diesel common rail
TRANSCRIPT
NAMA: YUGO ATIQI ALAM
JURUSAN: OTOMOTIF SEMESTER 3- PNJ
Diesel Common Rail
Common rail termasuk mesin diesel generasi terbaru, dibandingkan mesin diesel lama,
diesel common rail terkenal dengan CC yang lebih kecil tapi bisa menghasilkan tenaga dan torsi yang
jauh lebih besar. dibandingkan dengan diesel non common rail seperti panther 2.5, tenaga
maksimum hanya 74 HP/3500 Rpm dan torsi maksimum = 191 Nm/2000 Rpm.
Berdasarkan Jenisnya, diesel common rail termasuk direct injection, dimana bahan bakar
langsung disemprotkan ke piston. Pembakaran dipicu oleh udara yang dimampat atau
dikompresikan didalam silinder. Akibat pemampatan itu, tekanan udara dan suhunya menjadi sangat
tinggi, dan mencapai titik bakar solar, ketika solar disemprotkan ke udara yang dimampatkan itu,
solar langsung terbakar. Dengan cara ini, mesin diesel tidak memerlukan busi sebagai pemantik api.
Mobil yang menggunakan mesin CommonRail Diesel ini memiliki karakter:
1. Dengan pengaturan volume dan tekanan yang fleksibel membuat percampuran solar dengan
udara disertai tekanan yang tepat membuat pembakaran menjadi lebih efektif sehingga
sebagian besar bahan bakar terserap menjadi tenaga, hal ini menyebabkan gas buang relatif
sedikit (asap berkurang) dan lebih ramah lingkungan
2. Pengaturan secara elektronik volume injeksi bahan bakar dan timing injeksi juga berdampak
pada efektifitas penggunaan bahan bakar sehingga memberikan tenaga yang lebih besar dan
konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Klaim dari pabrikan otomotif yang menggunakan teknologi
Commonrail adalah commonrail dapat menyemprotkan bahan bakar tiga kali lebih akurat dari
diesel konvensional sehingga sangat efektif.
3. Komponen mesin commonrail sangat tahan terhadap tekanan sehingga bisa bekerja lebih keras
dan lebih tahan lama
4. Penyesuaian mesin lebih mudah, hal ini disebabkan setiap silinder dikendalikan oleh pompa
injeksi yang berbeda.
Teknologi Common Rail
Injection (Injeksi Rel Bersama)
merupakan salah satu teknologi injeksi
pada bahan bakar yang berada pada
ruang bakar dengan sistem tekanan
yang dihasilkan secara terpisah oleh
injektor. Dalam aplikasinya, teknologi
common rail injection memerlukan alat
penampung yang memilikei tkanan
tinggi pada nozzel. Sistem tekanan injeksi tersebut dapat diatur secara terpisah dari putaran mesin
dan jumlah bahan bakar yang telah terinjeksi menurut kalkulasi tertentu. Tingkat tekanan injeksi
didalam penampung tersebut mencapai 1600 bar yang mengalir menuju injector.
Teknologi common rail injector berfungsi untuk mengurangi emisi gas buang pada mesin dan
juga untuk melakukan penghematan bahan bakar sehingga lebih efisien. Dengan adanya teknologi
common rail injeksi diharapkan sistem pembakaran pada mesin menjadi lebih optimal.
Generasi Common Rail:
Ke-1: Injektor yang bekerja denga solenoid dengan tekanan injeksi sampai 1350 bar
Ke-2: Injektor solenoid dengan tekanan injeksi ampai 1600 bar
Ke-3: Piezo injektor dengan tekanan 1800 bar.
Perbedaan karakteristik sistim injeksi commonrail dengan konvensional
a. Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru yang nantinya akan
menggantikan teknologi system injeksi diesel konvensional seperti yang sekarang kita gunakan.
b. Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan teknologi diesel
konvensional saat ini tidak memungkinkan lagi memenuhi standar kualitas dan kuantitas gas
buang untuk mesin diesel. Dengan adanya peraturan peningkatan akurasi dan jumlah gas emisi
yang dikurangi secara signifikan, maka system common rail ini menjadi satu-satunya jawaban
untuk mengoperasikan kebutuhan mesin diesel pada masa 10-20 tahun ke depan.
c. Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel. Pada teknologi
common rail ini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi, kontrol injeksi pada setiap langkah
pembakaran menjadi akurat. Jumlah, timing, dan tekanan injeksi dikontrol secara terpisah. Hal
ini memungkinkan kontrol bahan bakar yang jauh lebih akurat apabila dibandingkan dengan
teknologi injeksi mesin bensin yang terbarupun.
d. Sistem common rail ini sangatlah berbeda dengan system konvensional yang terdahulu.
e. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel dibagi-bagi dari pipa tekanan tinggi ke
setiap silinder mesin, dengan common rail bahan bakar diesel yang bertekanan tinggi
dikumpulkan pada sebuah pipa “common rail”. Kondisi ini memungkinkan untuk menghapuskan
system kontrol kebutuhan bahan bakar diesel yang sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah
silinder mesin. Hal ini menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien. Pompa
injeksi terus-menerus memompa solar dari tangki menuju pipa common rail, sampai tekanan
common rail yangdibutuhkan tercapai.
f. Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan mendistribusikan solar
yang bertekanan tinggi kepada setiap nozzle via pipa common rail. Disini, ECU akan mengontrol
timing dan jumlah pengiriman bahan bakar.
g. Teknologi Common Rail yang sudah beredar dan terpasang di kendaraan di Indonesia pada saat
tulisan ini dibuat adalah: Isuzu D-Max, Peugeot 307, 806 dan yang paling fenomenal adalah
produk dari Toyota yaitu: Toyota Kijang Innova Diesel. Untuk produk Toyota Kijang Innova ini
menggunakan common rail tipe ECD-U2P (Denso).
h. Untuk menyiasati kondisi dan kualitas bahan bakar solar di Indonesia sekarang ini, Toyota Kijang
Innova menggunakan filter solar yang memiliki ketahanan hingga 300.000 km. Namun untuk
kondisi mesin tidak ada modifikasi khusus dalam hal ini. Pengetesan Common Rail Sistem ini
harus menggunakan Test Bench dan Nozzle tester khusus yang bertekanan tinggi untuk
penyetelan dan servis.
i. Bukanlah hal tabu untuk memakai Diesel pada kendaraan penumpang termasuk sedan mewah
sekalipun. A8 4.2 TDI quattro membuktikan bahwa mesin Diesel memang pantas digunakan.
Walau kelas mobilnya tidak sepadan, mesin Diesel dari yang dipakai oleh Mercedes Benz E420
CDIsebanding dengan 4.2 TDI milik Audi
Prinsip dasar motor diesel 4 langkah
Pada prinsipnya pada motor diesel tidak jauh berbeda dengan motor bensin, demikian pula secara
mekanis tidak dapar perbedaan jenis komponen yang digunakan. Disamping itu pada motor diesel
dikenal pula motor diesel 2 langkah (2 stroke) dan motor diesel 4 langkah (4 stroke), namun dalam
perkembangannya motor diesel 4 langkah lebih banyak berkembang dan digunakan sebagai
penggerak. Sebagaimana namanya, mesin diesel empat langkah mempunyai empat prinsip kerja,
yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang. Keempat langkah mesin
diesel ini bekerja secara bersamaan untuk menghasilkan sebuah tenaga yang menggerakkan
komponen lainnya.
Motor Diesel disebut juga motor pembakaran dengan tekanan kompressi karena motor mengisap
udara dan mengkompresikan dengan tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan efisiensi secara
keseluruhan, motor diesel muncul sebagai mesin pembakaran yang paling efisien dan bertenaga
besar, pada jenis motor diesel putaran rendah dapat mencapai effesiensi sampai 50 persen atau
lebih.
Pada motor diesel 4 langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol proses
pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan buang.
Pemakaian bahan bakar lebih hemat, diikuti dengan tingkat polutan gas buang yang relatif rendah,
semuanya itu dihasilkan oleh motor diesel secara signifikan. Seperti halnya motor bensin maka ada
motor diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam aplikasinya pada sektor otomotif/kendaraan
kebanyakan dipakai motor diesel 4 langkah.
a. Langkah pertama adalah langkah hisap. Pada langkah ini, piston akan bergerak dari titik mati atas
(TMA) ke titik mati bawah (TMB). Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai TMA dan
katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan
udara murni masuk ke dalam silinder.
b. Sedangkan pada langkah kedua (langkah kompresi), piston bergerak sebaliknya, yaitu dari TMB ke
TMA. Katup hisap tertutup sementara katup buang akan terbuka. Udara kemudian akan
dikompresikan 3 sampai pada tekanan dan suhunya menjadi 30kg/cm2 dan suhu 500 derajat celsius.
Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1 . Akibat proses
kompressi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 °C . Pada akhir
langkah kompresi injektor/nozel menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas yang
bertekanan sampai diatas 2000 bar. Solar dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di
dalam silinder. Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut, maka temperatur udara yang
dikompresikan di dalam ruang bakar harus mencapai 500 derajat celsius atau lebih. Perbedaan
kompresi ini menghasilkan efisiensi panas yang lebih besar, sehingga penggunaan bahan bakar diesel
lebih ekonomis dari pada bensin. Pengeluaran untuk bahan bakar pun bisa lebih hemat.
c. Pada langkah ketiga (langkah usaha), katup hisap tertutup, katup buang juga tertutup dan injektor
menyemprotkan bahan bakar. Sehingga, terjadi pembakaran yang menyebabkan piston bergerak
dari TMA ke TMB.
d. Dan pada langkah keempat (langkah buang), hampir sama dengan langkah hisap, yaitu piston
bergerak dari TMB ke TMA. Namun, katup hisap akan tertutup dan katup buang akan terbuka.
Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar.
Aliran Bahan Bakar Diesel Common Rail
Di dalam low pressure circuit, bahan bakar ditarik ke tangki oleh pre-supply pump, yang mendesak
bahan bakar melalui jalur ke sirkuit tekanan tinggi. Kotoran atau campuran yang ada di dalam bahan
bakar akan dibuang oleh pre-filter, sehingga bisa mencegah keausan dini pada komponen yang
mempunyai tingkat presisi tinggi
Bahan bakar yang lewat melalui saringan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi yang
mendesaknya masuk ke high-pressure accumulator (rail) dan menghasilkan tekanan tinggi maksimal
sebesar 1,350 bar. Pada Electric Control Unit (ECU) dan juga Electronic Driving Unit (EDU) melakukan
kontrol jumlah dan waktu kerja sistem injeksi bahan bakar untuk mencapai tingkat yang optimal
dengan cara melakukan pembukaan dan penutupan sistem injektor dengan menggunakan sinyal
yang didapat dari sensor yang terpasang. Untuk setiap proses injeksi, bahan bakar ditarik dari high-
prssure accumulator. Tekanan di dalam rail tetap konstan, di dalamnya ada satu pressur-control
vavle yang berguna untuk memastikan bahwa tekanan di dalam rail tidak melebihi angka yang
diperbolehkan atau turun dibawah standar.
• Membangkikan dan menyimpan tekanan tinggi
• Closed-loop control pada tekanan rail
• Injeksi bahan bakar
Closed-loop control pada tekanan rail
Pressure-control valve dijalankan oleh ECU. Pada saat membuka, bahan bakar akan kembali
ke tangki melalui return lines dan rail pressure sinks. Agar supaya ECU dapat menjalankan
pressurecontrol valve secara benar, tekanan rail pressure diukur oleh rail pressure sensor.
Injeksi bahan bakar
Setiap kali bahan bakar diinjeksikan, bahan bakar tersebut dicomot dari rail pada kecepatan
tinggi dan languns diinjeksikan ke dalam cylinder. Masing-masing cylinder mempunyai injector.
Setiap injector mempunyai solenoid valve yang menerima perintah `membuka´ dari ECU. Selama itu
tetap membuka, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/#q=cara+kerja+diesel+common+rail+pdf (diunduh tanggal 24-11-2013, jam
18.45)
http://forum.kompas.com/otomotif-umum/22546-diesel-engine.html (diunduh tanggal 24-11-2013,
jam 18.38)
http://blog.uny.ac.id/zainalarifin/files/2012/08/Teknologi-Motor-Diesel.pdf (diunduh tanggal 24-11-
2013, jam 18.46)
http://www.mobilku.org/2013/05/kelebihan-diesel-commonrail-dibanding.html (diunduh tanggal
24-11-2013, jam 18.56)
http://panggiheka.blogspot.com/2011/11/diesel-common-rail.html (diunduh tanggal 24-11-2013,
jam 18.45)
http://agungwibowo92.blogspot.com/2013/08/mesin-diesel-sistem-common-rail.html (diunduh
tanggal 24-11-2013, jam 19.10)
http://otomotif.kompas.com/read/2008/08/29/13290844/sistem.kerja.injektor ( diunudh tangal 24-
11-2013, jam 18.30)