diare pada bayi dan anak 2006 riko
DESCRIPTION
KedokteranTRANSCRIPT
Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw/RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2006
Diare pada Bayi dan Diare pada Bayi dan AnakAnak
Dr. N. Budi Santoso, Sp.A (K)
Diare penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak dinegara berkembang maupun negara maju
Diseluruh dunia tahun 2003 : 1,5 milyar episode diare kematian 1,5 – 2,5 juta/tahun
Kematian th 1982 = 5 juta/tahun, Th 1992 = 3 juta/tahun
AS 2003 : Balita = 16 juta episode diare, 200.000 MRS, kematian 200 – 400/th
Negara berkembang Balita = 3 – 4 episode diare/th
15 – 20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare
P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n
Indonesia :Masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia
Salah satu dari 3 penyebab utama kunjungan ke Puskesmas
30% TT di bangsal anak RS, diisi penderita diare
Angka kesakitan : (SU) 200 – 374/1000 penduduk/th episode diare 60 juta/tahun (survei morbiditas 2003)Balita : 1 – 2 kali diare/th
70 – 80% balita (40 juta) 1 – 2% dehidrasi beratKematian : 200.000 – 400.000/tahunSKRT SU = 23/100.000 penduduk2001 Balita : 75/100.000 balita
Diare :Defekasi encer / cair lebih dari 3x sehari dengan / tanpa darah / lendir dalam tinja
Diare akut :Diare yang terjadi secara mendadak pada anak yang sebelumnya sehat
Berlangsung kurang dari 14 hari
Tinja lunak atau cair
Frekuensi sering dan tanpa darah
Mungkin disertai muntah dan panas
DD ee ff ii nn ii ss i :i :
Disentri :Diare yang disertai darah dalam tinja
Terdapat lendir / mukus
Tenesmus
Diare persisten :Diare mula-mula akut namun berlanjut lebih dari 14 hari
Dapat dimulai dari diare cair atau disentri
Sering disertai kehilangan BB
C o n t i n u e d C o n t i n u e d …….…….
Umur
Episode diare terutama pada usia kurang dari 2 tahun
Insiden paling tinggi pada umur 6 – 11 bulan, pada masa diberikan MPASI (Makanan Pengganti ASI)
Pola ini menggambarkan kombinasi faktor :
Efek penurunan kadar antibody dalam ASI
Kurangnya kekebalan aktif bayi
MPASI yang terpapar bakteri tinja
Epidemiologi :Epidemiologi :
Cara penularan dan faktor resiko
Penularan umumnya secara fekal – oral
Melalui makanan / minuman yang tercemar enteropatogen
Atau kontak langsung dengan penderita atau barang-barang yang tercermar tinja penderita
Tak langsung melalui lalat
4F (finger, flies, fluid, field)
Perilaku khusus yang meningkatkan resiko diare :
Tidak memberikan ASI eksklusif
Menggunakan susu botol
Menyimpan makanan tidak ditutup
Air minum yang tercemar
Tidak mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar
1. Tidak mendapat ASI sampai umur 2 tahun
2. Kurang gizi
3. Campak
4. Immunodefisiensi
Faktor pejamu (host) yang meningkatkanFaktor pejamu (host) yang meningkatkan kerentanan terhadap diarekerentanan terhadap diare : :
Faktor-faktor ini dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit dan lamanya diare :
Variasi musiman
Variasi pada musiman dapat terjadi menurut letak geografi
Sub tropik :
Diare karena bakteri lebih sering pada musim panas
Diare karena virus, terutama rotavirus, puncaknya pada musim dingin
Tropik :
Diare karena rotavirus sepanjang tahun, musim kemarau frekuensi meningkat
Diare karena bakteri puncaknya pada musim hujan
E t i o l o g i :
70 – 90% penyebab diare akut dapat diketahui dengan pasti
Penyebab dibagi 2 bagian :
1. Penyebab tidak langsung / faktor-faktor yang mempermudah terjadinya diare
2. Penyebab langsung
1. Penyebab tidak langsung / faktor-faktor yang mempermudah terjadinya diare :
Lain-lain faktor
Keadaan Gizi
Hygiene Sanitasi
Sosial Budaya
Kuman Penyebab
Penyakit Diare
MASYARAKAT
Penderita diare meninggal
Manusia pembawa kuman
Kepadatan penduduk
Sosial ekonomi
Masyarakat sehat
2. Penyebab langsung
Psikologis : takut, cemas
Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus
Infeksi enteral Bakteri : Vibrio, E. coli, Shigella, Salmonella, Campylobactr, Yersinia, Aeromonas
Protozoa : G. Lamblia, E. Histolitica, Isospora belli
Parasit Cacing : Ascaris, Trichuris, Oxyyuris, StrongyloidesJamur : Candida albicans
Infeksi parenteral : OMA, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Campak
Infeksi
Malabsorbsi : KbH, Lemak, Protein
Makanan : basi, beracun
Alergi
Immunodefisiensi
Penyebab diare
Rotavirus (15 – 25%)
Escherichia coli enterotoksigenik (10- 20%)
Shigella (5 – 15%)
Camphylobacter jejuni (10 – 15%)
Cryptosporidium (5 – 15%)
Kuman patogen penyebab penting diare akut disemua negara berkembang :
Antibiotika yang Antibiotika yang dianjurkan dianjurkan aa
Prosentase Prosentase Kasus Kasus
Kuman patogenKuman patogen
Tidak adaTidak ada20-3020-30Tidak terdapat dalam patogenTidak terdapat dalam patogen
Tidak adaTidak ada5-155-15CryptosporidiumCryptosporidiumProtozoaProtozoa
Tidak ada Tidak ada
Trimethoprim-Trimethoprim-Sulfamethoxazole Sulfamethoxazole Asam nalidixat Asam nalidixat Tidak ada Tidak ada TetrasiklinTetrasiklincc Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10-20 10-20
