampuan bahasa merupakan

kemampuan membaca suatu bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis

pada penerapan situasi praktis. Kemampuan ini menunjang pola pikir yang

bersifat umum dan praktis logis. Dapat pula dikatakan bahwa kemampuan bahasa

menunjukkan kepada keahlian khusus yang dimiliki seseorang dalam bahasa. Pola

tindakan keahlian khusus itu adalah sebagai berikut:

a. Kesanggupan melihat keterhubungan antara serangkaian kata dalam

kaitannya dengan rangkaian kata-kata lainnya atau tanggapan kata bagi

perangsang kata lainnya.

b. Kesanggupan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan

(kesimpulan) bagian dari yang umum, adanya ide-ide yang terdapat pada

sekitar obyek.

c. Kesanggupan membedakan dan sekaligus penggeneralisasian kata dalam

rangkaian kalimat tertentu.

Beberapa penelitian juga menyebutkan pentingnya kemampuan menguasai

bahasa pengantar yang digunakan terhadap proses belajar dan kognitif siswa.

Penelitian tersebut antara lain, menurut McLaughlin (1987) perolehan bahasa

pertama dan kedua tampaknya diarahkan oleh nilai umum di bahasa dan

merupakan bagian dari sistem kognitif manusia (Hakuta & Gracia, 1989: 375).

Dalam jurnal yang ditulis Aziz & Zakaria (2011) mengenai pengaruh

bahasa terhadap kemampuan siswa dinyatakan bahwa:

Untuk waktu yang lama, studi penelitian telah menyatakan bahwapembelajaran yang melibatkan bahasa kurang menguntungkan di duniaakademis karena kemampuan bahasa Inggris mereka yang terbatasmenghambat pemahaman mereka dan dengan demikian berpengaruhnegatif terhadap kinerja mereka. Dari sudut pandang pengajar bahasa, jelasbahwa kurangnya kemahiran dalam bahasa pengantar memiliki efek yangmerugikan pada kemampuan siswa untuk memahami isi teks, masalahkata, dan kuliah. Banyak pengajar bahasa misalnya Spanos, Rhodes, Daledan Crandall (1988) dan semakin banyak pengajar matematika dan sainsmisalnya Cuevas (1984) dan Mestre (1981) berargumen bahwa sifat daribahasa matematika dan sains sendiri telah memberi beban yang berat padasemua siswa terlepas dari bahasa pengantar yang digunakan (hlm. 44).

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa kemampuan bahasa

berpengaruh terhadap kemampuan siswa. Hal ini juga dapat diterapkan dalam

materi pelajaran kimia, terutama untuk sekolah RSBI. Jadi, kemampuan bahasa

yang dimaksud disini adalah kemampuan siswa dalam memahami bahasa Inggris

secara umum sebagai bahasa pengantar yang digunakan di sekolah RSBI. Dalam

penelitian ini nilai bahasa Inggris diperoleh dari nilai hasil ujian nasional SMP.

5. Sikap Siswa

Sikap dalam kehidupan sehari-hari sikap mempunyai peranan yang

penting. Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang mendorong

melakukan perbuatan terhadap obyek tertentu. Sedangkan Cliford T. Morgan

(1986) merumuskan attitudes is that they express an evaluation of some object.

Evaluation an expressed by terms such as liking-disliking, pro-anti, favoring-not

favoring, and positive negatif, (yang dalam bahasa Indonesia sikap adalah

mengekspresikan evaluasi dari beberapa obyek seperti suka-tidak suka, pro-anti,

sayang-benci, dan positif-negatif). Dengan melihat rumusan di atas tampak bahwa

sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Dengan kata lain sikap

merupakan bentuk respon evaluatif.

Pada prinsipnya sikap memberikan arah kepada perbuatan atau tindakan

seseorang. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan seseorang identik dengan

sikapnya. Sikap siswa sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar

siswa di sekolah. Sehingga pemahaman sikap individu siswa dapat membantu

menyelesaikan masalah belajar siswa yang bersangkutan.

Perilaku seseorang didasari oleh situasi pikiran, perasaan, dan kemauan

sesaat. Sehingga sikap-sikap penentu perilaku memiliki dimensi kognisi, konasi,

dan afeksi. Perubahan pada situasi pikiran perasaan maupun kecenderungan dan

kemampuan akan mempengaruhi tingkah lakunya. Dan perubahan dapat terjadi

setiap saat atau dalam waktu relatif lama. Sehingga sikap dapat berubah atau

diubah, dan dengan perubahan tersebut maka pengukuran sikap dilakukan dengan

tujuan mendapatkan informasi tentang keadaan tingkat serta kualitas perubahan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sikap sebagai dasar pemberian layanan bimbingan konseling. Pengukuran sikap

dapat diketahui dengan menggunakan teknik pengukuran antara lain:

1) Teknik laporan diri

Bentuk laporan diri adalah bentuk yang sangat sederhana, yaitu responden

sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan “ya” atau “tidak”.

Asumsi yang digunakan teknik adalah: Individu itulah yang paling tahu

tentang dirinya.

2) Observasi tingkah laku yang tampak

Tiga pedoman yang dikemukakan oleh MD. Dahlan adalah:

a) Arah, baik negatif maupun positif.

b) Tingkat arah sikap dalam bentuk kontinen dari yang paling moderat,

kuat, hingga kuat sekali.

c) Intensitas atau kedalaman.

3) Penafsiran stimulasi berstruktur yang terpisah-pisah

Dengan rangsangan obyek yang tidak jelas strukturnya, subyek diminta

memberikan pendapatnya tentangn obyek tersebut.

4) Wawancara

5) Skala sikap yang disusun Thrustone

6) Skala Likert

Dari hasil pengukuran sikap, terutama yang mempergunakan skala sikap

akan diperoleh data dalam bentuk skor dari seperangkat pertanyaan yang diajukan.

Seseorang yang mendukung pada obyek tertentu akan bersikap positif, sebaliknya

bila tidak mendukung akan bersikap negatif. Intensitas atau kekuatan sikap setiap

orang belum tentu sama. Sikap positif dan negatif terhadap suatu obyek

mempunyai derajat kekuatan yang bertingkat-tingkat. Yang dimaksud keluasan

sikap adalah luas tidak cakupan obyek yang disetujui atau tidak disetujui

seseorang. Sedangkan konsistensi sikap ditujukkan oleh kesesuaian antara

pernyataan sikap yang dikeluarkan seseorang dengan responnya terhadap suatu

obyek. Sedangkan spontanitas pada umumnya tidak dapat diukur (Azwar, 2011:

89)

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Azwar, S (2011) mengemukakan tiga komponen yang saling menunjang

dalam struktur sikap, yaitu:

Pertama, komponen kognitif yaitu berisi kepercayaan seseorang mengenaiapa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap; kedua komponenafektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatuobyek sikap; ketiga komponen perilaku menunjukkan kecenderunganperilaku seseorang berkaitan dengan obyek yang dihadapinya. Azwar jugamengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikapadalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggappenting, media massa, institusi, serta faktor emosi dalam diri individu.

Menurut Hovland dan Rosenberg (1960), mereka memahami sikap dalam

dua dimensi yaitu kognitif pada satu sisi dan dimensi afektif-emosional di sisi

lain. Kedua dimensi dapat diselidiki secara terpisah tetapi saling mempengaruhi

(Hilbing & Barke, 2001: 366).

Dalam jurnal yang ditulis Kan & Akbas (2006) disebutkan pula beberapa

hasil penelitian mengenai sikap yaitu:

Kemudian ada beberapa pendapat antara lain menurut penelitian Levin,Sabar & Libman (1991) bahwa skor sikap secara signifikanmemprediksikan keberhasilan akademik dan sikap telah memainkan peranuntuk menunjuk keberhasilan ini lebih pada laki-laki daripada perempuan.Selain itu, Hose & Prison (1998) juga telah mengamati hubungan yangsignifikan antara skor sikap dan keberhasilan akademis dalam penelitianmereka pada kelas bahasa Inggris dari mahasiswa mahasiswa baru (hlm.77).

Dalam proses belajar mengajar terdapat hubungan antara siswa dengan

lingkungan belajar yaitu guru, teman, mata pelajaran. Keberhasilan belajar kimia

dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satu di ataranya adalah sikap siswa terhadap

mata pelajaran kimia.

Orang cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek itu. Bila obyek dinilai baik maka dia bersikap positif,

bila obyek dinilai jelek, maka dia akan bersikap negatif. Demikian halnya dengan

sikap siswa terhadap mata pelajaran kimia. Dalam penelitian ini, sikap siswa yang

dimaksud adalah bila siswa menganggap kimia sebagai pelajaran yang

menyenangkan, maka siswa akan memiliki sikap yang positif (mendukung)

terhadap kimia, sebaliknya jika siswa menganggap kimia pelajaran yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

membosankan/tidak perlu, maka siswa akan memiliki sikap yang negatif (tidak

mendukung) terhadap mata pelajaran kimia.

6. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Setiap kegiatan manusia bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu dan

selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian pula halnya di dalam

proses belajar. Prestasi dapat digambarkan sebagai sejauh mana keberhasilan atau

pencapaian tujuan dari serangkaian kegiatan atau usaha yang telah dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya sesuai batas usaha kemampuan

tersebut.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 787) mendefinisikan prestasi

belajar sebagai penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Prestasi belajar ditentukan oleh tiga aspek, yaitu:

1) Aspek kognitif : penilaian prestasi belajar berdasarkan aspek

perkembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa.

Kawasan aspek kognitif menurut taksonomi Bloom antara lain adalah:

a) C1 (knowledge/pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat

(misalnya: nama ibu kota, rumus).

b) C2 (comprehension/pemahaman) merupakan kemampuan memahami

(misalnya: menyimpulkan suatu paragraf) .

c) C3 (appication/penerapan) merupakan kemampuan penerapan

(misalnya: menggunakan suatu informasi/ pengetahuan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah).

d) C4 (analysis/analisis) merupakan kemampuan menganalisis suatu

informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya:

menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi) dan sintesis (syntesis)

kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu

kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di

laboratorium).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

e) C5 (evaluation/evaluasi) merupakan kemampuan mempertimbangakan

mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk

mengambil tindakan tertentu.

f) C6 (creation/ kreativitas) merupakan kemampuan memadukan

informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

2) Aspek afektif : penilaian prestasi belajar berdasarkan aspek perkembangan

siksp ilmiah siswa.

Pembagian aspek afektif menurut Krathwohl adalah sebagai berikut:

a) Receiving (penerimaan), yaitu semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,

situasi dan gejala mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan untuk

memperhatikan stimulus yang tepat.

b) Responding (jawaban), yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap

stimulasi yang datang dari luar , yang mengacu pada partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,

perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang

kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus pada tingkatan responding. Reaksi yang dapat

muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.

d) Organization (pengorganisasian), yaitu pengembangan nilai ke dalam

suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dan nilai lain,

pemantapan dan prioritas lain yang telah dimilikinya.

e) Characterization (karakterisasi), yaitu keterpaduan semua system nilai

yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.

