dialektika - khoerulanwarbk.files.wordpress.com · awal-awal mempelajari psikologi konseling, ......
TRANSCRIPT
i
ii
DIALEKTIKA
KOMUNIKASI DALAM
KONSELING ISLAMI
BKI 16 UIN SUNAN KALIJAGA
Editor: Moh. Khoerul Anwar
iii
Testimoni
Dunia konseling sungguhlah luas, tidak terbatas pada kehidupan di sekolah atau tempat-tempat tertentu semacam pusat rehabilitasi atau instansi. Tetapi di manapun selama manusia masih ada, maka konseling akan selalu dibutuhkan. Karena manusia akan selalu membutuhkan bantuan orang lain, mereka adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dan keberadaan orang lain di sekelilingnya dapat menjadi faktor pemicu masalah, tetapi sekaligus dapat juga menjadi media konseling. Bagi pemerhati dunia konseling tentu hal ini tidaklah asing, mereka harus memahami betul karakteristik konselinya. Maka dengan membaca buku ini, mengingatkan saya pada awal-awal mempelajari psikologi konseling, dimana kapasitas-kapasitas psikologis antar individu dalam hubungan konseling akan sangat membantu dalam proses berlangsungnya konseling itu sendiri.
Buku ini menjadi pilihan menarik bagi mahasiswa, konselor, guru pembimbing, atau layanan-layanan bantuan lainnya, di antara sekian banyak buku sejenis yang telah beredar. Mampu memberikan alternatif teknik dan metode bagaimana konseling itu dilakukan. Karena walaupun secara sederhana konseling adalah hubungan bantuan, akan tetapi tanpa latihan dan penguasaan teknik dan strategi, maka konselor atau calon konselor akan kesulitan membangun hubungan yang terapeutik dan solutif dengan konselinya. Nah, buku ini bisa dijadikan refrensi untuk
iv
mempertajam kemampuan konseling kita para pemerhati dunia konseling. Khususnya dalam membangun komunikasi antar konselor dengan konselinya. Apalagi buku ini hasil terjemahan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam yang memahami betul seluk-beluk dan dinamika hubungan konseling. Walaupun buku ini hasil terjemahan dari penulis yang notabene berlatar belakang budaya yang berbeda dengan kita, tetapi banyak sekali konten yang secara fleksibel dapat diaplikasikan dan diadaptasi di Indonesia dengan karakteristik khas orang Indonesia.
Terakhir selamat ya! untuk rekan-rekan mahasiswa Prodi BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan 2016 yang telah berhasil menterjemahkan buku ini. Semoga bisa menambah khasanah literatur Bimbingan dan Konseling Islam di Indonesia dan menjadi salah satu rujukan dalam mendalami dunia konseling.
- A. Said Hasan Basri (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga)
v
Buku yang sudah ada di tangan pembaca ini, sangat
tepat untuk dijadikan referensi bagi para penggiat
Konseling Islam.
Pertama, para penggiat konseling dan lebih khusus
konseling Islam, akan banyak menemukan berbagai kasus
yang dipaparkan dalam buku ini. Karena kita akan
mendapatkan kiat-kiat dalam melakukan konseling dengan
pendekatan agama. Dengan pendekatan agama Islam,
menjadikan buku ini memiliki karakter di banding buku
konseling lainnya.
Kedua, bagi para pendidik, buku ini juga bisa dijadikan
pegangan. Dengan keragaman teori dan aplikasinya,
menjadikan adanya pengayaan-pengayaan teoritik. Aspek
yang tidak kalah pentingnya adalah sisi praktis menjadikan
buku ini membumi dan tidak meng-awan.
- Khoiro Ummatin (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga)
vi
Aspek terpenting dalam konseling adalah menjadi konselor yang efektif. Keefektifan konselor banyak ditentukan oleh kualitas kepribadian konselor. Kualitas pribadi konselor adalah kriteria yang menyangkut segala aspek kepribadian sangat penting dan menentukan keefektifan konselor jika dibandingkan dengan pendidikan, latihan dan teknik konseling itu sendiri. Membangun hubungan konseling (counseling relationship) sangat penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam membangun hubungan konseling adalah kemampuan berkomunikasi. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi begitu juga dengan konseling. Konselor bisa memahami klien dan pada gilirannya berusaha untuk dapat dipahami oleh klien. Proses itu dinamis, berubah dan berganti secara konstan dalam merespon setiap situasi. Dengan komunikasi yang baik seorang konelor mampu memahami perilaku-perilaku non-verbal klien seperti posisi tubuh, gerakan tubuh, penggunaan suara dan penampilan-penampilan non-verbal lainnya, juga bisa memahami perilaku verbal berupa bahsa tulisan atau bahasa lisan. Buku ini memandu siapa saja yang ingin menjadi konselor handal, selamat membaca…. - Nailul Falah (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga)
vii
DIALEKTIKA KOMUNIKASI DALAM KONSELING ISLAMI
BKI 16 UIN SUNAN KALIJAGA Editor Moh. Khoerul Anwar Cover Ahmad Fauzan Alfi, Rasyid Hidayat Layout Siti Triyuwanti Tata Aksara Shovia Syamsi Hadaria
Penerjemah Vera Maulida R Novi Ulul Azmi Winda Noor R Anggraini W Erlina Ayu Safitri Itsnaeni Rahmawati Krisnanda Catur Ummu Azizah Eko Pracoyo Afifah Wahyu R Nur Latifah Imam Wahyu P S Nikmatul Choyroh P
Memela Fikha Nikmatul Hikmah Latifah Firdaus Rafi’ Nur Karima Hani Lidyanda Hasriani Lailatul Widha Efa Findriani Umi Khulsum Siti Triyuwanti Eka Susanti Antin Erfinia Nina Narullita
Cetakan Pertama, Januari 2018 ISBN: 978-602-6541-62-8 14,5 x 20,5 cm, xv + 127 Halaman Penerbit: Lembaga Ladang Kata Kampung Jagangrejo RT 04 RW 03, Pelemwulung, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Email: [email protected] Terjemahan dari buku Allan and Pease, Barbara. 2004 . The Definitive Book of BODY LANGUAGE; How to read others' thougths by their gestures. Australia : Pease International, 2004 . Evans, Gail. 2007. Counselling Skills for DUMMIES. England : Joh Wiley & Sons, Ltd, 2007.
viii
Teruntuk Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga
sebagai secerca sinar pengetahuan yang mungkin jauh dari kata ‘Terang’ dan
‘Sempurna’, namun senantiasa berharap bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya
ix
Kata Pengantar
Semakin banyaknya peluang prospek kerja untuk
lulusan Bimbingan dan Konseling. Semakin meningkat pula
minat individu melanjutkan pendidikan tinggi dengan
pilihan program studi Bimbingan dan konseling di
Universitas pilihan untuk meraih lulusan Bimbingan dan
Konseling dalam mencapai profesi Konselor ataupun guru
BK.
Menyeimbangi banyaknya peminat yang memasuki
program studi Bimbingan dan Konseling, maka
dibutuhkannya buku panduan guna meningkatkan
keterampilan konseling. Keterampilan konseling
merupakan salah satu aspek penting yang sangat berperan
terhadap proses konseling yang dibangun baik oleh calon
konselor atau calon guru BK. Dengan demikian, penguasaan
keterampilan—keterampilan konseling menjadi jembatan
menuju terbangunnya hubungan interpersonal yang efektif
dalam terbentuknya fasilitas meningkatkan proses
konseling pada konseli ke arah perkembangan yang
optimal.
Keterampilan konseling dapat diperoleh dari mana
saja melalui berbagai pembelajaran serta pelatihan, baik
mandiri, dibimbing oleh seorang yang profesional, maupun
dengan memanfaatkan teman sebaya secara kelompok.
Bagaimanapun model pembelajaran dan pelatihannya,
yang paling penting adalah kebermanfaatannya guna
x
meningkatkan pemahaman dan penampilan dalam
menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.
Pada kesempatan kali ini, telah hadir buku ini
terjemahan dari buku yang telah ada sebagai salah satu alat
bantu pembelajaran dan pelatihan berupa bahan tulis yang
berisi materi dengan disajikan 6 Bab yang judulnya dalam
bentuk Bahasa Inggris, namun isi dari materinya telah
diterjemahkan dan dikembangkan serta dilengkapi gambar
ilustrasi untuk membantu pemahaman.
Kehadiran buku ini diharapkan dapat
menyemarakkan dunia perbukuan konseling, yang
materinya di harapkan mampu menjawab rasa haus
mahasiswa atau siapa saja yang membutuhkan dalam
menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan
konseling serta memenuhi kebutuhan para mahasiswa dan
para dosen sebagai buku pelengkap buku-buku teks yang
telah ada digelutinya selama ini.
Proses penulisan buku ini tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Terutama Dosen Bimbingan dan Konseling
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yaitu Moh. Khoerul
Anwar S.Pd., M.Pd., yang telah membimbing dalam
penerjemahan serta pengembangan tulisan. Selanjutnya,
pada proses persiapan diterimanya buku ini sebelum
diterbitkan, penataan letak dilakukan oleh mahasiswi dari
program studi Bimbingan dan Konseling Islam, yaitu saudari
Siti Triyuwanti dan penataan aksara oleh saudari Shovia
Syamsi Hadaria. Tidak lupa juga kepada tim cover , yaitu
saudara Rasyid Hidayat dan Ahmad Fauzan Alfi. Kepada
semuanya penulis ucapkan terima kasih. Tidak lupa juga
xi
kepada semua Tim penerbit yang telah menerbitkan buku
ini untuk menyuarakan dunia perbukuan bimbingan dan
konseling.
Akhirnya pengerjaan buku ini bisa terwujud
sebagaimana ada di hadapan Anda.
Yogyakarta, Desember 2017
BKI 16 UIN Sunan Kalijaga
xii
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................... ixx
Daftar Isi .................................................................................. xii
Pendahuluan ........................................................................ xiviv
........................................................ 1
A. Menjadi Penolong Yang Mendengarkan ......................... 2
B. Kualitas, Ketrampilan, dan Pengetahuan Untuk
Mendengarkan .............................................................. 10
C. Kenali Hambatan Anda Sendiri Untuk Mendengarkan .. 13
................................................... 19
A. Peran Pentingnya Membangun Rapport ....................... 20
B. Tahap Pembinaan Hubungan (Rapport) ........................ 22
C. Langkah-langkah Membangun Rapport ........................ 25
D. Jenis – jenis Membangun Rapport ................................ 31
................................. 33
Tahapan Membangun Hubungan Dalam Konseling............. 34
.............................. 43
A. Disiapkan Untuk Masalah-masalah Pribadi yang Umum .
.................................................................................... 44
B. Memahami Orang Dari Perspektif Sosial ...................... 54
C. Pemahaman Individu Dari Perspektif Psikologi ............. 60
xiii
........................................................ 70
A. Pengertian Menghadapi Tantangan .............................. 71
B. Berkaitan Dengan Kesulitan .......................................... 89
........................................................... 100
A. Sepuluh Atau Lebih Kunci Keterampilan Konseling ..... 101
B. Sepuluh Cara Untuk Meningkatkan Keterampilan
Konseling..................................................................... 110
C. Sepuluh Buku Konseling Terbaik ................................. 119
Tentang Buku ........................................................................ 127
xiv
Pendahuluan
Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat
penting perannya dalam proses konseling. Di dalam proses
konseling, keterampilan komunikasi antara konselor dan
konseli sangatlah diperlukan. Dengan demikian
kemampuan dan keterampilan komunikasi harus terlatih
sedemikian rupa sehingga konselor maupun guru BK
sebagai tenaga kerja yang membantu konseli dapat
terlaksana dengan baik, dan konseli dapat merasakan
kepuasan.
Konseling pada dasarnya merupakan proses
komunikasi antara konselor dengan konseli yang
berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan non-
verbal, namun di dalam proses tersebut terjadi gaya tarik
atau stimulus dan respon antar keduanya yang saling
mempengaruhi, saling menerima, memperhatkan,
kemudian tumbuh rasa simpati dan empati sehingga
melahirkan saling percaya dan kepuasan. Untuk
mendukung proses konseling tersebut perlu adanya
keterapmilan-keterampilan komunikasi yang dapat
menciptakan hubungan yang harmonis, sehingga proses
tersebut dapat tumbuh saling terbuka dan melindungi serta
kerahasiaanya terjaga, kemudian pada akhirnya konseling
dapat berlangsung tanpa adanya tekanan atau unsur yang
saling merugikan.
Buku ini akan memberikan pemahaman kepada kita
bagaimana cara dalam meningkatkan keterampilan
xv
komunikasi konseling yaitu, keterampilan mendengarkan,
membangun rapport, membangun hubungan dalam
konseling, memahami masalah-masalah pribadi individu
dari perspektif sosial dan psikologi dan menghadapi
tantangan. Dalam buku ini juga diberikan sepuluh hal
bagian penting yang dapat menunjang pembelajaran atau
pelatihan meningkatkan keterampilan komunikasi
konseling yaitu, sepuluh atau lebih kunci keterampilan
konseling, sepuluh cara untuk meningkatkan keterampilan
serta sepuluh buku konseling terbaik.
Yogyakarta, Desember 2017
BKI 16 UIN Sunan Kalijaga
1
Vera Maulida Rahmah, Novi Ulul Azmi, Winda Noor R
“Listening helper is not only listening skills, but how you can respon and reflects to be the counselee”
~ Moh. Khoerul Anwar
2
A. Menjadi Penolong Yang Mendengarkan
Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan
orang lain untuk melepaskan berbagai pikiran dan emosi
agar menemukan kebahagiaan.
Bila kita khawatir, takut, bingung, bergejolak,
merasa tidak normal atau marah, bercerita kepada
orang lain akan sangat membantu. Banyak penelitian
menegaskan bahwa bercerita kepada orang lain sangat
bermanfaat bagi kesejahteraan fisik dan mental.
1. Nilai Dari Mendengarkan
Pendengar yang ideal adalah seseorang yang
tenang, tidak bias, menunjukkan pengertian dan
kehangatan, serta menunjukkan bahwa dia sedang
mendengarkan. Perlu memiliki hubungan
kepercayaan untuk memungkinkan seseorang jujur
tentang ketakutan, kesalahan, harapan, dan
keyakinannya. Ketika dia bisa mengeksplorasi
perasaan sepenuhnya, maka dia mulai
mendapatkan perspektif yang lebih jelas dan
mampu membuat keputusan sendiri.
2. Pentingnya Kualitas Pribadi Anda
Penelitian menunjukkan bahwa hubungan
antara klien dan konselornya adalah salah satu
unsur penting dari proses konseling yang berhasil.
Jika kita merenungkan alasan mengapa kita lebih
suka berbicara dengan seseorang yang memiliki
3
karakteristik pribadi yang menarik kita ke individu
itu mengarah pada karakteristik hubungan tertentu
saat orang tersebut membantu kita.
‘ Jika. . . ‘ Kemudian Hipotesis
Seorang teoretikus pendidikan, Carl Rogers
mengemukakan penelitiannya bahwa hubungan
yang efektif memerlukan karakteristik tertentu
yaitu, jujur atau asli, dengan hangat menerima
orang lain, dan menunjukkan empati. Apabila
seorang konselor atau pendengar sudah memiliki
karakteristik tersebut maka seorang yang bercerita
atau klien akan memiliki pemahaman diri yang lebih
baik, dia menjadi lebih mampu mengatasi
masalahnya dengan percaya diri, menjadi lebih
pengertian dan menerima orang lain. Dia
menjelaskan apa yang dia sebut sebagai jika . . .
kemudian Hipotesis.
3. Mengetahui Apa Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi
Pendengar
Mendengar yang efektif adalah hasil
pendengar yang mampu menyisihkan penilaian,
keasyikan, dan kemungkinan nilainya sendiri,
sehingga hal ini tidak mengganggu proses
mendengarkan. Mendengarkan secara efektif
melibatkan kemampuan untuk menggunakan
kombinasi keterampilan mendengar aktif, dan
untuk secara selektif menarik pengalaman hidup
4
dan berbagai informasi dan pengetahuan. Semua ini
perlu didukung oleh kualitas, yaitu jika, lalu
hipotesis.
4. Berbagi Kekuatan Dalam Hubungan
Konselor atau pendengar menggunakan
keterampilan konseling sebagai orang yang
membantu, tujuannya adalah untuk menjalin
hubungan dan memberi sebanyak mungkin
kekuatan dan kontrol kepada pembicara. Alasan
untuk memberi kontrol kepada konselor atau
pendengar adalah agar klien atau yang bercerita
mampu membuat keputusan sendiri, lebih
termotivasi dan percaya diri dalam mengambil
keputusan, dan bertanggung jawab atas semua
keputusan yang diambil.
5. Mencari Tahu Bagaimana Menjadi Pembantu
Mendengarkan Mungkin Mempengaruhi Anda
Menjadi penolong yang mendengarkan akan
membawa beberapa dampak, diantaranya yaitu:
Dengan mendengarkan masalah orang lain kita
mungkin menemukan kesulitan kita sendiri. Kita
bisa berada dalam keadaan yang berbahaya karena
terlalu fokus dengan masalah orang lain dan malah
mengabaikan masalah kita sendiri, meningkatkan
pemahaman diri, mengubah aspek diri yang
merugikan seperti prasangka, menerima umpan
5
balik positif dari seseorang yang telah kita bantu,
hubungan kita dengan orang lain membaik, orang
akan tertarik untuk mendiskusikan lebih banyak
masalah pribadi karena mereka menyadari bahwa
kita adalah pendengar yang baik, menjadi kurang
defensif dan lebih toleran terhadap orang lain,
harus tahu batasan agar kita tidak dalam situasi
yang merugikan kita, memiliki keterampilan
komunikasi yang baik.
6. Berpikir Tentang Masalah Lain
Mengetahui sedikit tentang beberapa situasi
ini membantu kita merasa lebih siap. Berikut adalah
beberapa kekhawatiran yang muncul bagi seorang
pendengar:
a. Pembicara Membingungkan
Kita memiliki tanggung jawab untuk
mengelola situasi sehingga pembicara akhirnya
dapat meninggalkan percakapan yang mampu
menghadapi dunia luar, mengekspresikan emosi
dapat sangat membantu emosi yang terpendam
menghalangi orang untuk berpikir dan mengenali
apa yang benar-benar penting bagi mereka. Jika
kita merasa tidak nyaman dengan situasi seperti
ini, kita mungkin bisa mencegah pembicara
mengekspresikan emosinya dengan bersikap
simpatik atau dengan beralih ke pencarian solusi.
6
Jika kedalaman kesedihan atau keputusasaan
seseorang membuat Anda khawatir,
rekomendasikan dia menemui dokternya dan
periksa dukungan lain yang dia miliki atau
ketahui.
b. Pembicara Marah
Kemarahan memiliki energi dan bisa
menjadi kekuatan untuk perubahan. Sisi positif
ketika seorang pembicara berhubungan dengan
kemarahannya, dia mungkin akan mendapatkan
energi dan dorongan untuk memulai perubahan.
Kemarahan mungkin memiliki sisi negatif jika
pembicara tidak bisa mengendalikan
manifestasinya.