5-15 5-15
10-15 10-15 5-105-10bb 1-5 1-5 1-5 1-5
Escherichia coli Escherichia coli enterotoksigenik enterotoksigenik Shigella Shigella
Camphylobacter jejuni Camphylobacter jejuni Vibrio cholera 01 Vibrio cholera 01 Salmonella (non-thypus) Salmonella (non-thypus) Esherichia coli enteropatogenikEsherichia coli enteropatogenik
BakteriBakteri
Tidak adaTidak ada15-2515-25RotavirusRotavirusVirusVirus
Table 1Jasad patogen yang sering didapatkan pada anak-anak dengan diare akut yang datang ke sarana pengobatan di negara berkembang
a untuk strain yang sensitiveb dalam daerah endemik. Mungkin lebih tinggi pada waktu epidemic yang juga efektif adalah furozolidone, trimethroprim-sulfamethoxazole, eritromisin dan chloramphenicol
Infeksi campuran yang terdiri dari 2 atau lebih kuman patogen terjadi pada 5-20% kasus yang datang disarana kesehatan
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:
1. Diare osmotik :
akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap usus
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat
menarik air dan elektrolit kedalam rongga usus
terjadi diare
2. Diare sekresi :
akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
terjadi diare
3. Gangguan motilitas usus
hiperperistaltik penyerapan makanan < diare
hypoperistaltik overgrowth bakteri diare
Perbedaan diare osmotik dan sekretorik
OsmotikOsmotik SekretorikSekretorik
Volume tinjaVolume tinja < 500< 500 > 500> 500
PuasaPuasa Diare stopDiare stop Diare menetapDiare menetap
Osmolaritas tinjaOsmolaritas tinja 400400 280280
Na tinja (mEq/l)Na tinja (mEq/l) 3030 100100
K tinja (mEq/l)K tinja (mEq/l) 3030 4040
Patogenesis diare akut
1. masuknya kuman yang masib hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
2. kuman berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus
3. oleh kuman dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4. akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
1. Infeksi bakteri :
misalnya enterotoksigenik E. Coli yang sudah resisten terhadap obab-obatan di Indonesia
overgrowth dari bakteri non pathogen seperti pseudomonas, klebsiela, dll
2. Infeksi parasit :
entamoeba histolitika
giardia lamblia
candida, dll
Patogenesa diare kronik :
Lebih rumit oleh karena terdapat beberapa faktor yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi.
diare
3. KKP (Kekurangan Kalori Protein)
KKP ‑‑> atropi semua organ(mukosa usus, lambung, hepar, pankreas)
Defisiensi enzim‑enzim(laktase, maltase, sukrose, tripsin, pancreatin, lipase)
makanan tak dicema dan tak diabsorbsi dengan sempuma
makanan tersebut
overgrowth bakteri menyebabkan tekanankoloid dalam usus
menambah beratnyamalabsorbsi dan infeksi
diare
• Diare kronik
• Malabsorbasi
4. Gangguan imunologik
Usus merupakan organ utama untuk daya tahan tubuhDefisiensi SigA dan Cell Mediated Immunity
infeksi dan investasi parasit tak dapat diatasi
bakteri dll masuk ke usus dan berkembang biak (multiplikasi)
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pada pernasukan air (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
PATOFISIOLOGI
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis).
Metabolik asidosis ini terjadi oleh karena :
a. kehilangan Na bikarbonat bersarna tinja
b. adanya ketosis kelaparan
(metabolisme lemak tidak sempuma benda keton
tertimbun dalam tubuh)
c. penimbunan asam laktat karena anoksia jaringan
d. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat tak dapat diketuarkan ginjal (oliguri/anuri)
e. pemindahan ion Natrium dari ekstra ke dalam cair intraseluler
Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan. Pernafasan terjadi cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan Kuszmaull
3. Hipoglikemi2 ‑ 3% dari anak‑anak dengan diarepada anak dengan gizi baik jarangsering pada anak dengan KKP KEPHal ini terjadi karena :a. penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati
terganggu.b. Adanya gangguan absorsi glukosa (jarang)
Gejala :3. timbul bila kadar glukosa darah :
pada bayi < 40 mg% pada anak < 50 mg%
lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma
4. Gangguan Gizi
Selama sakit sering terjadi gangguan gizi dengan akibat penurunan berat badan dalam waktu yang singkat oleh karena:
a. Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare/muntah bertarnbah hebat
b. Orangtua sering hanya memberikan air teh saja
c. Walaupun susu diteruskan sering diencerkan dalam waktu yang lama
d. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicema dan di absorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik
5. Gangguan sirkulasi darah
Akibat diare dengan / tanpa muntah‑muntah
dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa
renjatan (shock) hipovolemik akibatnya pefusi
jaringan berkurang terjadi hipoksia, asidosis
metabolik bertambah berat yang dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun (soporokomatosa) dan bila tidak segera
ditolong penderita dapat meninggal.