(Krathwohl, Bloom & Masia, 1956)

3) Aspek psikomotorik : penilaian prestasi belajar berdasarkan aspek

ketrampilan siswa, misalnya dalam pelaksanaan praktikum.

Menurut Dave (1967) aspek psikomotor dibagi menjadi lima kategori

yaitu:

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

a) Imitation (peniruan), yaitu kemampuan yang dimulai dari mengamati

suatu gerakan kemudian memberikan respon yang serupa seperti yang

diamati.

b) Manipulation (manipulasi), merupakan kemampuan yang mengikuti

pengarahan/instruksi penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang

menetapkan suatu penampilan.

c) Precision (ketepatan), kemampuan ini menekankan pada kecermatan,

proporsi dan kepastian yang lebih tinggi.

d) Articulation (artikulasi), merupakan kemampuan koordinasi suatu

gerakan yang membuat urutan yang tepat yang mencapai apa yang

diharapkan atau konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang

berbeda.

e) Naturalization (pengalamiahan), menekankan kemampuan yang lebih

tinggi secara alami. Sehingga gerakan yang dilakukan dapat dilakukan

secara rutin dan tidak memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa perlu diselidiki faktor-

faktor apa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga untuk

meningkatkannya dapat dilakukan dengan memperbaiki faktor-faktor tersebut.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 130) mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat diperjelas sebagai berikut:

1) Faktor Eksternal

Meliputi faktor sosial, faktor keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, faktor

lingkungan fisik seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

2) Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (fisiologis) yang termasuk faktor ini misalnya

penglihatan , struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun perolehan yang

terdiri dari faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kemampuan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi

tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, aktivitas, motivasi, dan

sebagainya.

Kemampuan manusia tidaklah bersifat sederhana, tetapi sangat kompleks

dan terdiri dari berbagai kecerdasan atau kemampuan alami. Menurut Gardner

dalam buku karya Amstrong (2002) kemampuan manusia terdiri dari 8

kemampuan. Kemampuan tersebut antara lain:

a) Kemampuan linguistik/verbal

Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata

secara efektif, baik untuk mempengaruhi maupun memanipulasi.

Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan linguistik bermanfaat untuk:

berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.

b) Kemampuan logika

Kecerdasan Logis-Matematis melibatkan ketrampilan mengolah angka

dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Dalam

kehidupan sehari-hari kecerdasan ini bermanfaat untuk: menganalisa

laporan keuangan, memahami perhitungan utang nasional, atau

mencerna laporan sebuah penelitian.

c) Kemampuan visual-spasial

Kecerdasan Spasial melibatkan kemampuan seseorang untuk

memvisualisasikan gambar di dalam kepala (dibayangkan) atau

menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. . Kita

membutuhkan kecerdasan ini dalam hidup sehari-hari juga, misalnya:

saat menghias rumah atau merancang taman, menggambar atau

melukis, menikmati karya seni, dsb.

d) Kemampuan kinestetik

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh dan

juga kecerdasan tangan. Dalam dunia sehari-hari kita sangat

memerlukan kecerdasan yang satu ini, misalnya: membuka tutup botol,

memasang lampu di rumah, memperbaiki mobil, olah raga, dansa, dsb.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e) Kemampuan musikal

Kecerdasan Musikal melibatkan kemampuan menyanyikan lagu,

mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau

sekedar menikmati musik.

f) Kemampuan interpersonal

Kecerdasan antarpribadi melibatkan kemampuan untuk memahami dan

bekerja dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk

pribadi, keluarga, dan pekerjaan, kecerdasan ini dinilai mutlak

diperlukan dan seringkali disebut sebagai "yang lebih penting" dari

kecerdasan lainnya untuk dapat sukses dalam hidup. Kecerdasan

antarpribadi ini melibatkan banyak hal, misalnya: kemampuan

berempati, kemampuan memanipulasi, kemampuan "membaca orang",

kemampuan berteman, dsb.

g) Kemampuan intrapersonal

Kecerdasan Intrapribadi adalah kecerdasan memahami diri sendiri,

kecerdasan untuk mengetahui “siapa diri saya sebenarnya”, untuk

mengetahui “apa kekuatan dan kelemahan saya”. Ini juga merupakan

kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk

mempercayai diri sendiri.

h) Kemampuan naturalis

Kecerdasan Naturalis melibatkan kemampuan mengenali bentuk-

bentuk alam di sekitar kita. Dalam hidup sehari-hari kita membutuhkan

kecerdasan ini untuk: berkebun, berkemah, atau melakukan proyek

ekologi.

Kemampuan-kemampuan tersebut tidak beroperasi secara sendiri-sendiri.

Kemampuan tersebut dapat digunakan pada suatu waktu yang bersamaan dan

cenderung saling melengkapi satu sama lain saat seseorang memecahkan masalah.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai ulangan

siswa RSBI pada materi ikatan kimia kelas X yang disajikan dalam bahasa

Inggris. Prestasi yang terukur merupakan pemahaman siswa terhadap konsep-

konsep materi ikatan kimia. Dan dengan instrumen dalam bahasa Inggris, maka

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dapat ditemukan hubungan antara kemampuan bahasa Inggris dengan prestasi

siswa.

7. Chemical Bond

Chemical bond is a bonding or an attraction between atoms which forms a

molecule. The bonding atoms could be form the same element or different. Atoms

in nature tend to combine with others to form a molecule or a compound, except

the noble gas elements. Atoms combine in order to gain a stable electron

configuration.

a. Stability of Element

In this sub-chapter, you will learn about the stability of noble gas

elements, the Lewis symbol to ease us in studying the chemical bond and

how atoms gain a stability achieve the electron structure of noble gases.

1) Stability of Noble Gas Elements

Atoms can be grouped into metallic, non-metallic, semi metallic and

noble gas atoms. Noble gas atoms are stable, whereas other atoms are

unstable. Noble gas atoms have stable outer shell configurations

because they have a full valence shell of electrons. The electron

configuration of noble gases is called duplet configuration (for

He) and octet configuration(for others except He).

Table 1. Valence Electrons of Noble Gases

Atom Electron configuration Electron valence2He10Ne18Ar36Kr54Xe86Rn

22 82 8 82 8 18 82 8 18 18 82 8 18 32 18 8

288888

2) The Other Unstable Atoms Way in Achieving Stability

The outer shell of metallic and non metallic atoms did not fully fill.

That is why the atoms are unstable. To have their stability, those

chemical elements tend to bonding to each other, to achieve noble

gases electron configuration. It was done by transfering their valence

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

electron, or sharing pairs of valence electrons by two atoms. See the

table below.

Table 2. The Tendency of Elements to Achieve the Stability

Group Electronvalence

Electronconfiguration

Tendency to achievethe stability

IAIIAIIIAIVAVAVIAVIIA

1234567

3Li : 2 14Be: 2 25B : 2 36C : 2 47N : 2 58O : 2 69F : 2 7

Lose 1 electronLose 2 electronLose 3 electronGain 4 electronGain 3 electronGain 2 electronGain 1 electron

Atoms that loosed their electrons will have change into positive ions or

cations. For example the formation of positive ion of sodium (Na+)

below.

Na → Na+ + e

Electron configuration of sodium are 11Na : 2 8 1. To achieve its

stability, sodium tends to loose 1 electron.

Atoms that capture alectrons will have change into negative ions or

anions. For example the formation of negative ion of chlorine (Cl-)

below.

Cl + e → Cl-

Electron configuration of chlorine are 17Cl : 2 8 7. To achieve its

stability, chlorine tends to capture 1 electron.

Usually metal groups will achieve their stability with lose their

electron because they have little electron valence, vice versa, non

metal will achieve their stability with gain electron or share their

electron.

3) Lewis Symbol

To help us in learning the chemical bonds between atoms, a system of

symbols called Lewis symbol was designed. The Lewis symbols

represent the number of electrons in outer shell.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

To draw a Lewis symbol, follow the steps below.

a) Write the chemical symbol of element.

b) Placed the dots surround the chemical symbol, maximum up to 4

dots. The next dots are placed in pairs with the dots before, until the

octet rule reached.

c) A dot represents one electron in the outer shell. The dot symbol can

be replaced by cross symbol (x), circle (o), etc.

Atoms in the same group have the same Lewis symbol. See the table

below.

Table 3. Lewis Symbol of Elements in Group A

Golongan IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

Simbol Li Be B C N O F Ne

b. Ionic Bond

Ionic bond is a bonding formed as a result of electron transfer. This

leads to the formation of positive and negative ions which have the

noble gases electron configurations. The positive and negative ions are

attracted to each other by an electrostatic force. The compund formed

from ionic bonds is called ionic compound.

Generally, ionic bonds arise from elements with low

electronegativity reacting with elements with high electronegativity. For

example is the ionic bonds between sodium

Na + Cl Na+

+ Cl-

Na+ +Cl- → NaCl

To achieve stability, sodium atom will donate one electron forming

positively charged ion Na+, while chlorine atom captures one electron

forming negatively charged ion Cl-. When sodium and chlorine are

combined, both will do an electron transfer. Sodium atom gives away 1

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

electron to chlorine atom and chlorine atom gains 1 electron from sodium

atom.

In ionic bonds, the total number of electrons donated must be the

same with total number of electron gained.

Ionic compounds have some physical properties. Among others are:

1) generally solids at room temperature,

2) have a high boiling and melting point,

3) conduct electricity when molten or in aqueous solution

4) hard but brittle.

c. Covalent Bond

Covalent bond is a bonding formed as a result of sharing a pair of

electron. The bonding formed is stabilized by the attractions between

electrons and nuclei, and the repellents between nucleuses.

Generally, covalent bond is formed by non-metallic atoms. If

the atoms experienced covalent bond derives from the same kind, then the

molecule formed is called element molecule. While the molecule formed

from different kindsof atoms is called compound molecule.

1) The formation of Single-Covalent Bond

A single covalent bond involves the sharing of a pair of electron

between two atoms. For example is a bond between 2 chlorine atoms

(electron configuration, 17Cl : 2 8 7).

Cl Cl+ Cl - Cl

To achieve stability, chlorine atoms need 1 additional electron. It is

impossible for 2 chlorine atoms to form ionic bond, because they have

the same ability to capture electrons. Therefore, each chlorine atoms

donate 1 electron to share in order to complete the octet rules.