Keadaan ketika pembicara marah bisa
timbul karena konselor telah melakukan sesuatu
yang pantas mendapat respon yang marah, atau
karena klien telah memproyeksikan aspek
pengalaman masa lalunya ke konselor mereka.
c. Saat Pembicara Merugikan Dirinya Sendiri
Contoh orang yang merugikan dirinya
sendiri yaitu minum obat-obatan terlarang dan
bunuh diri. Sebagai pembantu yang
mendengarkan, isu-isu ini berada di luar
jangkauan kita dan perlu mendorong pembicara
untuk mencari bantuan yang tepat. Kita mungkin
dapat menemukan bantuan seperti itu tetapi
7
umumnya pembicara perlu mencari bantuan
sendiri, mungkin dengan dukungan dan
dorongan dari kita selaku pendegar. Mendekati
orang atau organisasi profesional dan mengakui
bahwa bantuan diperlukan membutuhkan
banyak keberanian.
d. Menghindari Bahaya Sebagai Penolong
Penolong yang teliti sering khawatir bahwa
mereka mungkin secara tidak sengaja
menyebabkan kerusakan. Secara keseluruhan,
mendengarkan aktif adalah aktivitas jinak.
Namun, mungkin saja membahayakan.
Seseorang dapat menyebabkan kerugian dengan
menjadi pembantu yang mendengarkan dengan
tidak tepat, misalnya:
Terdapat hubungan ganda dimana peran
dan harapannya tidak tercapai, situasi tidak
sesuai dengan perkiraan, menggunakan
kemampuan kita untuk membuka seseorang dan
tidak mengambil waktu yang cukup untuk
membantunya kembali ke kehidupan sehari-hari
dan tanggung jawabnya, tidak mengenali kapan
seseorang membutuhkan dukungan tambahan
atau lebih mendalam melalui dokter atau agensi
lainnya.
8
e. Pembicara Menjadi Terlalu Tergantung
Gagasan untuk menjadi pembicara dapat
menjadi sangat berbahaya bagi pembicara, atau
penolong yang mendengarkan, atau keduanya.
Penolong yang mendengarkan dapat tertarik
pada perasaan puas yang dirasakan dan
pembicara juga dapat tertarik untuk merasa
diperhatikan. Apapun bantuan yang kita berikan,
tujuanmya untuk membantu pembicara untuk
mengembangkan dirinya sendiri. Beberapa ahli
menolak ketergantungan, namun beberapa
kemungkinan ketergantungan sebaiknya hanya
untuk jangka waktu yang singkat dan kita perlu
waspada terhadap masalah ini dan mengatasinya
secara sensitif.
7. Pikiran Yang Melayang
Kadang kita akan menemukan saat seseorang
mendekati kita untuk berbicara tentang
masalahnya, namun kita dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk berbicara. Sebagai alternatif,
menjelang akhir percakapan kita mungkin
menyadari bahwa dia khawatir dengan sesuatu dan
kita tidak punya waktu, energi, kesabaran, atau
mungkin tidak sesuai untuk menangani masalah ini
lebih jauh. Kita perlu bersikap tegas dan percaya diri
untuk membuat penilaian cepat tentang betapa
9
mendesak dan putus asa masalahnya dan membuat
keputusan tentang kapan kita bisa menawarkan
waktu alternatif untuk berbicara. Contoh ungkapan
yang dapat membantu dalam situasi seperti ini,
misalnya:
"Saya benar-benar minta maaf, saya dapat
melihat bahwa anda khawatir. Saya tidak punya
waktu sekarang untuk bisa membahas hal ini
dengan benar. Bisakah kita bertemu atau berbicara
di telepon di lain waktu?”
8. Mencerminkan Praktik
Kapan pun Anda menemukan sesuatu yang
baru saat bekerja dengan keterampilan konseling,
luangkan waktu untuk bercermin. Merefleksikan
praktik berarti memikirkan:
Keterampilan yang Anda gunakan dan
seberapa efektif Anda menggunakannya, setiap
umpan balik yang Anda terima dari pembicara,
pengetahuan apa yang mungkin perlu kita
kembangkan, perasaan yang terangsang dalam diri
kita selama interaksi, dampak selanjutnya tentang
pekerjaan yang telah kita lakukan, setiap
kekhawatiran yang Anda miliki yang mungkin perlu
Anda konsultasikan
Jika Anda memiliki kemungkinan untuk
mendiskusikan pengamatan dan pertanyaan Anda
dengan seseorang, gunakanlah kesempatan itu
10
melakukannya bukan merupakan tanda kelemahan
namun menunjukkan bahwa Anda reflektif dan mau
belajar dari pengalaman.
B. Kualitas, Ketrampilan, dan Pengetahuan Untuk
Mendengarkan
Jika kita mendengarkan seseorang yang sedang
menceritakan masalahnya, kita sebagai pendengar
harus mengembangkan ketahanan, keberanian,
kesadaran, dan praktek yang baik. Menurut BACP :
1. Mengembangkan Kualitas Pribadi
Menurut BACP pendengar yang baik yaitu
memiliki rasa empati, ketulusan, rasa hormat,
integritas, kerendahan hati, keadilan, kebijaksanaan,
keberanian, ketahanan, dan kompetensi
(pengetahuan dan ketrampilan).
2. Bekerja Dengan Ketrampilan Mendengar Yang Aktif
Berikut merupakan perbedaan menjadi
pendengar yag baik dengan pendengar biasa:
a. Pendengar yang baik yaitu mendengarkan
secara aktif. Memiliki ketrampilan
mendengar, komunikasi dan jiwa konselor.
b. Pendengar yang baik memiliki keharusan
menjaga kerahasiaan pencerita bukan hanya
mendengar cerita saja seperti percakapan
biasa.
11
c. Pendengar yang baik dan aktif memberikan
respon yang terarah dengan cara menerima.
Berbeda dengan pendengar biasa yang hanya
sekedar mendengar cerita.
d. Memiliki tujuan membantu orang lain
bekerja menuju hasil.
e. Kita harus konsentrasi semaksimal mungkin
saat mendengarkan dan membutuhkan
tingkat pemahaman yang tinggi. Berbeda
dengan pendengar biasa yang hanya agai
santai saat mendengarkan namun lalai.
f. Kita harus melibatkan satu orang untuk
memeriksa ulang beberapa isi komunikasi
pembicara jika ada yang tidak sesuai.
Tabel 1. Model Tiga Tujuan Tahapan
Tahapan Potensi Orang yang Mencari
Bantuan
Satu Membangun
hubungan
Merasa dihargai,
dipahami, siap untuk
mempercayai
pendengarnya, dan
dapat menceritakan
kisahnya.
12
Dua
Mengeksplorasi
dan
mengklarifikasi
Apakah bisa berbicara
dan mengeksplorasi,
memahami lebih
banyak tentang
bagaimana
perasaannya,
mempertimbangkan
dan memilih pilihan.
Tiga Tindakan dan
penutupan
Dapat
mengembangkan
tujuan dan rencana
tindakan yang jelas
dan dapat dicapai,
melakukan apa yang
perlu dilakukan, dan
mengelola akhir
cerita.
Berikut merupakan cara mengelola bantuan:
1. Mengelola sesi mendengarkan
2. Mengelola waktu
3. Mengelola durasi
4. Mengelola batas-batas
5. Mengelola cerita atau konten
Mengembangkan pengetahuan bermanfaat
lainnya :
1. Etika dan praktek yang baik
13
2. Transisi, perubahan dan kerugian
3. Masalah pribadi yang umum
4. Pengaruh sosial
5. Perkembangan manusia
6. Sumber daya yang tersedia
C. Kenali Hambatan Anda Sendiri Untuk
Mendengarkan
Setiap orang memiiki sikap bertahan, seorang
konselor pun memiliki hal itu dalam kegiatan penolong
yang mendengarkan, hal ini bisa membantu atau
menghambat. Jika konselor dapat memahami
hambatan ini, maka tidak hanya akan mendengarkan
lebih efektif, tetapi juga akan lebih memahami perilaku
orang lain.
1. Berkenalan Dengan Pertahanan
Pertahanan adalah cara melindungi diri sendiri
secara emosional dari serangan yang dirasakan.
Saat mengembangkan pertahanan, kita
mengenakan emosional sebagai pelindung, agar
tidak cedera atau terluka.
Kebanyakan orang belajar pertahanan dengan
contoh atau melalui pengalamannya saat muda,
sehingga menjadi mudah dipengaruhi dan menjadi
rentan. Cara meresponsnya menjadi berpola dan
kebiasaan. Banyak yang telah mencoba untuk
menentukan seberapa jauh orang dipengaruhi oleh
14
alam, genetika, kepribadian dan seberapa jauh
mengasuh dan mengalaminya, tanpa mencapai
jawaban pasti. Keseimbangan antara alam dan
pengasuhan tampaknya mungkin terjadi, jadi
beberapa orang mungkin lebih cenderung
mengalami kecemasan, dan karena itu lebih
memilih membela diri daripada melakukan hal yang
lain.
Yang perlu diketahui dari pertahanan adalah:
Biasanya otomatis atau tidak sadar, kecuali
seseorang memilih untuk menjadi sadar dan
bertekad untuk mengubahnya. Berilah kendali yang
kuat dalam diri masing-masing. Memiliki hubungan
yang kuat.
Kita harus memperhatikan dan merenungkan
hal-hal tersebut saat kita menyadari bahwa, kita
melakukan perilaku pertahanan. Jika kita merasa
cukup kuat, tanyakan pada keluarga dan teman
untuk umpan balik tentang kapan mereka
menganggap kita bersikap defensif.
2. Mengetahui Cara Kerja Pertahanan
Orang menggunakan pertahanan mereka untuk
menghindari perasaan yang mereka rasa
menyakitkan dan sulit, sekaligus untuk menghindari
situasi yang bisa memicu perasaan seperti itu.
Pertahanan cenderung bekerja dengan cara siklus
yang hanya memperkuat mekanisme pertahanan.
15
Prinsipnya adalah jika konselor atau penolong
yang mendengarkan tidak terlalu dekat klien maka
dia bisa terhindar dari rasa sakit akibat penolakan
yang mungkin terjadi. Namun cobalah sebisa
mungkin untuk merasa tertarik pada apa yang klien
katakan walaupun mungkin kita merasa bosan.
Sebagai penolong yang mendengarkan, kita tidak
ingin dianggap tidak peduli, karena konselor
memiliki kebutuhan untuk disukai, dibutuhkan, dan
bermanfaat.
Terkadang pembicara atau klien bertindak
sepenuhnya dengan cara yang berlawanan. Alih-alih
merespons dengan cara yang mendorong orang lain
menjauh, dia mencoba menarik orang untuk dirinya
sendiri.
3. Menanggapi Bila Anda Defensif
Sebagai pembantu yang mendengarkan, tidak
terkecuali - setiap orang memiliki pola ini- dan
perilaku orang-orang yang Anda dengarkan dalam
percakapan membantu kemungkinan akan memicu
pertahanan Anda. Untuk memahami perilaku
defensif, dan menjadi pendengar yang lebih baik,
Anda perlu menghadapi perilaku defensif Anda
sendiri. Bagian ini memberi Anda gambaran tentang
jangkauan pertahanan orang. Anda mungkin akan
mengenali beberapa dari pengalaman Anda sendiri
tentang orang lain dan dari diri Anda sendiri, jadi
16
luangkan waktu untuk merenungkan situasi yang
membangkitkan respons ini di dalam diri Anda.
4. Mengakui Efek Interaktif Perilaku Defensif Sifat Alami
Pertahanan dan interaksi siklis, di mana kedua
belah pihak tidak sadar akan pertahanan mereka
sendiri, dapat beroperasi untuk memperkuat
pertahanan satu atau kedua belah pihak. Ketika
pencari bantuan berbicara kepada Anda, dia akan
terus menggunakan blok ini bersama Anda. Anda
bahkan mungkin terpengaruh oleh sikap membela
diri sendiri.
Perhatikan saat Anda merasakan reaksi yang
tidak biasa dalam diri Anda karena ini bisa menjadi
indikasi bahwa terjadi pemindahan yang tidak
membantu. Juga renungkan apa yang ada di dalam
diri Anda yang merespons transferensi tertentu
biasanya beberapa kaitan internal dari masa lalu
dan ketidakamanan Anda sendiri. Tujuannya adalah
untuk memindahkan pertemuan tersebut ke dalam
hubungan orang dewasa ke orang dewasa. Jika ini
nampaknya tidak mungkin, pencari bantuan
mungkin bisa mendapatkan keuntungan dari
pekerjaan yang lebih mendalam dalam konseling
atau psikoterapi.
5. Menyadari Apa Yang Dapat Dilakukan Dalam
Pertahanan Hubungan
17
Hubungannya dengan pendengar mungkin
mengikuti jalan yang sama seperti halnya dengan
orang lain, namun dia memiliki kesempatan untuk
berubah jika Anda sebagai penolong yang
mendengarkan tidak bereaksi membela diri. Jika
Anda mencari pertahanan dan penyebabnya
sendiri, Anda bisa mulai membongkar mereka
dengan mengubah kebiasaan berpikir Anda,
membangun harga diri, mencari umpan balik dan
kegiatan pengembangan diri lainnya.
Jika Anda dapat menemukan cara untuk
menghargai seseorang karena berbeda dan unik
dan menerima dia apa adanya, orang itu kemudian
dapat mulai merasa berharga, dihargai, dan mampu
bekerja menuju apa yang dia bisa. Untuk mencapai
perubahan ini, kita perlu menyadari nilai dan
prasangka kita sendiri, dan dapat memberikan
perhatian penuh pada orang lain. Jika kita merasa
sulit melakukannya, artinya kita menciptakan
hambatan dalam proses mendengarkan.
Memfasilitasi hubungan membantu
membutuhkan gaya yang berbeda dengan
komunikasi sehari-hari. Ini mengharuskan kita
merespon dengan cara berfokus pada orang lain
sehingga dia merasa didengar. kita mungkin
menemukan pembicara berperilaku terhadap kita
dengan rasa sakit, dendam, penolakan, dan perilaku
reaktif atau balas dendam, saat niat kita untuk
18
mengkomunikasikan pemahaman dan kepekaan.
Ingat bahwa perilaku ini menunjukkan ketakutan
dan sakit yang mendasarinya yang tidak selalu
berhubungan dengan Anda. Sebagai pembantu
yang mendengarkan bisa memahami pertahanan
diri sendiri, maka Anda mungkin mengerti orang
lain, menganggapnya kurang pribadi, dan bereaksi
kurang membela diri. Kemudian individu yang Anda
bantu akan lebih mampu melepaskan pertahanan
mereka sendiri.
6. Melihat Pertahanan Dalam Tindakan
Orang menggunakan pertahanan mereka untuk
melindungi dan menjaga nilai, prasangka, dan sikap
mereka sendiri serta kerentanan emosional mereka.
Sebagai pembantu yang mendengarkan, Anda
didorong untuk lebih menerima orang lain dengan
menjadi lebih menerima diri sendiri dan dengan
memahami pengaruh sikap dan nilai Anda.
19
Anggraini Widyastuti, Erlina Ayu Safitri, Itsnaeni Rahmawati, Krisnanda Catur
“Komunikasi yang hangat namun efektif adalah kunci dalam membangun hubungan baik terhadap konseli, sekali anda berhasil,
setengah ‘Kesuksesan’ Konseling pasti dalam genggaman”
~ Beny Subagdja
20
A. Peran Pentingnya Membangun Rapport
Ketika kita bertemu orang lain untuk pertama
kalinya, kita perlu menilai dengan cepat apakah mereka
bersikap positif atau negatif terhadap kita, sama seperti
halnya yang dilakukan hewan untuk alasan bertahan
hidup. Kita melakukan ini dengan memperhatikan orang
lain dengan seksama untuk melihat apakah mereka akan
menggerakan tubuh atau memberi isyarat dengan cara
yang sama seperti yang kita lakukan yang dikenal dengan
'pencerminan'. Kita cermati bahasa tubuh masing-
masing sebagai cara mengikat, menerima dan
menciptakan hubungan yang baik, tapi kita biasanya
tidak menyadari akan fakta bahwa kita melakukannya. Di
zaman kuno, pencerminan juga merupakan alat sosial
yang membantu nenek moyang kita mengenal dengan
sesama, ini juga merupakan sisa dari metode
pembelajaran primitif yang melibatkan imitasi.
Salah satu bentuk pencerminan yang paling
mencolok adalah menguap, satu orang memulainya dan
itu membuat semua orang putus asa. Robert Provine
mengemukakan bahwa menguap bisa menular sehingga
seseorang bahkan tidak perlu melihat orang lain
menguap, cukup melihat mulut seseorang terbuka lebar.
Pernah terpikir bahwa tujuannya menguap adalah
mengoksigenisasi tubuh tapi sekarang telah diketahui
juga bahwa menguap sebuah bentuk pencerminan yang
berfungsi untuk menciptakan hubungan baik dengan
orang lain dan untuk menghindari agresi. Non-verbal
21
dari mirroring yaitu mengatakan 'Lihatlah aku; Aku sama
seperti kamu. Saya merasakan hal yang sama dan
berbagi sikap yang sama.' Ini sebabnya orang-orang di
konser rock semua akan melompat berdiri dan bertepuk
tangan secara bersamaan. Sinkronisitasnya dari
kerumunan tersebut meyakinkan perasaan aman
kepada penonton.
Dorongan untuk bercermin juga merupakan
landasan dalam antrian bekerja. Dalam antrian, orang
rela bekerja sama dengan orang lain yang mereka
sebelumnya tidak pernah bertemu dan tidak akan
pernah bertemu lagi. Profesor Joseph Heinrich dari
Universitas Michigan menemukan bahwa dorongan-
dorongan untuk “bercermin” terhadap yang lain
tertanam di otak karena pengoperasian mengarah ke
lebih banyak makanan, kesehatan yang lebih baik dan
pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Ini juga
menawarkan penjelasan seperti mengapa masyarakat
yang sangat disiplin dalam “mirroring”, seperti Inggris,
Jerman dan Romawi kuno berhasil mendominasi dunia
selama bertahun-tahun.
Pencerminan atau mirorring membuat orang lain
merasa 'santai'. Hal tersebut sangatlah tepat dalam
membangun hubungan baik yang diperlihatkan dalam
alat yaitu video slow motion, bahkan meluas sampai
berkedip bersamaan, lubang hidung-flaring,
menaikkan alis dan bahkan pelebaran pupil. Yang lebih
22
luar biasanya lagi karena gerakan mikro ini tidak dapat
ditiru secara sadar.
(Contoh dari pencerminan antara konselor dengan konseli, adanya sikap
tangan yang sama)
B. Tahap Pembinaan Hubungan (Rapport)
Tahap pertama dalam proses konseling adalah
pembinaan hubungan. Hubungan konseling sengaja
dikembangkan oleh konselor guna membangun suatu
iklim terapeutik yang kondusif yang disebut dengan
rapport. Rapport merupakan suatu istilah klinis yang
digunakan untuk menunjuk pada suatu iklim psikologis
yang muncul dari kontak interpersonal antara
konselor dan konseli yang mendorong sikap percaya
dan terbuka pada diri konseli. Penguasaan
keterampilan komunikasi verbal dan non verbal sangat
dibutuhkan dalam tahap ini.
23
Beberapa keterampilan konseling yang dapat
memperlancar dalam membangun hubungan yang
baik yaitu keterampilan attending dan active listening.