GEJALA KLINIS
mula‑mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat kemudian timbul diare
tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah
warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu
anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam
muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare oleh karena lambung yang turut meradang atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit
dehidrasi mulai tampak bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit
berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan (4 – 5%), dehidrasi sedang (6 – 9%) dan dehidrasi berat (≥ 10%)
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik (Na plasma < 130 mEq/L), dehidrasi isotonik (Na plasma 130 ‑ 150 mEq/L) dan dehidrasi hipertonik (Na plasma >150 mEq/L)
C o n t i n u e d …….
TANDA ‑ TANDA DEHIDRASI
Tanda – tanda / gejala dehidrasi akan tampak bila penderita banyak kehilangan cairan dan elektolit akibat diare.
Tingkat beratnya/derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara:
Obyektif : dengan membandingkan berat badan
sebelum dan selama diare
Subyektif : dengan menggunakan kriteda WHO, Skor
Maurice King kriteria P2 diare, kriteria
MTBS, dll
WHO 1980
TANDA dan GEJALATANDA dan GEJALA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGANRINGAN
DEHIDRASI DEHIDRASI SEDANGSEDANG
DEHIDRASI BERATDEHIDRASI BERAT
1.1. Keadaan umum Keadaan umum dan kondisi dan kondisi - Bayi dan anak - Bayi dan anak
kecil kecil
- Anak lebih - Anak lebih besar dan besar dan dewasadewasa
2. Nadi radialis 2. Nadi radialis
3. Pernafasan 3. Pernafasan
Haus, sadar, Haus, sadar, gelisah gelisah
Haus, sadar Haus, sadar gelisah gelisah
Normal Normal (frekuensi dan (frekuensi dan isi) isi)
Normal Normal
Haus, gelisah Haus, gelisah atau letargi atau letargi tetapi irritable tetapi irritable
Haus, sadar, Haus, sadar, merasa pusing merasa pusing pada pada perubahan perubahan
Cepat dan Cepat dan lemah lemah
Dalam, Dalam, mungkin cepat mungkin cepat
Mengantuk, lemas, Mengantuk, lemas, extremitas dingin, extremitas dingin, berkeringat, sianotik, berkeringat, sianotik, mungkin koma mungkin koma
Biasanya sadar, Biasanya sadar, gelisah, extremitas gelisah, extremitas dingin, berkeringat dingin, berkeringat dan sianotik, kulit dan sianotik, kulit jari-jari tangan dan jari-jari tangan dan kaki berkeriput, kaki berkeriput, kejang otot kejang otot
Cepat, halus, Cepat, halus, kadang-kadang tak kadang-kadang tak teraba teraba
Dalam dan cepat Dalam dan cepat
C o n t i n u e d …..
TANDA dan TANDA dan GEJALAGEJALA
DEHIDRASI DEHIDRASI RINGANRINGAN
DEHIDRASI DEHIDRASI SEDANGSEDANG
DEHIDRASI DEHIDRASI BERATBERAT
4. Ubun-ubun4. Ubun-ubun besar besar 5. Elastisitas kulit 5. Elastisitas kulit
6. Mata 6. Mata 7. Air mata 7. Air mata 8. Selaput lendir 8. Selaput lendir 9. Pengeluaran9. Pengeluaran urin urin
10.Tekanan darah10.Tekanan darah sistolik sistolik
% kehilangan berat % kehilangan berat Prakiraan Prakiraan kehilangan cairankehilangan cairan
Normal Normal
NormalNormal
NormalNormalAda Ada Lembab Lembab Normal Normal
NormalNormal
4 – 5% 4 – 5% 40 – 50 ml/kg40 – 50 ml/kg
Cekung Cekung
Lambat Lambat
Cekung Cekung Kering Kering Kering Kering Berkurang dan Berkurang dan warna tua warna tua
Normal – Normal – rendah rendah
6 – 9% 6 – 9% 60 – 90 ml/kg60 – 90 ml/kg
Sangat cekung Sangat cekung
Sangat lambat (> 2 Sangat lambat (> 2 detik) detik) Sangat cekung Sangat cekung Sangat kering Sangat kering Sangat kering Sangat kering Tidak ada urin Tidak ada urin untuk beberapa untuk beberapa jam, kandung jam, kandung kencing kosong kencing kosong < 80 mmHg, < 80 mmHg, mungkin tak terukur mungkin tak terukur
10% atau lebih 10% atau lebih 100 – 110 ml/kg100 – 110 ml/kg
WHO 1980
MENILAI DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA DIARE
P2 DIARE DEPKES RI
PENILAIANPENILAIAN
1. LIHAT : KEADAAN UMUM 1. LIHAT : KEADAAN UMUM MATA MATA
AIR MATA AIR MATA MULUT dan LIDAH MULUT dan LIDAH RASA HAUSRASA HAUS
2. PERIKSA : TURGOR KULIT2. PERIKSA : TURGOR KULIT
3. HASIL PEMERIKSAAN :3. HASIL PEMERIKSAAN :
4. TERAPI :4. TERAPI :
AA
Baik, sadar Baik, sadar
Normal Normal
Ada Ada Basah Basah Minum biasa tidak Minum biasa tidak haushaus
Kembali cepatKembali cepat
TANPA TANPA DEHIDRASIDEHIDRASI
Rencana Terapi ARencana Terapi A
BB
* Gelisah, rewel * Gelisah, rewel
Cekung Cekung
Tidak ada Tidak ada Kering Kering * Haus, ingin minum * Haus, ingin minum banyakbanyak* Kembali lambat* Kembali lambat
DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG RINGAN/SEDANG Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih tanda lainlebih tanda lain
Rencana Terapi BRencana Terapi B
CC
* Lesu, lunglai atau * Lesu, lunglai atau tidak sadar tidak sadar Sangat cekung dan Sangat cekung dan kering kering Tidak ada Tidak ada Sangat kering Sangat kering * Malas minum atau * Malas minum atau tidak bisa minumtidak bisa minum* Kembali sangat * Kembali sangat lambatlambat