2) The formation of Double-Covalent Bond

A double covalent bond is a covalent bond that involves the sharing of

more than a pair of electrons between atoms. There are two kinds of

double covalent bonds, that is a double bond and a triple bond. A

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

double bond involves the sharing of two pairs of electron between

atoms. When three pairs of electrons shared between atoms, it will

make a triple bond. Examples for double covalent bond is O2 and for

triple bond is N2.

O O+ O = O

3) The formation of Coordinate-Covalent Bond

In some molecules, there is one atom that donates both the

electrons involved in the shared pair. The covalent formed in that kind

of molecules is called a coordinate covalent bond.

The example of coordinate covalent bond is reaction between NH3 and

BF3

N

H

H

H

+ B

F

F

F N

H

H

H

B

F

F

F

N in NH3 is stable atom, it have 8 electron and have one pair electron

which not use to bond with H. Then in BF3, B is not stable atom

because it just have 6 electron, so N donate it pair electron to B, it

symbolized with arrow between N and B.

4) The polarity of Covalent Bonds

A main principle in covalent bonds is the electron sharing between

atoms. If a shared pair of electron moves closer to one atom, it will

produce a polarization. It means that each atom will have a different

opposite charge, that is positive and negative.

Covalent compounds have some physical properties. Among others:

have the form of solid, gas and liquid at room temperature,

have a low boiling and melting point,

mostly cannot conduct electricity

generally soft.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Metallic Bond

A bonding formed between metallic atoms is called metallic bond.

The example is bond between atom Fe in iron metal. Metallic bond has its

own characteristic compared with ionic bond and covalent bond. Metallic

atoms tend to loose their outer shell electrons and forming a positively

charge. The cations thus produced are held together by the forces of

attraction between them and the negatively charged electrons. These

electrons are found in a common pool and are free to move between all the

cations ( Justiana & Muchtaridi, 2009: 67-107).

Example of metallic bond

Gambar 2. Contoh Ikatan Logam

B. Kerangka Berfikir

Dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok bahasan ikatan kimia

banyak dijumpai konsep-konsep yang berhubungan dengan materi sebelumnya

yaitu materi SPU sehingga dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok

bahasan ikatan kimia tidak akan terlepas dari kemampuan awal dalam memahami

materi SPU. Menurut Dochy et al (1999), telah ditemukan korelasi yang tinggi

antara prior knowledge dan kecepatan dan ketepatan perilaku studi (Strangman &

Hall, 2004: 3).

Kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam

membaca suatu bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis pada

penerapan situasi praktis. Kemampuan ini menunjang pola pikir yang bersifat

umum dan praktis logis. Kemampuan bahasa dapat juga dikatakan sebagai

37

d. Metallic Bond

A bonding formed between metallic atoms is called metallic bond.

The example is bond between atom Fe in iron metal. Metallic bond has its

own characteristic compared with ionic bond and covalent bond. Metallic

atoms tend to loose their outer shell electrons and forming a positively

charge. The cations thus produced are held together by the forces of

attraction between them and the negatively charged electrons. These

electrons are found in a common pool and are free to move between all the

cations ( Justiana & Muchtaridi, 2009: 67-107).

Example of metallic bond

Gambar 2. Contoh Ikatan Logam

B. Kerangka Berfikir

Dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok bahasan ikatan kimia

banyak dijumpai konsep-konsep yang berhubungan dengan materi sebelumnya

yaitu materi SPU sehingga dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok

bahasan ikatan kimia tidak akan terlepas dari kemampuan awal dalam memahami

materi SPU. Menurut Dochy et al (1999), telah ditemukan korelasi yang tinggi

antara prior knowledge dan kecepatan dan ketepatan perilaku studi (Strangman &

Hall, 2004: 3).

Kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam

membaca suatu bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis pada

penerapan situasi praktis. Kemampuan ini menunjang pola pikir yang bersifat

umum dan praktis logis. Kemampuan bahasa dapat juga dikatakan sebagai

37

d. Metallic Bond

A bonding formed between metallic atoms is called metallic bond.

The example is bond between atom Fe in iron metal. Metallic bond has its

own characteristic compared with ionic bond and covalent bond. Metallic

atoms tend to loose their outer shell electrons and forming a positively

charge. The cations thus produced are held together by the forces of

attraction between them and the negatively charged electrons. These

electrons are found in a common pool and are free to move between all the

cations ( Justiana & Muchtaridi, 2009: 67-107).

Example of metallic bond

Gambar 2. Contoh Ikatan Logam

B. Kerangka Berfikir

Dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok bahasan ikatan kimia

banyak dijumpai konsep-konsep yang berhubungan dengan materi sebelumnya

yaitu materi SPU sehingga dalam mempelajari pelajaran kimia pada pokok

bahasan ikatan kimia tidak akan terlepas dari kemampuan awal dalam memahami

materi SPU. Menurut Dochy et al (1999), telah ditemukan korelasi yang tinggi

antara prior knowledge dan kecepatan dan ketepatan perilaku studi (Strangman &

Hall, 2004: 3).

Kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam

membaca suatu bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis pada

penerapan situasi praktis. Kemampuan ini menunjang pola pikir yang bersifat

umum dan praktis logis. Kemampuan bahasa dapat juga dikatakan sebagai

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam bahasa. Menurut Diaz (1983)

kemampuan yang lebih tinggi dari bilingualisme berhubungan dengan pencapaian

kognitif yang lebih tinggi juga (Hakuta & Gracia, 1989: 375). Di SMA Batik 1

Surakarta, yang merupakan sekolah RSBI dimana proses kegiatan belajar

mengajar mulai menggunakan bahasa Inggris, kemampuan bahasa yang dimiliki

siswa akan sangat mempengaruhi kepahaman siswa terhadap kimia yang disajikan

menggunakan bahasa Inggris, terutama dalam menyelesaikan soal-soal kimia.

Sikap siswa terhadap kimia ikut berperan penting. Menurut Bloom (1979),

ada bukti-bukti tentang efek karakteristik afektif berkaitan dengan nilai di sekolah

belajar. Hal ini menyatakan bahwa keberhasilan akademis secara langsung atau

tidak langsung berhubungan dengan banyak faktor. Karakteristik afektif dapat

dianggap sebagai salah satu faktornya. Dalam hal ini, ini bisa faktor afektif adalah

seperti sikap, efektivitas diri, motivasi, dan ketertarikan siswa di kelas. Jika siswa

merasa tertarik dengan kimia, maka siswa akan belajar lebih baik lagi (Kan &

Akbas, 2006: 76).

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara khusus

dalam hal menyelesaikan soal tentang ikatan kimia, bebarapa faktor yang

berpengaruh adalah kemampuan awal/ prior knowledge, kemampuan bahasa dan

sikap siswa terhadap kimia.

Dari uraian diatas dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian

SISWA

PriorKnowledge

KemampuanBahasa

Sikap

Prestasi

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran serta pemasalahan yang

diajukan, hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

1. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Prior Knowledge dengan

prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok

ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013.

2. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan bahasa dengan

prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok

ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013.

3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi

belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok ikatan kimia

tahun ajaran 2012/2013.

4. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Prior Knowledge, kemampuan

bahasa dan sikap siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1

Surakarta materi pokok ikatan kimia tahun ajaran 2012/2013.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta kelas X tahun ajaran

2012/2013. SMA Batik 1 merupakan salah satu sekolah RSBI di Surakarta yang

terletak di Jl. Slamet Riyadi 445 dengan akreditasi A.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan dan Perijinan

Tahap ini meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal skripsi,

permohonan ijin penelitian dan konsultasi instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing.

b. Tahap Penelitian

Tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji

coba instrumen dan pelaksanaan pengambilan data baik dengan tes, angket dan

dokumentasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September- November 2012.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap ini meliputi analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian

KegiatanTahun 2012

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1. Pembuatanproposal

2. Uji cobainstrumen

3. Penelitian danPengambilandata

4. Penyusunan hasilpenelitian

5. Pelaporan hasilpenelitian

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Rancangan/Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional

adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel

dengan variabel lain. Dalam penelitian ini akan dicari hubungan antara prior

knowledge, kemampuan bahasa dan sikap dengan prestasi belajar kimia siswa kelas X

RSBI SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 pada materi pokok ikatan

kimia.

Tabel 5. Rencana Penelitian Korelasi dan Regresi Linier Ganda

Sampel

Tes Prior knowledge (X1)

Analisis Korelasi dan

Regresi

Nilai Kemampuan bahasa Inggris(X2)

Angket sikap siswa terhadapkimia (X3)

Tes prestasi belajar kimia (Y)

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Ada tiga variabel bebas yang digunakan yaitu prior knowledge, kemampuan

bahasa dan sikap, sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah prestasi siswa

pada materi ikatan kimia.

1. Variabel Bebas

a. Kemampuan awal / Prior knowledge

1) Definisi koseptual: penguasaan konsep-konsep tentang subject matter

knowledge yaitu materi Sistem Periodik Unsur

2) Definisi operasional: skor tes kemampuan awal siswa pada materi Sistem

Periodik Unsur.

3) Simbol: X1

4) Jenis data: interval

b. Kemampuan bahasa

1) Definisi konseptual: kemampuan siswa dalam memahami bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar yang digunakan di sekolah RSBI.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Definisi operasional: nilai UAN bahasa Inggris SMP.

3) Simbol: X2

4) Jenis data: interval

c. Sikap siswa

1) Definisi konseptual: sikap siswa terhadap mata pelajaran kimia.

2) Definisi operasional: skor angket siswa.

3) Simbol: X3

4) Jenis data: ordinal

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi siswa pada pokok bahasan

ikatan kimia.

a. Definisi konseptual : Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal ikatan

kimia yang disajikan dalam bahasa Inggris.

b. Definisi operasional: skor tes prestasi siswa pada materi ikatan kimia.

c. Simbol: Y

d. Jenis data: interval

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 108). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun

ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:

109). Dalam penelitian ini, hanya diteliti sebagian dari populasi yang ada sehingga

penelitian ini merupakan penelitian sampel yaitu tiga kelas dari Sembilan kelas yang

ada.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling, yaitu

penentuan sampel dengan cara undian untuk mengambil 3 kelas dari 9 kelas yang

ada. Sebelum dilakukan randomisasi, populasi sebelumnya diuji homogenitasnya

dengan metode Bartlett, setelah diketahui bahwa populasi homogen maka dilakukan

teknik random dan diperoleh tiga kelas yaitu X2, X6, dan X8.

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat menguji hipotesis, diperlukan beberapa data yang akan diuji.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya

dalam dokumen-dokumen yang telah ada (Budiyono, 2009: 54). Dalam

penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan

bahasa Inggris siswa.

b. Teknik Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 127). Pada

penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prior knowledge

dan prestasi siswa pada ikatan kimia.

c. Teknik Angket

Definisi angket sama dengan kuesioner. Arikunto (2010:128)

mendefinisikan bahwa, “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Sebelum angket digunakan

untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu diujicobakan. Teknik ini dilakukan

untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa. Dalam penelitian ini teknik

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sikap siswa terhadap

kimia. Penskoran untuk butir angket dibagi menjadi dua, yaitu sebagai

berikut:

1) Skor untuk butir angket yang bernilai positif

Skor 4 untuk jawaban sangat setuju

Skor 3 untuk jawaban setuju

Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

2) Skor untuk butir angket yang bernilai negatif.