Kedua keterampilan tersebut mengkomunikasikan
kepada konseli bahwa konselor tertarik dan berusaha
untuk mengerti dengan apa yang mereka katakan atau
yang mereka ceritakan. Faktor-faktor penting yang
berpengaruh terhadap pembentukan hubungan
konselor-konseli adalah penghargaan dan penerimaan
positif, empati, dan ketulusan membantu konseli.
Pembinaan hubungan harus dapat dicapai pada awal
proses konseling.
Pada saat pembinaan hubungan, sering kali
konselor perlu memberi gambaran yang tepat tentang
konseling, kegiatan ini disebut structuring. Structuring
adalah kerangka kerja yang digunakan konselor
dengan konselinya. Kerangka kerja ini diberitahukan
kepada konseli dengan jalan memberi penjelasan
secara singkat tentang empat aspek konseling yaitu:
1) Tanggung Jawab
Konselor memberikan informasi kepada
konseli tentang tanggung jawab dalam proses
konseling. Konselor dapat menyatakan sebagai
berikut, “Tugas saya sebagai konselor adalah
mendengarkan dan mencoba mengerti
bagaimana pikiran dan perasaan Anda tentang
sesuatu hal. Saya tidak akan membuatkan suatu
24
keputusan untuk Anda, tetapi anda sendiri yang
akan membuat keputusannya”.
2) Tujuan
Tujuan dari proses konseling perlu
disampaikan kepada konseli, misalnya: “Tujuan
konseling ialah membantu anda dalam mengatasi
problem Anda.”
3) Fokus
Agar konseling efektif, konseli harus
mengerti bahwa proses konseling berpusat pada
masalah konseli yang akan diubah, yang
diwujudkan dalam bentuk tujuan atau target yang
akan dicapai. Contoh bagaimana konselor
menyatakan fokus dalam konseling, yaitu: “Dalam
konseling ini, kita memusatkan pada
terbentuknya suatu tujuan khusus atau target
tertentu yang akan dicapai.”
4) Keterbatasan
Konselor dapat menjelaskan keterbatasan
dalam hubungan konseling seperti, “Dalam
proses konseling memiliki beberapa
keterbatasan, di antaranya keterbatasan
kewenangan, saya akan membantu orang yang
bermasalah sesuai dengan kewenangan saya. Bila
diluar kewenangan saya, maka seseorang itu akan
saya referal kepada pihak yang berwenang.
Kedua, hubungan konseling ini harus didasari
kesukarelaan. Ketiga, kita memiliki keterbatasan
25
berkaitan dengan jumlah pertemuan dan
lamanya pertemuan. Dan keempat adalah
kerahasiaan, maksudnya segala informasi yang
anda berikan kepada saya, akan saya jamin
kerahasiaannya. Saya tidak akan
memberitahukan kepada siapa pun tanpa seizin
anda.
C. Langkah-langkah Membangun Rapport
Agar hubungan konseling yang efektif dapat
tercapai, seorang konselor harus menggunakan
pendekatan terpadu, yaitu:
1. Menciptakan Kemistri Yang Tepat
Studi tentang singkronnya bahasa tubuh
dengan perilaku menunjukkan orang yang
merasakan emosi serupa atau sama, atau berada
pada panjang gelombang yang sama dan
kemungkinan akan mengalami atau terbangunnya
hubungan baik, juga akan mulai cocok atau seirama
bahasa dan ungkapan tubuh masing-masing.
Menjadi selaras, untuk ikatan dengan orang lain
dimulai sejak awal kandungan bila fungsi tubuh dan
detak jantung kita sesuai dengan ritme ibu kita, jadi
mirroring adalah keadaan yang kita inginkan secara
alami.
Bila seorang pasangan berada di tahap awal
pacaran itu biasanya mereka terlihat berperilaku
dengan gerakan yang sinkron, hampir seolah-olah
26
mereka itu menari. Misalnya saat wanita makan,
pria menyeka sudut mulutnya; atau saat sang
wanita atau pasangan mereka memulai sebuah
kalimat dan dia menyelesaikannya untuknya. Bila
seseorang mengatakan 'getarannya benar' atau apa
yang mereka rasakan Benar atau nyaman di sekitar
orang lain, mereka tanpa sadar merujuk untuk
mencerminkan perilaku yang sinkron. Misalnya, di
sebuah Restoran, satu orang bisa enggan makan
atau minum sendiri karena takut tidak sinkron
dengan yang lain atau orang lain.
(Menciptakan chemistry yang tepat dengan saling bersalaman)
2. Bersikap Tulus (Kongruen)
Untuk menjadi tulus, seorang konselor harus
menampilkan diri apa adanya: seorang individu
yang tampil seutuhnya sebagai dirinya. Agar klien
atau konseli merasa dihargai, Kathryn Geldard
27
menyatakan bahwa sebagai seorang konselor harus
bersikap tulus dalam menampilkan dirinya,
menampilkan diri apa adanya dalam segala hal. Jika
ini bisa dilakukan, hubungan yang tercipta akan
meningkat dan proses konselingnya akan lebih
efektif.
Konselor dalam segala keterbatasannya, tampil
tulus sebagai dirinya sendiri dan mencoba untuk
tidak berpura-pura menjadi orang yang berbeda
dengan dirinya yang sebenarnya. Ketika seorang
konselor sedang melaksanakan proses konseling, ia
akan menggunakan bagian-bagian kepribadiannya
yang paling berkaitan dengan hubungan konseling,
dan bagian-bagian kepribadiannya yang lain akan
tetap tak terlihat. Tetapi bagian-bagian
kepribadiannya tidak terlihat itu tidak dengan
sengaja disembunyikan dari klien; bagian-bagian
tersebut akan tampil hanya jika dapat digunakan
secara tepat.
3. Berempati, Bersikap Hangat, Dan Menunjukkan
Kepekaan Dalam Hubungan Harmonis Yang Dilandasi
Saling Pengertian
Sebagai seorang konselor, kita tidak melulu
menjadi pengikut atau pemimpin, meskipun ada
saat-saat kita mengikuti dan ada saat-saat ketika
kita memimpin. Yang seharusnya paling sering
konselor lakukan adalah berjalan bersama klien;
28
pergi ke arah yang ia pilih, menjelajah hal-hal yang
dipilih oleh klien, dan bersikap hangat, terbuka,
ramah, penuh perhatian, peduli, apa adanya dan
tulus. Dengan cara ini, kepercayaan akan terbangun
antara klien dan kita sebagai konselor, kita harus
memandang dunia dengan cara yang hampir sama
dengan cara klien memandang dunia. Kita sebagai
konselor harus mencoba untuk berpikir dan
merasakan seperti apa yang dipikirkan dan
dirasakan oleh klien sehingga kita dapat berbagi
dengan klien tentang apa yang ia temukan tentang
dirinya sendiri. Kita membangun keselarasan
dengan menempuh sebuah perjalanan
bersamanya, mendengarkan segala sesuatu yang
klien ceritakan dengan kepekaan tinggi,
menyesuaikan diri dengan tiap tindakannya, dan
menempatkan diri disisi klien. Inilah yang
dinamakan empati.
Bersikap empatik artinya memiliki sebuah
kebersamaan dengan klien sehingga terciptalah
kondisi kepercayaan di mana klien merasa
diperhatikan dan aman. Dalam kondisi demikian,
klien akan dapat membicarakan tentang rahasia-
rahasianya yang terdalam sekalipun, perasaan-
perasaan yang tersembunyi, dan hal-hal yang
menurutnya sangat buruk atau sangat pribadi
sehingga mereka belum pernah berani
mengungkapkannya pada orang lain sebelumnya.
29
4. Tidak Menghakimi Dengan Penerimaan Positif Tanpa
Syarat
Penerimaan positif tanpa syarat adalah
penerimaan terhadap klien secara utuh, dengan
cara yang tidak menghakimi, sebagai apa adanya
klien dengan segala kerapuhan dan kelemahan yang
dimiliki klien, dan juga dengan segala kelebihan dan
sifat-sifat positif klien. Menunjukkan penerimaan
positif, berarti bahwa konselor setuju dengan atau
menerima klien seperti apa adanya sekarang. Dan
mengahargainya sebagai seorang individu, tidak
menghakimi perilakunya. Dengan demikian
konselor membantu klien merasa bebas untuk
bersikap terbuka dan menelusuri proses-proses
internalnya tanpa menghambat klien akan rasa
takut atau kritik. Hal ini memberikan klien
kesempatan untuk meningkatkan kesadaran
personal dan pengembangan pribadi klien.
Penerimaan positif tanpa syarat tidak selalu
mudah dikerjakan. Meski demikian, berusaha untuk
mencapainya merupakan sebuah tujuan yang
sangat bagus, karena ketika ini tercapai, besar
kemungkinan hasil konseling menjadi lebih efektif.
Langkah pertama dalam mengusahakan
penerimaan positif tanpa syarat adalah mencoba
memandang dunia dari kacamata klien. Dengan
melakukan hal itu, konselor akan dapat memahami
30
motivasi-motivasi klien dengan lebih baik dan
konselor akan lebih dapat menerima perilaku klien.
5. Bersikap Penuh Perhatian, Pengertian, Dan
Mendukung
Konselor harus secara aktif mendengarkan, ia
harus mampu menunjukkan pada kliennya bahwa ia
memahami apa yang diungkapkan klien. Kapan pun
seorang konselor perlu memperlihatkan dan
mengkomunikasikan pemahaman dan
dukungannya terhadap klien sehingga klien akan
benar-benar merasa bahwa konselornya telah
berjalan bersamanya dalam proses eksplorasi.
(Konselor bersikap perhatian terhadap konseli, dengan
mengusap pundak konseli)
6. Terampil Dalam Menggunakan Keterampilan-
Keterampilan Konseling Untuk Tujuan Tertentu
Agar hubungan konseling dapat sepenuhnya
efektif, konselor harus cakap dalam
31
mengaplikasikan keterampilan konseling.
Keterampilan-keterampilan inilah yang akan
membantu konselor dalam membangun hubungan
atau kesan pertama yang baik dengan klien atau
konseli (rapport). Konselor harus mengetahui kapan
sebaiknya menggunkan masing-masing jenis
keterampilan, dan juga harus memiliki pemahaman
atas keseluruhan proses konseling yang berjalan.
D. Jenis – jenis Membangun Rapport
Dalam membangun rapport ada jenis-jenis yang
harus kita ketahui, diantaranya adalah;
a. Rapport Verbal, yaitu pencerminan atau
membangun hubungan yang baik dengan
ungkapan, nada suara, gaya bahasa, topik yang
akan dibahas dan lain sebagainya
b. Rapport Non Verbal, yaitu pencerminan atau
membangun hubungan yang baik dengan bahasa
tubuh, walaupun tidak ada pembicaraan antara
konselor dengan konseli atau yang lainnya. Seperti
dalam pertunjukan musik, semua orang akan
menikmati alunan suara musik dengan berjoget
atau bergerak sesuai dengan irama musik,
walaupun sebelumnya tidak ada yang
memerintahkan mereka untuk bergerak sesuai
dengan irama musik, tetapi secara tidak sadar
32
mereka sebenarnya sedang melalukan
pencerminan antara satu dengan yang lainnya.
33
Afifah Wahyu Rahmawati, Nur Latifah,
Imam Wahyu Pratama S, Nikmatul Choyroh
“Struktur pemikiran konselor, pemahaman terhadap konseli dan tindakan akhir proses konseling adalah tiga besar penting dalam
membangun hubungan konseling”
~ Rasyid Hidayat
34
Tahapan Membangun Hubungan Dalam Konseling
1. Memulai hubungan
Pada saat ini, Konselor perlu menentukan
terlebih dahulu kapan dan di mana untuk
melakukan konseling. Karena hal tersebut dapat
mempengaruhi proses dan hasil. Oleh karena itu
harus ditentukkan terlebih dahulu: pertemuan,
salam, dan tempat duduk dikelola sebaik mungkin.
a. Pertemuan, merupakan awal dari memulai
komunikasi. Bagaimana konseli awalnya
berhubungan dengan konselor, secara pribadi,
oleh telepon, melalui pihak ketiga, atau melalui
media sosial.
b. Salam, Jika konselor bertemu seseorang untuk
pertama kalinya pertimbangkan: apakah lebih
hormat menggunakan nama panggilan atau
nama lengkap.
c. Tempat duduk, dalam beberapa situasi
mengatur pengaturan tempat duduk yang
tepat bisa menjadi rumit. Yang ideal adalah
dua tempat duduk serupa dengan tinggi yang
sama, persegi atau sedikit sudut, dengan jarak
yang cukup antara mereka sehingga kaki anda
tidak bertemu dan tanpa hambatan lain,
seperti meja atau Kursi.
Dalam beberapa situasi Anda mungkin
tidak duduk sama sekali, atau konseli mungkin
35
berada di tempat tidur atau kursi roda. Jika
Anda jauh lebih tinggi atau lebih besar dari
orang lain, pertimbangkan bagaimana Anda
bisa mengurangi kehadiran Anda melalui
pengaturan postur tubuh atau tempat duduk.
Apapun situasinya, pikirkan bagaimana Anda
dapat menyamakannya dengan mencoba
sedekat mungkin satu sama lain.
Mengomentari situasi fisik terkadang
tepat, terutama jika Anda merasa tidak
nyaman dengan itu. Seringkali, berbicara
tentang ketidaknyamanan bisa membantu
menghilangkan situasi yang canggung dan
mencegahnya mengganggu pendengaran
Anda. Jika memungkinkan mengundang
konseli untuk memilih tempat duduknya
sehingga dia bisa membuatnya senyaman
posisi bagi dirinya sendiri, dan jangan takut
bertanya apakah pengaturan tempat duduk itu
benar.
2. Menetapkan Aturan Dasar
Dalam situasi di mana konselor menggunakan
kemampuan mendengarkan aktif untuk
membantu konseli. Kesepakatan formal atau
kontrak mungkin tidak ada, tidak seperti formal
hubungan konseling. Meskipun demikian, berpikir
dalam persyaratan kontrak secara informal,
adalah bagian dari pengelolaan hubungan
36
bantuan, memastikan keamanan kedua belah
pihak. Anda perlu bertanggung jawab untuk
waktu misalnya ketegangan, termasuk
kerahasiaan, dengan menginformasikan pencari
bantuan tentang mereka. Hal ini dikenal sebagai
penetapan batas.
Sebagai aturan umum, membantu percakapan
dengan menggunakan keterampilan konseling
biasanya berlangsung lama untuk sampai
setengah jam, meskipun pada kesempatan
mungkin lebih lama. Formal sesi penjualan
biasanya berlangsung selama 50-60 menit. Bila
Anda tahu tidak ada waktu untuk terlibat dalam
percakapan yang kompleks, menunda pertemuan
(untuk waktu tertentu) daripada masuk ke sesi.
Jangan takut antar pecah percakapan untuk
menjelaskan bahwa sekarang bukan saatnya Anda
bisa memberi perhatian. Jika memungkinkan,
berikan alternatif waktu yang ditentukan. Bila
konseli tidak sadar akan waktu yang Anda bisa
untuk percakapan dia mungkin mulai
menceritakan banyak hal, dan mengungkapkan
perasaan, itu tidak mudah dilakukan terkandung
dalam waktu itu. Jadi, jelaskan berapa banyak
waktu yang tersedia sesegera mungkin dalam
percakapan. Salah satu cara untuk membantu
mengelola durasi adalah dengan memikirkan sesi
di tiga bagian. Jika Anda memiliki lebih dari satu
37
sesi dengan seseorang, maka seluruh periode
kontak juga terbagi menjadi tiga bagian.
3. Awal Membangun hubungan
Tahap ini adalah pertemuan, salam, tempat
duduk, menetap, dan menangani-dengan-batas
bagian dari sesi. Ini termasuk awal menceritakan
kisah dan membangun hubungan keterampilan.
Ini termasuk awal menceritakan kisah dan
membangun hubungan keterampilan.
4. Tengah Menjelajahi dan Mengklarifikasi
Di sini konselor membantu konseli untuk
membuka lebih jauh lagi, untuk mengeksplorasi
dan mengklarifikasi situasinya sehingga sifat
sebenarnya dari masalah bisa muncul, dan
permulaan hasil mulai terlihat.
5. Akhir (Aksi dan Penutupan)
Konselor mendukung konseli dalam
membayangkan bagaimana caranya dia akan
menerapkan keputusan apapun, menawarkan
panduan dan dukungan yang sesuai.
6. Mengelola Batas Lainnya
Batas adalah aspek yang perlu diperhatikan,
selain timing, seperti kerahasiaan dan batas-
batasnya dan pemisahan hubungan ini dari
hubungan lain seperti pertemanan (misalnya,
apakah rapat untuk kopi atau keluar bersama
sesuai). Semua batas ini adalah dimaksudkan
38
untuk menumbuhkan iklim keselamatan,
kejujuran dan kepercayaan, yang mendukung
jenis hubungan dimana orang bisa melakukan
pengungkapan.
Dalam banyak membantu hubungan, tidak
seperti dalam konseling, berteman dengan
seseorang mungkin sepenuhnya tepat tapi selalu
memikirkan keputusan seperti itu. Batas itu perlu
mencerminkan hubungan utama dan konteks
yang Anda bagikan dengan pencari bantuan. Jika
ragu tentang batasan yang harus ditetapkan,
diskusikan situasi dengan rekan terpercaya dan juga dengan pembicara. Selalu pastikan bahwa
Anda memulai dengan pemahaman yang sama
tentang 'peraturan' pertunangan 'sebagai pencari
bantuan.
7. Menjelaskan Batasan Kerahasiaan
Jelaskanlah dalam diri Anda tentang
kerahasiaan dan batasannya dan pastikan bahwa
Anda memberikan pesan yang tidak jelas tentang
hal itu kepada siapapun yang Anda bantu. Batas
itu tergantung, sampai batas tertentu. Pada level
ini dasar yang penting sekali adalah bahwa semua informasi mengenai individu, organisasi, yang
menyangkut harga diri, rahasia pribadi dan nilai-
nilai, ditangani secara professional.
39
8. Mengelola Cerita atau Konten
Pada dasarnya semua orang membutuhkan
orang lain untuk mendengarkan ceritanya dengan
seksama dan empati terhadap apa yang ingin
dijelajahinya. Konselor harus bisa mengatur
waktu cerita konseli agar dalam penyampaiannya
tetap pada hal yang berguna dan teratur. Ketika
konseli mengetahui kira-kira berapa banyak
waktu yang mereka miliki dalam sebuah sesi, dia
bisa mengatur ceritanya untuk keuntungannya
sendiri. Sedangkan untuk konselor, meliput apa yang diharapkan konseli dari sesi ini berguna -
tapi tidak tentu benar di awal setelah mengatur
pemandangan dan menangani batas-batas, Anda
dapat beralih ke bantuan orang itu terkadang
Anda tidak memerlukan pose tanya jawab,
gesture, tatapan, atau senyuman. Anda akan
menemukan beberapa sinyal dari pencari bantuan
yang membantu Anda mengukur seberapa aktif
Anda perlu.
9. Melihat Asumsi dan Prasangka Di Kedua Belah
Pihak
Sebagai pendengar aktif, tujuan konselor
adalah menyisihkan penilaian agar konseli
bercerita bebas dan tanpa rasa takut sedikit pun.