DEHIDRASI BERAT DEHIDRASI BERAT Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih tanda lainlebih tanda lain
Rencana Terapi CRencana Terapi C
Penilaian Dehidrasi Menurut MTBS
Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini :Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini :
Letargis atau tidak sadarLetargis atau tidak sadar
Mata cekungMata cekung
Tidak bisa minum atau malas minumTidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya sangat Cubitan kulit perut kembalinya sangat lembutlembut
DEHIDRASI BERATDEHIDRASI BERAT
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini :berikut ini :
Gelisah, rewel atau mudah masalahGelisah, rewel atau mudah masalah
Mata cekungMata cekung
Haus, minum dengan lahapHaus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembalinya lambatCubitan kulit perut kembalinya lambat
DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN/SEDANGRINGAN/SEDANG
Tidak cukup tanda-tanda untuk Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedangatau ringan/sedang
TANPA DEHIDRASITANPA DEHIDRASI
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pengobatan
PENATALAKSANAAN PENDERITA DIARE
Untuk dapat memberikan terapi terbaik bagi penderita diare, perlu dilakukan hal‑hal di bawah ini secara sistematik :
1. Diare
sejak kapan (jam, hari)
frekuensinya
konsistensinya (lembek, cair, seperti air cucian beras)
warna (kuning, hijau)
bau (amis, asam, busuk)
ada/tidak : darah, lendir
adakah anggota keluarga lainnya yang menderita diare
Muntah : frequensi, volume
Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6‑8 jam terakhir
ANAMNESA
4. Adakah penyakit Lain yang menyertai : batuk pilek, otitis media, campak
5. Makanan dan minuman sebelum dan selama diare
6. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare
memberi oralit
membawa berobat ke poli, RS atau ke dokter
obat‑obatan yang diberikan
7. Riwayat immunisasi
C o n t i n u e d ……..C o n t i n u e d ……..
periksa apakah ada tanda-tanda dehidrasi
tentukan apakah diare tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, sedang, atau berat
periksa apakah ada penyakit‑penyakit lain : OMP, pharyngitis, bronchitis, bronchopneumonia
periksa dan tentukan status gizinya
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan tinja
makroskopik dan mikroskopik
pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi laktosa
bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan sensitivity test)
2. Pemeriksaan analisa gas darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan fosfor (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
5. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Perlu diperhatikan 4 J pd pemberian cairan, yaitu :
a. Jenis cairan yang akan dipakai
b. Jalan pemberian
c. Jumlah cairan yang akan diberikan
d. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
PRINSIP :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan
2. ASI dan makanan diteruskan
3. Antibiotika hanya bila ada indikasi
4. Tidak memberikan obat antidiare secara rutin
5. Obat penyakit penyertaPEMBERIAN CAIRAN
Tujuan / terapi rehidrasi yang disebabkan diare :
1. Mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi)
2. Mengganti cairan yang hilang sampai diare berhenti (terapi rumatan)
Kehilangan cairan dan elektrolit ini dapat diganti baik secara oral maupun intravena
Rehidrasi intravena biasanya untuk rehidrasi penderita dehidrasi berat
TERAPI REHIDRASI
* Asam sitrat, 10 m ml/l
Komposisi Rata-rata Elektrolit, Komposisi Rata-rata Elektrolit, m.mol/lm.mol/l
NaNa KK ClCl HCO3-HCO3- GlukosaGlukosa
KoleraKolera
DewasaDewasa
BalitaBalita
140140
101101
13 13
2727
104 104
9292
44 44
3232
Diare non koleraDiare non kolera
BalitaBalita 5656 2525 5555 1414
Larutan oralitLarutan oralit 9090 2020 8080 30*30* 111111
Oralit 2002Oralit 2002 7575 2020 6565 10 10 7575
KOMPOSISI ELEKTROLIT TINJA PADA DIARE AKUT
URO berdasarkan prinsip bahwa absorbsi natrium
usus (dan juga elektrolit lain dan air) dilakukan oleh
absorbsi aktif molekul makanan tertentu seperti
glukosa (yang dihasilkan dari pemecahan sukrosa
atau tepung yang dimasak) atau L asam amino (yang
dihasilkan dari pemecahan protein dan peptida)
Bila diberikan cairan isotonik yang seimbang antara
glukosa dan garamnya, absorbsi ikatan
glukosa‑natrium akan terjadi dan ini akan diikuti
dengan absorbsi air dan elektrolit yang lain (gbr. 3C)
UPAYA REHIDRASI ORAL (uro)
Proses ini akan mengoreksi kehilangan air dan elektrolit yang terjadi pada diare, tidak tergantung pada penyebab diare atau umur penderita
Oleh karena pada diare juga terjadi kekurangan kalium dan kekurangan basa yang terjadi karena diare, maka kalium dan garam sitrat (atau bikarbonat) dimasukkan sebagai tambahan terhadap natrium klorida
Campuran garam dan glukosa ini dinamakan oral rehydration salt (ORS) atau di Indonesia dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (Oralit)
C o n t i n u e d …..