Skor 1 untuk jawaban sangat setuju

Skor 2 untuk jawaban setuju

Skor 3 untuk jawaban tidak setuju

Skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju

2. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini meliputi tes untuk prior knowledge

dan prestasi siswa pada materi ikatan kimia yang disajikan dalam bahasa Inggris,

serta angket sikap siswa terhadap pelajaran kimia.

a. Instrumen Penelitian Bentuk Tes

Untuk penilaian prior knowledge dan prestasi belajar dengan

menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan, instrumen

penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas,

taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal.

b. Instrumen Penilaian Bentuk Angket

Instrumen penilaian sikap berprestasi siswa berupa angket. Jenis angket

yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan

jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif

jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket

berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

F. Validasi Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian Bentuk Tes

a. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi adalah kecocokan diantara isi alat ukur (tes) dengan isi sasaran

ukur. Artinya alat ukur yang mempunyai validitas isi yang baik adalah tes

yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai

sesuai dengan kontent pengajaran yang tercantum dalam kurikulum.

Untuk dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrumen

memenuhi syarat atau tidak digunakan formula Gregory (2007) untuk melihat

validitas isi secara keseluruhan.

Pada formula Gregory, diperlukan 2 orang panelis untuk memeriksa

kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk

menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila

dicocokan dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut :( ) = + + +( Gregory, 2007: 123)

Dimana,

A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B = Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan

menurut Panelis II

C = Jumlah item yang relevan menurut Panelis I dan kurang relevan

menurut Panelis II

D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka dianalisis dapat

dilanjutkan. Penentuan validitas didasarkan pada harga CV yang melampaui

harga kriteria yaitu sebesar 0,700. Ringkasan hasil uji validitas soal kognitif

dan prior knowledge setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada tabel 6 dan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

didapatkan bahwa instrumen untuk soal kognitif dan prior knowledge sudah

valid sehingga dapat diujicobakan. Sedangkan analisis hasil uji validitas soal

kognitif dan prior knowledge dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 12

dan Lampiran 10.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji ValiditasSoal pada Aspek Kognitif dan Prior Knowledge

Jenis Soal Jumlah SoalSoal

RelevanSoal belum

RelevanNilai CV

Kognitif 35 30 5 0.857Prior knowledge 25 21 4 0.84

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa kedua instrumen soal analisanya

dapat dilanjutkan karena CV> 0.700. Namun, untuk soal yang belum relevan

dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum diuji coba di lapangan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan ketelitian suatu alat ukur. Alat ukur

dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya, konsisten atau stabil. Mengenai

reliabilitas yang dimaksud pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana

pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila

dilakukan kembali untuk mengukur terhadap subyek yang sama. Reliabilitas

soal tes dinyatakan dengan indeks reliabilitas (r11) yang diukur dengan rumus

Kuder dan Richardson 20 yang dikenal dengan rumus K-R 20 yang

dirumuskan sebagai :

Keterangan :

r1 = indeks reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab benar

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

q = proporsi subyek yang menjawab salah

n = jumlah butir soal

S2 = variansi total

Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel r

produk momen. Apabila r11 lebih besar dari rtabel dikatakan instrumen tersebut

reliabel. Namun ada cara lain yang lebih sederhana dan mudah, yaitu

menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh atau

nilai r, digunakan patokan dari Arikunto (2010: 319) sebagai berikut :

Besarnya nilai r Interpretasi

0,8 ≤ r ≤ 1,0 Tinggi

0,6 ≤ r ˂ 0,8 Cukup

0,4 ≤ r ˂ 0,6 Agak rendah

0,2 ≤ r ˂ 0,4 Rendah

0,0 ≤ r ˂ 0,2 Sangat rendah

Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif dan prior

knowledge terangkum dalam Tabel 7 dan didapatkan bahwa semua instrumen

bentuk tes reliabel. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif

dan prior knowledge yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 15 dan

Lampiran 13.

Tabel 7. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji ReliabilitasSoal pada Aspek Kognitif dan Prior Knowledge

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 35 0.703 Cukup reliabelPrior knowledge 25 0.789 Cukup reliabel

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa

yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam

bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan

jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

=Keterangan :

IK : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item

N : Kelompok siswa

Skor maksimal : Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu

item

Klasifikasi Indeks Kesukaran adalah sebagai berikut :

0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah

0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang

0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar

(Depdiknas, 2007: 9)

Hasil uji coba tingkat kesukaran instrumen soal penilaian kognitif dan

prior knowledge terangkum dalam Tabel 8. Hasil uji tingkat kesukaran

instrumen soal penilaian kognitif dan prior knowledge yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 16.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pada soal kognitif dari 35 soal ada 24

soal dengan taraf sukar, 8 soal dengan taraf sedang dan 3 soal dengan taraf

mudah. Dan dari soal prior knowledge dari 25 soal terdapat 5 soal dengan

taraf sukar, 12 soal dengan taraf sedang dan 9 soal dengan taraf mudah.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 8. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji TingkatKesukaran Soal pada Aspek Kognitif dan Prior Knowledge

Jenis soal Jumlah SoalTingkat Kesukaran Soal

Mudah Sedang SukarKognitif 35 3 8 24

Priorknowledge

25 9 12 5

d. Uji Daya Pembeda Soal

Daya beda butir merupakan kemampuan sebuah soal untuk

membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa

berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Dalam penelitian

ini untuk menentukan daya pembeda butir pada instrumen kognitif, digunakan

formula point biseral. Formula rumus korelasi point biserial adalah :

=

Dimana :

rxy : koefisien korelasi

Mp : rerata skor total dari sejumlah subyek yang menjawab soal benar

pada item yang ditentukan validitasnya

Mt : rerata skor total seluruh peserta pada seluruh soal

Sx : Standar deviasi dari skor total

p : proporsi peserta yang menjawab benar

q : proporsi peserta yang menjawab salah (q= 1-p)

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut

negatif : tidak baik (butir soal dibuang)

0.00 ≤ r ˂ 0.20 : jelek (soal dibuang)

0.20 ≤ r ˂ 0.40 : cukup (soal diperbaiki)

0.40 ≤ r ˂ 0.70 : baik (soal diterima)

0.70 ≤ r ˂ 1.00 : baik sekali

(Arikunto , 2010:214)

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif dan

prior knowledge yang dilakukan terangkum dalam Tabel 9. Hasil uji daya

pembeda soal yang lebih rinci bisa dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran

16.

Tabel 9. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji DayaPembeda Soal pada Aspek Kognitif dan Prior Knowledge

Jenis SoalJumlah

SoalKriteria

Jelek Cukup Baik Baik SekaliKognitif 35 - 8 23 4

Prior knowledge 25 - 7 16 2

Pada soal kognitif ikatan kimia ada delapan soal yang daya bedanya

cukup yaitu nomor 3, 4, 10, 12, 20, 24, 28 dan 31, hanya perlu dilakukan

perbaikan sebelum instrumen digunakan.

Untuk soal prior knowledge tidak ditemukan soal dengan daya beda

jelek, namun hanya ditemukan tujuh soal yang daya beda cukup yaitu nomor

4, 9, 14 dan 17, sehingga ketujuh soal tersebut hanya perlu diperbaiki.

2. Instrumen Penelitian Bentuk Angket

a. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam angket sama dengan uji validitas

dalam soal test yaitu validitas isi. Validitas isi adalah kecocokan diantara isi

alat ukur (tes) dengan isi sasaran ukur. Artinya alat ukur yang mempunyai

validitas isi yang baik adalah tes yang benar-benar mengukur penguasaan

materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan kontent pengajaran yang

tercantum dalam kurikulum.

Formula yang digunakan adalah formula Gregory. Pada formula

Gregory, diperlukan 2 orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara

indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokan dengan butir-

butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut :( ) = + + +( Gregory, 2007: 123)

Dimana,

A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B = Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan

menurut Panelis II

C = Jumlah item yang relevan menurut Panelis I dan kurang relevan

menurut Panelis II

D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka dianalisis dapat

dilanjutkan. Penentuan validitas didasarkan pada harga CV yang melampaui

harga kriteria yaitu sebesar 0,700. Ringkasan hasil uji validitas angket setelah

dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 10 dan didapatkan hasil bahwa

instrumen angket valid sehingga dapat diujicobakan. Sedangkan analisis hasil

uji validitas angket sikap siswa terhadap mata pelajaran kimia dapat dilihat

selengkapnya pada Lampiran 11.

Tabel 10. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji ValiditasAngket Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran Kimia

Jenis SoalJumlah

SoalNilai CV

KriteriaValid Invalid

Angket sikap 30 0.82 √

b. Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha :

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dimana :

r11 = reliabilitas tes

k = banyaknya butir soalΣ = jumlah variansi butir

= variansi soal

Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

bukan 0 dan 1, misalnya angket atau soal yang berbentuk uraian.

( Arikunto , 2010 :171)

Hasil uji coba reliabilitas instrumen angket sikap siswa terangkum

dalam Tabel 11 dan didapatkan bahwa instrumen bentuk angket sudah

reliabel. Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian angket sikap siswa

terhadap mata pelajaran kimia yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran

14.

Tabel 11. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji ReliabilitasAngket Siswa terhadap Mata Pelajaran Kimia

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas KriteriaAngket sikap 30 0.835 Reliabilitas tinggi

G. Analisis Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel dimaksudkan untuk menguji normal

tidaknya sampel. Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal

tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas ini

digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Metode ini digunakan apabila

sampel diambil secara random dan data berskala interval atau rasio, dengan

prosedur:

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Taraf signifikansi (α) = 0.05

3) Statistik Uji

)()( 0 xFxFSupD nx

Dimana

)(xFn adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif)

berdasarkan data sampel

)(0 xF adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif )

dibawah Ho P(Z<Zi)

4) Daerah kritik

DK = {D | D > Dα,n)

5) Keputusan uji

H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05

Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05

Bila menggunakan SPSS 17, maka langkah-langkah uji normalitasnya

adalah sebagai berikut:

1) Klik Analyze → Descriptive Statistics → Explore

Setelah itu akan terbuka kotak dialog Explore. Pindahkan semua variabel

yang akan diuji ke kotak Dependent List.

2) Pada Display klik Plots, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Explore:

Plots. Pilih Normality plots with test.

3) Klik Continue, lalu klik OK.