Karena itu, temukan stereotip dan asumsi Anda
melalui pengembangan pribadi Anda yang paling
penting agar Anda tidak terlalu terpengaruh oleh
40
hal-hal ini (Anda mungkin tidak pernah singkirkan
mereka sepenuhnya). Konseli datang ke diskusi
dengan gagasan yang telah terbentuk sebelumnya
tentang Anda sebagai seorang individu melalui
peran yang Anda miliki dan melalui
pengalamannya sebelumnya lainnya dia juga
cenderung memproyeksikan Anda, dan percaya
bahwa Anda memegangnya penilaian yang dia
miliki tentang dirinya sendiri. Setiap orang
cenderung melakukan hal yang sama. Untuk cari
tahu lebih banyak tentang asumsi dan prasangka.
10. Menyadari Tanggapan yang Tidak Biasa
Konselor harus siap sigap dalam
menghadapi tanggapan konseli yang tidak
terduga sebelumnya.
11. Menghormati Konseli
Rasa hormat berarti menawarkan hubungan
yang saling menerima dan saling menghargai.
12. Mengkomunikasikan Empati
Empati adalah kemampuan sesorang secara
imajinatif memasuki pengalaman orang lain dan
hampir seolah olah itu milik Anda sendiri, jangan sampai keluar dari perspektif anda dan yang
terpenting adalah mengkomunikasikan hal
tersebut. Dalam beberapa situasi memiliki
empati untuk seseorang itu mudah, bahkan
terlalu mudah kadang-kadang.
41
Dalam situasi lain mendapatkan
pemahaman seperti itu bisa sangat sulit. Namun,
bahkan usaha untuk pemahaman hampir selalu
dirasakan oleh sang konseli sebagai terapi.
Empati sangat penting untuk pembentukan
hubungan membantu dan penting dalam
keseluruhan proses membantu karena empati
mengidentifikasi emosi yang sangat penting
untuk identifikasi masalah dan pemecahan
masalah.
13. Berurusan dengan Tantangan Keaslian
Mengembangakan kemampuan Anda untuk
merenungkan pengalaman ini, menemukan
sumber perasaan Anda dan mempertimbangkan
apakah mengungkapkannya akan membantu
konseli. Tidak semua yang Anda pikirkan atau
rasakan relevan bagi konseli. Dia perlu merasa
bahwa konselor cukup konsisten selama proses
konseling jangka pendak, Anda mungkin harus
berkompromi enggan keaslian saat Anda
melakukan yang terbaik dan empati.
14. Berhati-hati dengan Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri yang bisa membantu,
Anda perlu memonitor bagaimana pembicara
menanggapi, menggunakan sentuhan ringan
dangan pengungkapan diri Anda hanya
mengungkapkan cukup untuk mencapai efek
yang diinginkan.
42
43
Memela Fikha, Nikmatul Hikmah, Latifah Firdaus, Ummu Azizah, Rafi’ Nur Karima, Hani Lidyanda
“Karena manusia lahir dengan perbedaan, maka untuk memahami klien, kepekaan konselor sangat dibutuhkan”
~ Ismailia M Arifah
44
A. Disiapkan Untuk Masalah-Masalah Pribadi yang
Umum Setiap individu memiliki pengalaman sendiri saat
tumbuh dewasa, dengan beberapa aspek yang turut
mempengaruhi yaitu:
1. Budaya - dalam arti luas seperti dalam budaya
nasional, tetapi juga budaya daerah atau budaya
lokal tertentu
2. Pengaruh sosial politik dan ekonomi
3. Latar belakang keluarga, sikap dan nilai
keluarga, tempat dalam keluarga, aturan dan
peran keluarga
4. Pengalaman pendidikan dan kelompok teman sebaya
5. Kecenderungan Biologis dan kepribadian serta
atribut
1. Menggunakan Model BEST-I BEST-R
Model BEST-I BEST-R (tubuh, emosi, sensasi,
pemikiran, citra, perilaku, lingkungan, semangat,
waktu, hubungan) adalah model yang dikemukakan
salah satu penulis, yaitu Gerard Egan dan Arnold
Lazarus yang membedakan antara pikiran, perasaan
dan perilaku.
Terkadang seseorang dalam bercerita hanya
bercerita dari segi pemikirannya, lalu mengabaikan
salah satu bidang di atas misal perilaku. Maka
sebagai listening helper, Anda ingin mendorong
45
orang untuk mengisi kesenjangan dalam cerita
mereka dan membantu pembicara untuk
menemukan beberapa aspek yang dapat difokuskan
untuk membawa perubahan.
2. Memperluas Kategori Pengalaman
Arnold Lazarus menunjukkan bahwa orang-
orang beroperasi dengan cara yang berbeda dan
bahwa sebagai pembantu Anda harus menyadari
perbedaan ini dan dapat beradaptasi dengan
individu yang Anda bantu. Anda mungkin memiliki
mode operasi yang disukainya, namun orang-orang
yang anda bantu bisa bekerja dengan cara yang
berbeda dari Anda sehingga Anda harus fleksibel
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu
penting mengenali beberapa pengaruh lingkungan,
waktu, dsb. yang mampu memberikan Anda
pemahaman yang lebih dalam masalah yang
dihadapi klien.
Bagian berikut menjelaskan setiap kategori dari
model BEST I – BEST R;
a. Tubuh
Masalah tubuh sangat sering terjalin
dengan masalah penampilan, atau mungkin
juga masalah penampilan itu sendiri.
Mengamati tubuh dapat memberikan informasi
yang berguna tentang orang tersebut dan
46
bagaimana pengalaman-pengalamannya dalam
dunia dan kesulitannya.
b. Emosi
Apapun masalah membawa seseorang
untuk mencari bantuan, mereka selalu
menyertakan unsur emotional. Dengan
beberapa orang, emosinya sangat jelas.
Namun, kebanyakan orang mengedit perasaan
mereka untuk konsumsi publik dan beberapa
tidak akan mengidentifikasi perasaan mereka
tanpa dorongan. Emosi adalah bagian yang
terlalu menonjol dan penting dalam
pengambilan keputusan kita.
c. Sensasi
Ketika orang dalam kesulitan, betapapun
ringannya, penderitaan masuk ke dalam tubuh
dalam beberapa cara. Beberapa orang merasa
lebih nyaman percaya bahwa mereka memiliki
gejala fisik dan bukan gejala emosional. Mereka
lebih suka diserang oleh sakit punggung,
masalah perut, atau sakit kepala lebih cepat
dari yang diketahui, atau ingin diketahui, bahwa
mereka sedang sakit emosional. Jika seseorang
memiliki gejala fisik yang terus-menerus
bermasalah, selalu nasehati dia untuk
memeriksakan diri ke dokter umumnya.
47
d. Berfikir
Perasaan seseorang terbentuk oleh
pikiran terutama asumsi-asumsi yang menjadi
bagian pemikiran. Bagaimana perasaan akan
mempengaruhi cara berpikir seseorang.
Sebagai pembantu yang mendengarkan, Anda
memerlukan keseimbangan antara mengenali
dan memberi ruang pada perasaan dan
mengidentifikasi dan menantang pemikiran
yang kacau. Jika Anda mengambilnya dengan
cepat, Anda bisa tampil tidak berperasaan dan
kurang berempati.
e. Perumpamaan
Citra dan metafora adalah aspek penting
dari hampir semua cerita orang, yang mungkin
mengejutkan Anda. Dengarkan saja percakapan
sehari-hari dan perhatikan bagaimana perasaan
dan reaksi dijelaskan. Citra, metafora, analogi,
dan simile sangat kuat. Mereka disampaikan
melalui bahasa tapi semua syarat dengan emosi
dan simbolisme. Mereka sering menyampaikan
makna yang lebih kaya dari pada deskripsi yang
lebih jelas.
f. Tingkah laku
Bila seseorang mengalami kesulitan
dalam hidup mereka ini karena akibat dari
48
perilaku bermasalah yang menimbulkan
kesulitan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Anda dapat membantunya merenungkan
bagaimana perilakunya mempengaruhi dia dan
orang disekitarnya, dengan mengidentifikasi
alasan melakukan hal tersebut. Beberapa orang
menceritakan tentang perasaan atau pikiran
mereka, namun lalai untuk mengatakan
bagaimana ini mempengaruhi cara hidup
mereka.
g. Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan praktis berpengaruh
pada masalah yang di hadapi, bahwa pencari
bantuan perlu menyelesaikannya. Anda hanya
bisa mencari kebutuhan yang lebih tinggi
seperti hubungan, harga diri dan pemenuhan
spiritual setelah Anda memenuhi kebutuhan
fisiologis dasar seperti makanan, tempat
berteduh, pakaian, dan sebagainya.
h. Semangat
Di dunia konseling, minat yang tumbuh
dalam spiritualitas telah terjadi dalam bekerja
dengan klien. Anda dapat menafsirkan
spiritualitas yang berkaitan dengan
kepercayaan religius seseorang, namun diambil
dalam definisi terluasnya. Karena subjek
spiritualitas tidak banyak dibahas di
49
masyarakat, Anda sebagai pembantu lebih baik
jangan membicarakan masalah rohani yang
dapat menyinggung orang yang Anda bantu.
i. Waktu
Waktu penting dalam sejumlah cara yang
berbeda. Selalu pertimbangkan, “Kenapa
sekarang?” Apa yang membuat seseorang
mencari pertolongan sekarang? Seringkali
orang hidup dengan masalah, atau masalah
untuk waktu yang lama sebelum mencari
pertolongan, jadi apa yang memicu tindakan
itu? Siklus perubahan penting dalam hal
kesiapan seseorang atau tidak untuk membuat
perubahan dalam hidupnya dan apa yang dapat
membantu dan menghalanginya.
j. Hubungan
Seseorang mungkin mencari bantuan
karena dia mengalami masalah satu atau lebih.
Masalah akan berdampak pada hubungan.
Selalu mempertanyakan bagaimana setiap
kesulitan dapat mempengaruhi hubungan baik
di rumah dan di tempat kerja, atau bagaimana
mungkin ada kesulitan hubungan
mempengaruhi hal lain.
3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala dalam Kesusahan
50
1. Tubuh : Mengalami gangguan dalam pola
tidur, makan dan konsumsi zat lainnya.
2. Emosi : Ekspresi luar kadang-kadang
muncul, dan terganggu dengan orang lain.
Tetapi sering juga ada yang tersembunyi, yang
justru lebih menyakitkan bagi dirinya.
3. Sensasi : Seseorang dalam keadaan tertekan
mungkin memiliki gejala tubuh yang dia
mungkin tidak mengaitkan keadaan mentalnya,
seperti serangan panik.
4. Berpikir : Pemikiran disorder adalah hasil
sampingan dari kesusahan. Sampai seseorang
melepaskan emosinya, orang tersebut mungkin
tidak dapat melakukan konsentrasi untuk
berpikir jernih.
5. Perumpamaan: Bila orang khawatir, mereka
sering memiliki pikiran negatif yang kuat
sehingga imajinasi dari pola tidur mungkin
terganggu oleh mimpi yang menyusahkan.
6. Perilaku : Keadaan emosional seseorang
dapat dipengaruhi oleh perilaku. Orang
tersebut bisa bertindak diluar karakter dan
tidak menentu, dibandingkan dengan
kebiasaan perilakunya sehari-hari.
7. Lingkungan: Kesusahan cenderung mendorong
orang menuju ekstrem yang dapat tercermin
dalam lingkungan orang tersebut.
51
8. Roh : Jika anda tidak mengenal orang
yang menolong Anda, mungkin Anda tidak
mudah melihat perubahan dalam jiwanya.
9. Waktu : Hal terpenting dalam sebuah
komitmen yang di indikasikan sebagai bentuk
tanggung jawab seseorang.
10. Hubungan: Tidak heran jika hubungan yang
terjalin ketika seseorang berada dalam tekanan
akan membuat situasi semakin buruk.
4. Mengetahui Masalah Yang Mengakibatkan
Kesusahan
a. Berurusan Dengan Perubahan
Banyak masalah yang menghadirkan diri
Anda sebagai listening helper khawatir dengan
perubahan. Orang belajar mengatur perubahan
dengan cara yang berbeda, bahkan orang-orang
yang pandai berubah dapat menemukan transisi
yang sulit jika ada hal lain yang bekerja melawan
mereka.
b. Bekerja Dengan Kerugian
Tidak semua perubahan hidup melibatkan
beberapa bentuk kerugian. Bahkan saat
perubahan menjadi lebih baik seperti yang
diinginkan karena dapat meresahkan untuk
kehilangan pola yang sudah tidak asing lagi,
52
meski begitu sulit atau menyakitkan kerugian
yang kita alami selalu melibatkan perubahan.
c. Berurusan Dengan Tahap Kehidupan
Aspek lain dari perubahan adalah himpunan
transisi yang dapat disimpulkan sebagai tahap
kehidupan masa kecil yang penuh dengan
tonggak dan transisi yang terkadang ada efek
jangka panjang pada orang dewasa. Sebagai
listening helper sering menemui orang-orang
yang memulai tahap baru dalam kehidupan
mereka.
d. Mengatasi Masalah Seksual
Masalah seksual sangat umum terjadi.
Masalah tersebut mungkin bersifat sementara
atau masalah jangka. Menemukan seseorang
yang berpikiran terbuka dan cukup percaya diri
untuk berbicara tentang masalah seksual itu
sulit. Sebagai listening helper Anda harus
mengatasinya. Anda harus berbicara terus
terang.
e. Memperbaiki Hubungan
Apa pun yang mempengaruhi seseorang
kemungkinan memiliki konsekuensi dalam
keterikatannya dalam hubungan pasangan dan
keluarga, persahabatan, dan hubungan kerja.
Banyak hubungan cukup kuat untuk menghadapi
kesulitan ini dan memberi dukungan kepada
53
individu. Namun, orang sering mencari
pertolongan karena hubungan tidak dapat
mendukung, atau terancam oleh kejadian yang
sama. Dengan cara yang sama, hubungan yang
tegang dapat menyebabkan masalah di
kehidupan manusia.
f. Mengontrol Perasaan yang Tidak Terkendali
Penyebab umum mencari pertolongan
adalah tidak bisa mengendalikan perasaan
tertentu seperti serangan panik, amarah, air
mata tak terkendali, perubahan suasana hati
perubahan yang rendah, dan depresi jika
perasaan di sembunyikan orang tersebut merasa
lelah dan terisolasi. Kebutuhan akan
penyembunyian menunjukkan bahwa dia
mungkin berpikir bahwa perasaannya tidak
normal dan atau tidak dapat diterima. Jika
perasaan tersebar kemudian, setelah beberapa
saat, orang lain kehilangan simpati dan menjadi
risih atau menjauhkan diri.
54
B. Memahami Orang Dari Perspektif Sosial
1. Kekuasaan di Masyarakat dan Hubungan Saling
membantu
Tugas seorang listening helper menantang,
karena bekerja ethically yang Anda butuhkan adalah:
a. Menjadi lebih sadar akan dampak dari kurangnya
kekuatan pribadi dan efek dari prasangka dan
penindasan pada pengalaman hidup individu.
b. Memahami bagaimana mencari bantuan
diwarnai oleh pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
c. Memahami bagaimana penindasan
diinternalisasi oleh kedua pembantu dan
bantuan-pencari.
d. Menghargai cara di mana hubungan membantu
dapat melanggengkan penindasan.
e. Buatlah komitmen untuk praktek-praktek anti-
menindas menemukan cara untuk membuat
55
bantuan diakses dan memberdayakan bantuan
pencari.
2. Prasangka Dan Penekanan
Dua tema penting yang menghubungkan
penindasan dan hubungan membantu adalah:
a. Penyerapan dan pelestarian sikap dalam
masyarakat yang berlaku:
Orang menyerap berlaku dilihat dari
perbedaan sosial, yang mengarah ke asumsi,
ketakutan, dan sadar dan bawah sadar. Penolong
harus menjadi lebih sadar akan dampak pada
dirinya sendiri dan pada orang-orang yang
membantu penindasan sosial dan
diinternalisasikan.
b. Konstruksi sosial dari perbedaan:
Mendengarkan-membantu dapat adil
dikritik karena berfokus pada individu dari pada
mengakui konstruksi sosial kesulitan dan
konsekuensi mereka dan memang ia menderita dan
dapat dibantu oleh intervensi medis. Namun, akar
depresi mungkin bahwa individu telah mengalami
diskriminasi rasial, pelecehan seksual, atau keadaan
sosial dan ekonomi miskin karena Etyologists di
mana dia tinggal.
3. Mengembangkan Pemahaman Anda
Dibawah ini saya menyentuh beberapa isu yang
berkaitan dengan bentuk-bentuk tertentu dari
prasangka :
56
a. Cacat Fisik dan Mental
1) Cacat ini tampak sebagai masalah medis dan
diperlakukan sebagai sesuatu yang tidak
diinginkan untuk disembuhkan.
2) Banyak hambatan fisik yang dihadapi oleh
orang-orang yang digambarkan sebagai orang
cacat karena lingkungan menciptakan cacat.
3) Banyak organisasi katering untuk kelompok-
kelompok ini dijalankan oleh orang-orang
non-cacat dan menyediakan layanan untuk
orang-orang cacat dan bukan dengan mereka.
4) Beberapa orang memagang sosial terbentuk
pandangan bahwa kecacatan adalah tragedi,
sesuatu yang harus dikasihani. Pandangan
tersebut dapat menyebabkan Anda tidak
tepat fokus pada kerugian ketika masalah ini
bisa menjadi sesuatu yang lain sama sekali.
5) Karena sikap negatif orang mungkin tidak mau
dicap sebagai cacat sehingga tidak mengakses
dukungan mereka akan berhak.
6) Orang dengan cacat mental sakit kesehatan
atau mental sering diperlakukan dengan rasa
takut, curiga, dan seolah-olah mereka potensi
bahaya.
57
1. Latar Belakang Etnis Dan Budaya Yang Berbeda
Rasisme berakar dalam masyarakat dan
tidak dapat gagal untuk mempengaruhi semua
orang, apa pernah latar belakang mereka.
Sebagai konsekuensinya gambar yang
kompleks. Ketika Anda bertemu seseorang
yang Anda tidak dapat membuat asumsi atau
generalisasi tentang mereka.
2. Kelas Masalah
Banyak masyarakat kita hidup dalam
keadaan yang sangat miskin, dalam beberapa
kasus yang disebabkan oleh cacat atau masalah
kesehatan mental. Sejumlah penelitian studi
menunjukkan bahwa orang-orang dari
kelompok sosial ekonomi rendah dianggap
tidak mampu menyediakan layanan dalam
membantu dan mereka beranggapan bahwa
kelompok sosial ekonomi kurang memberikan
perhatian dan kurang berempati dalam
keadaan tersebut.
3. Diskriminasi Usia Diseluruh Spectrum
Diskriminasi usia adalah diskriminasi yang
biasanya berlaku untuk orang tua. Tapi pada
kenyataannya, anak-anak dan orang muda juga
diperlakukan dengan prasangka dan
diskriminasi, yang mencakup pelecehan. Orang
58
dewasa sering tidak tahu bagaimana untuk
berbicara dengan orang-orang muda, anak-
anak dan kaum muda mungkin perlu lebih
banyak membantu untuk mengekspresikan diri
mereka sendiri. Pengalaman seperti itu dapat
menyebabkan hilangnya identitas, perasaan
tidak berguna dan depresi.
4. Ketidaksetaraan Gender
Beberapa orang secara keliru percaya
bahwa ketidaksetaraan gender ada saat ini.