Petunjuk yang dianjurkan oleh WHO/UNICEF dalam membuat cairan oralit adalah sebagai berikut :
Cairan ini harus mempunyai osmolaritas yang mirip atau kurang dari osmolaritas plasma, yaitu sekitar 300 mmol/liter atau kurang
Konsentrasi natrium harus cukup untuk mengganti kehilangan natrium secara efisien
Ratio glukosa terhadap natrium (dalam mmol/milter) harus paling tidak 1:1 untuk mencapai penyerapan natrium yang maksimal
Konsentrasi basa harus 10 mmol/liter untuk sitrat atau 30 mmol/liter untuk bikarbonat, sehingga tepat untuk mengoreksi asidosis metabolik akibat diare
Konsentrasi kalium harus sekitar 20 mmol/liter untuk mengganti kehilangan kalium dengan adekuat
CAIRAN REHIDRASI ORAL (ORALIT)
* Natrium bikarbonat 2,5 g – bikarbonat 30 mmol/L
Komposisi cairan oralit yang dianjurkan WHO / UNICEF Th 2002
KandunganKandungan JumlahJumlah
g/lg/l
IonIon Konsentrasi Konsentrasi mmol/lmmol/l
Natrium klorida Natrium klorida
Trinatrium sitrat, Trinatrium sitrat, dihidrat dihidrat
Kalium clorida Kalium clorida
Glukosa (anhidrous)Glukosa (anhidrous)
2,62,6
2,92,9
1,01,0
13,513,5
Natirum Natirum
Sitrat Sitrat
Kalium Kalium Clorida Clorida
GlukosaGlukosa
75 75
10 10
20 20
6565
7575
Larutan oralit telah digunakan untuk mengobati berjuta-juta penderita diare dengan berbagai penyebab, pada semua umur dan telah terbukti aman dan efektif
Namun demikian, karena konsentrasi elektrolit tinja bervariasi pada berbagai jenis diare dan umur penderita, dokter kadang masih timbul pertanyaan tentang penggunaan larutan oralit tunggal pada berbagai klinik
Tinja penderita kolera mengandung relatif banyak natrium, kalium dan bikarbonat. Tinja penderita diare akut non kolera, natrium bikarbonat dan klorida lebih rendah
KONSENTRASI NATRIUM :
Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan oleh karena :
Pada diare dengan dehidrasi berat, kehilangan natrium diperkirakan 70 – 110 mmol/L. konsentrasi natrium 75 mmol/L pada larutan oralit berada dalam rentang ini, jadi tepat untuk pengobatan dehidrasi (rehidrasi)
Pada fase rumatan, konsentrasi natrium dalam tinja rata-rata 50 mmol/L. koreksi bisa tetap dilakukan dengan cairan oralit diselingi minum air/ASI. Cara ini mengurangi konsentrasi natrium yang diminum ke rentang nilai yang aman dan efektif
JUMLAH ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN PADA PENDERITA DIARE :
1. DIARE TANPA DEHIDRASI
Berikan oralit dosis pemeliharaan seperti dibawah ini
(untuk mencegah dehidrasi), sampai diare berhenti
UmurUmur
Jumlah oralit yang diberikan tiap b.a.b.Jumlah oralit yang diberikan tiap b.a.b.
mlml GelasGelas
Dibawah 1 thnDibawah 1 thn 50 – 100 ml50 – 100 ml ½ gelas½ gelas
1 – 4 thn1 – 4 thn 100 – 200 ml100 – 200 ml 1 gelas1 gelas
5 – 12 thn5 – 12 thn 200 – 300 ml200 – 300 ml 1 ½ gelas1 ½ gelas
DewasaDewasa 300 – 400 ml300 – 400 ml 2 gelas2 gelas
b. Terapi rumatan = lihat tabel diatas
Pemberian oralit sebaiknya menggunakan sendok
2. DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
Berikan oralit seperti dibawah ini, untuk mencegah dehidrasi :
1. a. Terapi dehidrasi : BB x 75 ml, habiskan 3 jam
b. Terapi rumatan : BB x 10 ml, setiap anak b.a.b.,
berikan terus sampai diare berhenti2. a. Terapi dehidrasi
UmurUmur
Jumlah oralit yang diberikan dlm 3 jamJumlah oralit yang diberikan dlm 3 jam
mlml GelasGelas
Dibawah 1 thnDibawah 1 thn 300 ml300 ml 1 ½ gelas1 ½ gelas
1 – 4 thn1 – 4 thn 600 ml600 ml 3 gelas3 gelas
5 – 12 thn5 – 12 thn 1200 ml1200 ml 6 gelas6 gelas
DewasaDewasa 2400 ml2400 ml 12 gelas12 gelas
Meskipun komposisinya tidak setepat larutan oralit untuk mengobati dehidrasi, cairan rumah tangga ini harus segera diberikan kepada anak saat mulai diare dan tetap meneruskan ASI + makanan
CAIRAN RUMAH TANGGA
Contoh :
Air tajin
Larutan gula garam
Sup
Air masak, dll
Tujuan pemberian cairan rumah tangga :
Mencegah terjadinya dehidrasi
Memudahkan penerusan pemberian makanan karena nafsu makan terpelihara
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Bila cairan mengandung garam, kandungan natriumnya harus sekitar 50 mmol/L (3 gr garam dapur dalam 1 liter air)
Cairan yang berasal dari makanan yang mengandung tepung lebih baik daripada yang mengandung sukrosa, karena mempunyai osmolaritas rendah
Bila yang diberikan hanya cairan yang bebas garam, pemberian makanan yang mengandung garam harus diteruskan
ASI harus terus diberikan
Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang manis harus dihindarkan (cairan ini sering Hiperosmolar, diatas 300 m osm/l) karena kandungan gulanya yang tinggi
Cairan dengan efek laksatif seperti kopi juga harus dihindarkan
C o n t i n u e d …..C o n t i n u e d …..