4) Bila hasil Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Uji Independensi

Uji Independensi antar variabel bebas dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan atau tidak ada

multikolinieritas dalam residu (Budiyono, 2009: 277). Dampak yang

diakibatkan dengan adanya multikolinieritas antara lain:

Nilai standard error untuk masing- masing koefisien menjadi tinggi,

sehingga t hitung menjadi rendah.

Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya

variabel independen.

Pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi.

(Priyatno, 2009: 60)

Pengujian indepedensi menggunakan rumus korelasi product momen

Karl Pearson.

1) Hipotesis

H0 = Xi dan Yj independen, i ≠ j, i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3

H1 = Xi dan Yj dependen, i = j, i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3

2) Taraf signifikansi: α = 0.05

3) Statistik Uji

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = jumlah responden penelitian

X = Jumlah skor variasbel bebas X

Y = Jumlah skor variabel bebas Y

4) Daerah Kritik

DK = {rxy | rxy > rtabel)

5) Keputusan uji

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

H0 ditolak jika rxy ϵ DK

Untuk uji independensi menggunakan SPSS 17, langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate

Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan

semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables.

2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson.

3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed.

4) Klik OK.

5) Bila nilai Signifikansi > 0,05 maka variabel tersebut saling independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas karena akan

menyebabkan estimator tidak efisien dan nilai koefisien determinasi menjadi

sangat tinggi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan uji

metode grafik. Jika titik- titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah

heterokedastisitas (Priyatno, 2009: 60).

Selain dengan grafik adanya heterokedastisitas dapat diketahui juga

dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser secara umum dinotasikan

sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0: X2 tidak mempengaruhi |e|

H1: X2 mempengaruhi |e|

2) Taraf signifikansi (α) = 0.05

3) Statistik yang digunakan

|e| = b1 + b2X2 + v

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dimana, |e| : Nilai absolut dari regresi yang dihasilkan model

X2 : Variabel penjelas

4) Keputusan Uji

H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05

Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05

Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi

residual maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah heterokedastisitas.

Langkah uji heterokedastisitas dengan SPSS 17 adalah sebagai berikut:

1) Mencari understandardized residual dengan cara klik Analyze →

Regression → Linier setelah itu akan terbuka kotak dialog Linier

Regression. Pindahkan variabel Prestasi (Y) ke kotak Dependent,

kemudian pindahkan semua variabel bebas (prior knowledge, kemampuan

bahasa, sikap siswa) ke dalam kotak Independent.

2) Klik Save pada display Linier Regression setelah itu akan muncul kotak

dialog Linier Regression: Save pada Residuals pilih Unstandardized klik

Continue lalu OK.

3) Selanjutnya pilih Transform → Compute Variable, setelah itu akan

terbuka kotak dialog Compute Variable, selanjutnya pada Target Variable

ketikkan Abresid, pada Function group pilih All dan pada Functions and

Special Variables pilih Abs. Kemudian masukkan Unstandardized

Residual (RES_1) ke Numeric Expression → OK.

4) Kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dengan cara Analyze →

Regression → Linier, akan setelah itu akan terbuka kotak dialog Linier

Regression. Pindahkan variabel Abresid ke kotak Dependent, kemudian

pindahkan semua variabel bebas (prior knowledge, kemampuan bahasa,

sikap siswa) ke dalam kotak Independent → OK.

5) Bila hasil Signifikansi dari setiap variabel > 0,05, maka disimpulkan tidak

ada masalah heterokedastisitas.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d. Uji Linieritas regresi

Persyaratan selanjutnya mengharuskan adanya hubungan fungsional

antara variabel X dan Y yang linier, serta regresi dan koefisien regresinya

berarti. Untuk menguji linieritas prior knowledge dengan prestasi belajar

kimia, kemampuan bahasa dengan prestasi belajar kimia maupun sikap

dengan prestasi belajar kimia digunakan rumus sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0: Hubungan antara X dan Y linier

H1: Hubungan antara X dan Y tidak linier

2) Taraf signifikansi (α) = 0.05

3) Statistik yang digunakan =Keterangan:

RKR = Rata-rata Kuadrat Regresi

RKE = Rata-rata Kuadrat Error

4) Daerah kritik (DK) = { F | Fobs ˂ Fα; k-2, n-k}

5) Keputusan uji

H0 diterima jika Fobs ϵ DK

6) Kesimpulan

Hubungan antara X dan Y linier bila H0 diterima

Hubungan antara X dan Y tidak linier bila H0 ditolak

Bila uji linieritas regresi dilakukan dengan SPSS 17, maka langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Klik Analyze → Compare Means → Means. Selanjutnya akan muncul

kotak dialog Means, kemudian masukkan variabel prestasi (Y) ke kotak

Dependent dan semua variabel bebas ke kotak Independent. Lalu klik

Options dan pilih Test of Linierity → Continue → OK.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2) Bila Signifikansi pada Deviation of Linierity > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara X dan Y linier.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji hipotesis yaitu yang meliputi analisis korelasi linierdan analisis

korelasi ganda.

a. Analisis Korelasi Linier

Koefisien korelasi linier

Kekuatan relasi antara X dan Y dinyatakan dengan koefisien korelasi

linear. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi linear dengan

menggunakan formula koefisien momen produk Karl Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

X = X1 = X2 = X3 = variabel bebas

Y = variabel terikat

N = jumlah siswa

Dari harga rxy dapat diketahui hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat yang ada,yaitu:

rxy < 0 berarti ada hubungan negatif yaitu bila nilai variabel bebas

meningkat maka nilai variabel terikat menurun atau sebaliknya

rxy = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat

rxy > 0 berarti ada hubungan positif yaitu bila vaitu bila nilai variabel

bebas meningkat maka nilai variabel terikat juga meningkat.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari nilai rxy positif dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Besarnya nilai r Interpretasi1,00

0,75 ≤ r < 0,99

0,50 ≤ r < 0,75

0,25 ≤ r < 0,50

0,00 < r < 0,25

0,00

Korelasi sempurna

Korelasi sangat kuat

Korelasi kuat

Korelasi cukup

Korelasi Rendah

Tak berkorelasi(Sarwono, 2010: 119)

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Linier

1) Hipotesis

H0 : ρ ≤ 0 (tidak berarti)

H0 : ρ > 0 (berarti)

2) Taraf signifikansi (α) = 0.05

3) Statistik uji

, = √ − 21 −4) Daerah kritik

DK = { t | t > tα, n-2}

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika t ϵ DK

(Budiyono, 2009: 272)

Untuk uji korelasi linier menggunakan SPSS 17, langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate

Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan

semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables.

2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson.

3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4) Klik OK.

5) Bila nilai Signifikansi < 0,05 maka korelasi antar variabel tersebut

signifikan.

b. Analisis Korelasi Linier Ganda

Koefisien korelasi linier ganda

Koefiseien korelasi Y pada X1, X2, X3 disajikan dengan Ry123 sebagai

berikut:

. = .Dengan

. = + += − (∑ )(∑ )= − (∑ )

(Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985: 350)

Uji signifikansi koefisien korelasi linier ganda

1) Hipotesis

H0: Hubungan Linier ganda antara X1, X2, X3 dan Y tidak berarti (tidak

signifikan)

H1: hubungan linier ganda antara X1, X2, X3 dan Y berarti (signifikan)

2) Statistik yang digunakan= /(1 − )/ (n – k – 1)3) Taraf signifikansi (α) = 0.05

4) Daerah kritik (DK) = { F | F ˂ Fα; k, n-k-1}

5) Keputusan uji

H0 diterima jika F0 ≤ F tabel

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

H0 ditolak jika F0 > F tabel

6) Kesimpulan

Hubungan Linier ganda antara X1, X2, X3 dan Y tidak berarti/tidak

signifikan bila H0 diterima.

Hubungan Linier ganda antara X1, X2, X3 dan Y berarti/signifikan bila H0

ditolak

Untuk uji korelasi ganda menggunakan SPSS 17, maka digunakan

analisis regresi linier ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut

1) Klik Analyze → Regression → Linier, setelah itu akan muncul kotak

dialog Linier Regrssion, kemudian pindahkan variabel prestasi (Y) ke

kotak Dependent, kemudian masukkan semua variabel bebas ke kotak

Independent.

2) Klik tombol Statistics, selanjutnya akan muncul kotak dialog Linier

Regression Statistics. Pilih Estimates, Model fit, Collinearity diagnostics

untuk menguji multikolinieritas/ indepedensi → Continue.

3) Untuk uji heterokedastisitas dengan plot maka klik Plots, selanjutnya

kotak dialog Linier Regression: Plots akan terbuka, masukkan *ZRESID

(Standardized Residual) ke kotak Y, dan *ZPRED (Standardized Predicted

Value) ke kotak X. Selanjutnya pilih Normal probability plot untuk uji

normalitas → Continue → OK.

3. Persamaan Regresi

Setelah diketahui bahwa ada korelasi antara variabel terikat dan variabel

bebas, kemudian dapat dicari fungsi liniernya dengan bentuk persamaan sebagai

berikut: = + + +Y = nilai variabel terikat (prestasi siswa pada materi ikatan

kimia)

bo, b1, b2, b3 = konstanta

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

X1 = prior knowledge

X2 = kemampuan bahasa

X3 = sikap siswa terhadap kimia

Nilai konstanta b0 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:= ∑ ∑ − ∑∑ − (∑ )Sedangkan untuk b1, b2, b3, dapat dhitung dengan rumus:= ∑ ∑ − ∑∑ − (∑ )

Untuk analisis persamaan regresi dengan SPSS 17, langkahnya sama

dengan uji korelasi linier ganda, karena output dari uji tersebut sudah memuat

koefisien dari setiap variabel.

4. Sumbangan Prediktor

Ada dua jenis sumbangan prediktor, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan

relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien

determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya

sama dengan 1 (100%) (Budiyono, 2009: 293).

Koefisien determinasi

Koefisien determinasi linier ganda antara X dan Y didefinisikan sebagai berikut:

. = + +dimana= − (∑ )(∑ )

= − (∑ )Dari definisi tersebut, maka sumbangan efektif didefinisikan sebagai berikut:= 100%

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Adapun sumbangan relatif didefinisikan:= 100%Dengan i= 1, 2, 3 dan r2 = r2

y.123

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah nilai prior knowledge,

kemampuan bahasa, sikap dan prestasi belajar siswa pada materi pokok ikatan

kimia pada aspek kognitif. Jumlah siswa yang dilibatkan pada penelitian ini

adalah 94 siswa dari kelas X2, X6 dan X8 di SMA Batik 1 Surakarta tahun

pelajaran 2012/ 2013. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan deskripsi data

penelitian dari masing-masing variabel.