Namun, survei dan statistik menunjukkan
bahwa wanita tempat kerja maupun di rumah
mereka cenderung bekerja lebih lama daripada
pasangan laki-laki mereka bahkan jika mereka
juga bekerja penuh waktu. Terkadang Wanita
beresiko lebih besar mendapatkan kekerasan
rumah tangga, kekerasan emosional dan
pembunuhan dari pasangan laki-laki mereka
dari pada sebaliknya. Umumnya mereka
menyembunyikan penyalahgunaan karena
mereka takut, dan untuk melindungi anak-anak
mereka. Kekerasan emosional dapat sangat
merusak untuk perempuan dan anak-anak
mereka yang sering menyaksikan atau
mendengar adegan.
59
5. Isu-Isu Seksualitas
Meskipun sikap tampaknya terbuka
terhadap materi seksual di media, tapi banyak
orang menganggap seks, atau diskusi tentang
masalah-masalah seksual, sebagai sesuatu hal
yang memalukan. Banyak orang tua merasa
sulit untuk mendiskusikan masalah ini dengan
anak-anak mereka. Ditambahkan ke sikap ini
adalah homofobia dan seksisme yang ada
dalam masyarakat. Hasil dari beberapa isu-isu
terkait dengan seks ini adalah bahwa, untuk
sejumlah besar orang, mereka menyesuaikan
diri dengan proses seksualitas yang kesepian
dan mengkhawatirkan.
b. Pengaruh Pengaturan Anda
Sebagai penolong dalam hal mendengarkan
Anda memiliki tanggung jawab untuk mengurangi
kemungkinan masalah dan untuk memenuhi
bantuan-pencari lebih dari setengah, misalnya
dengan mengundang dan mendorong pencari
bantuan untuk memberikan umpan balik yang jujur
pada membantu hubungan dan layanan.
c. Bekerja Afirmatif
1) Mengambil sikap proaktif untuk membuat
layanan Anda terlibat guna untuk lebih mudah
diakses.
60
2) Audit lokal, sastra dan iklan untuk
menghilangkan hambatan dan mendorong
pengambilan layanan.
3) Menantang sikap yang merugikan orang lain.
4) Mengakui perbedaan dan mengundang diskusi
harapan dalam satu untuk satu sesi.
5) Mengakui ketika kesalahan telah dibuat dan
meminta maaf.
6) Aktif mendorong umpan balik, terutama umpan
balik negatif, yang kebanyakan orang enggan
untuk mengatakan jujur.
7) Membantu pengguna jasa mengenali kapan
kesulitan mereka mungkin dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial.
C. Pemahaman Individu Dari Perspektif Psikologi
Pemahaman individu dari perspektif psikologi,
sebagai konselor untuk mengkategorikan masalah dari
klien perlu dipertimbangkan berbagai hal berikut:
1. Sifat Dasar Atau Pengasuhan
Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya
sifat seseorang, baik dari bawaan atau pola asuhan,
baik secara biologis atau dari warisan genetik.
Sebenarnya yang mempengaruhi sifat dasar
seseorang adalah lingkungan sekitar dan orang-
orang disekitar orang tersebut dibesarkan. Namun
61
tidak dapat dipungkiri bahwa keadaan ibu saat
hamil juga turut mempengaruhi sifat seseorang.
Sebagai konselor perlu pemahaman tentang
kemungkinan hubungan antara pengalaman
individu sebelumnya dengan yang saat ini, berikut
aspek yang perlu di pahami:
a. Perkembangan Masa Kanak-kanak
Perkembangan awal seseorang memiliki
efek mendalam pada perkembangan
selanjutnya. Karena setiap orang pasti memiliki
masa lalu, dimana peristiwa-peristiwa pada
masa lalu sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan selanjutnya, terlebih terhadap
kesehatan mental seseorang. Bahkan peristiwa
masa lalu dapat membentuk sifat baru pada
seseorang. Contoh, seorang anak yang dimasa
kecilnya mengalami kekerasan dari orang
tuanya atau pelecehan seksual, kelak saat dia
dewasa akan membentuk sifat yang introvert,
pendiam dan sebagainya akibat trauma di masa
lalunya.
Untuk itu sebagai konselor, menjelajahi
pengalaman masa lalu untuk tujuan memahami
perasaan klien dari sejarah kisahnya sangat
diperlukan. Tapi tugas konelor untuk
meluruskan pemahaman baru terhadap klien
bahwa masa lalu hanya terjadi pada masa itu,
62
tidak ada kaitannya dengan masalah yang
dihadapi.
b. Menghubungkan Masa Lalu Dengan Masa Kini
Konselor memungkinkan seseorang
memahami perasaan dari pengalamannya, lalu
menghubungkan pengalaman masa lalu dengan
masa saat ini. Hal ini bisa diatasi dengan
pengobatan terapi, penyembuhan dengan
metode mengekspresikan emosi melalui sebuah
cerita, yang mengkombinasikan perasaan
tingkah laku dan berfikir.
Tandanya bahwa klien dapat menyatakan
hubungan masa lalu dengan masa sekarang
ketika emosi terlihat seimbang dengan apa yang
terjadi sekarang. Emosi yang diungkapkannya
sesuai dengan perasaannya di masa lalu.
2. Mengatasi Masa Transisi
a. Mengalami Perubahan
Tidak semua perubahan langsung terlihat
secara nyata, terdapat proses panjang seseorang
untuk dapat berubah.
1) Pada permulaan ada rasa terkejut, antisipasi
2) Penyangkalan atau rasa tidak sadar
3) Meminimalisasi
4) Ketidakpastian dan hilangnya kepercayaan
diri
63
5) Depresi atau ketakutan
6) Krisis
7) Penerimaan
8) Menjelajahi dan menguji
9) Integrasi: Rasa baru untuk mengidentifikasi
dan percaya diri
b. Strategi Mengelola Perubahan
Jika Anda membantu seseorang dengan
perubahan yang direncanakan Anda ingin
mendiskusikan dan menormalkan proses yang
terlibat, Anda dapat membantu konseli untuk :
1) Antisipasi dan rencanakan reaksi emosional
2) Antisipasi dan rencanakan konsekuensi
praktisnya
3) Dapatkan dukungan emosional dan lainnya
4) Pantau dan jaga diri sendiri, meluangkan
waktu untuk makan, rileks, tidur, berolah
raga, bersosialisasi dsb.
5) Mengidentifikasi dan memprioritaskan isu-
isu lain, termasuk kekuatan dan area untuk
pengembangan
6) Jaga agar tetap hidup dengan
merencanakan sesuatu untuk diharapkan
setiap minggu dan terutama disekitar tahap
enam bulan setelah transisi besar
64
7) Dibelakang aksi simbolis ini bisa berupa
ritual seperti ritual membakar foto seorang
pelaku, jika kehilangan orang itu dari orang
yang dicintai, sebuah peringatan pribadi
dapat diciptakan. Misalnya kotak memori
perubahan positif bisa dirayakan
8) Tunda keputusan besar setelah transisi
besar
Bila perubahan itu tidak terencana
maupun yang tidak direncanakan ingatlah bahwa
emosi yang diungkapkan adalah mungkin hanya
sebagian kecil dari emosi yang dialami dan emosi
ini butuh stopkontak. Disinilah konselor dapat
membantu dengan mendorong emosi dengan
lembut untuk dirasakan, disuarakan dan diterima
menggunakan ketrampilan mendengarkan aktif.
c. Kehilangan
Seseorang pasti pernah mengalami rasa
kehilangan atau ditinggal pergi orang yang
disayangi. Ada berbagai gambaran perasaan seperti
mati rasa, rasa ketidakpercayaan, bahkan terkadang
menimbulkan kemarahan sebagai salah satu bentuk
luapan emosinya. Hingga pada akhirnya butuh
waktu yang lama untuk bisa sampai tahap
penerimaan. Berikut perasaan seseorang setelah
kehilangan biasanya:
1. Emosi yang Terganggu
65
Emosi yang mengganggu ketika orang
datang untuk meminta pertolongan mereka
biasanya dalam tekanan emosional.
Beberapa emosi lebih sulit ditangani tapi
kebanyakan orang kadang-kadang berjuang
dengan bagaimana orang lain
mengekspresikan perasaan mereka.
2. Marah
Anda mungkin menghadapi seseorang
yang sangat marah baik itu tentang
pengalaman orang lain atau mungkin
tentang Anda. Jika Anda tidak tahan marah,
Anda tidak akan membiarkan orang lain
menunjukkannya, apalagi terhadap Anda
yang disampaikan dengan cara yang halus.
Kemarahan adalah kekuatan pendorong
potensial untuk perubahan karena memiliki
energi, yang bisa disalurkan, tidak seperti
depresi.
3. Kecemasan, Panik dan Penghindaran
Orang-orang yang terganggu oleh
kecemasan dan serangan panik biasanya
ditandai dengan pernapasan yang terganggu
(hiperventilasi), perasaan sakit jantung yang
berdebar dan ketakutan serta berkeringat
lebih. Penolong yang mendengarkan bisa
menormalkan pengalaman dan membantu
dengan mendengarkan, penerimaan,
66
pengertian, dan kepastian. Atau dengan
memberi informasi tentang mekanisme
stres, pemecahan masalah, atau pendekatan
langkah-demi-langkah untuk memahami
dan mengatasi sumber kecemasan. Namun,
jika seseorang mengalami serangan panik
dan kecemasan parah, sarankan agar dia
mencari saran medis dan rujukan spesialis.
4. Suasana Hati dan Depresi Rendah
Ketangguhan dan kekosongan abadi yang
mengganggu kehidupan sehari-hari dapat
didiagnosis sebagai depresi. Depresi tidak
sama dengan kesedihan, meski penderita
depresi mungkin juga sedih, merasa
tertekan sangat suram dan tidak ada
harapan. Umumnya kombinasi antara obat
dan konseling yang tepat sangat membantu
dan dirujuk ke dokter umum juga
disarankan.
5. Gejala Pasca Trauma
Gejala gangguan stres pascatrauma
(PTSD) meliputi: Mimpi buruk dan kilas balik
(pengalaman siang hari), serangan panik
kecemasan dan iritabilitas umum (sering
parah, kehilangan harga diri, rasa kehilangan
masa depan atau malapetaka yang akan
terjadi, kecemasan sosial atau fobia sosial
dan isolasi awalnya kebanyakan orang
67
dibantu oleh mekanisme pendukung
normalnya dan membicarakan apa yang
terjadi. Terkadang orang tidak pulih dengan
baik dan setelah beberapa bulan, jika
mereka tidak mengalami perbaikan, mereka
perlu mencari bantuan khusus.
6. Kesulitan Berhubungan dengan Tahap
Kehidupan
Penyesuaian individu terkait dengan
pengalaman dan penyesuaian terhadap
perubahan sebelumnya, keadaan sosial dan
dukungan, kesehatan umum, dan
sebagainya. Kebanyakan orang
meremehkan signifikansi dan efek dari titik
transisi dalam kehidupan mereka. Mereka
mungkin mencari pertolongan karena
mereka tidak bahagia, tidak sadar, atau stres
tanpa menghargai bahwa faktor-faktor ini
mungkin penting bagi negara mereka,
bahkan ketika kejadian tersebut tampaknya
bahagia.
7. Mental Sakit – Kesehatan
Kesehatan mental buruk mencakup
spektrum yang luas dari depresi ringan
sampai sedang dan kecemasan sampai
gangguan yang lebih parah seperti
skizofrenia. Secara umum, sebagai listening
helper Anda tidak akan bisa mengatasi
68
gangguan serius, kecuali saat individu stabil
dan dapat menggunakan dukungan
berteman. Jika Anda pernah meragukan
apakah perilaku seseorang dapat
menunjukkan masalah kesehatan mental
yang serius, carilah saran dan rujukan.
Dalam rentang ringan sampai sedang Anda
mungkin mendukung seseorang dengan
depresi, kecemasan, gangguan bipolar yang
stabil (sebelumnya dikenal sebagai depresan
maniak), perilaku merugikan diri sendiri, dan
gangguan makan.
8. Masalah Hubungan dan Isu Seksual
Masalah seksual sangat umum terjadi
pada pasangan, terutama pada keluarga
muda. Waspadalah terhadap kecurigaan
terhadap intimidasi, pelecehan emosional,
atau kekerasan dalam rumah tangga dan
siap memberikan dukungan.
Jika seorang anak menjadi subjek bullying
sangat serius, seperti menjadi saksi atau
terlalu banyak mendengarkan
kekerasan/kekerasan dalam rumah tangga.
Sadarilah agensi di wilayah Anda yang dapat
menawarkan bantuan dan dukungan kepada
keluarga, keluarga, dan anak-anak. Anda
perlu keseimbangan antara menghargai
perspektif orang tersebut dan menyadari
69
bahwa Anda hanya mendengar satu sisi
cerita. Berhati-hatilah untuk tidak tertarik
memihak. Ingat bahwa menantang adalah
keterampilan.
Jika Anda yakin sebuah cerita harus
ditantang pastikan Anda memiliki hubungan
yang baik terlebih dahulu. Bekerja dengan
lebih dari satu orang, seperti dengan
pasangan atau kelompok keluarga,
memerlukan keterampilan tambahan untuk
mengelola berhasil dan tidak disarankan jika
Anda tidak memiliki pelatihan khusus. Jika
Anda mendukung seseorang yang melalui
pemisahan atau perceraian, perhatikan
catatan transisi dan kerugian di media
sebelumnya. Pemisahan dan perceraian bisa
lebih sulit untuk di diskusikan dari pada
berkabung karena pasangan harus
melanjutkan hubungan jika mereka memiliki
anak dan perlu mencapai titik di mana
mereka dapat bekerja sama sebagai orang
tua.
70
Hasriani, Lailatul Widha, Efa Findriani, Umi Khulsum
“ Tantangan bukanlah sebuah masalah yang disuarakan oleh keluh kesah dan kecemasan, dengan komunikasi yang baik dalam proses konseling, masalah itu akan ditemukan solusinya dan konseli dapat menyuarakan
‘aku bisa menyelesaikannya’”
~ Siti Triyuwanti
71
A. Pengertian Menghadapi Tantangan
Bagian ini menjelaskan berbagai jenis
percakapan membantu dan bagaimana mengatasi
kesulitan. Terkadang Anda mungkin memiliki
pengalaman yang kurang mengenakkan, seperti
dimanfaatkan, atau seseorang biasanya mengeluh
tentang Anda. Bagian ini dapat membantu Anda
mengantisipasi kesulitan potensial dan menghindari
atau mengatasi masalah tersebut.
1. Mengatasi Berbagai Jenis Menolong dengan
Percakapan
Menolong dengan percakapan kanan (pembaca) Konseli
dan kiri konselor
Dalam bab ini membahas tentang beberapa
hal, yaitu: Memahami bagaimana peran Anda
72
dapat mempengaruhi percakapan, bekerja tak
terlihat (melalui telepon, atau e-mail), dan
mengelola yang tak terduga.
Dalam beragam keadaan di mana Anda
menggunakan keterampilan konseling dalam
percakapan membantu, Anda menemukan
pengalaman yang berbeda sebagai konselor.
Perannya bervariasi dalam hal tanggung jawab
dan fokus percakapan membantu, dan menuntut
sedikit keseimbangan keterampilan. Membantu
percakapan dapat terjadi melalui cara lain
daripada percakapan tatap muka. Percakapan ini
terasa berbeda dan cenderung menggunakan
ketrampilan tertentu lebih dari yang lain. Apapun
keadaan atau metodenya, Anda pasti menghadapi
hal yang tidak terduga dan menantang dari waktu
ke waktu. Adapun beberapa metodenya, yaitu:
a. Pengaruh dari Peranmu
Peran Anda, dengan tujuan dan harapan
utamanya, mempengaruhi jenis hubungan
klien dan pertolongan konselor. Beberapa
peran konseling melibatkan lebih banyak
dukungan sementara yang lain melibatkan
tantangan yang lebih besar ada yang beraneka
ragam dan yang lainnya lebih fokus.
73
b. Menggunakan Keterampilan Konseling Sebagai
Bagian Dari Peran Utamamu
Gambar menggunakan ketrampilan konseling sebagai cara untuk menolong
Peran konselor memiliki penekanan yang
sedikit berbeda dalam hal keterampilan dan
fokus, berdasarkan pada:
1) Kebutuhan Pencari Pertolongan
Adopsi Anda terhadap salah satu jenis ini
perlu menjadi hasil dari harapan yang
disepakati bersama. Dengan saling setuju saya
tidak bermaksud meminta penuturnya,
'Apakah Anda ingin saya menjadi detektif atau
yang lainnya, tapi anda bisa merasakan
bantuan seperti apa yang sedang klien cari.
2) Kecenderungan Anda menjadi diri sendiri
74
Masing-masing jenis pendengar yang
disebutkan sebelumnya melibatkan jenis
percakapan yang berbeda. Jenisnya tidak saling
eksklusif (tidak melelahkan) dan hubungan
pertolongan biasanya akan menyentuh lebih
dari satu. Anda mungkin merasa lebih nyaman
dengan satu jenis dari yang lain. Untuk
pengembangan pribadi dan profesional Anda,
perhatikan jenis yang Anda sukai dari orang lain
dan perpanjang kapasitas Anda untuk
mengadopsi orang lain sehingga Anda dapat
lebih responsif klien.
3) Modus komunikasi
Modus komunikasi yang dimaksud disini
adalah berbagai teknik yang digunakan oleh
seorang konselor untuk menyampaikan pesan
atau untuk berkomunikasi dengan klien.
Bentuk profesionalisme layanan konselor
dalam pendidikan menggunakan modus yang
berbeda dengan pendidik lainnya (guru). Jika
guru mempunyai objek praktis spesifik dalam
mengembangkan PMP (Penguasaan Materi
Pelajaran) dan penanganan PMP-T
(penguasaan materi pelajaran yang terganggu)
dengan modus pengajaran mata pelajaran,
maka dengan spesifik objek praktisnya yaitu
75
pengembangan KES (Kehidupan Efektif Sehari-
hari) dan penanganan KES-T (Kehidupan
Efektifitas Sehari-hari yang terganggu) yang
dilakukan melalui modus layanan konseling.
(dikutip dari http://www.googleweblight.com,
Sabtu 2 Desember 2017).
4) Harapan akan peran Anda
Dalam beberapa situasi, percakapan
bantuan yang paling tepat adalah tindakan
yang mendukung peran. Dalam keadaan di
mana pekerjaan itu dilakukan dengan orang
muda atau rentan, penekanannya mungkin lagi
lebih mendukung dan menjadi orang tua
karena sifat tanggung jawab Anda, peran
pendengar yang membantu mungkin perlu
sekunder daripada posisi yang lebih
berwibawa. Di lingkungan lain, misalnya
sebagai mentor bagi rekan kerja, terutama saat
hubungan kepercayaan terjalin dan pencari
bantuan stabil secara emosional, aliansi kerja
yang lebih kuat bisa lebih efektif dan diinginkan
kombinasi antara guru dan mentor akan lebih
menantang. Percakapan seperti ini bekerja
paling baik jika kontrak yang disepakati adalah
agar Anda menantang dan fokus.
76
Peran Anda dengan pencari bantuan tertentu
dapat diidentifikasi jatuh ke dalam beberapa jenis.