Jumlah cairan rumah tangga yang harus diberikan pada saat awal diare :
Berikan cairan rumah tangga sebanyak anak mau
Atau menggunakan petunjuk seperti pemberian oralit pada penderita diare tanpa dehidrasi :
Dibawah 1 thn = ½ gelas setiap b.a.b.
1 - tahun = 1 gelas setiap b.a.b.
5 – 12 tahun = 1 ½ gelas setiap b.a.b.
> 12 tahun = 2 gelas setiap b.a.b.
Teruskan pemberian cairan ini sampai diare berhenti
KEGAGALAN UPAYA REHIDRASI ORAL :
Pada keadaan tertentu upaya rehidrasi oral tidak berhasil
dan penderita harus mendapat pengobatan I.V. atau dgn
NGT, hal tersebut bisa terjadi karena :
1. Pengeluaran tinja cair yang sering dengan volume yang banyak (melebihi 15 ml/kgBB/jam). Jumlah oralit yang diminum tidak cukup untuk mengganti kehilangan cairan akibat diare, sehingga dehidrasi penderita tambah berat
2. Muntah yang sering
3. Tidak dapat minum : karena stomatitis, depresi susunan saraf pusat karena obat (seperti antimuntah atau antimotilitas), atau penderita tidak sadar
4. Kembung dan ileus paralitik
• Bila perut mulai kembung, larutan oralit harus diberikan dengan lebih lambat
• Bila sangat kembung, atau bila ada ileus paralitik karena obat (seperti codein, loperamide),
• hipokalemi cairan harus diberikan I.V.
5. Malabsorbsi glukosa
• Jarang terjadi pada diare akut
• Bila terjadi, pemberian oralit menyebabkan diare bertambah hebat dan dehidrasi bertambah
• karena glukosa yang ada dalam oralit tidak diabsorbsi. Anak bisa menjadi hipernatremia
• dan sangat haus
PENGOBATAN DIETIK (PEMBERIAN MAKANAN)
Pada diare akut penyerapan zat-zat makanan dapat
berkurang sekitar 30%, hal ini disebabkan karena :
Kerusakan sel spitel vili yang mengurangi luas permukaan absorpsi usus
Defisiensi disakaride karena kegagalan produk enzim oleh mikrovili yang rusak
Berkurangnya konsentrasi asam empedu yang dibutuhkan usus absorpsi lemak
Transit makanan yang sangat cepat, yang mengakibatkan tidak cukup waktu untuk pencernaan dan absorpsi
Walaupun demikian oleh karena penyerapan zat-zat makanan masih bisa mencapai sedikitnya 70%, maka selama diare makanan tidak perlu distop, makanan harus tetap terus diberikan dan merupakan bagian yang penting dari tatalaksana diare pada anak
Keuntungan meneruskan memberi makanan :
Mencegah terjadinya penurunan BB/gangguan gizi
Mempercepat penyembuhan mukosa
Merangsang pemulihan dini fungsi pancreas dan produksi enzim disakaride oleh mikrovili usus
Mempercepat pulihnya fungsi pencernaan dan absorpsi dan zat-zat makanan ke keadaan normal
PEMBERIAN MAKANAN SELAMA DIARE
1. ASI
Selama diare, ASI diteruskan
Berikan ASI lebih sering
Meneruskan pemberian ASI penting oleh karena ASI mengandung zat-zat gizi yang nilainya tinggi dan mudah dicerna
Disamping itu ASI mengandung factor proteksi : imunoglobulin (S.Ig.A), lekosit, makrofag lyzozime, laktoferin cell growth promoting factor, prebiotic, yang dapat membantu mempercepat penyembuhan diare
2. Makanan padat atau lunak :
Bila anak berusia 4 bulan atau lebih dan sudah dapat makanan padat atau lunak (MPASI), makanan ini harus diteruskan dan disesuaikan dengan umurnya
Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai diberi makanan lunak, bila belum pernah diberi
Pemberian makanan mulai diberikan setelah dehidrasi teratasi
Paling tidak 50% dari energi diet harus berasal dari makanan
Pemberiannya dengan porsi kecil dan sering (6 kali/hari) dan anak dibujuk untuk makan
Pemilihan makanan sebagai berikut :
Gunakan makanan pokok setempat yang dimasak dengan matang dan lunak serta mudah dicerna seperti nasi, kentang, bakmi
Tingkatkan kandungan energinya dengan menambah 5 – 10 mg ml minyak nabati setiap 100 ml makanan
Campur makanan pokok dengan kacang-kacangan dan sayuran serta bila mungkin tambahkan tahu, daging atau ikan
Hindari makanan dan minuman yang manis-manis seperti sari buah manis, minuman ringan
C o n t i n u e d C o n t i n u e d …………………………
3. Intoleransi terhadap susu sapi :
Bila terdapat tanda-tanda intoleransi terhadap laktosa, berikan untuk sementara susu rendah laktosa atau bebas laktosa sampai diare berhenti, selanjutnya kembali ke susu semula yang diminum sebelum anak diare
Bila bayi minum ASI teruskan pemberian ASI
4. Vitamin A
Selama diare absorpsi vitamin A berkurang