1. Prior knowledge

Pengumpulan data tentang prior knowledge adalah dengan

menggunakan tes tertulis pada materi Sistem Periodik Unsur (SPU) yang

merupakan materi prasyarat untuk materi Ikatan kimia. Nilai interval dari prior

knowledge ini adalah berkisar antara 0 – 100. Dari hasil skor jawaban tes

tertulis prior knowledge di dapat skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah

adalah 24, dengan rata-rata sebesar 67,8, median sebesar 68, modus sebesar 64,

dan standar deviasi sebesar 8,9. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 19 dan Lampiran 20. Deskripsi data penelitian mengenai prior

knowledge secara ringkas disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Deskripsi Data Prior knowledge (X1)

No Interval Fo Frekuensi Relatif (%)1 24 – 31 1 1,12 32 – 39 0 03 40 – 47 0 04 48 – 55 5 5,35 56 – 63 11 11,76 64 – 71 32 34,07 72 – 79 39 41,58 80 – 87 6 6,4

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Data tersebut dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram Data Prior knowledge (X1)

Pada Gambar 4 dan Tabel 12 dapat dilihat bahwa frekuensi paling

rendah berada pada interval yang paling rendah juga yaitu 24 – 31 dengan

jumlah populasi hanya 1 siswa, sedangkan pada interval 32 – 39 dan 40 – 47

tidak memiliki frekuensi, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada

interval tersebut. Untuk frekuensi tertinggi prior knowledge berada pada

interval 72 – 79 dengan frekuensi relatif 41,5% atau setara dengan 39 siswa.

Sedangkan pada interval tertinggi yaitu 80 – 87 populasinya hanya 6 siswa.

2. Kemampuan Bahasa

Pengumpulan data tentang kemampuan bahasa adalah dengan

menggunakan teknik dokumentasi nilai UAN SMP pada mata pelajaran bahasa

Inggris. Nilai interval dari kemampuan bahasa ini adalah berkisar antara 0 –

100. Dari hasil dokumentasi di dapat skor tertinggi adalah 94 dan skor terendah

adalah 22, dengan rata-rata sebesar 62,8, median sebesar 66, modus sebesar 72

dan standar deviasi sebesar 15,9. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 19 dan Lampiran 20 Deskripsi data penelitian mengenai

kemampuan bahasa secara ringkas disajikan pada Tabel 13.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 13. Deskripsi Data Kemampuan Bahasa (X2)

No Interval Fo Frekuensi Relatif (%)1 22 – 31 4 4,22 32 – 41 5 5,33 42 – 51 14 14,94 52 – 61 16 17,05 62 – 71 20 21,36 72 – 81 24 25,57 82 – 91 10 10,68 92 – 100 1 1,1

Data tersebut dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 5.

Gambar 5. Histogram Data Kemampuan Bahasa (X2)

Dari Tabel 13 dan Gambar 5 diketahui bahwa frekuensi terendah justru

berada pada interval tertinggi yaitu antara 92 – 100 dengan frekuensi hanya 1

siswa. Sedangkan frekuensi terbesar berada pada interval 72 – 81 dengan

populasi 24 siswa atau sekitar 25,5%.

3. Sikap Siswa

Pengumpulan data tentang sikap siswa khususnya sikap siswa terhadap

mata pelajaran kimia adalah dengan menggunakan teknik angket. Umumnya

data sikap digolongkan menjadi ordinal, namun untuk penelitian ini data sikap

disajikan dalam bentuk interval agar dapat dianalisa menggunakan korelasi

regresi. Nilai interval dari sikap siswa ini adalah berkisar antara 30 – 120. Dari

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

hasil angket di dapat skor tertinggi adalah 115 dan skor terendah adalah 75,

dengan rata-rata sebesar 94,4, median sebesar 94, modus sebesar 90 dan

standar deviasi sebesar 8,6. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 19 dan Lampiran 20 Deskripsi data penelitian sikap siswa terhadap

mata pelajaran kimia secara ringkas disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Deskripsi Data Sikap Siswa terhadap Kimia (X3)

No Interval Fo Frekuensi Relatif (%)1 75 – 80 3 3,22 81 – 86 14 14,93 87 – 92 24 25,54 93 – 98 27 28,75 99 – 104 9 9,66 105 – 110 14 14,97 111 – 116 3 3,2

Data tersebut dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 6.

Gambar 6. Histogram Data Sikap Siswa terhadap Kimia (X3)

Pada Tabel 14 dan Gambar 6 dapat diketahui bahwa ada dua interval

yang memiliki frekuensi terendah yaitu 75 – 80 dan 111 – 116 dengan

frekuensi 3 siswa. Sedangkan frekuensi terbesar ada pada interval 93 – 98

dengan frekuensi 27 siswa. Selain itu ada dua interval lain yang memiliki

frekuensi yang sama yaitu pada interval 81 – 86 dan 105 – 110 dengan

frekuensi 14 siswa.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

4. Prestasi Belajar

Pengumpulan data tentang prestasi siswa pada materi ikatan kimia

adalah dengan menggunakan tes tertulis. Nilai interval dari prestasi ini adalah

berkisar antara 0 – 100. Dari hasil tes di dapat skor tertinggi adalah 88 dan skor

terendah adalah 40, dengan rata-rata sebesar 72,5, median sebesar 74, modus

sebesar 76 dan standar deviasi sebesar 7,3. Untuk perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20. Deskripsi data penelitian

sikap siswa terhadap mata pelajaran kimia secara ringkas disajikan pada Tabel

15.

Tabel 15. Deskripsi Data Prestasi Siswa (Y)

No Interval Fo Frekuensi Relatif (%)1 40 – 46 1 1,12 47 – 53 0 03 54 – 60 3 3,24 61 – 67 20 21,35 68 – 74 31 33,06 75 – 81 33 35,17 82 – 88 6 6,4

Data tersebut dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 7.

Gambar 7. Histogram Data Prestasi Siswa (Y)

Pada Tabel 15 dan Gambar 7 terlihat bahwa frekuensi terendah berada

pada interval terendah yaitu 40 – 46 dengan frekuensi 1 siswa. Sedangkan

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada interval 47 – 53 tidak ada siswa yang memiliki nilai pada interval

tersebut. Kemudian untuk frekuensi tertinggi berada pada interval 75 – 81

dengan frekuensi 33 siswa.

B. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan uji prasyarat dan uji regresi linier ganda, data dari

variabel bebas dan terikat distandarisasi terlebih dahulu menggunakan salah satu

perintah yang ada di SPSS 17. Hal ini dilakukan karena interval dari nilai prior

knowledge, kemampuan bahasa dan prestasi berada antara 0-100, sedangkan nilai

angket sikap siswa terhadap kimia berada antara 30-120. Penstandaran dilakukan

agar lebih mudah dalam pembacaan hasil output dari analisa data.

1. Uji Normalitas

Data-data tentang prior knowledge, kemampuan bahasa, sikap siswa,

prestasi siswa dan residu yang diperoleh dari penelitian kemudian diuji

normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas

tercantum dalam Lampiran 21 sedangkan ringkasan hasil uji normalitas

terangkum dalam Tabel 16.

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prior knowledge, KemampuanBahasa, Sikap Siswa dan Prestasi

No Variabel Sig. Kesimpulan1 Prior knowledge 0,840 Normal2 Kemampuan Bahasa 0,200 Normal3 Sikap Siswa 0,199 Normal4 Prestasi 0,200 Normal5 Residu 0,200 Normal

Tampak dari Tabel 16 bahwa harga Sig. > 0,05, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Independensi/ Uji Multikolinieritas

Uji independensi disebut juga uji multikolonieritas, multikolinieritas

adalah keadaan dimana dua variabel saling independen. Adanya

multikolinieritas menyebabkan pengaruh masing- masing variabel independen

sulit dideteksi. Untuk menguji independensi dilakukan dengan dua cara. Cara

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pertama melihat nilai VIF yang tertera pada hasil output pada analisis yang

menggunakan SPSS 17. Hasil uji independensi tercantum dalam Lampiran 28.

Ringkasan hasil uji independensi terangkum pada Tabel 17.

Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Independensi Prior knowledge, KemampuanBahasa, dan Sikap Siswa

No Variabel VIF Kesimpulan

1. Prior knowledge 1,021 Tidak terjadi multikolineritas2. Kemampuan Bahasa 1,004 Tidak terjadi multikolineritas3. Sikap Siswa 1,016 Tidak terjadi multikolineritas

Hasil uji dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila harga 0,1 <

VIF < 10 (Priyatno, 2009: 60). Berdasarkan data pada tabel 17 di atas dapat

dilihat bahwa harga VIF berada diantara 0,1 dan 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

Cara kedua adalah dengan menggunakan rumus korelasi Pearson. Hasil

uji dengan rumus Karl Pearson tercantum dalam Lampiran 22. Ringkasan hasil

uji independensi dengan rumus Karl Pearson terangkum pada Tabel 18.

Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Independensi Prior knowledge, KemampuanBahasa, dan Sikap Siswa dengan rumus Karl Pearson

No Variabel Kemampuan Bahasa Sikap Siswa

1.Prior

knowledgeKorelasi -0,063 0,127

sig. 0,545 0,223

2.Kemampuan

BahasaKorelasi 1 0,000

sig. 0,998

Hasil uji dikatakan independen bila sig. > 0,05. Berdasarkan Tabel 18

diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel- variabel nilai sig. > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel-

variabel tersebut atau saling independen.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

tidak adanya masalah heterokedastisitas karena akan menyebabkan estimator

tidak efisien dan nilai koefisien determinasi menjadi sangat tinggi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan

melihat pola titik-titik pada Gambar 8. Jika titik- titik menyebar dengan pola

yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

masalah heterokedastisitas.

Gambar 8. Scatterterplot Uji Heterokedastisitas

Selain dengan metode grafik, uji ini juga dapat dilakukan dengan Uji

Glejser. Hasil uji dengan SPSS dapat dilihat pada Lampiran 23. Dari perhitungan

SPSS diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Uji Heterokedastisitas

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

(Constant) 10.276 5.422 1.895 .061

Prior Know -.037 .046 -.084 -.794 .429

KemampuanBahasa

-.008 .026 -.034 -.327 .744

Sikap -.027 .047 -.061 -.579 .564

Dari Tabel 20 nilai t tidak ada yang signifikan karena signifikansi pada

variabel-variabel > 0,05, sehingga disimpulkan tidak ada masalah

heterokedastisitas.

a. Dependent Variable: ABRESID

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4. Uji Linieritas Regresi

Uji asumsi selanjutnya untuk regresi linier berganda adalah uji linieritas.