Daftar tipe peran ini kira-kira bersifat progresif.
a) Penyembuh: Anda mendukung dan memelihara
klien.
b) Induk: condong seperti penyembuh, pengasuh
akan dilibatkan, tapi juga proteksi dan
wewenang.
c) Teman: Klien didukung dan didorong.
d) Pemimpin : Klien merefleksikan makna
hidupnya.
e) Detektif: Anda bekerja dengan pencari bantuan
untuk memahami dan menjelaskan apa yang
sedang terjadi baginya dengan membuat
koneksi atau jaringan.
f) Guru: Klien mencari dukungan, dorongan, dan
bimbingan untuk mempelajari pola perilaku dan
keterampilan baru.
g) Mentor: Klien dibantu untuk menilai,
memfokuskan, dan bekerja pada tujuan
tertentu.
77
c. Menggunakan keterampilan konseling dengan
teman dan keluarga
Melatih ketrampilan konseling dengan keluarga
Mungkin Anda ingin mengembangkan
keterampilan konseling Anda namun tidak
memiliki peran spesifik yang memberi Anda
kesempatan untuk menggunakan apa yang
tercakup dalam buku ini. Anda mungkin ingin
berlatih pada keluarga dan teman hubungan
Anda bahkan mungkin akan membaik. Anda
memiliki dua cara untuk berlatih di mana Anda
mengenalkan keterampilan Anda berkembang
ke dalam percakapan sehari-hari di rumah dan di
tempat kerja, tanpa mengiklankan fakta, dan
cara lain di mana Anda meminta teman atau
keluarga untuk bertindak sebagai kelinci
78
percobaan untuk percakapan membantu yang
disengaja. Pilihan kedua memberi Anda
kesempatan untuk mendapatkan umpan balik.
Secara keseluruhan semua jenis latihan jinak
dan akan membantu hubungan Anda, namun
Anda perlu menyadari beberapa kesulitan dan
efek samping potensial.
d. Bekerja melalui media yang berbeda
Bekerja dengan pencari bantuan saat Anda
tidak dapat saling bertemu menimbulkan
beberapa tantangan, namun juga beberapa
peluang, dibandingkan dengan percakapan
tatap muka. Saluran bantuan telepon telah ada
untuk beberapa waktu sekarang dan dukungan
e-mail dan chat room menjadi lebih umum.
Fenomena komunikasi yang menarik yang
bukan wajah. Hingga wajah adalah kebebasan
yang banyak orang rasakan untuk berbicara
tanpa menahan diri. Bila komunikasi itu juga
anonim atau menyembunyikan identitas
individu, rintangan lebih sedikit lagi.
Pengalaman dalam mengerjakan telpon
bantuan konseling telepon (yang menawarkan
sesi 20 menit) adalah bahwa kebanyakan
penelepon jauh lebih dalam dalam masalah
mereka, dan lebih cepat, daripada yang akan
79
terjadi dalam sesi tatap muka. Saya percaya ini
karena:
1. Penelepon memiliki kemampuan untuk
menyembunyikan identitasnya dengan
menjadi anonim atau menggunakan nama
samaran.
2. Dia bebas untuk mengakhiri panggilan
kapan saja.
3. Rasa keintiman lebih besar. Percakapan
telepon menunjukkan ruang yang sangat
dekat dan intim. Seseorang masuk ke
ruangan (di kedua ujung percakapan)
memecah rasa keintiman. Penelepon
sangat peka terhadap suara latar belakang
pada ujung pendengar.
4. Kurangnya kontak visual berarti reaksi
pendengar sedikit kurang mungkin untuk
ditafsirkan sebagai penilaian.
5. Tanpa isyarat visual, pendengar
mendengarkan lebih dekat pada isyarat
non-visual, sehingga memberi perhatian
pada pemanggil.
80
Melakukan konseling dengan media e-mail
Melakukan konseling dengan menggunakan media telephone
Komentar serupa berlaku untuk bentuk
komunikasi lainnya seperti telepon, walaupun
komunikasi tertulis memiliki beberapa
perbedaan yang signifikan. Bahkan tanpa isyarat
visual banyak yang dikomunikasikan melalui
nada suara, keheningan, kecepatan bicara, dan
sebagainya, dan percakapan telepon bersifat
81
interaktif. Dalam komunikasi tertulis, kecuali
pesan instan dan SMS, komunikasi dilakukan
dengan monolog panjang alternatif. Pesan
instan cenderung menggunakan singkatan.
Kendala ini bisa, seperti halnya dengan telepon,
menyebabkan pengungkapan lebih besar oleh
penulis, tapi Anda juga memiliki risiko
kesalahpahaman yang lebih besar.
Kumpulan keterampilan yang Anda gunakan
jika Anda bekerja dengan cara lain daripada
menghadapi-wajah tidak berbeda, namun
konfigurasi atau aplikasi perlu disesuaikan
dengan situasi tertentu. Sifat kontrak yang
dibuat dengan pencari bantuan perlu dibingkai
sedikit berbeda.
e. Kontrak
Kontrak yang teliti, penting dalam semua
keterampilan konseling. Saat bekerja di telepon,
berguna untuk membuat naskah untuk
mengingatkan dan membimbing Anda melalui
hal-hal penting dalam pernyataan ringkas. Anda
perlu menunjukkan sesegera mungkin jika
panggilan memiliki durasi yang terbatas
sehingga pemanggil bisa menyetir sendiri.
Menawarkan untuk mengingatkannya beberapa
menit sebelum akhirnya sangat membantu.
82
Jika Anda menawarkan layanan berbasis
teks, Anda harus jelas dengan berbagai hal di
bawah ini:
1. Berapa lama Anda habiskan dalam
berkomunikasi. Jika ini adalah e-mail, itu
berarti lamanya waktu antara Anda
menerima e-mail dan kemudian
membalasnya.
2. Bila Anda tersedia untuk komunikasi
(misalnya, apakah ini waktu yang biasa
setiap minggu?).
3. Apa yang Anda lakukan jika Anda menerima
komunikasi di antara waktu yang diatur.
4. Tindakan apa (jika ada) yang Anda ambil jika
Anda tidak mendengar dari pencari bantuan
sebagaimana diatur (misalnya, dengan
risiko bunuh diri atau masalah keselamatan
lainnya).
Isu-isu ini dapat diformalkan dalam kontrak
tertulis, atau disepakati, kemudian
dikonfirmasi secara tertulis.
f. Mengadaptasi Kemampuan Anda
Anda perlu lebih memperhatikan isyarat
aural dalam pekerjaan telepon, seperti
pernapasan, keheningan, kecepatan, dan nada,
untuk mengukur reaksi pemanggil. Saat menulis,
83
Anda perlu mengantisipasi kemungkinan reaksi
pencari bantuan terhadap tantangan tertulis
dan bahkan menyebutkan antisipasi Anda
sebelumnya atau segera setelah bagian teks di
mana tantangannya terletak. Menggunakan teks
saja menciptakan ruang lingkup yang luas untuk
kesalahpahaman. Meminimalkan
kesalahpahaman, seperti menggunakan tanda
baca dan emoticon untuk menunjukkan wajah
tersenyum atau sedih (misalnya, :-) :-(), atau
meletakkan emosi dalam tanda kurung siku,
seperti [saat saya menulisnya, saya
membayangkan bagaimana Anda Mungkin
merasa dan saya merasa sedih].
Ketika komunikasi tidak tatap muka, sangat
membantu untuk mengungkapkan reaksi
emosional Anda secara lebih terbuka. Jika Anda
bekerja untuk sebuah organisasi yang
menawarkan bantuan berbasis teks, mintalah
pelatihan khusus. Jika Anda mengerjakan
telepon -pembantu Anda mungkin menerima
telepon dari seseorang yang tuli melalui
operator atau, jika memilikinya, melalui telepon
teks. Anda perlu bekerja lebih keras untuk
menyampaikan empati dan pengertian melalui
kata-kata yang Anda pilih dan keseluruhan
proses mungkin memakan waktu lebih lama.
84
2. Tidak Terencana, Tak Terduga, Dan Percakapan
Yang Sulit
Cara terbaik untuk mengelola hal yang tak
terduga adalah memikirkan bagaimana Anda
mengatasi situasi potensial. Jika anda sudah
mengambil peran, artinya anda siap dengan
gagasan-gagasan mengenai skenario yang
mungkin terjadi. Betapapun Anda berpikir ke
depan dan mempersiapkan diri, anda pasti
memiliki pengalaman yang membawa anda pada
suatu hal yang tidak disangka dalam sistuasi
tertentu. Jangan takut meluangkan waktu untuk
merespons, cari cara untuk memberi nafas dan
ruang berpikir sendiri.
Sebagai contoh: Jujurlah bahwa saat ini
bukan saat yang tepat bagi Anda untuk
mendiskusikan masalah ini. Alih-alih melakukan
tindakan yang tidak Anda ketahui atau rasakan,
katakan sesuatu seperti:
a. Saya perlu sedikit waktu untuk memikirkan ini
untuk memastikan bahwa saya memberi Anda
saran dan informasi yang tepat.
b. Saya perlu berkonsultasi dengan rekan tentang
ini.
Berikut adalah empat area menantang lainnya:
a. Tantangan untuk privasi dan kerahasiaan
85
Komunikasi berbasis telepon dan
komputer harus bersifat pribadi dan rahasia,
yang membutuhkan beberapa pemikiran
sebelumnya. Jika telepon rumah Anda ada di
telepon Anda aula atau ruang tamu Anda
mungkin merasa sulit mengendalikan
kebisingan dan memberi latar belakang rasa
kerahasiaan dan konsentrasi yang tenang.
Sebaiknya, aturlah sudut yang sepi. Identifikasi
periode waktu tertentu saat Anda dapat
menerima atau mengembalikan panggilan.
Teknologi modern memungkinkan anda
untuk menyaring panggilan, memiliki nada
dering yang berbeda untuk keluarga dan
teman, dan merekam pesan keluar dan masuk.
Semua ini memungkinkan Anda memutuskan
apakah akan segera menjawab atau berada
dalam slot waktu yang Anda tentukan. . Ini
lebih baik untuk pribadi Anda dankehidupan
keluarga memiliki pemisahan pekerjaan Anda
dari kehidupan rumah.
b. Berurusan dengan panggilan kasar
Terkadang keintiman panggilan telepon
disalahgunakan oleh pemanggil yang
mendapatkan kepuasan karena secara verbal
kasar atau mencoba untuk mengejutkan
(misalnya,masturbators telepon). Apapun
86
kebijakan organisasi Anda, Anda seharusnya
tidak mendengarkan panggilan kasar. Jika tidak
ada kebijakan, Anda bisa berdiskusi cara
menangani hal tersebut dan membuat
kebijakan. Sebagai contoh:
1. Anda bisa mengakhiri panggilan telepon,
dengan atau tanpa peringatan dari Anda.
2. Anda bisa meletakkan gagang telepon
tanpa melepaskan pemanggil.
Namun, terkadang seseorang yang berprilaku
seperti itu karena mereka mengalami kelainan
(Sindrom Tourette).
c. Melanggar Berita Buruk
Saya mendengar banyak keluhan tentang
bagaimana orang diberi kabar buruk, seperti
diagnosis penyakit mereka atau tentang
kematian orang yang dicintai. Tiga hal secara
khusus dapat berdampak pada bagaimana
perasaan individu saat diberi kabar buruk:
1. Awalnya pendengar kabar buruk mulai
shock, yang mencegahnya benar-benar
'mendengar' apa yang dia diberitahu.
Setelah itu dia mungkin percaya informasi
telah ditahan atau tidak diberikan secara
langsung.
2. Reaksi lain terhadap kerugian adalah
merasa marah dan bahkan mungkin di luar
87
kendali. Menjadi marah dengan seseorang
yang telah meninggal dunia karena ia
meninggal dan meninggalkannya teman
dan relasi dibelakang dianggap tidak bisa
diterima; sedang marah dengan Tuhan
atau takdir juga sulit bagi banyak orang.
Jadi, salahkan dan amarah sering diarahkan
pada pembawa berita buruk atau mereka
yang memiliki bertanggung jawab atas,
atau terlibat dalam, kejadian seputar berita
buruk.
3. Terkadang pembawa berita buruk tidak
kompeten dalam mengkomunikasikannya.
Dia mungkin merasa malu dan canggung,
tidak nyaman dengan reaksi duka cita
orang lain, mungkin memiliki kerugian
sendiri yang dipicu oleh masalah orang lain,
dan lebih terikat dengan emosinya sendiri.
Dia tidak memiliki energi yang tersisa untuk
diperhatikan untuk proses yang sedang
dialami oleh penerima berita.
4. Anda harus cukup merasa nyaman dengan
diri sendiri untuk dapat memperhatikan
reaksi orang lain saat menyampaikan berita
buruk. Pacing sangat penting dan, jika
memungkinkan, beri tahu penerima berita
88
bahwa Anda akan kembali bertanya kepada
Anda untuk mengajukan pertanyaan lebih
lanjut di kemudian hari.
d. Bekerja Dengan Pengungkapan
Kadang-kadang, orang akan membuat
pengungkapan yang akan Anda anggap
menantang. Seringkali ini adalah wahyu 'door-
knob' - dengan kata lain, dibuat saat sesi akan
segera berakhir. Pembicara yang tidak
berpengalaman mungkin panik, berpikir bahwa
mereka harus mendiskusikan pengungkapan
sepenuhnya saat itu juga. Jika ada saran risiko
serius yang mungkin Anda perlukan untuk
memperpanjang sesi, namun seringkali
pengungkapannya, Secara sadar atau tidak,
telah terlambat masuk karena suatu alasan.
Pencari bantuan mungkin ingin mengukur
reaksimu sebelum melakukan lebih jauh;
Mungkin sebagian besar sesi tersebut diambil
untuk meningkatkan keberanian untuk
mengungkapkan, dan eksplorasi lebih lanjut
mungkin terasa terlalu berisiko.
Daripada memperpanjang sesi, akui
bahwa pengungkapan itu penting dan sulit
untuk diungkapkan, dan berkomitmen untuk
mendiskusikan masalah ini pada pertemuan
89
berikutnya jika pencari bantuan
menginginkannya. Anda bisa bertanya apakah
dia ingin Anda membuka pengungkapannya
nanti, kalau-kalau dia merasa sulit untuk
disebutkan.
5) Berkaitan Dengan Kesulitan
1. Mengambil Keuntungan
Anda dapat menemukan diri anda
dimanfaatkan dengan beberapa cara, dan ini bukan
kesalahan konseli. Peran dan kualitas konselor dan
hubungan keduanya sangat berpengaruh bagi
konseli. karena, konseli membutuhkan lebih banyak
dukungan, dan konselor yang yang baik akan mudah
membaca situasi yang sedang terjadi untuk
kemudian membantunya :
a. Ingin menyelamatkan konseli
b. Menemukan mengatakan 'Tidak' secara
keras
c. Melakukan sesuatu untuk konseli apabila
situasi memungkinkan
d. Terlalu baik
e. Ingin disukai
f. Ingin menghindari mengganggu konseli
g. Kurangnya ketegasan keterampilan
Ketika Anda merasa bahwa anda sedang
dimanfaatkan, anda perlu mempraktekkan
90
keterampilan asertif. Dalam konteks khusus ini,
aspek kunci dari ketegasan adalah memperjelas
dalam menentukan kembali peran anda dan apa
yang dapat anda tawarkan sehingga anda dapat
membuat statemens yang tidak biasa mengenai hal-
hal seperti ini.
Selain itu, beberapa konseli, menyadari bahwa
Anda adalah orang yang peduli, asumsikan bahwa
konseli dapat dimanipulasi.
2. Menjadi Kacau
Mungkin anda berada dalam posisi di mana
anda dapat menawarkan fleksibilitas, seperti saat
Anda menjadwalkan janji pertemuan. Sementara
menanggapi kebutuhan konseli itu baik, misalnya
ketika Anda sudah mengadakan perjanjian dengan
konseli, akan tetapi dari pihak konseli malah tidak
hadir. Jadi anda perlu menanggapi dan
mempertegas.
Katakanlah bahwa anda tidak dapat
menawarkan lebih dari ini, dan Anda dapat
memanipulasi konseli.
Jika anda adalah tipe orang yang cenderung
bermasalah (tidak biasa mendengarkan konseli),
mungki Anda perlu melakukan beberapa
pengembangan diri untuk memahami apa yang
terjadi dalam diri Anda terkait situasi seperti ini, dan
mendapatkan ketrampilan asertif.
Memahami alasan konseli mampu
mengacaukan Anda :
91
1. Orang-orang dalam kesulitan sering
mengalami kekacauan
2. konseli membutuhkan keberanian
dan konseli bisa takut pada saat
terakhir.
3. Diminta Memberi Lebih Banyak Dari Apa Yang
Anda Tawarkan
Terkadang Anda yang mendengarkan tertarik
untuk berbuat lebih banyak untuk konseli yang
mereka bantu daripada yang diharapkan atau sesuai
dalam peran mereka. Terkadang Anda berurusan
dengan situasi yang tidak menyenangkan di mana
Anda dapat melihat sejauh mana bantuan anda
dibutuhkan orang lain, akan tetapi hal itu berada di
luar tanggung jawab Anda. Atau mungkin konseli
yang panik dapat membuat Anda ikut panik juga.
Anda memiliki dilema moral di sini. Secara
umum, anda tidak ingin melangkah keluar dari
peran anda. Untuk itu anda membuat situasi tenang
dan mengeksplorasi kejadian nyata, membantu
masalah yang dihadapi konseli dan mengurangi
kepanikanya.
Berikut adalah beberapa point agar Anda tidak
melampaui batas terhadap peranya sebagai
pendengar yang baik :
1. Anda dapat menetapkan harapan
yang tidak dapat konseli penuhi.
2. Anda dapat menempatkan diri anda
membantu konseli ke posisi dimana
92
Ia merasa berkewajiban untuk
dirinya sendiri yang tidak baik, agar
Anda dapat membantu hubungan
atau harga diri konseli.
3. Anda dapat menempatkan dirinya
membuat konseli berkewajiban
menceritakan hal-hal seperti privasi
dan kerahasiaan.
4. Anda mungkin menjadi marah atau
terbakar habis.
5. Organisasi Anda mungkin memiliki
peraturan tentang situasi seperti itu.
4. Menjadi Baik
Banyak konselor yang bermasalah karna
rasa takut mereka, karna tidak disukai atau
menyakiti konseli. Meskipun saya tidak
menganjurkan Anda menjadi keras atau tidak
berperasaan dan tidak sensitif. Anda perlu
memikirkan tujuan dari hubungan membantu
dan apa yang ingin dicapai. Bersikap terlalu baik
bisa menghalangi konseli bergerak dan menjadi
lebih mandiri, karena anda tidak menjadikan
konseli menjadi lebih tertantang ketika
membutuhkan. Kecenderungan ini lebih
berkaitan dengan ketakutan Anda sendiri
dibandingkan dengan konseli.
93
5. Menjalin Hubungan Dengan Klien Seperti
Teman
Mungkin saja, Anda mendapatkan
kesempatan atau kasus saat Anda merasa klien
membutuhkan anda.
Mengalami saat-saat ketika klien Anda ingin
mengubah kepentingan hubungannya (proses
konseling) menjadi sebuah persahabatan.
Terkadang, klien memperlakukan kita (konselor)
layaknya sahabat, mereka berbicara tentang
kehidupan nya sehari-hari, yang tidak terlalu
relevan dengan masalah yang sedang terjadi.