Pada anak diare yang tinggal didaerah yang banyak kekurangan vitamin A, periksa apakah ada tanda-tanda dan gejala kekurangan vitamin A
Bila terdapat buta senja atau tanda-tanda xerophthalmia, beri vitamin A 200000 i.u. per oral, sedangkan untuk bayi vitamin A 100.000/oral
Anak yang menderita campak sebulan sebelumnya harus dineri vitamin A dosis tunggal seperti diatas
Selanjutnya ibu dinasehatkan untuk memberi makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buah-buahan, wortel, ubi rambat, pisang dan sayuran yang berwarna hijau tua
Pemberian makanan sesudah diare
Makanan yang dianjurkan selama diare harus diteruskan setelah diarenya berhenti
Berikan makanan ekstra 1 kali setiap hari selama 1 – 2 minggu untuk memulihkan gizinya
Bila anak kurang gizi cara ini harus diteruskan untuk waktu yang lebih lama : 2 – 4 minggu
Tujuan pemberian makanan setelah diare berhenti selain untuk memulihkan gizinya juga untuk mencapai dan mempertahankan pola pertumbuhan yang normal
Makanan yang dianjurkan adalah makanan biasa yang dikonsumsi pada keadaan sehat
Dengan pemberian makanan seperti diatas resiko untuk terjadi diare berikutnya dapat dicegah
Pantau timbangan berat badannya sampai pertumbuhan anak normal kembali dengan menggunakan kartu KMS
C o n t i n u e d C o n t i n u e d ………….………….
OBAT-OBATAN :
PENGOBATAN KAUSAL :
Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah diketahui penyebabnya yang pasti
Jika kausa diare ini penyakit parenteral, diberikan antibiotics sistemik
Jika tidak terdapat infeksi parenteral, seharusnya antibiotika baru diberikan bila pada pemeriksaan laboratorium (kultur tinja) ditemukan kuman patogen
Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang disebabkan infeksi (termasuk virus) kira-kira 50 – 75%, menemukan kuman pada pemeriksaan mikroskopik/biakan umumnya sulit dan lama
Sebagai pedoman bila pada pemeriksaan tinja ditemukan lekosit 10 – 20/LP (pembesaran 200 kali) maka penyebab diare dapat dianggap infeksi enteral
Pada penderita diare antibiotika hanya boleh diberikan kalau :
Ditemukan bakteri patogen pada biakan tinja
Pemeriksaan tinja makroskopik/mikroskopik ditemukan darah pada tinja
Secara klinis terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi interal
Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial
C o n t i n u e d C o n t i n u e d ………….………….
Tabel 2 : Simtom, gejala klinis dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi usus Sumber : Gray dkk, 1979
Simtom dan Simtom dan gejalagejala
RotavirusRotavirus E. coli E. coli enterotoksigenikenterotoksigenik
E. coli entero E. coli entero invasifinvasif
SalmonellaSalmonella ShigellaShigella V. choleraeV. cholerae
Mual dan Mual dan muntah muntah Panas Panas Sakit Sakit
Gejala lain Gejala lain
Sifat tinja : Sifat tinja : Volume Volume Frekuensi Frekuensi
Konsistensi Konsistensi Mukus Mukus Darah Darah Bau Bau
Warna Warna
Leukosit Leukosit
Sifat lainSifat lain
Dari Dari permulaan permulaan + + Tenesmus Tenesmus
Sedang Sedang Sampai Sampai 10/lebih 10/lebih Berair Berair Jarang Jarang - - - -
Hijau kuning Hijau kuning
––
- -
- - Kadang-kadang Kadang-kadang
Sering distensi Sering distensi abdomen abdomen Banyak Banyak Sering Sering
Berair Berair + + - - Bau tinja Bau tinja
Tidak berwarnaTidak berwarna--
- -
+ + Tenesmus Tenesmus Kolik Kolik Hipotensi Hipotensi
Sedikit Sedikit Sering Sering
Kental Kental + + + + Tidak Tidak spesifik spesifik
Hijau Hijau
++
+ + + + Tenesmus Tenesmus Kolik Pusing Kolik Pusing
Bakteriemia, Bakteriemia, toksemia toksemia sistemik sistemik Sedikit Sedikit Sering Sering
Berlendir Berlendir + + Kadang-Kadang-kadang kadang Bau telur Bau telur busuk busuk Hijau Hijau
++
Jarang Jarang + + Tenesmus Tenesmus Kolik Pusing Kolik Pusing
Dapat ada Dapat ada kejang kejang
Sedikit Sedikit Sering sekali Sering sekali Kental Kental Sering Sering Sering Sering Tidak berbau Tidak berbau
Hijau Hijau
++
Jarang Jarang – – Kolik Kolik
Sangat byk Sangat byk Hampir terus Hampir terus menerus menerus Berair Berair Flacks Flacks Anyir Anyir
– – Tinja seperti Tinja seperti air cucian air cucian beras beras
Tabel 3 : Penggunaan antimikrobial pada kasus diare akut tertentu
Diagnosis klinisDiagnosis klinis Obat pilihanObat pilihan Obat penggantiObat pengganti