Uji linieritas dilakukan antara prior knowledge dengan prestasi, kemampuan

bahasa dengan prestasi serta sikap dengan prestasi.

a. Uji Linieritas Prior knowledge (X1) terhadap Prestasi Belajar (Y)

Uji linieritas pertama adalah antara prior knowledge dan prestasi

siswa. Hasil output uji linieritas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat

pada Lampiran 24. Rangkumannya dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Uji Linieritas Prior knowledge dengan Prestasi Belajar

Sum ofSquares Df

MeanSquare F Sig.

prestasi *PriorKnow

BetweenGroups

(Combined) 1574.091 9 174.899 4.335 .000

Linearity 969.104 1 969.104 24.017 .000

Deviation fromLinearity

604.987 8 75.623 1.874 .075

Within Groups 3389.409 84 40.350

Total 4963.500 93

Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa Sig. pada Deviation from

Linearity adalah 0,075. Bila Sig. > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi antara prior knowledge dan prestasi bersifat linier.

b. Uji Linieritas Kemampuan Bahasa (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y)

Uji linieritas selanjutnya adalah antara kemampuan bahasa dengan

prestasi belajar. Hasil output uji linieritas dengan menggunakan SPSS

dapat dilihat pada Lampiran 24. Rangkumannya dapat dilihat pada Tabel

21.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 21. Hasil Uji Linieritas Kemampuan Bahasa dengan Prestasi Belajar

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

prestasi *KemampuanBahasa

BetweenGroups

(Combined) 1939.845 30 64.662 1.347 .159

Linearity 258.109 1 258.109 5.378 .024

Deviationfrom Linearity

1681.736 29 57.991 1.208 .262

Within Groups 3023.655 63 47.995

Total 4963.500 93

Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa Sig. pada Deviation from

Linearity adalah 0,262. Bila Sig. > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi antara kemampuan bahasa dan prestasi bersifat linier.

c. Uji Linieritas Sikap Siswa (X3) terhadap Prestasi Belajar (Y)

Uji linieritas selanjutnya adalah antara sikap siswa dengan prestasi

belajar. Hasil output uji linieritas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat

pada Lampiran 24. Rangkumannya dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Uji Linieritas Sikap Siswa dengan Prestasi Belajar

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

prestasi* sikap

BetweenGroups

(Combined) 1622.617 31 52.342 .971 .523

Linearity 335.506 1 335.506 6.226 .015

Deviation fromLinearity

1287.110 30 42.904 .796 .750

Within Groups 3340.883 62 53.885

Total 4963.500 93

Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa Sig. pada Deviation from

Linearity adalah 0,750. Bila Sig. > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi antara sikap siswa dan prestasi bersifat linier.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

C. Pengujian Hipotesis

Setelah uji asumsi dalam regresi linier berganda terpenuhi, maka

dilakukan uji korelasi baik secara serentak maupun secara sendiri-sendiri untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh korelasi positif yang signifikan antara

variabel- variabel bebas dengan variabel terikat. Selanjutnya dilakukan uji regresi

linier berganda untuk mendapatkan persamaan regresi antara variabel- variabel

bebas dengan variabel terikat.

1. Uji Hipotesis Pertama

Uji regresi linier dapat dilakukan bila terbukti ada korelasi antara variabel

bebas dengan variabel terikatnya. Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada

korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge dengan prestasi siswa.

Dengan,

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara prior knowledge dengan

prestasi siswa.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara prior knowledge dengan prestasi

siswa.

Tabel 23. Hasil Uji Korelasi antara Prior knowledge dengan Prestasi Siswa

Correlations

Zscore: PriorKnow

Zscore:Kemampuan

BahasaZscore:sikap

Zscore:prestasi

Zscore: PriorKnow

PearsonCorrelation

1 -.063 .127 .442

Sig. (2-tailed) .545 .223 .000

N 94 94 94 94*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa hasil Sig. uji t-dua pihak antara prior

knowledge dengan prestasi siswa adalah 0,00. Karena Sig. < 0,05 maka H0

ditolak, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara prior

knowledge dengan prestasi siswa.

Setelah diketahui ada hubungan yang signifikan antara prior knowledge

dengan prestasi siswa, maka dari Tabel 23. dapat dilihat bahwa koefisien korelasi

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

antara prior knowledge dengan prestasi adalah 0,442 yang mempunyai arti bahwa

ada korelasi positif yang cukup kuat antara prior knowledge dengan prestasi.

Dengan demikian dari uji hipotesis pertama disimpulkan bahwa ada korelasi

positif yang signifikan antara prior knowledge dengan prestasi siswa.

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada korelasi positif yang signifikan

antara kemampuan bahasa dengan prestasi siswa.

Dengan,

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bahasa dengan

prestasi siswa.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bahasa dengan

prestasi siswa.

Tabel 24. Hasil Uji Korelasi antara Kemampuan Bahasa dan Prestasi Siswa

Correlations

Zscore: PriorKnow

Zscore:Kemampuan

BahasaZscore:sikap

Zscore:prestasi

Zscre:KemampuanBahasa

PearsonCorrelation

-.063 1 .000 .228

Sig. (2-tailed) .545 .998 .027*

N 94 94 94 94*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa hasil Sig. uji t-dua pihak antara

kemampuan bahasa dengan prestasi siswa adalah 0,027. Karena Sig. < 0,050

maka H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kemampuan bahasa dengan prestasi siswa.

Setelah diketahui ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bahasa

dengan prestasi siswa, maka dari Tabel 24. dapat dilihat bahwa koefisien korelasi

antara kemampuan bahasa dengan prestasi adalah 0,228 yang menunjukkan

bahwa ada korelasi positif yang rendah antara kemampuan bahasa dengan

prestasi. Dengan demikian dari uji hipotesis kedua disimpulkan bahwa ada

korelasi positif yang signifikan antara kemampuan bahasa dengan prestasi siswa.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada korelasi positif yang signifikan

antara kemampuan sikap siswa dengan prestasi siswa.

Dengan,

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi

siswa.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi siswa.

Tabel 25. Hasil Uji Korelasi antara Sikap Siswa dan Prestasi Siswa

Correlations

Zscore: PriorKnow

Zscore:Kemampuan

BahasaZscore:sikap

Zscore:prestasi

Zscre: Sikap PearsonCorrelation

.127 .000 1 .260*

Sig. (2-tailed) .223 .998 .011

N 94 94 94 94*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa hasil Sig. uji t-dua pihak antara sikap

siswa dengan prestasi siswa adalah 0,011. Karena Sig. < 0,050 maka H0 ditolak,

sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa

dengan prestasi siswa.

Setelah diketahui ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan

prestasi siswa, maka dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antara

sikap siswa dengan prestasi adalah 0,260 yang menunjukkan bahwa ada korelasi

positif yang cukup kuat antara sikap siswa dengan prestasi siswa.

Dengan demikian dari uji hipotesis ketiga disimpulkan bahwa ada korelasi

positif yang signifikan antara sikap siswa dengan prestasi siswa.

4. Uji Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat menyatakan bahwa ada korelasi positif yang signifikan

antara prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap siswa dengan prestasi

siswa.

Dengan,

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa dengan prestasi siswa.

H1: Ada hubungan yang signifikan antara prior knowledge, kemampuan

bahasa dan sikap siswa dengan prestasi siswa.

Tabel 26. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Linier

ANOVAb

ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 28.129 3 9.376 13.008 .000a

Residual 64.871 90 .721

Total 93.000 93

a. Predictors: (Constant), Zscore: sikap, Zscore: Kemampuan Bahasa, Zscore: Prior Know

b. Dependent Variable: Zscore: prestasi

Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa nilai F hitung (13,008) > F tabel (2,706)

sehingga disimpulkan bahwa ada prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap

siswa secara serentak berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Kemudian untuk mengetahui signifikan atau tidaknya dapat dilihat dari

nilai signifikansinya. Karena nilai Sig. < 0,05, maka disimpulkan bahwa

hubungannya signifikan. Untuk mengetahui apakah korelasinya positif atau

negatif dapat dilihat pada koefisien regresinya untuk setiap variabel bebas yang

bisa dilihat pada Tabel 27. Dari Tabel 27 nilai b atau koefisien regresinya dari

prior knowledge, kemampuan bahasa maupun dari sikap siswa semuanya bernilai

positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki

korelasi yang positif terhadap prestasi siswa.

Untuk mengetahui keeratan hubungannya dapat dilihat dari nilai koefisien

korelasi ganda, dari hasil SPSS 17 diperoleh nilai koefisien korelasinya 0,550 ,

sehingga disimpulkan korelasinya cukup kuat dan koefisien korelasi berganda

yang bernilai positif juga menunjukkan bahwa korelasi antara prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa bersifat positif. Untuk hasil selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 28. Dengan demikian dari uji hipotesis ketiga

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

disimpulkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa dengan prestasi siswa.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi positif

yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dan

untuk mengetahui adanya korelasi positif yang signifikan antara variabel- variabel

bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini dilakukan

terdapat tiga variabel bebas yaitu prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap

siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi siswa pada materi ikatan

kimia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster random sampling

dengan asumsi populasi bersifat homogen dan kemudian didapat tiga kelas dari

sembilan kelas yang ada. Populasi berasal dari siswa kelas X SMA Batik 1

Surakarta angkatan 2012/2013.

Secara garis besar perlakuan analisa yang dilakukan pada penelitian ini

meliputi empat tahap yaitu:

Uji asumsi seperti uji normalitas, multikolinieritas, heterokedastisitas dan

linieritas. Uji ini dilakukan dengan SPSS 17.

Uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel bebas

dengan variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan SPSS 17.

Uji regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan variabel-variabel

bebas dengan terikat secara serentak dan mengetahui persamaan

regresinya. Uji ini dilakukan dengan SPSS 17.

Uji terakhir adalah menghitung koefisien determinasi atau sumbangan

efektif dan sumbangan relatif variabel-variabel bebas dengan variabel

terikat baik secara serentak maupun parsial. Uji ini dilakukan secara

manual dengan excel karena dalam SPSS 17 belum disertakan hasil dari

perhitungan variabel-variabel bebas secara terpisah baik untuk sumbangan

relatif maupun efektifnya.

Untuk diingat, bahwa sebelum semua pengujian dilakukan maka data-data

dari keempat variabel harus distandarisasi karena adanya perbedaan interval.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Uji asumsi yang pada regresi linier berganda yaitu uji normalitas

dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, uji multikolinieritas dilakukan

dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang ada pada tiap variabel

bebas, kemudian uji heterokedastisitas dilakukan dengan metode grafik dan

perhitungan dengan uji Glejser, dan linieritas dilakukan dengan uji linieritas yang

ada pada menu SPSS 17.

Analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi bivariat yang akan

menyelidiki hubungan antara dua variabel yaitu kuat atau tidaknya hubungan,

arah hubungan dan berarti atau tidanya hubungan. Korelasi yang digunakan

adalah korelasi Pearson, karena korelasi ini mengukur hubungan secara linier

pada skala interval.