Ataupun, mereka sangat tertarik dengan
aktivitas kehidupan Anda, mereka akan bertanya
(Apakah Anda mempunyai akhir pekan yang
menyenangkan? Kemana saja Anda pergi
berlibur? Kemana anak-anak Anda pergi ke
Sekolah? Dan seterusnya) Klien menganggap
bahwa hubungan saat ini seolah pertemanan,
membicarakan aktivitas sehari-hari yang tidak
relevan atau berpengaruh terhadap
permasalahan yang sedang terjadi dan tidak ada
kaitannya dengan proses konseling.
Dalam mengantisipasi hal tersebut,
konselor mungkin perlu adanya teguran
penegasan, seperti:
94
1. Kami di sini untuk fokus pada Anda,
bukan saya.
2. Anda sepertinya ingin tahu lebih banyak
tentang saya.
3. Saya merasa bahwa Anda ingin menjalin
hubungan lebih dari pertemanan,
nampaknya saya tidak akan bisa
meneruskan hubungan (proses
konseling) ini kepada anda.
Dalam penyampaian kalimat tersebut pun
perlunya ke hati-hatian sehingga tidak terkesan
kasar ataupun timbul penolakan dari klien. Anda
juga perlu melakukan percakapan selanjutnya
yang mencakup lebih banyak informasi untuk
mengenali klien ketika menghindari suatu hal.
Mungkin saja klien khawatir Anda (konselor)
mengeritiknya.
Anda mungkin merasa bersalah tidak
menjalin hubungan lebih dari pertemanan
dengan klien, terutama jika Anda mengetahui
bahwa klien tidak memiliki teman dekat. Akan
tetapi, proses konseling yang terjadi dapat
menumbuhkan sikap kepercayaan pada dirinya
untuk berinteraksi sosial dikemudian hari. Hal
tersebut (proses konseling) lebih penting untuk
tindakan klien selanjutnya.
95
Terkadang, motivasi untuk mengubah sifat
hubungan menjadi teman dekat berasal dari
dalam diri sendiri, jika Anda bertemu dengan nya
(klien) dalam keadaan lain, kamu bisa
menganggapnya teman. Inilah salah satu
kelemahan menjadi pendengar yang baik.
Menjadi teman dengan seseorang yang mencari
pertolongan tidak disarankan karena berbagai
alasan berikut:
1. Hubungan membantu satu arah -
Konselor cukup tahu tentang klien, tapi
hanya dalam situasi tertentu, dan
diharapkan klien tidak mengetahui
banyak hal dalam diri Anda. Anda tidak
mengenal satu sama lain sebaik yang
anda pikir, yang mana bukan lah
merupakan dasar yang baik untuk
memulai hubungan pertemanan lebih
dengan klien.
2. Hubungan membantu, memiliki
perbedaan kekuatan dan kekuasaan yang
mana tidak mudah ditinggalkan saat
beralih ke tipe hubungan yang berbeda.
3. Begitu hubungan telah berubah, Anda
tidak dapat kembali mengubahnya
dengan mudah, klien kehilangan
96
kesempatan untuk mendekati Anda
kembali jika mencari bantuan untuk
berkonseling dan sebagainya.
Secara umum, mengubah hubungan
menjadi persahabatan bukanlah ide yang bagus.
Menjadi teman dengan klien, tidak dilarang
sebenarnya, akan tetapi Anda perlu
mendiskusikan perubahan sifat hubungan
dengan rekan kerja atau atasan untuk
mengetahui akibatnya. Jika kita menjalin
hubungan pertemanan dekat dengan klien,
sebisa mungkin kita bertanggung jawab.
6. Seseorang Dirugikan
Ketika seseorang yang mencari pertolongan
kepada anda dan dirasa membahayakan, hal ini
sebenarnya menyulitkan kinerja Anda. Contoh:
orang-orang yang merugikan diri sendiri -
misalnya, merugikan diri sendiri atau melakukan
overdosis, kekerasan dalam rumah tangga,
penganiayaan anak, hingga orang-orang yang
berhasil melakukan bunuh diri, dibunuh oleh
pasangan mereka, atau meninggal karena
penyakit atau kecelakaan. Situasi seperti ini,
tidak terjadi setiap hari, akan tetapi pasti terjadi
dalam beberapa kasus tertentu yang diluar
97
harapan atau keahlian Anda, Anda akan merasa
khawatir, bersalah ataupun cemas.
Anda juga perlu mempertimbangkan
kerugian yang terjadi melalui bantuan itu sendiri
- misalnya, a help-seeker mendapatkan kerugian
dari penolongnya sendiri (mungkin oleh rekan
kerja atau profesional lainnya) ketika membuat
kesalahan dalam penulisan dan pelaporan
identitas yang seharusnya disamarkan. Menjadi
subjek keluhan adalah peristiwa yang cukup
menyulitkan, anda akan membayangkan
bagaimana posisi klien ketika sedang
mengalaminya. Pastikan Anda mengikuti
prosedur dengan benar yang dapat mengurangi
tekanan pada diri anda sendiri.
7. Menyampaikan Keluhan
Dalam setiap kejadian, ketika individu
menceritakan keluhan, permasalahannya, dia
langsung mengalami perasaan menggembu
terbawa emosi, panik, dan ketidakpercayaan,
biasanya diikuti dengan pertimbangan kuat atas
semua tindakan dan catatannya. Jika Anda
memberi tahu seseorang bahwa ada keluhan
yang diajukan terhadapnya, pastikan:
1. Berbicara secara pribadi dengan individu.
98
2. Hindari meninggalkan pesan, terutama pada
akhir hari kerja atau Minggu karena akan
berdampak kekhawatiran, sampai dia
berbicara dengan Anda kembali.
3. Pahami bahwa orang tersebut dalam
keadaan shock dan mungkin tidak dapat
mengingat apa yang diceritakannya dengan
segera.
4. Berikan informasi yang jelas tentang sifat
pengaduan/keluhan yang benar.
5. Pahami bahwa individu (klien) mungkin tidak
dapat menjawab/menceritakan keluhan nya
selama percakapan pertama ini.
6. Beri waktu bagi individu untuk mengambil
informasi.
7. Tindak lanjuti dengan informasi tertulis yang
jelas tentang pengaduan tersebut.
8. Pastikan individu memahami dan memiliki
salinan prosedur dan persyaratan apapun,
misalnya untuk catatan.
9. Pastikan individu memahami hak-hak yang
dimilikinya, misalnya untuk mendapatkan
nasehat hukum melalui asuransi ganti rugi
profesional.
99
10. Periksa dukungan apa yang dimiliki individu.
jika mungkin menawarkan orang yang tidak
terlibat sebagai penyidik pengaduan.
Prosedur pengaduan biasanya dimulai
dengan tahap informal dimana klien
mendiskusikan keprihatinannya atau
keluhannya dengan orang yang ditunjuk dalam
sebuah organisasi. Apa yang dia inginkan adalah
didengar dan ketidakpuasannya untuk dipahami
dan diakui.
Tahap selanjutnya, jika proses informal
tidak memungkinkan hasil yang memuaskan
bagi penggugat, digunakanlah keluhan resmi,
yang biasanya diminta secara tertulis. Setelah
pengajuan pengaduan dilakukan penyelidikan
formal, di mana bukti (seperti catatan / catatan,
dan informasi dari orang lain, seperti supervisor)
mungkin diminta. Akhirnya panel akan
memutuskan apa hasilnya. Proses ini
mengingatkan pada proses pengadilan.
Meskipun prosedur semacam itu biasanya
dimaksudkan untuk tidak terlalu mengintimidasi
daripada ruang pengadilan, saya yakin kedua
pihak merasa terintimidasi dan mendapat
manfaat dari dukungan saat menjalani
prosesnya
100
Siti Triyuwanti, Eka Susanti, Nina Narullita, Antin Erfinia
“Here you find mini-explosions of useful information on making sure your will plans hit the spot and side-stepping inherritance tax”
~ Shovia Syamsi H.
101
A. Sepuluh Atau Lebih Kunci Keterampilan
Konseling
Keterampilan konseling sering terjadi secara
tumpang tindih dan kadang memang sulit dibedakan
dengan jelas. Namun, dalam proses konseling juga
terdapat keterampilan tertentu yang menjadikan
kunci sukses dalam pelaksanaan proses konseling.
Kita perlu menggunakan keterampilan yang
dijelaskan dalam bab ini, yaitu sebuah hubungan
yang membantu kita terhadap kepercayaan dan
membuat mereka bisa bekerja sama. Seringlah
berlatih terhadap masing-masing ketrampilan untuk
menjadi lebih ekonomis dan lebih mahir dalam hal
ketrampilan konseling. Menggunakan keterampilan
konseling secara klinis, tanpa ada rasa empati dan
rasa hormat, kita sebagai konselor tidak mungkin
dipercaya oleh klien.
1. Konfrontasi
Konfrontasi adalah sesuatu yang menarik
perhatian pada perbedaan, kesenjangan, atau
inkonsistensi dan merupakan keterampilan
menantang lainnya. Dihimbau untuk
menggunakan konfrontasi dengan sebuah suara,
mempercayakan suatu hubungan untuk efek
yang paling baik.
102
Tujuan dari konfrontasi adalah
menyelesaikan cerita atau gambar, dengan
membantu klien, menggunakan cara
mengenalkan yang dilakukan dengan cara yang
belum direalisasi atau bisa dikatakan ditolak. Dan
yang perlu dipahami yaitu memahami sebagian
dari masalah atau solusi. Karena menghadapi
suatu masalah mungkin hal yang tidak nyaman.
Diperlukan suatu hubungan yang saling percaya
yang mungkin berada disuatu tempat atau bisa
dikatakan dekat, waktunya dan ungkapan hati-
hati sangat penting untuk mencegah konfrontasi
yang dipandang sebagai serangan.
2. Elaborasi
Elaborasi adalah penggunaan/
penggarapan suatu keterampilan yang dilakukan
secara tekun dan cermat. Seperti pertanyaan,
refleksi, merangkum dan parafrase yang
mendorong secara detail dan kedalaman cerita
yang lebih besar yang diceritakan oleh sang klien.
Aspek kunci dari hubungan menolong adalah
memungkinkan klien untuk menceritakan
ceritanya. Jika pertemuan dalam rangka
menolong, maka akan bermanfaat dan ceritanya
harus benar benar lengkap, dengan kata lain
ceritanya harus jelas diuraikan. Kemudian bisa
103
didapatkan jalan solusi menggunakan
pemahaman yang lebih lengkap yaitu bekerja
menuju resolusi atau solusi.
Sebagian besar klien menceritakan kisah-
kisah yang memiliki kesenjangan. Seringkali
aspek reaksi dan perasaan (dan mungkin orang
lain) dijelaskan secara dangkal dan mungkin
terjawab. Dengan pandai menunjukkan bahwa
kita telah mengisi kesenjangan dengan imajinasi
yang menarik, kita sangat bisa membantu klien
dengan memeriksa informasi yang hilang, yang
sama kuatnya dengan menunjukkan ketajaman
kita untuk lebih mengerti.
3. Empati
Empati
merupakan sebuah
hal mendasar dari
hubungan menolong.
Empati berarti
menyampaikan
(melalui tanggapan
non-verbal dan verbal)
penerimaan dan memahami apa yang sedang
terjadi dari keadaan orang lain. Dengan
menunjukkan empati, kamu memungkinkan yang
lain untuk merasa mengerti dan sanggup untuk
104
bicara semakin terbuka. Empati juga model
sambutan.
Ada banyak beragam tingkat respons
empati yang dengan menggunakan sesuai pada
waktu dan situasi yang berbeda. Tingkat empati
yang lebih dalam mampu mengungkap dan
mengidentifikasi perasaan yang tersembunyi
mengarah kepada pemahaman diri yang lebih
besar untuk klien dan memperdalam hubungan
antara klien dan konselor. Tetapi empati juga
mempunyai resiko yang harus digunakan di
waktu yang tepat.
4. Keintiman
Keintiman adalah suatu proses dimana
sedang membicarakan apa yang terjadi di
ruangan saat ini, berkaita dengan pengalaman
pendengar. Dengan kata lain, ini adalah sebuah
komentar atau deskripsi, apa yang terjadi antara
pembicara dan pendengar. Keintiman adalah
ungkapan kongruensi, yaitu salah satunya kondisi
inti. Immediasi dapat mencangkup reaksi dalam
pendengar terhadap cerita pembicara atau sikap
pembicara.
Immediasi adalah ketrampilan yang lebih
menentang, baik untuk penolong mendengarkan
maupun pendengar dalam mencari bantuan
105
karena mengungkapkan diri dengan cara ini
dapat merasa beresiko pada diri kita, dan pencari
bantuan untuk bisa mendengar sesuatu dari kita
yang sulit dicermatinya.
Immediasi dapat memperjelas dan
memperdalam pemahaman tentang
pengalaman pembicara, atau menggunakan
model yang berhubungan dengan perasaan, dan
menyampaikan komitmen terhadap kejujuran.
5. Dorongan Non-Verbal
Komunikasi
non-verbal seperti
pencerminan, atau
mengangguk, ekspresi
wajah, perhatian dan
yang lainnya,
mendorong pembicara
untuk melanjutkan
bicaranya dengan menunjukkan perhatian dan
antusiasmu.
Dorongan non-verbal menyampaikan
penerimaan dan kemauan untuk mendengar
dengan mengeluarkan keputusan contohnya
adalah pencerminan, penyalinan halus (dengan
sering tidak disadari) dari postur tubuh si
106
pembicara, yang membantu menciptakan
hubungan baik dan hubungan empati.
Kita dapat menggunakan dorongan non-
verbal untuk menjaga agar cerita tetap bergerak,
tunjukkan bahwa anda mengikuti jalan makna si-
pembicara, dan menyampaikan empati.
6. Parafrase
Parafrase merupakan teknik mengambil
kesimpulan apa yang dikatakan klien dan
menceritakan kembali ke klien dengan
menggunakan kata yang berbeda dari yang dia
gunakan sebelumnya. Parafrase adalah sebuah
keterampilan yang memungkinkan klien untuk
menguraikan ceritanya.
Tujuan parafrase adalah:
a. Melacak : Menunjukkan kepada klien bahwa
Anda mengikuti apa yang dia katakan dan
mencoba untuk mengerti.
b. Klarifikasi: Memeriksa dengan mengulang
kembali apa yang dikatakan klien.
c. Membuka eksplorasi menggunakan kata-kata
yang berperasaan.
d. Menutup eksplorasi: Dengan meringkas
menggunakan perasaan menjadi generalisasi
apa yang diceritakan.
107
7. Penyelesaian masalah
Setelah mengidentifikasi masalah
tertentu, mungkin ingin menggunakan
keterampilan pemecahan masalah untuk
membantu klien bekerja menuju sebuah resolui.
Pemecahan masalah adalah keterampilan dan
teknik yang mendukung pendekatan untuk
menyelesaikan masalah secara spesifik.
Keterampilan ini termasuk memusatkan
perhatian, memprioritaskan, mengidentifikasi
pro dan kontra dan perencanaan menuju
penyelesaian masalah dengan menggunakan
teknik yang bermanfaat. Pemecahan masalah
melibatkan pemahaman menyeluruh tentang
apa masalah sebenarnya dan itu akan efektif di
waktu yang tepat. Pemecahan masalah
membantu klien untuk bergerak menuju
tindakan realistis dan terencana.
8. Refleksi
Merefleksikan mirip dengan parafrase,
tapi disini kata kuncinya adalah pengulangan
kembali ke klien (biasanya dengan kata-kata atau
idiom pembicara sendiri), terutama kata-kata
yang beremosi. Merefleksikan juga bisa
mencakup observasi pada nada dan sikap klien,
108
sejauh ini konselor mengulang apa yang
dikatakan klien dengan menunjukkan perasaan.
Merefleksikan adalah keterampilan kunci
lain untuk membantu penjabaran tetapi juga
untuk menunjukkan empati dan memperdalam
eksplorasi perasaan.
Tujuan dari refleksi adalah memberi
bobot dan pengakuan terhadap emosi. Emosi
merupakan hal penting karena merupakan kunci
untuk memahami keduanya yaitu antara
pembicara dan pendengar.
9. Respek
Respek adalah sikap penerimaan yang
disampaikan melalui penggunaan keterampilan
lain seperti menghadiri dan mendengarkan
dengan penuh memberikan perhatian. Dapat
menyampaikan rasa hormat melalui dorongan
non-verbal, menafsirkan, parafrase, dan
meringkas, dan dengan menunjukkan empati dan
kewajaran.
10. Pertanyaan Terbuka
Mempertanyakan dapat menempatkan
konselor ke dalam sebuah tanggungan dan peran
seorang bawahan, dan dapat menyebabkan
pendengar mendengarkan lebih bertanggung
jawab daripada membantu - jadi gunakan kata-
109
kata dengan hati-hati! Bila perlu mengajukan
pertanyaan, gunakan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan terbuka berarti mengajukan
pertanyaan yang mendorong elaborasi.
Pertanyaan seperti itu cenderung dimulai dengan
bagaimana, kapan, apa, dimana, siapa. Hindari
pertanyaan yang dimulai dengan 'mengapa?'
Karena mereka cenderung terdengar menderita
dan menuntut.
Dalam kegiatan konseling bisa
mengajukan pertanyaan terbuka untuk mengisi
ceritanya guna mendapatkan pemahaman yang
lebih lengkap, baik untuk pembicara maupun
pendengar. Pertanyaan juga menunjukkan
kepada pembicara bahwa pendengar berusaha
memahami keadaan para klien. Jenis pertanyaan
bervariasi sesuai dengan saat mereka muncul,
saat cerita orang tersebut dan di mana konselor
berada dalam hubungan membantu.
11. Meringkas
Keterampilan yang kurang dimanfaatkan
dan diremehkan pada kebanyakan pendengar
pemula, Meringkas menunjukkan bahwa
konselor telah mendengarkan dan bagi pencari
bantuan dan penolong untuk merenungkan apa
yang telah dikatakan. Meringkas berarti
110
menyimpulkan poin-poin penting, terutama
masalah emosional.
Konselor memberi waktu kepada klien
untuk memikirkan apa kata yang mereka pikirkan
dan mengundang elaborasi. Ringkasan
memperlambat percakapan dan memberi
pembicara dan pendengar kesempatan untuk
melakukan reflek apa yang sedang dikatakan.
Ringkasan lebih baik dipertanyakan -jika konselor
masih ragu dalam membuat ringkasan.
B. Sepuluh Cara Untuk Meningkatkan
Keterampilan Konseling
Jika ingin mengikuti pelatihan keterampilan
konseling, kebanyakan institusi saat ini
mengharapkan seseorang untuk menggunakan
informasi online dan pengolah kata. Perlu
mempertimbangkan untuk mendapatkan keakraban
dasar dengan komputer dan Internet. Melalui
perguruan tinggi yang merupakan tempat pengantar
yang baik dan biasanya tersedia untuk kursus.
1. Organisasi Profesional
Organisasi profesional ditujukan untuk
konselor, psikoterapis, dan publik. Tujuan mereka
adalah untuk mempromosikan konseling,
psikoterapi dan untuk memberikan perlindungan
111
kepada masyarakat, melalui skema akreditasi,
kode etik dari etika dan praktik, prosedur
pengaduan, dan sebagainya. Badan ini merupakan
sumber informasi yang baik tentang
pengembangan karir di bidang konseling. Dan ini
juga berisi informasi yang berguna bagi orang-
orang yang bukan konselor, termasuk daftar
terapis yang menjadi anggota terakreditasi
organisasi profesional.