Tersangka KoleraTersangka Kolera Tetracyclin Tetracyclin Anak-anak : 50 mg/kgBB/hari Anak-anak : 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 3 hari dibagi 4 dosis x 3 hari Dewasa : 500 mg 4 x sehari x 3 Dewasa : 500 mg 4 x sehari x 3 harihari
Furozoline Furozoline Anak-anak : 5 mg/kgBB/hari dibagi 4 Anak-anak : 5 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 3 hari dosis x 3 hari Dewasa : 100 mg 4 x sehari x 3 hari Dewasa : 100 mg 4 x sehari x 3 hari
Erythromycin Erythromycin Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis x 3 haridosis x 3 hariDewasa : 250 mg 4xseharix3 hariDewasa : 250 mg 4xseharix3 hari
Shigella disentriShigella disentri Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dibagi Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 hari atau 4 dosis x 5 hari atau
Trimethoprim (TMP) Trimethoprim (TMP) Sulfamethaxazole (SMX) Anak-Sulfamethaxazole (SMX) Anak-anak : TMP 10 mg/kgBB/hari anak : TMP 10 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis x 5 hr Dewasa : dibagi 2 dosis x 5 hr Dewasa : TMP 160 mg dan 800 mg 2 x TMP 160 mg dan 800 mg 2 x sehari x 5 harisehari x 5 hari
Nalidixic Acid Nalidixic Acid
55 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 55 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 hari (semua umur) hari (semua umur)
Metronidazole Tetracyclin Metronidazole Tetracyclin
50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 hari (semua umur))hari (semua umur))
Amubiasis akutAmubiasis akut Metronidazole Metronidazole
Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari x 5 Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari x 5 – 10 hari – 10 hari
Dewasa : 750 mg 3 x sehari x 5 – Dewasa : 750 mg 3 x sehari x 5 – 10 hari10 hari
Pada kasus yang sangat berat, Pada kasus yang sangat berat, Dehydroemetine HCl dengan suntikan Dehydroemetine HCl dengan suntikan intramuscular yang dalam : 1 – 1 .5 intramuscular yang dalam : 1 – 1 .5 mg/kgBB, maksimum 90 mg sampai 5 mg/kgBB, maksimum 90 mg sampai 5 hari tergantung reaksi badan (respon) hari tergantung reaksi badan (respon) – ( semua umur– ( semua umur
1. Semua dosis yang diberikan adalah pemberian melalui mulut, kecuali bila ditetapkan lain
2. Penetapan (keputusan) pemilihan pengobatan harus memperhatikan resistensi di daerah tersebut
3. Pengobatan dengan antibiotika bukanlah satu-satunya cara untuk suksesnya pengobatan, tetapi dapat dipersingkat lamanya penyakit dan timbulnya kuman-kuman pada kasus-kasus yang berat
4. Pilihan lain termasuk : Chloramphenicol dan TMP – SMX
5. Antimikrobial terutama dipakai pada anak dengan demam yang tidak mau turun
6. Tinidazole dan omidazole dapat juga dipakai
PENGOBATAN SIMTOMATIK :
1. OBAT-OBATAN ANTIDIARE
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti Antispasmodic/spasmolitik seperti papaverin, extractum belladonna, loperamid, codein, dsb, justru akan memperburuk keadaan penderita
Obat-obatan tersebut menghentikan peristaltic saja, diare terlihat berhenti, tetapi perut bertambah kembung, dehidrasi bertambah berat. Cairan terkumpul dilumen usus, terjadi overgrowth bakteri, gangguan digestif dan gangguan absorbsi yang akhirnya dapat berakibat fatal untuk penderita
2. ADSORBENS
Kaolin, pectin, norit, tabonal, attapulgite dan smectite, telah dibuktikan tidak ada manfaatnya
3. ANTIMIETIK
Pemberian obat antiemetik pada penderita diare yang disertai muntah pada umumnya tidak diperlukan. Muntah akan berhenti bersamaan dengan hilangnya dehidrasi
C o n t i n u e d C o n t i n u e d ………….………….
PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA
Penyakit penyerta yang sering :Penyakit jantung yang berat/gagal jantung
Ensefalitis
Penyakit ginjal
Pneumonia
MEP berat
Pada MEP berat cairan rehidrasi yang digunakan adalah ReSoMal
Antibiotika diberikan sesuai dengan penyakit penyertanya
PENCEGAHAN DIARE
Pencegahan diare yang dilaksanakan dengan tepat dapat mengurangi insiden diare dan menghindarkan dari kematian
Ada 7 cara pencegahan diare yang cukup efektif dan dapat dilaksanakan, yaitu :
• Pemberian ASI eksklusif untuk 4 – 6 bulan pertama dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun
• Pemberian makanan pendamping ASI yang tepat jenis, tepat waktu dan bersih
• Penggunaan air bersih untuk kebersihan & untuk minum
• Cuci tangan
• Penggunaan jamban
• Pembuangan tinja bayi yang aman
• Imunisasi campak