Untuk uji regresi linier ganda dilakukan dengan metode backward. Ada

beberapa metode yang dapat digunakan dalam SPSS 17 yang sering digunakan

seperti enter, stepwise dan backward. Bila menggunakan metode enter berarti

semua variabel bebas dimasukkan tanpa ada seleksi atau pengeluaran variabel

yang tidak cocok, kemudian untuk metode stepwise semua variabel akan

dimasukkan ke dalam model dan tidak ada yang dikeluarkan kecuali terdapat

penyimpangan data, sedangkan untuk metode backward semua variabel mula-

mula dimasukkan ke dalam model dan variabel yang tidak layak akan dikeluarkan

satu per satu. Dari hasil analisa data yang diperoleh dengan menggunakan metode

backward tidak ada variabel yang dikeluarkan, sehingga dapat disimpulkan semua

variabel bebas memenuhi kriteria.

Setelah dilakukan analisa maka dapat diketahui bahwa ada korelasi yang

signifikan antara prior knowledge dengan prestasi siswa dengan pengaruh yang

cukup kuat. Untuk kemampuan bahasa diketahui terdapat korelasi yang signifikan

antara kemampuan bahasa dengan prestasi siswa walaupun dengan pengaruh yang

rendah. Selain itu terdapat korelasi yang signifikan antara sikap siswa dengan

prestasi siswa dengan pengaruh yang cukup kuat. Pengaruh secara serentak dapat

dilihat dari model regresinya dan didapatkan bahwa model regresinya signifikan

serta koefisien-koefisien regresi yang bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan

ada korelasi yang signifikan antara variabel-variabel bebas dengan prestasi siswa.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dalam analisis regresi linier berganda akan didapatkan suatu model yang

dapat memperkirakan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel

terikatnya. Model yang didapat tercantum dalam Tabel 27.

Tabel 27. Hasil Uji Koefisien dan Keberartian Model Regresi Linier

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.446E-15 .088 .000 1.000

Zscore: PriorKnow

.432 .089 .432 4.857 .000

Zscore:KemampuanBahasa

.255 .088 .255 2.895 .005

Zscore: sikap .205 .089 .205 2.312 .023

a. Dependent Variable: Zscore: prestasi

Dari Tabel 27 nilai B merupakan koefisien-koefisien yang ada pada model

regresi, sedangkan nilai t atau Sig. dapat digunakan untuk menentukan apakah

koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Dari tabel dapat diketahui bahwa

model yang didapatkan yaitu:

Y= 6,44E-15 + 0,432 X1 + 0,255 X2 + 0,205 X3

Untuk mengetahui koefisien regresi dari masing-masing variabel

signifikan atau tidak, cukup dilihat nilai Sig. bila nilai Sig < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa koefisien regresi signifikan. Dari Tabel 27 dapat dilihat

bahwa nilai Sig. pada prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap siswa

semuanya < 0.05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh koefisien regresi yang

didapat signifikan.

Persamaan regresi tersebut berarti

Konstanta b0 = 6,44E-15 artinya jika prior knowledge, kemampuan bahasa

dan sikap siswa nilainya 0, maka prestasi siswa nilainya positif sebesar

6,44E-15.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Konstanta b1 = 0,432 artinya jika kemampuan bahasa dan sikap siswa

nilainya tetap, sedangkan prior knowledge nilainya ditingkatkan 1 maka

prestasi siswa akan meningkat sebesar 0,432.

Konstanta b2 = 0,255 artinya jika prior knowledge dan sikap siswa

nilainya tetap, sedangkan kemampuan bahasa nilainya ditingkatkan 1

maka prestasi siswa akan meningkat sebesar 0,255.

Konstanta b3 = 0,205 artinya jika prior knowledge dan kemampuan bahasa

nilainya tetap, sedangkan sikap siswa nilainya ditingkatkan 1 maka

prestasi siswa akan meningkat sebesar 0,255.

Bila persamaan regresi telah diperoleh, maka sumbangan efektif dan

sumbangan relatif dari masing-masing variabel dapat dihitung. Untuk perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Sedangkan rangkuman sumbangan

setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Variabel- variabel bebasterhadap Prestasi Siswa

Variabel Sumbangan Efektif (%) Sumbangan Relatif (%)Prior knowledge 19,09 63,14

Kemampuan Bahasa 5,81 19,23Sikap Siswa 5,32 17,63

Jumlah 30,22 100

Dari Tabel 28 dapat diinterpretasikan bahwa kontribusi prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap prestasi adalah 30,22%, sedangkan

sisanya 69,78% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian dapat

dilihat bahwa sumbangan efektif maupun relatif dari prior knowledge >

kemampuan bahasa > sikap siswa.

Sumbangan efektif merupakan sumbangan variabel yang diteliti dilihat

dari keseluruhan variabel termasuk yang tidak diteliti. Sumbangan efektif prior

knowledge yaitu 19,09%, kemampuan bahasa 5,81% dan sikap siswa 5,32%.

Prior knowledge paling berkontribusi dibandingkan dengan kemampuan bahasa

dan sikap siswa dengan nilai sumbangan relatif 63,14%. Hal ini terjadi karena

prestasi yang diteliti adalah prestasi siswa pada materi ikatan kimia kelas X

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

padahal materi tersebut membutuhkan materi prasyarat yang artinya siswa tidak

dapat menguasai ikatan kimia dengan baik bila belum menguasai materi

prasyaratnya, dalam hal ini materi prasyaratnya adalah materi SPU (Sistem

Periodik Unsur), sehingga prior knowledge paling berpengaruh dibandingkan

kedua variabel yang lain.

Kemudian pengaruh yang paling kuat setelah prior knowledge adalah

kemampuan bahasa, dengan sumbangan efektif sebesar 5,81% dan sumbangan

relatif sebesar 19,23%. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa RSBI dari SMA

Batik 1 Surakarta yang menggunakan bahasa Inggris termasuk dalam pemberian

materi maupun soal-soal. Kemampuan bahasa yang dimaksud adalah kemampuan

siswa dalam bahasa Inggris yang diambil dari nilai UAN SMP. Sedangkan

prestasi siswa yang digunakan adalah soal ikatan kimia yang disajikan dengan

menggunakan 100% bahasa Inggris, sehingga untuk memahami apa maksud dari

soal tersebut siswa harus menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris. Walaupun

dalam ikatan kimia hanya sedikit kosa kata khusus untuk kimia, namun banyak

kosa kata yang jarang dipakai sehari- hari yang harus dimengerti oleh siswa,

seperti bond, pair, compound, element, atomic number, atomic radius dan

sebagainya. Oleh karena itu kemampuan bahasa menempati urutan kedua setelah

prior knowledge.

Selanjutnya kontribusi terkecil dari ketiga variabel tersebut adalah sikap

siswa terhadap kimia yaitu dengan sumbangan efektif 5,32% dan sumbangan

relatif 17,63%. Sikap siswa yang diteliti hanya terbatas pada sikap siswa terhadap

mata pelajaran kimia sehingga lingkup sikap disini sempit, tidak termasuk sikap

pada guru kimia, metode yang digunakan dalam menyampaikan materi kimia dan

media yang digunakan dalam materi ikatan kimia. Sehingga, sumbangan yang

diperoleh tidak terlalu besar dan menempati posisi terakhir dibandingkan prior

knowledge dan kemampuan bahasa.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara prestasi

belajar kimia siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada materi pokok ikatan

kimia tahun ajaran 2012/2013 dengan :

1. Prior Knowledge , terlihat dari uji t-dua pihak, dengan nilai signifikansi 0,000

< 0,050 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,442.

2. Kemampuan bahasa, terlihat dari uji t-dua pihak, dengan nilai signifikansi

0,027 < 0,050 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,228.

3. Sikap siswa, terlihat dari uji t-dua pihak, dengan nilai signifikansi 0,011 <

0,050 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,260.

4. Prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap siswa, terlihat dari uji F,

dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,050 dan koefisien korelasi ganda sebesar

0,550. Variabel prior knowledge (X1) memberikan sumbangan relatif terhadap

prestasi belajar pada pokok bahasan ikatan kimia sebesar 63,14 %. Variabel

kemampuan bahasa (X2) memberikan sumbangan relatif terhadap prestasi

belajar pada pokok bahasan ikatan kimia sebesar 19,23 %. Dan variabel sikap

siswa (X3) memberikan sumbangan relatif terhadap prestasi belajar pada

pokok bahasan ikatan kimia sebesar 17,63 %. Sehingga nampak bahwa

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada

pokok bahasan ikatan kimia adalah prior knowledge. Sedangkan variabel yang

menempati urutan kedua kemampuan bahasa dan yang terakhir adalah sikap

siswa. Sumbangan efektif prior knowledge terhadap prestasi belajar pada

pokok bahasan ikatan kimia adalah 19,09 %, sumbangan efektif kemampuan

bahasa 5,81% dan sumbangan efektif sikap siswa sebesar 5,32%. Dengan

persamaan regresi linier ganda Y= 6,44E-15 + 0,432 X1 + 0,255 X2 + 0,205

X3.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat penulis sampaikan

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Kesimpulan yang menyatakan terdapat korelasi positif yang signifikan

antara prior knowledge, kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap prestasi

belajar pada pokok bahasan ikatan kimia kelas X SMA Batik 1 Surakarta baik

secara sendiri-sendiri maupun serentak berarti membenarkan sekaligus

mendukung kajian teori yang ada, yang berarti bahwa teori yang menyatakan

terdapatnya hubungan antara variabel-variabel tersebut dapat diterima

kebenarannya. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai

dasar penelitian selanjutnya.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, peningkatan nilai prior

knowledge, kemampuan bahasa dan sikap siswa akan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ikatan kimia.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut :

1. Siswa dianjurkan untuk melatih prior knowledge/kemampuan awal yang

dimiliki, kemampuan bahasa serta meningkatkan sikap positifnya terhadap

pelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan ikatan kimia, terutama untuk siswa sekolah RSBI.

2. Guru ataupun pihak sekolah hendaknya mengetahui bagaimana prior

knowledge/kemampuan awal, kemampuan bahasa dan sikap yang dimilki

oleh siswa dengan mengadakan tes dan diskusi bersama.

3. Guru hendaknya memberi perlakuan berbeda pada siswa yang memiliki prior

knowledge, kemampuan bahasa serta sikap yang rendah terhadap mata

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Pengaruh... · 10. Bapak dan Ibu yang telah memberikan motivasi, pengorbanan dan do’a restu yang tulus, serta teman -teman Pendidikan Kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

pelajaran kimia, yang dapat berupa penambahan jam belajar, tugas tambahan

ataupun pemberian motivasi untuk meningkatkan sikap positif siswa.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh prior knowledge,

kemampuan bahasa dan sikap siswa pada pokok bahasan yang lain.