Yang termasuk organisasi profesional di
Indonesia, diantaranya adalah:
a. ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia), adalah organisasi profesi di
Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan
dan konseling atau konselor. Yang di ketuai
umum oleh Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo,
M.Pd. Kons. Kantor Pusat ABKIN beralamat di Jl.
Kendeng Barat III/27 Sampangan Semarang.
http://abkin.org
b. IKI (Ikatan Konselor Indonesia). Ini adalah
organisasi profesi yang menghimpun para
konselor Indonesia. Pendirian IKI ini disyahkan
pada Kongres Ikatan Konselor Indoesia di
Padang tanggal 26 s/d 27 Maret 2006. Alamat
Sekretariat Kampus Jurusan BK FIP UNP jln. Prof.
Dr. Hamka 25131. Untuk informasi
112
selengkapnya dapat dilihat di website resminya
http://www.konselor.org/
c. Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling
Nasional (MGBKN), adalah kegiatan musyawarah
yang bertujuan meningkatkan kualifikasi guru
Bimbingan Konseling. MGBK ini diikuti oleh
seluruh guru BK swasta maupun negeri.
2. Organisasi Bimbingan dan Konseling Nasional
Organisasi nasional menawarkan
kesempatan untuk bekerja secara sukarela pada
aktivis mahasiswa Bimbingan dan Konseling di
Indonesia. Di antaranya yaitu IMABKIN, Ikatan
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling indonesia
adalah sebuah wadah silaturahmi mahasiswa
Bimbingan dan Konseling seluruh Indonesia.
IMABKIN didirikan di Jakarta pada Kongres 1,
bulan Desember 2007. Situs resmi pengurus pusat
IMABKIN di
http://ppimabkin1416.blogspot.co.id/?m=1
3. Lembaga Kesempatan Relawan
Kita dapat banyak menemukan beberapa
sumber untuk pekerja sukarela dimana kita dapat
menggunakan keterampilan Bimbingan dan
Konseling. Seperti;
113
a. BNNP DIY (Badan Narkotika Narkoba Provinsi
Daerah Istemewa Yogyakarta. Lembaga
menyediakan layanan Rehabilitas yang
berlandaskan komunitas dan mempunyai fokus
pelayanan bagi Adiksi Narakotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya dengan
berbagai masalah yang terkait dengan pecandu
dan adiksi. Komunitas membantu mereka yang
bermasalah untuk kembali sehat demi hidup
yang lebih bermakna baik secara fisik, mental,
sosial dan spiritual.
b. Lembaga Swadaya Masyarakat di Yogyakarta
seperti LSM PKBI DIY, LSM Vesta, LSM/Yayasan
Charis, LSM Kebaya, LSM Victoru Plus, LSM
Humana, LSM Rifka Annisa, LSM/ Yayasan
Indriyanti, Lembaga Anak Bangsa Cerdas,
LSM/Yayasan Griya Siloam. Lembaga-lembaga.
nini merupakan tempat saran untuk orang-
orang yang menderita penyalahgunaan
alkohol, ketergantungan obat, pelecehan
seksual, kehilangan, korban KDRT, HIV/AIDS,
dengan sasaran layanan pada anak siswa siswi,
perempuan waria, anak jalanan, ataupun
keluarga bermasalah. Masih banyak lembaga
atau instansi yang menangani masalah yang
sama di dekat daerah rumah tempat tinggal, ini
114
hanya beberapa saran, dan relawan dari
mahasiswa Bimbingan dan Konseling bisa
bekerja secara sukarela di lembaga yang ada.
Halaman selanjutnya bisa dilihat di http://nsr-
kesos.blogspot.co.id
4. Buku dan Jurnal
Disini ada beberapa saran untuk bisa
kamu dapatkan dimana menemukan hard-copy
materi yang bersangkutan dan bisa digunakan
sebagi bahan bacaan, diantaranya adalah:
a. Ada banyak buku yang bisa kita dapatkan
untuk menjadi bahan bacaan dalam
meningkatkan keterampilan konseling,
selengkapnya bisa dilihat di halaman
http://galerykonseling.blogspot.co.id
b. Kita dapat menemukan kumpulan Jurnal
Penelitian Bimbingan dan Konseling di
www.e-jurnal.com/2013/09/jurnal-
penelitian-bimbingan-dan.html?m=1
Kita dapat menemukan buku yang kita
cari di beberapa tempat toko buku atau
perpustakaan dan jurnal di beberapa halaman
yang bisa kita explore di internet.
5. Buku tentang Terapi
115
Banyak dasar pemeliharaan kepercayaan
mengoperasikan layanan di mana mereka
merekomendasikan swadaya buku dari daftar
yang disetujui GP dapat menentukan self-help
yang sesuai buku dari berbagai penawaran dari
perpustakaan umum. Daftarnya merupakan
sumber bagus guna bagi kita untuk berkonsultasi
dalam memperluas pengetahuan kita tentang
masalah umum (termasuk kita sendiri!) dan
beberapa gagasan tentang apa yang bisa kita
bantu beberapa masalah orang lain yang akan
dicarikan atau diatasi bersama-sama. Daftar ini
juga ditemukan di banyak situs Web yang relevan
(ketik buku terapi di mesin pencari).
Buku tentang self-help bisa sangat
bermanfaat, tapi tidak membantu semua orang.
Mencari tahu, orang yang mencari pertolongan
dan memahami kesulitan dan kekuatannya
terlebih dahulu. Pastikan apakah dia tertarik
dengan metode self-help ini. Tidak lupa juga
sebelum merekomendasikan sebuah buku,
pastikan untuk membacanya sendiri, atau
tawarkan untuk siap bekerja orang itu, yang
mungkin menemukan isinya sangat banyak. Buku
self-help yang kita sukai itu mungkin tidak cocok
dengan orang lain, dan dia mungkin menemukan
buku lain yang bisa di ambil untuk lebih
116
membantu dan yang tidak kita miliki secara
pribadi.
6. Sumber Internet
Sejumlah besar informasi yang relevan
tersedia di Internet untuk didengarkan pembantu.
Perlu diingat, bagaimanapun, bahwa kita mungkin
memiliki waktu yang sulit untuk menilai apakah
informasinya akurat, karena isinya tidak dibatasi
atau diperiksa sebelumnya. Kecuali kita
mengetahui sumbernya atau bisa menilai apakah
sebuah sumber dapat dipercaya atau tidak.
Berhati-hatilah dengan apa yang kita temukan dan
selalu gunakan sumber lain untuk
membandingkan dan menilai apa yang kita baca.
Ini berlaku untuk. Misalnya, ke ensiklopedi online
Wikipedia (www.wikipedia.co.id), yang memiliki
informasi yang disusun oleh para pesertanya.
Kita juga dapat menemukan blog (catatan
harian 'internet' atau log Web) dan chat room
fokus pada topik tertentu. Ruang obrolan bisa
memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan
tetapi memperlakukan mereka dengan hati-hati
karena kita tidak memiliki cara untuk
memverifikasi orang-orang dengan cara kamu
mengobrol. Banyak orang penyalah guna
menemukan rute ini memberikan akses mudah ke
117
orang-orang yang rentan. Berhati-hatilah untuk
bertemu langsung dengan seseorang yang kita
temui melalui Internet. Sadarilah bahwa apa yang
terasa seperti keakraban online tidak jelas. Berarti
kita tahu keseluruhan cerita tentang orang lain.
7. Layanan Konseling Universitas
Jika memiliki akses ke Internet, maka kita
memiliki akses ke layanan konseling universitas
situs Web, yang merupakan sumber informasi,
baik masalah pribadi maupun masalah umum,
termasuk tautan yang mereka berikan ke Web lain
situs.
8. Pendidikan Lebih Lanjut atau Perguruan Tinggi
Cara yang sangat baik untuk memajukan
pemahaman tentang keterampilan konseling
adalah dengan mengikuti kursus yang memberi
kesempatan yang aman untuk melatih
keterampilan dengan pelatih dukungan yang baik.
Pendidikan lebih lanjut dan perguruan tinggi
setempat biasanya menawarkan kursus
pengantar, biasanya 10 minggu dalam durasi, 2-3
jam per sidang. WEA (Asosiasi Pendidikan Pekerja)
beroperasi di banyak wilayah dan mungkin juga
memiliki kursus yang relevan. Serta baiknya
keterampilan konseling, ambil Kursus
118
pengembangan diri lainnya seperti pelatihan
ketegasan dalam bisa membantu.
9. Pekerjaan
Pekerjaan yang melibatkan peran
listening-helper beragam. Banyak pekerjaan
bersifat sukarela sektor termasuk berinteraksi
dengan orang yang mencari pertolongan.
Memperoleh keterampilan konseling dapat
meningkatkan kemampuan kerja kita dalam peran
semacam itu dan cenderung meningkat
kepercayaan diri kita untuk mencari pekerjaan.
Pusat pekerjaan lokal, koran lokal, dan Pusat Aksi
Sukarela dapat memberikan informasi tentang
organisasi dan kemungkinan kesempatan kerja.
Jika ingin melanjutkan karir di bidang
konseling, yang memerlukan pelatihan panjang
dan waktu untuk mendapatkan pengalaman, kita
bisa mengetahui persyaratan untuk menjadi
seorang konselor dan pengakuan. Kunjungi
halaman ABKIN untuk mendapatkan informasi
lebih. Untuk menambah ide dari apa yang
ditemukan dalam pekerjaan yang tersedia,
halaman bagian dari ABKIN adalah:
http://abkin.org.
119
10. Perpustakaan Setempat
Perpustakaan bisa menjadi tempat yang
menakutkan jika kita bukan pengunjung biasa.
Namun, Perpustakaan setempat merupakan
sumber informasi dan biasanya staf yang ada
ramah dan dapat membantu kita mengarahkan
katalog, rak, dan layanan yang tersedia di antara
informasi yang dapat kita temukan adalah:
1. Direktori kepercayaan amal yang bisa
mendanai pendidikan.
2. Direktori organisasi sukarela setempat.
3. Buku dan video yang relevan dengan
keterampilan konseling dan konseling,
termasuk Buku tentang Terapi.
C. Sepuluh Buku Konseling Terbaik
Jika kita tidak dapat menemukan buku-buku
khusus di rak-rak perpustakaan atau toko buku, kita
120
mungkin menemukan buku dengan penulis lain yang
terjemahan dari penulis yang sama. Ketika buku yang
kita dapatkan tidak berhubungan dengan materi
yang kita cari atau pembahasannya sulit untuk
dimengerti, kita dapat mencari buku yang lain. Di
bawah ini ada sepuluh buku konseling terbaik yang
dapat menjadi referensi kita atau membantu kita
dalam menambah pemahaman kita tentang
konseling.
1. The Skilled Helper
Gerard Egan's The Skilled Helper
(Wadsworth) menjelaskan ke tiga model
tahapannya secara jelas. Buku ini dicetak dalam
edisi ketujuh, yang telah ditinjau ulang dan
direvisi oleh dia selama bertahun-tahun. Jika kita
merespon diagram dan model step by-step
secara rinci untuk membimbing, maka Egan
untuk Anda. Dia menggunakan beberapa
gagasan tentang Carl Rogers, tokoh kunci dalam
pendekatan yang berpusat pada orang, tapi
Egan menggabungkan ini dengan arah yang
lebih diarahkan secara berorientasi pada tujuan.
Buku ini cocok menjadi pendamping kita untuk
latihan yang bisa kita lakukan.
121
2. Person Centred Counseling in Action
Dave Mearns dan Brian Thorne bisa
dibilang merupakan penulis yang paling dikenal
oleh orang di UK. Buku “Person Centred
Counseling in Action” yang ditulis oleh Dave
Mearns dan Brian Thorne, edisi kedua terbitan
SAGE, merupakan pengantar yang baik untuk
teori yang pertama kali dikembangkan oleh Carl
Rogers. Mengembangkan Person Centered
Counseling, edisi kedua (SAGE), merupakan
tindak lanjut judul yang ditulis oleh Dave
Mearns. Pendekatannya berbeda dengan
penulis seperti Egan; Kondisi Inti dieksplorasi
secara mendalam daripada mengambil
pendekatan keterampilan. Latihan dan contoh
diberikan untuk membantu memikirkan (dan
merasakan) melalui konsep, membawa
perkembangan pribadi Anda lebih jauh.
3. Counselling Skills and Theory
Margaret Hough, penulis buku
Counseling Skills and Theory, edisi kedua
(Hodder Arnold), telah menulis beberapa teks
pengantar yang mudah dibaca dan mengenalkan
pembaca pada tiga tradisi teoretis utama di
bidang konseling. Judul lain dari karya buku
122
tulisan oleh Margaret Hough adalah A Practical
Approach to Counselling and Counselling Skills.
4. The Sage Handbook of Counselling and
Psychoterapy
Collin Feltham telah menulis dan
mengedit banyak buku tentang konseling,
termasuk buku pengantar dengan Windy
Dryden. Gayanya terus terang. A. The Sage
Handbook of Counselling and Psychoterapy ,
edisi kedua (Sage), yang disunting bersama
dengan Ian Horton, memberikan gambaran
konseling yang berharga, dengan bab-bab
mengenai banyak topik yang ditemukan pada
kursus keterampilan konseling atau konseling.
Setiap bab memiliki bibliografi yang dapat
memandu bacaan lebih lanjut mengenai topik
itu.
5. An Incomplete Guide to Using Counselling Skills
on the Telephone
Pete Sanders telah menulis sejumlah
teks pendahuluan yang membantu mengenai
keterampilan konseling, termasuk Panduan yang
tidak lengkap menggunakan keterampilan
konseling pada telepon, edisi kedua (Buku
PCCS), tentang penggunaan keterampilan
123
konseling di telepon. Buku ini adalah panduan
yang sangat jelas untuk mengadaptasi
keterampilan mendengar dengan situasi di
mana tidak memiliki isyarat visual. Ini akan
membawa melalui proses dengan cara langk
bagian dari Panduan Lengkap - judulnya tidak
sesuai dengan buku!
6. Supervision in the Helping Profession
Buku Peter Hawkins dan Robert Shohet,
Supervision in the Helping Profession , edisi
kedua (Open University Press), ini terang-
terangan untuk orang yang mencar-cari
pengawasan serta menawarkan itu. Buku ini
mendorong untuk memikirkan peran sebagai
konselor dan dukungan yang dibutuhkan untuk
terus bekerja secara efektif, termasuk
menghindari beban yang terlalu berat dan . Ini
menunjukkan model untuk proses pengawasan
dan bagaimana bisa mendapatkan pengawasan
yang tepat untuk individu dan juga untuk
mengeksplorasi apa yang menjadi sarana
pengawas.
7. Reflective Practice: Writing and Professional
Development
Gillie Bolton telah menulis beberapa
buku untuk ditulis sebagai terapi dan tulisan
124
guna mengembangkan praktek reflektif dan
perkembangan diri, termasuk Reflective
Practice: Writing and Professional Development,
edisi kedua (SAGE), yang menjelaskan prinsip-
prinsip praktek reflektif dan mengapa hal itu
menjadi penting. Bolton mengeksplorasi cara
untuk membantu dan mendorong seseorang
untuk menulis jika menemukan kesulitan dalam
memulai menulis. Bantuan dan dorongan ini
terutama berlaku di buku-bukunya yang lain,
The Therapeutic Potential of Creative Writing:
Writing Myself (Penerbit Jessica Kingsley).
8. Referral and Termination Issues for Counsellors
Referral and Termination Issues for
Counsellors oleh Anne Leigh (SAGE) memiliki
beberapa bab yang relevan dengan seseorang
yang membantu untuk mendengarkan masalah
klien selain konselor, khususnya bab tentang
mengacu pada konseling khusus. Di sana
menggambarkan berbagai jenis konseling - baik
pendekatan teoretis maupun masalah klien.
Satu bab mencakup pertimbangan etis saat
merujuk orang untuk mendapatkan bantuan
lainnya dan menyertakan contoh surat rujukan
ke GP dan formulir penilaian, yang dapat
125
disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi diri
sendiri.
Judul ini adalah salah satu seri yang
berguna dari Penerbit SAGE, termasuk Isu Medis
dan Psikiatri untuk Penasihat, edisi kedua, teks
referensi pendamping yang sangat membantu
bagi orang-orang dalam profesi konselor.
Penulis, Brian Daines, Linda Gask, dan Tim
Usherwood, mencakup situasi yang dapat timbul
sehubungan dengan penilaian, rujukan, etika
dan hukum, serta kondisi medis dan kejiwaan
yang mungkin ditemukan.
9. On Training to be a Therapist: The Long and
Winding Road to Qualificaton
Jika kita berpikir bahwa kita ingin terus
berlatih sebagai konselor maka buku yang
berjudul On Training to be a Therapist: The Long
and Winding Road to Qualificaton dan
diterbitkan oleh Open University Press, sangat
disarankan untuk saya dari seorang siswa yang
berharap dia mengetahui buku ini sebelum
memulai pelatihan konseling. Karter
menjelaskan dan menormalisasi beberapa
pengalaman yang mungkin dimiliki sebagai
peserta pelatihan, menunjukkan bahwa setiap
siswa cenderung menganggap mereka satu-
126
satunya yang merasa bodoh, terisolasi, aneh,
tidak kompeten, dan sebagainya, dan
menyimpannya untuk diri mereka sendiri.
Hasilnya? Setiap siswa lain menganggap mereka
satu-satunya yang memiliki pikiran dan
kecemasan itu.
10. Counselling for Toads: Psychological Adventure
Konseling untuk Pengembara:
Petualangan Psikologis (Routledge) adalah buku
kecil yang indah dari Robert de Board dan
menggunakan ceritanya dari The Wind di
Willowsas sebagai dasar untuk kisah
pengalaman konseling oleh Heron, atas desakan
teman-temannya, Badger, Ratty, dan Mole.
Pengembara mulai mengerti mengapa dia
mengulangi pola dalam hidupnya dan pembaca
mendapatkan beberapa wawasan tentang
proses konseling.
127
Tentang Buku
Buku ini merupakan terjemahan
mahasiswa semester 3 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Islam angkatan 2016 Fakultas
Dakwah dan komunikasi UIN Sunan Kalijaga dari
hasil proses pembelajaran di ruangan kelas mata
kuliah Komunikasi BKI. Buku ini ditulis dan
dibukukan untuk sebagai alat bantu berbentuk
tulisan dalam rangka membantu pembelajaran
serta pelatihan meningkatkan keterampilan
komunikasi konseling atau guna melengkapi
referensi buku-buku yang sudah ada. Karena
proses meningkatkan keterampilan konseling itu
tidak mudah jika tidak dibarengi sumber ilmu
pengetahuan. Butuh banyak referensi yang dapat
menambah pemahaman dan penampilan
keterampilan komunikasi konseling. Jadi, buku ini
merupakan langkah awal menuju tercapainya
tujuan menguasai proses konseling.
Apresiasi untuk semua mahasiswa yang
telah bekerja keras untuk menerjemahkan,
menata aksara dan menyiapkan gambar ilustrasi
untuk menambah pemahaman bagi yang
membutuhkan.